You are on page 1of 8

TINJAUAN PUSTAKA COVID-19: VIROLOGI, PATOGENESIS, DAN

MANIFESTASI KLINIS

Nur Indah Fitriani1

Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lampung


1

[Email korespondensi: nurindahfitriani01@gmail.com]

Abstract: Literature Review of Covid-19: Virology, Pathogenesis, and


Clinical Manifestations. Covid-19 was declared as pandemic by WHO on March
12th, 2020. Covid-19 has becomethe world’s major concern. Various researches
have been done to reveal the causative agent of Covid-19, along with its
pathogenesis and clinical manifestation. This article is using literature review
method through searching for publication articles in PubMed, Elsevier, and Springer
from 2020 publication. It was found that the causative agent of Covid-19 is RNA
virus which is classified in betacoronavirus genus. This virus is named SARS-CoV-2
and it uses ACE2 which is the extracellular membrane receptor expressed by the
host’s epithelial cell as its entrance. The infection of SARS-CoV-2 can cause
cytokine storm which leads to tissue damage and it can also lead to Acute
Respiratory Distress Syndrome (ADRS). There are various clinical manifestations of
Covid-19, it involves respiratory tract, gastrointestinal tract, and also neurologic
manifestation have been reported. The main symptoms of Covid-19 are fever, dry
cough, dyspnea, fatigue, myalgia, and headache.

Keywords:Covid-19, SARS-CoV-2, ACE2, pathogenesis, clinical manifestation

Abstrak:Tinjauan Pustaka Covid-19: Virologi, Patogenesis, dan Manifestasi


Klinis. Covid-19 dideklarasikan sebagai pandemik oleh WHO pada tanggal 12 Maret
2020. Hal ini membuat Covid-19 menjadi perhatian utama dunia. Berbagai
penelitian telah dilakukan untuk mengungkap agen penyebab Covid-19 serta
patogenesis dan manifestasi klinis pada pasien Covid-19. Penulisan ini
menggunakan metode studi literatur melalui penelusuran artikel publikasi pada
PubMed, Elsevier, dan Springer yang diterbitkan pada tahun 2020. Ditemukan
bahwa agen penyebab Covid-19 merupakan virus RNA yang berasal dari genus
betacoronavirus. Virus ini dinamakan SARS-CoV-2 dan menggunakan ACE2 yang
merupakan reseptor membran ekstraselular yang diekspresikan pada sel epitel
tubuh inang sebagai jalan masuknya. Infeksi dari SARS-CoV-2 dapat menyebabkan
badai sitokin yang berakibat pada kerusakan jaringan dan dapat menimbulkan
Acute Respiratory Distress Syndrome. Manifestasi klinis Covid-19 beragam,
melibatkan traktus respiratorius, traktus gastrointestinal, hingga dilaporkan
manifestasi neurologis. Gejala utama Covid-19 yaitu demam, batuk kering,
dispnea, fatigue, nyeri otot, dan sakit kepala.

Kata Kunci: Covid-19, SARS-CoV-2, ACE2, patogenesis, manifestasi klinis

PENDAHULUAN
Kasus pneumonia yang tidak menyebar ke berbagai provinsi lain di
diketahui penyebabnya pertama kali Cina, bahkan menyebar hingga ke
dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei, Thailand dan Korea Selatan dalam
Cina pada Desember 2019. Penyakit kurun waktu kurang dari satu bulan.
ini berkembang sangat pesat dan telah Pada 11 Februari 2020, World Health

Jurnal Medika Malahayati, Volume 4, Nomor 3, Juli 2020 194


Organization (WHO) mengumumkan Saat ini Covid-19 menjadi
nama penyakit ini sebagai Virus perhatian utama dunia. Cepatnya
CoronaDisease (Covid-19) yang penyebaran penyakit disertai
disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, penambahan kasus yang masih terus
yang sebelumnya disebut 2019-nCoV, melonjak, termasuk di Indonesia, serta
dan dinyatakan sebagai pandemik beragamnya manifestasi klinis Covid-
pada tanggal 12 Maret 2020 (Susilo 19 berpotensi pada kolapsnya sistem
dkk., 2020). kesehatan(Vollono dkk., 2020).
Berdasarkan laporan WHO, Penulisan artikel ini bertujuan
pada tanggal 30 Agustus 2020, untuk mengetahui dasar virologi,
terdapat 24.854.140 kasus konfirmasi patogenesis, dan beragamnya
Covid-19 di seluruh dunia dengan manifestasi klinis pada pasien Covid-
838.924 kematian (CFR 3,4%). 19 berdasarkan studi literatur dari
Wilayah Amerika memiliki kasus penelitian mengenai Covid-19 yang
terkonfirmasi terbanyak, yaitu telah ada.
13.138.912 kasus. Selanjutnya
wilayah Eropa dengan 4.205.708 METODE
kasus, wilayah Asia Tenggara dengan Metode yang digunakan pada
4.073.148 kasus, wilayah Mediterania penulisan artikel ini yaitu studi
Timur dengan 1.903.547 kasus, literatur. Studi literatur dilakukan
wilayah Afrika dengan 1.044.513 melalui penelusuran artikel publikasi
kasus, dan wilayah Pasifik Barat pada PubMed, Elsevier, dan Springer
dengan 487.571 kasus (World Health mengenai agen penyebab,
Organization, 2020). patogenesis, dan manifestasi klinis
Kasus konfirmasi Covid-19 di Covid-19 yang diterbitkan pada tahun
Indonesia masih terus bertambah. 2020. Melalui penelusuran tersebut,
Berdasarkan laporan Kemenkes RI, diperoleh 20 jurnal terkait.
pada tanggal 30 Agustus 2020 tercatat
172.053 kasus konfirmasi dengan PEMBAHASAN
angka kematian 7343 (CFR 4,3%). Virologi
DKI Jakarta memiliki kasus Virus Corona merupakan virus
terkonfirmasi kumulatif terbanyak, RNA dengan ukuran partikel 60-140
yaitu 39.037 kasus. Daerah dengan nm(Meng dkk., 2020; Zhu dkk.,
kasus kumulatif tersedikit yaitu Nusa 2020). Xu dkk. (2020) melakukan
Tenggara Timur dengan 177 kasus penelitian untuk mengetahui agen
(Kemenkes RI, 2020). penyebab terjadinya wabah di Wuhan
Seiring dengan terus dengan memanfaatkan rangkaian
meningkatnya kasus terkonfirmasi genom 2019-nCoV, yang berhasil
Covid-19, penelitian mengenai Covid- diisolasi dari pasien yang terinfeksi di
19 masih berlanjut hingga saat ini. Wuhan. Rangkaian genom 2019-nCoV
Berdasarkan penelitian Xu dkk., kemudian dibandingkan dengan SARS-
(2020) dan Zhu dkk., (2020), CoV dan MERS-CoV. Hasilnya,
ditemukan bahwa agen penyebab beberapa rangkaian genom 2019-nCoV
Covid-19 berasal dari genus yang diteliti nyaris identik satu sama
betacoronavirus, yang merupakan lain dan 2019-nCoV berbagi rangkaian
genus yang sama dengan agen genom yang lebih homolog dengan
penyebab Severe Acute Respiratory SARS-CoV dibanding dengan MERS-
Syndrome (SARS) dan Middle East CoV. Penelitian lebih lanjut oleh Xu
Respiratory Syndrome (MERS). Virus dkk. (2020) dilakukan untuk
dapat melewati membran mukosa, mengetahui asal dari 2019-nCoV dan
terutama mukosa nasal dan laring, hubungan genetiknya dengan virus
kemudian memasuki paru-paru melalui Corona lain dengan menggunakan
traktus respiratorius dan selanjutnya analisis filogenetik. Hasil penelitiannya
menuju organ target(Gennaro dkk., menunjukkan bahwa 2019-nCoV
2020).

Jurnal Medika Malahayati, Volume 4, Nomor 3, Juli 2020 195


termasuk dalam genus virus, yang tidak berperan dalam
betacoronavirus (Xu dkk., 2020). proses replikasi/transkripsi, berperan
Penelitian serupa untuk dalam mengkode 4 protein struktural,
mengetahui agen penyebab wabah di yaitu protein S (spike), protein E
Wuhan juga dilakukan oleh Zhu dkk. (envelope), protein M (membrane),
(2020). Hasil mikrograf elektron dari dan protein N (nucleocapsid)(Gennaro
partikel untai negatif 2019-nCoV dkk., 2020; Ye dkk., 2020).
menunjukkan bahwa morfologi virus Jalan masuk virus ke dalam sel
umumnya berbentuk bola dengan merupakan hal yang esensial untuk
beberapa pleomorfisme. Diameter transmisi. Seluruh virus Corona
virus bervariasi antara 60-140 nm. mengode glikoprotein permukaan,
Partikel virus memiliki protein spike yaitu protein spike (protein S), yang
yang cukup khas, yaitu sekitar 9-12 akan berikatan dengan reseptor inang
nm dan membuat penampakan virus dan menjadi jalan masuk virus ke
mirip seperti korona matahari. dalam sel. Untuk genus
Morfologi yang didapatkan oleh Zhu betacoronavirus, terdapat domain
dkk. (2020) serupa dengan family receptor binding pada protein S yang
Coronaviridae. memediasi interaksi antara reseptor
Hasil analisis filogenetik yang pada sel inang dan virus. Setelah
dilakukan oleh Zhu dkk.(2020) ikatan itu terjadi, protease pada inang
menunjukkan hasil yang sama dengan akan memecah protein S virus yang
penelitian Xu dkk. (2020), bahwa virus selanjutnya akan menyebabkan
ini masuk dalam genus terjadinya fusi peptida spike dan
betacoronavirus dengan subgenus memfasilitasi masuknya virus ke
yang sama dengan virus Corona yang dalam tubuh inang(Letkodkk., 2020).
menyebabkan wabah Severe Acute Mekanisme virulensi virus
Respiratory Syndrome(SARS) pada Corona berhubungan dengan fungsi
2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. protein non-struktural dan protein
International Virus Classification struktural. Penelitian telah
Commisson menamakan agen kausatif menekankan bahwa protein non-
ini sebagai SARS-CoV-2(Lingeswaran struktural mampu untuk memblok
dkk., 2020; Susilo dkk., 2020). respon imun innate inang. Protein E
Mekanisme virulensi virus pada virus memiliki peran krusial pada
corona berhubungan dengan protein patogenitas virus. Protein E akan
struktural dan protein non struktural. memicu pengumpulan dan pelepasan
Virus Corona menyediakan messenger virus(Gennaro dkk., 2020).
RNA (mRNA) yang dapat membantu
proses translasi dari proses Patogenesis
replikasi/transkripsi. Gen yang Virus dapat melewati membran
berperan dalam proses mukosa, terutama mukosa nasal dan
replikasi/transkripsi ini mencakup 2/3 laring, kemudian memasuki paru-paru
dari rangkaian RNA 5’-end dan dua melalui traktus respiratorius.
Open Reading Frame (ORF) yang Selanjutnya, virus akan menyerang
tumpang tindih, yaitu ORF1a dan organ target yang mengekspresikan
ORF1b. Dalam tubuh inang, virus Angiotensin Converting Enzyme 2
Corona melakukan sintesis poliprotein (ACE2), seperti paru-paru, jantung,
1a/1ab (pp1a/pp1ab). Proses sistem renal dan traktus
transkripsi pada sintesis pp1a/pp1ab gastrointestinal (Gennaro dkk., 2020).
berlangsung melalui kompleks Protein S pada SARS-CoV-2
replikasi-transkripsi di vesikel memfasilitasi masuknya virus corona
membran ganda dan juga berlangsung ke dalam sel target. Masuknya virus
melalui sintesis rangkaian RNA bergantung pada kemampuan virus
subgenomik. Terdapat 16 protein non untuk berikatan dengan ACE2, yaitu
struktural yang dikode oleh ORF. reseptor membran ekstraselular yang
Bagian 1/3 lainnya dari rangkaian RNA diekspresikan pada sel epitel, dan

Jurnal Medika Malahayati, Volume 4, Nomor 3, Juli 2020 196


bergantung pada priming protein S ke penyakit (Allegra dkk., 2020;
protease selular, yaitu TMPRSS2 Lingeswaran dkk., 2020).
(Handayanidkk., 2020; Kumar dkk., Infeksi dari virus mampu
2020; Lingeswaran dkk., 2020). memproduksi reaksi imun yang
Protein S pada SARS-CoV-2 dan berlebihan pada inang. Pada beberapa
SARS-CoV memiliki struktur tiga kasus, terjadi reaksi yang secara
dimensi yang hampir identik pada keseluruhan disebut “badai sitokin”.
domain receptor-binding. Protein S Badai sitokin merupakan peristiwa
pada SARS-CoV memiliki afinitas reaksi inflamasi berlebihan dimana
ikatan yang kuat dengan ACE2 pada terjadi produksi sitokin yang cepat dan
manusia. Pada analisis lebih lanjut, dalam jumlah yang banyak sebagai
ditemukan bahwa SARS-CoV-2 respon dari suatu infeksi. Dalam
memiliki pengenalan yang lebih baik kaitannya dengan Covid-19,
terhadap ACE2 pada manusia ditemukan adanya penundaan sekresi
dibandingkan dengan SARS-CoV. sitokin dan kemokin oleh sel imun
(Zhang dkk., 2020). innate dikarenakan blokade oleh
Periode inkubasi untuk COVID- protein non-struktural virus.
19 antara 3-14 hari. Ditandai dengan Selanjutnya, hal ini menyebabkan
kadar leukosit dan limfosit yang masih terjadinya lonjakan sitokin
normal atau sedikit menurun, serta proinflamasi dan kemokin (IL-6, TNF-
pasien belum merasakan gejala. α, IL-8, MCP-1, IL-1 β, CCL2, CCL5,
Selanjutnya, virus mulai menyebar dan interferon) melalui aktivasi
melalui aliran darah, terutama menuju makrofag dan limfosit. Pelepasan
ke organ yang mengekspresikan ACE2 sitokin ini memicu aktivasi sel imun
dan pasien mulai merasakan gejala adaptif seperti sel T, neutrofil, dan sel
ringan. Empat sampai tujuh hari dari NK, bersamaan dengan terus
gejala awal, kondisi pasien mulai terproduksinya sitokin proinflamasi.
memburuk dengan ditandai oleh Lonjakan sitokin proinflamasi yang
timbulnya sesak, menurunnya limfosit, cepat ini memicu terjadinya infiltrasi
dan perburukan lesi di paru. Jika fase inflamasi oleh jaringan paru yang
ini tidak teratasi, dapat terjadi Acute menyebabkan kerusakan paru pada
Respiratory Distress Syndrome(ARSD), bagian epitel dan endotel. Kerusakan
sepsis, dan komplikasi lain. Tingkat ini dapat berakibat pada terjadinya
keparahan klinis berhubungan dengan ARDS dan kegagalan multi organ yang
usia (di atas 70 tahun), komorbiditas dapat menyebabkan kematian dalam
seperti diabetes, penyakit paru waktu singkat (Gennaro dkk., 2020;
obstruktif kronis (PPOK), hipertensi, Lingeswaran dkk., 2020).
dan obesitas (Gennaro dkk., 2020; Seperti diketahui bahwa
Susilo dkk., 2020). transmisi utama dari SARS-CoV-2
Sistem imun innate dapat adalah melalui droplet. Akan tetapi,
mendeteksi RNA virus melalui RIG-I- ada kemungkinan terjadinya transmisi
like receptors, NOD-like receptors, dan melalui fekal-oral. Penelitian oleh Xiao
Toll-like receptors. Hal ini selanjutnya dkk. (2020) menunjukkan bahwa dari
akan menstimulasi produksi interferon 73 pasien yang dirawat karena Covid-
(IFN), serta memicu munculnya 19, terdapat 53,42% pasien yang
efektor anti viral seperti sel CD8+, sel diteliti positif RNA SARS- CoV-2 pada
Natural Killer (NK), dan makrofag. fesesnya. Bahkan, 23,29% dari pasien
Infeksi dari betacoronavirus lain, yaitu tersebut tetap terkonfirmasi positif
SARS-CoV dan MERS-CoV, dicirikan RNA SARS- CoV-2 pada fesesnya
dengan replikasi virus yang cepat dan meskipun pada sampel pernafasan
produksi IFN yang terlambat, terutama sudah menunjukkan hasil negatif.
oleh sel dendritik, makrofag, dan sel Lebih lanjut, penelitian juga
epitel respirasi yang selanjutnya diikuti membuktikan bahwa terdapat ekspresi
oleh peningkatan kadar sitokin ACE2 yang berlimpah pada sel
proinflamasi seiring dengan progres glandular gaster, duodenum, dan

Jurnal Medika Malahayati, Volume 4, Nomor 3, Juli 2020 197


epitel rektum, serta ditemukan protein keparahan pasien dengan infeksi
nukleokapsid virus pada epitel gaster, COVID-19. Sebanyak 2,7% pasien
duodenum, dan rektum. Hal ini mengalami sakit abdominal, 7,8%
menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 juga pasien mengalami diare, 5,6% pasien
dapat menginfeksi saluran pencernaan mengalami mual dan/atau muntah.
dan berkemungkinan untuk terjadi Manifestasi neurologis pada
transmisi melalui fekal-oral (Kumar pasien Covid-19 harus senantiasa
dkk., 2020; Xiao dkk., 2020). dipertimbangkan. Meskipun
manifestasi neurologis tersebut
Manifestasi Klinis merupakan presentasi awal. Virus
Covid-19 menjadi perhatian Corona dapat masuk pada sel yang
penting pada bidang medis, bukan mengekspresikan ACE2, yang juga
hanya karena penyebarannya yang diekspresikan oleh sel neuron dan sel
cepat dan berpotensi menyebabkan glial(Farley & Zuberi, 2020; Vollono
kolaps sistem kesehatan, tetapi juga dkk., 2020). Pada penelitian Vollono
karena beragamnya manifestasi klinis dkk. (2020), didapatkan seorang
pada pasien (Vollono dkk., 2020). pasien wanita 78 tahun terkonfirmasi
Spektrum klinis Covid-19 Covid-19mengalami focal status
beragam, mulai dari asimptomatik, epilepticus sebagai presentasi awal.
gejala sangat ringan, hingga kondisi Pasien memiliki riwayat status
klinis yang dikarakteristikkan dengan epileptikus pada dua tahun
kegagalan respirasi akut yang sebelumnya, akan tetapi pasien rutin
mengharuskan penggunaan ventilasi diterapi dengan asam valproat dan
mekanik dan support di Intensive Care levetiracetam dan bebas kejang
Unit (ICU). Ditemukan beberapa selama lebih dari dua tahun. Tidak ada
kesamaan manifestasi klinis antara gejala saluran pernapasan seperti
infeksi SARS-CoV-2 dan infeksi pneumonia dan pasien tidak
betacoronavirus sebelumnya, yaitu membutuhkan terapi oksigen.
SARS-CoV dan MERS-CoV. Beberapa Penelitian oleh Farley dan Zuberi
kesamaan tersebut diantaranya (2020) juga menunjukkan manifestasi
demam, batuk kering, gambaran neurologis pada pasien terkonfirmasi
opasifikasi ground-glass pada foto Covid-19 yaitu status epileptikus pada
toraks (Gennaro dkk., 2020; Huang pasien lelaki usia 8 tahun dengan
dkk., 2020). riwayat ADHD, motor tic, dan riwayat
Gejala klinis umum yang terjadi kejang sebelumnya.
pada pasien Covid-19, diantaranya CT toraks pada pasien dengan
yaitu demam, batuk kering, dispnea, Covid-19 pada umumnya
fatigue, nyeri otot, dan sakit kepala memperlihatkan opasifikasi ground-
(Lapostolle dkk., 2020; Lingeswaran glass dengan atau tanpa gabungan
dkk., 2020). Berdasarkan penelitian abnormalitas. CT toraks mengalami
yang dilakukan oleh Huang dkk. abnormalitas bilateral, distribusi
(2020), gejala klinis yang paling sering perifer, dan melibatkan lobus bawah.
terjadi pada pasien Covid-19 yaitu Penebalan pleural, efusi pleura, dan
demam (98%), batuk (76%), dan limfadenopati merupakan penemuan
myalgia atau kelemahan (44%). yang jarang didapatkan (Gennaro
Gejala lain yang terdapat pada pasien, dkk., 2020).
namun tidak begitu sering ditemukan Individu yang terinfeksi namun
yaitu produksi sputum (28%), sakit tanpa gejala dapat menjadi sumber
kepala 8%, batuk darah 5%, dan diare penularan SARS-CoV-2 dan beberapa
3%. Sebanyak 55% dari pasien yang diantaranya mengalami progres yang
diteliti mengalami dispnea. cepat, bahkan dapat berakhir pada
Gejala klinis yang melibatkan ARDS dengan case fatality rate tinggi
saluran pencernaan juga dilaporkan (Meng dkk., 2020). Penelitian yang
oleh Kumar dkk. (2020). Sakit dilakukan oleh Mengdkk. (2020)
abdominal merupakan indikator menunjukkan bahwa dari 58 pasien

Jurnal Medika Malahayati, Volume 4, Nomor 3, Juli 2020 198


tanpa gejala yang dites positif Covid- neurologis. Gambaran CT-Scan toraks
19 pada saat masuk RS, seluruhnya pada pasien Covid-19 yaitu opasitas
memiliki gambaran CT-Scan toraks ground-glass. Leukopenia,
abnormal. Penemuan tersebut berupa limfositopenia, dan trombositopenia
gambaran opasitas ground-glass pada pasien Covid-19 juga dilaporkan.
dengan distribusi perifer, lokasi
unilateral, dan paling sering mengenai DAFTAR PUSTAKA
dua lobus paru. Setelah follow up Allegra, A., Gioacchino, M. Di, Tonacci,
dalam jangka waktu singkat, 27,6% A., Musolino, C., & Gangemi, S.
pasien yang sebelumnya asimptomatik (2020). Immunopathology of
mulai menunjukkan gejala berupa SARS-CoV-2 Infection : Immune
demam, batuk, dan fatigue. Cells and Mediators , Prognostic
Leukopenia ditemukan sebagai Factors , and Immune-
abnormalitas yang paling sering Therapeutic Implications. Journal
terjadi. Berdasarkan penelitian Huang of Molecular Sciences, 21(4782),
dkk. (2020), ditemukan hitung sel 1–19.
darah putih kurang dari 4x109/L pada https://doi.org/10.3390/ijms2113
25% pasien, serta limfositopenia pada 4782
63% pasien dengan hitung limfosit Farley, M., & Zuberi, J. (2020).
kurang dari 1x109/L dan Penelitian COVID-19 Precipitating Status
oleh Guan dkk., (2020)juga Epilepticus in a Pediatric Patient.
menemukan leukopenia pada 33,7% Journal of Case Report, 21, 1–4.
pasien, limfositopenia pada 83,2% https://doi.org/10.12659/AJCR.92
pasien, dan trombositopenia pada 5776
36,2% pasien. Dilaporkan kasus Gennaro, F. Di, Pizzol, D., Marotta, C.,
trombositopenia berat yang muncul Antunes, M., Racalbuto, V.,
pada masa perawatan pasien Covid-19 Veronese, N., & Smith, L. (2020).
oleh Nham dkk., (2020) dengan Coronavirus Diseases ( COVID-19
trombositopenia yang terjadi pada 16 ) Current Status and Future
dari 194 pasien dan hitung platelet Perspectives : A Narrative Review.
pada 3 dari 16 pasien tersebut kurang International Journal of
dari 50.000/mm3. Dilaporkan juga Environmental Research and
trombositopenia ringan oleh Holshue Public HealthEnvironmental
dkk., (2020) dengan hitung platelet Research and Public Health,
122.000/mm3 pada hari ke-7 infeksi. 17(2690), 1–11.
Trombositopenia dapat terjadi karena https://doi.org/10.3390/ijerph170
infeksi virus itu sendiri atau 82690
disebabkan oleh obat yang digunakan Guan, W., Ni, Z., Hu, Y., Liang, W.,
untuk mengobati pneumonia. Ou, C., He, J., … Zhong, N.
Trombositopenia sendiri sering (2020). Clinical Characteristics of
ditemukan pada infeksi virus. Coronavirus Disease 2019 in
China. The New England Journal
KESIMPULAN of Medicine, 382(18), 1708–1720.
Berdasarkan studi literatur https://doi.org/10.1056/NEJMoa2
yang telah dilakukan, ditemukan agen 002032
penyebab Covid-19 yaitu SARS-CoV-2. Handayani, D., Hadi, D. R., Isbaniah,
Virus masuk ke dalam tubuh inang F., Burhan, E., & Agustin, H.
melalui ikatan antara protein S dengan (2020). Penyakit Virus Corona
ACE2 yang diekspresikan oleh sel 2019. Jurnal Respirologi
epitel inang. Gejala utama Covid-19 Indonesia, 40(2), 119–129.
yaitu demam, batuk kering, dispnea, Holshue, M. L., DeBolt, C., Lindquist,
fatigue, nyeri otot, dan sakit kepala. S., Lofy, K. H., Wiesman, J.,
Selain gejala-gejala tersebut, Bruce, H., … Pillai, S. K. (2020).
dilaporkan pula gejala pada traktus First Case of 2019 Novel
gastrointestinal dan manifestasi Coronavirus in the United States.

Jurnal Medika Malahayati, Volume 4, Nomor 3, Juli 2020 199


The New England Journal of COVID-19 : A Narrative Review.
Medicine, 382(10), 929–936. Indian Journal of Clinical
https://doi.org/10.1056/NEJMoa2 Biochemistry, 35(3), 260–273.
001191 https://doi.org/10.1007/s12291-
Huang, C., Wang, Y., Li, X., Ren, L., 020-00897-3
Zhao, J., Hu, Y., … Gu, X. (2020). Meng, H., Xiong, R., He, R., Lin, W.,
Clinical Features of Patients Hao, B., Zhang, L., & Lu, Z.
Infected with 2019 Novel (2020). CT Imaging and Clinical
Coronavirus in Wuhan , China. Course of Asymptomatic Cases
Lancet, 395, 497–506. with Covid-19 Pneumonia at
https://doi.org/10.1016/S0140- Admission in Wuhan, China.
6736(20)30183-5 Journal of Infection, 81(2020),
Kemenkes RI. (2020). Situasi Terkini e33–e39. Retrieved from
Perkembangan Novel Coronavirus https://doi.org/10.1016/j.jinf.202
(Covid-19). Retrieved August 31, 0.04.004
2020, from Nham, E., Ko, J.-H., Jeong, B.-H.,
https://covid19.kemkes.go.id/situ Huh, K., Cho, S. Y., Kang, C.-I., …
asi-infeksi-emerging/info-corona- Peck, K. R. (2020). Severe
virus/situasi-terkini- Thrombocytopenia in a Patient
perkembangan-coronavirus- with COVID-19. Infection and
disease-covid-19-31-agustus- Chemotherapy Case Report,
2020/#.X0y2bNwzZxQ 52(3), 1–5. Retrieved from
Kumar, C. V. S., Mukherjee, S., Harne, https://doi.org/10.3947/ic.2020.5
P. S., Subedi, A., Ganapathy, M. 2.e40
K., Patthipati, V. S., & Sapkota, B. Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C.
(2020). Novelty in the Gut : A W., Santoso, W. D., Yulianti, M.,
Systematic Review Analysis of the Sinto, R., … Yunihastuti, E.
Gastrointestinal Manifestations of (2020). Coronavirus Disease
COVID-19. BMJ Open 2019 : Tinjauan Literatur Terkini.
Gastroenterology, 7(e000417), 1– Jurnal Penyakit Dalam Indonesia,
9. 7(1), 45–67.
https://doi.org/10.1136/bmjgast- Vollono, C., Rollo, E., Romozzi, M.,
2020-000417 Frisullo, G., Servidei, S.,
Lapostolle, F., Schneider, E., Vianu, I., Borghetti, A., & Calabresi, P.
Dollet, G., Roche, B., Berdah, J., (2020). Focal Status Epilepticus
… Adnet, F. (2020). Clinical as Unique Clinical Feature of
Features of 1487 COVID ‑ 19 Covid-19: A Case Report.
Patients with Outpatient Europian Journal of Epilepsy,
Management in the Greater Paris : 78(2020), 109–112. Retrieved
the COVID ‑ Call Study. Internal from
and Emergency Medicine, https://doi.org/10.1016/j.seizure.
(0123456789). 2020.04.009
https://doi.org/10.1007/s11739- World Health Organization. (2020).
020-02379-z World Health Organization
Letko, M., Marzi, A., & Munster, V. Coronavirus Disease 2019 Global
(2020). Functional Assessment of Situation 2020. Retrieved August
Cell Entry and Receptor Usage for 31, 2020, from
SARS-CoV-2 and Other Lineage B https://covid19.who.int/
Betacoronaviruses. Nature Xiao, F., Tang, M., Zheng, X., Liu, Y.,
Microbiology, 5, 562–569. Li, X., & Shan, H. (2020).
https://doi.org/10.1038/s41564- Evidence for Gastrointestinal
020-0688-y Infection of SARS-CoV-2. Elsevier
Lingeswaran, M., Goyal, T., Ghosh, R., Gastroenterology, 158(6), 1831–
& Suri, S. (2020). Inflammation , 1833. Retrieved from
Immunity and Immunogenetics in https://doi.org/10.1053/j.gastro.2

Jurnal Medika Malahayati, Volume 4, Nomor 3, Juli 2020 200


020.02.055
Xu, X., Chen, P., Wang, J., Feng, J.,
Zhou, H., Li, X., … Hao, P. (2020).
Evolution of Novel Coronavirus
from The Ongoing Wuhan
Outbreak and Modeling of Its
Spike Protein For Risk Of Human
Transmission. Science China Life
Sciences. Science China Life
Sciences, 63(3), 457–460.
Ye, Q., Wang, B., & Mao, J. (2020).
The Pathogenesis and Treatment
of the ‘ Cytokine Storm ’ in
COVID-19. Journal of Infection,
80(6), 607–613.
https://doi.org/10.1016/j.jinf.202
0.03.037
Zhang, H., Penninger, J. M., Li, Y.,
Zhong, N., & Slutsky, A. S.
(2020). Angiotensin ‑ Converting
Enzyme 2 ( ACE2 ) as a SARS ‑
CoV ‑ 2 Receptor : Molecular
Mechanisms and Potential
Therapeutic Target. Intensive
Care Medicine, 46(4), 586–590.
https://doi.org/10.1007/s00134-
020-05985-9
Zhu, N., Zhang, D., Wang, W., Li, X.,
Yang, B., Song, J., … Tan, W.
(2020). A Novel Coronavirus from
Patients with Pneumonia in China,
2019. The New England Journal of
Medicine, 382(8), 727–733.
https://doi.org/10.1056/NEJMoa2
001017

Jurnal Medika Malahayati, Volume 4, Nomor 3, Juli 2020 201

You might also like