You are on page 1of 7

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN KEJADIAN BANJIR DENGAN PENYAKIT


DIARE PADA BALITA DI DESA TUNGGANG
KABUPATEN MUKOMUKO
TAHUN 2023

OLEH :

ADE RATNA SURYANI


NPM : 2226040200.P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN JENJANG S1


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diare adalah penyakit gangguan buang air besar (BAB) cair lebih dari

tiga kali dalam sehari dengan konsistensi tinja cair dan dapat disertai darah atau

lendir. Penyakit diare di Indonesia merupakan penyakit endemis dan penyakit

potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang dapat menyebabkan kematian

setiap tahun. Diare merupakan penyebab kematian nomor satu pada balita

(25,2%) di Indonesia, dan Jawa Timur merupakan provinsi yang memberikan

kontribusi besar terhadap jumlah kasus diare pada Balita di Indonesia

(Ayuningrum, 2015).

Timbulnya penyakit diare dipengaruhi oleh faktor sanitasi lingkungan,

meliputi ketersediaan sarana sanitasi dasar seperti air bersih, air minum, dan

pemanfaatan jamban dalam kehidupan sehari-hari juga menjadi faktor

timbulnya penyakit diare (Aini, dkk. 2016).

Air merupakan komponen lingkungan hidup yang penting bagi

kelangsungan hidup manusia. Penyediaan air bersih harus dapat memenuhi

kebutuhan masyarakat karena air bersih yang terbatas akan memudahkan

timbulnya berbagai penyakit di masyarakat, yang salah satunya adalah diare

(Lagarense, 2012).

Satu dari tiga rumah tangga di Indonesia tidak memiliki akses air

minum yang layak, yang mengakibatkan terjadinya peningkatan angka

kejadian diare yang signifikan terutama selama banjir dikarenakan sumber air
2

yang terkontaminasi. Pada daerah dengan sistem sanitasi yang tidak memadai

dapat terkontaminasi oleh bakteri menular dari kotoran manusia yang terbawa

banjir (Boer, 2016).

Banjir memberikan implikasi lanjutan seperti kesulitan memperoleh air

bersih untuk minum dan mandi. Kondisi ini diperburuk dengan keadaan cuaca

yang dingin sehingga mengakibatkan warga mengalami penurunan daya tahan

tubuh. Kondisi-kondisi ini mempermudah masuknya bakteri dan virus ke

dalam tubuh manusia ( Nuraini, dkk. 2014).

Salah satu media penyebaran diare adalah melalui air bersih, Oleh

sebab itu, untuk pemutusan rantai penularan diare adalah penyediaan air bersih

yang memenuhi syarat kesehatan termasuk lokasi sumber air bersih seta tempat

penyimpanan untuk mencegah terjadinya pencemaran (Melviana dkk, 2014).

Berbagai bahan dan zat yang membawa berbagai jenis bakteri, virus,

parasit dan penyakit lainya saat terjadi banjir, dapat mencemari sumur warga

dan cadangan air tanah lainnya. Penyebaran ini dapat menyebabkan berbagai

penyakit diantaranya diare, faringitis, gastritis, Pneumoniac Shiggellasis (Pond,

2013).

Diare adalah penyakit endemis potensial Kejadian Luar Biasa (KLB)

yang sering disertai dengan kematian di Indonesia. Diare masih menjadi salah

satu masalah kesehatan di Indonesia sebagai penyumbang angka kematian

terbanyak pada kelompok anak usia 29 hari – 11 bulan. Diare merupakan

penyakit tebanyak nomor 2 yang menyebabkan kematian pada anak di

Indonesia yaitu sebanyak 746 kematian terhitung pada tahun 2019. Angka
3

kesakitan diare di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga Kesehatan sebesar

6,8%. Kelompok umur dengan prevalensi diare (berdasarkan diagnosis tenaga

Kesehatan) tertinggi yaitu pada kelompok umur 1-4 tahun sebesar 11,5% dan

pada bayi sebesar 9% (Kementerian Kesehatan RI, 2019).

Menurut data dari dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko tahun 2022

terdapat 5.157 kasus diare pada semua usia dan terdapat 3.220 kasus diare yang

pada balita. Jumlah kasus ini merupakan angka yang cukup tinggi.

Berdasarkan data dari Puskesmas Pondok Suguh tahun 2022 terdapat

150 kasus diare, 98 kasus usia 9 sampai > 20 tahun dan 63 kakus usia 0 sampai

<9 tahun dengan rincian desa Air Bikuk sebanyak 22 kasus, desa Lubuk Bento

12 kasus, desa Pondok Suguh 10 kasus, desa Pondok Kandang 10 kasus, desa

Karya Mulya 11 kasus, desa Tunggang 35 kasus, desa Bumi Mekar Jaya 14

kasus, desa Air Hitam 14 kasus, desa Sinar Laut 14 kasus dan desa Teluk

Bakung 10 kasus.

Berdasarkan data diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “hubungan kejadian banjir dengan penyakit diare pada

balita di Desa Tunggang Kabupaten Mukomuko Tahun 2023”.


4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “hubungan kejadian banjir dengan penyakit diare pada

balita di Desa Tunggang Kabupaten Mukomuko Tahun 2023”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan kejadian banjir dengan penyakit diare pada

balita di Desa Tunggang Kabupaten Mukomuko Tahun 2023”.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kejadian banjir di Desa Tunggang Kabupaten

Mukomuko Tahun 2023.

b. Untuk mengetahui penyakit diare pada balita di Desa Tunggang

Kabupaten Mukomuko Tahun 2023.

c. Untuk mengetahui hubungan kejadian banjir dengan penyakit diare pada

balita di Desa Tunggang Kabupaten Mukomuko Tahun 2023.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Desa

Untuk meningkatkan kualitas kebijakan program ilmu di Desa Tunggang

Kabupaten Mukomuko khususnya dalam memberikan pendidikan kesehatan

tentang hubungan kejadian banjir dengan penyakit diare pada balita.


5

2. Bagi STIKES Tri Mandiri Sakti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan informasi yang

bermakna maupun sebagai sumber pustaka yang berhubungan dengan

pengetahuan ibu tentang hubungan kejadian banjir dengan penyakit diare

pada balita.

3. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data dasar dalam

mengembangkan penelitian selanjutnya.

You might also like