You are on page 1of 23

Materi

MK. Penyajian Ilmiah

BAHASA DALAM KARANGAN ILMIAH


(KALIMAT DAN PARAGRAF EFEKTIF)

Parjanto
Fak. Pertanian UNS
Surakarta
PENDAHULUAN

§ Dalam penulisan karangan, khususnya


karangan ilmiah, harus dipenuhi
persyaratan-persyaratan menyangkut
ISI dan BAHASA.
§ Persyaratan bahasa diantaranya adalah
penyusunan KALIMAT dan PARAGRAF
secara baik dan benar atau efektif.
KALIMAT EFEKTIF
§ Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang
mengungkapkan pikiran yang utuh.
§ Kalimat efektif dapat diartikan sebagai kalimat yang
benar dan jelas sehingga mudah dipahami orang
lain secara tepat.
§ Ciri-ciri kalimat efektif :
ü Mengandung kesatuan gagasan
ü Mempunyai koherensi yang baik (kompak)
ü Hemat /efisien
ü Bervariasi
ü Memperhatikan EYD
ü Menggunakan pilihan kata yang baik.
MENYUSUN KALIMAT EFEKTIF
(Berisi satu gagasan pokok dan koheren)

1) Mengandung satu ide pokok.


2) Terdapat subyek dan predikat secara
eksplisit (tegas).
3) Subyek dan predikat mempunyai hubungan
sangat erat, sehingga jangan terpisah
terlalu jauh.
4) Keterangan diletakkan secara tepat.
5) Tanda baca harus benar.
HAL-HAL YANG PERLU DIHINDARI
DALAM MENYUSUN KALIMAT:

1. Pengaruh bahasa daerah yang tidak benar.


Contoh:
1) Pengangkatan Pegawai negeri itu belum ada
surat keputusannya
2) Teknologinya Jepang jauh lebih maju dari
kita
2. Pengaruh bahasa asing yang tidak perlu
Contoh:
1. My name is Andi (nama saya adalah Andi)
2. He knows a restaurant where we can get a drink
(Dia tahu rumah makan di mana kita bisa
mendapatkan minuman)
3. Aeroplanes which cross the Atlantic are jets
(pesawat-pesawat yang mana mengarungi lautan
atlantik itu adalah jet)
4. The man to whom the letter was addressed had
died months before (orang kepada siapa surat itu
dialamatkan telah meninggal beberapa bulan lalu
5. The travelers with whom I had spoken come from
distant town (para pelncong dengan siapa saya
telah berbicara datang dari kota yang jauh)
3. Kalimat konotatif
Kalimat yang memiliki makna lebih dari satu
(konotatif)
Contoh:
1. Lukisan Jamilah dipajang juga dalam
pameran itu.
2. Garasi mobil yang mewah itu selalu
terpelihara.
4. Kalimat Tidak Lengkap

Kalimat lengkap sekurang-kurangnya harus


memiliki SUBYEK (S ) dan PREDIKAT (P)
dan berintonasi selesai.

Contoh kalimat tidak lengkap:


1. Film produksi dalam negeri yang kurang
bermutu yang tidak mampu bersaing di
pasaran
2. Sepuluh orang mahasiswa ITB yang
berangkat dua bulan lalu dengan
menggunakan bus Kramat Jati dengan
tujuan Sumatra untuk melakukan penelitian
wabah penyakit demam berdarah yang tiba-
tiba berjangkit di beberapa tempat di pulau
itu
5. Kalimat Mubazir/Pleonastis

Kalimat yang menggunakan kata atau


kelompok kata yang berlebihan
Contoh:
1. Banyak kegiatan-kegiatan yang mereka
lakukan semaunya tanpa aturan.
2. Tindakan manajer itu terlu keras sehingga
akibatnya menyebabkan karyawan
berunjuk rasa.
Kata yang sama maknanya:
a) Adalah merupkan, b) mulai sejak, c) amat
sangat sekali
VARIASI KALIMAT:
(Kalimat pendek dan kalimat panjang).
1) MENGGABUNGKAN BEBERAPA KALIMAT
PENDEK MENJADI SATU KALIMAT PANJANG.
§ Contoh:
a) Peralatan untuk bernafas dalam air telah
ditemukan.
b) Peralatan itu memungkinkan dilakukannya
pengumpulan hewan laut dalam keadaan segar.

Digabungkan menjadi:
Peralatan untuk bernafas dalam air telah ditemukan
sehingga memungkinkan dilakukannya pengumpulan
hewan laut dalam keadaan segar.
2. MEMECAH SATU KALIMAT PANJANG MENJADI
BEBERAPA KALIMAT PENDEK
Contoh:
§ Peralatan untuk bernafas dalam air telah ditemukan sehingga
memungkinkan dilakukannya pengumpulan hewan laut dalam
keadaan segar.

§ Dipecah menjadi (2 kalimat):


a) Peralatan untuk bernafas dalam air telah ditemukan.
b) Peralatan itu memungkinkan dilakukannya pengumpulan
hewan laut dalam keadaan segar.
Syarat:
1) Setiap penggalan minimal harus memiliki syarat subjek dan
predikat
2) Gunakan konjungsi antarkalimat
3) Perhatikan apakah kalimat yang telah terpisah tersebut memiliki
koherensi atau tidak
PARAGRAF EFEKTIF
DEFINISI PARAGRAF
Paragraf adalah kelompok kalimat yang
merupakan bagian langsung dari sebuah
karangan, terdiri atas satu pikiran utama (PU) yang
dikembangkan dalam beberapa pikiran penjelas (PP)
dan tersusun secara sistematis-logis”.

Syarat paragraf:
1. Memiliki satu pokok Pikiran Utama (PU) dan
beberapa Pikiran Penjelas (PP)
2. Memiliki KEPADUAN (koherensi)
CONTOH KEPADUAN DAN KETIDAKPADUAN

a) (1) Kota Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar. (2) Tanah di


wilayah Yogyakarta sangat subur. (3) Pada malam hari
banyak orang berjalan-jalan di Malioboro. (4) Kota
yogyakarta terkenal dengan makanan khas berupa gudeg. (5)
Banyak pendatang baru yang datang untuk mencari
pekerjaan.
b) (1) Jalan Malioboro sangat ramai. (2) Pagi-pagi pukul 5 sudah
banyak kendaraan yang lewat. (3) Tak lama kemudian, anak-
anak sekolah juga memadati jalan itu. (4) Setelah agak siang,
banyak pegawai maupun karyawan toko melewati jalan itu
menuju tempat kerja masing-masing. (5) Jalan itu tidak
pernah sepi dari pagi hingga malam hari.

§ Contoh a) tidak membentuk paragraf (tidak ada kepaduan)


§ Contoh b) mrpk pargaraf yg padu (koheren), kalimat 2-5
menjelaskan kalimat 1.
UNSUR-UNSUR PARAGRAF

1) Pikiran Utama (PU)


2) Pikiran Penjelas (PP)
3) Penegas
4) Transisi
UNSUR-UNSUR PARAGRAF
1) Pikiran Utama (PU): inti persoalan atau gagasan
yang ingin disampaikan dalam paragraf.
2) Pikiran Penjelas (PP): rincian atau uraian pikiran
yang menjelaskan inti gagasan. PP biasanya
terdiri atas beberapa kalimat.
3) Penegas: bagian paragraf yang menegaskan
pikiran utama dalam paragraf yang berfungsi: (1)
sbg pengulang atau penegas PU dan (2)
menambah daya tarik sebuah paragraf,
4) Transisi: Transisi adalah penghubung antar
paragraf. Dapat berupa kata sambung antar
kalimat : akan tetapi, dengan demikian, jadi, dan
oleh sebab itu.
Skema Paragraf
Transisi

PU

PP

Penegas

Catatan:
(1) Unsur-unsur itu tidak selalu hadir serempak;
(2) Urutan tidak selalu sama dengan skema
PENYUSUNAN PARAGRAF

• Ada dua aspek dalam menyusun paragraf:


– alur pikir paragraf
– kepaduan paragraf
ALUR PIKIR PARAGRAF
§ Menulis merupakan proses bernalar untuk
memperoleh suatu kesimpulan berupa suatu
pengetahuan.
§ Penalaran dibedakan atas penalaran induktif dan
penalaran deduktif.
§ PARAGRAF DAPAT DIBEDAKAN:
1) PARAGRAF DEDUKTIF,
2) PARAGRAF INDUKTIF, ATAU
3) PARAGRAF DEDUKTIF-INDUKTIF.
KEPADUAN PARAGRAF

§ Kepaduan informasi merupakan


syarat keberhasilan suatu paragraf.
§ Tanpa adanya kepaduan informasi,
kumpulan informasi (kumpulan
kalimat) itu tidak menghasilkan
paragraf.
PARAGRAF DEDUKTIF
Paragraf deduktif dimulai dengan pikiran utama kemudian
diikuti penjelasan. (Pikiran utamanya diletakkan di awal )

Contoh:
(1) Harga sebagian bahan pokok naik akibat krisis ekonomi.
(2) Beras yang setahun lalu berharga Rp1.500,0/liter kini
menjadi Rp 2000,00. (3) Gula pasir yang semula Rp
3.000,00/kg melonjak menjadi Rp 4.500,00/kg. (4) Minyak
kelapa yang dulu Rp 2.000,00/kg kini berubah menjadi Rp
4.500,00/kg. (5) Harga bahan makanan pokok yang lain juga
naik. (6) Kenaikan harga sebagian besar bahan pokok
hampir mencapai 100%.
PARAGRAF INDUKTIF
Paragraf induktif merupakan kebalikan dari deduktif,
keterangan atau pikiran penjelas diletakkan di awal
kemudian diakhiri dengan pikiran utama.

Contoh:
(1) Padi beras merah adalah padi yang menghasilkan
beras berwarna merah karena mempunyai kulit ari
berwarna merah. (2) Selain sebagai makanan pokok, padi
beras merah diyakini sangat berguna bagi kesehatan
karena mengandung beberapa senyawa berguna, misalnya
pigmen antosianin yang dapat berfungsi sebagai
antioksidan (Ahuja et al.). (3) Padi beras merah telah
diketahui kegunaannya sejak lama untuk mengatasi
masalah kekurangan pangan dan gizi (Didi, 2005). (4) Padi
beras merah merupakan salah satu komoditas pangan yang
penting dan perlu dikembangkan.
PARAGRAF DEDUKTIF-INDUKTIF (CAMPURAN)
Paragraf campuran atau deduktif-induktif dimulai
dengan inti uraian (pikiran utama), diikuti penjelasan
(pikiran penjelas), dan diakhiri dengan penegasan atau
pengulangan inti uraian.

Contoh:
“(1) Semua manusia pasti akan mati. (2) Para
penguasa yang disebut kaisar, sultan, raja, atau
presiden meskipun hidup dengan fasilitas yang serba
melimpah, mereka mati juga. (3) Begitu pula para ahli
bela diri yang setiap hari memperkekar otot-otot
tubuhnya dengan macam-macam pelatihan dan menu
makanan yang lengkap, akhirnya mati. (4) Jadi,
manusia di dunia ini tidak ada yang bisa hidup abadi”.
Contoh Paragraf Dalam Tulisan Ilmiah
(Pernyataan berdasar Sumber Pustaka)
(1) Salak (Salacca zalacca [Gaertner] Voss)
merupakan salah satu komoditas penting dalam
pengembangan hortikultura di Indonesia. (2) Buah
salak mempunyai nilai ekonomi tinggi dan
mempunyai prospek pasar cerah (Sukardjo, 2001).
(3) Dikemukakan oleh Prajitno (2000), salak
mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai
produk unggulan hortikultura buah-buahan di
pasar internasional karena negara-negara lain
belum mengembangkan tanaman ini. (4) Dalam
pengembangan hortikultura buah-buahan, salak
ditetapkan sebagai salah satu komoditas unggulan
nasional (Direktur Bina Produksi Hortikultura,
1996).

You might also like