Professional Documents
Culture Documents
MI 4 - Jaminan Mutu Laboratorium
MI 4 - Jaminan Mutu Laboratorium
PENGENDALIAN PROSES
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
Kegiatan yang dilakukan oleh laboratorium untuk mencegah dan mendeteksi adanya
Pemantapan Mutu Internal kesalahan pada proses pemeriksaan yang dilakukan secara rutin.
(PMI)
Dilaksanakan sesuai Standar Prosedur Operasional yang telah ditentukan dan semua
tercatat
Pengertian
Kegiatan yang dilakukan laboratorium untuk pencegahan dan pengawasan
dalam menilai hasil pemeriksaan dan mengupayakan perbaikan, sehingga
diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti.
Tujuan
Untuk mendeteksi dan mengidentifikasi kesalahan, baik yang bersifat
sistematik maupun yang bukan, yang mungkin terjadi pada setiap tahap
pemeriksaan, mulai dari persiapan, pemeriksaan, pencatatan dan pelaporan
hasil pemeriksaan
Pra Analitik
PEMANTAPAN
Analitik
MUTU
INTERNAL
Pasca Analitik
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
RDT DAN RPR (1)
A. Pra Analitik
❑ Sampel → sesuai dengan persyaratan dan kit yang digunakan
❑ Pengambilan dan pengolahan spesimen → waktu, lokasi, volume, cara, peralatan, wadah
spesimen, pengawet/antikoagulan, sesuai dengan persyaratan pengambilan spesimen
❑ Pemberian penjelasan pada pasien sebelum pengambilan spesimen, mengenai prosedur
yang akan dilakukan
❑ Reagen dan Bahan Habis Pakai (BHP) → stok tersedia, tidak kedaluwarsa, suhu
penyimpanan sesuai, kit lengkap
❑ Formulir Permintaan Pemeriksaan → Identitas lengkap dan jelas, sesuai dengan
permintaan
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
RDT DAN RPR (2)
B. Analitik
Memastikan alat/instrumen berfungsi dengan baik (dapat dipercaya) hasil
pemeriksaan fungsi dan hasil perawatannya.
Membaca instruksi kerja yang terdapat di dalam kit yang dipakai.
Memastikan prosedur pemeriksaan dilakukan sesuai dengan instruksi kerja
(package insert).
Memastikan reagen dan buffer yang dipakai berasal dari kotak kit yang
sama.
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
RDT DAN RPR (3)
C. Pasca Analitik
Pembacaan Hasil Pemeriksaan
Pembacaan dan interpretasi hasil dilakukan sesuai dengan instruksi kerja (package
insert).
C. Pasca Analitik
Validasi Hasil Pemeriksaan
Memastikan validasi hasil pemeriksaan oleh penanggung jawab laboratorium.
Pelaporan Hasil
Interpretasi hasil dilakukan sesuai dengan instruksi kerja, kondisi spesimen pada saat
diterima, keterangan klinis, dan hasil pemeriksaan laboratorium lainnya.
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
PEMERIKSAAN SEDIAAN BASAH (1)
A. Pra Analitik
Memastikan stok reagen tersedia dan tidak melewati masa kedaluwarsa
Memastikan reagen dan BHP digunakan dengan prinsip first in first out
(FIFO) dan first expired first out (FEFO).
Memastikan reagen disimpan sesuai dengan suhu yang tertera pada botol
reagen.
Memastikan reagen tidak terdapat endapan
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
PEMERIKSAAN SEDIAAN BASAH (2)
B. Analitik
Memastikan jumlah/volume reagensia sesuai dengan SOP yang ditentukan.
Memastikan sediaan segera diperiksa
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
PEMERIKSAAN SEDIAAN BASAH (3)
C. Paska Analitik
Pembacaan Hasil Pemeriksaan
Pembacaan dan interpretasi hasil dilakukan sesuai standar.
C. Paska Analitik
Validasi Hasil Pemeriksaan
Memastikan validasi hasil pemeriksaan oleh penanggung jawab
laboratorium.
Pelaporan Hasil
Interpretasi hasil dilakukan sesuai dengan instruksi kerja, kondisi
spesimen pada saat diterima, keterangan klinis, dan hasil pemeriksaan
laboratorium lainnya.
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
DUH TUBUH ANOGENITAL DENGAN PEWARNAAN GRAM (1)
A. Pra Analitik
Memastikan stok reagen tersedia dan tidak melewati masa kedaluwarsa Memastikan
reagen dan BHP digunakan dengan prinsip first in first out (FIFO) dan first expired first out
(FEFO).
Memastikan reagen disimpan sesuai dengan suhu yang tertera pada kit reagen.
Memastikan komponen kit lengkap.
Memastikan melakukan uji kualitas reagensia setiap membuka kit yang baru.
B. Analitik
Memastikan waktu pengecatan sesuai dengan prosedur.
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
DUH TUBUH ANOGENITAL DENGAN PEWARNAAN GRAM (2)
C. Pasca Analitik
Pembacaan Hasil Pemeriksaan
Pembacaan dan interpretasi hasil dilakukan sesuai standar.
C. Pasca Analitik
Validasi Hasil Pemeriksaan
Memastikan validasi hasil pemeriksaan oleh penanggung jawab
laboratorium.
Pelaporan Hasil
Interpretasi hasil dilakukan sesuai dengan instruksi kerja, kondisi
spesimen pada saat diterima, keterangan klinis, dan hasil pemeriksaan
laboratorium lainnya.
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
PEMERIKSAAN MOLEKULER (DNA/RNA) HIV DAN PIMS
A. Pra Analitik
Memastikan reagen tersedia dalam kondisi baik, tidak kadaluwarsa, lengkap,
penyimpanan sesuai suhu yang diharapkan.
Memastikan spesimen sesuai persyaratan yang diperkenankan, termasuk suhu
dan waktu penyimpanan serta pengiriman.
B. Analitik
Memastikan reaksi berjalan dengan baik dengan menyertakan internal kontrol
positif dan kontrol negatif. Kemungkinan sudah tersedia dalam kit reagen, tetapi
dapat ditambahkan dengan kontrol positif secara komersial.
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
PEMERIKSAAN MOLEKULER (DNA/RNA) HIV DAN PIMS
C. Pasca Analitik
Melakukan analisis hasil reaksi internal control baik untuk reaksi, metode dan
inhibisi pada proses ekstraksi.
Melakukan analisis dan interpretasi hasil reaksi specimen sesuai dengan kriteria
positif dengan mempertimbangkan keterbatasan deteksi, presisi dan akurasi.
Melakukan verifikasi hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh 2 orang petugas.
Melakukan validasi hasil pemeriksaan dengan mempertimbangkan secara
komprehensif dengan keterangan klinis yang terdapat dalam formular permintaan
pemeriksaa.
PEMANTAPAN MUTU
EKSTERNAL
PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL
Pengertian
Kegiatan pemantapan mutu yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak
lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai
penampilan suatu laboratorium di bidang pemeriksaan tertentu.
Tujuan
Menilai ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium peserta dan dapat
membandingkan dengan laboratorium lainnya yang menggunakan metoda
dan reagen pemeriksaan yang sama ataupun yang berbeda.
PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL
Kegiatan PME meliputi:
Mekanisme uji silang atau cross check
Pada uji silang mikroskopis pembacaan ulang oleh laboratorium rujukan tanpa mengetahui hasil
pembacaan oleh laboratorium sebelumnya.
Bimbingan teknis/Supervisi
Dilakukan secara terencana, dengan menentukan sasaran supervisi berdasarkan evaluasi kinerja,
menentukan jadwal dan supervisor. Supervisi dilakukan secara berjenjang dari unit laboratorium rujukan
di tingkat nasional sampai laboratorium layanan
SKEMA UJI PROFISIENSI
Jenis Pemeriksaan Jenis data Hasil PME
Kuantitatif Kualitatif Semi-kuantitatif
Imunoserologi HIV RDT HIV
EIA
Molekuler HIV VL HIV 1 (RNA) EID (HIV 1 DNA Qual)
CD4 Flowsitometri
PIMA
Imunoserologi TP TP Rapid RPR
(Syphilis) TPHA
Pewarnaan NG Pewarnaan Gram
Perusahaan yang memproduksi alat uji/tes HIV dan IMS harus memiliki Sertifikat
Produksi untuk menjamin kemampuan dan kualitas sarana produksi
Perusahaan yang akan mendistribusikan alat tes harus mempunyai Izin Penyalur Alat
Kesehatan (IPAK) terlebih dahulu untuk menjamin kemampuan dan kualitas sarana
distribusinya
Sertifikat Produksi dan/atau Izin Penyalur Alat Kesehatan (IPAK) dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan cq Direktorat Jenderal yang tugas dan tanggung jawabnya di
bidang kefarmasian dan alat kesehatan
Produk tersebut harus terdaftar pada Kementerian Kesehatan cq Direktorat Jenderal
yang tugas dan tanggungjawabnya di bidang kefarmasian dan alat kesehatan.
PENGAWASAN REAGEN
Dilakukan setelah proses penilaian di tahapan pre-market
Pengawasan alat kesehatan dan Alat kesehatan Diagnostik In Vitro dilakukan
dalam dua mekanisme yaitu:
1. Pengawasan Proaktif berdasarkan pengkajian data (review-driven) secara proaktif dengan
mengumpulkan dan mengkaji data Alat kesehatan Diagnostik In Vitro di peredaran.
2. Pengawasan Reaktif berdasarkan keluhan atau Insiden (Insiden-driven) dengan menerima
laporan keluhan dan laporan Insiden dari pengguna atau pasien. Pengawasan dilakukan
dengan pemantauan dan evaluasi terhadap Keluhan, Sistim vigilance, Manajemen risiko,
Tindakan Korektif, Laporan Tren serta umpan balik yang dilakukan oleh Pelaku Usaha
Bila terjadi ketidaksesuaian pada hasil pemeriksaan terkait reagen, pengguna
harus melaporkan ke pelaku usaha dan direktorat yang berwenang di Kemenkes
terkait sesuai ketentuan yang berlaku.
VALIDASI DAN VERIFIKASI METODE SEBAGAI BAGIAN DARI
PEMILIHAN REAGEN (1)
Validasi metode adalah proses pembuktian atau konfirmasi pengujian yang obyektif di laboratorium,
untuk menunjukkan bahwa metode yang digunakan telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan
dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Validasi metode hanya dilakukan bila laboratorium menggunakan metode yang tidak baku atau
laboratorium membuat modifikasi metode.
Tujuan validasi metode untuk mendapatkan bukti-bukti yang valid terhadap metode tidak baku yang
dikembangkan.
Parameter validasi metode yang dinilai meliputi akurasi, presisi, stabilitas specimen, bias, bahan-bahan
yang mempengaruhi, keterbatasan deteksi, liniaritas, nilai rentang hasil pemeriksaan dan nilai rentang
rujukan.
Bila validasi telah dilakukan oleh badan berwenang, tidak perlu dilakukan validasi hanya diperlukan
verifikasi metode
VALIDASI DAN VERIFIKASI METODE SEBAGAI BAGIAN DARI
PEMILIHAN REAGEN (2)