You are on page 1of 56

MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA

NAUTIKA KAPAL PENANGKAP IKAN FASE F KELAS XI

INFORMASI UMUM

A. IDENTITAS MODUL

Penyusun : Sapriyun,S.ST.Pi
NIP : 19860907 202321 1 016
Instansi : SMK Negeri 2 Ketapang
Tahun Penyusunan : Tahun 2023
Mata Pelajaran : Nautika Kapal Penangkap Ikan
Fase F, Kelas / Semester : XI / I (Ganjil)
Elemen : Bahan dan Alat Tangkap
Alokasi Waktu 8 JP x 1 Pertemuan (1 x 45 menit)

B. KOMPETENSI AWAL

Capaian Pembelajaran Fase F


Setelah menyelesaikan mata pelajaran Nautika Kapal Penangkap Ikan peserta didik
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap pada bidang Pelayaran Kapal
Penangkap Ikan sesuai standar kerja dan memperoleh sertifikat keahlian Certificate of
Competency (COC) Ahli Nautika Kapal Penangkap Ikan Tingkat II (ANKAPIN II)
dan Sertifikat Keterampilan Certificate of Proficiency (COP) sesuai International
Maritime Organization (IMO) STCW-F 1995 dan sertifikat dari Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (BNSP), sehingga siap memasuki dunia kerja baik sebagai tenaga
kerja yang produktif maupun mengembangkan dirinya untuk menciptakan lapangan
kerja bagi dirinya sendiri dan orang lain
Fase F berdasarkan elemen.

Elemen Capaian Pembelajaran

Bahan dan Alat Pada akhir fase F peserta didik mampu menentukan jenis
Tangkap dan sifat bahan, penomoran benang, menghitung hanging
rate, shortening, daya apung, dan daya tenggelam.
Peserta didik juga dapat membuat, mengoperasikan,
merawat, dan memperbaiki alat penangkap ikan yang
terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing

C. PROFIL PELAJAR PANCASILA

 Berpikir Kritis Ketika menentukan daerah asal dan daerah hasil fungsi, kemudian
memastika kebenaran hasilnya.
 Kreatif dalam memodelkan permasalahan nyata kedalam fungsi komposisi dan fungsi
invers kemudian menentukan penyelesaiannya.

D. SARANA DAN PRASARANA

1. Vidio Pembelajaran.
2. Slide Powerpoint.
3. LCD Proyektor.

E. TARGET PESERTA DIDIK

 Peserta didik reguler/tipikal

F. MODEL PEMBELAJARAN

 Model pembelajaran tatap muka, pembelajaran jarak jauh luar jaringan (PJJ
Luring), dan discovery learning.

KOMPONEN INTI

A. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran :
1. Memahami jenis dan sifat bahan, penomoran benang, menghitung hanging rate,
shortening, daya apung, dan daya tenggelam. Peserta didik juga dapat membuat,
mengoperasikan, merawat, dan memperbaiki alat penangkap ikan yang terbuat dari
bahan jaring, tali, dan pancing
2. Menganalisis jenis dan sifat bahan, penomoran benang, menghitung hanging rate,
shortening, daya apung, dan daya tenggelam. Peserta didik juga dapat membuat,
mengoperasikan, merawat, dan memperbaiki alat penangkap ikan yang terbuat dari
bahan jaring, tali, dan pancing
3. Menjelaskan jenis dan sifat bahan, penomoran benang, menghitung hanging rate,
shortening, daya apung, dan daya tenggelam. Peserta didik juga dapat membuat,
mengoperasikan, merawat, dan memperbaiki alat penangkap ikan yang terbuat dari
bahan jaring, tali, dan pancing

B. PEMAHAMAN BERMAKNA

 Siswa melakukan beberapa eksplorasi tentang jenis dan sifat bahan, penomoran
benang, menghitung hanging rate, shortening, daya apung, dan daya tenggelam.
Peserta didik juga dapat membuat, mengoperasikan, merawat, dan memperbaiki alat
penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing dengan konteks
kehidupan sehari-hari.

C. PERTANYAAN PEMANTIK

 Bagaimana menerapkan jenis dan sifat bahan, penomoran benang, menghitung


hanging rate, shortening, daya apung, dan daya tenggelam. Peserta didik juga
dapat membuat, mengoperasikan, merawat, dan memperbaiki alat penangkap ikan
yang terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing untuk memodelkan suatu keadaan
atau masalah?

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan Ke-1

Kegiatan Pendahuluan (10 menit)


 Guru mengucapkan salam pembuka, mengecek kehadiran peserta didik, berdoa
untuk memulai pembelajaran.
 Guru menanyakan kabar kepada peserta didik.
 Guru mengajukan pertanyaan- pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan capai.
 Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
pembelajaran.

Kegiatan Inti (70 menit)


 Orientasi peserta didik kepada masalah
 Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang maksimal
terdiri 3 orang atau 4 orang menyesuaikan jumlah siswa.
 Peserta didik diminta untuk mengamati lembar kerja, pemberikan contoh-
contoh materi/soal untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media
interaktif, dst yang berhubungan dengan jenis dan sifat bahan, penomoran
benang, menghitung hanging rate, shortening, daya apung, dan daya
tenggelam. Peserta didik juga dapat membuat, mengoperasikan, merawat,
dan memperbaiki alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, tali,
dan pancing.

 Mengorganisasikan peserta didik


 Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin pertanyaan untuk berkaitan dengan jenis dan sifat bahan,
penomoran benang, menghitung hanging rate, shortening, daya apung, dan
daya tenggelam. Peserta didik juga dapat membuat, mengoperasikan,
merawat, dan memperbaiki alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan
jaring, tali, dan pancing yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar.

 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok


 Peserta didik mengumpukan informasi yang relevan untuk menjawab
pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan.
Diskusikan jenis dan sifat bahan, penomoran benang, menghitung hanging
rate, shortening, daya apung, dan daya tenggelam. Peserta didik juga dapat
membuat, mengoperasikan, merawat, dan memperbaiki alat penangkap ikan
yang terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing dengan meminta siswa
memahami penjelasan dalam buku siswa.
 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
 Peserta didik menyampakan hasil diskusi berupa kesimpulan berdasarkan
hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk memgembankan
sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengumgkapkan
pendapat dengan sopan.
 Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal
tentang jenis dan sifat bahan, penomoran benang, menghitung hanging rate,
shortening, daya apung, dan daya tenggelam. Peserta didik juga dapat
membuat, mengoperasikan, merawat, dan memperbaiki alat penangkap ikan
yang terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing
 Menganalisa dan mengevaluasikan proses pemecahan masalah
 Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi dari guru terkait
pembelajaran tentang jenis dan sifat bahan, penomoran benang, menghitung
hanging rate, shortening, daya apung, dan daya tenggelam. Peserta didik juga
dapat membuat, mengoperasikan, merawat, dan memperbaiki alat penangkap
ikan yang terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing

Kegiatan Penutup (10 menit)


 Guru dan peserta didik membuat simpulan bersama-sama terhapad kegiatan
pembelajaran yang sudah dilakukan.
 Guru dan peserta didik melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini.
 Guru mengingatkan topik pembelajaran berikutnya.
 Guru dan peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan doa.

E. REFLEKSI

Refleksi Guru
1. Apakah peserta didik dapat memahami materi jenis dan sifat bahan, penomoran
benang, menghitung hanging rate, shortening, daya apung, dan daya tenggelam.
Peserta didik juga dapat membuat, mengoperasikan, merawat, dan memperbaiki
alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing dengan
baik?
2. Kesulitan apa yang dialami oleh peserta didik dalam memahami materi jenis dan
sifat bahan, penomoran benang, menghitung hanging rate, shortening, daya
apung, dan daya tenggelam. Peserta didik juga dapat membuat, mengoperasikan,
merawat, dan memperbaiki alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring,
tali, dan pancing ?
3. Bagaimana cara menyelesaikan kesulitan peserta didik dalam memahami jenis
dan sifat bahan, penomoran benang, menghitung hanging rate, shortening, daya
apung, dan daya tenggelam. Peserta didik juga dapat membuat, mengoperasikan,
merawat, dan memperbaiki alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring,
tali, dan pancing ?
Refleksi Peserta Didik
1. Apakah saya dapat memahami jenis dan sifat bahan, penomoran benang,
menghitung hanging rate, shortening, daya apung, dan daya tenggelam. Peserta
didik juga dapat membuat, mengoperasikan, merawat, dan memperbaiki alat
penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing ?
2. Apakah saya dapat menganalisis jenis dan sifat bahan, penomoran benang,
menghitung hanging rate, shortening, daya apung, dan daya tenggelam. Peserta
didik juga dapat membuat, mengoperasikan, merawat, dan memperbaiki alat
penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing?
3. Bagaimana saya menjelaskan jenis dan sifat bahan, penomoran benang,
menghitung hanging rate, shortening, daya apung, dan daya tenggelam. Peserta
didik juga dapat membuat, mengoperasikan, merawat, dan memperbaiki alat
penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing untuk membuat
permodelan masalah sehari-hari dan menyelesaikannya?

F. ASESMEN / PENILAIAN

Penilaian
1. Penilaian Nautika Kapal Penangkap Ikan (Presentasi Hasil Belajar)
Aspek Penilaian

Nama Gesture Jumlah


No Nilai Predikat
Siswa Sitematika dan Skor
Komunikasi Wawasan Keberanian Antusias
penyampaian Penampil
an

1.

2.

3.

dst

Keterangan Skor :
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang

Kriteria Nilai

Nilai Konversi
Keterangan
Nilai Predikat

91 – 100 A Sangat Baik

71 – 90 B Baik

61 - 70 C Cukup

¿ 60 D Kurang
2. Penilaian Portofolio Hasil Lembar Peserta Didik

Capaian
No Kompetensi Skor Keterangan
Pembelajaran

1. Pendalaman Materi Akurat

2. Sintesis Tepat

3. Penyimpulan Sesuai

Jumlah Skor

Nilai

3. Penilaian Tes Tertulis Pada Akhir Pembelajaran

Jenis Tes No Tanggal Topik Nilai Paraf Guru Ket

Formatif 1

Sumatif 1

G. KEGIATAN PENGAYAAN DAN REMEDIAL

Kegiatan Pengayaan
 Bagi siswa dengan kecepatan belajar tinggi (advanced), minta mereka membuat
pertanyaan-pertanyaan tambahan untuk dijawab baik sendiri maupun dari teman
dengan kecepatan belajar tinggi.
Minta mereka juga mencatat jika ada pertanyaan yang tidak dapat
mereka jawab dengan informasi yang ada.

Kegiatan Remedial
 Bagi siswa yang mengalami kesulitan memahami jenis dan sifat bahan,
penomoran benang, menghitung hanging rate, shortening, daya apung, dan daya
tenggelam. Peserta didik juga dapat membuat, mengoperasikan, merawat, dan
memperbaiki alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing
berikan vidio dahulu.
 Bagi siswa yang mengalami kesulitan menganalisis jenis dan sifat bahan,
penomoran benang, menghitung hanging rate, shortening, daya apung, dan daya
tenggelam. Peserta didik juga dapat membuat, mengoperasikan, merawat, dan
memperbaiki alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing
perlu lebih banyak latihan.
 Bagi siswa yang mengalami kesulitan menjelaskan jenis dan sifat bahan,
penomoran benang, menghitung hanging rate, shortening, daya apung, dan daya
tenggelam. Peserta didik juga dapat membuat, mengoperasikan, merawat, dan
memperbaiki alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing
perlu lebih banyak kegiatan observasi.

LAMPIRAN

A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Nama : ………………..
Kelas : ………………..
Petunjuk : Kerjakan soal berikut ini dengan baik dan benar
1.

B. BAHAN BACAAN GURU & PESERTA DIDIK

 Guru dan peserta didik mencari berbagai informasi tentang jenis dan sifat bahan,
penomoran benang, menghitung hanging rate, shortening, daya apung, dan daya
tenggelam. Peserta didik juga dapat membuat, mengoperasikan, merawat, dan
memperbaiki alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, tali, dan pancing
di media atau website resmi dibawah nauangan kementerian pendidikan,
kebudayaan, riset dan teknologi.
 Buku Panduan Guru dan Siswa Nautika Kapal Penangkap Ikan untuk SMK XI :
Penerbit, Pusat Perbukuan,Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
BAHAN DAN ALAT
TANGKAP PENANGKAP
IKAN

BA
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
BI

TUJUAN PEMBELAJARAN
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai pembelajaran materi Bahan dan Alat


Tangkap, melalui proses berdiskusi dan menggali informasi, peserta
didik diharapkan mampu mengidentifikasi berbagai bahan alat
tangkap dengan benar, mampu mengidentifikasi berbagai macam alat
tangkap dengan benar mampu menunjukkan berbagai bahan alat
tangkap dengan benar, dan mampu menunjukkan berbagai macam alat
PETA KONSEP

TUJUAN PEMBELAJARAN

KATA KUNCI

Serat alami Serat buatan/sintetis Serat Tumbuhan


Serat hewan Serat mineral Polimer alami
Alat tangkap Polimer buatan/sintetis
Gambar 1.1 Sumberdaya alam melimpah sebagai
bahan alat tangkap ikan Sumber :
Dokumen pribadi

Kekayaan alam yang terdapat dalam bumi ini, sangat melimpah dan
diperuntukkan sepenuhnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan manusia.
Kemampuan manusia yang lebih unggul dan mulia dibanding makhluk lain ciptaan
Tuhan Yang Maha Kuasa, dapat mengeksplorasi segala sumberdaya yang ada
di bumi ini. Sumberdaya dari alam berupa tumbuhan, hewan dan mineral-
mineral yang terkandung di perut bumi dimanfaatkan sepenuhnya untuk
manusia untuk segala keutuhannya.
Salah satu kebutuhan manusia adalah pemenuhan kebutuhan pangan.
Sumberdaya hayati yang dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah ikan dan
seluruh isinya yang ada dalam perairan, baik perairan tawar, payau maupun
lautan. Untuk mengeksplorasi semua sumberdaya tersebut, dibutuhkan
peralatan yang spesifik agar didapatkan hasil optimal dan peralatan
tersebut dinamakan alat penangkap ikan. Untuk membuat alat tersebut
dibutuhkan bahan-bahan yang spesifik agar dapat berfungsi dengan baik.
Bahan-bahan yang ada secara alami dan buatan untuk mengkonstruksi
alat- alat penangkap ikan, secara spesifik akan dijelaskan dalam bab ini,
beserta dengan berbagai jenis alat penangkap ikan yang ada di Indonesia.

A. Bahan Alat Penangkap Ikan


Pada dasarnya ada dua pengertian yang tercakup dalam kalimat “Bahan
dan Alat Penangkap Ikan” yaitu bahan-bahan yang dipergunakan untuk
pembuatan alat-alat penangkap ikan (fishing gear material) dan alat-
alat tangkap untuk penangkapan ikan (fishing gear). Dari pernyataan
tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut :
Bahan Alat Penangkap Ikan atau dikenal dengan Fishing Gear Material adalah berbagai
macam bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembuatan dan proses
pembentukan alat menangkap ikan menjadi satu kegiatan yang utuh. Alat Penangkap Ikan
atau Fishing Gear adalah alat yang digunakan untuk menangkap ikan mulai dari alatnya,
kapalnya dan alat-alat bantu yang digunakan di atas kapal.
Kedua definisi dapat disimpulkan bahwa bahan dan alat penangkap ikan
merupakan segala macam bahan dan alat yang digunakan dalam proses
menangkap ikan di perairan. Bahan alat penangkap ikan ini merupakan salah
satu faktor penting yang memengaruhi keberhasilan usaha penangkapan
ikan. Selain faktor konstruksi alat tangkap ini cocok dengan
keterampilan sumberdaya manusia dalam mengoperasikan alat tangkap
tersebut.
Secara umum bahan alat penangkap ikan dikelompokkan menjadi dua (2)
antara lain :
1. Bahan Teksil
2. Bahan Nontekstil
Kedua bahan tersebut dalam proses pembuatan alat tangkap ikan selalu
dioperasikan secara bersama-sama, hanya saja besar kecil perbandingan
penggunaan bahannya tergantung jenis alat tangkap yang akan dibuat.
Sebagai contoh perbandingan bahan yang dipakai pada alat tangkap purse
seine, trawl dan lain-lain, pemakaian bahan tekstil lebih banyak dibanding
nontekstil. Sebaliknya pada alat tangkap bubu pemakaikan bahan nontekstil
lebih banyak dibanding dengan bahan tekstil.
1. Bahan Tekstil
Apabila ditinjau dari asal serat-serat tekstil maka bahan tekstil
dibagi menjadi dua (2) yaitu :
a. Bahan tekstil dari serat alam
b. Bahan tekstil dari serat buatan (sintetis)
Akhir-akhir ini penggunaan serat alami sudah tergeser oleh penggunaan
serat buatan/sintetis. Hal ini terjadi karena mempertimbangkan segi
daya tahan dan efisiensi dalam proses penangkapan ikan serta dalam
perawatan alat tangkap.
a. Bahan tekstil dari serat dari alam
Berdasarkan asalnya serat alam dikelompokkan menjadi tiga (3) yaitu:
1) Serat alam dari tumbuh-tumbuhan atau tanaman
Berdasarkan bagian-bagian dari tumbuh-tumbuhan atau tanaman
yang menghasilkan serat, maka dikelompokkan lagi menjadi 4,
yaitu serat biji, serat kulit batang, serat daun, dan serat buah.
a) Serat-serat biji : seperti kapas / cotton, kapuk

Gambar 1.2 Serat biji kapas dan serat biji kapuk


Sumber : http://walpaperhd99.blogspot.com/2017/06/jenis-bahan-serat-dan-karakteristik. html diakses
tanggal 22 Oktober 2019 Pukul 16:30

(1) Serat biji kapas atau cotton fibre merupakan serat dari biji tanaman kapas
(Gossypium sp). Negara penghasil kapas adalah Amerika Serikat, Mesir,
Tiongkok, Brazil, dan Jepang. Di Indonesia sebagian besar serat biji kapas
masih harus impor, yang selanjutnya diproses untuk dipintal menjadi
benang yang disebut benang lawe. Benang lawe dipintal lagi menjadi
benang dan tali temali sebagai bahan pembuatan jaring untuk alat
tangkap cantrang, jala (Soemarto, 1983).
(2) Serat biji kapuk berasal dari biji tanaman randu (Ceiba pentandra), serat ini
memiliki sifat yang baik sebagai bahan penyekat (bahan isolasi), daya
apung yang besar dan tidak menghisap air. Sifat yang unggul ini sering
digunakan sebagai bahan pelampung dan isolasi pada palkah ikan di
kapal. Tanaman randu ini banyak tumbuh di daerah tropis seperti
Vietnam, Amerika, dan termasuk Indonesia.
Serat kapas lebih baik untuk dipintal menjadi benang
dibanding dengan serat kapuk, karena serat kapuk lebih licin
dibanding serat kapas.
b) Serat kulit batang seperti: tanaman rami, hennep, yute, roselia, ijuk, bambu,
abaca (pisang)

(1) Rami atau haramay (bahasa sunda) diperoleh dari kulit batang
tanaman rami (Boehmeria nivca). Negara yang banyak menghasilkan
rami adalah Tiongkok, Mesir, India, Amerika, bahkan di Indonesia juga
dapat tumbuh. Rami lebih tahan terhadap air laut dan sinar matahari,
sehingga sebelum banyak bahan sintetis, bahan ini dahulu dipakai untuk
alat tangkap jaring antara lain : jaring klitik, jaring kambang dan jala eder.

Gambar 1.3 Serat rami kering dan tanaman rami


Sumber: http://myblogpkk.blogspot.com/2016/04/serat-batang-dan-daun.html diakses 22 Oktober
2019 Pukul 16.33

(2) Hennep diperoleh dari kulit batang tanaman Cannabis sativa dengan
cara melakukan pembusukan batang, tanaman ini banyak dari negara
Rusia, Eropa dan Asia. Tanaman ini panjangnya sekitar 1,5 meter, lebih
dikenal dengan tanaman “Ganja” yang menghasilkan cairan yang
dilarang bernama “marijuana”. Serat hennep ini hanya digunakan
untuk tali temali terutama tali tambang untuk kapal, namun sekarang
banyak tergeser penggunaannya oleh serat manila.

Gambar 1.4 Serat Hennep


Sumber: https://imamhamdani21.blogspot.com/2014/06/serat-benang-dan-kain.html diakses
tanggal 22 Oktober 2019 pukul 16.42

(3) Serat Yute berasal dari tanaman yute ( Corchorus capsularis) yang banyak
ditanam di negara India, Tiongkok, Indonesia terutama di Sumatera dan
Jawa Tengah. Tanaman ini panjangnya 3-4 meter, seratnya didapatkan
dengan cara proses pembusukan. Kebanyakan serat ini diapaki untuk
pembungkus dan bahan karung, karena sifatnya kurang tahan gesekan
dan air laut.

Gambar 1.5 Tanaman Jute Corchorus capsularis


Sumber : http://weavingandsilk.blogspot.com/2015/08/jute-fiber-atau-serat-jute.html
diakses tanggal 22 Oktober 2019 pukul 16.45

Gambar 1.6 Serat Tanaman Jute


Sumber: https://www.berbagaireviews.com/2017/03/serat-bahan-pakaian tekstilserat-bahan.html diakses tanggal 22
Oktober 2019 pukul 16.50

(4) Serat Rosella berasal dari pembusukan kulit batang tanaman rosella.
Tanaman ini banyak ditanam di Jawa Tengah dan Sumatera sebagai bahan
karung yang diperuntukkan membungkus alat- alat perikanan. Kegunaan
lain serat ini untuk mengisi sela- sela papan pada dinding perahu dan
kapal ikan. Serat rosella panjangnya mencapai 3 meter.

Gambar 1.7 Tanaman Rosella


Sumber : https://www.aryanto.id/artikel/id/206/4-manfaat-bunga-
rosella-merah- untuk-kesehatan

Gambar 1.8 Serat Rosella


Sumber: https://imamhamdani21.blogspot.com/2014/06/serat-
benang-dan-kain.html diakses tanggal 22 Oktober
2019 pukul 18.42

(5) Serat ijuk berasal kulit batang dari tanaman enau / aren ( Arenga pinatta )
cara mendapatkan serat ijuk ini dengan jalan melepaskan serabut dari
batangnya kemudian serabutnya disisir untuk memisahkan yang kurang
baik hasilnya. Panjang serat ini
±1 meter, memiliki sifat tahan pengaruh sinar matahari dan
air serta tahan dari pengaruh cuaca, tidak dapat busuk /
lapuk. Serat ijuk ini sering dipakai untuk mengikat tali bubu,
untuk tali ris alat tangkap dogol dan krakad.
Gambar 1.9 Serat Ijuk yang sudah disisir
Sumber : http://produkijuk.blogspot.com/2015/03/ijuk-kualitas-eksport. html

Gambar 1.1Tanaman aren penghasil serat ijuk (tAnda panah)


Sumber : https://steemit.com/esteem/@iwansunarya/bulu-ijuk-pada-
tumbuhan-nira-yang-banyak-kegunaannya-bec9ff0979d3d
(6) Serat Bambu berasal dari tanaman bambu/pring (bahasa jawa) dengan
nama latin Bambusa vulgaris Schardex JC Wendl. Tanaman ini banyak
tumbuh di Tiongkok dan Indonesia. Panjangnya bisa mencapai 6-15 meter
tergantung jenisnya. Serat bambu dalam penangkapan ikan
dipergunakan sebagai alat tangkap bubu, joran pancing, dan kerangka
bangunan bagan.

Gambar 1.11 Tanaman Bambu (kiri) dan Alat Penangkap Ikan “Bubu” (kanan) Sumber : (Kiri)
https://www.netralnews.com/news/singkapsejarah/read/80552/dari-mana-asal- usul-bambu (diakses
tanggal 22 Oktober 2019 jam 18.50) https://www.mangyono.
com/2016/07/bubu-ikan-dari-anyaman-bambu.html diakses tanggal 22 Oktober 2019
pukul 18.54

(7) Serat Abaca berasal dari tanaman pisang yang termasuk dari famili
Musaceae yang tumbuh bebas di Pulau Mindanao,

Philipina dan Pulau Sangihe, Indonesia. Serat ini kuat dan


tahan terhadap air, dimanfaatkan untuk industri tali temali
kapal laut. Selain itu digunakan pula sebagai bahan baku
pulp kertas yaitu bahan uang kertas, kertas dokumen,
kantong teh dan lain lain.

Gambar 1.12 Tanaman Pisang Abaca (atas) dan Serat yang dihasilkan (bawah)
Sumber: http://www.jurnalasia.com/bisnis/abaka-pisang-penghasil-serat/

c) Serat Daun adalah serat yang berasal dari bagian daun tanaman dan tanaman
yang dapat diambil serat daunnya antara lain : serat manila hennep, serat
sisal/agave dan serat agel/ jenis palem.
d) Serat Buah adalah bagian yang diambil dari kulit buah kelapa
Gambar. 1.13 Kulit buah kelapa (kiri) dan serat buah kelapa (kanan) Sumber:
https://tokomesinkelapa.com/manfaat-sabut-kelapa/

2) Serat yang didapatkan dari Binatang/Hewan


Serat alam yang berasal dari binatang ini dipergunakan sebagai
bahan alat penangkap ikan dan termasuk dalam golongan tekstil,
yaitu : serat sutera dan serat wool.
a) Serat Sutera : serat ini diperoleh dari kepompong ulat yang disebut ulat sutera
( Bombuxmori sp.). Satu kepompong panjangnya bisa mencapai 4000 meter,
bagian luar seratnya agak kasar dan semakin ke dalam semakin halus sehingga
panjangnya hanya 600 meter. Ulat sutera dipelihara diberi makan daun
murbei. Sebelum serat sintetis ada serat sutera banyak dirajut sebagai bahan
jaring gillnet.

Gambar 1.14 Ulat sutera dan kepompong serat sutera Sumber:


http://skematis.blogspot.com/2012/04/serat-sutera.html

b) Serat Wool : serat ini diambil dari bulu domba atau biri-biri. Hewan ini banyak
dipelihara di daerah yang memiliki tipe 2 musim yaitu musim panas dan
musim dingin. Pada saat musim dingin bulu biri-biri menjadi tebal tetapi di
musim panas bulunya dicukur. Bulu yang telah dicukur dibersihkan dan
bulu yang halus dipintal menjadi benang kemudian untuk ditenun menjadi
kain. Dalam dunia perikanan serat wool ini jarang digunakan tetapi kadang-
kadang dibuat untuk umpan tiruan bagi pancing.

Gambar 1.15 Serat wool dari hewan biri-biru Sumber:


https://fitinline.com/article/read/kain-wool/
3) Serat dari mineral
Serat dari mineral terbentuk secara alami baik sebagai serat
maupun modifikasi dari mineral (Ardidja,2010). Serat mineral
dapat diklasifikasikan menjadi :
a) Serat Asbestos : serat mineral yang terbentuk hanya secara alami. Jenisnya
adalah Serpentine (chrysolite), Amphiboles (amosite, crocodolite, tremolite,
actinolite, dan anthophyllite).

Gambar 1.16 Serat Asbestos


Sumber: https://www.lalaukan.com/2015/04/bahan-alat-penangkap-ikan-dari-serat_27.html

b) Serat keramik (Ceramic fibres) : Glass Fibres (Glass Wool dan Quartz), Aluminium
Oxide, Silicon Carbide dan Boron Carbide

Gambar 1.17 Serat Glass wool


Sumber: https://www.nuclear-power.net/nuclear-engineering/heat-transfer/heat-
losses/insulation-materials/glass-wool/

c) Serat metal (metal fibers) : Aluminium fibres

b. Bahan tekstil dari serat buatan/sintetis


Serat-serat buatan/ sintetis merupakan serat tiruan yang
diperoleh dari hasil persenyawaan kimia yang dibuat oleh manusia
sehingga serat ini dikenal juga dengan “man made fibres”. Serat ini
dihasilkan dari proses di pabrik jadi serat sintetis adalah serat
produk industri. Serat sintetis sebenarnya adalah suatu polimer
dan polimer ada dua (2) macam yaitu : polimer alam ( natural
polymer) dan polimer sintetis (syntetic polymer).
Polimer alam berasal dari bahan-bahan selulosa atau protein yaitu
jenis putih telur dari tanaman atau binatang. Polimer yang bahannya
dari selulosa berasal dari kayu atau bambu misalnya viscose, rayon
dan acetate.
Sedangkan yang berasal dari protein tumbuh-tumbuhan antara lain :
alginate (rumput laut), vicara, ardil, silkool dan azlon. Polimer yang
berasal dari protein hewani antara lain : Lanital, Fibrolan, Casenka,
Caslen, Merinova, dan Wipolan. Serat-serat polimer hampir tidak
pernah digunakan dalam pembuatan alat tangkap ikan karena bahan ini
mudah lapuk atau busuk terutama dalam keadaan basah dan ini
merupakan kekurangan sama juga seperti kekurangan serat-serat
alam lainya.
Polimer Sintetis adalah hasil proses polimerisasi yang bahan
dasarnya batu bara, minyak bumi dan lain-lain. Disebut polimer
sintetis karena polimer-polimernya belum pernah terwujud sebelum
melalui proses kimia. Polimer sintetis banyak digunakan dalam proses
pembuatan alat penangkap ikan sebagai pengganti serat-serat alam
karena beberapa hal lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan
serat alam atau serat kimia dari polimer alam terutama daya tahan
terhadap pembusukan/pelapukan, kekenyalan, dan daya lentur.
Polimer sintetis yang telah dikenal dan digunakan sebagai bahan
alat penangkap ikan seperti tertera pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.1 produk-produk dari serat buatan/ sintetis
No. Nama Polimer Produk

Nylon, Grilon, Kapron, Lilion, Delpion, Stilon,


1. Polyamide/ PA Nailon, Perlon, Relon, Silon, Enkalon, Amilan,
dan Caprolan
Terylene, Terital, TerlenkaLanon, Tetron
2. Polyester/ PES Dacron, Tergal, dan Diolen
Woolon, Kuralon, Kanebian, Vinylon,
3. Polyvinyl Alcohol/ PVA Cremona, dan Synthofil
Polyvinylidene chloride/ PVD
4. Saran, Harlon, Verel, Vinylon, Dynel
Teviron, Envilon, Peu, PeCe, Rhopyl,
5. Polyvinyl chloride/ PVC
Thermovyl, Vinyon
Polythene, Dellex, Hi-Zex, Kannelight,
6. Polyethylene/ PE
Etylone,Courlene, Reeven, Teflon
7. Polypropylene/ PP Danaflex, Meraklon, Ulstron
Campuran :
Kyokurin
a. Polyamide dan
Polyvinylidene
chloride Tevi-Ny
8.
b. Polyamide dan
Polyvinyl chloride
Polytex
c. Polyethylene dan
Poly vinyl chloride
9. Polyuretane Perlon-U , Fibre 32

Sumber: (Supandi, 1983)


Bahan-bahan di atas akan saling bergabung antara satu dengan
beberapa bahan lain untuk dibentuk dalam satu rangkaian alat
penangkap ikan. Bahan yang digunakan dan sangat cocok untuk
pembuatan alat penangkap ikan antara lain :
1) Polyethylene, Polyamide, Manila Hennep : Trawl
2) Polyamide, polyester, polypropylene, cotton, silk : Gillnet
3) Polyvinyl alcohol, Polyamide, Cotton : Longline
4) Copolymen, Polyamide, Manila, Cotton: Trap net
2. Bahan Non Tekstil
Bahan non tekstil ini dipergunakan sebgai bahan pelengkap dari suatu
alat penangkapan ikan seperti pelampung, pemberat, jangkar,dan lain-
lain. Bahan non tekstil terbagi menjadi dua bagian yaitu logam (besi,
kuningn dan timah) dan non logam.
Sebagai perbandingan tabel di bawah ini menunjukkan perbedaan
secara umum, perbedaan sifat-sifat antara bahan sintetis dan bahan
dari serat alam :
Tabel 1.2 Perbedaan serat alami dan serat buatan/ sintetis

No. Serat-serat alam Serat-serat sintetis

1. sudah mengalami pembusukan tidak mudah membusuk


kebanyakan terdiri dari
2. susunannya staple fibres
continuous filament fibres
beberapa ada yang dipengaruhi
tidak terpengaruh oleh sinar oleh sinar ultra violet
3.
ultra violet / uv

4. tidak seberapa kuat kebanyakan kuat

sedikit menyerap air /sama


5. mudah menyerap air
sekali tidak
mudah mencair pada
6. tidak mudah mencair
temperatur tertentu

Sumber : Ardidja (2010)

Sifat bahan yang umum menjadi perhatian dalam pembuatan alat


penangkap ikan, antara lain :
a. Memiliki Berat jenis yang sesuai dengan alat tangkap

b. Daya tahan terhadap tarikan (sebelum dan sesudah dibentuk simpul)


c. Kecepatan tenggelam alat tangkap
d. Daya tahan terhadap gesekan
e. Elastisitas/kekenyalan
f. Daya tahan terhadap pembusukan (pengaruh air laut dan sinar matahari)
g. Daya tahan terhadap pengaruh air laut (tidak mudah berkarat/ lapuk)

B. Alat Tangkap Penangkap Ikan


Alat penangkap ikan adalah alat-alat yang digunakan dalam
penangkapan ikan. Jika dilihat dalam satu alat tangkap ikan terdapat
beberapa konstruksi yang terbuat dari beberapa bahan seperti alat
tangkap jenis pukat, terdapat jaring/ webbing/ netting, tali temali dan
komponen lain.
Pengelompokan beberapa alat penangkap ikan yang berkembang di
Indonesia, telah diklasifikasikan menurut Standar Nasional Indonesia.
Klasifikasi Alat Penangkap Ikan (KAPI) yang disusun oleh BBPPI Semarang
pada tahun 2007 mengacu pada penggolongan ISSCFG, FAO.

Alat penangkap ikan berdasarkan Prinsip Penangkapan, Bentuk Alat dan


Cara Pengoperasiannya dikelompokkan menjadi 12 bagian yaitu :
1. Jaring Lingkar (JL) terdiri dari :
a. Jaring lingkar bertali kerut /pukat cincin/JLPC : Pukat cincin satu kapal dan dua kapal
b. Jaring lingkar tanpa tali kerut/JLLA/dikenal dengan Lampara
2. Pukat Tarik (PT) terdiri dari :
a. Pukat Tarik Pantai (PTP)
b. Pukat Tarik berKapal/ PTK : Payang/ PTK-Py, Cantrang/ PTK-Cn, Dogol/ PTK- Dg,
Lampara Dasar (PTK-Ld)
c. Pukat Tarik Lainnya
3. Pukat Hela (PH) terdiri dari :
a. Pukat Hela Pertengahan (PHP): Pukat Hela Pertengahan Dua Kapal (PHP-2K), Pukat Hela
Pertengahan Berpapan (PHP-Pp), dan Pukat Hela Pertengahan Lainnya (PHP-L)
b. Pukat Hela Dasar (PHD) : Hela Dasar Berpapan (PHD-Pp), Pukat Hela Dasar Berpalang
(PHD-Pl), Pukat Pukat Hela Dasar Dua Kapal (PHD-2K), Pukat Hela Dasar Lainnya (PHD-L)

c. Pukat Hela Lainnya (PHL)


4. Pukat Dorong (PD) terdiri dari :
a. Pukat Dorong Tidak Berkapal (PDTK)
b. Pukat Dorong Berkapal (PDK) : Pukat Dorong Berkapal Dua Jaring (PDK-2J) dan Pukat
Dorong Berkapal Satu Jaring (PDK-1J)

c. Pukat Dorong Lainnya (PDL)


5. Penggaruk (PG) terdiri dari :
a. Penggaruk Tanpa Kapal (PGTK)
b. Penggaruk Berkapal (PGK)
1. Jaring Angkat (JA) terdiri dari :
c. Jaring Angkat Menetap (JAM) : Anco Tanpa Kapal (JAM-A) dan Bagan Tancap (JAM-BT)
d. Jaring angkat Tidak Menetap : Bagan Rakit (JATM-BR), Bagan Perahu (JATM- BP), Anco
Berkapal / Bouke Ami (JATM-BA)
e. Jaring Angkat lainnya (JAL)
2. Alat yang Dijatuhkan/ Ditebar (AJT) terdiri dari :
f. Jala Tebar (AJTT)
g. Jala Jatuh (AJTJ) : Jala Jatuh Tanpa Kapal (AJTJ-TK), Jala Jatuh Berkapal/ Cast Net (AJTJ-K)
h. Alat Jatuh Lainnya (AJTL)
3. Jaring Insang (JI) terdiri dari :
i. Jaring insang hanyut (JIH)
j. Jaring insang tetap (JIT)
k. Jaring insang lingkar (JILR)
l. Jaring insang berlapis (JIBL)
m. Jaring insang lainnya (JIL)
4. Perangkap (PR) terdiri dari :
n. Perangkap Berpenaju / Sero,Belat (PRP)
o. Perangkap Tanpa Penaju : Gombang, Apong (PRTP-S), Perangkap Bersayap/ Pukat
Labuh, Perangkap Tanpa Sayap/Ambai, Togo, Jermal, Pengerih (PRTP- TS).
p. Bubu (PRB)
q. Perangkap Ikan Lainnya (PRL) : perangkap ikan peloncat (PRIL)
5. Pancing (PC) terdiri dari :
r. Pancing Ulur (PCu)
s. Pancing Berjalan (PCJo)

t. Rawai Tetap (PCRT)


u. Rawai Hanyut ((PCRH)
v. Tonda (PCT)

w. Pancing lainnya (PCL)


6. Alat Tangkap Penjepit dan Melukai (APM) terdiri dari :
x. Ladung (LD)

y. Panah (PN)
z. Tombak (TB)
aa.Alat Penjepit dan melukai lainnya (APML)
7. Alat-alat lainnya/ AAL : Muroami (MA)

0 Kementerian Kelautan dan Perikanan RI tahun 2010 mengeluarkan


keputusan dengan Nomor : KEP.06/ MEN/ 2010 tentang Alat Penangkap
Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara RI. Melalui keputusannya
dalam https:// ngada.org/menkp6kep-2010.htm menurut jenisnya
terdapat 10 kelompok alat tangkap yaitu :
1. Alat Penangkapan Ikan Tipe Jaring Lingkar (Surrounding Nets)
a. Pengertian
Alat penangkapan ikan berupa jaring berbentuk empat persegi
panjang yang terdiri dari badan, dilengkapi pelampung, pemberat,
tali ris atas dan bawah, memakai/tidak memakai tali kerut dan
sayap, salah satu bagiannya berfungsi sebagai kantong. Target ikan
yang ditangkap dengan cara melingkari gerombolan ikan pelagis.
Standar kelompok alat tangkap ini terdapat pada seri SNI
7277.3:2008.
b. Jenis, penyebutan, singkatan, pengkodean serta gambar :
Jenis alat penangkapan ikan jaring lingkar (Surrounding Nets): 01.0.0
1) With purse lines/Purse seine : Jaring lingkar bertali kerut, PS 01.1.0:
a) One Boat Operated Purse Seines : Pukat Cincin dengan Satu Kapal Kode
PS1,01.1.1:
(1) Pukat cincin pelagis kecil dengan satu kapal/ Kode PS1-K, 01.1.1.1
(2) Pukat cincin pelagis besar dengan satu kapal/ Kode PS1-B, 01.1.1.2
Gambar 1.18 Pukat Cincin dengan Satu Kapal (One Boat Operated Purse Seines)

Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan- menteri/358-


kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan- perikanan-negara-republik-
indonesia
b) Two boat operated purse seines/Pukat cincin dengan dua kapal
Kode PS2,01.1.2:
1) Pukat cincin grup pelagis kecil, PS2-K, 01.1.2.1
2) Pukat cincin grup pelagis besar, PS2-B, 01.1.2.2

Gambar 1.19 Pukat cincin dengan dua kapal (Two boat operated purse seines)
Sumber:http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan- menteri/358-
kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-
perikanan-negara-republik-indonesia

2) Without purse lines/Lampara : Jaring lingkar tanpa tali kerut Kode LA


01.2.0

Gambar 1.20 Jaring lingkar tanpa tali kerut (Without purse lines/Lampara)
Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan- menteri/358-
kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan- perikanan-negara-republik-
indonesia

c. Cara Mengoperasikan
Jaring lingkar dioperasikan di perairan yang tidak terlalu dalam
sekitar 50-100 meter. Dioperasikan dengan melingkari dan
mengurung kumpulan ikan jenis-jenis ikan pelagic (hidup diperairan
permukaan).

2. Alat Penangkap Ikan Tipe Pukat Tarik (Seine Nets)


a. Pengertian
Kelompok jenis alat penangkapan ikan pukat tarik adalah kelompok alat
penangkapan ikan berkantong (cod-end) tanpa alat pembuka mulut jaring
pengoperasiannya dengan cara melingkari gerombolan (schooling) ikan dan
menariknya ke kapal yang sedang berhenti/berlabuh jangkar atau ke darat/pantai
melalui kedua bagian sayap dan tali selambar. (SNI 7277.6:2008).
b. Jenis, sebutan, singkatan, pengkodean dan gambar
Jenis alat penangkapan ikan Pukat Tarik (Seine Nets), 02.0.0:
1) Beach seines/ Pukat tarik pantai, SB, 02.1.0

Gambar 1.21 Pukat tarik pantai


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan- menteri/358-
kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan- perikanan-negara-republik-
indonesia

2) Boat or Vessel Seines/ Pukat tarik berkapal : SV,02.2.0


a) Danish seines/ Dogol, SDN, 02.2.1

Gambar 1.22 Dogol (Danish seines)


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan- menteri/358-
kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan- perikanan-negara-republik-
indonesia
b) Scottish seines, SSC 02.2.2

Gambar 1.23. Scottish seines


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan- menteri/358-
kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan- perikanan-negara-republik-
indonesia

c) Pair Seines, SPR, 02.2.3

Gambar 1.24 Pair seines


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan- menteri/358-
kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan- perikanan-negara-republik-
indonesia

a) Payang, SV-PYG, 02.2.0.1

Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan- menteri/358-


kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan- perikanan-negara-republik-
indonesia

b) Cantrang, SV-CTG, 02.2.0.2

Gambar 1.26 Cantrang


Sumber : http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/ keputusan-
menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di- wilayah-pengelolaan-
perikanan-negara-republik-indonesia

c) Lampara dasar: SV-LDS, 02.2.0.3

Gambar 1.27 Lampara Dasar


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan- menteri/358-
kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan- perikanan-negara-republik-
indonesia

c. Cara Mengoperasikan
Alat tangkap ini dioperasikan dengan cara menarik jaring di
perairan permukaan hingga dasar terutama ikan-ikan yang
kebiasasannya

bergerombol. Payang biasanya menangkap ikan permukaan/pelagis,


sedangkan untuk lampara dasar dan dogol untuk menangkap ikan-
ikan dasar/ demersal. Pukat tarik pantai dapat dioperasikan di
kedua perairan, baik dasar dan permukaan.

3. Alat Penangkap Ikan Tipe Pukat Hela (Trawls)


a. Pengertian :
Alat penangkapan ikan pukat hela (trawls) adalah alat
penangkapan ikan terbuat dari jaring berkantong yang dilengkapi
dengan atau tanpa alat pembuka mulut jaring dan
pengoperasiannya dengan cara dihela di sisi atau di belakang
kapal yang sedang melaju (SNI 7277.5:2008). Alat ini memiliki
mulut yang bisa dibuka berupa papan terbuat dari besi dan
disebut otter board.
b. Jenis, sebutan, singkatan, pengkodean dan gambar Jenis
alat penangkapan ikan pukat hela, 03.0.0:
1) Bottom Trawls/Pukat hela dasar Kode : TB, 03.1.0:
a) Beam trawl /Pukat hela dasar berpalang, Kode TBB, 03.1.1

Gambar 1.28 Pukat hela dasar berpalang


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan- menteri/358-
kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan- perikanan-negara-republik-
indonesia

b) Otter trawls / Pukat Hela Dasar Berpapan, Kode OTB, 03.1.2

Gambar 1.29 Pukat hela dasar berpapan (Otter trawls)


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan- menteri/358-
kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan- perikanan-negara-republik-
indonesia

a) Pair trawls / Pukat Hela Dasar Dua Kapal, Kode PTB, 03.1.3

Gambar 1.30 Pukat hela dasar dua kapal (pair trawls)


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan- menteri/358-
kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan- perikanan-negara-republik-
indonesia

b) Nephrops trawl / Nephrops trawl, TBN, 03.1.4

Gambar 1.31 Nephrops trawl (Nephrops trawls)


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan- menteri/358-
kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan- perikanan-negara-republik-
indonesia

c) Shrimp trawls / Pukat hela dasar udang, TBS, 03.1.5 atau Pukat udang, TBS-
PU, 03.1.5.1
Gambar 1.32 Pukat udang
Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan- menteri/358-
kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan- perikanan-negara-republik-
indonesia

2) Midwater trawls/Pukat hela pertengahan, TM, 03.2.0:


a) Otter trawls/Pukat hela pertengahan berpapan OTM, 03.2.1 Pukat ikan, OTM-
PI, 03.2.1.1

Gambar 1.33 Pukat ikan


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan- menteri/358-
kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan- perikanan-negara-republik-
indonesia

b) Pair trawls /Pukat hela pertengahan dua kapal PTM, 03.2.2

Gambar 1.34 Pukat hela pertengahan dua kapal (Pair trawls)


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan- menteri/358-
kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan- perikanan-negara-republik-
indonesia

c) Shrimp trawls / Pukat hela pertengahan udang, TMS 03.2.3

Gambar 1.35 Pukat hela pertengahan udang (Shrimp trawls)


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan- menteri/358-kepmen-no-06-
tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-perikanan- negara-republik-indonesia

d) Otter twin trawls / Pukat hela kembar berpapan OTT, 03.3.0


Gambar 1.36 Pukat hela kembar berpapan (Otter twin trawls)
Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan- menteri/358-kepmen-no-06-
tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-perikanan- negara-republik-indonesia

3) Pukat dorong, TX-PD, 03.9.0.1

Gambar 1.37 Pukat dorong


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan- menteri/358-
kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan- perikanan-negara-republik-
indonesia

c. Cara Mengoperasikan
Alat ini dioperasikan dengan cara menarik jaring / menghela di sisi
kapal atau di butitan kapal (belakang) yang sedang berjalan dengan
kecepatan sekitar 2-3 knot. Umumnya digunakan untuk menangkap
ikan yang hidup di perairan demersal seperti jenis ikan dasar,
udang, crustacea dan ikan- ikan pelagis.

4. Alat Penangkap Ikan Tipe Penggaruk (Dredges)


a. Pengertian
Alat penangkapan ikan Penggaruk /Dredges adalah alat
penangkapan ikan berbingkai kayu/besi yang bergerigi/bergancu di
bagian bawahnya, dilengkapi atau tanpa jaring / bahan lainnya,
dioperasikan dengan cara menggaruk di dasar perairan dengan atau
tanpa perahu untuk menangkap kekerangan dan biota menetap
(sesuai SNI 7277.2:2008).
b. Jenis, sebutan, singkatan, pengkodean dan gambar Alat
Tangkap Ikan Jenis Penggaruk (Dredges), 04.0.0:
1) Boat dredges/Penggaruk berkapal , kode DRB, 04.1.0

Gambar 1.38 Penggaruk berkapal


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan- menteri/358-kepmen-no-06-
tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-perikanan- negara-republik-indonesia

2) Hand Dredges/Penggaruk Tanpa Kapal, DRH, 04.2.0

Gambar 1.39 Penggaruk tanpa kapal


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan- menteri/358-
kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan- perikanan-negara-republik-
indonesia

c. Cara Mengoperasikan
Alat tangkap ikan ini dioperasikan dengan cara menggaruk bagian
dasar perairan baik menggunakan kapal maupun tidak. Ikan yang
menjadi sasaran hasil tangkap adalah ikan ikan demersal atau yang
hidup di dasar perairan.

5. Alat Penangkapan Ikan Tipe Jaring Angkat (Lift Nets)


a. Pengertian :
Alat penangkapan ikan tipe jaring angkat adalah kelompok alat
penangkapan ikan berbahan jaring bentuk segi empat dilengkapi
terbingkai oleh bambu atau bahan lainnya sebagai rangka, yang
dioperasikan dengan cara ditenggelamkan dalam perairan saat
setting dan diangkat ke permukaan saat hauling yang dilengkapi
dengan atau tanpa lampu pengumpul ikan digunakan untuk
menangkap ikan pelagis (SNI 7277.9:2008).
Gambar 1.43 Bagan tancap(Shore-operated stationary lift nets)
Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

a. Cara Mengoperasikan
Alat tangkap tipe jaring angkat ini dioperasikan dengan cara
menenggelamkan jaring saat penurunan jaring (setting) dan diangkat
lagi ke permukaan (hauling). Saat jaring diturunkan dalam air,
diperluan alat bantu berupa lampu utuk mengumpulkan ikan. Alat
tangkap ini dioperasikan di perairan yang jauh dari pantai.

6. Alat Penangkap Ikan Tipe Dijatuhkan atau Ditebarkan (Falling Gear)


a. Pengertian
Alat penangkapan ikan yang dijatuhkan atau ditebarkan adalah
kelompok alat penangkapan ikan yang terbuat dari jaring, besi, kayu,
dan/atau bambu yang cara pengoperasiannya dijatuhkan/ditebarkan
untuk mengurung ikan pada sasaran yang terlihat maupun tidak
terlihat (SNI 7277.12:2008).
b. Jenis, sebutan, singkatan,
pengkodean dan gambar
Jenis alat penangkapan ikan yang dijatuhkan atau ditebarkan(Falling
gear), 06. 0.0:
1) Cast Nets/Jala Jatuh Berkapal, kode FCN, 06.1.0

Gambar 1.44 Jala jatuh berkapal(Cast nets) Sumber:


https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

2) Falling Gear not Specified/Jala Tebar, kode FG, 06.9.0

Gambar 1.45 Jala tebar(Falling gear not specified)


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

c. Cara Mengoperasikan
Cara mengoperasikan alat penangkap ikan ini dengan
menjatuhkan/ menebarkan jaring pada suatu perairan tempat target
sasaran tangkapan berada. Pada alat tangkap jala jatuh berkapal
pengoperasian dilanjutkan dengan menarik tali kerut pada bagian
bawah jala, sedangkan pada jala tebar bagian bawah jala akan
menguncup dengan sendirinya karena pengaruh pemberat rantai.
Jala tebar dioperasikan di sekitar pantai yang dangkal untuk
menangkap ikan-ikan kecil sedangkan jala jatuh berkapal
dioperasikan di perairan yang lebih jauh dari pantai dengan atau
tanpa alat bantu penangkapan berupa lampu umumnya menangkap
ikan pelagis bergerombol dan cumi-cumi.

7. Alat Penangkap Ikan Tipe Jaring Insang (Gillnets and Entangling Nets)
a. Pengertian
Alat tangkap tipe ini merupakan kelompok jaring yang
berbentuk segi empat lengkap dengan pelampung dan pemberat,
tali ris atas dan tali ris bawah untuk menghadang pergerakan ikan
yang melawan arus, yang diharapkan nantinya ikan yang
tertangkap terjerat atau terpuntal. Pengoperasian alat ini pada
perairan bagian permukaan (surface), pertengahan (midwater)
dan dasar (bottom), alat ini dipasang secara menetap (fix),
hanyut (drift) serta melingkar (encircling) untuk tujuan
menangkap ikan pelagis dan demersal. (SNI 7277.8:2008).
b. Jenis, sebutan, singkatan, pengkodean dan gambar
Alat penangkapan ikan tipe Jaring Insang, (Gillnets and entangling
nets), 07.0.0:
1) Set Gillnets/Anchored/Jaring Insang Tetap, kode GNS, 07.1.0
a) Jaring Liong Bun, kode GNS-LB, 07.1.0.1
Gambar 1.46 Jaring liong bun
Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

1) Driftnets/Jaring Insang Hanyut, kode GND, 07.2.0


a) Jaringgillnetoseanik, kode GND-OC, 07.2.0.1

Gambar 1.47 Jaringgillnetoseanik


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

2) Encircling Gillnets/Jaring Insang Linkar, kode GNC, 07.3.0

Gambar 1.48 Jaring Insang lingkar(Encircling gillnets) Sumber:


https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

2) 0Fixed Gillnets on Stakes/ Jsring Insang Berpancang/ Menetap (Fixed gillnets


(on stakes)), kode GNI, 07.4.0

Gambar 1.49 Jaring insang berpancangFixed gillnets (on stakes)


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

3) Trammel Nets/Jaring Insang Berlapis, kode GTR, 07.5.0 Jaring klitik, GTR-JK, 07.5.0.1
Gambar 1.50 Jaring insang berlapis(Trammel nets) Sumber:
https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

4) Combined gillnets-trammel nets, GTN, 07.6.0

Gambar 1.51Combined gillnets-trammel nets


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

c. Cara Mengoperasikan
Tipe jaring insang cara mengoperasikannya dengan menghadang
arah pergerakan gerombolan ikan pelagis atau demersal yang
melawan arus perairan, ikan yang menjadi sasaran tangkapan
dengan cara terjerat dan terpuntal pada jaring. Pemasangan jaring
ini ada yang mentep tempatnya dan ada yang dihanyutkan. Jaring
insang berlapis umumnya dioperasikan pada dasar perairan umumnya
menangkap ikan demersal.

8. Alat Penangkap Ikan Tipe Perangkap (Traps)


a. Pengertian
Alat dan tipe perangkap ini terbuat dari bahan jaring, besi
alat penangkapan ikan perangkap adalah kelompok alat penangkapan
ikan yang terbuat dari jaring benang / besi, kayu, bambu, yang
berbentuk silinder, trapesium dan bentuk lainnya dioperasikan
secara pasif pada dasar atau permukaan perairan, dilengkapi atau
tanpa umpan (SNI 7277.10:2008).
b. Jenis, sebutan, singkatan,
pengkodean dan gambar
Alat penangkapan ikan Tipe Perangkap(Traps), 08.0.0:
1) Stationary Uncovered Pound Nets, kode FPN, 08.1.0 Set Nets, kode FPN- SN,
08.1.0.1

Keterangan: 1. Pelampung rangka, 2.Pemberat, 3.Penaju, 4.Pelampung tali rangka


5.Kantong, 6.Pelampung rangka utama, 7.Serambi, 8.Daun
pintu, 9.Slope net
Gambar 1.52.Set nets
Sumber: https://mediapenyuluhan.blogspot.com/2014/08/seri-alat-tangkap-ikan-set-net.html

2) Pots/Bubu, Kode FPO, 08.2.0

Gambar 1.53. Bubu(Pots)


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm
3) Fyke Nets / Bubu Bersayap, kode FYK, 08.3.0

Gambar 1.54 Bubu bersayap(Fyke nets) Sumber:


https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

4) Stow Nets, kode FSN, 08.4.0:


a) Long Bag Set Net / Pukat Labuh, kode FSN-PL, 08.4.0.1

Gambar 1.55 Pukat labuh(Long bag set net) Sumber:


https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

b) Togo, kode FSN-TG, 08.4.0.2

Gambar 1.56 Togo


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

c) Ambai, kode FSN-AB, 08.4.0.3


Gambar 1.57 Ambai
Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

d) Jermal, kode FSN-JM, 08.4.0.4

Gambar 1.58 Jermal


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

Pengerih, kode FSN-PG, 08.4.0.5


Gambar 1.59 Pengerih
Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

5) Barrier, Fences, Weirs, kode FWR, 08.5.0 Sero, kode FWR-SR, 08.5.0.1

Gambar 1.60 Sero


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

6) Aerial Traps/Perangkap Ikan Peloncat, kode FWR, 08.6.0

Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

Gambar 1.61 Perangkap Ikan Peloncat(Aerial traps)


7) Muro ami, kode FIX-MA, 08.9.0.1

Gambar 1.62 Muro ami


Sumber: https://purseseine.blogspot.com/2011/02/muroami.html
8) Seser, FIX-SS, 08.9.0.2

Gambar 1.63 Seser


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

c. Cara Mengoperasikan
Alat tangkap tipe perangkap ini, dioperasikan secara pasif
berdasarkan tingkah laku ikan diposisikan pada suatu perairan
dengan atau tanpa umpan sehingga ikan terperangkap atau
terjebak masuk dan tidak dapat ke luar dari perangkap.
Pengoperasiannya dilakukan pada permukaan maupun dasar
perairan umumnya menangkap ikan pelagis maupun ikan
demersal tergantung jenis perangkap. Bubu bersayap, togo, ambai,
jermal, pengerih dan sero dioperasikan di daerah pantai untuk
menangkap ikan yang beruaya dengan mamanfaatkan pasang surut
perairan. Set net dipasang di wilayah pantai secara menetap untuk
menangkap ikan pelagis maupun demersal yang bermigrasi secara
regular atau musiman. Pukat labuh dioperasikan di wilayah pantai
dengan memanfaatkan arus perairan, umumnya untuk menangkap
ikan ukuran kecil di daerah pasang

surut. Bubu dipasang di dasar perairan umumnya untuk menangkap


ikan demersal dan ikan karang. Alat penangkapan ikan peloncat
ditempatkan pada permukaan air mengikuti tingkah laku ikan yang
meloncat apabila merasa terhalang.

8. Alat Penangkapan Ikan Tipe Pancing (Hook and Lines)


a. Pengertian
Alat penangkapan ikan tipe pancing merupakan alat
penangkapan ikan yang terdiri dari tali dan mata pancing dan atau
sejenisnya Dilengkapi dengan umpan alami, umpan buatan atau tanpa
umpan. (SNI 7277.4:2008).
b. Jenis, sebutan, singkatan, pengkodean dan gambar
Alat penangkapan ikan tipe Pancing(Hooks and Lines), 09.0.0:
1) Handlines and pole-lines/hand operated, kode LHP, 09.1.0:
a) Pancing ulur, kode LHP-PU, 09.1.0.1

Gambar 1.64 Pancing ulur


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

b) Pancing berjoran, kode LHP-PJ, 09.1.0.2

Gambar 1.65 Pancing berjoran


Sumber: http://3.bp.blogspot.com/-YpHih2RNNo/UA6HQgaw6jI/AAAAAAAABpg/B1zu_
yUYXpI/s230/tanduk2.jpg

c) Huhate, kode LHP-PH, 09.1.0.3

Gambar 1.66 Huhate


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=KuuyQLjrDoM
a) Squid angling, LHP-SA, 09.1.0.4

Gambar 1.67Squid angling


Sumber: https://ilovefishing.com.au/2015/11/03/squid/

2) Handlines and pole-lines/mechanized, kode LHM, 09.2.0:


a) Squid jigging; kode LHM-PC, 09.2.0.1

Gambar 1.68Squid jigging


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

b) Huhate mekanis, kode LHM-HM, 09.2.0.2

Gambar1.69. Huhate mekanis


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm
c) Set Long Lines/Rawai Dasar, kode LLS, 09.3.0

Gambar 1.70 “Set long lines” Rawai Dasar Sumber:


http://fishlongline.blogspot.com/

4) Drifting Long Lines/Rawai Hanyut, kode LLD, 09.4.0:


a) Rawai Tuna, kode LLD-RT, 09.4.0.1

Gambar 1.71 Rawai tuna


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

b) Rawai Cucut, kode LLD-RC, 09.4.0.2

Gambar 1.72 Rawai cucut


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm
5) Trolling Lines/Tonda, kode LTL, 09.6.0

Gambar 1.73 Tonda(Trolling lines) Sumber:


https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

6) Pancing layang-layang, kode LX-LY, 09.9.0.1

Gambar 1.74 Pancing layang-layang Sumber:


https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

c. Cara Mengoperasikan
Alat tangkap ikan tipe pancing ini, dioperasikan dengan cara
menurunkan tali dan mata pancing dan atau sejenisnya,
menggunakan atau tanpa joran yang dilengkapi dengan umpan
alami, umpan buatan

atau tanpa umpan. Pengoperasiannya dilakukan pada permukaan,


kolom maupun dasar perairan, umumnya untuk menangkap ikan
pelagis maupun ikan demersal tergantung jenis pancing. Huhate
dioperasikan di permukaan perairan umumnya menangkap
gerombolan ikan pelagis perenang cepat (tongkol dan cakalang).
Tonda dan pancing layang- layang dioperasikan di permukaan
perairan dengan cara ditarik secara horizontal dengan
menggunakan kapal umumnya menangkap ikan pelagis. Squid
jigging dioperasikan pada kolom perairan umumnya untuk menangkap
cumi-cumi. Rawai hanyut (termasuk rawai tuna dan rawai cucut)
dioperasikan di kolom perairan sampai dasar perairan umumnya
menangkap ikan pelagis dan demersal. Pancing ulur, pancing
berjoran dan rawai dasar dioperasikan di kolom perairan sampai
dasar perairan umumnya menangkap ikan pelagis dan demersal.

9. Alat Penangkapan Ikan Tipe Penjepit dan Melukai (Grappling and


Wounding)
a. Pengertian
Alat tangkap ikan tipe penjepit dan melukai ini merupakan alat
penangkapan ikan yang terbuat dari batang kayu, besi atau bahan
lainnya yang mempunyai satu atau lebih bagian runcing/tajam,
yang pengoperasiannya dengan cara mencengkeram,
mengait/menjepit, melukai dan/atau membunuh sasaran tangkap
(SNI 7277.11:2008).
b. Jenis, sebutan, singkatan, pengkodean dan gambar
Alat penangkapan ikan Tipe Penjepit dan Melukai (Grappling and Wounding), 10.0.0:
1) Harpoons/ Tombak, kode HAR, 10.1.0

Gambar 1.75 Tombak(Harpoons)


Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2017/10/senjata-tradisional-maluku/

2) Ladung, kode HAR-LD, 10.0.0.1


Gambar 1.76 Ladung
Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

1) Panah, kode HAR-PN, 10.0.0.2

Gambar 1.77 Panah


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

c. Cara Mengoperasikan
Alat penangkapan ikan tipe penjepit dan melukai ini,
dioperasikan dengan cara mencengkeram, mengait/menjepit,
melukai dan atau membunuh sasaran tangkap. Pengoperasiannya
dilakukan pada permukaan, kolom maupun dasar perairan umumnya
untuk menangkap ikan pelagis maupun ikan demersal tergantung
jenis alatnya. Ladung dioperasikan di daerah pantai untuk
menombak ikan-ikan pantai. Tombak dioperasikan di daerah pantai
untuk menombak ikan-ikan pantai, dapat pula dioperasiakan di laut
lepas(harpoon) umumnya untuk menangkap mamalia besar. Panah
dioperasikan pada wilayah berkarang umumnya untuk menangkap
ikan yang hidup di karang.
PENEMU PURSE SEINE
Gambar 1.78 Alat Tangkap Purse Seine
Sumber: https://www.afma.gov.au/sites/default/files/uploads/2014/03/Purse-seine.jpg

Salah satu alat tangkap ikan yang sekarang ini sudah sering digunakan
oleh para nelayan di Indonesia adalah Purse Seine. Efektivitas purse
seine dalam menangkap ikan dianggap lebih efektif jika dibanding alat
penangkap ikan yang lainnya. Tahukah kalian, siapa penemu pertama kali
Purse seine ini ??. Seorang laki-laki dari wilayah Bergent, Norwegia yang
bernama Barent Velder tanggal 12 Maret 1858 pertama kalinya
mematenkan alat tangkap Purse Seine ini.
Tahun 1960 alat ini mulai diperkenalkan secara luas ke wilayah sekitar
Pantai Atlantik Negara Amerika Serikat untuk menangkap Ikan Atlantis
Menhaden (local name di amerika)/Brovoortia Tyrannus (bahasa latin)
atau Ikan Tembang (di Indonesia). Kemudian 1870 konstruksi purse seine
disosialisasikan di negara Skandinavia seperti Norwegia, Denmark,
Swedia, Irlandia, dan Finlandia. Tahun 1913 baru diperkenalkan di
Jerman.
Sedangkan di Indonesia baru disosilisasikan oleh Balai Penelitian
Perikanan Laut (BPPL) di sekitar pantai utara Jawa dan diterapkan di
wilayah Muncar Banyuwangi Jawa Timur. Saat ini alat tangkap Purse
Seine sangat banyak digunakan oleh nelayan-nelayan sekitar Pelabuhan
Juwana Pati Jawa Tengah.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/41988/Chapte
r%20 II.pdf;sequence=3 diakses pukul 22.05

Untuk menambah informasi / wawasan lebih jauh mengenai jenis-


jenis bahan alat penangkap ikan dan macam-macam alat tangkap
penangkapan ikan, kalian juga dapat mempelajari secara mandiri
melalui internet. Di internet kalian bisa mencari lebih jauh materi
tentang jenis-jenis bahan penagkapan ikan tersebut disertai
penjelasan menggunakan gambar dan video. Salah satu website yang
dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian
tentang jenis-jenis bahan penangkap ikan adalah sebagai berikut:
Gambar 1.79 QR Code Bahan dan Alat Penangkap Ikan

1. https://mukhtar-api.blogspot.com/2008/09/mengenal-alat-penangkapan- ikan.html
2. https://www.lalaukan.com/2015/04/bahan-alat-penangkap-ikan-serat-alami. html

RANGKUMAN

telah disusun oleh BPPI Semarang tahun 2007 yang mengacu penggolongan
ISSCFG, FAO, alat penangkap ikan kelompokkanmenjadi 12 berdasarkan
prinsip penangkapan dan bentuk alat serta cara pengoperasiannya.
7. Klasifikasi alat penangkap ikan berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan
dan Perikanan melalui Nomor KEP.06/MEN/2010 tentang Alat Penangkap
Ikan di wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Ikdonesia, penggolongan alat
penangkap ikan menjadi 10 kelompok berdasarkan jenisnya
D. DAFTAR PUSTAKA

Ardidja, S. 2010. Bahan Alat Penangkap Ikan. Jakarta: STP Press.


Bintoro, G. 1989. Bahan dan Alat Perikanan (Fishing Gear and Material).
Bogor:Penerbit Institut Pertanian Bogor
Danajat, I. 2015. Teknologi Alat Penangkap Ikan. Jakarta: Penerbit EGC
Djangkar Maritim
Haryono, S. 2018. Kecakapan Bahari. Jakarta: Penerbit EGC Djangkar Maritim
Krisdiana D, dan Ijat D. 2010. Membuat Jaring, Simpul dan Splice. Jawa
Barat: Baruna Ilmu Indonesia.
. 2010. Bahan Alat Penangkap Ikan. Jawa Barat: Baruna Ilmu
Indonesia.
Sadhori, N. 1983. Bahan Alat Penangkapan Ikan. Jakarta: CV. Yasaguna.
.1984. Cara Memebuat dan Memperbaiki Jaring. Bandung: Penerbit
Angkasa Soemarto. 1983. Teknik Penangkapan Ikan 1. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Press
Supandi, 1983. Bahan Alat Penangkap Ikan. Singaraja Bali: Penerbit Balai
Keterampilan Penangkapan Ikan.
Hartono, Juni. 2017. Jenis Bahan Serat dan Karakteristik Serta Contoh
Bahan Serat (Serat dari Biji, Batang, Daun, Buah, Stapel, dan Filamen),
http://walpaperhd99. blogspot.com/2017/06/jenis-bahan-serat-dan-
karakteristik.html diakses tanggal 22 Oktober 2019 Pukul 16:30
Anonim. 2016. Ilmu Tekstill Serat Alam Batang dan Daun.
http://myblogpkk.blogspot. com/2016/04/serat-batang-dan-daun.html
diakses 22 Oktober 2019 Pukul 16.33 Hamdani, Imam. 2016. Serat, Benang
dan Kain. https://imamhamdani21.blogspot. com/2014/06/serat-benang-dan-
kain.html diakses tanggal 22 Oktober 2019 pukul 16.42
Handri, Irvan. 2015. Jute Fiber atau Serat Fiber.
http://weavingandsilk.blogspot.
com/2015/08/jute-fiber-atau-serat-jute.html diakses tanggal 22
Oktober 2019
pukul 16.45
Anonim. 2015. Ijuk Kualitas Eksport.
http://produkijuk.blogspot.com/2015/03/ijuk- kualitas-eksport.html diakses
tanggal 22 Oktober 2019 pukul 18.44
Iwansunarya. 2018. Bulu ijuk pada tumbuhan nira yang banyak kegunaannya.
https:// steemit.com/esteem/@iwansunarya/bulu-ijuk-pada-tumbuhan-nira-
yang-banyak- kegunaannya-bec9ff0979d3d diakses tanggal 22 Oktober 2019
pukul 18.48
Fian. 2019. Banyak sekali Manfaat Sabut Kelapa Bagi Manusia.
https://tokomesinkelapa. com/manfaat-sabut-kelapa/ diakses tanggal 18
Oktober 2019 pukul 20.04
Anggasa, Brisna. 2012. Serat Sutera.
http://skematis.blogspot.com/2012/04/serat- sutera.html diakses tanggal
22 Oktober 2019 pukul 19.00
Fitinline. 2013. Kain Wool. https://fitinline.com/article/read/kain-wool/
diakses
tanggal 18 Oktober 2019 pukul 18.10
Yusrizal. 2015. Bahan Alat Penangkap Ikan dari Serat. https://www.lalaukan.
com/2015/04/bahan-alat-penangkap-ikan-dari-serat_27.html diakses pada
tanggal 6 Februari 2020 pukul 13.27
Anonim. 2014. Purse Seine. https://www.afma.gov.au/sites/default/files/
uploads/2014/03/Purse-seine.jpg diakses 21 Oktober 2019 Pukul 21.45

Boyfirmansyah. 2017. https://www.berbagaireviews.com/2017/03/serat-


bahan- pakaian-tekstilserat-bahan.html diakses tanggal 22 Oktober 2019
pukul 16.50 Anonim. 2017. Apa itu GPS?. https://www.garmin.co.id/about-gps/
diakses tanggal 30 November 2019 pukul 01.00 wib
Anonim. 2017. GPS. https://www.kapaldigital.com/product-tag/gps/ diakses
tanggal 30 November 2019 pukul 01.00 wib
Supriatna, Aan. 2014. Macam-macam Konstruksi Tali Yang Digunkaan Pada
Usaha Penangkapan Ikan. https://www.lalaukan.com/2014/04/macam-macam-
konstruksi- tali-yang.html diakses tanggal 29 November 2019 pukul 12.55
WIB
Marcel. 2017. Dari Mana Asal Usul Bambu?
https://www.netralnews.com/news/ singkapsejarah/read/80552/dari-mana-
asal-usul-bambu (diakses tanggal 22 Oktober 2019 jam 18.50)
Karyono, Yono. 2016. Bubu Ikan Dari Anyaman Bambu.
https://www.mangyono. com/2016/07/bubu-ikan-dari-anyaman-bambu.html
diakses tanggal 22 Oktober 2019 pukul 18.54
Anonim. 2019. Glass Wool. https://www.nuclear-power.net/nuclear-
engineering/ heat-transfer/heat-losses/insulation-materials/glass-wool/
diakses tanggal 20 Oktober 2019 pukul 19.16
https://www.tokoamazing.com/blog/rosella/ diakses tanggal 22 Oktober
2019 pukul 17.00
Anonim. 2018. Huhate. https://www.youtube.com/watch?v=KuuyQLjrDoM
diakses tanggal 26 Oktober 2019 pukul 18.45
Nuriyanto. 2018. Dasar-dasar cara buat jala ikan : cara buat jala ikan.
https://www. youtube.com/watch?v=xJO_KLje2eQ diakses tanggal 29
November 2019 pukul 14.00 WIB
Prado, J dan Dremiere. 1991. Petunjuk Praktis Bagi Nelayan : Bahan dan Alat.
http:// www.fao.org/3/ah827o/ah827id03.htm diakses tanggal 30 November 2019
Pukul
02.30 wib.
Marco. 2019. Fish Pump. http://www.fao.org/fishery/equipment/fishpump/en diakses
tanggal 30 November 2019 Pukul 01.32 wib.
Anonim. 2014. Abaka Pisang Penghasil Serat.
http://www.jurnalasia.com/bisnis/ abaka-pisang-penghasil-serat/ diakses
tanggal 21 Oktober 2019 pukul 22.30 Muhammad, Fadel. 2010. Keputusan
Menteri Kelautan dan Perikanan Republik IndonesiaNomor
KEP.06/MEN/2010 Tentang: Alat Penangkap Ikan di Wilayah Pengelolaan
Perikanan Negara
Republik Indonesia. http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/
dokumen/regulasi-hukum/keputusan-menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-
alat- penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-perikanan-negara-republik-
indonesia diakses 22 Oktober 2019 Pukul 04:48
Anonim. 2010. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Nomor KEP.06/MEN/2010 Tentang: Alat Penangkap Ikan di Wilayah
Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.
https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm diakses tanggal 21 Oktober 2019
pukul 22.03
Anonim. 2017. Marco Products Commercial Fishing Machinery and Deck
Equipment. http://www.smithberger.com/marco_products.html diakses tanggal
30 November2019 Pukul 01.30 wib
Anonim. 2015. Tali Suede Kepang Sulur Daun Imitasi TLC 025.
https://montemanik. com/product/tali-suede-kepang-sulur-daun-imitasi-tlc-
025/ diakses 22 Oktober 2019 Pukul 18.01 wib
Anonim. 2016. Tali Rami, Tali Kasur, Tali Twist, Tali Lilitan, Tali Sepiral.
https:// www.indonetwork.co.id/product/tali-rami-tali-kasur-tali-twist-tali-
lilitan-tali- sepiral-1690510 diakses 22 Oktober 2019 Pukul 18.09
Ciesielska, Izabela. 2016. Typical two strand rope structure image partly
adapted from Leech-10. https://www.researchgate.net/figure/Typical-two-
strand-rope-structure- image-partly-adapted-from-Leech-
10_fig1_282862409 diakses tanggal 5 Maret 2020 Pukul 08.10 WIB
Anonim, 2019. Arah Kepangan Pembuatan Tali. https://3.bp.blogspot.com/-
VOrAVKPu6c0/WYq5NO8y09I/AAAAAAAAAyA/1ZGUxuQXnUIfN
Su_Wm8Qs_ geHtpaa8hVgCLcBGAs/s1600/arah-kepangan-pembuatan-
tali.jpg diakses pada tanggal 21 Oktober 2019 Pukul 23.00 WIB
Anonim, 2019. Jenis dan Tipe Anyaman Tali. https://3.bp.blogspot.com/-
XyderrEoxRQ/ WYrTv0hs15I/AAAAAAAAAyQ/-
sHw9uGlki8BrAelIH6l3j17oSmHOBN1ACLcBGAs/ s1600/Jenis-dan-Tipe-
Anyaman-Tali.jpg diakses tanggal 22 Oktober 2019 pukul
00.20 WIB
Anonim, 2017. Perbedaan tali compound rope dan wire.
https://seoasmarines.files. wordpress.com/2017/08/perbedaan-tali-
compound-rope-dan-wire-rope.jpg diakses tanggal 22 Oktober 2019 pukul
00.30.WIB
Anonim, 2017. Perbedaan Tali dan Wire Rope2.
https://seoasmarines.files.wordpress.
com/2017/08/perbedaan-tali-dan-wire-rope2.jpg diakses tanggal 22
Oktober 2019
pukul 00.30 WIB
Noviyanti, 2017. Alat Komunikasi Tradisional. https://www.bagi-
in.com/alat- komunikasi-tradisional/ diakses tanggal 29 November 2019 Pukul
10.42
Supriyatna, Aan. 2014. Macam-macam Konstruksi Tali yang Digunakan Pada
Usaha Penangkapan Ikan. https://www.lalaukan.com/2014/04/macam-macam-
konstruksi- tali-yang.html diakses tanggal 29 November 2019 pukul 12.55
WIB
Anonim. 2011. Fish Finder. https://taninelayanku.blogspot.com/2011/04/fish-
finder.
html diakses tanggal 29 November 2019 Pukul 23.14 WIB
Nuriyanto, 2016. Cara Buat Jala. https://www.youtube.com/watch?
v=xJO_KLje2eQ diakses tanggal 29 November 2019 pukul 14.00 WIB
Karman, Amirul. 2016. Kuliah Bahan Rancang bangun Alat Penangkap Ikan.
https://
www.academia.edu/17518947/PERLAKUAN_PADA_BAHAN_MATA_KULIAH
_BAHAN_ DAN_RANCANG_BANGUN_ALAT_PENANGKAPAN_IKAN
diakses tanggal 29 November 2019 pukul 14.15 WIB
Nurdin, MF. 1994. Penemu Mesin Diesel Rudolf Diesel.
https://blogpenemu. blogspot.com/2014/02/Penemu-Mesin-Diesel-Rudolf-
Diesel.html diakses tanggal 03 Desember 2019 pukul 02.30 WIB
Oktovamalaputra. 2010. Perawatan dan Perbaikan Alat Tangkap Ikan. https://
oktovamalaputra-oktovamalaputra.blogspot.com/2010/12/perawatan-
dan- pengawetan-alat-tangkap.html diakses tanggal 30 Oktober 2019 pukul
11.08 WIB
Velasco. 2015. Merawat Alat Tangkap Ikan.
http://velascoindonesia.com/merawat- alat-tangkap-ikan/ (diakses tanggal 28
Oktober 2019 pukul 13.10 WIB
Tamrin, Ahmad Madong. 2015, VMS- Vessel Monitoring System.
http://balebetenajuku. blogspot.com/2015/05/vms-vessel-monitoring-
system.html diakses tanggal 30 November 2019 Pukul 07.26 WIB
Umam, Saiful. 2019. Mengenal VMS Sistem Pemantauan Kapal Perikanan di
Indonesia. https://kumparan.com/saiful-umam1527864839130/mengenal-
vms- sistem-pemantauan-kapal-perikanan-di-indonesia-1rvVNQReare
diakses tanggal 30 November 2019 Pukul 07.30 WIB
Rediana, Ana. 2016. 4 Manfaat Bunga Rosela Merah Untuk Kesehatan.
https://www. aryanto.id/artikel/id/206/4-manfaat-bunga-rosella-merah-
untuk-kesehatan diakses tanggal 5 Maret 2020 Pukul 10.18 WIB

You might also like