Professional Documents
Culture Documents
Kel 2 - Bahtsul Kutub
Kel 2 - Bahtsul Kutub
Disusun oleh :
Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, nikmat,
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyusun, menyelesaikan serta merampungkan tugas
makalah ini. Guna memenuhi tugas mata kuliah Bahtsul Kutub 2.
Penyusun disini mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerjasama,
membantu, dan mendukung tersusunnya makalah ini, terutama kepada teman-teman mahasiswa
dan Bapak Dr. KH. Slamet Hambali, M. S.I. selaku dosen pengampu mata kuliah ini.
Penyusun juga sangat menyadari bahkan mengakui bahwa makalah ini tersusun jauh dari
kata sempurna sehingga penyusun disini sangat menanti dan membutuhkan kritik dan saran yang
membangun dari seluruh pihak yang menikmati makalah ini, demi evaluasi serta perbaikan dalam
makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini menjadi wasilah atau perantara bagi penikmat makalah
inni dalam memahami serta mengkritisi pembahasan materi dalam mata kuliah Bahtsul Kutub 2
ini.
penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kalender jawa mempunyai arti sebagai petunjuk hari, tanggal dan hari libur atau
hari keagaamaan tetapi menjadi dasar dan hubungannya denga napa yang disebut
perhitungan jawa yaitu perhitungan baik buruk yang dilukiskan dalam lambing dan watak
suatu hari, tanggal, bulan dan tahun. Perhitungan dino pasaram adalah salah satu tradisi
yang dimiliki oleh Masyarakat jawa. Tradisi ini pada umumnya digunakan untuk mencari
hari baik pernikahan mengetahui baik atau tidaknya pernikahan berdasarkan weton,
patokan mendirikan rumah, ritus untuk memulai usaha, memulai usaha, memulai bercocok
tanam dan pula untuk mengetahui karakter seseorang berdasrkan hari kelahiran dan
pasaran.
Sistem penanggalan yang umumnya dipakai di Indonesian ada tiga yaitu, kalender
Masehi, Hijriah, dan Jawa. Namun, tidak semua orang memahami kalender jawa, maka
untuk mempermudah Masyarakat dalam menentukan agenda adat pada kalender tersebut
perlu adanya konversi menuju kalender Masehi.
Pada kesempatan ini kami akan menjelaskan mengenai penanggalan jawa serta
konversi dari kalender Hijriah menjadi kalender Masehi dan sebaliknya berdasrkan kitab
Khulashah Al-wafiyah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menghitung sistem penanggalan jawa?
2. Bagaimana cara melakukan konfersi kalender hijriah menjadi kalender masehi dan
sebaliknya ?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui sistem penanggalan jawa
2. Mampu menjelaskan Langkah-langkah konfersi kalender hijriah menjadi kalender
masehi dan sebaliknya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Penanggalan Jawa
Dalam kitab Khulashah al-Wafiyah Tahun jawa biasa disebut juga dengan tahun
ajisaka yang mana sebutan itu diambil dari nama raja pendiri kerajaan hindu yang pada
saat itu tengah dipimpin oleh keturunannya. Awal dari tahun jawa ini bertepatan dengan
tahun 78 masehi. Tahun jawa ini pada mulanya merupakan tahun syamsiyah
sebagaimana tahun masehi, akan tetapi berubah menjadi tahun qamariyah sejak
kedatangan sultan agung(prabu anjoro kusumo) yang bertepatan dengan tahun 1555,
yang berarti bertepatan dengan tahun 1043 hijriyah/araby serta 1633 masehi. Maka
setelah tahun 1555 jumlah hari dan bulan dalam setahun jawa adalah sebagaimana
tahun hijriyah dan memliki perbedaan pada siklus tahunannya. Jika tahun hijriyah
memiliki siklus 30 tahun dengan 11 tahun kabisat dan 13 tahun basitoh dalam satu
siklusnya, tahun jawa hanya memiliki 8 tahun dalam setiap ssiklusnya dengan 3 kali
tahun kabisat dalam tiap-tiap siklusnya, yakni tahun ke 2, 5, serta 8 sehingga
menyisakan 5 tahun basitoh yakni pada tahun pertama, ketiga, keempat, ke enam serta
ke tujuh dalam tiap siklusnya. Maka dalam 120 tahun yang berarti terdapat 4 siklus
hijriyah dan 15 siklus jawa, tahun jawa tertinggal satu hari dari tahun hijriyah, karena
terdapat 44 tahun kabisat dalam penanggalan hijriyah, sedangkan dalam penanggalan
jawa terdapat 45 tahun basitoh. Sehingga pada saat ini (kitab ditulis), perbedaan
keduanya (tahun hijriyah dan jawa) mencapai tiga hari. Kerajaan Surakarta menjadikan
tahun 1674 dan tahun 1784 sebagai tahun basitoh walaupun menurut kaidah keduanya
merupakan tahun kabisat, sehingga sebutan aboge (alif rebo wage) untuk mengetahui
awal tahun berubah menjadi asapon (alif salasa pon) karena hari untuk awal tagun alif
berubah.
Berikut tabel perubahan tahun alif:
B. Cara Mencari Awal Tahun Jawa Beserta Hari Awal Bulannya
Ketika tahun hijriyah telah diketahui, maka tambahkan dengan 512 untuk
mengetahui tahun jawa. Kemudian untuk mengetahui (kapan jatuhnya) awal tahun
jawa, bisa kita lakukan beberapa langkah berikut ini;
1. Tahun yang dicari dibagi dengan 8,
2. Sisanya cocokkan dengan huruf وج ا ه ج ز د بdengan ketentuan sebagai berikut:
ب د ز ج ه ا ج و
Rabu Jumat Senin Kamis Sabtu Selasa Kamis Ahad
Kliwon Kliwon Legi Pahing Pahing Pon Pon Wage
1
Hafidh Hidayatullah, “Aplikasi Android Hisab Awal Bulan Kamariah Dengan Metode Kitab Al-Khulasah AlWafiyah”
(UIN Walisongo, 2019).
5. Selisihkan hasil penjumlahan al-Ayyam Masehi dengan 365 hari 15 menit. Hasil
selisih tersebut disebut al-Ayyam al-Mustakmilah yang dijadikan sebagai nilai al-
Ayyam Hijriah.
6. Mengambil nilai al-Ayyam sesuai dengan bulan Masehi yang akan dikonversikan.
Tanggal kalender masehi yang akan dikonversikan ditambahkan nilai al-Ayyam
bulan Masehi tersebut. Nilai al-Ayyam bulan dan tanggal Masehi tersebut juga
menjadi nilai al-Ayyam Hijriah.
7. Menjumlahkan masing-masing nilai yang telah diambil sesuai dengan jenisnya,
yaitu: al-Ayyam Masehi dengan al-Ayyam Masehi, al-Daqaiq Masehi dengan al-
Daqaiq Masehi, al-Ayyam Hijriah dengan al-Ayyam Hijriah, dan al-Daqaiq Hijriah
dengan al-Daqaiq Hijriah. Kemudian jumlah dari nilai al-ayyam tersebut dikurang
1 (kaidah).
8. Hasil penjumlahan tahun Hijriah tersebut adalah tahun tam hijriah hasil konversi.
Sedangkan al-Ayyam Hijriah adalah jumlah hari yang terhitung dari awal
Muharram hingga tanggal Hijriah hasil konversi.
Berikut tabel perhitungan Konversi Kalender Masehi Menjadi Kalender Hijriah
dalam kitab al-Khulashah al-Wafiyah:
2
Ibid
Berikut tabel perhitungan Konversi Kalender Hijriah Menjadi Kalender Masehi
dalam kitab al-Khulashah al-Wafiyah;
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tahun jawa dalam kitab khulashah al-wafiyah biasa disebut juga dengan tahun ajisaka yang
mana sebutan itu diambil dari nama raja pendiri kerajaan hindu yang pada saat itu tengah
dipimpin oleh keturunannya. Awal dari tahun jawa ini bertepatan dengan tahun 78 masehi.
Tahun jawa ini pada mulanya merupakan tahun syamsiyah sebagaimana tahun masehi, akan
tetapi berubah menjadi tahun qamariyah sejak kedatangan sultan agung(prabu anjoro kusumo)
yang bertepatan dengan tahun 1555, yang berarti bertepatan dengan tahun 1043 hijriyah/araby
serta 1633 masehi. Ketika tahun Hijriah telah diketahui, maka tambahkan dengan 512 untuk
mengetahui tahun Jawa. Kemudian untuk mengetahui (kapan jatuhnya) awal tahun jawa, bisa
kita lakukan beberapa Langkah yang telah dijelaskan. Untuk mempermudah masyarakat dalam
menentukan agenda adat, penentuan awl bulan dan lainnya pada kalender jawa dan hijriah perlu
adanya konversi menuju kalender Masehi.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayatullah, Hafidh. “Aplikasi Android Hisab Awal Bulan Kamariah Dengan Metode Kitab
AlKhulasah Al-Wafiyah.” UIN Walisongo, 2019.
Zubair Umar Al-Jaelany, K.H., al-Khulashoh al-Wafiyah, Kudus: Menara Kudus.