You are on page 1of 2

Plagiarisme Terhadap Budaya

oleh Reza Afif Febriansyah, 2306166354

Judul: “Plagiarisme, Kultur, dan Etik”

Pengarang: Suhadi Cholil

Data Publikasi: https://crcs.ugm.ac.id/plagiarisme-kultur-dan-etik/

Mengapa plagiarisme sering terjadi? apakah plagiarisme di perbolehkan?


bagaimana caranya untuk mengatasi plagiarisme tersebut? beberapa pertanyaan
tersebut yang menjadi pemicu kali ini. Suhadi Cholil seorang dosen di Prodi
Agama dan Lintas Budaya Sekolah Pascasarjana (CRCS) UGM dan kandidat
doktor di Universitas Radboud Nijmegen Belanda, ia menulis tentang plagiarisme,
kultur, dan etik.

Menurut Suhadi Cholil, faktor utama terjadinya plagiarisme bukan unsur


kesengajaan tetapi akibat keterbatasan pengetahuannya. Kurangnya juga
penegakan pelanggaran kasus-kasus plagiarisme, begitu pula dalam bidang
akademisi, tidak ada larangan terhadap akademisi maupun penulis secara umum.
Justru hal ini disarankan karena tidak ada buah pikiran yang seratus persen baru
dari diri kita.

Menurutnya plagiarisme dilarang apabila melakukan penjiplakan tanpa


menyebutkan sumber referensinya, seperti yang dikutip dalam situs web resminya
Universitas Indiana (www.indiana.edu) menyebutkan bahwa Plagiarism is using
others ideas and words without clearly acknowledging the source of that
information (Plagiarisme adalah pemakaian gagasan atau kata-kata orang lain
tanpa dengan jelas mencantumkan sumber informasinya). Hampir semua
perguruan tinggi di Indonesia menyebutkan bahwa plagiarisme adalah tindakan
yang haram dan dilarang, tindakan ini juga terkait dengan struktur budaya sosial
yaitu “mencuri”, “maling”, dan “korupsi” dengan gamblang dan tanpa rasa malu.

Harus diakui bahwa plagiarisme

You might also like