You are on page 1of 7

MODUL 4 : KONSISTENSI TANAH

KEGIATAN BELAJAR 5 : BATAS-BATAS ATTERBERG

1. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


Tujuan Instruksional Umum:
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang batas-batas atterberg

Tujuan Instruksional Khusus:


1. Mahasiswa mampu menjelaskan batas plastis
2. Mahasiswa mampu menjelaskan batas cair
3. Mahasiswa mampu menjelaskan indeks plastisitas

2. URAIAN MATERI

Atterberg (1911), memberikan cara untuk menggambarkan batas-batas konsistensi dari


tanah berbutir halus dengan mempertimbangkan kandungan kadar air tanah. Batas-batas
tersebut adalah batas cair (liquid limid), batas plastis (plastic limit), dan batas susut
(shrinkage limit). Batas-batas ini dinamakan dengan BATAS-BATAS ATTERBERG.
Kedudukan batas-batas konsistensi untuk tanah kohesif ditunjukkan dalam gambar dibawah
ini.

PADAT SEMI PADAT PLASTIS CAIR

BATAS BATAS BATAS


SUSUT (SL) PLASTIS (PL) CAIR (LL)

Gambar 5.1. Batas-batas Atterberg

Tegangan Efektif 30
5.1. Batas Cair (Liquid Limit) (LL)

Skema dari alat yang digunakan untuk menentukan batas cair diberikan dalam Gambar 5.2.
Alat tersebut terdiri dari mangkok kuningan yang bertumpu pada dasar karet yang keras.
Mangkok kuningan dapat diangkat dan dijatuhkan di atas dasar karet keras tersebut dengan
sebuah pengungkit eksentris ("cam") dijalankan oleh suatu alat pemutar. Untuk melakukan
uji batas cair, pasta tanah diletakkan di dalam mangkok kuningan kemudian digores tepat di
tengahnya dengan menggunakan alat penggores standar . Dengan menjalankan alat pemutar,
mangkok kemudian dinaik-turunkan dari ketinggian 0,3937 in (10 mm). Kadar air,
dinyatakan dalam persen, dari tanah yang dibutuhkan untuk menutup goresan yang berjarak
0,5 in. ( 12,7 mm) sepanjang dasar contoh tanah di dalam mangkok (lihat Gambar 3.2c dan
3.2d) sesudah 25 pukulan didefinisikan sebagai batas cair (liquid limit).

Gambar . 5.2. Pengujian Batas Cair

Untuk mengatur kadar air dari tanah yang bersangkutan agar dipenuhi persyaratan di atas
ternyata sangat sulit. Oleh karena itu akan lebih baik kalau dilakukan uji batas cair paling
sedikit empat kali pada tanah yang sama tetapi pada kadar air yang berbeda-beda sehingga
jumlah pukulan N, yang dibutuhkan untuk menutup goresan bervariasi antara 15 dan 35.
Kadar air dari tanah, dalam persen, dan jumlah pukulan untuk masing-masing uji
digambarkan di atas kertas grafik semi-log. Hubungan antara kadar air dan log N dapat
dianggap sebagai suatu garis lurus. Garis lurus tersebut dinamakan sebagai kurva aliran (flow
curve). Kadar air yang bersesuaian dengan N = 25, yang ditentukan dari kurva aliran, adalah

Tegangan Efektif 31
batas cair dari tanah yang bersangkutan. Kemiringan dari aliran (flow line) didefinisikan
sebagai indeks aliran (flow index).

5.2. Batas Plastis (Plastic Limit) (PL)

Batas plastis didefinisikan sebagai kadar air, dinyatakan dalam persen, di mana tanah apabila
digulung sampai dengan diameter 1/8 in (3,2 mm) menjadi retak-retak. Batas plastis
merupakan batas terendah dari tingkat keplastisan suatu tanah. Cara pengujiannya adalah
sangat sederhana, yaitu dengan cara menggulung massa tanah berukuran elipsoida dengan
telapak tangan di atas kaca datar.
Indeks plastisitas [plasticity index (PI)] adalah perbedaan antara batas cair dan batas plastis
suatu tanah, atau

Pl = LL - PL

Urutan pelaksanaan uji batas plastis diberikan oleh ASTM Test Designation D-4

Gambar 5.3. Uji batas plastis

Tegangan Efektif 32
5.3. Batas Susut (Shrinkage Limit) (SL)

Suatu tanah akan menyusut apabila air yang dikandungnya secara perlahan-lahan hilang
dalam tanah. Dengan hilangnya air secara terus menerus, tanah akan mencapai suatu tingkat
keseirnbangan di mana penambahan kehilangan air tidak akan menyebabkan perubahan
volume . Kadar air, dinyatakan dalam persen, di mana perubahan volume suatu massa tanah
berhenti didefinisikan sebagai batas susut (shrinkage limit).
Uji batas susut (ASTM Test Designation D-427) dilakukan di laboratorium dengan
menggunakan sua tu mangkok porselin yang mempunyai diameter kira-kira 1, 7 5 in ( 44, 4
mm) dan tinggi kira-kira 0,5 in (12,7 mm). Bagian dalam dari mangkok dilapisi dengan
vaselin (petrolium jelly), kemudian diisi dengan tanah basah sampai penuh. Permukaan
tanah di dalam mangkok kemudian diratakan dengan menggunakan penggaris yang bersisi
lurus sehingga permukaan tanah terse but menjadi sam a tinggi dengan sisi mangkok. Berat
tanah basah di dalam mangkok ditentukan. Tanah di dalam mangkok kemudian dikeringkan
di dalam oven. Volume dari contoh tanah yang telah dikeringkan ditentukan dengan cara
menggunakan air raksa. Batas susut dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:

SL = wi(%) - ∆w(%)

Dimana :
Wi = kadar air tanag mula-mula pada saat ditempatkan didalam mangkok uji batas susut
∆w = perubahan kadar air (yaitu antara kadar air mula-mula dan kadar air pada batas susut)
Tetapi :

Tegangan Efektif 33
Dimana :
m1 = masa tanah basah dalam mangkok saat permulaan pengujian (gram)
m2 = masa tanah kering (gram)

Selain itu :

Dimana :
V1 = volume contoh tanah basah pada saat permulaan pengujian (yaitu mangkok, cm)
Vf = volume tanah kering sesudah dikeringkan didalam oven
Pw = kerapatan air (g / cm3)

Maka :

Contoh Soal 5.1. :


Dilakukan uji batas susut pada suatu tanah di mana mineral lempung yang paling
dominant dikandungnya adalah Illite. Hasil pengujian yang didapat adalah :
m1 = 44,6 gr vi = 16,2 cm3
m2 = 32,8 gr vf = 10,8 cm3
Hitung batas susut dari tanah tersebut ?

Penyelesaian :
 m  m2   v  v f . w 
SL   1 .100    i .100 
 m2   m2 

 44,6  32,8   16,2  10,8.1 


SL   .100   .100  35,97  16,46  19,5
 32,8   32,8 

Tegangan Efektif 34
Contoh Soal 5.2. :

Beberapa hasil percobaan untuk menentukan batas-batas konsistensi ditunjukkan dalam


tabel dibawah. Tentukan LL, IP, dan LI tanah tersebut jika diketahui PL = 20% dan kadar
air di lapangan wN = 38%

Penyelesaian :

Tegangan Efektif 35
3. RANGKUMAN

Konsistensi tanah: kedudukan fisik tanah berbutir halus pada kadar air (wc)
Menurut Atterberg (1911), sifat kohesif tanah dibagi dalam 4 keadaan pokok :
- Padat (solid)
- Semi padat (semi solid)
- Plastis (plastic)
- Cair (liquid)
Keadaan-keadaan tersebut terjadi karena adanya perubahan kadar air ( wc)

4. TES FORMATIF
Data berikut ini didapat dari uji batas cair dan uji batas plastis untuk uji batas cair
suatu tanah:
Banyak pukulan Kadar air (%)
15 42,0
20 40,8
28 39,1
Uji Batas Plastis: Kadar Air = 18,7%
a. Gambarlah kurva aliran dari hasil uji batas cair dan tentukan batas cair dari tanah
b. Berapakah indeks plastisitas tanah?

5. KUNCI JAWABAN
a.

b. PI = 39,8 – 18,7 % = 21,1%

Tegangan Efektif 36

You might also like