You are on page 1of 3

Nama : Eva Martha Pratiwi

NPM : 2320011008
Tugas Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Resume Sumber Daya Alam Hampir Punah

Sumber daya alam baik hayati ataupun non-hayati merupakan fakta sejarah kehidupan
di dunia yang berkembang dengan membutuhkan jutaan tahun dan menjadi pegangan
kelangsungan hidup dan kehidupan manusia di permukaan bumi telah rusak dan berubah
bahkan ada juga yang punah. Kerusakan, perubahan dan/atau punahnya sumber daya alam itu
disebabkan oleh perbuatan manusia dan faktor alam (Damaryani et al., 2022).
Kepunahan sumberdaya alam pada dasarnya dapat disebabkan oleh adanya dua
kelompok masyarakat yaitu kelompok kapitalis yang bekerja untuk memaksimumkan laba,
sehingga mereka berusaha menggali SDA sebanyak mungkin dalam jangka waktu tertentu.
Kelompok lain adalah kelompok miskin yang terpaksa menguras sumberdaya alam untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya yang subsistem karena kemiskinannya tanpa memperhatikan
kelestairan lingkungan yang sesungguhnya adalah tempat mereka sendiri menumpang hidup
(Syahza, 2017). Selain itu, Keterancaman kepunahan bisa juga disebabkan oleh dua faktor
utama, yaitu (a) pemanfaatan keanekaragaman hayati yang berlebihan, termasuk secara
ilegal; dan (b) kerusakan habitat yang disebabkan oleh konversi dan penggunaan bahan-
bahan berbahaya dalam pemanfaatan sumberdaya alam.
Salah satu kerusakan serius yang terjadi di Indonesia dan menyebabkan kepunahan
dapat dirasakan pada wilayah hutan hujan tropis Indonesia, dari segi kuantitas maupun
kualitasnya. Hal ini selain disebabkan oleh jumlah penduduk yang mengandalkan hutan
sebagai sumber penghidupan semakin meningkat, juga karena adanya eksploitasi sumber
daya hutan sebagai sumber pendapatan dan devisa negara. Hutan yang merupakan habitat asli
dari berbagai spesies flora dan fauna, pada akhirnya mengalami kemerosotan jumlah wilayah.
Hal itu pula yang memengaruhi keberlangsungan hidup spesies endemik di Indonesia.
Apabila habitat dari satu spesies hewan maupun tumbuhan rusak atau tidak lagi layak untuk
dihuni, maka dapat dipastikan bahwa keberlangsungan dari spesies tersebut juga terancam.
Sebagai contoh adalah Primata yang merupakan salah satu dari sekian banyak jenis hewan
yang tengah mengalami ancaman kepunahan. Banyak di antara primata itu bersifat endemik,
seperti Owa Jawa (Hylobates moloch), Bekantan (Nasalis larvatus) dan juga Orang utan
(Pongo pygmaeus) merupakan bagian dari spesies primata endemik terancam punah
(Ridadiyanah & Subekti, 2021).
Spesies primata seperti orang utan dan spesies-spesies hewan lain memiliki peranan
tersendiri dalam keberlanjutan kehidupan ekosistem hutan lain yang ada di Indonesia. Di
habitat aslinya, seperti hutan hujan dataran rendah, khususnya di Kalimantan dan Sumatra,
orang utan yang merupakan bagian dari frugivora (pemakan buah) memiliki peranan dalam
pelestarian berbagai jenis tumbuhan hutan hujan melalui makanan yang mereka konsumsi
yakni buah-buahan dan biji-bijian. Oleh karena itu, mengapa kepunahan Sumber Daya Alam
harus dicegah karena sumber daya alam memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Sumber daya alam dapat memberikan berbagai manfaat, baik yang dapat
diperbaharui maupun yang tidak, serta yang bersifat hayati atau non-hayati. Manfaatnya
meliputi fungsi sebagai penyedia pangan, penghasil pendapatan, bahan baku industri, sumber
energi, obat-obatan, dan banyak lagi. Selain itu, sumber daya alam juga berperan dalam
menjaga keseimbangan ekosistem dan kelestarian alam. Tanpa sumber daya alam yang
cukup, manusia akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Oleh karena itu, penting
untuk merawat dan menjaga sumber daya alam agar tidak terancam kepunahan, yang dapat
menyebabkan berbagai dampak negatif seperti bencana alam dan ketidakseimbangan
ekosistem.
Kepunahan, terlebih yang bersifat massal, harus dicegah. Satu-satunya cara
pencegahannya adalah konservasi dalam arti luas, termasuk pengelolaan secara berkelanjutan
(Samedi, 2015). Konservasi sebagai sebuah usaha melindungi nilai-nilai kekayaan
keanekaragaman sumber daya alam hayati dan seluruh proses ekologi yang terjadi dalam
ekosistem untuk menjaga keseimbangan lingkungan, serta menjaga dan memelihara
keberadaan seluruh spesies baik flora maupun fauna yang hidup dalam ekosistemnya agar
terhindar dari kepunahan (Damaryani et al., 2022). Mencegah kepunahan adalah tujuan utama
dari konservasi keanekaragaman hayati. Walaupun pencegahan kepunahan bertumpu pada
konservasi di tingkat spesies, konservasi keanekaragaman hayati harus dilaksanakan di tiga
tingkat keanekaragamannya, yaitu ekosistem, spesies dan genetik. Selain itu, meskipun
adanya upaya konservasi namun apabila tanpa adanya sistem hukum yang memadai untuk
mencegah kepunahan keanekaragaman hayati, SDA hayati akan terus menurun hingga
mengalami kepunahan, sehinggga menghilangkan nilai potensialnya. Sistem hukum yang
memadai, termasuk pelaksanaaan dan penegakannya secara efektif di lapangan, dibutuhkan
untuk menyelamatkan dan menjamin kelestarian SDA hayati dalam jangka panjang bagi
generasi masa kini dan masa depan.
Sumber Literatur:

Damaryani, S., Juniatmoko, R., Martiansyah, I., Puspaningrum, D., Zulkarnaen, R. N.,
Nugroho, E. D., Pulungan, N. A., Aldyza, N., Rohman, A., Nursia, Hariri, M. R., &
Wattimena, C. M. A. (2022). Dasar-Dasar Konservasi (A. Masruroh (ed.); Pertama).
Widina Bhakti Persada Bandung.
Ridadiyanah, D., & Subekti, S. (2021). Menelisik Upaya Konservasi Orang Utan Kalimantan
di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 1991-2015. Historiografi, 2(2), 99–107.
Samedi. (2015). Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia: Rekomendasi Perbaikan
Undang-Undang Konservasi. JURNAL HUKUM LINGKUNGAN, 2(2), 1–28.
Syahza, A. (2017). EKONOMI SUMBERDAYA MANUSIA DAN ALAM. UR Press Pekanbaru.

You might also like