You are on page 1of 73

PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERANCANGAN

ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI PT RAJA AMPAT INDOTIM

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN II

DINI KARIMAH
021120071

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANISASI PERTANIAN


JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2023

1
i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Praktik Kerja Lapangan dengan judul Perencanaan Produksi dan Perancangan
Alat dan Mesin Pertanian di PT. Raja Ampat Indotim dengan sebaik-baiknya
sesuai waktu yang telah diberikan. Penyusunan laporan ini ditujukan untuk
memenuhi syarat Praktik Kerja Lapangan (PKL) II sekaligus sebagai
penyampaian hasil dari pelaksanaannya.
Proposal ini berisikan tentang berbagai kegiatan selama Praktik Kerja
Lapangan II berlangsung. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ketua
Jurusan Pertanian Endang Krisnawati, SP., MP. dan Ketua Program Studi
Teknologi Mekanisasi Pertanian Intan Kusuma Wardani, M. Sc. atas dukungan
dan arahannya. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
pembimbing 1 Intan Kusuma Wardani, M. Sc. dan pembimbing 2 Ir. Anastasia
Promosiana, MS. yang telah memberikan banyak bantuan dan arahan serta
dalam mendukung terselesaikannya kegiatan PKL II ini. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada Pak Bustami serta para pekerja di PT. Raja Ampat Indotim
yang telah membantu hingga terselesaikannya PKL II ini selama di lapangan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga serta rekan-rekan
yang senantiasa mendukung dan memberikan doa terbaiknya selama kegiatan
PKL II berlangsung.
Meski telah disusun sebaik mungkin, namun penulis menyadari bahwa
laporan ini masih belum sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran
guna meningkatkan kualitas laporan ini serta pribadi penulis sendiri.

Bogor, Januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR LAMPIRAN v
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 2
Manfaat 2
TINJAUAN PUSTAKA 3
Perencanaan 3
Perancangan 4
Prosedur Umum dalam Perancangan 5
Kekuatan Bahan 6
Aplikasi Solidworks 9
Rotary Dryer 10
Power Thresher 11
PELAKSANAAN KEGIATAN 13
Lokasi dan Waktu 13
Metode Kegiatan 13
Pelaksanaan Kegiatan 13
HASIL DAN PEMBAHASAN 16
Keadaan Umum Perusahaan 16
Cakupan Kegiatan dan Hasil Produksi 21
Penyiapan Bahan Produksi 23
Perencanaan Produksi dan Perancangan Alat 24
Pengelolaan Pergudangan dan Tata Cara Delivery Produk 40
Pengelolaan Sanitasi, Kebersihan, dan Lingkungan 43
SIMPULAN DAN SARAN 47
Simpulan 47
Saran 49
DAFTAR PUSTAKA 50
LAMPIRAN 52

iii
DAFTAR TABEL

1 Rencana pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan II 14


2 Jenis mesin di PT. Raja Ampat Indotim 22

DAFTAR GAMBAR

1 Denah PT. Raja Ampat Indotim 18


2 Desain power thresher 27
3 Perancangan rotary dryer 29
4 Mal power thresher 30
5 Pembuatan rangka dengan bantuan mal 31
6 Rangka utama power thresher 31
7 Pembuatan saringan power thresher 32
8 Pendempulan dan pengecatan power thresher 33
9 Wrapping power thresher 34
10 Diagram alir perancangan power thresher 34
11 Silinder rotary dryer 35
12 Ring silinder 36
13 Penutup silinder 36
14 Rangka input bahan baku 37
15 Lifter dalam silinder 37
16 Corong output 38
17(a) Pengecatan dengan anti karat 38
17(b) Pengecatan dengan cat stone grey 38
18 Gambar 3D bagian rotary dryer 39
19 Diagram alir perancangan rotary dryer 40
20 Formulir pengambilan material 42
21(a) Penyimpanan barang di rak susun 42
21(b) Penyimpanan barang di rak tengah 42

iv
DAFTAR LAMPIRAN

1 Dokumentasi kegiatan 52
2 Layout/denah PT. Raja Ampat Indotim 53
3 Brosur PT. Raja Ampat Indotim 54
4 Struktur perusahaan PT. Raja Ampat Indotim 55
5 Daftar produk PT. Raja Ampat Indotim 56
6 Formulir Pengajuan Pemesanan Barang 58
7 Part power thresher dan beratnya 59
8 Gambar teknik dudukan dan output rotary dryer 61
9 Format Jurnal Harian 63
10 Format Lembar Konsultasi 66

v
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan teknologi pertanian diarahkan untuk meningkatkan hasil


produksi pertanian guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani. Alat
dan mesin pertanian (alsintan) merupakan salah satu cara guna mendukung
pemenuhan kebutuhan masyarakat akan pangan yang semakin meningkat.
Program penggunaan alat dan mesin pertanian sebagai bentuk pengembangan
teknologi pertanian yang dimaksudkan sebagai solusi untuk mengatasi sulit
dan kurangnya tenaga kerja di sektor pertanian (Susilowati 2016).
Peningkatan jumlah dan jenis alat mesin pertanian sejalan dengan
peningkatan produksi hasil pertanian. Program-program kementerian saat ini terus
berupaya untuk meningkatkan ketersediaan pangan berkualitas. Tahun ini,
pemerintah juga berupaya dalam program “Pemanfaatan Teknologi dan Inovasi
Pertanian” yang memiliki target peningkatan persentase petani yang menerapkan
teknologi. Oleh karenanya perlu adanya produksi alsintan secara berkelanjutan
agar program tersebut dapat diwujudkan.
Dalam mendukung produksi alsintan yang berkelanjutan tentunya
diperlukan perencanaan produksi yang matang sebagai langkah awal. Proses
perencanaan memegang peran penting dalam proses produksi karena dalam
dengan adanya perencanaan yang matang, proses produksi akan berjalan sesuai
dengan yang diharapkan. Selain perencanaan, perancangan alat juga menjadi
kunci keberhasilan produksi alat. Perancangan alat merupakan hal yang cukup
krusial dalam proses produksi, sehingga diperlukan identifikasi terperinci
mengenai bagian-bagian, kinerja, serta daya yang dibutuhkan.
Keahlian perencanaan produksi dan perancangan alat memerlukan
pembelajaran yang mendalam. Dengan alasan tersebut, penulis memilih judul
“Perencanaan Produksi dan Perancangan Alat dan Mesin Pertanian”. Melalui
program Praktik Kerja Lapangan (PKL) II, penulis berharap akan mendapatkan
banyak ilmu dan pengalaman mengenai perencanaan produksi dan perancangan

1
alat dibawah arahan PT. Raja Ampat Indotim yang merupakan salah satu
perusahaan yang memproduksi beberapa jenis alsintan.

Tujuan

Berdasarkan latar belakang, tujuan dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan


(PKL) II ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi keadaan umum;
2. Mengidentifikasi cakupan kegiatan dan hasil produksi;
3. Menelusuri penyiapan bahan produksi;
4. Menggali perencanaan produksi dan perancangan alat;
5. Melaksanakan pengelolaan pergudangan dan tata cara delivery produk; dan
6. Mengelola sanitasi, kebersihan, dan lingkungan.

Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II


adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kompetensi dalam perencanaan produksi dan perancangan alat;
2. Memberikan saran dan masukan bagi peningkatan kualitas PT. Raja Ampat
Indotim; dan
3. Meningkatkan kerjasama antara kampus Polbangtan Bogor dengan PT. Raja
Ampat Indotim.

2
TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses yang memiliki tujuan untuk menganalisis,


menilai, dan memperbaiki suatu sistem baik sistem fisik maupun non fisik yang
optimum untuk waktu yang akan datang dengan memanfaatkan informasi yang
ada. Perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai pada
masa yang akan datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk
mencapainya. Proses perencanaan dilakukan dengan menguji berbagai arah
pencapaian serta mengkaji berbagai ketidakpastian yang ada, mengukur
kemampuan (kapasitas) kita untuk mencapainya kemudian memilih arah dan
langkah terbaik untuk mencapainya (Taufiqurokhman 2008).
Perencanaan produksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan guna
memperoleh output yang sesuai dengan kebutuhan dari pihak konsumen dan
produsen. Perencanaan produksi berisi pernyataan mengenai rencana produksi
secara keseluruhan, yang memuat kesepakatan antara bagian manajemen dan
manufaktur yang disusun dengan sedemikian rupa berdasarkan permintaan serta
kebutuhan sumber daya di perusahaan (Sofyan 2013). Perencanaan produksi
memiliki tujuan manajerial yakni untuk mengembangkan rencana produksi yang
saling berhubungan dengan strategis perusahaan pada fungsi produksi, tujuan
penjualan, ketersediaan sumber daya serta anggaran keuangan perusahaan
(Patricia & Suryono 2011).
Dalam perencanaan produksi perlu memperhatikan penjadwalan dalam
pelaksanaan produksi. Penjadwalan merupakan suatu hal yang erat kaitanya dalam
perusahaan dimana setiap perusahaan ingin melakukan setiap pekerjaannya
dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang diinginkan dari setiap
manajemen perusahaan. Penjadwalan merupakan sebuah proses pemanfaatan
sumber daya yang ada untuk menyelesaikan sekumpulan tugas dalam jangka
waktu tertentu (Batubara & Nainggolan 2018). Penjadwalan atau scheduling
dalam arti lain merupakan suatu kegiatan yang saling berkaitan antara satu stasiun
kerja dengan stasiun kerja lainnya yang disusun secara runtut berdasarkan atas
pertimbangan-pertimbangan tertentu.

3
Perancangan

Perancangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisis,


menilai, memperbaiki, serta menyusun suatu sistem baik secara fisik maupun non-
fisik dengan kondisi optimum untuk waktu yang akan datang dengan
memanfaatkan informasi yang ada. Perancangan suatu alat termasuk dalam
metode teknik, dengan demikian langkah-langkah pembuatan perancangan akan
mengikuti metode teknik. Perancangan teknik adalah suatu aktivitas dengan
maksud tertentu menuju kearah tujuan dari pemenuhan kebutuhan manusia,
terutama yang dapat diterima oleh faktor teknologi peradaban kita. Dari definisi
tersebut terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam perancangan yaitu : 1)
aktifitas dengan maksud tertentu, 2) sasaran pada pemenuhan kebutuhan manusia
dan 3) berdasarkan pada pertimbangan teknologi (Arfimianto 2013).
Menurut Arfimianto (2013), proses perancangan yang merupakan tahapan
umum teknik perancangan dikenal dengan sebutan NIDA, yang merupakan
kepanjangan dari Need, Idea, Decision, dan Action. Tahap pertama seorang
perancang menetapkan dan mengidentifikasi kebutuhan (need). Tahap berikutnya
dilanjutkan dengan pengembangan ide-ide (idea) yang akan melahirkan berbagai
alternatif sebagai pemenuhan kebutuhan dengan melakukan suatu penilaian dan
penganalisaan terhadap berbagai alternatif yang ada, sehingga perancangan akan
dapat memutuskan (decision) suatu alternatif yang terbaik. Hingga akhirnya
langkah akhir dari perancangan adalah proses pembuatan (action).
Menurut Arfimianto (2013), dalam membuat suatu perancangan produk atau
alat, perlu mengetahui karakteristik perancangan dan perancangnya. Beberapa
karakteristik perancangan adalah sebagai berikut :
1. Berorientasi pada tujuan;
2. Variform. Suatu anggapan bahwa terdapat sekumpulan solusi yang mungkin
terbatas, tetapi harus dapat memilih salah satu ide yang diambil; dan
3. Pembatas. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembatas adalah sebagai
berikut:
a. hukum alam seperti ilmu fisika, ilmu kimia dan seterusnya;
b. ekonomis, pembiayaan atau ongkos dalam merealisir rancangan yang telah
dibuat;

4
c. perimbangan manusia, sifat, keterbatasan dan kemampuan manusia dalam
merancang dan memakainya;
d. faktor-faktor legalisasi, mulai dari model, bentuk sampai hak cipta.
e. fasilitas produksi: sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk
menciptakan rancangan yang telah dibuat;
f. evolutif; berkembang terus/ mampu mengikuti perkembangan zaman; dan
g. perbandingan nilai, membandingkan dengan tatanan nilai yang telah ada.

Prosedur Umum dalam Perancangan

Dalam proses perancangan terdapat beberapa kriteria khusus yang


membatasi proses perancangan agar produksi terlaksana dengan aman. Menurut
Nur dan Suyuti (2017), kriteria perancangan adalah sebagai berikut:
1. function. Dalam proses perancangan tentunya perlu dilakukan identifikasi
mengenai fungsi pemakaian dari mesin yang akan dirancang.
2. safety. Sebelum melakukan proses produksi, kita perlu memastikan faktor
keamanan dari alat saat proses perancangan.
3. reliability. Alat yang dirancang haruslah memiliki kemampuan guna yang
dapat diandalkan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
4. cost. Proses perancangan tentunya harus berorientasi pada biaya yang
diperlukan. Pastikan biaya yang diperlukan setara dengan biaya yang tersedia.
5. manufacturability. Dalam proses perancangan alat, pastikan untuk
memperhitungkan secara mendetail agar hasil alat yang akan diproduksi sesuai
satu sama lain antar elemennya.
6. marketability. Sebelumnya kita sudah mempertimbangkan mengenai fungsi,
alat yang dirancang tentunya harus memiliki fungsi yang dapat menjadi
jawaban dari masalah konsumen agar penjualan alat dapat berjalan.
Menurut Nur dan Suyuti (2017), terdapat beberapa prosedur perancangan
secara umum. Prosedur umum perancangan yakni sebagai berikut:
1. mengenali kebutuhan/tujuan. Pertama adalah membuat pernyataan yang
lengkap dari masalah perancangan, kebutuhan, serta tujuan dari mesin yang
dirancang.

5
2. mekanisme. Pilihlah mekanisme yang memungkinkan untuk dilaksanakan
dengan baik.
3. analisis gaya. Tentukan gaya aksi pada setiap bagian mesin dan energi yang
ditransmisikan pada setiap bagian mesin.
4. pemilihan material. Pilih material yang paling sesuai untuk setiap bagian dari
mesin.
5. rencana elemen-elemen (ukuran dan tegangan). Tentukan bentuk dan ukuran
bagian mesin dengan mempertimbangkan gaya aksi pada elemen mesin dan
tegangan yang diijinkan untuk material yang digunakan.
6. modifikasi. Mengubah ukuran berdasarkan pengalaman produksi yang telah
lalu. Pertimbangan ini bertujuan untuk menghemat biaya produksi serta
meminimalisir kegagalan.
7. gambar detail. Menggambar secara detail setiap komponen dan perakitan
mesin dengan spesifikasi lengkap untuk proses produksi.
8. produksi. Proses penyatuan komponen seperti yang sudah dirancang dan
digambar.

Kekuatan Bahan

Menurut Sucipta (2016), kekuatan bahan dapat didefinisikan sebagai suatu


ilmu yang mempelajari tentang kekuatan suatu konstruksi, baik mesin (teknik
mesin) maupun gedung dan bangunan (teknik sipil). Suatu konstruksi dapat
dikategorikan baik dan dapat dipertanggungjawabkan apabila telah dihitung
berdasarkan ilmu kekuatan bahan secara benar. Kekuatan bahan merupakan
kemampuan suatu bahan atau benda untuk menahan beban yang diberikan,
sehingga benda tersebut tidak mengalami deformasi/perubahan bentuk. Untuk
menjaga hal tersebut, maka perlu memperhatikan pemilihan serta
memperhitungkan material yang akan digunakan.

Kesetimbangan Gaya
Jika pada suatu benda bekerja hanya satu gaya, maka benda akan dipercepat
searah dengan arah gaya yang bekerja. Jika dua buah gaya bekerja pada sebuah
benda tanpa mengalami percepatan maka dikatakan bahwa gaya berada dalam

6
kesetimbangan. Syarat dua buah gaya dalam keadaan setimbang yakni
mempunyai ukuran yang sama, arah kerja berlawanan, dan garis aksi kedua gaya
melewati satu titik (Zainuri 2008).

Regangan dan Deformasi


Menurut Zainuri (2008), sebuah benda yang mendapat gaya tarik maupun
gaya tekan akan mengalami perubahan panjang. Benda akan mulur (bertambah
panjang) dengan gaya tarik dana akan mengkerut (memendek) dengan gaya tekan.
Pada beberapa bahan (misalnya karet), beban kecil mengakibatkan deformasi
yang relatif besar. Bahan teknik yang lain akan mengakibatkan respons yang
sama, meskipun deformasi bisa jadi relatif kecil. Suatu bahan yang sangat kaku
(misalnya baja) jika menerima beban akan mengalami deformasi yang kecil.
Untuk perbandingan dengan nilai standar, deformasi total diubah menjadi
satuan dasar dan dinyatakan dalam deformasi per satuan panjang, secara umum
disebut regangan. Penentuan regangan tarik atau tekan dilakukan dengan asumsi
bahwa tiap satuan panjang akan melar atau mengkerut dengan besar yang sama.
Regangan dihitung dengan membagi deformasi total dengan panjang awal. Karena
regangan adalah perbandingan dua besaran panjang, maka regangan tidak
memiliki satuan.

Sifat Mekanis Bahan


Nilai tegangan diperoleh dari uji tarik adalah batas proporsional, batas
elastis, tegangan mulu, tegangan maksimum, dan tegangan patah. Nilai tersebut
dengan beberapa nilai tambahan lainnya mendefinisikan sifat-sifat mekanis yang
berguna dalam penerapan kekuatan bahan (Zainuri 2008). Ada beberapa sifat
mekanis lain yang dapat menjelaskan bagaimana bahan merespons beban yang
bekerja dan deformasi yang terjadi. Sifat-sifat tersebut yaitu:
1. kekakuan (stiffness), merupakan sifat bahan yang mampu renggang pada
tegangan tinggi tanpa diikuti regangan yang besar (ketahanan terhadap
deformasi). Kekakuan bahan merupakan fungsi dari modulus elastisitas (E).
Sebuah material yang mempunyai nilai E tinggi seperti baja, E = 207.000
MPa akan berdeformasi lebih kecil terhadap beban (sehingga kekakuan lebih
tinggi) daripada material dengan nilai E lebih rendah.

7
2. kekuatan (strength), adalah sifat bahan yang ditentukan oleh tegangan paling
besar material mampu renggang sebelum rusak. Ini dapat didefinisikan oleh
batas proporsional, titik mulur atau tegangan maksimum. Tidak ada satu nilai
pun yang cukup untuk mendefinisikan kekuatan karena perilaku bahan
berbeda terhadap beban dan sifat pembebanan.
3. elastisitas (elasticity), merupakan sifat material yang dapat kembali pada
dimensi awal setelah beban dihilangkan. Sangat sulit untuk menentukan nilai
tepat pada elastisitas. Yang dapat dilakukan adalah menentukan rentang nilai
elastisitas atau batas elastisitas.
4. keuletan (ductility), merupakan sifat bahan yang mampu deformasi terhadap
beban tarik sebelum benar-benar patah. Material ulet adalah material yang
dapat ditarik menjadi kawat tipis panjang dengan gaya tarik tanpa rusak.
Keuletan ditandai dengan persen perpanjangan panjang ukur spesimen selama
uji tarik dan persen pengurangan luas penampang.
5. ketegasan (brittleness), menunjukkan tidak adanya deformasi plastis sebelum
rusak. Material yang getas akan tiba-tiba rusak tanpa adanya tanda terlebih
dahulu. Material getas tidak memiliki titik mulur atau proses pengecilan
penampang serta kekuatan patah sama dengan kekuatan maksimum. Material
getas umumnya lemah dalam uji tarik sehingga penentuan kekuatan dilakukan
dengan uji tekan.
6. kelunakan (malleability) merupakan sifat bahan yang mengalami deformasi
plastis terhadap beban tekan yang bekerja sebelum benar-benar patah.
Kebanyakan material yang sangat liat juga cukup lunak
7. ketangguhan (toughness) adalah sifat material yang mampu menahan beban
impak tinggi atau beban kejut. Jika sebuah benda mendapat beban impak,
sebagian energi diserap dan sebagian lainnya dipindahkan. Pengukuran
ketangguhan yakni sama dengan luasan di bawah kurva tegangan-regangan
dari titik asal O ke titik patah.
8. kelenturan (resilience) adalah sifat material yang mampu menerima beban
impak tinggi tanpa menimbulkan tegangan lebih tinggi pada batas elastis. Hal
ini menunjukkan bahwa energi yang diserap selama pembebanan disimpan

8
dan dikeluarkan jika material tidak dibebani. Pengukuran kelenturan sama
dengan pengukuran ketangguhan.

Faktor Keamanan
Menurut Zainuri (2008), agar tercapai suatu desain aman elemen struktural,
ditentukan suatu faktor keamanan yakni perbandingan tegangan patah terhadap
tegangan ijinnya. Umumnya, dalam banyak desain seperti baja struktural dan
aluminium, tegangan maksimum (yield stress) dianggap sebagai tegangan patah.
Meskipun baja atau aluminium belum benar patah pada titik ini, deformasi yang
cukup signifikan terjadi pada titik ini.
Faktor keamanan dan tegangan yang diijinkan tidak berhubungan dan
bergantung pada banyak faktor, maka nilainya akan berkisar antara 1,5 hingga 20.
Sebagai contoh, untuk logam ulet seperti baja yang dikenakan beban statik, faktor
keamanan adalah 1,5. Pada logam getas misalnya besi cor atau kayu yang
dikenakan beban kejut, faktor keamanannya adalah 20 berdasarkan tegangan
maksimum bahan.

Aplikasi Solidworks

Gambar teknik merupakan alat komunikasi atau bisa disebut bahasa bagi
para teknisi. Oleh karenanya, dalam hasil gambar harus meneruskan keterangan-
keterangan secara tepat dan objektif. Keterangan-keterangan dalam gambar yang
tidak dapat dinyatakan dalam bahasa harus diberikan secukupnya dalam bentuk
lambang-lambang. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
hasil belajar menggambar teknik mesin yaitu dengan penggunaan media
pembelajaran dengan aplikasi gambar.
Solidworks pertama kali diperkenalkan pada tahun 1995 sebagai pesaing
dari software CAD lainnya seperti Pro-Engineer, Siemens, Unigraphics, Autodesk
Inventor, Autodesk Autocad, dan Catia. Solidworks corporation didirikan pada
tahun 1993 oleh Jon Hirschtick, dengan merekrut para engineer profesional untuk
mengembangkan perusahaannya di bidang perangkat lunak CAD 3D. Solidworks
juga tersedia versi pembelajarannya yang dikhususkan untuk pelajar sekolah

9
maupun universitas yang tujuannya untuk menambah wawasan dan keahlian
dalam membuat desain produk yang bersertifikat resmi (Firman et al. 2019) .

Rotary Dryer

Proses pengeringan merupakan proses pengurangan kadar air pada suatu


produk. Cara yang dilakukan untuk mengurangi kadar air pada suatu produk yakni
dengan memperhatikan tekanan air dan derajat kepanasan. Tekanan air luar
produk yang lebih rendah membuat tekanan air dalam produk berangsur terlepas
ke lingkungan luar. Proses tersebut juga didukung dengan adanya suhu panas
yang cukup tinggi.
Terdapat 2 cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pengeringan, yakni
cara manual atau mekanis. Cara manual dilakukan dengan melakukan penjemuran
produk pada hamparan di bawah sinar matahari. Penjemuran mekanis dilakukan
dengan menggunakan alat pengering yang sistem kerjanya memanfaatkan tekanan
air rendah serta suhu udara tinggi.
Salah satu produk yang perlu melalui proses pengeringan adalah pupuk.
Proses pengeringan pupuk biasanya dilakukan di bawah sinar matahari langsung.
Proses pengeringan alami ini bila dilihat dari aspek ekonomi memiliki keuntungan
untuk biaya produksi yang lebih rendah. Namun, pengeringan secara alami ini
memiliki beberapa kekurangan diantaranya:
1. memerlukan tempat pengeringan yang luas;
2. kadar air dalam produk yang tidak seragam;
3. waktu yang diperlukan cukup lama; dan
4. sulit dilakukan pada musim hujan.
Dengan kendala-kendala tersebut, terjadi pengurangan kapasitas produksi
yang cukup besar pada musim hujan. Hal ini tentunya menjadi tantangan dengan
permintaan produk. Kendala tersebut dapat diatasi dengan adanya alat yang
memiliki fungsi sebagai pengering tanpa perlu mengkhawatirkan cuaca, dengan
desain yang praktis, bekerja dalam waktu cepat, serta mampu menghasilkan
produk dengan kadar air yang seragam.
Rotary dryer adalah salah satu jenis mesin pengering yang secara khusus
digunakan untuk mengeringkan aneka bahan padatan berbentuk butiran seperti

10
pupuk. Rotary dryer terdiri dari sebuah silinder yang berputar di atas sebuah
bearing dengan kemiringan kecil menurut sumbu horizontal. Panjang silinder
biasanya bervariasi dari 4 hingga lebih dari 10 kali diameternya (Jumari 2005).
Prinsip kerja rotary dryer yakni bahan yang akan dikeringkan dimasukkan
ke dalam silinder yang berputar, kemudian secara bersama aliran panas mengalir
sehingga terjadi kontak antara bahan dan udara panas. Di dalam silinder putar
terjadi gerak pengangkatan bahan dan menjatuhkannya dari atas ke bawah
sehingga kumpulan bahan basah yang masih menempel tersebut terpisah. Selain
itu, bahan bergerak dari bagian ujung rotary dryer menuju bagian ujung lainnya
dengan adanya dorongan udara panas. Udara panas didapatkan dari burner yang
berada di ujung alat.
Rotary dryer dirancang untuk mampu menurunkan kadar air permukaan
pada bahan dari kandungan 35% menjadi 20%. Kadar 20% ini dipertahankan
karena bila kadar air lebih kecil dari nilai ini, maka produk akan menjadi debu
sehingga menurunkan nilai hasil. Temperatur yang dirancang pada rotary dryer
yakni untuk gas masuk diperkirakan memiliki suhu 400˚C - 800˚C dan mengalami
penurunan selama proses pengeringan berlangsung dengan suhu udara buangan
menjadi 170˚C - 120˚C.

Power Thresher

Proses awal yang dilakukan setelah padi selesai dipanen adalah perontokan
bulir dari malainya. Proses perontokan ini dilakukan dengan memberikan
hentakan sehingga bulir bisa terlepas dari malainya. Proses perontokan ini dapat
dilakukan dengan cara manual dan mekanis. Perontokan manual dilakukan dengan
penggebotan, yakni memukul segenggam batang padi yang kemudian dipukul-
pukulkan ke alat perontok hingga semua bulir terlepas. Perontokan mekanis
dilakukan dengan bantuan alat yang akan memukul batang padi hingga bulir
terlepas dari malainya.
Cara perontokan padi telah mengalami perkembangan dari cara penggebotan
hingga kini menggunakan pedal thresher dan power thresher. Alsin perontok padi
(Power thresher) adalah alat perontok padi yang digerakkan oleh suatu motor

11
penggerak yang digunakan sebagai perontok untuk melepaskan butiran padi dari
malainya yang sekaligus membersihkan gabah dari kotorannya (jerami).
Mesin perontok mekanis padi pada umumnya terbagi atas beberapa bagian,
yakni: kerangka, silinder perontok, konkaf, kipas penghembus kotoran, lobang
pemasukan, lubang pengeluaran jerami, lubang pengeluaran gabah, dan motor
penggerak. Perontok padi digerakkan dengan menggunakan motor penggerak baik
motor bensin atau motor diesel. Pada kalangan petani, lebih banyak yang
menggunakan motor bensin karena bobot motor penggerak lebih ringan (BBPP
Batangkaluku, 2016). Penggunaan alsin perontok padi memiliki beberapa
manfaat, antara lain:
1. mempercepat proses perontokan padi sehingga mengefisiensi waktu;
2. menekan kehilangan hasil; dan
3. meningkatkan mutu gabah dan beras karena proses perontokan lebih cepat
dan dapat langsung dilakukan di lapangan.
Adapun beberapa jenis alsin perontok padi yang banyak dijumpai di
masyarakat antara lain:
1. tipe silinder (drum) terbuka. Dioperasikan untuk merontokkan padi atau
kedelai yang telah dilengkapi dengan penyaring kotoran;
2. tipe silinder (drum) tertutup. Untuk jerami yang dipotong pendek, boleh
dimasukkan seluruhnya. Untuk jerami panjang, lebih baik dipegang;
3. tipe silinder tertutup yang telah dimodifikasi. Alsin ini terus berkembang dan
beredar luas sebagai penyempurnaan jenis sebelumnya;
4. mobile thresher tipe aksial. Proses gerak bahan yang dirontok mengalir secara
aksial dengan hembusan angin; dan
5. thresher modifikasi untuk varietas padi ulet. Dapat digunakan untuk varietas
ulet dengan modifikasi.

12
PELAKSANAAN KEGIATAN

Lokasi dan Waktu

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II dilaksanakan di PT. Raja Ampat


Indotim, Jl. Raya Jatiasih, Pekayon, Bekasi. Praktik Kerja Lapangan (PKL) II ini
dilaksanakan mulai dari tanggal 7 November 2022 sampai dengan 22 Desember
2022.

Metode Kegiatan

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II dilaksanakan dengan metode


magang (on the job training) yakni melaksanakan kegiatan kerja yang terdapat di
perusahaan. Selama kegiatan PKL II berlangsung, penulis juga melakukan
wawancara dan observasi untuk memenuhi kebutuhan data yang diperlukan dalam
laporan.

Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II akan dilaksanakan


secara mandiri dengan menggunakan metode magang (on the job training).
Didampingi dengan pembimbing internal dan pembimbing eksternal yang
bertugas memonitor serta memberikan bimbingan dan arahan kepada mahasiswa
selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II.
Kegiatan yang akan dilaksanakan pada Praktik Kerja Lapangan (PKL) II di
PT. Raja Ampat Indotim, meliputi :
1. pengumpulan data mengenai keadaan dan informasi umum PT. Raja Ampat
Indotim;
2. pengumpulan data mengenai cakupan kegiatan dan hasil produksi di PT. Raja
Ampat Indotim;
3. rincian kebutuhan input produksi di PT. Raja Ampat Indotim;
4. pelaksanaan perencanaan produksi dan perancangan alat di PT. Raja Ampat
Indotim;
5. pelaksanaan pengelolaan pergudangan dan tata cara delivery produk di PT.
Raja Ampat Indotim; dan

13
6. pengumpulan data serta pelaksanaan pengelolaan lingkungan PT. Raja Ampat
Indotim.
Untuk lebih jelasnya, rencana pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II
disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1 Rencana pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan II


No. Tahap Kegiatan Rincian Kegiatan Luaran
1 Keadaan dan Mengumpulkan data dan Gambaran dan
informasi umum informasi : informasi PT.
instansi/perusahaan, a) sejarah dan perkembangan; Raja Ampat
organisasi dan b) profil instansi; Indotim.
sumberdaya c) posisi dan denah;
manusia di PT. Raja
d) tata letak (layout);
Ampat Indotim.
e) struktur organisasi.
f) personalia, tenaga kerja,
dan kualifikasi; dan
g) tata kerja pegawai (jam
kerja dan sistem shift).
2 Cakupan, jenis Mengumpulkan data dan Informasi
kegiatan dan produk informasi: cakupan
dari PT. Raja Ampat a) cakupan kegiatan; kegiatan, jenis
Indotim b) jenis produk yang produk, dan
dihasilkan; dan layanan di PT.
Raja Ampat
c) jenis layanan yang
Indotim.
diberikan.
3 Input, bahan baku Mengidentifikasi: Pengalaman
dan penyiapan a) jenis input dan bahan baku pengelolaan
bahan produksi di yang digunakan; input dan tata
PT. Raja Ampat b) bahan penolong dan cara penyiapan,
Indonesia. bahan baku,
tambahan yang digunakan;
bahan
c) penggunaan bahan bakar, penolong,
pelumas, dll; dan bahan bakar,
d) cara penyiapan bahan dll.
sebelum proses produksi.
4 Perencanaan Merancang dan melaksanakan Pengalaman
produksi dan proses: dalam
perancangan alat di a) perencanaan produksi melakukan
PT. Raja Ampat (jenis, tipe, kapasitas, dan perencanaan
Indotim. jadwal produksi); dan
perancangan
b) pembuatan rancangan
produksi.
produk (desain) setiap jenis
produk; dan

14
c) tahapan perancangan
produk.
5 Pelaksanaan Mengidentifikasi: Pengalaman
pengelolaan a) penyiapan bahan baku dan dalam
pergudangan dan bahan penolong; pengelolaan
tata cara delivery b) sarana dan tata cara pergudangan
produk di PT. Raja dan
penyimpanan produk; dan
Ampat Indotim . penyimpanan
c) tata cara penanganan produk.
pengiriman produk.
6 Pengelolaan Mengidentifikasi: Pengalaman
sanitasi, kebersihan, a) identifikasi dokumen dan informasi
dan lingkungan di pengelolaan lingkungan tentang
PT. Raja Ampat (AMDAL atau UKL- pengelolaan
Indotim. sanitasi dan
UPL); dan
kebersihan
b) kegiatan pengelolaan lingkungan.
lingkungan (IPAL,
insinerasi, serta kerja
sama); dan
c) penanganan sampah,
sistem drainase, dll.

15
HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Perusahaan

Sejarah dan Perkembangan Perusahaan


Perseroan Terbatas Raja Ampat Indotim merupakan perusahaan yang
tergabung dalam Bahagia Jaya (BJ) Group yang dikenal sebagai produsen alat dan
mesin pertanian, perindustrian, perkebunan, peternakan, dan perikanan.
Perusahaan Raja Ampat Indotim sendiri merupakan perusahaan yang bergerak
dalam proses pembuatan serta perekayasaan alat dan mesin-mesin.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1980 oleh seorang putra Aceh pada
masanya. Saat perintisan perusahaan ini bertempat di sebuah kota kecil di Aceh.
Perusahaan ini memulai usahanya dengan merancang alat dan mesin perontok
padi untuk para petani di sekitar lokasi usaha. Dengan rancangan tersebut
akhirnya perusahaan ini mampu untuk terus memproduksi mesin perontok padi
atau yang dikenal dengan Power thresher.
Dalam proses perkembangannya dalam memproduksi serta
mendistribusikan alat dan mesin pertanian sejalan pula dengan program
pemerintah yang mewajibkan penggunaan produk dalam negeri. Pada masa ini BJ
Group sudah mulai dikenal dibanyak tempat sebagai produsen alat dan mesin
pertanian, perindustrian, perkebunan, peternakan, dan perikanan.
Tahun 1991 BJ Group mendapatkan tanda jasa penghargaan Upakarti oleh
Presiden Republik Indonesia bersama dengan Menteri Perindustrian Republik
Indonesia. Penghargaan ini diberikan sebagai balasan atas pengabdian yang
diberikan setelah menyumbangkan berbagai inovasi guna pengembangan industri
nasional.
Seiring dengan perkembangan zaman, pada tahun 2000 BJ Group
memperluas lokasi produksi dan pemasarannya di beberapa wilayah diantaranya
Cileungsi, Bekasi, dan Bogor yang terdiri dari PT. Bahagia Jaya Sejahtera dan PT.
Hinoka Alsindo Tekni sejalan dengan program pemerintah seperti GO GREEN
GO ORGANIC serta program-program lainnya.

16
Profil Singkat PT. Raja Ampat Indotim
Visi dari PT. Raja Ampat Indotim adalah menjadi perusahaan alat dan
mesin pertanian, perkebunan, dan home industry yang dapat menjangkau semua
kalangan seluruh pelosok negeri dan menjadi pilihan utama pelanggan. Misi dari
PT. Raja Ampat Indotim adalah:
1. memberi kebebasan pelanggan untuk menentukan pilihan pada alat mesin
(alsin) yang dibutuhkan;
2. memberikan kepastian alat mesin produk kita menjadi pilihan yang tepat
untuk digunakan sesuai kebutuhan;
3. menjalankan usaha secara jujur dan adil dengan memperhatikan asas manfaat
bagi semua pihak yang terlibat;
4. dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui inovasi, kreativitas, dan
kompetensi; dan
5. menjadi pusat unggulan untuk produk alat mesin pertanian, perkebunan,
peternakan, dan home industry agar selalu dapat memberi kepuasan kepada
pelanggan.
Kebijakan mutu yang diterapkan pada PT. Raja Ampat Indotim adalah
bertekad memproduksi alat/mesin pertanian, perindustrian, perkebunan, dan
perikanan yang bermutu dan Standar Nasional Indonesia demi mencapai kepuasan
pelanggan.

Posisi, Denah Lokasi, dan Tata Letak (Layout)


Perseroan Terbatas Raja Ampat Indotim terletak di Jl. Raya Jatiasih No. 318
RT. 003/RW.003, Jatirasa, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat
17424. Denah lokasi PT. Raja Ampat Indotim dapat dilihat pada Gambar 1.

17
Gambar 1 Denah PT. Raja Ampat Indotim

Tata letak (layout) tentunya menentukan efisiensi selama proses produksi


berlangsung. Menurut Pratiwi et al. (2017), terdapat 4 tipe tata letak dasar yang
digunakan dalam industri manufaktur, yakni fixed layout, product layout, process
layout, dan cellular layout. Fixed layout adalah tata letak fasilitas yang memiliki
penataan segala tools dan mesin yang bergerak mendekati produk, biasanya
digunakan pada hasil produk berukuran besar atau sulit dipindahkan. Product
layout merupakan metode pengaturan dan penempatan semua fasilitas produksi
yang dibutuhkan dalam suatu lokasi, mesin disusun berurutan sesuai dengan
proses produk yang akan diproduksi (satu rantai produksi). Process layout
merupakan tata letak yang mengelompokkan workstation berdasarkan kesamaan
proses, layout ini digunakan pada PT. Raja Ampat Indotim. Cellular layout
merupakan penataan fasilitas manufaktur dengan mengelompokkan mesin-mesin
yang digunakan untuk membuat bagian-bagian mesin yang serupa dalam produk
dan proses pabrikasinya.
Raja Ampat Indotim mengadopsi tipe process layout dalam penataan di
lokasi produksi. Tata letak ini biasanya dipergunakan untuk perusahaan-
perusahaan yang memproduksi pesanan cukup banyak dengan berbagai variasi
produknya. Tata letak PT. Raja Ampat Indotim cukup efektif dengan ketersediaan
lahan yang ada, tata letak PT. Raja Ampat Indotim dapat dilihat pada Lampiran 2.

18
Struktur Organisasi di PT. Raja Ampat Indotim
Dalam upaya pengelolaan yang baik haruslah melalui suatu perencanaan
seperti pengorganisasian, pengarahan, koordinasi, serta pengontrolan dengan baik
agar tujuan dapat tercapai dengan baik dan efisien (Tanjung 2017). Selama
menjalankan usahanya, PT. Raja Ampat Indotim memiliki kepengurusannya yang
memudahkan dalam proses pengelolaan pelayanan, pabrikasi, hingga pengiriman.
Struktur perusahaan PT. Raja Ampat Indotim ditampilkan pada Lampiran 4.
Posisi tertinggi di perusahaan ditempati oleh Aslim Syarbini sebagai
Direktur yang bertugas untuk perusahaan dari segala aspek. Di bawah posisi
direktur ditempati oleh dua orang manajer representatif yakni Abdullah Ade dan
Asfaraini Novan, yang bertugas untuk mengontrol serta memastikan proses
berjalan sesuai standarnya. Terdapat 4 divisi yang dipimpin oleh tiap manajernya,
yakni Operasional dan HRD, Keuangan, Produksi, dan Teknis. Setiap manajer
memiliki staff dengan jumlah yang berbeda

Personalia, Tenaga Kerja, dan Kualifikasi


Sumber daya manusia merupakan hal yang menjadi fondasi dari sebuah
kualitas perusahaan. Sumber daya alam berperan penting dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengendalikan sebuah perusahaan. Guna mendapatkan
karyawan yang efektif dan efisien, perusahaan perlu memperhatikan fungsi
personalia yang meliputi pengadaan, pengembangan, kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemberhentian karyawan.
Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan adalah tersedianya SDM
yang terampil, siap pakai dan mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Faktor
tenaga kerja merupakan salah satu penentu besar kecilnya suatu pemasukan bagi
sebuah perusahaan. Pentingnya kualitas tenaga kerja menjadikan perusahaan harus
memprioritaskan personalia untuk meningkatkan kualifikasi tenaga kerjanya.
Dalam perekrutan tenaga kerja PT. Raja Ampat Indotim memiliki beberapa
tahapan dalam penyeleksian karyawan baru. Penyeleksian ini dilakukan oleh
bagian Human Relation Development (HRD), dengan tahapan sebagai berikut:

19
1. Melakukan pencarian karyawan untuk posisi yang dibutuhkan dengan cara
menginformasikan kepada karyawan perusahaan, pemasangan iklan di surat
kabar, serta pembukaan lowongan di internet.
2. Melakukan seleksi surat lamaran yang masuk.
3. Setelah HRD memutuskan surat lamaran yang dipilih, pelamar akan dipanggil
untuk mengisi blangko lamaran.
4. Melakukan pemeriksaan referensi kandidat karyawan.
5. Melakukan wawancara kandidat karyawan dengan HRD.
6. Melakukan tes pengetahuan umum.
7. Wawancara akhir dengan atasan.
8. Pemutusan dan pengumuman penerimaan kandidat.

Tata Kerja Pegawai


Tata kerja pegawai di PT. Raja Ampat Indotim serta ketentuan yang
mengikat para pegawainya disusun dengan memperhatikan keseimbangan antara
hak dan kewajiban para karyawannya. Berdasarkan pengamatan selama kegiatan
PKL II berlangsung, peraturan tata tertib perusahaan dibuat dan disepakati
bersama antara direktur dan para manajer beserta para stafnya. Tata tertib
perusahaan menjadikan para karyawannya untuk senantiasa patuh dan
bertanggung jawab untuk setiap pekerjaannya.
Hari kerja yang berlaku di PT. Raja Ampat Indotim dimulai dari hari senin
hingga hari sabtu. Jam kerja yang diterapkan yakni mulai dari pukul 08.00 WIB
sampai pukul 16.30 WIB. Waktu istirahat dimulai dari pukul 12.00 WIB hingga
13.00 WIB, dan untuk hari jumat dimulai lebih awal yakni pukul 11.30 WIB.
Terhitung dalam sehari jam kerja para pegawai ±7 jam 30 menit.
Untuk beberapa kesempatan, para pekerja diharuskan untuk lembur. Hal ini
dilakukan pada saat mendekati target pengiriman namun alat masih jauh dari
penyelesaian, ataupun sudah melewati waktu pengiriman namun diperlukan
beberapa perbaikan untuk penyempurnaan. Sistem lembur ini digunakan untuk
mempercepat proses produksi. Lembur dilakukan saat ada perintah dari manajer
produksi atau kesepakatan antar pegawai. Untuk pekerja borongan, biasanya
mengerjakan projek hingga malam agar bisa selesai lebih cepat dari tanggal yang

20
seharusnya. Uang lembur hanya diberikan kepada pegawai kantor namun tidak
untuk pekerja borongan.

Cakupan Kegiatan dan Hasil Produksi

Cakupan Kegiatan
Perseroan Terbatas Raja Ampat Indotim merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang manufaktur khususnya untuk alat dan mesin pertanian. Menurut
Supriyanto (2013), manufaktur memiliki arti proses mengubah bahan baku
menjadi suatu produk. Proses perubahan bahan baku menjadi suatu produk ini
meliputi (1) perancangan produk, (2) pemilihan material, (3) tahapan-tahapan
proses produk dibuat. Mengikuti perkembangan zaman, manufaktur juga
melibatkan mesin dalam proses pembuatan produknya yang tentunya tetap
mengikuti perencanaan yang telah terorganisir dengan baik untuk setiap aktivitas
yang diperlukan.
Sesuai dengan definisi manufaktur, kegiatan yang terdapat di PT. Raja
Ampat Indotim mencakup berbagai kegiatan produksi mulai dari perencanaan
produksi hingga pengiriman produk. Raja Ampat Indotim menawarkan berbagai
macam produk yang terdapat di brosur serta menerima pesanan by request untuk
pelanggannya. Bila terdapat pesanan suatu alat, maka perusahaan akan
memproduksi pesanan tersebut. Namun bila belum ada pesanan alat secara
khusus, biasanya perusahaan akan memproduksi alat-alat untuk stok sesuai
dengan perencanaan produksi. Raja Ampat Indotim juga melakukan pengujian
kinerja dan pemeriksaan kualitas (quality control) sehingga menjamin produk
dalam keadaan yang baik. Raja Ampat Indotim juga memberikan layanan
pengiriman produk kepada konsumen dengan ekspedisi terpercaya yang sudah
bekerja sama dengan perusahaan. Proses packing juga saat ini cukup aman dengan
adanya pembaruan setiap waktu guna menjamin kualitas produk hingga ke
konsumen. Bila dalam masa garansi produk mengalami kerusakan, perusahaan
juga memberikan layanan perbaikan.

Produk yang Dihasilkan


Produk yang dihasilkan oleh PT. Raja Ampat Indotim mencangkup alat dan
mesin pertanian serta beberapa alat pendukung lainnya. Produk yang dipasarkan

21
oleh PT. Raja Ampat Indotim tidak semuanya hasil produksi sendiri, beberapa
produk dibuat ditempat lain dan perusahaan hanya memasarkannya bersama
produk lainnya. Namun pada beberapa kesempatan, perusahaan juga berperan
dalam dukungan lelang, yakni memproduksi alat sesuai dengan permintaan
pemenang lelang yang tentunya sudah bekerja sama dengan perusahaan. Produk
yang terdapat di brosur/katalog cukup lengkap mulai dari alat dan mesin
perkebunan, industri, pertanian, dan peternakan dengan jumlah total sebanyak 64
jenis produk. Jenis Produk yang tersedia di PT. Raja Ampat Indotim dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2 Jenis mesin di PT. Raja Ampat Indotim
No Jenis Mesin Jumlah
1 Mesin Perkebunan 25
2 Mesin Industri 23
3 Mesin Pertanian 7
4 Mesin Peternakan 9

Secara lebih lengkapnya, produk-Produk yang tersedia di PT. Raja Ampat


Indotim dapat dilihat pada Lampiran 5.

Layanan yang Diberikan


Perusahaan Raja Ampat Indotim memberikan layanan mulai dari konsultasi
pemesanan, produksi, pengecekan kualitas/QC (Quality Control), packing, sampai
dengan pengiriman dan perbaikan alat yang rusak. Terdapat beberapa cara
pemesanan yang bisa dilakukan di perusahaan, yakni melalui pemesanan katalog
online, persaingan tender, datang langsung ke perusahaan, serta perusahaan
sebagai dukungan lelang. Selain melayani pemesanan dengan ukuran dan
spesifikasi yang sudah ada, perusahaan juga menerima pemesanan alat dengan
permintaan ukuran atau kapasitas tertentu. Sebagai contoh, kapasitas rotary dryer
ditentukan oleh pemesan, namun spesifikasi teknis (dimensi dan bahan)
ditentukan oleh kepala produksi. Proses produksi alat juga dilaksanakan dengan
pemantauan kepala produksi agar hasil alat sesuai dengan perencanaan produksi.
Proses produksi meliputi pembuatan rangka, pelapisan dinding alat dengan plat,
pemasangan mesin penggerak sampai dengan finishing seperti pengecatan,
perlengkapan bagian alat, hingga packing. Pengecekan quality control dilakukan
di akhir produksi dengan memeriksa fungsi, kinerja, dan spesifikasi. Packing

22
dilakukan setelah pemberian nomor mesin oleh bagian gudang serta penempelan
stiker pengiriman yang sudah disesuaikan dengan nomor tiap mesinnya.
Pengiriman dilakukan dengan penjemputan alat oleh ekspedisi ke perusahaan.
Selama masa garansi berlaku, bila terdapat kerusakan pada alat maka konsumen
bisa mengajukan perbaikan ke perusahaan.

Penyiapan Bahan Produksi

Input dan Bahan Baku yang Digunakan


Bahan baku yang digunakan untuk produksi suatu alat ditentukan oleh
kepala produksi. Sebelum memproduksi sebuah alat, kepala produksi akan
menyusun formulir pengajuan pemesanan barang ke bagian gudang untuk
memenuhi keperluannya. Formulir ini berisikan data berupa nama material,
spesifikasi, jumlah, serta keterangan jenis mesin yang akan diproduksi serta
nomor PO-nya. Contoh formulir pengajuan pemesanan barang dapat dilihat pada
Lampiran 6.

Bahan Penolong dan Bahan Tambahan yang Diperlukan


Bahan penolong merupakan bahan yang digunakan dalam suatu produk
untuk melengkapi proses pembuatan suatu objek. Bahan penolong yang
digunakan dalam proses produksi yakni mata gerinda dan langsol. Bahan
tambahan merupakan bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu produk.
Bahan tambahan ini dapat berupa kawat tambal, anti karat, dan cat warna.
Dalam setiap produksi tentunya terdapat beberapa bahan yang sebelumnya
tidak diajukan pada formulir pengajuan pemesanan barang. Untuk bahan yang
sifatnya stok dan jumlah yang dibutuhkannya tidak banyak seperti sarung tangan
atau amplas dapat langsung mengisi formulir pengambilan material dan akan
segera disiapkan oleh petugas gudang.
Bila jumlah yang dibutuhkan cukup banyak dan bukan termasuk bagian stok
gudang, maka diperlukan pengecekan secara langsung oleh kepala produksi dan
gudang untuk memastikan penggunaan bahan memang masih diperlukan dan tidak
terdapat pembuangan bahan. Setelah pengecekan selesai, akan dibuat kembali
formulir pengajuan pemesanan barang dan akan segera diajukan ke pihak

23
keuangan. Setelah pihak keuangan menyetujui, bahan dapat dibeli dan disiapkan
oleh gudang untuk diberikan kepada pekerja.

Penggunaan Bahan Bakar dan Pelumas


Bahan bakar yang biasanya digunakan yakni solar maupun bensin. Untuk
rotary dryer bahan bakar yang digunakan bisa berupa solar, gas LPG, ataupun
biomassa. Bahan bakar ini diperlukan untuk pembakaran untuk menghasilkan uap
panas yang akan dihasilkan untuk mengeringkan bahan. Sedangkan untuk
pelumas yang diperlukan untuk menggerakkan rantai adalah grease gemuk.
Mesin penggerak yang digunakan adalah mesin diesel yang menggunakan accu
dan listrik.
Tenaga penggerak power thresher terdapat 2 jenis motor penggerak yang
digunakan yakni motor diesel dan motor bensin. Bahan bakar yang dibutuhkan
bisa berupa solar untuk motor diesel dan bensin untuk motor bensin. Pelumas
yang digunakan adalah grease gemuk untuk memperlancar kerja bearing.

Penyimpanan Bahan Sebelum Produksi


Penyimpanan bahan sebelum produksi dibedakan berdasarkan ukuran, yaitu:
1. ukuran Kecil. Bahan baku yang berukuran kecil akan disimpan terlebih
dahulu di gudang dengan pencatatan barang masuk dan keluar. Bahan yang
biasanya disimpan di gudang seperti mur baut, bearing, v belt, dan lain-lain.
2. ukuran Besar. Bahan baku yang berukuran besar akan langsung disimpan di
masing-masing tempat produksi. Bahan yang biasanya langsung disimpan di
tempat produksi ialah besi plat, besi siku, besi nako, besi behel, dan lain-lain.
Untuk penyimpanan motor penggerak diletakkan di bagian ruang produksi
utama dan dihimpun menjadi satu dengan peletakkan yang cukup diperhatikan.

Perencanaan Produksi dan Perancangan Alat

Faktor Perencanaan Produksi


Dalam perencanaan produksi kita perlu memperhatikan Tingkat Komponen
Dalam Negeri (TKDN). Tingkat Komponen Dalam Negeri merupakan persentase
komponen produksi yang dibuat Indonesia pada suatu produk barang, jasa, atau

24
barang dan jasa. Komponen produksi yang dimaksud ialah bahan baku, mesin,
manufaktur, tenaga kerja, dan lain-lain. Manfaat dari meningkatkan TKDN
menurut Hartono (2011), antara lain:
1. meningkatnya penggunaan produksi dalam negeri. Hal ini berhubungan
dengan kualitas produk atau komponen yang dihasilkan selama proses
produksi;
2. meningkatnya tenaga kerja. Apabila kualitas produk atau komponen yang
dihasilkan meningkat, dampaknya adalah meningkatnya penggunaan dari
produk atau komponen tersebut. Hal ini juga berarti adanya peningkatan
produksi yang memberikan pengaruh peningkatan penyerapan tenaga kerja;
dan
3. penghematan devisa. Penggunaan produk atau komponen yang
memperhatikan penggunaan komponen hasil produksi dalam negeri berarti
mengurangi biaya penyediaan komponen luar negeri.

Melalui persyaratan TKDN, industri-industri manufaktur dalam negeri


diwajibkan untuk menggunakan sebanyak-banyaknya komponen dan faktor
produksi yang berasal dari dalam negeri. Pemerintah menyiapkan perangkat
hukumnya sebagai dasar untuk pelaksanaan. Dasar hukum tersebut yakni Keppres
80 tahun 2003 pasal 44 dan pasal 40 tentang Penggunaan Produksi Dalam Negeri
yang mengatur peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN). Dasar
hukum lainnya yakni Peraturan Menteri Perindustrian No.11/M-IND/PER/3/2006.
Nilai TKDN yang ditetapkan untuk sektor industri alat mesin pertanian
yakni >43%. Raja Ampat Indotim sendiri sudah menggunakan komponen
produksi dalam negeri secara keseluruhan. Bahan baku, mesin, manufaktur, dan
tenaga kerja sudah didominasi oleh produk dalam negeri. Adanya TKDN
menjadikan para pemilik industri rumahan maupun petani pertanian memilih
untuk mempercayakan produksinya ke industri manufaktur dalam negeri. Hal
ininya tentunya menguntungkan bagi pendapatan dan kemajuan perusahaan.
Terdapat beberapa hal lain yang perlu diperhatikan dalam perencanaan produksi
suatu alat, yakni sebagai berikut:

25
1. adanya rencana penjualan yang jelas. Produksi power thresher direncanakan
untuk memenuhi kebutuhan stok perusahaan serta permintaan konsumen di
Halmahera. Produksi rotary dryer direncanakan untuk memenuhi permintaan
pemerintah aceh untuk mengolah pupuk; dan
2. adanya keseimbangan antara kemampuan mesin produksi dengan kuantitas
produk yang dihasilkan. Produksi power thresher dengan jumlah yang cukup
banyak mampu dilakukan oleh perusahaan dengan dukungan borongan,
namun untuk proses pemotongan besi plat dilaksanakan oleh pihak luar
perusahaan. Produksi rotary dryer sejumlah 2 unit dengan ukuran panjang
total 18 meter mampu dilakukan oleh 3 teknisi, karena belum memadainya
mesin untuk memproduksi burner rotary dryer, maka pembuatan burner
dilaksanakan oleh pihak luar perusahaan.

Perencanaan Produksi Power thresher


Kapasitas Produksi. Terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
proses perencanaan produksi suatu alat. Dalam proses perencanaan produksi perlu
mengetahui atau memperkirakan besarnya kapasitas produksi dalam kurun waktu
tertentu untuk suatu alat. Penentuan kapasitas produksi di PT. Raja Ampat
Indotim diperkirakan dengan menganalisis permintaan alat selama 3 bulan
terakhir. Cara yang dilakukan adalah dengan menjumlahkan total produksi suatu
alsintan selama 3 bulan, kemudian dibagi 3. Nilai tersebut merupakan angka
perkiraan jumlah permintaan alat dalam bulan berikutnya. Cara ini dilakukan
untuk perencanaan produksi stok barang. Produk andalan Raja Ampat Indotim
adalah power thresher. Oleh karenanya, stok power thresher selalu tersedia.
Produksi alsintan biasanya akan banyak dipesan pada bulan-bulan terakhir setiap
tahunnya untuk disalurkan ke beberapa daerah hingga luar pulau Jawa.

Proses Produksi. Langkah-langkah proses produksi sebagai berikut:


1. bahan yang diperlukan pada proses produksi power thresher ialah besi siku
ukuran 40 40, besi behel, besi nako, besi 50 50, besi plat, serta bahan
pendukung lainnya;
2. kapasitas kerja power thresher yang direncanakan adalah 1200-1500 kg/jam;

26
3. perkiraan waktu selesai pengerjaan 1 alat oleh 1 pekerja adalah 1-2 minggu
hari kerja; dan
4. pembuatan gambar menggunakan aplikasi AutoCAD.
Desain power mempunyai 393 bagian. Penghitungan berat power thresher
berasal dari pengkalian volume dengan berat jenis besi, sehingga berat satu power
thresher seberat 142937,75 gram (±145 kg). Data part dan berat tiap part dapat
dilihat pada Lampiran 7. Gambar power thresher yang dibuat oleh drafter dapat
dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Desain power thresher

Perencanaan Produksi Rotary dryer


Kapasitas Produksi. Penentuan kapasitas produksi rotary dryer ditentukan
dengan sistem PO (Purchase Order). Alat yang dipesan dalam sistem PO akan
diproduksi setelah terjalin kesepakatan untuk alat yang akan dibuat. Produksi
rotary dryer hanya dilakukan untuk pemesanan saja, dan untuk produksi kali ini
ditujukan kepada pemerintah daerah di Aceh. Kapasitas alat ditentukan oleh
diskusi antara pemesan dan pihak perusahaan. Kapasitas produksi rotary dryer
yakni sebanyak 2 unit.
Proses Produksi. Langkah-langkah proses produksi adalah sebagai berikut:
1. bahan yang diperlukan dalam perancangan rotary dryer ini didominasi
besi plat 5 mm sebagai silinder pengering, besi siku 50 50 untuk
rangkanya, dan beberapa bahan tambahan lainnya.

27
2. kapasitas kerja untuk rotary dryer yang akan diproduksi sebesar 4 ton/jam.
3. Bahan bakar yang dapat digunakan terdiri dari:
a. solar dengan kebutuhan 1,5-2 liter/jam;
b. gas LPG dengan kebutuhan 3-4 kg/jam; dan
c. biomassa dengan kebutuhan 1 m³/jam.
4. Proses produksi dimulai pada 26 Oktober 2022 dan dikirim pada tanggal 8
Desember 2022.
5. Rotary dryer direncanakan berukuran 18 meter, dengan beberapa bagian
sebagai berikut:
a. burner sebagai penghasil energi panas untuk mengeringkan bahan;
b. silinder pemutar dengan lifter untuk mengoptimalkan perputaran
pengeringan pupuk;
c. rantai penggerak untuk memutar silinder pengering rotary dryer;
d. dudukan rotary yang dilengkapi dengan mesin penggerak dan
sprocket gear untuk menumpu dan menggerakkan rotary dryer;
e. saringan dalam untuk mendapatkan hasil pupuk dengan ukuran
yang seragam;
f. corong input untuk memasukkan bahan dan corong output untuk
mengeluarkan hasil pengeringan; dan
g. panel kontrol untuk mengatur kerja rotary dryer.
Rancangan pembuatan rotary dryer yang dibuat oleh kepala produksi
dapat dilihat pada Gambar 3.

28
Gambar 3 Perancangan rotary dryer

Perancangan Alat
Dalam proses perancangan terdapat beberapa kriteria khusus yang
membatasi proses perancangan agar produksi terlaksana dengan aman. Berikut
adalah point kriteria perancangan menurut Nur dan Suyuti (2017):
1. Function. Fungsi dari perancangan power thresher adalah merontokkan bulir
pada padi, sehingga perlu memastikan kondisi silinder perontok dapat
berfungsi dengan baik. fungsi dari perancangan rotary dryer adalah
mengeringkan pupuk, sehingga perlu dipastikan bahwa silinder pemutar dapat
memaksimalkan hasil pengeringan.
2. Safety. Alat yang akan dirancang sudah dipastikan aman untuk diproduksi
karena perusahaan sudah melakukan produksi untuk power thresher.
Sedangkan untuk rotary dryer hanya pernah diproduksi dalam ukuran yang
lebih kecil, namun keamanannya sudah diuji.
3. Cost. Perusahaan tentunya sudah mempertimbangkan biaya yang dibutuhkan
dalam proses perancangan sebuah alat.
4. Manufacturability. Proses perencanaan detail agar hasil alat sesuai antar
elemennya sudah dikomunikasikan oleh kepala produksi kepada setiap
teknisinya.

29
5. Marketability. Power thresher yang diproduksi oleh perusahaan tentunya
sangat menjawab masalah konsumen, yakni para pemilik usaha tani padi
maupun UPJA. Rotary dryer yang diproduksi tentunya sangat membantu
peningkatan produktivitas produksi padi di Kabupaten Aceh.

Tahapan Perancangan Power thresher


1. Pembuatan rangka
Proses perancangan power thresher dimulai dengan pemotongan besi
siku ukuran 40 40 dengan ukuran panjang yang telah ditentukan. Setelah tiap
bagian untuk rangka selesai dipotong, berikutnya potongan besi tersebut
dirangkai dengan bantuan mal thresher. Mal thresher dapat dilihat pada
Gambar 4.

Gambar 4 Mal power thresher

Mal thresher digunakan sebagai pembantu dalam proses pembuatan


rangka power thresher agar sesuai dengan spesifikasi alat yang sudah
ditentukan oleh perusahaan. Penggunaan mal ini dilakukan dengan cara
menempatkan besi siku pada bagiannya masing-masing dengan posisi yang
tepat. Satu persatu besi siku digabungkan dengan metode pengelasan dengan
besi lainnya hingga terbentuklah rangka power thresher. Pengelasan yang
dilakukan merupakan pengelasan titik, sehingga bilamana terdapat kesalahan
masih dapat dilepas pengelasannya. Proses pembuatan rangka dengan mal
dapat dilihat pada Gambar 5.

30
Gambar 5 Pembuatan rangka dengan bantuan mal

Hasil dari pembuatan rangka pada tahap ini yakni berupa rangka utama
power thresher. Rangka ini seluruhnya terbuat dari besi siku 40 40. Setelah
kepala produksi melakukan pengecekkan dan menyetujui rangka, para pekerja
melakukan pengelasan permanen pada bagian perpotongan rangka. Rangka
power thresher dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Rangka utama power thresher

2. Pembuatan saringan
Setelah rangka power thresher selesai dibuat dan sambil menunggu besi
plat yang masih dipotong, pekerjaan selanjutnya ialah pembuatan saringan
dalam. Pembuatan saringan dalam ini menggunakan besi behel yang disusun
sejajar dengan jarak 10 mm antar behel. Jumlah besi behel yang dibutuhkan
untuk 1 saringan sekitar 40 buah. Proses perekatan besi behel ini dilakukan
dengan metode pengelasan satu persatu. Setelah selesai, tahap berikutnya
adalah pembengkokan setengah lingkaran dengan mesin tekuk. Setelah

31
saringan sudah berbentuk setengah lingkaran kemudian akan dipasang pada
bagian dalam rangka. Proses pembuatan saringan dalam untuk power thresher
ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7 Pembuatan saringan power thresher


3. Pemasangan besi plat
Tahap berikutnya adalah proses pemasangan besi plat pada bagian luar
rangka. Besi plat yang digunakan berukuran 5 mm. seluruh bagian rangka
dilapisi oleh besi plat dengan bentuk dan ukuran yang telah disesuaikan. Besi
plat juga digunakan untuk membuat pengatur keluarnya gabah sepanjang 750
mm. Dibuat pula lubang keluar jerami dengan ukuran 145 255 mm. Setelah
penutupan dinding rangka selesai, berikutnya akan dibuat bagian penutup
serta meja gabah yang akan disambungkan dengan mur baut dengan bagian
rangka.
4. Pembuatan silinder perontok
Proses berikutnya adalah pembuatan silinder perontok. Potongan besi
plat sejumlah 8 buah dilubangi pada titik yang telah ditentukan. Lubang ini
nantinya akan dipasang besi silinder yang telah dibuat ulir. Besi plat tersebut
akan dirangkai dengan besi nako berbentuk lingkarang pada bagian kanan dan
kirinya yang telah dilengkapi as pada bagian tengahnya. Besi plat akan
dipasang melingkar mengelilingi besi nako lingkaran dengan jarak yang
seimbang. Batang besi dengan ulir kemudian dimasukkan pada tiap lubang di
tiap besi plat dan dipasangkan dengan ring dan mur yang sesuai. Setelah
pembuatan silinder perontok ini selesai, berikutnya silinder perontok akan
dipasang pada bagian atas rangka, dengan penambahan bearing pada as
silinder putar.

32
5. Perlengkapan bagian lain
Tahapan berikutnya adalah pembuatan bagian-bagian tambahan, seperti
pendorong, pegangan, penutup lubang keluar jerami, serta dudukan untuk
mesin penggerak. Untuk bagian dudukan mesin penggerak digunakan besi
siku berukuran 50 50. Pembuatan dudukan mesin disesuaikan dengan
penempatan pully yang nantinya akan dipasang pada as silinder perontok.
6. Finishing
Setelah power thresher selesai untuk dibuat dan dicek kesempurnaan
ukuran dan kekuatan tiap elemennya akan dilakukan finishing berupa
pengecatan dengan anti karat dan cat warna. Warna yang digunakan untuk
power thresher ialah hijau untuk rangka dan orange untuk penutupnya. Proses
pengecatan power thresher dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Pendempulan dan pengecatan power thresher


7. Pengujian
Pada proses pembuatan power thresher kali ini terdapat beberapa
kekurangan karena dibuat oleh borongan. Kekurangan hasil produksi power
thresher berupa kurang kencangnya las yang digunakan, sehingga perlu
ditambah pengelasan kembali. Selain itu, beberapa lubang pemasukan dan
keluar jerami juga belum sesuai sehingga dilakukan sedikit perbaikan. Setelah
dilakukan beberapa perbaikan, kemudian power thresher kembali didempul
pada bagian-bagian yang tidak rata dan dilakukan pengecatan ulang.
8. Penanganan pasca produksi
Setelah power thresher sudah sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan,
kemudian akan dilakukan proses ketok nomor mesin. Ketok nomor mesin
akan disesuaikan dengan data yang dipegang oleh pergudangan. Setelah itu
power thresher dapat ditempeli stiker informasi produk serta stiker quality

33
control yang menandakan produk siap digunakan. Setelah itu, bagian mesin
akan dilapisi dengan kardus ataupun triplek untuk mencegah kerusakan, dan
seluruh bagian mesin akan dilapisi plastik wrapping. Proses wrapping dapat
dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9 Wrapping power thresher

Secara lebih jelasnya, proses perancangan Power Thresher dapat dilihat


dalam diagram alir pada Gambar 10.

Gambar 10 Diagram alir perancangan power thresher

34
Tahap Perancangan Rotary dryer
1. Pembuatan silinder
Sebanyak 30% bagian rotary dryer dibuat di luar, contohnya bagian
burner atau pembakar. Tahap pertama dari proses perancangan rotary dryer
adalah membuat silinder sebagai bagian utama rotary dryer. Besi plat
berukuran 2400 mm 1200 mm disambungkan hingga panjang awal 2400
menjadi 4800. Kemudian sambungan tersebut dibentuk dengan mesin tekuk
besi hingga berbentuk lingkaran dengan diameter 1680 mm, penyatuan kedua
ujung besi plat dengan menggunakan teknik pengelasan. Setelah besi plat
selesai dibuat lengkung semua, berikutnya dilakukan penggabungan 2 silinder
menjadi satu kesatuan dengan penggabungan menggunakan las hingga
panjang yang dihasilkan untuk satu silinder yakni 4800 mm. Setelah
penggabungan silinder selesai, kemudian pada bagian kedua ujungnya akan
dipasang besi plat tambahan yang dibentuk menjadi siku dengan ukuran 70
mm 70 mm untuk menggabungkan tiap silinder dengan menggunakan mur
baut dengan ukuran ¾. Bagian silinder dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11 Silinder rotary dryer


2. Pembuatan saringan dan ring
Berikutnya, untuk memastikan hasil pengeringan optimal, maka
dibuatlah saringan untuk silinder bagian output dengan plat lubang besi yang
dilengkungkan seperti cara pelengkungan silinder. Tahap selanjutnya yakni
pembuatan ring untuk bagian silinder yang berfungsi sebagai jalur untuk
memutar silinder pada poros yang akan direncanakan. Lebar ring yang dibuat
yakni berukuran 120 mm, dengan diameter dalam menyesuaikan diameter

35
silinder dan diameter luar 1740 mm. Ring silinder dapat dilihat pada Gambar
12.

Gambar 12 Ring silinder


3. Pembuatan penutup silinder
Tahapan selanjutnya yang dilakukan adalah pembuatan penutup silinder
dengan menggunakan besi plat 5 mm. Ukuran diameter luar penutup sebesar
1680 mm, sedangkan diameter dalamnya berukuran 840 mm yang berada di
tengah besi plat. Penutup silinder dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13 Penutup silinder


4. Pembuatan rangka input
Bagian selanjutnya yang dibuat adalah rangka untuk input bahan dengan
total tinggi sekitar 3 meter yang kemudian akan dibuat corong input dengan
besi plat 5 mm. Bagian ini berfungsi untuk menyalurkan bahan baku ke
silinder dengan adanya bantuan blower agar bahan dapat bergerak melewati
silinder. Rangka input bahan baku dapat dilihat pada Gambar 14.

36
Gambar 14 Rangka input bahan baku
5. Pembuatan lifter
Tahap berikutnya adalah pembuatan lifter yang berfungsi untuk
memperbaiki proses pengadukan dan mengefisienkan penghilangan uap air
untuk dialirkan uap panas. Pembuatan lifter dilakukan dengan pemotongan
besi plat 5 mm dengan ukuran 500 mm 240 mm yang kemudian ditekuk
dengan mesin penekuk dengan derajat pembengkokan 70˚. Setelah lifter
selesai dibuat, kemudian akan dipasang pada bagian dalam silinder sejumlah
20 buah untuk 1 silindernya dengan pemasangan miring. Lifter yang dipasang
pada silinder dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15 Lifter dalam silinder


6. Pembuatan corong output
Proses berikutnya adalah pembuatan corong output untuk bagian ujung
silinder. Proses ini meliputi pembuatan rangka, pembuatan penutup,
pelengkungan besi plat, serta pembuatan corong output dengan besi plat.
Lubang untuk output yakni berukuran 600 mm 400 mm. Bagian corong
output dapat dilihat pada Gambar 16.

37
Gambar 16 Corong output
7. Pembuatan dudukan
Tahap berikutnya adalah membuat dudukan untuk tempat dinamo dan
sprocket gear yang akan berfungsi sebagai mesin untuk menggerakkan rantai
untuk memutar silinder. Selain itu, pada bagian dudukan ini juga akan
diletakkan bearing yang akan membantu pergerakan antara poros dengan
silinder.
8. Finishing
Finishing pada proses pembuatan rotary dryer yakni dengan penghalusan
bagian-bagian yang masih tajam atau bergerigi, pelapisan dempul untuk
permukaan yang tidak rata, penyemprotan anti karat pada seluruh bagian,
serta pengecatan dengan warna stone grey pada bagian-bagian rotary dryer.
Proses pengecatan dapat dilihat pada Gambar 17.

(a) (b)
Gambar 17 Pengecatan (a) Pengecatan dengan anti karat (b) Pengecatan dengan cat stone grey

Perusahaan belum memiliki gambar 3 dimensi untuk rancangan rotary


dryer. Acuan selama proses produksi berlangsung hanya dengan gambar yang
dibuat oleh kepala produksi. Beberapa bagian yang saya buat kedalam

38
gambar 3 dimensi yakni bagian silinder, penutup, dudukan, dan corong
output. Gambar beberapa part rotary dryer dapat dilihat pada Gambar 18.
Gambar teknik bagian dudukan dan output dapat dilihat dalam Lampiran 8.

Gambar 18 Gambar 3D bagian rotary dryer


9. Pengujian
Tahap pengujian dilakukan dengan melakukan uji kemampuan kerja.
Bagian-bagian rotary dryer yakni silinder, ring, rantai, serta dudukan dengan
mesin penggeraknya dirangkai untuk dilaksanakan pengujian. Rotary dryer
yang digunakan berhasil berputar dengan menggunakan bahan uji serpihan
kayu. Setelah rotary dryer berhasil berputar, kemudian akan dibongkar untuk
persiapan pengiriman. Bagian-bagian yang tidak diproduksi oleh teknisi,
diproduksi di luar pabrik. Hal tersebut dilakukan untuk mencapai target
waktu dengan tepat dan belum tersedianya mesin produksi, contohnya seperti
burner.
Secara lebih jelasnya, proses perancangan rotary dryer dapat dilihat dalam
flowchart pada Gambar 19.

39
Gambar 19 Diagram alir perancangan rotary dryer

Pengelolaan Pergudangan dan Tata Cara Delivery Produk

Pergudangan
Pengertian dan Kategori. Menurut Peraturan Menteri Perdagangan No. 90/M-
DAG/PER/12/2014, gudang merupakan suatu ruangan tidak bergerak untuk
dikunjungi oleh umum, tetapi untuk dipakai khusus sebagai tempat penyimpanan
barang yang dapat diperdagangkan dan tidak untuk kebutuhan sendiri. Jenis
gudang yang terdapat di perusahaan adalah gudang tertutup, yakni bangunan
tertutup yang menggunakan pendingin atau tidak menggunakan pendingin.
Gudang yang terdapat di perusahaan merupakan gudang tertutup golongan A
dengan kriteria luas antara 100 m² sampai dengan 1.000 m² dan kapasitas
penyimpanan antara 360 m³ sampai dengan 3.600 m³. Total bahan yang tersedia di

40
gudang yakni sebanyak 618 barang namun tidak seluruhnya disimpan di gudang,
sebagian disimpan di ruang produksi.
Pencatatan Administrasi. Dapat dilihat dalam Peraturan Menteri Perdagangan
No. 90/M-DAG/PER/12/2014 BAB III pasal 8, bahwa pengelola gudang wajib
menyelenggarakan pencatatan administrasi gudang mengenai jenis dan jumlah
barang yang disimpan, barang masuk, dan barang keluar. Buku atau sistem
elektronik administrasi gudang paling sedikit memuat informasi mengenai:
a. pemilik barang;
b. jenis/kelompok barang;
c. jumlah barang;
d. tanggal masuk barang;
e. tanggal keluar barang; dan
f. sisa yang tersimpan di gudang (stok).

Persiapan Bahan Baku dan Bahan Penolong


Bahan baku yang dibutuhkan dalam proses pembuatan alat dilakukan
dengan perencanaan oleh kepala produksi untuk menentukan jumlah dan jenis
bahan baku. Bahan baku yang dibutuhkan kemudian dimasukkan ke dalam format
pemesanan barang berupa jenis dan jumlah bahan untuk kemudian diserahkan ke
petugas gudang. Dalam format tersebut juga mencantumkan alat yang akan
diproduksi.
Setelah format tersebut diisi kemudian akan diarsipkan dan disiapkan oleh
bagian gudang. Bila bahan tersebut sudah tersedia stoknya maka bahan dapat
langsung disalurkan kepada pekerja. Bila bahan belum tersedia atau stok kosong
di gudang maka akan dibantu oleh bagian logistik dalam mengurus pembeliannya.
Untuk para pekerja yang membutuhkan bahan tambahan selama proses produksi
berlangsung dapat mendatangi gudang untuk meminta bahan yang diperlukan
dengan pengisian formulir pengambilan material seperti pada Gambar 20. Setiap
bahan yang keluar dan masuk gudang akan diinput jumlah dan jenisnya untuk
memaksimalkan pemanfaatan bahan untuk produksi barang dan meminimalisir
pengeluaran. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat diketahui bahwa
perusahaan sudah mengusahakan untuk menerapkan pencatatan administrasi

41
gudang yang sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan No. 90/M-
DAG/PER/12/2014 pasal 9.

Gambar 20 Formulir pengambilan material


Setiap alat yang dipinjam dari gudang juga akan dicatat dilengkapi dengan
penanggung jawab peminjamnya. Konsekuensi yang akan ditanggung bila barang
hilang adalah menggantinya, bila rusak dipersilahkan untuk memperbaiki atau
langsung mengganti dengan yang baru. Penggantian barang pinjaman harus sama
persis tipe, ukuran, dan merknya.

Sarana dan Tata Penyimpanan Produk


Bahan produksi disimpan dalam ruangan gudang yang terletak di samping
kantor dan di samping tempat produksi utama. Bahan disimpan dan ditata sesuai
dengan jenisnya. Terdapat berbagai tipe pada setiap jenis bahan. Sebagai contoh,
amplas yang ada di gudang terdapat 3 tipe mulai dari halus, sedang, dan kasar
dengan fungsi yang berbeda begitupun dengan bahan lainnya. Penataan
Pergudangan dapat dilihat dalam Gambar 21.

(a) (b)
Gambar 21 Penataan gudang (a) Penyimpanan barang di rak susun (b) Penyimpanan barang di rak tengah

42
Produk yang telah selesai diproduksi akan dilapisi wrapping, sehingga
produk yang dikirim atau disimpan akan terhindar dari debu dan cairan. Produk
yang dijadikan stok akan disimpan ke gudang alat yang berada di belakang kantor,
maupun di bagian belakang ruang produksi.

Tata Cara Penanganan dan Pengiriman Produk


Dalam proses pengiriman produk hal pertama yang diperlukan adalah
dengan memeriksa nama lengkap dan alamat secara jelas. Sebelum dilakukan
ketok nomor mesin, perlu dipastikan bahwa semua bagian alat dalam keadaan
baik dan berfungsi. Setelah alat sudah diketok nomor mesin sesuai dengan
pesanan, maka diperlukan untuk memesan ekspedisi untuk datang ke perusahaan.
Ekspedisi yang datang sudah melakukan kerjasama dengan pihak perusahaan
sehingga dalam pengiriman terdapat jaminan keamanan produk.
Sebelum pihak ekspedisi datang untuk mengangkut alat, terlebih dahulu
produk akan dikemas. Pengemasan atau packing alat biasanya dilakukan dengan
menempelkan stiker sesuai dengan nomor mesin, kemudian pelapisan mesin
dengan kardus atau triplek dan pelapisan alat dengan plastik wrapping. Setelah
produk selesai pengemasan, alat diangkut dengan bantuan forklift untuk
dinaikkan ke atas truk ekspedisi.

Pengelolaan Sanitasi, Kebersihan, dan Lingkungan

Dokumen Pengelolaan Lingkungan (AMDAL)


Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) merupakan kajian
mengenai dampak kebersihan suatu usaha maupun kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha dan kegiatan. Menurut Undang-Undang No. 32
Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, AMDAL
merupakan salah satu instrumen pencegah terjadinya pencemaran lingkungan
hidup.
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 29 Tahun 1986, tahapan penyusunan
AMDAL dimulai sebelum kegiatan/usaha berlangsung dan berlanjut dengan
pemantauan kegiatan dan evaluasi. Proses yang diperlukan dalam penyusunan

43
AMDAL yakni penyajian informasi lingkungan; pembuatan kerangka acuan bagi
penyusunan analisis dampak lingkungan; analisis dampak lingkungan; rencana
pengelolaan lingkungan; dan rencana pemantauan lingkungan.
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 29 Tahun 1986 Pasal 3 Ayat 1 dan 2,
dijelaskan bahwa rencana kegiatan/usaha yang wajib dilengkapi dengan AMDAL
yakni bila memiliki dampak penting terhadap lingkungan hidup. Dampak penting
suatu kegiatan terhadap lingkungan hidup ditentukan oleh:
a. jumlah manusia yang akan terkena dampak;
b. luas wilayah persebaran dampak;
c. lamanya dampak berlangsung;
d. intensitas dampak;
e. banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak;
f. sifat kumulatif dampak tersebut; dan
g. berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyampaikan data usaha
dan kegiatan yang wajib memiliki analisis dampak lingkungan hidup (AMDAL),
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup (UKL-UPL) atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL) melalui Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan RI No. 4 Tahun 2021 dalam 2 lampiran. Daftar tersebut
disusun berdasarkan kategori kegiatannya. Perseroan Terbatas Raja Ampat
Indotim termasuk kedalam kategori industri. Nomor daftar yang sesuai dengan
identitas perusahaan yakni terdapat pada nomor 20 dan 92. Nomor 20
menjelaskan tentang jenis usaha industri alat potong dan perkakas tangan untuk
pertanian yakni untuk alat perontok padi, alat pemipil jagung dan hand sprayer
dengan skala industri besar. Nomor 92 menjelaskan industri mesin pertanian dan
kehutanan. Kedua jenis usaha tersebut memiliki pembahasan yang sama, yakni:
a. skala/besaran UKL-UPL sesuai besaran di multisektor;
b. skala besaran SPPL sesuai besaran di multisektor;
c. alasan ilmiah AMDAL berpotensi menyebabkan konflik sosial serta
menyebabkan pencemaran udara dan penurunan kualitas air permukaan;
dan

44
d. kategori AMDAL/kategori UKL-UPL termasuk dalam kategori C
(menengah rendah).
Selama proses penyusunan amdal, bila instansi yang bertanggung jawab
memutuskan untuk rencana kegiatan yang bersangkutan tidak perlu dibuat analisis
dampak lingkungan, maka diwajibkan untuk membuat rencana pengelolaan
lingkungan dan rencana pemantapan lingkungan bagi kegiatan tersebut (PP No. 29
Tahun 1986). Dilihat dalam kategori perusahaan memasuki kategori
AMDAL/UKL-UPL rendah, maka perusahaan perlu menyusun rencana
pengelolaan lingkungan dan rencana pemantapan lingkungan bagi sektor usaha.
Hal ini tentunya perlu dirancang dengan penyajian informasi lingkungan yang
dinilai oleh komisi dan instansi yang bertanggung jawab.

Kegiatan Pengelolaan Lingkungan


Pengelolaan lingkungan merupakan usaha yang dilakukan untuk
memelihara dan melestarikan serta memperbaiki mutu lingkungan agar dapat
memenuhi kebutuhan manusia. Pengelolaan lingkungan hidup mempunyai ruang
lingkup yang cukup luas dan beragam.
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) adalah dokumen yang
memuat upaya untuk mencegah, mengendalikan, dan menanggulangi dampak
penting lingkungan hidup yang bersifat negatif. Kegiatan pengelolaan lingkungan
hidup di PT. Raja Ampat Indotim hanya melakukan pengelolaan lingkungan
secara rutin. Pengelolaan yang dilakukan yakni pembersihan sampah rumah
tangga dan sampah produksi secara harian dan tahunan. Sampah rumah tangga
langsung dibuang dan dibakar. Sampah kardus disimpan dan ditumpuk, yang
kemudian akan dimanfaatkan untuk packing barang. Sampah besi dikumpulkan
dan disimpan selama beberapa tahun, kemudian besi akan dijual oleh perusahaan.
Masalah kebersihan yang terdapat di PT. Raja Ampat Indotim adalah sebagai
berikut:
a. terlalu banyak benda menumpuk yang tidak berguna;
b. sampah besi yang tidak langsung dikumpulkan setelah selesai produksi;
c. lantai ruang produksi yang pecah;
d. sampah plastik seperti wrapping yang tidak dibersihkan; dan
e. tidak terdapat jadwal pembersihan berkala.

45
Penanganan Sampah, Sistem Drainase, dan lain-lain
Penanganan sampah merupakan hal yang perlu dilakukan untuk menjamin
kebersihan suatu lokasi. Penanganan sampah perlu diperhatikan agar tidak
memberikan dampak buruk bagi lingkungan, makhluk hidup, dan proses
berjalannya aktivitas. Terdapat beberapa sampah yang dihasilkan oleh PT. Raja
Ampat Indotim. Sampah yang dihasilkan pada proses produksi antara lain:
1. Sampah hasil produksi. Berdasarkan karakteristiknya, sampah produksi
terbagi atas:
a. potongan besi;
b. sampah sisa bubut;
c. oli bekas;
d. debu hasil produksi;
e. kaleng cat; dan
f. kardus.
Sampah potongan besi, kaleng cat, dan kardus akan dikumpulkan untuk
dijual saat jumlahnya sudah cukup banyak ke pengepul.
2. Sampah rumah tangga. Sampah rumah tangga yang dihasilkan setiap harinya
dari para pekerja dibersihkan oleh pak kana selaku petugas kebersihan.
Sampah rumah tangga ini bisa berupa plastik maupun kertas-kertas yang
kemudian akan dibakar di tong sampah.

46
SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada hasil dan pembahasan


kegiatan Praktik Kerja Lapangan II dapatkan ditarik beberapa kesimpulan, yakni
sebagai berikut:
1. Perseroan Terbatas Raja Ampat Indotim merupakan perusahaan yang
tergabung dalam BJ Group yang didirikan pada tahun 1980 dan berhasil
mendapatkan penghargaan Upakarti pada tahun 1991 hingga mampu
melahirkan anak perusahaan lainnya pada tahun 2000. Perusahaan ini
bertekad menghasilkan produk yang bermutu SNI. Dipimpin oleh seorang
direktur, perusahaan ini memiliki divisi Operasional dan HRD, Keuangan,
Produksi, dan Teknis yang dipimpin oleh setiap manajer dalam setiap
divisi dengan jam kerja ±8 jam per harinya.
2. Raja Ampat Indotim bergerak dibidang manufaktur yang memproduksi
sebanyak 64 alat. Perusahaan ini melayani proses pelayanan pemesanan,
produksi, pengecekan kualitas, packing, hingga proses pengiriman dan
perbaikan alat yang rusak.
3. Bahan baku produksi ditentukan oleh kepala produksi. Setiap pengambilan
barang dicatat dalam formulir pengambilan material. Penyimpanan bahan
baku berukuran kecil disimpan di gudang, sedangkan yang berukuran
besar disimpan di ruang produksi.
4. Perencanaan produksi dan perancangan alat meliputi hal berikut:
a. Kapasitas produksi
1) Power thresher diproduksi berdasarkan kebutuhan stok.
2) Rotary dryer diproduksi berdasarkan keperluan PO (Purchase
Order)
b. Proses produksi
1) Power thresher ditentukan bahan yang diperlukan; kapasitas
1200-1500 kg/jam; pengerjaan 1 alat selama 1-2 minggu;
pembuatan gambar oleh drafter dengan total berat 145 kg untuk 1
alat.

47
2) Rotary dryer ditentukan bahan yang diperlukan; kapasitas 4
ton/jam; bahan bakar bisa dengan solar, gas LPG; dan biomassa;
pengerjaan 2 unit selama 2 bulan 12 hari; ukuran 1 unit sepanjang
18 meter dengan beberapa bagian.
c. Tahapan perancangan
1) Proses perancangan power thresher yakni pembuatan rangka
dengan mal; pembuatan saringan; pemasangan dinding rangka;
pembuatan silinder perontok; penambahan bagian pelengkap;
pengecekan kualitas; finishing.
2) Proses perancangan rotary dryer yakni pembuatan besi silinder;
pembuatan saringan silinder; pembuatan ring; pembuatan penutup
silinder; pembuatan rangka input, pemasangan lifter; pembuatan
corong output; pembuatan dudukan; pengujian kinerja; finishing.
5. Bahan baku akan dipenuhi stoknya oleh bagian gudang. Bahan yang
tersedia sejumlah 618 jenis barang. Bahan berukuran kecil disimpan di
gudang dan bahan berukuran besar disimpan di ruang produksi.
Pengambilan bahan ke gudang melalui pendataan form pengambilan
material. Produk yang selesai diproduksi akan dilapisi wrapping dengan
pengiriman sesuai prosedur.
6. Sampah hasil produksi dikumpulkan untuk dijual dalam jangka waktu
beberapa tahun. Sampah rumah tangga akan dibakar. Perusahaan tidak
masuk kedalam kategori wajib AMDAL karena risiko pencemaran
lingkungan sekitar yang rendah, dengan kategori C.

48
Saran

Adapun saran dan masukan untuk PT. Raja Ampat Indotim adalah sebagai
berikut:
1. Perlunya menganalisis faktor keamanan kekuatan bahan pada alat
dengan mempertimbangkan pemilihan bahan, ukuran, dan gaya yang
akan bekerja.
2. Perusahaan perlu menyusun rencana pengelolaan lingkungan dan
rencana pemantapan lingkungan bagi sektor usaha.
3. Diharapkan perusahaan berkenan untuk terus memberikan
kesempatan bagi mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktik
dan penelitian di PT. Raja Ampat Indotim.

49
DAFTAR PUSTAKA

[BBPP] Balai Besar Pelatihan Pertanian. 2016. Mengoperasikan Alsintan


Perontok Padi (Power thresher). Batangkaluku: Balai Besar Pelatihan
Pertanian.

[Kementan] Kementerian Pertanian. 2018. Modernisasi Pertanian untuk


Sejahterakan Petani. Jakarta: Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Aldillah R. 2016. Kinerja Pemanfaatan Mekanisasi Pertanian dalam Implikasinya


dalam Upaya Percepatan Produksi Pangan di Indonesia. Forum
Penelitian Agro Ekonomi. 34 (2): 163-177.

Arfimianto Harly. 2013. Perancangan dan Inovasi Pembuatan Loker dengan


Metode Pahl & Beitz Secara Ergonomi. Jawa Timur : Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran”.

Akhmadi A., Hendrawan A. 2019. Desain Gambar Alat Pelepas Ban Sepeda
Motor dengan Software AutoCAD. Jurnal Saintek. 13 (1): 38-43.

Firman M., Irfansyah M., dan Heri Irawan. 2019. Pelatihan Modernisasi
Menggambar Mesin dengan Solidwork di SMK Syuhada Teknologi Kota
Banjarmasin. Kalimantan: Universitas Islam Kalimantan.

Hadiutomo K. 2012. Mekanisasi Pertanian. IPB Press. Bogor.

Hartono G. Dan Santoso E. 2013. Analisis Penetapan Strategi Peningkatan


Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada Industri Manufaktur di
Indonesia: Studi Kasus pada Komponen Kopling. Jurnal Kajian Teknik
dan Sistem Industri. 14(1): 83-88.

Jumari A dan Purwanto A. 2005. Design of Rotary dryer for Improving the
Quality of Product of Semi Organic Phosphate Fertilizer. Jurnal Ilmiah
Teknik Kimia. 4(2): 45-54.

Meidiansyah R. 2016. Rancang Bangun Alat Penguji Generator Set dengan


Variasi Bahan Bakar Hidrocarbon (Pengujian Alat). Palembang:
Universitas Sriwijaya.

Nur R., Suyuti M.A. 2017. Perancangan Mesin-Mesin Industri. Sleman: Penerbit
Deepublish.

Jamaluddin, Syam H, Lestari N, dan Rizal M. 2019. Alat dan Mesin Pertanian.
Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.

Rokhmani N, Wati P. 2021. Perencanaan Produksi Mesin Pertanian dan


Peternakan Menggunakan Metode Run Out Time (ROT). Surabaya:

50
Universitas 17 Agustus 1945 Taufiqurokhman. 2008. Konsep dan Kajian
Ilmu Perencanaan. Jakarta: Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama.

Sofyan, DK. 2013. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Sucipta N. 2016. Kekuatan Bahan. Bali: Universitas Udayana.

Tanjung Mansur. 2017. Fungsi Organisasi dalam Manajemen Proyek. Jurnal


Mantik Penusa.1(1): 22-26.

Zainuri M. 2008. Kekuatan Bahan (Strength of Materials). Yogyakarta: CV. Andi


Offset.

51
LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi kegiatan

52
Lampiran 2 Layout/denah PT. Raja Ampat Indotim

53
Lampiran 3 Brosur PT. Raja Ampat Indotim

54
Lampiran 4 Struktur perusahaan PT. Raja Ampat Indotim

55
Lampiran 5 Daftar produk PT. Raja Ampat Indotim

Jenis Mesin
No.
Perkebunan Industri Pertanian Peternakan
1. Mesin pencuci Mesin pemisah air Mesin huller Mesin pengolahan
kopi dan minyak kacang pakan ternak
2. Mesin pengupas Mesin fakum Mesin tapast Mesin hammer mill
kopi basah minyak rice huller
3, Mesin pengupas Mesin penyulingan Mesin pedal Mesin chopper pakan
kopi kering thresher ternak
4. Mesin goseng Mesin sentrifus Mesin pemipil Mesin pencetak pelet
kopi (roster) jagung
5. Mesin Mesin penggoreng Mesin Mesin mixer pakan
penggiling kopi perontok padi ternak
mini dan besar
6. Mesin kabinet Mesin pengiris Mesin blower Mesin penetas telur
tempering coklat rice polisher
7. Mesin pres Mesin reaktor Mesin one Mesin pemotong
emping melinjo biogas pass rice huller daging
8. Mesin pembuat Mesin pembakar Mesin bakso
tebu arang
9. Mesin pres tebu Mesin pencetak Mesin pencabut bulu
briket ayam
10. Mesin refiner Mesin pembuat es
batu
11. Mesin kupas Mesin vakum
mete paking
12. Mesin pengupas Mesin kalsel
daun tebu
13. Mesin dryer Mesin conveyor
oven feeder
14. Mesin dryer Mesin granulator
biomassa
15. Mesin pengupas Mesin pengaduk
ari biji kakao mixer
16. Mesin kotak Mesin pengayak
fermentasi
17. Mesin pengayak Mesin pengayak
bubuk coklat kompos tertutup
18. Mesin pemasta Mesin pengolahan
coklat halus dan pupuk organik
kasar
19. Mesin pencacah Mesin pembersih
buah kakao dan biji-bijian
pemisah
20. Mesin sangrai Mesin seed
biji kakao cleaner
pengempa biji

56
Jenis Mesin
No.
Perkebunan Industri Pertanian Peternakan

21. Mesin karet Mesin batako dan


bata merah
22. Mesin pencacah Mesin perajang
kulit pala dan
kemiri
23. Mesin kelapa Mesin silo
24. Mesin pengurai
dan pres sabut
kelapa
25. Mesin peras
santan
manual,hidrolik
dan elektrik

57
Lampiran 6 Form Pengajuan Pemesanan Barang

58
Lampiran 7 Part power thresher dan beratnya

59
60
Lampiran 8 Gambar teknik dudukan dan output rotary dryer

61
62
Lampiran 9 Format Jurnal Harian

JURNAL HARIAN
KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN II
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANISASI PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR

Nama : Dini Karimah


NIM : 021120071
Lokasi PKL : PT. Raja Ampat Indotim

No Hari, Tanggal Uraian Kegiatan Paraf Pembimbing


. Eksternal
Pengenalan perusahaan,
pembahasan topik, proses
1 Senin, 7 November 202
perencanaan produksi dengan
mempertimbangkan TKDN.
Pemahaman kapasitas, waktu
2 Selasa, 8 November 2022 produksi, dan gambar alat serta
proses perancangan alat.
Mengamat proses perancangan
3 Rabu, 9 November 2022
rangka power thresher
Proses pembuatan dudukan mesin
power thresher, penggabungan 2
4 Kamis, 10 November 2022 silinder rotary dryer, dan diskusi
mengenai proses pembuatan rotary
dryer.
Proses pembuatan saringan rotary
5 Jumat, 11 November 2022 dryer dan rangka untuk corong
masuk pada rotary dryer.
Praktik mesin milling.
6 Senin, 14 November 2022

63
No Hari, Tanggal Uraian Kegiatan Paraf Pembimbing
. Eksternal
Membuat layout PT. Raja Ampat
7 Selasa, 15 November
Indotim dengan Solidworks
Mengukur kerangka rotary dryer
8 Rabu, 16 November 2022 dan melakukan pemasangan mur
baut untuk perontok padi
Penginputan brosur dan test report
9 Kamis, 17 November 2022
perusahaan
Praktik pengecatan alat
10 Jumat, 18 November 2022

Praktik pelapisan anti karat pada


11 Senin, 21 November 2022
rotary dryer
Pengenalan pergudangan
12 Selasa, 22 November 2022

Pendataan mengenai penyiapan


13 Rabu, 23 November 2022
bahan di gudang
Pengukuran rangka rotary dryer
14 Kamis, 24 November 2022 dan proses penghalusan ring rotary
dryer
Praktik penghalusan dengan
15 Jumat, 25 November 2022
gerinda tangan
Pengukuran silinder rotary dryer
16 Senin, 28 November 2022 dan penghalusan besi plat dengan
gerinda tangan
pembengkokan besi plat untuk filler
17 Selasa, 29 November 2022

Proses pemasangan mur baut untuk


18 Rabu, 30 November 2022 rotary dryer

Perekapan packing list


19 Kamis, 1 Desember 2022

64
No Hari, Tanggal Uraian Kegiatan Paraf Pembimbing
. Eksternal
Perekapan packing list sekaligus
20 Jumat, 2 Desember 2022 packing dan wrapping barang
tambahan.
Pengukuran dudukan rotary dryer,
pendataan bahan di gudang, dan
21 Senin, 5 Desember 2022
packing panel kontrol untuk rotary
dryer
Packing panel kontrol dan
22 Selasa, 6 Desember 2022
perlengkapan untuk rotary dryer
Pengukuran bagian power thresher
23 Rabu, 7 Desember 2022
sebagai pengecekan quality control
Pengiriman rotary dryer,
pemasangan engine, dan
24 Kamis, 8 Desember 2022
pemasukan bahan bakar serta air
pendingin pada mesin penepung
Pemasangan v belt pada power
25 Jumat, 9 Desember 2022
thresher
Pengecatan power thresher dan
26 Senin, 12 Desember 2022
packing brosur
wrapping power thresher dan
27 Selasa, 13 Desember 2022
packing brosur
Penyusunan laporan
28 14-21 Desember 2022

65
Lampiran 10 Format Lembar Konsultasi

LEMBAR KONSULTASI
PROPOSAL DAN LAPORAN PKL II
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANISASI PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Nama Mahasiswa : Dini Karimah


Semester : V (Lima)
Lokasi Praktik : PT. Raja Ampat Indotim
Pembimbing : 1. Intan Kusuma Wardani, M. Sc.
2. Ir. Anastasia Promosiana, MS.
Pembimbing Eksternal : Bapak Bustomi

No Hari, Tanggal Kegiatan Paraf Pembimbing


Rabu, Pembagian judul Praktik Kerja
1 26 Oktober 2022 Lapangan II

Rabu, Bimbingan Proposal


2 2 November 2022

3 Senin, Supervisi sekaligus pengantaran


7 November 2022 oleh dosen pembimbing 2
Rabu, Diskusi rancangan rotary dryer
4 16 November 2022

Minggu, Bimbingan progres laporan


5 27 November 2022

Selasa, Diskusi penentuan kebutuhan


6 6 November 2022 bahan

Selasa, Supervisi oleh dosen


5 13 November 2022 pembimbing 1

6 Kamis, Bimbingan laporan oleh dosen


15 Desember 2022 pembimbing 2

66
Sabtu, Bimbingan laporan oleh dosen
7 17 Desember 2022 pembimbing 1

Kamis, Presentasi hasil kegiatan PKL II


8 22 Desember 2022

67

You might also like