You are on page 1of 27

JARINGAN TRANSPORTASI

PENGERTIAN JARINGAN TRANSPORTASI

Defenisi Jaringan: suatu konsep


matematis yang dapat digunakan
untuk menerangkan secara kuan-
titatif suatu sistem yang mem-
JALAN punyai karakteristik ruang
REL
UDARA Transportasi Adalah: suatu kegiatan untuk memindah-
kan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat
lain dan termasuk di dalamnya sarana dan prasarana
AIR yang digunakan untuk memindahkannya

Transportasi
• Manusia sebagai pihak yang membutuhkan
1
• Barang yang dibutuhkan
2
• Kendaraan sebagai alat angkut (sarana transportasi)
3
• Lintasan sebagai prasarana angkutan yang dapat berupa Jalan raya, rel, alur
4 pelayaran di sungai dan laut serta bandar udara.

5 • Organisasi atau pengelola angkutan.

Jaringan Transportasi
Jaringan transportasi terdiri dari simpul (node) dan ruas-ruas (link)

Simpul-simpul tersebut mewakili suatu titik tertentu pada ruang dan Ruas adalah garis-
garis yang menghubungkan titik-titik
Pada kondisi tertentu untuk tujuan analisa maka, terkadang ruas-ruas tersebut arahnya
perlu ditunjukkan dalam bentuk busur berarah

Terdapat cara lain dalam menunjukkan suatu jaringan transportasi yaitu cara Matriks
hubungan dan cara matriks simpul-ruas atau simpul busur
Jaringan Prasarana Jalan raya
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004
disebutkan bahwa jalan adalah suatu prasarana transportasi yang
meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada di
atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air,
serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan
jalan kabel.
• Jalan mempunyai peranan penting terutama yang menyangkut
perwujudan perkembangan antar wilayah yang seimbang,
pemerataan hasil pembangunan serta pemantapan pertahanan dan
keamanan nasional dalam rangka mewujudkan pembangunan
nasional
• Jaringan prasara jalan raya terdiri dari lintasan, persimpangan,
terminal, halte, tempat parkir beserta masing-masing fasilitas
pendukungnya.
Peta jaringan prasarana jalan Nasional dan
Provinsi di Provinsi Aceh
PENGELOMPOKAN JARINGAN JALAN
• Pengelompokkan Berdasarkan Fungsi
• (Arteri/Kolektor/Lokal/Lingkungan
• Pengelompokkan Berdasarkan Administrasi
Pemerintahan
• (Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota/Desa)
• Pengelompokan Berdasarkan Muatan Sumbu
• (Kelas I, Kelas II, Kelas III, Kelas Khusus)
Jalan lokal

Desa Desa

Jalan
kolektor
Kecamatan
Ibukota Propinsi Ibukota Propinsi
Jalan
kolektor

Jalan arteri Jalan arteri

Ibukota Kabupaten

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam konsep dasar hirarki
sistem jaringan jalan antara lain adalah: jarak antar simpang, penentuan
jaringan yang baik dan efesien
Sistem Jaringan Jalan

 Sistem Jaringan Jalan Primer meliputi:


 Jalan Arteri Primer, yaitu ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu dengan
kota jenjang kesatu yang berdampingan atau ruas jalan yang menghubungkan kota
jenjang kesatu dengan kota jenjang kedua yang berada di bawah pengaruhnya.
 Jalan Kolektor Primer, yaitu ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan
kota jenjang kedua lainnya atau ruas yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan
kota jenjang ketiga yang ada di bawah pengaruhnya.
 Jalan Lokal Primer, yaitu ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang ketiga dengan
kota jenjang ketiga lainnya, kota jenjang kesatu dengan persil, kota jenjang kedua
dengan persil serta ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang ketiga dengan kota
jenjang yang ada di bawah pengaruhnya sampai persil.

 Sistem Jaringan Jalan Sekunder meliputi:


 Jalan Arteri Sekunder, yaitu ruas jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan
kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan
kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan
kawasan sekunder kedua.
 Jalan Kolektor Sekunder, yaitu ruas jalan menghubungkan kawasan-kawasan sekunder
kedua, yang satu dengan lainnya, atau menghubungkan kawasan sekunder kesatu
dengan kawasan sekunder ketiga.
 Jalan Lokal Sekunder, yaitu ruas jalan yang menghubungkan kawasan-kawasan
sekunder kesatu dengan perumahan, kawasan sekunder kedua dengan perumahan, atau
menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga dan
seterusnya sampai ke perumahan
Klasifikasi Jalan Berdasarkan Status/Wewenang Pembinaan

Jalan dapat dikelompokkan berdasarkan status pembinaannya yaitu:


 Jalan Nasional, Jalan Nasional dibawah pembinaan Pemerintah Pusat
(Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah atau Pejabat yang ditunjuk)
 Jalan Propinsi, Jalan Propinsi dibawah pembinaan Pemda Tingkat I
atau Instansi yang ditunjuk

 JalanKabupaten/Kotamadya/Kota, Jalan Kabupaten/Kotamadya (Kota)


dibawah pembinaan Pemda Tingkat II/ Kota atau Instansi yang ditunjuk

 Jalan Desa, Jalan Desa dibawah pembinaan Pemerintah Desa/Kelurahan

 Jalan Khusus, Jalan Khusus dibawah pembinaan Pejabat atau orang yang
ditunjuk
• Jalan Arteri primer
Ruas Jalan yang termasuk • Jalan kolektor primer yang menghubungkan
ke dalam klasifikasi jalan ibukota propinsi
nasional adalah: • Jalan lainnya yang mempunyai nilai
strategis terhadap kepentingan nasional

• Jalan kolektor primer yang menghubungkan


ibukota propinsi dengan ibukota
kabupaten/kotamadya (kota).
Yang termasuk dalam • Jalan kolektor primer yang menghubungkan
klasifikasi Jalan Propinsi ibukota kabupaten/kota dengan ibukota
kabupaten/kota lainnya.
• Jalan lainnya yang mempunyai nilai strategis
ditinjau dari segi kepentingan propinsi.
• Jalan yang ada di dalam Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, kecuali yang ditetapkan sebagai jalan
nasional.
Pengelompokan Kelas Jalan
Pembagian Kelas Jalan diatur oleh PP No. 43 tahun 1993 tentang
prasarana dan lalu lintas:

1. Jalan kelas I
Jalan arteri yang dapat diialui kendaraan bermotor termasuk muatan
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, panjang tidak
melebihi 10.000 mm, dan muatan sumbu terberat yang diijinkan
lebih besar dari 10 ton.
2. Jalan kelas II
Jalan arteri yang dapat diialui kendaraan bermotor termasuk muatan
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, panjang tidak
melebihi 18.000 mm dan muatan sumbu terberat diijinkan 10 ton.
Pengelompokan Kelas Jalan (lanjutan)
3. Jalan kelas IIIA
Jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk
muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, panjang tidak
melebihi 18.000 mm dan muatan sumbu terberat yang diijinkan 8
ton.
4. Jalan kelas IIIB
Jalan kolektor yang dapat diialui kendaraan bermotor termasuk
muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, panjang tidak
melebihi 12.000 mm dan muatan sumbu terberat yang diijinkan 8
ton.
5. Jalan kelas IIIC
Jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk
muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, panjang tidak
melebihi 9.000 mm dan muatan sumbu terberat yang diijinkan 8 ton.
TIPE TERMINAL

• Terminal penumpang Tipe A, yaitu yang berfungsi melayani


kendaraan penumpang umum untuk angkutan antar kota antar
propinsi (AKAP), dan angkutan lintas batas antar negara, angkutan
antar kota dalam propinasi (AKDP), angkutan kota (AK) serta
angkutan pedesaan (ADES).
• Terminal penumpang Tipe B, yaitu yang berfungsi melayani
kendaraan penumpang umum untuk angkutan antar kota dalam
propinasi (AKDP), angkutan kota (AK) serta angkutan pedesaan
(ADES).
• Terminal penumpang Tipe C, yaitu yang berfungsi melayani
kendaraan penumpang umum untuk angkutan pedesaan (ADES).
JARINGAN PELAYANAN
INFORMASI JADWAL BUS
Ciri Jaringan Transportasi

•Memiliki kapasitas yang cukup

•Memiliki tingkat keselamatan tinggi

•Ramah terhadap lingkungan

•Ekonomis
Representasi Jaringan Transportasi
Contoh Jaringan dalam bentuk grafis:  Simpul (node) dapat mencer-
minkan persimpangan, kota
dan fasilitas-fasilitas tetap
1
2
lainnya seperti terminal kereta
(stasion), pelabuhan dan
6 3 bandar udara
 Ruas (link) mencerminkan ruas
Busur (satu jalan antar persimpangan atau
arah) Ruas (dua ruas jalan antar kota, jalan rel
arah) antar kota maupun antar stasiun,
alur penerbangan antara bandara
5 4
yang satu dengan bandara
lainnya serta pelabuhan laut yang
satu dengan pelabuhan laut
lainnya.
 Untuk mengefesienkan pergerakan yang terjadi di dalam jaringan transportasi
maka, sistem jaringan perlu didesain secara terhirarki sesuai dengan besarnya
arus lalu-lintas yang melalui jaringan tersebut
Jaringan transportasi terdiri dari pusat (node) dan jalur (link). Pusat mewakili
suatu titik tertentu pada ruang. Ditampilkan secara grafik, pusat ini adalah
berupa titik, sedangkan jalur adalah garis yang menghubungkan titik-titik tadi.
Suatu jalur ditentukan dari 2 titik masing-masing pada ujungnya. Jalur ini tidak
menunjukkan arah. Pada situasi di mana arah ditunjukkan (misalnya untuk
menunjukkan jalan satu jurusan) suatu busur lurus dipakai. Suatu busur (arc)
adalah jalur yang mempunyai arah. Sering juga busur ini disebut "jalur berarah".
Pusat dari mana busur tadi berasal disebut Pusat-A, sedangkan pusat di mana
busur tadi berakhir disebut Pusat-B.
Pusat
analisa jaringan transportasi

Gambar di samping memperlihatkan


jaringan kerja jalan utama yang
sebenarnya di daerah metropolitan San
Francisco. Waktu perjalanan rata-rata
dalam menit tercantum pada setiap
jalur. Waktu perjalanan dari Pusat 1 ke
Pusat 8, lewat jalur-jalur (1,10), (10,24),
(24,23) dan (23,8) adalah

5 + 10 + 25 + 10 = 50 menit.
Untuk menentukan waktu, jarak ataupun biaya untuk perjalanan dari asal ke
tujuan, penting untuk menentukan lintasan yang dipakai. Dalam bahasa
matematis secara umum, dapat kita ekspresikan sebagai berikut, di mana jalur
gerak yang dikehendaki kita sebut p dan kumpulan jalur-jalur atau busur-busur
yang ada padanya kita sebut LP :

di mana tp = waktu dari asal jalur gerak p ke tujuannya


Lp = kumpulan jalur-jalur atau busur-busur pada jalur gerakp [pada
contoh di atas: (1,10), (10,24), (24,23), (23,8)]
tij = waktu pada jalur atau busur (ij)

Dalam banyak konteks transportasi, jalur gerak yang dipakai meliputi waktu, jarak
perjalanan yang paling sedikit, atau pada beberapa kasus, biaya yang paling kecil.
Jaringan pohon
Waktu perjalanan minimum untuk jaringan
dengan pusat 1 sebagai pusat asal
JARINGAN JARINGAN
JARINGAN RADIAL POLA
GRID HEXAGONAL

JARINGAN
MODIFIKASI
RADIAL

You might also like