You are on page 1of 23

LAPORAN 2

DESAIN PEMBELAJARAN INOVATIF

PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENGGERAK

Holilah
2001230175
Pendidikan Bahasa Indonesia

PENDIDIKAN PROFESI GURU ANGKATAN II


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Bismillah, Alhamdulillahirobbil Alamiin, Allahumma Sholli ala Sayyidina Muhammad, Puji


syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat Nya sehingga tugas laporan 1 ini dapat
tersusun dengan baik. Sholawat dan salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW ,
yang telah membawa kita dari kebodohan menuju alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.

Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan panitia PPG LPTK Universitas Negeri
Jakarta (UNJ) selaku penyelenggara dan rekan-rekan PPG GP dalam jabatan tahap II,
Universitas Negeri Jakarta (UNJ), tahun 2023.

Harapan Penulis semoga Tugas Laporan 2 ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca tentang pemaparan sebagian perjalanan penulis sebagai
guru penggerak.

Sebagai penyusun laporan 2 ini, Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada Dr. Reni Nur
Eriyani, M.Pd. selaku Kordinator PPG GP Daljab 2023, bidang studi Bahasa Indonesia, Dosen
pengajar Dr. Siti Ansoriah, M.Pd. beserta seluruh dosen dan pengelola PPG GP Universitas
Negeri Jakarta yang telah memberikan arahan , motivasi dan pelayanan baik kepada
penulis selama menjalani PPG daljab 2023 angkatan ke II.

Segala bantuan yang telah diberikan tidak dapat penulis balas, hanya doa yang dapat
penulis haturkan semoga Allah SWT, membalas semua budi baik Bapak/Ibu . Wassalam.

Karawang, September 2023,

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………............................................. i


Kata Pengantar ………………………………............................................. ii
Daftar Isi ………………………………....................................................... iii
Ringkasan ……………………………….................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………….................................. 1
B. Tujuan Kegiatan ………………………………............................... 2
C. Manfaat Kegiatan ………………………………............................. 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Berdiferensiasi …………………………………….. 4
B. Pembelajaran Sosial dan Emosional ……………………………... 5
C. Coaching ………………………………............................................. 7
D. Pengambilan Keputusan sebagai Peminpin Pembelajaran………… 8
E. Kepeminpinan dalam Pengembangan Sumber Daya……………… 9

BAB III PENUTUP


A. Refleksi ………………………………............................................. 11
B. Tindak Lanjut ………………………………................................... 12

Daftar Pustaka ……………………………….............................................. 13

Lampiran

iii
RINGKASAN

Dalam tugas PPG laporan ke 2, mahasiswa harus memaparkan tentang sebuah


persiapan pelaksanaan pembelajaran yang dituangkan dalam sebuah perencanaan dan
menerapkan unsur-unsur pembelajaran abad 21 dengan desain pembelajaran inovatif.
Seorang pendidik perlu
memahami beberapa karakteristik dan kemampuan anak yang berbeda-beda.
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah proses pembelajaran yang memenuhi
kebutuhan belajar murid sesuai dengan kesiapan belajar murid. Pada pembelajaran
berdiferensiasi memiliki tahapan yaitu, diferensiasi konten (apa yang kita ajarkan),
diferensiasi proses (mengacu bagaiman murid memaknai tentang materi yang
dipelajari), diferensiasi produk (tagihan apa yang diharapkan dari murid setelah
selesai pembelajaran.
Pembelajaran Sosial dan Emosional atau PSE ialah pembelajaran yang
dilakukan secara kolaboratif seluruh komunitas sekolah dengan tujuan yakni memberi
pemahaman, menghayati dan mengelola emosi, menetapkan dan ,mencapai tujuan
positif, merasakan dan menunjukkan empati pada orang lain. Beberapa kompetensi
dalam PSE berbasis kesadaran penuh (mindfulnes). Salah satu tekhnik PSE yang
paling efektif digunakan yaitu Tekhnik Stop dari 4 langkah yaitu Stop (berhenti),
Take a deep breath (tarik nafas dalam), Observe (amati) dan Proceed (lanjutkan).
Coaching adalah proses kolaborasi dan proses komunikasi yang berfokus pada
solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis. Pendekatan coaching menjadi salah satu
proses menuntun kemerdekaan belajar murid dalam pembelajaran di sekolah.
Coaching dapat membuat murid menjadi lebih merdeka dalam mengeksplorasi diri
dan mengoptimalisasikan potensi Mengingat pentingnya proses coaching ini sebagai
alat untuk memaksimalkan potensi murid.
Sebagai seorang Guru dalam Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin
Pembelajaran, hendaklah mampu membedakan situasi yang sedang dihadapi, apakah

iv
situasi dilema etika atau bujukan moral. Dalam pengambilan sebuah keputusan
yang efektif harus memahami konsep-konsep yang diperlukan yaitu 4
paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan/pengujian sebuah keputusan.
Dalam pengelolaan sumber daya di sekolah, seorang pemimpin pembelajaran
hendaklah membangun ekosistem sekolah yang merangsang kreativitas demi
menunjang keberhasilan dan kesuksesan mutu pendidikan. Saya berkolaborasi
bersama stakeholder dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya atau
aset yang dimiliki dengan berfokus pada aset dan kekuatan.

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sorang Salah satu pembelajaran inovatif dalam Pendidikan Guru Penggerak
adalah Pembelajaran Berdiferensiasi. Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan usaha
menyesuaikan proses pembelajaran dengan memberikan beragam cara melalui
Diferensiasi Konten, Diferensiasi Proses, dan Diferensiasi Produk. Metode
pembelajaran yang berpihak pada murid juga dirancang berdasarkan 3 aspek
kebutuhan belajar murid yaitu kesiapan belajar murid, minat belajar murid, dan profil
belajar murid. Di dalam RPP Berdiferensiasi diterapkan pula teknik pembelajaran
sosial emosional (PSE) melalui Mindfulness yaitu pengenalan emosi dan fokus atau
manajemen diri (self-management), empati atau kesadaran sosial (sosial awareness),
keterampilan sosial kemampuan berelasi (relationship skill) dan pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab (responsible decision making). Kompetensi inilah
nantinya yang akan bermuara sehingga terwujud kesejahteraan psikologis (well-
being) siswa dengan teknik STOP, dilakukan saat memulai pembelajaransa/ proses
pembelajaran berlangsung. Aksi nyata Praktik Coaching yang saya lakukan di kelas
sangat membantu saya sebagai seorang Guru dalam menuntun murid sesuai kodrat
yang ada dalam dirinya agar tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.
Coaching juga membuat murid menjadi lebih leluasa dalam mengeksplorasi diri dan
mengoptimalisasikan potensi dalam dirinya guna mencapai tujuan pembelajaran
merdeka belajar. Untuk membawa murid menjadi karakter profil pelajar pancasila.
Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin pembelajaran harus memiliki
keterampilan KSE dan memahami konsep-konsep yang diperlukan dalam
pengambilan sebuah keputusan yang efektif yaitu 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9
Langkah pengambilan/pengujian sebuah keputusan. Sebagai guru penggerak
saya telah melaksanakan aksi nyata dan sudah menerapkan aspek tersebut saat

1
bertindak dalam pengambilan keputusan yang efektif agar tidak ada pihak yang
dirugikan. Pendekatan pengelolaan sumber daya yang saya lakukan dalam aksi nyata
adalah pendekatan berbasis aset. Pendekatan ini menjelaskan ada 7 aset sebagai
modal utama dalam melakukan pengembangan yaitu modal manusia, modal sosial,
modal fisik, modal lingkungan alam, modal finansial, modal politik dan modal
agama/budaya. Berkolaborasi bersama kepala sekolah, rekan guru, murid, dan
stakeholder sekolah ketujuh aset tersebut dapat saya kembangkan untuk memajukan
dan meningkatkan mutu pendidikan sesuai visi sekolah dalam mewujudkan merdeka
belajar.

2. Tujuan

Kegiatan Adapun tujuan dari kegiatan ini saling berkaitan yaitu menciptakan
pembelajaran yang berpihak pada murid serta mewujudkan merdeka belajar bagi
murid. Pembelajaran Berdiferensiasi bertujuan untuk menciptakan pembelajaran
menyenangkan sesuai dengan kebutuhan belajar murid, mengeksploarasi potensi
dalam diri murid agar dapat mengikuti pembelajaran secara efektif sesuai dengan
karakternya. Pembelajaran Sosial Emosional dengan teknik Mindfulness yang
terintegrasi dalam RPP Berdiferensiasi bertujuan untuk mengembangkan dan melatih
kompetensi sosial emosional murid dalam kegiatan pembelajaran agar dapat
mengembalikan fokus murid dalam belajar dan memberikan pengalaman belajar yang
menyenangkan untuk murid. Sebagai Guru Penggerak, Coaching yang dilakukan
bertujuan mengeksplorasi potensi dan kemampuan yang ada dalam diri coachee untuk
menemukan solusi dari permasalahannya sendiri dan melatih coachee agar tidak
mudah bergantung pada orang lain.
Menerapkan konsep 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah
pengambilan/pengujian sebuah keputusan bertujuan menghasilkan keputusan yang
baik dan efektif berbasis pemimpin pembelajaran yang berpengaruh pada lancarnya
kegiatan pembelajaran. Pengembangan Sumber Daya Sekolah dengan memanfaatkan
7 aset atau modal utama bertujuan untuk mendukung kegiatan pembelajaran dan
pengembangan minat serta bakat dalam diri murid, untuk memajukan dan

2
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah sesuai visi sekolah dalam mewujudkan
merdeka belajar.
3. Manfaat Kegiatan
Melalui aksi nyata yang dilakukan pada setiap materi tersebut diatas dalam
pendidikan guru penggerak, membawa perubahan yang baik dan positif terhadap
perkembangan mutu kegiatan pembelajaran di kelas dan sekolah. Manfaat yang
diperoleh dari kegiatan tersebut adalah: Menggerakkan Komunitas belajar disekolah
Menciptakan kolaborasi antar pihak sekolah Terwujudnya pembelajaran yang
menyenangkan, inovatif dan berpihak pada murid Mewujudkan ekosistem sekolah
yang nyaman serta menciptakan tujuan pendidikan merdeka belajar. Meningkatkan
kemampuan sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengambilan sebuah keputusan
yang efektif Mampu mengoptimalkan 7 aset sebagai modal utama dalam
pengembangan sumber daya sekolah

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang


mengakomodir kebutuhan belajar peserta didik. Guru memfasilitasi peserta didik
sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap peseta didik mempunyai karakteristik
yang berbeda, sehingga tidak diberi perlakuan yang sama dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran berdiferensiasi juga merupakan bentuk strategi
menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar
individu setiap murid. Pembelajaran berdiferensiasi dilakukan dengan membuat
pemetaan kebutuhan belajar murid terlebih dahulu berdasarkan 3 aspek
kebutuhan belajar murid yaitu kesiapan belajar murid, minat belajar murid, dan
profil belajar murid. Untuk merancang pembelajaran berdiferensiasi perlu
diperhatikan strategi penerapannya, strategi penerapan tersebut yaitu Diferensiasi
Konten, Diferensiasi Proses, dan Diferensiasi Produk. Sebagai Guru Penggerak,
tahapan selanjutnya yang saya lakukan adalah merancang RPP Berdiferensiasi
untuk diterapkan di kelas yang berisikan kegiatan pembelajaran sesuai pemetaan
kebutuhan belajar murid yang telah dibuat dan mengandung salah satu atau lebih
dari 3 strategi diferensiasi pembelajaran. RPP Berdiferensiasi yang dilakukan
dapat mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid serta mencapai
tujuan merdeka belajar. Saya berkolaborasi bersama kepala sekolah dan rekan
guru, agar dapat bersama-sama merancang pembelajaran berdiferensiasi di
sekolah sebagai Praktik baik agar terwujudnya visi sekolah dalam pendidikan
merdeka belajar dan Profil Pelajar Pncasila.

4
Gambar Diagram Frayer Pemahaman Pembelajaran Berdiferensiasi

B. PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL


Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah proses pembelajaraan yang
dimulai dengan pembentukan kesadaran dan kontrol diri serta kemampuan dalam
berkomunikasi. Secara efektif menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang diperlukan untuk memahami dan mengelola emosi, menetapkan dan
mencapai tujuan positif. PSE dilakukan secara kolaboratif oleh komunitas
sekolah. PSE berisi keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan anak untuk
dapat bertahan dalam masalah sekaligus memiliki kemampuan memecahkannya,
juga untuk mengajarkan mereka menjadi orang yang baik serta dapat merasakan
dan menunjukkan empati kepada orang lain. Seorang guru perlu memahami dan
menerapkan PSE sehingga guru dapat mengajak murid untuk mengembangkan
pengetahuannya, keterampilan dan sikap positifnya.
Kompetensi Dasar dalam Pembelajaran Sosial dan Emosional yaitu:
Kesadaran Diri Pengelolaan Diri Kesadadaran Sosial (n mpati) Keterampilan

5
Berelasi (Resiliensi) Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab. PSE
dapat diterapkan dengan tiga ruang lingkup yaitu: Rutin, disaat kondisi di luar
waktu pembelajaran akademik seperti kegiatan lingkaran pagi dan literasi
membaca saat jam istirahat Terintegrasi dalam mata pelajaran, disaat kegiatan
pembelajaran sedang berlangsung seperti membuat diskusi atau tugas kelompok
dalam pemecahan masalah, serta melakukan refleksi di akhir pembelajaran
Protokol, dilakukan pada sebuah penerapan budaya dan disiplin positif yang
sudah disepakati dan diterapkan bersama sebagai kesepakatan sekolah. Seperti
memecahkan masalah tanpa kekerasan dan selalu menjalin hubungan sosial yang
positif. PSE juga dikembangkan melalui Pendekatan kesadaran penuh
(Mindfulness). Mindfulness adalah teknik yang membantu mengelola proses
sosial emosional secara lebih efektif dengan membangun keterampilan
konsentrasi, perhatian dan kapasitas untuk mengarahkan kesadaran diri dengan
cara tertentu. Teknik STOP dikenal sebagai teknik mindfulness yang dapat
digunakan untuk mengembalikan diri pada kondisi saat ini dengan kesadaran
penuh. Pembelajaran Sosial Emosional dapat dikembangkan diluar pembelajaran
maupun terintegrasi dalam pembelajaran. Teknik penerapan yang dikembangkan
dalam PSE dapat dipadukan dengan RPP Berdiferensiasi , sehingga guru dapat
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi sesuai kebutuhan belajar murid dan
mewujudkan merdeka belajar.
Sebagai Guru Penggerak saya sudah menerapkan RPP Berdiferensiasi
sesuai dengan pemetaan kebutuhan belajar murid dan integrasikan dengan
pembelajaran Sosial Emosional melalui pendekatan Mindfulness teknik STOP.
Strategi ini akan menjadi metode dalam mewujudkan (Well-Being). Ekosistem
Sekolah yang nyaman serta menyenangkan untuk murid, mewujudkan
pembelajaran yang berpihak pada murid dan menciptakan tujuan pendidikan
merdeka belajar. Gambar 2 Tahapan Mindfulness Teknik STOP. Contoh
terlampir.

6
C. COACHING
Coaching adalah proses pembinaan dimana seseorang bertujuan untuk
membantu memberdayakan orang lain dengan memfasilitasi pembelajaran diri ,
pertumbuhan pribadi, dan perbaikan kinerja, coaching juga merupakan sebuah
proses kolaborasi dan proses komunikasi yang dilakukan seorang coach dan
coachee yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis.
Seorang coach akan menstimulus dan menggali potensi serta kekuatan yang ada
dalam diri coachee dalam menyelesaikan masalahnya sendiri. Filosofi
Pendidikan Ki Hajar Dewantara menyatakan tujuan pendidikan itu ‘menuntun’
tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki
lakunya. Oleh sebab itu keterampilan coaching perlu dimiliki para pendidik untuk
menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan
kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Dalam proses
coaching, murid diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam
memberi tuntunan dan memberdayakan potensi yang ada agar murid tidak
kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Coaching dapat membuat murid
menjadi lebih merdeka dalam mengeksplorasi diri dan mengoptimalisasikan
potensi guna mencapai tujuan pembelajaran. Harapannya, pendampingan murid
melalui pendekatan coaching dapat menjadi salah satu langkah tepat bagi guru
untuk membantu murid mencapai tujuannya yaitu kemerdekaan dalam belajar.
Coaching dapat juga dilakukan dengan sesama rekan guru guna menemukan
potensi dalam dirinya merangcang strategi pembelajaran. Dalam Proses
Coaching, coach harus memiliki keterampilan dasar coaching yaitu:
Keterampilan membangun dasar proses Coaching Keterampilan membangun
hubungan baik Keterampilan Berkomunikasi Keterampilan memfasilitasi
pembelajaran. Gambar 3 Coaching dengan Model TIRTA
Dalam Praktik Coaching juga perlu memperhatikan aspek komunikasi yang
mendukung yaitu Komunikasi asertif, Bertanya efektif, Umpan balik positif,

7
Pendengar aktif. Dalam ruang kemerdekaan belajar, proses coaching juga
merupakan proses untuk mengaktivasi kerja otak coach dan coachee. Pertanyaan
reflektif dapat membuat coachee melakukan metakognisi. Selain itu pertanyaan
dalam coaching juga mendorong coachee berpikir secara kritis dan mendalam
yang bermuara pada coachee dapat menemukan kekuatan diri dan potensinya
untuk terus dikembangkan secara berkesinambungan atau menjadi seorang
pembelajar sepanjang hayat.

D. PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN


Proses pengambilan keputusan yang brtanggung jawab, dengan segala
kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management),
kesadaran diri (sicial awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (social
awareness). Sehingga dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran sangat berpengaruh dalam menjadikan murid sebagai manusia yang
berkarakter di masa depannya. Dalam pengambilan sebuah keputusan, seorang
guru sebagai pemimpin pembelajaran harus memahami situasi yang terjadi antara
dilema etika dan bujukan moral. Dilema Etika adalah situasi yang dihadapi
seseorang terjadi ketika terdapat dua pilihan yang secara moral benar tetapi
bertentangan (benar vs benar). Bujukan Moral adalah situasi yang terjadi ketika
seseorang harus mengambil dan membuat keputusan antara benar dan salah.
Sebagai pemimpin pembelajaran, seoarang guru akan mengalami situasi dilema
etika. Saat hal itu terjadi, ada nilainilai kebajikan mendasari yang bertentangan
seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan,
toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup
Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran harus
memperhatikan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan/pengujian
sebuah keputusan. Empat paradigma pengambilan keputusan : Individu lawan
masyarakat Rasa keadilan lawan rasa kasihan Kebenaran lawan kesetiaan Jangka
pendek lawan jangka panjang Tiga prinsip pengambilan keputusan: Berpikir

8
berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) Berpikir berbasis peraturan (Rule-
Based Thinking) Berpikir berbasis Rasa peduli (Care-Based Thinking). Sembilan
langkah pengambilan dan pengujian keputusan: Mengenali nilai-nilai yang saling
bertentangan Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini. Kumpulkan fakta-
fakta yang relevan dengan situasi ini. Pengujian benar atau salah yaitu Uji Legal,
Uji Regulasi, Uji Intuisi, dan Uji Publlikasi Uji Panutan/Idola, Pengujian
Paradigma Benar lawan Benar Melakukan Prinsip resolusi Investigasi Opsi
Trilema Buat Keputusan Lihat lagi keputusan dan Refleksikan. Dengan
menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan, seorang pemimpin pembelajaran akan menghasilkan keputusan yang
efektif tidak merugikan pihak manapun yang berpengaruh pada keberhasilan
serta kelancaran kegiatan pembelajaran di kelas khususnya dan sekolah pada
umumnya.

E. KEPEMIMPINAN DALAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA


Sekolah adalah hubungan interaksi yang tidak terpisahkan antara faktor
biotik dan faktor abiotik. Dalam pengelolaan sumber daya di sekolah, seorang
pemimpin pembelajaran haruslah membangun ekosistem sekolah yang dapat
merangsang kreativitas untuk menunjang keberhasilan dan kesuksesan mutu
pendidikan. Di dalam sebuah ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling
mempengaruhi keterlibatan antara satu dan lainnya. Sedangkan faktor abiotik
akan membantu menunjang keberhasilan dan kesuksesan proses pembelajaran di
sekolah. Dalam pengelolaan sumber daya ada 2 pendekatan yang dapat dilakukan
yaitu: Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking) akan
memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan
apa yang tidak bekerja. Pendekatan berbasis aset (Aset-Based Thinking) adalah
sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, merupakan cara
praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan.

9
Sebagai sebuah komunitas, sekolah dapat memanfaatkan sumber daya yang
dimiliki, melakukan pengembangan sumber daya dengan menerapkan pendekatan
berbasis aset. Sumber daya atau aset yang dimiliki oleh sekolah atau komunitas
adalah kunci dari usaha perbaikan kehidupan. Dalam Aset Building and
Community Development oleh Green dan Haines (2002), ada 7 aset yang
merupakan modal utama dalam sebuah komunitas yaitu modal manusia, modal
sosial, modal fisik, modal lingkungan alam, modal finansial, modal politik dan
modal agama/budaya. Sebagai pemimpin pembelajaran, seorang guru harus
mampu mengoptimalkan kemampuan dalam pengembangan sumber daya.
Pengembangan Sumer daya sekolah dapat dilakukan dengan berkolaborasi
bersama sekolah dan stakeholder sekolah. Dalam proses pengembangan sekolah,
ketujuh aset atau modal utama tersebut digunakan untuk mendukung kegiatan
pembelajaran dan pengembangan minat serta bakat dalam diri murid serta
berbagai kegiatan sekolah dalam mewujudkan merdeka belajar untuk murid.
Sumber daya yang dikelola dengan tepat dapat membantu sekolah untuk
mencapai tujuan serta visi dan misi sekolah yang telah direncanakan yaitu
mewujudkan pendidikan merdeka belajar.

10
BAB III
PENUTUP

1. REFLEKSI
Mengikuti Pendidikan Guru Penggerak selama 9 bulan merupakan suatu
keberkahan untuk saya, bnyak hal-hal positif dan manfaat yang saya peroleh
didalamnya, sebagai guru saya mulai merancang strategi pembejlaran yang
menyenangkan dan berpihak pada murid di kelas saya. Dari pendidikan inilah saya
memahami bahwa pembelajaran inovatif dapat diwujudkan melalui pembelajaran
berdifernsiasi, pembelajaran sosial emosional , dan coaching. Bagaimana
pengambilan keputusan yang efektif sebagai pemimpin pembelajaran dan bagaimana
kepemimpinan dalam pengembangan sumber daya sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan merdeka belajar. Pembelajaran Berdiferensiasi yang sudah saya wujudkan
melalui RPP Berdiferensiasi serta terintegrasi dengan Pembelajaran Sosial Emosional
telah saya terapkan di kelas dan mendapat respon yang baik dari murid. Strategi
Diferensiasi yang diterapkan sesuai kebutuhan belajar membuat murid aktif dan
kreatif dalam kegiatan pembelajaran. Melalui Teknik STOP sebagai wujud
implementasi PSE, murid dapat mengelola kontrol emosinya agar tetap terjalin
hubungan yang baik dalam pembelajaran. Praktik Coaching tak lupa juga saya
lakukan di kelas dan sekolah, baik dengan murid maupun sesama rekan guru.
Coaching sangat bermanfaat untuk coachee dalam mengeksplorasi diri dan
mengoptimalisasikan potensi guna mencapai tujuan pembelajaran. Keterampilan
Berkomunikasi secara asertif akan membantu saya sebagai coach dalam memberikan
pertanyaan serta respon yang terbuka dan membangun untuk membantu coachee
mengenali potensi dalam dirinya.
Sebagai pemimpin pembelajaran saya harus konsisten bahwa dalam
pengambilan keputusan harus memperhatikan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan, sehingga menghasilkan keputusan yang

11
efektif dan tidak merugikan pihak manapun yang berpengaruh pada keberhasilan
serta kelancaran kegiatan pembelajaran di kelas dan sekolah. Sebagai pemimpin
pembelajaran, pengembangan sumber daya sekolah untuk mewujudkan mutui
pendidikan yang lebih positif dapat dilakukan dengan teknik pendekatan berbasis
aset. Tujuh aset yang merupakan modal utama dalam sebuah komunitas yaitu modal
manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan alam, modal finansial, modal
politik dan modal agama/budaya dikembangkan bersama stakeholder sekolah untuk
mencapai tujuan serta visi dan misi sekolah yang telah direncanakan yaitu
mewujudkan pendidikan merdeka belajar.

2. TINDAK LANJUT

Penyusunan Rencana Tindak Lanjut membutuhkan persiapan yang baik dan


kondusif serta kerjasama dengan kepala sekolah, rekan guru, murid dan stakeholder
sekolah. Rencana Tindak Lanjut merupakan acuan program yang telah dierencanakan
agar dapat berjalan dengan baik dan program mana yang perlu diperbaiki serta
dikembangkan untuk proses selanjutnya. Kordinasi dan Kolaborasi smeua pihak
terkait sangat penting dalam kegiatan ini. RTL yang akan dilaksanakan setelah
kegiatan ini adalah: Konsisiten melakukan refleksi disetiap akhir kegiatan program
pembelajaran yang telah disusun. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan
diri dan berkolaborasi dengan rekan guru dalam merancang program sekolah yang
berpihak pada murid.
Meningkatkan dan mengembangkan keterampilan diri dan rekan guru agar
selalu konsisten dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi terintgerasi dengan
PSE. Konsisten melakukan teknik STOP bersama murid dalam kegiatan
pembelajaran dikelas. Meningkatkan dan terus mengembangkan kemampuan diri
dalam melaksanakan coaching baik pada murid maupun rekan guru Meningkatkan
dan Konsisten dalam menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan
dan pengujian keputusan dalam pengambilan keputusan yang efektif Mengelola

12
Program berdampak pada murid dikelas contohnya Pojok Baca yg telah dibuat terkait
literasi. Mengembangkan kemampuan pengelolaan sumber daya dengan pendekatan
berbasis aset. Menerapkan dan Mengembangkan sosialisasi berbagi praktik baik
program yang berjalan dengan komunitas sekolah dan luar sekolah. Demikian
beberapa RTL yang akan dilaksanakan dan terus dikembangkan untuk kedepannya
agar dapat memberikan perubahan yang positif dalam mutu pendidikan di sekolah.
RTL akan dikordinasikan dengan pihak sekolah dan akan diwujudkan dengan
berkolaborasi sesama stakeholder sekolah. Semoga semua program tindak lanjut
dapat dilaksanakan sebaik-baiknya. Saya sangat bereharap agar mampu
mengembangkan keterampilan diri dan orang lain untuk memajukan mutu pendidikan
sekolah serta mewujudkan merdeka belajar.

13
DAFTAR PUSTAKA

Holilah, Aksi nyata Modul 2.1, Pembelajaran Berdiferesiasi, Guru

Penggerak: Angkatan 6. 2023.

Holilah, Aksi nyata Modul 2.2, Pembelajaran Sosial dan Emosional,

Guru Penggerak: Angkatan 6.2023.

Holilah, Aksi Nyata Modul 2.3, Coaching, Guru Penggerak:Angkatan

6.2023.

Holilah, Demontrasi Kontekstual Modul 3.1., Pengambil Keputusan

sebagai Peminpin Pembelajaran, Guru Penggerak: Angkatan

6.2023.

Holilah, Aksi Nyata Modul 3.2., Kepeminpinan dalam Pengembangan

Sumber Daya, Guru Penggerak: Angkatan 6.2023.


https://www.gurusiana.id/read/mangmaa/article/visi-guru-penggerak-1994174

14
LAMPIRAN
Gambar 1 Contoh RPP berdiferensiasi dengan penguatan KSE

Gambar 2. Ide Penguatan KSE terhadap rekan sejawat dan tenaga kependidikan

Gambar 3. Coaching Pra Observasi

15
Gambar 4 & 5. Supervisi Akademik Gambar 5

Gambar 6. Coaching Pasca Supervisi akademik

Gambar 7&8. Tugas GP modul Pengambilan keputusan sebagai Peminpin Pembelajar

16
Gambar.8

Gambar. 9, 10, 11, Aksi nyata Modul Kepeminpinan dalam pengembangan Sumber Daya
GP mengidentifikasi secara kolaboratif bersama warga sekolah lainnya tentang aset / kekuatan /
sumber daya yang dimiliki sekolah

Gambar. 9 , Diskusi dengan siswa

Gambar. 10. Diskusi dengan Rekan sejawat Gambar 11. Diskusi dengan kepsek

Gambar12. Notulen diskusi dengan kepala sekolah

17
Gambar 12. Notulen Diskusi dengan kepsek

18

You might also like