Professional Documents
Culture Documents
Journal of Nusantara Education
Journal of Nusantara Education
Abstrak
Wilayah Indonesia yang kaya akan potensi lokal baik alam, budaya, tradisi dan keragaman lainnya.
Salah satu potensi yang dapat dimajukan adalah budaya atau kearifan lokal. Hal itu memungkinkan untuk
dijadikan sebagai media pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual yang bertujuan untuk
mengoptimalkan kemampuan peserta didik. Salah satu manfaat dari pembelajaran berbasis kontekstual
adalah meningkatkan kemampuan belajar saintifik pada peserta didik. Guru dapat melibatkan strategi
pembelajaran saintifik, yaitu dengan memanfaatkan konteks kearifan lokal sebagai sumber atau media
belajar. Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan kearifan lokal yang
melimpah, namun perlu dilakukan pengkajian untuk diintegrasikan menjadi media pembelajaran, yang
dalam hal ini dikaji khusus sebagai sumber atau media pembelajaran pada materi biologi di SMA/MA.
Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengkaji kearifan lokal yang berpotensi dijadikan sebagai sumber
atau media pembelajaran biologi di SMA/MA. Kajian ini menggunakan metode studi literatur. Data yang
didapatkan, dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil dari kajian ini, yaitu ada sebanyak 9 jenis
kearifan lokal Sumatera Selatan yang berpotensi sebagai media pembelajaran biologi di SMA/MA dengan
pendekatan kontekstual menurut. Implementasi materi lokal seperti kearifan, potensi, dan lingkungan
lokal dapat meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran, baik yang bersifat umum maupun khusus. Hal
ini didukung oleh temuan penelitian dan hasil kajian dari berbagai sumber. Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi guru untuk menggunakan kearifan lokal daerah Sumatera
Selatan sebagai salah satu media kontekstual yang berpotensi meningkatkan kemampuan belajar saintifik
peserta didik.
Kata Kunci: kearifan lokal, media pembelajaran, pembelajaran kontekstual
The Potential of Local Wisdom of South Sumatra as a Media Base for High School
Biology Contextual Learning
Abstract
Indonesia was rich in local potential, both in nature, culture, tradition, and diversity. One potential
that could be developed was local culture or wisdom. It was possible to be used as a learning medium
that supported contextual learning aimed at optimizing the ability of learners. One of the benefits of
contextual-based learning was to improve scientific learning abilities in learners. Teachers could involve
scientific learning strategies by utilizing local wisdom as a source or learning medium. Sumatra Selatan
was one of the provinces in Indonesia with abundant local wisdom, but a study needed to be conducted
to integrate it into learning media, specifically as a source or learning medium for biology subjects in
high schools. The purpose of this study was to examine local wisdom that had the potential to be used as
a source or learning medium for biology in high schools. This study used a literature review method. The
data obtained was analyzed using a qualitative descriptive method. The results of this study showed that
there were 9 types of local wisdom in Sumatra Selatan that had the potential to be used as a learning
medium for biology in high schools with a contextual approach. The implementation of local materials
Journal of Nusantara Education, 2 (2), April 2023 - 54
Dhea Eprillia Anzelina
such as wisdom, potential, and local environment could improve the achievement of learning goals, both
general and specific. This was supported by research findings and studies from various sources. The
results of this study were expected to be useful as a reference for teachers to use local wisdom in the
Sumatra Selatan region as a potential contextual medium to improve the scientific learning abilities of
learners.
Keywords: local wisdom, learning media, contextual learning
How to cite: Anzelina, D.E. (2023). Potensi Kearifan Lokal Sumatera Selatan sebagai Basis Media Pembelajaran
Kontekstual Biologi SMA. Journal of Nusantara Education, 2(2), 53-63.
belajar yang lebih kompleks untuk karir masa sebagai sarana pembelajaran yang melimpah ini
depan mereka. sering juga disebut sebagai potensi lokal suatu
Pembelajaran berbasis kearifan lokal daerah.
merupakan wujud dari pembelajaran kontekstual Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk
yang dapat mendukung kemampuan belajar mengkaji kearifan lokal yang berpotensi dijadikan
saintifik. Kemampuan saintifik atau pembelajaran sebagai sumber atau media pembelajaran biologi
saintifik merupakan sebuah pendekatan atau di SMA/MA. Hasil dari penelitian ini diharapkan
metode yang meliputi kemampuan mengamati, dapat bermanfaat sebagai referensi guru untuk
mengajukan pertanyaan, percobaan, mengolah menggunakan kearifan lokal daerah Sumatera
informasi, menyimpulkan atau membuat Selatan sebagai salah satu media kontekstual yang
keputusan dan mengkomunikasikan hasil, yang berpotensi meningkatkan kemampuan belajar
dipraktikkan oleh individu. Praktik pembelajaran saintifik peserta didik.
saintifik bertujuan untuk dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis, sistematis, Metode
pemahaman konsep, menciptakan lingkungan Dalam penelitian ini, digunakan metode
belajar yang kondusif, kemampuan komunikasi, telaah pustaka yang melibatkan kajian referensi,
dan juga meningkatkan motivasi belajar. Hal itu baik yang berasal dari buku maupun penelitian
sejalan dengan pendapat yang dikemukakan sebelumnya, yang sesuai dengan topik yang
Fadhilaturrahmi (2017) bahwa pendekatan dibahas. Menurut Melinda & Zainil (2020) studi
saintifik berorientasi pada peserta didik, dimana literatur disebut juga dengan kajian pustaka atau
peserta didik secara aktif mengembangkan literature review merupakan kegiatan penelitian
konsep, hukum atau prinsip pada berbagai tahap yang dilakukan dengan teknik pengumpulan data
pengamatan, perumusan masalah, penyajian atau yang meliputi berbagai alat yang tersedia di
perumusan hipotesis dan pengumpulan data perpustakaan, seperti buku referensi, hasil
dengan beragam teknik, menganalisis data, penelitian sejenis sebelumnya, artikel, catatan, dan
menarik kesimpulan, menarik kesimpulan, dan berbagai jurnal tentang pokok bahasan tersebut
mengkomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang dijadikan landasan yang menguatkan
yang ditemukan. Menurut Setiawan (2019) hipotetsis peneliti. Data yang didapatkan,
pembelajaran saintifik merupakan salah satu dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif.
metode yang langkah-langkahnya terstruktur dan Menurut Yuliani (2018) metode deskriptif
terukur yang dapat mendukung peningkatan kualitatif merupakan metode penelitian yang
kemampuan peserta didik secara optimal. bergerak dengan aliran induktif dengan
Menurut Alfiana & Handayani (2022) pada menggunakan pendekatan kualitatif sederhana.
pembelajaran abad 21 menuntut peserta didik Aliran induktif diartikan sebagai penelitian
mempunyai kemampuan belajar saintifik, di mana deskriptif kualitatif dimulai dengan proses atau
salah satu tujuannya adalah untuk mengasah peristiwa penjelas yang kemudian dapat ditarik
kemampuan dalam problem solving dengan sikap generalisasi yang mewakili kesimpulan tentang
ilmiah. Peserta didik juga dituntut untuk aktif potensi pembelajaran berbasis kearifan lokal
selama proses belajar, yaitu seperti menggali Sumatera Selatan dalam meningkatkan
secara mandiri konsep yang harus mereka pahami. kemampuan belajar saintifik pada mata pelajaran
Untuk itu pendekatan saintifik dianggap sangat biologi di SMA. Analisis sebuah potensi di suatu
cocok untuk memenuhi tuntutan tersebut. Di wilayah tersebut yang akan ditetapkan sebagai
mana, pembelajaran kontekstual ini akan sumber media pembelajaran biologi adalah
memungkinkan anak mendapatkan pengalaman dengan menentukan suatu pontensi daerah yang
belajar yang bermakna dengan keterlibatan paling representatif untuk menunjang Kompetensi
langsung. Salah satu yang dapat dilakukan guru Dasar materi yang bersangkutan.
untuk melibatkan strategi pembelajaran saintifik,
yaitu dengan memanfaatkan konteks kearifan
lokal sebagai sumber atau media belajar. Menurut
Susilo (2018) lingkungan alam merupakan salah
satu sumber belajar, yang dapat dimanfaatkan
untuk mempermudah akses pengetahuan bagi
peserta didik dan pendidik dalam menjalankan
kegiatan pembelajaran. Alam atau lingkungan
Journal of Nusantara Education, 2 (2), April 2023 - 56
Dhea Eprillia Anzelina
mengungkapkan bahwa penggunaan modul dari seperti menjadi gulma dan mengakibatkan
keanekaragaman tanaman obat menunjukkan masalah lingkungan, seperti pendangkalan di
respon “sangat baik” dengan persentase 93,78% suatu perairan dan akibatnya ia sering kali
dari peserta didik di kelas X SMA. Hasil diberantas. Namun, eceng gondok juga memiliki
pengujian validitas modul tersebut telah peranan positif, misalnya sebagai tanaman
dikategorikan valid untuk digunakan. penyerap zat-zat yang berasal dari limbah industri,
Dikutip dari penelitian tentang pemanfaatan seperti Pb dan Cu (Putra, 2018). Dari beberapa
tumbuhan sebagai obat tradisional untuk literatur tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengobatan malaria di Sumatera Selatan yang dampak yang ditimbulkan dari populasi eceng
dilakukan oleh Margarethy et.al.. (2019) ada gondok adalah bentuk interaksi di dalam
sekitar 21 jenis obat tradisional untuk malaria ekosistem air.
yang telah digunakan beberapa suku di Sumatera Adanya dampak negatif yang ditimbulkan
Selatan yang diteliti peneliti. Dari hasil penelitian akibat populasi eceng gondok merupakan indikasi
yang dilakukan oleh Rizal (2019) diketahui bahwa dari adanya perubahan lingkungan air. Sehingga
ada 17 spesies tanaman berkhasiat yang populasi eceng gondok di sungai Musi dapat
diidentifikasi dan diinventarisasi di Desa Lais, dijadikan salah satu media pembelajaran
Kabupaten Banyuasin. Penelitian terkait kontekstual pada mata pelajaran biologi. Hal itu
inventarisasi tanaman berkhasiat obat juga sejalan dengan hasil penelitian Pradietha (2014)
dilakukan oleh Kartika (2016) di Desa Tanjung yang menyatakan bahwa kategori permasalahan
Baru Petai Kecamatan Tanjung Batu Kab. Ogan lingkungan, salah satunya dampak blooming
Ilir. Dari berbagai penelitian tentang tanaman obat populasi eceng gondok merupakan kearifan lokal
di Sumatera Selatan yang terdokumentasi di dalam yang ditemui di Kabupaten Muara Enim yang
karya ilmiah versi digital tersebut diketahui bahwa memenuhi syarat dijadikan sumber belajar IPA di
adanya manfaat dari keanekaragaman hayati yang SMP. Penelitian relevan lainnya seperti yang
ada di wilayah tersebut, yaitu untuk dijadikan diteliti oleh Anjelia, et.al.. (2018) yang
sarana penyembuhan dari beragam penyakit. menyatakan bahwa besarnya populasi eceng
Selain itu, manfaat penelitian tersebut dapat gondok di Sungai Musi Sumatera Selatan
dijadikan sebagai inventarisasi serta upaya merupakan salah satu kearifan lokal yang
pelestarian oleh masyarakat setempat. Manfaat dinyatakan relevan dengan Kompetensi Dasar
tumbuhan yang teridentifikasi berkhasiat obat kurikulum 2013 dan layak dijadikan sumber
tersebut sangat perlu dikenalkan pada peserta belajar pelajaran IPA di SMP. Dari penelitian
didik dengan dijadikan media pembelajaran tersebut diketahui bahwa kompetensi dasar yang
kontekstual dalam mengenalkan potensi di dibahas terkait kearifan lokal tersebut diletakkan
daerahnya serta pelestariannya. Adapun pada kompetensi dasar 3.7 di kelas VII SMP.
kompetensi dasar yang mendukung Namun, pembahasan topik pada kompetensi
pengaplikasian ini, yaitu KD 3.2 dan 4.2 serta KD tersebut masih relevan pada kompetensi dasar
3.3 dan 4.3 dengan materi pokok Tingkat Biologi di kurikulum 2013 SMA tepatnya di kelas
Keanekaragaman Hayati di Kelas X semester 1 X. Namun, perbedaannya hanya terletak pada
untuk Kurikulum 2013. kompleksitas materi yang akan dibahas. Sehingga,
menurut penulis kompetensi dasar tersebut masih
2) Populasi Eceng Gondok di Sungai Musi relevan untuk pembahasan materi pada tingkat
Eceng gondok (Eichornia crossipes) adalah SMA. Adapun kompetensi dasar yang mendukung
tumbuhan air yang hidup mengapung di atas pengaplikasian ini, yaitu KD 3.10 dan 4.10 dengan
permukaan rawa-rawa, danau, waduk, dan sungai materi pokok Ekosistem di Kelas X semester 2
yang alirannya tenang (Junaidi et al., (2020). untuk Kurikulum 2013. Serta KD 3.11 dan 4.11
Eceng gondok merupakan salah satu tumbuhan dengan materi pokok Perubahan Lingkungan di
yang ditemui di sepanjang tepian sungai Musi tingkatan yang sama.
(Putri et al., 2021). Munculnya eceng gondok di
Sungai Musi dapat menyebabkan berkurangnya 3) Ekowisata
kualitas kebersihan air sungai serta dapat Dikutip dari sumber media online
menimbulkan kesan kotor di area sungai maupun detiksumsel.com diketahui bahwa ada sekitar 49
lingkungan sekitarnya (Ramadoni et al., 2022). lokasi wisata di Sumatera Selatan. Ekowisata
Keberadaan eceng gondok memang kerap tersebut, misalnya berbagai wisata air terjun di
dikaitkan dengan perannya yang merugikan daerah dusun-dusun Sumatera Selatan, kampung
Journal of Nusantara Education, 2 (2), April 2023 - 58
Dhea Eprillia Anzelina
yang dihuni etnis tertentu seperti kampung arab khas tersebut berhubungan dengan adanya
dan kapitan di Palembang, Taman Nasional pemanfaatan bioteknologi konvensional di
Sembilang, cagar alam Punti Kayu, Kebun Teh kalangan masyarakat Sumatera Selatan. Sehingga
Pagar Alam, dan lain sebagainya. Sehingga fenomena tersebut dapat dijadikan sebagai media
potensi tersebut dapat dijadikan sebagai alat pembelajaran kontekstual yang pendukung
penunjang pembelajaran biologi berbasis pembelajaran biologi.
kontekstual pada materi tertentu. Salah satu Bekasam merupakan salah satu makanan
penelitian terkait pemanfaatan ekowisata sebagai khas di daerah Sumatera Selatan. Pembuatan
sumber belajar IPA dilakukan oleh Syukur, et.al.. bekasam melalui tahap fermentasi ikan, sehingga
(2022) yang menyatakan bahwa adanya nilai hal itu merupakan salah satu ciri dari bioteknologi
positif dari pengembangan ekowisata mangrove konvensional. Hal itu diperkuat dengan
sebagai media pembelajaran berbasis lingkungan pernyataan Setiawan (2018) bahwa pada
pada pelajara IPA MTs. prinsipnya proses pembuatan bekasam terdiri dari
Menurut Suryaningsih (2018) ekowisata tiga tahap yaitu penggaraman, penambahan
adalah bentuk pariwisata bertanggung jawab yang karbohidrat dan kemudian fermentasi. Penelitian
melestarikan kawasan alam, memberikan manfaat yang relevan pernah dilakukan oleh Siregar &
ekonomi, dan menjaga keutuhan budaya Ravico (2021) yang menyatakan bahwa
masyarakat lokal. Dalam konsep ekowisata pembuatan bekasam memiliki relevansi dengan
tersebut terdapat tiga unsur penting, yaitu kompetensi dasar pada pembelajaran IPA.
pelestarian alam, pemberdayaan masyarakat lokal, Sehingga hal tersebut dapat dijadikan sebagai
dan kesadaran lingkungan. Hubungan antara media pembelajaran. Hasil penelitian yang relevan
ekowisata dan pendidikan sangat erat dalam juga pernah dibahas oleh Anjelia, et.al.. (2018)
memaknai nilai-nilai lingkungan, budaya dan pada artikelnya berjudul Identifikasi Kearifan
pengelolaan sumber daya alam. Adapun Lokal di Sungai Musi Provinsi Sumatera Selatan
kompetensi dasar yang mendukung sebagai Sumber Belajar IPA SMP/MTs. Dalam
pengaplikasian ini, yaitu KD 3.2 dan 4.2 dengan hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa salah
materi pokok Tingkat Keanekaragaman Hayati, satu kearifan lokal di Sumatera Selatan yang dapat
serta KD 3.10 dan 4.10 dengan materi pokok dimanfaatkan serta layak menjadi media sumber
Ekosistem di Kelas X untuk Kurikulum 2013. belajar IPA di SMP, yaitu adanya pemanfaatan
bioteknologi konvensional dalam pembuatan
4) Makanan Khas kuliner lokal, yaitu seperti bekasam, tempoyak,
Adanya keanekaragam spesies ikan di rusip, dan lempok. Adapun kompetensi dasar yang
Sumatera Selatan yang diolah untuk pembuatan mendukung pengaplikasian ini, yaitu KD 3.10 dan
makanan seperti pempek dan kerupuk khas 4.10 dengan materi pokok Bioteknologi di Kelas
Palembang seperti ikan gabus dan belida menjadi XII semester 2 untuk Kurikulum 2013.
indikasi adanya pemanfaatan keanekaragaman Selain itu, makanan khas lainnya yang dapat
hayati di daerah tersebut. Namun, akibat dijadikan konten pembelajaran kontekstual yaitu
terjadinya kelangkaan akan ikan khas seperti dari jenis makanan berat khas Palembang. Seperti
belida, kini masyarakat berupaya untuk makanan pindang paten dan pindang tulang
mengurangi atau bahkan memanfaatkan jenis ikan umumnya menggunakan campuran daun kemangi
lain untuk dijadikan bahan pembuatan makanan pada bahan pelengkapnya. Adanya campuran
seperti pempek. Ikan belida yang mengalami daun kemangi tersebut dapat membuat aroma
pengurangan populasi kini lebih dijaga atau pindang lebih wangi. Hal tersebut dikarenakan
dilestarikan untuk tidak lagi ditangkap agar tidak adanya kandungan minyak atsiri di dalam daun
terjadi kepunahan pada jenis ikan khas tersebut. kemangi. Daun kemangi merupakan salah satu
Adapun kompetensi dasar yang mendukung tanaman berkhasiat sebagai obat. Selain itu, dari
pengaplikasian ini, yaitu KD 3.2, 4.2, 3.3, 4.3 beberapa hasil penelitian menyebutkan,
dengan materi pokok Tingkat Keanekaragaman mengkonsumsi daun kemangi salah satu
Hayati dan KD 3.9 dan 4.9 dengan materi pokok manfaatnya dapat membantu menghilangkan bau
Animalia di Kelas X untuk Kurikulum 2013. badan, bau keringat, atau pun bau mulut (Sari,
Selain itu, terdapat berbagai makanan khas 2022). Bau badan sangat erat kaitannya dengan
lainnya di Sumatera Selatan seperti bekasam, ekskresi keringat manusia dan pertumbuhan
tempoyak, lempok. Beberapa contoh makanan mikroorganisme, dan sangat berkaitan dengan
Journal of Nusantara Education, 2 (2), April 2023 - 59
Dhea Eprillia Anzelina
konsumsi makanan dan rempah-rempah yang tradisi ini terdapat maksud dan tujuan yang
memiliki bau menyengat seperti bawang berkaitan erat untuk pelestarian sungai sebagai
(Dewantoro & Rosyidah, 2017). Adanya sumber penghidupan masyarakatnya. Salah satu
fenomena tersebut dapat dijadikan sumber belajar tujuan dari tradisi tersebut, yaitu menghindari
kontekstual pada kompetensi dasar 3.9 dan 4.9 adanya kegiatan pengrusakan sumber daya alam
dengan materi pokok Sistem Ekskresi di Kelas XI terkhusus di sungai seperti penyentruman,
semester 2 untuk Kurikulum 2013. peracunan, atau kegiatan sejenisnya dalam
menggunakan sumber daya seperti ikan. Menurut
5) Tarian Tradisional hasil penelitian yang dilakukan oleh Syachroni &
Menurut Ramadora (2022) ada 20 tarian Helida (2022) menyebutkan bahwa salah satu
khas dari 17 kabupaten dan kota di Sumatera kearifan lokal di Sumatera Selatan seperti
Selatan. Di mana, setiap ragam tarian tersebut bekarang iwak dan lebak lebung memperlihatkan
memperlihatkan ragam gerak. Berdasarkan hasil adanya bentuk pemanfaatan sumber daya alam
penelitian Anjelia, et.al.. (2018) gerakan dalam oleh masyarakat dalam pengelolaannya. Hal
tarian khas Sumatera Selatan dapat dijadikan tersebut juga merupakan gambaran upaya
sebagai sumber belajar IPA di SMP untuk pelestarian lingkungan dari bentuk perusakan
kompetensi sistem gerak pada makhluk hidup. ekosistem yang akan menyebabkan dampak bagi
Adapun analisis relevansi antara kedua hal makhluk hidup di sekitarnya. Sehingga fenomena
tersebut adalah dengan melihat makna adanya ini dapat dijadikan sumber belajar kontekstual
manfaat dari gerak tarian terhadap kesehatan pada kompetensi dasar 3.2 dan 4.2 dengan materi
fungsi gerak seperti tangan dan kaki pada tari pokok Tingkat Keanekaragaman Hayati di Kelas
tanggai. Gerakan pada tarian khas Sumatera X semester 1 untuk Kurikulum 2013.
Selatan dominan melibatkan kelihaian tangan dan
kaki. Adapun kompetensi dasar yang mendukung 7) Bunga Teratai, Bunga Cempaka, Kembang
pengaplikasian ini, yaitu KD 3.5 dan 4.5 dengan Sempuru sebagai Inspirasi Busana Adat
materi pokok Sistem Gerak di Kelas XI semester (aesan gede, aesan dodot, dan kain songket)
1 untuk Kurikulum 2013. Busana adat Palembang kerap kali
dikenakan pada acara sakral seperti pernikahan
6) Tradisi Lelang Lebak Lebung dan Bekarang atau acara adat, di mana didalamnya terdapat
Iwak komponen seperti pengantin dan para penari
Lebak Lebung adalah badan air tawar yang dengan pakaian adat yang khas. Salah satu bagian
terdiri dari cekungan sungai dan lahan basah atau dari perlengkapan busananya, yaitu aesan dan kain
sebagai lahan luapan air saat penghujan. Lebak songket. Kedua komponen tersebut memiliki
berarti kawasan rawa. Sedangkan lebung berarti motif yang terinspirasi dari beberapa jenis
bagian yang menyerupai palung. Tradisi lelang tumbuhan, seperti bunga teratai, cempaka, dan
lebak lebung adalah model pengelolaan yang sempuru (Shanie et al., 2017). Pada kain songket
dipraktikkan secara turun temurun di bidang khas Palembang terdapat motif yang diadaptasi
perikanan dan diformalkan dalam peraturan dari flora (bunga cempaka dan sempuru) dan
daerah (Yanti, n.d.). Lelang yang dimaksud pada fauna (nago besaung) karena para penenun
tradisi ini, yaitu melibatkan bagian sungai dan biasanya berasal dari desa-desa (Lestari & Hera,
lembah yang telah ditentukan oleh perbatasan. 2021). Setiap daerah penghasil kain songket
Ikan di daerah ini adalah ikan liar, bukan memiliki ciri khas tersendiri dalam pembuatan dan
dibudidayakan. Di mana, pada sistem tradisi desain kain. Motif tersebut juga melambangkan
tersebut, pemenang lelang mendapat hak untuk kehidupan dan kaitannya dengan lingkungan
memanen ikan di area yang telah ditentukan. hidup setempat (Hidayat et al., 2020). Di dalam
Sedangkan tradisi bekarang iwak merupakan penelitian Anjelia, et.al.. (2018) menyebutkan
aktivitas masyarakat yang menangkap ikan bahwa adanya keterkaitan kearifan lokal tersebut
dengan beramai-ramai, karena arti dari bekarang dengan kompetensi dasar pembelajaran biologi
itu sendiri, yaitu menangkap, dan iwak berarti yaitu struktur dan fungsi jaringan tumbuhan serta
ikan. Umumnya tradisi ini dilakukan ketika air teknologi yang terinspirasi dari struktur
sungai atau danau sedang surut. tumbuhan. Berdasarkan fenomena tersebut,
Tradisi ini merupakan salah satu kearifan kompetensi dasar yang mendukung
lokal lainnya dari daerah di Sumatera Selatan yang pengaplikasian ini, yaitu KD 3.4 dan 4.4 dengan
masih dilakukan oleh masyarakatnya. Dalam materi pokok Struktur dan Fungsi Jaringan
Journal of Nusantara Education, 2 (2), April 2023 - 60
Dhea Eprillia Anzelina
menyebabkan bau mulut (Nurhaliza, 2020). Hal Hilir Kabupaten Agam Sebagai Modul
tersebut berhubungan dengan adanya interaksi Bahan Ajar Biologi Kelas X SMA
bahan yang digunakan untuk nyirih dengan Keanekaragaman Tanaman Obat Keluarga
mekanisme pencernaan manusia yang dapat Di Kenagarian Kamang Hilir Kabupaten
memperkuat gigi (Novianti & Khusniati, 2022). Agam Sebagai Modul Bahan Ajar Biologi
Hal tersebut dapat dimanfaatkan sebagai konten Kelas X SMA. Universitas Islam Riau.
dalam pembelajaran kontekstual. Adapun Alfiana, F., Bachtiar, I., & Handayani, B. S.
kompetensi dasar yang mendukung (2022). Pembelajaran Biologi Cacing Nyale
pengaplikasian ini, yaitu KD 3.7 dan 4.7 dengan Melalui Pendekatan Saintifik untuk
materi pokok Sistem Pencernaan di Kelas XI Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
semester 1 untuk Kurikulum 2013. Siswa SMA. Jurnal Ilmiah Profesi
Di beberapa daerah ada yang menyebut Pendidikan, 7(2b), 510–605.
aktivitas nyirih ini dengan istilah mengingang. Anjelia, B., Yolida, B., & Marpaung, R. R. T.
Sirih yang digunakan adalah daun yang masih (2018). Identifikasi Kearifan Lokal di
muda, karena masih terasa manis dan lebih mudah Sungai Musi Provinsi Sumatera Selatan
untuk dikunyah. Menurut hasil penelitian Novianti sebagai Sumber Belajar IPA SMP/MTs.
& Khusniati (2022) yang menyatakan bahwa hal Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi
tersebut berkaitan dengan adanya struktur pada Ilmiah, 6(4).
jaringan tumbuhan, yaitu jaringan kolenkim atau Apriyani, R., Gloriani, Y., & Khaerudin, I. R.
jaringan penguat. Di mana pada daun yang masih (2022). Model Kontekstual Berorientasi
muda, jaringan kolenkim belum terlalu kuat, Kearifan Lokal pada Materi Cerita Rakyat.
sedangkan daun sirih yang sudah tua, jaringan Jurnal Tuturan, 11(1), 36–45.
kolenkimnya sudah lebih padat dan kuat, sehingga Balisosa, N., Moniaga, V. R. B., & Jocom, S. G.
lebih sulit dikunyah dan rasanya kurang enak (2020). Kearifan Lokal Poma Aaduhunudi
untuk di kunyah. Berdasarkan beberapa fakta Desa Soamaetek Kecamatan Kao Barat
tersebut maka hal tersebut dapat dijadikan sumber Kabupaten Halmahera Utara. Agri-
pembelajaran sains kontekstual yang dapat Sosioekonomi, 16(2), 325–332.
diaplikasikan pada kompetensi dasar (KD) 3.4 dan Dewantoro, D., & Rosyidah, K. (2017).
4.4 dengan materi pokok Struktur dan Fungsi Pembuatan Deodoran dari Ekstrak Kemangi
Jaringan Tumbuhan di Kelas XI semester 1 untuk (Ocimum sanctum L.) dan Sereh
Kurikulum 2013. (Cymbopogon citratus) dengan Metode
Maserasi. Institut Teknologi Sepuluh
Simpulan Nopember.
Kesimpulan dari penelitian ini, yaitu ada Fadhilaturrahmi, F. (2017). Penerapan pendekatan
sebanyak 9 jenis kearifan lokal Sumatera Selatan saintifik untuk meningkatkan kemampuan
dari hasil kajian literatur yang berpotensi sebagai komunikasi matematik peserta didik di
media pembelajaran biologi di SMA/MA dengan Sekolah Dasar. EduHumaniora| Jurnal
pendekatan kontekstual. Berbagai bentuk kearifan Pendidikan Dasar Kampus Cibiru, 9(2),
lokal yang dibahas di atas merupakan salah satu 109–118.
strategi untuk mengenalkan peserta didik kepada Hendra, H. (2021). Pembelajaran Kontekstual
kearifan lokal di Sumatera Selatan serta untuk (CTL) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
meningkatkan kepedulian mereka terhadap Siswa dalam Pembelajaran IPA pada Kelas
kearifal lokal tersebut. Bentuk kepedulian yang IX di Sekolah Menengah Pertama. Prosiding
diharapkan dapat muncul seperti pengelolaan Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan
alam yang bijaksana dan berkelanjutan. Hal ini Alam, 1(1).
dilakukan agar pembelajaran dapat memberikan Hidayat, H., Gunadi, G., Arlangga, L., & Yulianti,
kontribusi terhadap pembentukan pemahaman F. (2020). Pengelolaan Kain Tenun Songket
yang lebih bermakna yang mengubah siswa Khas Palembang di desa Pedu Kabupaten
menjadi pembelajar yang memahami makna Jejawi Kecamatan Ogan Komering Ilir
pembelajaran. (OKI). SPEKTA (Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat: Teknologi Dan
Daftar Pustaka Aplikasi), 1(1), 21–30.
Adillah, A. (2021). Keanekaragaman Tanaman Inawati, A. (2014). Peran perempuan dalam
Obat Keluarga Di Kenagarian Kamang mempertahankan kebudayaan jawa dan
Journal of Nusantara Education, 2 (2), April 2023 - 62
Dhea Eprillia Anzelina
kearifan lokal. Musãwa Jurnal Studi Gender literatur). Jurnal Pendidikan Tambusai, 4(2),
Dan Islam, 13(2), 195–206. 1526–1539.
Iswatiningsih, D. (2019). Penguatan Pendidikan Novianti, A. N., & Khusniati, M. (2022).
Karakter Berbasis Nilai-Nilai Kearifan Rekonstruksi Sains Asli pada Tradisi
Lokal di Sekolah. Satwika: Kajian Ilmu Menginang untuk Memperkuat Gigi di Desa
Budaya Dan Perubahan Sosial, 3(2), 155– Kadilanggon. Proceeding Seminar Nasional
164. IPA, 40–48.
Jaya, M. P. S., Susanti, D. S., & Ahmad, S. (2022). Nurhaliza, F. (2020). Perbedaan Efektivitas
Pengembangan Boneka Tangan Berbasis Larutan Ekstrak Daun Sirih (Piper betle)
Kearifan Lokal sebagai Media Pendidikan 1%, 3%, 5% terhadap Kadar Volatile Sulfur
Antikorupsi pada Anak Usia Dini. LJESE: Compounds (VSCs) di dalam Rongga Mulut.
Linggau Journal of Elementary School Universitas YARSI.
Education, 2(3), 140–146. Pradietha, E. T., Meilinda, M., & Nazip, K.
Junaidi, R., Harwanda, M. S., & Sulistyawati, N. (2014). Identifikasi materi lokal sebagai
A. (2020). (Pemanfaatan Limbah Sayuran sumber belajar sains biologi SMP di
dan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) Kabupaten Muara Enim. Jurnal
Menjadi Pupuk Cair dengan Menggunakan Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi Dan
Aktivator EM-4). KINETIKA, 11(2), 44–49. Pembelajarannya, 1(2), 115–126.
Kartika, T. (2016). Inventarisasi jenis-jenis Primayanti, N. W., & Puspita, V. (2022). Local
tumbuhan berkhasiat obat di desa tanjung wisdom narrative in environmental
baru petai kecamatan Tanjung Batu campaign. Cogent Arts & Humanities, 9(1),
kabupaten Ogan Ilir (OI) provinsi Sumatera 2090062.
Selatan. Sainmatika: Jurnal Ilmiah https://doi.org/10.1080/23311983.2022.209
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, 0062
12(1). Putra, I. R. (2018). Analisis Pemberian Tanaman
Lestari, A., & Hera, D. W. (2021). Makna Motif Eceng Gondok Dan Genjer Sebagai Biofilter
Nago Besaung pada Kain Songket Pengantin Untuk Memperbaiki Kualitas Air Sungai
di Rumah Songket Adis Palembang. Ars: Yang Tercemar Limbah Pabrik Kertas.
Jurnal Seni Rupa Dan Desain, 24(2), 135– Universitas Brawijaya.
142. Putri, I., Shafira, K., Andrea, S., & Fitri, M.
Margarethy, I., Yahya, Y., & Salim, M. (2019). (2021). Pengaruh Vegetasi terhadap Kualitas
Kearifan lokal dalam pemanfaatan Genangan pada Ruang Terbuka di
tumbuhan untuk mengatasi malaria oleh Permukiman Tepian Sungai Musi,
pengobat tradisional di Sumatera Selatan. Palembang. Seminar Nasional Hari Air
JHECDs: Journal of Health Epidemiology Sedunia, 3(1), 117–123.
and Communicable Diseases, 5(2), 40–48. Rahmat, A. (2019). Problematika Dakwah
Marliani, D. (2021). Pengembangan Modul Islamiyah pada Tradisi Sedekah Punjung
Pembelajaran IPA Berbasis Kearifan Lokal Kuning di Kelurahan Pasar Padang Ulak
Masyarakat Kabupaten Musi Rawas Tanding Kecamatan Padang Ulak Tanding
Provinsi Sumatera Selatan pada Materi Provinsi Bengkulu. UIN Raden Fatah
Keanekaragaman Hayati Kelas VII di MTs Palembang.
Al-Ikhlas Sidorejo. UIN Fatmawati Sukarno Ramadoni, R., Romli, R., Sailon, S., AFG, A. P.,
Bengkulu. & Nugraha, M. (2022). Pengaruh Fraksi
Maryanti, S., & trie Kurniawan, D. (2018). Volume dan Orientasi Serat Pada Komposit
Pengembangan Media Pembelajaran Video Hibrid Berpenguat Serat Gambas serta
Animasi Stop Motion Untuk Pembelajaran Eceng Gondok Terhadap Kekuatan Bending.
Biologi Dengan Aplikasi Picpac. Jurnal Jurnal Teknik Mesin, 15(2), 84–89.
BIOEDUIN: Program Studi Pendidikan Ramadora, D. (2022). Analisis Koreografi Tari
Biologi, 8(1), 26–33. Sambut Silamapari di Kabupaten Musi
Melinda, V., & Zainil, M. (2020). Penerapan Rawas Sumatera Selatan. Institut Seni
model project based learning untuk Indonesia Yogyakarta.
meningkatkan kemampuan komunikasi Ramdani, E. (2018). Model pembelajaran
matematis siswa sekolah dasar (studi kontekstual berbasis kearifan lokal sebagai
Journal of Nusantara Education, 2 (2), April 2023 - 63
Dhea Eprillia Anzelina