You are on page 1of 12

MAKALAH

MENGANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KOMUNIKASI

Dosen Pembimbing :

Retno Ayu Yuliastusti, S.Kep., Ns., M.Tr.Kep

DISUSUN OLEH :

1. AULIA MIFTAKHUL ZANNAH (2211411009)


2. RIZCHA MAULIDIYA (2211411040)
3. STEFANY DWI INDRIANI LASA (2211411044)
4. ULFIA ROCHMAWATI (2211411047)
5. FAUSTINA BATSERAN (2211411017)
6. POPY RAMADANI IGIRISA (2211411032)

Program Studi Keperawatan

Fakultas Kesehatan

Institut Kesehatan dan Bisnis Surabaya

2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul pengambilan keputusan legal etis ini tepat pada
waktunya. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Surabaya, 1 November 2022


DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan
praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya, istilah komunikasi yang dalam
bahasa Inggris communication berasal dari bahasa. Latin communicatio dan bersumber dari
kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Menurut
Hybels dan Weafer II (dalam Liliweri, 2003) komunikasi merupakan setiap proses pertukaran
informasi, gagasan dan perasaan. Proses ini meliputi informasi yang disampaikan baik secara
lisan maupun tertulis dengan katakata, atau yang disampaikan dengan bahasa tubuh, gaya
maupun penampilan diri, menggunakan alat bantu di sekeliling kita sehingga sebuah pesan
menjadi lebih kaya.

Menurut Supraktiknya (1995) komunikasi dapat diartikan secara luas dan sempit.
Komunikasi secara luas adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun non
verbal yang ditanggapi oleh pihak lain, sedangkan komunikasi secara sempit dapat diartikan
sebagai pesan yang dikirim oleh seseorang kepada satu atau lebih penerima, dengan maksud
secara sadar untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima.

Sedangkan Lasswell menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan: Who Says


What In Which Channel To Whom With What Efect? Jadi dapat disimpulkan bahwa
komunikasi merupakan suatu interaksi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan dari
sumber pemberi pesan kepada penerima pesan melalui sebuah media dengan harapan adanya
efek dari proses komunikasi tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Faktor apa saja yang memengaruhi komunikasi?

C. Tujuan

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini antara lain :

1. Menjelaskan faktor yang mengaruhi komunikasi


BAB II

PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI

1.KREDIBILITAS

Kredibilitas adalah tingkat kepercayaan seseorang kepada seorang pembicara. Contoh:


Larangan minum jamu bagi ibu hamil yang diterangkan oleh perawat dibandingkan dengan
bidan atau dokter ahli kandungan. Kredibilitas komunikator: Seseorang mau menerima
pesan-pesan komunikasi dari komunikator adalah karena faktor kredibilitas komunikatornya.
Menurut Jalaluddin Rakhmat kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikate tentang
sifat-sifat komunikator. Dalam definisi ini terkandung 2 hal yaitu : (1) Kredibilitas adalah
persepsi komunikate, jadi tidak inheren dalam diri komunikator; (2) Kredibilitas berkenaan
dengan sifat-sifat komunikator, yang selanjutnya akan kita sebut sebagai komponen-
komponen kredibilitas. Rakhmat (1994:257). Komponen kredibilitas yang paling penting
adalah keahlian dan kepercayaan

2.ISI PESAN

Pesan adalah: "Suatu komponen dalam proses komunikasi berupa paduan dari pikiran
dan perasaan seseorang dengan menggunakan lambang, Bahasa atau lambang-lambang
lainnya disampaikan kepada orang lain" (Effendy, 1989:224).

Abdul Hanafi menjelaskan bahwa pesan itu adalah "Produk fiktif yang nyata yang dihasilkan
oleh sumber-encoder" (Siahaan, 1991:62). Kalau berbicara maka "pembicara" itulah pesan,
ketika menulis surat maka "tulisan surat" itulah yang dinamakan pesan.

Pesan dapat dimengerti dalam tiga unsur yaitu Kode pesan

1. Isi pesan
2. Wujud pesan (Siahaan, 1991:62)
Menurut A.W. Widjaja dan M. Arisyk Wahab terdapat tiga bentuk pesan yaitu:

1. Informatif
2. Persuasif
3. Koersif

Wilbur Schramm menampilkan apa yang disebut "The Condition Of Succes In


Communication" yakni kondisi yang harus dipenuhi jika menginginkan agar suatu pesan
membangkitkan tanggapan yang dikehendaki. Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagai
berikut:

a) Pesan harus dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan.

b) Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara
komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.

c) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi dan menyarankan beberapa cara untuk
memperoleh kebutuhan tersebut.

d) Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi
situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakan untuk memberikan
tanggapan yang dikehendaki (Effendy, 1993:41).

Dalam menciptakan pengertian yang baik dan tepat antara komunikator dan komunikan,
pesan harus disampaikan sebaik mungkin. Sedikitnya ada sembilan pesan menurut S.M
Siahaan dalam bukunya "Komunikasi Pemahaman dan Penerapan" yaitu :

1) Pesan harus cukup jelas (clear), bahasa yang mudah dipahami, tidak berbelit-belit,tanpa
denotasi yang menyimpang dan tuntas.

2) Pesan itu mengandung kebenaran yang mudah diuji (correct), berdasarkan fakta, tidak
mengada-ada dan tidak diragukan.

3) Pesan itu diringkas (concise) dan padat serta disusun dengan kalimat pendek (to the point)
tanpa mengurangi arti yang sesungguhnya.

4) Pesan itu mencakup keseluruhan (comprehensif), ruang lingkup pesan mencakup bagian
bagian yang penting dan yang patut diketahui komunikan.
5) Pesan itu nyata (concret) dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan data dan fakta yang
ada, tidak sekedar isu/kabar angin.

6) Pesan itu lengkap (complete) dan disusun secara sistematis.

7) Pesan itu menarik dan meyakinkan (convincing) menarik karena bertautan dengandirinya
sendiri, menarik dan meyakinkan karena logis.

8) Pesan itu disampaikan dengan sopan (courtesy) harus diperhitungkan kadar kebiasaan,
kepribadian, pola hidup dan nilai-nilai komunikasi, nilai etis sangat menentukan sekali
bagaimana orang bisa terbuka.

9) Nilai pesan itu sangat mantap (concisten) artinya tidak mengandung pertentangan antara
bagian pesan yang lain, konsistensi ini sangat penting untuk meyakinkan komunikan akan
kebenaran pesan yang disampaikan (Siahaan, 1991:63).

Sedangkan menurut A.W. Widjaja dalam buku "Ilmu Komunikasi Pengantar Studi"
menyatakan pesan yang disamapaikan harus tepat, ibarat membidik dan menembak maka
peluru yang keluarlah harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Berisikan hal-hal yang umum dipahami oleh sasaran, bukan soal-soal yang dipahami oleh
seseorang atau kelompok tertentu.

2. Jelas dan Gamblang

3. Bahasa yang jelas

4. Positif

5. Seimbang

6. Kondisi (Widjaja, 1987:32).

3.KESESUAIAN DENGAN ISI PESAN

Keseuaian dengan isi pesan sama halnya dengan kesesuaian dengan kepentingan sasaran
(sesuai konteks atau realita) terdapat dan beberapa pesan yang di sampaikan harus
berhubungan dengan kepentingan sasarannya.

4.KEJELASAN PESAN
Dalam setiap organisasi termasuk dalam hal ini Sanggar Wiragaaputen, kejelasan arti
pesan menjadi hal yang cukup penting dalam proses komunikasi organisasi internal.
Kejelasan arti pesan baik secara langsung maupun tidak langsung berdampak terhadap proses
komunikasi organisasi, lebih jauh lagi bedampak terhadap kelangsungan hidup organisasi.
Pesan yang jelas dan mampu dipahami arti dari pesan itu sendiri oleh seluruh anggota dalam
organisasi menjadi hal yang perlu diperhatikan. Pesan yang jelas dan dapt diartikan dengan
mudah berdampak terhadap jalur koordinasi setiap elemen dalam organisasi dan menghindari
terjadinya bias arti dan makna. Kejelasan pesan menjadi salah satu indikator kualitas
komunikasi organisasi internal untuk mewujudkan tujuan organisasi.

Kejelasan arti pesan tersebut harus terdapat dalam setiap arus komunikasi organisasi
baik dari atasan kepada bawahan, bawahan terhadap atasan, maupun terhadap sesame
bawahan. Tingat kejelasan pesan dalam arus komunikasi internal organisasi menjadi
indikator terhadap kuaitas komunikasi organisasi dan lebih anjut lagi terhdap kualitas
organisasi itu sendiri.

Indikator pesan yang baik atau memiliki kejelasan arti dapat dilihat dari 6 aspek, yaitu:
umum, jelas dan gamblang, bahasa yang jelas, positif, seimbang, dan menyesuaikan
keinginan komunikan.

5. KESINAMBUNGAN DAN KONSISTEN

Continuity and consistency jika diterjemahkan menjadi kontinyuitas dan konsistensi


yang dalam komunikasi bermakna bahwa pesan/berita seharusnya berlangsung terus,
berkesinambungan dan tidak saling bertentangan. Pesan yang berlangsugn terus artinya pesan
tidak terputus-putus dan berlangsung konstan. Inti pesan yang disampaikan oleh komunikator
ke komunikan tidak berubah-ubah/tetap. Jika pesan yang disampaikan inkonsisten atau
berubah-rubah maka komunikan juga akan gagal menangkap pesan yang disampaikan
komunikator.Agar pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan berlangsung
kontinyu dan konsisten, perlu diperhatikan beberapa hal berikut.

Pertama, pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan hendaknya tidak


terpotong dan utuh. Pesan yang terpotong, misalnya kalimat yang tidak sempurna bisa
mengakibatkan kebingunan komunikan. Misalnya, “Tolong ambilkan.” Kalimat ini tidak
lengkap dan membingungkan karena komunikan belum bisa menangkap seutuhnya. Berbeda
jika kalimat berikut. “Tolong ambilkan pulpen.” Maka komunikan akan bisa memahami
seutuhnya pesan komunikator.

Kedua, pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan hendaknya tidak berjeda.
Pesan yang dikirimkan langsung disampaikan secara berkesinambungan. Jika pesan berjeda,
misalnya disampaikan bagian awal, kemudian bagian berikutnya disusulkan beberapa menit
kemudian misalnya, tentu akan membingungkan.

Mungkin kita punya pengalaman ada rekan yang mengirim pesan melalui WhatsApp
misalnya satu pesan yang belum sempurna, kemudian baru dikirimkan kelanjutannhya pada
beberapa menit kemudian, tentunya mengakibatkan komunikan tidak bisa langsung
menangkap pesan pada kesempatan pertama. Dia perlu waktu sekian menit atau beberapa
jeda waktu sampai menangkap pesan yang kedua baru bisa memahami keseluruhan isi pesan.

Ketiga, inti pesan hendaknya tidak berubah-ubah, atau konsisten. Inti pesan yang
disampaikan komunikator kepada komunikan harus sama juga tidak bermakna ganda yang
mengakibatkan salah tafsir. Sebagai contoh, seorang ibu mengirim pesan kepada anaknya
yang akan pulang dari kampus untuk membelikan satu kilogram telor. Setelah anak
menjawab “Ok” misalnya, yang bermakna dia paham isi pesan sang ibu. Kira-kira 10 menit
kemudian saat kemudian sang ibu merubah isi pesan dengan meralat jumlah telor yang
awalnya satu kilo menjadi “eh, maaf, setengah kilo saja ya.” Si anak tidak sempat membuka
gawainya hingga dia pergi ke toko dan kembali ke rumah. Sesampainya rumah, ibunya
bertanya, “Lho, kok beli satu kilo, kan sudah tak bilang cukup setengah kilo.” Si anak merasa
tidak ada perubahan instruksi karena tidak membaca ulang pesan dalam
gawainya.diperhatikan Memiliki perencanaan Menyampaikan RTL.

6.SALURAN

Saluran komunikasi sebagai wadah berjalannya pesan dari pemberi pesan kepada penerima
pesan disebut media atau channel dapat per individu, kelompok maupun massa. Oleh
Caropeboka (2017), media dibagi menjadi dua yaitu media umum yang dipakai oleh semua
bentuk komunikasi (contohnya telepon, faksimili, overhead proyector, dan sebagainya).
Sementara, media massa adalah media yang dipakai untuk keperluan massal seperti radio,
televisi, film, dan surat kabar atau majalah. Menurut Sari et al media dibagi menjadi dua
bagian, yaitu media personal dan media massa. Media personal merupakan media komunikasi
untuk dua orang dengan percakapan yang bersifat pribadi, contohnya dilakukan melalui
telepon, video call, chatting. Media massa ialah media komunikasi untuk menyampaikan
pesan kepada orang banyak, misalnya disampaikan melalui koran, majalah, televisi, radio dan

lain sebagainya. Media komunikasi juga bergantung dari tujuan komunikasi dilakukan.
Penggunaan media sesuai tujuannya terbagi menjadi tiga macam (Caropeboka, 2017) yaitu:

a. Media primer: digunakan untuk komunikasi antarpersonal, kelompok dan massal.

b. Media sekunder: digunakan berdasarkan lambang atau isyarat seperti suara


(intonasi tinggi atau rendah), satire, ejekan ataupun humor.

c. Satire: komunikasi dengan bahasa kiasan (lucu, cemooh, ejekan).

Saluran berkaitan dengan sarana/ media penyampaian pesan. Sebaiknya komunikator


menggunakan media yang sesuai dan tepat sasaran. Misalnya dengan menggunakan media
yang telah umum digunakan komunikan. Dengan begitu, komunikan tidak bingung dan
komunikasi dapat berjalan dengan baik.

7.KAPABILITAS SASARAN
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

- Komunikasi biasanya merupaka paket isyarat, masing-masing memperkuat yang lain.


Bila isyarat komunikasi saling bertentangan, kita akan menerimapesan yang
kontradiktif
- Komunikasi merupakan proses penyesuaian dan terjadi hanya bila komunikator
menggunakan sistemisyarat yang sama
- Komunikasi bersifat transaksional. Komunikasi merupakan proses, komponen-
komponennya saling terkait, dan komunikatorberaksi dan bereaksi sebagai suatu
satuan yang utuh.
- Dalam setiap situasi interaksi, komunikasi tak terhindarkan, kita tidak bisa tidak
berkomunikasi ataupun tidak menanggapi suatu komunikasi.
- Terdapat tujuh faktor yang memengaruhi komunikasi. Faktor-faktor tersebut yaitu
kredibilitas, isi pesan, kesesuaian dengan pesan, kejelasan, kesinambungan dan
konsisten, saluram, dan kapabilitas sasaran.

Saran
DAFTAR PUSTAKA

https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=pgZ-
DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR9&dq=faktor+yang+memengaruhi+komunikasi+keperaw
atan&ots=_mGhSxYXqG&sig=NaEN04lPtgebko1b8XZya6ZbEmM&redir_esc=y#v=on
epage&q=faktor%20yang%20memengaruhi%20komunikasi%20keperawatan&f=false

You might also like