Professional Documents
Culture Documents
BAB II Fix
BAB II Fix
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
0,9±0,12 g/dl dan Ht meningkat 3-4 % post transfusi 450 ml darah lengkap.
Transfusi darah lengkap hanya untuk mengatasi perdarahan akut dan masif,
meningkatkan dan mempertahankan proses pembekuan. Darah lengkap diberikan
dengan golongan ABO dan Rh yang diketahui. Dosis pada pediatrik rata-rata 20
ml/kg, diikuti dengan volume yang diperlukan untuk stabilisasi.
Indikasi penggunaan whole blood :
1. Penggantian volume pada pasien dengan syok hemoragi, trauma atau luka
bakar
2. Pasien dengan perdarahan masif dan telah kehilangan lebih dari 25% dari
volume darah total.
Rumus kebutuhan whole blood :
6 x ∆Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB
Ket :
-Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal
-Hb pasien : Hb pasien saat ini
kerugiaannya ialah faktor pembekuan terutama faktor V dan VIII sudah habis.
Kemampuan transportasi oksigen oleh eritrosit menurun yang disebabkan karena
afinitas Hb terhadap oksigen yang tinggi, sehingga oksigen sukar dilepas ke
jaringan. Hal ini disebabkan oleh penurunan kadar 2,3 DPG. Kadar kalium,
amonia, dan asam laktat tinggi.
tanda, dan kapasitas vital dan fungsional penderita, (2)Ada atau tidaknya penyakit
kardiorespirasi atau susunan saraf pusat, (3)Penyebab dan antisipasi anemia,
(4)Ada atau tidaknya terapi alternatif lain. 1Pedoman untuk transfusi pada anak dan
remaja serupa dengan pada dewasa. Untuk neonatus, tidak ada indikasi transfusi
eritrosit yang jelas disepakati, biasanya, pada neonatus eritrosit diberikan untuk
mempertahankan Hb, berdasarkan status klinisnya4,3
Pilihan produk eritrosit untuk anak dan remaja adalah suspensi standar
eritrosit yang dipisahkan dari darah lengkap dengan pemusingan dan disimpan
dalam antikoagulan/medium pengawet pada nilai hematokrit kira-kira 60%. Dosis
biasa adalah 10 – 15 ml/Kg, tetapi volume transfusi sangat bervariasi, tergantung
pada keadaan klinis (misalnya perdarahan terus menerus atau hemolisis). Untuk
neonatus, produk pilihan adalah konsentrat PRC (Ht 70 – 90%) yang diinfuskan
perlahan-lahan (2 – 4 jam) dengan dosis kira-kira 15 ml/KgBB.5,7
Dibagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM Jakarta, dosis tranfusi
didasarkan atas makin anemis seorang resipien, maka sedikit jumlah darah yang
diberikan per et mal dalam suatu seri tranfusi darah dan makin lambat pula jumlah
tetesan yang diberikan, untuk menghindari komplikasi gagal jantung. Di bagian
Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM Jakarta, dosis yang dipergunakan untuk
menaikkan Hb adalah dengan menggunakan modifikais rumus empiris sebagai
berikut :
Bila yang digunakan sel darah merah pekat (packed red cells), maka
kebutuhannya adalah 2/3 dari darah lengkap, menjadi:
BB (kg) x 4 x (Hb diinginkan - Hb tercatat)
Untuk anemia yang bukan karena perdarahan, maka teknis pemberiannya
adalah dengan tetesan. Makin rendah Hb awal makin lambat tetesannya dan
makin sedikit volume sel darah merah yang diberikan. Jika menggunakan packed
red cells untuk anemia, lihat tabel 2.2
11
Packed red cell diperoleh dari pemisahan atau pengeluaran plasma secara
tertutup atau septik sedemikian rupa sehingga hematokrit menjadi 70-80%.
Volume tergantung kantong darah yang dipakai yaitu 150-300 ml. Suhu simpan
4°±2°C. Lama simpan darah 24 jam dengan sistem terbuka.3
Packed cells merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah
dipekatkan dengan memisahkan komponen-komponen yang lain. Packed cells
banyak dipakai dalam pengobatan anemia terutama talasemia, anemia aplastik,
leukemia dan anemia karena keganasan lainnya. Pemberian transfusi bertujuan
untuk memperbaiki oksigenasi jaringan dan alat-alat tubuh. Biasanya tercapai bila
kadar Hb sudah di atas 8 g%.
Untuk menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr/dl diperlukan PRC 4 ml/kgBB
atau 1 unit dapat menaikkan kadar hematokrit 3-5 %. Diberikan selama 2 sampai
4 jam dengan kecepatan 1-2 mL/menit, dengan golongan darah ABO dan Rh yang
diketahui.
Rumus Kebutuhan darah (ml) :
3 x ∆Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB
Ket :
-Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal
-Hb pasien : Hb pasien saat ini
Tujuan transfusi PRC adalah untuk menaikkan Hb pasien tanpa menaikkan
volume darah secara nyata. Keuntungan menggunakan PRC dibandingkan dengan
darah jenuh adalah:
12
transfusi. Manfaat komponen darah ini untuk mengurangi reaksi panas dan
alergi.6
D. Suspensi trombosit
Pemberian trombosit seringkali diperlukan pada kasus perdarahan yang
disebabkan oleh kekurangan trombosit. Pemberian trombosit yang berulang-ulang
dapat menyebabkan pembentukan thrombocyte antibody pada penderita. (3)
Transfusi trombosit terbukti bermanfaat menghentikan perdarahan karena
trombositopenia. Komponen trombosit mempunyai masa simpan sampai dengan 3
hari.2
Transfusi trombosit harus diberikan kepada penderita dengan angka
trombosit <50x109/L, jika ada perdarahan atau direncanakan untuk mengalami
prosedur invasif. Penelitian pada penderita trombositopenia dengan gagal sumsum
tulang menunjukkan bahwa perdarahan spontan meningkat tajam jika trombosit
turun menjadi <20>9/L. Dengan alasan ini maka banyak dokter anak
menganjurkan transfusi trombosit profilaksis untuk mempertahankan trombosit
>20 x109/L pada anak dengan trombositopenia karena gagal sumsum tulang.
Pemberian komponen ini sebagai profilaksis pada pasien tanpa perdarahan
terutama menjadi kontroversi bidang onkologi pediatric. Angka tersebut juga
menimbulkan kontroversi karena banyak ahli memilih transfusi pada batas 5-
14
E. Plasma
15
darah masif, setelah terapi warfarin dan koagulopati pada penyakit hepar. Setiap
unit FFP biasanya dapat menaikan masing-masing kadar faktor pembekuan
sebesar 2-3% pada orang dewasa. Sama dengan PRC, saat hendak diberikan pada
pasien perlu dihangatkan terlebih dahulu sesuai suhu tubuh.
Komponen ini dapat diberikan pada trauma dengan perdarahan hebat atau
renjatan (syok), penyakit hati berat, imunodefisiensi tanpa ketersediaan preparat
khusus, dan pada bayi dengan enteropati disertai kehilangan protein (protein
losing enteropathy). Meskipun demikian, penggunaan komponen ini sekarang
semakin berkurang. Dan bila diperlukan, maka dosisnya 20-40 ml/ kgBB/hari.
Pemberian dilakukan secara cepat, pada pemberian FFP dalam jumlah
besar diperlukan koreksi adanya hypokalsemia, karena asam sitrat dalam FFP
mengikat kalsium. Perlu dilakukan pencocokan golongan darah ABO dan system
Rh. Efek samping berupa urtikaria, menggigil, demam, hipervolemia.
Rumus pemberian fresh frozen plasma :
B yang berat, karena sudah tersedia konsentrat faktor VIII dan IX yang lebih
aman. Plasma beku segar tidak dianjurkan untuk koreksi hipovolemia atau sebagai
terapi pengganti imunoglobulin karena ada alternatif yang lebih aman, seperti
larutan albumin atau imunoglobulin intravena.1Pada neonatus, transfusi plasma
beku segar memerlukan pertimbangan khusus. Indikasi transfusi plasma beku
segar untuk neonatus meliputi: (1)Mengembalikan kadar eritrosit agar mirip darah
lengkap untuk kepentingan transfusi masif, misalnya pada transfusi tukar atau
bedah jantung; (2)Perdarahan akibat defisiensi vitamin K; (3)Koagulasi
intravaskuler diseminata (DIC) dengan perdarahan; (4)Perdarahan pada defisiensi
faktor koagulasi kongenital bila terapi yang lebih spesifik tidak tersedia atau tidak
memadai.6,8
G. Cryopresipitate
Komponen utama yang terdapat di dalamnya adalah faktor VIII, faktor
pembekuan XIII, faktor Von Willbrand, fibrinogen. Penggunaannya ialah untuk
menghentikan perdarahan karena kurangnya faktor VIII di dalam darah penderita
hemofili A.
Cara pemberian ialah dengan menyuntikkan intravena langsung, tidak
melalui tetesan infus, pemberian segera setelah komponen mencair, sebab
komponen ini tidak tahan pada suhu kamar. 2
Suhu simpan -18°C atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun,
ditransfusikan dalam waktu 6 jam setelah dicairkan. Efek samping berupa demam,
alergi. Satu kantong (30 ml) mengandung 75-80 unit faktor VIII, 150-200 mg
fibrinogen, faktor von wilebrand, faktor XIII
Indikasi pemberian cryopresipitate :
1. Hemophilia A
2. Perdarahan akibat gangguan faktor koagulasi
3. Penyakit von wilebrand
Rumus Kebutuhan Cryopresipitate :
0.5x ∆Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB
18
H. Albumin
Albumin merupakan protein plasma yang dapat diperoleh dengan cara
fraksionisasi Cohn. Larutan 5% albumin bersifat isoosmotik dengan plasma, dan
dapat segera meningkatkan volume darah. Komponen ini digunakan juga untuk
hipoproteinemia (terutama hipoalbuminemia), luka bakar hebat, pancreatitis, dan
neonatus dengan hiperbilirubinemia. Dosis disesuaikan dengan kebutuhan, misal
pada neonatus hiperbilirubinemia perlu 1-3g/kgBB dalam bentuk larutan albumin
5%.6,7
Albumin dibuat dari plasma, setelah gamma globulin, AHF dan fibrinogen
dipisahkan dari plasma. Kemurnian 96-98%. Dalam pemakaian diencerkan
sampai menjadi cairan 5% atau 20% 100 ml albumin 20% mempunyai tekanan
osmotik sama dengan 400 ml plasma biasa
Rumus Kebutuhan Albumin :
∆ albumin x BB x 0.8
J. Kompleks factor IX
Komponen ini disebut juga kompleks protrombin, mengandung faktor
pembekuan yang tergantung vitamin K, yang disintesis di hati, seperti factor VII,
IX, X, serta protrombin. Sebagian ada pula yang mengandung protein C.
Komponen ini biasanya digunakan untuk pengobatan hemofilia B. Kadang
diberikan pada hemofilia yang mengandung inhibitor factor VIII dan pada
beberapa kasus defisiensi factor VII dan X. Dosis yang dianjurkan adalah 80-100
unit/kgBB setiap 24 jam.2,3
19
K. Imunoglobulin
Komponen ini merupakan konsentrat larutan materi zat anti dari plasma,
dan yang baku diperoleh dari kumpulan sejumlah besar plasma. Komponen yang
hiperimun didapat dari donor dengan titer tinggi terhadap penyakit seperti
varisela, rubella, hepatitisB, atau rhesus. Biasanya diberikan untuk mengatasi
imunodefisiensi, pengobatan infeksi virus tertentu, atau infeksi bakteri yang tidak
dapat diatasi hanya dengan antibiotika dan lain-lain. Dosis yang digunakan adalah
1-3 ml/kgBB.8,9
biasanya terjadi dalam waktu 6 hingga 24 jam sejak awal transfusi atau 1-2 jam
setelah transfusi selesai. Pemeriksaan x-ray dada menunjukkan edema interstisial,
kemungkinan berkaitan dengan kardiomegali, merefleksikan patofisiologi dari
gagal jantung akut. TACO dapat terjadi pada transfusi masif atau transfusi cepat
(rapid transfusion).
Kejadian TACO dapat dihindari dengan asesmen pre-transfusi yang baik
mengenai keadaan gagal jantung, gangguan fungsi ginjal, hipoalbumin, dan
kelebihan cairan. Dalam keadaan normal kelebihan cairan atau sirkulasi yang
overload akibat transfusi dapat ditoleransi oleh tubuh. Namun pada pasien yang
memiliki gangguan keseimbangan cairan, terutama cairan paru, seperti pada orang
tua dan anak-anak, risiko mengalami TACO lebih tinggi. Hal tersebut terjadi
terutama jika produk darah diberikan dalam bentuk unit dibanding dengan
perhitungan pemberian menggunakan mililiter per kilogram.
Terapi pada TACO adalah dengan memposisikan pasien dalam keadaan
duduk, menggunakan alat bantu kardiorespirator, furosemid 80 mg IV dan pantau
urine output.
b. Transfusion-related Acute Lung Injury (TRALI)
TRALI merupakan reaksi transfusi yang berbahaya dan sering
menyebabkan ancaman kematian, terjadi dalam waktu 6 jam sejak awal transfusi.
Reaksi ini terjadi pada 1:5000 populasi yang mendapatkan transfusi general, dan
insidensinya meningkat pada transfusi masif.11 TRALI dikarakteristikkan oleh
adanya edema paru non kardiogenik, hipoksemia, dan distres pernapasan pada
daerah temporal yang berkaitan dengan transfusi darah. Selain itu karakteristik
lain yang sering muncul adalah sianosis, hipotensi, dan demam.
Terapi pada TRALI lebih bersifat suportif dan acute lung injury (ALI)
biasanya dapat sembuh dengan cepat, dimana infiltrasi paru dapat hilang dalam
waktu 96 jam. Terapi suportif pada TRALI terdiri dari ventilator, restriksi cairan
derajat sedang (tidak ada indikasi penggunaan diuretik kecuali suspek TACO).
Reaksi TRALI dan TACO ini dapat dicegah dengan asesmen pre-transfusi
yang baik. Selain itu diperlukan pemantauan pada tingkat transfusi, tekanan arteri,
saturasi oksigen, tingkat pernapasan, dan keseimbangan cairan selama transfusi.
23
TACO dan TRALI sulit dibedakan dan dapat terjadi bersamaan. Berikut
adalah tabel mengenai perbedaan beberapa parameter yang ditemukan pada
TRALI dan TACO.
Tabel 2.3. Perbedaan parameter pada TRALI dan TACO
Parameter TRALI TACO
Temuan klinis
Temperatur tubuh Demam mungkin Tidak ada perubahan
ditemukan
Tekanan darah Hipotensi Hipertensi, tekanan sistolik
post-transfusi meningkat
>30mmHg
Nadi +/- Takikardi
Pernapasan Dispneu akut Dispneu akut
Vena pada leher Tidak ada perubahan Distensi (+/-)
Auskultasi paru (jantung) Crackles Crackles, rales (S3 gallop
+/-)
Keseimbangan cairan +/- Positif
Respon pada pemberian Minimal, kadang Signifikan
diuretik mengalami perburukan
Temuan tambahan
Chest radiograph Infiltrat bilateral baru Infiltrat bilateral (sentral)
baru, pembesaran siluet
kardiak, Kerley’s B line
Echocardiography Normal atau penurunan Penurunan fraksi ejeksi
fraksi ejeksi
Pulmonary artery occlusion <18mmHg >18mmHg
pressure
Central venous pressure Normal/tidak ada Meningkat
perubahan
Edema fluid Eksudat Transudat
Temuan laboratorium
WBC Leukopenia transien (+/-) Tidak ada perubahan
BNP <100-200 pg/ml >500-1200 pg/ml
24