Professional Documents
Culture Documents
Makalah Komunikasi 1
Makalah Komunikasi 1
Dosen Pembimbing :
DISUSUN OLEH :
Fakultas Kesehatan
2022-2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul pengambilan keputusan legal etis ini tepat pada
waktunya. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan
praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya, istilah komunikasi yang dalam
bahasa Inggris communication berasal dari bahasa. Latin communicatio dan bersumber dari
kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Menurut
Hybels dan Weafer II (dalam Liliweri, 2003) komunikasi merupakan setiap proses pertukaran
informasi, gagasan dan perasaan. Proses ini meliputi informasi yang disampaikan baik secara
lisan maupun tertulis dengan katakata, atau yang disampaikan dengan bahasa tubuh, gaya
maupun penampilan diri, menggunakan alat bantu di sekeliling kita sehingga sebuah pesan
menjadi lebih kaya.
Menurut Supraktiknya (1995) komunikasi dapat diartikan secara luas dan sempit.
Komunikasi secara luas adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun non
verbal yang ditanggapi oleh pihak lain, sedangkan komunikasi secara sempit dapat diartikan
sebagai pesan yang dikirim oleh seseorang kepada satu atau lebih penerima, dengan maksud
secara sadar untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini antara lain :
PEMBAHASAN
1.KREDIBILITAS
2.ISI PESAN
Pesan adalah: "Suatu komponen dalam proses komunikasi berupa paduan dari pikiran
dan perasaan seseorang dengan menggunakan lambang, Bahasa atau lambang-lambang
lainnya disampaikan kepada orang lain" (Effendy, 1989:224).
Abdul Hanafi menjelaskan bahwa pesan itu adalah "Produk fiktif yang nyata yang dihasilkan
oleh sumber-encoder" (Siahaan, 1991:62). Kalau berbicara maka "pembicara" itulah pesan,
ketika menulis surat maka "tulisan surat" itulah yang dinamakan pesan.
1. Isi pesan
2. Wujud pesan (Siahaan, 1991:62)
Menurut A.W. Widjaja dan M. Arisyk Wahab terdapat tiga bentuk pesan yaitu:
1. Informatif
2. Persuasif
3. Koersif
a) Pesan harus dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan.
b) Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara
komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.
c) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi dan menyarankan beberapa cara untuk
memperoleh kebutuhan tersebut.
d) Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi
situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakan untuk memberikan
tanggapan yang dikehendaki (Effendy, 1993:41).
Dalam menciptakan pengertian yang baik dan tepat antara komunikator dan komunikan,
pesan harus disampaikan sebaik mungkin. Sedikitnya ada sembilan pesan menurut S.M
Siahaan dalam bukunya "Komunikasi Pemahaman dan Penerapan" yaitu :
1) Pesan harus cukup jelas (clear), bahasa yang mudah dipahami, tidak berbelit-belit,tanpa
denotasi yang menyimpang dan tuntas.
2) Pesan itu mengandung kebenaran yang mudah diuji (correct), berdasarkan fakta, tidak
mengada-ada dan tidak diragukan.
3) Pesan itu diringkas (concise) dan padat serta disusun dengan kalimat pendek (to the point)
tanpa mengurangi arti yang sesungguhnya.
4) Pesan itu mencakup keseluruhan (comprehensif), ruang lingkup pesan mencakup bagian
bagian yang penting dan yang patut diketahui komunikan.
5) Pesan itu nyata (concret) dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan data dan fakta yang
ada, tidak sekedar isu/kabar angin.
7) Pesan itu menarik dan meyakinkan (convincing) menarik karena bertautan dengandirinya
sendiri, menarik dan meyakinkan karena logis.
8) Pesan itu disampaikan dengan sopan (courtesy) harus diperhitungkan kadar kebiasaan,
kepribadian, pola hidup dan nilai-nilai komunikasi, nilai etis sangat menentukan sekali
bagaimana orang bisa terbuka.
9) Nilai pesan itu sangat mantap (concisten) artinya tidak mengandung pertentangan antara
bagian pesan yang lain, konsistensi ini sangat penting untuk meyakinkan komunikan akan
kebenaran pesan yang disampaikan (Siahaan, 1991:63).
Sedangkan menurut A.W. Widjaja dalam buku "Ilmu Komunikasi Pengantar Studi"
menyatakan pesan yang disamapaikan harus tepat, ibarat membidik dan menembak maka
peluru yang keluarlah harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Berisikan hal-hal yang umum dipahami oleh sasaran, bukan soal-soal yang dipahami oleh
seseorang atau kelompok tertentu.
4. Positif
5. Seimbang
Keseuaian dengan isi pesan sama halnya dengan kesesuaian dengan kepentingan sasaran
(sesuai konteks atau realita) terdapat dan beberapa pesan yang di sampaikan harus
berhubungan dengan kepentingan sasarannya.
4.KEJELASAN PESAN
Dalam setiap organisasi termasuk dalam hal ini Sanggar Wiragaaputen, kejelasan arti
pesan menjadi hal yang cukup penting dalam proses komunikasi organisasi internal.
Kejelasan arti pesan baik secara langsung maupun tidak langsung berdampak terhadap proses
komunikasi organisasi, lebih jauh lagi bedampak terhadap kelangsungan hidup organisasi.
Pesan yang jelas dan mampu dipahami arti dari pesan itu sendiri oleh seluruh anggota dalam
organisasi menjadi hal yang perlu diperhatikan. Pesan yang jelas dan dapt diartikan dengan
mudah berdampak terhadap jalur koordinasi setiap elemen dalam organisasi dan menghindari
terjadinya bias arti dan makna. Kejelasan pesan menjadi salah satu indikator kualitas
komunikasi organisasi internal untuk mewujudkan tujuan organisasi.
Kejelasan arti pesan tersebut harus terdapat dalam setiap arus komunikasi organisasi
baik dari atasan kepada bawahan, bawahan terhadap atasan, maupun terhadap sesame
bawahan. Tingat kejelasan pesan dalam arus komunikasi internal organisasi menjadi
indikator terhadap kuaitas komunikasi organisasi dan lebih anjut lagi terhdap kualitas
organisasi itu sendiri.
Indikator pesan yang baik atau memiliki kejelasan arti dapat dilihat dari 6 aspek, yaitu:
umum, jelas dan gamblang, bahasa yang jelas, positif, seimbang, dan menyesuaikan
keinginan komunikan.
Kedua, pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan hendaknya tidak berjeda.
Pesan yang dikirimkan langsung disampaikan secara berkesinambungan. Jika pesan berjeda,
misalnya disampaikan bagian awal, kemudian bagian berikutnya disusulkan beberapa menit
kemudian misalnya, tentu akan membingungkan.
Mungkin kita punya pengalaman ada rekan yang mengirim pesan melalui WhatsApp
misalnya satu pesan yang belum sempurna, kemudian baru dikirimkan kelanjutannhya pada
beberapa menit kemudian, tentunya mengakibatkan komunikan tidak bisa langsung
menangkap pesan pada kesempatan pertama. Dia perlu waktu sekian menit atau beberapa
jeda waktu sampai menangkap pesan yang kedua baru bisa memahami keseluruhan isi pesan.
Ketiga, inti pesan hendaknya tidak berubah-ubah, atau konsisten. Inti pesan yang
disampaikan komunikator kepada komunikan harus sama juga tidak bermakna ganda yang
mengakibatkan salah tafsir. Sebagai contoh, seorang ibu mengirim pesan kepada anaknya
yang akan pulang dari kampus untuk membelikan satu kilogram telor. Setelah anak
menjawab “Ok” misalnya, yang bermakna dia paham isi pesan sang ibu. Kira-kira 10 menit
kemudian saat kemudian sang ibu merubah isi pesan dengan meralat jumlah telor yang
awalnya satu kilo menjadi “eh, maaf, setengah kilo saja ya.” Si anak tidak sempat membuka
gawainya hingga dia pergi ke toko dan kembali ke rumah. Sesampainya rumah, ibunya
bertanya, “Lho, kok beli satu kilo, kan sudah tak bilang cukup setengah kilo.” Si anak merasa
tidak ada perubahan instruksi karena tidak membaca ulang pesan dalam
gawainya.diperhatikan Memiliki perencanaan Menyampaikan RTL.
6.SALURAN
Saluran komunikasi sebagai wadah berjalannya pesan dari pemberi pesan kepada penerima
pesan disebut media atau channel dapat per individu, kelompok maupun massa. Oleh
Caropeboka (2017), media dibagi menjadi dua yaitu media umum yang dipakai oleh semua
bentuk komunikasi (contohnya telepon, faksimili, overhead proyector, dan sebagainya).
Sementara, media massa adalah media yang dipakai untuk keperluan massal seperti radio,
televisi, film, dan surat kabar atau majalah. Menurut Sari et al media dibagi menjadi dua
bagian, yaitu media personal dan media massa. Media personal merupakan media komunikasi
untuk dua orang dengan percakapan yang bersifat pribadi, contohnya dilakukan melalui
telepon, video call, chatting. Media massa ialah media komunikasi untuk menyampaikan
pesan kepada orang banyak, misalnya disampaikan melalui koran, majalah, televisi, radio dan
lain sebagainya. Media komunikasi juga bergantung dari tujuan komunikasi dilakukan.
Penggunaan media sesuai tujuannya terbagi menjadi tiga macam (Caropeboka, 2017) yaitu:
7.KAPABILITAS SASARAN
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=pgZ-
DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR9&dq=faktor+yang+memengaruhi+komunikasi+keperaw
atan&ots=_mGhSxYXqG&sig=NaEN04lPtgebko1b8XZya6ZbEmM&redir_esc=y#v=on
epage&q=faktor%20yang%20memengaruhi%20komunikasi%20keperawatan&f=false