Professional Documents
Culture Documents
Prosedur Identifikas Dan Asesmen
Prosedur Identifikas Dan Asesmen
Alhamdulilah Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan
rahmat dan hidayahnya rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang “Prosedur Indentifikasi dan Asesmen”
shalawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Rasullulah
Muhammad SAW.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Prosedur Indentifikasi
Asesmen untuk dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan Penelitian
1. Pengertian Prosedur
Menurut mulyadi ( 2016:4) Prosedur adalah suatu urutan kegiatan,
biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu sekolah atau lebih, yang
dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi yang terjadi
berulang-ulang”. Sedangkan menurut Ida Nuraida ( 2014:43) bahwa “Prosedur
merupakan metode-metode yang dibutuhkan untuk menagani aktivitas yang
akan datang dan urutan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Pengertian identifikasi
kelainan /masalah, atau proses pendekteksian dini terhadap anak yang diduga
Gunawan ( 2016).
4. Teknik Identifikasi
5. Pengertian asesmen
6. Tujuan asesmen
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai terkait dengan dilaksanakan asesmen
di sekolah, khususnya bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Terkait dengan
waktunya Slavia dkk (2010) menjelaskan adanya lima tujuan dilaksanakannya
asesmen bagi anak berkebutuhan khusus. Yaitu :
1. Menyaring kemampuan anak, yaitu untuk mengetahui kemampuan anak
pada setiap aspek, misalnya bagaimana kemampuan bahasa, kognitif,
kemampuan gerak, atau penyesuaian dirinya, anak pada setiap aspek,
misalnya bagaimana kemampuan bahasa, kognitif, kemampuan gerak,
atau penyesuaian dirinya,
2. Pengklasifikasian, penempatan, dan penentuan program,
3. Penentuan arah dan tujuan pendidikan, ini terkait dengan perbedaan
klasifikasi berat ringannya kelainan yang disandang seorang anak, yang
berdampak pada perbedaan tujuan pendidikannnya,
4. Pengembangan program pendidikan yang diindividualkan yang sering
dikenal sebagai individualized educational program, yaitu suatu program
pendidikan yang dirancang khusus secara individu untuk anak-anak
berkebutuhan khusus,
5. Penentuan strategi, lingkungan belajar, dan evalusi pembelajaran.
2. Menetapkan perilaku yang akan diasesmen. Asesmen perilaku diawali dari tahapan
yang paling umum menuju tahapan yang khusus. Perilaku umum menunjuk pada
rentang kompetensi siswa dalam penguasaan materi kurikulum, misalnya pada mata
pelajaran bahasa mencakup kompetensi dasar untuk semua aspek bahasa. Sedang
yang khusus, mungkin hanya pada aspek membaca saja.
5. Pencatatan kinerja siswa. Ada dua hal mengenai kinerja siswa yang harus dicatat
guru, yaitu kinerja siswa pada pelaksanaan tugas sehari-hari, dan penguasaan
keterampilan secara keseluruhan, yang umurnnya dicacat pada laporan kemajuan
belajar siswa.
6. Penentuan tujuan pembelajaran khusus untuk jangka pendek dan jangka panjang.
Di sini guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran khusus bagi anak dalam jangka
pendek secara spesifik, misalnya dalam aspek membaca atau mengeja dalam
pelajaran bahasa, tetapi harus tetap berkontribusi dalam tujuan jangka panjang.
7. Langkah-langkah Asesmen
Prosedur Asesmen:
8. Prosedur Asesmen
Taylor (2000) menyatakan ada beberapa hal yang berkaitan dengan prosedur
asesmen, yakni sebagai berikut.
1. Prosedur apa yang digunakan? Secara sepintas, orang akan berpikir bahwa
asesmen merupakan pemberian serangkaian tes. Anggapan tersebut kurang tepat.
Memang tes merupakan bagian dari proses asesmen. Artinya, kedua istilah tersebut
tidak sarna namun digunakan untuk mengetahui kemampuan seorang anak. Ada
beberapa prosedur tes yang terkait dengan proses asesmen, yaitu tes acuan normatif
dengan tes acuan kriteria, tes kecepatan dengan tes kekuatan, dan tes inidvidu
dengan tes kelompok.
a. Tes Acuan Normatif Tes acuan normatif merupakan tes yang menunjukkan
peringkat seorang anak dalam kelompok orang yang mengikuti tes. Tes acuan
normatif menunjukkan di mana posisi seorang anak dibandingkan dengan siswa
lainnya dalam kelompok.
b. Tes Acuan Kriteria Tes acuan kriteria merupakan tes untuk mengetahui
sejauh mana anak telah menguasai suatu keterampilan atau mencapai suatu
pengetahuan. Dengan kata lain" tes acuan kriteria menunjukkan apa yang anak
ketahui atau apa yang dapat dilakukan. Nilai tes acuan kriteria menunjukkan
kedudukan seorang anak dibandingkan dengan kelompok sebaik mana tugas itu dapat
dilakukan.
Tabel berikut akan menjelaskan perbandingan tes acuan normatif dengan tes
acuan kriteria.
Proses asesmen meIibatkan kerja tim. Tim tersebut terdiri dari guru
pendidikan umum, guru pendidikan khusus, spesiaIis, ahli terapi, ahli psikologi
sekolah, orangtua dan ahli lain yang relevan. Masing-masing ahli tersebut
dilibatkan sesuai dengan bidang yang akan diasesmen. Dalam melakukan
proses asesmen yang meIibatkan tim ini, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan:
Di dalam memilih prosedur informal, guru harus mempertimbangkan paling tidak ada
dua hal yang berkaitan dengan kualitas yaitu:
Teknik asesmen informal berkaitan dengan bidang pembelajaran. Oleh karena itu
hasil asesmennya agak sulit diinterpretasikan. Kualitas instrumen yang belum
distandarisasikan dan kurangnya standar terhadap hasil prestasi akademik sehingga
pelaksanaan asesmen informal harus disertai dengan asesmen lain yang mendukung
dan saling melengkapi.
Agar pemilihan prosedur asesmen berlangsung efektif dan efesien, Taylor (2000)
menyarankan agar asesor memperhatikan kesesuaian tujuan dan jenis prosedur
asesmen yang akan digunakan, sebagaimana disajikan pada tabel 7 berikut.
DaIam prosedur pelaksanaan asesmen, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu:
a. Guru melakukan asesmen berdasarkan instrumen asesmen yang telah disusun.
b. Gunakan teknik pelaksanaan asesmen (misalnya dengan teknik observasi, analisis
pola kesalahan siswa melalui wawancara diagnostik atau melacak jawaban siswa).
c. Menganalisis hasil asesmen (membuat deskripsi dari hasil jawaban siswa, kemudian
menginterpretasikannya).
d. Membuat kesimpulan dan rekomendasi (menemukan kemampuan (keunggulan)
yang telah dimiliki siswa, kelemahan atau kesulitan yang dialami siswa, dan
kebutuhan belajar siswa, serta membuat rekomendasi dalam rangka penyusunan
program pembelajaran.
e. Menyusun program pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
DaIam prosedur pelaksanaan asesmen, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu:
a. Guru melakukan asesmen berdasarkan instrumen asesmen yang telah disusun.
b. Gunakan teknik pelaksanaan asesmen (misalnya dengan teknik observasi, analisis
pola kesalahan siswa melalui wawancara diagnostik atau melacak jawaban siswa).
c. Menganalisis hasil asesmen (membuat deskripsi dari hasil jawaban siswa, kemudian
menginterpretasikannya).
d. Membuat kesimpulan dan rekomendasi (menemukan kemampuan (keunggulan)
yang telah dimiliki siswa, kelemahan atau kesulitan yang dialami siswa, dan
kebutuhan belajar siswa, serta membuat rekomendasi dalam rangka penyusunan
program pembelajaran.
e. Menyusun program pembelajaran.