You are on page 1of 29

LAPORAN 1

ANALISIS MATERI BERBASIS


MASALAH

Arif Noor Imam Hanafi


201500373265
Teknologi Konstruksi dan Properti

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KOTA MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Bismillah, Alhamdulillah, Shollallohu'ala Sayyidina Muhammad SAW. Puji


syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga tugas laporan ini
dapat tersusun dengan baik. Sholawat beserta Salam tetap tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju
alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Saya mengucapkan terima kasih juga atas bantuan panitia PPG LPTK Universitas
Negeri Medan (UNIMED) selaku penyelenggara dan rekan-rekan Kategori I
gelombang 2 PPG Dalam Jabatan Universitas Negeri Medan ( UNIMED) tahun
2022 yang telah banyak memberikan dukungan dan semangat.
Harapan saya semoga Tugas Laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca tentang mekanisme pelaksanaan PPG Daljab di
Universitas Negeri Medan ( UNIMED)
Akhir kata, sebagai penyusun tugas laporan ini, saya ucapkan banyak terima kasih
kepada Bapak Setiono, S.Pd. M,Pd selaku Fasilitator dan juga kepada Ibu Anny
Handayani, S.Pd., M.Pd sebagai Pengajar Praktik, yang senantiasa selalu bersabar
dan ikhlas untuk memberikan bimbingan dan arahan selama 9 bulan
mendampingi dalam Program Pendidikan Guru Penggerak, serta kepada rekan
kelas 04.071 yang selalu membantu dan selalu menjadi inspirasi dalam
menyelesaikan portofolio ini. Tidak lupa juga kepada Pengawas, Kepala Sekolah,
Komite Sekolah dan rekan Guru di SMK Negeri 7 Semarang yang tiada hentinya
selalu mendukung saya serta seluruh warga Sekolah.
Semoga tugas laporan ini membawa keberkahan dan memberikan informasi yang
bermanfaat kepada semua insan pendidikan khususnya dan masyarakat luas pada
umumnya. Aamiin.

Semarang, 19 November 2022 Penyusun

Arif Noor Imam Hanafi

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
RINGKASAN...............................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Tujuan Kegiatan...............................................................................2
C. Manfaat Mengikuti Program Guru Penggerak...........................2

BAB II. PEMBAHASAN..............................................................................3


A. Kebijakan Kemendikbudristek Tentang PGP.............................3
B. Program Pendidikan Guru Penggerak.........................................5
C. Refleksi Filosofi Pendidikan .Nasional Ki Hadjar Dewantara........6
D. Nilai-Nilai dan Peran Guru penggerak........................................7
E. Visi Guru Penggerak......................................................................10
F. Budaya Positif.................................................................................12

BAB III. PENUTUP.....................................................................................14


A. Refleksi.............................................................................................14
B. Tindak Lanjut..................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................17
LAMPIRAN

ii
RINGKASAN

Program Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan


bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi Pelatihan
Daring, Lokakarya, Konferensi, dan Pendampingan Individu selama 9 bulan bagi calon
Guru Penggerak. Selama program, CGP tetap mnjalankan tugas mngajarnya sebagai
guru. Pertimbangan dan penetapan Kemendikbudristek mengenai Program Guru
Penggerak sudah tertuang dalam Peraturan Mendikbudristek Repubik Indonesia
Nomor: 26 Tahun 2022.
Pendidikan Guru Penggerak bertujuan untuk menghasilkan profil Guru
Penggerak, sebagaimana dimaksud merupakan Guru yang memiliki kemampuan
untuk (1) merencanakan, melaksanakan, menilai, dan merefleksikan pembelajaran yang
sesuia dengan kebutuhan murid saat ini dan dimasa depan dengan berbasis data,
(2) berkolaborasi dengan orang tua, rekan sejawat, dan komunitas praktisi untuk
mengembangkan visi, misi, dan program satuan pendidikan, (3) mengembangkan
kompeteni secara mandiri dan berkelanjutan berdasarkan hasil refleksi terhadap
praktik pembelajaran, dan (4) menumbuhkembangkan ekosistem pembelajaran melalui
olah rasa, olah karsa, olah raga dan olah pikir bersama dengan rekan sejawat dan
komunitas praktisi secara sukarela.
Guru penggerak memiliki lima nilai, yaitu (1) mandiri, (2) refleksi, (3) kolaboratif,
(4) inovatif, serta (5) berpihak pada murid. Guru penggerak harus mampu
melaksanakan peran guru penggerak, meliputi (1) Pemimpin pembelajaran,(2)
Menggerakkan komunitas praktisi, (3) menjadi Coach bagi Guru lain, (4) mendorong
kolaborasi Antar Guru, dan (5) mewujudkan kepemimpinan murid.
Guru harus memiliki visi yang mengarah kepada perubahan, baik perubahan di
kelas atau perubahan di sekolah. Usaha mencapai perubahan tersebut guru perlu
mengenal pendekatan manajemen perubahan. Manajemen pendekatan perubahan
sering disebut sebagai Inkuiri Apresiatif (IA). Salah satu cara yang dilakukan guru
dalam membantu murid tumbuh maksimalmempunya karakter Profil Pelajar Pancasila
adalah dengan membangun budaya positif yang berpihak pada murid. Membangun
keyakinan atau visi sekolah yang menumbuhkan dan mengembangkan budaya positif.

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru Penggerak adalah pemimpn pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang
murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidikan untuk
mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan
dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Proses pendidikan dan penilaian Guru Penggerak berbasis dampak dan bukti.
"Proses kepemimpinan sangat penting dan dalam proses pengembangan kepemimpinan
ini, dan berkaca dari berbagai macam studi dan pendekatan androgogiatau pembelajaran
orang dewasa dimana harus lebih fokus kepada on the job learning. artinya, pembelajaran
yang relevan dan kontekstual sehinggamemberi dampak sebaik-baiknya.
Guru Penggerak diharapkan dapat mencetak sebanyak mungkin agen-agen
transformasi dalam ekosistem pendidikan yang mampu menghasilkan murid-murid
berkompetensi global dan berkarakter Pancasila,mampu mendorong transformasi
pendidikan Indonesia, mendorong peningkatan prestasi akademikmurid, mengajar
dengan kreatif, dan mengembangkan diri secara ktif. Guru Penggerak bisa berperan lebih
dari peran guru saat ini.
Dalam pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru dalam jabatan tahun 2022, proses
pembelajaran untuk mahasiswa PPG lulusan dari Guru Penggerak berbeda dengan proses
pembelajaran mahasiswa PPG dari reguler. Hal tersebut tertuang dalam surat Edaran dari
kemendikbudristek melalui Dirgen GTK nomor : 1847/B2/GT.00.08/2022 tanggal 11
Agustus 2022.
Berdasarkan uraian diatas,maka penulis sebagai mahasiswa lulusan Pendidikan
Guru penggerak akan membuat laporan yang berkaitan dengan materi mata kuliah yang
pertama. Pendidikan Profesi Guru (PPG) yaitu analisis pembelajaran materi berbasis
masalah, literasi,dan ketrampilan berpikir tingkat tinggi (High order Thinking Skills).
tentu saja dalammembuat laporan ini penyusun akan menyandingkan dan mengaitkan
ilmu pengetahuan dan aksi nyata yang sudah dilaksanakan pada saat mengikuti
Pendidikan Guru Penggerak dengan materi dan lembar kerja mata kuliah ppg tentang
analisis pembelajaran materi berbass masalah,literasi, dan ketrampilan berpikir tingkat
tinggi (High order Thinking Skills).

1
B. Tujuan kegiatan

Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh


kembang murid secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik
lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid; serta
menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan Profil
Pelajar Pancasila. Program ini akan menciptakan guru penggerak yang dapat:

1.Mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi dan kolaborasi secara
mandiri
2.Memiliki kematangan moral, emosi dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik
3.Merencanakan, menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran yang
berpusat pada murid dengan melibatkan orang tua
4.Berkolaborasi dengan orang tua dan komunitas untuk mengembangkan sekolah dan
menumbuhkan kepemimpinan murid
5.Mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi sekolah yang berpihak
pada murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah.

C. Manfaat Mengikuti Program Guru Penggerak


Selama mengikuti proses pendidikan, peserta yang lolos seleksi Program Guru
Penggerak akan mendapatkan:
1.Pendidikan Guru Penggerak selama 9 bulan dan pengembangan kompetensi dalam
Lokakarya Bersama
2.Peningkatan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid
3.Pengalaman belajar mandiri dan kelompok terbimbing, terstruktur, dan
menyenangkan
4.Pengalaman belajar bersama dengan rekan guru lain yang sama-sama lolos seleksi
program guru penggerak
5.Pengalaman mendapatkan bimbingan/mentoring dari pengajar praktik (pendamping)
pendidikan guru penggerak
6.Mendapatkan komunitas belajar baru
7.Mendapatkan sertifikat pendidikan 310 JP dan Sertifikat Guru Penggerak

Selama pelaksanaan Kemdikbud akan memberikan dukungan berupa:


Selama pendidikan dan pendampingan mendapatkan bantuan paket data untuk
pelatihan daring (online)
Biaya transportasi, konsumsi, dan akomodasi jika diperlukan utk pelaksanaan
Lokakarya (sesuai kebutuhan)

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEBIJAKAN KEMENDIKBUDRISTEN TENTANG PGP

Gambar 1 : Paparan Mendikbudristek Tentang guru Penggerak

Penetapan Pemerintah melalui Kemendikbudristek mengenai Program Guru penggerak sudah


tertuang dalam Peraturan Mendikbudristek Republik Indonesia Nomor: 26 Tahun 2022
tentang Pendidikan Guru Penggerak yaitu:
(1) Pendidikan Guru Penggerak bertujuan untuk menghasilkan profil Guru Penggerak.
(2) Profil Guru Penggerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan Guru
yang memiliki kemampuan untuk:
a. merencanakan, melaksanakan, menilai, dan merefleksikan pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan peserta didik saat ini dan di masa depan dengan berbasi data;
b. berkolaborasi dengan orang tua, rekan sejawat, dan komunitas untuk mengembangkan
visi, misi, dan program satuan Pendidikan;
c. mengembangkan kompetensi secara mandiri dan berkelanjutan berdasarkan hasil
refleksi terhadap praktik pembelajaran; dan
d. menumbuhkembangkan ekosistem pembelajar melalui olah rasa, olah karsa, olah raga,
dan olah pikir bersama dengan rekan sejawat dan komunitas secara sukarela.
(3) Beban belajar Pendidikan Guru Penggerak paling sedikit 310 (Tiga ratus sepuluh)
jam pelajaran dan paling banyak 400 ( empat ratus) jam pelajaran.

3
B. PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENGGERAK

Gambar 2 : Cover Pendidikan Program Guru Penggerak Kemendikbudristek

Program Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi


guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring,
lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama 9 bulan bagi calon Guru Penggerak.
Selama pelaksanaan program, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru.

Gambar 3: Alur Perjalanan Pendidikan Program Guru Penggerak

4
1. Kerangka Desain Program Pendidikan Guru Penggerak

2. Kaitan Substansi Pendidikan Guru Penggerak dengan Pendidikan Profesi


Guru (PPG)

Program Pendidikan Guru Penggerak juga merupakan salah satu program prioritas
dari Kemendikbud yang tergabung dalam rangkaian program Merdeka Belajar
episode ke 5. Jika dikaitkan dengan substansi mata kuliah analisis pembelajaran
materi berbasis masalah. literasi, ketrampilan berpikir tingkat tinggi ( High order
Thinking Skills) dari Pendidikan Profesi Guru (PPG). proses pembelajaran
pendidikan guru penggerak sangat berhubungan erat selama 9 bulan mengikuti
Program Pendidikan Guru Penggerak proses pembelajaran dilaksanakan sdengan
alur materi M.E.R.R.D.E.K.A (Mulai dari Diri, Eksplorasi Kosep, Ruang
Kolaborasi, Refleksi Terbimbing, Demokrasi Konstektual, Elaborasi Pemahaman,
Koneksi Antar Materi, Aksi Nyata.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran Pendidikan
Guru Penggerak sudah sesuai dengan substansi dari mata kuliah Pendidikan Profesi
Guru ( PPG) yaitu analisis pembelajaran materi berbasis masalah, literasi, dan
ketrampilan berpikir tingkat tinggi (High order Thinking Skills)

5
C. REFLEKSI FILOSOFI PENDIDIKAN NASIONAL KHD

Gambar 4. Cover Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara

1. Materi Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara

Proses pembelajaran Guru Penggerak. materi pertama yang dipelajari adalah


Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara. Ki Hajar Dewantara
berpendapat bahwa pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan.
Pengajaran adalah proses pendidikan dalam mentransfer ilmu yang berfaedah untuk
kecakapan hidup anak secara lahir maupun batin. Sedangkan Pendidikan
(opvoeding) adalah memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang
dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya, sebagai seorang manusia yang bermasyarakat. Beliau memiliki
keyakinan, bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka
pendidikan menjadi salah satu kunci pokok untuk mencapainya.
Peran seorang Pendidik diibaratkan seorang Petani atau tukang kebun yang
tugasnya adalah merawat sesuai kebutuhan dari tanaman-tanamannya itu, agar
tumbuh dan berbuah dengan baik, tentu saja beda jenis tanaman beda perlakuannya.
Artinya bahwa kita seorang pendidik harus bisa melayani segala bentuk kebutuhan
metode belajar murid yang berbeda-beda (dalam hal ini berorientasi pada anak).
Kita sebagai pendidik harus bisa memberikan kebebasan kepada anak untuk
mengembangkan ide, berfikir kreatif, mengembangkan bakat/minat murid (merdeka
belajar), tapi kebebasan itu bukan berarti kebebasan mutlak, perlu tuntunan dan
arahan dari guru supaya anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.
Hal terpenting yang harus dilakukan seorang guru adalah menghormati dan
memperlakukan anak dengan sebaik-baiknya sesuai kodratnya, seorang pendidik
harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik (ing ngarso sung tulodho),
di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide (ing
madyo mangun karso) dan dari belakang seorang guru harus bisa memberikan
dorongan dan arahan (tut wuri handayani) bagi tumbuh kembangnya anak.

6
Dibawah ini adalah sintesis dari materi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara.

Gambar 5. Sintesis Materi Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara

2. Kaitan Substansi Materi Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar


Dewantara dengan Materi Pendididkan Profesi Guru (PPG)

Dari pemaparan materi diatas, jika dikaitkan antara materi Filosofi Pendidikan
Indonesia Ki Hadjar Dewantara dengan materi Pedagogi dan profesional pada
Pendidikan Profesi Guru (PPG) sudah relevan dan sangat sesuai dengan substansi ya

D. NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK

Gambar 6. Cover Modul 1.2 Nilai dan Peran Gurun penggerak

7
1. Materi Nilai dan Peran Guru Penggerak
a) Nilai Guru Penggerak
Melalui program Pendidikan Guru Penggerak, para guru diharapkan mampu untuk
memahami nilai-nilai dan peranan mereka sebagai pemimpin pembelajaran dan agen
perubahan demi pencapaian Merdeka Belajar dan terwujudnya Profil Pelajar
Pancasila. Terdapat lima nilai yang harus terpatri dalam jiwa seorang Guru Penggerak
yaitu :
(1) mandiri, (2) reflektif, (3)kolaboratif, (4) inovatif, dan (5) berpihak pada murid.

b) Peran Guru Penggerak


Terdapat 5 butir peran dari seorang Guru Penggerak:
1. Menjadi Pemimpin Pembelajaran
Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong wellbeing ekosistem pendidikan
sekolah. Seorang Guru Penggerak tentunya berperan besar dalam membuat
lingkungan sekolah yang nyaman untuk para muridnya. Jadi seorang Guru Penggerak
diharapkan mampu berperan sebagai pemimpin yang berorientasi pada murid, dengan
memperhatikan segenap aspek pembelajaran yang mendukung tumbuh-kembang
murid.
2. Menggerakkan Komunitas Praktisi
Menggerakkan komunitas praktik untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya.
Seorang Guru Penggerak berpartisipasi aktif dalam membuat komunitas belajar untuk
para rekan guru baik di sekolah maupun wilayahnya.
3. Menjadi Coach Bagi Guru Lain
Menjadi coach dan mentor bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di
sekolah. Seorang Guru Penggerak juga harus mampu mendeteksi aspek-aspek yang
bisa ditingkatkan dari rekan sejawatnya. Seorang Guru Penggerak diharapkan juga
mampu merefleksikan hasil pengalamannya sendiri serta guru lain untuk dijadikan
poin peningkatan untuk pembelajaran.
4. Mendorong Kolaborasi Antar Guru
Membuka ruang diskusi positif dan kolaborasi antara guru dan pemangku
kepentingan di dalam dan di luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pada peran ini, seorang Guru Penggerak diharapkan mampu memetakan para
pemangku kepentingan di sekolah (serta luar sekolah), serta membangun dialog antar
para pemangku kepentingan tersebut.
5. Mewujudkan Kepemimpinan Murid Mendorong peningkatan kemandirian dan
kepemimpinan murid di sekolah. Peran seorang Guru Penggerak berarti membantu
para murid ini untuk mandiri dalam belajar, mampu memunculkan motivasi murid
untuk belajar, juga mendidik karakter murid di sekolah.

8
Gambar 7. Nilai dan Peran Gurun penggerak

2. Kaitan Substansi Materi Nilaai dan Peran Guru Penggerak dengan Materi
Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Dari pemaparan materi diatas, jika dikaitkan antara materi Nilai dan Peran Guru
Penggerak dengan materi modul pedagogi dan Profesional pada Pendidikan Profesi
Guru (PPG) sudah relevan dan sangat sesuai dengan substansi yang diharapkan dari
materi mata kuliah Pendidikan Profesi Guru (PPG)

9
D. VISI GURU PENGGERAK

Gambar 8. Cover Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

1. Materi Visi Guru Penggerak


Guru harus memiliki visi yang mengarah kepada perubahan, baik perubahan di kelas
atau perubahan di sekolah. Untuk mencapai perubahan tersebut guru perlu mengenal
pendekatan manajemen perubahan. Manajemen pendekatan perubahan sering disebut
sebagai Inkuiri Apresiatif (IA). IA dikenal sebagai pendekatan manajemen perubahan
yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. Konsep IA ini pertama kali dikembangkan
oleh David Cooperrider (Noble & McGrath, 2016). Cooperrider menyatakan bahwa
pendekatan IA dapat membantu membebaskan potensi inovatif dan kreativitas, serta
menyatukan orang dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh proses manajemen
perubahan yang biasa.
IA menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif.
Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat
memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensi dan
aset organisasi. Dengan demikian, dalam implementasinya, IA dimulai dengan
menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki
organisasi, sebelum organisasi menapak pada tahap selanjutnya dalam melakukan
perencanaan perubahan. Untuk melaksanakan IA diperlukan sebuah strategi. Strategi
itu dikenal dengan akronim BAGJA, yakni Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali
mimpi, Jabarkan rencana, dan Atur eksekusi.

10
2. Kaitan Substansi Materi Visi Guru Penggerak dengan Materi Pendidikan
Profesi Guru (PPG)
Dari pemaparan materi diatas, jika dikaitkan antara materi Visi Guru Penggerak
dengan materi modul pedagogi dan Profesional pada Pendidikan Profesi Guru (PPG)
sudah relevan dan sangat sesuai dengan substansi yang diharapkan dari materi mata
kuliah Pendidikan Profesi Guru (PPG)
F. BUDAYA POSITIF

Gambar 9. Cover Modul 1.4 Budaya Positif

1. Materi Budaya Positif Guru Penggerak


Budaya positif adalah suatu pembiasaan yang bernilai positif, Di dalamnya
mengandung sejumlah kegiatan yang mampu menumbuhkan karakter Murid. Budaya
positif perlu dibangun dalam suatu kelas. Untuk mewujudkan budaya positif harus
dilakukan sejak dini mengingat dalam prosesnya membutuhkan waktu yang lama dan
konsisten dari setiap stakeholder yang ada. Sebagai calon guru penggerak, tentu
memiliki peran yang besar dalam mewujudkan disiplin positif, baik di dalam kelas
maupun di lingkungan sekolah. Di lingkungan sekolah, guru dapat menerapkan
budaya positif seperti bekerja sama dengan rekan sejawat, berinteraksi secara akrab
dengan peserta didik, menerapkan sikap disiplin dan bertanggung jawab serta
menjadi teladan bagi peserta didik. Sedangkan di lingkungan kelas, salah satu langkah
yang guru dapat lakukan adalah membangun budaya positif melalui komunikasi serta
adanya keyakinan yang diyakini baik dan positif.
Pembentukan keyakinan kelas memiliki dampak yang besar terhadap keberhasilan
pembelajaran. Apabila guru dan murid membuat keyakinan kelas dan dilaksanakan
dengan penuh kesadaran, maka akan berpengaruh pada perubahan tingkah laku peserta
didik. Perubahan tingkah laku ini juga akan berujung pada terbentuknya budaya
positif di kelas. Untuk itu, keyakinan yang baik tidak hanya digunakan dalam
pembelajaran saja, namun perlu juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, untuk membangun budaya positif di sekolah langkah yang dapat
ditempuh adalah memulainya dengan membangun budaya positif di kelas melalui

11
komunikasi efektif.

12
2. Kaitan Substansi Materi Budaya Positif Guru Penggerak dengan Materi
Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Dari pemaparan materi diatas, jika dikaitkan antara materi Budaya Positif Guru Penggerak
dengan materi modul pedagogi dan Profesional pada Pendidikan Profesi Guru (PPG) sudah
relevan dan sangat sesuai dengan substansi yang diharapkan dari materi mata kuliah
Pendidikan Profesi Guru (PPG)

13
BAB III.
PENUTUP

A. Refleksi
Pada modul 1.1 Filosofi Pendidikan Nasional menurut Ki Hajar Dewantara, seorang
guru diibaratkan sebagai petani yang membantu pertumbuhan bibit-bibit kebaikan. Guru
hanya menuntun proses perkembangan murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat
zaman. Hal ini diperlukan agar siswa dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, yaitu :
bertahan hidup, kekuasaan, kasih sayang, kebebasan, dan kesenangan.
Pada modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak, guru diharapkan dapat melakukan
pembiasaan disiplin positif yang akan memotivasi lingkungan di sekitarnya (kelas,
sekolah, dan lingkungan masyarakat) sehingga terbentuklah budaya positif. Selain itu
melalui modul 1.2 ini juga kita merefleksi diri kita sesuai dengan lima posisi kontrol,
apakah kita seorang : penghukum, pembuat orang merasa bersalah, teman,
monitor/pemantau, atau manajer. Lima posisi kontrol ini dipengaruhi oleh sistem kerja
otak reptil dan mamalia (berpikir cepat) dan otak primata dan manusia (berpikir lambat).
Lima posisi kontrol ini mempengaruhi perasaan siswa saat belajar (senang, nyaman,
malas, tertekan, dsb) terutama saat siswa melakukan suatu kesalahan.
Pada modul 1.3 Visi Guru Penggerak, guru dapat mengubah peraturan kelas menjadi
sebuah keyakinan kelas. Dengan keyakinan kelas yang dibuat berdasarkan komitmen
semua warga kelas, maka tidaklah sulit untuk melakukan restitusi. Dimana restitusi
adalah suatu proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan
mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang
lebih kuat. Melalui tahapan pada segitiga restitusi : menstabilkan identitas, validasi
tindakan yang salah, dan menanyakan keyakinan, seorang guru berhasil mewujudkan
profil pelajar Pancasila.
Pada modul 1.4 Budaya Positif ini , seorang guru seharusnya :
Ing Ngarso Sung Tulodho, Memberikan contoh disiplin positif melalui tindakan
nyata, baik di kelas maupun di lingkungan sekolah.
Berusaha merubah mindset bahwa : guru dapat mengontrol murid, semua penguatan
bersifat positif dan menguatkan, kritik dan membuat orang merasa bersalah dapat
menguatkan karakter, dan orang dewasa memiliki hak untuk memaksa.
Mulai memposisikan diri kita bukan sebagai penghukum dan pembuat orang merasa
bersalah, tetapi lebih sebagai teman, monitor/pemantau, dan lebih utama sebagai
seorang manajer.
Alhamdulillah, Saya mendapat pencerahan bagaimana cara menuntun murid melalui
restitusi, terutama langkah-langkah restitusi meliputi menstabilkan identitas,
validasi tindakan yang salah, dan menanyakan keyakinan dalam pemecahan
masalah tanpa menyudutkan murid. Sehingga suasana kembali nyaman, aman, dan
menyenangkan.

14
B. Tindak Lanjuti
Setiap program yang selesai dilaksanakan membutuhkan Rencana Tindak Lanjut
(RTL). Hal ini karena RTL merupakan salah satu jaminan bagi keberlangsungan dan
keberlanjutan program. Dengan adanya RTL akan lebih memudahkan dalam
implementasi program ke depannya. Bukan saja terkait bentuk-bentuk program
lanjutan, melainkan juga bentuk-bentuk intervensi pihak lain untuk
menyelenggarakan program sejenis. Membutuhkan perencanaan yang matang untuk
bisa menyusun RTL yang baik sesuai program berdasarkan potensi dan kekuatan
yang dimiliki. Selain itu, membutuhkan juga pertimbangan aset yang telah dimiliki
dan akan dikembangkan. Termasuk di dalamnya adalah sumber daya manusia
sebagai aset untuk koordinasi dan kolaborasi.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, berikut ini beberapa RTL yang akan
dilaksanakan setelah mengikuti Pendikan Guru Penggerak
1. Melakukan refleksi akhir program Pendidikan Guru Penggerak. Kegiatan
bertujuan untuk mengetahui kekuatan yang harus ditingkatkan dan kelemahan yang
harus diperbaiki oleh diri sendiri selama mengikuti program. Kegiatan dilaksanakan
melalui umpan balik dari kepala sekolah, rekan sejawat, murid, dan orang tua/wali
murid. Selain itu juga melalui diskusi-diskusi informal dengan sejawat dalam
komunitas praktisi di sekolah;
2. Mengembangkan sosialisasi program Pendidikan Guru Penggerak bagi Komunitas
Praktisi di dalam dan sekitar sekolah. Tujuannya adalah untuk menggalang kekuatan
dan potensi di lingkungan sekolah dan sekitar untuk bersama-sama tergerak,
bergerak, dan menggerakkan. Sosialisasi yang dilakukan menyangkut garis besar
pengalaman dan praktik baik selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak
Angkatan 2. Selain itu, juga menyebarluaskan pemahaman dan pengetahuan lainnya
terkait pembelajaran berpusat pada murid;
3. Melaksanakan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dalam
komunitas praktisi sekolah melalui pelatihan terkait IT (Ms Office, Google Sites,
Blog, Video Pembelajaran, Canva for Education, dan lain-lain). Tujuannya adalah
untuk mempersiapkan sekolah menghadapi era digital yang pada akhirnya
berdampak pada murid. Program dilaksanakan dalam bentuk pelatihan-pelatihan
secara rutin setiap bulan;
4. Mengelola program berdampak pada murid di tingkat sekolah, terutama terkait
literasi berdiferensiasi. Tujuan utama program ini adalah meningkatkan
kepemimpinan murid dalam literasi berdiferensiasi di kelas secara komunal di
sekolah. Kegiatan dilaksanakan dengan terlebih dahulu memberikan penguatan
kepada wali kelas dalam implementasi literasi berdiferensiasi;

15
5. Menyelenggarakan pelatihan komputer bagi murid. Tujuannya untuk
mempersiapkan kemampuan murid dalam memanfaatkan komputer sebagai
persiapan mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Selain itu juga
meningkatkan murid yang cakap digital;
6. Mengembangkan sosialisasi tentang pembelajaran berdiferensiasi dan sosial
emosional. Tujuannya agar terselenggara pembelajaran berdiferensiasi dan sosial
emosional di tingkat komunal sekolah. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk
pelatihan pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berdiferensiasi dan
Sosial Emosional;
7. Mengembangkan budaya positif literasi dalam bentuk kesepakatan kelas ke
tingkat komunal sekolah. Tujuannya agar budaya positif literasi dalam bentuk
kesepakatan kelas dapat dilaksanakan di semua kelas yang ada di sekolah. Kegiatan
dilaksanakan dalam bentuk penguatan terhadap wali kelas dalam pembuatan
kesepakatan kelas;
8. Mengembangkan program pengelolaan kelas yang menyenangkan bagi murid
dalam proses pembelajaran. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
berpusat pada murid. Kegiatan dilakukan dalam bentuk penguatan wali kelas dalam
menciptakan kelas yang menyenangkan bagi murid;
9. Mengembangkan kegiatan coaching di tingkat sekolah bagi murid melalui
penyusunan program kerja Komunitas Praktisi di sekolah. Tujuannya untuk
menumbuhkan mindset anggota komunitas praktisi, bahwa mengajar adalah praktik
coaching. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk penyusunan rencana kerja tahunan
komunitas praktisi di sekolah;
10. Pertemuan dengan Komunitas Praktisi di sekolah dan sekitarnya guna membahas
program-program lain yang berdampak pada murid di sekolah. Tujuannya untuk
memetakan bentuk program berdampak ada murid yang dapat dilaksanakan di
sekolah. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk diskusi secara intensif dan rutin
dengan Komunitas Praktisi di sekolah;
11. Melakukan sosialisasi kiprah sekolah kepada komunitas luar sekolah,
masyarakat, dan orang tua murid. Tujuannya untuk menyebarluaskan kemajuan yang
dialami sekolah kepada masyarakat luas. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk
pembuatan brosur sekolah atau secara daring melalui media sosial sekolah.

Demikian RTL yang akan dilaksanakan ke depannya. RTL yang disusun bersifat
jangka panjang dan berkelanjutan. Pelaksanaan masing-masing program disesuaikan
dengan situasi dan kondisi di sekolah. Sebelum implementasi RTL terlebih dahulu
diperlukan koordinasi dengan Kepala Sekolah dan kolaborasi dengan sejawat.
Tujuannya agar semua program tindak lanjut dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya. Untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya risiko dalam pelaksanaan
RTL, penting menyusun manajemen risiko.

16
DAFTAR PUSTAKA

sekolah penggerak kemdikbud.go.id. Pendidikan Guru Penggerak. Diakses pada 16


Agustus 2022. https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/

LMS Pendidikan Guru Penggerak. Diakses pada 16 Agustus 2022. dari


https://lms21-gp.simpkb.id/course/view.php?id=692
Permendikbudristek No. 26 Tahun 2022 Pendidikan Guru Penggerak Tahun 2022
tentang Pendidikan Guru Penggerak 2022. Jakarta: Kemendikbudristek.

Aditya Dharma, S.Si. M.B.A. Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional. 2022
Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga kependidikan

Aditya Dharma, S.Si. M.B.A. Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak. 2022
Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga kependidikan

Aditya Dharma, S.Si. M.B.A. Modul 1.3 Visi Guru Penggerak. 2022 Jakarta:
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga kependidikan

Aditya Dharma, S.Si. M.B.A. Modul 1.4 Budaya Positif. 2022 Jakarta: Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga kependidikan

Arif Noor Imam Hanafi Chanel Youtube@arifnoorimamhanafi7139. Diakses 23


Oktober 2021 dari https://www.youtube.com/@arifnoorimamhanafi7139
Arif Noor Imam Hanafi Myflip. Diakses 25 Oktober 2021 dari
https://anyflip.com/center/flips/

Arif Noor Imam Hanafi blog.arifhanafi65.blogspot. Diakses 18 Februari 2022 dari


https://arifhanafi65.blogspot.com/

Arif Noor Imam Hanafi Myflip. Diakses 28 Maret 2022 dari


https://fliphtml5.com/center/flips/#MyFolders

17
LAMPIRAN
1.Pembukaan Pendidikan Guru Penggerak

2. Tampilan LMS Pendidikan Guru Penggerak

Lampiran
3. Tugas 1.1.a.5 2 Kerangka Pembelajaran Profil Pelajar Pancasila

4. Refleksi Kritis Pembelajar Merdeka

Lampiran
5. Pokok Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

6. Aksi Nyata Penerapan pemikiran Kihadjar Dewantara

7. Mulai dari diri Nilai dan Peran Guru Penggerak

Lampiran
Demonstrasi Konstektual Nilai dan Peran Guru Penggerak

8.

9. Koneksi Antar Materi Nilai dan Peran Guru Penggerak

10. Forum Berbagi Aksi Nyata Nilai dan Peran Guru Penggerak

Lampiran
11. Mulai dari diri _Visi Guru Penggerak

10.2. Mulai dari diri _Visi Guru Penggerak

10.3. Aksi Nyata Visi Guru Penggerak

Lampiran
14 Mulai dari diri _Visi Guru Penggerak

15. Koneksi Antar Materi dan Tabel Rancangan Aksi Nyata Budaya Positifk

Demonstrasi Konstektual Budaya

16. Demonstrasi Konstektual Budaya Positif

Lampiran
Foto Pendampingan Individu 2 CGP

Lampiran
Foto saat Lokakarya

Lampiran

You might also like