You are on page 1of 39

PROPOSAL

ANALISIS IDENTIFIKASI PEMILIHAN MATERIAL PIPA SESUAI


DENGAN SISTEM PERPIPAAN AIR LAUT DI KAPAL

MUH.ASDAR
21.42.089
TEKNIKA

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA IV PELAYARAN


POLITEKNIK ILMU PELAYARAN MAKASSAR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul "ANALISIS IDENTIFIKASI PEMILIHAN MATERIAL PIPA SESUAI
DENGAN SISTEM PEMIPAAN AIR LAUT DI KAPAL”. Penyusunan skripsi
ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan
program Diploma IV. Selama penelitian dan penulisan skripsi ini banyak
sekali hambatan yang penulis alami, namun berkat bantuan, dorongan
serta bimbingan dari berbagai pihak, akhimya skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Penulis beranggapan bahwa skripsi ini merupakan karya
terbaik yang dapat penulis persembahkan. Tetapi penulis menyadari bahwa
tidak tertutup kemungkinan didalamnya terdapat kekurangan-kekurangan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi para pembaca pada umumnya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penelitian 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
A. Pengertian Pipa 4
B. Jenis-jenis Pipa 5
C. Komponen Pipa 15
D. Fungsi & Kegunaan Pipa 24
E. Sistem Perpipaan 26
F. Kerangka Berpikir 27
G. Hipotesis 27
BAB III METODE PENELITIAN 28
A. Jenis Penelitian 28
B. Definisi Operasional Variabel 28
C. Lokasi Penelitian 29
D. Objek Penelitian 29
E. Data dan Sumber Data 29
F. Teknik Pengumpulan Data 30
G. Teknik Analisis Data 31
H. Jadwal Penelitian 33
DAFTAR PUSTAKA 34

ii
DAFTAR TABEL

Table 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian 33

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pipa Carbon Steel 5


Gambar 2.2 Pipa Stainless Steel 6
Gambar 2.3 Pipa Galvanis 6
Gambar 2.4 Pipa PVC 7
Gambar 2.5 Pipa Logam Ferro 7
Gambar 2.6 Pipa Nikel 8
Gambar 2.7 Pipa HDPE 8
Gambar 2.8 Pipa Duplex 9
Gambar 2.9 Pipa Chromoly 9
Gambar 2.10 Pipa FRP 10
Gambar 2.11 Pipa Aluminium 10
Gambar 2.12 Pipa Wrought Iron 11
Gambar 2.13 Pipa Copper 12
Gambar 2.14 Pipa Nickel Copper 12
Gambar 2.15 Pipa Nickel Chrom iron 12
Gambar 2.16 Pipa Red Brass 13
Gambar 2.17 Pipa Baja Seamless 13
Gambar 2.18 Pipa Baja Welded 14
Gambar 2.19 Pipa Baja Ductil 14
Gambar 2.20 Flange 17
Gambar 2.21 Socket Flange 17
Gambar 2.22 Slip On Flange 18
Gambar 2.23 Lap Joint Flanges 18
Gambar 2.24 Weldneck Flange 19
Gambar 2.25 Threaded Flange 19
Gambar 2.26 Blind Flanges 20
Gambar 2.27 Gate Valve 21
Gambar 2.28 Globe 22
Gambar 2.29 Ball Valve 22

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kapal merupakan salah satu bentuk transportasi laut yang
mengangkut, baik berupa barang, penumpang, bahan tambang, dan lain-
lain pada semua daerah yang mempunyai wilayah perairan tertentu.
Ketika sebagian besar 2/3 permukaan bumi adalah air, kapal sejak
dahulu digunakan manusia sebagai sarana transportasi yang sangat
penting untuk hubungan dagang, penyebaran agama pencarian emas
atau rempah-rempah, hubungan diplomatik, dan lain-lain.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat industri
perkapalan pun ikut berkembang. Bila dahulu kapal hanya digunakan
untuk melakukan sarana transportasi laut, maka sekarang ini kapal
mampu untuk melakukan berbagai kebutuhan seperti mengangkut
manusia atau barang, membawa muatan cair atau gas, perang,
eksplorasi, ekspor/impor, penelitian di laut, penangkapan ikan,
pengeboran (drilling) dan lain-lainnya.
Secara prinsip kapal dibangun dengan tujuan mengangkut
manusia atau barang untuk mengerjakan suatu operasi di tengah laut.
Guna mempertahankan kinerja atau operasi kapal di laut, maka
dibutuhkan suatu rangkaian sistem yang terus bekerja dengan saling
terhubung antara satu sistem dengan sistem yang lain, dalam kata lain
berkesinambungan. Keberadaan sistem ini amatlah penting dalam
operasional kapal sebab dengan terputusnya salah satu rangkaian
sistem, tentunya dapat mengganggu kinerja atau operasional kapal. Oleh
karena itu, seorang Naval Arsitek dituntut harus memiliki pemahaman
tentang sistem dalam kapal, diantaranya sistem dalam kapal itu sendiri
terdiri atas sistem bahan bakar kapal, sistem sanitary dan sewage, sistem
bilga, dan sistem kelistrikan.

1
2

Sistem perpipaan adalah suatu sistem yang di gunakan untuk


melalukan transfortasi fluida kerja antar peralatan (equipment) dalam
satu pabrik (plant) atau dari satu tempat ke tempat yang lain sehingga
proses produksi berlangsung. Sistem perpipaan dapat ditemukan hampir
pada semua jenis industri, dari sistem pipa tunggal yang sederhana
sampai sistem perpipaan bercabang yang sangat kompleks. Pada setiap
kapal yang memiliki perlengkapan permesinan yang terdiri dari mesin
induk, mesin bantu dan pompa-pompa atau kapal yang tidak dilengkapi
mesin penggerak namun memiliki permesinan lain dan pompa-pompa,
selalu dilengkapi dengan instalasi perpipaan.
Instalasi pipa di kapal digunakan untuk mengalirkan fluida dari
satu tanki atau kompartment ke tanki lain, atau dari satu tangki ke
peralatan permesinan di kapal, atau mengalirkan fluida dari kapal ke luar
kapal dan sebaliknya. Selain itu terdapat instalasi pipa yang lain berfungsi
mengalirkan gas non cair seperti pipa gas buang, pipa sistem CO2, atau
instalasi pipa yang mengalirkan udara dan uap bertekanan. Dalam tugas
akhir ini bertujuan untuk dapat mengidentifikasi pemilihan material pipa
sesuai dengan sistem pemipaan air laut di kapal.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci
mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas
identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Suatu perumusan masalah
yang baik berarti telah menjawab setengah pertanyaan atau dari masalah.
Masalah yang telah dirumuskan dengan baik, tidak hanya membantu
memusatkan pikiran, sekaligus juga mengarahkan cara berpikir kita.
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Apa jenis material pipa yang sesuai dengan sistem perpipaan air laut?
2. Bagaimana cara mengidentifikasi material pipa yang sesuai dengan
sistem perpipaan air laut?
3

3. Apakah kesalahan dalam pemilihan material pipa memiliki dampak


negatif?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui jenis material pipa yang sesuai dengan system
perpipaan air laut.
2. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi material pipa yang sesuai
dengan sistem perpipaan air laut.
3. Untuk mengetahui dampak negatif dari kesalahan pemilihan material
pipa pada system pemipaan air laut.

D. Manfaat Penelitian
Didalam penelitian ini, penulis berharap akan beberapa manfaat
yang dapat dicapai yaitu:
1. Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
tambahan referensi dalam memahami jenis material pipa yang sesuai
dengan system pemipaan air laut serta dampak negative dari
kesalahan penggunaan material pipa pada system pemipaan air laut.
2. Praktis
Secara praktis, sebagai masukan dan pertimbangan bagi Pelaut,
khususnya Masinis dan Cadet Mesin dalam memahami jenis material
pipa yang sesuai dengan system pemipaan air laut serta dampak
negative dari kesalahan penggunaan material pipa pada system
pemipaan air laut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pipa
Pipa adalah sebuah selongsongan bundar (silinder berongga)
yang digunakan untuk mengalirkan fluida cairan atau gas. Pipa biasanya
disamakan dengan istilah tube, pipa tersebut biasanya terbuat dari
bermacam-macam bahan sesuai dengan kebutuhannya, seperti: besi,
tembaga, kuningan, plastic, pvc, alumunium, stainless. (Mukti Wibowo.
1974).
Pipa adalah benda berbentuk lubang silinder dengan lubang di
tengahnya yang terbuat dari logam maupun bahan–bahan lain sebagai
sarana pengaliran atau transportasi fluida berbentuk cair, gas maupun
padat yang berjenis serbuk. Fluida yang mengalir ini memiliki
temperature dan tekanan yang berbeda–beda. Pipa biasanya ditentukan
berdasarkan nominalnya, sedangkan tube adalah salah satu jenis pipa
yang ditetapkan berdasarkan diameter luarnya.
Pipa merupakan suatu batang silinder berongga yang dapat
mengalirkan zat cair, uap, gas ataupun zat padat yang dapat dialirkan
berjenis tepung/ serbuk. Untuk pembuatan pipa disesuaikan dengan
kebutuhan dan dibedakan dari batas kekuatan tekanan, ketebalan
dinding pipa, temperatur zat yang mengalir, jenis material berkaitan
dengan korosi dan kekuatan pipa tersebut. (Maritime Word,2011).
Menurut Nursyahida (2015), pipa adalah benda berbentuk lubang
silinder dengan lubang di tengahnya yang terbuat dari logam maupun
bahan-bahan lain sebagai sarana pengaliran atau transportasi fluida
berbentuk cair, gas maupun padat yang berjenis serbuk. Fluida yang
mengalir ini memiliki temperature dan tekanan yang berbeda-beda. Pipa
biasanya ditentukan berdasarkan nominalnya, sedangkan tube adalah
salah satu jenis pipa yang ditetapkan berdasarkan diameter luarnya.

4
5

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat


disimpulkan bahwa pipa adalah benda berbentuk silinder yang terbuat
dari logam baja ataupun bahan lainnya dan berlubang di tengahnya
sebagai sarana saluran fluida yang berbentuk cair, gas maupun udara.

B. Jenis-jenis Pipa
Jenis-jenis pipa sangat beragam sehingga untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih jelas aka dibagi dalam beberapa klasifikasi, berikut:
1. Jenis Pipa Berdasarkan Bahannya
Dilihat dari struktur bahan baku yang digunakan secara umum kita
mengenal jenis-jenis pipa sebagai berikut:
a. Pipa Carbon Steel. Pipa yang terbuat dari campuran besi dan
karbon yang membuat pipa ini lebih kuat daripada pipa besi biasa
dan pembuatan pipa ini tidak menggunakan sambungan
(seamless) yang membuat pipa ini sering digunakan untuk pipa
bertekanan tinggi.
Gambar 2.1 Pipa Carbon Steel
Sumber: https://www.karyaprimasuplindo.co.id/ini-keuntungan-jika-
gunakan-pipa-carbon-steel-untuk-industri

b. Pipa Stainless Steel. Jenis pipa ini menggunakan bahan yang


efektif dan kokoh. Stainless steel adalah jenis baja campuran yang
6

mengandung besi sebagai bahan utama dan mencampurkan


kromium sekitar 10%.
Gambar 2.2 Pipa Stainless Steel
Sumber: https://www.karyaprimasuplindo.co.id/ini-keuntungan-jika-
gunakan-pipa-carbon-steel-untuk-industri

c. Pipa Galvanis. Pipa yang terkenal dengan kekuatannya untuk


menahan tekanan dari luar. Pipa ini terbuat dari besi yang
dicelupkan ke cairan galvanis untuk keperluan tertentu hingga
memiliki ketahanan terhadap korosi.
Gambar 2.3 Pipa Galvanis
Sumber: https://artikel.rumah123.com/mengenal-pipa-besi-galvanis-
terbaik-fungsi-keunggulan-hingga-harga-terbaru-2021-58883
7

d. Pipa PVC. Bahan PVC merupakan singakatan dari polivinil klorida


atau seringkala disebut vinyl. Bahan PVC termasuk polimer
termoplastik dengan jumlah pemakai terbanyak ke 3 di dunia
setelah bahan polietilena dan polipropilena.
Gambar 2.4 Pipa PVC
Sumber: http://pastigroup.co.id/news/pipa-pvc-dan-pipa-pe/

e. Ferro. Logam ferro adalah Pipa yang terbuat sebuah logam paduan
yang terdiri dari campuran unsur karbon dengan besi. Untuk
menghasilkan suatu logam paduan yang mempunyai dua sifat yang
berbeda dengan besi dan karbon, maka dicampur dengan berbagai
macam logam lainnya.
Gambar 2.5 Pipa Logam Ferro
Sumber: https://isibangunan.com/memilih-tempat-jual-pipa-besi-tebal.html
8

f. Pipa Nikel. pipa logam yang terdiri dari paduan yang terutama
mengandung nikel dan elemen lain dalam komposisinya.
Gambar 2.6 Pipa Nikel
Sumber: http://id.baogangsteelpipe.com/seamless-steel-pipe/the-pipe-
nickel-201.html

g. HDPE (High Density PolyEthylene), jenis pipa yang memiliki tingkat


fleksibilitas paling tinggi dibandingkan jenis pipa lainnya. Pipa ini
digunakan untuk pemasangan di bawah tanah dengan kondisi
tanah yang mudah bergerak dan berubah. Pipa HDPE adalah pipa
dengan ciri khas warna hitam dengan empat strip biru sepanjang
badan pipa dan sering digunakan sebagai jaringan induk air bersih
untuk distribusi rumah tinggal atau bangunan- bangunan lainnya.
Gambar 2.7 Pipa HDPE
Sumber: https://www.ragampipa.com/2020/05/tebal-dinding-pipa-hdpe-
komplit-berbagai-ukuran/
9

h. Duplex. jenis pipa yang masuk ke dalam kategori pipa stainless


steel dimana didalamnya terdapat bahan kandungan seperti
kromium, mangan, besi, dll.
Gambar 2.8 Pipa Duplex
Sumber: http://id.worldironsteel.com/heat-resistant-steel-pipe/2205-
duplex-stainless-seamless-steel-pipe.html

i. Chromoly. Pipa yang terbuat dari material campuran antara


chromium alloy steel dan molybdenum. Chromoly adalah logam
transisi yang tahan karat.
Gambar 2.9 Pipa Chromoly
Sumber: https://indonesian.alibaba.com/product-detail/AISI-4130-
Seamless-Chromoly-Pipes-for-60498710251.html
10

Selain itu terdapat pula jenis pipa dari bahan khusus antara lain sebagai
berikut:
a. Pipa fiber (FRP)
Pipa FRP digunakan dalam pemasangan saluran pipa karena
ringan, tahan suhu, kuat, serta sangat tahan terhadap bahan kimia
dan korosi.
Gambar 2.10 Pipa FRP
Sumber: https://www.graha288.com/sistem-plumbing-pengolahan-
penyediaan-air-rumah/tangerang/jual-pipa-frp-kimia-dan-non-kimia-
berkualitas-dan-relevan-bioshien-indo-fiberglass

b. Pipa aluminium
Jenis pipa yang terbuat dari bahan aluminium dan campuran yang
sering digunakan untuk berbagai kebutuhan tergantung ukuran
yang digunakan.
Gambar 2.11 Pipa Aluminium
Sumber: https://harga.web.id/harga-pipa-aluminium-jemuran-antena.info
11

c. Pipa wrought iron (pipa besi tempa)


Pipa wrought iron adalah jenis besi yang dibentuk melalui proses
penempaan. Kandungan karbonnya relatif rendah (<0,08) sehingga
lentur dan mudah ditempa menjadi bentuk tertentu. Penempaan
dapat dilakukan menggunakan tenaga manusia atau secara
mekanis di pabrik.
Gambar 2.12 Pipa Wrought Iron
Sumber: https://www.teqnomofficial.com/product/jual-pipa-ductile-cast-
iron-7209832

d. Pipa copper (tembaga)


Pipa copper adalah jenis pipa yang sering digunakan untuk instalasi
air panas dan dingin, instalasi AC, mesin pendingin, hingga gas.
Gambar 2.13 Pipa Copper
Sumber: https://www.arsitag.com/article/keunggulan-dari-pipa-tembaga
12

e. Pipa nickel copper


Gambar 2.14 Pipa Nickel Copper
Sumber: Sumber: https://www.arsitag.com/article/keunggulan-dari-pipa-
tembaga

f. Pipa nickel chrom iron/ inconnel (besi krom nikel)


Pipa nickel chrom iron/ inconnel (besi krom nikel) adalah jenis pipa
yang terbuat dari besi krom nikel.
Gambar 2.15 Pipa Nickel Chrom Iron
Sumber: https://indonesian.alibaba.com/product-detail/nickel-chrome-tube-
nickel-201-tube-1600192631844.html
13

g. Pipa red brass


Red Brass adalah sebuah kuningan yang terbuat dari 95% tembaga
dan 5% seng. Sebuah paduan kuningan yang lembut sehingga red
brass ini dapat dipalu atau mudah dibentuk menjadi bentuk yang
diinginkan.
Gambar 2.16 Pipa Red Brass
Sumber: https://id.wikihow.com/Membedakan-Kuningan-dan-Tembaga

2. Jenis Pipa Berdasarkan Proses Pembuatannya


Dilihat dari proses pembuatannya yang digunakan secara umum kita
mengenal jenis-jenis pipa sebagai berikut:
a. Pipa baja seamless
Pipa ini dibentuk dengan cara yang sangat rumit yaitu dengan
menusukkan batang besi silinder untuk menghasilkan lubang pada
diameter dalam pipa. Sehingga menghasikan sebuah pipa yang
tanpa ada sambungan sama sekali. Pipa seamless bisa digunakan
pada pressure rendah maupun tinggi.
Gambar 2.17 Pipa Baja Seamless
Sumber: https://isibangunan.com/mengenal-pipa-baja-seamless-
dan-jenis-jenisnya.html
14

b. Pipa baja welded


Pipa ini dibuat dengan cara pelengkungan plat baja hingga ujung
sisinya saling bertemu untuk kemudian dilakukan pengelasan. Pipa
welded biasanya digunakan hanya untuk aliran dengan temperatur
rendah (low temperature).
Gambar 2.18 Pipa Baja Welded
Sumber: https://bajakaryaperkasa.co.id/product/pipa/pipa-hitam-
galvanis-spiral-welded/

c. Pipa baja ductile


Pipa ini dibentuk dengan cara casting sentrifugal yaitu menuangkan
logam panas campuran kedalam suatu cetakan yang berputar
sehingga logam itu akan menempel pada dinding cetakan dan
membentuk suatu pipa.
Gambar 2.19 Pipa Baja Ductile
Sumber: https://indonesian.alibaba.com/product-detail/ductile-cast-
iron-pipe-ductile-iron-62316924784.html
15

3. Jenis Pipa Berdasarkan Fungsinya


Berdasarkan kegunaannya, pipa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Pipa air. Pipa ini di buat dari Timah Hitam ini dilindungi terhadap
kerusakan mekanis maka dapat digunakan untuk supply air laut,
dapat juga untuk saluran sistem bilga, kecuali dalam ruangan yang
kemungkinan mudah terkena api sehingga dapat melebar dan
merusak sistem bilga
b. Pipa minyak. Pada dasarnya, pipa baja merupakan pipa yang
terbuat dari besi dengan kombinasi bahan lain, seperti karbon (C)
dan mangan (Mn). Bahan gabungan besi dan karbon ini termasuk
yang paling umum digunakan untuk pipa minyak.
c. Pipa gas. Pipa ini terbuat dari Carbon Steel. Material pipa jenis ini
adalah yang paling banyak digunakan, spesifikasinya banyak
ditemukan dalam ASTM (American Society of Testing and
Materials) dan ASME (American Society of Mechanical
Engineering).
d. Pipa uap. Pada umumnya pipa uap terbuat dari baja paduan rendah
seperti P11 dan P22.
e. Pipa udara Bahan pipa udara yang dapat digunakan bervariasi dari
aluminium, tembaga, kuningan dan stainless steel.
f. Pipa lumpur. Pipa ini terbuat dari pipa baja merupakan pipa yang
terbuat dari besi dengan kombinasi bahan lain, seperti karbon (C)
dan mangan (Mn). Bahan gabungan besi dan karbon
g. Pipa drainase
h. Pipa pembuangan limbah dan lain–lain.

C. Komponen Pipa
Komponen perpipaan harus dibuat berdasarkan spesifikasi, standar
yang terdaftar dalam simbol dan kode yang telah dibuat atau dipilih
sebelumnya. Komponen pipa yang dimaksud yaitu: pipa-pipa (pipes),
16

flens-flens (flanges), sambungan (fittings), katup-katup (valves), baut-


baut (boltings), dan gasket. Komponen dari pipa di kapal terdiri dari
bagian–bagian yang berbentuk dan disesuaikan dengan kebutuhan di
atas kapal, antara lain sebagai berikut:
1. Bodi Pipa
Bodi Pipa adalah bagian terpenting pada pipa atau bagian utama
dimana di dalam bodi pipa ini berongga yang berfungsi sebagai
media mengalirnya fluida. Umumnya bagian dalam rongga pipa ini
yang sering mengalami kerusakan atau keropos akibat dari fluida
yang mengalir dengan tekanan tinggi, hal ini yang sering terjadi
pada instalasi pipa air laut karena kandungan garam yang tinggi
pada air laut sehingga mempercepat proses pengorosian karena
bodi pipa yang digunakan di atas kapal umumnya terbuat dari besi
baja galvanis, baja hitam, baja campuran, stainless steel, kuningan,
tembaga ataupun aluminium.
2. Flange
Hartoyo (2011) mengemukakan bahwa Flange adalah suatu bagian
dari pipa yang berfungsi untuk menghubungkan kedua pipa dengan
diameter yang sama. Pada umumnya flange ini dilas diujung pipa
dan cara menghubungkannya yaitu diikat dengan baut dan mur.
Flange pipa dikelompokkan menurut besarnya tekanan yang
disesuaikan dengan tekanan kerja maksimum ataupun diatasnya.
Tetapi tekanan kerja maksimum pada uap, udara kompresi,
udara/gas, air, minyak dan lain-lain, instalasi pipa disesuaikan
dengan besarnya tekanan dan kondisi fluida.
17

Gambar 2.20 Flange


Sumber: https://andalasmitraglobal.com/jenis-jenis-flange-pipa/

Menurut Wicaksono (2018), jenis-jenis flange pipa bisa dibedakan,


antara lain sebagai berikut:
a. Jenis flange berdasarkan ukuran (dimensi) ANSI misalnya:
ANSI#150,ANSI#300,ANSI#600 dan seterusnya.
b. Jenis flange berdasarkan scedule,misalnya: sch 30,sch 40,sch
80,sch XS (extra strong) dan lain-lain.
c. Jenis flange berdasarkan tipe face pada pipa,misalnya: type flat
face, type raised face dan ring type joint.
d. Jenis flange berdasarkan bentuknya menurut ANSI.
Berdasarkan ANSI (American National Standards Institute),
flange dibedakan jenisnya menjadi beberapa, yaitu sebagai
berikut:
1) Socket Flanges (Flange tipe soket). Yaitu flange yang pada
sisi terluar terdapat tahanan yang menyebabkan pipa yang
dimasukkan ke dalamnya tidak tembus keluar.
Gambar 2.21 Socket Flange
Sumber: https://www.karyaprimasuplindo.co.id/temukan-
informasi-socket-weld-flange-terlengkap-di-sini
18

2) Slip On Flanges (Flange tipe slip on). Dalam slip on, flange
hanya masuk sebagian, sisi luar dan dalamnya akan di las.
Oleh karena itu diametar inside flange slip on harus lebih
besar daripada diameter outside pipa.
Gambar 2.22 Slip on Flange
Sumber: https://www.karyaprimasuplindo.co.id/temukan-
informasi-socket-weld-flange-terlengkap-di-sini

3) Lap Joint Flanges. Yaitu jenis flange yang bisa diputar posisi
lubang bautnya. Jenis flange ini tidak disarankan untuk
pressure yang tinggi.
Gambar 2.23 Lap Joint Flanges
Sumber: https://www.unifiedalloys.com/blog/lap-joint-
flanges-explained

4) Weldneck Flanges (Flange tipe weldneck). Flange jenis ini


biasa dan paling banyak digunakan dalam sebuah plant,
karena sifatnya mudah untuk disambungkan dengan pipa.
Selain dapat digunakan untuk pressure dan temperatur yang
rendah, baik juga untuk pressure dan temperatur yang tinggi.
19

Gambar 2.24 Weldneck Flange


Sumber:https://www.indotrading.com/josintotehnikperkasa/w
elding-neck-flange-p511142.aspx

5) Threaded Flanges (Flange tipe Ulir). Seperti namanya, jenis


flange ini memiliki berbagai tipe penyambungan
menggunakan ulir. Biasanya digunakan untuk system yang
sangat rawan kebakaran kalau mengunakan las.
Gambar 2.25 Threaded Flange
Sumber: https://www.super.com/shop/products/asmc-
industrial-0-5-13-x-2-25-coarse-threaded-12-point-flange-
screw-44-alloy-steel-thermal-black-oxide-25-piece

6) Blind Flanges. Yaitu flange yang berfungsi untuk menutup


aliran, seperti halnya cap dalam fitting. Jenis flange ini rata,
tidak berlubang karena memang berfungsi untuk menutup.
20

Gambar 2.26 Blind Flanges


Sumber: https://www.bmssi.ca/blind-flange-fabrication/

3. Elbow
Elbow adalah jenis fitting yang pertama, elbow merupakan
komponen pemipaan yang berfungsi untuk membelokkan arah
aliran pipa. Elbow terdiri dari dua jenis yang paling umum yaitu 45
derajat dan 90 derajat. Untuk memperoleh sudut di atas, terkadang
elbow tersebut dipotong sesuai kebutuhan untuk memperoleh sudut
tertentu
4. House Connecting
House connecting adalah bagian ujung pipa yang berfungsi sebagai
penyambung antara pipa dengan selang, bagian ini dibentuk
dengan sedemikian rupa sehingga dapat dilepas maupun dipasang
dengan mudah dan kuat. Pipa house connecting sering dijumpai
pada pipa-pipa pengisian/ bunker dan pipa pemadam kebakaran.
5. Dudukan Pipa
Dudukan pipa adalah bagian pipa yang berfungsi untuk mengikat
pipa dengan dudukan atau dinding kapal agar pipa tidak bergeser
ataupun bergetar sehingga tidak menimbulkan gesekan yang dapat
menimbulkan kebengkokan dan kebocoran pada pipa.
6. Flange flexible joint
21

Flange flexible joint yaitu jenis sambungan pipa yang digunakan


agar pipa tidak mengalami pembengkokan akibat pemuaian dari gas
yang dialirkan dengan temperatur yang sangat tinggi. Flange flexible
joint jenis ini sering dijumpai pada sambungan antara pipa manifold
dengan pipa gas buang pada mesin induk atau mesin bantu.
7. Valve Gear
Pengatur katup (valve gear) adalah peralatan untuk mengontrol
katup pada sistem pipa baik dari tempat itu (local control) maupun
dari tempat yang jauh (remote control).
8. Valve
Valve atau yang biasa disebut katup adalah sebuah perangkat yang
mengatur, mengarahkan atau mengontrol aliran dari suatu cairan
(gas, cairan, padatan terfluidisasi) dengan membuka, menutup, atau
menutup sebagian dari jalan alirannya. Adapun pemilihan jenis
valve bergantung pada jenis fluida yang mengalir dan jumlah aliran.
Menurut Wicaksono (2018), jenis-jenis valve antara lain sebagai
berikut:
a. Gate Valve. Gate valve adalah jenis valve yang paling sering
dipakai dalam sistem perpipaan yang fungsinya untuk
membuka dan menutup aliran. Gate valve tidak untuk mengatur
besar kecil laju suatu aliran fluida dengan cara membuka
setengah atau seperempat posisinya, jadi posisi gate pada
valve ini harus benar benar terbuka (fully open) atau benar-
benar tertutup (fully close).
Gambar 2.27 Gate Valve
Sumber: https://bertrem.com/gate-valves-types/
22

b. Globe Valve. Global valve digunakan untuk mengatur besar


kecilnya laju aliran fluida dalam pipa (throttling). Prinsip dasar
dari operasi globe valve adalah gerakan tegak lurus disk dari
dudukannya. Hal ini memastikan bahwa ruang berbentuk cincin
antara disk dan cincin kursi bertahap sedekat valve ditutup.
Gambar 2.28 Globe Valve
Sumber: https://www.theprocesspiping.com/introduction-to-
globe-valve/

c. Ball Valve. Ball valve adalah sebuah valve atau katup dengan
pengontrol aliran berbentuk disc bulat (seperti bola/belahan).
Bola itu memiliki lubang, yang berada di tengah sehingga ketika
lubang tersebut segaris lurus atau sejalan dengan kedua ujung
valve/katup, maka aliran akan terjadi. Tetapi ketika katup
tertutup, posisi lubang berada tegak lurus terhadap ujung katup,
maka aliran akan terhalang atau tertutup.
Gambar 2.29 Ball Valve
Sumber: https://www.bukalapak.com/p/industrial/industrial-
lainnya/pcjlfe-jual-ball-valve-valve-3-inch-kitz-cast-iron-jis-10k-
fctb-full-bore
23

d. Globe Check Valve. Modelnya hampir sama dengan globe


valve, bedanya ada tambahan housing/casing pendukung yang
otomatis jika ada media yang mengalir pada valve.
e. Swing Check Valve. Swing check valve terdiri atas sebuah disk
seukuran dengan pipa yang digunakan, dan dirancang
menggantung pada poros (hinge pin) di bagian atasnya.
Apabila terjadi aliran maju atau foward flow, maka disk akan
terdorong oleh tekanan sehingga terbuka dan fluda dapat
mengalir menuju saluran outlet. Sedangkan apabila terjadi
aliran balik atau reverse flow, tekanan fluida akan mendorong
disk menutup rapat sehingga tidak ada fluida yang mengalir.
Semakin tinggi tekanan balik semakin rapat disk terpasang
pada dudukannya.
f. Plug Valve. Kegunaan dari plug valve adalah untuk fully open
dan fully close (isolation atau on/off control). Untuk mengontrol
(membuka dan menutup) aliran pada plug valve, plug
mempunyai celah atau lubang tempat aliran lewat.
g. Butterfly Valve. Butterfly valve memiliki bentuk yang unik jika
dibandingkan dengan valve-valve yang lain. Butterfly
menggunakan plat bundar atau disk yang dioperasikan dengan
ankel untuk posisi membuka penuh atau menutup penuh
dengan sudut 90°. Disk ini tetap berada ditengah aliran, dan
dihubungkan ke ankel melalui shaft. Saat valve dalam keadaan
tertutup, disk tersebut tegak lurus dengan arah aliran, sehingga
aliran terbendung, dan saat valve terbuka wafer sejajar/ segaris
dengan aliran, sehingga zat dapat mengalir melalui valve.
h. Diaphragm Valve. Diaphragm valve bisa digunakan untuk
mengatur aliran (trhottling) dan bisa juga digunakan sebagai
on/off valve. Diaphgram valve handal dalam penanganan
24

material kasar seperti fluida yang mengandung pasir, semen,


atau lumpur, serta fluida yang mempunyai sifat korosif.
i. Pinch Valve. Pinch valve digunakan untuk menangani fluida
yang berlumpur, endapan, dan yang mempunyai partikel-
partikel solid yang banyak serta fluida-fluida yang mempunyai
kecenderungan untuk terjadi kebocoran (leak).
j. Swing Check Valve. Dalam penggunaan swing check valve dan
lift check valve terbatasi hanya untuk pipa ukuran besar
(diameter DN80 atau lebih). Jadi sebagai solusinya adalah
dengan menggunakan disk check valve. Dengan
menggunakan disk ceck valve dapat digunakan tubing dengan
ukuran yang mengerucut pada satu sisinya sehingga dapat
diaplikasikan pada pipa yang lebih kecil ukurannya.

D. Fungsi dan Kegunaan Pipa


Fungsi pipa yaitu sebagai sarana untuk menyalurkan bahan seperti
zat cair, gas, maupun uap dari suatu tempat ke tempat tertentu dengan
mempertimbangkan efek, temperatur dan tekanan fluida yang dialirkan,
lokasi serta pengaruh lingkungan sekitar.
Selain fungsi di atas, jenis pipa tertentu bisa juga digunakan sebagai
konstruksi bangunan di dalam kapal. Selain itu fungsi pipa pada kapal yaitu
digunakan untuk keperluan di atas kapal seperti keperluan muatan,
permesinan, distribusi air tawar sehari–hari dan pembuangan air limbah
yang telah diproses sesuai standart yang telah ditentukan.
Sistem perpipaan berfungsi untuk mengantarkan atau mengalirkan
suatu fluida dari tempat yang lebih rendah ke tujuan yang diinginkan dengan
bantuan mesin atau pompa. Misalnya pipa yang dipakai untuk
memindahkan minyak dari tangki ke mesin, atau mentransfer air untuk
keperluan pendinginan mesin maupun untuk kebutuhan sehari–hari.
Dalam dunia perkapalan khususnya pada bagian mesin, kegunaan
pipa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
25

1. Pemipaan Air Laut


Sesuai dengan fungsinya instalasi pipa air laut digunakan untuk
mengalirkan air laut dari satu tangki ke tangki lain, dari luar ke dalam
kapal. Air laut yang masuk ke dalam kapal melalui karangan laut atau
pipa sea chest, yaitu pipa yang menembus bagian kulit kapal di daerah
dasar kapal, kemudian air laut didistribusikan dengan pompa–pompa di
dalam kamar mesin untuk keperluan di dalam kapal.
2. Pemipaan Air Tawar
Instalasi pipa air tawar /fresh water system digunakan untuk
mengalirkan air tawar dari satu tangki ke sistem yang dibutuhkan, dari
luar ke dalam kapal pada saat pengisian air tawar, dari tangki ke katup
di daerah ruang akomodasi atau ruang mesin.
3. Pemipaan Bahan Bakar
Instalasi pipa bahan bakar digunakan untuk mengalirkan kebutuhan
bahan bakar ke sistem permesinan dan saat pengisian bahan bakar di
bunker.
4. Pemipaan Minyak Lumas
Instalasi pipa minyak lumas digunakan untuk mendistribusikan minyak
lumas dari suatu tangki ke bagian mesin kapal atau bagian yang
membutuhkan pelumasan agar permesinan tersebut dapat beroperasi
secara maksimal.
5. Pemipaan Udara Bertekanan
Instalasi Pipa udara bertekanan ini digunakan untuk keperluan
permesinan kapal yaitu untuk menghidupkan mesin dengan udara
bertekanan tinggi dan untuk keperluan anjungan seperti horn kapal.
6. Pemipaan Air Kotor/ Sewage
Instalasi pipa air kotor digunakan untuk mengalirkan air kotor dan air
limbah di kapal dari dan ke tangki sewage di dalam kapal. Pengaliran
sewage menggunakan sarana pompa, berupa pompa sewage/sewage
pump. Air kotor/ sewage berasal dari buangan water closet dari setiap
ruang akomodasi yang mengalir ke tagnki sewage secara gravity atau
26

dengan tekanan air bilas/ flushing, selanjutnya dari tangki sewage akan
dipompa keluar kapal sesuai dengan peraturan pembuangan limbah.
Pengaturan aliran air kotor juga dikontrol dengan menggunakan sistim
katup/ valve.
E. Sistem Perpipaan
Sistem Perpipaan adalah metode yang paling umum dan murah
dalam memindahkan fluida dari satu titik pemrosesan ke titik yang lain
secara horizontal maupun vertikal antar peralatan (equipment) atau dari
satu tempat ke tempat lain sehingga suatu proses produksi dapat
berlangsung (Firdaus dkk, 2014).
Dalam merancang suatu plant, tidak terlepas dari sistem perpipaan
dan dalam hal ini perancangan perpipaan harus benar-benar aman dan
memiliki fleksibilitas yang cukup (Marunung dkk, 2013). Sistem perpipaan
terdiri dari banyak komponen yang saling berinteraksi, yang dihubungkan
dengan beberapa peralatan (equipment), untuk mencapai pemrosesan
fluida yang baik dalam suatu plant. Sistem perpipaan merupakan bagian
dari semua fasilitas fisik tempat transportasi aliran fluida termasuk pipa,
sambungan, valve, flange, regulator, pressure vessel, relief valve, unit
compressor dan alat-alat lain yang terpasang pada pipa (Anindyta dkk,
2018).
Aplikasi sistem perpipaan dapat ditemukan hampir pada semua
jenis industri, mulai dari sistem perpipaan tunggal yang sederhana sampai
sistem perpipaan bercabang yang sangat kompleks.
27

F. Kerangka Pikir
Gambar 2.30 Diagram Alir Kerangka Penelitian
PIPA

PROSES IDENTIFIKASI PIPA

PEMILIHAN PIPA AIR LAUT

BENAR SALAH

DAMPAK POSITIF DAMPAK NEGATIF

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Diduga ada jenis material pipa yang sesuai dengan sistem


perpipaan air laut.
2. Diduga ada cara mengidentifikasi material pipa yang sesuai
dengan sistem perpipaan air laut.
3. Diduga kesalahan dalam pemilihan material pipa air laut memiliki
dampak negatif.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualtitatif. Sugiyono (2009) mengungkapkan definisi
penelitian pendekatan kualitatif didasarkan pada filosofi post-positivis
yang digunakan oleh peneliti untuk mempelajari keadaan objek-objek
alam utama (bukan eksperimen). Sarana meliputi pengambilan
sampel data yang ditargetkan dari sumber data. Metode survei
menggunakan triangulasi (kombinasi), analisis data bersifat induktif
atau kualitatif, dan temuan kualitatif berarti bukan generalisasi.
Alasan peneliti melakukan pendekatan kualitatif adalah untuk
menganalisis pemilihan pipa sesuai dengan system pemipaan air laut
di kapal. Jenis penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah jenis
deskriptif kualitatif yang mempelajari masalah-masalah yang ada
serta tata cara kerja yang berlaku.

B. Definisi Operasional Variabel


Definisi operasional merupakan penjelasan maksud dari
istilah yang menjelaskan secara operasional mengenai penelitian
yang akan dilaksanakan. Definisi operasional ini berisi penjelasan
mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Definisi
operasional digunakan untuk memberikan pengertian yang
operasional dalam penelitian. Definisi operasional digunakan untuk
menyamakan kemungkinan pengertian yang beragam antara peneliti
dengan orang yang membaca penelitiannya. Agar tidak terjadi
kesalahpahaman, maka definisi operasional disusun dalam suatu
penelitian. Adapun definisi operasinal dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:

28
29

1. Pipa (Variabel Bebas) adalah pipa adalah benda berbentuk


silinder yang terbuat dari logam baja ataupun bahan lainnya dan
berlubang di tengahnya sebagai sarana saluran fluida yang
berbentuk cair, gas maupun udara.
2. Sistem pemipaan air laut (Variabel Terikat) adalah sistem yang
kompleks yang diharuskan didesain dengan efektif dan efisien
mungkin di dalam kapal untuk memenuhi kebutuhan kapal, crew,
muatan dan menjaga keamanan kapal baik saat kapal berjalan
maupun berhenti.

C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di kapal, yaitu tempat penulis
melakukan Praktek Laut (PRALA).

D. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang mejadi perhatian dalam
sebuah penelitian karena objek penelitian merupakan sasaran yang
hendak dicapai untuk mendapatkan jawaban maupun solusi dari
permasalahan yang terjadi. Menurut Sugiyono (2016:144) pengertian
objek penelitian adalah sebagi berikut: “Objek penelitian adalah sasaran
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu
tentang suatu hal objektif, valid, dan realiable tentang suatu hal (variabel
tertentu)”. Objek dalam penelitian ini adalah pemilihan pipa sesuai
dengan sistem pemipaan air laut di kapal.

E. Data dan Sumber Data


Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari data yang
diperoleh oleh peneliti. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
sumber data primer dan sekunder, sebagai berikut:
1. Data primer merupakan sumber data penelitiah yang diperoleh
secara langusng dari sumber data asli. Data primer dapat berupa
30

opini subyek (orang) secara individual atau kelompok. Data primer ini
dapat dikumpulkan dengan dua metode, yaitu: metode interview
(wawancara) dan metode observasi. Adapun pihak yang dijadikan
sebagai informan, diantaranya: KKM, Masinis 1, Masinis 2, Masinis 3
dan Oiler.
2. Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh secara
tidak langsung melalui media perantara. Pada umumnya, data
sekunder diperoleh dari riset perpustakaan yaitu dengan
mengumpulkan, membaca dan memahami teori-teori dari buku
artikel, jurnal, majalah, atau data dari teori internet yang berkaitan
dengan penelitian ini yaitu pemilihan pipa air laut.

F. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data sebagai suatu metode yang
independen terhadap metode analisis dan atau bahkan menjadi alat
utama metode dan teknik analisis data. Untuk mendukung penulisan
proposal ini, ada beberapa teknik pengumpulan data yang penulis
gunakan, yakni:
1. Observasi
Observasi yaitu pengumpulan data yag dilakukan melalui suatu
pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap
keadaan atau perilaku obyek sasaran. Metode observasi yaitu
melakukan secara langsung ke obyek penelitian untuk melihat dari
dekat kegiatan yang dilakukan crew mesin dalam kegiatan pemilihan
pipa air laut, Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi partisipan. Yaitu observasi yang melibatkan
peneliti/ pengamat untuk mengambil bagian dalam penelitian. Sambil
melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan
oleh sumber data, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap.
31

2. Wawancara Semi Terstruktur


Wawancara yaitu sebuah proses untuk memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara pewawancara dengan orang orang yang diwawancarai
dan jawaban responden di catat atau direkam dengan alat perekam.
Dalam hal ini peneliti menggunakan model wawancara semi
terstruktur. Wawancara dilakukan dengan terlebih dahulu
menyiapkan pertanyaan-pertanyaan dan jawaban altenatif namun
dalam pelaksanaannya lebih bebas dan terbuka dimana pihak
informan dimintai pendapat dan ide-ide dan pewawancara mencatat
apa yang disampaikan informan. Dalam teknik pemilihan informan,
peneliti memilih untuk mewancarai seseorang yang menjadi kunci
dari penelitian dan stakeholder yang terkait.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu digunakan untuk memperoleh data-data sekunder
yang berupa keterangan keterangan, catatan-catatan, laporan dan
sebagainya yang ada kaitanya dengan masalah yang kan diteliti.
Sementara itu Arikunto (2019) menyatakan dalam melakukan
metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis
seperti buku–buku, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat,
catatan harian dan sebagainya. Sesuai dengan pendapat tersebut,
penulis menggunakan metode dokumentasi sebagai alat pengumpul
data dari bahan-bahan tertulis yang pelaksanaannya penulis mencari
sumber-sumber tertulis di lokasi penelitian.

G. Teknik Analisis Data


Dalam menganalisis data kualitatif, ada tiga tahap kegiatan, yaitu
reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Berdasarkan
pendapat tersebut maka analisis data yang akan dilakukan mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
32

1. Reduksi Data (Data Reduction)


Tahap reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, mecari tema dan polanya,
dan membunag yang dianggap tidak perlu. Dengan demikian, data
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya. Reduksi data dalam penelitian ini akan memfokuskan
pada pemilihan material pipa yang akan digunakan pada system
pemipaan air laut.
2. Penyajian Data (Data Display)
Tahap penyajian data yang meliputi pengklarifikasian dan identifikasi
data, yaitu menuliskan kumpulan data yang terorganisir dan
terkategori berdasarkan sistem pemipaan air laut.
3. Menarik Kesimpulan (Conclusion Drawing)
Tahap penarik kesimpulan dalam penelitian ini merupakan aktifitas
pemberian makna dan memberikan penjelasan terhadap hasil
penyajian data yang diperoleh dari analisis data terhadap analisis
pemilihan pipa sesuai dengan sistem pemipaan air laut di kapal.
33

H. Jadwal Penelitian
Adapun jadwal pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.
2023 2022
NO KEGIATAN BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4
Pengumpulan
1
referensi
2 Pemilihan judul
Penyusunan
3 proposal dan
bimbingan
Seminar
4
proposal
Perbaikan
5
seminar proposal
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2019). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Maritime, W. (2011). Pengertian Pipa. Maritime


World.2011.http//www.maritimeworld.web.id/2011/03/pipa.adalah.s
uatu batang silinder.html.

Nursyahid, M. (2015). Mengenal Fungsi dan Komponen Pipa.


http://www.cnzahid.com/2015/08/mengenal.fungsi.dan.komponen-
pipa.html?m=1.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung:


Alfabeta.

Wibowo, M. (1994). Sistem Pipa. http://repository.unimaramni.ac.id.

Wicaksono. (2018). Sistem Pipa (Piping System)

34

You might also like