You are on page 1of 14

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan pertanian merupakan tolak ukur pembangunan ekosisten kampung.


Pembangunan Ekosisten kampung merupakan suatu paduan dari pembangunan manusia
Dan alam sekitarnya yang berwawasan lingkungan. Antara manusia di kampung yang dalam hal
ini adalah masyarakat tani dengan lingkungan sekitarnya senantiasa harus terjalin
hubungan yang serasi dan saling menguntungkan. Masyarakat tani sebagai pemilik lingkungan
kampung harus selalu menjaga dan memelihara lingkungannya agar selalu dapat berdaya guna
dan berhasil guna dalam kehidupan turun temurun.
Untuk mewujudkan hal tersebut,sangat dibutuhkan perhatian dan kesadaran penuh dari
masyarakat kampung dalam mengelola dan mengeksploitasi lingkungan dan kelangsungan
hidupnya. Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sebagai aparat pemerintah yang berada
dibarisan terdepan mempunyai misi dalam memotivasi laju pembangunan pertanian terutama
di wilayah kampung yaitu melalui Identifikasi potensi wilayah kampung. Untuk misi tersebut
dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang Potensi wilayah kampung,
baik potensi manusianya,lingkungannya maupun pola kultur yang dimiliki masyarakat
setempat. Hal ini dapat diperoleh melalui kegiatan Identifikasi Potensi Wilayah Kampung Mimi
Baru.
Identifikasi Potensi Wilayah Kampung Mimi Baru memuat potensi wilayah seperti
Potensi Lahan, Potensi Tanaman, Potensi Sumberdaya manusia, keadaan penduduk dan sosial
ekonomi penduduk kampung Mimi Baru.
Identifikasi Potensi Wilayah Kampung Mimi Baru ini bertujuan untuk melhat
sejauhmana tingkat penerapan tehnologi bagi patani dalam berusaha tani. Hasil Identifikasi
Potensi Wilayah Kampung Mimi Baru tersebut merupakan suatu acuan dalam mengatasi
masalah- masalah yang di jumpai dalam tugas para Penyuluh Pertanian.

B. Tujuan Identifikasi Potensi Wilayah


1. Untuk mengenal dan memahami kondisi Potensi Wilayah di suatu tempat khususnya di
Kampung Mimi Baru
2. Sebagai dasar Perencanaan pembangunan dan pengembangan pertanian di kampung
Mimi Baru.
3. Agar petani dapat meningkatkan Produktivitas dari setiap lahan usaha tani yang
Di usahakan oleh petani di kampung Mimi Baru.
C. Metode Pelaksanaan.

1 Waktu dan Tempat


Kegiatan Identifikasi Potensi Wilayah dilaksanakan selama 2 bulan yaitu
Tanggal 1 Mei s/d 1 Juli 2018 di Kampung Mimi baru Distrik Jagebob.
2 Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanaan dengan menggunakan metode :
2.1 Wawancara
Dilaksanakan dengan menggunakan daftar pertanyaan (Kuesioner) Terhadap
petani responden dipilih secara acak disetiap kelompok tani dan Setiap kelompok
tani dipilih 5 lima orang antara lain 3 pengurus dan 2 Anggota kelompok
tani. Selain petani responden, informasi juga diperoleh Dari orang- orang yang
memiliki pengaruh yang besar dalam kampung an
Lain kepala kampung, tokoh- tokoh masyarakat lintas sektoral, petugas
Lingkup pertanian di kampung Mimi Baru.

2.2 Anjang Sana / Kunjungan


Terutama ditujukan untuk memperoleh data -data sekunder di kantor
Kampung, kantor Distrik maupun sumber -sumber lain yang terkait. Data
Data yang diperoleh diolah secara deskriptif dengan jalan menjelaskan
Sesuai fakta yang diperoleh di lapangan.
II. IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH

2.1 Keadaan Umum Wilayah

Luas wilayah Kampung Mimi Baru adalah 865 ha, dan RT 12. Batas wilayah administrasi
Kampung Mimi Baru adalah:
1) Sebelah utara berbatasan dengan Kampung Wenda Asri
2) Sebelah timur berbatasan dengan Sungai Maro
3) Sebelah selatan berbatasan dengan Kampung Kamnosari
4) Sebelah barat berbatasan dengan Jalan Trans Irian

2.2 Karakteristik Lahan dan Iklim


Secara geografis. Kampung Mimi Baru termasuk wilayah bergelombang dengan kemiringan
± 5 - 10 . Berdasarkan hal tersebut dapat distratifikasikan dalam 2 strata wilayah Pembangunan
Pertanian yaitu :
1. Wilayah Dataran Rendah yang lahan usaha taninya mayoritas lahan sawah dan rawa dengan
hasil utamanya padi .
2. Wilayah dataran berbukit, dimana keadaan lahan sawah dan lahan darat hampir berimbang,
yang hasil produksinya beraneka ragam seperti : padi gogo, palawija, dan sayuran .

Kampung Mimi Baru beriklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim muson dengan curah hujan
rata-rata antara 1.500 mm sampai dengan 2.000 mm per tahun. Suhu udara berkisar antara
28oC sampai 32oC dan mempunyai bulan basah ± 6 bulan ( Desember s/d Mei), mempunyai
bulan kering ± 6 bulan ( Juni s/d Nopember) . Dampak dari kondisi geografis sumber air untuk
mengairi sawah atau ladang sampai saat ini masih berharap kepada curah hujan sedangkan
sumber air dari kali maro belum digunakan secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan
pertanian.

2.3 Pembagian Agroekosistem

Secara umum kondisi agroekosistem di kampung Mimi Baru di kenal agroekosistem per sa

Wahan dan agroekosistem lahan kering dan setiap musim tanam penggunaannya di laksanakan
Secara bersamaan. Pembagian Agroeksistem menurut agroekosistem persawahan dan lahan

Kering dapat di lihat sebagai berikut :

2.3.1 Agroekosistem Persawahan

Kampung Mimi Baru mempunyai lahan persawahan dengan mengandalkan air hujan

Karena tidak memiliki pengairan tehnis. Adapun luas lahan yang di miliki oleh kampung Mimi

Baru dapat di lihat pada table berikut ini

NO Jenis Persawahan Luas ( ha )

1 Tehnis

2 Semi Tenis

3 Tadah Hujan 69,45

4 Rawa 67,75

137,20

Dari luasan sawah tadah hujan tersebut diatas 137,20

Tabel 1. Penggunaan Lahan di Kampung Mimi Baru Tahun 2018

No Uraian Penggunaan Lahan Luas (Ha) (%)


A Kawasan lindung
1 Belukar
2 Danau/ waduk
3 Hutan
4 Rawa 65,85
5 Semak
6 Sungai
B Kawasan budidaya pertanian
No Uraian Penggunaan Lahan Luas (Ha) (%)
1 Kebun Mete 116,75
2 Sawah tadah hujan 69,45
3 Tegal / ladang 69,4
4 Kebun karet 2
5
C Kawasan non pertanian
1 Pekarangan 100
2 Fasilitas umum 65
3 Institusi/kantor
4 Lapangan golf/stadion/lapangan/taman
Perumahan/komplek
5
permukiman/pasar/pertokoan
D Lainnya
Total

Penggunaan lahan di Kampung Mimi Baru untuk lahan Persawahan luasnya 69,45 ha, Lahan
tegalan/ladang luasnya 69,4 ha, rawa luasnya 65,85 ha, lahan perkebunan mete seluas 116,75,
lahan kebun karet seluas 2 ha, fasilitas umum luasnya 65 ha, dan pekarangan 100 ha
II.1. Komoditas Unggulan Menurut Subsektor
Berdasarkan data guna lahan yang telah dijelaskan sebelumnya, kawasan budidaya
pertanian di Kampung Mimi Baru, baru mencapai 37,39 %. Lahan budidaya pertanian yang luas
ini menjadi potensi yang luar biasa bagi Kampung Mimi iBaru dalam hal pengelolaan pertanian.
Selain dipengaruhi oleh penggunaan lahan, potensi pertanian juga dipengaruhi oleh
topografi dari wilayah itu sendiri. Kabupaten Bandung memiliki topografi yang bervariasi yang
menyebabkan komoditas unggulan pertanian di Kampung Mimi Baru Padi, Kacang tanah itu di
bidang tanaman pangan tanaman lain seperti kedele, jagung sayuran cocok di kembangkan
namun pemasaran yang menjadi kendala. Di bidang perkebunan kampung Mimi Baru terkenal
dengan Jambu Mete, dan karet .di bidang peternakan ada sapi, kambing dan ayam.

II.2. Keadaan Jenis dan Produktivitas Usaha


Kampung Mimi Baru memiliki wilayah yang potensi untuk pengembangan berbagai
komoditas baik pertanian, peternakan, perikanan maupun kehutanan, lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut :
II.2.1.Perkembangan Komoditas Pertanian (Tanaman Pangan)
Tabel 2. Perkembangan Realisasi dan Sasaran Luas Tanam, Panen, Produksi, Produktivitas
Padi Sawah Tahun 2017 – 2018

Realisasi Realisasi Realisasi 2018


Uraian Komoditi
2016(Ha) 2017(Ha) (Ha)

1 2 3 4
Padi Sawah
Luas Tanam (ha) 87,55 91,25 87,5
Luas panen (ha) 87,55 91,25 87,5
Produksi (ton) 262,65 273,75 157,5
Produktivitas (kwt/ha) 3 3 1,8
Sumber : Data luas tanam 2017
Tabel 3. Perkembangan Realisasi dan Sasaran Luas Tanam, Panen, Produksi, Produktivitas
Jagung Tahun 2017-2018
Realisasi Realisasi Realisasi
Uraian Komoditi
2016(Ha) 2017(Ha) 2018(Ha)

1 2 3 4
Jagung
Luas Tanam (ha) 2,25 3,10 18,75
Luas panen (ha) 1,75 3,10 18,75
Produksi (ton)
Produktivitas (kwt/ha)
Sumber :

Tabel 4. Perkembangan Realisasi dan Sasaran Luas Tanam, Panen, Produksi, Produktivitas
Komoditi Kedelai Tahun 2017 – 2018
Realisasi Realisasi 2017 Realisasi
Uraian Komoditi
2016(Ha) (Ha) 2018(Ha)

1 2 3 4
Kedelai
Luas Tanam (ha) 3 1,50 0,75
Luas panen (ha) 3 1,50 0,75
Produksi (ton) -
Produktivitas (kwt/ha)
Sumber :

Tabel 5. Perkembangan Realisasi dan Sasaran Luas Tanam, Panen, Produksi, Produktivitas
Komoditi Kacang Tanah Tahun 2017 – 2018
Realisasi 2016 Realisasi Realisasi 2018
Uraian Komoditi
(Ha) 2017(Ha) (Ha)

1 2 3 4
Kacang Tanah
Luas Tanam (ha) 22,35 24,75 19,25
Luas panen (ha) 22,35 24,75 19,25
Produksi (ton) 0,6 0,4 0,65
Produktivitas (kwt/ha)
Sumber :
Tabel 6. Perkembangan Realisasi dan Sasaran Luas Tanam, Panen, Produksi, Produktivitas
Komoditi Ubi Kayu Tahun 2017 – 2018
Realisasi Realisasi Realisasi 2018
Uraian Komoditi
2016(Ha) 2017(Ha) (Ha)

1 2 3 4
Ubi Kayu
Luas Tanam (ha) 1,25 3,50 1,50
Luas panen (ha) 1,25 3,50 1,50
Produksi (ton)
Produktivitas (kwt/ha)
Sumber :

Tabel 7. Perkembangan Realisasi Luas Tanam, Panen, Produksi, Produktivitas


Komoditi Ubi Jalar Tahun 2017 – 2018
Realisasi Realisasi 2017 Realisasi 2018
Uraian Komoditi
2016(Ha) (Ha) (Ha)

1 2 3 4
Ubi Jalar
Luas Tanam (ha) 2 0,5 0,35
Luas panen (ha) 2 0,5 0,35
Produksi (ton)
Produktivitas (kwt/ha)
Sumber :
II.2.2.Komoditas Sayuran
Selain tanaman padi dan palawija, Kampung Mimi Baru juga memiliki lahan yang
berpotensi untuk pengembangan komoditas sayuran antara lain : tomat, cabe, bawang merah,
terung dan lain-lain.
Dari data yang dihimpun, komoditas sayuran penyebarannya tidak luas karena
pemasaranya komoditas sayuran agak sulit sehingga para petani menanam cukup untuk di
komsumsi dalam keluarga dan di jual dalam kampung. Secara rinci realisasi tanam, produksi dan
produktivitas komoditas sayuran di Kampung Mimi Baru dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 8 .Realisasi Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas Sayuran Komoditi
Cabe di Kampung Mimi Baru Tahun 2018

Uraian Komoditi Realisasi 2016 Realisasi 2017 Realisasi 2018

1 3 4 5
Cabe
Luas Tanam (ha) 0,15 0,10 0,10
Luas panen (ha) 0,15 0,10 0,10
Produksi (ton)
Produktivitas (kwt/ha)
Sumber :
II.2.3. Komoditas Buah-Buahan
Lahan untuk pengembangan komoditas buah-buahan Kampung Mimi Baru pada
umumnya di kembangkan dipekarangan rumah dalam jumlah yang sedikit. Adapun tanaman
tersebut adalah Pisang, mangga dan nangka untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 9. Realisasi Luas Tanam, Panen dan Produksi Komoditas Buah-buahan di Kampung
Mimi Baru 2018

Tanaman yang
Tanam Baru Produksi
No Komoditi menghasilkan
(pohon) (Kuintal)
(pohon)
1 2 3 4 5
1 Pisang 2250
2 Mangga 448
3 Nangka 305
Sumber :
II.2.4. Komoditas Perkebunan
Komoditas perkebunan yang dikembangkan di Kampung Mimi Baru meliputi : Jambu
Mete, dan Karet . Secara rinci luas tanam, panen dan produksi tanaman perkebunan di
Kampung Mimi Baru dapat diuraikan pada tabel berikut :

Tabel 10. Luas Tanam, Panen dan Produksi Komoditas Perkebunan Rakyat di Kampung Mimi
Baru Tahun 2018

No Komoditi Luas lahan (ha) Produksi (ton)

1 2 3 4
1 Jambu Mete 116,75
2 Karet 2
3
Sumber :
II.3. Sumber Daya Manusia
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci keberhasilan
pembangunan nasional dan daerah. Hal ini dapat disadari oleh karena manusia sebagai subyek
dan obyek dalam pembangunan. Mengingat hal tersebut, maka pembangunan SDM
diarahkan agar benar-benar mampu dan memiliki etos kerja yang produktif, terampil, kreatif,
disiplin dan profesional. Disamping itu juga mampu memanfaatkan, mengembangkan dan
menguasai ilmu dan teknologi yang inovatif dalam rangka memacu pelaksanaan
pembangunan nasional dalam bidang pertanian.
Kualitas sumber daya manusia juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan daya
saing daerah dan perkembangan investasi di daerah. Indikator kualitas sumberdaya
manusia dalam rangka peningkatan daya saing daerah dapat dilihat dari kualitas tenaga
kerja dan tingkat ketergantungan penduduk untuk melihat sejauhmana beban
ketergantungan penduduk.

2.4.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin


Berdasarkan data Penduduk kampung Mimi Baru 2016, Jumlah penduduk Kampung
Mimi Baru berjumlah 282 KK, 872 Jiwa, yang terdiri dari 454 pria dan 418 Jiwa wanita. Dari
Jumlah yang ada kelihatannya bahwa Penduduk Pria yang lebih banyak dari pada Penduduk
Wanita dengan prosentase Pria 52 % dan Wanita 48 %. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel berikut ini

Tabel 11 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin


NO Jenis Kelamin Jumlah Jiwa Prosentase
1 Pria 437 52
2 Wanita 399 48
Jumlah 834 100
Sumber : Kantor Kampung Mimi Baru
2.4.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di kampung Mimi Baru sebagian
besar adalah petani. Dari jumlah penduduk 890 jiwa, terdiri dari 12 RT dan 283 KK dilihat pada
tabel berikut ini
Tabel 12 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
NO Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Prosentase (%)
1 PNS 21 2,6
2 TNI/POLRI 6 0,67
3 Petani/Peternak 884 94,54
4 Wira Swasta 19 2,13
5 890 100
Sumber :

2.5 Pola Usahatani

2.5.1 Pola Usahatani Dominan

Pola Usahatani dominan yang diterapkan oleh petani di kampung Mimi Baru dapat

Di bedakan atas 2 tipe agroekosistem yaitu agroekosistem persawahan dan agroekosistem

Lahan kering ( tegalan, dataran tinggi )

a. Tipe agroekosistem persawahan/rawa. Pola tanam yang diusahakan pada sawah tadahhujan

adalah padi—padi di tanam pada bulan oktober dan panen bulan Januari (rendengan/musim

hujan) sedangkan untuk gaduh ditanam pada bulan Pebruari dan panen pada bulan juni (musim

kemarau).

b. Tipe agroekosistem lahan kering ( tegalan, dataran tinggi). Pola tanam pada tipe

agroekosistem ini terdiri dari palawija seperti kacang tanah, kedele, sayuran seperti, kacang

panjang,sawi,terong,kangkung,bayam. Perkebunan seperti jambu mete,jeruk,dan karet. Untuk

lahan pekarangan bagi sebagian besar petani tidak di jadikan lahan usahatani karena men-

dapat gangguan dari ternak seperti sapi dan ayam.

II.4. Keadaan Penerapan Teknologi


Tingkat Pencapaian Penerapan Teknologi pada beberapa komoditi yang diusahakan oleh
para petani di Kampung Mimi Baru. Penerapan teknologi Tanaman Pangan adalah sebagai
berikut :

Tabel 13. Keadaan Tingkat Penerapan Teknologi Usaha Tani yang Dianjurkan pada
Komoditi Tanaman Pangan di Kampung Mimi Baru Tahun 2018
Penerapan Teknologi
No Komoditi Pola Pengolah Jarak Pemup Pasca
Benih OPT
Tanam an Tanah Tanam ukan Panen
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Padi sawah 77 88 66 66 67 59 70
2 Jagung 67 78 67 70 66 63 68
3 Kacang Tanah 77 77 60 70 63 65 70
4 Kedelai 70 70 75 70 60 65 07
Sumber :

Tabel 14. Tingkat Penerapan Teknologi yang dilakukan pada Tanaman Perkebunan di
Kampung Mimi Baru Tahun 2018

Penerapan Teknologi
No Jenis Komoditi Panen & Pasca Penegendalian
Jarak Tanam Pemupukan
Panen Hapen
1 2 3 4 5
1 Jambu Mete 68 55 65 55
2 Karet 50 55 - 55
Sumber :

Keterangan :
= Baik ( 75 % dari Ketentuan )
= Cukup ( 60 – 70 % dari Ketentuan )
= Kurang ( 60 % Ketentuan )

2.6 Tingkat Adopsi Tehnologi


Dalam rangka upaya peningkatan produksi tanaman pangan, kegiatan sapta usahatani
Merupakan rangkaian kegiatan yang penting untuk dilaksanakan, oleh sebab itu perlu di lihat
Sejauh mana tingkat adopsi tehnologi pada setiap komoditi di kampung Mimi Baru.
Lihat Tabel berikut ini

Tabel 14 Tingkat Adopsi Tehnologi


Tingkat Adopsi
N0 Komoditi
Ptn(%) Pbu(%) Pgv(%) Jrt(%) Pmp(% Php(%) Pp(%)
1 Padi sawah 71 37,5 45,8 41,6 45,8 50 70
2 Jagung 12,5 12,5 12,5 12,5 12,5 12,5 12,5
3 Kacang Tanah 66,6 8,3 8,3 75 54,2 75 79,2
4 Kedelai 4,16 4,16 4,16 4,16 4,16 4,16 4,16

Keterangan
- Ptn = Pola tanam - Jrt = Jarak tanam
- Pbu= Penggunaan benih unggul - Pmp = Pemupukan
- Pgu= Pergiliran Varietas - Php = pengendalian H/P
- Pp = Pasca Panen

Tabel 14. Tingkat Adopsi Teknologi yang pada Tanaman Perkebunan di


Kampung Mimi Baru Tahun 2018

Tingkat Adopsi
No Jenis Komoditi Panen & Pasca Penegendalian
Jarak Tanam Pemupukan
Panen Hapen
1 2 3 4 5
1 Jambu Mete 85 29,2 37,5 41,6
2 Karet 85 12,5 - 12,5
3
Sumber :
2.61 Tehnologi Budidaya Tanaman Pangan
1. Padi sawah
Pesemaian. Ukuran pesemaian yang dibuat oleh petani di kampung Mimi baru tidak
Ada ukuran yang dipakai untuk kebutuhan benih persatuan luas. Pesemaian yang dibuat
Kadang diberi pupuk kadang tidak. Setelah berumur 25 – 30 hari siap di pindahkan ke pertanam
An. Ada juga petani yang tidak membuat pesemaian tetapi langsung menghambur benih di per-
Tanaman dengan alasan mengurangi biaya tenaga kerja, mempercepat waktu tanam.
Pengolahan Tanah. Pengolahan tanah pada lahan sawah tadah hujan di kampung Mimi-
Baru dilakukan pada bulan September – Oktober dengan cara di traktor / handtraktor

You might also like