You are on page 1of 129

6.

4 ANALISIS KELAYAKAN UPPKB EKSISTING DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


UPPKB eksisting di Provinsi NTT berjumlah 4 (empat) lokasi, dimana perlu dilakukan
analisis kelayakan terhadap uppkb eksisting tersebut guna mengetahui apakah
uppkb yang ada saat ini dimasa mendatang masih dimungkinkan untuk
dioperasikan dan dikembangkan atau perlu dilakukan relokasi maupun penutupan
terhadap uppkb yang ada.
UPPKB eksisting akan dikaji melalui analisis kelayakan Pengembangan UPPKB yang
meliputi analisis:
1. Analisis Kelayakan Pengembangan Wilayah
2. Analisis Kelayakan Operasional dan Dampak Lalu Lintas
3. Analisis Kelayakan Ekonomi dan Finansial
4. Analisis Kelayakan Teknis Pembangunan
5. Analisis Kelayakan Lingkungan dan
6. Analisis Kelayakan Sosial dan Kelembagaan.

6.4.1 UPPKB Nun Baun Sabu (Kota Kupang)


A. Analisis Kelayakan Pengembangan Wilayah
1) Rencana Skala Wilayah
Pada rencana tata ruang wilayah Kota Kupang, belum direncanakan
pembangunan jembatan timbang di Kota Kupang. Akan tetapi letak UPPKB
Nunbaun Sabu berada pada Arahan Pusat Kegiatan Industri dan
Pergudangan sesuai RTRW Kota Kupang sehingga sangat berpotensi dalam
pengawasan angkutan barang.

2) Rencana Skala Nasional


Untuk skala nasional, UPPKB Nun Baun Sabu masuk ke dalam Rencana Induk
Nasional UPPKB sebagai UPPKB yang dioperasikan.

B. Analisis Kelayakan Operasional dan Dampak Lalu Lintas


1) Kondisi Jaringan Jalan dan Tata Guna Lahan di Sekitar UPPKB
Kondisi jaringan jalan di sekitar UPPKB Nun Baun Sabu cukup baik. Sedangkan
dari kondisi tata guna lahannya, sekitar UPPKB ini adalah permukiman yang
padat sehingga tidak bisa dikembangkan lagi untuk menambah kapasitas
untuk pelayanan jembatan timbang ini.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-341
Gambar 6. 31 Kondisi Jaringan Jalan dan Tata Guna Lahan Sekitar UPPKB Nun
Baun Sabu

2) Volume Lalu Lintas Angkutan Barang


Jumlah angkutan barang yang berpotensi lewat pada ruas jalan di sekitar
UPPKB Nun Baun Sabu cukup tinggi yaitu 1833 kendaraan. Ruas jalan ini
adalah koridor yang cukup ramai dilewati angkutan barang yang akan
menuju pelabuhan Kupang.

Tabel 6. 39 Volume Lalu Lintas Angkutan Barang yang Melintas UPPKB


Nun Baun Sabu
Arus Lalu Lintas
Waktu ARAH BOLOK - KUPANG ARAH KUPAN - BOLOK
3 6a 6b 7a 7b 7c 3 6a 6b 7a 7b 7c
06.00 - 07.00 18 34 3 3 0 0 15 20 0 2 0 0
07.00 - 08.00 22 53 2 3 0 0 18 18 2 2 0 0
08.00 - 09.00 27 67 7 2 0 2 20 25 1 3 0 2
09.00 - 10.00 31 69 11 6 0 2 22 37 2 4 0 0
10.00 - 11.00 50 60 8 5 0 1 18 33 0 4 0 0

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-342
Arus Lalu Lintas
Waktu ARAH BOLOK - KUPANG ARAH KUPAN - BOLOK
3 6a 6b 7a 7b 7c 3 6a 6b 7a 7b 7c
11.00 - 12.00 43 43 12 8 0 2 26 31 1 5 0 1
12.00 - 13.00 36 46 7 5 0 1 23 38 1 5 0 2
13.00 - 14.00 32 50 6 3 0 0 26 32 4 2 0 0
14.00 - 15.00 40 44 5 2 0 2 34 40 3 3 0 2
15.00 - 16.00 28 43 6 4 0 0 30 44 6 2 0 1
16.00 - 17.00 30 37 3 2 0 2 22 32 2 4 0 1
17.00 - 18.00 32 41 2 2 0 1 27 26 1 2 0 0
1833 389 587 72 45 0 13 281 376 23 38 0 9
Sumber: Hasil Olah Data Konsultan, 2020
Keterangan:
3: Pick-up, Opelet, Sub-urban, Combi, Minibus ; 6a: Truk 2 sumbu ; 6b: Truk
3 sumbu ; 7a: Truk 4 sumbu ; 7b: Truk Gandengan ; 7c: Truk Semi Trailer

3) Peramalan Volume Lalu Lintas Angkutan Barang


Adapun Metode yang digunakan dalam Menganggap bahwa
perkembangan angkutan barang secara otomatis berganda. Dengan
pertambahan angkutan barang awal. Metoda ini memperhatikan suatu
saat terjadi perkembangan menurun dan kemudian mantap. Rumus yang
digunakan :
An = Ao ( 1 + r )dn
Dimana : An = jumlah angkutan barang pada akhir tahun periode
Ao = jumlah angkutan barang pada awal proyeksi
r = rata-rata prosentase tambahan angkutan barang tiap tahun.
dn = kurun waktu proyeksi
Adapun tingkat pertumbuhan yang digunakan adalah 11% (BPS NTT 2019)
hasil yang didapat dari proyeksi tersebut adalah sebagai berikut:

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-343
Tabel 6. 40 Perkiraan Volume Lalu Lintas Angkutan Barang yang
Melintas UPPKB Nun Baun Sabu
JENIS KENDARAAN
TAHIN VOLUME
Veh3 Veh6a Veh6b Veh7a Veh7b Veh7c
2020 1833 670 963 95 83 0 22
2021 701 384 244 44 18 5 7
2022 715 391 249 45 18 5 7
2023 729 399 254 46 19 5 7
2024 744 407 259 47 19 5 7
2025 759 415 264 48 19 5 7
2026 774 424 269 49 20 5 7
2027 789 432 275 50 20 5 7
2028 805 441 280 51 21 5 7
2029 821 450 286 52 21 5 8
2030 838 459 292 53 22 5 8
2031 854 468 297 54 22 5 8
2032 871 477 303 55 22 6 8
2033 889 487 309 56 23 6 8
2034 907 496 316 57 23 6 8
2035 925 506 322 58 24 6 9
Sumber: Hasil Olah Data Konsultan, 2020
Keterangan:
3: Pick-up, Opelet, Sub-urban, Combi, Minibus ; 6a: Truk ringan 2 sumbu ;
6b: Truk 3 sumbu ; 7a: Truk 4 sumbu ; 7b: Truk Gandengan ; 7c: Truk Semi
Trailer

Pada tahun 2021 volume lalu lintas menurun dari tahun 2020 dikarenakan
adanya penerapan kebijakan Angkutan Barang yang menuju Pelabuhan
Kupang dialihkan melalui Jalan Lingkar Kota Kupang sehingga diprediksi akan
menurunkan jumlah angkutan barang yang melewati UPPKB Nun Baun Sabu
sebanyak 53%.
Untuk prediksi volume lalu lintas dari tahun 20222 – 2035 menggunakan angka
pertumbuhan angkutan barang dari BPS. Namun walaupun dengan adanya

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-344
kebijakan peralihan rute angkutan barang volume yang melewati UPPKB Nun
Baun Sabu masih tetap tinggi.

4) Jenis Kendaraan Angkutan Barang yang Melintas


Jenis kendaraan angkutan barang yang melintas terdapat banyak jenis
kendaraan seperti kendaraan pick up, truk As 2 atau 3 bahkan truk semi-
trailer.

Persentase Kendaraan yang Lewat UPPKB Nun


Baun Sabu
6,24% 1,04%

19,96%

72,77%

Mobil pick-up Truk 2as Truk 3 as Truk semi-trailer

Gambar 6. 32 Prosentase Jenis Kendaraan yang Melintas Lokasi ALternatif


UPPKB Nun Baun Sabu

5) Jenis Barang yang Diangkut


Jenis barang yang diangkut juga bermacam-macam mulai dari komoditi
pertanian, bahan galian tambang atau bahan makanan untuk keperluan
sehari-hari.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-345
Jenis Barang yang Lewat UPPKB Nun Baun Sabu
5,2%
0,1%

15,7% 31,2%
1,9%

10,6%

35,3%

Hasil Pertanian Bahan Makan


Pertambangan Bahan Cair
Kayu dan olahannya Barang Kebutuhan Lainnya

Gambar 6. 33 Jenis Barang yang Melintas Alternatif UPPKB Nun Baun Sabu

6) Jenis Peralatan dan Sistem Informasi yang Digunakan


Jenis peralatan dan sistem informasi yang digunakan mengacu pada Surat
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
SK.736/AJ.108/DRJD/2017 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan
Penimbangan Kendaraan Bermotor di Jalan.

7) Prosedur Penimbangan Kendaraan Bermotor


Prosedur penimbangan Kendaraan Bermotor mengacu pada Surat
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
SK.736/AJ.108/DRJD/2017 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan
Penimbangan Kendaraan Bermotor di Jalan.

8) Prediksi Dampak Lalu Lintas Pada Tahap Konstruksi, Pengoperasian, dan


Pengembangan Kedepan
Beberapa dampak yang mungkin ditimbulkan pada tahap konstruksi,
pengoperasian dan pengembangan ke depan adalah:
• Tahap Pengoperasian
Pada masa pengoprasian dampak lalu lintas yang mungkin timbul
adalah:
➢ Gangguan lalu lintas akibat manuver kendaraan-kendaraan angkutan
barang pada waktu masuk maupun keluar UPPKB.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-346
➢ Potensi rawan kecelakaan akibat kendaraan angkutan barang yang
keluar masuk UPPKB serta kondisi jalan yang menikung dan tidak datar
dekat lokasi UPPKB.
➢ Potensi badan jalan digunakan untuk antrian kendaraan angkutan
barang.
• Tahap Pengembangan
Terkait lahan, tata guna lahan di sekitar UPPKB Nun Baun Sabu adalah
permukiman yang padat penduduk sehingga untuk pengembangan
yang lebih luas guna meningkatkan pelayanan tidak memungkinkan. Jika
melakukan pembebasan lahan dan bangunan lahan sekitar dirasa akan
sulit terealisasi.

9) Mitigasi Penanganan Dampak Lalu Lintas


Beberapa upaya mitigasi dampak lalu lintas UPPKB Nun Baun Sabu adalah:
• Perlu adanya petugas yang disediakan dari pihak UPPKB yang
berpengalaman yang membantu kelancaran pergerakan keluar/masuk
kendaraan (dilengkapi dengan peralatan yang lengkap).
• Pemasangan perlengkapan jalan yang diperlukan seperti rambu, lampu
warning lamp/lampu flashing (rambu menggunakan mata kucing yang
terlihat jika malam hari), dan PJU (penerangan jalan umum).
• Penyediaan tempat parkir kendaraan angkutan barang di dalam lokasi
UPPKB.
• Akses masuk dan keluar angkutan barang dibuat dengan lebar minimal
10 meter dan radius tikung minimal 12 meter (R12).
• Penyediaan fasilitas pejalan kaki.

C. Analisis Kelayakan Ekonomi dan Finansial (Indikasi Besaran Biaya Pembangunan


UPPKB)
Pada Rencana Induk UPPKB Nasional terdapat simulasi perhitungan biaya yang
akan dikeluarkan untuk pembangunan UPPKB. Biaya tersebut kurang lebih dapat
digunakan sebagai acuan di dalam perencanaan pembangunan UPPKB di Nusa
Tenggara Timur. Terdapat beberapa rincian alokasi pengeluaran di dalam
pembangunan UPPKB baru yang ada di dalam rencana induk yaitu:
a. Pembebasan Lahan 7.880 m2 : Rp 11.820.000,00
b. RAB Pekerjaan Pematangan Lahan,
c. Jalan Akses, Jalan Sirkulasi * : Rp 2.689.091.150,00
d. RAB Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor : Rp 552.533.300,00
e. RAB Pekerjaan Pembangunan Mess Karyawan : Rp 634.343.600,00
f. RAB Pekerjaan Pembangunan Musholla : Rp 215.916,800,00

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-347
g. RAB Pekerjaan Pembangunan Pos Lalin : Rp 91.028.300,00
h. RAB Pekerjaan Pembangunan Gudang : RP 393.112.500,00
: Rp 16.396.025.650,00
*) Penyesuaian menjadi 10.000 m2 (Rencana Induk UPPKB hanya 6.000 m2)

Aspek manfaat Pengembangan UPPKB akan dibandingkan dengan


pembangunan prasarana jalan dimana dianalogikan keberadaaan UPPKB akan
mengurangi kerusakan ruas jalan yang dilindungi UPPKB tersebut. Kerusakan jalan
6,5 % kali lebih cepat akibat angkutan barang yang melebihi tonase pada ruas
jalan (data Departemen PU, dalam Harian Kompas, 14 Februari 2008). Terkait
biaya preservasi jalan adalah mengacu pada kegiatan serupa oleh Kemen
PUPERA yang dilakukan di wilayah kajian yaitu Rp 550.000.000,00. Sedangkan
terkait rencana ruas jalan yang akan terlindungi oleh keberadaan UPPKB ini
adalah sebagai berikut.

No.
No Nama Ruas Panjang (Km)
Ruas
1 023 BOLOK - TENAU 4,33
2 024.11.K JLN. KE TENAU (KUPANG) 5,26
3 024.13.K JLN. PAHLAWAN (KUPANG) 2,82
4 024.14.K JLN. SUKARNO (KUPANG) 0,77
5 024.15.K JLN. A. YANI (KUPANG) 1,2
6 024.16.K JLN. URIP SUMOHARJO (KUPANG) 0,3
7 025 JLN. TIMOR TIMUR (KUPANG) 6,71
8 027 OESAPA - OESAO 16,33
9 028 OESAO - BOKONG 41,98
10 029 BOKONG - BATUPUTIH 7,02
Total 86,72

Perhitungan aspek manfaat Pengembangan UPPKB Nun Baun Sabu dengan


asumsi:
a. Kerusakan jalan 6,5% dari total 86,72 km yaitu 5,63 km
b. Biaya perbaikan jalan per km adalah Rp 550.000.000,00
c. Sehingga total biaya yang harus dikeluarkan untuk perbaikan kerusakan jalan
adalah Rp 3.100.240.000,00

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-348
Berdasarkan estimasi, dengan adanya Pengembangan UPPKB Nun Baun Sabu
dengan perkiraan biaya sebesar Rp 16.396.025.650,00 diharapkan dapat
mengurangi Rp 3.100.240.000,00 guna perbaikan ruas jalan yang dilindungi
keberadaan UPPKB tersebut.

Tabel 6. 41 Analisis Kelayakan Ekonomi Pengembangan UPPKB Nun Baun Sabu

Tahun DF CASHFLOW
COST (Rp) BENEFIT (Rp) PV (COST) PV (BENEFIT)
Ke- (12%) (Rp)

1 -
16.396.025.650 0,8929 14.639.308.616
14.639.308.616
2 1.500.000.000 3.100.240.000 0,7972 1.195.790.816 2.471.492.347 1.275.701.531
3 1.560.000.000 3.224.249.600 0,7118 1.110.377.187 2.294.957.179 1.184.579.993
4 1.622.400.000 3.353.219.584 0,6355 1.031.064.530 2.131.031.666 1.099.967.136
5 1.687.296.000 3.487.348.367 0,5674 957.417.064 1.978.815.119 1.021.398.055
6 1.754.787.840 3.626.842.302 0,5066 889.030.131 1.837.471.182 948.441.051
7 1.824.979.354 3.771.915.994 0,4523 825.527.979 1.706.223.240 880.695.262
8 1.897.978.528 3.922.792.634 0,4039 766.561.694 1.584.350.152 817.788.457
9 1.973.897.669 4.079.704.339 0,3606 711.807.288 1.471.182.284 759.374.996
10 2.052.853.576 4.242.892.513 0,3220 660.963.910 1.366.097.835 705.133.925
11 2.134.967.719 4.412.608.213 0,2875 613.752.202 1.268.519.418 654.767.216
12 2.220.366.427 4.589.112.542 0,2567 569.912.759 1.177.910.888 607.998.129
13 2.309.181.084 4.772.677.044 0,2292 529.204.705 1.093.774.396 564.569.691
14 2.401.548.328 4.963.584.125 0,2046 491.404.369 1.015.647.654 524.243.285
15 2.497.610.261 5.162.127.490 0,1827 456.304.057 943.101.393 486.797.336
Jumlah 43.833.892.435 56.709.314.748 25.448.427.307 22.340.574.753

NPV - 3.107.852.554
BCR 0,88
IRR -3,55%
Sumber: Hasil Olah Data Konsultan, 2020

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-349
Berdasarkan perhitungan analisis ekonomi dengan membandingkan biaya yang
dikeluarkan untuk investasi dan biaya operasional Pengembangan UPPKB
dengan biaya preservasi jalan, maka Pengembangan UPPKB Nun Baun Sabu
memiliki nilai NPV negatif, dengan nilai BCR <1 pada tahun ke-15 (lima belas) dan
nilai IRR -3,55% atau < suku bunga yang ditetapkan.

D. Analisis Kelayakan Teknis Pembangunan


1) Topografi
Berdasarkan peta topografi pada Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Nusa Tenggara Timur lokasi UPPKB Nun Baun Sabu memiliki kelerengan
0 - 8%.

2) Kondisi Permukaan Tanah dan Kelandaian Permukaan Tanah


Kondisi permukaan (kelandaian) permukaan tanah pada UPPKB Nun Baun
Sabu secara keseluruhan yang relatif datar.

3) Aliran Air Permukaan / Sistem Drainase


Aliran air dan sistem drainase di lokasi UPPB Nun Baun Sabu sudah baik.

4) Meteorologi dan Geofisika: Cuaca, Suhu, Curah Hujan, Kelembaban Udara,


dan Arah Angin
Wilayah Nusa Tenggara Timur memiliki alam yang berbukit-bukit dengan iklim
yang kering. Musim kemarau lebih panjang, yaitu ± 8 bulan (April sampai
dengan Nopember), sedangkan musim hujan hanya 4 bulan (Desember
sampai dengan Maret). Suhu udara rata-rata 27,60ºC. Suhu terendah adalah
29,7˚C pada bulan Januari dan suhu tertinggi 33,5˚C pada bulan November.
Curah hujan rata-rata per bulan paling tingginya hanya mencapai 386,3 mm.
Musim kemaraunya sangat kering, bahkan selama empat bulan tidak pernah
terjadi hujan dan walaupun terjadi hujan, jumlahnya tidak lebih dari 290 mm,
bahkan lebih sering di bawah 100 mm.

5) Daya Dukung dan Struktur Tanah


Berdasarkan jenis tanah lokasi UPPKB Eksisting Nun Baunsabu, lokasi tersebut
memiliki jenis tanah litosol dengan struktur tanah krikil berpasir. Struktur krikil
berpasir memilik struktur yang cukup kuat untuk menopang bangunan, namun
memilki kerapatan yang rendah. Sehingga dalam pembangunan khususnya
terkait pondasi bangunan dan pondasi alur penimbangan direkomendasikan
menggunakan pondasi spoon pile atau bore pile untuk menghindari adanya
pergeseran.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-350
6) Infrastrukur dan Jaringan Utilitas
Lokasi rencana UPKKB ini terletak di pusat Kota Kupang sehingga jaringan
infrastruktur maupun utilitas seperti listrik, air bersih atau sinyal telepon sangat
lancar di lokasi ini.

E. Analisis Kelayakan Lingkungan


1) Lingkungan Alam (Natural Environment)
Terdapat di lingkungan yang ramai dan berada di wilayah Kawasan Rawan
Bencana Gempabumi Menengah, namun terhadap bencana alam lain
seperti banjir, tanah longsor dan lainnya tidak ada sehingga mendukung
rencana Pengembangan UPPKB ini.

2) Peruntukan Lahan
Sesuai dengan rencana pola ruang yang tertuang di dalam Rencana Tata
Ruang Nusa Tenggara Timur, lokasi UPPKB Nun Baun Sabu merupakan lahan
pemukiman, perdagangan dan jasa.

3) Penguasaan Lahan
Penambahan lahan yang dibutuhkan untuk Pengembangan UPPKB Nun Baun
Sabu merupakan lahan milik warga dengan menggunakan upaya
pembebasan lahan dengan estimasi harga tanah sekitar Rp 1.500.000,00/m2.

F. Analisis Kelayakan Sosial dan Kelembagaan


1) Relokasi Penduduk
Pada lahan tempat usulan lokasi rencana Pengembangan UPPKB Nun Baun
Sabu adalah pemukiman padat sehingga terdapat kewajiban untuk
melakukan relokasi penduduk.

2) Keserasian dan Keseimbangan Dengan Budaya Setempat


Masyarakat sekitar mendukung proyek tersebut asal tidak melanggar terhadap
adat istiadat setempat dan dapat menghormati lingkungan sekitarnya.

3) Dampak UPPKB Kepada Masyarakat


Masyarakat sekitar mendukung adanya alih fungsi lahan tersebut menjadi
UPPKB dengan catatan pada saat pembangunan harus memiliki izin yang
resmi dan setelah beroperasi tidak menimbulkan permasalahan seperti
kemacetan lalu lintas dan sebagainya.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-351
4) Kependudukan / Lapangan Kerja
Sebagian besar masyarakat di sekitar lokasi bergerak di bidang perdagangan
dan jasa, hal ini akan mendukung sektor perekonomian masyarakat sekitar
mereka.

Tabel 6. 42 Rekapitulasi Penilaian Kelayakan Pengembangan UPPKB Nun Baun


Sabu

No Kriteria Nilai Keterangan


Aspek Kelayakan Pengembangan
1
Wilayah
Sesuai RTRW Kota Kupang berlokasi di
a. Aspek Rencana Skala Wilayah 100 Kawasan Arahan Pusat Kegiatan Industri
dan Pergudangan
Termasuk dalam perencanaan UPPKB
b. Aspek Rencana Skala Nasional 100
pada Rencana Induk UPPKB Nasional

Nilai NVP Negatif


2 Aspek Kelayakan Ekonomi Finansial 0 Nilai BCR < 1 pada tahun ke-15
Nilai IRR < suku bunga yang ditetapkan

Aspek Kelayakan Teknis


3
Pembangunan
a. Aspek Topografi 100 topografi 0 - 8 %
b. Aspek Kondisi Permukaan
100 kelandaian relatif datar
(Kelandaian) Tanah
c. Aspek Sistem Drainase 100 sistem drainase lancar
d. Aspek Meteorologi dan Geofisika 100 curah hujan rendah
Jenis litosol memiliki struktur yang kuat,
e. Aspek Daya Dukung Struktur
100 sehingga mampu menahan beban
Tanah
bangunan dan kendaraan berat.
Jarak dengan pusat kegiatan dekat,
f. Aspek Infrastruktur dan Jaringan
100 dilewati oleh jaringan serat fiber optik,
Utilitas
cakupan jaringan seluler luas

Aspek Kelayakan Operasional


4
Dampak Lalu Lintas
a. Aspek Kondisi Jaringan Jalan
100 Jalan lurus dengan tipe jalan 2/2 UD
dan Tata Guna Lahan

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-352
No Kriteria Nilai Keterangan
b. Aspek Volume Lalu Lintas volume lalu lintas tinggi = 1833
100
Angkutan Barang kendaraan/hari
c. Aspek Vol. Lalu Lintas Angkutan volume lalu lintas tinggi tahun 2025 = 990
100
Barang Masa Mendatang kendaraan/hari
d. Aspek Jenis Kendaraan
100 semua jenis angkutan barang
Angkutan Barang
e. Aspek Jenis Barang yang
100 banyak jenis barang
Diangkut
sesuai dengan Surat Keputusan Direktur
f. Aspek Jenis Peralatan dan Sistem
100 Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
Informasi
SK.736/AJ.108/DRJD/2017
sesuai dengan Surat Keputusan Direktur
g. Aspek Prosedur Penimbangan
100 Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
Kendaraan Bermotor
SK.736/AJ.108/DRJD/2017
sesuai dengan Surat Keputusan Direktur
h. Aspek Prediksi Dampak Lalu
100 Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
Lintas
SK.736/AJ.108/DRJD/2017
sesuai dengan Surat Keputusan Direktur
i. Aspek Mitigasi Penanganan
100 Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
Dampak Lalu Lintas
SK.736/AJ.108/DRJD/2017

5 Aspek Kelayakan Lingkungan


Tidak berada pada daerah rawan
a. Aspek Lingkungan Alam 100
bencana
pada RTRW diperuntukan sebagai
b. Aspek Peruntukan Lahan 100
pemukiman, perdagangan dan jasa
Lahan milik warga sehingga perlu adanya
c. Aspek Penguasaan Lahan 50
pembebasan lahan

Aspek Kelayakan Sosial


6
Kelembagaan
Terdapat bangunan penduduk yang perlu
a. Aspek Relokasi Penduduk 0
direlokasi
b. Aspek Keserasian Budaya Tidak bertentangan dengan budaya
100
Setempat sekitar
Berdampak Positif (sebagian besar
c. Aspek Dampak UPPKB Kepada
100 penduduk bermata perdagangan dan
Masyarakat
jasa)

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-353
No Kriteria Nilai Keterangan
d. Aspek Kependudukan / akan menambah lapangan pekerjaan
100
Lapangan Pekerjaan seperti warung makan atau bengkel
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2020

Berdasarkan penilaian diatas kemudian dikalikan bobot dari masing-masing


kriteria pengembangan UPPKB maka skor akhir kelayakan pengembangan
UPPKB akan didapatkan. Berikut Analisis Kelayakan pengembangan UPPKB Nun
Baun Sabu.

Tabel 6. 43 Analisis Kelayakan Pengembangan UPPKB Nun Baun Sabu

No Kriteria Nilai Bobot Skor Skor Total


1 Aspek Kelayakan Pengembangan Wilayah
a, Aspek Rencana Skala Wilayah 100 0,43 43
b, Aspek Rencana Skala Nasional 100 0,57 57
TOTAL SKOR KELAYAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH 0,091 57 9,1

2 Aspek Kelayakan Ekonomi Finansial


TOTAL SKOR KELAYAKAN EKONOMI FINANSIAL 0 0,295 0 0

3 Aspek Kelayakan Teknis Pembangunan


a, Aspek Topografi 100 0,205 20,5
b, Aspek Kondisi Permukaan (Kelandaian) Tanah 100 0,233 23,3
c, Aspek Sistem Drainase 100 0,147 14,7
d, Aspek Meteorologi dan Geofisika 100 0,088 8,8
e, Aspek Daya Dukung Struktur Tanah 100 0,179 17,9
f, Aspek Infrastruktur dan Jaringan Utilitas 100 0,148 14,8
TOTAL SKOR KELAYAKAN TEKNIS PEMBANGUNAN 0,223 100 22,30

4 Aspek Kelayakan Operasional Dampak Lalu Lintas

a, Aspek Kondisi Jaringan Jalan dan Tata Guna


100 0,185 18,5
Lahan
b, Aspek Volume Lalu Lintas Angkutan Barang
100 0,202 20,2
Eksisting
c, Aspek Vol. Lalu Lintas Angkutan Barang Masa
100 0,243 24,3
Mendatang
d, Aspek Jenis Kendaraan Angkutan Barang 100 0,112 11,2

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-354
No Kriteria Nilai Bobot Skor Skor Total

e, Aspek Jenis Barang yang Diangkut 100 0,077 7,7

f, Aspek Jenis Peralatan dan Sistem Informasi 100 0,062 6,2

g, Aspek Prosedur Penimbangan Kendaraan


100 0,051 5,1
Bermotor

h, Aspek Prediksi Dampak Lalu Lintas 100 0,036 3,6

i, Aspek Mitigasi Penanganan Dampak Lalu Lintas 100 0,032 3,2


TOTAL SKOR KELAYAKAN OPERASIONAL DAMPAK
0,187 100 18,7
LALU LINTAS

5 Aspek Kelayakan Lingkungan


a, Aspek Lingkungan Alam 100 0,453 45,3
b, Aspek Peruntukan Lahan 100 0,218 21,8
c, Aspek Penguasaan Lahan 50 0,329 16,45
TOTAL SKOR KELAYAKAN LINGKUNGAN 0,122 83,55 10,19

6 Aspek Kelayakan Sosial Kelembagaan


a, Aspek Relokasi Penduduk 0 0,394 0
b, Aspek Keserasian Budaya Setempat 100 0,142 14,2
c, Aspek Dampak UPPKB Kepada Masyarakat 100 0,257 25,7
d, Aspek Kependudukan / Lapangan Pekerjaan 100 0,207 20,7
TOTAL SKOR KELAYAKAN SOSIAL KELEMBAGAAN 0,082 60,6 4,97
SKOR TOTAL KELAYAKAN PENGEMBANGAN UPPKB
65,26
NUN BAUN SABU
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2020

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-355
6.4.2 UPPKB Oesapa (Kota Kupang)
A. Analisis Kelayakan Pengembangan Wilayah
1) Rencana Skala Wilayah
Pada rencana tata ruang wilayah Nusa Tenggara Timur atau Kota Kupang,
belum direncanakan pembangunan jembatan timbang di Kota Kupang.

3) Rencana Skala Nasional


Untuk skala nasional, UPPKB Oesapa masuk ke dalam Rencana Induk Nasional
UPPKB sebagai UPPKB yang dioperasikan.

B. Analisis Kelayakan Operasional dan Dampak Lalu Lintas


1) Kondisi Jaringan Jalan dan Tata Guna Lahan di Sekitar UPPKB
Kondisi jaringan jalan di sekitar UPPKB Oesapa cukup baik. Sedangkan dari
kondisi tata guna lahannya, sekitar UPPKB ini adalah permukiman yang padat
sehingga tidak bisa dikembangkan lagi untuk menambah kapasitas untuk
pelayanan jembatan timbang ini.
Jarak antara UPPKB Oesapa dengan UPPKB Nunbaun Sabu cukup dekat (10,7
km) sehingga terjadi tumpang tindih dengan UPPKB Nunbaun Sabu dalam
kontrol angkutan barang karena berada pada jalan/rute angkutan barang
yang sama.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-356
Gambar 6. 34 Kondisi Jaringan Jalan dan Tata Guna Lahan Sekitar UPPKB
Oesapa

2) Volume Lalu Lintas Angkutan Barang


Jumlah angkutan barang yang berpotensi lewat pada ruas jalan di sekitar UPPKB
Oesapa cukup tinggi yaitu 2265 kendaraan. Ruas jalan ini adalah koridor yang
cukup ramai dilewati angkutan barang yang akan menuju pelabuhan Kupang.

Tabel 6. 44 Volume Lalu Lintas Angkutan Barang yang Melintas UPPKB Oesapa

Arus Lalu Lintas


ARAH MANIKIN - KOTA ARAH KOTA KUPANG -
Waktu
KUPANG MANIKIN
3 6a 6b 7a 7b 7c 3 6a 6b 7a 7b 7c
06.00 - 07.00 38 27 5 2 0 4 30 17 7 1 0 1
07.00 - 08.00 44 35 6 4 0 2 43 26 9 0 0 3
08.00 - 09.00 35 42 8 5 0 1 21 38 5 7 0 2
09.00 - 10.00 37 52 8 3 0 2 41 43 11 5 0 0
10.00 - 11.00 40 47 7 5 0 3 55 40 10 1 0 2
11.00 - 12.00 56 34 11 0 0 0 60 52 14 6 0 2
12.00 - 13.00 42 36 9 2 0 1 52 44 10 5 0 1
13.00 - 14.00 35 45 12 0 0 0 47 62 7 2 0 1

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-357
Arus Lalu Lintas
ARAH MANIKIN - KOTA ARAH KOTA KUPANG -
Waktu
KUPANG MANIKIN
3 6a 6b 7a 7b 7c 3 6a 6b 7a 7b 7c
14.00 - 15.00 29 51 6 1 0 4 50 57 5 6 0 2
15.00 - 16.00 23 38 8 3 0 1 38 61 6 5 0 0
16.00 - 17.00 35 40 5 2 0 0 46 43 10 9 0 0
17.00 - 18.00 19 44 5 5 0 0 30 36 10 3 0 1
2265 433 491 90 32 0 18 513 519 104 50 0 15
Sumber: Hasil Olah Data Konsultan, 2020
Keterangan:
3: Pick-up, Opelet, Sub-urban, Combi, Minibus ; 6a: Truk 2 sumbu ; 6b: Truk 3 sumbu ;
7a: Truk 4 sumbu ; 7b: Truk Gandengan ; 7c: Truk Semi Trailer

3) Peramalan Volume Lalu Lintas Angkutan Barang


Adapun Metode yang digunakan dalam Menganggap bahwa
perkembangan angkutan barang secara otomatis berganda. Dengan
pertambahan angkutan barang awal. Metoda ini memperhatikan suatu saat
terjadi perkembangan menurun dan kemudian mantap. Rumus yang
digunakan :
An = Ao ( 1 + r )dn
Dimana : An = jumlah angkutan barang pada akhir tahun periode
Ao = jumlah angkutan barang pada awal proyeksi
r = rata-rata prosentase tambahan angkutan barang tiap tahun.
dn = kurun waktu proyeksi
Adapun tingkat pertumbuhan yang digunakan adalah 11% (BPS NTT 2019) hasil
yang didapat dari proyeksi tersebut adalah sebagai berikut:

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-358
Tabel 6. 45 Perkiraan Volume Lalu Lintas Angkutan Barang yang Melintas UPPKB
Oesapa

JENIS KENDARAAN
TAHIN VOLUME
Veh3 Veh6a Veh6b Veh7a Veh7b Veh7c
2020 2265 946 1010 194 82 0 33
2021 2272 947 1.011 195 83 1 34
2022 2278 948 1.012 196 84 2 35
2023 2285 949 1.013 197 85 3 36
2024 2292 950 1.014 198 86 4 37
2025 2298 952 1.016 200 88 6 39
2026 2305 953 1.017 201 89 7 40
2027 2312 954 1.018 202 90 8 41
2028 2318 955 1.019 203 91 9 42
2029 2325 956 1.020 204 92 10 43
2030 2332 957 1.021 205 93 11 44
2031 2338 958 1.022 206 94 12 45
2032 2345 959 1.023 207 95 13 46
2033 2352 960 1.024 208 96 14 47
2034 2358 962 1.026 210 98 16 49
2035 2365 963 1.027 211 99 17 50
Sumber: Hasil Olah Data Konsultan, 2020
Keterangan:
3: Pick-up, Opelet, Sub-urban, Combi, Minibus ; 6a: Truk ringan 2 sumbu ; 6b: Truk 3 sumbu
; 7a: Truk 4 sumbu ; 7b: Truk Gandengan ; 7c: Truk Semi Trailer

4) Jenis Kendaraan Angkutan Barang yang Melintas


Jenis kendaraan angkutan barang yang melintas terdapat banyak jenis
kendaraan seperti kendaraan pick up, truk As 2 atau 3 bahkan truk semi-trailer.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-359
Gambar 6. 35 Prosentase Jenis Kendaraan yang Melintas Lokasi ALternatif
UPPKB Oesapa
5) Jenis Barang yang Diangkut
Jenis barang yang diangkut juga bermacam-macam mulai dari komoditi
pertanian, bahan galian tambang atau bahan makanan untuk keperluan
sehari-hari.

Gambar 6. 36 Jenis Barang yang Melintas Alternatif UPPKB Oesapa

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-360
6) Jenis Peralatan dan Sistem Informasi yang Digunakan
Jenis peralatan dan sistem informasi yang digunakan mengacu pada Surat
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
SK.736/AJ.108/DRJD/2017 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan
Penimbangan Kendaraan Bermotor di Jalan.

7) Prosedur Penimbangan Kendaraan Bermotor


Prosedur penimbangan Kendaraan Bermotor mengacu pada Surat Keputusan
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: SK.736/AJ.108/DRJD/2017
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan
Bermotor di Jalan.

8) Prediksi Dampak Lalu Lintas Pada Tahap Konstruksi, Pengoperasian, dan


Pengembangan Kedepan
Beberapa dampak yang mungkin ditimbulkan pada tahap konstruksi,
pengoperasian dan pengembangan ke depan adalah:
• Tahap Pengoperasian
Pada masa pengoprasian dampak lalu lintas yang mungkin timbul adalah:
➢ Gangguan lalu lintas akibat manuver kendaraan-kendaraan angkutan
barang pada waktu masuk maupun keluar UPPKB.
➢ Potensi rawan kecelakaan akibat kendaraan angkutan barang yang
keluar masuk UPPKB serta kondisi jalan yang menikung dan tidak datar
dekat lokasi UPPKB.
➢ Potensi badan jalan digunakan untuk antrian kendaraan angkutan
barang.
• Tahap Pengembangan
Terkait lahan, tata guna lahan di sekitar UPPKB Oesapa adalah permukiman
yang padat penduduk sehingga untuk pengembangan yang lebih luas
guna meningkatkan pelayanan tidak memungkinkan. Jika melakukan
pembebasan lahan dan bangunan lahan sekitar dirasa akan sulit terealisasi.

9) Mitigasi Penanganan Dampak Lalu Lintas


Beberapa upaya mitigasi dampak lalu lintas UPPKB Oesapa adalah:
• Perlu adanya petugas yang disediakan dari pihak UPPKB yang
berpengalaman yang membantu kelancaran pergerakan keluar/masuk
kendaraan (dilengkapi dengan peralatan yang lengkap).
• Pemasangan perlengkapan jalan yang diperlukan seperti rambu, lampu
warning lamp/lampu flashing (rambu menggunakan mata kucing yang
terlihat jika malam hari), dan PJU (penerangan jalan umum).
• Penyediaan tempat parkir kendaraan angkutan barang di dalam lokasi
UPPKB.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-361
• Akses masuk dan keluar angkutan barang dibuat dengan lebar minimal 10
meter dan radius tikung minimal 12 meter (R12).
• Penyediaan fasilitas pejalan kaki.

C. Analisis Kelayakan Ekonomi dan Finansial (Indikasi Besaran Biaya Pembangunan


UPPKB)
Pada Rencana Induk UPPKB Nasional terdapat simulasi perhitungan biaya yang
akan dikeluarkan untuk pembangunan UPPKB. Biaya tersebut kurang lebih dapat
digunakan sebagai acuan di dalam perencanaan pembangunan UPPKB di Nusa
Tenggara Timur. Terdapat beberapa rincian alokasi pengeluaran di dalam
pembangunan UPPKB baru yang ada di dalam rencana induk yaitu:
a. Pembebasan Lahan 6.207 m2 : Rp 9.310.500,00
b. RAB Pekerjaan Pematangan Lahan,
c. Jalan Akses, Jalan Sirkulasi * : Rp 2.689.091.150,00
d. RAB Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor : Rp 552.533.300,00
e. RAB Pekerjaan Pembangunan Mess Karyawan : Rp 634.343.600,00
f. RAB Pekerjaan Pembangunan Musholla : Rp 215.916,800,00
g. RAB Pekerjaan Pembangunan Pos Lalin : Rp 91.028.300,00
h. RAB Pekerjaan Pembangunan Gudang : RP 393.112.500,00
: Rp 13.886.525.650,00
*) Penyesuaian menjadi 10.000 m2 (Rencana Induk UPPKB hanya 6.000 m2)

Aspek manfaat Pengembangan UPPKB akan dibandingkan dengan


pembangunan prasarana jalan dimana dianalogikan keberadaaan UPPKB akan
mengurangi kerusakan ruas jalan yang dilindungi UPPKB tersebut. Kerusakan jalan
6,5 % kali lebih cepat akibat angkutan barang yang melebihi tonase pada ruas
jalan (data Departemen PU, dalam Harian Kompas, 14 Februari 2008). Terkait
biaya preservasi jalan adalah mengacu pada kegiatan serupa oleh Kemen
PUPERA yang dilakukan di wilayah kajian yaitu Rp 550.000.000,00. Sedangkan
terkait rencana ruas jalan yang akan terlindungi oleh keberadaan UPPKB ini
adalah sebagai berikut.

No.
No Nama Ruas Panjang (Km)
Ruas
1 023 BOLOK - TENAU 4,33
2 024.11.K JLN. KE TENAU (KUPANG) 5,26
3 024.13.K JLN. PAHLAWAN (KUPANG) 2,82
4 024.14.K JLN. SUKARNO (KUPANG) 0,77

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-362
No.
No Nama Ruas Panjang (Km)
Ruas
5 024.15.K JLN. A. YANI (KUPANG) 1,2
6 024.16.K JLN. URIP SUMOHARJO (KUPANG) 0,3
7 025 JLN. TIMOR TIMUR (KUPANG) 6,71
8 027 OESAPA - OESAO 16,33
9 028 OESAO - BOKONG 41,98
10 029 BOKONG - BATUPUTIH 7,02
Total 86,72

Perhitungan aspek manfaat Pengembangan UPPKB Oesapa dengan asumsi:


a. Kerusakan jalan 6,5% dari total 86,72 km yaitu 5,63 km
b. Biaya perbaikan jalan per km adalah Rp 550.000.000,00
c. Sehingga total biaya yang harus dikeluarkan untuk perbaikan kerusakan jalan
adalah Rp 3.100.240.000,00

Berdasarkan estimasi, dengan adanya Pengembangan UPPKB Oesapa dengan


perkiraan biaya sebesar Rp 13.886.525.650,00 diharapkan dapat mengurangi Rp
3.100.240.000,00 guna perbaikan ruas jalan yang dilindungi keberadaan UPPKB
tersebut.

Tabel 6. 46 Analisis Kelayakan Ekonomi Pengembangan UPPKB Oesapa

Tahun DF
COST (Rp) BENEFIT (Rp) PV (COST) PV (BENEFIT) CASHFLOW (Rp)
Ke- (12%)
-
1 13.886.525.650 0,8929 12.398.683.616
12.398.683.616
2 1.500.000.000 3.100.240.000 0,7972 1.195.790.816 2.471.492.347 1.275.701.531
3 1.560.000.000 3.224.249.600 0,7118 1.110.377.187 2.294.957.179 1.184.579.993
4 1.622.400.000 3.353.219.584 0,6355 1.031.064.530 2.131.031.666 1.099.967.136
5 1.687.296.000 3.487.348.367 0,5674 957.417.064 1.978.815.119 1.021.398.055
6 1.754.787.840 3.626.842.302 0,5066 889.030.131 1.837.471.182 948.441.051
7 1.824.979.354 3.771.915.994 0,4523 825.527.979 1.706.223.240 880.695.262
8 1.897.978.528 3.922.792.634 0,4039 766.561.694 1.584.350.152 817.788.457
9 1.973.897.669 4.079.704.339 0,3606 711.807.288 1.471.182.284 759.374.996

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-363
Tahun DF
COST (Rp) BENEFIT (Rp) PV (COST) PV (BENEFIT) CASHFLOW (Rp)
Ke- (12%)
10 2.052.853.576 4.242.892.513 0,3220 660.963.910 1.366.097.835 705.133.925
11 2.134.967.719 4.412.608.213 0,2875 613.752.202 1.268.519.418 654.767.216
12 2.220.366.427 4.589.112.542 0,2567 569.912.759 1.177.910.888 607.998.129
13 2.309.181.084 4.772.677.044 0,2292 529.204.705 1.093.774.396 564.569.691
14 2.401.548.328 4.963.584.125 0,2046 491.404.369 1.015.647.654 524.243.285
15 2.497.610.261 5.162.127.490 0,1827 456.304.057 943.101.393 486.797.336
Jumlah 41.324.392.435 56.709.314.748 23.207.802.307 22.340.574.753

NPV - 867.227.554
BCR 0,96
IRR -1,13%

Berdasarkan perhitungan analisis ekonomi dengan membandingkan biaya yang


dikeluarkan untuk investasi dan biaya operasional Pengembangan UPPKB
dengan biaya preservasi jalan, maka Pengembangan UPPKB Oesapa memiliki
nilai NPV negatif, dengan nilai BCR <1 pada tahun ke-15 (lima belas) dan nilai IRR
-1,13% atau < suku bunga yang ditetapkan.

D. Analisis Kelayakan Teknis Pembangunan


1) Topografi
Berdasarkan peta topografi pada Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Nusa Tenggara Timur lokasi UPPKB Oesapa memiliki kelerengan 0 – 4,5%.

2) Kondisi Permukaan Tanah dan Kelandaian Permukaan Tanah


Kondisi permukaan (kelandaian) permukaan tanah pada UPPKB Oesapa
secara keseluruhan yang relatif datar.

3) Aliran Air Permukaan / Sistem Drainase


Aliran air dan sistem drainase di lokasi UPPB Oesapa sudah baik.

4) Meteorologi dan Geofisika: Cuaca, Suhu, Curah Hujan, Kelembaban Udara,


dan Arah Angin
Wilayah Nusa Tenggara Timur memiliki alam yang berbukit-bukit dengan iklim
yang kering. Musim kemarau lebih panjang, yaitu ± 8 bulan (April sampai
dengan Nopember), sedangkan musim hujan hanya 4 bulan (Desember

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-364
sampai dengan Maret). Suhu udara rata-rata 27,60ºC. Suhu terendah adalah
29,7˚C pada bulan Januari dan suhu tertinggi 33,5˚C pada bulan November
Curah hujan rata-rata per bulan paling tingginya hanya mencapai 386,3 mm.
Musim kemaraunya sangat kering, bahkan selama empat bulan tidak pernah
terjadi hujan dan walaupun terjadi hujan, jumlahnya tidak lebih dari 290 mm,
bahkan lebih sering di bawah 100 mm.

5) Daya Dukung dan Struktur Tanah


Berdasarkan jenis tanah lokasi UPPKB Eksisting Oesapa, lokasi tersebut memiliki
jenis tanah mediteran dengan struktur tanah lempung. Tanah lempung memiliki
struktur lunak solid namun memilik kelemahan mudah menyatu dengan air dan
sangat mudah terpengaruh dengan iklim. Sehingga dalam pembangunan
khususnya terkait pondasi bangunan dan pondasi alur penimbangan
direkomendasikan menggunakan pondasi pancang dalam, bored pile, atau
jacking pile.

6) Infrastrukur dan Jaringan Utilitas


Lokasi rencana UPKKB ini terletak di pusat Kota Kupang sehingga jaringan
infrastruktur maupun utilitas seperti listrik, air bersih atau sinyal telepon sangat
lancar di lokasi ini.

E. Analisis Kelayakan Lingkungan


1) Lingkungan Alam (Natural Environment)
Terdapat di lingkungan yang ramai dan berada di wilayah Kawasan Rawan
Bencana Gempabumi Menengah, namun terhadap bencana alam lain
seperti banjir, tanah longsor dan lainnya tidak ada sehingga mendukung
rencana Pengembangan UPPKB ini.

2) Peruntukan Lahan
Sesuai dengan rencana pola ruang yang tertuang di dalam Rencana Tata
Ruang Nusa Tenggara Timur, lokasi UPPKB Oesapa merupakan lahan
pemukiman, perdagangan dan jasa.

3) Penguasaan Lahan
Lahan yang akan diusulkan untuk Pengembangan UPPKB Oesapa merupakan
lahan milik warga dengan menggunakan upaya pembebasan lahan dengan
estimasi harga tanah sekitar Rp 1.500.000,00/m2.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-365
F. Analisis Kelayakan Sosial dan Kelembagaan
1) Relokasi Penduduk
Pada lahan tempat usulan lokasi rencana Pengembangan UPPKB Oesapa
adalah pemukiman padat sehingga terdapat kewajiban untuk melakukan
relokasi penduduk.

2) Keserasian dan Keseimbangan Dengan Budaya Setempat


Masyarakat sekitar mendukung proyek tersebut asal tidak melanggar terhadap
adat istiadat setempat dan dapat menghormati lingkungan sekitarnya.

3) Dampak UPPKB Kepada Masyarakat


Masyarakat sekitar mendukung adanya alih fungsi lahan tersebut menjadi
UPPKB dengan catatan pada saat pembangunan harus memiliki izin yang
resmi dan setelah beroperasi tidak menimbulkan permasalahan seperti
kemacetan lalu lintas dan sebagainya.

4) Kependudukan / Lapangan Kerja


Sebagian besar masyarakat di sekitar lokasi bergerak di bidang perdagangan
dan jasa, hal ini akan mendukung sektor perekonomian masyarakat sekitar
mereka.

Tabel 6. 47 Rekapitulasi Penilaian Kelayakan Pengembangan UPPKB Oesapa


No Kriteria Nilai Keterangan
Aspek Kelayakan Pengembangan
1
Wilayah
Tidak terdapat rencana UPPKB dalam RTRW
a. Aspek Rencana Skala Wilayah 0
wilayah
termasuk dalam perencanaan UPPKB pada
b. Aspek Rencana Skala Nasional 100
Rencana Induk UPPKB Nasional

Nilai NVP Negatif


2 Aspek Kelayakan Ekonomi Finansial 0 Nilai BCR < 1 pada tahun ke-15
Nilai IRR < suku bunga yang ditetapkan

Aspek Kelayakan Teknis


3
Pembangunan
a. Aspek Topografi 100 topografi 0 – 4,5 %
b. Aspek Kondisi Permukaan
100 kelandaian relatif datar
(Kelandaian) Tanah

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-366
No Kriteria Nilai Keterangan
c. Aspek Sistem Drainase 100 sistem drainase lancar
d. Aspek Meteorologi dan Geofisika 100 curah hujan rendah
Jenis tanah mediteran, memilki struktur lunak
e. Aspek Daya Dukung Struktur
100 namun solid sehingga mudah dan cocok
Tanah
dijadikan lokasi pembangunan.
Jarak dengan pusat kegiatan dekat,
f. Aspek Infrastruktur dan Jaringan
100 dilewati oleh jaringan serat fiber optik,
Utilitas
cakupan jaringan seluler luas

Aspek Kelayakan Operasional


4
Dampak Lalu Lintas
a. Aspek Kondisi Jaringan Jalan Jalan lurus dengan tipe jalan 2/2 UD, terjadi
50
dan Tata Guna Lahan tumpang tindih dengan UPPKB Nunbaun
b. Aspek Volume Lalu Lintas volume lalu lintas tinggi = 2265
100
Angkutan Barang kendaraan/hari
c. Aspek Vol. Lalu Lintas Angkutan volume lalu lintas tinggi tahun 2025 = 2298
100
Barang Masa Mendatang kendaraan/hari
d. Aspek Jenis Kendaraan
100 semua jenis angkutan barang
Angkutan Barang
e. Aspek Jenis Barang yang
100 banyak jenis barang
Diangkut
sesuai dengan Surat Keputusan Direktur
f. Aspek Jenis Peralatan dan Sistem
100 Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
Informasi
SK.736/AJ.108/DRJD/2017
sesuai dengan Surat Keputusan Direktur
g. Aspek Prosedur Penimbangan
100 Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
Kendaraan Bermotor
SK.736/AJ.108/DRJD/2017
sesuai dengan Surat Keputusan Direktur
h. Aspek Prediksi Dampak Lalu
100 Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
Lintas
SK.736/AJ.108/DRJD/2017
sesuai dengan Surat Keputusan Direktur
i. Aspek Mitigasi Penanganan
100 Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
Dampak Lalu Lintas
SK.736/AJ.108/DRJD/2017

5 Aspek Kelayakan Lingkungan


a. Aspek Lingkungan Alam 100 Tidak berada pada daerah rawan bencana
pada RTRW diperuntukan sebagai
b. Aspek Peruntukan Lahan 100
pemukiman, perdagangan dan jasa

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-367
No Kriteria Nilai Keterangan
Lahan milik warga sehingga perlu adanya
c. Aspek Penguasaan Lahan 50
pembebasan lahan

Aspek Kelayakan Sosial


6
Kelembagaan
Terdapat bangunan penduduk yang perlu
a. Aspek Relokasi Penduduk 0
direlokasi
b. Aspek Keserasian Budaya
100 Tidak bertentangan dengan budaya sekitar
Setempat
c. Aspek Dampak UPPKB Kepada Berdampak Positif (sebagian besar
100
Masyarakat penduduk bermata perdagangan dan jasa)
d. Aspek Kependudukan / akan menambah lapangan pekerjaan
100
Lapangan Pekerjaan seperti warung makan atau bengkel
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2020

Berdasarkan penilaian diatas kemudian dikalikan bobot dari masing-masing kriteria


pengembangan UPPKB maka skor akhir kelayakan pengembangan UPPKB akan
didapatkan. Berikut Analisis Kelayakan pengembangan UPPKB Oesapa.

Tabel 6. 48 Analisis Kelayakan Pengembangan UPPKB Oesapa


No Kriteria Nilai Bobot Skor Skor Total
1 Aspek Kelayakan Pengembangan Wilayah
a, Aspek Rencana Skala Wilayah 0 0,43 0
b, Aspek Rencana Skala Nasional 100 0,57 57
TOTAL SKOR KELAYAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH 0,091 57 5,187

2 Aspek Kelayakan Ekonomi Finansial


TOTAL SKOR KELAYAKAN EKONOMI FINANSIAL 0 0,295 0 0

3 Aspek Kelayakan Teknis Pembangunan


a, Aspek Topografi 100 0,205 20,5
b, Aspek Kondisi Permukaan (Kelandaian) Tanah 100 0,233 23,3
c, Aspek Sistem Drainase 100 0,147 14,7
d, Aspek Meteorologi dan Geofisika 100 0,088 8,8
e, Aspek Daya Dukung Struktur Tanah 100 0,179 17,9
f, Aspek Infrastruktur dan Jaringan Utilitas 100 0,148 14,8
TOTAL SKOR KELAYAKAN TEKNIS PEMBANGUNAN 0,223 100 22,30

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-368
No Kriteria Nilai Bobot Skor Skor Total

4 Aspek Kelayakan Operasional Dampak Lalu Lintas

a, Aspek Kondisi Jaringan Jalan dan Tata Guna Lahan 50 0,185 9,25
b, Aspek Volume Lalu Lintas Angkutan Barang Eksisting 100 0,202 20,2
c, Aspek Vol. Lalu Lintas Angkutan Barang Masa
100 0,243 24,3
Mendatang
d, Aspek Jenis Kendaraan Angkutan Barang 100 0,112 11,2
e, Aspek Jenis Barang yang Diangkut 100 0,077 7,7
f, Aspek Jenis Peralatan dan Sistem Informasi 100 0,062 6,2
g, Aspek Prosedur Penimbangan Kendaraan Bermotor 100 0,051 5,1
h, Aspek Prediksi Dampak Lalu Lintas 100 0,036 3,6
i, Aspek Mitigasi Penanganan Dampak Lalu Lintas 100 0,032 3,2
TOTAL SKOR KELAYAKAN OPERASIONAL DAMPAK LALU
0,187 100 16,97
LINTAS

5 Aspek Kelayakan Lingkungan


a, Aspek Lingkungan Alam 100 0,453 45,3
b, Aspek Peruntukan Lahan 100 0,218 21,8
c, Aspek Penguasaan Lahan 50 0,329 16,45
TOTAL SKOR KELAYAKAN LINGKUNGAN 0,122 83,55 10,19

6 Aspek Kelayakan Sosial Kelembagaan


a, Aspek Relokasi Penduduk 0 0,394 0
b, Aspek Keserasian Budaya Setempat 100 0,142 14,2
c, Aspek Dampak UPPKB Kepada Masyarakat 100 0,257 25,7
d, Aspek Kependudukan / Lapangan Pekerjaan 100 0,207 20,7
TOTAL SKOR KELAYAKAN SOSIAL KELEMBAGAAN 0,082 60,6 4,97
SKOR TOTAL KELAYAKAN PENGEMBANGAN UPPKB
59,62
OESAPA
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2020

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-369
6.4.3 UPPKB Nggorang
A. Analisis Kelayakan Pengembangan Wilayah
1) Rencana Skala Wilayah
Pada rencana tata ruang wilayah Nusa Tenggara Timur atau Kabupaten
Manggarai Barat, belum direncanakan pembangunan jembatan timbang.

2) Rencana Skala Nasional


Untuk skala nasional, UPPKB Nggorang masuk ke dalam Rencana Induk
Nasional UPPKB sebagai UPPKB yang perlu direlokasi.

B. Analisis Kelayakan Operasional dan Dampak Lalu Lintas


1) Kondisi Jaringan Jalan dan Tata Guna Lahan di Sekitar UPPKB
Kondisi jaringan jalan di sekitar UPPKB Nggorang berupa tanjakan dan turunan.
Sedangkan dari kondisi tata guna lahannya, sekitar UPPKB ini adalah lahan
perbukitan dengan elevasi yang cukup curam.

Gambar 6. 37 Kondisi Jaringan Jalan dan Tata Guna Lahan Sekitar UPPKB Nggorang

2) Volume Lalu Lintas Angkutan Barang


Jumlah angkutan barang yang berpotensi lewat pada ruas jalan di sekitar UPPKB
Nggorang relative sedang yaitu 287 kendaraan. Ruas jalan ini adalah koridor
utama angkutan barang yang akan menuju pelabuhan Labuan Bajo.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-370
Tabel 6. 49 Volume Lalu Lintas Angkutan Barang yang Melintas UPPKB Nggorang
Arus Lalu Lintas
ARAH NGGORANG - ARAH MALWATAR -
Waktu
MALIWATAR NGGORANG
3 6a 6b 7a 7b 7c 3 6a 6b 7a 7b 7c
06.00 - 07.00 5 2 0 2 0 0 8 3 1 0 0 1
07.00 - 08.00 8 5 0 0 0 1 5 2 0 0 1 0
08.00 - 09.00 14 2 1 1 0 0 6 1 0 0 0 0
09.00 - 10.00 2 9 4 1 0 0 12 8 0 0 0 1
10.00 - 11.00 9 3 0 0 0 1 7 3 2 2 0 0
11.00 - 12.00 5 4 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
12.00 - 13.00 7 2 0 0 0 0 10 3 0 1 0 0
13.00 - 14.00 5 3 0 2 0 0 7 2 1 0 0 0
14.00 - 15.00 8 2 0 1 0 0 15 4 0 0 1 0
15.00 - 16.00 3 2 1 0 1 0 8 8 2 1 0 0
16.00 - 17.00 10 2 0 0 0 0 9 1 0 1 0 0
17.00 - 18.00 7 8 1 1 0 0 2 2 0 0 0 0
287 83 44 7 9 1 2 89 37 6 5 2 2
Sumber: Hasil Olah Data Konsultan, 2020
Keterangan:
3: Pick-up, Opelet, Sub-urban, Combi, Minibus ; 6a: Truk 2 sumbu ; 6b: Truk 3 sumbu
; 7a: Truk 4 sumbu ; 7b: Truk Gandengan ; 7c: Truk Semi Trailer

3) Peramalan Volume Lalu Lintas Angkutan Barang


Adapun Metode yang digunakan dalam Menganggap bahwa
perkembangan angkutan barang secara otomatis berganda. Dengan
pertambahan angkutan barang awal. Metoda ini memperhatikan suatu saat
terjadi perkembangan menurun dan kemudian mantap. Rumus yang
digunakan :
An = Ao ( 1 + r )dn
Dimana : An = jumlah angkutan barang pada akhir tahun periode
Ao = jumlah angkutan barang pada awal proyeksi
r = rata-rata prosentase tambahan angkutan barang tiap tahun.
dn = kurun waktu proyeksi

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-371
Adapun tingkat pertumbuhan yang digunakan adalah 11% (BPS NTT 2019) hasil
yang didapat dari proyeksi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 6. 50 Perkiraan Volume Lalu Lintas Angkutan Barang yang Melintas UPPKB
Nggorang
JENIS KENDARAAN
TAHUN VOLUME
Veh3 Veh6a Veh6b Veh7a Veh7b Veh7c
2020 287 172 81 13 14 3 4
2021 294 173 82 14 15 4 5
2022 300 174 83 15 16 5 6
2023 307 175 84 16 17 6 7
2024 314 176 85 17 18 7 8
2025 320 178 87 19 20 9 10
2026 327 179 88 20 21 10 11
2027 334 180 89 21 22 11 12
2028 340 181 90 22 23 12 13
2029 347 182 91 23 24 13 14
2030 354 183 92 24 25 14 15
2031 360 184 93 25 26 15 16
2032 367 185 94 26 27 16 17
2033 374 186 95 27 28 17 18
2034 380 188 97 29 30 19 20
2035 387 189 98 30 31 20 21
Sumber: Hasil Olah Data Konsultan, 2020
Keterangan:
3: Pick-up, Opelet, Sub-urban, Combi, Minibus ; 6a: Truk ringan 2 sumbu ; 6b: Truk 3
sumbu ; 7a: Truk 4 sumbu ; 7b: Truk Gandengan ; 7c: Truk Semi Trailer

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-372
4) Jenis Kendaraan Angkutan Barang yang Melintas
Jenis kendaraan angkutan barang yang melintas terdapat banyak jenis
kendaraan seperti kendaraan pick up, truk As 2 atau 3 bahkan truk semi-trailer.

Gambar 6. 38 Prosentase Jenis Kendaraan yang Melintas Lokasi ALternatif UPPKB


Nggorang
5) Jenis Barang yang Diangkut
Jenis barang yang diangkut juga bermacam-macam mulai dari komoditi
pertanian, bahan galian tambang atau bahan makanan untuk keperluan
sehari-hari.

Gambar 6. 39 Jenis Barang yang Melintas Alternatif UPPKB Nggorang

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-373
6) Jenis Peralatan dan Sistem Informasi yang Digunakan
Jenis peralatan dan sistem informasi yang digunakan mengacu pada Surat
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
SK.736/AJ.108/DRJD/2017 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan
Penimbangan Kendaraan Bermotor di Jalan.

7) Prosedur Penimbangan Kendaraan Bermotor


Prosedur penimbangan Kendaraan Bermotor mengacu pada Surat Keputusan
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: SK.736/AJ.108/DRJD/2017
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan
Bermotor di Jalan.

8) Prediksi Dampak Lalu Lintas Pada Tahap Konstruksi, Pengoperasian, d an


Pengembangan Kedepan
Beberapa dampak yang mungkin ditimbulkan pada tahap konstruksi,
pengoperasian dan pengembangan ke depan adalah:
• Tahap Pengoperasian
Pada masa pengoprasian dampak lalu lintas yang mungkin timbul adalah:
➢ Gangguan lalu lintas akibat manuver kendaraan-kendaraan angkutan
barang pada waktu masuk maupun keluar UPPKB.
➢ Potensi rawan kecelakaan akibat kendaraan angkutan barang yang
keluar masuk UPPKB serta kondisi jalan yang menikung dan tidak datar
dekat lokasi UPPKB.
➢ Potensi badan jalan digunakan untuk antrian kendaraan angkutan
barang.
• Tahap Pengembangan
Terkait lahan, tata guna lahan di sekitar UPPKB Nggorang adalah perbukitan
yang curam sehingga untuk pengembangan yang lebih luas guna
meningkatkan pelayanan perlu melakukan cut & field yang cukup besar
dimana akan berdampak pada biaya kontruksi yang tinggi.

9) Mitigasi Penanganan Dampak Lalu Lintas


Beberapa upaya mitigasi dampak lalu lintas UPPKB Nggorang adalah:
• Perlu adanya petugas yang disediakan dari pihak UPPKB yang
berpengalaman yang membantu kelancaran pergerakan keluar/masuk
kendaraan (dilengkapi dengan peralatan yang lengkap).
• Pemasangan perlengkapan jalan yang diperlukan seperti rambu, lampu
warning lamp/lampu flashing (rambu menggunakan mata kucing yang
terlihat jika malam hari), dan PJU (penerangan jalan umum).
• Penyediaan tempat parkir kendaraan angkutan barang di dalam lokasi
UPPKB.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-374
• Akses masuk dan keluar angkutan barang dibuat dengan lebar minimal 10
meter dan radius tikung minimal 12 meter (R12).
• Penyediaan fasilitas pejalan kaki.

C. Analisis Kelayakan Ekonomi dan Finansial (Indikasi Besaran Biaya Pembangunan


UPPKB)
Pada Rencana Induk UPPKB Nasional terdapat simulasi perhitungan biaya yang
akan dikeluarkan untuk pembangunan UPPKB. Biaya tersebut kurang lebih dapat
digunakan sebagai acuan di dalam perencanaan pembangunan UPPKB di Nusa
Tenggara Timur. Terdapat beberapa rincian alokasi pengeluaran di dalam
pembangunan UPPKB baru yang ada di dalam rencana induk yaitu:
a. Pembebasan Lahan 6.480 m2 : Rp 1.944.000,00
b. RAB Pekerjaan Pematangan Lahan,
Jalan Akses, Jalan Sirkulasi * : Rp 4.033.636.725,00
c. RAB Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor : Rp 552.533.300,00
d. RAB Pekerjaan Pembangunan Mess Karyawan : Rp 634.343.600,00
e. RAB Pekerjaan Pembangunan Musholla : Rp 215.916,800,00
f. RAB Pekerjaan Pembangunan Pos Lalin : Rp 91.028.300,00
g. RAB Pekerjaan Pembangunan Gudang : RP 393.112.500,00
: Rp 7.864.571.225,00
*) Penyesuaian menjadi 10.000 m2 (Rencana Induk UPPKB hanya 6.000 m2)

Aspek manfaat Pengembangan UPPKB akan dibandingkan dengan


pembangunan prasarana jalan dimana dianalogikan keberadaaan UPPKB akan
mengurangi kerusakan ruas jalan yang dilindungi UPPKB tersebut. Kerusakan jalan
6,5 % kali lebih cepat akibat angkutan barang yang melebihi tonase pada ruas
jalan (data Departemen PU, dalam Harian Kompas, 14 Februari 2008). Terkait
biaya preservasi jalan adalah mengacu pada kegiatan serupa oleh Kemen
PUPERA yang dilakukan di wilayah kajian yaitu Rp 550.000.000,00. Sedangkan
terkait rencana ruas jalan yang akan terlindungi oleh keberadaan UPPKB ini
adalah sebagai berikut.

No.
No Nama Ruas Panjang (Km)
Ruas
1 001 LABUHAN BAJO - MALWATAR 62,16
Total 62,16

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-375
Perhitungan aspek manfaat Pengembangan UPPKB Oesapa dengan asumsi:
a. Kerusakan jalan 6,5% dari total 62,16 km yaitu 4,04 km
b. Biaya perbaikan jalan per km adalah Rp 550.000.000,00
c. Sehingga total biaya yang harus dikeluarkan untuk perbaikan kerusakan jalan
adalah Rp 2.222.220.000,00

Berdasarkan estimasi, dengan adanya Pengembangan UPPKB Nggorang dengan


perkiraan biaya sebesar Rp 7.864.571.225,00 diharapkan dapat mengurangi Rp
2.222.220.000,00 guna perbaikan ruas jalan yang dilindungi keberadaan UPPKB
tersebut.

Tabel 6. 51 Analisis Kelayakan Ekonomi Pengembangan UPPKB Nggorang


Tahun DF
COST (Rp) BENEFIT (Rp) PV (COST) PV (BENEFIT) CASHFLOW (Rp)
Ke- (12%)
-
1 7.864.571.225 0,8929 7.021.938.594
7.021.938.594
2 1.500.000.000 2.222.220.000 0,7972 1.195.790.816 1.771.540.179 575.749.362
3 1.560.000.000 2.311.108.800 0,7118 1.110.377.187 1.645.001.594 534.624.408
4 1.622.400.000 2.403.553.152 0,6355 1.031.064.530 1.527.501.481 496.436.950
5 1.687.296.000 2.499.695.278 0,5674 957.417.064 1.418.394.232 460.977.168
6 1.754.787.840 2.599.683.089 0,5066 889.030.131 1.317.080.358 428.050.227
7 1.824.979.354 2.703.670.413 0,4523 825.527.979 1.223.003.190 397.475.211
8 1.897.978.528 2.811.817.229 0,4039 766.561.694 1.135.645.819 369.084.125
9 1.973.897.669 2.924.289.918 0,3606 711.807.288 1.054.528.261 342.720.973
10 2.052.853.576 3.041.261.515 0,3220 660.963.910 979.204.813 318.240.903
11 2.134.967.719 3.162.911.976 0,2875 613.752.202 909.261.612 295.509.410
12 2.220.366.427 3.289.428.455 0,2567 569.912.759 844.314.354 274.401.595
13 2.309.181.084 3.421.005.593 0,2292 529.204.705 784.006.186 254.801.481
14 2.401.548.328 3.557.845.817 0,2046 491.404.369 728.005.744 236.601.376
15 2.497.610.261 3.700.159.649 0,1827 456.304.057 676.005.334 219.701.277
Jumlah 35.302.438.010 40.648.650.885 17.831.057.284 16.013.493.158

NPV - 1.817.564.127
BCR 0,90
IRR -4,39%
Sumber: Hasil Olah Data Konsultan, 2020

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-376
Berdasarkan perhitungan analisis ekonomi dengan membandingkan biaya yang
dikeluarkan untuk investasi dan biaya operasional Pengembangan UPPKB dengan biaya
preservasi jalan, maka Pengembangan UPPKB Nggorang memiliki nilai NPV negatif,
dengan nilai BCR <1 pada tahun ke-15 (lima belas) dan nilai IRR -4,39% atau < suku bunga
yang ditetapkan.

D. Analisis Kelayakan Teknis Pembangunan


1) Topografi
Berdasarkan peta topografi pada Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Nusa Tenggara Timur lokasi UPPKB Nggorang memiliki kelerengan yang
curam 12 - 17%.

2) Kondisi Permukaan Tanah dan Kelandaian Permukaan Tanah


Kondisi permukaan (kelandaian) permukaan tanah pada UPPKB Nggorang
berbukit curam pada area belakang lahan.

3) Aliran Air Permukaan / Sistem Drainase


Aliran air dan sistem drainase di lokasi UPPB Nggorang sudah baik.

4) Meteorologi dan Geofisika: Cuaca, Suhu, Curah Hujan, Kelembaban Udara,


dan Arah Angin
Wilayah Nusa Tenggara Timur memiliki alam yang berbukit-bukit dengan iklim
yang kering. Musim kemarau lebih panjang, yaitu ± 8 bulan (April sampai
dengan Nopember), sedangkan musim hujan hanya 4 bulan (Desember
sampai dengan Maret). Suhu udara rata-rata 27,60ºC. Suhu terendah adalah
29,7˚C pada bulan Januari dan suhu tertinggi 33,5˚C pada bulan November
Curah hujan rata-rata per bulan paling tingginya hanya mencapai 386,3 mm.
Musim kemaraunya sangat kering, bahkan selama empat bulan tidak pernah
terjadi hujan dan walaupun terjadi hujan, jumlahnya tidak lebih dari 290 mm,
bahkan lebih sering di bawah 100 mm.

5) Daya Dukung dan Struktur Tanah


Berdasarkan jenis tanah lokasi UPPKB Eksisting Nggorang, lokasi tersebut
memiliki jenis tanah renzina dengan struktur tanah lempung. Struktur tanah
lempung memilik sifat lunak namun solid dgn kelemahan mudah menyatu
dengan air dan sangat mudah terpengaruh dengan iklim. Sehingga dalam
pembangunan khususnya terkait pondasi bangunan dan pondasi alur
penimbangan direkomendasikan menggunakan pondasi pancang dalam,
bored pile, atau jacking pile.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-377
6) Infrastrukur dan Jaringan Utilitas
Lokasi rencana UPKKB ini terletak cukup dekat dari pusat kegiatan yaitu Labuan
Bajo dengan jarak 9 km. untuk utilitas jaringan listrik sudah tersedia.
Berdasarkan data ITU (https://www.itu.int/itu-d/tnd-map-public/) diketahui di
sekitar lokasi UPPKB Nggoorang sudah dilalui oleh jaringan kabel serat optik
sehingga dapat mendukung sistem operasional UPPKB yang berbasis online
dan cakupan selular yang tersedia adalah 2G dengan luas cakupan jaringan
kecil. Sedangkan terkait air bersih sudah terdapat sumur untuk memenuhi
kebutuhan air bersih di lingkungan UPPKB tersebut.

E. Analisis Kelayakan Lingkungan


1) Lingkungan Alam (Natural Environment)
Terdapat di lingkungan yang sepi penduduk dan berada di wilayah Kawasan
Rawan Bencana Gempabumi Tinggi, namun terhadap bencana alam lain
seperti banjir, tanah longsor dan lainnya tidak ada sehingga mendukung
rencana Pengembangan UPPKB ini.

2) Peruntukan Lahan
Sesuai dengan rencana pola ruang yang tertuang di dalam Rencana Tata
Ruang Nusa Tenggara Timur, lokasi UPPKB Nggorang merupakan lahan
pemukiman dan perkebunan.

3) Penguasaan Lahan
Lahan yang akan diusulkan untuk Pengembangan UPPKB Nggorang
merupakan lahan milik warga dengan menggunakan upaya pembebasan
lahan dengan estimasi harga tanah sekitar Rp 300.000,00/m2.

F. Analisis Kelayakan Sosial dan Kelembagaan


1) Relokasi Penduduk
Pada lahan tempat usulan lokasi rencana Pengembangan UPPKB Oesapa
adalah lahan kosong sehingga tidak terdapat kewajiban untuk melakukan
relokasi penduduk.

2) Keserasian dan Keseimbangan Dengan Budaya Setempat


Masyarakat sekitar mendukung proyek tersebut asal tidak melanggar terhadap
adat istiadat setempat dan dapat menghormati lingkungan sekitarnya.

3) Dampak UPPKB Kepada Masyarakat


Masyarakat sekitar mendukung adanya alih fungsi lahan tersebut menjadi
UPPKB dengan catatan pada saat pembangunan harus memiliki izin yang

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-378
resmi dan setelah beroperasi tidak menimbulkan permasalahan seperti
kemacetan lalu lintas dan sebagainya.

4) Kependudukan / Lapangan Kerja


Sebagian besar masyarakat di sekitar lokasi bergerak di bidang pertanian,
sehingga tidak berdampak pada sektor perekonomian masyarakat sekitar.

Tabel 6. 52 Rekapitulasi Penilaian Kelayakan Pengembangan UPPKB Nggorang


No Kriteria Nilai Keterangan
Aspek Kelayakan Pengembangan
1
Wilayah
Tidak terdapat rencana UPPKB dalam RTRW
a. Aspek Rencana Skala Wilayah 0
wilayah
Dalam Rencana Induk Nasional UPPKB,
b. Aspek Rencana Skala Nasional 0 UPPKB Nggorang termasuk ke dalam UPPKB
yang perlu direlokasi

Nilai NVP Negatif


2 Aspek Kelayakan Ekonomi Finansial 0 Nilai BCR < 1 pada tahun ke-15
Nilai IRR < suku bunga yang ditetapkan

Aspek Kelayakan Teknis


3
Pembangunan
a. Aspek Topografi 0 topografi 12 - 17 %
b. Aspek Kondisi Permukaan kelandaian tanah tinggi pada bagian
0
(Kelandaian) Tanah belakang lahan
c. Aspek Sistem Drainase 100 sistem drainase lancar
d. Aspek Meteorologi dan Geofisika 100 curah hujan rendah
Jenis tanah renzina, memiliki struktur lunak
e. Aspek Daya Dukung Struktur
100 namun solid sehingga mudah dan cocok
Tanah
untuk dijadikan lokasi pembangunan
Jarak dengan pusat kegiatan dekat,
f. Aspek Infrastruktur dan Jaringan
100 dilewati oleh jaringan serat fiber optik,
Utilitas
cakupan jaringan seluler kecil

Aspek Kelayakan Operasional


4
Dampak Lalu Lintas
a. Aspek Kondisi Jaringan Jalan Berada di tikungan dengan kondisi jalan
0
dan Tata Guna Lahan tanjakan & turunan

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-379
No Kriteria Nilai Keterangan
b. Aspek Volume Lalu Lintas volume lalu lintas sedang = 287
50
Angkutan Barang kendaraan/hari
c. Aspek Vol. Lalu Lintas Angkutan volume lalu lintas sedang tahun 2030 = 354
50
Barang Masa Mendatang kendaraan/hari
d. Aspek Jenis Kendaraan
50 beberapa jenis angkutan barang
Angkutan Barang
e. Aspek Jenis Barang yang
50 beberapa jenis barang
Diangkut
sesuai dengan Surat Keputusan Direktur
f. Aspek Jenis Peralatan dan Sistem
100 Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
Informasi
SK.736/AJ.108/DRJD/2017
sesuai dengan Surat Keputusan Direktur
g. Aspek Prosedur Penimbangan
100 Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
Kendaraan Bermotor
SK.736/AJ.108/DRJD/2017
sesuai dengan Surat Keputusan Direktur
h. Aspek Prediksi Dampak Lalu
0 Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
Lintas
SK.736/AJ.108/DRJD/2017
sesuai dengan Surat Keputusan Direktur
i. Aspek Mitigasi Penanganan
0 Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
Dampak Lalu Lintas
SK.736/AJ.108/DRJD/2017

5 Aspek Kelayakan Lingkungan


Berada pada Kawasan Rawan Bencana
a. Aspek Lingkungan Alam 50
Gempabumi Tinggi
pada RTRW diperuntukan sebagai
b. Aspek Peruntukan Lahan 100
pemukiman dan perkebunan
Lahan milik warga sehingga perlu adanya
c. Aspek Penguasaan Lahan 50
pembebasan lahan

Aspek Kelayakan Sosial


6
Kelembagaan
Tidak terdapat bangunan penduduk yang
a. Aspek Relokasi Penduduk 100
perlu direlokasi
b. Aspek Keserasian Budaya
100 Tidak bertentangan dengan budaya sekitar
Setempat
c. Aspek Dampak UPPKB Kepada Tidak Berdampak (sebagian besar
50
Masyarakat penduduk bermata pertanian)

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-380
No Kriteria Nilai Keterangan
d. Aspek Kependudukan / akan menambah lapangan pekerjaan
100
Lapangan Pekerjaan seperti warung makan atau bengkel
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2020

Berdasarkan penilaian diatas kemudian dikalikan bobot dari masing-masing


kriteria pengembangan UPPKB maka skor akhir kelayakan pengembangan UPPKB
akan didapatkan. Berikut Analisis Kelayakan pengembangan UPPKB Nggorang.

Tabel 6. 53 Analisis Kelayakan Pengembangan UPPKB Nggorang


No Kriteria Nilai Bobot Skor Skor Total
1 Aspek Kelayakan Pengembangan Wilayah
a, Aspek Rencana Skala Wilayah 0 0,43 0

b, Aspek Rencana Skala Nasional 0 0


0,57
TOTAL SKOR KELAYAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH 0,091 0 0

2 Aspek Kelayakan Ekonomi Finansial


TOTAL SKOR KELAYAKAN EKONOMI FINANSIAL 0 0,295 0 0

3 Aspek Kelayakan Teknis Pembangunan

a, Aspek Topografi 0 0,205 0

b, Aspek Kondisi Permukaan (Kelandaian) Tanah 0 0,233 0

c, Aspek Sistem Drainase 100 0,147 14,7


d, Aspek Meteorologi dan Geofisika 100 0,088 8,8
e, Aspek Daya Dukung Struktur Tanah 100 0,179 17,9

f, Aspek Infrastruktur dan Jaringan Utilitas 100 0,148 14,8

TOTAL SKOR KELAYAKAN TEKNIS PEMBANGUNAN 0,223 56,2 12,53

4 Aspek Kelayakan Operasional Dampak Lalu Lintas

a, Aspek Kondisi Jaringan Jalan dan Tata Guna


0 0,185 0
Lahan
b, Aspek Volume Lalu Lintas Angkutan Barang
50 0,202 10,1
Eksisting

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-381
No Kriteria Nilai Bobot Skor Skor Total
c, Aspek Vol. Lalu Lintas Angkutan Barang Masa
50 0,243 12,15
Mendatang
d, Aspek Jenis Kendaraan Angkutan Barang 50 0,112 5,6

e, Aspek Jenis Barang yang Diangkut 50 0,077 3,85

f, Aspek Jenis Peralatan dan Sistem Informasi 100 0,062 6,2

g, Aspek Prosedur Penimbangan Kendaraan


100 0,051 5,1
Bermotor

h, Aspek Prediksi Dampak Lalu Lintas 0 0,036 0

i, Aspek Mitigasi Penanganan Dampak Lalu Lintas 0 0,032 0


TOTAL SKOR KELAYAKAN OPERASIONAL DAMPAK LALU
0,187 43 8,041
LINTAS

5 Aspek Kelayakan Lingkungan


a, Aspek Lingkungan Alam 50 0,453 22,65
b, Aspek Peruntukan Lahan 100 0,218 21,8
c, Aspek Penguasaan Lahan 50 0,329 16,45
TOTAL SKOR KELAYAKAN LINGKUNGAN 0,122 83,55 7,43

6 Aspek Kelayakan Sosial Kelembagaan


a, Aspek Relokasi Penduduk 100 0,394 39,4
b, Aspek Keserasian Budaya Setempat 100 0,142 14,2
c, Aspek Dampak UPPKB Kepada Masyarakat 50 0,257 12,85
d, Aspek Kependudukan / Lapangan Pekerjaan 100 0,207 20,7
TOTAL SKOR KELAYAKAN SOSIAL KELEMBAGAAN 0,082 87,15 7,15
SKOR TOTAL KELAYAKAN PENGEMBANGAN UPPKB
35,15
NGGORANG
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2020

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-382
6.4.4 UPPKB Watu Alo
A. Analisis Kelayakan Pengembangan Wilayah
1) Rencana Skala Wilayah
Pada rencana tata ruang wilayah Nusa Tenggara Timur atau Kabupaten
Manggarai, belum direncanakan pembangunan jembatan timbang.

2) Rencana Skala Nasional


Untuk skala nasional, UPPKB Watu Alo di dalam Rencana Induk Nasional UPPKB
tidak termasuk di dalam UPPKB yang dioperasikan.

B. Analisis Kelayakan Operasional dan Dampak Lalu Lintas


1) Kondisi Jaringan Jalan dan Tata Guna Lahan di Sekitar UPPKB
Kondisi jaringan jalan di sekitar UPPKB Watu Alo berupa tanjakan dan turunan.
Sedangkan dari kondisi tata guna lahannya, sekitar UPPKB ini adalah lahan
perbukitan dengan elevasi yang cukup curam.

Gambar 6. 40 Kondisi Jaringan Jalan dan Tata Guna Lahan Sekitar UPPKB Watu Alo

2) Volume Lalu Lintas Angkutan Barang


Jumlah angkutan barang yang berpotensi lewat pada ruas jalan di sekitar UPPKB
Watu Alo relative kecil yaitu 189 kendaraan.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-383
Tabel 6. 54 Volume Lalu Lintas Angkutan Barang yang Melintas
UPPKB Watu Alo
Arus Lalu Lintas
Waktu ARAH REO - RUTENG ARAH RUTENG - REO
3 6a 6b 7a 7b 7c 3 6a 6b 7a 7b 7c
06.00 - 07.00 8 1 2 0 0 2 4 7 0 1 0 0
07.00 - 08.00 4 2 0 1 0 0 2 5 0 0 0 0
08.00 - 09.00 2 1 1 0 0 1 1 0 1 2 0 0
09.00 - 10.00 1 4 0 0 0 1 4 2 1 1 0 0
10.00 - 11.00 2 0 0 0 0 0 2 7 0 0 0 0
11.00 - 12.00 5 4 0 2 0 0 3 6 0 2 0 0
12.00 - 13.00 6 1 0 1 0 0 2 7 1 0 0 0
13.00 - 14.00 1 4 0 0 0 1 6 1 0 0 0 0
14.00 - 15.00 3 2 1 0 0 2 5 0 0 1 0 0
15.00 - 16.00 5 5 0 0 0 0 1 2 0 0 0 0
16.00 - 17.00 6 3 0 1 0 0 3 5 2 0 0 0
17.00 - 18.00 3 2 0 0 0 4 2 4 0 0 0 1
189 46 29 4 5 0 11 35 46 5 7 0 1
Sumber: Hasil Olah Data Konsultan, 2020
Keterangan:
3: Pick-up, Opelet, Sub-urban, Combi, Minibus ; 6a: Truk 2 sumbu ; 6b: Truk 3 sumbu
; 7a: Truk 4 sumbu ; 7b: Truk Gandengan ; 7c: Truk Semi Trailer

3) Peramalan Volume Lalu Lintas Angkutan Barang


Adapun Metode yang digunakan dalam Menganggap bahwa
perkembangan angkutan barang secara otomatis berganda. Dengan
pertambahan angkutan barang awal. Metoda ini memperhatikan suatu saat
terjadi perkembangan menurun dan kemudian mantap. Rumus yang
digunakan :
An = Ao ( 1 + r )dn
Dimana : An = jumlah angkutan barang pada akhir tahun periode
Ao = jumlah angkutan barang pada awal proyeksi
r = rata-rata prosentase tambahan angkutan barang tiap tahun.
dn = kurun waktu proyeksi

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-384
Adapun tingkat pertumbuhan yang digunakan adalah 11% (BPS NTT 2019) hasil
yang didapat dari proyeksi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 6. 55 Perkiraan Volume Lalu Lintas Angkutan Barang yang Melintas UPPKB
Watu Alo
JENIS KENDARAAN
TAHIN VOLUME
Veh3 Veh6a Veh6b Veh7a Veh7b Veh7c
2020 189 81 75 9 12 0 12
2021 196 82 76 10 13 1 13
2022 202 83 77 11 14 2 14
2023 209 84 78 12 15 3 15
2024 216 85 79 13 16 4 16
2025 222 87 81 15 18 6 18
2026 229 88 82 16 19 7 19
2027 236 89 83 17 20 8 20
2028 242 90 84 18 21 9 21
2029 249 91 85 19 22 10 22
2030 256 92 86 20 23 11 23
2031 262 93 87 21 24 12 24
2032 269 94 88 22 25 13 25
2033 276 95 89 23 26 14 26
2034 282 97 91 25 28 16 28
2035 289 98 92 26 29 17 29
Sumber: Hasil Olah Data Konsultan, 2020
Keterangan:
3: Pick-up, Opelet, Sub-urban, Combi, Minibus ; 6a: Truk ringan 2 sumbu ; 6b: Truk 3
sumbu ; 7a: Truk 4 sumbu ; 7b: Truk Gandengan ; 7c: Truk Semi Trailer

4) Jenis Kendaraan Angkutan Barang yang Melintas


Jenis kendaraan angkutan barang yang melintas terdapat banyak jenis
kendaraan seperti kendaraan pick up, truk As 2 atau As 3.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-385
Gambar 6. 41 Prosentase Jenis Kendaraan yang Melintas Lokasi
ALternatif UPPKB Watu Alo
5) Jenis Barang yang Diangkut
Jenis barang yang diangkut juga bermacam-macam mulai dari komoditi
pertanian, bahan galian tambang atau bahan makanan untuk keperluan
sehari-hari.

Sumber: Hasil Olah Data Asal Tujuan Transportasi Nasional (ATTN), 2016

Gambar 6. 42 Jenis Barang yang Melintas Alternatif UPPKB Watu Alo

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-386
6) Jenis Peralatan dan Sistem Informasi yang Digunakan
Jenis peralatan dan sistem informasi yang digunakan mengacu pada Surat
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
SK.736/AJ.108/DRJD/2017 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan
Penimbangan Kendaraan Bermotor di Jalan.

7) Prosedur Penimbangan Kendaraan Bermotor


Prosedur penimbangan Kendaraan Bermotor mengacu pada Surat Keputusan
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: SK.736/AJ.108/DRJD/2017
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan
Bermotor di Jalan.

8) Prediksi Dampak Lalu Lintas Pada Tahap Konstruksi, Pengoperasian, dan


Pengembangan Kedepan
Beberapa dampak yang mungkin ditimbulkan pada tahap konstruksi,
pengoperasian dan pengembangan ke depan adalah:
• Tahap Pengoperasian
Pada masa pengoprasian dampak lalu lintas yang mungkin timbul adalah:
➢ Gangguan lalu lintas akibat manuver kendaraan-kendaraan angkutan
barang pada waktu masuk maupun keluar UPPKB.
➢ Potensi rawan kecelakaan akibat kendaraan angkutan barang yang
keluar masuk UPPKB serta kondisi jalan yang menikung dan tidak datar
dekat lokasi UPPKB.
➢ Potensi badan jalan digunakan untuk antrian kendaraan angkutan
barang.
• Tahap Pengembangan
Terkait lahan, tata guna lahan di sekitar UPPKB Watu Alo adalah perbukitan
yang curam sehingga untuk pengembangan yang lebih luas guna
meningkatkan pelayanan perlu melakukan cut & field yang cukup besar
dimana akan berdampak pada biaya kontruksi yang tinggi.

9) Mitigasi Penanganan Dampak Lalu Lintas


Beberapa upaya mitigasi dampak lalu lintas UPPKB Watu Alo adalah:
• Perlu adanya petugas yang disediakan dari pihak UPPKB yang
berpengalaman yang membantu kelancaran pergerakan keluar/masuk
kendaraan (dilengkapi dengan peralatan yang lengkap).
• Pemasangan perlengkapan jalan yang diperlukan seperti rambu, lampu
warning lamp/lampu flashing (rambu menggunakan mata kucing yang
terlihat jika malam hari), dan PJU (penerangan jalan umum).
• Penyediaan tempat parkir kendaraan angkutan barang di dalam lokasi
UPPKB.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-387
• Akses masuk dan keluar angkutan barang dibuat dengan lebar minimal 10
meter dan radius tikung minimal 12 meter (R12).
• Penyediaan fasilitas pejalan kaki.

C. Analisis Kelayakan Ekonomi dan Finansial (Indikasi Besaran Biaya Pembangunan


UPPKB)
Pada Rencana Induk UPPKB Nasional terdapat simulasi perhitungan biaya yang
akan dikeluarkan untuk pembangunan UPPKB. Biaya tersebut kurang lebih dapat
digunakan sebagai acuan di dalam perencanaan pembangunan UPPKB di Nusa
Tenggara Timur. Terdapat beberapa rincian alokasi pengeluaran di dalam
pembangunan UPPKB baru yang ada di dalam rencana induk yaitu:
a. Pembebasan Lahan 1.745 m2 : Rp 523.500,00
b. RAB Pekerjaan Pematangan Lahan, Jalan Akses,
Jalan Sirkulasi * : Rp 2.689.091.150,00
c. RAB Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor : Rp 552.533.300,00
d. RAB Pekerjaan Pembangunan Mess Karyawan : Rp 634.343.600,00
e. RAB Pekerjaan Pembangunan Musholla : Rp 215.916,800,00
f. RAB Pekerjaan Pembangunan Pos Lalin : Rp 91.028.300,00
g. RAB Pekerjaan Pembangunan Gudang : RP 393.112.500,00
: Rp 5.099.525.650,00
*) Penyesuaian menjadi 10.000 m2 (Rencana Induk UPPKB hanya 6.000 m2)

Aspek manfaat Pengembangan UPPKB akan dibandingkan dengan


pembangunan prasarana jalan dimana dianalogikan keberadaaan UPPKB akan
mengurangi kerusakan ruas jalan yang dilindungi UPPKB tersebut. Kerusakan jalan
6,5 % kali lebih cepat akibat angkutan barang yang melebihi tonase pada ruas
jalan (data Departemen PU, dalam Harian Kompas, 14 Februari 2008). Terkait
biaya preservasi jalan adalah mengacu pada kegiatan serupa oleh Kemen
PUPERA yang dilakukan di wilayah kajian yaitu Rp 550.000.000,00. Sedangkan
terkait rencana ruas jalan yang akan terlindungi oleh keberadaan UPPKB ini
adalah sebagai berikut.

No.
No Nama Ruas Panjang (Km)
Ruas
1 057 BTS. KOTA RUTENG - REO - KEDINDI 63,41
Total 63,41

Perhitungan aspek manfaat Pengembangan UPPKB Oesapa dengan asumsi:


a. Kerusakan jalan 6,5% dari total 63,41 km yaitu 4,12 km

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-388
b. Biaya perbaikan jalan per km adalah Rp 550.000.000,00
c. Sehingga total biaya yang harus dikeluarkan untuk perbaikan kerusakan jalan
adalah Rp 2.266.907.500,00

Berdasarkan estimasi, dengan adanya Pengembangan UPPKB Watu Alo dengan


perkiraan biaya sebesar Rp 5.099.525.650,00 diharapkan dapat mengurangi Rp
2.266.907.500,00 guna perbaikan ruas jalan yang dilindungi keberadaan UPPKB
tersebut.

Tabel 6. 56 Analisis Kelayakan Ekonomi Pengembangan UPPKB Watu Alo


Tahun DF CASHFLOW
COST (Rp) BENEFIT (Rp) PV (COST) PV (BENEFIT)
Ke- (12%) (Rp)
-
1 5.099.525.650 0,8929 4.553.147.902
4.553.147.902
2 1.500.000.000 2.266.907.500 0,7972 1.195.790.816 1.807.164.780 611.373.964
3 1.560.000.000 2.357.583.800 0,7118 1.110.377.187 1.678.081.581 567.704.395
4 1.622.400.000 2.451.887.152 0,6355 1.031.064.530 1.558.218.611 527.154.081
5 1.687.296.000 2.549.962.638 0,5674 957.417.064 1.446.917.282 489.500.218
6 1.754.787.840 2.651.961.144 0,5066 889.030.131 1.343.566.048 454.535.917
7 1.824.979.354 2.758.039.589 0,4523 825.527.979 1.247.597.044 422.069.066
8 1.897.978.528 2.868.361.173 0,4039 766.561.694 1.158.482.970 391.921.275
9 1.973.897.669 2.983.095.620 0,3606 711.807.288 1.075.734.186 363.926.898
10 2.052.853.576 3.102.419.445 0,3220 660.963.910 998.896.030 337.932.120
11 2.134.967.719 3.226.516.222 0,2875 613.752.202 927.546.313 313.794.111
12 2.220.366.427 3.355.576.871 0,2567 569.912.759 861.293.005 291.380.246
Jumlah 25.329.052.762 30.572.311.154 13.885.353.462 14.103.497.850

NPV 218.144.389
BCR 1,02
IRR 0,90%
Sumber: Hasil Olah Data Konsultan, 2020
Berdasarkan perhitungan analisis ekonomi dengan membandingkan biaya yang
dikeluarkan untuk investasi dan biaya operasional Pengembangan UPPKB
dengan biaya preservasi jalan, maka Pengembangan UPPKB Watu Alo memiliki
nilai NPV positif, dengan nilai BCR >1 pada tahun ke-12 (dua belas) dan nilai IRR
0,90% atau < suku bunga yang ditetapkan.
D. Analisis Kelayakan Teknis Pembangunan

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-389
1) Topografi
Berdasarkan peta topografi pada Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Nusa Tenggara Timur lokasi UPPKB Watu Alo memiliki kelerengan yang
curam 0 - 19%.
2) Kondisi Permukaan Tanah dan Kelandaian Permukaan Tanah
Kondisi permukaan (kelandaian) permukaan tanah pada UPPKB Watu Alo
sedikit berbukit pada area belakang lahan namun secara keseluruhan relatif
datar.
3) Aliran Air Permukaan / Sistem Drainase
Aliran air dan sistem drainase di lokasi UPPB Watu Alo sudah baik.

4) Meteorologi dan Geofisika: Cuaca, Suhu, Curah Hujan, Kelembaban Udara,


dan Arah Angin
Wilayah Nusa Tenggara Timur memiliki alam yang berbukit-bukit dengan iklim
yang kering. Musim kemarau lebih panjang, yaitu ± 8 bulan (April sampai
dengan Nopember), sedangkan musim hujan hanya 4 bulan (Desember
sampai dengan Maret). Suhu udara rata-rata 27,60ºC. Suhu terendah adalah
29,7˚C pada bulan Januari dan suhu tertinggi 33,5˚C pada bulan November
Curah hujan rata-rata per bulan paling tingginya hanya mencapai 386,3 mm.
Musim kemaraunya sangat kering, bahkan selama empat bulan tidak pernah
terjadi hujan dan walaupun terjadi hujan, jumlahnya tidak lebih dari 290 mm,
bahkan lebih sering di bawah 100 mm.

5) Daya Dukung dan Struktur Tanah


Berdasarkan jenis tanah lokasi UPPKB Eksisting Watu Alo, lokasi tersebut memiliki
jenis tanah regosol dengan struktur tanah lanau. Struktur tanah lanau memilik
struktur lebih padat dari struktur tanah lanau namun lebih kuat dengan
kelemahan kerapatan yang lebih renggang. Sehingga dalam pembangunan
khususnya terkait pondasi bangunan dan pondasi alur penimbangan
direkomendasikan menggunakan pondasi tiang pancang atau sumuran agar
tetap stabil.

6) Infrastrukur dan Jaringan Utilitas


Lokasi rencana UPKKB ini terletak cukup dekat dari pusat kegiatan yaitu Ruteng
dengan jarak 6 km. untuk utilitas jaringan listrik sudah tersedia.
Berdasarkan data ITU (https://www.itu.int/itu-d/tnd-map-public/) diketahui di
sekitar lokasi UPPKB Watu Alo sudah dilalui oleh jaringan kabel serat optik
sehingga dapat mendukung sistem operasional UPPKB yang berbasis online
dan cakupan selular yang tersedia adalah 2G dengan luas cakupan jaringan
kecil. Sedangkan terkait air bersih sudah terdapat sumur untuk memenuhi
kebutuhan air bersih di lingkungan UPPKB tersebut.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-390
E. Analisis Kelayakan Lingkungan
1) Lingkungan Alam (Natural Environment)
Terdapat di lingkungan yang sepi penduduk dan berada di wilayah Kawasan
Rawan Bencana Gempabumi Menengah, namun terhadap bencana alam
lain seperti banjir, tanah longsor dan lainnya relative kecil sehingga mendukung
rencana Pengembangan UPPKB ini.

2) Peruntukan Lahan
Sesuai dengan rencana pola ruang yang tertuang di dalam Rencana Tata
Ruang Nusa Tenggara Timur, lokasi UPPKB Watu Alo merupakan lahan
perkebunan.

3) Penguasaan Lahan
Penambahan lahan yang dibutuhkan untuk Pengembangan UPPKB Watu Alo
merupakan lahan milik warga dengan menggunakan upaya pembebasan
lahan dengan estimasi harga tanah sekitar Rp 300.000,00/m2.

F. Analisis Kelayakan Sosial dan Kelembagaan


1) Relokasi Penduduk
Pada lahan tempat usulan lokasi rencana Pengembangan UPPKB Watu Alo
adalah lahan kosong sehingga tidak terdapat kewajiban untuk melakukan
relokasi penduduk.

2) Keserasian dan Keseimbangan Dengan Budaya Setempat


Masyarakat sekitar mendukung proyek tersebut asal tidak melanggar terhadap
adat istiadat setempat dan dapat menghormati lingkungan sekitarnya.

3) Dampak UPPKB Kepada Masyarakat


Masyarakat sekitar mendukung adanya alih fungsi lahan tersebut menjadi
UPPKB dengan catatan pada saat pembangunan harus memiliki izin yang
resmi dan setelah beroperasi tidak menimbulkan permasalahan seperti
kemacetan lalu lintas dan sebagainya.

4) Kependudukan / Lapangan Kerja


Sebagian besar masyarakat di sekitar lokasi bergerak di bidang pertanian,
sehingga tidak berdampak pada sektor perekonomian masyarakat sekitar.

Tabel 6. 57 Rekapitulasi Penilaian Kelayakan Pengembangan UPPKB Watu Alo

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-391
No Kriteria Nilai Keterangan
Aspek Kelayakan Pengembangan
1
Wilayah
Tidak terdapat rencana UPPKB dalam
a. Aspek Rencana Skala Wilayah 0
RTRW wilayah
Dalam Rencana Induk Nasional UPPKB,
b. Aspek Rencana Skala Nasional 0 UPPKB Watu Alo tidak termasuk ke dalam
UPPKB yang dioperasikan

Nilai NVP Positif


2 Aspek Kelayakan Ekonomi Finansial 50 Nilai BCR > 1 pada tahun ke-12
Nilai IRR < suku bunga yang ditetapkan

Aspek Kelayakan Teknis


3
Pembangunan
a. Aspek Topografi 0 topografi 0 - 19 %
b. Aspek Kondisi Permukaan kelandaian tanah berbukit pada bagian
50
(Kelandaian) Tanah belakang lahan
c. Aspek Sistem Drainase 100 sistem drainase lancar
d. Aspek Meteorologi dan
100 curah hujan rendah
Geofisika
Jenis tanah regosol, memiliki struktur padat
e. Aspek Daya Dukung Struktur
100 kuat sehigga mampu menahan beban
Tanah
denga baik.
Jarak dengan pusat kegiatan dekat,
f. Aspek Infrastruktur dan Jaringan
100 dilewati oleh jaringan serat fiber optik,
Utilitas
cakupan jaringan seluler kecil

Aspek Kelayakan Operasional


4
Dampak Lalu Lintas
a. Aspek Kondisi Jaringan Jalan Berada di tikungan dengan kondisi jalan
0
dan Tata Guna Lahan tanjakan & turunan
b. Aspek Volume Lalu Lintas volume lalu lintas rendah = 189
0
Angkutan Barang kendaraan/hari
c. Aspek Vol. Lalu Lintas Angkutan volume lalu lintas sedang tahun 2030 = 256
50
Barang Masa Mendatang kendaraan/hari
d. Aspek Jenis Kendaraan
50 beberapa jenis angkutan barang
Angkutan Barang

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-392
No Kriteria Nilai Keterangan
e. Aspek Jenis Barang yang
50 beberapa jenis barang
Diangkut
sesuai dengan Surat Keputusan Direktur
f. Aspek Jenis Peralatan dan Sistem
100 Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
Informasi
SK.736/AJ.108/DRJD/2017
sesuai dengan Surat Keputusan Direktur
g. Aspek Prosedur Penimbangan
100 Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
Kendaraan Bermotor
SK.736/AJ.108/DRJD/2017
sesuai dengan Surat Keputusan Direktur
h. Aspek Prediksi Dampak Lalu
0 Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
Lintas
SK.736/AJ.108/DRJD/2017
sesuai dengan Surat Keputusan Direktur
i. Aspek Mitigasi Penanganan
0 Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
Dampak Lalu Lintas
SK.736/AJ.108/DRJD/2017

5 Aspek Kelayakan Lingkungan


Tidak berada pada daerah rawan
a. Aspek Lingkungan Alam 100
bencana
pada RTRW diperuntukan sebagai
b. Aspek Peruntukan Lahan 100
perkebunan
Lahan milik warga sehingga perlu adanya
c. Aspek Penguasaan Lahan 50
pembebasan lahan

Aspek Kelayakan Sosial


6
Kelembagaan
Terdapat bangunan penduduk yang perlu
a. Aspek Relokasi Penduduk 100
direlokasi
b. Aspek Keserasian Budaya Tidak bertentangan dengan budaya
100
Setempat sekitar
c. Aspek Dampak UPPKB Kepada Tidak Berdampak (sebagian besar
50
Masyarakat penduduk bermata pertanian)
d. Aspek Kependudukan / akan menambah lapangan pekerjaan
100
Lapangan Pekerjaan seperti warung makan atau bengkel
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2020

Berdasarkan penilaian diatas kemudian dikalikan bobot dari masing-masing


kriteria pengembangan UPPKB maka skor akhir kelayakan pengembangan UPPKB
akan didapatkan. Berikut Analisis Kelayakan pengembangan UPPKB Watu Alo.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-393
Tabel 6. 58 Analisis Kelayakan Pengembangan UPPKB Nggorang
No Kriteria Nilai Bobot Skor Skor Total
1 Aspek Kelayakan Pengembangan Wilayah
a, Aspek Rencana Skala Wilayah 0 0,43 0

b, Aspek Rencana Skala Nasional 0 0


0,57
TOTAL SKOR KELAYAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH 0,091 0 0

2 Aspek Kelayakan Ekonomi Finansial


TOTAL SKOR KELAYAKAN EKONOMI FINANSIAL 50 0,295 14,75 14,75

3 Aspek Kelayakan Teknis Pembangunan


a, Aspek Topografi 0 0,205 0

b, Aspek Kondisi Permukaan (Kelandaian) Tanah 50 0,233 11,65

c, Aspek Sistem Drainase 100 0,147 14,7


d, Aspek Meteorologi dan Geofisika 100 0,088 8,8
e, Aspek Daya Dukung Struktur Tanah 100 0,179 17,9
f, Aspek Infrastruktur dan Jaringan Utilitas 100 0,148 14,8
TOTAL SKOR KELAYAKAN TEKNIS PEMBANGUNAN 0,223 67,85 15,13

4 Aspek Kelayakan Operasional Dampak Lalu Lintas

a, Aspek Kondisi Jaringan Jalan dan Tata Guna


0 0,185 0
Lahan
b, Aspek Volume Lalu Lintas Angkutan Barang
0 0,202 0
Eksisting
c, Aspek Vol. Lalu Lintas Angkutan Barang Masa
50 0,243 12,15
Mendatang
d, Aspek Jenis Kendaraan Angkutan Barang 50 0,112 5,6
e, Aspek Jenis Barang yang Diangkut 50 0,077 3,85
f, Aspek Jenis Peralatan dan Sistem Informasi 100 0,062 6,2
g, Aspek Prosedur Penimbangan Kendaraan
100 0,051 5,1
Bermotor
h, Aspek Prediksi Dampak Lalu Lintas 0 0,036 0
i, Aspek Mitigasi Penanganan Dampak Lalu Lintas 0 0,032 0
TOTAL SKOR KELAYAKAN OPERASIONAL DAMPAK LALU
0,187 32,9 6,1523
LINTAS

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-394
No Kriteria Nilai Bobot Skor Skor Total

5 Aspek Kelayakan Lingkungan

a, Aspek Lingkungan Alam 100 0,453 45,3


b, Aspek Peruntukan Lahan 100 0,218 21,8
c, Aspek Penguasaan Lahan 50 0,329 16,45
TOTAL SKOR KELAYAKAN LINGKUNGAN 0,122 83,55 10,19

6 Aspek Kelayakan Sosial Kelembagaan


a, Aspek Relokasi Penduduk 100 0,394 39,4
b, Aspek Keserasian Budaya Setempat 100 0,142 14,2
c, Aspek Dampak UPPKB Kepada Masyarakat 50 0,257 12,85
d, Aspek Kependudukan / Lapangan Pekerjaan 100 0,207 20,7
TOTAL SKOR KELAYAKAN SOSIAL KELEMBAGAAN 0,082 87,15 7,15
SKOR TOTAL KELAYAKAN PENGEMBANGAN UPPKB
53,37
WATU ALO
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2020

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-395
6.5 ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN UPPKB BARU DI PROVINSI NUSA TENGGARA
TIMUR
Berdasarkan analisis penentuan lokasi alternatif pembangunan UPPKB di Provinsi
Nusa Tenggara Timur, maka terdapat 4 (empat) lokasi usulan pembangungan UPPKB
baru yang akan dikaji melalui analisis kelayakan pembangunan UPPKB yang meliputi
analisis:
1. Analisis Kelayakan Pengembangan Wilayah
2. Analisis Kelayakan Operasional dan Dampak Lalu Lintas
3. Analisis Kelayakan Ekonomi dan Finansial
4. Analisis Kelayakan Teknis Pembangunan
5. Analisis Kelayakan Lingkungan dan
6. Analisis Kelayakan Sosial dan Kelembagaan.

6.5.1 Alternatif UPPKB di Lingkar Kota Kupang (KM 40)


A. Analisis Kelayakan Pengembangan Wilayah
1) Rencana Skala Wilayah
Pada rencana tata ruang wilayah Nusa Tenggara Timur, belum direncanakan
pembangunan jembatan timbang di Kabupaten Kupang.
Lokasi rencana UPPKB berada di Jalan Lingkar Kota Kupang yang merupakan
jalur lintas angkutan barang dan juga sebagai akses menuju Arahan Pusat
Kegiatan Industri dan Pergudangan sesuai RTRW Kota Kupang sehingga sangat
berpotensi dalam pengawasan angkutan barang.

2) Rencana Skala Nasional


Untuk skala nasional, berdasarkan Rencana Induk Nasional UPPKB tidak
terdapat rencana pengembangan UPPKB di Kabupaten Kupang.

B. Analisis Kelayakan Operasional dan Dampak Lalu Lintas


1) Kondisi Jaringan Jalan dan Tata Guna Lahan di Sekitar UPPKB
Kondisi jaringan jalan pada ruas lokasi pembangunan UPPKB ini relatif baik
dengan tipe jalan yang cukup memadai yaitu 4/2 D. Kondisi tata guna lahan di
sekitar alternatif UPPKB Lingkar Kota Kupang (KM 40) adalah lahan kosong.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-396
Gambar 6. 43 Kondisi Jaringan Jalan dan Tata Guna Lahan Sekitar UPPKB Lingkar
Kota Kupang (KM 40)

2) Volume Lalu Lintas Angkutan Barang


Volume angkutan barang yang lewat pada ruas jalan ini adalah 367 kendaraan
angkutan barang. Jumlah tersebut akan bertambah seiring dengan kebijakan
peralihan angkutan barang melewati Jalan Lingkar Kota Kupang.

Tabel 6. 59 Volume Lalu Lintas Angkutan Barang yang Melintas Alternatif UPPKB
Lingkar Kota Kupang (KM 40)

Arus Lalu Lintas


Waktu ARAH BOLOK - KUPANG ARAH KUPAN - BOLOK
3 6a 6b 7a 7b 7c 3 6a 6b 7a 7b 7c
06.00 - 07.00 4 7 1 0 0 0 3 4 0 0 0 0
07.00 - 08.00 4 11 0 0 0 0 4 4 2 0 0 0
08.00 - 09.00 5 13 1 0 0 0 4 10 2 0 0 0
09.00 - 10.00 6 14 2 0 0 0 4 7 0 0 0 0
10.00 - 11.00 10 12 2 0 0 0 4 13 1 0 0 0
11.00 - 12.00 9 9 2 0 0 0 5 6 1 0 0 0
12.00 - 13.00 7 9 1 0 0 0 5 12 0 0 0 0
13.00 - 14.00 6 10 1 0 0 0 5 6 1 0 0 0
14.00 - 15.00 8 9 1 0 0 0 7 8 1 0 0 0
15.00 - 16.00 6 9 1 0 0 0 6 9 1 0 0 0
16.00 - 17.00 6 7 1 0 0 0 4 6 0 0 0 0

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-397
Arus Lalu Lintas
Waktu ARAH BOLOK - KUPANG ARAH KUPAN - BOLOK
3 6a 6b 7a 7b 7c 3 6a 6b 7a 7b 7c
17.00 - 18.00 6 8 0 0 0 0 5 5 0 0 0 0
367 78 117 14 0 0 0 56 91 10 0 0 0
Sumber: Hasil Olah Data Konsultan, 2020
Keterangan:
3: Pick-up, Opelet, Sub-urban, Combi, Minibus ; 6a: Truk 2 sumbu ; 6b: Truk 3
sumbu ; 7a: Truk 4 sumbu ; 7b: Truk Gandengan ; 7c: Truk Semi Trailer

3) Peramalan Volume Lalu Lintas Angkutan Barang


Adapun Metode yang digunakan dalam Menganggap bahwa
perkembangan angkutan barang secara otomatis berganda. Dengan
pertambahan angkutan barang awal. Metoda ini memperhatikan suatu saat
terjadi perkembangan menurun dan kemudian mantap. Rumus yang
digunakan :
An = Ao ( 1 + r )dn
Dimana : An = jumlah angkutan barang pada akhir tahun periode
Ao = jumlah angkutan barang pada awal proyeksi
r = rata-rata prosentase tambahan angkutan barang tiap tahun.
dn = kurun waktu proyeksi
Adapun tingkat pertumbuhan yang digunakan adalah 11% (BPS NTT 2019) hasil
yang didapat dari proyeksi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 6. 60 Perkiraan Volume Lalu Lintas Angkutan Barang yang Melintas UPPKB
Lingkar Luar Kota Kupang (KM 40)

JENIS KENDARAAN
TAHUN VOLUME
Veh3 Veh6a Veh6b Veh7a Veh7b Veh7c
2020 367 134 208 24 0 0 0
2021 964 268 578 57 50 0 11
2022 970 269 579 58 51 1 12
2023 977 270 580 59 52 2 13
2024 984 271 581 60 53 3 14
2025 990 272 582 61 54 4 15

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-398
JENIS KENDARAAN
TAHUN VOLUME
Veh3 Veh6a Veh6b Veh7a Veh7b Veh7c
2026 997 274 583 63 55 6 17
2027 1004 275 584 64 56 7 18
2028 1010 276 586 65 58 8 19
2029 1017 277 587 66 59 9 20
2030 1024 278 588 67 60 10 21
2031 1030 279 589 68 61 11 22
2032 1037 280 590 69 62 12 23
2033 1044 281 591 70 63 13 24
2034 1050 282 592 71 64 14 25
2035 1057 284 593 73 65 16 27
Sumber: Hasil Olah Data Konsultan, 2020
Keterangan:
3: Pick-up, Opelet, Sub-urban, Combi, Minibus ; 6a: Truk ringan 2 sumbu ; 6b: Truk
3 sumbu ; 7a: Truk 4 sumbu ; 7b: Truk Gandengan ; 7c: Truk Semi Trailer

Pada tahun 2021 volume lalu lintas meningkat cukup signifikan dari tahun 2020
dikarenakan adanya penerapan kebijakan Angkutan Barang yang menuju
Pelabuhan Kupang dialihkan melalui Jalan Lingkar Kota Kupang sehingga
diprediksi akan meningkatkan jumlah angkutan barang yang melewati UPPKB
Nun Baun Sabu sebanyak 47%.

4) Jenis Kendaraan Angkutan Barang yang Melintas


Jenis kendaraan angkutan barang yang melintas terdapat banyak jenis
kendaraan seperti kendaraan pick up, truk As 2 atau 3 As.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-399
Gambar 6. 44 Prosentase Jenis Kendaraan yang Melintas Lokasi
ALternatif UPPKB Lingkar Kota Kupang

5) Jenis Barang yang Diangkut


Jenis barang yang diangkut juga bermacam-macam mulai dari komoditi
pertanian, bahan galian tambang atau bahan makanan untuk keperluan
sehari-hari.

Gambar 6. 45 Jenis Barang yang Melintas Alternatif UPPKB Lingkar Kota


Kupang

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-400
6) Jenis Peralatan dan Sistem Informasi yang Digunakan
Jenis peralatan dan sistem informasi yang digunakan mengacu pada Surat
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
SK.736/AJ.108/DRJD/2017 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan
Penimbangan Kendaraan Bermotor di Jalan.

7) Prosedur Penimbangan Kendaraan Bermotor


Prosedur penimbangan Kendaraan Bermotor mengacu pada Surat Keputusan
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: SK.736/AJ.108/DRJD/2017
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan
Bermotor di Jalan.

8) Prediksi Dampak Lalu Lintas Pada Tahap Konstruksi, Pengoperasian, d an


Pengembangan Kedepan
Beberapa dampak yang mungkin ditimbulkan pada tahap konstruksi,
pengoperasian dan pengembangan ke depan adalah:
• Dampak lalu lintas pada tahap konstruksi
➢ Gangguan lalu lintas di rute-rute yang dilewati kendaraan berat proyek.
➢ Gangguan lalu lintas akibat manuver kendaraan-kendaraan berat
proyek serta kendaraan proyek lainnya pada waktu masuk maupun
keluar proyek.
➢ Pengaruh yang signifikan terhadap gangguan kelancaran lalu lintas, yaitu
apabila terdapat truk pengangkut material bangunan yang parkir di
pinggir jalan (on street parking) pada saat menunggu giliran melakukan
bongkar muat material bangunan (loading dan unloading), karena akan
mengurangi kapasitas jalan yang ada.
➢ Potensi badan jalan digunakan untuk parkir oleh para pekerja proyek.
➢ Ceceran tanah dari kendaraan proyek yang mengakibatkan jalan
menjadi licin.
➢ Manuver dari truk pengangkut tanah dan material bangunan yang
umumnya berdimensi (ukuran) lebih besar dibandingkan dengan
kendaraan pribadi dan sepeda motor sehingga memerlukan ruang yang
cukup lebar untuk akses masuk dan keluar.
➢ Adanya truk pengangkut material yang tidak memakai penutup material
dan kendaraan pengangkut peralatan yang tidak sesuai dengan
persyaratan pengangkutan yang berlaku.
➢ Potensi rawan kecelakaan akibat kendaraan proyek yang keluar masuk
proyek serta kondisi jalan yang menikung dan tidak datar dekat lokasi
proyek.
➢ Kerusakan jalan di sekitar lokasi proyek.
• Dampak lalu lintas pada tahap pengoperasian

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-401
➢ Gangguan lalu lintas akibat manuver kendaraan-kendaraan angkutan
barang pada waktu masuk maupun keluar UPPKB.
➢ Potensi rawan kecelakaan akibat kendaraan angkutan barang yang
keluar masuk UPPKB serta kondisi jalan yang menikung dan tidak datar
dekat lokasi UPPKB.
➢ Potensi badan jalan digunakan untuk antrian kendaraan angkutan
barang.
• Dampak lalu lintas pada tahap pengembangan
Dampak lalu lintas pada tahap pengembangan kedepan adalah akan
berkembangnya tempat kegiatan ekonomi dan pemukiman. Hal ini akan
berdampak pada bertambahnya volume lalu lintas di sekitar lokasi UPPKB.
Dengan bertambahnya volume lalu lintas akan berpotensi timbul antrian
dan rawan kecelakaan.

9) Mitigasi Penanganan Dampak Lalu Lintas


Beberapa upaya mitigasi dampak lalu lintas pembangunan UPPKB Lingkar Kota
Kupang (KM 40) adalah:
• Mitigasi penanganan lalu lintas pada tahap konstruksi
➢ Pembuatan akses pintu keluar masuk proyek minimal 10 meter dengan
radius tikung 8 meter (R8)
➢ Material, peralatan konstruksi dan kendaraan ditempatkan disisi yang
kosong dari lokasi tapak pembangunan, dan dilarang menempatkan
material di jalur sirkulasi pergerakan kendaraan.
➢ Pengaturan waktu angkutan material dan peralatan dengan
memperhatikan kondisi kepadatan lalu lintas sekitar.
➢ Perlu adanya petugas baik yang disediakan dari pihak pengembang
yang berpengalaman yang membantu kelancaran pergerakan
keluar/masuk kendaraan (dilengkapi dengan peralatan yang lengkap).
➢ Pengecekan, untuk memeriksa dan menjaga kebersihan truk terutama
roda dari ceceran material dan perlu dilakukan
pembilasan/pembersihan, agar truk keluar dari proyek dalam keadaan
bersih (agar ceceran material dan sebagainya tidak membahayakan
pengendara lainnya).
➢ Penyediaan ruang untuk pencucian truk di dalam areal lokasi proyek.
➢ Bertanggung jawab membersihkan ceceran tanah/material konstruksi
pada ruas jalan minimal dengan radius hingga 100 meter dari lokasi
pembangunan dan sepanjang jalur pengangkutan.
➢ Pemasangan perlengkapan jalan yang diperlukan seperti rambu, lampu
warning lamp/lampu flashing (rambu menggunakan mata kucing yang
terlihat jika malam hari).

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-402
➢ Memasang lampu penerangan jalan di depan kawasan pembangunan,
pada saat melakukan aktifitas proyek di malam hari.
➢ Untuk setiap pengangkutan material diharuskan tidak mengganggu
lingkungan, sehingga diutamakan tertutup baik pengangkutan peralatan
dipastikan peralatan dalam kondisi terkunci aman sesuai dengan
persyaratan pengangkutan yang berlaku.
➢ Untuk angkutan material diberikan bamier/stiker dengan tulisan
“angkutan material kegiatan pembangunan UPPKB dan layanan
pengaduan di 081xxxxx”.
➢ Pemberian informasi di depan kawasan pembagunan untuk layanan
pengaduan kegiatan konstruksi di 081xxxxx”, untuk dapat segera
ditindaklanjuti oleh Pengembang/Kontraktor.
➢ Perlunya menyediakan fasilitas parkir untuk pekerja, dan dilarang
menggunakan badan jalan {off-streetparking), parkir disediakan di dalam
kawasan.
➢ Pemilihan jenis angkutan ini disesuaikan dengan kondisi jalan yang ada
(daya dukung jalan).
➢ Sanggup melakukan perbaikan jalan yang mengalami kerusakan akibat
pengangkutan material dan peralatan dengan radius hingga 100 meter dari
lokasi pembangunan dan sepanjang jalur pengangkutan yang
menggunakan jalan lingkungan.
➢ Selalu berkoordinasi dengan pihak instansi terkait seperti Kementerian
Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (Kemen. PUPR), Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum/Bina
Marga, Satpol PP, dan Kepolisian untuk kelancaran tahap konstruksi.

• Mitigasi penanganan pada tahap pengoperasian


➢ Perlu adanya petugas yang disediakan dari pihak UPPKB yang
berpengalaman yang membantu kelancaran pergerakan keluar/masuk
kendaraan (dilengkapi dengan peralatan yang lengkap).
➢ Pemasangan perlengkapan jalan yang diperlukan seperti rambu, lampu
warning lamp/lampu flashing (rambu menggunakan mata kucing yang
terlihat jika malam hari), dan PJU (penerangan jalan umum).
➢ Penyediaan tempat parkir kendaraan angkutan barang di dalam lokasi
UPPKB.
➢ Akses masuk dan keluar angkutan barang dibuat dengan lebar minimal 10
meter dan radius tikung minimal 12 meter (R12).
➢ Penyediaan fasilitas pejalan kaki.
• Mitigasi penanganan pada tahap pengembangan ke depan
➢ Penyediaan petugas yang disediakan dari pihak UPPKB dan tempat
kegiatan ekonomi yang berpengalaman yang membantu kelancaran

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-403
pergerakan keluar/masuk kendaraan (dilengkapi dengan peralatan yang
lengkap).
➢ Pemasangan perlengkapan jalan yang diperlukan seperti rambu, lampu
warning
lamp/lampu flashing (rambu menggunakan mata kucing yang terlihat jika
malam), PJU (penerangan jalan umum).
➢ Penyediaan fasilitas pejalan kaki

C. Analisis Kelayakan Ekonomi dan Finansial (Indikasi Besaran Biaya Pembangunan


UPPKB)
Pada Rencana Induk UPPKB Nasional terdapat simulasi perhitungan biaya yang
akan dikeluarkan untuk pembangunan UPPKB. Biaya tersebut kurang lebih dapat
digunakan sebagai acuan di dalam perencanaan pembangunan UPPKB di Nusa
Tenggara Timur. Terdapat beberapa rincian alokasi pengeluaran di dalam
pembangunan UPPKB baru yang ada di dalam rencana induk yaitu:
a. Pembebasan Lahan 1 Ha : Rp 10.000.000,00
b. RAB Pekerjaan Pematangan Lahan,
Jalan Akses, Jalan Sirkulasi * : Rp 2.689.091.150,00
c. RAB Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor : Rp 552.533.300,00
d. RAB Pekerjaan Pembangunan Mess Karyawan : Rp 634.343.600,00
e. RAB Pekerjaan Pembangunan Musholla : Rp 215.916,800,00
f. RAB Pekerjaan Pembangunan Pos Lalin : Rp 91.028.300,00
g. RAB Pekerjaan Pembangunan Gudang : RP 393.112.500,00
: Rp 14.576.025.650,00
*) Penyesuaian menjadi 10.000 m2 (Rencana Induk UPPKB hanya 6.000 m2)

Aspek manfaat pembangunan UPPKB akan dibandingkan dengan


pembangunan prasarana jalan dimana dianalogikan keberadaaan UPPKB akan
mengurangi kerusakan ruas jalan yang dilindungi UPPKB tersebut. Kerusakan jalan
6,5 % kali lebih cepat akibat angkutan barang yang melebihi tonase pada ruas
jalan (data Departemen PU, dalam Harian Kompas, 14 Februari 2008). Terkait
biaya preservasi jalan adalah mengacu pada kegiatan serupa oleh Kemen
PUPERA yang dilakukan di wilayah kajian yaitu Rp 550.000.000,00. Sedangkan
terkait rencana ruas jalan yang akan terlindungi oleh keberadaan UPPKB ini
adalah sebagai berikut.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-404
No.
No Nama Ruas Panjang (Km)
Ruas
1 23 BOLOK - TENAU 4,33
2 27 OESAPA - OESAO 16,33
3 28 OESAO - BOKONG 41,98
4 29 BOKONG - BATUPUTIH 7,02
5 30 BATU PUTIH - BTS. KOTA SOE 28,09
6 50 JLN. LINGKAR LUAR KOTA KUPANG 22
Total 119,75

Perhitungan aspek manfaat pembangunan alternative UPPKB Kefamenanu


dengan asumsi:
a. Kerusakan jalan 6,5% dari total 119,75 km yaitu 7,78 km
b. Biaya perbaikan jalan per km adalah Rp 550.000.000,00
c. Sehingga total biaya yang harus dikeluarkan untuk perbaikan kerusakan jalan
adalah Rp 4.281.062.500,00

Berdasarkan estimasi, dengan adanya pembangunan Alternatif UPPKB Lingkar


Kota Kupang (KM 40) dengan perkiraan biaya sebesar Rp 14.576.025.650,00
diharapkan dapat mengurangi Rp 4.281.062.500,00 guna perbaikan ruas jalan
yang dilindungi keberadaan UPPKB tersebut.

Tabel 5. 61 Analisis Kelayakan Ekonomi Alternatif UPPKB Lingkar Kota Kupang (KM 40)
Tahun CASHFLOW
COST (Rp) BENEFIT (Rp) DF (12%) PV (COST) PV (BENEFIT)
Ke- (Rp)
-
1 14.576.025.650 0,8929 13.014.308.616
13.014.308.616
2 1.500.000.000 4.281.062.500 0,7972 1.195.790.816 3.412.836.814 2.217.045.998
3 1.560.000.000 4.452.305.000 0,7118 1.110.377.187 3.169.062.756 2.058.685.570
4 1.622.400.000 4.630.397.200 0,6355 1.031.064.530 2.942.701.131 1.911.636.600
5 1.687.296.000 4.815.613.088 0,5674 957.417.064 2.732.508.193 1.775.091.129
6 1.754.787.840 5.008.237.612 0,5066 889.030.131 2.537.329.036 1.648.298.905
7 1.824.979.354 5.208.567.116 0,4523 825.527.979 2.356.091.248 1.530.563.269
8 1.897.978.528 5.416.909.801 0,4039 766.561.694 2.187.799.016 1.421.237.322
9 1.973.897.669 5.633.586.193 0,3606 711.807.288 2.031.527.658 1.319.720.370

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-405
Tahun CASHFLOW
COST (Rp) BENEFIT (Rp) DF (12%) PV (COST) PV (BENEFIT)
Ke- (Rp)
10 2.052.853.576 5.858.929.640 0,3220 660.963.910 1.886.418.539 1.225.454.629
Jumlah 30.450.218.616 45.305.608.149 21.162.849.215 23.256.274.391

NPV 2.093.425.177
BCR 1,10
IRR 3,45%
Sumber: Hasil Olah Data Konsultan, 2020

Berdasarkan perhitungan analisis ekonomi dengan membandingkan biaya yang


dikeluarkan untuk investasi dan biaya operasional pembangunan UPPKB dengan
biaya preservasi jalan, maka pembangunan Alternatif UPPKB Lingkar Kota Kupang
(KM 40) memiliki nilai NPV positif, dengan nilai BCR >1 pada tahun ke-10 (sepuluh)
dan nilai IRR 3,45% atau < suku bunga yang ditetapkan.

D. Analisis Kelayakan Teknis Pembangunan


1) Topografi
Berdasarkan peta topografi pada Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Nusa Tenggara Timur lokasi rencana pembangun analternatif UPPKB di
Lingkar Luar Kota Kupang (KM 40) memiliki kelerengan 6,6 – 8,7%.

2) Kondisi Permukaan Tanah dan Kelandaian Permukaan Tanah


Kondisi permukaan (kelandaian) permukaan tanah pada lokasi lahan yang
akan direncanakan untuk pembangunan UPPKB Kefamenanu adalah berkisar
diantara 148 – 156 meter di atas permukaan laut dengan kelerengan tertinggi
berada di bagian belakang lahan tersebut sehingga memerlukan
pemotongan lahan agar memiliki kelerengan yang sama. Namun secara
keseluruhan lokasi ini memiliki kelandaian yang relatif datar.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-406
Penampang Horizontal

Penampang Vertikal

Gambar 6. 46 Kondisi Kelandaian Permukaan Tanah Lokasi Alternatif UPPKB


Lingkar Kota Kupang (KM40)

3) Aliran Air Permukaan / Sistem Drainase


Kondisi topografi yang relatif datar mengakibatkan aliran dan sistem drainase
perlu diatur sedemikian rupa guna memperlancar aliran air sehingga tidak
menyebabkan genangan. Lahan tersebut belum ada saluran drainase
sehingga perlu adanya pembangunan dan perbaikan saluran drainase agar
tidak menimbulkan genangan atau banjir.

4) Meteorologi dan Geofisika: Cuaca, Suhu, Curah Hujan, Kelembaban Udara,


dan Arah Angin
Wilayah Nusa Tenggara Timur memiliki alam yang berbukit-bukit dengan iklim
yang kering. Musim kemarau lebih panjang, yaitu ± 8 bulan (April sampai
dengan Nopember), sedangkan musim hujan hanya 4 bulan (Desember
sampai dengan Maret). Suhu udara rata-rata 27,60ºC. Suhu terendah adalah
29,7˚C pada bulan Januari dan suhu tertinggi 33,5˚C pada bulan November.
Curah hujan rata-rata per bulan paling tingginya hanya mencapai 386,3 mm.
Musim kemaraunya sangat kering, bahkan selama empat bulan tidak pernah
terjadi hujan dan walaupun terjadi hujan, jumlahnya tidak lebih dari 290 mm,
bahkan lebih sering di bawah 100 mm.

5) Daya Dukung dan Struktur Tanah


Berdasarkan jenis tanah lokasi Alternatif UPPKB Lingkar Kota Kupang (KM 40),
lokasi tersebut memiliki jenis tanah litosol dengan struktur tanah krikil berpasir.
Struktur krikil berpasir memilik struktur yang kuat untuk menopang bangunan,
namun memilki kerapatan yang rendah. Sehingga dalam pembangunan
khususnya terkait pondasi bangunan dan pondasi alur penimbangan

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-407
direkomendasikan menggunakan pondasi spoon pile atau bore pile untuk
menghindari adanya pergeseran.

6) Infrastrukur dan Jaringan Utilitas


Lokasi rencana UPKKB ini terletak sangat dekat dengan pusat Kota Kupang
sehingga jaringan infrastruktur maupun utilitas seperti listrik, air bersih atau sinyal
telepon sangat lancar di lokasi ini. Sehingga terkait aspek infrastruktur dan
jaringan utilitas relatif tidak ada permasalahan.
Berdasarkan data ITU (https://www.itu.int/itu-d/tnd-map-public/) diketahui di
sekitar lokasi rencana UPPKB Lingkar Kota Kupang (KM 40) dilalui oleh jaringan
kabel serat optik dimana jaringan tersebut dikelola dan dimiliki oleh
penyelenggara jaringan Telkomsel dan cakupan selular yang teredia adalah
jaringan 2G. Adanya jaringan kabel serat optik dapat mendukung sistem
operasional UPPKB yang berbasis online. Sedangkan terkait air bersih dapat
membuat sumur sendiri untuk memenuhi kebutuhan air bersih di lingkungan
UPPKB tersebut.

Gambar 6. 47 Jaringan Kabel Serat Optik dan Sebarangan Jaringan


Telekomunikasi

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-408
E. Analisis Kelayakan Lingkungan
1) Lingkungan Alam (Natural Environment)
Terdapat di lingkungan yang sepi penduduk dan berada di wilayah Kawasan
Rawan Bencana Gempabumi Menengah, namun terhadap bencana alam
lain seperti banjir, tanah longsor dan lainnya relative kecil sehingga mendukung
rencana Pengembangan UPPKB ini.

2) Peruntukan Lahan
Sesuai dengan rencana pola ruang yang tertuang di dalam Rencana Tata
Ruang Nusa Tenggara Timur, lokasi yang akan diusulkan untuk alternatif
pembangunan UPPKB Lingkar Kota Kupang (KM 40) merupakan lahan
pemukiman dan perkebunan.

3) Penguasaan Lahan
Lahan yang akan diusulkan untuk alternatif pembangunan UPPKB Lingkar Kota
Kupang (KM 40) merupakan lahan milik warga dengan menggunakan upaya
pembebasan lahan dengan estimasi harga tanah sekitar Rp 1.000.000,00/m2.

F. Analisis Kelayakan Sosial dan Kelembagaan


1) Relokasi Penduduk
Pada lahan tempat usulan lokasi rencana akan dibangun UPPKB Lingkar Kota
Kupang (KM 40) adalah lahan kosong dengan bentuk lahan memanjang ke
belakang. Tidak terdapat bangunan atau rumah penduduk di atas lahan
tersebut sehingga tidak ada kewajiban untuk melakukan relokasi penduduk.

2) Keserasian dan Keseimbangan Dengan Budaya Setempat


Masyarakat sekitar mendukung proyek tersebut asal tidak melanggar terhadap
adat istiadat setempat dan dapat menghormati lingkungan sekitarnya.

3) Dampak UPPKB Kepada Masyarakat


Masyarakat sekitar mendukung adanya alih fungsi lahan tersebut menjadi
UPPKB dengan catatan pada saat pembangunan harus memiliki izin yang
resmi dan setelah beroperasi tidak menimbulkan permasalahan seperti
kemacetan lalu lintas dan sebagainya.

4) Kependudukan / Lapangan Kerja


Sebagian besar masyarakat di sekitar lokasi bergerak di bidang perdagangan,
jasa dan pertanian, hal ini akan mendukung sektor perekonomian masyarakat
sekitar mereka.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-409
Tabel 6. 62 Rekapitulasi Penilaian Kelayakan Alternatif UPPKB Lingkar Kota Kupang (KM
40)
No Kriteria Nilai Keterangan
Aspek Kelayakan Pengembangan
1
Wilayah
Terdapat Rencana Pengembangan
Transportasi Darat berupa
a. Aspek Rencana Skala
100 Pengembangan Jalan Lingkar Kota
Wilayah
Kupang dan Arahan Pusat Kegiatan
Industri dan Pergudangan
Tidak termasuk dalam perencanaan
b. Aspek Rencana Skala
0 UPPKB pada Rencana Induk UPPKB
Nasional
Nasional

Nilai NVP Positif


Aspek Kelayakan Ekonomi
2 100
Finansial Nilai BCR ≥ 1 pada tahun ke-10
Nilai IRR < suku bunga yang ditetapkan

Aspek Kelayakan Teknis


3
Pembangunan
a. Aspek Topografi 50 topografi 6,6 – 8,7 %
b. Aspek Kondisi Permukaan
100 kelandaian relatif datar
(Kelandaian) Tanah
c. Aspek Sistem Drainase 0 Belum ada sistem drainase
d. Aspek Meteorologi dan
100 curah hujan rendah
Geofisika
Jenis litosol memiliki struktur yang kuat,
e. Aspek Daya Dukung Struktur
100 sehingga mampu menahan beban
Tanah
bangunan dan kendaraan berat.
Jarak dengan pusat kegiatan dekat,
f. Aspek Infrastruktur dan
100 dilewati oleh jaringan serat fiber optik,
Jaringan Utilitas
cakupan jaringan seluler luas

Aspek Kelayakan Operasional


4
Dampak Lalu Lintas
a. Aspek Kondisi Jaringan Jalan
100 Jalan lurus dengan tipe jalan 4/2 UD
dan Tata Guna Lahan

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-410
No Kriteria Nilai Keterangan
b. Aspek Volume Lalu Lintas volume lalu lintas sedang = 367
50
Angkutan Barang kendaraan/hari
c. Aspek Vol. Lalu Lintas
volume lalu lintas besar tahun 225 = 990
Angkutan Barang Masa 100
kendaraan/hari
Mendatang
d. Aspek Jenis Kendaraan
100 semua jenis angkutan barang
Angkutan Barang
e. Aspek Jenis Barang yang
100 banyak jenis barang
Diangkut
asumsi sesuai dengan Surat Keputusan
f. Aspek Jenis Peralatan dan
100 Direktur Jenderal Perhubungan Darat
Sistem Informasi
Nomor: SK.736/AJ.108/DRJD/2017
g. Aspek Prosedur asumsi sesuai dengan Surat Keputusan
Penimbangan Kendaraan 100 Direktur Jenderal Perhubungan Darat
Bermotor Nomor: SK.736/AJ.108/DRJD/2017
asumsi sesuai dengan Surat Keputusan
h. Aspek Prediksi Dampak Lalu
100 Direktur Jenderal Perhubungan Darat
Lintas
Nomor: SK.736/AJ.108/DRJD/2017
asumsi sesuai dengan Surat Keputusan
i. Aspek Mitigasi Penanganan
100 Direktur Jenderal Perhubungan Darat
Dampak Lalu Lintas
Nomor: SK.736/AJ.108/DRJD/2017

5 Aspek Kelayakan Lingkungan

Tidak berada pada daerah rawan


a. Aspek Lingkungan Alam 100
bencana
pada RTRW diperuntukan sebagai lahan
b. Aspek Peruntukan Lahan 100
pemukiman & perkebunan
Lahan milik warga sehingga perlu adanya
c. Aspek Penguasaan Lahan 50
pembebasan lahan

Aspek Kelayakan Sosial


6
Kelembagaan
Tidak terdapat bangunan yang perlu
a. Aspek Relokasi Penduduk 100
direlokasi
b. Aspek Keserasian Budaya Tidak bertentangan dengan budaya
100
Setempat sekitar

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-411
No Kriteria Nilai Keterangan
Berdampak Positif (sebagian besar
c. Aspek Dampak UPPKB
100 penduduk bermata perdagangan dan
Kepada Masyarakat
jasa)
d. Aspek Kependudukan / akan menambah lapangan pekerjaan
100
Lapangan Pekerjaan seperti warung makan atau bengkel
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2020

Berdasarkan penilaian diatas kemudian dikalikan bobot dari masing-masing


kriteria pembangunan UPPKB maka skor akhir kelayakan pembangunan UPPKB
akan didapatkan. Berikut Analisis Kelayakan pembangunan alternatif UPPKB
Lingkar Kota Kupang (KM 40).

Tabel 6. 63 Analisis Kelayakan Alternatif UPPKB Lingkar Kota Kupang (KM 40)
Skor
No Kriteria Nilai Bobot Skor
Total
1 Aspek Kelayakan Pengembangan Wilayah
a, Aspek Rencana Skala Wilayah 100 0,43 43
b, Aspek Rencana Skala Nasional 0 0,57 0
TOTAL SKOR KELAYAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH 0,091 43 3,913

2 Aspek Kelayakan Ekonomi Finansial


TOTAL SKOR KELAYAKAN EKONOMI FINANSIAL 100 0,295 29,5 29,5

3 Aspek Kelayakan Teknis Pembangunan


a, Aspek Topografi 50 0,205 10,25

b, Aspek Kondisi Permukaan (Kelandaian) Tanah 100 0,233 23,3

c, Aspek Sistem Drainase 0 0,147 0


d, Aspek Meteorologi dan Geofisika 100 0,088 8,8
e, Aspek Daya Dukung Struktur Tanah 100 0,179 17,9
f, Aspek Infrastruktur dan Jaringan Utilitas 100 0,148 14,8
TOTAL SKOR KELAYAKAN TEKNIS PEMBANGUNAN 0,223 75,05 16,74

4 Aspek Kelayakan Operasional Dampak Lalu Lintas

a, Aspek Kondisi Jaringan Jalan dan Tata Guna Lahan 100 0,185 18,5

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-412
Skor
No Kriteria Nilai Bobot Skor
Total

b, Aspek Volume Lalu Lintas Angkutan Barang Eksisting 50 0,202 10,1

c, Aspek Vol. Lalu Lintas Angkutan Barang Masa


100 0,243 24,3
Mendatang
d, Aspek Jenis Kendaraan Angkutan Barang 100 0,112 11,2
e, Aspek Jenis Barang yang Diangkut 100 0,077 7,7
f, Aspek Jenis Peralatan dan Sistem Informasi 100 0,062 6,2
g, Aspek Prosedur Penimbangan Kendaraan Bermotor 100 0,051 5,1
h, Aspek Prediksi Dampak Lalu Lintas 100 0,036 3,6
i, Aspek Mitigasi Penanganan Dampak Lalu Lintas 100 0,032 3,2
TOTAL SKOR KELAYAKAN OPERASIONAL DAMPAK LALU
0,187 89,9 16,8113
LINTAS

5 Aspek Kelayakan Lingkungan


a, Aspek Lingkungan Alam 100 0,453 45,3
b, Aspek Peruntukan Lahan 100 0,218 21,8
c, Aspek Penguasaan Lahan 50 0,329 16,45
TOTAL SKOR KELAYAKAN LINGKUNGAN 0,122 83,55 10,19

6 Aspek Kelayakan Sosial Kelembagaan


a, Aspek Relokasi Penduduk 100 0,394 39,4
b, Aspek Keserasian Budaya Setempat 100 0,142 14,2
c, Aspek Dampak UPPKB Kepada Masyarakat 100 0,257 25,7
d, Aspek Kependudukan / Lapangan Pekerjaan 100 0,207 20,7
TOTAL SKOR KELAYAKAN SOSIAL KELEMBAGAAN 0,082 100 8,20
SKOR TOTAL KELAYAKAN PEMBANGUNAN UPPKB
85,35
LINGKAR LUAR KOTA KUPANG (KM 40)
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2020

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-413
6.5.2 Alternatif UPPKB di Kefamenanu (Timor Tengah Utara)
A. Analisis Kelayakan Pengembangan Wilayah
1) Rencana Skala Wilayah
Pada rencana tata ruang wilayah Nusa Tenggara Timur, belum direncanakan
pembangunan jembatan timbang di Kabupaten Timor Tengah Utara.
2) Rencana Skala Nasional
Untuk skala nasional, berdasarkan Rencana Induk Nasional UPPKB tidak
terdapat rencana pengembangan UPPKB di Kabupaten Timor Tengah Utara.
Akan tetapi berdasarkan Rencana Strategis Kementrian Perhubungan
terdapat rencana pembangunan Terminal Barang Internasional (TBI) yang
terletak di Motaain, Motamasin dan Wini, sehingga alur barang dari terminal
barang internasional tersebut akan melewati lokasi UPPKB ini.
Terminal Angkutan Barang Internasional yang akan dibangun direncanakan
akan dilengkapi dengan Fasilitas Jembatan Timbang, dan menurut informasi
yang didapatkan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Indonesia – Timor Leste juga
memiliki fasilitas Jembatan Timbang, sehingga akan terjadi tumpang tindih
dalam kontrol angkutan barang antara rencana UPPKB Kefamenanu dengan
jembatan timbang yang ada di TBI dan PLBN.

B. Analisis Kelayakan Operasional dan Dampak Lalu Lintas


1) Kondisi Jaringan Jalan dan Tata Guna Lahan di Sekitar UPPKB
Kondisi jaringan jalan pada ruas lokasi pembangunan UPPKB ini relatif baik
dengan tipe jalan yang cukup memadai yaitu 4/2 D. Kondisi tata guna lahan di
sekitar alternatif UPPKB Kefamenanu adalah lahan kosong namun terdapat
kantor DPRD Kab. Timor Tengah Utara yang bersebelahan dengan lahan UPPKB.

Gambar 6. 48 Kondisi Jaringan Jalan dan Tata Guna Lahan Sekitar UPPKB
Kefamenanu

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-414
2) Volume Lalu Lintas Angkutan Barang
Volume angkutan barang yang lewat pada ruas jalan ini adalah 363 kendaraan
angkutan barang. Jumlah tersebut akan bertambah seiring dengan
pembangunan Terminal Angkutan Barang Internasional.

Tabel 6. 64 Volume Lalu Lintas Angkutan Barang yang Melintas Alternatif UPPKB
Kefamenanu
Arus Lalu Lintas 60'
Waktu ARAH UTARA ARAH SELATAN
3 6a 6b 7a 7b 7c 3 6a 6b 7a 7b 7c
06.00 - 07.00 4 1 2 2 0 0 2 0 2 0 0 1
07.00 - 08.00 8 2 1 3 0 0 5 2 1 2 0 1
08.00 - 09.00 12 4 3 1 0 0 8 3 3 2 0 1
09.00 - 10.00 11 6 3 3 0 2 7 5 1 1 0 0
10.00 - 11.00 9 4 2 3 0 1 9 2 1 0 0 1
11.00 - 12.00 7 3 3 2 0 0 11 5 3 2 0 0
12.00 - 13.00 12 3 1 4 0 1 15 3 1 2 0 0
13.00 - 14.00 14 2 1 4 0 0 9 3 4 0 0 1
14.00 - 15.00 7 2 4 2 0 2 7 2 2 2 0 1
15.00 - 16.00 8 5 3 1 0 1 6 6 1 4 0 2
16.00 - 17.00 6 4 1 1 0 1 3 3 1 3 0 0
17.00 - 18.00 2 1 1 0 0 0 0 1 2 1 0 1
363 100 37 25 26 0 8 82 35 22 19 0 9
Sumber: Hasil Olah Data Konsultan, 2020
Keterangan:
3: Pick-up, Opelet, Sub-urban, Combi, Minibus ; 6a: Truk ringan 2 sumbu ; 6b: Truk
sedang 2 sumbu ; 7a: Truk 3 sumbu ; 7b: Truk Gandengan ; 7c: Truk Semi Trailer

3) Peramalan Volume Lalu Lintas Angkutan Barang


Adapun Metode yang digunakan dalam Menganggap bahwa
perkembangan angkutan barang secara otomatis berganda. Dengan
pertambahan angkutan barang awal. Metoda ini memperhatikan suatu saat
terjadi perkembangan menurun dan kemudian mantap. Rumus yang
digunakan :

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-415
An = Ao ( 1 + r )dn
Dimana : An = jumlah angkutan barang pada akhir tahun periode
Ao = jumlah angkutan barang pada awal proyeksi
r = rata-rata prosentase tambahan angkutan barang tiap tahun.
dn = kurun waktu proyeksi
Adapun tingkat pertumbuhan yang digunakan adalah 11% (BPS NTT 2019) hasil
yang didapat dari proyeksi tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 6. 65 Perkiraan Volume Lalu Lintas Angkutan Barang yang Melintas UPPKB
Kefamenanu
JENIS KENDARAAN
TAHUN VOLUME
Veh3 Veh6a Veh6b Veh7a Veh7b Veh7c
2020 363 182 72 47 45 0 17
2021 369 183 73 48 46 0 18
2022 374 184 74 49 47 0 19
2023 380 185 75 50 48 0 20
2024 385 186 76 51 49 0 21
2025 391 188 78 53 51 0 23
2026 396 189 79 54 52 0 24
2027 402 190 80 55 53 0 25
2028 407 191 81 56 54 0 26
2029 413 192 82 57 55 0 27
2030 419 193 83 58 56 0 28
2031 424 194 84 59 57 0 29
2032 430 195 85 60 58 0 30
2033 435 196 86 61 59 0 31
2034 441 198 88 63 61 0 33
2035 446 199 89 64 62 0 34
Sumber: Hasil Olah Data Konsultan, 2020
Keterangan:
3: Pick-up, Opelet, Sub-urban, Combi, Minibus ; 6a: Truk ringan 2 sumbu ; 6b: Truk 3
sumbu ; 7a: Truk 4 sumbu ; 7b: Truk Gandengan ; 7c: Truk Semi Trailer

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-416
4) Jenis Kendaraan Angkutan Barang yang Melintas
Jenis kendaraan angkutan barang yang melintas terdapat banyak jenis
kendaraan seperti kendaraan pick up, truk As 2 atau 3 bahkan truk trailer.

Persentase Kendaraan yang Lewat Lokasi Alternatif


UPPKB Kefamenanu
4,68%

12,40%
32,78%

50,14%

Mobil pick-up Truk 2as Truk 3 as Truk semi-trailer

Gambar 6. 49 Prosentase Jenis Kendaraan yang Melintas Lokasi ALternatif


UPPKB Kefamenanu

5) Jenis Barang yang Diangkut


Jenis barang yang diangkut juga bermacam-macam mulai dari komoditi
pertanian, bahan galian tambang atau bahan makanan untuk keperluan
sehari-hari.

Jenis Barang yang Lewat Alternatif UPPKB


Kefamenanu
0,1%
9,9%
21,2%
11,2%
1,7%

14,6%

41,3%

Hasil Pertanian Bahan Makan


Pertambangan Bahan Cair
Kayu dan olahannya Barang Kebutuhan Lainnya

Sumber: Hasil Olah Data Asal Tujuan Transportasi Nasional (ATTN), 2016
Gambar 6. 50 Jenis Barang yang Melintas Alternatif UPPKB Kefamenanu

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-417
6) Jenis Peralatan dan Sistem Informasi yang Digunakan
Jenis peralatan dan sistem informasi yang digunakan mengacu pada Surat
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: SK.736/AJ.108/DRJD/2017
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan Bermotor di
Jalan.

7) Prosedur Penimbangan Kendaraan Bermotor


Prosedur penimbangan Kendaraan Bermotor mengacu pada Surat Keputusan
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: SK.736/AJ.108/DRJD/2017
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan
Bermotor di Jalan.

8) Prediksi Dampak Lalu Lintas Pada Tahap Konstruksi, Pengoperasian, dan


Pengembangan Kedepan
Beberapa dampak yang mungkin ditimbulkan pada tahap konstruksi,
pengoperasian dan pengembangan ke depan adalah:
• Dampak lalu lintas pada tahap konstruksi
➢ Gangguan lalu lintas di rute-rute yang dilewati kendaraan berat proyek.
➢ Gangguan lalu lintas akibat manuver kendaraan-kendaraan berat
proyek serta kendaraan proyek lainnya pada waktu masuk
maupun keluar proyek.
➢ Pengaruh yang signifikan terhadap gangguan kelancaran lalu lintas, yaitu
apabila terdapat truk pengangkut material bangunan yang parkir di
pinggir jalan (on street parking) pada saat menunggu giliran melakukan
bongkar muat material bangunan (loading dan unloading), karena akan
mengurangi kapasitas jalan yang ada.
➢ Potensi badan jalan digunakan untuk parkir oleh para pekerja proyek.
➢ Ceceran tanah dari kendaraan proyek yang mengakibatkan jalan
menjadi licin.
➢ Manuver dari truk pengangkut tanah dan material bangunan yang
umumnya berdimensi (ukuran) lebih besar dibandingkan dengan
kendaraan pribadi dan sepeda motor sehingga memerlukan ruang yang
cukup lebar untuk akses masuk dan keluar.
➢ Adanya truk pengangkut material yang tidak memakai penutup material
dan kendaraan pengangkut peralatan yang tidak sesuai dengan
persyaratan pengangkutan yang berlaku.
➢ Potensi rawan kecelakaan akibat kendaraan proyek yang keluar masuk
proyek serta kondisi jalan yang menikung dan tidak datar dekat lokasi
proyek.
➢ Kerusakan jalan di sekitar lokasi proyek.
• Dampak lalu lintas pada tahap pengoperasian

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-418
➢ Gangguan lalu lintas akibat manuver kendaraan-kendaraan angkutan
barang pada waktu masuk maupun keluar UPPKB.
➢ Potensi rawan kecelakaan akibat kendaraan angkutan barang yang
keluar masuk UPPKB serta kondisi jalan yang menikung dan tidak datar
dekat lokasi UPPKB.
➢ Potensi badan jalan digunakan untuk antrian kendaraan angkutan
barang.
• Dampak lalu lintas pada tahap pengembangan
Dampak lalu lintas pada tahap pengembangan kedepan adalah akan
berkembangnya tempat kegiatan ekonomi dan pemukiman. Hal ini akan
berdampak pada bertambahnya volume lalu lintas di sekitar lokasi UPPKB.
Dengan bertambahnya volume lalu lintas akan berpotensi timbul antrian
dan rawan kecelakaan.

9) Mitigasi Penanganan Dampak Lalu Lintas


Beberapa upaya mitigasi dampak lalu lintas pembangunan Watutoru adalah:
• Mitigasi penanganan lalu lintas pada tahap konstruksi
➢ Pembuatan akses pintu keluar masuk proyek minimal 10 meter dengan
radius tikung 8 meter (R8)
➢ Material, peralatan konstruksi dan kendaraan ditempatkan disisi yang
kosong dari lokasi tapak pembangunan, dan dilarang menempatkan
material di jalur sirkulasi pergerakan kendaraan.
➢ Pengaturan waktu angkutan material dan peralatan dengan
memperhatikan kondisi kepadatan lalu lintas sekitar.
➢ Perlu adanya petugas baik yang disediakan dari pihak pengembang
yang berpengalaman yang membantu kelancaran pergerakan
keluar/masuk kendaraan (dilengkapi dengan peralatan yang lengkap).
➢ Pengecekan, untuk memeriksa dan menjaga kebersihan truk terutama
roda dari ceceran material dan perlu dilakukan
pembilasan/pembersihan, agar truk keluar dari proyek dalam keadaan
bersih (agar ceceran material dan sebagainya tidak membahayakan
pengendara lainnya).
➢ Penyediaan ruang untuk pencucian truk di dalam areal lokasi proyek.
➢ Bertanggung jawab membersihkan ceceran tanah/material konstruksi
pada ruas jalan minimal dengan radius hingga 100 meter dari lokasi
pembangunan dan sepanjang jalur pengangkutan.
➢ Pemasangan perlengkapan jalan yang diperlukan seperti rambu, lampu
warning lamp/lampu flashing (rambu menggunakan mata kucing yang
terlihat jika malam hari).
➢ Memasang lampu penerangan jalan di depan kawasan pembangunan,
pada saat melakukan aktifitas proyek di malam hari.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-419
➢ Untuk setiap pengangkutan material diharuskan tidak mengganggu
lingkungan, sehingga diutamakan tertutup baik pengangkutan peralatan
dipastikan peralatan dalam kondisi terkunci aman sesuai dengan
persyaratan pengangkutan yang berlaku.
➢ Untuk angkutan material diberikan bamier/stiker dengan tulisan
“angkutan material kegiatan pembangunan UPPKB dan layanan
pengaduan di 081xxxxx”.
➢ Pemberian informasi di depan kawasan pembagunan untuk layanan
pengaduan kegiatan konstruksi di 081xxxxx”, untuk dapat segera
ditindaklanjuti oleh Pengembang/Kontraktor.
➢ Perlunya menyediakan fasilitas parkir untuk pekerja, dan dilarang
menggunakan badan jalan {off-streetparking), parkir disediakan di dalam
kawasan.
➢ Pemilihan jenis angkutan ini disesuaikan dengan kondisi jalan yang ada
(daya dukung jalan).
➢ Sanggup melakukan perbaikan jalan yang mengalami kerusakan akibat
pengangkutan material dan peralatan dengan radius hingga 100 meter
dari lokasi pembangunan dan sepanjang jalur pengangkutan yang
menggunakan jalan lingkungan.
➢ Selalu berkoordinasi dengan pihak instansi terkait seperti Kementerian
Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (Kemen. PUPR), Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan
Umum/Bina Marga, Satpol PP, dan Kepolisian untuk kelancaran tahap
konstruksi.
• Mitigasi penanganan pada tahap pengoperasian
➢ Perlu adanya petugas yang disediakan dari pihak UPPKB yang
berpengalaman yang membantu kelancaran pergerakan keluar/masuk
kendaraan (dilengkapi dengan peralatan yang lengkap).
➢ Pemasangan perlengkapan jalan yang diperlukan seperti rambu, lampu
warning lamp/lampu flashing (rambu menggunakan mata kucing yang
terlihat jika malam hari), dan PJU (penerangan jalan umum).
➢ Penyediaan tempat parkir kendaraan angkutan barang di dalam lokasi
UPPKB.
➢ Akses masuk dan keluar angkutan barang dibuat dengan lebar minimal
10 meter dan radius tikung minimal 12 meter (R12).
➢ Penyediaan fasilitas pejalan kaki.
• Mitigasi penanganan pada tahap pengembangan ke depan
➢ Penyediaan petugas yang disediakan dari pihak UPPKB dan tempat
kegiatan ekonomi yang berpengalaman yang membantu kelancaran
pergerakan keluar/masuk kendaraan (dilengkapi dengan peralatan
yang lengkap).

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-420
➢ Pemasangan perlengkapan jalan yang diperlukan seperti rambu, lampu
warning
lamp/lampu flashing (rambu menggunakan mata kucing yang terlihat
jika malam), PJU (penerangan jalan umum).
➢ Penyediaan fasilitas pejalan kaki

C. Analisis Kelayakan Ekonomi dan Finansial (Indikasi Besaran Biaya Pembangunan


UPPKB)
Pada Rencana Induk UPPKB Nasional terdapat simulasi perhitungan biaya
yang akan dikeluarkan untuk pembangunan UPPKB. Biaya tersebut kurang
lebih dapat digunakan sebagai acuan di dalam perencanaan
pembangunan UPPKB di Nusa Tenggara Timur. Terdapat beberapa rincian
alokasi pengeluaran di dalam pembangunan UPPKB baru yang ada di
dalam rencana induk yaitu:
a. Lahan Hibah / Tukar Guling : Rp -
b. RAB Pekerjaan Pematangan Lahan, Jalan Akses,
Jalan Sirkulasi * : Rp 5.378.182.300,00
c. RAB Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor : Rp 552.533.300,00
d. RAB Pekerjaan Pembangunan Mess Karyawan : Rp 634.343.600,00
e. RAB Pekerjaan Pembangunan Musholla : Rp 215.916,800,00
f. RAB Pekerjaan Pembangunan Pos Lalin : Rp 91.028.300,00
g. RAB Pekerjaan Pembangunan Gudang : RP 393.112.500,00
: Rp 7.265.116.800,00
*) Penyesuaian menjadi 19.000 m2 (Rencana Induk UPPKB hanya 6.000 m2)

Aspek manfaat pembangunan UPPKB akan dibandingkan dengan


pembangunan prasarana jalan dimana dianalogikan keberadaaan UPPKB akan
mengurangi kerusakan ruas jalan yang dilindungi UPPKB tersebut. Kerusakan jalan
6,5 % kali lebih cepat akibat angkutan barang yang melebihi tonase pada ruas
jalan (data Departemen PU, dalam Harian Kompas, 14 Februari 2008). Terkait
biaya preservasi jalan adalah mengacu pada kegiatan serupa oleh Kemen
PUPERA yang dilakukan di wilayah kajian yaitu Rp 550.000.000,00. Sedangkan
terkait rencana ruas jalan yang akan terlindungi oleh keberadaan UPPKB ini
adalah sebagai berikut.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-421
No.
No Nama Ruas Panjang (Km)
Ruas
1 31 BTS. KOTA SOE - NIKINIKI 20,4
2 32 NIKINIKI - NOELMUTI 44,22
3 33 NOELMUTI - BTS KOTA KEFAMENANU 6,11
4 34 BTS. KOTA KEFAMENANU - MAUBESI 12,7
5 35 MAUBESI - NESAM (KIUPUKAN) 13,96
6 39 BTS. KOTA KEFAMENANU - OLEFAUB 19,31
Total 116,7

Perhitungan aspek manfaat pembangunan alternative UPPKB Kefamenanu


dengan asumsi:
a. Kerusakan jalan 6,5% dari total 133,82 km yaitu 7,58 km
b. Biaya perbaikan jalan per km adalah Rp 550.000.000,00
c. Sehingga total biaya yang harus dikeluarkan untuk perbaikan kerusakan jalan
adalah Rp 4.172.025.000,00

Berdasarkan estimasi, dengan adanya pembangunan Alternatif UPPKB


Kefamenanu dengan perkiraan biaya sebesar Rp 7.265.116.800,00 diharapkan
dapat mengurangi Rp 4.172.025.000,00 guna perbaikan ruas jalan yang dilindungi
keberadaan UPPKB tersebut.

Tabel 6. 66 Analisis Kelayakan Ekonomi Alternatif UPPKB Kefamenanu


Tahun CASHFLOW
COST (Rp) BENEFIT (Rp) DF (12%) PV (COST) PV (BENEFIT)
Ke- (Rp)
-
1 7.265.116.800 0,8929 6.486.711.429
6.486.711.429
2 1.500.000.000 4.172.025.000 0,7972 1.195.790.816 3.325.912.787 2.130.121.971
3 1.560.000.000 4.338.906.000 0,7118 1.110.377.187 3.088.347.588 1.977.970.401
4 1.622.400.000 4.512.462.240 0,6355 1.031.064.530 2.867.751.332 1.836.686.801
5 1.687.296.000 4.692.960.730 0,5674 957.417.064 2.662.911.951 1.705.494.887
6 1.754.787.840 4.880.679.159 0,5066 889.030.131 2.472.703.954 1.583.673.824
Jumlah 15.389.600.640 22.597.033.128 11.670.391.157 14.417.627.612

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-422
Tahun CASHFLOW
COST (Rp) BENEFIT (Rp) DF (12%) PV (COST) PV (BENEFIT)
Ke- (Rp)
NPV 2.747.236.455
BCR 1,24
IRR 13,84%

Sumber: Hasil Olah Data Konsultan, 2020

Berdasarkan perhitungan analisis ekonomi dengan membandingkan biaya yang


dikeluarkan untuk investasi dan biaya operasional pembangunan UPPKB dengan
biaya preservasi jalan, maka pembangunan Alternatif UPPKB Kefamenanu
memiliki nilai NPV positif, dengan nilai BCR >1 pada tahun ke-6 (enam) dan nilai
IRR 13,84% atau > suku bunga yang ditetapkan.

D. Analisis Kelayakan Teknis Pembangunan


1) Topografi
Berdasarkan peta topografi pada Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Nusa Tenggara Timur lokasi rencana pembangun analternatif UPPKB di
Kefamenanu memiliki kelerengan 0,6 – 2,8%.

2) Kondisi Permukaan Tanah dan Kelandaian Permukaan Tanah


Kondisi permukaan (kelandaian) permukaan tanah pada lokasi lahan yang
akan direncanakan untuk pembangunan UPPKB Kefamenanu adalah berkisar
diantara 427 – 432 meter di atas permukaan laut dengan kelerengan tertinggi
berada di bagian belakang lahan tersebut sehingga memerlukan
pemotongan lahan agar memiliki kelerengan yang sama. Namun secara
keseluruhan lokasi ini memiliki kelandaian yang relatif datar.

Penampang Horizontal

Penampang Vertikal

Gambar 6. 51 Kondisi Kelandaian Permukaan Tanah Lokasi Alternatif UPPKB


Kefamenanu

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-423
3) Aliran Air Permukaan / Sistem Drainase
Kondisi topografi yang relatif datar mengakibatkan aliran dan sistem drainase
perlu diatur sedemikian rupa guna memperlancar aliran air sehingga tidak
menyebabkan genangan. Lahan tersebut belum ada saluran drainase
sehingga perlu adanya pembangunan dan perbaikan saluran drainase agar
tidak menimbulkan genangan atau banjir.

4) Meteorologi dan Geofisika: Cuaca, Suhu, Curah Hujan, Kelembaban Udara,


dan Arah Angin
Wilayah Nusa Tenggara Timur memiliki alam yang berbukit-bukit dengan iklim
yang kering. Musim kemarau lebih panjang, yaitu ± 8 bulan (April sampai
dengan Nopember), sedangkan musim hujan hanya 4 bulan (Desember
sampai dengan Maret). Suhu udara rata-rata 27,60ºC. Suhu terendah adalah
29,7˚C pada bulan Januari dan suhu tertinggi 33,5˚C pada bulan November.
Curah hujan rata-rata per bulan paling tingginya hanya mencapai 386,3 mm.
Musim kemaraunya sangat kering, bahkan selama empat bulan tidak pernah
terjadi hujan dan walaupun terjadi hujan, jumlahnya tidak lebih dari 290 mm,
bahkan lebih sering di bawah 100 mm.

5) Daya Dukung dan Struktur Tanah


Berdasarkan jenis tanah Berdasarkan jenis tanah lokasi Alternatif UPPKB
Kefamenanu, lokasi tersebut memiliki jenis tanah aluvial dengan struktur tanah
lanau. Struktur tanah lanau memilik struktur yang tidak rapat sehingga rawan
mengalami penurunan pondasi. Sehingga dalam pembangunan khususnya
terkait pondasi bangunan dan pondasi alur penimbangan direkomendasikan
menggunakan pondasi tiang pancang atau sumuran agar tetap stabil.

6) Infrastrukur dan Jaringan Utilitas


Lokasi rencana UPKKB ini terletak sangat dekat dengan pusat Kota
Kefamenanu sehingga jaringan infrastruktur maupun utilitas seperti listrik, air
bersih atau sinyal telepon sangat lancar di lokasi ini. Sehingga terkait aspek
infrastruktur dan jaringan utilitas relatif tidak ada permasalahan.
Berdasarkan data ITU (https://www.itu.int/itu-d/tnd-map-public/) diketahui di
sekitar lokasi rencana UPPKB Kefamenanu dilalui oleh jaringan kabel serat optik
dimana jaringan tersebut dikelola dan dimiliki oleh penyelenggara jaringan
Telkomsel dan cakupan selular yang tersedia adalah 2G. Adanya jaringan
kabel serat optik dapat mendukung sistem operasional UPPKB yang berbasis
online. Sedangkan terkait air bersih dapat membuat sumur sendiri untuk
memenuhi kebutuhan air bersih di lingkungan UPPKB tersebut.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-424
Atambua

Kefamenanu

Kupang

Gambar 6. 52 Jaringan Kabel Serat Optik

E. Analisis Kelayakan Lingkungan


1) Lingkungan Alam (Natural Environment)
Terdapat di lingkungan yang sepi penduduk dan berada di wilayah Kawasan
Rawan Bencana Gempabumi Tinggi, namun terhadap bencana alam lain
seperti banjir, tanah longsor dan lainnya relative kecil sehingga mendukung
rencana Pengembangan UPPKB ini.

2) Peruntukan Lahan
Sesuai dengan rencana pola ruang yang tertuang di dalam Rencana Tata
Ruang Nusa Tenggara Timur, lokasi yang akan diusulkan untuk alternatif
pembangunan UPPKB Kefamenanu merupakan lahan daerah perkantoran
pemerintah.

3) Penguasaan Lahan
Lahan yang akan diusulkan untuk alternatif pembangunan UPPKB Kefamenanu
merupakan lahan milik Pemda Kab. Timor Tengah Utara dengan
menggunakan upaya hibah.

F. Analisis Kelayakan Sosial dan Kelembagaan


1) Relokasi Penduduk
Pada lahan tempat usulan lokasi rencana akan dibangun UPPKB Kefamenanu
adalah lahan kosong dengan bentuk lahan memanjang ke belakang. Tidak
terdapat bangunan atau rumah penduduk di atas lahan tersebut sehingga
tidak ada kewajiban untuk melakukan relokasi penduduk.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-425
2) Keserasian dan Keseimbangan Dengan Budaya Setempat
Masyarakat sekitar mendukung proyek tersebut asal tidak melanggar terhadap
adat istiadat setempat dan dapat menghormati lingkungan sekitarnya.

3) Dampak UPPKB Kepada Masyarakat


Masyarakat sekitar mendukung adanya alih fungsi lahan tersebut menjadi
UPPKB dengan catatan pada saat pembangunan harus memiliki izin yang
resmi dan setelah beroperasi tidak menimbulkan permasalahan seperti
kemacetan lalu lintas dan sebagainya.

4) Kependudukan / Lapangan Kerja


Sebagian besar masyarakat di sekitar lokasi bergerak di bidang jasa, hal ini
akan mendukung sektor perekonomian masyarakat sekitar.

Tabel 6. 67 Rekapitulasi Penilaian Kelayakan Alternatif UPPKB Kefamenanu


No Kriteria Nilai Keterangan
1 Aspek Kelayakan Pengembangan Wilayah
Tidak terdapat rencana
a. Aspek Rencana Skala Wilayah 0 pembangunan UPPKB di Kabupaten
Timor Tengah Utara
Terdapat fasilitas jembatan timbang di
b. Aspek Rencana Skala Nasional 0
PLBN dan TBI

Nilai NVP Positif


2 Aspek Kelayakan Ekonomi Finansial 100 Nilai BCR ≥ 1 pada tahun ke-5
Nilai IRR > suku bunga yang ditetapkan

3 Aspek Kelayakan Teknis Pembangunan


a. Aspek Topografi 100 topografi 0,6 – 2,8 %
b. Aspek Kondisi Permukaan
100 kelandaian relatif datar
(Kelandaian) Tanah
c. Aspek Sistem Drainase 0 Belum ada sistem drainase
d. Aspek Meteorologi dan Geofisika 100 curah hujan rendah
Jenis tanah aluvial, memiliki struktur
e. Aspek Daya Dukung Struktur Tanah 100 padat kuat sehigga mampu menahan
beban denga baik.
f. Aspek Infrastruktur dan Jaringan sudah ada jaringan listrik dan jaringan
100
Utilitas serat optik

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-426
No Kriteria Nilai Keterangan
Aspek Kelayakan Operasional Dampak
4
Lalu Lintas
a. Aspek Kondisi Jaringan Jalan dan Dekat dengan pusat kegiatan dan
100
Tata Guna Lahan berada pada jalan lurus
b. Aspek Volume Lalu Lintas Angkutan volume lalu lintas sedang (100 - 500
50
Barang kendaraan / hari) = 363 kendaraan
volume lalu lintas sedang tahun 2025
c. Aspek Vol. Lalu Lintas Angkutan
50 (100 - 500 kendaraan / hari) = 391
Barang Masa Mendatang
kendaraan
d. Aspek Jenis Kendaraan Angkutan
50 Beberapa jenis angkutan barang
Barang
e. Aspek Jenis Barang yang Diangkut 50 Beberapa jenis barang
asumsi sesuai dengan Surat Keputusan
f. Aspek Jenis Peralatan dan Sistem
100 Direktur Jenderal Perhubungan Darat
Informasi
Nomor: SK.736/AJ.108/DRJD/2017
asumsi sesuai dengan Surat Keputusan
g. Aspek Prosedur Penimbangan
100 Direktur Jenderal Perhubungan Darat
Kendaraan Bermotor
Nomor: SK.736/AJ.108/DRJD/2017
asumsi sesuai dengan Surat Keputusan
h. Aspek Prediksi Dampak Lalu Lintas 100 Direktur Jenderal Perhubungan Darat
Nomor: SK.736/AJ.108/DRJD/2017
asumsi sesuai dengan Surat Keputusan
i. Aspek Mitigasi Penanganan Dampak
100 Direktur Jenderal Perhubungan Darat
Lalu Lintas
Nomor: SK.736/AJ.108/DRJD/2017

5 Aspek Kelayakan Lingkungan

Berada pada Kawasan Rawan


a. Aspek Lingkungan Alam 50
Bencana Gempabumi Tinggi
pada RTRW diperuntukan sebagai area
b. Aspek Peruntukan Lahan 100
perkantoran pemerintah
Lahan milik Pemda Kab. TTU sehingga
c. Aspek Penguasaan Lahan 100 dapat diupayakan penggunaan tanah
secara hibah

6 Aspek Kelayakan Sosial Kelembagaan


Tidak terdapat bangunan yang perlu
a. Aspek Relokasi Penduduk 100
direlokasi

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-427
No Kriteria Nilai Keterangan
Tidak bertentangan dengan budaya
b. Aspek Keserasian Budaya Setempat 100
sekitar
berdampak positif (sebagian besar
c. Aspek Dampak UPPKB Kepada penduduk bermata pencaharian
100
Masyarakat bidang perdagangan, jasa dan
pertanian)
d. Aspek Kependudukan / Lapangan akan menambah lapangan pekerjaan
100
Pekerjaan seperti warung makan atau bengkel
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2020

Berdasarkan penilaian diatas kemudian dikalikan bobot dari masing-masing


kriteria pembangunan UPPKB maka skor akhir kelayakan pembangunan UPPKB
akan didapatkan. Berikut Analisis Kelayakan pembangunan alternatif UPPKB
Kefmenanu.

Tabel 6. 68 Analisis Kelayakan Alternatif UPPKB Kefamenanu


Skor
No Kriteria Nilai Bobot Skor
Total
1 Aspek Kelayakan Pengembangan Wilayah
a, Aspek Rencana Skala Wilayah 100 0,43 0
b, Aspek Rencana Skala Nasional 0 0,57 0
TOTAL SKOR KELAYAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH 0,091 0 0

2 Aspek Kelayakan Ekonomi Finansial


TOTAL SKOR KELAYAKAN EKONOMI FINANSIAL 100 0,295 29,5 29,5

3 Aspek Kelayakan Teknis Pembangunan


a, Aspek Topografi 100 0,205 20,5
b, Aspek Kondisi Permukaan (Kelandaian) Tanah 100 0,233 23,3
c, Aspek Sistem Drainase 0 0,147 0
d, Aspek Meteorologi dan Geofisika 100 0,088 8,8
e, Aspek Daya Dukung Struktur Tanah 100 0,179 17,9
f, Aspek Infrastruktur dan Jaringan Utilitas 100 0,148 14,8
TOTAL SKOR KELAYAKAN TEKNIS PEMBANGUNAN 0,223 85,3 19,02

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-428
Skor
No Kriteria Nilai Bobot Skor
Total

4 Aspek Kelayakan Operasional Dampak Lalu Lintas

a, Aspek Kondisi Jaringan Jalan dan Tata Guna


100 0,185 18,5
Lahan
b, Aspek Volume Lalu Lintas Angkutan Barang
50 0,202 10,1
Eksisting
c, Aspek Vol. Lalu Lintas Angkutan Barang Masa
50 0,243 12,15
Mendatang
d, Aspek Jenis Kendaraan Angkutan Barang 50 0,112 5,6

e, Aspek Jenis Barang yang Diangkut 50 0,077 3,85

f, Aspek Jenis Peralatan dan Sistem Informasi 100 0,062 6,2

g, Aspek Prosedur Penimbangan Kendaraan


100 0,051 5,1
Bermotor

h, Aspek Prediksi Dampak Lalu Lintas 100 0,036 3,6

i, Aspek Mitigasi Penanganan Dampak Lalu Lintas 100 0,032 3,2


TOTAL SKOR KELAYAKAN OPERASIONAL DAMPAK
0,187 68,3 12,7721
LALU LINTAS

5 Aspek Kelayakan Lingkungan

a, Aspek Lingkungan Alam 50 0,453 22,65

b, Aspek Peruntukan Lahan 100 0,218 21,8


c, Aspek Penguasaan Lahan 100 0,329 32,9
TOTAL SKOR KELAYAKAN LINGKUNGAN 0,122 77,35 9,44

6 Aspek Kelayakan Sosial Kelembagaan

a, Aspek Relokasi Penduduk 100 0,394 39,4


b, Aspek Keserasian Budaya Setempat 100 0,142 14,2
c, Aspek Dampak UPPKB Kepada Masyarakat 100 0,257 25,7
d, Aspek Kependudukan / Lapangan Pekerjaan 100 0,207 20,7
TOTAL SKOR KELAYAKAN SOSIAL KELEMBAGAAN 0,082 100 8,20
SKOR TOTAL KELAYAKAN PEMBANGUNAN
78,93
ALTERNATIF UPPKB KEFAMENANU
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2020

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-429
6.5.3 Alternatif UPPKB di Kab. Sumba Timur (Pulau Sumba)
A. Analisis Kelayakan Pengembangan Wilayah
1) Rencana Skala Wilayah
Pada rencana tata ruang wilayah Nusa Tenggara Timur, belum direncanakan
pembangunan jembatan timbang di Kabupaten Sumba Timur.

2) Rencana Skala Nasional


Untuk skala nasional, berdasarkan Rencana Induk Nasional UPPKB tidak
terdapat rencana pengembangan UPPKB di Kabupaten Sumba Timur.

B. Analisis Kelayakan Operasional dan Dampak Lalu Lintas


1) Kondisi Jaringan Jalan dan Tata Guna Lahan di Sekitar UPPKB
Kondisi jaringan jalan pada ruas lokasi pembangunan UPPKB ini relatif baik
dengan tipe jalan 2/2 UD. Kondisi tata guna lahan di sekitar alternatif UPPKB
Sumba Timur adalah lahan kosong.

Gambar 6. 53 Kondisi Jaringan Jalan dan Tata Guna Lahan Sekitar UPPKB Sumba
Timur

2) Volume Lalu Lintas Angkutan Barang


Volume angkutan barang yang lewat pada ruas jalan ini relative kecil yaitu 196
kendaraan angkutan barang.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-430
Tabel 6. 69 Volume Lalu Lintas Angkutan Barang yang Melintas Alternatif UPPKB
Sumba Timur
Arus Lalu Lintas
Waktu ARAH WAINGAPU - PRAIPAHA ARAH PRAIPAHA - WAINGAPU
3 6a 6b 7a 7b 7c 3 6a 6b 7a 7b 7c
06.00 - 07.00 3 2 0 0 0 1 8 2 0 0 0 0
07.00 - 08.00 5 1 0 0 0 0 2 1 0 0 0 0
08.00 - 09.00 2 4 0 2 0 0 5 2 5 0 0 0
09.00 - 10.00 6 2 2 0 0 0 6 1 0 0 0 0
10.00 - 11.00 3 2 1 0 0 0 4 2 0 1 0 0
11.00 - 12.00 6 1 1 0 0 0 6 2 0 0 1 0
12.00 - 13.00 4 2 0 0 0 0 1 3 0 0 0 3
13.00 - 14.00 2 2 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0
14.00 - 15.00 5 6 0 0 1 2 2 5 5 0 0 0
15.00 - 16.00 2 0 0 0 0 0 8 2 0 0 0 0
16.00 - 17.00 7 5 0 0 0 0 1 6 0 0 0 0
17.00 - 18.00 6 7 0 0 0 0 3 4 0 2 0 0
196 51 34 4 2 1 3 54 30 10 3 1 3
Sumber: Hasil Olah Data Konsultan, 2020
Keterangan:
3: Pick-up, Opelet, Sub-urban, Combi, Minibus ; 6a: Truk ringan 2 sumbu ; 6b: Truk
sedang 2 sumbu ; 7a: Truk 3 sumbu ; 7b: Truk Gandengan ; 7c: Truk Semi Trailer

3) Peramalan Volume Lalu Lintas Angkutan Barang


Adapun Metode yang digunakan dalam Menganggap bahwa
perkembangan angkutan barang secara otomatis berganda. Dengan
pertambahan angkutan barang awal. Metoda ini memperhatikan suatu saat
terjadi perkembangan menurun dan kemudian mantap. Rumus yang
digunakan :
An = Ao ( 1 + r )dn
Dimana : An = jumlah angkutan barang pada akhir tahun periode
Ao = jumlah angkutan barang pada awal proyeksi
r = rata-rata prosentase tambahan angkutan barang tiap tahun.
dn = kurun waktu proyeksi

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-431
Adapun tingkat pertumbuhan yang digunakan adalah 11% (BPS NTT 2019) hasil
yang didapat dari proyeksi tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 6. 70 Perkiraan Volume Lalu Lintas Angkutan Barang yang Melintas UPPKB
Sumba Timur
JENIS KENDARAAN
TAHUN VOLUME
Veh3 Veh6a Veh6b Veh7a Veh7b Veh7c
2020 196 105 64 14 5 2 6
2021 203 106 65 15 6 3 7
2022 209 107 66 16 7 4 8
2023 216 108 67 17 8 5 9
2024 223 109 68 18 9 6 10
2025 229 111 70 20 11 8 12
2026 236 112 71 21 12 9 13
2027 243 113 72 22 13 10 14
2028 249 114 73 23 14 11 15
2029 256 115 74 24 15 12 16
2030 263 116 75 25 16 13 17
2031 269 117 76 26 17 14 18
2032 276 118 77 27 18 15 19
2033 283 119 78 28 19 16 20
2034 289 121 80 30 21 18 22
2035 296 122 81 31 22 19 23
Sumber: Hasil Olah Data Konsultan, 2020
Keterangan:
3: Pick-up, Opelet, Sub-urban, Combi, Minibus ; 6a: Truk ringan 2 sumbu ; 6b: Truk 3
sumbu ; 7a: Truk 4 sumbu ; 7b: Truk Gandengan ; 7c: Truk Semi Trailer

4) Jenis Kendaraan Angkutan Barang yang Melintas


Jenis kendaraan angkutan barang yang melintas terdapat banyak jenis
kendaraan seperti kendaraan pick up, truk As 2 atau 3 bahkan truk trailer.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-432
Gambar 6. 54 Prosentase Jenis Kendaraan yang Melintas Lokasi ALternatif UPPKB
Sumba Timur

5) Jenis Barang yang Diangkut


Jenis barang yang diangkut juga bermacam-macam mulai dari komoditi
pertanian, bahan galian tambang atau bahan makanan untuk keperluan
sehari-hari.

Gambar 6. 55 Jenis Barang yang Melintas Alternatif UPPKB Sumba Timur

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-433
6) Jenis Peralatan dan Sistem Informasi yang Digunakan
Jenis peralatan dan sistem informasi yang digunakan mengacu pada Surat
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: SK.736/AJ.108/DRJD/2017
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan Bermotor di
Jalan.

7) Prosedur Penimbangan Kendaraan Bermotor


Prosedur penimbangan Kendaraan Bermotor mengacu pada Surat Keputusan
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: SK.736/AJ.108/DRJD/2017 tentang
Pedoman Teknis Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan Bermotor di Jalan.

8) Prediksi Dampak Lalu Lintas Pada Tahap Konstruksi, Pengoperasian, dan


Pengembangan Kedepan
Beberapa dampak yang mungkin ditimbulkan pada tahap konstruksi,
pengoperasian dan pengembangan ke depan adalah:
• Dampak lalu lintas pada tahap konstruksi
➢ Gangguan lalu lintas di rute-rute yang dilewati kendaraan berat proyek.
➢ Gangguan lalu lintas akibat manuver kendaraan-kendaraan berat
proyek serta kendaraan proyek lainnya pada waktu masuk
maupun keluar proyek.
➢ Pengaruh yang signifikan terhadap gangguan kelancaran lalu lintas, yaitu
apabila terdapat truk pengangkut material bangunan yang parkir di
pinggir jalan (on street parking) pada saat menunggu giliran melakukan
bongkar muat material bangunan (loading dan unloading), karena akan
mengurangi kapasitas jalan yang ada.
➢ Potensi badan jalan digunakan untuk parkir oleh para pekerja proyek.
➢ Ceceran tanah dari kendaraan proyek yang mengakibatkan jalan
menjadi licin.
➢ Manuver dari truk pengangkut tanah dan material bangunan yang
umumnya berdimensi (ukuran) lebih besar dibandingkan dengan
kendaraan pribadi dan sepeda motor sehingga memerlukan ruang yang
cukup lebar untuk akses masuk dan keluar.
➢ Adanya truk pengangkut material yang tidak memakai penutup material
dan kendaraan pengangkut peralatan yang tidak sesuai dengan
persyaratan pengangkutan yang berlaku.
➢ Potensi rawan kecelakaan akibat kendaraan proyek yang keluar masuk
proyek serta kondisi jalan yang menikung dan tidak datar dekat lokasi
proyek.
➢ Kerusakan jalan di sekitar lokasi proyek.
• Dampak lalu lintas pada tahap pengoperasian

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-434
➢ Gangguan lalu lintas akibat manuver kendaraan-kendaraan angkutan
barang pada waktu masuk maupun keluar UPPKB.
➢ Potensi rawan kecelakaan akibat kendaraan angkutan barang yang
keluar masuk UPPKB serta kondisi jalan yang menikung dan tidak datar
dekat lokasi UPPKB.
➢ Potensi badan jalan digunakan untuk antrian kendaraan angkutan
barang.
• Dampak lalu lintas pada tahap pengembangan
Dampak lalu lintas pada tahap pengembangan kedepan adalah akan
berkembangnya tempat kegiatan ekonomi dan pemukiman. Hal ini akan
berdampak pada bertambahnya volume lalu lintas di sekitar lokasi UPPKB.
Dengan bertambahnya volume lalu lintas akan berpotensi timbul antrian
dan rawan kecelakaan.

9) Mitigasi Penanganan Dampak Lalu Lintas


Beberapa upaya mitigasi dampak lalu lintas pembangunan UPPKB Lingkar Kota
Kupang (KM 40) adalah:
• Mitigasi penanganan lalu lintas pada tahap konstruksi
➢ Pembuatan akses pintu keluar masuk proyek minimal 10 meter dengan
radius tikung 8 meter (R8)
➢ Material, peralatan konstruksi dan kendaraan ditempatkan disisi yang
kosong dari lokasi tapak pembangunan, dan dilarang menempatkan
material di jalur sirkulasi pergerakan kendaraan.
➢ Pengaturan waktu angkutan material dan peralatan dengan
memperhatikan kondisi kepadatan lalu lintas sekitar.
➢ Perlu adanya petugas baik yang disediakan dari pihak pengembang
yang berpengalaman yang membantu kelancaran pergerakan
keluar/masuk kendaraan (dilengkapi dengan peralatan yang lengkap).
➢ Pengecekan, untuk memeriksa dan menjaga kebersihan truk terutama
roda dari ceceran material dan perlu dilakukan
pembilasan/pembersihan, agar truk keluar dari proyek dalam keadaan
bersih (agar ceceran material dan sebagainya tidak membahayakan
pengendara lainnya).
➢ Penyediaan ruang untuk pencucian truk di dalam areal lokasi proyek.
➢ Bertanggung jawab membersihkan ceceran tanah/material konstruksi
pada ruas jalan minimal dengan radius hingga 100 meter dari lokasi
pembangunan dan sepanjang jalur pengangkutan.
➢ Pemasangan perlengkapan jalan yang diperlukan seperti rambu, lampu
warning lamp/lampu flashing (rambu menggunakan mata kucing yang
terlihat jika malam hari).

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-435
➢ Memasang lampu penerangan jalan di depan kawasan pembangunan,
pada saat melakukan aktifitas proyek di malam hari.
➢ Untuk setiap pengangkutan material diharuskan tidak mengganggu
lingkungan, sehingga diutamakan tertutup baik pengangkutan peralatan
dipastikan peralatan dalam kondisi terkunci aman sesuai dengan
persyaratan pengangkutan yang berlaku.
➢ Untuk angkutan material diberikan bamier/stiker dengan tulisan
“angkutan material kegiatan pembangunan UPPKB dan layanan
pengaduan di 081xxxxx”.
➢ Pemberian informasi di depan kawasan pembagunan untuk layanan
pengaduan kegiatan konstruksi di 081xxxxx”, untuk dapat segera
ditindaklanjuti oleh Pengembang/Kontraktor.
➢ Perlunya menyediakan fasilitas parkir untuk pekerja, dan dilarang
menggunakan badan jalan {off-streetparking), parkir disediakan di dalam
kawasan.
➢ Pemilihan jenis angkutan ini disesuaikan dengan kondisi jalan yang ada
(daya dukung jalan).
➢ Sanggup melakukan perbaikan jalan yang mengalami kerusakan akibat
pengangkutan material dan peralatan dengan radius hingga 100 meter
dari lokasi pembangunan dan sepanjang jalur pengangkutan yang
menggunakan jalan lingkungan.
➢ Selalu berkoordinasi dengan pihak instansi terkait seperti Kementerian
Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (Kemen. PUPR), Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan
Umum/Bina Marga, Satpol PP, dan Kepolisian untuk kelancaran tahap
konstruksi.
• Mitigasi penanganan pada tahap pengoperasian
➢ Perlu adanya petugas yang disediakan dari pihak UPPKB yang
berpengalaman yang membantu kelancaran pergerakan keluar/masuk
kendaraan (dilengkapi dengan peralatan yang lengkap).
➢ Pemasangan perlengkapan jalan yang diperlukan seperti rambu, lampu
warning lamp/lampu flashing (rambu menggunakan mata kucing yang
terlihat jika malam hari), dan PJU (penerangan jalan umum).
➢ Penyediaan tempat parkir kendaraan angkutan barang di dalam lokasi
UPPKB.
➢ Akses masuk dan keluar angkutan barang dibuat dengan lebar minimal
10 meter dan radius tikung minimal 12 meter (R12).
➢ Penyediaan fasilitas pejalan kaki.
• Mitigasi penanganan pada tahap pengembangan ke depan
➢ Penyediaan petugas yang disediakan dari pihak UPPKB dan tempat
kegiatan ekonomi yang berpengalaman yang membantu kelancaran

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-436
pergerakan keluar/masuk kendaraan (dilengkapi dengan peralatan
yang lengkap).
➢ Pemasangan perlengkapan jalan yang diperlukan seperti rambu, lampu
warning
lamp/lampu flashing (rambu menggunakan mata kucing yang terlihat
jika malam), PJU (penerangan jalan umum).
➢ Penyediaan fasilitas pejalan kaki

C. Analisis Kelayakan Ekonomi dan Finansial (Indikasi Besaran Biaya Pembangunan


UPPKB)
Pada Rencana Induk UPPKB Nasional terdapat simulasi perhitungan biaya yang
akan dikeluarkan untuk pembangunan UPPKB. Biaya tersebut kurang lebih dapat
digunakan sebagai acuan di dalam perencanaan pembangunan UPPKB di Nusa
Tenggara Timur. Terdapat beberapa rincian alokasi pengeluaran di dalam
pembangunan UPPKB baru yang ada di dalam rencana induk yaitu:
a. Pembebasan Lahan 1 Ha : Rp 3.000.000,00
b. RAB Pekerjaan Pematangan Lahan, Jalan Akses,
Jalan Sirkulasi * : Rp 2.689.091.150,00
c. RAB Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor : Rp 552.533.300,00
d. RAB Pekerjaan Pembangunan Mess Karyawan : Rp 634.343.600,00
e. RAB Pekerjaan Pembangunan Musholla : Rp 215.916,800,00
f. RAB Pekerjaan Pembangunan Pos Lalin : Rp 91.028.300,00
g. RAB Pekerjaan Pembangunan Gudang : RP 393.112.500,00
: Rp 7.576.025.650,00
*) Penyesuaian menjadi 10.000 m2 (Rencana Induk UPPKB hanya 6.000 m2)

Aspek manfaat pembangunan UPPKB akan dibandingkan dengan


pembangunan prasarana jalan dimana dianalogikan keberadaaan UPPKB akan
mengurangi kerusakan ruas jalan yang dilindungi UPPKB tersebut. Kerusakan jalan
6,5 % kali lebih cepat akibat angkutan barang yang melebihi tonase pada ruas
jalan (data Departemen PU, dalam Harian Kompas, 14 Februari 2008). Terkait
biaya preservasi jalan adalah mengacu pada kegiatan serupa oleh Kemen
PUPERA yang dilakukan di wilayah kajian yaitu Rp 550.000.000,00. Sedangkan
terkait rencana ruas jalan yang akan terlindungi oleh keberadaan UPPKB ini
adalah sebagai berikut.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-437
No.
No Nama Ruas Panjang (Km)
Ruas
1 43 BTS. KAB. SUMBA TIMUR - KM 35 32,82
2 44 KM. 35 BTS KOTA WAINGAPU 28,38
3 45 WAINGAPU MELOLO 57,85
Total 119,05

Perhitungan aspek manfaat pembangunan alternative UPPKB Kab. Sumba Timur


dengan asumsi:
1. Kerusakan jalan 6,5% dari total 119,05 km yaitu 7,7 km
2. Biaya perbaikan jalan per km adalah Rp 550.000.000,00
3. Sehingga total biaya yang harus dikeluarkan untuk perbaikan kerusakan jalan
adalah Rp 4.256.037.500,00
Berdasarkan estimasi, dengan adanya pembangunan Alternatif UPPKB Kab.
Sumba Timur dengan perkiraan biaya sebesar Rp 7.576.025.650,00 diharapkan
dapat mengurangi Rp 4.256.037.500,00 guna perbaikan ruas jalan yang dilindungi
keberadaan UPPKB tersebut.

Tabel 6. 71 Analisis Kelayakan Ekonomi Alternatif UPPKB Sumba Timur


Tahun DF CASHFLOW
COST (Rp) BENEFIT (Rp) PV (COST) PV (BENEFIT)
Ke- (12%) (Rp)
-
1 7.576.025.650 0,8929 6.764.308.616
6.764.308.616
2 1.500.000.000 3.082.722.500 0,7972 1.195.790.816 2.457.527.503 1.261.736.687
3 1.560.000.000 3.206.031.400 0,7118 1.110.377.187 2.281.989.824 1.171.612.638
4 1.622.400.000 3.334.272.656 0,6355 1.031.064.530 2.118.990.551 1.087.926.021
5 1.687.296.000 3.467.643.562 0,5674 957.417.064 1.967.634.083 1.010.217.019
6 1.754.787.840 3.606.349.305 0,5066 889.030.131 1.827.088.792 938.058.661
7 1.824.979.354 3.750.603.277 0,4523 825.527.979 1.696.582.449 871.054.471
8 1.897.978.528 3.900.627.408 0,4039 766.561.694 1.575.397.989 808.836.294
9 1.973.897.669 4.056.652.504 0,3606 711.807.288 1.462.869.561 751.062.273
10 2.052.853.576 4.218.918.604 0,3220 660.963.910 1.358.378.878 697.414.968
11 2.134.967.719 4.387.675.349 0,2875 613.752.202 1.261.351.815 647.599.613
12 2.220.366.427 4.563.182.363 0,2567 569.912.759 1.171.255.257 601.342.498
Jumlah 27.805.552.762 41.574.678.928 16.096.514.176 19.179.066.703

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-438
Tahun DF CASHFLOW
COST (Rp) BENEFIT (Rp) PV (COST) PV (BENEFIT)
Ke- (12%) (Rp)
NPV 3.082.552.527
BCR 1,19
IRR 7,95%
Sumber: Hasil Olah Data Konsultan, 2020
Berdasarkan perhitungan analisis ekonomi dengan membandingkan biaya yang
dikeluarkan untuk investasi dan biaya operasional pembangunan UPPKB dengan
biaya preservasi jalan, maka pembangunan Alternatif UPPKB Sumba Timur
memiliki nilai NPV positif, dengan nilai BCR >1 pada tahun ke-12 (dua belas) dan
nilai IRR 7,95% atau < suku bunga yang ditetapkan.

D. Analisis Kelayakan Teknis Pembangunan


1) Topografi
Berdasarkan peta topografi pada Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Nusa Tenggara Timur lokasi rencana pembangun analternatif UPPKB di
Sumba Timur memiliki kelerengan 0,3 – 9,5%.

2) Kondisi Permukaan Tanah dan Kelandaian Permukaan Tanah


Kondisi permukaan (kelandaian) permukaan tanah pada lokasi lahan yang
akan direncanakan untuk pembangunan UPPKB Sumba Timur adalah berkisar
diantara 625 – 633 meter di atas permukaan laut dengan kelerengan tertinggi
berada di bagian belakang lahan tersebut sehingga memerlukan
pemotongan lahan agar memiliki kelerengan yang sama. Namun secara
keseluruhan lokasi ini memiliki kelandaian yang relatif datar.
Penampang Horizontal

Penampang Vertikal

Gambar 6. 56 Kondisi Kelandaian Permukaan Tanah Lokasi Alternatif UPPKB


Sumba Timur

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-439
3) Aliran Air Permukaan / Sistem Drainase
Kondisi topografi yang relatif datar mengakibatkan aliran dan sistem drainase
perlu diatur sedemikian rupa guna memperlancar aliran air sehingga tidak
menyebabkan genangan. Lahan tersebut belum ada saluran drainase
sehingga perlu adanya pembangunan dan perbaikan saluran drainase agar
tidak menimbulkan genangan atau banjir.

4) Meteorologi dan Geofisika: Cuaca, Suhu, Curah Hujan, Kelembaban Udara,


dan Arah Angin
Wilayah Nusa Tenggara Timur memiliki alam yang berbukit-bukit dengan iklim
yang kering. Musim kemarau lebih panjang, yaitu ± 8 bulan (April sampai
dengan Nopember), sedangkan musim hujan hanya 4 bulan (Desember
sampai dengan Maret). Suhu udara rata-rata 27,60ºC. Suhu terendah adalah
29,7˚C pada bulan Januari dan suhu tertinggi 33,5˚C pada bulan November.
Curah hujan rata-rata per bulan paling tingginya hanya mencapai 386,3 mm.
Musim kemaraunya sangat kering, bahkan selama empat bulan tidak pernah
terjadi hujan dan walaupun terjadi hujan, jumlahnya tidak lebih dari 290 mm,
bahkan lebih sering di bawah 100 mm.

5) Daya Dukung dan Struktur Tanah


Berdasarkan jenis tanah lokasi Alternatif UPPKB Sumba Timur, lokasi tersebut
memiliki jenis tanah inceptisol dengan struktur tanah lempung. Struktur tanah
lempung memilik sifat mudah menyatu dengan air dan sangat mudah
terpengaruh dengan iklim. Sehingga dalam pembangunan khususnya terkait
pondasi bangunan dan pondasi alur penimbangan direkomendasikan
menggunakan pondasi pancang dalam, bored pile, atau jacking pile.

6) Infrastrukur dan Jaringan Utilitas


Lokasi rencana UPKKB ini terletak cukup jauh dari pusat Kota Waingapu dengan
jarak 37 km. untuk utilitas jaringan listrik sudah tersedia.
Berdasarkan data ITU (https://www.itu.int/itu-d/tnd-map-public/) diketahui di
sekitar lokasi rencana UPPKB Sumba Timur tidak dilalui oleh jaringan kabel serat
optik sehingga kurang dapat mendukung sistem operasional UPPKB yang
berbasis online dan cakupan selular yang teredia adalah 2G. Sedangkan
terkait air bersih dapat membuat sumur sendiri untuk memenuhi kebutuhan air
bersih di lingkungan UPPKB tersebut.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-440
Waingapu

LOKASI UPPKB

Gambar 6. 57 Jaringan Kabel Serat Optik dan Sebarangan Jaringan


Telekomunikasi
E. Analisis Kelayakan Lingkungan
1) Lingkungan Alam (Natural Environment)
Terdapat di lingkungan yang sepi penduduk dan berada di wilayah Kawasan
Rawan Bencana Gempabumi Tinggi, namun terhadap bencana alam lain
seperti banjir, tanah longsor dan lainnya relative kecil sehingga mendukung
rencana Pengembangan UPPKB ini.

2) Peruntukan Lahan
Sesuai dengan rencana pola ruang yang tertuang di dalam Rencana Tata
Ruang Nusa Tenggara Timur, lokasi yang akan diusulkan untuk alternatif
pembangunan UPPKB Sumba Timur merupakan lahan perkebunan.

3) Penguasaan Lahan
Lahan yang akan diusulkan untuk alternatif pembangunan UPPKB Sumba Timur
merupakan lahan milik warga dengan menggunakan upaya pembebasan
lahan dengan estimasi harga tanah sekitar Rp 300.000,00/m2.

F. Analisis Kelayakan Sosial dan Kelembagaan


1) Relokasi Penduduk
Pada lahan tempat usulan lokasi rencana akan dibangun UPPKB Sumba Timur
adalah lahan kosong dengan bentuk lahan melebar. Tidak terdapat
bangunan atau rumah penduduk di atas lahan tersebut sehingga tidak ada
kewajiban untuk melakukan relokasi penduduk.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-441
2) Keserasian dan Keseimbangan Dengan Budaya Setempat
Masyarakat sekitar mendukung proyek tersebut asal tidak melanggar terhadap
adat istiadat setempat dan dapat menghormati lingkungan sekitarnya.

3) Dampak UPPKB Kepada Masyarakat


Masyarakat sekitar mendukung adanya alih fungsi lahan tersebut menjadi
UPPKB dengan catatan pada saat pembangunan harus memiliki izin yang
resmi dan setelah beroperasi tidak menimbulkan permasalahan seperti
kemacetan lalu lintas dan sebagainya.

4) Kependudukan / Lapangan Kerja


Sebagian besar masyarakat di sekitar lokasi bergerak di bidang pertanian, hal
ini akan mendukung sektor perekonomian masyarakat sekitar mereka.

Tabel 6. 72 Rekapitulasi Penilaian Kelayakan Alternatif UPPKB Kab. Sumba Timur


No Kriteria Nilai Keterangan
1 Aspek Kelayakan Pengembangan Wilayah
Tidak terdapat rencana
a. Aspek Rencana Skala Wilayah 0 pembangunan UPPKB di
Kabupaten Sumba Timur
Tidak termasuk dalam
b. Aspek Rencana Skala Nasional 0 perencanaan UPPKB pada
Rencana Induk UPPKB Nasional

Nilai NVP Positif


Nilai BCR ≥ 1 pada tahun ke-12
2 Aspek Kelayakan Ekonomi Finansial 50
Nilai IRR < suku bunga yang
ditetapkan

3 Aspek Kelayakan Teknis Pembangunan


a. Aspek Topografi 50 topografi 0,3 – 9,5 %
b. Aspek Kondisi Permukaan (Kelandaian)
100 kelandaian relatif datar
Tanah
c. Aspek Sistem Drainase 0 Belum terdapat sistem drainase
d. Aspek Meteorologi dan Geofisika 100 curah hujan rendah
Jenis tanah inceptisol, memilki
e. Aspek Daya Dukung Struktur Tanah 100
struktur lunak namun solid

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-442
No Kriteria Nilai Keterangan
sehingga mudah dan cocok
dijadikan lokasi pembangunan.
Jarak dengan pusat kegiatan
cukup jauh (37 km), tidak
f. Aspek Infrastruktur dan Jaringan Utilitas 50 dilewati oleh jaringan serat fiber
optik, cakupan jaringan seluler
sedikit

Aspek Kelayakan Operasional Dampak Lalu


4
Lintas
a. Aspek Kondisi Jaringan Jalan dan Tata Jalan lurus dengan tipe jalan 2/2
100
Guna Lahan UD
b. Aspek Volume Lalu Lintas Angkutan volume lalu lintas sedang = 196
50
Barang kendaraan/hari
c. Aspek Vol. Lalu Lintas Angkutan Barang volume lalu lintas sedang tahun
50
Masa Mendatang 2032 = 276 kendaraan/hari
d. Aspek Jenis Kendaraan Angkutan Beberapa jenis angkutan
50
Barang barang
e. Aspek Jenis Barang yang Diangkut 50 Beberapa jenis barang
asumsi sesuai dengan Surat
f. Aspek Jenis Peralatan dan Sistem Keputusan Direktur Jenderal
100
Informasi Perhubungan Darat Nomor:
SK.736/AJ.108/DRJD/2017
asumsi sesuai dengan Surat
g. Aspek Prosedur Penimbangan Keputusan Direktur Jenderal
100
Kendaraan Bermotor Perhubungan Darat Nomor:
SK.736/AJ.108/DRJD/2017
asumsi sesuai dengan Surat
Keputusan Direktur Jenderal
h. Aspek Prediksi Dampak Lalu Lintas 100
Perhubungan Darat Nomor:
SK.736/AJ.108/DRJD/2017
asumsi sesuai dengan Surat
i. Aspek Mitigasi Penanganan Dampak Keputusan Direktur Jenderal
100
Lalu Lintas Perhubungan Darat Nomor:
SK.736/AJ.108/DRJD/2017

5 Aspek Kelayakan Lingkungan


Berada pada Kawasan Rawan
a. Aspek Lingkungan Alam 50
Bencana Gempabumi Tinggi

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-443
No Kriteria Nilai Keterangan
pada RTRW diperuntukan
b. Aspek Peruntukan Lahan 100
sebagai lahan perkebunan
Lahan milik warga sehingga
c. Aspek Penguasaan Lahan 50 perlu adanya pembebasan
lahan

6 Aspek Kelayakan Sosial Kelembagaan


Tidak terdapat bangunan yang
a. Aspek Relokasi Penduduk 100
perlu direlokasi
Tidak bertentangan dengan
b. Aspek Keserasian Budaya Setempat 100
budaya sekitar
tidak berdampak (sebagian
c. Aspek Dampak UPPKB Kepada
50 besar penduduk bermata
Masyarakat
pencaharian pertanian)
akan menambah lapangan
d. Aspek Kependudukan / Lapangan
100 pekerjaan seperti warung
Pekerjaan
makan atau bengkel
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2020

Berdasarkan penilaian diatas kemudian dikalikan bobot dari masing-masing


kriteria pembangunan UPPKB maka skor akhir kelayakan pembangunan UPPKB
akan didapatkan. Berikut Analisis Kelayakan pembangunan alternatif UPPKB
Sumba Timur.

Tabel 6. 73 Analisis Kelayakan Alternatif UPPKB Kab. Sumba Timur


Skor
No Kriteria Nilai Bobot Skor
Total
1 Aspek Kelayakan Pengembangan Wilayah
a, Aspek Rencana Skala Wilayah 0 0,43 0
b, Aspek Rencana Skala Nasional 0 0,57 0

TOTAL SKOR KELAYAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH 0,091 0 0

2 Aspek Kelayakan Ekonomi Finansial


TOTAL SKOR KELAYAKAN EKONOMI FINANSIAL 50 0,295 14,75 14,75

3 Aspek Kelayakan Teknis Pembangunan

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-444
Skor
No Kriteria Nilai Bobot Skor
Total
a, Aspek Topografi 50 0,205 10,25
b, Aspek Kondisi Permukaan (Kelandaian) Tanah 100 0,233 23,3
c, Aspek Sistem Drainase 0 0,147 0
d, Aspek Meteorologi dan Geofisika 100 0,088 8,8
e, Aspek Daya Dukung Struktur Tanah 100 0,179 17,9
f, Aspek Infrastruktur dan Jaringan Utilitas 50 0,148 7,4
TOTAL SKOR KELAYAKAN TEKNIS PEMBANGUNAN 0,223 67,65 15,09

4 Aspek Kelayakan Operasional Dampak Lalu Lintas

a, Aspek Kondisi Jaringan Jalan dan Tata Guna Lahan 100 0,185 18,5
b, Aspek Volume Lalu Lintas Angkutan Barang Eksisting 50 0,202 10,1
c, Aspek Vol. Lalu Lintas Angkutan Barang Masa
50 0,243 12,15
Mendatang
d, Aspek Jenis Kendaraan Angkutan Barang 50 0,112 5,6

e, Aspek Jenis Barang yang Diangkut 50 0,077 3,85

f, Aspek Jenis Peralatan dan Sistem Informasi 100 0,062 6,2

g, Aspek Prosedur Penimbangan Kendaraan Bermotor 100 0,051 5,1

h, Aspek Prediksi Dampak Lalu Lintas 100 0,036 3,6

i, Aspek Mitigasi Penanganan Dampak Lalu Lintas 100 0,032 3,2


TOTAL SKOR KELAYAKAN OPERASIONAL DAMPAK LALU
0,187 68,3 12,7721
LINTAS

5 Aspek Kelayakan Lingkungan


a, Aspek Lingkungan Alam 50 0,453 22,65
b, Aspek Peruntukan Lahan 100 0,218 21,8
c, Aspek Penguasaan Lahan 50 0,329 16,45
TOTAL SKOR KELAYAKAN LINGKUNGAN 0,122 60,9 7,43

6 Aspek Kelayakan Sosial Kelembagaan

a, Aspek Relokasi Penduduk 100 0,394 39,4


b, Aspek Keserasian Budaya Setempat 100 0,142 14,2

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-445
Skor
No Kriteria Nilai Bobot Skor
Total
c, Aspek Dampak UPPKB Kepada Masyarakat 50 0,257 12,85
d, Aspek Kependudukan / Lapangan Pekerjaan 100 0,207 20,7
TOTAL SKOR KELAYAKAN SOSIAL KELEMBAGAAN 0,082 87,15 7,15
SKOR TOTAL KELAYAKAN PEMBANGUNAN ALTERNATIF
57,18
UPPKB SUMBA TIMUR
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2020

6.5.4 Alternatif UPPKB di Kec. Lembor (Kab. Manggarai)


A. Analisis Kelayakan Pengembangan Wilayah
1) Rencana Skala Wilayah
Pada rencana tata ruang wilayah Nusa Tenggara Timur, belum direncanakan
pembangunan jembatan timbang di Kabupaten Manggarai.

2) Rencana Skala Nasional


Untuk skala nasional, berdasarkan Rencana Induk Nasional UPPKB diperlukan
lokasi alternatif UPPKB untuk merelokasi UPPKB Nggorang

B. Analisis Kelayakan Operasional dan Dampak Lalu Lintas


1) Kondisi Jaringan Jalan dan Tata Guna Lahan di Sekitar UPPKB
Kondisi jaringan jalan pada ruas lokasi pembangunan UPPKB ini relatif baik
dengan tipe jalan 2/2 UD. Kondisi tata guna lahan di sekitar alternatif UPPKB Kab.
Manggarai adalah persawahan.

Gambar 6. 58 Kondisi Jaringan Jalan dan Tata Guna Lahan Sekitar UPPKB Kab.
Manggarai

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-446
2) Volume Lalu Lintas Angkutan Barang
Volume angkutan barang yang lewat pada ruas jalan ini relatif sedang yaitu 274
kendaraan angkutan barang.

Tabel 6. 74 Volume Lalu Lintas Angkutan Barang yang Melintas Alternatif UPPKB
Kab. Manggarai
Arus Lalu Lintas
Waktu ARAH MALWATAR - RUTENG ARAH RUTENG - MALWATAR
3 6a 6b 7a 7b 7c 3 6a 6b 7a 7b 7c
06.00 - 07.00 2 3 2 0 1 0 5 11 0 3 1 0
07.00 - 08.00 5 2 0 1 0 0 6 5 0 0 0 0
08.00 - 09.00 1 7 1 0 0 1 2 6 0 0 0 0
09.00 - 10.00 9 6 0 1 0 1 4 8 0 1 0 0
10.00 - 11.00 4 2 1 0 0 0 2 2 0 0 0 0
11.00 - 12.00 5 1 2 0 0 0 5 5 0 1 0 1
12.00 - 13.00 12 5 0 2 0 0 8 7 0 0 0 2
13.00 - 14.00 6 9 0 1 0 1 7 1 0 0 0 0
14.00 - 15.00 2 8 0 0 0 0 5 5 0 0 0 0
15.00 - 16.00 6 2 1 0 0 0 4 2 0 0 0 0
16.00 - 17.00 10 9 3 0 0 0 4 0 1 0 0 0
17.00 - 18.00 4 5 0 1 0 0 6 9 0 0 0 0
274 66 59 10 6 1 3 58 61 1 5 1 3
Sumber: Hasil Olah Data Konsultan, 2020
Keterangan:
3: Pick-up, Opelet, Sub-urban, Combi, Minibus ; 6a: Truk ringan 2 sumbu ; 6b: Truk
sedang 2 sumbu ; 7a: Truk 3 sumbu ; 7b: Truk Gandengan ; 7c: Truk Semi Trailer

3) Peramalan Volume Lalu Lintas Angkutan Barang


Adapun Metode yang digunakan dalam Menganggap bahwa
perkembangan angkutan barang secara otomatis berganda. Dengan
pertambahan angkutan barang awal. Metoda ini memperhatikan suatu saat
terjadi perkembangan menurun dan kemudian mantap. Rumus yang
digunakan :
An = Ao ( 1 + r )dn

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-447
Dimana : An = jumlah angkutan barang pada akhir tahun periode
Ao = jumlah angkutan barang pada awal proyeksi
r = rata-rata prosentase tambahan angkutan barang tiap tahun.
dn = kurun waktu proyeksi
Adapun tingkat pertumbuhan yang digunakan adalah 11% (BPS NTT 2019) hasil
yang didapat dari proyeksi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 6. 75 Perkiraan Volume Lalu Lintas Angkutan Barang yang Melintas UPPKB
Kab. Manggarai
JENIS KENDARAAN
TAHUN VOLUME
Veh3 Veh6a Veh6b Veh7a Veh7b Veh7c
2020 274 124 120 11 11 2 6
2021 281 125 121 12 12 3 7
2022 287 126 122 13 13 4 8
2023 294 127 123 14 14 5 9
2024 301 128 124 15 15 6 10
2025 307 130 126 17 17 8 12
2026 314 131 127 18 18 9 13
2027 321 132 128 19 19 10 14
2028 327 133 129 20 20 11 15
2029 334 134 130 21 21 12 16
2030 341 135 131 22 22 13 17
2031 347 136 132 23 23 14 18
2032 354 137 133 24 24 15 19
2033 361 138 134 25 25 16 20
2034 367 140 136 27 27 18 22
2035 374 141 137 28 28 19 23
Sumber: Hasil Olah Data Konsultan, 2020
Keterangan:
3: Pick-up, Opelet, Sub-urban, Combi, Minibus ; 6a: Truk ringan 2 sumbu ; 6b: Truk 3
sumbu ; 7a: Truk 4 sumbu ; 7b: Truk Gandengan ; 7c: Truk Semi Trailer

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-448
4) Jenis Kendaraan Angkutan Barang yang Melintas
Jenis kendaraan angkutan barang yang melintas terdapat banyak jenis
kendaraan seperti kendaraan pick up, truk As 2 atau 3 bahkan truk trailer.

Gambar 6. 59 Prosentase Jenis Kendaraan yang Melintas Lokasi ALternatif


UPPKB Kab. Manggarai

5) Jenis Barang yang Diangkut


Jenis barang yang diangkut juga bermacam-macam mulai dari komoditi
pertanian, bahan galian tambang atau bahan makanan untuk keperluan
sehari-hari.

Gambar 6. 60 Jenis Barang yang Melintas Alternatif UPPKB Kab. Manggarai

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-449
6) Jenis Peralatan dan Sistem Informasi yang Digunakan
Jenis peralatan dan sistem informasi yang digunakan mengacu pada Surat
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: SK.736/AJ.108/DRJD/2017
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan Bermotor di
Jalan.

7) Prosedur Penimbangan Kendaraan Bermotor


Prosedur penimbangan Kendaraan Bermotor mengacu pada Surat Keputusan
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: SK.736/AJ.108/DRJD/2017 tentang
Pedoman Teknis Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan Bermotor di Jalan.

8) Prediksi Dampak Lalu Lintas Pada Tahap Konstruksi, Pengoperasian, d an


Pengembangan Kedepan
Beberapa dampak yang mungkin ditimbulkan pada tahap konstruksi,
pengoperasian dan pengembangan ke depan adalah:
• Dampak lalu lintas pada tahap konstruksi
➢ Gangguan lalu lintas di rute-rute yang dilewati kendaraan berat proyek.
➢ Gangguan lalu lintas akibat manuver kendaraan-kendaraan berat
proyek serta kendaraan proyek lainnya pada waktu masuk
maupun keluar proyek.
➢ Pengaruh yang signifikan terhadap gangguan kelancaran lalu lintas, yaitu
apabila terdapat truk pengangkut material bangunan yang parkir di
pinggir jalan (on street parking) pada saat menunggu giliran melakukan
bongkar muat material bangunan (loading dan unloading), karena akan
mengurangi kapasitas jalan yang ada.
➢ Potensi badan jalan digunakan untuk parkir oleh para pekerja proyek.
➢ Ceceran tanah dari kendaraan proyek yang mengakibatkan jalan
menjadi licin.
➢ Manuver dari truk pengangkut tanah dan material bangunan yang
umumnya berdimensi (ukuran) lebih besar dibandingkan dengan
kendaraan pribadi dan sepeda motor sehingga memerlukan ruang yang
cukup lebar untuk akses masuk dan keluar.
➢ Adanya truk pengangkut material yang tidak memakai penutup material
dan kendaraan pengangkut peralatan yang tidak sesuai dengan
persyaratan pengangkutan yang berlaku.
➢ Potensi rawan kecelakaan akibat kendaraan proyek yang keluar masuk
proyek serta kondisi jalan yang menikung dan tidak datar dekat lokasi
proyek.
➢ Kerusakan jalan di sekitar lokasi proyek.
• Dampak lalu lintas pada tahap pengoperasian

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-450
➢ Gangguan lalu lintas akibat manuver kendaraan-kendaraan angkutan
barang pada waktu masuk maupun keluar UPPKB.
➢ Potensi rawan kecelakaan akibat kendaraan angkutan barang yang
keluar masuk UPPKB serta kondisi jalan yang menikung dan tidak datar
dekat lokasi UPPKB.
➢ Potensi badan jalan digunakan untuk antrian kendaraan angkutan
barang.
• Dampak lalu lintas pada tahap pengembangan
Dampak lalu lintas pada tahap pengembangan kedepan adalah akan
berkembangnya tempat kegiatan ekonomi dan pemukiman. Hal ini akan
berdampak pada bertambahnya volume lalu lintas di sekitar lokasi UPPKB.
Dengan bertambahnya volume lalu lintas akan berpotensi timbul antrian
dan rawan kecelakaan.

9) Mitigasi Penanganan Dampak Lalu Lintas


Beberapa upaya mitigasi dampak lalu lintas pembangunan UPPKB Lingkar Kota
Kupang (KM 40) adalah:
• Mitigasi penanganan lalu lintas pada tahap konstruksi
➢ Pembuatan akses pintu keluar masuk proyek minimal 10 meter dengan
radius tikung 8 meter (R8)
➢ Material, peralatan konstruksi dan kendaraan ditempatkan disisi yang
kosong dari lokasi tapak pembangunan, dan dilarang menempatkan
material di jalur sirkulasi pergerakan kendaraan.
➢ Pengaturan waktu angkutan material dan peralatan dengan
memperhatikan kondisi kepadatan lalu lintas sekitar.
➢ Perlu adanya petugas baik yang disediakan dari pihak pengembang
yang berpengalaman yang membantu kelancaran pergerakan
keluar/masuk kendaraan (dilengkapi dengan peralatan yang lengkap).
➢ Pengecekan, untuk memeriksa dan menjaga kebersihan truk terutama
roda dari ceceran material dan perlu dilakukan
pembilasan/pembersihan, agar truk keluar dari proyek dalam keadaan
bersih (agar ceceran material dan sebagainya tidak membahayakan
pengendara lainnya).
➢ Penyediaan ruang untuk pencucian truk di dalam areal lokasi proyek.
➢ Bertanggung jawab membersihkan ceceran tanah/material konstruksi
pada ruas jalan minimal dengan radius hingga 100 meter dari lokasi
pembangunan dan sepanjang jalur pengangkutan.
➢ Pemasangan perlengkapan jalan yang diperlukan seperti rambu, lampu
warning lamp/lampu flashing (rambu menggunakan mata kucing yang
terlihat jika malam hari).

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-451
➢ Memasang lampu penerangan jalan di depan kawasan pembangunan,
pada saat melakukan aktifitas proyek di malam hari.
➢ Untuk setiap pengangkutan material diharuskan tidak mengganggu
lingkungan, sehingga diutamakan tertutup baik pengangkutan peralatan
dipastikan peralatan dalam kondisi terkunci aman sesuai dengan
persyaratan pengangkutan yang berlaku.
➢ Untuk angkutan material diberikan bamier/stiker dengan tulisan
“angkutan material kegiatan pembangunan UPPKB dan layanan
pengaduan di 081xxxxx”.
➢ Pemberian informasi di depan kawasan pembagunan untuk layanan
pengaduan kegiatan konstruksi di 081xxxxx”, untuk dapat segera
ditindaklanjuti oleh Pengembang/Kontraktor.
➢ Perlunya menyediakan fasilitas parkir untuk pekerja, dan dilarang
menggunakan badan jalan {off-streetparking), parkir disediakan di dalam
kawasan.
➢ Pemilihan jenis angkutan ini disesuaikan dengan kondisi jalan yang ada
(daya dukung jalan).
➢ Sanggup melakukan perbaikan jalan yang mengalami kerusakan akibat
pengangkutan material dan peralatan dengan radius hingga 100 meter
dari lokasi pembangunan dan sepanjang jalur pengangkutan yang
menggunakan jalan lingkungan.
➢ Selalu berkoordinasi dengan pihak instansi terkait seperti Kementerian
Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (Kemen. PUPR), Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan
Umum/Bina Marga, Satpol PP, dan Kepolisian untuk kelancaran tahap
konstruksi.
• Mitigasi penanganan pada tahap pengoperasian
➢ Perlu adanya petugas yang disediakan dari pihak UPPKB yang
berpengalaman yang membantu kelancaran pergerakan keluar/masuk
kendaraan (dilengkapi dengan peralatan yang lengkap).
➢ Pemasangan perlengkapan jalan yang diperlukan seperti rambu, lampu
warning lamp/lampu flashing (rambu menggunakan mata kucing yang
terlihat jika malam hari), dan PJU (penerangan jalan umum).
➢ Penyediaan tempat parkir kendaraan angkutan barang di dalam lokasi
UPPKB.
➢ Akses masuk dan keluar angkutan barang dibuat dengan lebar minimal
10 meter dan radius tikung minimal 12 meter (R12).
➢ Penyediaan fasilitas pejalan kaki.
• Mitigasi penanganan pada tahap pengembangan ke depan
➢ Penyediaan petugas yang disediakan dari pihak UPPKB dan tempat
kegiatan ekonomi yang berpengalaman yang membantu kelancaran

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-452
pergerakan keluar/masuk kendaraan (dilengkapi dengan peralatan
yang lengkap).
➢ Pemasangan perlengkapan jalan yang diperlukan seperti rambu, lampu
warning
lamp/lampu flashing (rambu menggunakan mata kucing yang terlihat
jika malam), PJU (penerangan jalan umum).
➢ Penyediaan fasilitas pejalan kaki

C. Analisis Kelayakan Ekonomi dan Finansial (Indikasi Besaran Biaya Pembangunan


UPPKB)
Pada Rencana Induk UPPKB Nasional terdapat simulasi perhitungan biaya yang
akan dikeluarkan untuk pembangunan UPPKB. Biaya tersebut kurang lebih dapat
digunakan sebagai acuan di dalam perencanaan pembangunan UPPKB di Nusa
Tenggara Timur. Terdapat beberapa rincian alokasi pengeluaran di dalam
pembangunan UPPKB baru yang ada di dalam rencana induk yaitu:
a. Pembebasan Lahan 1 Ha : Rp 3.000.000,00
b. RAB Pekerjaan Pematangan Lahan, Jalan Akses,
Jalan Sirkulasi * : Rp 2.689.091.150,00
c. RAB Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor : Rp 552.533.300,00
d. RAB Pekerjaan Pembangunan Mess Karyawan : Rp 634.343.600,00
e. RAB Pekerjaan Pembangunan Musholla : Rp 215.916,800,00
f. RAB Pekerjaan Pembangunan Pos Lalin : Rp 91.028.300,00
g. RAB Pekerjaan Pembangunan Gudang : RP 393.112.500,00
: Rp 7.576.025.650,00
*) Penyesuaian menjadi 10.000 m2 (Rencana Induk UPPKB hanya 6.000 m2)

Aspek manfaat pembangunan UPPKB akan dibandingkan dengan


pembangunan prasarana jalan dimana dianalogikan keberadaaan UPPKB akan
mengurangi kerusakan ruas jalan yang dilindungi UPPKB tersebut. Kerusakan jalan
6,5 % kali lebih cepat akibat angkutan barang yang melebihi tonase pada ruas
jalan (data Departemen PU, dalam Harian Kompas, 14 Februari 2008). Terkait
biaya preservasi jalan adalah mengacu pada kegiatan serupa oleh Kemen
PUPERA yang dilakukan di wilayah kajian yaitu Rp 550.000.000,00. Sedangkan
terkait rencana ruas jalan yang akan terlindungi oleh keberadaan UPPKB ini
adalah sebagai berikut.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-453
No.
No Nama Ruas Panjang (Km)
Ruas
1 001 LABUHAN BAJO - MALWATAR 62,16
2 002 MALWATAR BTS. KOTA RUTENG 61,15
Total 123,31

Perhitungan aspek manfaat pembangunan alternative UPPKB Kab. Manggarai


dengan asumsi:
1. Kerusakan jalan 6,5% dari total 123,31 km yaitu 8,0 km
2. Biaya perbaikan jalan per km adalah Rp 550.000.000,00
3. Sehingga total biaya yang harus dikeluarkan untuk perbaikan kerusakan jalan
adalah Rp 4.408.332.500,00

Berdasarkan estimasi, dengan adanya pembangunan Alternatif UPPKB Kab.


Manggarai dengan perkiraan biaya sebesar Rp 7.576.025.650,00 diharapkan
dapat mengurangi Rp 4.408.332.500,00 guna perbaikan ruas jalan yang dilindungi
keberadaan UPPKB tersebut.

Tabel 6. 76 Analisis Kelayakan Ekonomi Alternatif UPPKB Kec. Lembor (Kab. Manggarai)
Tahun DF CASHFLOW
COST (Rp) BENEFIT (Rp) PV (COST) PV (BENEFIT)
Ke- (12%) (Rp)
-
1 7.576.025.650 0,8929 6.764.308.616
6.764.308.616
2 1.500.000.000 4.408.332.500 0,7972 1.195.790.816 3.514.295.679 2.318.504.863
3 1.560.000.000 4.584.665.800 0,7118 1.110.377.187 3.263.274.559 2.152.897.373
4 1.622.400.000 4.768.052.432 0,6355 1.031.064.530 3.030.183.519 1.999.118.989
5 1.687.296.000 4.958.774.529 0,5674 957.417.064 2.813.741.839 1.856.324.775
6 1.754.787.840 5.157.125.510 0,5066 889.030.131 2.612.760.279 1.723.730.149
Jumlah 15.700.509.490 23.876.950.772 11.947.988.344 15.234.255.877

NPV 3.286.267.532
BCR 1,28
IRR 15,74%
Sumber: Hasil Olah Data Konsultan, 2020

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-454
Berdasarkan perhitungan analisis ekonomi dengan membandingkan biaya yang
dikeluarkan untuk investasi dan biaya operasional pembangunan UPPKB dengan
biaya preservasi jalan, maka pembangunan Alternatif UPPKB Kab. Manggarai
memiliki nilai NPV positif, dengan nilai BCR >1 pada tahun ke-6 (enam) dan nilai
IRR 15,74% atau > suku bunga yang ditetapkan.

D. Analisis Kelayakan Teknis Pembangunan


1) Topografi
Berdasarkan peta topografi pada Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Nusa Tenggara Timur lokasi rencana pembangun analternatif UPPKB di
Kab. Manggarai memiliki kelerengan 0,2 – 7,3%.

2) Kondisi Permukaan Tanah dan Kelandaian Permukaan Tanah


Kondisi permukaan (kelandaian) permukaan tanah pada lokasi lahan yang
akan direncanakan untuk pembangunan UPPKB Sumba Timur adalah berkisar
diantara 153 – 157 meter di atas permukaan laut dengan kelerengan tertinggi
berada di bagian belakang lahan tersebut sehingga memerlukan
pemotongan lahan agar memiliki kelerengan yang sama. Namun secara
keseluruhan lokasi ini memiliki kelandaian yang relatif datar.
Penampang Horizontal

Penampang Vertikal

Gambar 6. 61 Kondisi Kelandaian Permukaan Tanah Lokasi Alternatif UPPKB Kec.


Lembor (Kab. Manggarai)

3) Aliran Air Permukaan / Sistem Drainase


Kondisi topografi yang relatif datar mengakibatkan aliran dan sistem drainase
perlu diatur sedemikian rupa guna memperlancar aliran air sehingga tidak
menyebabkan genangan. Lahan tersebut belum ada saluran drainase
sehingga perlu adanya pembangunan dan perbaikan saluran drainase agar
tidak menimbulkan genangan atau banjir.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-455
4) Meteorologi dan Geofisika: Cuaca, Suhu, Curah Hujan, Kelembaban Udara,
dan Arah Angin
Wilayah Nusa Tenggara Timur memiliki alam yang berbukit-bukit dengan iklim
yang kering. Musim kemarau lebih panjang, yaitu ± 8 bulan (April sampai
dengan Nopember), sedangkan musim hujan hanya 4 bulan (Desember
sampai dengan Maret). Suhu udara rata-rata 27,60ºC. Suhu terendah adalah
29,7˚C pada bulan Januari dan suhu tertinggi 33,5˚C pada bulan November.
Curah hujan rata-rata per bulan paling tingginya hanya mencapai 386,3 mm .
Musim kemaraunya sangat kering, bahkan selama empat bulan tidak pernah
terjadi hujan dan walaupun terjadi hujan, jumlahnya tidak lebih dari 290 mm,
bahkan lebih sering di bawah 100 mm.

5) Daya Dukung dan Struktur Tanah


Berdasarkan jenis tanah lokasi Alternatif UPPKB Kec Lembor, lokasi tersebut
memiliki jenis tanah humus dengan struktur tanah lempung. Struktur tanah
lempung memilik sifat mudah menyatu dengan air dan sangat mudah
terpengaruh dengan iklim. Sehingga dalam pembangunan khususnya terkait
pondasi bangunan dan pondasi alur penimbangan direkomendasikan
menggunakan pondasi pancang dalam, bored pile, atau jacking pile.

6) Infrastrukur dan Jaringan Utilitas


Lokasi rencana UPKKB ini terletak cukup dekat dari pusat kegiatan yaitu Kota
Kecamatan Lembor dengan jarak 2 km. untuk utilitas jaringan listrik sudah
tersedia.
Berdasarkan data ITU (https://www.itu.int/itu-d/tnd-map-public/) diketahui di
sekitar lokasi rencana UPPKB Sumba Timur sudah dilalui oleh jaringan kabel serat
optik sehingga dapat mendukung sistem operasional UPPKB yang berbasis
online dan cakupan selular yang tersedia adalah 2G dengan luas cakupan
jaringan kecil. Sedangkan terkait air bersih dapat membuat sumur sendiri untuk
memenuhi kebutuhan air bersih di lingkungan UPPKB tersebut.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-456
Ruteng

LOKASI UPPKB

Gambar 6. 62 Jaringan Kabel Serat Optik dan Sebarangan Jaringan


Telekomunikasi
E. Analisis Kelayakan Lingkungan
1) Lingkungan Alam (Natural Environment)
Terdapat di lingkungan yang ramai penduduk dan berada di wilayah Kawasan
Rawan Bencana Gempabumi Sedang, namun terhadap bencana alam lain
seperti banjir, tanah longsor dan lainnya relative kecil sehingga mendukung
rencana Pengembangan UPPKB ini.

2) Peruntukan Lahan
Sesuai dengan rencana pola ruang yang tertuang di dalam Rencana Tata
Ruang Nusa Tenggara Timur, lokasi yang akan diusulkan untuk alternatif
pembangunan UPPKB Manggarai merupakan lahan pertanian.

3) Penguasaan Lahan
Lahan yang akan diusulkan untuk alternatif pembangunan UPPKB Sumba Timur
merupakan lahan milik warga dengan menggunakan upaya pembebasan
lahan dengan estimasi harga tanah sekitar Rp 300.000,00/m2.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-457
F. Analisis Kelayakan Sosial dan Kelembagaan
1) Relokasi Penduduk
Pada lahan tempat usulan lokasi rencana akan dibangun UPPKB Manggarai
adalah sawah dengan bentuk lahan persegi. Tidak terdapat bangunan atau
rumah penduduk di atas lahan tersebut sehingga tidak ada kewajiban untuk
melakukan relokasi penduduk.

2) Keserasian dan Keseimbangan Dengan Budaya Setempat


Masyarakat sekitar mendukung proyek tersebut asal tidak melanggar terhadap
adat istiadat setempat dan dapat menghormati lingkungan sekitarnya.

3) Dampak UPPKB Kepada Masyarakat


Masyarakat sekitar mendukung adanya alih fungsi lahan tersebut menjadi
UPPKB dengan catatan pada saat pembangunan harus memiliki izin yang
resmi dan setelah beroperasi tidak menimbulkan permasalahan seperti
kemacetan lalu lintas dan sebagainya.

4) Kependudukan / Lapangan Kerja


Sebagian besar masyarakat di sekitar lokasi bergerak di bidang pertanian, hal
ini akan mendukung sektor perekonomian masyarakat sekitar mereka.

Tabel 6. 77 Rekapitulasi Penilaian Kelayakan Alternatif UPPKB Kab. Manggarai


No Kriteria Nilai Keterangan
Aspek Kelayakan Pengembangan
1
Wilayah
Tidak terdapat rencana pembangunan
a. Aspek Rencana Skala Wilayah 0
UPPKB di Kabupaten Manggarai
berdasarkan Rencana Induk Nasional
b. Aspek Rencana Skala Nasional 100 UPPKB diperlukan lokasi alternatif UPPKB
untuk merelokasi UPPKB Nggorang

Nilai NVP Positif


2 Aspek Kelayakan Ekonomi Finansial 100 Nilai BCR ≥ 1 pada tahun ke-6
Nilai IRR > suku bunga yang ditetapkan

3 Aspek Kelayakan Teknis Pembangunan


a. Aspek Topografi 100 topografi 0,2 – 7,3 %
b. Aspek Kondisi Permukaan
100 kelandaian relatif datar
(Kelandaian) Tanah

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-458
No Kriteria Nilai Keterangan
c. Aspek Sistem Drainase 0 Belum ada sistem drainase
d. Aspek Meteorologi dan Geofisika 100 curah hujan rendah
Jenis tanah humus, memilki struktur lunak
e. Aspek Daya Dukung Struktur Tanah 100 namun solid sehingga mudah dan cocok
dijadikan lokasi pembangunan.
Jarak dengan pusat kegiatan dekat,
f. Aspek Infrastruktur dan Jaringan
100 dilewati oleh jaringan serat fiber optik,
Utilitas
cakupan jaringan seluler sedikit

Aspek Kelayakan Operasional Dampak


4
Lalu Lintas
a. Aspek Kondisi Jaringan Jalan dan
100 Jalan lurus dengan tipe jalan 2/2 UD
Tata Guna Lahan
b. Aspek Volume Lalu Lintas Angkutan volume lalu lintas sedang = 274
50
Barang kendaraan/hari
c. Aspek Vol. Lalu Lintas Angkutan volume lalu lintas sedang tahun 2030 =
50
Barang Masa Mendatang 341 kendaraan/hari
d. Aspek Jenis Kendaraan Angkutan
50 Beberapa jenis angkutan barang
Barang
e. Aspek Jenis Barang yang Diangkut 50 Beberapa jenis barang
asumsi sesuai dengan Surat Keputusan
f. Aspek Jenis Peralatan dan Sistem
100 Direktur Jenderal Perhubungan Darat
Informasi
Nomor: SK.736/AJ.108/DRJD/2017
asumsi sesuai dengan Surat Keputusan
g. Aspek Prosedur Penimbangan
100 Direktur Jenderal Perhubungan Darat
Kendaraan Bermotor
Nomor: SK.736/AJ.108/DRJD/2017
asumsi sesuai dengan Surat Keputusan
h. Aspek Prediksi Dampak Lalu Lintas 100 Direktur Jenderal Perhubungan Darat
Nomor: SK.736/AJ.108/DRJD/2017
asumsi sesuai dengan Surat Keputusan
i. Aspek Mitigasi Penanganan
100 Direktur Jenderal Perhubungan Darat
Dampak Lalu Lintas
Nomor: SK.736/AJ.108/DRJD/2017

5 Aspek Kelayakan Lingkungan


Tidak berada pada daerah rawan
a. Aspek Lingkungan Alam 100
bencana
pada RTRW diperuntukan sebagai lahan
b. Aspek Peruntukan Lahan 100
persawahan

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-459
No Kriteria Nilai Keterangan
Lahan milik warga sehingga perlu
c. Aspek Penguasaan Lahan 50
adanya pembebasan lahan

6 Aspek Kelayakan Sosial Kelembagaan


Tidak terdapat bangunan yang perlu
a. Aspek Relokasi Penduduk 100
direlokasi
Tidak bertentangan dengan budaya
b. Aspek Keserasian Budaya Setempat 100
sekitar
tidak berdampak (sebagian besar
c. Aspek Dampak UPPKB Kepada
50 penduduk bermata pencaharian
Masyarakat
pertanian)
d. Aspek Kependudukan / Lapangan akan menambah lapangan pekerjaan
100
Pekerjaan seperti warung makan atau bengkel
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2020

Berdasarkan penilaian diatas kemudian dikalikan bobot dari masing-masing


kriteria pembangunan UPPKB maka skor akhir kelayakan pembangunan UPPKB
akan didapatkan. Berikut Analisis Kelayakan pembangunan alternatif UPPKB Kab.
Manggarai.

Tabel 6. 78 Analisis Kelayakan Alternatif UPPKB Kab. Manggarai


Skor
No Kriteria Nilai Bobot Skor
Total
1 Aspek Kelayakan Pengembangan Wilayah
a, Aspek Rencana Skala Wilayah 0 0,43 0
b, Aspek Rencana Skala Nasional 100 0,57 57

TOTAL SKOR KELAYAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH 0,091 57 5,187

2 Aspek Kelayakan Ekonomi Finansial


TOTAL SKOR KELAYAKAN EKONOMI FINANSIAL 100 0,295 29,5 29,5

3 Aspek Kelayakan Teknis Pembangunan


a, Aspek Topografi 100 0,205 20,5
b, Aspek Kondisi Permukaan (Kelandaian) Tanah 100 0,233 23,3
c, Aspek Sistem Drainase 0 0,147 0
d, Aspek Meteorologi dan Geofisika 100 0,088 8,8

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-460
Skor
No Kriteria Nilai Bobot Skor
Total
e, Aspek Daya Dukung Struktur Tanah 100 0,179 17,9
f, Aspek Infrastruktur dan Jaringan Utilitas 100 0,148 14,8
TOTAL SKOR KELAYAKAN TEKNIS PEMBANGUNAN 0,223 85,3 19,02

4 Aspek Kelayakan Operasional Dampak Lalu Lintas

a, Aspek Kondisi Jaringan Jalan dan Tata Guna


100 0,185 18,5
Lahan
b, Aspek Volume Lalu Lintas Angkutan Barang
50 0,202 10,1
Eksisting
c, Aspek Vol. Lalu Lintas Angkutan Barang Masa
50 0,243 12,15
Mendatang
d, Aspek Jenis Kendaraan Angkutan Barang 50 0,112 5,6

e, Aspek Jenis Barang yang Diangkut 50 0,077 3,85

f, Aspek Jenis Peralatan dan Sistem Informasi 100 0,062 6,2

g, Aspek Prosedur Penimbangan Kendaraan


100 0,051 5,1
Bermotor

h, Aspek Prediksi Dampak Lalu Lintas 100 0,036 3,6

i, Aspek Mitigasi Penanganan Dampak Lalu Lintas 100 0,032 3,2


TOTAL SKOR KELAYAKAN OPERASIONAL DAMPAK LALU
0,187 68,3 12,7721
LINTAS

5 Aspek Kelayakan Lingkungan


a, Aspek Lingkungan Alam 100 0,453 45,3
b, Aspek Peruntukan Lahan 100 0,218 21,8
c, Aspek Penguasaan Lahan 50 0,329 16,45
TOTAL SKOR KELAYAKAN LINGKUNGAN 0,122 83,55 10,19

6 Aspek Kelayakan Sosial Kelembagaan

a, Aspek Relokasi Penduduk 100 0,394 39,4

b, Aspek Keserasian Budaya Setempat 100 0,142 14,2


c, Aspek Dampak UPPKB Kepada Masyarakat 50 0,257 12,85
d, Aspek Kependudukan / Lapangan Pekerjaan 100 0,207 20,7

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-461
Skor
No Kriteria Nilai Bobot Skor
Total
TOTAL SKOR KELAYAKAN SOSIAL KELEMBAGAAN 0,082 87,15 7,15
SKOR TOTAL KELAYAKAN PEMBANGUNAN ALTERNATIF
83,82
UPPKB KAB. MANGGARAI
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2020

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-462
6.6 REKOMENDASI LOKASI UPPKB DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
6.6.1 Rekapitulasi Nilai Kelayakan
Setelah dilakukan analisis kelayakan pembangunan UPPKB, maka hasil tersebut akan dibuatkan rekapitulasinya, yaitu
sebagai berikut:
Tabel 6. 79 Rekapitulasi Nilai Kelayakan Lokasi UPPKB

ASPEK KELAYAKAN UPPKB


TITIK OPERASIONAL TOTAL
NO LOKASI PENGEMBANGAN EKONOMI TEKNIS
KOORDINAT DAN DAMPAK LINGKUNGAN SOSIAL SKOR
WILAYAH FINANSIAL PEMBANGUNAN
LALU LINTAS
UPPKB
10°10'20.6"S
1 Nunbaun Sabu 9,1 0 22,30 18,7 10,19 4,97 65,26
123°33'49.8"E
(Eksisting)
UPPKB Oesapa 10°08'56.6"S
2 5,18 0 22,30 16,97 10,19 4,97 59,62
(Eksisting) 123°38'47.4"E
UPPKB
8°34'27.9"S
3 Nggorang 0 0 12,53 8,04 7,43 7,15 35,15
120°28'47.1"E
(Eksisting)
UPPKB Watu 8°32'44.0"S
4 0 14,75 15,13 6,15 10,19 7,15 53,37
ALo (Eksisting) 119°54'48.3"E
Alternatif
UPPKB Lingkar 10°13'34.55"S
5 3,91 29,5 16,74 16,81 10,19 8,20 85,35
Luar Kota 123°33'13.09"E
Kupang (Baru)

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-463
ASPEK KELAYAKAN UPPKB
TITIK OPERASIONAL TOTAL
NO LOKASI PENGEMBANGAN EKONOMI TEKNIS
KOORDINAT DAN DAMPAK LINGKUNGAN SOSIAL SKOR
WILAYAH FINANSIAL PEMBANGUNAN
LALU LINTAS
Alternatif
UPPKB 9°31'3.77"S
6 0 29,5 19,02 12,77 9,44 8,20 78,93
Kefamenanu 124°29'37.05"E
(Baru)
Alternatif
UPPKB Kab. 9°44'16.21" S
7 0 14,75 15,09 12,77 7,43 7,15 57,18
Sumba Timur 119°57'27.21"E
(Baru)
Alternatif
UPPKB Kab. 8°42'18.89"S
8 5,18 29,5 19,02 12,77 10,19 7,15 83,82
Manggarai 120° 9'26.94"E
(Baru)
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2020

Penentukan kelayakan Pengembangan UPPKB berdasarakan skor akhir dari nilai kelayakan, untuk skor <70 UPPKB tersebut tidak layak
dibangun/dikembangkan, sedangkan untuk skor >70 UPPKB tersebut tersebut layak dibangun/dikembangkan.

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-464
6.6.2 Rekomendasi UPPKB Eksisting
A. UPPKB Nunbaun Sabu
• Permasalahan
➢ UPPKB Nunbaun Sabu pada kondisi saat ini cukup efektif dalam
melaksanakan fungsi kontrol angkutan barang, karena berada pada jalan
lintas angkutan barang yang memiliki volume kendaraan yang tinggi
dimana jalan tersebut merupakan akses menuju Pelabuhan Kupang dan
kawasan industri dan pergudangan
➢ Dengan adanya kebijakan angkutan barang yang harus melalui Jalan
Lingkar Kota Kupang volume angkutan barang yang melewati UPKKB
Nunbaun Sabu masih tetap tinggi, sehingga pada masa mendatang UPPKB
Nunbaun Sabu masih tetap diperlukan dalam mengkontrol angkutan
barang di wilayah Kota Kupang
➢ Dari segi Pengembangan fasilitas pelayanan, UPPKB Nunbaun Sabu sangat
sulit dikembangkan hal ini karena lokasi UPPKB berada pada wilayah padat
penduduk sehingga memerlukan anggaran besar yang secara kelayakan
ekonomi tidak layak dikembangkan.
• Rekomendasi
UPPKB Nunbaun Sabu direkomendasikan untuk tetap dioperasikan sebagai
pendukung rencana UPPKB Lingkar Luang Kota Kupang dalam mengkontrol
angkutan barang di Kota Kupang dan sekitarnya.

B. UPPKB Oesapa
• Permasalahan
➢ Volume angkutan barang yang melintasi UPPKB Oesapa cukup tinggi,
namun jarak antara UPPKB Oesapa dengan UPPKB Nunbaun Sabu cukup
dekat (10,7 km) sehingga terjadi tumpang tindih dengan UPPKB Nunbaun
Sabu dalam kontrol angkutan barang karena berada pada jalan/rute
angkutan barang yang sama
➢ Dari segi Pengembangan fasilitas pelayanan, UPPKB Oesapa sangat sulit
dikembangkan hal ini karena ketersediaan lahan untuk Pengembangan
terbatas dan lokasi UPPKB berada pada wilayah padat penduduk
sehingga memerlukan anggaran besar yang secara kelayakan ekonomi
tidak layak dikembangkan.
• Rekomendasi
UPPKB Oesapa direkomendasikan untuk ditutup karena sudah ada UPPKB
Nunbaun Sabu yang sudah cukup baik dalam mengkontrol angkutan barang
di Kota Kupang dan sekitarnya.

C. UPPKB Nggorang
• Permasalahan

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-465
➢ Dalam Rencana Induk Nasional UPPKB, UPPKB Nggorang termasuk kedalam
UPPKB yang perlu direlokasi.
➢ Dari segi keselamatan lalu lintas Lokasi UPPKB Nggorang sangat tidak layak,
karena berada pada tikungan dengan elevasi jalan tanjakan dan turunan
sehingga meningkatkan resiko kecelakaan.
➢ Dari segi Pengembangan fasilitas pelayanan, UPPKB Nggorang sangat sulit
dikembangkan hal ini karena lahan yang ada di sekitar UPPKB Nggorang
berupa perbukitan curam sehingga memerlukan anggaran besar terutama
dalam pekerjaan cut & field yang secara kelayakan ekonomi tidak layak
dikembangkan.
• Rekomendasi
UPPKB Nggorang direkomendasikan untuk direlokasi di daerah Lembor
karena memiliki jalan lurus dan elevasi datar.

D. UPPKB Watu Alo


• Permasalahan
➢ Volume angkutan barang yang melintas di UPPKB Watu Alo relatif kecil dan
cakupan ruas jalan dalam kontrol angkutan barang juga kecil.
➢ Dari segi keselamatan lalu lintas Lokasi UPPKB Watu sangat tidak layak,
karena berlokasi di daerah degan topografi yang curam (19%)
➢ Dari segi Pengembangan fasilitas pelayanan, UPPKB Watu Alo sangat sulit
dikembangkan hal ini karena lahan yang ada di sekitar UPPKB Watu Alo
berupa perbukitan sehingga memerlukan anggaran besar terutama dalam
pekerjaan cut & field yang secara kelayakan ekonomi tidak layak
dikembangkan.
• Rekomendasi
UPPKB Watu ALo direkomendasikan untuk ditutup.

Tabel 6. 80 Rekomendasi UPPKB Eksisting di Provinsi Nusa Tenggara Timur

Nilai Kelayakan Layak/Tidak


No UPPKB Eksisting Rekomendasi
Pengembangan Layak

UPPKB Nunbaun Tetap


1 65,26 Tidak Layak
Sabu Dioperasikan
2 UPPKB Oesapa 59,62 Tidak Layak Ditutup

3 UPPKB Nggorang 35,15 Tidak Layak Direlokasi

4 UPPKB Watu ALo 53,37 Tidak Layak Ditutup


Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2020

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-466
6.6.3 Rekomendasi Pembangunan UPPKB Baru
Terkait rencana pembangunan usulan UPPKB baru di Provinsi NTT didasarkan pada
nilai kelayakan dari berbagai aspek dan akan disusun jadwal pembangunan
UPPKB sesuai dengan volume angkutan barang dimasa mendatang

Tabel 6. 81 Rekomendasi UPPKB Baru di Provinsi Nusa Tenggara Timur


Nilai
Layak/Tidak
No UPPKB BARU Kelayakan Rekomendasi
Layak
Pembangunan
UPPKB Liangkar Luar Jangka
1 85,35 Layak
Kota Kupang (KM 40) Pendek
UPPKB di Kefamenanu Jangka
2 78,93 Layak
(Kab. TTU) Panjang
UPPKB di Lembor (Kab. Jangka
83,82
3 Manggarai) Layak Menengah
Tidak
57,18
4 UPPKB di Sumba Timur Tidak Layak Dibangun
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2020

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-467
Tabel 6. 82 Jadwal Pembangunan UPPKB di Provinsi Nusa Tenggara Timur
Rencana Rencana
Rencana Jangka
Jangka Jangka Keterangan
No Rencana Lokasi Pendek
Menengah Panjang
2021 2022 2023 2024 - 2028 2029 - …
UPPKB Liangkar Luar
1 Kota Kupang (KM
40)
Dibanguan pada
jangka penjang
dengan melihat
efektifitas
UPPKB di
Jembatan
2 Kefamenanu (Kab.
Timbang yang ada
TTU)
di TBI dan PLBN
dalam
mengkontrol
angkutan barang
UPPKB di Lembor
3
(Kab. Manggarai)
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2020

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-468
Gambar 6. 63 Rencana Lokasi Pembangunan UPPKB di Provinsi Nusa Tenggara Timur

Laporan Akhir Penyusunan Feasibility Study (FS) Pembangunan UPPKB Maluku dan Nusa Tenggara Timur VI-469

You might also like