You are on page 1of 13

MAKALAH

TAFSIR DI MASA MODERN-KONTEMPORER (1800-


SEKARANG)
Metode penafsiran di masa modern-kontemporer
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah sejarah perkembangan tafsir

Dosen Pengampu:

Aulya Adhli,M.Ag

Disusun Oleh:
Nur Jannah Angriani
20100015

PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
MANDAILING NATAL
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur selalu terpanjatkan kepada Allah Swt yang telah melimpahkan
nikmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini terselesaikan. Sholawat serta salam
semoga tercurah limpah kepada Nabi Muhammad saw. Juga kepada keluarganya,
para sahabatnya dan seluruh kaum Muslimin yang senantiasa mengamalkan
sunnahnya. Amiin

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliahsejarah perkembangan


tafsir.Pada makalah ini memuat judul "Tafsir di Masa Modern-
Kontemporer(1800-sekarang)". Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Bapak Aulya Adhli,M.Ag selaku dosen
pembimbing mata kuliah sejarah perkembangan tafsirdan kepada segenap pihak
yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan


makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca.

Panyabungan,September2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB.I.PENDAHULUAN............................................................................. 1

A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................... 1

BAB.II.PEMBAHASAN.............................................................................. 2

A. Pengertian tafsir di masa modern-kontemporer........................... 2


B. Metode penafsiran di masa modern-kontemporer........................ 3
C. Ulama tafsir terkenal.................................................................... 4
1. Muhammad Ali Ash-Shabuni................................................... 4
2. Abu Ala Al-Maududi................................................................ 5
3. Mahmud Syaltut....................................................................... 6

BAB.III.PENUTUP...................................................................................... 9

A. Kesimpulan................................................................................... 9
B. Saran............................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur'an sebagai pegangan dan pedoman hidup bagi umat Islam dan
sebagai sumber hukum Islam terpenting dalam memecahkan
problematikahidup yang dimiliki manusia. Al-Qur'an sebagai pedoman
hidupdapat diketahui maknanya apabila ditinjau dan dipahami arti ayat
tersebut. Teks-teks Al-Qur'an yang berisi tentang segala informasi dan pokok-
pokok ibadah lainnya dimuat dal bahasa Arab, sehingga diperlukan
pemahaman yang baik dan benar untuk mengetahui makna dan maksud dari
suatu ayat itu. Pemahaman ini dapat diperoleh melalui metode-metode
penafsiran terhadap suatu ayat sehingga dapat mencakup kandungan isi ayat
yang dimaksud. Namun, seiring perkembangan zaman, tuntutan manusia akan
masalah yang dihadapi kian banyak sehingga memerlukan solusi-solusi baru
setiap waktunya. Tak luput juga solusi yang diperlukan dari penafsiran ayat-
ayat Al-Qur'an yang sesuai dengan setiap zaman dan tempat. Dan selaras
dengan problematika yang dihadapi manusia.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini ialah sebagai berikut:
1. Apa itu metode penafsiran di masa modern-kontemporer?
2. Bagaimana metode penafsiran di masa modern-kontemporer?
3. Siapa saja tokoh ulama tafsir di masa modern-kontemporer?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian metode penafsiran di masa modern-
kontemporer.
2. Untuk mengetahui metode penafsiran di masa modern-kontemporer.
3. Untuk mengetahui beberapa ulama tafsir di masa modern-kontemporer.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian metode penafsiran di masa modern-kontemporer


Kata “metode” berasal dari bahasa Yunani “methodos”, yang berarti cara
atau jalan.1Dalam bahasa Inggris,disebut “method”, dan bahasa Arab
menerjemahkannya dengan thariqat dan manhaj. Sedangkan dalam bahasa
Indonesia, kata metode memiliki arti: “cara yang teratur dan berpikir baik-baik
untuk mencapai maksud [dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya]; cara kerja
yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan sesuatu kegiatan guna
mencapai suatu tujuan yang ditentukan.2
Adapun kata tafsir secara bahasa memiliki arti menerangkan dan
menjelaskan.3Menurut Manna' Khalil al-Qhattan menyebutkan bahwa arti
tafsir secara bahasa ialah menyingkap.4Sedangkan pengertian tafsir menurut
istilah ialah ilmu untuk memahami kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW dengan penjelasan makna-maknanya, serta mengeluarkan
hukum-hukum dan hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya.5
Kontemporer memiliki arti sewaktu atau sezaman. 6 Menurut kamus
Oxford Learner's Pocket Dictionary disebutkan bahwa ada dua pengertian dari
contemporary. Pertama belonging to the same time (termasuk kepada waktu
yang sama), yang kedua, of the present time; modern (waktu sekarang atau
modern).7 Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwametode tafsir di masa kontemporer ialah langkah-langkah untuk
mengetahui makna atau maksud dari suatu ayat Al-Qur'an dalam
1
Fuad Hassan dan Koentjaraningrat. 1977. Beberapa Asas Metodologi Ilmiah, dalam
Koentjaraningrat [ed], Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramadeia. hlm. 16.
2
Tim Penyusun. 1988. Kamus Bahasa Indonesia, cet. Ke-I, Jakarta: Balai Pustaka. hlm.
580-581.
3
KH. Adib Bisri dan KH. Munawir AF, Al-Bisri Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka
Progressif, 1999), hlm.568.
4
Manna’ Khalil Al-Qaththan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Terj. Aunur Rafiq El-Mizani
(Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2008), hlm.457.
5
Muhammad Husayn al-Dhahabi, al-Tafsir wa'l-Mufassirun, Juz I, (Kairo : Dar el-hadith,
2005),hlm.13.
6
John M.Echols dan Hasan Sadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2003),
hlm. 143.
7
Anonim, Oxford Learner’s Pocket Dictionary, New Edition (New York: Oxford University
Press, 2006), hlm. 90.

2
menyelesaikan problematika manusia yang bersesuaian dengan kondisi saat
ini.

B. Metode penafsiran di masa modern-kontemporer


Metode-metode penafsiran yang dapat digunakan dan masih relevan
hingga masa kini diantara ialah:
1. Tafsir ijmali (global)
Tafsir ijmali ialah melakukan penafsiran terhadap ayat-ayat Al-
Qur'an secara ringkas dan singkat, atau sekedar memberikan
persamaan kata sinonim (muradif)kata-kata yang sukar dengan
keterangan.8 Sistematika tafsir ijmali memuat makna secara ringkas
dan jelas sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam maupun
intelektual, juga dapat membantu para mufassir pemula. Penjelasannya
pun dinilai mampu memenuhi kebutuhan zaman modern dengan instan
dan cepat.
2. Tafsir tahlili (analitis)
Metode ini menguraikan penjelasan ayat demi ayat, surah demi
surah sesuai dengan tata urutan mushaf dengan penjelasan yang
cukupterperinci disertai dengan pemanfaatan asbab al-nuzul, kemudian
disimpulkan prinsip-prinsip umum dengan pengetahuan lainnya guna
untuk membantu pemahaman nash al-Qur’an.9 Pada penafsiran ini
memuat penafsiran secara keseluruhan yang meliputi bahasan lafal,
kosa kata, arti dan sasaran yang dimaksud dalam mengungkapkan
kandungan ayat serta kecondongan tertentu dalam suatu corak
penafsiran nya.
3. Tafsir maudhu’i (tematik)
Tafsir tematik melakukan penafsiran dengan cara menyatukan
ayat-ayat yang berkaitan dengannya, lalu menganalisisnya melalui
ilmu-ilmu bantu yang bersesuaian dengan permasalahan, sehingga

8
Andi Miswar, “Perkembangan Tafsir Al-Quran Pada Masa Sahabat,” Jurnal Rihlah C, no.
2 (2016): hlm. 156.
9
Rozi and Rokhmah, “Tafsir Klasik: Analisis Terhadap Kitab Tafsir Era Klasik,” hlm. 43.

3
dapat melahirkan konsep yang utuh dari Al-Qur'an terkait
permasalahan yang dihadapi.10
Dengan tafsir ini dapat memungkinkan seseorang mengerti
permasalahan yang diteliti dan mudah dalam menemukan inti
permasalahan dengan jalan singkat, praktis, dan mudah untuk
menemukan jawaban atas problematika yang sedang dihadapi, serta
relevan pada pertumbuhan zaman modern.
4. Tafsir muqarin (perbandingan)
Tafsir ini menjelaskan ayat al-Qur’an dengan menggunakan cara
perbandingan atau komparasi, yakni menafsirkan sekelompok ayat al-
Qur’an yang membahas suatu permasalahan dengan cara
membandingkan antar ayat dengan ayat, atau antar ayat dengan hadis,
baik dari isi ataupun redaksi, atau dengan argumentasi para ulama
tafsir, dengan mencari beberapa persamaan dan perbedaan dari objek
yang dibandingkan.11 Metode muqarin ini tampak sangat terbatas jika
diterapkan pada ranah problematika sosial masyarakat sehingga kurang
dapat diandalkan. Metode ini lebih mementingkan ranah perbandingan
dari pada memecahkan problematika masyarakat pada umumnya, lebih
kepada penelusuran kajian tafsir terdahulu dan belum bisa dikatakan
pada ranah-ranah penafsiran baru.

C. Ulama tafsir di masa modern-kontemporer


Beberapa tokoh ulama tafsir di masa modern-kontemporer ialah sebagai
berikut:
1. Muhammad Ali Ash-Shabuni.
Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Ali bin Jamil Ali Ash-
Shabuni.Selanjutnya dengan sebutan Ash-Shabuni. Beliau lahir di kota
Helb Syiria pada tahun 1928 M. Setelah lama berkecimpung dalam
dunia pendidikan di Syiria, beliau pun melanjutkan pendidikannya di
Mesir, dan merampungkan program magisternya di universitas Al-
Azhar mengambil tesis khusus tentang perundang-undangan dalam
10
Sakni, “Model Pendekatan Tafsir Dalam Kajian Islam,” hlm. 71.
11
Mukhtar, Ulumul Qur’an, hlm. 174

4
Islam pada tahun 1954 M. Saat ini bermukim di Mekkah dan tercatat
sebagai salah seorang staf pengajar tafsir dan ulumul Qur‟an di
fakultas Syari‟ah dan Dirasat Islamiyah universitas Malik Abdul Aziz
Makkah.
Salah satu karya beliau yang terkenal ialah Shafwatut Tafasir.
Dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur‟an, Al Shabuni tidak lepas dari
metode-metode yang digunakan sebagai kerangka berpikir dan
landasan dalam menafsirkan Al-Qur‟an. Termasuk saat menafsirkan
ayat Al-Qur‟an melalui kitab Tafsir Shafwatut Tafasir, Ali Ash-
Shabuni juga memiliki metode, yaitu:
1. Menyusun kategori ayat-ayat untuk menjelaskan pada setiap
permasalahan dalam surat dan ayat Al-Qur‟an dan menafsirkan
kandungan surat Al-Qur‟andengan metode ijmali beserta dengan
penjelasan maksud-maksud dari tiap-tiap ayat yang mendasar
2. Membahas munasabah antara ayat satu dengan ayat yang lain
sebelum dan sesudahnya.
3. Menjelaskan aspek kebahasaan secara etimologi, serta menjelaskan
perbandingan aspek kebahasaan dengan pendapat ahli bahasa Arab dan
menjelaskan bagaimana sebab-sebab turunnya Al-Qur‟an yang dikenal
dengan Asbabun Nuzul.
4. Menjelaskan dari segi gaya bahasa Al-Qur‟an yang dikenal dengan
istilah balaghah.
5. Menjelaskan manfaat, faedah, pesan serta hikmah-hikmah dalam
surat danayat Al-Qur‟an dan memberikan istinbath hukum.12
2. Abu A'la Al-Maududi.
Abu al-A’la al-Maududimerupakan keturunan Maududi seorang
perawi hadis Rasulullah Sawdari sinilah gelar al-Maududi mengiringi
namanya. Abu al-A’la al-Maududi, yang lebih dikenal dengan sebutan
al-Maududi, adalah seorang tokoh pembaharuan pemikiran Islam
modern kelahiran Aurangabad pada tanggal 25 September 1903 M/03

12
Repository.uin.suska.co. (diakses pada tanggal 20 September 2022) pukul 20.35 wib

5
Rajab 1321 H, kota Kesultanan Hyderabad (Deccan), yang sekarang
dikenal dengan nama Andhra Prades diIndia.
Dia wafat pada tanggal 23 September 1979 M di New York,
Amerika Serikat. Al-Maududi adalah keturunan syarif (keluarga tokoh
muslim India Utara) dari Delhi yang bermukim di Deccan dan
keturunan wali sufi besar Tarekat Chishti yang turut berjasa dalam
menyebarkan Islam di bumi India. Al-Maududi berasal dari keluarga
aristokrat yang terhormat. Ayahnya bernama Sayyid Ahmad Hasan al-
Maududi dan Ibunya bernama Ruqayyah.13 Al-Maududi dikenal
sebagai tokoh kontemporer dalam bidang Islam. Dan dalam bidang
tafsir al-Qur’an, beliau lebih banyak menghasilkan tafsir melalui
pendekatan metode tematik (maudhu'i). Antara lain seperti al-Khilafah
wa al-Mulk dan ar-Riba fi al-Qur’an. Sementara kitab yang secara
spesifik sebagai upaya al-Maududi untuk menafsirkan al-Qur’an dari
awal hingga akhir surat dalam al-Qur’an adalah kitab Tafhim al-
Qur’an.14
Menurut al-Maududi dalam memahami al-Qur’an, seorang
interpreter harus seorang yang benar-benar berkompeten dengan tema
kajiannya. Sebab al-Qur’an bukanlah buku biasa yang dengan serta
merta dan mudah untuk ditangkap maknanya, bahkan buku biasa saja
antara penulis dan pembaca bisa terdapat kontroversi pemahaman.
Dalam karya-karya beliau lebih banyak menggunakan metode
tematikMungkin karena itu pula, barangkali, al-Maududi yang seorang
jurnalis serta mantan politikus, lebih banyak menghasilkan karya-karya
tafsir yang secara tematik berbicara tentang politik .
3. Mahmud Syaltut
Syekh Mahmud Syaltut adalah seorang cendekiawan terkemuka
asal Mesir dan teolog Islam Sunni yang terkenal karena karyanya
dalam reformasi Islam. Beliau merupakan tokoh perintis penerapan
tafsir tematis dan peingkut aliran pemikiran Mohammad Abduh yang
13
Shodiq Abdullah, Pemikiran Abu al-A’la al-Maududi tentang Pendidikan Islam,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 233-234
14
Abual-A’la al-Maududi, Pedoman Dasar untuk Memahami al-Quran ( Jakarta: Gunung
Jati, 1984), hlm. iv

6
terkenal dengan gagasan pembaruannya. Selain itu, Mahmud Syaltut
juga dikenal sebagai Imam Besar Al-Azhar selama bertahun-tahun,
tepatnya sejak tahun 1958 hingga tahun 1963, tahun di mana ia wafat.
Mahmud Syaltut dilahirkan di desa Maniah Bani Mansur, distrik
Itai a-Bairud, dalam kawasan Buhairah, Mesir, pada tahun 1893 (1311
H) dan wafat di Kairo pada tahun 1963 (1384 H). Selama
kehidupannya, beliau menorehkan banyak karya, di antaranya: al-Islam
Aqidah wa Syari’ah (1966); al-Fatawa (1966); Tafsir al-Qur’an al-
Karim: al-Ajza al-Asyrah al-Ula (1966); Min Huda al-Qur’an; al-
Qur’an wa al-Qital dan al-Qur’an wa al-Mar’ah.
Sebagaimana anak-anak Mesir pada umumnya, Mahmud Syaltut
sudah memulai pendidikannya sejak di kampung halaman dengan
mempelajari dan menghafal Al-Qur’an. Pada tahun 1906, tepatnya
ketika menginjak usia 13 tahun, Syaltut menempuh pendidikan
formalnya dengan memasuki al-Ma’had al-Dini al-Iskandariah. Ia lalu
melanjutkan studinya ke Universitas Al-Azhar dan lulus pada tahun
1918 M dengan predikat syahadah ‘alamiyah an-nizamiyyah.
Setelah menyelesaikan studinya di Universitas Al-Azhar, Mahmud
Syaltut kemudian meniti karier sebagai pengajar di almamaternya, al-
Ma’had al-Dini al-Iskandariah, dan juga Al-Azhar. Selama mengajar di
Al-Azhar, Mahmud Syaltut sering mengupayakan pembaraan
pemikiran. Ia bersama dengan Mustafa al-Maraghi yang memiliki
wawasan luas dan progresif dengan giat melakukan gerakan
pembaharuan. Menurut Syaltut, sudah saatnya Al-Azhar membuka diri
terhadap perkembangan zaman dan mereformasi diri guna menyambut
kemajuan ilmu pengetahuan yang selama ini dikuasai barat.
Karier Mahmud Syaltut di Universitas Al-Azhar sangatlah baik.
Tercatat selain sebagai pengajar, di institusi pendidikan tertua di dunia
ini, ia menjabat beberapa jabatan penting, mulai dari penilik pada
sekolah-sekolah agama, wakil dekan Fakultas Syariah, pengawas
umum kantor lembaga penelitian dan kebudayaan Islam Al Azhar,

7
wakil syekh Azhar, sampai akhirnya pada tanggal 13 Oktober 1958
diangkat menjadi syekh Azhar (pimpinan tertinggi Al-Azhar).15

BAB III
15
Muhammad Iqbal dan Amin Husein Nasution,Pemikiran Politik Islam,(Jakarta:
Kencana, 2010),hlm.173

8
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan tafsir pada masa modern-kontemporer ialah langkah-
langkah untuk mengetahui makna atau maksud dari suatu ayat Al-Qur'an
dalam menyelesaikan problematika manusia yang bersesuaian dengan kondisi
saat ini atau zaman kekinian. Yang mana sesuai dengan perkembangan zaman
dan ilmu pengetahuan, kajian al-Qur’an akan terus menjadi pedoman dan
solusi bagi setiap permasalahan. Pada generasi sekarang, pengembangan
tentang kajian al-Qur’an harus terus digali dan dipahami lebih dalam sehingga
menjadi sumber ilmu baru dan selalu mampu menjawab tantangan zaman.
Adapun metode penafsiran yang dilakukan para ulama dan masih
dipakai hingga saat ini ialah : (1). Ijmali (2). Tahlili (3). Muqarin (4).
Maudhu’i. Dan beberapa ulama tafsir yang terkenal di masa moder-
kontemporer ialah: Syekh Ali as-Shabuni, Abu al-A’la al-Maududi, dan Syekh
Mahmud Syaltut.

B. Saran
Kepada para pembaca, diharapkan saran dan koreksi terhadap tulisan
sederhana ini. Karena pemakaian referensi yang masih minim tak luput dari
kesalahan. Karena itu, luangkanlah waktu sedikit untuk mengoreksi kembali
apa yang sudah dipaparkan dalam tulisan ini. Mudah-mudahan pembaca
dapat memberikan saran dan koreksi yang baik dan dapat membuat makalah
ini lebih berguna bagi kita semua.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Shodiq. 1999 Pemikiran Abu al-A’la al-Maududi tentang


Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Al-Dhahabi, Muhammad Husayn 2005, al-Tafsir wa'l-Mufassirun. Juz I,
Kairo : Dar el-hadith.
Al-Maududi, Abual-A’la. 1984. Pedoman Dasar untuk Memahami al-
Quran, Jakarta: Gunung Jati.
Al-Qaththan, Manna’ Khalil 2008, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Terj. Aunur
Rafiq El-Mizani.,Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.
Anonim, Oxford Learner’s Pocket Dictionary 2006, New Edition New
York: Oxford University Press.
Bisri, Adib dan Munawir AF 1999, Al-Bisri Kamus Arab-
Indonesia,.Surabaya: Pustaka Progressif.
Echols, John M. dan Hasan Sadily 2003, Kamus Inggris-
Indonesia .Jakarta: Gramedia.
Hassan, Fuad dan Koentjaraningrat 1977. Beberapa Asas Metodologi
Ilmiah, dalam Koentjaraningrat [ed], Metode-metode Penelitian Masyarakat.
Jakarta: Gramedia.
Iqbal, Muhammad dan Amin Husein Nasution. 2010. Pemikiran Politik
Islam, Jakarta: Kencana.
Miswar, Andi “Perkembangan Tafsir Al-Quran Pada Masa Sahabat,”
2016 . Jurnal Rihlah C.
Mukhtar, Ulumul Qur’an.
Repository.uin.suska.co. (diakses pada tanggal 20 September 2022) pukul
20.35 wib
Rozi and Rokhmah, “Tafsir Klasik: Analisis Terhadap Kitab Tafsir Era
Klasik,”
Sakni, “Model Pendekatan Tafsir Dalam Kajian Islam,”
Tim Penyusun. 1988. Kamus Bahasa Indonesia, cet. Ke-I. Jakarta: Balai
Pustaka.

10

You might also like