Professional Documents
Culture Documents
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................i
BAB 1. PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................2
1.5 Keutamaan Penelitian...............................................................................2
1.6 Temuan yang Ditargetkan.........................................................................2
1.7 Kontrubusi Penelitian...............................................................................2
1.8 Luaran Penelitian......................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................2
2.1 Bubur........................................................................................................2
2.2 Beras.........................................................................................................3
2.3 Bubur Instan..............................................................................................3
2.4 Sorgum......................................................................................................4
2.5 Selenium...................................................................................................4
2.6 Udang........................................................................................................5
BAB 3 METODE PENELITIAN........................................................................6
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian..................................................................6
3.2 Alat dan Bahan Penelitian.......................................................................6
3.3 Metode Penelitian....................................................................................6
3.4 Tahapan Penelitian..................................................................................7
3.5 Prosedur Penelitian..................................................................................7
3.6 Luaran dan Indikator Capaian.................................................................7
3.7 Analisis Data............................................................................................7
3.8 Cara Penafsiran........................................................................................8
3.9 Penyimpulan Hasil Penelitian..................................................................8
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN....................................................8
4.1 Anggaran Biaya........................................................................................8
4.2 Jadwal Kegiatan........................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................9
LAMPIRAN.......................................................................................................12
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping....................12
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan........................................................22
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas.............24
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana..................................................25
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bubur merupakan campuran bahan padat dan bahan cair dengan komposisi
cairan yang lebih banyak daripada padatan dan keadaan bahan padatan yang
tercerai-berai, Dalam dunia kuliner, bubur adalah jenis makanan yang dimasak
dengan cara menggodog bahannya sampai menjadi sangat lunak, biasanya bubur
mengacu pada beras yang dimasak dengan air mendidih, diaduk sampai air
mendidih lagi dan berasnya menjadi lunak, bubur sangat beraneka ragam jenisnya
sesuai dengan variasi resep dan bahannya.
Beras merupakan makanan pokok yang dikonsumsi lebih dari 90% masyarakat
Indonesia, sumber utama pada beras adalah karbohidrat sebagian besar
karbohidrat pada beras adalah pati, pati beras terdiri dari dua komponen yaitu
amilosa dan amilopektin dengan kandungan amilosa yang lebih tinggi sehingga
membuat tekstur nasi menjadi pera, tidak lengket, dapat mengembang dan
menjadi keras setelah dingin sedangkan amilopektin yang tinggi menghasilkan
tekstur nasi yang lengket, tidak mengembang dan tetap menggumpal setelah
dingin. Beras lebih dikenal sebagai bahan pangan yang memiliki nilai indeks
glikemik tinggi. Beras menjadi bahan pembuatan bubur karena beras mengandung
karbohidrat yang tinggi serta memiliki kandungan lainnya seperti protein, lemak,
air, besi, magnesium, phosphor, potassium, seng, vitamin B1, B2, B3, B6, B9, dan
serat.
Bubur instan adalah bubur yang dalam penyajiannya tidak memerlukan proses
pemasakan karena telah melalui proses pengolahan sebelumnya. Khasiat instan
yang diharapkan pada bubur adalah memudahkan dalam penyajian dan
penyimpanannya, bubur memiliki tekstur yang lunak yang mudah dicerna dan
penyajiannya dengan manambahkan air panas sehingga mudah larut dan mudah
dikonsumsi (Anandito dkk, 2016). Bubur instan mayoritas terbuat dari bahan
tepung beras, umbi-umbian dan kacang-kacangan namun bisa diganti dengan
sorgum.
Sorgum adalah biji-bijian yang banyak mengandung karbohidrat, lemak, dan
protein, sorgum merupakan tanaman serelia yang berkembang di Indonesia karena
memiliki daerah iklim tropis khususnya daerah-daerah yang tingkat kesuburannya
rendah serta sorgum juga merupakan bahan pangan pengganti karbohidrat seperti
beras, kandungan karbohidrat mencapai (74.63 gram / 100 gram) yang lebih besar
jika dibandingkan dengan gandum (71.97 gram / 100 gram). Potensi sorgum
belum dapat dimanfaatkan karena masih banyak hambatan dalam pemahaman
akan manfaat sorgum ataupun dari segi penerapan teknologi pembudidayaannya,
sorgum mengandung beberapa jenis karbohidrat seperti pati, serat, dan gula
terlarut yang bermanfaat mencegah beberapa penyakit seperti kanker dan
peradangan sebab sorgum juga dikenal banyak mengandung senyawa fenolik yang
bertindak sebagai anitoksidan.
2
Selenium merupakan mineral essensial dan elemen gizi mikro penting bagi
tubuh, selenium mempunyai dua bentuk yaitu bentuk anorganik dan bentuk
organik, SeO4-2 merupakan bentuk anorganik selenium yaitu selenat sedangkan
bentuk organik yaitu selenit SeO3-2. Selenium merupakan komponen penting dari
enzim antioksidan seperi glutathione peroxidase (GPx) dan thioredoxin reductase
(TrxR) serta selenoprotein P yang memiliki fungsi sebagai penyimpanan dan
transportasi, selenium terdapat dalam daging, ikan, beras, roti dan sereal,
kandungan selenium di tanaman tergantung dari konsentrasi selenium di tanah dan
kapasitas tanaman untuk menyerap selenium dari tanah.
1.2 Rumusan Masalah
Belum diketahui jumlah kaldu udang tinggi selenium yang ditambahkan
dalam pembuatan bubur instan berbahan baku sorgum
1.3 Tujuan Penelitan
Untuk mendapatkan bubur instan tinggi selenium berbahan baku
sorgum dengan kualitas terbaik
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bahwa bubur tidak hanya
terbuat dari tepung beras, umbi-umbian dan kacang-kacangan tetapi juga bisa
terbuat dari biji-bijian seperti sorgum sebab sorgum memiliki karbohidrat yang
tinggi.
1.5 Keutamaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan agar dapat memberi inovasi baru untuk pengolahan
produk pangan instan seperti bubur yang bisa menjadi alternatif sebagai pengganti
nasi dan mempunyai manfaat.
1.6 Temuan yang ditargetkan
Temuan yang ditargetkan dalam penelitian ini untuk mengganti beras/nasi
dengan sorgum yang kaya akan selenium serta memiliki kandungan karbohidrat
dan antioksidan yang tinggi.
1.7 Kontrubusi Penelitian
Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dalam mengoptimalkan proses
produksi Bubur instan yang terbuat dari sorgum yang tinggi selenium
1.8 Luaran penelitian
Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini dalam bentuk laporan kemajuan,
laporan akhir, artikel ilmiah dan publikasi pada jurnal terakreditasi sinta 5
mudah untuk dicerna. Bubur dapat dibuat dari beras, kacang hijau, beras merah
ataupun campuran penyusun dengan air (Ratnawati, 1995). Bubur merupakan
istilah umum untuk mengacu pada campuran bahan padat dan cair, dengan
komposisi cairan yang lebih banyak dari pada padatan dan keadaan bahan padatan
yang tercerai-berai. Dalam dunia kuliner, bubur adalah jenis makanan yang
dimasak dengan cara merebus bahannya sampai menjadi sangat lunak, hal tersebut
yang menjadikan bubur adalah salah satu bentuk makanan yang disarankan dalam
pemberian makanan pendamping ASI.
Menurut Arisman (2004) makanan tambahan yang ideal harus mengandung
makanan pokok, ditambah dengan bahan makanan lain seperti kacang, sayuran
berdaun hijau atau kuning, buah-buahan, daging hewan, minyak atau lemak.
Bahan- bahan tersebut dibuat menjadi bubur untuk pendamping ASI. Berdasarkan
SK Menkes No. 224/Menkes/SK/II/2007 bahan untuk membuat bubur pada
umumnya adalah campuran beras dan atau beras merah, kacang hijau atau kedelai,
susu, gula, minyak nabati, dan diperkaya dengan vitamin dan mineral serta tida
tambah dengan flavor atau rasa dan aroma. Bahan lain atau bahan tambahan yang
digunakan adalah, tepung susu skim, tepung gula (gula halus), dan minyak nabati.
2.2 Beras
Beras merupakan makanan pokok penduduk Indonesia. Saat ini penduduk
Indonesia hampir semua bergantung pada beras. Kebutuhan beras per kapita
adalah 136 kg/tahun. Saat ini penduduk Indusia ± 250 juta. Untuk memenuhi
kebutuhan beras, hingga saat ini pemerintah masih mengimport dalam jumlah
yang cukup banyak. Mengingat jumlah penduduk semakin bertambah, maka
pemerintah akan menghadapi masalah dalam pemenuhan pangan tersebut Sumber
karbohidrat di Indonesia sebenarnya cukup banyak, diantaranya berasal dari jenis
umbi-umbian. Karbohidrat yang berasal dari umbi-umbian berpotensi untuk
menggantikan peran beras dan terigu dalam pemenuhan kebutuhan makanan
pokok bagi penduduk Indonesia (Slamet, 2010).
2.3 Bubur Instan
Bubur dalam kemasan termasuk dalam kategori bubur instan. Bubur instan
merupakan bubur yang telah mengalami proses gelatinisasi dalam bentuk flakes
dan pellet kering sehingga dalam penyajiannya tidak diperlukan proses
pemasakan. Penyajian bubur instan dapat dilakukan hanya dengan menambahkan
air panas (Fellows, 2016). Bubur instan dinilai praktis karena dapat disajikan
dalam hitungan menit. Umumnya bubur instan dibuat dari tepung beras, tetapi
ternyata bahan lain dapat diolah sebagai bahan dasar pembuatan bubur instan.
Penelitian sebelumnya memuat formulasi bubur instan berbasis singkong (Hendy,
2007; de Carvalho et al., 2014), namun sayangnya nilai impor singkong oleh
Indonesia semakin meningkat (BPS, 2017; Kementerian Pertanian, 2017)
sehingga penelitian dalam kegiatan PKM-RE yang akan dilakukan ini
menggunakan sorgum sebagai bahan baku.
Bubur instan, dari segi fisik, memiliki tekstur yang kurang baik, karena hanya
menggunakan bahan baku berupa campuran tepung, sehingga tidak terekonstitusi
4
laut seperti ikan dan udang merupakan sumber makanan yang kaya akan asam
amino. Asam amino yang umumnya terdapat pada udang adalah asam glutamat,
asam aspartat, arginin, lisin, leusin, slisin dan alanin. Kandungan asam amino
pada udang berbeda tiap musim. Dalam arti bahwa musim turut mempengaruhi
akumulasi kadar asam amino dalam tubuh udang (Yanuar dkk., 2015).
Selain sebagai sumber protein, udang juga mengandung antioksidan.
Antioksidan dapat ditemukan dalam bahan pangan manapun, baik di buah-buahan,
sayuran, biji-bijian, maupun hewani. Umumnya, antioksidan alami ditemukan
pada makanan yang segar dan belum diproses. Sebuah studi baru menjelaskan
bahwa pangan nabati umumnya memiliki kadar antioksidan yang tinggi
dibandingkan pangan hewani dan produk pangan campuran. Minuman seperti
daun teh, bubuk teh dan biji kopi yang belum diolah sering kali memiliki nilai
antioksidan daripada bir, anggur dan limun. Produk susu, daging, dan ikan
umumnya memiliki kadar antioksidan yang rendah. Oleh karena itu, herbal,
rempah-rempah, buah-buahan dan sayur-sayuran dapat menjadi kontributor
penting untuk asupan antioksidan dalam tubuh, terutama di daerah dengan budaya
mengkonsumsi rempah- rempah dan herbal secara teratur (Sen & Chakraborty,
2011). Umumnya, antioksidan ditemukan pada bahan pangan dalam bentuk
vitamin C, vitamin E, betakaroten, zinc, selenium, SOD, flavonoid dan bentuk
lainnya. Pada udang, selenium berperan sebagai antioksidan yang dapat mencegah
kerusakan sel dan penuaan dini akibat radikal bebas. Selain itu, udang juga
mengandung antioksidan astaxanthin yang membantu mengatasi peradangan.
P5 1: 5 liter
3.4 Prosedur Kerja
Tahap pertama yang dilakukan adalah pembuatan kaldu kepala udang dengan
metode (Damuningrum, 2002), mencuci kepala udang dengan air bersih kemudian
dilakukan pemotongan rostrum dan mata udang disertai pencucian untuk
menghilangkan kotoran yang ada pada bagian dalam kepala udang, kepala udang
dibersihkan dengan dicuci dengan air mengalir kemudian ditimbang dan
dihaluskan menggunakan blender sambil ditambahkan air, selanjutnya kepala
udang yang telah halus direbus pada suhu 70°C selama 20 menit, Setelah direbus,
dilakukan penyaringan menggunakan kain saring untuk memisahkan antara filtrat
(kaldu) dan substrat (ampas),
Tahap kedua yaitu pembuatan bubur instan Bahan yang digunakan dalam
pembuatan bubur instan sorgum ini terdiri dari tepung sorgum, kaldu bubuk
kepala udang dan air. Bubur instan dibuat dengan cara, pertama dimulai dengan
penimbangan bahan-bahan, pencampuran antara tepung sorgum yang
ditambahkan bahan pengisi berupa kaldu bubuk kepala udang yang sudah
dihomogenisasi menjadi kaldu cair dengan air sesuai perlakuan, yaitu: P1 : tepung
sorgum dan kaldu kepala udang 1:1, P2 : tepung sorgum dan kaldu kepala udang
1:2, P3 : tepung sorgum dan kaldu kepala udang 1:3,P4 : tepung sorgum dan kaldu
kepala udang 1:4, P5:tepung sorgum dan kaldu kepala udang 1:5, dari 5
perlakukan tersebut yang paling banyak yang dipakai adalah 1:3 ,Selanjutnya
dilakukan pemanasan diatas api kecil sampai mendidih sambil diaduk sampai
matang. Adonan bubur diangkat dan diratakan diatas alumunium foil sampai tipis
merata. Dilakukan pengovenan selama 30 menit dengan suhu ± 150°C. Tahap
akhir setelah pengovenan, adonan kering lalu dihancurkan dengan blender sampai
halus lalu diayak dengan ayakan 60 mesh.
3.5 Prosedur Penelitian
Pengamatan yang akan diamati dari penelitian ini yaitu:
3.5.1 Uji kadar air
3.5.2 Uji kadar abu
3.5.3 Visikositas
3.5.4 Kadar selenium
3.5.5 Kesukaan ( Warna, rasa, Tekstur)
3.6 Luaran dan Indikator Capaian
Luaran dan indikator yang diharapkan pada tahapan penelitian ini yaitu:
1. Dihasilkan air kaldu dari rebusan kepala udang yang telah
dihaluskan,direbus dan disaring.
2. Dihasilkan selenium dari air kaldu rebusan kepala udang yang telah
diekstraksi.
3. Dihasilkan produk bubur instan dari proses pemanasan, pengovenan dan
pengayakan.
3.7 Analisis Data
Data penelitian ini dianalisis secara statistik dengan menggunakan Analysis of
Varians (ANOVA) dengan taraf uji 5%, kemudian dilanjutkan dengan Uji Beda
8
Nyata Jujur (BNJ) dengan taraf 5% untuk mengetahui beda nyata perlakuan.
Untuk menentukan perlakuan terbaik menggunakan metode indeks efektivitas (De
Garmo dkk.,1984).
DAFTAR PUSTAKA
Anandito R, Siswanti, Kusumo DT, 2016. Kajian karakteristik sensoris dan kimia
bubur instan berbasis tepung millet putih (Panicum milleceum L.) dan
tepung kacang merah (Phaseolus vulgaris L.). Jurnal Teknologi Hasil
Pertanian, Vol IX, No.1, Februari 2016.
Benstoem, C., Goetzenich, A., Kraemer, S., Borosch, S., Manzanares, W., Hardy,
G., & Stoppe, C. (2015). Selenium and its supplementation in
9
Luthfiyani, A., Shalihat, A., Pratiwi, R., & Mutakin. 2020. “Spesies Selenium
pada Sayuran:Manfaat dan Toksisitasnya pada Tubuh”. Jurnal Ilmiah
Farmasi. 16(2):155-166.
Mirdayani E dkk. 2019. Selenium sebagai Suplemen Terapi Kanker: Sebuah
Review. Indonesian Journal of Clinical Pharmacy. 8(4).
Mudjisihono, R. dan D.S. Damardjati. 1987. Prospek kegunaan sorgum sebagai
sumber pangan dan pakan. J. Penelitian dan Pengembangan Pertanian 6(1):
1–5.
Novita, Risqa. 2018. “Konsumsi Selenium Mencegah Penderita Toleransi
Glukosa Terganggu Menjadi Diabetes Mellitus Tipe 2”. 10(1):51-64.
Puspaningsih, V., S. Hartini, dan Y. Martono. 2013. Analisa asam lemak tidak
jenuh pada tepung sorgum termodifikasi dan aplikasinya sebagai pangan
fungsional flakes. Prosiding Seminar Nasional Sains. Fak Sains dan
Matematika UKSW, Salatiga.
Ramadhan, W. 2011. Pemanfaatan Agar-Agar Tepung Sebagai Texturizer pada
Formulasi Selai Jambu Biji Merah (Psidium Guajava L.) Lembaran dan
Pendugaan Umur Simpannya. Skripsi. IPB. Bogor
Stoffaneller, R., & Morse, N. L. (2015). A review of dietary Selenium intake and
Selenium status in Europe and the Middle East. Nutrients, 7(3), 1494-
1537. doi:10.3390/nu7031494
Suardi, Suarni, dan A. Prabowo. 2002. Teknologi sederhana prosesing sorgum
sebagai bahan pangan. hlm. 112–116. Pros. Sem. Nasional BPTP Sulawesi
Selatan.
Suarni dan H. Subagio. 2013. Prospek pengembangan jagung dan sorgum sebagai
sumber pangan fungsional. J. Penelitian dan Pengembangan Pertanian
32(3): 47–55.
Suarni, R., Patong. 2002. Tepung sorgum sebagai bahan substitusi terigu. J.
Penelitian Pertanian. 21:43-47. https://
www.academia.edu/5367529/_SUANI_DAN_PATONG_TEPUNG_SOR
GU M_SEBAGAI_BAHAN_SUBSTITUSI_TERIGU [25 September
2019]
Subagio, H. dan M. Aqil. 2014. Perakitan dan Pengembangan Varietas Unggul
Sorgum untuk Pangan, Pakan, dan Bioenergi. Balai Penelitian
Tanaman Serealia. Sulawesi Selatan. Maros.
Sugiarto. (2012). Budi Daya Udang Ed. Sinergi Pustaka Indonesia. Bandung.
Hal 1-5.
11
LAMPIRAN
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM –RE
13
14
Biodata Anggota 1
15
Biodata Anggota 2
16
A. Identitas Diri
1 Nama lengkap Lucky Hartanti, S.TP, MP.
2 Jenis kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Assisten Ahli
4 NIP 197503262002122002
5 NIDN 0026037503
6 Tempat dan Tanggal Jember, 26 Maret 1975
lahir
7 Email luckyhartanti.abubakar@yahoo.com
8 Nomor Telp/HP 081 25687526
9 Alamat Kantor Jl. A Yani Pontianak 78124
10 Nomor Telepon/fax 0561 740191
11 Lulusan yg telah S1 = 15 org S2 : - S3:-
dihasilkan
12 Mata Kuliah yg 1. Kimia dasar
diampu 2. Biokimia
3. Pengolahan dan Penanganan Pasca
Panen Tanaman Agronomi
4. Teknologi Hasil Pertanian
5. Pengantar Ilmu Pertanian
6. Gizi dan Pangan
7. Dasar Dasar Mikrobiologi
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama PT Universitas Jember Universitas Jember -
Bidang Ilmu Teknologi Pengolahan Agroteknologi -
Hasil Pertanian
Tahun Masuk 1993 2008 -
Tahun Lulus 1997 2013 -
Judul Pengaruh Konsentrasi Potensi Beberapa -
Skripsi/Tesis CaCl2 dan Lama Varietas Lokal Ubi
Perendaman Terhadap Kayu Sebagai Bahan
Sifat Fisik Manisan Baku Tepung
Kering Buah Tomat Berkualitas Tinggi
(Lycopersicum pyriforme)
Nama 1. Ir. A Marzuki 1. Dr.Ir. Anang -
pembimbing M, MSIE Syamsunihar,
2. Ir. Djoko Pontjo MS
H, MP 2. Dr.rer Hort.
Ir. Ketut
Anom Wijaya,
MS
Pengolahan Tepung
Berbasis Umbi Umbian di
Kota Pontianak
19