Professional Documents
Culture Documents
A.tata Naskah
A.tata Naskah
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM AVISENA
NOMOR: ...................................
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN REGULASI RUMAH SAKIT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pedoman Penyusunan Regulasi di Lingkungan Rumah Sakit Umum Avisena diperlukan dalam mendukung
tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Umum Avisena. Salah satu komponen penting dalam ketatalaksanaan
Rumah Sakit Umum Avisena adalah administrasi umum. Ruang lingkup administrasi umum meliputi tata
naskah penamaan lembaga, singkatan dan akronim, kearsipan, dan tata ruang perkantoran.
Pedoman penyusunan Regulasi di Lingkungan Rumah Sakit Umum Avisena sebagai salah satu unsur
administrasi umum mencakup pengaturan tentang Tata Naskah yaitu jenis, penyusunan, penggunaan
lambang rumah sakit, logo, stempel, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam naskah serta
pengelolaan regulasi (kebijakan dan prosedur internal RS).
Keterpaduan penyusunan regulasi di lingkungan Rumah Sakit Umum Avisena sangat diperlukan untuk
menunjang kelancaran komunikasi tulis dalam penyelenggaraan tugas Rumah Sakit Umum Avisena secara
berdaya guna dan berhasil guna. Untuk itu diperlukan Pedoman Penyusunan Regulasi di lingkungan Rumah
Sakit Umum Avisena sebagai acuan dalam melaksanakan tata naskah dan pengendalian di lingkungan
Rumah Sakit Umum Avisena.
C. SASARAN
1. Tercapainya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran dalam penyelenggaraan tata naskah di
Lingkungan Rumah Sakit Umum Avisena;
2. Terwujudnya keterpaduan pengelolaan tata naskah dengan unsur lainnya dalam lingkup administrasi
umum;
3. Tercapainya kemudahan dalam pengendalian komunikasi tulis;
4. Tercapainya penyelenggaraan tata naskah di Lingkungan Rumah Sakit Umum Avisena yang efisien dan
efektif;
E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Pedoman Penyusunan Regulasi di Lingkungan Rumah Sakit Umum Avisena meliputi :
Pengaturan tentang jenis, bentuk, dan penyusunan naskah, serta kelengkapan naskah termasuk
penggunaan logo, stempel dan amplop serta kewenangan penandatanganan naskah.
Pengendalian dokumen internal yang meliputi kegiatan penyusunan, pengesahan, pengidentifikasian,
penertiban, penggandaan, pendistribusian, pemeliharaan, penarikan, perubahan atau revisi, dan
pemusnahan dokumen.
Pengendalian dokumen eksternal yang meliputi pengidentifikasian, pemeliharaan dan pendistribusian
dokumen.
F. PENGERTIAN UMUM
1. Naskah adalah semua informasi tertulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang dikeluarkan oleh pejabat
yang berwenang.
2. Dokumen adalah informasi (data yang ada artinya) dan media pendukungnya (bisa berupa kertas, file
elektronik, dll).
3. Tata Naskah adalah pengelolaan informasi tertulis (naskah) yang mencakup pengaturan jenis, format,
penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi dan penyimpanan serta media yang digunakan dalam
komunikasi.
4. Administrasi Umum adalah rangkaian kegiatan administrasi yang meliputi tata naskah (tata persuratan,
distribusi, formulir, dan media), penamaan lembaga, singkatan dan akronim, kearsipan, dan tata ruang
perkantoran.
5. Komunikasi Intern adalah tata hubungan dalam penyampaian informasi yang dilakukan antar unit kerja
di lingkungan Rumah Sakit Umum Avisena, secara vertikal dan horisontal.
6. Komunikasi Ekstern adalah tata hubungan penyampaian informasi yang dilakukan oleh Rumah Sakit
Umum Avisena dengan pihak lain di luar lingkungan Rumah Sakit Umum Avisena.
7. Format adalah susunan dan bentuk naskah yang menggambarkan bentuk redaksional, termasuk tata letak
dan penggunaan lambang, logo, dan stempel.
A. JENIS
Naskah di lingkungan Rumah Sakit Umum Avisena terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. Naskah yang dirumuskan dalam susunan dan bentuk produk- produk hukum berupa regulasi.
a. Keputusan Direktur Rumah sakit;
Keputusan adalah naskah yang bersifat penetapan, dan memuat kebijakan pokok atau kebijakan
pelaksanaan yang merupakan penjabaran dari peraturan perundang-undangan, yaitu kebijakan
dalam rangka ketatalaksanaan, penyelenggaraan tugas umum dan pembangunan, misalnya :
penetapan organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis, penetapan ketatalaksaan organisasi,
program kerja dan anggaran, pendelegasian kewenangan yang bersifat tetap.
b. Instruksi Direktur Rumah sakit;
Instruksi adalah naskah yang memuat arahan atau perintah tentang pelaksanaan kebijakan.
c. Surat Edaran Direktur Rumah sakit;
Surat Edaran adalah naskah yang memuat pemberitahuan tentang hal tertentu, bisa berupa perintah,
petunjuk, atau penjelasan yang dianggap penting dan mendesak.
d. Standar Prosedur Operasional;
Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah naskah yang memuat serangkaian petunjuk tentang
cara serta urutan suatu kegiatan operasional atau administratif tertentu yang harus diikuti oleh
individu pejabat atau unit kerja. Berdasarkan UU No 29 tahun 2009 tentang Praktik Kedokteran
dan UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, SPO adalah suatu perangkat instruksi/langkah-
langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
e. Perjanjian.
Surat perjanjian adalah naskah yang berisi kesepakatan bersama tentang suatu objek yang mengikat
antara kedua belah pihak atau lebih untuk melaksanakan suatu tindakan atau perbuatan hukum
yang telah disepakati bersama.
2. Naskah yang dirumuskan dalam bentuk surat.
a. Surat Biasa;
Surat Biasa adalah alat penyampaian berita secara tertulis yang berisi pemberitahuan, pertanyaan,
permintaan jawaban atau saran dan sebagainya.
b. Surat Keterangan;
Surat keterangan adalah naskah yang berisi informasi mengenai hal atau seseorang untuk
kepentingan kedinasan.
c. Surat Perintah;
Surat perintah adalah naskah yang dibuat oleh atasan kepada bawahan dan memuat perintah yang
harus dilakukan.
d. Surat Izin;
Surat izin adalah surat yang berisi informasi tentang pemberian izin kepada seseorang untuk
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.
e. Surat Kuasa;
Surat kuasa adalah surat pernyataan pelimpahan wewenang dari pimpinan kepada pejabat/pegawai
bawahannya atau orang lain guna bertindak dan atas namanya melakukan suatu perbuatan hukum
mengenai hak dan wewenang yang tersebut di dalamnya.
f. Surat Undangan;
Surat undangan adalah surat yang memuat undangan kepada pejabat/pegawai pada alamat tujuan
untuk menghadiri suatu acara tertentu, misalnya rapat, pertemuan, dan sebagainya.
d) Kata penghubung tentang ditulis ditengah margin (center) dengan menggunakan huruf
kapital (bold).
e) Judul peraturan ditengah margin (center) dengan menggunakan huruf kapital (bold).
f) Nama jabatan yang menetapkan peraturan ditulis ditengah margin (center) dengan
menggunakan huruf kapital (bold).
2) Pembukaan
1. Konsiderans
(1) Konsiderans Menimbang, memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang
menjadi latar belakang dan alasan pembuatan peraturan.
Huruf awal kata menimbang ditulis dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda baca
titik dua (:) dan diletakkan di bagian kiri;
(2) Konsiderans Mengingat, yang memuat dasar kewenangan dan peraturan perundang-
undangan yang memerintahkan pembuatan peraturan tersebut. Peraturan perundang -
undangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan yang tingkatannya sederajat atau
lebih tinggi.
Konsiderans Mengingat diletakkan di bagian kiri tegak lurus dengan kata menimbang.
2. Diktum
(1) Diktum Memutuskan ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan huruf kapital, serta
diletakkan di tengah margin;
(2) Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan disejajarkan ke bawah
dengan kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata Menetapkan ditulis dengan
huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua;
(3) nama peraturan sesuai dengan judul (Direktur) tanpa RI, seluruhnya ditulis dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik.
Menimbang : a. ………………………………………………….
b. ………………………………………………….
Mengingat : 1. ………………………………………………….
2. ………………………………………………….
3. …………………………………………………
MEMUTUSKAN
Meneteapkan :
Pertama : ………………………………………………………..
Kedua : ………………………………………………………..
Ketiga : …………………………………………………………..
Ditetapkan di ………………
Pada Tanggal ………………
DIREKTUR RSU AVISENA
2) Pembukaan
a) Konsiderans
(1) Konsiderans Menimbang, memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang
menjadi latar belakang dan alasan pembuatan keputusan. Huruf awal kata menimbang
ditulis dengan huruf kapital, diakhiri tanda baca titik dua, dan diletakkan di bagian kiri.
(2) Konsiderans Mengingat memuat dasar kewenangan dan keputusan yang memerintahkan
pembuatan keputusan tersebut. Keputusan yang menjadi dasar hukum adalah keputusan
yang tingkatannya sederajat atau lebih tinggi.
b) Diktum
(1) Diktum Memutuskan ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa spasi di antara suku
kata dan diletakkan di tengah margin.
(2) Diktum Menetapkan dicantumkan sesudah kata Memutuskan, disejajarkan ke bawah
dengan kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata Menetapkan ditulis dengan
huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua.
(3) Nama keputusun sesuai dengan judul (Direktur) keputusan seluruhnya ditulis dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik.
KEPUTUSAN DIREKTUR
NOMOR………………...
TENTANG
……………………………………………………………..
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM AVISENA CIMAHI
Menimbang : a. ………………………………………………….
b. ………………………………………………….
Mengingat : 1. ………………………………………………….
2. ………………………………………………….
3. …………………………………………………
MEMUTUSKAN
Meneteapkan :
Pertama : ………………………………………………………..
Kedua : ………………………………………………………..
Ketiga : …………………………………………………………..
Ditetapkan di ………………
Pada Tanggal ………………
DIREKTUR RSU AVISENA
Menimbang : a. ………………………………………………….
b. ………………………………………………….
Mengingat : 1. ………………………………………………….
2.dst
MENGINTRUKSIKAN
Kepada : 1. …………………..
2. …………………..
Untuk : ………………………………………………………..
PERTAMA : ………………………………………………………..
KEDUA : …………………………………………………………..
Ditetapkan di ………………
Pada Tanggal ………………
DIREKTUR RSU AVISENA
d) Dari, ditujukan, perihal, tanggal dan lampiran ditulis dibawah tulisan Internal Memo sebelah
kiri.
2) Batang Tubuh
Batang tubuh Internal Memo memuat pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap
mendesak;
3) Kaki
Kaki sebelah kiri bawah memuat
a) Hormat kami diakhiri dengan tanda koma.
b) tanda tangan pejabat yang menetapkan;
c) nama lengkap yang menandatangani ditulis dengan huruf awal kapital;
d) nama jabatan yang menandatangani, ditulis dengan huruf awal kapital dan diakhiri dengan
tanda baca koma;
Kaki Sebelah kanan bawah memuat
a) Mengetahui diakhiri dengan tanda koma.
b) Tanda tangan direktur yang mengetahui.
c) Nama lengkap yang menandatangani ditulis denga huruf awal kapital.
d) nama jabatan yang menandatangani, ditulis dengan huruf awal kapital dan diakhiri dengan
tanda baca koma;
4) Penandatanganan.
Surat Internal Memo Rumah Sakit ditandatangani oleh Pejabat terkait dan diketahui oleh
Direktur Rumah Sakit Umum Avisena dan keabsahan salinan dilakukan oleh Sekretaris Direksi.
Dari : …………………………..
Kepada : …………………………..
Perihal : …………………………..
Tanggal : …………………………..
Perihal : ……………………………
Dengan hormat,
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Hormat Kami,
Mengetahui,
………………….. ………………………………
…………… ……………….
PEMILIHAN
PEMASOK
MENGKOMUNIKASIKAN
PERSYARATAN
PENERIMAAN BARANG
PERIKSA
BARANG
MENEMPATKAN DI
GUDANG
Setelah dibuatkan diagram kotak maka diuraikan kegiatan di masing-masing kotak dan dibuat
alurnya.
- Yang Mempengaruhi Keberhasilan Penyusunan SPO
1. Ada komitmen dari pimpinan RS yang terlihat dengan adanya dukungan fasilitas dan sumber
daya lainnya
2. Ada fasilitator/petugas yang mempunyai kemampuan dan kemauan untuk menyusun SPO, jadi
ada aspek pekerjaan dan aspek psikologis.
3. Ada target waktu yaitu ada target dan jadwal yang disusun dan disepakati
4. Adanya pemantauan dan pelaporan kemajuan penyusunan SPO
5. Ada sosialisasi SPO-SPO tersebut dan bila SPO tersebut rumit maka untuk melaksanakan SPO
tersebut perlu dilakukan pelatihan.
- Proses Penyusunan SPO
1. Rancangan awal SPO disusun oleh Direktur Unit Kerja, bila melibatkan Unit Kerja lain, harus
melibatkan Direktur Unit Kerja terkait tersebut.
2. Direktur Unit Kerja mengisi Formulir Permintaan Pengajuan atau Perubahan Dokumen
(01/F/PMKP/RSAV/…/…) dan disampaikan kepada Panitia Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien dengan melampirkan rancangan awal SPO.
3. Panitia Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien melakukan analisa SPO yang diajukan untuk
mencegah terjadinya duplikasi atau bertentangan dengan regulasi RS yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4. Setelah dilakukan analisis, bila terjadi duplikasi atau bertentangan dengan regulasi yang telah
ada, dilakukan koordinasi dengan Unit Kerja yang mengajukan untuk dilakukan revisi atau
pembatalan usulan SPO.
5. Bila rancangan SPO sudah dinilai memenuhi syarat Panitia Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien mengajukannya kepada Direktur Rumah sakit RS melalui Direksi terkait.
6. Panitia Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien menyampaikan duplikat SPO yang telah
disahkan kepada Unit Kerja terkait.
e) Instalasi terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses kerja
tersebut.
Contoh:
Instalasi terkait: Intalasi rawat inap, instalasi gawat darurat, High Care Unit
1/2
Jl. Melong No. 170 Cimahi
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur Rumah Sakit
Standar Prosedur
Operasional
(dr. Antiono Hajji Ishak)
1. Pengertian
2.Tujuan
3. Kebijakan
4. Prosedur
5. Unit Terkait
1. …………………………………………………………………………………………………
PIHAK KE I
2. …………………………………………………………………………………………………
PHAK KE II
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………………
Pasal Umum
…………………………………………………………………………………
………………………………………………….
PIHAK KE II PIHAK KE I
Materai
SAKSI – SAKIT :
1. …………… : ( Tanda Tangan )
2. …………… : ( Tanda Tangan )
Kepada Yth,
…………………
………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
………, ……………
Hormat kami,
Nama Jelas
Jabatan
Tembusan :
2) Batang Tubuh
Batang tubuh memuat nama dan jabatan pihak yang memberikan keterangan dan pihak yang diterangkan
serta maksud dan tujuan diterbitkan keterangan.
3) Kaki
Bagian kaki terdiri atas
a) tempat, tanggal, bulan, tahun;
b) nama jabatan;
c) tanda tangan;
d) nama pejabat yang membuat surat keterangan, dan
e) stempel jabatan/instansi.
Hal yang perlu diperhatikan adalah posisi bagian kaki terletak pada bagian kanan bawah.
Yang bertanda tangan dibawah ini Direktur Rumah Sakit Umum Avisena
menerangkan bahwa :
Nama : ………………………….
Jabatan : ………………………….
Maksud
………………………………………………………..
Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
…….………………
Jabatan
NAMA JELAS
Dengan hormat,
……………………………………………………………………………………………………………
……………………….
…………………………………………………………………..
Nama ( yang memberikan perintah ) :
Jabatan :
a. Nama :
b. Jabatan :
Rincian Tugas :
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………..
Ditetapkan di : .………
Pada Tanggal : ………
Hormat kami,
NAMA JELAS
Jabatan
Tembusan :
3) Kaki
a) Sebelah kanan bawah berisi :
(1) Tanda tangan pemohon;
(2) Tanda tangan atasan langsung yang menyetujui permohonan cuti.
4 Izin**
Ket : *(harus diisi ), jika tidak terisi maka cuti tidak akan di proses oleh HRD
** berikan alas an izin untuk apa
Selama cuti / izin saya dapat menghubungi ke :
Alamat :…………………………………………………………………………
Telepon :……………………………
Pemohon :
( Nama ………………. )
Mengetahui dan Menyetujui,
e. Surat Kuasa
Bentuk dan susunan surat kuasa adalah sebagai berikut.
1) Direktur
a) Kop surat kuasa terdiri atas logo Rumah Sakit Umum Avisena.
b) Tulisan surat kuasa seluruhnya menggunakan huruf kapital dan diletakkan di tengah margin.
2) Batang Tubuh
Batang tubuh memuat nama, alamat, jabatan, nomor KTP pihak pemberi kuasa dan penerima surat
kuasa serta objek yang dikuasakan.
3) Kaki
Bagian kaki terdiri atas
a) tempat, tanggal, bulan, dan tahun pembuatan;
b) tanda tangan dan nama jelas pihak pemberi kuasa dan penerima kuasa;
c) materai.
Hal-hal berikut perlu diperhatikan.
1) Penerima kuasa terletak di sebelah kanan dan pemberi kuasa terletak disebelah kiri.
2) Materai ditempel di tempat pemberi kuasa.
KHUSUS
……………………………………………………………………
…………………………………………………………………….
Demikian surat kuasa ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
……………………………..
Pemberi Kuasa, Penerima Kuasa,
………………………………
Nomor : ………………………..
Lampiran : ……………………….
Perihal : ……………………….
Kepada Yth,
…………………..
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……
Hari / tanggal :
Pukul :
Tempat :
Acara :
……………………………………………………………………………………………………
……
……………………………………………………………………………………………………
……
Nama Jabatan,
Nama Jelas
Kepada Yth,
…………………..
Dengan ini diminta kedatangan Saudara di kantor ……………
Hari / tanggal :
Pukul :
Tempat :
Mengahadap
Kepada :
Alamat :
Untuk
……………………………………………………………………………………………………
……
Nama Jelas
Tembusan :
MEMORANDUM
………………………..
Kepada Yth.
…………………….
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………
Nama Jabatan
Nama Jelas
Tembusan
PENGUMUMAN
TENTANG
……………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………
Ditetapkan di……………….
Pada tanggal ………………..
Direktur,
Nama Jelas
LAPORAN BULANAN
Kepada Yth,
………………
SURAT PENGANTAR
Nomor : ………………
Yang Menerima
Jabatan Jabatan
l. Lembar Disposisi
Lembar Disposisi terdiri atas :
1) Tanggal diterimanya surat;
2) Diteruskan kepada;
3) Catatan.
4) Paraf atasan
m. Berita Acara
Bentuk dan susunan berita acara serah terima adalah sebagai berikut.
1) Direktur
a) Kop berita acara terdiri atas logo Rumah Sakit Umum Avisena.
b) Tulisan berita acara ditulis seluruhnya dengan huruf kapital dan diletakkan di tengah margin.
2) Batang Tubuh
Batang tubuh memuat hal-hal berikut.
a) Kalimat pertama diawali dengan frasa Pada hari ini diikuti dengan tanggal, bulan, dan tahun;
b) Identitas para pihak yang melaksanakan kegiatan;
c) Kegiatan yang dilaksanakan;
d) Kalimat penutup dengan frasa Demikian berita acara ini dibuat
Untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya..
3) Kaki
Bagian kaki memuat hal-hal berikut
a) Nama tempat;
b) Tanggal, bulan, tahun;
c) Tanda tangan para pihak;
d) Nama jelas penanda tangan;
e) Stempel jabatan / instansi;
Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa saksi ditulis pada bagian tengah bawah dengan
mencantumkan nama dan tanda tangan.
BERITA ACARA
TENTANG
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………….
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………..
…………………………
PIHAK KE II PIHAK KE I
NAMA JABATAN NAMA JABATAN
Kepada :
Dari :
Tanggal :
Nomor :
Sifat :
Lampiran :
Perihal :
I. Pokok Persoalan :
II. Pra Anggapan :
III. Fakta dan data yang berpengaruh terhadap persoalan :
IV. Pembahasan / Analisis :
V. Kesimpulan :
VI. Saran :
NAMA JABATAN
Nama Jelas
Tembusan :
1. ………………………………………
REKOMENDASI
NOMOR : ………………..
TENTANG
……………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………..
……………………………………………………………………………………………………
……
a. ………………………………………………………………………………………………..
b. ………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………
…………………………….
Nama Jabatan
Nama Jelas
DAFTAR HADIR
Hari / Tanggal :
Waktu :
Acara :
Sertifikat
DIBERIKAN KEPADA :
Mmmmmmm
ATAS PARTISIPASINYA SEBAGAI :
Mmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Nama jelas dan tanda tangan Nama jelas dan tanda tangan
Direktur Rumah Sakit Rumah Sakit Umum Avisena Fasilitator
NOTULEN
Rapat :
Hari / Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Mengetahui,
Nama
Pedoman Jabatan Regulasi
Penyusunan Notulis, 1
RB Hariprasetio
Marketing Manager
0816838099 / 0818838099
Cimahi-Selatan
Indonesia
Mau ikut mailing list “Monthly Health Updates” dan mendapatkan informasi kesehatan
terkini?
LABORATORIUM
Kertas A4 - 80 gr
G. Pembubuhan paraf.
Naskah di lingkungan Rumah Sakit Umum Avisena sebelum
ditandatangani oleh Direktur Rumah Sakit harus diparaf terlebih dahulu
oleh maksimal tiga orang untuk ikut bertanggung jawab karena tugas
pokok dan fungsinya atau terkait dengan tugasnya, yakni disebelah
kanan nama yang berwenang menandatangani naskah.
NAMA JELAS
2. Penggunaan “a.n.” :
a.n. DIREKTUR RUMAH SAKIT
NAMA JELAS
A. PENGESAHAN DOKUMEN
1. Keefektifan dan kesesuaian dokumen yang telah disusun, ditinjau
dan dievaluasi jika telah sesuai, ditandatangani dan dicantumkan
tanggal efektifnya.
2. Tanggung jawab pembuatan, pemeriksaan dan pengesahan dokumen
sesuai tabel berikut:
Level Jenis Dokumen Disiapkan Oleh Diperiksa Ditetapkan
Oleh Oleh
1 Keputusan Direktur Sekretariat Bagian Direktur
Rumah sakit, Peraturan Legal Rumah
Direktur Rumah sakit, Rumah Sakit
Instruksi Direktur Rumah Sakit
sakit, Surat Edaran
B. IDENTIFIKASI DOKUMEN
1. Diberi nomor identifikasi yang unik pada setiap dokumen yang
diterbitkan untuk memudahkan mampu telusurnya. Identifikasi tiap-
tiap dokumen selain judul adalah dengan penomoran sebagai berikut :
Penomoran : Kode
AAA/BBB/CCC/DDD/EE
AAA Nomor urut
dokumen
BBB Kode jenis
dokumen
Peraturan Direktur PER
Rumah sakit
Keputusan Direktur SK
Rumah sakit
E. PERUBAHAN DOKUMEN
1. Unit yang terlibat pada suatu proses dapat mengajukan usulan
perubahan dokumen internal yang diperkirakan mengakibatkan
penyimpangan/masalah terhadap kinerja .
2. Usulan diajukan kepada sekretariat, dengan menggunakan Formulir
Permintaan Perubahan Dokumen
(F/SEKRE/RSUA/…/…/…).
3. Semua usulan dievaluasi sesuai dengan jenis permintaannya dan
alasan perubahan yang disampaikan.
4. Untuk perubahan yang bersifat redaksional/ atau penambahan
keterangan tanpa mengubah substansi dan maksud daripada isi
materi tidak dilakukan perubahan nomor revisi, hanya di catat dalam
Catatan Perubahan Dokumen.
5. Dokumen yang telah direvisi didistribusikan ke unit terkait dengan
menggunakan Formulir Pengiriman dan Pengambilan Dokumen
(F/SEKRE/RSUA/…/…/…) yang dilengkapi dengan Formulir
Catatan Perubahan Dokumen (F/SEKRE/RSUA/…/…/…).
6. Revisi dapat dilakukan sampai revisi 100, setelah itu dokumen harus
diterbit ulang dan kembali ke revisi 00.
F. PEMUSNAHAN DOKUMEN
1. Sekretariat mengidentifikasi dan mengusukan pemusnahan dokumen
yang tidak berlaku dan disampaikan kepada Direktur Unit masing-
masing melalui memo.
2. Sekretariat menyampaikan usulan pemusnahan dokumen yang telah
disetujui oleh HRD kepada Direktur Rumah sakit.
3. Atas perintah Direktur Rumah sakit, staf sekretariat melaksanakan
pemusnahan dokumen dan membuat berita acara pemusnahan
dengan mengisi Formulir Berita Acara Pemusnahan
((F/SEKRE/RSUA/…/…/…) dengan melampirkan daftar dokumen
yang dimusnahkan.
4. Pemusnahan dokumen dapat dilakukan dengan cara dibakar, dicacah
atau dijadikan bubur kertas, atau cara lain sehingga fisik dan
informasinya tidak dapat dikenali lagi.
5. Dokumen yang dimusnahkan direkam deengan menggunakan Daftar
dokumen yang Dimusnahkan (F/SEKRE/RSUA/…/…/…).