You are on page 1of 12

PERMULAAN AWAL TAHUN PENANGGALAN HIJRIAH DAN MASEHI

DALAM KITAB KHULASHOH AL WAFIYAH

Disusun Guna memenuhi tugas mata kuliah Batsul Kutub II

Dosen pengampu : Dr. KH. Slamet Hambali, M.S.I.

Disusun oleh:

1) Ainun Wulan Yulistia (2102046060)


2) Ahya Nur Annisa (2102046065)

PROGRAM STUDI ILMU FALAK

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan limpahan
rahmat,nikmat,dan hidayah-Nya. Sehingga kami dpat menyusun, menyelesaikan, serta
merampungkan tugas makalah ini guna memenuhi tugas pada mata kuliah Batsul Kutub II.

Penyusun disini mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah
bekerjasama, membantu, dan mendukung tersusunnya makalah ini, terutama kepada teman-
teman mahasiswa dan Bapak Dr. KH. Slamet Hambali, M.S.I. selaku dosen pengampu pada
mata kulah ini.

Penyusun juga sangat menyadari bahkan mengakui bahwa makalah ini tersusun jauh
dari kata sempurna sehingga penyusun disini sangat menanti dan membutuhkan kritik dan
saran yang membangun dari seluruh pihak yang menikmati makalah ini, demi evaluasi serta
perbaikan dalam makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini menjadi wasilah atau perantara bagi penikmat
makalah ini dalam memahami serta mengkritisi pembahasan materi dalam mata kuliah Batsul
Kutub II. Aamiin

Semarang, 20 Agustua 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar belakang
Sistem penanggalan yang terkenal di Indonesia yaitu Sistem penanggalan hijriah
dan masehi. Tak jarang dari semua kalangan tidak mengetahui kapan permulaan hari di
bulan hijriah atau masehi. Walaupun, dalam internet atau aplikasi dapat ditemukan secara
praktis dan cepat, tetapi KH. Zubair Umar Al-Jaelani membuat rumus manual yang
terdapat dalam kitab Khulashoh al Wafiyah.

Perhitungan dalam kitab Khulashoh al Wafiyah berisi tentang macam-macam


rumus ilmu falak seperti mencari ijtima’, awal bulan qamariah, dan sebagainya. Namun,
kali ini penulis akan membahas tentang materi permulaan awal tahun dalam penanggalan
hijriah dan masehi.

B Rumusan masalah
Dari uraian di atas, penulis menetapkan rumusan masalah, sebagai berikut:

1) Bagaimana permulaan hari di awal tahun hijriah menurut Kitab Khulashoh al


Wafiyah?
2) Bagaimana permulaan hari di awal tahun masehi menurut Kitab Khulashoh al
Wafiyah?

C Tujuan makalah
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini, sebagai berikut:

1) Mampu memahami permulaan hari di awal tahun hijriah menurut Kitab Khulashoh
al Wafiyah.
2) Mampu menjelaskan permulaan hari di awal tahun masehi menurut Kitab
Khulashoh al Wafiyah.
BAB II
PEMBAHASAN

A Penanggalan Tahun Hijriah


a) Sejarah Penanggalan Arabi atau Hijriah
Sejarah penanggalan hijriah dan masehi di Negara Indonesia diambil dari
Sejarah Qibti1. Awal mulanya, faidah yang terdapat dalam sejarah-sejarah tersebut
belum sempurna. Kemudian KH. Zubair Umar Al-Jaelani berinisiasi untuk
menyempurnakan faidahnya dengan membuat Kitab Khulashoh al Wafiyah. Menurut
sejarahnya, awal tahun hijriah diambil dari hijrah nya Nabi Muhammad SAW dari
mekkah al masyrifah ke Madinah al munawarrah. Awal mula Nabi hijrah ke Madinah,
Beliau masuk ke masjid Quba pada hari Senin tanggal 8 Rabiul Awal atau 20 September
622M menurut pendapat Mahmud Basya al Falaki. Para ahli falak kemudian melakukan
perhitungan hisab istilahi terhadap penanggalan tersebut. Jika diruntut dari awal mula
Nabi hijrah, ternyata 1 Muharram tahun 1 Hijriah bertepatan pada tanggal 15 juli 622M.
Syekh Mustofa Muhammad al Falaki menyebutkan bahwa ijtima terjadi pada malam
kamis pukul 10:20:36, kemudian hilal muncul di atas ufuk sekitar 27 menit 55 detik
atau setengah jari2.
Sistem penanggalan hijriah atau arabi dibentuk pada pemerintahan Khalifah
Umar bin Khattab. Banyak usulan dari beberapa ulama, seperti penanggalan dimulai
pada Tahun Gajah (Tahun Nabi Muhammad SAW lahir), juga terdapat usulan yang
mengatakan awal tahun dimulai pada wafatnya Nabi, serta usulan yang mengatakan
ketika Nabi diangkat menjadi Rasul3. Namun, ketiga usulan tersebut tidak terpakai.
Penanggalan hijriah kemudian ditetapkan dari awal mula hijrahnya Nabi SAW atas
usulan Sayyidina Utsman dan Ali r.a. Alasannya, karena saat itu, para ulama masih
berselisih terkait waktu kapan tepatnya Nabi lahir dan kapan wahyu pertama turun.
Sedangkan tahun wafat Nabi, Sayyidina Umar menolak karena tahun tersebut terdapat
banyak kesedihan. Hjirahnya Nabi dianggap sebagai pembeda antara yang haqq dan
yang bathil serta menjadi tonggak awal kejayaan umat Islam setelah sebelumnya

1
Sejarah Qibti merupakan Sejarah dari Bangsa Mesir.
2
KH. Zubair Ahmad Al Jailani, Kitab Khulashoh al Wafiyah, Jepara, hlm.11.
3
Humas US, Sejarah Penetapan Tahun Hijriah, https://umsb.ac.id/berita/index/900-sejarah-penetapan-tahun-
hijriyah#:~:text=Menurut%20catatan%20sejarah%2C%20Umar%20Bin,pemerintahan%20khalifah%20Umar%
20bin%20Khattab%E2%80%9D. (diakses pada, 21 Agustus 2023, pukul 22:22).
melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi. Itulah yang menyebabkan kalender ini
disebut kalender hijriah4.
Penetapan terkait penanggalan hijriah oleh Sayyidina Umar terjadi pada Rabu
20 Jumadil Akhir 17H. Ketika penetapan tersebut, diputuskan bahwa dalam tahun
bashithoh terdapat 354 hari, sedangkan tahun kabisat ditambah 1 hari menjadi 355 hari.
Daur/pengulangan tahun dalam sistem penanggalan hijriah yaitu 30 tahun sekali, yang
terdiri dari 11 kabisat dan 19 bashithoh. Dalam satu tahun terdapat 12 bulan, terdiri dari
bulan ganjil yang jumlah nya 29 dan yang genap jumlah nya 30. Penanggalan hijriah
dimulai dari bulan Muharram, Shafar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal,
Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzulkaidah, dan yang terakhir
Dzulhijjah. Dalam penanggalan hijriah penambahan 1 hari dalam tahun kabisat
diletakkan di akhir bulan yaitu bulan Dzulhijjah5.
b) Perhitungan permulaan awal tahun dalam penanggalan hijriah
Untuk mengetahui permulaan tahun hijriah, perlu beberapa hal yang harus
diperhatikan. Diantarannya: tahun yang akan dicari hari di awal tahunnya; apakah tahun
tersebut basithah/kabisat?; dan sisa dari pembagian yang diperhitungkan.
Cara mengetahui permulaan awal tahun, antara lain:
a) Menyiapkan tahun yang akan dicari permulaan harinya;
b) Membagi tahun yang dicari dengan 210;
c) Kemudian sisa dari pembagian tersebut, di alihkan ke dalam tabel halaman 212
(kitab Khulashoh al Wafiyah). Dalam penanggalan hijriah, menggunakan kolom al-
fadhil minal araby (‫;)الفاضل من العربى‬
d) Sisa dari pembagian tersebut, dicari yang mendekati dalam kolom ‫ عرض جدول‬,
kemudian sisanya yang belum tereliminasi dimasukkan ke dalam kolom ‫;طول الجدول‬
e) Pertemuan antara ‫ عرض جدول‬dan ‫طول الجدول‬, merupakan tanda-tanda awal tahun
tersebut. Angka tersebut, merupakan hari pertama di bulan muharram terhadap
tahun yang dicari6.

Pada tabel perhitungan tersebut, terdapat bulan-bulan yang sama kolomnya.


Jika terdapat bulan yang sama kolomnya, berarti hari di awal bulannya sama. Setiap
turun satu kolom, ditambah 1 hari (jika sudah sampai bawah berarti mengulang dari

4
Ibid, hlm.12.
5
Zarkasih, Ahmad, Sejarah Pembentukan: Kalender Hijriah, (Jakarta Selatan: Rumah Fiqh Publishing, 2018),
hlm. 6-12.
6
Op.Cit. KH. Zubair Ahmad Al Jailani, hlm. 12.
atas lagi). Dalam perhitungan permulaan awal tahun menurut kitab Khulasoh al
Wafiyah sifatnya urfi, jadi terdapat kemungkinan untuk geser 1 hari dari yang
dihasilkan.

c) Contoh perhitungan permulaan awal tahun hijriah

Diket : Tahun 1351H

Dit : Permulaan hari tahun 1351H?

Jawab = Thn yng dicari / 210

= 1351/210

= 6,433333

Sisa dari pembagian di atas = 6,433333 – 6

= 0,433333 (kemudian di kali dengan 210)

= 0,433333 x 210 = 91

Pertemuan antara angka 90 dan 1,


adalah 6. Kemudian, angka 6
menjadi tanda-tanda awal tahun
Langkah 1 (hari 1 Muharram).

Langkah 3

Langkah 2
B Penanggalan Tahun Masehi
a) Sejarah Penanggalan Masehi

Kalender masehi merupakan sistem kalender yang digunakan oleh masyarakat


di dunia. Kalender ini berdasarkan peredaran matahari. Sistem kalender ini dibentuk
berdasarkan kelahiran Nabi Isa a.s. Sebelum berdirinya kerajaan Roma, kalender
Masehi (kalender Romawi Kuno) memiliki 10 bulan yang jumlah harinya 304 hari
dalam setahun7. Saat itu, Maret dijadikan bulan pertama sedangkan Desember bulan
terakhir. Kemudian pada tahun 690SM ditambahkan bulan Januari dan Februari
menjadi genap 12 bulan. Pada tahun 527M, seorang pimpinan gereja diberi tugas untuk
melakukan perhitungan tahun dengan dasar kelahiran Nabi Isa. Ditetapkan
bahwasannya masa sebelum Nabi Isa lahir disebut Sebelum Masehi (SM) serta tahun
kelahiran Nabi Isa disebut tahun 1M8.

Dalam satu tahun bashitah terdapat 365 hari dan ditahun kabisat terdapat 366
hari karena ada penambahan 1 hari di bulan Februari. Sistem penanggalan masehi
terdiri dari 12 bulan9, antara lain: Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli,
Agustus, September, Oktober, November, Desember10. Dalam kitab Khulashoh al
Wafiyah terdapat rumus beberapa huruf untuk menghafal antara bulan ganjil dan genap.
Huruf yang dimaksud yaitu (‫) فازرجل ختم بحج‬. Dalam huruf-huruf hijaiyah berikut yang
mempunyai tanda titik bermakna memiliki 31 hari yang dihitung dari bulan Januari
(‫)ف‬11.

b) Perhitungan permulaan awal tahun dalam penanggalan Masehi

Tidak hanya awal tahun hijriah saja yang dapat dicarikan awal tahunnya. Dalam
penanggalan masehi, awal tahun juga dapat dicari dengan metode kitab Khulashoh al
Wafiyah. Namun, dalam kitab yang ditulis KH. Zubair Umar Al-Jaelani ini, untuk tahun
1901 sampai 200 tahun ke depan dikurangi 1 ketika mencapai pertemuan antara ‫عرض‬
‫ جدول‬dan ‫طول الجدول‬. Jadi, sebagai pedoman untuk tahun sebelum 1901 perhitungan

7
Saifulloh, etc,. Studi Komparasi Sejarah dan Aturan Kalender Tahun Masehi: Julian dan Gregorian: Al Afaq,
(Mataram, 2022) Volume 4, hlm. 66.
8
Rakhmadi, Arwin Juli, Majalah Observatoria, (Sumatera Utara: OIF UMSU, 2019), hlm.4.
9
Dalam 12 bulan terdiri dari, bulan ganjil ada 31 hari dan genap ada 30 hari, kecuali Februari yang berjumlah
28 (jika kabisat 29).
10
Zulfikar, Fahri, Sejarah Penamaan Bulan pada Kalender Masehi, Januari dari Nama Dewa?: Detik,
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6502339/sejarah-penamaan-bulan-pada-kalender-masehi-januari-dari-
nama-dewa (diakses pada 21 Agustus 2023, pukul 21:30)
11
Op.Cit. KH. Zubair Ahmad Al Jailani, hlm. 13.
tetap, tetapi antara tahun 1901-2101 perhitungan dikurangi 1 (jika kabisat dikurangi 1
lagi). Untuk pedomannya dapat Berikut cara-cara yang dapat ditempuh untuk
mengetahui awal tahun penanggalan masehi:

- Menyiapkan tahun yang akan dicari permulaan harinya;


- Membagi tahun yang dicari dengan 28;
- Kemudian sisa dari pembagian tersebut, di alihkan ke dalam tabel halaman 212
(kitab Khulashoh al Wafiyah). Dalam penanggalan hijriah, menggunakan kolom
al-fadhil minal araby (‫;)الفاضل من االفرنجى‬
- Sisa dari pembagian tersebut, dicari yang mendekati dalam kolom ‫ عرض جدول‬,
kemudian sisanya yang belum tereliminasi dimasukkan ke dalam kolom ‫;طول الجدول‬
- Pertemuan antara ‫ عرض جدول‬dan ‫طول الجدول‬, merupakan tanda-tanda awal tahun
tersebut12.

Pada tabel perhitungan tersebut, terdapat bulan-bulan yang sama kolomnya.


Jika terdapat bulan yang sama kolomnya, berarti hari di awal bulannya sama. Setiap
turun satu kolom, ditambah 1 hari (jika sudah sampai bawah berarti mengulang dari
atas lagi). Dalam perhitungan permulaan awal tahun menurut kitab Khulasoh al
Wafiyah sifatnya urfi, jadi terdapat kemungkinan untuk geser 1 hari dari yang
dihasilkan13.

d) Contoh perhitungan permulaan awal tahun masehi

Diket : Tahun 1933M

Dit : Permulaan hari tahun 1933H?

Jawab = Thn yng dicari / 28

= 1933/28

= 69,0357142857

Sisa dari pembagian di atas = 69,0357142857 - 69

= 0,0357142857 (kemudian di kali dengan 28)

12
Tahun sebelum 1901 perhitungan tetap, tetapi antara tahun 1901-2101 perhitungan dikurangi 1 (jika kabisat
dikurangi 1 lagi).
13
Op.Cit. KH. Zubair Ahmad Al Jailani, hlm. 13.
= 0,0357142857 x 28

=1

Pertemuan antara angka 0 dan 1,


adalah 2. Dalam penjelasan
sebelumnya, jika antara tahun 1901-
Langkah 1
2101 pertemuan tersebut dikurangi
1.
Langkah 4
{2 – 1 = 1}
Langkah 3 Kemudian, angka 1 menjadi tanda-
Langkah 2 tanda awal tahun (hari 1 Januari).
BAB III
A Kesimpulan
Permulaan hari di tahun hijriah dapat dihitung dengan metode kitab Khulashah al
Wafiyah. Dengan mempersiapkan tahun yang akan dicari, kemudian dibagi dengan 210.

Setelah itu sisa dari pembagian dimasukan ke dalam tabel di halaman 212 (kitab
Khulashah al Wafiyah) ‫ عرض جدول‬dan ‫طول الجدول‬.

Dalam pencarian permulaan hari di tahun masehi, tak jauh beda dengan perhitungan
kalender hijriah. Dengan mempersiapkan tahun yang akan dicari, kemudian dibagi dengan
210. Setelah itu sisa dari pembagian dimasukan ke dalam tabel di halaman 212 (kitab
Khulashah al Wafiyah) ‫ عرض جدول‬dan ‫طول الجدول‬. Untuk tahun sebelum 1901 perhitungan
tetap, tetapi antara tahun 1901-2101 perhitungan dikurangi 1 (jika kabisat dikurangi 1 lagi).
DAFTAR PUSTAKA
KH. Zubair Ahmad Al Jailani, Kitab Khulashoh al Wafiyah, Jepara

Rakhmadi, Arwin Juli, Majalah Observatoria, (Sumatera Utara: OIF UMSU, 2019)

Saifulloh, etc,. Studi Komparasi Sejarah dan Aturan Kalender Tahun Masehi: Julian dan
Gregorian: Al Afaq, (Mataram, 2022)

Zarkasih, Ahmad, Sejarah Pembentukan: Kalender Hijriah, (Jakarta Selatan: Rumah


Fiqh Publishing, 2018)

Humas US, Sejarah Penetapan Tahun Hijriah, https://umsb.ac.id/berita/index/900-


sejarah-penetapan-tahun-
hijriyah#:~:text=Menurut%20catatan%20sejarah%2C%20Umar%20Bin,pemerint
ahan%20khalifah%20Umar%20bin%20Khattab%E2%80%9D.

Zulfikar, Fahri, Sejarah Penamaan Bulan pada Kalender Masehi, Januari dari Nama
Dewa?: Detik, https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6502339/sejarah-
penamaan-bulan-pada-kalender-masehi-januari-dari-nama-dewa
LAMPIRAN

You might also like