You are on page 1of 2

PARADOKS PEMBANGUNAN HALMAHERA TIMUR

(Flashback HUT Kabupaten Halmahera Timur Ke-18th)


Penulis : Rahmat Naser
Mantan Ketua DPA HPMHT Makassar dan Pemerhati Sosial

Pembangunan pada saat ini khuhsusya diwilayah indonesia lebih menekankan pada aspek
pembangunan infrastruktur wilayah langkah ini diharapkan oleh pemerintah bisa
memberikan manfaat untuk kesejateraan masyarakat, sederhananya apabila semakin
besar biaya yang dikeluarkan harus sebanding dengan manfaat yang didapat yang
menjadi persoalan apabila biaya (pembangunan infrastruktur) yang dikeluarkan sangat
besar namun manfaatnya sangat sedikit/tidak ada. Oleh sebab itu saya berpandangan
bahwa pembangunan pada pripsinya harus menempatkan masyarakat sebagai objek
utama dari pembangunana yang akan dilaksanakan, bukan sebaliknya menempatkan
masyarakat sebagai subjek dari pembangunan.

Pembangunan secara ideal menurut Todaro (1977) merupakan suatu proses multidimensi,
yang menyertakan dimensi ekonomi, sosial, lingkungan, dan dimensi lainnya. Sedangkan
menurut Sukirno (2001) terdapat tiga atribut penting pada proses dan aktivitas
pembangunan, yaitu: (1) terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik secara kontinyu,
(2) adanya peningkatan pendapatan masyarakat, dan (3) peningkatan pendapatan
masyarakat berlangsung secara berkelanjutan.

Kabupaten halmahera timur merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi
maluku utara dengan potensi sumber daya alam yang melimpah khususnya pada sektor
pertambangan. Menurut data BPS bahwa kontribusi sektor pertambangan pada tahun
2018 sebesar 9,37%, pada tahun 2019 sebesar 8,17%, sedangkan pada tahun 2020 sebesar
-1,77 dalam tiga tahun terakhir menunjukan terjadi penurunan persentase kontribusi
tambang terhadap laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Halmahera Timur. Secara
keseluruhan pendapatan asli daerah (PAD) pada tahun 2017 sebesar Rp. 663,73 miliar
dan pada tahun 2018 sebesar Rp. 66,678 miliar artinya terjadinya peningkatan PAD pada
2 tahun terakhirnya.

Berdasarkan data BPS tahun 2020 saat ini jumlah penduduk di Kabupaten Halmahera
Timur kurang lebih 92.626 jiwa yang tersebar pada 10 kecamatan dengan total 73 desa.
Persoalan utama saat ini yang terjadi di Kabupaten Halmahera Timur adalah semakin
tingginya angka penduduk yang berada pada garis kemiskinan, data tiga (5) tahun
terakhir (2013-2017) menunjukan bahwa persentase penduduk miskin mengalami kondisi
fluktuatif (berubah-ubah) dan cenderung menurun, pada tahun 2013 sebesar 13,30%,
pada tahun 2014 sebesar 13,30% pada tahun 2015 jumlah penduduk miskin sebesar
13,30%, pada tahun 2016 sebesar 13,48% sedangkan pada tahun 2017 yaitu sebesar
13,62%.
Potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh kabupaten halmahera timur khususnya pada
sektor pertambangan nyatanya belum memberikan kontribusi positif terhadap
pembanguan infrastruktur yang merangsang pertumbuhan ekonomi masyarakat
Halmahera Timur, hal ini perlu menjadi perhatian serius kita bersama khususnya
pemerintah eksekutif dan juga legislatif agar dalam membuat kebijakan yang tidak
semena-mena dan tidak semerta-merta untuk mengikuti mekanisme pasar (kapitalis dan
oligarki). Yang diharapakan adalah kebijakan yang lebih adaptif terhadap kondisi sosial
masyarakat saat ini sehingga dalam implementasinya kebijakan tersebut dapat
memberikan kontribusi yang dapat dirasakan oleh semua elemen masyarakat tanpa
membedakan kelas masyarakat tertentu.

Besarnya jumlah penduduk yang berada pada garis kemiskinan di Kabupaten Halmahera
Timur seakan mempertegas bahwa pembangunan saat ini belumlah optimal dalam
meberikan kontribusi kepada masyarakat, selain itu sektor pertambangan seakan-akan
tidak memberikan evek positif untuk mendorong peningkatan taraf hidup yang lebih baik.
Sehingga berdasarkan uraian persoalan diatas diatas maka saya mengajuan sebuah premis
yaitu: jika pertambamgan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah
maka penduduk di Kabupaten Halmahera Timur tidak seharusnya berada pada garis
kemiskinan yang rentan waktunya cukup lama” Besar harapan saya sebagai putera daerah
negeri magribi di hari ulan tahun (HUT) Kabupaten Halmahera Timur yang 18 th agar
pemerintah Kabupaten Halmahera Timur lebih PK menjawab fenomena-fenomena sosial
yang merugikan masyarakat karena lemahnya pertumbuhan ekonomi bisa memicu
konflik yang berkepanjangan dalam kehidupan bermasyarakat.

You might also like