You are on page 1of 12

MINI RISET

Analisis Keanekaragaman Hayati Lokal Pada Bentuk Pemberbudidayaan Habitat atau Spesies
Yang Mengalami Kepunahan serta Pengenalan Spesies Yang Terancam Merugikan Spesies
Lain

Nama Anggota :

M,Riyan Ardilla 2031010800001


Najid Fajril haqiqi Saifi 202101080031
M.Masholihul Umam 205101080017

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SHIDDIQ JEMBER
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep keanekaragaman hayati didasari pada prinsip bahwa tidak ada makhluk hidup
yang sama persis di dunia ini. Setiap makhluk hidup memiliki sifat, wujud, dan prilaku yang
berbeda. Keberagaman sifat atau bentuk makhluk hidup inilah yang membentuk sebuah
keanekaragaman hayati. Dengan demikian, keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman
makhluk hidup yang menunjukkan seluruh variasi gen, spesies, dan ekosistem di suatu
tempat. Keanekaragaman hayati, juga dikenal sebagai biodiversitas, merujuk pada keragaman
kehidupan yang ada di Bumi, termasuk keragaman spesies, keragaman genetik dalam spesies,
dan keragaman ekosistem di seluruh planet. Keanekaragaman hayati adalah fitur penting dari
planet kita dan mencakup berbagai bentuk kehidupan, mulai dari mikroorganisme yang
mikroskopis hingga mamalia raksasa

Keanekaragaman Hayati merupakan keanekaragaman makhluk hidup yang berbeda


dalambentuk tubuh,warna tubuh, ukuran tubuh, tingkah laku,cara reproduksi,
tempat hidup, jenis makanan, dan bentuk interaksinya

Keanekaragaman hayati dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu internal dan eksternal. Faktor
internal yaitu faktor genetik, yang bersifat relatif stabil atau konstan pengaruhnya terhadap
morfologi (fenotipe) organisme. Sementara itu, faktor eksternal misal lingkungan relatif labil
pengaruhnya terhadap morfologi (fenotipe) organisme. Keanekaragaman hayati berdasarkan
tingkat keragamannya dibagi menjadi tiga tingkat yaitu keanekaragaman gen,
keanekaragaman jenis, keanekaragaman ekosistem.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Manfaat yang diperoleh apabila melestarikan Keanekaragaman Hayati Lokal?

2. Bagaimana Proses Meningkatkan Keanekaragaman hayati lokal dengan Cara


Memelihara Hewan yang Terancam Punah?

3. Bagaimana apabila Keanekaragaman hayati semakin Berkurang disuatu wilayah ?


C. Tujuan

1. Untuk Melestrarikan atau Memperbanyak Spesies atau Ekosistem agar


Keanekaragaman Hayati Lokal Tetap dapat berkembang.

2. Dengan Memelihara Salah Satu Keanekaragaman Hayati yaitu hewan dikarenakan


Untuk Sekarang semakin banyak Spesies yang dapat Membahayakan Kehidupan
Spesies Lain

3. Dengan Membentuk atau Memperbarui Keanekaragaman Hayati Lokal yang


diperoleh dari wilayah yang lain atau Membuat Keanekaragaman Hayati Baru disuatu
Wilayah .
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konservasi

Pengertian Konservasi pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah pemeliharaan dan
perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan
mengawetkan, Pengawetan dan pelestarian.

Tujuan Konservasi yaitu

A. memberi perlindungan, pembatasan serta pemeliharaan kepada suatu area atau


lingkungan yang bernilai agar meminimalisir terjadi nya kerusakan.

B. Menekankan untuk memanfaatkan kembali bangunan yang sudah tidak digunakan


dengan cara mengembalikan fungsinya seperti semula agar bisa dipakai kembali.

C. Melindungi situs maupun benda bersejarah serta cagar budaya dari kerusakan

D. Memelihara kualitas lingkungan agar tetap baik dengan memastikan ketersediaan air
dan udara bersih. (Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2009)1

B. Keanekaragaman Hayati.

Pengertian atau definisi Keanekaragaman hayati dapat diartikan sebagai berikut (Medrizam
dkk, 2004):

- Keanekaragaman hayati adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keanekaan


bentuk kehidupan di bumi, interaksi di antara berbagai makhluk hidup serta antara mereka
dengan lingkungannya;

- Keanekaragaman hayati mencakup semua bentuk kehidupan di muka bumi, mulai dari
makhluk sederhana seperti jamur dan bakteri hingga makhluk yang mampu berpikir seperti
manusia;

1
Rusnendi. 2022. “ Analisis Upaya Konservasi “. FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
https://repository.ump.ac.id . Diakses pada Tanggal 22 September 2023 Jam 10.11
2
- Keanekaragaman hayati ialah fungsi-fungsi ekologi atau layanan alam, berupa layanan yang
dihasilkan oleh satu spesies dan/atau ekosistem (ruang hidup) yang memberi manfaat kepada
spesies lain termasuk manusia

Jadi, Keanekragaman hayati adalah keanekaragaman mahkluk hidup, baik flora, fauna
maupun mikroorganisme. keanekaragaman hayati juga disebut dengan istilah biodiversitas.
keanekaragaman hayati memiliki berbagai tingkatan seperti genetik, spesies dan ekosistem 2

2
Dr. Zainal Abidin,dkk. 2020. “ Keanekaragaman hayati sebagai Komunitas berbasis autentitas kawasan”.
Fakultas Pertanian Universitas KH. A. Wahab Hasbullah. Jombang
BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah bpk Sugeng Yang sedang Membudidayakan Keragaman


Hayati Hewan yaitu Burung Perkutut Yang Memiliki Jumlah Burung sekitar 15 burung atau
yang memiliki Kandang sekitar 5-6 untuk Burung Perkutut yang beliau budidayakan dan
Telah dipelihara kurang Lebih selama 2 Tahun

B. Pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif.


Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berupaya menggambarkan atau melukiskan
suatu hal berupa kata-kata yang dalam hal ini Mengaitkan dengan Berbagai Macam Macam
Keragaman Hayati Lokal yang dapat didasarkan pada spesies Hewan atau Keragaman Hayati
Lokal berada disuatu Tempat .

Penelitian Pada Kali ini Lebih ditunjukan untuk bagaimana cara Membudidayakan
Keanekaragaman Hayati pada bentuk hewan dengan cara Memelihara hewan agar tidak
Mengalami Kepunahan Serta agar Spesies terhindar dari Predator yang Berbahaya .
Penelitian yang dilakukan dengan cara wawancara serta Melakukan Perbandingan pada
Berbagai Masing masing Rumah warga yang Memiliki hewan Burung Perkutut dan
Mendapatkan Hasil pada Pembudidayaan Spesies sangat Berbeda daripada rumah bpk sugeng
Tadi Dikarenakan di rumah Bpk sugeng Lebih banyak Mengunakan Pelet/atau Popan yang
alami atau diproduksi sendiri Sedangkan Bapak lainnya Mengunakan Pelet yang diproduksi
Pabrik .
3

Terdapat Spesies yang sangat Mengancam pada Fase pertumbuhan Suatu Spesies
Tersebut Yang dimulai dari yang terkecil sampai Terbesar yang Lebih banyak Menyerang
pada saat Bertelur Hama Tikus dapat dengan mudah Mengigit atau Merusak Cangkang yang
Mengakibatkan Telur Menjadi Busuk Atau anak Tersebut akan Meninggal Perlahan Lahan
.Pada Spesies yang Telah Usia Remaja juga Memiliki Predator yang Membahayakan
Hidupnya yaitu Ular yang dapat Langsung Melilit Lalu Memakannya secara Perlahan Karena
pada usia Tersebut Spesies Masih Belum Bisa Terbang . Jadi Spesies yang Telah Sanggup
Terbang dapat langsung dibedakan/Dipindahkan Kekandang yang Baru Untuk Menghindari
Kandang Perkembangbiakan anak full atau Penuh

Keanekaragaman hayati berkembang dari keanekaragaman tingkat gen, keanekaragaman


tingkat jenis dan keanekaragaman tingkat ekosistem. Keanekaragaman hayati perlu
dilestarikan karena didalamnya terdapat sejumlah spesies asli sebagai bahan mentah perakitan
varietas-varietas unggul. Kelestarian keanekaragaman hayati pada suatu ekosistem akan
terganggu bila ada komponen-komponennya yang mengalami gangguan

3
Tety Setiowati,Deswati Furqonita.2007.Biologi Interaktif untuk SMA/MA.Jakarta:Azka Press
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan pengembangan ilmu yang


sangat berguna untuk kehidupan manusia. Masih banyak yang bisa dipelajari tentang
bagaimana memanfaatkan sumber daya hayati secara lebih baik, bagaimana menjaga dasar
genetik dari sumber daya hayati yang terpakai, dan bagaimana untuk merehabilitasi
ekosistem yang terdegradasi. Daerah alami menyediakan laboratorium yang baik sekali untuk
studi seperti ini, sebagai perbandingan terhadap daerah lain dengan penggunaan sistem yang
berbeda, dan untuk penelitian yang berharga mengenai ekologi dan evolusi. Habitat yang
tidak dialih fungsikan seringkali penting untuk beberapa pendekatan tertentu, menyediakan
kontrol yang diakibatkan oleh perubahan mengenai sistem pelelolaan yang berbeda dapat
diukur dan dilakukan. Kekayaan aneka flora dan fauna sudah sejak lama dimanfaatkan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak jenis hewan dan tumbuhan
yang belum dipelajari dan belum diketahui manfaatnya. Dengan demikian keadaan ini masih
dapat dimanfaatkan sebagai sarana Keanekaragaman Hayati 32 pengembangan pengetahuan
dan penelitian bagi berbagai bidang pengetahuan. Misalnya penelitian mengenai sumber
makanan dan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan.

Dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber


Daya Alam dan Hayati dan Ekosistemnya menjelaskan, “Satwa adalah semua jenis sumber
daya alam hewani yang hidup di darat maupun di air“. Jenis satwa dapat kita lihat dalam
Pasal 20 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya. a. Satwa yang dilindungi adalah satwa yang populasinya jarang
ditemui atau satwa yang berada dalam bahaya kepunahan. b. Satwa yang tidak dilindungi
adalah satwa atau hewan yang jumlah populasinya masih banyak dan mudah untuk
ditemukan. Indonesia memiliki peran yang penting dalam perdagangan satwa dan menjadi
salah satu pemasok terbesar perdagangan satwa di dunia. Satwa-satwa tersebut tersebar
diseluruh pulau-pulau yang ada di Indonesia. Berdasarkan informasi yang didapatkan Tim
Cegah Satwa Punah dari ProFauna Indonesia Sekitar 300.000 jenis satwa liar atau sekitar
17% dari jenis satwa yang ada di dunia berada di Indonesia. Indonesia bahkan menempati
urutan pertama dalam kekayaan mamalia dengan 515 jenis dan menjadi habitat dari 1539
jenis unggas sekitar 45% jenis ikan di dunia hidup di Indonesia.
4
Kepunahan satwa liar dapat di golongkan menjadi dua : a. Kepunahan alami yaitu
kepunahan yang terjadi secara alami dimana penyebabnya adalah bencana alam seperti,
meletusnya gunung merapi, gempa bumi, banjir dan lainnya. Adanya proses seleksi alam,
perubahan iklim bumi yang drastis dan naik turunya permukaan daratan juga dapat
mendorong kepunahan spesies, contohnya satwasawa zaman purba seperti Dinosaurus. b.
Kepunahan karena manusia, yaitu kepunahan yang terjadi karena kegiatan yang dilakukan
oleh manusia contohnya perusakan habitat ekplotasi berlebihan, dan introduksi satwa asing.
Perlindungan satwa liar dalam hukum positif Indonesia diatur dalam beberapa peraturan
perundang-udangan. Pengaturan dasar terdapat dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 1982,
yang diganti dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 dan dengan Undang-Undang No.
32 Tahun 2009.

Dalam perlindungan dan pengelolaan konservasi dan keanekargaman hayati serta


ekosistemnya, salah satu pilar penting adalah perlindungan terhadap jenis satwa dan
tumbuhan liar. Terdapatnya jenis endemik dalam satu kawasan konservasi ataupun kawasan
lainnya bisa menjadi indikator bahwa perlindungan dan pengelolaan kawasan tersebut
berjalan dengan baik dan berkelanjutan. Indonesia dikenal sebagai negara mega biodibersity.
Menurut catatan pusat monitoring konservasi dunia (the World Conservation Monitoring
Centre) kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia antara lain 3.305 spesies amphibi,
burung, mamalia dan reptil. Dari antaranya, 31,1% nya endemik – artinya, hanya terdapat di
Indonesia; dan 9.9% nya terancam punah. Indonesia memiliki wilayah laut sekitar 5.8 juta
km2 dengan keanekaragaman hayati mencakup 590 jenis terumbu karang, lebih luas lagi
merepresentasikan 37% spesies laut dunia dan 30% jenis mangrove.

a. Perlindungan In Situ

Perlindungan satwa liar secara in situ biasa dilakukan melalui suaka alam dan
kawasan pelestarian alam berbentuk taman nasional. Suaka alam dimaksudkan sebagai murni
suaka bagi satwa dan fauna yang bersangkutan. Suaka alam terdiri atas dua macam, yakni
cagar alam dan suaka margasatwa. 5

Cagar alam adalah kawasan suaka alam karena keadaan alamnya mempunyai
kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi
4
Team Teaching. 2012. Bahan Ajar Matakuliah Biodiversitas dan Konservasi. Gorontalo Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan IPAUniversitas Negeri Gorontalo.
5
Akbar, Hafish. 2011. Perwatan dan Rehabilitasi Satwa Tangkapamn di Pusat Penyelamatyn Satwa Cikamangga
Sukabumi dan Gadog, Bogor. Bogor : IPB
dan perkembangannya berlangsung secara alami. Contoh cagar alam adalah Cagar Alam
Kawah Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur dan Cagar Alam Maninjau di Sumatera Barat.
Sementara suaka margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa
keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat
dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. Contoh Suaka Margasatwa adalah Suaka
Margasatwa Bawean di Utara Pulau Jawa dan Suaka Margasatwa Rawa Singkil di Aceh.
Selain itu, dikenal pula Kawasan pelestarian alam, yakni kawasan dengan ciri khas tertentu,
baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga
kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara
lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

Kawasan pelestarian alam dalam bentuk perlindungan satwa liar in situ adalah taman
nasional. Taman nasional adalah kawasan pelesatarian alam yang mempunyai ekosistem asli,
dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Contoh taman nasional adalah
Taman Nasional Ujung Kulon yang melindungi Badak Bercula Satu.

b. Perlindungan Ex Situ

Perlindungan satwa liar secara ex situ biasa dilakukan melalui kawasan pelestarian
alam berbentuk taman hutan raya dan taman wisata alam. Kawasan pelestarian alam tidak
semata-mata murni untuk perlindungan satwa yang bersangkutan, melainkan untuk
kepentingan pendidikan, rekreasi, dan lain sebagainya. Hal tersebut membuat perlindungan
satwa liar tidak serta merta perlu dilakukan di habitatnya sendiri. 6

6
Sastrapradja D.S.; S. Adisoemarto; K. Kartasasmita; S. Sastrapradja; dan M.A. Rifai. (1989). Keanekaragaman
hayati untuk kelangsungan hidup bangsa. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi. LIPI
BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Keanekragaman hayati adalah keanekaragaman mahkluk hidup, baik flora, fauna maupun
mikroorganisme. keanekaragaman hayati juga disebut dengan istilah biodiversitas.
keanekaragaman hayati memiliki berbagai tingkatan seperti genetik, spesies dan ekosistem

Perlindungan satwa liar secara in situ biasa dilakukan melalui suaka alam dan kawasan
pelestarian alam berbentuk taman nasional.

Perlindungan satwa liar secara ex situ biasa dilakukan melalui kawasan pelestarian alam
berbentuk taman hutan raya dan taman wisata alam.

B. Saran

Semoga Pada Keanekaragaman Hayati yang Telah dilestarikan atau dipelihara dapat
TumbuhSehat dan Berkembang agar Tidak ada yang namanya Sejarah Keanekaragaman
Hayati Lokal
LAMPIRAN

You might also like