You are on page 1of 15

MAKALAH

ILMU MAKKI DAN MADANI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ulumul Qur’an dan Hadits

Dosen Pengampu : Habibur Rahman, S. Pd. I, M. Pd

Oleh :

KELOMPOK 2

1. Achmad Fajarisman Muharrom (23381071003)

2. Afrizan Iqbal Nurrahmatullah (23381071007)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA

FAKULTAS TARBIYAH

IAIN MADURA

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah
memberikan kemampuan, serta keberkahan baik itu berupa waktu, tenaga,
maupun pikiran sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Tidak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Semoga kita mendapatkan
syafaatnya di yaumul akhir nanti. Aamiin ya rabbal alaamiin.

Penulisan makalah yang berjudul “Ilmu Makki dan Madani” bertujuan


untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Ulumul Qur’an dan Hadits. Selain itu,
kami ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Habibur
Rahman, S. Pd. I, M. Pd selaku Dosen Pengampu pada mata kuliah Ulumul
Qur’an dan Hadits. Karena, tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan tentang Ilmu Makki dan Madani.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna karena masih
banyak kekurangan dan kelemahan pada penyusunan maupun penulisan. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini serta bisa lebih baik lagi
dalam pembuatan makalah di waktu yang akan datang. Kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan kontribusi pengetahuan yang berguna dan
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Pamekasan, 6 Oktober 2023

( Kelompok 2 )

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1

C. Tujuan ............................................................................................. 2

D. Manfaat ........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................. 3

A. Pengertian Makki dan Madani ........................................................ 3

B. Faedah Mengetahui Makki dan Madani .......................................... 5

C. Perbedaan Makki dan Madani ......................................................... 7

D. Ciri-Ciri Ayat atau Surat Makki dan Madani ................................. 9

BAB III PENUTUP ...................................................................... 11

A. Kesimpulan ..................................................................................... 11

B Saran ................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Para ulama dan ahli tafsir terdahulu memberikan perhatian besar terhadap
penyelidikan surat-surat Al-Qur’an, mereka meneliti Al-Qur’an ayat demi
ayat, surat demi surat untuk di susun dengan nuzulnya dengan memperhatikan
waktu, tempat dan pola kalimat. Bahkan lebih dari itu, mereka mengumpulkan
sesuai dengan waktu, tempat dan pola kalimatnya juga.

Penting bagi kita untuk mengetahui surat dalam Al Qur’an, serta


membedekan mana surat yang tergolong dalam Makkiyah dan Madaniyyah,
agar menambah keteguhan iman kita kepada kitab Allah SWT dan tetap pada
ajaran Islam yang benar.

Dari sinilah makalah ini disusun dengan harapan agar kita semua semakin
mengenali al-qur’an, semakin cinta kepada al-qur’an dan semakin
memperkaya ilmu pengetahuan kita khususnya tentang al-qu’ran.

Untuk lebih jelasnya dalam makalah ini akan dijelaskan pengertian Ilmu
Makki dan Madani, cara-cara mengetahui Makki dan Madani, tanda-tanda
keduanya dan macam-macam surat-surat Makiyah dan Madaniyah serta
faedah mengetahui Makki dan Madani.1

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Makki dan Madani?

2. Apa faedah mengetahui Makki dan Madani?

3. Apa perbedaan Makki dan Madani?

4. Apa saja ciri-ciri ayat atau surat Makki dan Madani?

C. Tujuan

1
Nispul Khoiri, Ilmu-Ilmu Studi Al-Qur’an, (Medan: Perdana Publishing, 2018), hlm. 67-68.

1
1. Untuk mengetahui pengertian Makki dan Madani

2. Untuk mengetahui faedah Makki dan Madani

3. Untuk mengetahui perbedaan Makki dan Madani

4. Untuk mengetahui ciri-ciri ayat atau surat Makki dan Madani

D. Manfaat

a. Bagi Dosen
Dapat dijadikan sebagai acuan atau referensi dalam mengajar mahasiswa.
b. Bagi Pembaca
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang Makki dan Madani.
c. Bagi Penulis
Dapat mengasah kemampuan diri dalam melakukan kerja pikir sistematis.

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Makki dan Madani

Istilah al-makkiy diambil dari nama kota Mekkah, tempat permulaan


Rasulullah mulai mengajarkan Islam. Ia merupakan kata sifat yang
disandarkan kepada kota tersebut. Sesuatu disebut al-makkiy apabila
mengandung kriteria yang berasal dari Mekkah atau yang berkenaan
dengannya. Al-madaniy diambil dari nama kota Madinah, tempat Rasulullah
berhijrah dan membangun masyarakat Islam, yang darinya kelak ajaran Islam
menyebar keseluruh dunia.2

Ilmu Makki dan Madani ialah ilmu yang membahas ihwal bagian Alquran
yang Makki dan bagian yang Madani, baik dari segi arti dan maknanya, cara
mengetahuinya, atau tanda masing-masingnya, maupun macam-macamnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan Makki dan Madani adalah bagian kitab
suci Alquran, sebagiannya termasuk Makki dan ada yang termasuk Madani.

Dalam mendefinisikan Makki (Makkiyah) dan Madani (Madaniyah) ada


beberapa teori yang berbeda–beda. Sedikitnya ada 3 teori dalam menentukan
kreteria untuk memisahkan nama bagi ayat makiyah dan madaniyah, yaitu:

1. Teori Geografi (Mulahadhotu Makan Annuzul) Makiyah ialah ayat-


ayat yang turun di makkah, baik sebelum atau sesudah hijrah.
Sedangkan madaniyah ialah ayat–ayat yang turun di madinah dan
sekitarnya.

2. Teori Subjektif (Mulahadhotu Mukhothobin) Makiyah adalah ayat–


ayat yang berisi panggilan kepada penduduk makkah dengan
menggunakan kata-kata “yaa ayyuhan nassu”. Sedangkan madaniyah
adalah ayat-ayat yang berisi panggilan kepada orang–orang madinah
dengan menggunakan kata-kata “yaa ayyuhalladzi naamanu”.

3. Teori Historis (Mulahadhotu Zaman Annuzul) Makiyah adalah ayat-


ayat Al-Qur’an yang diturunkan sebelum hijrah Nabi Muhammad
2
Arif, Syamsuddin, Al-Qur’an dan Serangan Orientalis, (Depok: Al-Ihsan, 2005), hlm. 64.

3
SAW ke madinah. Sedangkan madaniyah adalah ayat–ayat Al-Qur’an
yang turun setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah.

4. Teori Content Analysis (Mulahadhotu Maa Tadhomananna) Makkiyah


adalah ayat-ayat yang berisi cerita–cerita umat dan para nabi atau rasul
dahulu. Sedangkan madaniyah adalah ayat-ayat yang berisi hukum
hudud, faraid, dan sebagainya.3

Dalam menetapkan ayat-ayat Al-Qur’an yang termasuk kategori Makki


dan Madani para sarjana muslim berpegang teguh pada dua pendekatan yaitu:

1. Pendekatan transmisi (periwayatan)

Dengan menggunakan pendekatan ini para sarjana muslim merujuk pada


riwayat-riwayat valid yang berasal dari para sahabat, yaitu orang-orang yang
besar kemungkinan menyaksikan turunnya wahyu atau para generasi tabi’in
yang saling berjumpa dan mendengar langsung dari para sahabat tentang
aspek-aspek yang berkaitan dengan proses kewahyuan Al-Qur’an, termasuk
didalamnya adalah informasi kronologis Al-Qur’an.4

2. Pendekatan analogi (qiyas)

Sarjana muslim penganut penduduk qiyas bertolak dari ciri-ciri spesifik


dari dua klasifikasi itu. Dengan demikian, bila dalam Makkiyah dan
Madaniyah terdapat sebuah ayat yang memiliki ciri-ciri khusus Madaniyah
ayat itu termasuk kategori ayat Madaniyah. Tentu saja para ulama telah
menetapkan tema-tema sentral yang nantinya ditetapkan pula sebagai ciri-ciri
khusus bagi dua klasifikasi itu.5

B. Faedah Mengetahui Makki dan Madani

3
Abdul Jalal, Ulumul Quran, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), hlm. 77-78.
4
Al-Irsyad, Ilmu Makki Dan Madani Dan Kepentinganya Bagi Pendakwa, Journal Of Islamic And
Contemporary Issues Vol 1 No. 1, Desemeber 2016. hlm. 46.
5
Juhana Nasrudin, Kaidah Ilmu Tafsir Al-Qur’an, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), hlm. 144.

4
Dengan mengetahui Ilmu Makki dan Madani ini akan banyak membawa
hikmah dan faedah serta kegunaan yang bermacam-macam, antara lain
sebagai berikut :

a) Mudah diketahui mana ayat-ayat yang turun lebih dahulu dan mana
ayat yang turun belakangan dari kitab suci Alquran.

b) Mudah diketahui mana ayat-ayat Alquran yang hukum/bacaannya telah


dihapus atau diganti, khususnya bila ada dua ayat yang menerangkan
hukum sesuatu masalah, tetapi ketetapan hukumnya bertentangan yang
satu dari yang lain.

c) Mengetahui dan mengerti sejarah pensyariatan hukum-hukum Islam


yang amat bijaksana dalam menetapkan peraturan-peraturan.

d) Mengetahui hikmah disyari’atkannya sesuatu hukum (hikmatut


tasyri’). Sebab, dengan Ilmu Makki dan Madani dapat diketahui tarekh
tasyri’ yang dalam mensyariatkan hukum-hukum Islam itu secara
bertahap, sehingga dapat pula diketahui mengapa sesuatu hukum itu
disyariatkan secara demikian.

e) Dengan mengetahui Ilmu Makki wal madani yang dapat mengetahui


hikmatut tasyri’ itu, akan bisa menambah kepercayaan orang terhadap
kewahyuan Alquran, karena melihat kebijaksanaannya dalam
menetapkan hukum-hukum ajarannya secara terhadap sehingga mudah
dimengerti, dihayati, dan diamalkan orang.

f) Meresapi gaya bahasa Alquran dan memanfaatkannya dalam metode


berdakwah menuju jalan Allah, sebab setiap situasi mempunyai bahasa
tersendiri. Karakteristik gaya bahasa Makki dan madani dalam
Alquran pun memberikan kepada orang yang mempelajarinya sebuah
metode dalam penyampaian dakwah ke jalan Allah yang sesuai dengan
kejiwaan lawan berbicara dan menguasai pikiran dan perasaanya serta
mengatasi apa yang ada dalam dirinya dengan penuh kebijaksanaan

5
g) Meningkatkan keyakinan orang terhadap kesucian, kenurnian dan
keaslian Alquran, melihat bahwa hukum-hukum ajarannya atau bentuk
tulisannya dan kata-kata serta kalimatnya masih tetap orsinil, tidak
berkurang atau bertambah satu huruf atau ketentuan satu huruf pun.

h) Mengetahui perbedaan dan tahap-tahap dakwah Islamiah. Tahap-tahap


dakwah Islamiah yang diterangkan dalam ayat-ayat Makiyah adalah
berbeda dengan ajaran dari ayat-ayat Madaniyah, seperti yang telah
diterangkan dalam tanda-tanda surah Makiyah dan Madaniyah di atas.

i) Mengerti perbedaan ushlub-ushlub (bentuk bahasa) Alquran, yang


dalam surah-surah Makiyah berbeda dengan yang dalam surah-surah
Makiyah. Sebab, dalam surah-surah Makiyah yang ditujukan kepada
orang-orang kafir Quraisy, yang banyak pakar ahli bahasa arabnya
memakai ushlub singkat dan padat, sedangkan dalam surah-surah
Madaniyah yang ditujukan kepada penduduk Madinah yang banyak
orang-orang asing belum mengenal bahasa arab, menggunakan
ungkapan panjang dan lebar agar mudah diserap mereka.

j) Dengan Ilmu Makki dan Madani situasi dan kondisi masyarakat kota
makkah dan madinah dapat diketahui, khususnya pada waktu turunnya
Alquran.6

k) Untuk dijadikan alat bantu dalam menafsirkan Alquran, sebab


pengetahuan mengenai tempat turun ayat dapat membantu memahami
ayat tersebut dan menafsirkannya dengan tafsiran yang benar,
sekalipun yang menjadi pegangan adalah pengertian umum lafadz,
bukan sebab yang khusus.

l) Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat Alquran, baik pada


periode Makkah maupun Madinah, sejak permulaan turun wahyu
hingga ayat terakhir diturunkan.7

6
Abdul Jalal, Ulumul Quran, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), hlm. 101-104.
7
Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, (Bogor: Litera Antar Nusa, 2001), hlm. 81-82.

6
C. Perbedaan Makki dan Madani

Untuk membedakan Makki dengan Madani, para ‘Ulama’ mempunyai


empat macam pandangan yang masing-masing mempunyai dasarnya sendiri.

 Dari segi waktu turunnya. Makki adalah yang diturunkan sebelum


hijrah meskipun bukan di Mekah. Madani adalah yang diturunkan
sesudah hijrah sekalipun bukan di madinah. Yang diturunkan sesudah
hijrah sekalipun di Mekah atau ‘Arafah, adalah Madani seperti yang
diturunkan pada tahun penaklukan kota Mekah, misalnya firman Allah

‫ِإَّن اَهلل َيْأُمُر َأْن ُتَؤ ُّدوااَألَم َناِت ٍإىَل َأْه ِلَه ا‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanah kepada yang berhak.”(an-Nisa’:58)

Pendapat ini lebih baik dari kedua pendapat berikut, karena ia lebih
memberikan kepastian dan konsisten.

 Dari segi tempatnya. Makki ialah yang turun di Mekah dan sekitarnya,
seperti Mina, Arafah dan Hudaibiyah. Dan Madani adalah turun di
Madinah dan sekitarnya, seperti Uhud, Quba’ dan Sil’. Pendapat ini
mengakibatkan tidak adanya pembagian secara kongkrit yang mendua,
sebab yang turun dalam perjalanan , di Tabuk atau di Baitul Maqdis
tidak termasuk ke dalam salah satu bagiannya, sehingga ia tidak
dinamakan Makki dan tidak juga Madani. Juga mengakibatkan bahwa
yang diturunkan di Mekah sesudah hijrah disebut Makki.
 Dari segi sasarannya. Makki adalah yang seruannya ditujukan kepada
penduduk Mekah dan Madani adalah yang seruannya ditujukan kepada
penduduk Madinah. Berdasarkan pendapat ini, para pendukungnya
menyatakn bahwa ayat Qur’an yang mengandung seruan ya ayyuhan
nas (wahai manusia) adalah Makki, sedangkan ayat yang mengandung
seruan ya ayyuhal ladzina amanu (wahai orang-orang yang beriman)
adalah Madani.

7
 Dari segi gaya bahasa. Surat Makiyyah umumnya memiliki ayat-ayat
yang pendek dan pendalilannya kuat. Hal ini karena masyarakat yang
diajak bicara umumnya adalah orang-orang yang suka menentang dan
susah menerima dakwah Islam. Sebagai contoh adalah surat Ath-
Thuur.
Adapun surat Madaniyyah umumnya memiliki ayat-ayat yang panjang
dan membicarakan mengenai hukum. Sebagai contoh adalah surat Al
Baqarah.
 Dari segi tema. Surat-surat Makiyyah umumnya berisi tentang Tauhid
dan bagaimana aqidah yang benar, khususnya yang berkaitan dengan
Tauhid Uluhiyyah dan Iman terhadap hari akhir karena kebanyakan
masyarakat pada saat itu adalah orang-orang yang mengingkarinya.
Adapun surat Madaniyyah umumnya berisi tentang perincian-perincian
ibadah dan muamalah. Hal ini karena obyek dakwah ketika itu adalah
orang-orang yang Tauhid dan aqidahnya telah kuat terpatri dalam jiwa
mereka.8

Para ulama antusias untuk menyelidiki suarat-surat Makkiyah dan


Madaniyah. Mereka meneliti Al-Qur’an ayat demi ayat dan surat demi surat
untuk diterbitkan sesuai dengan turunnya, dengan memperhatikan waktu,
tempat, dan pola kalimat. Lebih dari itu, mereka mengumpulkan antara waktu,
tempat, dan pola kalimat.

Para ulama sangat memperhatikan Al-Qur’an dengan cermat. Mereka


menerbitkan surat-surat sesuai dengan tempat turunnya. Mereka mengatakan
misalnya, “Surat ini diturunkan setelah surat itu”. Dan lebih cermat lagi
sehingga mereka membedakan antarayang diturunkan malam hari dengan
yang diturunkan di siang hari, antara yang diturunkan di musim panas dengan
yang diturunkan di musim dingin, dan antara yang diturunkan di waktu sedang
berada dirumah dengan yang diturunkan di saat bepergian.9

8
Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, (Bogor: Litera Antar Nusa, 2001), hlm. 85.
9
Syeikh Manna Al-Qathan, Edisi Indonesia: Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an. (Jakarta Timur:
Pustaka Al-Kautsar, 2004), hlm. 64.

8
D. Ciri-Ciri Ayat atau Surat Makki dan Madani

 Ciri-Ciri Ayat atau Surah Makki :


1. Di mulai dengan Nida’ (panggilan): “Ya Ayyuhan Naasu” dan
sebangsanya.
2. Di dalamnya terdapat lafal: “Kalla.” Lafad tersebut terdapat dalam
seluruh Alquran ada 33 kali dalam 25 surah-surah dibagian akhir
Mushaf Utsman.
3. Di dalamnya terdapat ayat sajdah ( disunahkan bersujud tilawah jika
membacanya).
4. Di permulaannya terdapat huruf Tahajji (huruf yang terpotong-
potong), seperti huruf : ‫ ن‬,‫ يس‬,‫ حم‬, ‫ امل‬dan sebagainya.
5. Di dalamnya terdapat cerita-cerita para Nabi dan umat-umat terdahulu,
selain surah Al-Baqarah dan Al-Maidah.
6. Di dalmnya terdapat cerita-cerita terhadap kemusyrikan dan
penyembah-penyembah terhadap selain Allah.
7. Di dalamnya berisi keterangan adat kebiasaan orang-orang kafir dan
orang-orang musyrik yang suka mencuri, merampok, membunuh,
mengubur hidup-hidup anak perempuan, dan sebagainya.10

 Ciri-Ciri Ayat atau Surah Madani


1. Di dalamnya berisi hukum-hukum pidana, seperti tindak pidana
pencurian, pembunuhan, perampokan, perzinaan, dan tuduhan zina.
2. Di dalamnya berisi hukum-hukum faraid.
3. Berisi izin jihad fi sabilillah dan hukum-hukumnya.
4. Berisi mengenai orang-orang munafiq dan sifatnya serta perbuatannya.
5. Berisi hukum-hukum ibadah, muamalah, dan munakahat.
6. Berisi hukum-hukum kemsyarakatan, kenegaraan.

10
St. Amanah, Pengantar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, (Semarang: CV. Asy Syifa’, 1991), hlm.
234.

9
7. Berisi dakwah (seruan) kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani serta
penjelasan aqidah-aqidah mereka yang menyimpang.11
 Contoh Ayat Makki
(Surat Al-Alaq : 1-5)

‫ِم‬ ‫ِذ‬
﴿
‫﴾ اْقَر ْأ َو َر ُّبَك اَأْلْك َر ُم‬٢﴿ ‫﴾ َخ َلَق اِإْل نَس اَن ْن َعَلٍق‬١﴿ ‫اْقَر ْأ ِباْس ِم َر ِّبَك اَّل ي َخ َلَق‬
5﴿ ‫َل‬ ‫ا‬ ‫َن‬‫ا‬ ‫ن‬ ‫ِإْل‬ ‫ا‬ ‫َّل‬ ‫ِذ‬
﴾٤﴿ ‫﴾ اَّل ي َّل ِباْلَق َلِم‬٣﴾
‫ْع‬
‫َم َس َم ْمَل َي ْم‬ ‫َع‬ ‫َم‬ ‫َع‬
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Mahamulia, yang mengajar (manusia) dengan pena”.

 Contoh Ayat Madani


(Surat At-Taubah : 73)
‫ِص‬ ‫ِه‬ ‫ِفِق‬ ‫ِهِد‬
‫َيا َأُّيَه ا الَّنُّيِب َج ا اْلُك َّفاَر َو اْلُم َنا َني َو اْغُلْظ َعَلْي ْم ۚ َو َم ْأَو اُه ْم َجَه َّنُمۖ َو ِبْئَس اْلَم ُري‬
Artinya : “Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-
orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka
ialah jahannam. Dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya”.

Adapun dasar yang dapat menentukan sesuatu surah itu Makiyah atau
Madaniyah, seperti di atas itu ada dua hal, yaitu:

a) Dasar Aghlabiyah, yakni sesuatu surah itu mayoritas atau kebanyakan


ayat-ayatnya adalah Makiyah, maka disebut sebagai surah Makiyah.
Sebaliknya, jika yang terbanyak ayat-ayat dalam sesuatu surah itu adalah
Madaniyah, atau diturunkan setelah Nabi hijrah ke Madinah, maka surah
tersebut disebut sebaai surah Madaniyah.
b) Dasar taba’iyah, yakni kalau permulaan sesuatu surah itu didahului dengan
ayat-ayat yang turun di Mekkah atau turun sebelum hijrah, maka surah
tersebut disebut atau berstatus sebagai surah-surah Makiyah. Begitu pula
sebaliknya jika ayat-ayat pertama dari suatu surah itu diturunkan di

11
Rosihon Anwar, Ulum Al-Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 2013) hlm. 106-107.

10
Madinah atau yang berisi hukum-hukum syari’at, maka surah tersebut
dinamakan sebagai surah Madaniyah.12

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengetahuan tentang ayat-ayat Makkah dan Madinah merupakan bagian


yang terpenting dalam Ulumul Qur’an. Hal ini bukan saja merupakan
kepentingan kesejarahan melainkan juga untuk memahami dan menafsirkan
ayat-ayat yang bersangkutan. Sebagaian surat di dalam Al-Qur’an berisi ayat-
ayat dari kedua periode tersebut yaitu Makki dan Madani.

Definisi Makki dan Madani oleh para ahli tafsir meliputi berdasarkan:

1. Teori Geografi (Mulahadhotu Makan Annuzul)


2. Teori Subjektif (Mulahadhotu Mukhothobin)
3. Teori Historis (Mulahadhotu Zaman Annuzul)
4. Teori Content Analysis (Mulahadhotu Maa Tadhomananna)

Adapun kegunaan mempelajari Ilmu ini antara lain agar dapat


membedakan ayat-ayat nasikh dan mansukh, mengetahui ciri khas gaya
bahasa Makiyyah dan Madaniyyah dalam Al-Qur’an. Dan untuk dijadikan alat
bantu dalam menafsirkan Al-Qur’an, sebab pengetahuan mengenai tempat
turun ayat dapat membantu memahami ayat tersebut dan menafsirkannya
dengan tafsiran yang benar, sekalipun yang menjadi pegangan adalah
pengertian umum lafadz, bukan sebab yang khusus.

B. Saran

Menyadari hal yang masih jauh dari kata sempurna, karena kami sebagai
penulis makalah ini hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan
dosa. Kedepannya kami akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan
masalah-masalah yang sudah kita bahas dengan sumber-sumber yang bisa
12
Abdul Jalal, Ulumul Quran, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), hlm. 100.

11
dipertanggungjawabkan. Jika ada kritik atau saran silahkan disampaikan
kepada kami sebagai penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Khoiri, Nispul. Ilmu-Ilmu Studi Al-quran. Medan: Perdana Publishing, 2018.

Amanah, St. Pengantar Ilmu Alquran dan Tafsir. Semarang: CV As-Syifa, 1991.

Jalal, Abdul. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu, 2000.

Nasrudin, Juhana. Kaidah Ilmu Tafsir Al-Qu’an Praktis. Yogyakarta: Deepublish,


2017.

Al-Qattan, Manna’ Khalil. Studi Ilmu Qur’an. Bogor: Litera Antar Nusa, 2001.

Syeikh Manna Al-Qathan. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar, 2004.

Rosihon, Anwar. Ulum Al-Qur’an. Bandung: Pustaka Setia, 2013.

Al-Irsyad, “Ilmu Makki Dan Madani Dan Kepentinganya Bagi Pendakwa”,


Journal Of Islamic And Contemporary Issues Vol 1 No. 1. 2016.

12

You might also like