Professional Documents
Culture Documents
Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kelompok 4
Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kelompok 4
Oleh:
1. Akmal Mir'za Hartawan (2241150044)
2. Angga wahyu Sugiarto (2241150109)
3. Devan Dwi Prasetyo Widiriyanto (2241150056)
4. I Inggi Fayza Maharani (2241150055)
5. Muhammad Zhafran Rifchi Musyaffa (2241150113)
6. Muhammad Rizqy Ramadhani (2241150077)
PROGRAM STUDI
SISTEM KELISTRIKAN
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG 2022
KATA PENGANTAR
Penulis
Bab I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Bumi tidak hanya menyimpan emas nikel batubara dan lainnya. Di dalam
perut bumi juga terdapat energi panas bumi atau yang di kenal dengan energi
geothermal. Energi panas bumi adalah energi panas yang terbentuk di
dalam kerak bumi. Temperatur di bawah kerak bumi bertambah seiring
bertambahnya kedalaman. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia
yang memiliki potensi sumber daya geothermal yang sangat besar.
Berdasarkan data survei terakhir badan Geologi, sampai dengan akhir tahun
2009 tercatat sebanyak 265 lokasi geothermal di Indonesia, baik yang berasal
dari vulkanik maupun non-vulkanik. Dengan adanya potensi energi yang
begitu besar, pemerintah seharusnya bisa memanfaatkan enegeri
geothermal untuk penyediaan tenaga listrik. Sumber panas dan sistem
panas bumi dapat berwujud granit maupun batolit lainnya. Daerah yang
didefinisikan memiliki potensi tinggi akan dieksplorasi lebih konprehensif
melalui metoda survei ilmiah. Tidak hanya itu, mengukur panas bumi
juga bisa menggunakan metoda geolistrik resistivitas. Metode resistivitas
juga telah digunakan dalam beberapa penelitian
2. Rumusan masalah
1. Jelaskan Seluruh Proses di dalam Kegiatan Eksplorasi Lanjutan Panas
Bumi?
2. Data apa saja yang digali dalam kegiatan Eksplorasi Lanjutan Panas
Bumi?
3. Jelaskan Tentang Pemanfaatan Fluida Panas Bumi untuk Pebangkit
Listrik sesuai dengan siklus di bawah ini! Sertakan Gambar, flow
diagram dan Contoh WKP beserta identitas nya:
5. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah agar mahasiwa dapat mengetahui
tentang pembangkit listrik tenaga panas bumi khususnya tengtang eksplorasi
lanjutan yang dijabarkan sebagai berikut:
Data yang diperoleh dari hasil survei pendahuluan masih sangat umum.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik mengenai daerah prospek yang
sedang diselidiki maka masih perlu dilakukan survei rinci. Dari hasil pengkajian
data harus diusulkan tempat-tempat yang perlu di survei rinci dengan skala
prioritasnya, berikut jenis-jenis survei yang perlu dilakukan di tempat-tempat
tersebut pada tahap selanjutnya.
Pada tahap ini sudah dapat ditentukan apakah prospek yang diteliti cukup
baik untuk dikembangkan selanjutnya apakah survei rinci perlu dilakukan atau
tidak. Apabila tidak maka daerah yang diteliti ditinggalkan.
Dari hasil eksplorasi rinci dapat diketahui dengan lebih baik mengenai
penyebaran batuan, struktur geologi, daerah alterasi hidrothermal, geometri
cadangan panas bumi, hidrologi, sistim panas bumi, temperatur reservoir,
potensi sumberdaya serta potensi listriknya.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, survei umumnya dilakukan di
tempat-tempat yang diusulkan dari hasil survei pendahuluan. Luas daerah
yang akan disurvei tergantung dari keadaan geologi morphologi tetapi
umumnya daerah yang disurvei adalah sekitar 500-1000 km2, namun ada juga
yang hanya seluas 10-100 km2.
Waktu yang diperlukan sangat tergantung pada luas daerah yang diselidiki,
jenis-jenis pengujian yang dilakukan serta jumlah orang yang terlibat. Bila
sumberdaya diperkirakan mempunyai temperatur tinggi dan mempunyai
potensi untuk pembangkit listrik biasanya luas daerah yang diselidiki cukup
luas sehingga untuk menyelesaikan tahap pre-feasibility study (survei
lapangan, interpretasi dan analisis data, pembuatan model hingga pembuatan
laporan) diperlukan waktu sekitar + satu tahun.
Ada dua pendapat mengenai luas daerah yang diselidiki dan waktu
yang diperlukan untuk eksplorasi rinci di daerah yang sumberdayanya
diperkirakan mempunyai temperatur sedang. Sekelompok orang berpendapat
bahwa apabila sumberdaya mempunyai temperatur sedang, maka dengan
pertimbangan ekonomi luas daerah yang diselidiki bisa lebih kecil dan di
daerah tersebut cukup hanya dilakukan satu jenis survei geofisika saja.
Dengan demikian waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tahap pre-
feasibility study menjadi lebih pendek, yaitu hanya beberapa bulan saja.
Sementara kelompok lain berpendapat bahwa untuk daerah panas bumi
dengan tingkatan prospek lebih rendah (sedang) dan akan dikembangkan
justru memerlukan survei yang lebih lengkap dan lebih teliti untuk
menghindarkan terlalu banyaknya kegagalan pemboran.
2.1. Survei Geologi Lanjut/Rinci
Selain survei geologi, geokimia dan geofisika, pada tahap ini biasanya
dilakukan survei geografi dan survei lainnya untuk mendapatkan informasi
mengenai status lahan, distribusi kemiringan lereng, prasarana jalan, fasilitas
listrik, air, komunikasi yang tersedia, jumlah dan kepadatan penduduk.
Perkebunan?
Hutan lindung?
STATUS LAHAN
LAHAN Tanah penduduk? Hutan sekunder?
~ Luas area?
Distribusi Kemiringan
kereng?
Sering longsor?
Sering banjir?
Petani? P.N?
Mata pencaharian
pokok?
Pedagang? Buruh?
Metoda resistivitas adalah salah satu metoda geofisika yang digunakan dalam
eksplorasi panas bumi. Berbagai faktor berkontribusi dalam meningkatkan
kontras resistivitas antara sistem panas bumi dengan batuan disekitarnya.
Faktorfaktor ini menjadikan nilai resistivitas di lapangan panas bumi relatif
terhadap batuan sekitarnya. Resistivitas menurun dengan kenaikan temperatur.
Peningkatan temperatur menyebabkan peningkatan kelarutandan akibatnya
terjadi peningkatan salinitas dan penurunan resistivitas.
Di dalam bumi jelas sekali bahwa aliran panas batuan beku dapat lebih
tinggi jika dibandingkan dengan aliran panas batuan sedimen. Konduktivitas
panas itu sendiri sangat dipengaruhi oleh suhu dan tekanan yang bertambah
tinggi menurut kedalaman bumi. Konduktivitas panas juga berhubungan
dengan kecepatan gelombang kompresi.
Deskripsi
Sistem panas bumi Sibayak berada dalam setting geologi berupa volcanic
yang terbentuk di sekitar Sesar Besar Sumatera. Pembentukan sistem ini
berasosiasi dengan Kaldera Singkut. Sesar utama yang mengontrol
pergerakan fluida panas didominasi oleh sesar yang berarah barat laut-
tenggara. Sistem Sibayak memiliki zona upflow di bawah Gunung Sibayak
dengan zona outflow diperkirakan ke arah Tenggara. Sistem ini memiliki
reservoir dominasi air dengan pH netral dan kandungan NCG kurang dari
1%wt. Berdasarkan kajian geothermometer, Puncak Kawah Gunung
Sibayak memberikan temperatur >300°C. Reservoir sistem ini berada pada
batuan sedimen berumur tersier
Ringkasan Geologi
Struktur Geologi
Litologi/Statigrafi
Produk gunungapi sibayak terbentuk antara endapan pre Toba dan Post Toba
(Peta Geologi daerah Danau Toba). Stratigrafinya dihubungkan dengan
pembentukan Danau Toba diakibatkan oleh letusan (erupsi volcano
tektonik) tuff Toba, yang kemungkinan diduga membentuk gunung Singkut.
Setelah itu terjadi erupsi “volcano tectonic” material berkomposisi riolitik
dihasilkan, dimana endapannya menutupi vulkanik Singkut dan diikuti
pembentukan depresi Toba. Periode selanjutnya terjadi pengangkatan yang
diikuti oleh erupsi kedua, membentuk gunungapi Sibayak – gunung Pintau,
Gunungapi Sinabung dan Pusuk Bukit. Pada bagian lain terlihat pulau
Samosir yang terbentuk dan mempunyai kemiringan ke barat daya. Batuan
termuda dari lapangan ini yaitu endapan vulkanik (piroklastik, lava berumur
0.05 - 0.1 Ma, ubahan vulkanik), dan ignimbrite Toba. Batuan tua terdiri
dari endapan material tersier tua dari mud stone/sand stone, lime stone, shale
serta intrusi dasit. Data endapan vulkanik tersebut memperlihatkan bahwa
batuan termuda atau sumber panas dari lapangan panasbumi merupakan
aktivitas termuda dari batuan beku G. Sibayak, yang merupakan intrusi
diorite, grano diorite atau micro diorit dibawah gunung tersebut. Dari data
sumur pemboran, terlihat bahwa endapan vulkanik mempunyai ketebalan
antara 1000-1250 m dari permukaan. Pada tempat yang lebih dalam terdapat
batuan mud stone/sand stone, lime stone mud stone dan shale yang
merupakan batuan dasar.
Prospek Sibayak berada di dalam kaldera Singkut, dari hasil pemboran yang
dilakukan dapat diketahui bahwa zona reservoir dari sistem panasbumi
Sibayak diperkirakan terdapat di satuan batuan sedimen, yang merupakan
batuan tertua di daerah Sibayak. Kemudian berdasarkan pemetaan dan hasil
pemboran juga diketahui struktur geologi yang intens, terutama dari struktur
tektonik berupa kelurusan struktur sesar mendatar berarah NW-SE.
Ringkasan Geokimia
Diagram plot Cl-SO4-HCO3 hasil analisis kimia air dari manifestasi panas
bumi di daerah Sibayak; terlihat semua contoh termasuk dalam steam heated
water. Diagram plot Na-K-Mg hasil analisis kimia air dari manifestasi panas
bumi di daerah Sibayak; terlihat seluruh conto terletak pada bagian
pengayaan Mg (immature water). Diagram plot gas N2-CO2-Ar dari
manifestasi panas bumi mengindikasikan input magmatik terlihat pada
SBY.01.MF dan SBY.02.MF. Diagram plot geotermometer gas H2-Ar dan
CO2-Ar menunjukkan bahwa Puncak Kawah G. Sibayak mempunyai
temperatur yang paling panas di antara manifestasi lainnya di daerah
prospek yang diduga berhubungan dengan zona upflow. Namun demikian,
plot ini tidak dapat memberikan gambaran temperatur reservoir secara pasti
karena posisi plot sampel diluar grid. Proyeksi dari data ini memberikan
temperatur lebih dari 300oC.
Model tentatif sistem panas bumi Sibayak berdasarkan data geokimia. Zona
upflow berhubungan dengan fumarola dan solfatara di Puncak Kawah
Gunung Sibayak di bagian barat laut dengan outflow kemungkinan ke arah
tenggara yang ditandai oleh kemunculan manifestasi mata air panas. Sistem
Sibayak merupakan sistem yang relatif muda sehingga pengaruh kehadiran
volatil magmatik masih signifikan.
Ringkasan Geofisika
Model Konseptual
Bener
Persiap
Meriah,
4283 29-12-2014 1117221214 Lelang
97.440 Aceh Tengah, Aceh
K/30/MEM/
2014 0010 Penuga
Aceh Utara
Titik
Potensi
Sumber Daya (MWe) Cadangan (MWe)
Nomor Nama
Terdug
Spekulatif Hipotesis a Mungkin Terb
9 Rimba Raya 100 - - - -
Gunung
10 Geureudong - - 160 - -
Kawasan
Hutan
Jenis Hutan Luas (Ha)
Hutan Konservasi -
Hutan Lindung 15.767
Hutan Produksi 13.760
Hutan Pangonan dan Hutan Cadangan -
Area Lainnya 67.913
Lokasi WKP
Dari Jakarta menuju Banda Aceh menggunakan pesawat dan mendarat di Bandar
udara Sultan Iskandar Muda kemudian dilanjutkan dengan perjalanan darat dari
kota Banda Aceh melalui jalan Lintas Timur atau Jalan Banda Aceh – Medan
menuju kota Bireun sejauh 215 km. Selanjutnya dari Kota Bireun menuju kota
simpang tiga Redelong melalui jalan raya Bireun – Takengon sejauh 80 km. Dari
Jakarta menuju Banda Aceh menggunakan pesawat dan transit di Bandar udara
Sultan Iskandar Muda, dilanjutkan perjalanan pesawat menuju Bandar Udara
Malikussaleh. Kemudian dilanjutkan dengan perjalanan darat dari kota Muara
Batu menuju Kota Simpang Tiga Redelong melalui jalan PT KKA sejauh 80,5
km
Deskripsi WKP
Daerah prospek Panas Bumi Gn. Geureudong terletak di Kabupaten Caeh Tengar,
Bener Meriah, dan Aceh Utara, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Prospek
Panas Bumi Gn. Geureudong merupakan bagian dari pegunungan vulkanik Bukit
Barisan dan terletak di 50 km timur laut patahan besar Sumatera (GSF). Gn.
Geureudong merupakan kompleks gunung stratovulkanik berukuran besar dengan
diameter sekitar 18 km dengan kerucut parasite muda, Gunung burni Telong dan
Gunung Pepanji. Usia kompleks pegunungan vulkanik ini adalah pleistosen
hingga Holosen. Produk Vulkanik di daerah Gn. Geureudong berupa perselingan
batuan lava dan piroklastik andesitik-dasitik. Batuan reservoir diperkiran terdiri
dari batuan metamorf tingkat rendah, batuan sedimen dan intrusi granit.
Manifestasi panas dan zona alterasi permukaan ditemukan di 4 wilayah, wih
pesam, Uning Bertih, Pepanji dan wih Porak. Wih Pesam merupakan satu-satunya
manifestasi panas permukaan berupa mata air panas klorida dengan pH Netral.
Mata air panas lainnya yang ditemukan di Uning Bertih, Pepanji dan Wih Porak
merupakan air panas bikarbonat yang telah mengalami pengenceran dan
mengandung kadar klorida yang lebih rendah.
Permeabilitas bawah permukaan dimungkinkan berhubungan dengan struktur
berarah bawah laut yang sejajar dengan struktur besar Sumatera dan struktur
berarah Timur Laut – barat daya yang sejajar dengan gaya tekan horizontal
maksimum.
Manifestasi Permukaan
Temp.
Lokasi Keasam
Jenis Bujur Lintang Elevasi (m) Permukaan
Sampel (pH
0
(T C)
Kolam Air
Wih Pesam - - 972 68 6,5
mendidih
Simpang Kolam Air
Balik mendidih - - 1.221 67 6,0
Mata Air
Pante Raya - - 1.239 52 6,5
Panas
Mata Air
Pepanji - - 1.780 49 6,0
Panas
Ringkasan Geologi
Geologi
Umum
Geomorfologi
Litologi/Stratigrafi
Stratigrafi daerah Geureudong dibagi menjadi 2 unit litologi utama yaitu batuan vulkanik berumur kuarter
dan batuan dasar yang lebih tua. Distribusi batuan dasar yang berumur Paleozoikum, Mesozoikum dan
Tersier tersingkap di bagian tepi barat, selatan dan tenggara. Batuan Palezoik terdiri dari formasi Kluet
(metasedimen tingkat rendah – slate, phyllite dan batu pasir), formasi Tawar (metalimestone), granit
Biden dan granit Bergang. Batuan Mesozoikum terdiri dari formasi Penarun (metamorf tingkat rendah –
slate, phyllite dan kuarsit). Batuan tersier terdiri dari formasi Bampo – perselingan batulanau dan batu
pasir.
Komposisi batuan vulkanik kuarter diklasifikasikan menjadi 4 kelompok yaitu:
1. Vulkanik Silih Nara (andesitik – dasitik) – lava dasitik, interkalasi breksi piroklastik dan tufa
lapili.
2. Vulkanik Geureudong (andesitik basaltik) – andesitik, aliran lava basaltik – andesitik, breksi
piroklastik, tufa, lapili dan perselingan lava dasitik dan breksi piroklastik.
3. Vulkanik Pepanji (andesitik – dasitik) – interkalasi tufa dan breksi piroklastik.
4. Vulkanik Burni Telong (andesitik – basaltik) – aliran lava dasitik, breksi piroklastik, tufa dan
tephra andesitic
Struktur Geologi
Struktur Geologi
Struktur geologi daerah Geureudong terbagi menjadi 3 sistem patahan yaitu patahan berarah barat laut –
tenggara, utara – selatan dan timur – barat. Kemunculan rekahan /patahan menunjukkan keberadaan
permeabilitas batuan reservoir di bawah permukaan. Sesar besar sumatera dominan mempengaruhi
terbentuknya sistem rekahan yang ada di daerah Geureudong.
Manifestasi panas di Wih Pesam, Uning Bertih dan Pepanji disimpulkan terkait dengan perpotongan
patahan mendatar berarah baratlaut – tenggara dan barat – timur. Patahan mendatar berarah utara – selatan
juga diidentifikasikan melintasi vulkaik Silih Nara dan kompleks Geureudong.
Lain – lain
Manifestasi Permukaan dan Zona Alterasi
Geoteknik
Salah satu potensi bencana yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan lapangan panas bumi di
daerah Gunung Geureudong adalah aktivitas vulkanik di sekitar Gunung Burni Telong. Gunung Burni
Telong merupakan salah satu gunung berapi tipe A yang tercatat pernah meletus 5 kali semenjak tahun
1837 sampai 1924.
Gempa bumi adalah potensi bahaya lainnya di sekitar Geureudong. Aktivitas kegempaan di daerah
tergolong cukup tinggi dan yang terakhir tercatat pada 2013 berdaya 6,2 SR. gempa tersebut dilaporkan
disebabkan pergeseran patahan lokal mendatar sepanjang Aceh Tengah yang terletak 20 km sebelah timur
laut struktur utama dari Sesar Besar Sumatera.
Liquid Features
Ringkasan Geokimia
Lain – lain
Kesimpulan Kajian Geokimia
Wih Pesam merupakan manifestasi yang paling memungkinkan menggambarkan daerah outflow netral
dengan suhu kesetimbangan maksimum sebesar ~ 2400C. sedangkan untuk manifestasi di daerah
lainnya tidak menunjukkan adanya indikasi geokimia positif maupun negatif dikarenakan adanya proses
dilusi.
Ringkasan Geofisika
Gaya Berat/Gravity
oleh nilai konduktansi total batuan pada kedalaman 1500 meter. Sebaran tahanan jenis rendah berarah
barat laut – tenggara menunjukkan sebaran batuan penudung/claycap.
Elektromagnetik
MT
Integrasi data-data 3G diatas menunjukkan 2 area potensi panas bumi di daerah Geureudong. Prospek
panas bumi Wih Pesam terletak di tenggara dari mata air panas klorida Wih Pesam, sementara daerah
prospek Pepanji terletak di timulaut – baratdaya. Daerah prospek yang diperkirakan berada di sekitar Wih
Pesam seluas 8 km2 dan Pepanji seluas 7 km2.
Berdasarkan data yang ada kedua area prospek tersebut diperkirakan saling menyambung ditunjukkan
dengan kemungkinan kemenerusan lapisan konduktif dari sebaran tahanan jenis pada kajian geofisika.
Kemenerusan lapisan konduktif ini dapat menyebabkan potensi panas bumi di daerah Geureudong
menjadi lebih besar.
berarah barat daya. Batuan reservoir diduga tersusun atas batuan vulkanik kuarter di kedua daerah,
namun tidak dapat diperkirakan kedalaman batuan reservoir tersebut.
3. WKP JABOI
WKP JABOI
SK WKP
Kode Luas (Ha) Kab/ Provinsi Status
Nomor Tanggal Wilayah Kota
1514 Kota
09-04-2008 12FEBPBM1172 6.949 Sabang Aceh Eksplorasi
K/30/MEM/2008
Titik Potensi
Sumber Daya (MWe) Cadangan (MWe)
Nomor Nama
Spekulati
f Hipotesis Terduga Mungkin Terbukti
1 Iboih 25 - - - -
2 Lho Pria Laot 50 - - - -
3 Jaboi - - 50 - -
Izin Pengusahaan
SK Izin Pengusahaan Kapasitas
Pemegang Izin Terpasang
Nomor Tanggal
3227
25-06-2015 PT Sabang Geothemal Energy -
K/30/MEM/2015
Kawasan Hutan
Jenis
Hutan Luas (Ha)
Hutan Konservasi -
Hutan Lindung 3.112
Hutan Produksi -
Hutan Pangonan dan Hutan
Cadangan -
Area Lainnya 3.856
Lokasi Wkp
Ringkasan Geologi
Geologi Umum
Geomorfologi
Struktur Geologi
Struktur geologi yang terbentuk di pulau Weh mempunyai pola yang sama dengan struktur geologi
daratan Sumatera. Zona sesar di Pulau Weh menunjukkan adanya kesinambungan atau keterkaitan
kesejajaran dengan sesar Lamteuba (komplek G. Seulawah Agam) yang memotong teluk Krueng Raya
di daratan Aceh. Beberapa zona sesar yang terbentuk di Pulau Weh umumnya berarah barat laut-
tenggara (NNW-SSE) yang terindikasi di teluk Balohan menerus sampai ke teluk Sabang. Dua sesar
utama yaitu Ujung Seuke - teluk Sabang dan Balohan–teluk Sabang membentuk sebuah graben
dicirikan adanya tebing-tebing curam di timur teluk Balohan. Danau Aneuk Laot di selatan kota Sabang
diperkirakan terjadi akibat amblasan bukan merupakan pusat erupsi vulkanik. Di sebelah barat struktur
graben terdapat Sesar Paya Seunara dan di bagian selatan terdapat sesar Jaboi yang keduanya berarah
utara-selatan.
Lain – lain
Geoteknik
Dari segi kebencanaan geologi, bahaya yang mungkin terjadi berkaitan dengan pengembangan
lapangan panas bumi Jaboi antara lain adalah bahaya gempa bumi karena Provinsi Aceh merupakan
jalur gempa. Pulau Sumatera terletak di sepanjang tepi barat daya lempeng benua Eurasia yang
bertumbukan dengan lempeng samudera Hindia yang mengalami penunjaman di sepanjang Parit Sunda,
di lepas pantai barat Sumatera. Sedangkan letusan gunungapi dimungkinkan tidak ada lagi karena
gunungapi yang berada di kota sabang merupakan gunungapi tipe C. Ahli vulkanologi memperkirakan
bahwa daerah Sarui-Lhok Pria Laot di Pulau Weh dulunya merupakan sebuah kawah besar (kaldera
purba), yang pernah terjadi letusan dahsyat dimasa lampau dan saat ini sudah tidak mencirikan lagi
sebagai bekas pusat erupsi akibat tingkat erosi yang kuat.
Ringkasan Geokimia
Air panas di daerah Jaboi berupa air asam sulfat bertemperatur tinggi (95.0 dan 96.4 oC), absen ion
bikarbonat, yang berasosiasi dengan fumarol/sulfatar dan air panas bikarbonat netral diIeseum atau
Ceunohot dengan temperatur 67.4 - 71.0oC yang menghasilkan endapan sinter karbonat. Air panas
asam sulfat Jaboi merupakan air permukaan yang terpanasi uap (steam heated water) dengan
kandungan klorida sangat rendah (7,1 - 7,8 ppm) dan Mg tinggi (117,6 - 111,4), sehingga mengalterasi
batuan di sekitarnya.
Air panas Ieseum termasuk tipe bikarbonat netral (67,5 – 71 oC) masih ada hubungannya dengan
manifestasi fumarola di Jaboi dengan diindikasikan oleh relatif tingginya konsentrasi HCO 3, SO4, dan
SiO2, namun konsentrasi klorida rendah. Air panas Keunekai, Batetamo, Serui bertipe bikarbonat yang
juga mengandung konsentrasi sulfat cukup tinggi dan rendah ion klorida. Tipe air bikarbonat ini
diakibatkan oleh terlarutnya gas magmatik CO2 kedalam air panas dan membentuk HCO 3 kemungkinan
ada kaitannya dengan kontaminasi air laut. Air panas Lhok Pria Laot dan Pasi Jaboi merupakan air
klorida yang mengandung sulfat tinggi. Kandungan ion bikarbonat dalam air panas Pasi Jaboi juga cukup
tinggi, sedangkan air panas Lhok Pria Laot sangat rendah. Kedua mata air panas ini kemungkinan
sedikit terkontaminasi oleh air laut. Dari kandungan perbandingan kandungan Li, Cl dan B, terlihat
adanya kontaminasi air laut kecuali air panas Ieuseum. Hampir semua air panas merupakan immature
water, mengindikasikan adanya pengaruh air meteorik yang cukup besar, kecuali air dari daerah Lho
Pria Laot lebih mendekati kondisi kesetimbangan.
Gas yang dianalisis merupakan contoh dari fumarola Jaboi pada elevasi 72 - 169 m dpl., temperatur 98.4
- 99.5oC, dan menghasilkan sublimasi belerang dan berasosiasi dengan air panas asam sulfat
bertemperatur tinggi.
Pendugaan temperature reservoir dengan menggunakan geotermometer SiO 2 conductive cooling dari air
panas Iseum didapatkan temperatur 187oC sebagai temperatur minimal. Dengan menggunakan
geotermometer gas CO2-H2 didapatkan temperatur 327oC. Jika melihat kondisi geologi daerah panas
bumi Jaboi yang masih berhubungan dengan aktifitas vulkanik Gunung Jaboi serta jenis dan temperatur
manifestasi permukaan yang tinggi, maka di perkirakan temperatur reservoir mencapai 250oC.
Ringkasan Geofisika
Gaya Berat/Gravity
Geomagnet
Peta Tahanan Jenis Semu AB2 = 750 m Daerah Panas Bumi Jaboi
Peta sebaran tahanan jenis semu untuk bentangan arus AB/2 500 m dicirikan oleh keberadaan anomali
rendah sampai kurang dari 5 Ohm-m dengan pola yang menutup dengan pusat di sekitar area
manifestasi fumarolaJaboi. Pola ini juga mempunyai ciri khas yang melidah ke dua arah, yaitu kearah
timur - tenggara atau ke arah pantai Jaboi dimana beberapa mata air panas di dekat pantai ditemukan
dan ke arah baratdaya yang kemudian menerus ke selatan ke pantai Keuneukai dimana mata air panas
berada. Pola kedua lidah ini dikenal berasosiasi dengan pola outflow dari suatu sistem panas bumi.
Telah dilakukan pengeboran 2 sumur landaian suhu yaitu sumur JBO1 dan sumur JBO-2. Sumur JBO-1
terletak di dalam zona prospek panas bumi sedangkan sumur JBO-2 terletak di batas zona prospek.
Berdasarkan mineral-mineral ubahan yang hadir di sumur JBO-1 dan JBO-2 menunjukkan adanya
interaksi antara batuan dengan fluida hidrotermal yang menyebabkan ubahan dengan intensitas lemah
hingga sangat kuat. Jenis mineral ubahan yang hadir menunjukkan adanya percampuran antara fluida
hidrotermal yang berjenis asam dan netral. Terjadinya pencampuran fluida tersebut diduga disebabkan
oleh adanya fluida hidrotermal berjenis asam di bagian atas yang bercampur dengan fluida hidrotermal
berjenis netral yeng berasal dari bagian yang lebih dalam (reservoir), melalui rekahan-rekahan pada
batuan. Hasil dari pengukuran logging temperature menunjukkan gradien panas di sumur JBO-1 (20.5 -
22°C per 100 m) relative lebih tinggi dari sumur JBO-2 (17°C per 100 m).
Model Konseptual
Model Konseptual Sistem Panas Bumi di Daerah Jaboi
Daerah upflow dari sistem Panas Bumi Jaboi diindikasikan oleh manifestasi fumarole yang berasosiasi
dengan air panas asam, tanah panas dan alterasi asam yang kuat. Daerah ini merupakan zona prospek
yang dibatasi
oleh nilai tahanan jenis rendah. Lapisan konduktif di kedalaman sebagai lapisan penudung diduga
merupakan batuan vulkanik Kuarter yang mengalami alterasi yang dideteksi terdapat pada kedalaman
sampai 850m. Zona outflow diindikasikan oleh pemunculan air panas netral bikarbonat yaitu air panas
Ieseum di bagian utara, Keunekai, Batetamo, dan Serui, serta air klorida netral sebagai air panas Pasi
Jaboi. Zona rekahan dan struktur sesar terutama yang berarah timur laut dan tenggara merupakan
pembentuk zona permeabel atau reservoir panas bumi. Keberadaan sistem panas bumi Jaboi dalam
depresi Semangko, karenanya struktur utama yang mengontrol sistem ini adalah struktur berarah barat
laut - tenggara. Kelompok manifestasi Lhok Pria Laot yang terletak jauh di pantai utara, dianggap
sebagai sistem yang berbeda dengan sistem yang terdapat di Jaboi.
Fluida panas bumi yang telah dikeluarkan ke permukaan bumi mengandung energi
panas yang akan dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Hal ini dimungkinkan
oleh suatu sistem konversi energi fluida panas bumi (geothermal power cycle) yang
mengubah energi panas dari fluida menjadi energi listrik.
Banyak sistem pembangkitan listrik dari fluida panas bumi yang telah diterapkan di
lapangan, diantaranya:
uap listrik
PERTAMINA- Konsumen
UNOCAL
PLTP
Transmisi
Eksplorasi s.d
Distribusi Listrik
Pengembangan
Lapangan Uap
Sedangkan untuk unit 4 s.d 6 adalah sbb:
listrik listrik
PERTAMINA- PLN Konsumen
UNOCAL
Transmisi
Distribusi Listrik
Eksplorasi s.d
Pengembangan
Lapangan Uap &
Pembangunan PLTP
1.2 Siklus Uap Hasil Pemisahan dan Penguapan (Double Flash Steam)
Pada sistem ini digunakan dua pemisahan fluida yaitu separator dan flasher dan
digunakan komposisi 2 turbin, yaitu HP-turbine dan LP-turbine yang disusun tandem
(ganda), seperti diperlihatkan pada Gambar 3.6. Contoh lapangan yang menggunakan
sistem konversi seperti ini adalah Hatchobaru (Jepang), dan Krafla (Iceland).
1.3 Binary Cycle
Umumnya fluida panas bumi yang digunakan untuk pembangkit listrik adalah
fluida yang mempunyai temperatur 2000C, tetapi secara tidak langsung fluida panas bumi
temperatur sedang (100-2000C) juga dapat digunakan untuk pembangkit listrik yaitu
dengan cara menggunakannya untuk memanasi fluida organik yang mempunyai titik
didih rendah (Gambar 3.8), uap dari fluida organik ini kemudian digunakan untuk
menggerakan sudu-sudu turbin sehingga menghasilkan listrik.
Fluida organik dipanasi oleh fluida panasbumi melalui mesin penukar kalor atau
heat exchanger. Jadi fluida panas bumi tidak dimanfaatkan langsung melainkan hanya
panasnya saja yang diekstraksi, sementara fluidanya sendiri diinjeksikan kembali
kedalam reservoir. Dua lapangan yang menggunakan siklus konversi energi seperti ini
adalah Parantuka, Kamchatka Peninsula (USSR) dan Otake (Jepang). Di lapangan
Lahendong juga terdapat sebuah pembangkit listrik panzasbumi siklus binari (binary
geothermal power plant) berkapasitas 2,5 MW.
1.4 Well Head Generating Unit
Beberapa tahun terakhir ini unit pembangkit kepala sumur yang dikenal
dengan nama "Well Head Generating Units" mulai banyak digunakan di
lapangan. Sesuai dengan namanya unit ini ditempatkan di dekat kepala sumur
(well head). Ada dua jenis "Well Head Generating Units" yaitu:
1. Back pressure turbine atau turbin tanpa kondensor (atmospheric exhaust). Turbin ini
tidak dilengkapi dengan kondensor. Uap dari sumur atau uap dari separator
dialirkan langsung ke turbin dan setelah digunakan untuk membangkitkan listrik
langsung dilepas ke atmosfir. Unit pembangkit jenis ini sering disebur
"monoblock".
2. Turbin yang dilengkapi dengan kondensor (condensing unit). Turbin ini dilengkapi
dengan kondensor. Uap keluaran dari turbin diubah menjadi kondensat di dalam
kondensor.
Well Head Generating Units atau unit pembangkit kepala sumur banyak
digunakan karena alasan-alasan berikut:
1. Unit pembangkit kepala sumur dapat lebih cepat dioperasikan, yaitu dalam waktu
kurang dari 1-2 bulan. Sedangkan "central plant” biasanya baru bisa dioperasikan 6-7
tahun setelah pemboran sumur pertama.
5. Apabila tekanan reservoir turun lebih cepat dari yang diharapkan, maka turbin masih
dapat di operasikan pada tekanan yang lebih rendah dan memproduksikan listrik
dalam jumlah yang sama meskipun efisiensinya lebih rendah.
Unit pembangkit kepala sumur (Well head generating units) dapat dipindahkan
ke lokasi sumur lain hanya dalam waktu 1 - 2 bulan
2. Konversi Energi dalam PLT-Panas Bumi
Dalam PLT-pm untuk mendapatkan fluida dari panas bumi, yang pertama
kali dilakukan adalah mengeksplorasi daerah yang akan digunakan. Dari membuat
beberapa survey mengenai keadaan lokasi dan perencanaan lokasi pemboran.
Proses cara kerja pembangkit listrik tenaga panas bumi menggunakan prinsip
teknologi sama dengan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Hal ini
berdasarkan panas bumi yang terkumpul dalam sumur bor akan memacu proses
penguapan air yang akan menggerakan turbin untuk menjalankan fungsi generator
sebagai teknologi konversi energi gerak menjadi energi listrik.
Daftar Pustaka