You are on page 1of 68

TATA VISUAL PENJUALAN

Visual merchandising adalah praktik dalam industri ritel untuk


mengoptimalkan penyajian produk dan layanan untuk lebih
menonjolkan fitur dan manfaatnya. Tujuan dari visual
merchandising tersebut adalah untuk menarik, melibatkan, dan
memotivasi pelanggan untuk melakukan pembelian.

Ir. Yuni Prabangkara, MSn.


Visual Merchandising: Strategi Pemasaran yang
Tidak Kalah Penting bagi Bisnis Ritel
• Dalam dunia komunikasi pemasaran, kunci utama
menuju kesuksesan adalah berhasil tidaknya kita
dalam menarik perhatian calon konsumen kita.
• Media komunikasi pemasaran yang begitu beragam
mengakibatkan perubahan besar pada pola penggunaan
media komunikasi pemasaran. Jika dulu sumber
informasi dan hiburan hanya terbatas pada media
televisi, radio, outdoor, dan media cetak, saat ini
kita dapat mengakses informasi melalui media
internet dan ponsel kita. Aktivitas sosialisasi pun
dapat dilakukan di internet dengan membangun
jejaring sosial, baik di tingkat domestik maupun
global.
• Perkembangan yang berlangsung tersebut tentunya menjadikan pemasar
semakin sulit untuk menjangkau dan ―menarik perhatian konsumen,
akibat semakin banyaknya media yang berebut menjangkau mereka.
• Ada satu hal yang sering terlewatkan/terlupakan oleh kita. Ketika
media komunikasi semakin beragam dan berubah dengan cepat, pola
belanja dan kebiasaan berbelanja tidak mengalami perubahan yang
cukup berarti, khususnya untuk produk-produk konsumen—fast moving
consumer products. Sejauh ini, penjualan produk masih didominasi
oleh penjualan yang bersifat on ground ketimbang on line. Berarti,
konsumen tetap mengunjungi gerai-gerai penjualan (point of
purchase) untuk membeli produk yang mereka butuhkan.
• Di sinilah visual merchandising yang atraktif sangat berperan
dalam mempengaruhi calon konsumen menentukan produk yang akan
dibelinya. Begitu pun pada saat pameran. Berbagai perusahaan
tentunya akan berusaha menggoda pengunjung untuk membelanjakan
uangnya. Terkadang, yang membuat pengunjung keranjingan belanja
bukanlah barang-barang yang dipamerkan, tapi juga bagaimana
perusahaan menciptakan suasana yang atraktif, agar pengunjung
datang ke stan mereka.
• Saat kita shopping atau sekedar cuci mata di sebuah
mall, seringkali kita disuguhkan dengan tampilan display
produk yang ditawarkan dengan cara yang kreatif dan
atraktif. Hal tersebut dilakukan pengelola mall untuk
menarik perhatian pengunjung yang datang sehingga akan
menimbulkan rasa penasaran dan pada akhirnya pengunjung
akan dituntun terus menerus sampai akhirnya akan
melakukan pembelian produk yang didisplay.
• Secara teknis hal tersebut biasanya dilakukan oleh
divisi visual merchandising.
• Visual merchandising adalah ilmu murni estetika, ilmu
ini merupakan tulang punggung dan memegang peranan yang
sangat penting dalam industri ritel. Visual merchandise
adalah teknik penjualan diam yang dapat membantu
meminimalisir kebutuhan tenaga sales officer dan untuk
mengurangi biaya operasional yang pada akhirnya dapat
meningkatkan profit bisnis ritel.
• Salah satu yang menjadi kunci penting dan unik
bagi strategi pemasaran bisnis ritel adalah
dengan menjalankan strategi visual
merchandising. Visual merchandising adalah
proses menampilkan produk ritel Anda agar
dapat dijangkau pelanggan dengan cepat, bisa
ditampilkan atau dipajang secara jelas, dan
menciptakan kemudahan lainnya bagi pelanggan
dalam mendapatkan kebutuhan mereka.
• Untuk membuat strategi visual
merchandising berjalan dengan lancar, berikut
ini adalah poin-poin utama yang harus Anda
pertimbangkan:
Coba Pahami
Sudut Pandang
Sebagai
Pelanggan
Memasarkan atau memajang
produk harus sesuai
dengan pelanggan yang
Anda targetkan. Misalnya,
jika target pasar Anda
adalah anak-anak, maka
susunlah produk Anda
sesuai dengan derajat
mereka.
Coba masuk ke toko ritel
Anda sendiri dan
anggaplah bahwa posisi
Anda berada di sini untuk
berbelanja sebagai
pelanggan, kemudian
pikirkan apa yang harus
Anda lakukan untuk
memetakan di mana dan
pengaturan apa yang
terbaik bagi pelanggan
sesuai target pasar Anda.
Anda juga dapat
mengunjungi berbagai toko
ritel lain dan
mempelajari apa yang
positif di sana untuk
kemudian Anda adopsi.
Pertahankan
Fokus Display
Produk
Buatlah daftar produk
sesuai tingkat
prioritas dan
berbagai kategori
yang sudah
dipertimbangkan dan
kemudian tampilkan
produk-produk
tersebut. Usahakan
tampilan depan toko
ritel Anda
diperuntukkan bagi
produk premium Anda
yang di mana akan
menarik perhatian
pelanggan lebih
banyak. Tampilkan
produk yang sekiranya
ingin Anda jual
dengan kuantitas
besar di “jantung”
toko Anda.
Perhatikan Desain Ruangan Untuk Tampilan Produk

• Anda hendak menampilkan produk di


toko ritel, setiap desain ruangan
untuk penempatan produk harus
dipertimbangkan. Usahakan buat desain
ruangan yang menarik dan mencolok
bagi pelanggan.
• Setiap produk memiliki sudut pandang
tersendiri untuk ditampilkan.
Misalnya, jika Anda ingin menempatkan
produk alat pembersih lantai, maka
coba letakkan di lantai area khusus
penjualan alat pembersih lantai yang
sudah Anda atur agar pelanggan dapat
mencoba atau merasakannya secara
nyata.
• Contoh lainnya, Jika Anda hendak
menjual keramik dinding toilet, maka
buat desain sebuah ruang toilet
dengan produk keramik yang akan Anda
jual. Sehingga pelanggan juga akan
merasakan produk tersebut.
Pemosisian
Produk

Pemosisian produk
menjadi elemen yang
sangat penting
terkait kepuasan
pelanggan. Pelanggan
akan membuat persepsi
tentang produk sesuai
standar, pola pikir,
dan derajat mereka.
Sebagai contoh, Anda
harus memisahkan dan
memosisikan produk
mana yang sekiranya
bersifat mewah, untuk
kebutuhan sehari-
hari, dan untuk
kebutuhan kebersihan.
Sehingga pelanggan
bisa mengakses produk
yang mereka inginkan
dan butuhkan dengan
mudah.
Buat User
Experience Bagi
Pelanggan Anda
Ini akan membuat toko ritel Anda
selangkah lebih maju dari toko
ritel tradisional. Penggunaan
produk secara langsung akan
menciptakan user experience yang
mengarah pada kepuasan pelanggan
sehingga pelanggan akan merasa
sangat dekat dengan produk yang
Anda tawarkan dan mereka tidak akan
ragu untuk membelinya. Ciptakan
suatu lingkungan di mana pelanggan
benar-benar merasakan produk
sebelum mereka membeli produk.
Sebagai contoh, Jika pelanggan
ingin membeli sofa, tampilkan dan
tempatkan sofa tersebut di suatu
ruang di mana pembeli bisa
merasakannya dengan nyaman.
Mengapa visual merchandising begitu
penting? Karena tujuan pertama dari
strategi tersebut adalah memikat
pelanggan atau calon klien sehingga
mereka akan membeli produk Anda dan
mengingat gaya penjualan ritel
Anda. Tujuan utama kedua adalah
untuk membuat tampilan yang berbeda
dari kompetitor Anda dan ini
penting untuk memastikan bisnis
ritel Anda berjalan
secara sustainable.
APA VISUAL MERCHANDISING ITU ?

• VM adalah kegiatan mem-promosikan penjualan


barang, terutama dengan presentasi mereka di
gerai ritel.
• Kegiatan VM juga disebut sebagai ‘salesman
diam’ karena menitikberatkan pada tampilan
barang pajangan sebagai sebuah presentasi.
TUJUAN VM
OUT DOOR IN DOOR

• Menunjukkan dan • Merancang tampilan ritel yang


mempromosikan produk. memberikan pengalaman berbelanja
• Koneksi emosional dengan yang nyaman dan mengesankan.
calon pelanggan. • Memberikan informasi tentang
• Stopping power, berusaha produk yang dipajang / dijual (
mempengaruhi calon warna, harga, ukuran, dll ).
pelanggan agar berhenti • Memudahkan pelanggan menemukan
sejenak di depan gerai. kategori barang yang dibutuhkan
• Menetapkan, mempromosikan, / diinginkan.
dan meningkatkan citra • Menarik perhatian pelanggan
toko secara visual. untuk segera mengambil keputusan
• Memperkenalkan dan pembelian dalam waktu yang
menjelaskan produk-produk sesingkat mungkin ( pembelian
baru. impulsif ), dan dengan demikian
meningkatkan penjualan.
PENDEKATAN ILMU
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DESAIN INTERIOR

• Konsentrasi pada produk • Konsentrasi pada ruang.


yang dipajang. • Pendekatan kenyamanan
• Pendekatan promotif. konsumen dalam
• Ciri : menonjolkan nilai berbelanja.
grafis, logo, merk, dll. • Ciri : menonjolkan
• Creative design : nilai teknik penataan produk
kreatifitas bentuk media : pencahayaan,
VM : freestand display, ketingggian rak, daya
hanging display, shelf jangkau produk, dll.
talker, shelf stopper, • Creative design :
floor design, end ergonomi produk,
gondola, window display, estetika, nilai fungsi,
dll. dll.
PENDEKATAN ILMU
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DESAIN INTERIOR
IN-STORE RETAIL MEDIA
DISPLAY STAND DISPLAY STAND
IN-STORE RETAIL MEDIA
DISPLAY STAND DISPLAY STAND
IN-STORE RETAIL MEDIA
MINI DISPLAY STAND MINI DISPLAY STAND
IN-STORE RETAIL MEDIA
MINI DISPLAY STAND MINI DISPLAY STAND
IN-STORE RETAIL MEDIA
END GONDOLA END GONDOLA
IN-STORE RETAIL MEDIA
END GONDOLA END GONDOLA
IN-STORE RETAIL MEDIA
GONDOLA STAND GONDOLA STAND
IN-STORE RETAIL MEDIA
GONDOLA STAND GONDOLA STAND
IN-STORE RETAIL MEDIA
WOBBLER WOBBLER
IN-STORE RETAIL MEDIA
WOBBLER WOBBLER
IN-STORE RETAIL MEDIA
SHELF VISION SHELF VISION
IN-STORE RETAIL MEDIA
SHELF VISION SHELF VISION
IN-STORE RETAIL MEDIA
SHELF VISION BANNER SHELF VISION BANNER
IN-STORE RETAIL MEDIA
SHELF VISION BANNER SHELF VISION BANNER
IN-STORE RETAIL MEDIA
SHELF STOPPER SHELF STOPPER
IN-STORE RETAIL MEDIA
SHELF TALKER SHELF TALKER
IN-STORE RETAIL MEDIA
SHELF TALKER SHELF TALKER
INTERACTIVE SHELF TALKER
SHELF COMMUNICATION
IN-STORE RETAIL MEDIA
VISION FLOOR VISION FLOOR
IN-STORE RETAIL MEDIA
VISION FLOOR VISION FLOOR
IN-STORE RETAIL MEDIA
ESCALATOR SIGN WRAP ESCALATOR SIGN WRAP
ESCALATOR SIGN WRAP
IN-STORE RETAIL MEDIA
FLOOR GRAPHIC FLOOR GRAPHIC
IN-STORE RETAIL MEDIA
CEILING DANGLER CEILING DANGLER
IN-STORE RETAIL MEDIA
CEILING DANGLER CEILING DANGLER
BOXES
DISPLAY • WALL DISPLAY
Penataan produk
menggunakan boxes /
kardus/ kotak
kemasannya yang ditata
bertumpuk. Umumnya
dipajang di tengah oulet.
IN-STORE RETAIL MEDIA
POS / POINT OF SALES / POP / POS / POINT OF SALES / POP /
POINT OF PURCHASE POINT OF PURCHASE
IN-STORE RETAIL MEDIA
POS / POINT OF SALES / POP / POS / POINT OF SALES / POP /
POINT OF PURCHASE POINT OF PURCHASE
IN-STORE RETAIL MEDIA
POS / POINT OF SALES / POP / POS / POINT OF SALES / POP /
POINT OF PURCHASE POINT OF PURCHASE
IN-STORE RETAIL MEDIA
POS / POINT OF SALES / POP / POS / POINT OF SALES / POP /
POINT OF PURCHASE POINT OF PURCHASE
IN-STORE RETAIL MEDIA
Floor Vision, Gondola Stand,
Hanging Display Shelf Vision, Wobbler
IN-STORE RETAIL MEDIA
Hanging Mobile / Ceiling Dangler, Shelf POS / POINT OF SALES / POP /
Stopper/Vision Banner, Shelf Talker POINT OF PURCHASE
• Visual merchandising biasanya menampilkan suatu presentasi produk
secara tiga dimensi yang ditampilkan secara fokus untuk dapat
menampilkan fitur dan manfaatnya. Tujuan dari visual merchandising
tersebut adalah untuk menarik, terlibat, dan memotivasi pelanggan
dalam memutuskan untuk melakukan pembelian suatu produk.

• Visual merchandising memberikan kontribusi untuk kepribadian suatu


merek dan karakteristik yang terkait dengan merek tersebut. Desain
toko harus mencerminkan ini sebagai bagian dari strategi merek
ritel mereka. Ini termasuk lingkungan dan komunikasi suatu merek
di dalam toko dengan menggunakan signage dan gambar yang
ditampilkan sebagai pendukung. Unsur-unsur visual sangat berperan
dalam membangun merek ritel dan karena itu mereka membantu suatu
merek membedakan dirinya dari para pesaing, membuat loyalitas
merek dan memungkinkan untuk menempatkan harga premium pada produk
mereka. Bagian dari strategi yang digunakan dalam visual
merchandising adalah melakukan penelitian ke target pasar yang
dituju untuk mencari tahu apa dan bagaimana kebutuhan dan trend
pasar yang sesuai dengan produk tsb. yang pada akhirnya dapat
menentukan rencana desain toko dan iklan yang sesuai dengan
kebutuhan konsumen.
• Untuk mendapatkan keuntungan dalam kompetisi ritel , visual
merchandising merupakan faktor penting dan cara yang efektif untuk
menambah nilai suatu produk. Visual merchandising berkomunikasi
dengan pelanggan melalui unsur-unsur yang merangsang indera mereka
seperti pencahayaan, musik, aroma, dan layar televisi, dengan
harapan dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian
berdasarkan keputusan mereka.
• Penelitian menunjukkan bahwa toko yang tidak berkomunikasi dengan
baik dengan pelanggan mereka, baik secara verbal maupun tata
letak yang buruk dapat menyebabkan pelanggan enggan untuk
melakukan pembelian dan datang kembali. Lingkungan fisik adalah
tujuan utama dalam berkomunikasi dengan pelanggan di ritel.
• Penelitian dari Thaler menunjukkan bahwa konsumen lebih bersedia
untuk membayar harga yang lebih tinggi untuk suatu produk jika
produk tersebut dibeli di toko yang nyaman dan menarik. Begitupun
sebaliknya jika produk itu dijual di tempat yang tidak nyaman dan
menarik maka konsumen mungkin tidak akan membeli dengan harga yang
lebih murah sekalipun. Pelanggan dapat membentuk bias penting dari
kualitas barang berdasarkan lingkungan desain toko ritel, dan
bahkan faktor-faktor seperti keterampilan interpersonal karyawan
dan bagaimana mereka diperlakukan.
• Banyak elemen dapat digunakan oleh visual merchandiser dalam menciptakan
display termasuk warna, pencahayaan, ruang, informasi produk, input
sensorik (seperti bau, sentuhan, dan suara), serta teknologi seperti
digital display dan instalasi interaktif.
• Sebagai metode visual merchandising dapat digunakan warna dan gaya, simetri
dan irama, wajah dan presentasi sisi lain.
Visual merchandise terdiri dari terutama dua teknik; interior dan eksterior
display, juga dikenal sebagai dalam instore display dan window display.
Tujuan dari kedua teknik ini adalah untuk menarik perhatian konsumen,
menarik mereka ke toko, untuk menjaga mereka di toko selama mungkin, dan
untuk mempengaruhi keputusan pembelian. Sebuah penelitian terbaru telah
menemukan bahwa dua teknik ini memiliki efek terbesar pada impulse buying;
yaitu keputusan untuk melakukan pembelian yang ditentukan setelah berada di
dalam toko. Oleh karena itu, mereka merupakan aspek penting untuk pengusaha
ritel. Di dalam toko desain dan tampilan jendela teknik dapat digunakan
untuk meningkatkan lingkungan toko, mempengaruhi perilaku konsumen dan
keputusan pembelian.Di dalam toko desain adalah teknik yang dapat digunakan
untuk meningkatkan suasana toko dan lingkungan toko keseluruhan. Memiliki
desain toko menarik secara visual dapat mensimulasikan representasi merek
dan menarik pelanggan. Efisien, ramah lingkungan membuat belanja lebih
mudah bagi konsumen, yang mendorong pembelian dan yang paling penting,
meyakinkan pembelian berulang.
WINDOW
DISPLAY
Teknik desain window
display adalah cara
berkomunikasi dengan
pelanggan, yang
menggunakan kombinasi
pencahayaan, warna,
alat peraga, teks,
dan desain grafis
untuk menampilkan
barang, menarik
perhatian pelanggan,
dan mempertahankan
citra merek. Tujuan
keseluruhan dari
tampilan jendela
untuk pengecer adalah
untuk membujuk
pelanggan ke toko dan
memotivasi pembelian.
Beberapa unsur yang
akan menentukan baik
tidaknya sebuah toko
ritel :
Interior Display
• Di dalam toko visual merchandising
dapat digunakan untuk menangkap
perhatian konsumen dan menggiring
konsumen dalam proses pengambilan
keputusan pembelian.
• Untuk menangkap perhatian pelanggan,
seorang visual merchandiser harus
mempertimbangkan kebutuhan pelanggan
selama proses ini.
• Faktor-faktor yang berkontribusi pada
keseluruhan desain di dalam toko
meliputi; tata letak toko, desain
toko, titik pembelian display, dan
signage. Ketika berhasil diterapkan
di toko, faktor-faktor ini dapat
memenuhi kebutuhan konsumen dan
menyediakan lingkungan pembelian.
Visual merchandise dibangun
berdasarkan atau menambah desain toko
ritel. Ini adalah salah satu tahapan
akhir dalam menentukan apakah
tampilan toko akan menarik secara
keseluruhan.
Layout (Tata Letak) Toko
• Layout atau tata letak toko adalah faktor yang
signifikan untuk pemeliharaan bisnis yang
berkembang, yang dapat membantu penjualan dan
profitabilitas. Tata letak toko yang efektif
mendorong konsumen untuk berbelanja dan melihat
bermacam-macam produk secara keseluruhan. Bentuk
yang paling umum dari tata letak toko meliputi tata
letak grid, tata letak arena pacuan kuda dan tata
letak bentuk bebas. Memilih tata letak toko
tergantung pada jenis toko dan sifat dari produk
yang dijual.
• Tata letak grid umumnya diselenggarakan dalam bentuk
persegi panjang, yang memungkinkan pelanggan untuk
berbelanja dengan cepat dan memaksimalkan luas toko,
ideal untuk toko supermarket atau hardware.
• Tata letak pacuan kuda memastikan bahwa konsumen
hanya mengikuti satu jalur saat masuk toko. Hal ini
bermanfaat dalam arti bahwa konsumen akan melakukan
kontak dengan setiap produk di rak. Namun, pelanggan
mungkin akan merasa bahwa mereka dipaksa untuk
mengikuti jalur tertentu, dan bisa membuat frustasi
ketika mencoba untuk melakukan pembelian cepat.
• Tata letak bentuk bebas adalah tata letak yang cocok
untuk toko dalam mengarahkan pelanggan untuk
berkeliling. Tata letak seperti ini lebih santai
dalam struktur dan membuat pelanggan akan lebih
betah untuk tetap di dalam toko
Main Entrance (Pintu Masuk)
• Main Entrance atau pintu masuk dikenal sebagai zona
transisi, merupakan daerah penting di toko. Ini adalah area
di mana semua pembeli memulai masuk ke toko, dan secara
signifikan zona ini adalah dimana konsumen dapat mengamati
rangsangan dan merasakan aura toko. Oleh karena itu, pikiran
dan representasi konsumen dalam menilai toko dan merek
tergantung pada area ini.

• Secara umum desain tata ruang dari toko ritel adalah aspek
kunci ketika datang untuk menciptakan pengalaman yang
menyenangkan, dan juga merupakan cara yang efektif untuk
berkomunikasi dengan pelanggan. Warna dapat dianggap sebagai
salah satu variabel yang paling penting ketika datang ke
suasana di ritel. Warna tertentu bahkan dianggap dapat
mendorong pelanggan untuk melakukan pembelian secara
impulse. Warna hangat seperti oranye, merah, dan kuning
memberi konsumen perasaan senang, tetapi juga memberikan
rasa kecemasan dan merasa terganggu,biasanya pembeli yang
senang rekreasi akan menikmati warna-warna ini. tetapi
secara umum, orang lebih memilih warna-warna dingin seperti
hijau dan biru dan mengasosiasikan warna-warna ini dengan
rasa ketenangan dan keamanan. Pembeli yang berorientasi
lebih mungkin akan memilih warna-warna sejuk karena mereka
membawa efek menenangkan dan juga cenderung untuk
mengalihkan perhatian mereka dari kesibukan. Sebuah toko
dengan plafond tinggi dapat memberikan kenyamanan pada
pelanggan. Tata letak yang sederhana akan membuat pelanggan
dengan mudah menemukan barang-barang yang mereka inginkan
tanpa kesulitan. Faktor-faktor sederhana dapat mendorong
pelanggan untuk betah di toko dan akan datang lagi sehingga
pada gilirannya akan lebih banyak melakukan pembelian.

Mannequin
(Manekin/
Patung Peraga)
Manekin digunakan oleh
pengecer pakaian untuk
menampilkan produk
mereka di toko dan di
etalase. Manekin adalah
alat yang digunakan
untuk menunjukkan suatu
produk fashion yang
terlihat seperti
dikenakan seseorang.
Manekin akan sering
ditata untuk
mencocokkan trend serta
menampilkan produk
terbaru yang tersedia.
Sebuah studi menemukan
bahwa pengecer
memproyeksikan gambar
yang ideal untuk
konsumen dengan ukuran
dan proporsi dari
manekin. Ini digunakan
untuk lebih memperkuat
karakteristik target
pasar mereka.
Point of Purchase (POP/Point Pembelian)
• Merchandise harus terlihat,
mudah diakses dan harus ada
berbagai barang untuk dipilih.
Mendisplay banyak barang sangat
penting bagi peritel agar
konsumen tidak hanya "membeli
apa yang mereka lihat tetapi
juga membeli apa yang
ditawarkan." Hal ini
menciptakan hubungan emosional,
yang dapat mendorong pelanggan
untuk membeli produk. Mengingat
elemen ini ketika merchandise
memberikan pelanggan rasa
kebebasan memilih. Hal tersebut
juga merupakan prinsip utama
dalam visual merchandising.
Tetapi, meskipun memiliki
berbagai macam produk pilihan,
penting diperhatikan adalah
untuk tidak memaksa konsumen.
Mendisplay barang secara
proporsional (tidak harus penuh
sesak) dan membatasi display
barang , merupakan aspek
penting dari merchandising.
Atmospherics
(Atmosfir)
Atmosfir toko juga
memiliki pengaruh besar
pada lingkungan toko.
Semua harus saling
berkoordinasi untuk
menciptakan suasana
yang konsisten dan
positif untuk
mempengaruhi pengalaman
dalam pengambilan
keputusan konsumen
untuk belanja. Salah
satu unsur atmosfir di
toko adalah cahaya,
tetapi ada kalanya
cahaya tidak selalu
cukup untuk
meningkatkan suasana
keseluruhan toko dan
mempertahankan
perhatian pelanggan;
Oleh karena itu, unsur-
unsur lain seperti
musik dan aroma dapat
digunakan.
Light (Cahaya)
• Cahaya dapat digunakan dalam banyak cara di toko-toko • Pencahayaan di dalam toko ritel dapat
ritel, dari menyoroti suatu obyek di area toko atau digunakan secara strategis untuk menyorot
hanya untuk menerangi seluruh toko.Cahaya terang produk yang dipamerkan atau untuk
dapat menciptakan rasa kejujuran, positif, dan dapat menciptakan lingkungan yang nyaman bagi
mempromosikan pembelian impuls. Pencahayaan juga
konsumen. Ini adalah elemen penting yang
dapat digunakan untuk menyoroti tata letak toko dan
digunakan (bersama musik, suhu, aroma, dan
mendesak pelanggan untuk mengalir melalui toko,
mengekspos mereka untuk lebih banyak barang dagangan. tata letak) di ritel untuk menciptakan
Tingkat kecerahan dalam toko merupakan faktor yang suasana yang cocok dengan kepribadian/image
sangat penting dalam perilaku konsumen dan lingkungan merek. Suasana toko ritel adalah penting
ritel, suatu ruang yang memiliki pencahayaan redup karena diketahui bahwa suasana hati
kurang membangkitkan gairah dibanding ruang lebih pelanggan akan mempengaruhi perilaku
terang. Pencahayaan dapat mempengaruhi pengambilan pembelian mereka. Peritel dapat menggunakan
keputusan, perilaku pelanggan, dan juga lingkungan pencahayaan lembut untuk menciptakan
tata ruang secara keseluruhan. Pelanggan menjadi suasana tenang dan damai untuk pelanggan
lebih terstimulasi ketika pencahayaan dalam ruangan atau pencahayaan yang terang untuk mewakili
dianggap sangat cerah dan mempercepat keputusan
yang menyenangkan dan perasaan hidup yang
pelanggan membeli produk. Direkomendasikan bahwa
terkait dengan merek. Penggunaan strategis
untuk memperlambat laju pelanggan berbelanja,
merchandiser harus mengadopsi teknik pencahayaan cahaya dapat mengubah mood konsumen dan
lembut yang akan meningkatkan jumlah waktu pelanggan mempengaruhi pikiran bawah sadar mereka
menghabiskan di toko. Hasil ini memungkinkan selama pengalaman belanja mereka dalam
peningkatan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Ini sebuah toko ritel. Sebuah toko ritel dengan
menunjukkan bahwa tingkat yang berbeda dari suasana lembut dan lampu terang menyoroti
pencahayaan toko dapat secara langsung mempengaruhi produk tertentu akan mendorong pelanggan
jumlah waktu konsumen menghabiskan waktu di toko. terhadap produk ini dan memotivasi mereka
untuk melakukan pembelian.
Music (Musik)
• Musik yang diperdengarkan dalam toko dapat mempromosikan
citra merek, dan juga dapat membantu konsumen untuk
membuat keputusan pembelian. Musik yang sesuai dengan
gaya toko dan target konsumen merupakan faktor penting
untuk dipertimbangkan. Musik dengan tempo lambat dapat
menyebabkan konsumen untuk bersantai; Oleh karena itu,
mereka menghabiskan lebih banyak waktu di toko. Hal ini
menyebabkan lebih banyak kontak dengan barang dagangan
dan peningkatan pembelian. Memperdengarkan musik yang
sedang populer juga dapat mendorong konsumen untuk
berlama-lama di toko lagi. Misalnya, sebuah toko dengan
target pasar remaja harus mempertimbangkan bermain musik
pop, karena ini adalah genre lebih banyak dinikmati oleh
khalayak yang lebih muda umumnya. Bermain genre ini akan
membuat pengalaman belanja mereka lebih menyenangkan,
yang dapat mengakibatkan mereka tinggal lebih lama di
toko, mengekspos mereka untuk lebih banyak melihat
barang dagangan dan mungkin dapat mempengaruhi keputusan
pembelian.
Scent (Aroma)
• Memiliki aroma yang unik di toko dapat
membedakan satu produk dengan yang lain.
Ketika pelanggan mencium aroma toko, dapat
memicu indera mereka dan mengingatkan
mereka tentang merek dan produk-produknya,
tanggapan emosional terhadap bau harum juga
dapat memicu misalnya :
• Vanilla - menghibur dan menenangkan
• Lavender, kemangi, kayu manis jeruk -
santai, menenangkan, dan mengurangi
kecemasan
• Peppermint, thyme, rosemary, jeruk, kayu
putih - giat, simulasi, meningkatkan gairah
dan produktivitas
• Jahe, coklat, kapulaga, akar manis – asmara
• Lada hitam - simulasi seksual
• Mendistribusikan aroma seluruh toko seperti
vanili, lavender, thyme, rosemary, jeruk,
dan eucalyptus dapat menguntungkan bagi
pengecer, aroma ini tenang, menenangkan,
dan memberi kenyamanan kenyamanan, oleh
karena itu, merangsang konsumen untuk
berkeliaran di toko, yang mengarah ke
peningkatan kesadaran merchandising dan
peningkatan pembelian spontan.
Exterior Displays (Display Eksterior)
• Visual merchandise adalah alat multi-indera
yang digunakan oleh pengecer untuk menarik
perhatian pelanggan dan menarik mereka ke toko
untuk melakukan pembelian. Bagian pertama dari
visual merchandising adalah tampilan jendela
toko. Tampilan jendela digunakan sebagai daya
tarik awal untuk membawa pelanggan ke toko dan
juga digunakan sebagai alat pemasaran untuk
berkomunikasi tentang citra merek kepada
konsumen serta untuk membedakan diri dari
pesaingnya.

• Pentingnya tampilan jendela karena merupakan


titik sentuh awal untuk berhubungan dengan
merek atau produk. Untuk menghasilkan rasa
ingin tahu dengan tampilan jendela, merek dapat
meninggalkan kesan pada konsumen dan
selanjutnya konsumen dapat mengetahui kualitas
dan karakter produk merek yang ditawarkan.
Tampilan jendela menarik dapat memberikan nilai
lebih pada produk dan akan membantumeningkatkan
penjualan.

• Secara keseluruhan, toko yang memiliki tampilan


jendela mengalami peningkatan positif dalam
penjualan dibandingkan dengan mereka yang
tidak.
Color (Warna)
• Warna adalah alat yang ampuh baik dalam tampilan eksterior maupun interior. Hal ini dapat
membantu kreativitas untuk memberikan efek unik pada konsumen. Penggunaan warna dapat
menciptakan suasana, merebut perhatian orang yang lewat, dan menarik mereka ke toko. Warna yang
berbeda dapat memicu respons emosional yang berbeda. Misalnya, biru dapat memicu respons tenang,
hijau dan coklat dapat mempromosikan restfulness, warna-warna hangat seperti merah, oranye dan
kuning dapat menarik perhatian, ceria, ramah, bersemangat, reaksi simulasi, ungu dapat
memberikan kesan elegan dan kecanggihan, sementara warna abu-abu dapat menyemburkan menyedihkan
dan rasa bosan. Menggunakan warna yang diasosiasikan dengan produk tertentu atau representasi
merek juga merupakan teknik yang berguna ketika merencanakan menampilkan jendela. Misalnya,
menggunakan warna-warna netral seperti hijau dan coklat ketika mempromosikan produk ramah
lingkungan karena mereka memberikan efek relaksasi.

• Warna adalah alat yang penting digunakan dalam visual merchandising. Hal ini dapat digunakan
untuk mempengaruhi perilaku konsumen dan membangkitkan reaksi yang berbeda. Setiap warna dapat
membuat konsumen merasakan emosi yang berbeda. Biasanya visual merchandiser akan menggunakan
warna selektif untuk membantu konsumen membuat asosiasi tentang produk mereka. Warna-warna cerah
dan hangat seperti merah dan kuning dapat digunakan untuk menarik perhatian serta membangkitkan
perhatian. Warna dingin seperti biru dan hijau memberikan respon tenang sementara ungu
memberikan perasaan kecanggihan dan keanggunan. Sebuah campuran warna untuk menciptakan latar
belakang yang kontras dengan produk yang dipamerkan dapat memiliki tingkat recall tinggi oleh
konsumen. Peritel internasional harus bijaksana pada pilihan mereka warna yang digunakan dalam
visual merchandising sebagai warna mengambil arti yang berbeda di negara yang berbeda. Misalnya,
merah dipandang sebagai warna keberuntungan dan nasib baik di banyak negara Asia, sementara itu
merupakan bahaya dan kegembiraan di negara-negara Barat. Oleh karena itu, pengecer global tidak
dapat menggunakan satu set warna untuk visual merchandising mereka di semua toko mereka di
seluruh dunia.
Graphics,
Photography &
Signage (Grafis,
fotografi dan
Petunjuk)
Penggunaan grafis dan
fotografi dalam menampilkan
jendela adalah cara yang
efektif untuk
mengkomunikasikan informasi
kepada konsumen. Bentuk yang
paling umum dari komunikasi
dalam menampilkan jendela
adalah melalui teks dan
signage, terutama ketika iklan
penjualan atau yang bersifat
khusus. Teknik ini umumnya
mengarahkan pelanggan dengan
ekspos di harga secara terus-
menerus, colorful, teks tebal
dan grafis yang digunakan
untuk memahami perhatian
konsumen tersebut. Signage
harus berkomunikasi singkat,
pesan yang jelas, yang
konsisten dengan tujuan
promosi, signage harus menarik
dan mudah dibaca. Fotografi
dapat digunakan dalam tampilan
jendela untuk meningkatkan
tema window atau memperkuat
kampanye iklan merek.
Lighting
(Pencahayaan)
Pencahayaan dapat
digunakan untuk
meningkatkan penampilan
jendela. Pencahayaan
dapat digunakan untuk
menyoroti produk
tertentu, dan
menciptakan dimensi dan
mengatur suasana
hati.Pencahayaan adalah
salah satu cara efektif
karena tidak hanya
dapat digunakan untuk
menyorot produk pada
siang hari, tetapi pada
malam hari juga.
Kecerahan dan warna
pencahayaan bisa
disesuaikan dengan
warna produk dan pesan
yang akan disampaikan.
Sekali lagi, warna yang
berbeda memicu emosi
yang berbeda dan karena
itu menciptakan suasana
hati yang berbeda.
Seasonal
Displays
(Tampilan
Musiman)
Menyesuaikan tampilan
window display
berdasarkan peristiwa
musiman, tanggal
kalender, dan liburan
berbasis konsumerisme
seperti Idul Fitri &
Natal bisa menjadi
pendekatan yang
berguna untuk
mendorong pembelian
konsumen. Memilih
produk yang sesuai
musim untuk
menampilkan di
jendela dapat
mengingatkan konsumen
untuk membeli produk
yang sesuai dan
memberikan ide-ide
hadiah untuk liburan
tertentu.
Fashion Trends (Tren fashion)
• Tampilan etalase dapat digunakan untuk mengatur tren;
Oleh karena itu, tampilan etalase desainer harus
selalu selangkah lebih maju dari tren dan memprediksi
pergerakan mode masa depan. barang harus mampu
mengarahkan tren ini ke audiens target dan mampu
berkomunikasi sehingga konsumen akan dapat memahami.
Pakaian harus ditata pada manekin tepat dengan pakaian
populer untuk menarik perhatian konsumen ke toko.

• Di dunia ritel, profesi visual merchandising merupakan


profesi yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan
karena merupakan penentu bagus atau tidaknya suatu
toko ritel baik secara struktur bangunan, tampilan
display, layout, bahkan akan menentukan omset yang
akan didapatkan. Seorang visual merchandiser harus
mempunyai jiwa seni, jiwa arsitektur dan jiwa bisnis
yang kuat. Di Indonesia sendiri profesi ini masih
belum banyak yang menggeluti, hal ini disebabkan oleh
masih minimnya informasi tentang visual merchandise
terutama yang berasal dari Indonesia dan belum banyak
sekolah/akademi yang memasukan materi pelajaran visual
merchandise. Disamping itu lapangan kerja untuk
profesi visual merchandise masih terbatas di kota-kota
besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya yang sudah
mempunyai shopping center/mall besar baik brand lokal
maupun brand luar negeri.

• Tapi seiring dengan semakin berkembangnya pembangunan


toko ritel/mall di berbagai kota, kebutuhan profesi
ini akan semakin meningkat mengikuti perkembangan
tersebut.

You might also like