You are on page 1of 14

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL KALA III


PERSALINAN NORMAL

Dosen Fasilitator:
Dr. Siti Saidah Nasution S.Kp.,Ns.,M.Kep., Sp. Mat

Disusun Oleh:
Putri Febi Yanti 221101068
Agnes Tresia Purba 221101134
Nisrina Athirah Mumtaz Hasibuan 221101206
Richa Monika Lingga 221101214
Yoshepa Natacia Palimpung 221101226

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN
INTRANATAL KALA III PERSALINAN NORMAL” tanpa halangan yang berarti. Penyusunan
makalah ini didasarkan atas pemenuhan tugas kelompok untuk Mata Kuliah Keperawatan
Maternitas. Makalah ini terinterpretasikan oleh usaha dan kontribusi para anggota kelompok 21,
serta bantuan, arahan, dorongan semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami
menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berperan dalam proses pembuatan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa,saran dan juga kritik. Kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada Ibu Dr. Siti Saidah Nasution S.Kp., M.Kep., Sp. Mat sebagai dosen
pembimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Terlepas dari hal tersebut, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga hasil
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua serta bagi perkembangan dunia pendidikan.

Medan, 17 September 2023


Kelompok 21

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................1
D. Manfaat Penulisan........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................3
A. Pengertian Persalinan Kala III......................................................................................3
B. Teori dan Konsep Persalinan Kala III..........................................................................3
C. Tanda dan Gejala Persalinan Kala III...........................................................................3
D. Proses Persalinan Kala III............................................................................................4
E. Manajemen Persalinan Kala III....................................................................................5
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................................6
A. Pengkajian Fisik...........................................................................................................6
B. Pengkajian Psikologis...................................................................................................6
C. Riwayat Kesehatan,Kehamilan,Personal Hygine.........................................................7
D. Intervensi Keperawatan dan Kriteria Hasil..................................................................7
E. Evaluasi Keperawatan..................................................................................................7
F. Pendidikan Kesehatan yang Disarankan......................................................................8
BAB IV PENUTUP................................................................................................................9
Kesimpulan.............................................................................................................................9
Saran........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi
juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan.
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-
42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung tidak lebih dari
18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun janin. (Sarwono,2002)
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai alat-alat atau
pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung dalam waktu
kurang dari 24 jam (Prawirohardjo,1997,hal 180)
Batasan kala III, masa setelah lahirnya bayi dan berlangsungnya proses pengeluaran plasenta
tanda-tanda lepasnya plasenta: terjadinya perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri, tali
pusat memanjang atau terjulur keluar melalui vagina/vulva, adanya semburan darah secara tiba-
tiba kala III, berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan
fundus uteri agak diatas pusat beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk
melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 menit – 15 menit setelah
bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta,
disertai dengan pengeluaran darah. Komplikasi yang dapat timbul pada kala III adalah
perdarahan akibat atonia uteri, retensio plasenta, perlukaan jalan lahir, tanda gejala tali pusat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa teori dan konsep daripada persalinan kala III?
2. Apakah hasil dari pemeriksaan fisik yang dilakukan pada klien?
3. Apa saja diagnosa dan intervensi keperawatan pada klien?

C. Tujuan Penulisan
1. Melaksanakan manajemen asuhan keperawatan pada klien dengan persalinan kala III
lama.
2. Diperolehnya pengalaman nyata dalam pengumpulan data dasar, pengkajian, analisa, dan
merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan kasus persalinan kala III lama.
3. Diperolehnya pengalaman nyata dalam pengumpulan data dasar, kemungkinan timbulnya
diagnosa/masalah potensial pada klien dengan kasus persalinan kala III lama.
4. Diperolehnya pengalaman nyata dalam pengumpulan data dasar untuk
mendokumentasikan manajemen asuhan keperawatan dalam kasus persalinan kala III
lama.
1
D. Manfaat Penulisan
Diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui jenjang
pendidikan dan merupakan bekal bagi mahasisiwi agar berhasil dalam menerapkan
asuhan keperawatan pada klien dengan kasus persalinan kala III lama.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Persalinan Kala III
Kala III persalinan dimulai saat proses pelahiran bayi selesai dan berakhir dengan lahirnya plasenta.
Proses ini dikenal sebagai kala persalinan plasenta. Kala III persalinan berlangsung antara rata-rata 5
dan 10 menit. Akan tetapi, kisaran normal kala III sampai 30 menit. Risiko perdarahan meningkat
apabila kala III lebih lama dari 30 menit, terutama 30- 40 menit. (JNPK-KR, 2008)
B. Teori dan Konsep Persalinan Kala III
Kala III merupakan tahap ketiga persalinan yang berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta
lahir. Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta
dan selaput ketuban. Kala III merupakan periode waktu dimulai ketika bayi lahir dan berakhir
pada saat plasenta seluruhnya sudah dilahirkan. Perlu diingat bahwa tiga puluh persen penyebab
kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan pasca persalinan. Dua pertiga dari perdarahan pasca
persalinan disebabkan oleh atonia uteri penyebab terpisahnya plasenta dari dinding uterus adalah
kontraksi uterus (spontan atau dengan stimulus) setelah kala dua selesai. Berat plasenta
mempermudah terlepasnya selaput ketuban, yang terkelupas dan dikeluarkan. Tempat perlekatan
plasenta menentukan kecepatan pemisahan dan metode ekspulsi plasenta. Selaput ketuban
dikeluarkan dengan penonjolan bagian ibu atau bagian janin. Pada kala III, otot uterus
(miometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi.
Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena
tempat perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka
pasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta
akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina. Setelah janin lahir, uterus mengadakan
kontraksi yang mengakibatkan penciutan permukaan kavum uteri, tempat implantassi plasenta.
Akibatnya, plasenta akan lepas dari tempat implantasinya,

C. Tanda dan Gejala Persalinan Kala III


Tahap ketiga persalinan berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta lahir. Tujuan penanganan
tahap ketiga persalinan adalah pelepasan dan ekspulsi segera plasenta, yang dicapai dengan cara
yang paling mudah dan paling aman.
Plasenta melekat pada lapisan desidua lapisan basal tipis endometrium oleh banyak vili fibrosa-
sama seperti sebuah perangko yang ditempel pada selembar perangko. Setelah janin dilahirkan,
dengan adanya kontraksi uterus yang kuat, sisi plasenta akan jauh lebih kecil sehingga tonjolan
vili akan pecah dan plasenta terlepas dari perlekatannya. Dalam keadaan normal, beberapa
kontraksi kuat pertama, lima sampai tujuh menit setelah kelahiran bayi, plasenta akan lepas dari
lapisan basal. Plasenta tidak akan mudah lepas dari uterus yang kendur karena ukuran permukaan
sisi plasenta tidak akan berkurang.

3
Pelepasan plasenta diindikasikan dengan tanda- tanda berikut :
1. Fundus yang berkontraksi kuat
2. Perubahan bentuk uterus dari bentuk cakram menjadi bentuk oval bulat, sewaktu plasenta
bergerak ke arah segmen bagian bawah
3. Darah berwarna gelap keluar dengan tiba-tiba dari introitus
4. Tali pusat bertambah panjang dengan majunya plasenta mendekati introitus
5. Vagina (plasenta) penuh pada pemeriksaan vagina atau rektum atau membran janin terlihat di
introitus.

Secara klinis tidak apakah plasenta pertama-tama tampak pada permukaan janin yang licin
Schultze) atau plasenta berputar sehingga yang terlihat permukaan maternalnya yang kasar
(mekanisme Duncan). Setelah plasenta dan membrannya perawat memeriksa apakah plasenta
utuh untuk memastikan tidak ada bagian yang tertinggal di dalam rongga uterus (yaitu tidak ada
bagian plasenta atau membran yang tertinggal).
D. Proses Persalinan Kala III
Kala III persalinan adalah kala uri atau waktu pelepasan plasenta dari insersinya. Kala III
persalinan dimulai saat proses kelahiran janin selesai dan berakhir dengan lahirnya plasenta
secara keseluruhan, tali pusat, dan ketuban. Lama kala III <10 menit pada sebagian besar
pelahiran dan <15 menit pada 95% pelahiran (Sinclair, 2009). Normalnya, saat plasenta
dilahirkan maka Rahim berkontraksi (mengeras dan menyusut) untuk menghentikan perdarahan
dari tempat perlekatan plasenta. Sebagian besar perdarahan postpartum berasal dari tempat
perlekatan plasenta ataupun adanya retensio plasenta (Klein dkk, 2013). Perdarahan postpartum
merupakan penyebab sekitar 30% dari keseluruhan kematian akibat perdarahan. Sebenarnya
perdarahan postpartum dapat diturunkan dengan penanganan yang optimal dari tenaga kesehatan.
Akan tetapi dalam menurunkan angka kejadian perdarahan postpartum akibat perdarahan tidak
hanya mengurangi resiko kematian ibu, tetapi juga menghindarkannya dari risiko kesakitan yang
berhubungan dengan perdarahan postpartum. Jadi yang menjadi titik utama adalah keterampilan
dari petugas dalam menangani kejadian perdarahan postpartum. Pemantauan dilakukan pada ibu
pasca persalinan dan juga mempersiapkan diri akan adanya kejadian postpartum merupakan
tindakan yang sangat penting. Oleh karena alasan tersebut, maka manajemen aktif kala III
merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam upaya menurunkan kesakitan dan kematian
ibu yang disebabkan perdarahan pasca persalinan. Hal itu membuat WHO merekomendasikan
agar semua tenaga kesehatan yang menolong persalinan baik dokter maupun bidan dapat
melaksanakan manajemen aktif kala III.
Tujuan
manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga
dapat mempersingkat waktu pada kala III, mencegah perdarahan, dan mengurangi kehiangan
darah kala III persalinan. Manajemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah utama yaitu
pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, melakukan penegangan
tali pusat terkendali, dan masase fundus uteri (Rohani dkk, 2011). Disamping pemberian
suntikan oksitosin 10 IU secara intramuskuler, oksitosin alamiah dapat dimanfaatkan untuk
menunjang kelahiran plasenta yang cepat dan efektif. Oksitosin alamiah tersebut dapat diperoleh
dari rangsangan puting susu dengan IMD maupun dengan pemilinan pada puting susu ibu.
Rangsangan puting susu akan menyebabkan sel-sel mioepitel sekitar alveoli di dalam kelenjar
mamae memberikan refleks neurogenic kemudian dihantarkan ke hipotalamus, lalu memicu
hipofise posterior untuk mengeluarkan hormon oksitosin ke dalam darah menimbukan kontraksi
miometrium untuk melepas plasenta (Prawirohardjo, 2011).

E. Manajemen Persalinan Kala III


Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif
sehingga dapat mempersingkat waktu mencegah pendarahan dan mengurangi kehilangan darah,
kala III persalinan jika dibandingkan dengan pelaksanaan fisiologis terdiri dari tiga langkah
utama, pemberian oksitosin dalam 1 menit setelah bayi lahir 10 unit IM pada 1/3 bagian atas
paha bagian luar atau asbes lateralis, melakukan peregangan terpusat, dan massage fundus uteri.

4
Kehamilan dan persalinan memiliki resiko kesehatan yang besar. Pendaran pasca persalinan
(PPP) sampai saat ini merupakan penyebab utama kematian ibu. Sebagian besar kasus PPP
terjadi selama persalinan kala tiga. Selama jangka waktu tersebut, otot-otot rahim berkontraksi
dan plasenta mulai memisahkan diri dari dinding rahim. Jumlah darah yang hilang tergantung
pada seberapa cepat hal ini terjadi. Persalinan kala tiga biasanya berlangsung antara 5 sampai 15
menit. Bila lewat dari 30 menit, maka persalinan kala tiga dianggap panjang/lama yang berarti
menunjukkan adanya masalah potensial. Bilamana rahim lemah dan tidak berkontraksi secara
normal, maka pembuluh darah di daerah plasenta tidakcterjepit dengan cukup, hal ini akan
mengakibatkan perdarahan yang berat

Manajemen aktif persalinan kala tiga terdiri atas intervensi yang direncanakan mempercepat
pelepasan plasenta dengan meningkatkan kontraksi rahim dan mencegah PPP( pendarahan pasca
persalinan) dengan menghindari atonia uteri.
Komponennya adalah :
(1) memberikan obat uterotonika (untuk kontraksi rahim) dalam waktu dua menit setelah
kelahiran bayi;
(2) menjepit dan memotong tali pusat segera setelah melahirkan;
(3) melakukan penegangan tali pusat terkendali sambil secara bersamaan melakukan tekanan
terhadap rahim melalui perut. Setelah pelepasan plasenta, memijat uterus juga dapat membantu
kontraksi untuk mengurangi perdarahan

5
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengkajian Fisik
Kasus:
Kasus yang disajikan merupakan hasil asuhan yang dilakukan di BPM dari tanggal 11
Maret 2017 sampai dengan tanggal 23 mei 2017. Tanggal 8 April 2017 pukul 14.50 Wib
Ny. H datang dengan keluhan mules-mules dan keluar air sejak pukul 8.00 Wib. Fase
aktif dengan keadaan Ibu dan janin baik. HPHT: 5-07-2016, lamanya haid 7 hari dan
siklus haid 28 hari. TP: 12 April 2017. Riwayat ANC 4x dipuskesmas dengan hasil tidak
ada kelainan. Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit yang berat, penyakit
menular atau penyakit turunan.

Hasil pemeriksaan fisik didapatkan:


 Kesadaran umum baik
- Kesadaran: compos mentis
- TD: 119/80 mmHg, P 21x/m, N 82x/m, S 36,6◦C,
 Subjektif
Ibu mengatakan masih merasa mules dan senang bayinya sudah lahir.
 Objektif
- TFU :30cm
- Kandung Kemih : kosong
- Pendarahan :-+ 100cc
- Genetalia : tali pusat tampak di depan vulva, adanya tanda pelepasan
plasenta, uterus globular, semburan darah tiba-tiba, dan tali pusat memanjang.
 Diagnosa ibu , ibu sudah masuk kala III persalinan. Diagnosa janin, bayi keadaan
normal, cukup bulan. Antisipasi masalah atau resiko yang berhubungan jika
terdapat masalah atau resiko yang berhubungan segera lakukan tindakan untuk
mengantisipasi masalah yang kemungkinan terjadi.

B. Pengkajian Psikologis
 Klien mengatakan takut kenapa bayinya tidak lahir-lahir
 Klien mengatakan takut bila terjadi apa-apa pada bayinya
 Klien mengatakan sudah tidak kuat lagi untuk mengejan, klien mengatakan tidak
mampu untuk mengejan.
 Klien tampak takut dan cemas dengan kondisi bayinya.
 Klien mengatakan sejak tadi pagi kepala bayi tidak ngajakin.
 Ibu terlihat cemas, gelisah dengan kondisi bayi dan dirinya, takut dan khawatir
keadaan bayinya.

6
C. Riwayat Kesehatan,Kehamilan,Personal Hygine
 Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit yang berat, penyakit menular, atau
penyakit keturunan dalam keluarga seperti kelainan jantung, asma, tuberculosis (TB)
kelainan ginjal, diabetes, kelainan darah, hipertensi, HIV/AIDS dan PMS.
 Riwayat Kehamilan,Persalinan, dan Nifas yang lalu
Anak I: Lahir tahun 2013 lahir cukup bulan, spontan ditolong oleh bidan, tidak ada
penyulit, jenis kelamin perempuan, berat badan 3200 gram, panjang badan 48 cm,
keadaan sehat, nifas bayi.
Anak II: Lahir tahun 2014, lahir cukup bulan, spontan, ditolong oleh bidan, tidak ada
penyulit, jenis kelamin laki-laki, berat badan 2900 gram panjang badan 49 cm, keadaan
sehat, nifas baik.
 Riwayat Dan Kebiasaan Sehari-hari
Dalam sehari ibu makan 3 -4 kali dengan nasi lauk pauk, sayur-sayur. Terakhir Ibu
sarapan pagi dengan menggunakan nasi, ikan, dan sayur bayam minum sehari 8-9
gelas/hari ibu biasa mandi 2x/hari, mengganti celana 3-4 x/hari ibu biasa BAB 1 kali
sehari dengan konsistensi normal dan tidak ada keluhan saat BAB. Ibu BAK 6-7 kali
sehari dengan konsistensi cair dan berwarna jernih dan tidak ada keluhan saat di BAK.
D. Intervensi Keperawatan dan Kriteria Hasil
 Memeriksa adanya janin kedua,
 Memberitahu pada ibu bahwa akan diberikan suntikan oksitosin di paha Ibu
secara IM,
 Memberikan oksitosin 10 unit secara Im pada 1/3 bagian atas paha luar dengan
sudut 90° dan di aspirasi terlebih dahulu
 Melakukan message fundus uteri sampai globular/15 detik.
 Melakukan IMD segera setelah pemotongan tali pusat dan berlangsung 60 menit.
 Melakukan penegangan tali pusat terkendali.

E. Evaluasi Keperawatan
a. Jika menggunakan manajemen aktif kala III dan plasenta belum lahir
dalam waktu 15 menit :
1) Periksa kandung kemih, lakukan kateterisasi jika kandung kemih penuh.
2) Periksa adanya tanda-tanda pelepasan plasenta.
3) Berikan oksitosin 10 IU dosis kedua, dalam jarak 15 menit dari penyuntikan yang
pertama.
4) Siapkan rujukan jika tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta.
5) Jika plasenta belum lahir setelah 30 menit, pada menit ke 30 coba lagi melahirkan
plasenta dengan melakukan penegangan tali pusat untuk terakhir kalinya. Jika plasenta
tetap tidak lahir segera rujuk.(JNPK-KR, 2008).
7
Jika manajemen aktif tidak dilakukan (seperti jika penyulit pada bayi baru lahir dan
hanya ada seorang petugas terlatih) maka :
1) Periksa tanda-tanda pelepasan fisiologi dan melakukan PTT untuk melahirkan plasenta
berikut selaput ketuban.
2) Melakukan masase uterus hingga uterus mengeras.
3) Memberikan oksitosin 10 IU secara IM setelah plasenta lahir.

F. Pendidikan Kesehatan yang Disarankan


Keberhasilan proses persalinan dipengaruhioleh faktor tenaga (power), jalan lahir
(passage), janin (passanger), dan psikologi (psyche). Dalam senamhamil dilakukan
latihan pernafasan, latihan mengejan, latihan penguatan dan peregangan otot serta latihan
relaksasi. Latihan-latihan ini dapat mempengaruhi power, passage, passangger, dan
psikologi ibu pada saat persalinan sehingga persalinan berjalan lancar.
latihan penguatan dan peregangan otot, serta latihan relaksasi. Saat ibu hamil melakukan
latihan pernapasan khususnya pernapasan dalam, mereka merasakan napasnya
menjadi lebih teratur, ringan, tidak tergesa-gesa, dan panjang. Latihan pernapasan akan
membuka lebih banyak ruangan yang dapat dipakai dalam paru-paru
sehingga kapasitas total paru-paru akan meningkat dan volume residu paru-paru akan
menurun, serta melatih otot-otot sekeliling paru-paru untuk bekerja dengan baik. Di
samping tu, latihan penguatan dan peregangan otot juga berdampak pada berkurangnya
ketegangan ibu hamil. Di akhir program senam hamil, terdapat latihan relaksasi yang
menggabungkanantara relaksasi otot dan relaksasi pernapasan. Pada latihan ini, ibu
hamil melakukannya sambil membayangkan keadaan bayi di dalam perut baik-baik saja.
Pengaruh dari relaksasi dengan membayangkan sesuatu yang menyenangkan, dapat
membuat tubuh menjadi rileks. Secara keseluruhan, senam hamil membawa efek
relaksasi pada tubuh ibu hamil, baik yang bersifat relaksasi pernapasan maupun relaksasi
otot. Jika ibu hamil merasa rileks, maka ia telah melakukan sesuatu yang bermanfaat
bagi bayinya.
Upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan lamanya persalinan kala 3,
peningkatan pengetahuan ibu hamil mengenai lama persalinan dan manfaat senam hamil
adalah dengan pemberian informasi yang baik dan benar secara intensif. Dengan
memperhatikan kondisi dan kebutuhan ibu hamil, pemberian informasi ini harus
ditunjang dengan materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang menarik dan
informatif, yang kemudian dimantapkan dengan tindakan edukasi. Beberapa hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa pemberian informasi dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang. Seperti penelitian Sirait, dkk (2013) yang menyimpulkan
pemberian informasi dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan orang tua.

8
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil diagnosa yang sudah kami simpulkan bahwa :
 Tidak ada terabanya janin kedua
 Ibu sudah disuntikkan oksitosin
 Pindahkan klaim tali pusat sekitar 5 sampai 10 cm tangan kiri menekan uterus ke arah
tunggal doso kranial
 Sudah dilakukan penegangan tali pusat terkendali plasenta lahir pukul 15.50 menit.
SARAN
Diharapkan Ibu bersalin lebih kooperatif dalam menghadapi persalinan. Bagi keluarga
diharapkan bisa turut berpartisipasi dalam memberikan kenyamanan pada ibu bersalin sehingga
dapat membantu ibu melalui proses persalinan.

Diharapkan dapat mempelajari asuhan counter-pressure sehingga bisa diterapkan pada pasien
dan juga dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan. Bagi Instansi/RSUD diharapkan
dapat menerapkan kebijakan terkait pemberian asuhan dengan teknik counter-pressure pada
setiap ibu bersalin normal sehingga dapat mengurangi nyeri dan meminimalisrikan kejadian lama
kala II dan juga dapat membuat ibu bersalin merasa nyaman serta rileks dalam menghadapi
persalinannya.

9
DAFTAR PUSTAKA
“MODEL KONSEP & TEORI KEPERAWATAN (Aplikasi pada Kasus Obstetri Ginekologi)”
Ns. Umi Sukowati, SH, M.Kep., Sp.Mat. Ns. Yulia Irvani Dewi, M.Kep., Sp.Mat. Ermiati,
S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. Santi Wahyuni, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. Restuning Widiasih, S.Kp.,
M.Kep., Sp.Mat. Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat.
Bobak, dkk.(2005). Buku ajar keperawatan Maternitas.Jakarta : EGC
Hileah, N. (2012)._Manajemen aktif persalinan kala lll_. Jurnal kedokteran Syiah Kuala Volume
12 Nomor
Trisnawati, Y. (2017). Korelasi Waktu Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini Terhadap Lama
Persalinan Kala III. Indonesia Jurnal Kebidanan, I No. I (I), 67-73.

10

You might also like