You are on page 1of 26

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................i
BAB 1. PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................2
1.5 Keutamaan Penelitian...............................................................................2
1.6 Temuan yang Ditargetkan.........................................................................2
1.7 Kontrubusi Penelitian...............................................................................2
1.8 Luaran Penelitian......................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................2
2.1 Bubur........................................................................................................2
2.2 Beras.........................................................................................................3
2.3 Bubur Instan..............................................................................................3
2.4 Sorgum......................................................................................................4
2.5 Selenium...................................................................................................4
2.6 Udang........................................................................................................5
BAB 3 METODE PENELITIAN........................................................................6
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian..................................................................6
3.2 Alat dan Bahan Penelitian.......................................................................6
3.3 Metode Penelitian....................................................................................6
3.4 Tahapan Penelitian..................................................................................7
3.5 Prosedur Penelitian..................................................................................7
3.6 Luaran dan Indikator Capaian.................................................................7
3.7 Analisis Data............................................................................................7
3.8 Cara Penafsiran........................................................................................8
3.9 Penyimpulan Hasil Penelitian..................................................................8
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN....................................................8
4.1 Anggaran Biaya........................................................................................8
4.2 Jadwal Kegiatan........................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................9
LAMPIRAN.......................................................................................................12
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping....................12
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan........................................................22
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas.............24
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana..................................................25
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bubur merupakan campuran bahan padat dan bahan cair dengan komposisi
cairan yang lebih banyak daripada padatan dan keadaan bahan padatan yang
tercerai-berai, Dalam dunia kuliner, bubur adalah jenis makanan yang dimasak
dengan cara menggodog bahannya sampai menjadi sangat lunak, biasanya bubur
mengacu pada beras yang dimasak dengan air mendidih, diaduk sampai air
mendidih lagi dan berasnya menjadi lunak, bubur sangat beraneka ragam jenisnya
sesuai dengan variasi resep dan bahannya.
Beras merupakan makanan pokok yang dikonsumsi lebih dari 90% masyarakat
Indonesia, sumber utama pada beras adalah karbohidrat sebagian besar
karbohidrat pada beras adalah pati, pati beras terdiri dari dua komponen yaitu
amilosa dan amilopektin dengan kandungan amilosa yang lebih tinggi sehingga
membuat tekstur nasi menjadi pera, tidak lengket, dapat mengembang dan
menjadi keras setelah dingin sedangkan amilopektin yang tinggi menghasilkan
tekstur nasi yang lengket, tidak mengembang dan tetap menggumpal setelah
dingin. Beras lebih dikenal sebagai bahan pangan yang memiliki nilai indeks
glikemik tinggi. Beras menjadi bahan pembuatan bubur karena beras mengandung
karbohidrat yang tinggi serta memiliki kandungan lainnya seperti protein, lemak,
air, besi, magnesium, phosphor, potassium, seng, vitamin B1, B2, B3, B6, B9, dan
serat.
Bubur instan adalah bubur yang dalam penyajiannya tidak memerlukan proses
pemasakan karena telah melalui proses pengolahan sebelumnya. Khasiat instan
yang diharapkan pada bubur adalah memudahkan dalam penyajian dan
penyimpanannya, bubur memiliki tekstur yang lunak yang mudah dicerna dan
penyajiannya dengan manambahkan air panas sehingga mudah larut dan mudah
dikonsumsi (Anandito dkk, 2016). Bubur instan mayoritas terbuat dari bahan
tepung beras, umbi-umbian dan kacang-kacangan namun bisa diganti dengan
sorgum.
Sorgum adalah biji-bijian yang banyak mengandung karbohidrat, lemak, dan
protein, sorgum merupakan tanaman serelia yang berkembang di Indonesia karena
memiliki daerah iklim tropis khususnya daerah-daerah yang tingkat kesuburannya
rendah serta sorgum juga merupakan bahan pangan pengganti karbohidrat seperti
beras, kandungan karbohidrat mencapai (74.63 gram / 100 gram) yang lebih besar
jika dibandingkan dengan gandum (71.97 gram / 100 gram). Potensi sorgum
belum dapat dimanfaatkan karena masih banyak hambatan dalam pemahaman
akan manfaat sorgum ataupun dari segi penerapan teknologi pembudidayaannya,
sorgum mengandung beberapa jenis karbohidrat seperti pati, serat, dan gula
terlarut yang bermanfaat mencegah beberapa penyakit seperti kanker dan
peradangan sebab sorgum juga dikenal banyak mengandung senyawa fenolik yang
bertindak sebagai anitoksidan.
2

Selenium merupakan mineral essensial dan elemen gizi mikro penting bagi
tubuh, selenium mempunyai dua bentuk yaitu bentuk anorganik dan bentuk
organik, SeO4-2 merupakan bentuk anorganik selenium yaitu selenat sedangkan
bentuk organik yaitu selenit SeO3-2. Selenium merupakan komponen penting dari
enzim antioksidan seperi glutathione peroxidase (GPx) dan thioredoxin reductase
(TrxR) serta selenoprotein P yang memiliki fungsi sebagai penyimpanan dan
transportasi, selenium terdapat dalam daging, ikan, beras, roti dan sereal,
kandungan selenium di tanaman tergantung dari konsentrasi selenium di tanah dan
kapasitas tanaman untuk menyerap selenium dari tanah.
1.2 Rumusan Masalah
Belum diketahui jumlah kaldu udang tinggi selenium yang ditambahkan
dalam pembuatan bubur instan berbahan baku sorgum
1.3 Tujuan Penelitan
Untuk mendapatkan bubur instan tinggi selenium berbahan baku
sorgum dengan kualitas terbaik
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bahwa bubur tidak hanya
terbuat dari tepung beras, umbi-umbian dan kacang-kacangan tetapi juga bisa
terbuat dari biji-bijian seperti sorgum sebab sorgum memiliki karbohidrat yang
tinggi.
1.5 Keutamaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan agar dapat memberi inovasi baru untuk pengolahan
produk pangan instan seperti bubur yang bisa menjadi alternatif sebagai pengganti
nasi dan mempunyai manfaat.
1.6 Temuan yang ditargetkan
Temuan yang ditargetkan dalam penelitian ini untuk mengganti beras/nasi
dengan sorgum yang kaya akan selenium serta memiliki kandungan karbohidrat
dan antioksidan yang tinggi.
1.7 Kontrubusi Penelitian
Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dalam mengoptimalkan proses
produksi Bubur instan yang terbuat dari sorgum yang tinggi selenium
1.8 Luaran penelitian
Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini dalam bentuk laporan kemajuan,
laporan akhir, artikel ilmiah dan publikasi pada jurnal terakreditasi sinta 5

BAB 2. TNJAUAN PUSTAKA


2.1 Bubur
Pengertian bubur berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) (Hendy,
2007) adalah pangan atau bahan pangan yang dilembutkan. Bubur merupakan
salah satu hasil pengolahan makanan yang mudah dikonsumsi masyarakat. Bubur
memiliki kandungan nutrisi yang mudah dicerna karena memiliki tekstur yang
lunak. Bubur merupakan bentuk makanan dengan tekstur yang lunak, sehingga
3

mudah untuk dicerna. Bubur dapat dibuat dari beras, kacang hijau, beras merah
ataupun campuran penyusun dengan air (Ratnawati, 1995). Bubur merupakan
istilah umum untuk mengacu pada campuran bahan padat dan cair, dengan
komposisi cairan yang lebih banyak dari pada padatan dan keadaan bahan padatan
yang tercerai-berai. Dalam dunia kuliner, bubur adalah jenis makanan yang
dimasak dengan cara merebus bahannya sampai menjadi sangat lunak, hal tersebut
yang menjadikan bubur adalah salah satu bentuk makanan yang disarankan dalam
pemberian makanan pendamping ASI.
Menurut Arisman (2004) makanan tambahan yang ideal harus mengandung
makanan pokok, ditambah dengan bahan makanan lain seperti kacang, sayuran
berdaun hijau atau kuning, buah-buahan, daging hewan, minyak atau lemak.
Bahan- bahan tersebut dibuat menjadi bubur untuk pendamping ASI. Berdasarkan
SK Menkes No. 224/Menkes/SK/II/2007 bahan untuk membuat bubur pada
umumnya adalah campuran beras dan atau beras merah, kacang hijau atau kedelai,
susu, gula, minyak nabati, dan diperkaya dengan vitamin dan mineral serta tida
tambah dengan flavor atau rasa dan aroma. Bahan lain atau bahan tambahan yang
digunakan adalah, tepung susu skim, tepung gula (gula halus), dan minyak nabati.
2.2 Beras
Beras merupakan makanan pokok penduduk Indonesia. Saat ini penduduk
Indonesia hampir semua bergantung pada beras. Kebutuhan beras per kapita
adalah 136 kg/tahun. Saat ini penduduk Indusia ± 250 juta. Untuk memenuhi
kebutuhan beras, hingga saat ini pemerintah masih mengimport dalam jumlah
yang cukup banyak. Mengingat jumlah penduduk semakin bertambah, maka
pemerintah akan menghadapi masalah dalam pemenuhan pangan tersebut Sumber
karbohidrat di Indonesia sebenarnya cukup banyak, diantaranya berasal dari jenis
umbi-umbian. Karbohidrat yang berasal dari umbi-umbian berpotensi untuk
menggantikan peran beras dan terigu dalam pemenuhan kebutuhan makanan
pokok bagi penduduk Indonesia (Slamet, 2010).
2.3 Bubur Instan
Bubur dalam kemasan termasuk dalam kategori bubur instan. Bubur instan
merupakan bubur yang telah mengalami proses gelatinisasi dalam bentuk flakes
dan pellet kering sehingga dalam penyajiannya tidak diperlukan proses
pemasakan. Penyajian bubur instan dapat dilakukan hanya dengan menambahkan
air panas (Fellows, 2016). Bubur instan dinilai praktis karena dapat disajikan
dalam hitungan menit. Umumnya bubur instan dibuat dari tepung beras, tetapi
ternyata bahan lain dapat diolah sebagai bahan dasar pembuatan bubur instan.
Penelitian sebelumnya memuat formulasi bubur instan berbasis singkong (Hendy,
2007; de Carvalho et al., 2014), namun sayangnya nilai impor singkong oleh
Indonesia semakin meningkat (BPS, 2017; Kementerian Pertanian, 2017)
sehingga penelitian dalam kegiatan PKM-RE yang akan dilakukan ini
menggunakan sorgum sebagai bahan baku.
Bubur instan, dari segi fisik, memiliki tekstur yang kurang baik, karena hanya
menggunakan bahan baku berupa campuran tepung, sehingga tidak terekonstitusi
4

secara sempurna. Agar-agar yang memiliki kemampuan mengikat air (Ramadhan,


2011). Diharapkan dapat memperbaiki tekstur bubur instan sehingga dapat
menyerupai bubur pada umumnya setelah berehidrasi. Pada konsentrasi yang
berbeda, agar-agar dapat mempengaruhi viskositas bubur instan karena agar
memiliki kemampuan membentuk gel (Labropoulos et al., 2002).
2.4 Sorgum
Tanaman Sorgum (Shorgum bicolor L.) berasal dari negara Afrika.Tanaman
ini sudah lama dikenal manusia sebagai penghasil pangan.Sorgum adalah salah
satu bahan pangan yang potensial untuk substitusi terigu dan beras oleh karena itu
sorgum merupakan pengganti karbohidrat alternatif, selain itu sorgum juga
mengandung protein dan lemak. Produksi sorgum di Indonesia masih rendah
sehingga tidak masuk dalam daftar negara penghasil sorgum dunia. Data
Direktorat Budi Daya Serealia pada tahun 2013 menunjukkan produksi sorgum
Indonesia dalam 5 tahun terakhir hanya meningkat sedikit dari 6.114 ton menjadi
7.695 ton. Peningkatan produksi sorgum di dalam negeri perlu mendapat
perhatian khusus karena Indonesia sangat potensial bagi pengembangan sorgum
(Subagio dan Aqil, 2014). Di Indonesia, sorgum merupakan tanaman sereal
pangan ketiga setelah padi dan jagung. Namun penggunaannya sebagai bahan
pangan maupun industri masih terbatas, bahkan menurun tajam seiring
ketersediaan beras yang makin mencukupi kebutuhan dengan harga yang relatif
murah. Walaupun potensi sorgum di Indonesia cukup besar dengan beragam
varietas, pengembangannya masih lamban karena banyak masalah yang dihadapi,
termasuk aspek sosial, budaya, dan psikologis. Beras dianggap sebagai pangan
bergengsi, sedangkan sorgum kurang bergengsi (inferior food) (Suarni, 2016).
Sorgum mempunyai kandungan gizi dasar yang tidak kalah dibandingkan
dengan serealia lain dan mengandung unsur pangan fungsional. Biji sorgum
mengandung karbohidrat 73%, lemak 3,5%, dan protein 10%, bergantung pada
varietas dan lokasi penanaman (Mudjisihono dan Damardjati 1987; Suarni dan
Singgih 2002, dalam Suarni, 2016). Kandungan protein pada sorgum cukup besar,
namun akan berkurang karena pencucian dan pengolahan menjadi tepung
(Puspaningsih, 2013 dalam Suarni, 2016)
Fase pertumbuhan dan perkembangan sorgum terbagi tiga, yaitu fase
vegetatif, fase pembentukan malai, serta fase reproduksi. Fase vegetatif berakhir
saat pembentukan daun terhenti. Fase pembentukan malai cukup rentan terhadap
cekaman panas dan kurangnya air. Calon malai akan berkembang cepat menjadi
malai sempurna sebelum memulai fase reproduksi. Kekurangan air pada tahap ini
akan menyebabkan malai tidak keluar utuh dari daun bendera. Malai matang
ditandai dengan berubahnya warna malai dari hijau menjadi kekuningan (Tabri
dan Zubachtirodin, 2013).
2.5 Selenium
Selenium merupakan unsur mineral yang terdapat di dalam tanah sebesar
0,01- 2 mg/kg, yang ketersediaannya pada tanaman dipengaruhi oleh pH tanah,
potensial
5

redoks tanah, volatilisasi unsur, serta total selenium di dalam tanah


(Temmermanet al., 2014). Selenium (Se) merupakan trace element esensial yang
penting untuk berbagai fungsi biologi seperti metabolisme hormon tiroid, sistem
pertahanan antioksidan tubuh, pencegah kanker tertentu dan sistem kardiovaskular
(Benstoem et al., 2015). Selenium merupakan komponen penting dari enzim
antioksidan seperti glutathione peroxidase (GPx) dan thioredoxin reductase
(TrxR) serta selenoprotein P yang berfungsi dalam penyimpanan dan transportasi
Selenium (Kielczykowska et al., 2018). Kekurangan asupan Selenium yang parah
dapat menyebabkan penyakit yang disebut Keshan dan Kashin-Beck (Stoffaneller
& Morse, 2015).
Selenium merupakan salah satu trace element yang memiliki kemampuan
antioksidan di dalam tubuh. Selenium berperan sebagai komponen enzim
gluthione peroxidase (GPx) dan berkaitan dengan fungsi vitamin E (Yuniastuti
dan Susanti, 2013). Di dalam tubuh, selenium berikatan dengan protein yang
disebut dengan selenoprotein. Berbagai penelitian menghubungkan selenium
dengan penyakit kanker dan gangguan metabolisme (Mirdayani dkk, 2019).
Selenium sebelumnya dianggap memiliki efek anti-diabetes dan juga kemampuan
menyerupai insulin (insulin-mimetic) dengan tetap memperhatikan batasan asupan
harian. Pada beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa ada perbedaan kadar
serum selenium antara orang yang obesitas dan normal, ada dugaan terkait dengan
proses perlemakan dalam tubuh (Febiyanto dkk, 2013; Larvie et al., 2019).
Selenium merupakan mineral penting (trace mineral) untuk menjaga
kesehatan dan hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil. Selenoprotein membantu
tubuh mencegah terjadinya kerusakan sel yang disebabkan oleh radikal bebas.
Radikal bebas merupakan produk sampingan alami dari metabolisme oksigen
yang dapat berperan pada berbagai penyakit kronis seperti kanker dan penyakit
kardiovaskular. Di samping itu, selenoprotein lain juga membantu berfungsinya
tiroid serta dalam menjaga imunitas tubuh (Yuniastuti, 2014).
Di alam terdapat dua bentuk selenium yaitu anorganik dan organik. Bentuk
utama selenium adalah selenium anorganik yang terdapat di dalam tanah yang
kemudian terakumulasi dan dikonversi ke dalam bentuk selenium organik oleh
tanaman, biasanya berbentuk selenate dan selenite. Selenate dapat ditemukan pada
air minum yang dikonsumsi, terkadang juga diperoleh pada ikan, brokoli, pakchoi
dan kubis. Selenite juga dapat ditemukan pada tanaman seperti kubis, kentang,
selada, bawang putih, bawah merah dan wortel (Heryadi et al., 2020).
2.6 Udang
Udang merupakan salah satu bahan makanan sumber protein hewani yang
bermutu tinggi. Udang terdiri atas udang air tawar dan udang air laut. Udang air
tawar termasuk keluarga Palaemonidae sehingga disebut sebagai kelompok udang
palaemoid, contohnya seperti udang galah (Macrobranchium ronserbergii)
sedangkan udang air laut selain termasuk keluarga penaeidae juga ada yang masuk
keluarga Palimuridae scllariade dan suku Stomatopoda (Sugiarto, 2012). Makanan
6

laut seperti ikan dan udang merupakan sumber makanan yang kaya akan asam
amino. Asam amino yang umumnya terdapat pada udang adalah asam glutamat,
asam aspartat, arginin, lisin, leusin, slisin dan alanin. Kandungan asam amino
pada udang berbeda tiap musim. Dalam arti bahwa musim turut mempengaruhi
akumulasi kadar asam amino dalam tubuh udang (Yanuar dkk., 2015).
Selain sebagai sumber protein, udang juga mengandung antioksidan.
Antioksidan dapat ditemukan dalam bahan pangan manapun, baik di buah-buahan,
sayuran, biji-bijian, maupun hewani. Umumnya, antioksidan alami ditemukan
pada makanan yang segar dan belum diproses. Sebuah studi baru menjelaskan
bahwa pangan nabati umumnya memiliki kadar antioksidan yang tinggi
dibandingkan pangan hewani dan produk pangan campuran. Minuman seperti
daun teh, bubuk teh dan biji kopi yang belum diolah sering kali memiliki nilai
antioksidan daripada bir, anggur dan limun. Produk susu, daging, dan ikan
umumnya memiliki kadar antioksidan yang rendah. Oleh karena itu, herbal,
rempah-rempah, buah-buahan dan sayur-sayuran dapat menjadi kontributor
penting untuk asupan antioksidan dalam tubuh, terutama di daerah dengan budaya
mengkonsumsi rempah- rempah dan herbal secara teratur (Sen & Chakraborty,
2011). Umumnya, antioksidan ditemukan pada bahan pangan dalam bentuk
vitamin C, vitamin E, betakaroten, zinc, selenium, SOD, flavonoid dan bentuk
lainnya. Pada udang, selenium berperan sebagai antioksidan yang dapat mencegah
kerusakan sel dan penuaan dini akibat radikal bebas. Selain itu, udang juga
mengandung antioksidan astaxanthin yang membantu mengatasi peradangan.

BAB 3. METODE PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan di Laboratorium Kimia Pangan
dan Laboratorium Desain Pangan Universitas TanjungPura Pontianak.
3.2 Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan yaitu tepung sorgum, kepala udang, sukrosa (gula),
garam dan air. Sedangkan alat yang digunakan yaitu blender, alat gelas, kertas
saring, oven, desitalator, desikator, neraca digital, tang krus, sentrifugasi, tabung
reaksi, spiritus, inkubator, tabung durham, cawan petri, dry mixing, alumunium
foil, ayakan mesh 60.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian pembuatan bubur instan dari sorgum dilakukan dengan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan perlakuan 5 kali
dan 3 ulangan pada satu perlakuan.
Perlakuan Perbandingan Tepung Sorgum dan air
P1 1: 1 liter
P2 1: 2 liter
P3 1: 3 liter
P4 1: 4 liter
7

P5 1: 5 liter
3.4 Prosedur Kerja
Tahap pertama yang dilakukan adalah pembuatan kaldu kepala udang dengan
metode (Damuningrum, 2002), mencuci kepala udang dengan air bersih kemudian
dilakukan pemotongan rostrum dan mata udang disertai pencucian untuk
menghilangkan kotoran yang ada pada bagian dalam kepala udang, kepala udang
dibersihkan dengan dicuci dengan air mengalir kemudian ditimbang dan
dihaluskan menggunakan blender sambil ditambahkan air, selanjutnya kepala
udang yang telah halus direbus pada suhu 70°C selama 20 menit, Setelah direbus,
dilakukan penyaringan menggunakan kain saring untuk memisahkan antara filtrat
(kaldu) dan substrat (ampas),
Tahap kedua yaitu pembuatan bubur instan Bahan yang digunakan dalam
pembuatan bubur instan sorgum ini terdiri dari tepung sorgum, kaldu bubuk
kepala udang dan air. Bubur instan dibuat dengan cara, pertama dimulai dengan
penimbangan bahan-bahan, pencampuran antara tepung sorgum yang
ditambahkan bahan pengisi berupa kaldu bubuk kepala udang yang sudah
dihomogenisasi menjadi kaldu cair dengan air sesuai perlakuan, yaitu: P1 : tepung
sorgum dan kaldu kepala udang 1:1, P2 : tepung sorgum dan kaldu kepala udang
1:2, P3 : tepung sorgum dan kaldu kepala udang 1:3,P4 : tepung sorgum dan kaldu
kepala udang 1:4, P5:tepung sorgum dan kaldu kepala udang 1:5, dari 5
perlakukan tersebut yang paling banyak yang dipakai adalah 1:3 ,Selanjutnya
dilakukan pemanasan diatas api kecil sampai mendidih sambil diaduk sampai
matang. Adonan bubur diangkat dan diratakan diatas alumunium foil sampai tipis
merata. Dilakukan pengovenan selama 30 menit dengan suhu ± 150°C. Tahap
akhir setelah pengovenan, adonan kering lalu dihancurkan dengan blender sampai
halus lalu diayak dengan ayakan 60 mesh.
3.5 Prosedur Penelitian
Pengamatan yang akan diamati dari penelitian ini yaitu:
3.5.1 Uji kadar air
3.5.2 Uji kadar abu
3.5.3 Visikositas
3.5.4 Kadar selenium
3.5.5 Kesukaan ( Warna, rasa, Tekstur)
3.6 Luaran dan Indikator Capaian
Luaran dan indikator yang diharapkan pada tahapan penelitian ini yaitu:
1. Dihasilkan air kaldu dari rebusan kepala udang yang telah
dihaluskan,direbus dan disaring.
2. Dihasilkan selenium dari air kaldu rebusan kepala udang yang telah
diekstraksi.
3. Dihasilkan produk bubur instan dari proses pemanasan, pengovenan dan
pengayakan.
3.7 Analisis Data
Data penelitian ini dianalisis secara statistik dengan menggunakan Analysis of
Varians (ANOVA) dengan taraf uji 5%, kemudian dilanjutkan dengan Uji Beda
8

Nyata Jujur (BNJ) dengan taraf 5% untuk mengetahui beda nyata perlakuan.
Untuk menentukan perlakuan terbaik menggunakan metode indeks efektivitas (De
Garmo dkk.,1984).

3.8 Cara penafsiran


Cara penafsiran dapat dilakukan dengan membaca hasil uji beda nyata
perlakuan. Dari hasil uji dapat dilihat apakah masing-masing perlakuan terdapat
perbedaan atau tidak dan bagaimana pengaruh setiap perlakuan yang dilakukan
3.9 Penyimpulan Hasil Penelitian
Penyimpulan hasil penelitian dilakukan setelah semua tahap terselesaikan
sehingga hasil yang diperoleh dari pembuatan produk dapat dijelaskan secara rinci
sesuai dengan data yang diperoleh dan disimpulkan dari penentuan perlakuan
terbaik dengan menggunakan indeks efektivitas.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Peralatan yang Diperlukan 800.000
2. Bahan Habis Pakai 7.947.000
3. Perjalanan 300.000
4. Lain-lain 500.000
Jumlah 9.547.000
4.2 Jadwal Kegiatan
No. Kegiatan Bulan Person
1 2 3 4 Penanggung
jawab
1. Pengumpulan bahan riset berupa Wini Dwi Fitriani
tepung sorgum, kepala udang, dll
2. Pembuatan kaldu Udang, Bubur Nurfajarwati
instan sorgum
3. Analisis data dan penyusunan Nabila Madya
laporan penelitian Manda

DAFTAR PUSTAKA
Anandito R, Siswanti, Kusumo DT, 2016. Kajian karakteristik sensoris dan kimia
bubur instan berbasis tepung millet putih (Panicum milleceum L.) dan
tepung kacang merah (Phaseolus vulgaris L.). Jurnal Teknologi Hasil
Pertanian, Vol IX, No.1, Februari 2016.
Benstoem, C., Goetzenich, A., Kraemer, S., Borosch, S., Manzanares, W., Hardy,
G., & Stoppe, C. (2015). Selenium and its supplementation in
9

cardiovascular disease--what do we know? Nutrients, 7(5), 3094- 3118.


doi:10.3390/nu7053094
BPS. 2017. Produksi ubi kayu menurut provinsi (ton) tahun 1993-2015. Dilihat 20
Agustus 2017. <
https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/09/09%2000:00:00/880/produks
i-ubi-kayu-menurut-provinsi-ton-1993-2015.html>
Fairweather-Tait SJ et al. 2011. Selenium in Human Health and Disease.
Antioxidants & Redox Signaling. 14(7): 1337–1383. doi:
10.1089/ars.2010.3275.
Febiyanto N dkk. 2013. Peran Selenium pada Diabetes Tipe-2: Sebuah
Kontradiksi.
Fellows, P.J. 2016. Food processing Technology. Principles and Practice (4th ed.).
Woodhead Publishing Limited and CRC Press LLC, Cornwall
Gropper SS and Smith JL. 2013. AdvAnced nutrition And HumAn metAbolism
Sixth Edition, Advanced Nutrion in Human.
Gropper SS and Smith JL. 2013. AdvAnced nutrition And HumAn metAbolism
Sixth Edition, Advanced Nutrion in Human.
Hendy. 2007. Formulasi Bubur Instan Berbasis Singkong (Manihot esculeta
Crantz) Sebagai Pangan Pokok Alternatif. Skripsi. IPB. Bogor
Heryadi AL et al. 2020. Selenium species in vegetables: benefits and toxicity for
the body. Jurnal Ilmiah Farmasi. 16(2): 155–166.
Hidayat Y, Sulchan M, Panunggal B. 2018. Kadar serum selenium pada remaja
akhir usia 17-19 tahun berdasarfkan status obesitas dan stunting. Journal of
Nutirion College. 7(4): 195–202.
Kementerian Pertanian. 2017. Outlook komoditas pertanian tanaman pangan
ubi kayu. Dilihat 30 Agustus 2017. <
https://kikp.pertanian.go.id/pustaka/opac/detail-opac?id=55519>
Kielczykowska, M., Kocot, J., Pazdzior, M., & Musik, I. (2018). Selenium - a
fascinating antioxidant of protective properties. Adv Clin Exp Med,
27(2), 245-255. doi:10.17219/acem/67222
Labropoulos, K, Niesz, D, E, Danforth, S, C, Kevrekidis, P, G. 2002. Dynamic
rheology of agar gels: Theory and experiments. Part II: Gelation behavior
of agar sols and fitting of a theoretical rheological model. Carbohydrate
Polymers. 50(4):407-415
Larvie DY et al. 2019. Relationship between selenium and hematological markers
in young adults with normal weight or overweight/obesity. Antioxidants.
8(10): 1–10.
10

Luthfiyani, A., Shalihat, A., Pratiwi, R., & Mutakin. 2020. “Spesies Selenium
pada Sayuran:Manfaat dan Toksisitasnya pada Tubuh”. Jurnal Ilmiah
Farmasi. 16(2):155-166.
Mirdayani E dkk. 2019. Selenium sebagai Suplemen Terapi Kanker: Sebuah
Review. Indonesian Journal of Clinical Pharmacy. 8(4).
Mudjisihono, R. dan D.S. Damardjati. 1987. Prospek kegunaan sorgum sebagai
sumber pangan dan pakan. J. Penelitian dan Pengembangan Pertanian 6(1):
1–5.
Novita, Risqa. 2018. “Konsumsi Selenium Mencegah Penderita Toleransi
Glukosa Terganggu Menjadi Diabetes Mellitus Tipe 2”. 10(1):51-64.
Puspaningsih, V., S. Hartini, dan Y. Martono. 2013. Analisa asam lemak tidak
jenuh pada tepung sorgum termodifikasi dan aplikasinya sebagai pangan
fungsional flakes. Prosiding Seminar Nasional Sains. Fak Sains dan
Matematika UKSW, Salatiga.
Ramadhan, W. 2011. Pemanfaatan Agar-Agar Tepung Sebagai Texturizer pada
Formulasi Selai Jambu Biji Merah (Psidium Guajava L.) Lembaran dan
Pendugaan Umur Simpannya. Skripsi. IPB. Bogor
Stoffaneller, R., & Morse, N. L. (2015). A review of dietary Selenium intake and
Selenium status in Europe and the Middle East. Nutrients, 7(3), 1494-
1537. doi:10.3390/nu7031494
Suardi, Suarni, dan A. Prabowo. 2002. Teknologi sederhana prosesing sorgum
sebagai bahan pangan. hlm. 112–116. Pros. Sem. Nasional BPTP Sulawesi
Selatan.
Suarni dan H. Subagio. 2013. Prospek pengembangan jagung dan sorgum sebagai
sumber pangan fungsional. J. Penelitian dan Pengembangan Pertanian
32(3): 47–55.
Suarni, R., Patong. 2002. Tepung sorgum sebagai bahan substitusi terigu. J.
Penelitian Pertanian. 21:43-47. https://
www.academia.edu/5367529/_SUANI_DAN_PATONG_TEPUNG_SOR
GU M_SEBAGAI_BAHAN_SUBSTITUSI_TERIGU [25 September
2019]
Subagio, H. dan M. Aqil. 2014. Perakitan dan Pengembangan Varietas Unggul
Sorgum untuk Pangan, Pakan, dan Bioenergi. Balai Penelitian
Tanaman Serealia. Sulawesi Selatan. Maros.
Sugiarto. (2012). Budi Daya Udang Ed. Sinergi Pustaka Indonesia. Bandung.
Hal 1-5.
11

Tabri, F., Zubachtirodin. 2013. Budidaya tanaman sorgum. hal 175-187. Di


dalam: D.S. Sumarno, Damardjati, M. Syam, Hermanto (editor). Sorgum:
Inovasi Teknologi dan Pengembangan. IAARD Pr. Jakarta.
Temmerman, L. D., N. Waegeneers, C. Thiry, G. D. Laing , F. Tack, and A.
Ruttens.2014. Selenium content of belgian cultivated soils and its uptake
by field crops and vegetables. Science of the Total Environment: 77-82.
Yanuar. F, Toto, A dan Isnaini. (2015). Perbandingan Metode Penentuan Kadar
Protein Dalam Udang. Jurnal Berkala Ilmiah Kimia Farmasi. 4(1): 26-27.
Yuniastuti A dan Susanti R. 2013. Analisis sekuen gen glutation peroksidase
(GPx1) sebagai deteksi stres oksidatif akibat infeksi Mycobacterium
Tuberculosis. Sainteknol. 11(2): 103–112.
Yuniastuti A. 2014. Nutrisi Mikromineral dan Kesehatan. Unnes Press. Semarang.
Zubair, A. 2016. Sorgum: Tanaman Multi Manfaat. Unpad Pr. Bandung.
12

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping


Biodata Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Nurfajarwati
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan
4 NIM C1061211093
5 Tempat dan Tanggal Lahir Sungai Duri, 24 Mei 2003
6 E-mail c1061211093@student.untan.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 083815383397

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


No. Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 Webinar series 10
“Kratom: Potensi dan
Pontianak, 2 November
Cara Peserta
2022
PemanfaatannyaDengan
Aman
2 Partner Development
2021 dengan Tema
Pontianak, 24 April
“Membangun Pola Peserta
2022
Pikir Mahasiswa
Ilmu
dan Teknologi Pangan
3 Aksi Pangan dan Dies
Natalis Pontianak, 12
Panitia
Diadakan oleh November 2022
HIMIGIPA
4 Bakti Sosial
HIMIGIPA 2022 Rasau, 12 Desember
Panitia
Diadakan oleh 2021
HIMIGIPA

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima


Pihak Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1 - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM –RE
13
14

Biodata Anggota 1
15

Biodata Anggota 2
16

Biodata Dosen Pembimbing

A. Identitas Diri
1 Nama lengkap Lucky Hartanti, S.TP, MP.
2 Jenis kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Assisten Ahli
4 NIP 197503262002122002
5 NIDN 0026037503
6 Tempat dan Tanggal Jember, 26 Maret 1975
lahir
7 Email luckyhartanti.abubakar@yahoo.com
8 Nomor Telp/HP 081 25687526
9 Alamat Kantor Jl. A Yani Pontianak 78124
10 Nomor Telepon/fax 0561 740191
11 Lulusan yg telah S1 = 15 org S2 : - S3:-
dihasilkan
12 Mata Kuliah yg 1. Kimia dasar
diampu 2. Biokimia
3. Pengolahan dan Penanganan Pasca
Panen Tanaman Agronomi
4. Teknologi Hasil Pertanian
5. Pengantar Ilmu Pertanian
6. Gizi dan Pangan
7. Dasar Dasar Mikrobiologi

B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama PT Universitas Jember Universitas Jember -
Bidang Ilmu Teknologi Pengolahan Agroteknologi -
Hasil Pertanian
Tahun Masuk 1993 2008 -
Tahun Lulus 1997 2013 -
Judul Pengaruh Konsentrasi Potensi Beberapa -
Skripsi/Tesis CaCl2 dan Lama Varietas Lokal Ubi
Perendaman Terhadap Kayu Sebagai Bahan
Sifat Fisik Manisan Baku Tepung
Kering Buah Tomat Berkualitas Tinggi
(Lycopersicum pyriforme)
Nama 1. Ir. A Marzuki 1. Dr.Ir. Anang -
pembimbing M, MSIE Syamsunihar,
2. Ir. Djoko Pontjo MS
H, MP 2. Dr.rer Hort.
Ir. Ketut
Anom Wijaya,
MS

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir


No. Tahun Judul penelitian Pendanaan
17

Sumber Jumlah (Juta


Rp)
1 2014 Pengembangan Produk Gula DIKTI 50
Asal Ubi Kayu untuk
Pemenuhan Industri Pangan
2. 2014 Nasional DIPA 4
Analisis pada konsumsi
pangan masyarakat di desa
Lingga Kec. Sungai
3. 2015 DIPA 4
Ambawang Kabupaten Kubu
Raya
Evaluasi awal rasa bumbu
4. 2015 tradisonal etnis Dayak ke DIKTI 50
bahan daun sindok dari Kab.
SIntangPengembangan
Produk Gula Asal Ubi Kayu 11
5. 2015 untuk Pemenuhan Industri DIKTI
Pangan Nasional
Identifikasi Logam Merkuri
(Hg) dan Kadnium pada
Bayam dan Kangkung yang
ditanam di lahan bekas
6 2016/ penambangan emas Desa DIKTI 20
2017 Kayu Ara Kecamatan
Mandor
Potensi Kelopak Bunga
7 2016/ DIKTI 62,5
2017 rosella sebagai bahan
penggumpal tahu
Pengembangan Edible
2016/ Coating Berbasis Pati Biji DIPA 9,2
8 2017 Durian – Kitosan dengan
penambahan
2018 DIPA 38
9 Ekstrak Daun Kesum Pada
Sosis Daging Sapi Selama
Penyimpanan Beku
2019 DIPA 40
10 Karakteristik Nata berbahan
jeruk sambal
2020 DIPA 41
Kandungan Serat dan
11
Vitamin C Berbagai Nata
Dengan Berbgai Sumber
Karbon
18

Karakteristik Pacri Kaleng


Pada Beberapa Lama san
Suhu Sterilisasi

Uji Umur Simpan Pacri


Kaleng

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir


No. Tahun Judul pengabdian kepada Pendanaan
masyarakat Sumber Jumlah (Juta
Rp)
1 2014 Diversifikasi Komoditas
Pangan Lokal Talas Dipa 2
Sebagai Sumber Pangan
Alternatif di Desa Lingga
Kecamatan Ambawang
Kabupaten Kubu Raya

2. 2015 IbM kelompok Nelayan dan Dikti 50


Wanita Nelayan di Selakau
dan Pemangkat dalam
pengolahan Udang Rebon
menjadi Bubuk Terasi
Kering
3 2016 DIPA 2
Penanganan Pangan
terduga tercemar bahan non
4 2017 pangan DIPA 5

Sosialisasi Program Studi


5. 2018 di Sekolah menengah atas DIPA 5
swasta kota pontianak

6, 2019 Diversifikasi Olahan Jahe DIPA 12


bagi PKK kota Singkawang

7. 2020 Diversifikasi Olahan Mandiri 2


Jagung bagi PKK kota
8. 2020 Singkawang DIPA 9

Makanan Sehat Bebas


Formalin

Pengolahan Tepung
Berbasis Umbi Umbian di
Kota Pontianak
19

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalan Jurnal dalam 5 tahun terakhir


No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama
Jurnal
1 2013 Potensi Beberapa Varietas Vol. 6 No. 2 Agriteknologi
Lokal Ubi Kayu Sebagai Desember 2012
Bahan Baku Tepung
Berkualitas Tinggi
2 2017 Vol 3 No 2 Pro Food
Kajian Agronomis dan November 2017
Kualitas Tepung
3 2018 Berbahan Ubi Kayu Vol 16 No 1 Edukasi
Juni 2018 Jurnal
Analisis Pemanfaatn Pendidikan
Rosella Sebagai Bahan
4 2019 Penggumpal Tahu Jurnal
Pengabdi

Kelompok Nelayan dan


Wanita Nelayan di
5 2019 Selakau dan Pemangkat Vol 14 No 1 Jurnal
dalam Pengolahan Udang Desember 2019 Industri Hasil
Rebon menjadi Bubuk Perkebunan
Terasi Kering

The properties of aloe


vera powder using
cassava maltodextrin as
carrier agents.

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 tahun terakhir


No. Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Ilmiah/Seminar Tempat
1 Seminar Nasional PELATIHAN KEAMANAN Desember
Hasil Pengabdian PANGAN DAN 2020
Masyarakat 2020, PENANGANAN BAHAN Jember Jawa
PANGAN BERFORMALIN Timur
DALAM UPAYA
PEMBERDAYAAN PKK
KOTA SINGKAWANG
2 Semnas Hilirisasi Pemberdayaan Siswa SMA Juli 2019
Teknologi Patpi Muhamadiyah Pontianak Kota
Cabang Pontianak sebagai Upaya Peningkatan Pontianak
2019 Kualitas Pangan Keluarga
3 Seminar Nasioanl Penambahan Jeruk Sambal September
Patpi Sebagai Pengatur Keasaman 2019
UGM Jogja pada Pembuatan Nata De
Pina
20

4. Seminar Nasioal Ilmu Kajian Fisikokimia Nata Juli 2018


Pangan IPB Bogor Decoco dari Sumber Karbon
yang Berbeda

G. Karya Buku dalam 5 tahun terakhir


1. Biodiversitas Nabati, Indigenous dan Edible dari Bumi Uncak
Kapuas Kaliamntan Barat. 2022. ISBN 978.623.423.304.9
2. Bajakah Morfologi dan Taksonomi, Sebaran, Kandungan Kimia dan
Manfaat bagi Kesehatan. 2022. ISBN : 978.623.5986.14.2

H. Perolehan HAKI dalam 5-10 tahun terakhir


Belum ada

I. Pengalaman merumuskan kebijakan publik/rekayasa sosial lainnya


dalam 5 tahun terakhir
No Tema Rekayasa Tahun Tempat Respons
Sosial Penerapan Masyarakat
1 Pola Pemasaran Ubi 2011 Desa Rowo Sangat Baik
Kayu dari Masyarakat Tengah,
ke Pabrik Tapioka Kecamatan
berdasarkan tonase Sumberbaru,
hasil panen, bukan Kab Jember,
lagi taksiran ton/ha Jawa Timur
2 Penyusunan Standart 2014 UPT Aloe Vera Baik
Operasional Prosedur Center
Pembuatan The Lidah
Buaya

J. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir


Karya Satya 10 thn, 2018
21
22

Lampiran 2. Justifikasi Anggara Kegiatan


Jenis Perlengkapan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
1. Perlengkapan
Blender 1 buah 550.000 550.000
Ayakan mesh 60 1 set 250.000 250.000
Sub Total (total) 800.000
2. Bahan Habis Pakai
Tepung sorgum 10kg 35.000 350.000
Kepala Udang 10kg 45.000 450.000
Kertas saring 5 pcs 16.000 80.000
Alumunium foil 3 pcs 30.000 90.000
Masker 1 pcs 35.000 35.000
Sarung tangan 1 pcs 135.000 135.000
Kadar air (biasa) 9 sampel 35.000 315.000
Kadar abu 9 sampel 50.000 450.000
Vitamin C (titrasi) 1L 106.000 106.000
Pati 1 sampel 115.000 115.000
Selulosa 1 sampel 125.000 125.000
Tanin 1 sampel 100.000 100.000
Vitamin E 1 sampel 155.000 155.000
Ce 1 sampel 155.000 155.000
Fu 1 sampel 155.000 155.000
Amilosa 1 sampel 160.000 160.000
Protein mikroba 1 sampel 100.000 100.000
Keasaman 1 sampel 45.000 45.000
Yodium 1 sampel 115.000 115.000
E. coli 1 sampel 440.000 440.000
Aquades 5L 35.000 35.000
Kadar serat kasar 3 sampel 80.000 240.000
Larutan Natrium 1000L 70.000 140.000
Bakteri trichoderma reesei 500g 10.000 150.000
Bahan organik 5 sampel 100.000 100.000
Protein terlarut 5ml 125.000 625.000
NaCl 5ml 100.000 500.000
Kalium dihidrogen fosfat 500ml 221.000 221.000
Handsanitizer 3pcs 25.0000 75.000
Kouta internet 3pcs 200.000 600.000
Amoniak 3 sampel 105.000 315.000
TMA 3 sampel 100.000 300.000
Alkohol 4 botol 115.000 460.000
Acetelin 2 sampel 115.000 230.000
Kalori (Bomb Calorimeter) 1 sampel 80.000 80.000
Protein mikroba 2 sampel 100.000 200.000
23

Sub Total (Rp) 7.947.000


3. Perjalanan
Keperluan membeli bahan 3 orang 100.000 300.00
Sub Total (Rp) 300.000
4. Lain-lain
Biaya publikasi jurnal sinta 5 1 buah 500.000 500.000
Sub Total(Rp) 500.000
Total 1 +2+3+4 (Rp) 9.547.000
24

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas


No Nama Program Bidang Alokasi Uraian Tugas
Studi Ilmu Waktu
(jam/minggu)
1 Nurfajarwati Teknologi Teknologi 12 Pembuatan
Pangan Pangan jam/minggu kaldu Udang,
Bubur instan
sorgum
2 Wini Dwi Teknologi Teknologi 9 jam/minggu Pengumpulan
Fitriani Pangan Pangan bahan riset
berupa tepung
sorgum, kepala
udang, dll
3 Nabila Teknologi Teknologi 10 Analisis data
Madya Pangan Pangan jam/minggu dan penyusunan
Manda laporan
penelitian
25

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

You might also like