Professional Documents
Culture Documents
Buku Pelatihan Karyawan Baru PLTU CFK
Buku Pelatihan Karyawan Baru PLTU CFK
Page |i
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014
Materi Pelatihan PT. Cahaya Fajar Kaltim
MATERI 1
COAL HANDLING SYSTEM
1.1. PENDAHULUAN.
PLTU CFK (Cahaya Fajar Kaltim) merupakan pembangkit listrik tenaga uap dengan
menggunakan bahan bakar batu bara. Batu bara sebagai bahan bakar utama yang dipakai di
unit pembangkitan memerlukan penanganan yang baik. Sistem penanganan batu bara ini
disebut Coal Handling System dan tujuan akhir dari sistem ini adalah tercapainya pengisian
coal bunker secara optimal dan kontinyu. Coal Handling System meliputi sistem transportasi
batu bara dari dermaga menuju ke stock pile/Coal Storage dan sampai ke Coal Bunker. Coal
Handling System di CFK menggunakan Belt Conveyor System.
1. Conveyor #1
Electromotor Gear Box Belt Conveyor
Daya 45 KW
Lebar 1200 mm
Current 84.2/48,6 A
Rasio 1 / 30
Tegangan 380 Volt
Speed 1480 rpm
2. Conveyor #2
Electromotor Gear Box Belt Conveyor
Daya 55 KW
Lebar 1200 mm
Current 103/59,5 A
Rasio 1 / 30
Tegangan 380 Volt
panjang 118 m
Speed 1480 rpm
3. Conveyor #3 (Tripper Coal Yard / Stock Pile)
head Gear Box head
Electromotor tripper Belt Conveyor
Pully pulley & tripper
Daya 22 7,5 KW
Lebar 1200 mm
Current 43.2/24.9 15,4/8,9 A
Rasio 1 / 30
Tegangan 380 380 Volt
Speed 1470 1460 rpm
4. Conveyor Gantry
5. Conveyor #4
Page | 1
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014
Materi Pelatihan PT. Cahaya Fajar Kaltim
6. Conveyor #5 A & B
Electromotor Gear Box Belt Conveyor
15 22 KW
Lebar 800 mm
Current 30.1/17.4 A
Rasio 1 / 30
Tegangan 380 Volt
Speed 1460 rpm
7. Conveyor #6 A & B
Electromotor Gear Box Belt Conveyor
Daya 22 KW
Lebar 800 mm
Current 24,5/42,5 A
Rasio 1 / 30
Tegangan 380 Volt
Speed 1470 rpm
8. Conveyor Bypass A & B
Electromotor Gear Box Belt Conveyor
Daya 22 KW
Lebar 800 mm
Current 24,5/42,5 A
Rasio 1 / 30
Tegangan 380 Volt
Speed 1470 rpm
9. Crusher A & B
Electromotor
Daya 75 KW
Current 139,6/80,6 A
Tegangan 380 Volt
Speed 1470 rpm
10. Conveyor #7 A & B
Electromotor Gear Box Belt Conveyor
Daya 22 KW
Lebar 800 mm
Current 43,2/24,9 A
Rasio 1 / 30
Tegangan 380 Volt
Speed 1470 rpm
11. Conveyor #8 A & B
Electromotor Gear Box Belt Conveyor
Daya 37 KW
Tegangan 380 Volt Rasio 1 / 30 Lebar 800 mm
Speed 1470 rpm
12. Conveyor #9 A & B
head Gear Box head
Electromotor tripper Belt Conveyor
Pully pulley & tripper
Daya 15 7,5 KW
Lebar 800 mm
Current 30,3/17,5 15,4/8,9 A
Rasio 1 / 30
Tegangan 380 380 Volt
Speed 1460 1460 rpm
Page | 2
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014
Materi Pelatihan PT. Cahaya Fajar Kaltim
1.3. VIEW COAL HANDLING SYSTEM (SISTEM PLC)
Batu bara dari ponton yang bersandar di dermaga CFK, selanjutnya akan dilakukan draft
awal oleh pihak surveyor independent untuk memperkirakan tonase batu bara yang datang.
Kemudian pembongkaran akan dilakukan dengan alat berat yaitu excavator, melalui conveyor
#1, #2 dan #3 (conveyor pembongkaran/unloading), sampai dengan tempat penyimpanan
batu bara (Coal Storage/Stock pile). Selama proses pembongkaran akan dilakukan
pengambilan sampling batu bara untuk menentukan kualitas yang diterima. Dan setelah
proses pembongkaran akan dilakukan draft akhir (Final Draft) dari pihak surveyor
independent yang awal melakukan draft tersebut, untuk mengkoreksi nilai plus atau minus
dari data hasil draft awal atau menetapkan hasil tonase yang sebenarnya.
Dari coal storage dengan menggunakan alat berat excavator atau whee loader, batu
bara dituangkan ke dalam hopper kemudian ditransfer melalui conveyor #4 atau
menggunakan conveyor By Pass untuk proses selanjutnya perhatikan gambar 1.1 view control
coal handling system.
Untuk proses start pengisian batu bara di coal bunker, proses diawali dengan
menentukan coal bunker dari boiler unit #1 dan #2 yang akan di isi. Karena system interlock
pada coal handling system, start conveyor diawali dengan menjalankan conveyor #9 (A & B)
kemudian conveyor #8 (A & B) selanjutnya unit crusher dan conveyor #7 (A & B), kemudian
conveyor bypass. Atau dapat juga dari conveyor #7 (A & B) kemudian conveyor #6 (A & B) lalu
conveyor #5 (A & B) apabila menggunakan conveyor #4.
Unloading/A2B
(Alat-alat berat)
Gambar 1.2. Alur koordinasi bagian coal handling dengan bagian terkait.
Page | 3
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014
Materi Pelatihan PT. Cahaya Fajar Kaltim
MATERI 2
WATER TREATMENT PLANT DAN LABORATORIUM
O2
SO2 N2 Co2
H2 O
NaCl
CaCl3 Laut
MgSO4
Ca(HCO3)2
Page | 4
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014
Materi Pelatihan PT. Cahaya Fajar Kaltim
• Kandungan Gas
Pada waktu hujan turun, gas-gas yang ada diudara akan ikut terlarut di
dalamnya. Gas-gas tersebut adalah Oksigen (O2), Karbon Dioksida (CO2),
Belerang Dioksida (SO2) dan lain-lain. Gas-gas yang terlarut ini dapat
menyebabkan air bersifat korosif karena terbentuk asam.
Page | 5
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014
Materi Pelatihan PT. Cahaya Fajar Kaltim
• Fast rinse, yaitu membilas unit dengan laju yang lebih cepat untuk
menghilangkan sisa regeneran sebelum dioperasikan (service).
Ca++++ CO3- -
Mg
+
HCO3- Udara + CO2
Na
+ Cl-
K ++ SO4- -
Fe + SiO2-- -
Cu CATION Udara ANION MIXED BED
NO3
AIR
+ - OH-
H OH
DEGASIFIER H+
H2O
-- -- + -
H CO3
+
H+ CO3 H OH Demin Water
HCO3- HCO3- H+ OH-
Cl- Cl-
SO4- - SO4- -
SiO2-- - SiO2-- -
NO3 NO3
Page | 6
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014
Materi Pelatihan PT. Cahaya Fajar Kaltim
To Demin Plant
From Raw Water Tank
SBA
DEGASIFIER
MIXBAD
DEMIN TANK
ACF SAC
2 Hardness Kalsium dan magnesium yang Membentuk Scale / kerak pada sistem penukar
(kesadahan) dinyatakan sebagai CaCO3 panas, ketel, pipa.
3 Alkalinity Bikarbonat (HCO3) Timbul buih (foam) dan carry over (lolosnya)
(alkalinitas) Karbonat (CO3) padatan terlarut ke dalam uap panas
Hidroksida (OH) mengakibatkan karatan pada pipa ketel,
Dinyatakan sebagai CaCO3 bikarbonat dan karbonat menghasilkan CO2
dalam uap panas, sehingga bersifat korosif.
7 Minyak Dinyatakan sebagai oil atau Terbentuk kerak, lumpur dan buih dalam ketel
Ichloroform extractible
matter
8 Oksigen O2 Korosi
9 Konduktivitas Konduktivitas yang tinggi maka sifat korosi makin
tinggi
Tabel. 2.1. Parameter komponen di dalam air dan masalah yang ditimbulkan
Kotoran yang ditemukan dalam boiler tergantung dari kualitas air umpan, proses
pengolahan yang digunakan dan prosedure pengoperasian pada boiler. Sebagai aturan
umum semakin tinggi tekanan operasi boiler akan semakin besar sensitifitasnya
terhadap kotoran.
REKOMENDASI BATAS AIR UMPAN (IS 10392, 1982)
Faktor Hingga 20 Kg/cm2 21 - 39 Kg/cm2 40 - 59 Kg/cm2
Total Besi (maks.) ppm 0.05 0.02 0.01
Total Tembaga (maks.) ppm 0.01 0.01 0.01
Total Silika (maks.) ppm 1.0 0.3 0.1
Oksigen terlarut (maks.) ppm 0.02 0.02 0.01
Residu hidrasin ppm - - 0.02 – 0.04
pH pada 25 oC 8.8 – 9.2 8.8 – 9.2 8.2 – 9.2
Kesadahan ppm 1.0 0.5 -
Unloading/A2B
(Alat-alat berat)
Gambar 2.4. Alur Koordinasi WTP-Lab PT. CFK Dengan bagian produksi terkait.
Page | 11
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014
Materi Pelatihan PT. Cahaya Fajar Kaltim
MATERI 3
BOILER DAN ELEKTRO STATIC PRECIPITATOR
PRE (ESP)
Page | 13
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014
Materi Pelatihan PT. Cahaya Fajar Kaltim
II. Sistem Udara dan Gas Buang (Flue Gas and Air system)
Agar pembakaran dalam combustion chamber berlangsung dengan baik perlu
didukung dengan sistem suplai udara dan sitem
sitem pembuangan gas sisa pembakaran yang
baik. Tugas ini dilakukan oleh Air and Flue Gas System. Air and Flue Gas System terdiri
dari Forced Draft (FD) Fans, Induced Draft (ID) Fans, Air Heater, Secondary Air Ducts dan
Flue Gas Ducts. Udara yang akan disuplai
disuplai ke ruang pembakaran dipanaskan terlebih
dahulu agar tercapai efisiensi pembakaran yang baik. Pemanasan tersebut dilakukan
oleh Air Heater dengan cara konduksi dengan memanfaatkan panas dari gas buang sisa
pembakaran di dalam furnace.
furnace
Flue Gas system adalah
adalah bagian yang sangat penting untuk menjaga agar PLTU tidak
menyebabkan polusi berlebihan pada lingkungan. Bagian dari flue gas system yang
umum terdapat di semua PLTU adalah Electrostatic Precipitator (EP). Electrostatic
Precipitator
tator adalah alat penangkap
penang abu batu bara. Sebelum dilepas ke udara bebas, gas
buang sisa pembakaran batu bara terlebih dahulu melewati electrostatic precipitator
untuk dikurangi semaksimal
sema mungkin kandungan abunya.
bunya. Bagian utama dari EP ini
adalah housing (casing), internal parts yang terdiri dari discharge electrode, collecting
plates dan hammering system, dan ash hoppers yang terletak di bagian bawah untuk
menampung abu. Bagian terakhir dari flue gas system adalah stack/chimney/cerobong
asap yang berfungsi untuk membuang gas sisa sis pembakaran.
Page | 15
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014
Materi Pelatihan PT. Cahaya Fajar Kaltim
ketempat pembuangan akhir (Ash disposal). Pada System Ash Handling abu dibagi
menjadi dua yaitu Fly Ash (abu kering) dan Bottom Ash (abu basah)
Ash Handling Plant mempunyai alat yang berfungsi sebagai penangkap abu sisa
pembakaran, yaitu Electrostatic Precipitator (EP). Batu bara yang dialirkan ke dalam
ruang bakar akan menghasilkan gas buang yang mengandung partikel abu. Sebelum
dibuang ke atmosfir, gas buang yang mengandung partikel abu akan melewati suatu
ruang yang di dalamnya terdapat pelat-pelat yang dapat menangkap partikel abu. Pelat
tersebut dialiri arus searah (DC). Abu hasil tangkapan EP disalurkan melalui blow ash
tank ke penampungan sementara (Ash silo) dengan menggunakan media udara
bertekanan dari compressor, kemudian dilakukan proses pengedrainan dengan
transportasi berupa dump truck ke tempat penimbunan akhir.
Selain itu, Ash Handling Plant juga mempunyai peralatan yang berfungsi sebagai
penampung dan penyalur abu sisa pembakaran yang berasal dari ruang bakar (furnace)
yaitu SSC / Submerged Scrapper Conveyor (Bak penampung abu yang berada di bagian
bawah ruang bakar). Serbuk batu bara yang dimasukan ke dalam ruang bakar sebagian
tidak terbakar dan abu yang tidak terhisap oleh ID Fan akan jatuh dan ditampung di
bagian bawah ruang bakar (Bottom Ash) dialirkan ke dalam bak SSC. SSC diisi air yang
berasal dari discharge CWP untuk menjaga level dan temperature air, maka perlu
disirkulasikan dan disupply terus menerus.
B. DASAR-DASAR PEMBAKARAN.
Pembakaran adalah reaksi kimia yang terjadi antara material yang dapat terbakar
dengan oksigen pada volume dan temperatur tertentu. Pembakaran akan terjadi bila 3
sumber yaitu :
• Bahan bakar
• Oksigen
• Sumber nyala/titik api/panas
Page | 16
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014
Materi Pelatihan PT. Cahaya Fajar Kaltim
Page | 17
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014
Materi Pelatihan PT. Cahaya Fajar Kaltim
III. Kebutuhan Udara
Untuk dapat menghitung kebutuhan Oksigen dan udara teoritis bagi proses
pembakaran bahan bakar, maka perlu diingat berat atom masing – masing unsur
yang terlihat dalam reaksi pembakaran. Agar lebih mudah mengingat, gunakan
daftar berikut :
Page | 18
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014
Materi Pelatihan PT. Cahaya Fajar Kaltim
antara 8 : 1 sampai dengan 11 : 1. Adapun campuran yang paling eksplosif adalah
campuran antara udara p.f pada ratio 10 : 1
IV. Gas Buang Hasil Pembakaran
Pada proses pembakaran akan dihasilkan gas buang. Gas buang atau hasil
pembakaran berupa CO (Carbonmonoksida), gas O2 (Oksigen), gas CO2
(Carbondioksida) dan asam.
• Gas CO (Carbonmonoksida)
Gas CO dihasilkan dari pembakaran Carbon : dimana pembakaran berlanjut secara
tidak sempurna. Dengan Reaksi kimia.
C + ½ CO2 → CO + 10.120 KJ/Kg.
Panas dihasilkan sekitar 10.120 KJ/Kg, sehingga ada kerugian panas yang dibawa oleh
gas buang ke cerobong.
• Gas O2 (Oksigen)
Gas O2 pada gas buang menunjukkan adanya excess air (udara bersih) pada proses
pembakaran. Kandungan O2 pada gas buang dapat digunakan untuk menentukan
kesempurnaan dari pembakaran dan efesiensi dari proses pembakaran.
• Gas CO2 (Carbondioksida)
Gas CO2 dihasilkan dari pembakaran carbon, dimana pembakaran berlangsung secara
sempurna. Dengan Reaksi kimia.
C + O2 → CO2 + 33.820 KJ/Kg
Panas yang dihasilkan sekitar 33.820 KJ/Kg. Panas yang dihasilkan tiga kali
pembakaran yang menghasilkan gas CO.
• Asam
Terbentuknya zat asam pada proses pembakaran tidak dapat kita harapkan
terbentuknya zat asam tersebut berasal dari pembakaran sulfur (belerang), dengan
Reaksi kimia.
S + O2 → SO2
Sulfur Oksigen Sulfur dioksida
Dalam proses pembakaran ketel, selalu diberikan udara lebih. Dengan demikian
maka juga terdapat Oksigen lebih. Selanjutnya bila gas sulfurdioksida ini bertemu
dengan oksigen yang berasal dari udara lebih, maka akan terjadi reaksi.
2 SO2 + O2 → 2 SO3
Hasil pembakaran hidrogen adalah 2H + O2 → 2H2O. Selain itu dalam gas sisa
pembakaran juga terdapat air yang berasal dari udara pembakaran maupun dari
bahan bakar. Apabila H2O ini bertemu dengan SO3 akan terjadi reaksi :
SO3 + H2O → H2SO4 (Asam sulfat)
Asam sulfat ini bersifat sangat korosif terhadap logam sehingga sering dijumpai
terjadinya korosi pada saluran gas asap p`da daerah yang temperaturnya cukup
rendah dimana terjadi pengembunan H2SO4. Kerusakan ini terutama sering dijumpai
pada elemen A/H sisi dingin. Selain itu, bila terbuang ke atmosfir melalui cerobong
akan dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan serta hujan asam yang dapat
membunuh tanaman. Dengan demikian meskipun sulfur memberikan kontribusi
panas dalam proses pembakaran, tetapi sulfur juga menimbulkan dampak negatif
yang merugikan. Karena itu kandungan sulfur dalam bahan bakar dibatasi dan kita
tentunya akan memilih bahan bakar yang tidak mengandung sulfur bila hal ini
memungkinkan. Tetapi kenyataannya hampir tidak ada bahan bakar fosil yang bebas
dari sulfur. Jadi meskipun dalam jumlah yang kecil, dampak negatif sulfur harus tetap
kita tanggung.
Page | 19
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014
Materi Pelatihan PT. Cahaya Fajar Kaltim
3.2. SPESIFIKASI UNIT BOILER PT. CAHAYA FAJAR KALTIM
A. PARAMETER DESAIN
B. VOLUME WATER
Volume (M3)
No Komponen
Hydro Test Normal Operasi
1 Steam Drum 20 8,41
2 Down Comer 8,158 8,158
3 Front-Back Water Wall 18,71 18,71
4 Top Conection pipe di Water wall 2,914 2,914
5 Top Conection pipe di Superheater 1,38 -
6 Secondary Superheater 5,01 -
7 Primary Superheater 2,93 -
8 Desuperheater 0,41 -
9 Upper Economizer 2,73 2,73
10 Lower Economizer 3,69 3,69
Total 65,864 44,544
Tabel. 3.4. Volume Water Boiler CFK.
Page | 20
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014
Materi Pelatihan PT. Cahaya Fajar Kaltim
3.3. ALUR PROSES BOILER CFK.
Gambar.3.7. Alur Proses Boiler 130 t/h PT. Cahaya Fajar Kaltim.
Keterangan gambar :
No Keterangan No Keterangan
1 Steam drum 11 Superior air preheater
2 Down comer 12 Subordinate economizer
3 Water wall 13 Subordinate air preheater
4 First Superheater Inlet header 14 ESP (Electro static presipitator)
5 First Superheater outlet Header 15 Fly Ash Tank
6 Spraying water 16 Ash Silo
7 Secondary superheater inlet header 17 Chimney / Cerobong
8 Secondary superheater outlet header 18 Coal Bunker
9 Main steam header 19 Coal feeder
10 Superior economizer 20 Scrap Chain Bottom ash.
Page | 21
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014
Materi Pelatihan PT. Cahaya Fajar Kaltim
Page | 22
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014
Materi Pelatihan PT. Cahaya Fajar Kaltim
Gambar 3.10. View DCS Water System dan Gambar Bagian dalam Steam Drum
COAL HANDLING
Page | 23
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014
Materi Pelatihan PT. Cahaya Fajar Kaltim
MATERI 4
TURBIN GENERATOR DAN WATER INTAKE
4.1. PENDAHULUAN.
Turbin uap adalah mesin turbo (mesin berputar)
berputar) yang berfungsi sebagai penggerak
utama dengan prinsip mengubah energi panas (entalpi) menjadi energi kinetik (energi
rotasi). Di mana pada PLTU poros turbin terhubung dengan generator untuk
mengubah energi Mekanis menjadi energi Listrik. Poros turbin, bin, lansung atau dengan
bantuan roda gigi reduksi.
reduksi
A. Prinsip Kerja
erja Turbin Uap
Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut :
1. Uap masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas dari uap
dirubah menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan.Tekanan
uap pada saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke dalam
nosel, akan tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih besar dari pada
saat masuk ke dalam nosel. Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan
diar ke
sudu-sudu
sudu turbin yang berbentuk lengkungan dan dipasang disekeliling roda
turbin. Uap yang mengalir melalui celah-celah
celah celah antara sudu turbin itu dibelokkan
kearah mengikuti lengkungan dari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini
menimbulkan gaya yang
yang mendorong dan kemudian memutar roda dan poros
turbin.
2. Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkn sudu turbin berarti
hanya sebagian yang energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu
sudu turbin
yang berjalan. Supaya energi kinetis yang tersisa
tersisa saat meninggalkan sudu turbin
dimanfaatkan maka pada turbin dipasang lebih dari satu baris sudu gerak.
Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak. Maka antara baris pertama dan
baris kedua sudu gerak dipasang satu baris sudu tetap ( guide blade ) yang
berguna
guna untuk mengubah arah kecepatan uap, supaya uap dapat masuk ke
baris kedua sudu gerak dengan arah yang tepat.
3. Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat dibuat
sekecil mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat dimanfaatkan
dimanfaatk
sebanyak mungkin. Dengan demikian effisiensi turbin menjadi lebih tinggi
karena kehilangan energi relatif kecil.
Page | 24
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014
Materi Pelatihan PT. Cahaya Fajar Kaltim
B. GENERATOR.
Generator listrik adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik. Prinsip kerja generator memanfaatkan induksi
elektromagnetik untuk membangkitkan listrik sesuai dengan Hukum Faraday.
Apabila suatu penghantar listrik digerakkan didalam suatu medan magnet, maka
pada penghantar listrik itu akan muncul gaya gerak listrik (GGL) yang dinyatakan
dalam satuan Volt. Pada generator, energi listrik dibangkitkan dengan cara
menggerakkan kumparan penghantar listrik memotong medan magnet sehingga
dibangkitkan GGL yang bisa disalurkan untuk energi listrik sehari-hari.
Pada generator, baik kumparan ataupun magnet bisa diposisikan pada posisi
rotor atau stator, tergantung jenis generatornya. Pada generator jenis Kutub
Dalam, kutub magnet atau kumpuran medan magnet (jika menggunakan magnet
induksi listrik), diletakkan pada bagian rotor / bagian yang berputar. Sedangkan
pada generator Kutub Luar, kutub magnet atau kumpuran medan magnitnya
terletak pada posisi sebagai stator/ bagian yang diam.
Selain itu, jenis-jenis generator dapat pula digolongkan berdasarkan
beberapa kriteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan Putaran Medan Magnit terhadap rotor:
• Generator Sinkron: kecepatan putaran medan magnitnya sama dengan
kecepatan putaran rotornya.
• Generator Asinkron: kecepatan putaran medan magnitnya tidak sama
dengan kecepatan putaran rotornya.
2. Berdasarkan jenis arus yang dibangkitkan
• Generator arus searah (DC)
• Generator arus bolak balik (AC)
3. Berdasarkan dari jenis fasa gelombangnya
• Generator AC 3 fasa
• Generator AC 1 fasa.
Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron.
Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron yang
digunakan untuk mengubah daya mekanik menjadi daya listrik. Generator
sinkrondapat berupa generator sinkron tiga fasa atau generator sinkron AC satu
fasatergantung dari kebutuhan.
B.1. Konstruksi Generator Sinkron
Pada generator sinkron, arus DC diterapkan pada lilitan rotor untuk
mengahasilkan medan magnet rotor. Rotor generator diputar oleh prime
mover/penggerak utama menghasilkan medan magnet berputar pada mesin.
Medan magnet putar ini menginduksi tegangan tiga fasa pada kumparan stator
generator. Rotor pada generator sinkron pada dasarnya adalah sebuah
elektromagnet yang besar. Kutub medan magnet rotor dapat berupa salient
(kutub sepatu) dan non salient (rotor silinder). Gambaran bentuk kutup sepatu
generator sinkron diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Page | 25
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014
Materi Pelatihan PT. Cahaya Fajar Kaltim
Pada kutub salient, kutub magnet menonjol keluar dari permukaan rotor
sedangkan pada kutub non salient, konstruksi kutub magnet rata dengan
permukaan rotor.
Rotor silinder umumnya digunakan untuk rotor dua kutub dan empat kutub,
sedangkan rotor kutub sepatu digunakan untuk rotor dengan empat atau lebih
kutub. Pemilihan konstruksi rotor tergantung dari kecepatan putar prime mover,
frekuensi dan rating daya generator. Generator dengan kecepatan 1500 rpm ke
atas pada frekuensi 50 Hz dan rating daya sekitar 10MVA menggunakan rotor
silinder. Sementara untuk daya dibawah 10 MVA dan kecepatan rendah maka
digunakan rotor kutub sepatu. Gambaran bentuk kutup silinder generator sinkron
diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
(a) (b)
Gambar 4.3. Gambaran bentuk (a) rotor Non-salient (rotor silinder), (b)
penampang rotor pada generator sinkron
Page | 26
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014
Materi Pelatihan PT. Cahaya Fajar Kaltim
Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan medan
magnet, persamaan diatas juga menunjukkan hubungan antara kecepatan putar
rotor dengan frekuensi listrik yang dihasilkan. Agar daya listrik dibangkitkan tetap
pada frekuensi 50Hz atau 60 Hz, maka generator harus berputar pada kecepatan
tetapdengan jumlah kutub mesin yang telah ditentukan. Sebagai contoh untuk
membangkitkan 60 Hz pada mesin dua kutub, rotor arus berputar dengan
kecepatan 3600 rpm. Untuk membangkitkan daya 50 Hz pada mesin empat kutub,
rotor harus berputar pada 1500 rpm.
C. EXCITER
Sistem eksitasi adalah sistem pasokan listrik DC sebagai penguatan pada
generator listrik atau sebagai pembangkit medan magnet, sehingga suatu
generator dapat menghasilkan energi listrik dengan besar tegangan keluaran
generator bergantung pada besarnya arus eksitasinya.
Page | 27
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014
Materi Pelatihan PT. Cahaya Fajar Kaltim
Sistem ini merupakan sistem yang vital pada proses pembangkitan listrik dan
pada perkembangannya, sistem Eksitasi pada generator listrik ini dapat dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu:
1. Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Sikat
ikat (brush excitation)
Gambar 4.5.
5. Gambar Generator Synkron 3 Phasa dengan Brush Exitation
2. Sistem Eksitasi
itasi Tanpa Sikat (brushless excitation).
Gambar 4.6.
6. Gambar Generator Synkron 3 Phasa dengan Brush Exitation
“Brushless System pada sistem ini penyearah dipasangkan diporos yang berputar
Brushless System”,
dengan rotor, sehingga tidak dibutuhkan sikat arang dan slipring. Karena
Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus excitasi ke rotor
generator
rator mempunyai kelemahan yaitu besarnya arus yang mampu dialirkan pada
sikat arang relatif kecil.
D. AVR (Automatic Voltage Regulator)
Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk menjaga agar
tegangan generator tetap konstan dengan kata lain generator akan tetap
mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh
terpengaruh pada perubahan
beban yang selalu berubah-ubah,
berubah ubah, dikarenakan beban sangat mempengaruhi
tegangan output generator.
Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy) pada
exciter. Apabila tegangan output generator di bawah tegangan nominal tegangan
t
generator, maka AVR akan memperbesar arus penguatan (excitacy) pada exciter.
Dan juga sebaliknya apabila tegangan output Generator melebihi tegangan
nominal generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan (excitacy) pada
exciter. Dengan demikian apabila terjadi perubahan tegangan output Generator
akan dapat distabilkan oleh AVR secara otomatis dikarenakan dilengkapi dengan
peralatan seperti alat yang digunakan untuk pembatasan penguat minimum
ataupun maximum yang bekerja secara otomatis.
Page | 28
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014
Materi Pelatihan PT. Cahaya Fajar Kaltim
Page | 29
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014
Materi Pelatihan PT. Cahaya Fajar Kaltim
Rated Factor : 0.89
Rated Exciting Voltage : 122 V
Rated Exciting Current : 8.5 A
D. Main Transformer.
Manufacture by : Shandong Thaikai Transformer Co. Ltd
Type : SF 10 – 31500 / 150
Rated Capacity : 31500 kVA.
Phase :3
E. Spesifikasi Peralatan Pembantu
4.3. FLOW PROSES TURBIN DAN GENERATOR CFK UNIT #1 & #2.
Page | 30
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014
Materi Pelatihan PT. Cahaya Fajar Kaltim
Steam dari boiler masuk melalui nozel dan menggerakkan sudu-sudu turbin
dengan putaran 3000 rpm, steam sisa yang setelah menggerakkan sudu-sudu masuk
ke line extraction #1 dan #2 (untuk pengoperasian High Pressure Heater #1 dan #2)
sebagai pemanas air umpan ke boiler, sedangkan steam yang masuk ke extraction 3
akan digunakan untuk pemanasan air hingga temperature titik didih sekaligus sebagai
langkah proses menghilangkan kadar oxygen terlarut di Deaerator, dan steam yang
masuk ke line extraction #4 dan #5 digunakan untuk mengoperasikan Low Pressure
Heater #4 dan #5. Sebagian besar steam akan masuk ke Condenser dengan system
kevacuman karena adanya pompa water ejector. Dan akan mengalami kondensasi
karena adanya pendinginan melalui pipa-pipa Cooling Water.
Dengan Condensate Pump air hasil kondensasi akan melewati line LP Heater #5
dan LP Heater #4 dan akan menyerap panas dari steam extraction #5 dan #4 sehingga
temperature air kondensasi akan mencapai ±90 oC. kemudian air akan masuk ke
deaerator dengan menghembuskan steam dari extraction #3.
Pada line outlet deaerator akan diinject-kan chemical Oxygen Scavenger untuk
mengikat oxygen yang terlarut dalam air umpan ke boiler. Dengan Pompa Boiler Feed
Water (BFWP) air akan melewati High Pressure (HP) Heater #2 dan #1 dan akan
menyerap panas dari steam extraction #2 dan #1 sehingga temperature air umpan
mencapai ± 145 oC. kemudian air akan tersuplay ke Boiler.
Pada Putaran Turbin 3000 rpm, dengan poros yang ter-Couple dengan Generator
dan Exciter sebagai pembangkit medan magnet pada generator maka proses
perubahan energy kinetic menjadi energy listrik akan terbentuk.
Pada PT CFK Unit #1 & #2. Listrik yang dihasilkan Generator sebesar ±25 MW,
dengan frequensi 50 Hz dan tegangan keluaran dari Generator 6,3 kV. Kemudian akan
melalui Main Trafo (Trafo Step-UP 3 Phase) untuk menaikkan tegangan menjadi 150
kV yang selanjutnya akan didistribusikan ke jaringan PLN.
4.4. ALUR KORDINASI TURBIN DAN GENERATOR DENGAN BAGIAN LAIN DEPT. PRODUKSI
Gambar 4.9. Alur Proses Koordinasi Turbin dan Generator Dengan Bagian Terkait.
Page | 31
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014
Materi Pelatihan PT. Cahaya Fajar Kaltim
DAFTAR PUSTAKA
http://infokelistrikan.blogspot.com/2012/09/pembakaran.html
http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-
batubara/
United Nations Environment Programme, ---, Bahan Bakar dan Pembakaran, 2006
United Nations Environment Programme, ---, Boiler dan Pemanas Fluida Termis, 2006
PT. PLN (Persero) Unit Pendidikan dan Pelatihan, Suralaya, Modul 1 Pengoperasian
(Pengolahan Air), 2008.
PT. PLN (Persero) JASER, Laporan Inspeksi Teknik : Inspeksi Kelaikan Operasi pusat Listrik
Tenaga Uap PT. Cahaya fajar Kaltim, 2008.
Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (kerja sama Japan
International Cooperation Agency), ---, Modul operator Ketel Uap Kelas 1 :
Pengetahuan Bahan Bakar dan Pembakaran. 1998 – 1999.
PT. Altrak 1978 – Training Center, Basic Power Generation,--------,-----
Page | 32
DEPARTEMEN PRODUKSI APRIL 2014