Professional Documents
Culture Documents
Laporan Busana Pesta Adibusana - Dian Fitriana 210208702037
Laporan Busana Pesta Adibusana - Dian Fitriana 210208702037
DIAN FITRIANA
210208702037
DAFTAR ISI............................................................................................................................... i
B. Rancangan Bahan.......................................................................................................... 23
i
DAFTAR GAMBAR
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan ini dengan sebaik-baiknya. Laporan
yang berjudul “LAPORAN HASIL PRODUK PEMBUATAN BUSANA PESTA”.
Adapun tujuan penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Adibusana. Selain itu, laporan ini bertujuan untuk menambah wawasan
pembaca maupun bagi penulis tentang pembuatan busana pesta dengan teknik
adibusana.
Penulis memohon maaf jika terdapat kesalahan kekurangan dalam laporan ini, semoga
laporan yang saya buat bermanfaat. Demikian yang dapat penulis sampaikan dengan
ini penulis ucapkan terima kasih.
Dian Fitriana
2102087020037
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Busana pesta merupakan busana yang dikenakan untuk menghadiri pesta pada
waktu pagi, siang, sore maupun malam hari. Keistimewaan dari busana pesta adalah
desain dirancang lebih menarik dengan model busana yang bervariasi, kualitas bahan
bagus, teknik jahitan halus dan rapi, hiasan pelengkap berkualitas dan diproduksi
dalam jumlah terbatas. Pemilihan warna busana pesta berbeda, harus disesuaikan
dengan kesempatan pestanya. Bahan–bahan yang digunakan untuk busana pesta
biasanya dipilih bahan–bahan yang berkualitas tinggi dan memunculkan kesan
mewah. Hal tersebut yang mendorong penulis untuk menciptakan busana pesta yang
sesuai dengan karakter pemakai, dan sesuai dengan trend mode, serta unsur dalam
busana pesta sesuai dengan prinsip busana. Kemudian busana pesta tersebut akan
ditampilkan dalam sebuah pergelaran busana.
Pada pembuatan busana pesta tersebut penulis memilih busana pesta qipao
dress. Pakaian tradisional Tiongkok yang berasal dari abad ke-17 ini memiliki desain
unik dengan leher tinggi dan desain yang lurus.
Secara tradisional, qipao dress terbuat dari bahan sutra dan dilengkapi sulaman halus.
Gaun ini memiliki ciri-ciri khusus seperti kerah tinggi, lengan pendek, bagian dada
longgar, selayak di pinggang, dan terbelah di salah satu sisi atau keduanya. Ciri-ciri
khusus tersebutlah yang membuat orang yang mengenakan Cheongsam menjadi
terlihat sederhana, anggun, mewah dan rapi.
Bahan-bahan yang digunakan seperti satin, sutera, tile tulle sugar candy
maupun organza, sehingga sangat identik dengan kesan elegan dan feminin.
Tema yang diangkat pada pergelaran busana yaitu The Ancient Kingdom Of Bugis
yang dibuat untuk pegelaran busana sebagai bagian dari proyek akhir yang wajib
ditempuh oleh mahasiswa Tata Busana Universitas Negeri Makassar.
The Ancient Kingdom Of Bugis sendiri memiliki arti yaitu Kerajaan Bugis Kuno.
Di pusat Kedatuan Cina yang ada di Sengkang, Wajo, di bagian barat Danau
Tempe, ditemukan berbagai penemuan arkeologis yang merujuk ke daratan besar di
utara.
1
Ian Caldwell menyebut orang Bugis sebagai suku bangsa terbesar di kawasan
tengah jazirah Sulawesi Selatan (merujuk pada pembagian provinsi modern). Secara
historis, mereka terbagi dalam beberapa kerajaan. Istilah kerajaan (kingdom) memang
tidak begitu tepat. Pasalnya, sebagaimana bentuk kerajaan di Nusantara yang lain,
tidak pernah ada pemusatan kekuasaan yang kuat seperti di benua lain. Slamet
Mulyana pun lebih suka menyebutnya sebagai kedatuan.
2
Akhir ini tidak terlepas dari Trend Fashion 2023/2024 yaitu Singularity yang terkait
dengan perubahan zaman.
Dengan mengacu trend fashion 2023/2024 dengan tema pergelaran The Ancient
Kingdom Of Bugis, penulis mengambil sumber ide Terinspirasi dari mix Baju Adat
Bugis Modern dan Baju Adat China "Qipao"
Pembuatan busana pesta ini menggunakan jahitan halus yang hampir 80%
dikerjakan dengan tangan untuk menghasilkan jahitan yang berkualitas. Busana pesta
ini sangat cocok digunakan untuk wanita remaja. Warna yang digunakan dalam
pembuatan busana pesta ini adalah dua tone warna hijau datu dan merah maroon.
Penulis harapkan pembaca dapat mengetahui bagaimana proses menciptakan
sebuah busana pesta dengan sumber ide heritage Indonesia yang mengacu pada sub
tema The Ancient Kingdom Of Bugis yang sedang berkembang saat ini. yang
diselenggarakan dengan pergelaran busana dengan tema Membangun Budaya Unggul
Berbasis Kearifan Lokal pada tanggal 8 Agustus 2023 bertempat di Pelataran Gedung
Menara Phinisi Universitas Negeri Makassar Jln. AP. Pettarani Makassar.
3
menampilkan busana pesta terinspirasi dari mix Baju Adat Bugis Modern dan
Baju Adat China "Qipao”
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
a. Penggolongan Busana Pesta
Pendapat yang dikemukakan Prapti Karomah dan Sicillia Sawitri
(1998) bahwa agar tidak salah dalam pemilihan jenis bahan yang akan
dikenakan dalam suatu pesta maka perlu dibedakan menurut pemakainnya
dan waktu. Menurut kesempatan pemakainnya busana pesta dapat
dibedakan menjadi :
1) Busana Pesta Pagi atau Siang
Busana pesta pagi atau siang dapat memakai busana Barat
atau Timur atau busana Nasional. Pada pesta perkawinan lebih baik
menggunakan busana Nasional. Busana pesta pagi dipilih warna
yang cerah, berkesan lembut dengan bahan yang menyerap
keringat dan pemilihan warna cenderung lebih muda tetapi tidak
berkilau (Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri (1986). Adapun
pendapat yang dikemukakan menurut Enny Zuhni Khayati (1998)
busana pesta pagi atau siang adalah busana yang digunakan pada
acara pesta yang diselenggarakan antara pukul 09.00 – 15.00.
Busana yang dikenakan sehari – hari untuk berbagai kesempatan
baik yang bersifat resmi maupun tidak resmi diwaktu matahari
bersinar. Dapat disimpulkan bahwa busana pesta pagi atau siang
hari adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta pagi
atau siang hari antara pukul 09.00 – 15.00, dengan bahan menyerap
keringat dan warna yang tidak terlalu gelap.
2) Busana Pesta Malam
Busana pesta malam adalah busana yang dibuat dari bahan
yang bagus dengan hiasan yang menarik sehingga kelihatan
istimewa, yang dipakai pada malam hari (Chodiyah dan Wisri A
Mamdy, 1982). Busana pesta malam merupakan busana yang
paling mewah, terutama bagi wanita (Prapti Karomah dan Sacilia
Sawitri, 1986). Dapat disimpulkan bahwa busana pesta malam
adalah busana yang digunakan pada kesempatan malam hari
dengan menggunakan bahan yang berkualitas dan hiasan pelengkap
yang bagus.
6
b. Karakteristik Jenis Busana Pesta
Sebuah busana pesta yang bagus dan bermutu tinggi perlu
mempertimbangkan karakteristik dari busana pesta tersebut. Karakteristik
busana pesta antara lain :
7
Mereka pada umumnya kuat, menonjol, dan agresif. Cara berpikir
gerakannya lembut sobhistiace, tenang, dan mempunyai kepercayaan
pada diri sendiri. Umumnya berawakan tinggi dengan tulang-tulang
yang besar, tegap, rambut lurus dan licin, suara bernada rendah dan
enak didengar, gerakannya pelan tapi pasti. Tekstur bahan yang
digunakan sebaiknya lembut dan tebal.
Menurut Afif Ghurub Bestari (2011) desain adalah rencana atau gambar disain
yang terdiri atas garis, bentuk, ukuran, warna, tekstur dan nilai dari suatu benda yang
dibuat dalam bentuk dua dimensi berdasarkan prinsipprinsip desain.
Adapun pendapat yang dikemukakan menurut Ernawati (2008 ) bahwa desain
berasal dari Bahasa Inggris (design) yang berarti rancangan, rencana atau reka rupa.
Dari kata design muncul kata desain yang berarti mencipta, memikir atau merancang.
Sedangkan menurut (A. Riyanto, 2003) desain busana adalah suatu model rancangan
yang berupa gambar dengan mempergunakan garis, bentuk, siluet, ukuran, dan tekstur
yang dapat diwujudkan menjadi busana.
Dapat disimpulkan bahwa desain merupakan bentuk rumusan dari suatu proses
pemikiran, pertimbangan dan perhitungan yang dituangkan dalam wujud gambar yang
menjadi dasar dalam pembuatan busana yang dibuat dengan tujuan tertentu yang
berdasarkan garis, bentuk, siluet, ukuran.
Unsur desain merupakan unsur-unsur yang digunakan untuk mewujudkan
desain sehingga orang lain dapat membaca desain tersebut (Ernawati, 2008). Berikut
merupakan unsur- unsur desain:
a. Garis
Yang dimaksud dengan unsur garis ialah hasil goresan dengan benda keras di
atas permukaan benda alam (tanah, pasir, daun, batang, pohon dan sebagainya)
dan benda-benda buatan (kertas, dinding, papan dan sebagainya). (Ernawati,
2008). Sedangkan pendapat yang dikemukakan (Prapti Karomah dan Sicilia
Sawitri, 1986) bahwa garis adalah himpunan atau kumpulan titik-titik yang yang
ditarik dari titik satu ketitik lain, sesuai dengan arah dan tujuannya. Dapat
disimpulkan garis merupakan kumpulan dari titik-titik yang digabungkan sesuai
8
dengan arah dan digoreskan di atas permukaan benda alam maupun buatan untuk
menggungkapkan perasaan dan emosi seseorang.
b. Bentuk
Bentuk adalah hasil hubungan dari beberapa garis yang mempunyai area atau
bidang dua dimensi (shape), apabila bidang tersebut disusun dalam suatu ruang
maka terjadilah bentuk tiga dimensi atau (form), (Ernawati, 2008 ). Sedangkan
menurut Widjiningsih (1982) Bentuk adalah suatu bidang yang tejadi apabila kita
menarik satu garis dan menghubungi sendiri permulaanya. Dapat disimpulkan
bentuk adalah bidang yang dibatasi sebuah permukaaan dan garis yang berbentuk
geometris dan bebas (naturalis, abstrak, atau dekoratif). Apabila diterapkan dalam
pembuatan busana, bentuk–bentuk tersebut dapat berupa bentuk kerah, bentuk
lengan, bentuk saku, bentuk hiasan,dan lain – lain.
c. Warna
Pendapat dikemukakan Ernawati (2008) bahwa warna merupakan unsur
desain yang paling menonjol dan dapat mengungkapkan suasana perasaan atau
watak benda yang dirancang. Sedangkan menurut Sri Ardiati Kamil (1986) warna
adalah sebuah elemen desain yang sangat penting untuk pakaian. Dapat
disimpulkan warna merupakan unsur desain yang penting dalam mendesain suatu
busana.
d. Tekstur
Tekstur merupakan keadaan permukaan suatu benda atau kesan yang
timbulzdari apa yang terlihat pada permukaan benda (Ernawati, 2008). Adapun
pendapat sedikit berbeda menurut Sri Widarwati (1993) bahwa tekstur adalah
sifat permukaan dari suatu benda yang dapat dilihat dan dirasakan. Dapat
disimpulkan tekstur adalah permukaan suatu benda yang berupa permukaan dari
sebuah garis, bidang maupun bentuk yang dapat dilihat dan dirasakan.
e. Ukuran
Ukuran merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi desain pakaian
ataupun benda lainnya (Ernawati, 2008). Adapun pendapat menurut (ArifahA.
Riyanto, 2003) bahwa ukuran adalah sesuatu yang diterapkan dalam garis dan
bentuk yang dapat mempengaruhi hasil suatu desain. Dapat disimpulkan ukuran
adalah segala sesutu yang digunakan untuk membedakan panjang pendek besar
kecil suatu benda dan dapat mengatur keseimbangan sebuah benda serta
mempengaruhi suatu desain busana. membedakan panjang pendek besar kecil
9
suatu benda dan dapat mengatur keseimbangan sebuah benda serta
mempengaruhi suatu desain busana.
C. Sumber Ide
Sumber ide adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan ide seseorang
untuk menciptakan disain baru (Sri Widarwati,1996). Untuk mengembangkan mode
busana perlu adanya sumber ide. Sumber ide dapat diambil dari benda-benda yang
ada disekeliling kita dan peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk menciptakan kreasi
baru dalam menciptakan busana.
Sumber ide merupakan langkah awal yang harus diperhatikan membuat
sebuah disain. Sumber ide juga diartikan sesuatu atau sumber yang dapat merangsang
lahirnya suatu kreasi (Widjiningsih, 2000). Dalam membuat hasil karya dengan
pedoman pada sumber ide yang sudah ada berarti mengambil unsur yang terdapat pada
sumber acuan untuk menciptakan kreasi baru.
a. Macam-Macam Sumber Ide
Secara garis besar sumber ide dalam menciptakan suatu disain busana
menurut Chodiyah dan Wisri A Mamdy (1982), dikelompokan menjadi tiga yaitu:
1) Sumber ide busana penduduk dunia termasuk pakaian-pakaian adat disuatu
wilayah didunia.
2) Sumber ide dari peristiwa-peristiwa penting nasional maupun internasional.
3) Sumber ide dari benda-benda alam.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa sumber ide adalah
segala sesuatu yang dapat menimbulkan ide seseorang untuk menciptakan disain
ide baru sehingga dapat merangsang lahirnya suatu kreasi.
b. Cara Pengambilan Sumber Ide
Macam-macam sumber ide tersebut tidak harus mengambil secara
keseluruhan, malinkan dapat mengambil bagian-bagian tertentu yang dianggap
menarik untuk dijadikan sumber ide.
Adapun pengambilan sumber ide menurut Chodiyah dan Wisri A Mamdy
(1998), adalah :
1.Ciri khusus dari sumber ide
2.Warna dari sumber ide
10
3.Bentuk luar atau siluet dari sumber ide
4.Tekstur dari sumber ide
c. Mix Baju Adat Bugis Modern dengan Baju Adat “Qipao”
Dalam pembuatan busana ini, penulis mengambil sumber ide Mix Baju Adat
Bugis Modern dengan Baju Adat “Qipao”.
Sumber ide adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan ide baru Sumber
ide yang diangakat oleh penulis adalah Di mana Kedatuan Cina atau kerajaan
Bugis kuno, di kedatuan pengaruh Cina yang ada di Sengkang, Wajo, di bagian
barat Danau Tempe, ditemukan berbagai penemuan arkeologis yang merujuk ke
daratan besar di utara.
Ian Caldwell menyebut orang Bugis sebagai suku bangsa terbesar di kawasan
tengah jazirah Sulawesi Selatan (merujuk pada pembagian provinsi modern).
Secara historis, mereka terbagi dalam beberapa kerajaan. Istilah kerajaan
(kingdom) memang tidak begitu tepat. Pasalnya, sebagaimana bentuk kerajaan di
Nusantara yang lain, tidak pernah ada pemusatan kekuasaan yang kuat seperti di
benua lain. Slamet Mulyana pun lebih suka menyebutnya sebagai kedatuan.
Diaspora Cina “Tiongkok” Di Barat Danau Tempe
Apakah penamaan Cina tidak berkaitan dengan ‘Cina-Tiongkok’ hal itu bisa
menjadi perdebatan tersendiri. Yang jelas di pusat Kedatuan Cina yang ada di
Sengkang, Wajo, di bagian barat Danau Tempe ditemukan berbagai penemuan
arkeologis yang merujuk ke daratan besar di utara.
Di tempat yang bernama Sarapao, Desa We Cudai (nama putri Cina di La
Galigo), terdapat tanda-tana pemukiman yang membentang sampai empat ratus
tahun keluarga terkemuka. Temuan-temuan keramik yang ada di sana
menunjukkan kelas kebangsawanan yang lebih tinggi dibandingkan temuan di
bekas istana yang lain. Pecahan guci Chizu yang terkenal dari dinasti Yuan juga
ditemukan di beberapa tempat di sana.
Berdasarkan dari uraian latar belakang tersebut, Maka penulis akan membuat
produk dengan menggunakan teknik draping di atas mannequin pada pembuatan
busana pesta, dengan mengharapkan hasil akhir produk sesuai dengan desain yang
meliputi:
11
1. Tema
The Ancient Kingdom Of Bugis sumber ide Terinspirasi dari mix Baju
Adat Bugis Modern dan Baju Adat China "Qipao". Dimana Kedatuan Cina
atau kerajaan Bugis kuno, di kedatuan pengaruh Cina yang ada di
Sengkang, Wajo, di bagian barat Danau Tempe.
2. Target Pasar : Remaja
3. Style : Feminim Total
4. Narasi
Pada busana khas cina atau disebut Qipao yang memiliki ciri khusus
pada kerah.
12
Gambar 2 Kain Tenun Sutera
Bentuk bunga yang mekar pada lengan yang terinspirasi dari bunga
sanggul simpolong tattong, dengan warna merah mengandung arti
cinta, berani, dan kuat.
13
Gambar 5 Baju Adat Pengantin Bugis Modern
14
5. Siluet dan Desain
Desain pada busana pesta ini Menggunakan Siluet L terlihat pada
busana bagian atas kecil atau ketat dan semakin melebar di bagian bawah,
sehingga terlihat seperti huruf L, Desain busana pesta yang akan dibuat
yaitu menggunakan teknik Artistic Drape dan memiliki ekor melangsai
kebawah menyentuh tanah yang bagian dalam dari bahan kain sutera polos
dan bagian luar dari kain tile tulle sugar candy dan layer kedua
menggunakan kain sarung sutera dan bagian dalam kain satin dengan
menggunakan teknik adibusana.
6. Bahan
Pemilihan bahan utama dalam pembuatan busana pesta adalah kain
sarung tenun sutera sengkang dan sutera polos kombinasi dengan kain tile
tulle sugar candy untuk bagian bawah busan dan layer pertama ekor serta
kain organza dibentuk menjadi mekaran bunga pada lengan.
7. Warna
Warna dasar baju menggunakan warna hijau datu untuk bagian
bawahan busana untuk bagian ekor, dan menggunakan warna merah
maroon pada lengan dan bagian dalam ekor, serta mengunakan perpaduan
beberapa warna yaitu crem, merah maroon, hitam, hijau dan warna emas.
15
Gambar 9 Merah Maroon
8. Garnitur
Hiasan menggunakan payet bambu patah dan mutiara berwarna emas
di selah-selah motif sarung sutera, dan payet kristal pada kerah, serta
embellishent dari gantungan tassel digantung pada ujung ekor dan belahan
depan.
9. Aksesoris
Sebagai hiasan kepala terbuat dari pita yang berbeda ukuran dan warna
dengan dihiasi payet menyerupai bunga sanggul simpolong tattong.
16
BAB III
TEKNIK PELAKSANAAN PRODUK BUSANA PESTA
A. Desain Perancangan
1. Desain Sajian
17
Gambar 13 Desain Tampak Belakang
18
2. Desain Produksi I
Menggunakan
kerah sanghai
Menggunakan lengan
licin dan terdapat
Terdapat potongan kerutan kain organdi
dibagian atas dada menyerupai bunga
Terdapat potongan
dibagian panggul
Terdapat belahan
bagian muka
Menggunakan siluet L
Menggunakan bukaan
pengait di bagian atas pada
busana ini
Terdapat potongan
bagian belakang
Menggunakan siluet L
19
Menggunakan kerah sanghai
Terdapat potongan
Terdapat potongan
Menggunakan garniture
payet
Terdapat potongan
Menggunakan bahan
tile sugar candy
20
3. Desain Produksi II
5 cm
cm
10 cm
cm
30 cm
12 cm
78 cm
25 cm
28 cm
35 cm
Panjang rest
jepang 50cm
21
5 cm
15 cm
28 cm
93 cm
120cm
cm
7 cm
165 cm
22
B. Rancangan Bahan
23
b. Kain Tile Tulle Sugar Candy
24
e. Kain Sutera Merah Polos
f. Kain Organdi
25
C. Rancangan Harga
26
7. Kufner 1 Meter Rp. 35.000 Rp. 35.000
16. Payet Bambu Patah 500 gram Rp. 25.000 Rp. 25.000
27
D. Alat dan Bahan yang digunakan
ALAT
Gambar Keterangan
28
Rader berfungsi memberi tanda pada kain sewaktu
memberi tanda pola pada bahan
29
Lembar karbon untuk menjiplak pola pakaian
pada kain. Pada penerapannya karbon jahit ini
selalu digunakan bersama dengan rader jahit.
BAHAN UTAMA
Gambar Keterangan
30
Kain organdy sebagai bahan untuk bunga pada
lengan busana.
BAHAN PELENGKAP
Gambar Keterangan
31
Benang jahit sebagai bahan menjahit atau
bahan untuk menyatukan lapisan kain.
1. Mengambil ukuran
32
ikatkan seutas vetter ban atau tali yang lemasdi sekeliling pinggang. Lingkaran tali
di sekeliling pinggang tersebut akan menjadi patokan yang dapat membantu
proses pengukuran bagian tertentu,misalnya lingkar pinggang, permulaan panjang
rok, dan sebagainya (Soekarno, 2014).
33
Diukur dari ujung bahu atau pangkal lengan terus ke bawah, kurang lebih 10
cm di atas siku atau sepanjang lengan yang dibuat.
m. Lingkar kerung lengan (42 cm)
Diukur sekeliling lubang lengan, pas ditambah 2 cm untuk lubang lengan
tanpa lengan, dan ditambah 4 cm untuk lubang lengan yang akan dipasangkan
lengan.
n. Lingkar pangkal lengan (20 cm)
Diukur tepat dibawah letiak pada bagian pangkal lengan dalam keadaan pas,
kemudian ditambahkan sekitar 4cm pada hasil pengukuran.
o. Lingkar Lutut
Diukur sekeliling lutut, dari lipatan bagian belakang kaki, kemudian ditambah
6cm.
p. Panjang baju (115 cm )
Diukur mulai dari bagian bahu tertinggi sampai ujung kaki.
2. Pembuatan pola
1. Pola Dasar
34
Menurut Widjiningsih (1994) metode pembuatan pola busana terdiri
dari dua macam yaitu draping dan konstruksi pola. Konstruksi pola adalah
pola yang dibuat berdasarkan ukuran yang dari bagian-bagian yang
diperhitungkan secara matematis dan gambar pada kertas sehingga tergambar
bentuk badan muka dan belakang, rok dan lain-lain.
a. Ukuran dan bentuk pola yang dihasilakan lebih sesuai dengan bentuk
badan.
b. Membuat berbagai model pakaian sesuai desain yang diinginkan oleh
pembuatnya.
c. Kemungkinan kesalahan pola sangat kecil.
35
4) Kemudian sematkan jarum pentul untuk menahan bahan kain sutera sebelum
menimpa bagian lainnya. Setelah dipentul, gunting pinggiran kain dengan
menyisahkan kampuh sesuai dengan pola kufner.
5) Selanjutnya melakukan jahit som untuk menyambung antara potongan kain sutera
dengan kain sutera lainnya, jahit som dengan kufner.
6) Kemudian badan bagian belakang, letakkan ½ kain sutera, untuk bagian tengah
belakang diberi kampuh sebesar 2 cm untuk penempatan bukaan resleting.
7) Urut kain sutera sampai permukaan tidak berkerut atau sampai licin, tahan dengan
menyematkann jarum pentul.
8) Apabila bagian belakang sudah dipetul kemudian gunting piggiran kain untuk
kampuh sebesar 1 cm.
9) Selanjutnya melakukan jahit som untuk menyambung antara potongan kain sutera
dengan kain sutera lainnya.
10) Terakhir lepaskan kain dari paspop.
2. Pembuatan rok
1) Siapkan bahan dan pola rok bagian depan dari kain tulle tile sugar candy dan kain
satin.
2) Letakkan Pola di atas kain satin, gunting sesuai pola dan beri kampuh sebesar
2cm.
36
3) Kemudian letakkan kain satin dan pola diatas kain tile tulle sugar candy secara
horizontal atau mengikuti alur motif bahan.
37
6) Kemudian pasang resleting pada bukaan belakang, dengan meletakkan res sekitar
18cm dari garis leher. Sematkan jarum pentul untuk menahan resleting tidak
bergeser.
7) Setelah itu jahit res dengan kampuh sebesar 2 cm. Lanjut dengan menyambung
bahan sisa dibawah res, antara bahan rok sebelah kanan dan rok sebelah kiri
kemudian jahit sampai ujung bawah.
8) Sambung sisi bahan dengan kampuh sebesar 2 cm.
9) Teakhir obras pinggiran kampuh.
38
2) Untuk panjang kain serong hasil dari lingkar leher 44 cm. Dan lebar 3 cm.
3) Letakkan serong kain berada di garis leher berada dibagian buruk badan,
sematkan jarum pentul untuk menahan.
4) Jahit garis leher dengan kampuh sebesar 1 cm.
5) Setelah dijahit rapikan kampuh dengan menggunting menyisahkan kampuh
sebesar 0.5 cm.
6) Balik kain serong kebagian luar badan, kemudian jahit.
7) Untuk penyelesaian ujung rok, dilipat 2x kedalam kemudian jahit dengan jahitan
tipis dan halus.
5) Untuk ekor layer pertama letakkan pengeras viselin pada kain sutera. Kemudian
setrika dengan temperatur suhu medium.
39
Gambar 27 Proses menempelkan Viselin pada kain Sutera
6) Setelah kain pengeras melengket, kain sutera dan satin baik kain ketemu baik
kain, jahit pinggiran kain dengan kampuh 1cm keliling sisahkan untuk di bagian
atas untuk mempermudah membalik.
7) Setelah itu, balik dan jahit tindis pinggiran ekor tipis dan halus
8) Kemudian sambung antara kerah sanghai dan ekor, jahit pada potongan dengan
teknik jahitan tidak terlihat.
9) Setrika bagian sudah ditindis untuk hasil lebih press.
40
Gambar 29 Teknik Pemasangan payet pada ekor
41
BAB IV
DOKUMENTASI HASIL
42
Gambar 32 Potret Model dan Desainer
43
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Pesta.
Ernawati, dkk. 2008. Tata Busana Jilid II. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
menengahKejuruan, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah Departeman Pendidikan Nasional.
Ismadi. (2008) : Bahan Ajar Kriya Tekstil UN Yogya, Tidak diterbitkan. Chace, S.
(1981) : Crafts & Hobbie, Reader’s Digest. Cliffs, E. (1971) : Encyclopedia of
Textiles, American Fabric Magazine.
Katie DuMont. 2006. The New Macrame. New York : Lark Books. Manuela kaune es
Anni Lutzer. 2004.
Soekarno. (2014). Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta :PT
Gramedia Pustaka Utama.
44