You are on page 1of 15

MAKALAH

HAKIKAT TARBIYAH, TA’LIM, TA’DIB


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur
Mata Kuliah: Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Suteja, M. Ag.

Disusun Oleh:
HANINTYA PRABANDARI 2281010115
FITRI NURHALIZA R 2281010117

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
2023 M / 1445 H
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat, nikmat
ilmu pengetahuan, kemudahan, dan petunjuknya sehingga kami dapat
Menyusun Tugas Terstruktur dalam Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam dengan
Dosen Pengampu bapak : Prof. Dr. Suteja, M. Ag. Dan tugas terstruktur yang
kami dapat, berjudul “HAKIKAT TARBIYAH, TA’LIM, TA’DIB”
Kami menyadari bahwa kemampuan dalam penulisan makalah ini jauh
dari kata sempurna. Apabila di dalam penulisan ini terdapat kekurangan dan
kesalahan, baik dari penulisan atau pembahasannya, maka kami
menyadaribahwa itu semua atas keterbatasan kemampuan yang dimiliki.
Kami harap kritik dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada pihak yang telah
berperan dalam pembuatan makalah ini, dan semoga hasil makalah ini dapat
memberi manfaat dan dapat dijadikan wacana untuk memperluas wawasan.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Cirebon, 1 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah................................................................................................ 1
C. Tujuan Penyusunan.............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3

A. Pengertian Tarbiyah ............................................................................................. 3


B. Jenis-Jenis Tarbiyah............................................................................................. 4
C. Tujuan Pendidikan Tarbiyah ................................................................................ 6
D. Metode Tarbiyah ................................................................................................. 6
E. Pengertian Ta’lim ................................................................................................ 8
F. Pengertian Ta’dib ................................................................................................ 9

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 11

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
pendidikan Islam sebagai sebuah sistem ilmu sudah tidak diragukan lagi, hal
itu sejalan dengan dikembangkan secara terus menerus terkait filsafat pendidikan,
teori pendidikan maupun operasional pendidikannya. Perkembangan pendidikan Islam
memperoleh dorongan sehingga semakin melaju semenjak dilaksanakannya
Konferensi Dunia I Pendidikan Islam di King Abdul Aziz University Jeddah tahun
1977. Sebagaimana sudah penulis tegaskan pada buku Reinventing Pendidikan Islam:
Menggagas Kembali Pendidikan Islam (2010: 3-4), bahwa Pendidikan Islam sebagai
sebuah sistem yang terefleksi dalam berbagai bentuk kelembagaan pendidikan seperti
madrasah, pesantren dan perguruan tinggi telah memperlihatkan sesuatu
kesungguhan, karena selain telah memiliki program yang jelas juga telah
mendapatkan apresiasi dari masyarakat. Dalam konteks sistem lebih-lebih lagi dalam
konteks kelembagaan pendidikan Islam di Indonesia semakin kuat.
Dasar, Asas dan Prinsip Pendidikan Islam setelah lahirnya Peraturan
Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 (PP 55/2007) tentang Pendidikan Agama dan
Keagamaan. Pendidikan agama adalah pendidikan agama yang diberikan dilembaga
pendidikan sejak Taman Kanak-Kanak hingga Perguruan Tinggi Umum. Dan bagi
umat Islam adalah Pendidikan Agama Islam (PAI). Adapun pendidikan keagamaan di
kalangan masyarakat muslim sebagaimana dimaksudkan oleh PP55/2007 adalah
pendidikan keagamaan yang berlangsung pada Raudhatul Athfaal, Madrasah
Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah hingga Perguruan Tinggi Agama Islam, termasuk pula
pendidikan keagamaan yang berlangsung pada pesantren.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Tarbiyah?
2. Apa saja jenis-jenis Tarbiyah
3. Apa tujuan dari Tarbiyah?
4. Metode apa saja yang digunakan Tarbiyah?
5. Apa pengertian Ta’lim?
6. Apa yang dimaksud Ta’dib?

1
C. Tujuan Penyusunan
1. Mengetahui pengertian Tarbiyah.
2. Mengetahui apa saja jenis-jenis Tarbiyah.
3. Mengetahui tujuan dari Tarbiyah.
4. Mengetahui metode yang digunakan Tarbiyah.
5. Mengetahui pengertian Ta’lim.
6. Mengetahui Pengertian Ta’dib.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tarbiyah
Dalam Al-Quran tidak ditemukan kata tarbiyah, namun ditemukan istilah lain
yang memiliki kesamaan makna dan seakar dengan kata tarbiyah, yaitu al-rabb,
rabbayani, murabbiy, yurbiy dan rabbaniy. Sedangkan dalam hadist hanya ditemukan
kata rabbaniy. Secara terminologi kata tarbiyah menurut Al-Abrasyi memberikan
pengertian bahwa tarbiyah adalah mempersiapkan manusia agar hidup dengan
sempurna dan meraih kebahagian, mencintai tanah air, sehat jasmani, berakhlakul
karimah, cerdas dalam segala bidang, dapat berguna bagi dirinya dan masyarakat dan
sopan santun dalam bertutur kata.1
Pengertian pendidikan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI),
pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan;
proses; perbuatan; cara mendidik. Pendidikan berasal dari kata didik, artinya bina,
mendapat awalan pen- akhiran -an, yang maknanya sifat dari perbuatan membinaatau
melatih, atau mengajar dan mendidik itu sendiri. 2 Oleh karena itu, pendidikan ialah
segala sesuatu yang bersifat pembinaan, pelatihan, pengajaran, dan semua hal yang
merupakan bagian dari usaha manusia untuk meningkatkan kecerdasan dan
keterampilan.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri. kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara (UUSPN, 2006:2).
Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui kesimpulan dari tarbiyah maupun
pendidikan ialah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki otherworldly keagamaan, pengendalian diri,

1
Heris Hermawan, Filsafat pendidikan islam, ( Jakarta pusat: kemenag Ri, 2012), hal. 96
2
KBBI, (Jakarta Pusat:Pusat Bahasa,2008)hal. 352

3
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.

B. Jenis-Jenis Tarbiyah
Tarbiyah menjadi sesuatu yang tidak akan lepas dari kehidupan manusia,
karena manusia ialah mahluk sosial yang membutuhkan pendidikan dalam
kehidupannya. Seluruh aspek kehidupan manusia merupakan bagian dari tarbiyah,
dari cara pelaksanaannya saja yang menjadi perbedaan. Berikut ialah jenis-jenis
tarbiyah dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Pendidikan Formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan disekolah-
sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang
jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan
tinggi. Pendidikan formal ini sangat penting dalam kehidupan modern seperti
sekarang ini, hampir seluruh pekerjaan dan kegiatan dalam kehidupan
membutuhkan sertifikat bukti seseorang pernah mendapat pendidikan formal.
Pendidikan formal ini seakan menjadi wajib, karena pendidikan formal ini
seakan menjadi tolak ukur sukses tidaknya seseorang. Walau ada beberapa orang
yang dapat sukses tanpa mengenyam pendidikan formal ini namun jumlahnya
dapat dihitung bahkan bisa dikatakan seribu satu, maka dari itu pendidikan formal
ini sangat penting untuk kelangsungan hidup disamping pendidikan nonformal.
Contohnya :
a. Pendidikan sekolah dasar ialah umur 7-12 tahun.
b. Pendidikan sekolah menengah pertama ialah umur 13-15 tahun.
c. Pendidikan sekolah menengah atas ialah umur 16-18 tahun.
d. Pendidikan perguruan tinggi ialah setelah menempuh pendidikan
menengah atas sampai dengan tanpa batasan umur.
2. Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formalyang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal
meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan
kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan,
pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja.
Pendidikan kesetaraan meliputi Paket A, Paket B dan Paket C, serta

4
pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik
seperti: Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), lembaga kursus, lembaga
pelatihan, kelompok belajar, majelis taklim, sanggar, dan lain sebagainya, serta
pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Pendidikan nonformal ini sedikit berbeda dengan pendidikan formal karena
pendidikan nonformal ini lebih mengarah untuk meningkatkan ketrampilan, yang
nantinya akan menjadi membantu pelaksanaan pendidikan formal. Selain itu
pendidikan non formal juga berbedadalam sistem kurikulum dan komponen-
komponen pendukungnya.
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,
dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi
peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Contohnya :
a. Pendidikan pramuka, Pendidikan ini didapatkan di luar pendidikan formal
sebagai tambahan wawasan ilmu, setelah selesai menempuh peserta didik akan
mendapatkan sertifikat sebagai bukti telah selesai menempuh pendidikan
pramuka di lembaga tersebut.
b. PMR, Pendidikan ini di lingkungan sekolah dan bergerak di dalam bidang
kesehatan dan digerakkan dalam bentuk bakti sosial untuk masyarakat.
3. Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan
bertanggung jawab. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan
pendidikanformal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan
standar nasional pendidikan. Alasan pemerintah mengagas pendidikan informal
adalah:
1. Pendidikan dimulai dari keluarga.
2. Homeschooling: pendidikan formal tapi dilaksanakan secara informal.
Anak harus dididik dari lahir,Pendidikan informal jika kita amati ialah
pendidikan terpenting dalam pelaksanaan proses pendidikan. karena pendidikan
ini ialah pendidikan pertama yang dialami oleh manusia, yang mana dari
pendidikan inilah akan terbentuk kepribadian, karakter, dan sikap dalam diri

5
seseorang. Jadi baik buruk seseorang bisa dilihat dari pendidikan informal-nya.
Contohnya:
a. Keluarga Pendidikan keluarga sangat penting bagi peserta didik terutama
dalam pembentukan moral dan karakter, Karena pendidikan pertama dalam
kehidupan adalah keluarga dan sangat berpengaruh dalam kehidupan
seterusnya.
b. MasyarakatPendidikan pendukung setelah keluarga karena pendidikan ini
berlangsung seumur hidup dan sebagai pengaplikasian dari pendidikan formal
dan informal.

C. Tujuan Pendidikan Tarbiyah


Dalam ajaran Islam, seluruh aktivitas masnusia bertujuan untuk meraih
tercapainya insan yang beriman dan bertaqwa. Apabila anak didik telah beriman dan
bertaqwa, artinya tujuannya telah tercapai. Keimanan seseorang hanya dapat dilihat
dari amal perbuatannya sebab amal perbuatan menjadi indikator yang amat penting
untuk mengukur keimanan seseorang muslim. Apabila dikaitkan dengan pendidikan
Islam yang bertujuan mencetak anak didik yang beriman, wujud dari tujuab itu adalah
akhlak anak didik, sedangkan akhlak anak didik mengacu pada kurikulum yang
diterapkan dalam pendidikan yang dilaksanakan diberbagai lembaga Beberapa
insikator dari tercapainya tujuan pendidikan Islam dibagi menjadi tiga tujuan
mendasar, yaitu:
a. Tercapainya anak didik yang cerdas. Ciri-cirinya adalah memiliki tingkat
kecerdasan intelektualitas yang tinggi sehingga mampu menyelesaikan masalah
yang dihadapi oleh dirinya sendiri maupun membantu menyelesaikan masalah
orang lain yang membutuhkannya.
b. Tercapainya anak didik ang memiliki kesabaran atau kesalehanemosional,
sehingga tercermin dalam kedewasaan menghadapi masalah dalam kehidupannya.
c. Tercapainya anak didik ang memiliki kesalehan spiritual, yaitu menjalankan
perintah Allah dan Rasulullah SAW.

D. Metode Tarbiyah
Metode dalam bahasa Arab disebut dengan al-thariq, artinya jalan. Jalan
adalah sesuatu yang dilalui supaya sampai ke tujuan. Mengajarkan materi agar dapat
diterima peserta didik hendaknya menggunakan jalan yang tepat, atau dalam bahasa

6
yang lebih tepatnya cara dan upaya yang dipakai pendidik. Adapun metode-metode
yang digunakan dalam dunia pendidikan sebagai berikut:
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode dengan memberikan penjelasan tentang
sebuah materi. Biasa dilakukan didepan beberapa orang peserta didik. Metode ini
menggunakan bahasa lisan. Peserta didik biasanya duduk sambil mendengarkan
penjelasan materi yang disampaikan pendidik. Metode ini sering digunakan
Rasulullah SAW, terutama pada saat beliau berkhutbah sebelum melaksanakan
shalat jum’at. Daya tarik ceramah, atau tabligh bisa berbeda-beda, tergantung
kepada siapa pembicaranya, begaimana pribadi si pembicara, dan bagaimana
bobot Metode ceramah sifatnya lebih menolong, komunikasi satu arah kurang
mengaktifkan logika lawan bicara. Karenanya, metode ini hendaknya dibarengi
dengan metode lainnya agar lebih hidup, dan memiliki nilai lebih dalam upaya
penyampaian informasi kepada peserta didik.
2. Metode Diskusi
Diskusi adalah tukar pikiran antara dua orang atau lebih untuk menyeleseikan
satu persoalan. Secara umum diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua
orang atau lebih individu yang berintegrasi secara verbal dansaling berhadapan
muka mengenai tujuan atau sasaran tertentu melalui tukar menukar informasi,
mempertahankan pendapat, atau pemecahan masalah. Bila ditelaah dari beberapa
riwayat, Rasulullah SAW adalah orang yang paling berdiskusi, meskipun pada
dasarnya beliau memiliki wewenang untuk membuat keputusan sendiri. Tetapi,
sebagai bentuk rasa keguguran yang terdapat padanya, beliau tidak merasa bosan
bahkan sering mengadakan diskusi dengan para sahabat, apabila ada persoalan
bersama. 3
3. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab ialah suatu cara mengajar dimana seorang guru
mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik tentang bahan pelajaran
yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca sambil memperhatikan
proses berfikir di antara peserta didik. 4 Guru mengharapkan dari peserta didik
jawaban yang tepat dan berdasarkan fakta. Dalam tanya jawab, pertanyaan ada

3
Muhammad Husein Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, (Jakarta: Pustaka Jaya dan Tintamas, 1982), hal. 313
4
Ramayulis, metodologi, (Jakarta:Kalam Mulia, 1994), hal 239

7
kalanya di pihak peserta didik (dalam hal ini atau peserta didik tidak menjawab).
Apabila peserta didik tidak menjawabnya barulah guru memberikan jawaban.

E. Pengertian Ta’lim
Kata Studi (mempelajari) dalam pengantar studi Al-Qur’an merupakan bahasa
Arab dari Kata Ta’lim (Hamid, Pengantar Studi Al-Qur'an, 2006). Ta’lim merupakan
kata untuk benda buatan (mashdar) berasal dari akar kata "allama". Sejumlah ahli
menyamakan istilah “pendidikan” dengan istilah “ta’lim” yang berarti “mengajar”,
sementara yang lain menyamakan kedua istilah itu secara berbeda. Pengajaran (ta'lim)
lebih menitik beratkan pada pendidikan aspek kognitif, seperti pengajaran mata
pelajaran seperti matematika, sedangkan pendidikan dalam arti tarbiyah lebih
menekankan aspek afektif dan psikomotorik serta kognitif. Dalam ayat lain, seperti
QS. Al-Baqarah: 151, artinya disebutkan:
“Untuk mengajarimu apa yang tidak kamu ketahui dan mencerahkanmu
dengan ilmu Al-Qur'an dan As-Sunnah.”
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT telah memerintahkan para utusan-
Nya untuk mengajarkan (ta'lim) kedua hal tersebut kepada umat-Nya. Mengajar
dalam pengertian prinsip-prinsip yang berlaku sehingga siswa memperoleh sikap dan
kemampuan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat. Kurikulum
menggabungkan studi akademik dan pengajaran agama Islam (kebijaksanaan)5. Ta'lim
berisi semua pengetahuan dasar dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi
seorang pendidik dan praktisi moral yang baik. Ta'lim adalah proses yang
berkelanjutan karena manusia dilahirkan tidak tahu apa-apa, tetapi sebaliknya
diberkahi dengan kekayaan sumber daya yang membekali mereka untuk memperoleh
dan memahami pengetahuan dan menggunakannya secara praktis dalam kehidupan
sehari-hari.

5
Aldila Winda Pramita, “Hakikat Pendidikan Islam: Tarbiyah, Ta’lim Dan Ta’dib”, Journal
ofEducationalResearchand Humaniora (JERH), vol 1 No 2 (Juni 2023) hal. 86

8
F. Pengertian Ta’dib
Kata "ta'dib" berasal dari kata Arab "addaba" dan "yuaddibu," yang keduanya
berarti "mengajar" atau "mendisiplinkan" seseorang dengan menyuruh mereka
mengikuti hukum atau seperangkat aturan (hukuman). ada juga yang menafsirkan
ta’dib berarti “bersikap hormat” atau “bertindak dengan Hormat 6. Secara etimologis,
ta’dib adalah bentuk masdar yang berasal dari kata kerja (addaba) dan guru
(yuaddibu-ta’diban), yang kemudian diterjemahkan menjadi Pendidikan agama
(sunni) (adab). Dari segi etimologis, jelas bahwa ta’dib Berkaitan dengan ranah
integritas pribadi, moralitas, dan etika. Dalam Islam, Budi pekerti, moral, dan etika
semuanya terjalin sebagai satu rumpun dengan Akhlak. Pengertian teknis ta’dib
adalah proses pendidikan yang bertujuan untuk Memperkuat dasar-dasar keterampilan
belajar siswa dan berpuncak pada Mengasah akhlaknya. Sesuai dengan sabda
Rasulullah, “Sesungguhnya aku diutus Untuk menyempurnakan keluhuran budi
pekerti.”
Kalimat ta’dib adalah yang paling tepat Karena maknanya lebih sempit untuk
menggambarkan proses pendidikan Manusia dari pada kalimah tarbiyah yang
maknanya sangat luas sehingga Memasukkan haiwan sebagai konsep tambahan. 7
Lebih banyak kekuatan ditambahkan pada firman Allah dengan menjelekjelekkan
Rasulullah Saw, sebagaimana hadis rasul “Tuhanku telah mendidikku, maka ia
menjadikan pendidikanku menjadi baik” (HR.IbnuHibban). Yang menggunakan
istilah ta'dib untuk merujuk pada pendidikan yang dianugerahkan Tuhan kepada para
sahabat Rasulullah. Menurut al-Zarkany dalam Rasyidin (Al-Rasyidin), bahwa ada
empat jenis ta'dib yang dapat dijadikan landasan adab:
1. Ta'dibal-akhlaq, yaitu pendidikan tatakrama spiritual dalam hukum, meniscayakan
pengetahuan tentang manifestasi eksternal hukum, wujud kebenaran, di mana
segala sesuatu memiliki hukumnya sendiri dan dengannya segala sesuatu
diciptakan.
2. Pendidikan spiritual dalam konteks tajwid (Ta'dibal-khidmah). Manusia
diwajibkan untuk menyembah alMalik dengan tatakrama yang lengkap dan teguh
agar dianggap sebagai hamba.

6
Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakir, 2006
7
Al- Attas 1992; Rosnani 2006

9
3. Pendidikan spiritual kaum syria, atau ta'dibal-syari'ah, yang metodenya telah
diwahyukan oleh Allah melalui wahyu.
4. Ta'dibal-shuhbah, yang berarti "pendidikan hubungan spiritual", mengharuskan
mitra saling menghormati dan melindungi satu sama lain dalam konteks kemitraan
yang berkomitmen. 8

8
Aldila Winda Pramita, “Hakikat Pendidikan Islam: Tarbiyah, Ta’lim Dan Ta’dib”, Journal
ofEducationalResearchand Humaniora (JERH), vol 1 No 2 (Juni 2023) hal. 88

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tarbiyah berasal dari kata rabb yang bermakna tumbuh dan berkembang.
Pengertian seperti ini juga diberikan oleh Al-Qurthubiy yang menyatakan bahwa
pengertian dasar kata rabb menunjukkan makna tumbuh, berkembang, memelihara,
merawat, mengatur, dan menjga kelestarian atau eksistensinya. Sementara itu al-
asfahany, kata al-rabb bisa berarti mengantarkan sesuatu kepada kesempurnaan
dengan bertahap atau membuat sesuatu untuk mencapai kesempurnaan secara
bertahap.
Ta’lim Menurut ibn al-manzhur, kata ini bisa memiliki beberapa arti, sepesrti
mengetahui, atau mengenal, mengetahui atau merasa, dan memberi kabar kepadanya.
Kemudian menurut luis ma'luf kata al-'ilm yang merupakan masdar dari 'alama
bermakna mengetahui sesuatu dengan sebenar-benarnya, sementara kata 'alima
bermakna mengetahui dan menyakininya.
Menurut shalaby, terma ta'dib sudah digunakan pada masa islam klasik,
terutama untuk pendidikan yang diselenggarakan di kalangan istana para
khalifah.pada masa itu, sebutan yang digunakan untuk memanggil master adalah
muaddib. Shalaby, dengan mengutip al-jahiz, menyatakan bahwa terma muaddib
berasal dari kata adab, dan adab itu bisa berarti budi pekerti atau meriwayatkan.
Master para putera khaliffah disebut muaddib dikarenakan mereka brtugas
mendidikkan budi pekerti dan meriwayatkan kecerdasan orang-orang terdahulu
kepada mereka.
Pendidikan islam sebagai keseluruhan makna atau pengertian yang tersimpul
dalam ta,lim, tarbiyyah dan ta'dib. Berdasarkan makna tarbiyah, ta'lim, ta'dib
sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, maka pendidikan islam dapat
didefinisikan sebagai suatu proses penciptaan lingkungan yang kondusip bagi
memungkinkan manusia sebagai peserta didik untuk mengembangkan diri-fisik-
jasmani dan non fisik-ruhani dan potensi yang dimilikinya al-jims, al'aql, al-nafs, dan
al-qabl agar berkemampuan merealisasikan syahadah primordialnya terhadap
keberadaan dan kemaha esaan Allah swt, melalui pemenuhan fungsi dan tugas
penciptaannya, yakni sebagai 'abd Allah dan khalifah allah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Al Rasyidin, 2017, “Falsafah Pendidikan Islam: Membangun Kerangka Ontologi,


Epistimologi, dan Aksiologi Praktik Pendidikan Islami” (Bandung:
Citapustaka Media Perintis)
Al-Asfahany, Al-Raghib, “Mu’jam Mufradat Alfadz Al-Qur’an” (Bairut: Dar Al-Fikr)
Pramita, A. W., Lubis, C. N., Aulia, N., & Sopha, G. Z. (2023). “Hakikat Pendidikan
Islam: Tarbiyah, Ta’lim Dan Ta’dib”. Journal of Educational Research and
Humaniora (JERH), 83-89.
Riddha, Muhammad Rasyid, “Tafsir al-Fatihah (Menemukan Hakikat Ibadah)”
(Bandung: Al-Bayan Mizan)
Shalaby, Ahmad, 1976, “Sejarah Pendidikan Islam” (Singapura: Pustaka Nasional
Singapura)
Shihab, M. Quraish, 2004, “Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-
Qur’an)” (Jakarta: Lentera Hati)

12

You might also like