You are on page 1of 17

EFEKTIFITAS BIMBINGAN PRA NIKAH DALAM

MENGATASI PENINGKATAN PERCERAIAN DI KUA


KECAMATAN GOMBONG KABUPATEN KEBUMEN

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:
MOCHAMAD SYAFRUDIN
NIM. 1717302074

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF. KH. SAIFUDDIN ZUHRI
PURWOKERTO
2022
EFEKTIFITAS BIMBINGAN PRA NIKAH DALAM
MENGATASI PENINGKATAN PERCERAIAN DI KUA
KECAMATAN GOMBONG KABUPATEN KEBUMEN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya setiap orang yang ingin berumah tangga pasti akan
melalui pintu gerbang yang namanya pernikahan serta menginginkan
terciptanya keluarga yang bahagia baik lahir maupun batin. Perkawinan
merupakan suatu hal yang penting dalam realita kehidupan umat manusia.
Dengan adanya perkawinan rumah tangga dapat ditegakkan dan dibina
sesuai dengan norma agama dan tata kehidupan masyarakat. Dalam rumah
tangga berkumpul dua insan yang berlainan jenis (suami isteri), mereka
saling berhubungan untuk mendapatkan keturunan sebagai penerus
generasi. Insan-insan yang berada dalam rumah tangga itulah yang disebut
“keluarga”. Keluarga merupakan unit terkecil dari suatu bangsa, keluarga
yang dicita-citakan dalam perkawinan yang sah adalah keluarga sejahtera
dan bahagia yang selalu mendapat ridha dari Allah SWT.
Kata nikah merupakan istilah asing yang telah diserap dalam bahasa
Indonesia. Asal katanya yaitu dari bahasa arab, terdiri dari huruf nun, kaf,
dan ha, yaitu nikah dengan derivasi kata, nakaha-yankihu-nikahan. Secara
etimologi nikah memiliki makna wat’u yaitu menggauli atau bersenggama
sedangkan dammu yaitu mengumpulkan atau merangkul dan jam’u yaitu
mengumpulkan, menghimpun, atau menyatukan.1 Kata nikah (Arab),
memiliki makna yang sama dengan kata al-zawaj yang secara harfiah berarti
mengawini, mencampuri, menemani, mempergauli, menyertai dan
memperistri.2

1 Ahmad Warson al-Munawwir, Kamus al-Munawwir: Arab-Indonesia, cet. 3,


(Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 1999), hlm. 1671.
2
Muhammad Amin Suma, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2005), hlm. 43-44.

1
Nikah merupakan salah satu asas pokok hidup yang paling utama
dalam pergaulan atau masyarakat yang sempurna. Pernikahan tidak hanya
satu jalan yang amat mulia untuk mengatur kehidupan rumah tangga dan
keturunan, akan tetapi juga bisa dipandang sebagai jalan menuju pintu
perkenalan antara suatu kaum dengan kaum lain dan perkenalan itu akan
menjadi jalan untuk menyampaikan pertolongan antara satu dengan yang
lainya. Pertalian nikah adalah pertalian yang seteguh-teguhnya dalam hidup
dan kehidupan manusia, bukan saja antara suami dan istri dan keturunanya,
melainkan antara dua keluarga. Selain itu dengan pernikahan seseorang
akan terpelihara dari kebinasaan hawa nafsunya. Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 yang dimaksud perkawinan adalah ikatan lahir batin antara
seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan
membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa. Dengan demikian pernikahan adalah suatu akad yang secara
keseluruhan aspeknya dikandung dalam kata nikah atau tazwij dan
merupakan ucapan seremonal yang sakral.

Menurut Ulama Hanafiah, seperti dikutip oleh Amin Suma, nikah


adalah akad yang memberikan faedah (mengakibatkan) kepemilikan untuk
bersenang-senang secara sadar (sengaja) bagi seorang pria dengan seorang
wanita, terutama guna mendapatkan kenikmatan biologis. Menurut mazhab
Malikiyah, nikah adalah ungkapan (sebutan) atau titel bagi suatu akad yang
dilaksanakan dan dimaksudkan untuk meraih kenikmatan (seksual) semata-
mata. Menurut mazhab Syafi’iyah, nikah adalah akad yang menjamin
kepemilikan (untuk) bersetubuh dengan menggunakan redaksi (lafal) inkāḥ
atau tazwīj, atau turunan (makna) dari keduanya. Sementara menurut
mazhab Hanabilah, nikah adalah akad (yang dilakukan dengan
menggunakan) kata inkāḥ atau tazwīj guna mendapatkan kesenangan
(bersenang-senang).3 Keempat definisi tersebut memang tampak berbeda,

3
Muhammad Amin Suma, Hukum Keluarga..., hlm. 45: Pengertian nikah seperti
dirumuskan empat imam mazhab tersebut juga dipakai oleh al-Ghamidi dalam kitabnya: Dalīl al-

2
namun substansinya adalah sama, dimana nikah hanya dimaknai secara
sederhana dapat dipahami, nikah dipandang sebagai akad, dilakukan oleh
laki-laki dengan perempuan, dengan tujuan bersenang-senang, dalam arti
hubungan intim dalam memenuhi kebutuhan biologis keduanya. Para ahli
hukum Islam yang datang kemudian, memberikan rumusan yang lebih
komprehensif. Nikah tidak hanya dipandang sebagai akad pembolehan
hubungan kelamin, namun jauh menjangkau akad yang mengatur hak dan
kewajiban antara kedua orang yang melakukan akad.

Pengetahuaan tentang perkawinan dan kekeluargaan Islam


merupakan perkara penting yang perlu diketahui oleh setiap individu
sebelum memasuki gerbang perkawinan. Ilmu yang berkaitan dengan
sistem kekeluargaan Islam wajib diketahui oleh pasangan suami istri karena
ia merupakan perkara yang amat penting untuk mencapai tujuan
perkawinan, yaitu kebahagian yang berkepanjangan. Islam mempunyai
peraturan yang lengkap mengenai perkawinan dan kekeluargaan. Setiap
orang yang menikah itu perlu mematuhi peraturan tersebut untuk
memastikan rumah tangga yang dibina senantiasa rukun dan damai serta
mendapat rahmat Allah.4 Islam telah mensyariatkan pernikahan serta
meletakkan peraturan-peraturan yang jelas dan tepat. Peraturan-peraturan
ini diasaskan diatas prinsip-prinsip kukuh yang menjamin kesejahteraan
masyarakat, kebahagiaan rumah tangga, penyebaran kebaikan, penjagaan
akhlak serta pengekalan keturunan manusia.5

Efektivitas merupakan suatu keadaan dimana terjadi kesesuaian


antara tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan hasil yang telah
dicapai. Dengan demikian efektivitas lebih menekankan bagaimana hasil

Mar’ah alMuslimah, hlm. 283: Lihat juga dalam Wahbah Zuhaili, dalam kitabnya: al-Fiqh al-Islāmī
wa Adillatuh, hlm. 39.
4
Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM), Memasuki Gerbang Perkahwinan, Ed. Ke-
2.
5
Mustofa Al-Khin, Mustofa Al-Bugho, Ali Asy-Syarbaji, Kitab Fikah Mazhab Syafie,
(Kuala Lumpur: Pustaka Salam Sdn. Bhd. 2005), hlm. 726.

3
yang diinginkan itu tercapai sesuai rencana yang telah ditentukan. Dengan
kata lain pengertian efektivitas secara umum menunjukkan sampai berapa
jauh tercapainya sesuatu tujuan yang lebih dahulu ditetapkan.6

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh


orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-
anak, remaja, maupun dewasa; agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri; dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan; berdasarkan norma-norma yang berlaku. Bimbingan
pranikah adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar dalam
menjalankan pernikahan dan kehidupan rumah tangga bisa selaras dengan
ketentuan dan petunjuk Allah sehingga, dapat mencapai kebahagiaan hidup
dunia dan akhirat.

Manfaat dari pada menghadiri kursus pra nikah adalah untuk


memberi kefahaman mengenai kehidupan rumah tangga dan peranan yang
perlu dimainkan oleh suami istri. Selain itu, kursus ini dapat meningkatkan
kefahaman dan penghayatan terhadap ilmu fardhu ãin dan fardhu kifãyah.
Kursus ini juga membantu bakal pasangan suami istri dalam pengurusan
ekonomi rumah tangga, cara berkomunikasi, serta menjelaskan prosedur
perkawinan, perceraian dan ruju’. Hal ini dapat meminimalisirkan kasus
perceraian dan dapat mewujudkan masyarakat yang harmonis serta aman
damai.7

Berdasarkan statistik angka perceraian di KUA Kecamatan


Gombong Kabupaten Kebumen pada tahun 2021 mencatat angka sebanyak
2.676 perkara. Adapun beberapa faktor yang menjadi penyebab perceraian

7 AlHafiz, Kepentingan Kursus Perkahwinan Pada Bakal Suami Isteri, Diakses melalui
situs:http://alhafiz.net/soaljawabagama/apakah-kepentingan-krusus-perkahwinan-pada-bakal
suami-isteri, 25 Desember 2021.

4
lebih didominasi oleh perselisihan dan pertengkaran. Ini sebanyak 961
kasus. Selain itu juga masalah ekonomi yang mancapai 861 kasus.
Kemudian faktor meninggalkan salah satu pihak berjumlah 255 kasus. Hal
tersebut disampaikan oleh Panitera PA Kebumen Muhammad Salafudin,
Selasa (5/10/2021). Disampaikannya, peningkatan perceraian
dimungkinkan akan meningkat. Ini juga lebih tinggi bila dibandingkan
dengan tahun tahun sebelumnya. “Kebanyakan adalah cerai gugat atau dari
pihak wanita. Adapuan yang mengajukan dispensasi kawin tercatat ada 214
orang. Berbagai langkah bagi mengurangkan kadar perceraian telah diambil
oleh Kementerian Pembangunan Wanita, Keluarga dan Masyarakat.
Namun, statistik terus menunjukkan yang sebaliknya. Seharusnya, untuk
mengelakkan perceraian terus berlaku pasangan harus belajar meningkatkan
taraf hidup keluarga, mengimbangi kerja dan keluarga serta meningkatkan
kesadaran mengenai keselamatan keluarga.
Maka dengan adanya kasus angka perceraian yang tinggi di KUA
Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian skripsi mengenai bagaimana “Efektifitas bimbingan
pra nikah dalam mengatasi peningkatan perceraian di KUA Kecamatan
Gombong Kabupaten Kebumen”.
B. Definisi Operasional
1. Efektifitas
Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh
target (kuantitas, kualitas, dan waktu) telah tercapai. Dimana makin
besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya.8
Efektivitas merupakan menggambarkan seluruh siklus input, proses,
dan output yang mengacu pada hasil guna suatu organisasi, program
atau kegiatan yang menyatakan sejauh mana tujuan (kualitas, kuantitas,
dan waktu) telah dicapai, serta ukuran berhasil tidaknya suatu
organisasi mencapai tujuannya dan mencapai target-targetnya. Hal ini

8
Dansite, Pengertian Efektivitas, Diakses dari situs :https://dansite.Woordspress.com/
/03/28/pengertian-efektivitas/ pada tanggal 26 Desember 2021.

5
berarti, bahwa pengertian efektivitas yang dipentingkan adalah semata-
mata hasil atau tujuan yang dikehendaki. Dalam penelitian ini akan
dilakukan bahwa bagaimana efektivitas bimbingan pra nikah di KUA
Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen dengan tujuan, sasaran,
dan hasil bimbingan Pra Nikah tersebut yang sudah dirumuskan.
2. Bimbingan
Bimbingan adalah petunjuk (penjelasan) cara mengerjakan sesuatu,
tuntunan, dan juga pimpinan9. Bimbingan merupakan suatu proses
pemberian bantuan baik kepada individu ataupun kepada kelompok,
bimbingan ini diberikan untuk menghindari kesulitan kesulitan ataupun
untuk mengatasi persoalan yang sedang dihadapi oleh individu di
dalam hidupnya. Bimbingan ini lebih bersifat pencegahan dari pada
penyembuhan. Bimbingan pra nikah juga merupakan upaya pemberian
bantuan untuk membantu calon suami dan istri oleh pembimbing,
sehingga mereka dapat berkembang dan mampu memecahkan masalah
yang dihadapinya dalam rumah tangga melalui cara-cara yang
menghargai, toleransi dan dengan komunikasi yang penuh pengertian
sehingga tercapai motivasi keluarga, perkembangan, dan kesejahteraan
seluruh anggota keluarga.
Menurut Faqih (2001:86) tujuan bimbingan Pra Nikah yaitu sebagai
berikut: 1) Membantu individu untuk memecahkan permasalahan yang
akan timbul dan mengatasi problem-problem yang berkaitan dengan
pernikahan, antara lain yaitu: (a) Memahami hakikat pernikahan dalam
Islam; (b) Tujuan pernikahan-pernikahan menurut Islam; (c)
Memahami persyaratan-persyaratan dalam Islam; (d) Kesiapan dirinya
untuk menjalankan pernikahan dalam Islam. 2) Membantu individu
memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan pernikahan, antara
lain sebagai berikut: (a) Membantu individu (konseli) memahami
permasalahan yang sedang dihadapi; (b) Membantu individu (konseli)

9Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat, (Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama, 2011), hlm. 1098.

6
memahami kondisi dirinya dan keluarga serta lingkungan masyarakat;
(c) Membantu individu dalam menetapkan pilihan upaya penyelesaian
atau pemecahan masalah yang sedang dihadapi sesuai dengan ajaran
agama Islam. (3) Membantu individu memelihara situasi dan kondisi
pernikahan agar tetap baik, antara lain sebagai berikut: (a) Memelihara
situasi dan kondisi pernikahan dan kehidupan dalam berumah tangga
yang awalnya telah memiliki permasalahan atau problem dan telah
teratasi agar tidak timbul lagi menjadi permasalahan. (b)
Mengembangkan situasi dan kondisi pernikahan agar menjadi rumah
tangga yang sakinah, mawadah dan warahmah.
Prayitno menyatakan bimbingan merupakan suatu proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh seorang yang ahli kepada orang atau
kelompok orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa;
agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya
sendiri dan mandiri; dengan memanfaatkan kekuatan individu dan
sarana yang ada dan dapat dikembangkan; berdasarkan norma-norma
yang berlaku.10
Kesiapan mental untuk menikah diawali dengan niat yang ikhlas dan
benar, bahwa pernikahan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
hidup dan sebagai ibadah kepada Allah SWT. Niat ini penting karena
menikah harus berniat memenuhi kebutuhan biologis, kebahagiaan
berkeluarga tidak hanya didasarkan dengan hubungan biologis saja
melainkan mempunya niat yang benar untuk membangun keluarga
yang sakinah, mawadah dan warrahmah berarti seseorang secara
mental telah siap untuk menikah.
3. Nikah
Istilah nikah berasal dari bahasa Arab, yaitu ( ‫)النكاح‬, adapula yang
mengatakan perkawinan menurut istilah fiqh dipakai perkataan nikah
dan perkataan zawaj. Sedangkan menurut istilah Indonesia adalah

10 Prayitno, Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan & Konseling (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), hlm. 99.

7
perkawinan. Dewasa ini kerap kali dibedakan antara pernikahan dan
perkawinan, akan tetapi pada prinsipnya perkawinan dan pernikahan
hanya berbeda dalam menarik akar katanya saja.11
Arti nikah menurut syari’at nikah juga berarti akad. Sedangkan
pengertian hubungan badan itu hanya metafora saja. Arti dari
pernikahan disini adalah bersatunya dua insan dengan jenis berbeda
yaitu laki-laki dan perempuan yang menjalin suatu ikatan dengan
perjanjian atau akad. Dalam kompilasi hukum Islam dijelaskan bahwa
perkawinan adalah pernikahan, yaitu akad yang kuat atau mitsaqan
ghalizhan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya
merupakan ibadah. Dari beberapa terminologi yang telah
dikemukakan.
4. Pra Nikah
Pra nikah tersususn dari dua kata yaitu “pra” dan “nikah”, kata “pra”
sebagaimana yang tercantum di dalam “Kamus Besar Bahasa
Indonesia” ialah sebuah awalan yang memiliki makna “sebelum”.12
Sedangkan kata “nikah” diartikan di dalam “Kamus Besar Bahasa
Indonesia” ialah sebagai sebuah ikatan atau perjanjian (akad)
perkawinan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum Negara dan agama13
Pra nikah adalah masa sebelum adanya perjanjian antara laki-laki
dan perempuan, tujuannya untuk membangun rumah tangga
berdasarkan undang-undang perkawinan agama maupun pemerintah.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi
kesimpulan masalah adalah:

11
Kamal Mukhtar, Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1974), hlm. 62.
12
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai
Pustaka, 1998), hlm. 44-55.

8
1. Bagaimana proses bimbingan Pra Nikah yang dijalankan di KUA
Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen?
2. Apakah bimbingan Pra Nikah yang dilaksanakan di KUA Kecamatan
Gombong Kabupaten Kebumen efektif dalam mengurangi angka
perceraian?
D. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memiliki tujuan penelitian diantaranya
adalah:
1. Untuk mengetahui sejauh mana bimbingan Pra Nikah yang
dilaksanakan oleh KUA Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen
terhadap pasangan nikah berjalan efektif.
2. Untuk mengetahui apakah bimbingan Pra Nikah yang dilaksanakan di
KUA Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen efektif dalam
menekan angka perceraian atau tidak.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dalam penilitian ini adalah untuk menambah khasanah
keilmuan sebagai aplikasi terhadap ilmu yang peneliti tekuni selama
mengikuti kuliah di UIN Prof. KH. SAIFUDDIN ZUHRI. Hasil
penelitian diharapkan dapat menjadi tonggak awal kajian teoritis
mengenai efektifitas bimbingan pra nikah dalam mengatasi peningkatan
perceraian di KUA Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen.
2. Secara praktis maka diharapkan pada hasil penelitian ini dapat
memberikan sumbangsih pemikiran yang berguna bagi saya secara
pribadi maupun bagi masyarakat pada umumnya untuk mengetahui
faktor pendukung dan penghambat bimbingan pra nikah di KUA
Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen.
D. Kajian Pustaka
Berdasarkan telaah pustaka yang dilakukan penulis, sudah ada karya
tulis yang berbentuk skripsi, tesis, buku, majalah, artikel, jurnal dan
semacamnya. Tetapi Sejauh ini belum ada karya tulis yang meninjau

9
mengenai. Tetapi Sejauh ini belum ada karya tulis yang meninjau mengenai
Efektifitas Bimbingan Pra Nikah Dalam Mengatasi Peningkatan Perceraian
di KUA Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen. Adapun penelitian
terdahulu yang menjadi rujukan penelitian ini adalah:
1. Muhammad Masruhin dengan skripsinya yang berjudul Efektivitas
Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama Kecamatan
Kawunganten sebagai Upaya Penghapusan Kekerasan dalam Rumah
Tangga. Penelitian ini memaparkan bagaimana cara yang efektif dalam
mengatai kekerasan rumah tangga. Kekerasan dalam rumah tangga
merupakan suatu tindakan yang menimbulkan penderitaan maupun
kesengsaraan secara fisik, seksual, psikis, penelantaran rumah tangga.14
2. Penelitian yang kedua adalah penelitian yang ditulis oleh Evin
Fatmawati pada tahun 2010 dengan judul “Efektivitas Bimbingan Pra
Nikah Calon Pengantin Sebagai Upaya Dalam Mewujudkan Keluarga
Sakinah Di BP4 Kota Pekalongan”. Penelitain ini memfokuskan para
calon pengantin untuk mewujudkan persiapan pernikahan dalam upaya
mewujudkan keluarga sakinah. Hasil dari penelitian ini menyatakan
bahwa bimbingan pra nikah sangat efektif dan mempunyai pengaruh
besar dalam kehidupan rumah tangga.15
3. Penelitian yang kedua adalah penelitian yang ditulis oleh Syekh Nurjati
pda tahun 2016 yang berjudul “Efektivitas Pelaksanaan Bimbingan Pra
Nikah Dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah di BP4 Kecamatan
Harjamukti Kota Cirebon”. Penelitian ini memfokuskan para calon
pengantin untuk mewujudkan pernikahan yang ideal serta membentuk
keluarga yang sakinah.Hasil dari penelitian ini menyatakan bimbingan

14
Muhammad Masruhin, Efektivitas Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama
Kecamatan Kawunganten sebagai Upaya Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, skripsi.
Jawa Tengah: UIN Prof. KH. SAIFUDDIN ZUHRI 2021.
15
Evin Fatmawati, Efektivitas Bimbingan Pra Nikah Calon Pengantin Sebagai Upaya
Dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah Di BP4 Kota Pekalongan, skripsi. Jawa Tengah: IAIN
Pekalongan 2010.

10
pra nikah di BP4 Kecamatan Harjamukti sangat efektif dan mempunyai
andil besar dalam kehidupan rumah tangga.16
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu jenis penelitian
lapangan (fieled research). Penelitian lapangan yang digunakan
peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dimana peneliti
mengamati kejadian yang menjadi fokus peneliti. Penelitian kualitatif
itu sendiri merupakan suatu pendekatan dalam melakukan penelitian
yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami.
Mengingat orientasinya demikian maka sifatnya mendasar dan
naturalis atau bersifat kealamian, serta tidak biasa dilakukan
dilaboratorium melainkan dilapangan.17 Penelitian kualitatif
merupakan suatu pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi
dan memahami suatu gejala sentral. Untuk mengerti gejala sentral
tersebut peneliti mewawancarai peserta penelitian atau partisipan
dengan mengajukan pertanyaan yang umum dan agak luas. Informasi
tersebut biasanya kata atau teks dan kemudian dianalisis. Hasil analisis
tersebut biasanya berupa deskripsi (penggambaran) atau dapat pula
dalam bentuk tema-tema. Metode kualitatif memperlakukan partisipan
benar-benar sebagai subjek dan bukan objek.
Adapun pendekatan dalam melakukan penelitian yang berjenis
empiris ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yang
berkarakter deskriptif. Salah satu karakteristik penelitian kualitatif
adalah data deskriptif.18 Sebab jika ditelusuri, penelitian kualitatif
merupakan bentuk penelitian yang memerlukan proses reduksi yang

16
Syekh Nurjati, Efektivitas Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah Dalam Mewujudkan
Keluarga Sakinah di BP4 Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon, Skripsi, Jawa barat: IAIN Cirebon
2016.
17
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2004), hlm. 159.
18
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2010), hlm. 23.

11
berasal dari wawancara, observasi atau sejumlah dokumen. Data-data
tersebut nantinya akan dirangkum dan diseleksi agar bias dimasukan
dalam kategori yang sesuai. Dan pada akhirnya muara dari seluruh
kegiatan analisis data kualitatif terletak pada pelukisan atau penuturan
berkaitan dengan masalah yang diteliti.19 Penelitian deskriptif ini juga
disebut penelitian pra eksperimen. Karena dalam penelitian ini peneliti
melakukan eksplorasi, menggambarkan, dengan tujuan untuk dapat
menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku
atau dasar data yang diperoleh dilapangan.
2. Sumber Data
Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini, berupa data primer
dan data sekunder yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif lebih
mementingkan proses daripada hasil. Menghendaki adanya batas
penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagi masalah, memiliki
seperangkat kriteria untuk mengukur keabsahan data melalui
kesepakatan antara peneliti dengan subyek yang diteliti.
a. Data Primer
Data primer adalah sumber utama yang dapat memberikan
informasi langsung kepada peneliti tentang data-data pokok yang
dibutuhkan dalam penelitian. Sumber data primer dalam penelitian
ini berupa hasil observasi, atau hasil wawancara langsung dengan
narasumber utama.20
b. Data Skunder
Data sekunder adalah data tertulis atau hasil wawancara yang
bukan merupakan sumber primer dan sifatnya melengkapi data yang
diperoleh dari sumber primer. Dapat berupa buku-buku, jurnal-
jurnal, makalah, artikel, ensiklopedia, dan lain sebagainya yang
menjadi panduan dalam memahami data-data penelitian dan

19
Faizal, Sanapiah, Format-format Penelitian Sosial. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1998), hlm. 258.
20
Agus Sunaryo, dkk., Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah IAIN Purwokerto
(t.k.: t.p., t.t.), hlm. 10.

12
dokumen-dokumen yang menjadi pendukung atau bukti pendukung
pada saat penelitian.
3. Metode Pengumpulan Data
Adapun teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai
berikut:
a. Internet Searching
Mengakses website dan situs-situs yang menyediakan
informasi yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian sebagai
bahan acuan atau referensi dalam menemukan fakta atau teori yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini
penulis mengakses website yang berkaitan dengan objek yang
diteliti.
b. Observasi
Merupakan teknik pengumpulan data yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain seperti wawancara dan
quesioner. Apabila wawancara dan quesioner ini selalu
berkomunikasi dengan orang, namun tidak dengan observasi yang
tidak terbatas pada orang, tetapi pada objek-objek yang lain.
c. Studi Dokumentasi
Merupakan teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dari dokumen tertulis
maupun tidak tertulis atau gambar. Metode ini dilakukan dengan
cara menelusuri dan mempelajari berkas-berkas berupa buku yang
terkait dengan tema bahasan.
d. Wawancara (Interview)
Merupakan teknik pengumpulan data yang mana pengumpul
data telah menyiapkan instrumen pertanyaan seputar tema
penelitian. Selain itu pengumpul data harus menyiapkan alat

13
pendukung berupa tape recorder, gambar, brosur, dan material yang
lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara .21
4. Metode Analisis Data
Analisis data didalam penelitian ini dilakukan secara induktif
kualitatif, yaitu Penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori,
tetapi dimulai dari lapangan yakni fakta empiris. Peneliti terjun ke
lapangan, mempelajari suatu proses atau penemuan yang tenjadi
secara alami, mencatat, menganalisis, menafsirkan dan melaporkan
serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses tersebut.
I. Sistematika Pembahasan
Untuk mengetahui gambaran tentang keseluruhan pembahasan,
maka pembahasan ini perlu diklasifikasikan menjadi empat bab, yaitu
sebagai berikut:
Bab Satu, pendahuluan yang berisi Latar Belakang Masalah, Definsi
Operasional, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,
Kajian Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.
Bab Dua, merupakan pembahasan secara Landasan Teori
Bimbingan Pra Nikah, Pengertian Bimbingan dari Pra Nikah, Dasar
Hukum Bimbingan Pra Nikah, Tujuan dan Manfaat Bimbingan Pra Nikah,
dan Hikmah dari Bimbingan Pra Nikah.
Bab Tiga, membahas mengenai Efektivitas Bimbingan Kursus Pra
Nikah, Profil Lokasi Penelitian di KUA Kecamatan Gombong Kabupaten
Kebumen, Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di KUA Kecamatan
Gombong Kabupaten Kebumen, dan Efektivitas Bimbingan Pra Nikah.
Bab Empat, merupakan bab penutup sebagai rumusan kesimpulan
hasil penelitian terhadap permasalahan yang telah dikemukakan di atas,
sekaligus menjadi jawaban atas pokok masalah yang telah dirumuskan,
kemudian dilengkapi saran-saran sebagai rekomendasi yang berkembang
dengan penelitian ini.

21
Sugiono, Metode Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Jawa Barat: Alfabeta,
2008), hlm. 138.

14
DAFTAR PUSTAKA

Sunaryo, Agus. 2021. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah. IAIN


Purwokerto.
AlHafiz, 2021. Kepentingan Kursus Perkahwinan Pada Bakal Suami Isteri,
Diakses melalui situs: http://alhafiz.net/soaljawabagama/apakah-
kepentingan-krusus-perkahwinan-pada-bakal-suami-isteri.
Dansite. 2021. Pengertian Efektivitas, Diakses dari situs: https://dansite.
Woordspress.com//03/28/pengertian-efektivitas.
Fatmawati, Evin. 2010. Efektivitas Bimbingan Pra Nikah Calon Pengantin Sebagai
Upaya Dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah Di BP4 Kota Pekalongan.
Jawa Tengah: IAIN Pekalongan.
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Erman Amti, Prayitno. 2013. Dasar-dasar Bimbingan & Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2011. Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Muhammad Amin Suma. 2005. Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Mukhtar, Kamal. 1974. Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, Jakarta:
Bulan Bintang.
Masruhin, Muhammad. 2021. Efektivitas Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan
Agama Kecamatan Kawunganten sebagai Upaya Penghapusan Kekerasan
dalam Rumah Tangga. Jawa Tengah: UIN Prof. KH. SAIFUDDIN ZUHRI.
Mustofa Al-Khin, Mustofa Al-Bugho, Ali Asy-Syarbaji, Kitab Fikah Mazhab
Syafie, Kuala Lumpur: Pustaka Salam.
Erman Amti, Prayitno. 2013. Dasar-dasar Bimbingan & Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.

15
Sanapiah, Fasisal. 1998. Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sugiono. 2008. Metode Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Jawa Barat:
Alfabeta.
Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya,
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nurjati, Syekh. 2016. Efektivitas Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah Dalam
Mewujudkan Keluarga Sakinah di BP4 Kecamatan Harjamukti Kota
Cirebon, Jawa barat: IAIN Cirebon.
Warson al-Munawwir Ahmad. 1999. Kamus al-Munawwir: Arab-Indonesia, cet.
3, Yogyakarta: Pustaka Pesantren.

16

You might also like