Professional Documents
Culture Documents
Limbah Nuklir Jepang
Limbah Nuklir Jepang
Pembuangan dilakukan 12 tahun setelah terjadinya bencana akibat gempa bumi dan tsunami
tahun 2011 yang dimana PLTN telah menghasilkan air yang terkontaminasi yang disimpan
dalam tangki besar. Hal tersebut dilakukan karena kebutuhkan lahan yang ditempati oleh
tangki-tangki tersebut untuk membangun fasilitas baru guna menonaktifkan pembangkit
listrik dengan aman
Sejak bencana tsunami 2011, hasil air terkontaminasi yang dibuang oleh PLTN Fukusima
telah melaluai Sistem Pemrosesan Cairan Lanjutan (ALPS), yang mengurangi sebagian besar
zat radioaktif hingga mencapai standar keamanan yang dapat diterima
Tritium dan karbon-14 masing-masing merupakan bentuk radioaktif dari hidrogen dan karbon
yang dimana keduanya memancarkan tingkat radiasi yang sangat rendah. Menurut artikel
Scientific American pada tahun 2014, tritium dianggap relatif tidak berbahaya karena
radiasinya tidak cukup energik menunjukkan bahwa air yang dibuang hanya menimbulkan
sedikit risiko bagi manusia dan kehidupan laut
Pro : Pembuangan limbah air nuklir ke laut dianggap relatif tidak berbahaya karena hasil air
terkontaminasi yang dibuang oleh PLTN Fukusima telah melaluai Sistem Pemrosesan Cairan
Lanjutan (ALPS), yang dimana mengurangi sebagian besar zat radioaktif hingga mencapai
standar keamanan yang dapat diterima
Kontra : Dampak pasca pembuangan limbah air nuklir ke laut mungkin akan terjadi 4-5 tahun
kedepan yang kaitannya dalam bidang konservasi tentu akan mengancam kelestarian hidup
biota laut akibat bahan-bahan radioaktif yang terakumulasi dalam perairan menyebabkan
perubahan mutasi pada biota laut
”Dampak lanjutan dapat terjadi, baik jangka pendek dalam rantai pangan perikanan maupun
jangka panjang yang terakumulasi dalam jaringan manusia. Ini adalah kejahatan yang dapat
dikategorikan pencemaran transnasional,”
Solusi
Membangun kekuatan maritim yang berfokus pada pengembangan perikanan laut dan
menekankan pedoman produksi yang mengutamakan ekologi dan perairan pesisir. Kedua,
Melakukan upaya memperkuat konservasi sumber daya perikanan laut dan lingkungan
ekologis untuk meningkatkan pembangunan perikanan laut yang berkelanjutan. Ketiga,
Melakukan upaya penyesuaian dan peningkatan struktur, fasilitas dan peralatan pada
pengolahan limbah nuklir untuk memantau pembuangan limbah nuklir serta dampak buruk
yang ditimbulkan
Dalam konteks ini, badan legislatif perikanan Tiongkok harus mencari jalan ke depan,
termasuk perubahan dalam standar pengelolaan; memfasilitasi pembentukan efek
ekstrateritorial penuh melalui undang-undang perikanan Tiongkok; perbaikan sistem
peraturan perundang-undangan administratif pendukung; dan memfasilitasi digitalisasi
pengelolaan penangkapan ikan untuk memantau pembuangan limbah nuklir Jepang dan
dampak buruknya
Melalui pergerakan arus laut dan transportasi ikan pelagis yang terakumulasi radionuklida,
industri perikanan pasti akan terkena dampak negatif dari air limbah nuklir yang dimana
melanggar hak dan kepentingan dalam penangkapan ikan pelagis.