Professional Documents
Culture Documents
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
RINGKASAN...............................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Tujuan Kegiatan...............................................................................2
C. Manfaat Mengikuti Program Guru Penggerak...........................2
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................17
LAMPIRAN
ii
RINGKASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru Penggerak adalah pemimpn pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang
murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidikan untuk
mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan
dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Proses pendidikan dan penilaian Guru Penggerak berbasis dampak dan bukti.
"Proses kepemimpinan sangat penting dan dalam proses pengembangan kepemimpinan
ini, dan berkaca dari berbagai macam studi dan pendekatan androgogiatau pembelajaran
orang dewasa dimana harus lebih fokus kepada on the job learning. artinya, pembelajaran
yang relevan dan kontekstual sehinggamemberi dampak sebaik-baiknya.
Guru Penggerak diharapkan dapat mencetak sebanyak mungkin agen-agen
transformasi dalam ekosistem pendidikan yang mampu menghasilkan murid-murid
berkompetensi global dan berkarakter Pancasila,mampu mendorong transformasi
pendidikan Indonesia, mendorong peningkatan prestasi akademikmurid, mengajar
dengan kreatif, dan mengembangkan diri secara ktif. Guru Penggerak bisa berperan lebih
dari peran guru saat ini.
Dalam pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru dalam jabatan tahun 2022, proses
pembelajaran untuk mahasiswa PPG lulusan dari Guru Penggerak berbeda dengan proses
pembelajaran mahasiswa PPG dari reguler. Hal tersebut tertuang dalam surat Edaran dari
kemendikbudristek melalui Dirgen GTK nomor : 1847/B2/GT.00.08/2022 tanggal 11
Agustus 2022.
Berdasarkan uraian diatas,maka penulis sebagai mahasiswa lulusan Pendidikan
Guru penggerak akan membuat laporan yang berkaitan dengan materi mata kuliah yang
pertama. Pendidikan Profesi Guru (PPG) yaitu analisis pembelajaran materi berbasis
masalah, literasi,dan ketrampilan berpikir tingkat tinggi (High order Thinking Skills).
tentu saja dalammembuat laporan ini penyusun akan menyandingkan dan mengaitkan
ilmu pengetahuan dan aksi nyata yang sudah dilaksanakan pada saat mengikuti
Pendidikan Guru Penggerak dengan materi dan lembar kerja mata kuliah ppg tentang
analisis pembelajaran materi berbass masalah,literasi, dan ketrampilan berpikir tingkat
tinggi (High order Thinking Skills).
1
B. Tujuan kegiatan
1.Mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi dan kolaborasi secara
mandiri
2.Memiliki kematangan moral, emosi dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik
3.Merencanakan, menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran yang
berpusat pada murid dengan melibatkan orang tua
4.Berkolaborasi dengan orang tua dan komunitas untuk mengembangkan sekolah dan
menumbuhkan kepemimpinan murid
5.Mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi sekolah yang berpihak
pada murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
4
1. Kerangka Desain Program Pendidikan Guru Penggerak
Program Pendidikan Guru Penggerak juga merupakan salah satu program prioritas
dari Kemendikbud yang tergabung dalam rangkaian program Merdeka Belajar
episode ke 5. Jika dikaitkan dengan substansi mata kuliah analisis pembelajaran
materi berbasis masalah. literasi, ketrampilan berpikir tingkat tinggi ( High order
Thinking Skills) dari Pendidikan Profesi Guru (PPG). proses pembelajaran
pendidikan guru penggerak sangat berhubungan erat selama 9 bulan mengikuti
Program Pendidikan Guru Penggerak proses pembelajaran dilaksanakan sdengan
alur materi M.E.R.R.D.E.K.A (Mulai dari Diri, Eksplorasi Kosep, Ruang
Kolaborasi, Refleksi Terbimbing, Demokrasi Konstektual, Elaborasi Pemahaman,
Koneksi Antar Materi, Aksi Nyata.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran Pendidikan
Guru Penggerak sudah sesuai dengan substansi dari mata kuliah Pendidikan Profesi
Guru ( PPG) yaitu analisis pembelajaran materi berbasis masalah, literasi, dan
ketrampilan berpikir tingkat tinggi (High order Thinking Skills)
5
C. REFLEKSI FILOSOFI PENDIDIKAN NASIONAL KHD
Gambar 4. Cover Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara
6
Dibawah ini adalah sintesis dari materi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara.
Dari pemaparan materi diatas, jika dikaitkan antara materi Filosofi Pendidikan
Indonesia Ki Hadjar Dewantara dengan materi Pedagogi dan profesional pada
Pendidikan Profesi Guru (PPG) sudah relevan dan sangat sesuai dengan substansi ya
7
1. Materi Nilai dan Peran Guru Penggerak
a) Nilai Guru Penggerak
Melalui program Pendidikan Guru Penggerak, para guru diharapkan mampu untuk
memahami nilai-nilai dan peranan mereka sebagai pemimpin pembelajaran dan agen
perubahan demi pencapaian Merdeka Belajar dan terwujudnya Profil Pelajar
Pancasila. Terdapat lima nilai yang harus terpatri dalam jiwa seorang Guru Penggerak
yaitu :
(1) mandiri, (2) reflektif, (3)kolaboratif, (4) inovatif, dan (5) berpihak pada murid.
8
Gambar 7. Nilai dan Peran Gurun penggerak
2. Kaitan Substansi Materi Nilaai dan Peran Guru Penggerak dengan Materi
Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Dari pemaparan materi diatas, jika dikaitkan antara materi Nilai dan Peran Guru
Penggerak dengan materi modul pedagogi dan Profesional pada Pendidikan Profesi
Guru (PPG) sudah relevan dan sangat sesuai dengan substansi yang diharapkan dari
materi mata kuliah Pendidikan Profesi Guru (PPG)
9
D. VISI GURU PENGGERAK
10
2. Kaitan Substansi Materi Visi Guru Penggerak dengan Materi Pendidikan
Profesi Guru (PPG)
Dari pemaparan materi diatas, jika dikaitkan antara materi Visi Guru Penggerak
dengan materi modul pedagogi dan Profesional pada Pendidikan Profesi Guru (PPG)
sudah relevan dan sangat sesuai dengan substansi yang diharapkan dari materi mata
kuliah Pendidikan Profesi Guru (PPG)
F. BUDAYA POSITIF
11
komunikasi efektif.
12
2. Kaitan Substansi Materi Budaya Positif Guru Penggerak dengan Materi
Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Dari pemaparan materi diatas, jika dikaitkan antara materi Budaya Positif Guru Penggerak
dengan materi modul pedagogi dan Profesional pada Pendidikan Profesi Guru (PPG) sudah
relevan dan sangat sesuai dengan substansi yang diharapkan dari materi mata kuliah
Pendidikan Profesi Guru (PPG)
13
BAB III.
PENUTUP
A. Refleksi
Pada modul 1.1 Filosofi Pendidikan Nasional menurut Ki Hajar Dewantara, seorang
guru diibaratkan sebagai petani yang membantu pertumbuhan bibit-bibit kebaikan. Guru
hanya menuntun proses perkembangan murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat
zaman. Hal ini diperlukan agar siswa dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, yaitu :
bertahan hidup, kekuasaan, kasih sayang, kebebasan, dan kesenangan.
Pada modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak, guru diharapkan dapat melakukan
pembiasaan disiplin positif yang akan memotivasi lingkungan di sekitarnya (kelas,
sekolah, dan lingkungan masyarakat) sehingga terbentuklah budaya positif. Selain itu
melalui modul 1.2 ini juga kita merefleksi diri kita sesuai dengan lima posisi kontrol,
apakah kita seorang : penghukum, pembuat orang merasa bersalah, teman,
monitor/pemantau, atau manajer. Lima posisi kontrol ini dipengaruhi oleh sistem kerja
otak reptil dan mamalia (berpikir cepat) dan otak primata dan manusia (berpikir lambat).
Lima posisi kontrol ini mempengaruhi perasaan siswa saat belajar (senang, nyaman,
malas, tertekan, dsb) terutama saat siswa melakukan suatu kesalahan.
Pada modul 1.3 Visi Guru Penggerak, guru dapat mengubah peraturan kelas menjadi
sebuah keyakinan kelas. Dengan keyakinan kelas yang dibuat berdasarkan komitmen
semua warga kelas, maka tidaklah sulit untuk melakukan restitusi. Dimana restitusi
adalah suatu proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan
mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang
lebih kuat. Melalui tahapan pada segitiga restitusi : menstabilkan identitas, validasi
tindakan yang salah, dan menanyakan keyakinan, seorang guru berhasil mewujudkan
profil pelajar Pancasila.
Pada modul 1.4 Budaya Positif ini , seorang guru seharusnya :
Ing Ngarso Sung Tulodho, Memberikan contoh disiplin positif melalui tindakan
nyata, baik di kelas maupun di lingkungan sekolah.
Berusaha merubah mindset bahwa : guru dapat mengontrol murid, semua penguatan
bersifat positif dan menguatkan, kritik dan membuat orang merasa bersalah dapat
menguatkan karakter, dan orang dewasa memiliki hak untuk memaksa.
Mulai memposisikan diri kita bukan sebagai penghukum dan pembuat orang merasa
bersalah, tetapi lebih sebagai teman, monitor/pemantau, dan lebih utama sebagai
seorang manajer.
Alhamdulillah, Saya mendapat pencerahan bagaimana cara menuntun murid melalui
restitusi, terutama langkah-langkah restitusi meliputi menstabilkan identitas,
validasi tindakan yang salah, dan menanyakan keyakinan dalam pemecahan
masalah tanpa menyudutkan murid. Sehingga suasana kembali nyaman, aman, dan
menyenangkan.
14
B. Tindak Lanjuti
Setiap program yang selesai dilaksanakan membutuhkan Rencana Tindak Lanjut
(RTL). Hal ini karena RTL merupakan salah satu jaminan bagi keberlangsungan dan
keberlanjutan program. Dengan adanya RTL akan lebih memudahkan dalam
implementasi program ke depannya. Bukan saja terkait bentuk-bentuk program
lanjutan, melainkan juga bentuk-bentuk intervensi pihak lain untuk
menyelenggarakan program sejenis. Membutuhkan perencanaan yang matang untuk
bisa menyusun RTL yang baik sesuai program berdasarkan potensi dan kekuatan
yang dimiliki. Selain itu, membutuhkan juga pertimbangan aset yang telah dimiliki
dan akan dikembangkan. Termasuk di dalamnya adalah sumber daya manusia
sebagai aset untuk koordinasi dan kolaborasi.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, berikut ini beberapa RTL yang akan
dilaksanakan setelah mengikuti Pendikan Guru Penggerak
1. Melakukan refleksi akhir program Pendidikan Guru Penggerak. Kegiatan
bertujuan untuk mengetahui kekuatan yang harus ditingkatkan dan kelemahan yang
harus diperbaiki oleh diri sendiri selama mengikuti program. Kegiatan dilaksanakan
melalui umpan balik dari kepala sekolah, rekan sejawat, murid, dan orang tua/wali
murid. Selain itu juga melalui diskusi-diskusi informal dengan sejawat dalam
komunitas praktisi di sekolah;
2. Mengembangkan sosialisasi program Pendidikan Guru Penggerak bagi Komunitas
Praktisi di dalam dan sekitar sekolah. Tujuannya adalah untuk menggalang kekuatan
dan potensi di lingkungan sekolah dan sekitar untuk bersama-sama tergerak,
bergerak, dan menggerakkan. Sosialisasi yang dilakukan menyangkut garis besar
pengalaman dan praktik baik selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak
Angkatan 2. Selain itu, juga menyebarluaskan pemahaman dan pengetahuan lainnya
terkait pembelajaran berpusat pada murid;
3. Melaksanakan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dalam
komunitas praktisi sekolah melalui pelatihan terkait IT (Ms Office, Google Sites,
Blog, Video Pembelajaran, Canva for Education, dan lain-lain). Tujuannya adalah
untuk mempersiapkan sekolah menghadapi era digital yang pada akhirnya
berdampak pada murid. Program dilaksanakan dalam bentuk pelatihan-pelatihan
secara rutin setiap bulan;
4. Mengelola program berdampak pada murid di tingkat sekolah, terutama terkait
literasi berdiferensiasi. Tujuan utama program ini adalah meningkatkan
kepemimpinan murid dalam literasi berdiferensiasi di kelas secara komunal di
sekolah. Kegiatan dilaksanakan dengan terlebih dahulu memberikan penguatan
kepada wali kelas dalam implementasi literasi berdiferensiasi;
15
5. Menyelenggarakan pelatihan komputer bagi murid. Tujuannya untuk
mempersiapkan kemampuan murid dalam memanfaatkan komputer sebagai
persiapan mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Selain itu juga
meningkatkan murid yang cakap digital;
6. Mengembangkan sosialisasi tentang pembelajaran berdiferensiasi dan sosial
emosional. Tujuannya agar terselenggara pembelajaran berdiferensiasi dan sosial
emosional di tingkat komunal sekolah. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk
pelatihan pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berdiferensiasi dan
Sosial Emosional;
7. Mengembangkan budaya positif literasi dalam bentuk kesepakatan kelas ke
tingkat komunal sekolah. Tujuannya agar budaya positif literasi dalam bentuk
kesepakatan kelas dapat dilaksanakan di semua kelas yang ada di sekolah. Kegiatan
dilaksanakan dalam bentuk penguatan terhadap wali kelas dalam pembuatan
kesepakatan kelas;
8. Mengembangkan program pengelolaan kelas yang menyenangkan bagi murid
dalam proses pembelajaran. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
berpusat pada murid. Kegiatan dilakukan dalam bentuk penguatan wali kelas dalam
menciptakan kelas yang menyenangkan bagi murid;
9. Mengembangkan kegiatan coaching di tingkat sekolah bagi murid melalui
penyusunan program kerja Komunitas Praktisi di sekolah. Tujuannya untuk
menumbuhkan mindset anggota komunitas praktisi, bahwa mengajar adalah praktik
coaching. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk penyusunan rencana kerja tahunan
komunitas praktisi di sekolah;
10. Pertemuan dengan Komunitas Praktisi di sekolah dan sekitarnya guna membahas
program-program lain yang berdampak pada murid di sekolah. Tujuannya untuk
memetakan bentuk program berdampak ada murid yang dapat dilaksanakan di
sekolah. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk diskusi secara intensif dan rutin
dengan Komunitas Praktisi di sekolah;
11. Melakukan sosialisasi kiprah sekolah kepada komunitas luar sekolah,
masyarakat, dan orang tua murid. Tujuannya untuk menyebarluaskan kemajuan yang
dialami sekolah kepada masyarakat luas. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk
pembuatan brosur sekolah atau secara daring melalui media sosial sekolah.
Demikian RTL yang akan dilaksanakan ke depannya. RTL yang disusun bersifat
jangka panjang dan berkelanjutan. Pelaksanaan masing-masing program disesuaikan
dengan situasi dan kondisi di sekolah. Sebelum implementasi RTL terlebih dahulu
diperlukan koordinasi dengan Kepala Sekolah dan kolaborasi dengan sejawat.
Tujuannya agar semua program tindak lanjut dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya. Untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya risiko dalam pelaksanaan
RTL, penting menyusun manajemen risiko.
16
DAFTAR PUSTAKA
Aditya Dharma, S.Si. M.B.A. Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional. 2022
Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga kependidikan
Aditya Dharma, S.Si. M.B.A. Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak. 2022
Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga kependidikan
Aditya Dharma, S.Si. M.B.A. Modul 1.3 Visi Guru Penggerak. 2022 Jakarta:
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga kependidikan
Aditya Dharma, S.Si. M.B.A. Modul 1.4 Budaya Positif. 2022 Jakarta: Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga kependidikan
17
LAMPIRAN
1.Pembukaan Pendidikan Guru Penggerak
Lampiran
3. Tugas 1.1.a.5 2 Kerangka Pembelajaran Profil Pelajar Pancasila
Lampiran
5. Pokok Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
Lampiran
Demonstrasi Konstektual Nilai dan Peran Guru Penggerak
8.
10. Forum Berbagi Aksi Nyata Nilai dan Peran Guru Penggerak
Lampiran
11. Mulai dari diri _Visi Guru Penggerak
Lampiran
14 Mulai dari diri _Visi Guru Penggerak
15. Koneksi Antar Materi dan Tabel Rancangan Aksi Nyata Budaya Positifk
Lampiran
Foto Pendampingan Individu 2 CGP
Lampiran
Foto saat Lokakarya
Lampiran