Professional Documents
Culture Documents
Kel 1 - Batsul Kutub
Kel 1 - Batsul Kutub
Disusun oleh:
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan limpahan
rahmat,nikmat,dan hidayah-Nya. Sehingga kami dpat menyusun, menyelesaikan, serta
merampungkan tugas makalah ini guna memenuhi tugas pada mata kuliah Batsul Kutub II.
Penyusun disini mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah
bekerjasama, membantu, dan mendukung tersusunnya makalah ini, terutama kepada teman-
teman mahasiswa dan Bapak Dr. KH. Slamet Hambali, M.S.I. selaku dosen pengampu pada
mata kulah ini.
Penyusun juga sangat menyadari bahkan mengakui bahwa makalah ini tersusun jauh
dari kata sempurna sehingga penyusun disini sangat menanti dan membutuhkan kritik dan
saran yang membangun dari seluruh pihak yang menikmati makalah ini, demi evaluasi serta
perbaikan dalam makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini menjadi wasilah atau perantara bagi penikmat
makalah ini dalam memahami serta mengkritisi pembahasan materi dalam mata kuliah Batsul
Kutub II. Aamiin
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar belakang
Sistem penanggalan yang terkenal di Indonesia yaitu Sistem penanggalan hijriah
dan masehi. Tak jarang dari semua kalangan tidak mengetahui kapan permulaan hari di
bulan hijriah atau masehi. Walaupun, dalam internet atau aplikasi dapat ditemukan secara
praktis dan cepat, tetapi KH. Zubair Umar Al-Jaelani membuat rumus manual yang
terdapat dalam kitab Khulashoh al Wafiyah.
B Rumusan masalah
Dari uraian di atas, penulis menetapkan rumusan masalah, sebagai berikut:
C Tujuan makalah
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini, sebagai berikut:
1) Mampu memahami permulaan hari di awal tahun hijriah menurut Kitab Khulashoh
al Wafiyah.
2) Mampu menjelaskan permulaan hari di awal tahun masehi menurut Kitab
Khulashoh al Wafiyah.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Sejarah Qibti merupakan Sejarah dari Bangsa Mesir.
2
KH. Zubair Ahmad Al Jailani, Kitab Khulashoh al Wafiyah, Jepara, hlm.11.
3
Humas US, Sejarah Penetapan Tahun Hijriah, https://umsb.ac.id/berita/index/900-sejarah-penetapan-tahun-
hijriyah#:~:text=Menurut%20catatan%20sejarah%2C%20Umar%20Bin,pemerintahan%20khalifah%20Umar%
20bin%20Khattab%E2%80%9D. (diakses pada, 21 Agustus 2023, pukul 22:22).
melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi. Itulah yang menyebabkan kalender ini
disebut kalender hijriah4.
Penetapan terkait penanggalan hijriah oleh Sayyidina Umar terjadi pada Rabu
20 Jumadil Akhir 17H. Ketika penetapan tersebut, diputuskan bahwa dalam tahun
bashithoh terdapat 354 hari, sedangkan tahun kabisat ditambah 1 hari menjadi 355 hari.
Daur/pengulangan tahun dalam sistem penanggalan hijriah yaitu 30 tahun sekali, yang
terdiri dari 11 kabisat dan 19 bashithoh. Dalam satu tahun terdapat 12 bulan, terdiri dari
bulan ganjil yang jumlah nya 29 dan yang genap jumlah nya 30. Penanggalan hijriah
dimulai dari bulan Muharram, Shafar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal,
Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzulkaidah, dan yang terakhir
Dzulhijjah. Dalam penanggalan hijriah penambahan 1 hari dalam tahun kabisat
diletakkan di akhir bulan yaitu bulan Dzulhijjah5.
b) Perhitungan permulaan awal tahun dalam penanggalan hijriah
Untuk mengetahui permulaan tahun hijriah, perlu beberapa hal yang harus
diperhatikan. Diantarannya: tahun yang akan dicari hari di awal tahunnya; apakah tahun
tersebut basithah/kabisat?; dan sisa dari pembagian yang diperhitungkan.
Cara mengetahui permulaan awal tahun, antara lain:
a) Menyiapkan tahun yang akan dicari permulaan harinya;
b) Membagi tahun yang dicari dengan 210;
c) Kemudian sisa dari pembagian tersebut, di alihkan ke dalam tabel halaman 212
(kitab Khulashoh al Wafiyah). Dalam penanggalan hijriah, menggunakan kolom al-
fadhil minal araby (;)الفاضل من العربى
d) Sisa dari pembagian tersebut, dicari yang mendekati dalam kolom عرض جدول,
kemudian sisanya yang belum tereliminasi dimasukkan ke dalam kolom ;طول الجدول
e) Pertemuan antara عرض جدولdan طول الجدول, merupakan tanda-tanda awal tahun
tersebut. Angka tersebut, merupakan hari pertama di bulan muharram terhadap
tahun yang dicari6.
4
Ibid, hlm.12.
5
Zarkasih, Ahmad, Sejarah Pembentukan: Kalender Hijriah, (Jakarta Selatan: Rumah Fiqh Publishing, 2018),
hlm. 6-12.
6
Op.Cit. KH. Zubair Ahmad Al Jailani, hlm. 12.
atas lagi). Dalam perhitungan permulaan awal tahun menurut kitab Khulasoh al
Wafiyah sifatnya urfi, jadi terdapat kemungkinan untuk geser 1 hari dari yang
dihasilkan.
= 1351/210
= 6,433333
= 0,433333 x 210 = 91
Langkah 3
Langkah 2
B Penanggalan Tahun Masehi
a) Sejarah Penanggalan Masehi
Dalam satu tahun bashitah terdapat 365 hari dan ditahun kabisat terdapat 366
hari karena ada penambahan 1 hari di bulan Februari. Sistem penanggalan masehi
terdiri dari 12 bulan9, antara lain: Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli,
Agustus, September, Oktober, November, Desember10. Dalam kitab Khulashoh al
Wafiyah terdapat rumus beberapa huruf untuk menghafal antara bulan ganjil dan genap.
Huruf yang dimaksud yaitu () فازرجل ختم بحج. Dalam huruf-huruf hijaiyah berikut yang
mempunyai tanda titik bermakna memiliki 31 hari yang dihitung dari bulan Januari
()ف11.
Tidak hanya awal tahun hijriah saja yang dapat dicarikan awal tahunnya. Dalam
penanggalan masehi, awal tahun juga dapat dicari dengan metode kitab Khulashoh al
Wafiyah. Namun, dalam kitab yang ditulis KH. Zubair Umar Al-Jaelani ini, untuk tahun
1901 sampai 200 tahun ke depan dikurangi 1 ketika mencapai pertemuan antara عرض
جدولdan طول الجدول. Jadi, sebagai pedoman untuk tahun sebelum 1901 perhitungan
7
Saifulloh, etc,. Studi Komparasi Sejarah dan Aturan Kalender Tahun Masehi: Julian dan Gregorian: Al Afaq,
(Mataram, 2022) Volume 4, hlm. 66.
8
Rakhmadi, Arwin Juli, Majalah Observatoria, (Sumatera Utara: OIF UMSU, 2019), hlm.4.
9
Dalam 12 bulan terdiri dari, bulan ganjil ada 31 hari dan genap ada 30 hari, kecuali Februari yang berjumlah
28 (jika kabisat 29).
10
Zulfikar, Fahri, Sejarah Penamaan Bulan pada Kalender Masehi, Januari dari Nama Dewa?: Detik,
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6502339/sejarah-penamaan-bulan-pada-kalender-masehi-januari-dari-
nama-dewa (diakses pada 21 Agustus 2023, pukul 21:30)
11
Op.Cit. KH. Zubair Ahmad Al Jailani, hlm. 13.
tetap, tetapi antara tahun 1901-2101 perhitungan dikurangi 1 (jika kabisat dikurangi 1
lagi). Untuk pedomannya dapat Berikut cara-cara yang dapat ditempuh untuk
mengetahui awal tahun penanggalan masehi:
= 1933/28
= 69,0357142857
12
Tahun sebelum 1901 perhitungan tetap, tetapi antara tahun 1901-2101 perhitungan dikurangi 1 (jika kabisat
dikurangi 1 lagi).
13
Op.Cit. KH. Zubair Ahmad Al Jailani, hlm. 13.
= 0,0357142857 x 28
=1
Setelah itu sisa dari pembagian dimasukan ke dalam tabel di halaman 212 (kitab
Khulashah al Wafiyah) عرض جدولdan طول الجدول.
Dalam pencarian permulaan hari di tahun masehi, tak jauh beda dengan perhitungan
kalender hijriah. Dengan mempersiapkan tahun yang akan dicari, kemudian dibagi dengan
210. Setelah itu sisa dari pembagian dimasukan ke dalam tabel di halaman 212 (kitab
Khulashah al Wafiyah) عرض جدولdan طول الجدول. Untuk tahun sebelum 1901 perhitungan
tetap, tetapi antara tahun 1901-2101 perhitungan dikurangi 1 (jika kabisat dikurangi 1 lagi).
DAFTAR PUSTAKA
KH. Zubair Ahmad Al Jailani, Kitab Khulashoh al Wafiyah, Jepara
Rakhmadi, Arwin Juli, Majalah Observatoria, (Sumatera Utara: OIF UMSU, 2019)
Saifulloh, etc,. Studi Komparasi Sejarah dan Aturan Kalender Tahun Masehi: Julian dan
Gregorian: Al Afaq, (Mataram, 2022)
Zulfikar, Fahri, Sejarah Penamaan Bulan pada Kalender Masehi, Januari dari Nama
Dewa?: Detik, https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6502339/sejarah-
penamaan-bulan-pada-kalender-masehi-januari-dari-nama-dewa
LAMPIRAN