You are on page 1of 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas rahmat dan
petunjuk-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan berupa makalah yang berjudul
“PENDUDUKANJEPANG DI INDONESIA (1942-1945)”
Sumber dari makalah ini berupa buku-buku sejarah yang ditambah dengan informasi yang
didapat dari hasil browsing di internet referensi buku dan sumber, sumber lainnya.Diantara
sumber-sumber tersebut kami susun, semua informasi dan fakta yang sesuai dengan makalah ini,
sehinggamenurut kami data-data di dalam makalah ini sudah cukup akurat. Dalam penulisan
makalah ini pastilah ada banyak kendala yang saya temui.
Akhir kata jika ada sesuatu pada khususnya kata-kata yang tidak berkenan pada hati pembaca
mohon dimaklumi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah pendudukan Jepang Di Indonesia...................................................... 2
B. Pemerintahan Militetr Jepang..........................................................................3

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...................................................................................................... 4
B. Saran... .............................................................................................................4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah Pendudukan Jepang di Indonesia merupakan bagian dari rangkaian politik
imperealismenya di Asia Tenggara. Kedatangannya di Indonesia merupakan bagian dalam
usahanya membangun suatu imperium di Asia. Munculnya imperealisme Jepang didorong oleh
salah satu faktor yang penting yaitu keberhasilan Restorasi Meiji di Jepang yang berdampak
pada proses modernisasi di berbagai bidang. Selain didorong oleh faktor tersebut, imperealisme
Jepang didorong pula oleh filsafat Hakko Ichiu. Pada tahun 1941 Pearl Harbour diserang oleh
tentara Jepang sehingga pecahlah Perang Pasifik. Setelah serangan udara yang dilancarkan secara
besar- besaran, maka kekuatan Amerika Serikat dapat dikalahkan. Pada waktu yang sama Jepang
juga dapat menduduki wilayah Philipina, disusul Singapura dan pada bulan Maret 1942 Jepang
menduduki wilayah Indonesia. Awal tahun 1942 merupakan tahun-tahun penuh pengharapan
bagi rakyat Indonesia, sebab rakyat Indonesia menganggap, bahwa Jepang akan bisa melepaskan
penderitaan rakyat dari belenggu penjajahan Belanda. Di awal tahun 1942 Jepang mulai
menduduki wilayah-wilayah di Indonesia, meski tidak secara serempak. Kedatangan tentara
Jepang ke Indonesia sebenarnya memiliki maksud mencari sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang dimanfaatkan untuk memenangkan Perang Asia Timur Raya.

B.Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana eksploitasi perempuan pada masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945)
2. Bagaimana persepsi masyarakatPangkalan Berandan terhadap eksploitasi perempuan pada
masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945)

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui eksploitasi perempuan pada masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942-
1945)
2. Untuk mengetahui persepsi masyarakat Pangkalan Berandan terhadap eksploitasi perempuan
pada masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942- 1945)
BAB II
PEMBAHASAN

A.Sejarah Pendudukan Jepang


Masa penjajahan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17
Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta
atas nama bangsa Indonesia. Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Nazi
Jerman. Hindia-Belanda mengumumkan keadaan siaga dan di Juli mengalihkan ekspor untuk
Jepang ke AS dan Britania. Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk mengamankan
persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia
Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan
Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang
terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.
Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye publik
dan membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer
Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai didekorasi oleh Kaisar Jepang pada tahun
1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di
mana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut.,

B. Pemerintahan Militer Jepang


 Pemerintahan Pendudukan
Setelah penyerahan tanpa syarat pada tanggal 08 Maret 1942 oleh Letnan Jenderal H. Ter
Poorten, Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda kepada Balatentara Jepang di bawah
pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura, berakhirlah pemerintahan Hindia Belanda di
Indonesia, dan dengan resmi ditegakan kekuatan Kemaharajaan Jepang. Indonesia memasuki
suatu periode baru, yaitu periode Pendudukan Militer Jepang. Berbeda dengan zaman Hindia
Belanda dimana hanya terdapat satu pemerintahan sipil, maka pada zaman Jepang terdapat tiga
Pemerintahan Militer Pendudukan, yaitu :
 Pemerintahan Militer Angkatan Darat (Tentara Keduapuluh lima)
 Pemerintahan Militer Angkatan Darat (Tentara Keenambelas)
 Pemerintahan Militer Angkatan Laut (Armada Selatan Kedua) untuk darah yang meliputi
Sulawesi, Kalimantan dan Maluku dengan pusatnya di Makasar.
Dengan berhasil didudukinya Indonesia oleh tentara Jepang, maka mula-mula diadakan
pemerintahan pendudukan militer di pulau Jawa yang sifatnya adalah sementara. Hal ini 17 adalah
sesuai dengan Osamu Seirei (Undang-undang yang dikeluarkan oleh Panglima Tentara
Keenambelas) No. 1, pasal 1, yang dikeluarkan oleh Panglima Tentara Keenambelas pada tanggal
07 Maret 1942. Undang-undang ini berisi antara lain :
a. Pasal 1 : Balatentara Nippon melangsungkan pemerintahan militer sementara waktu di daerah-
daerah yang telah ditempati agar supaya mendatangkan keamanan yang sentosa dengan segera;
b. Pasal 2 : Pembesar balatentara memegang kekuasaan pemerintah militer yang tertinggi dan juga
segala kekuasaan yang dahulu berada di tangan Gubernur Jenderal Hindia Belanda;

c. Pasal 3 : Semua badan-badan pemerintah dan kekuasaan hukum dan undang-undang dari
pemerintah yang dahulu tetap diakui sah untuk sementara waktu, asal saja tidak bertentangan
dengan aturan pemerintah militer;
d. Pasal 4 : Bahwa balatentara Jepang akan menghormati kedudukan dan kekuasaan pegawai-
pegawai yang setia pada Jepang.
Dari undang-undang ini dapat diketahui bahwa jabatan Gubernur Jenderal pada masa
pemerintahan Hindia Belanda, dihapuskan dan segala kekuasaan yang dahulu di tangan Gubernur
Jenderal sekarang dipegang oleh panglima tentara Jepang di Jawa. Dengan dikeluarkannya
undang-undang ini 18 dapat disimpulkan bahwa pemerintah militer Jepang ingin terus
menggunakan aparat pemerintahan sipil yang lama beserta para pegawainya.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945) yang hanya seumur jagung, namun
mampu memberikan dampak kekejaman yang luar biasa bahkan dapat dikatakan kekejaman
Jepang melebihi Belanda. Kebijakan pemerintahJepang yang melakukan tindakan penguasaan
terhadap daerah jajahannya adalah untuk perang. Jepang sebagai salah satu kekuatan fasis
senantiasa berusaha melebarkan sayap nya ke daerah-daerah yang sebelumnya menjadi basis
kekuatan
negara-negara Eropa dan Amerika (Sekutu), seperti di Asia Tenggara.
Selama pendudukannya di Indonesia, pemerintah militer Jepang berusaha memobilisasi
keseluruhan sumber-sumber daya yang ada di Indonesia baik sumber daya alam maupun sumber
daya manusia. Hali ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan perang, karena Jepang mennyadari
sumber daya manusia dan sumber daya alamnya tidak cukup baik untuk memenuhi kebutuhan
perang tersebut. Untuk mengeksploitasi sumber daya alam Indonesia, Jepang menerapkan suatu
kebijakan yaitu menjadikan rakyat Indonesia “Serdadu kerja” atau dalam bahasa Jepang disebut
Romusha. Pada awalnya romusha dipekerjakan sebagai tenaga yang produktif seperti buruh di
perusahaan. Di Jawa romusha dimadsudkan untuk menciptakan produk-produk pertanian,
membuat saluran irigasi dan reklamasi tanah. Memasuki pertengahan tahun 1943, pengerahan
romusa berubah menjadi usaha eksploitasi. Romusha bekerja untuk mendukung kelancaran
perang seperti membangun rel kereta api, bekerja di pertambangan dan membangun benteng
pertahanan. Bahkan romusha menjadi komoditi yang dibutuhkan.

B.Saran
Kepada pemerintah disarankan supaya melindungi benda-benda bersejarah, selain berpotensi
sebagai daerah wisata, pembelajaran sejarah lokal akan lebih mudah.
Bagi para sejarawan hendaknya terus mengembangkan inovasi dalam penelitian sejarah lokal
maupun nasional khususnya yang berkaitan dengan sejarah umat Islam pada masa pendudukan
Jepang yang kurang banyak digali oleh khalayak banyak sehingga minat dan perhatiannya juga
masih relative sedikit. Maka dari itu kita sebagai generasi penerus bangsa semestinya mau
belajar dan terus menggali sejarah tentang umat Islam yang terjadi di Banten Selatan. Pemerintah
setempat ataupun pihak yang berwenang hendaknya peduli dengan warisan sejarah daerahnya,
yaitu dengan mencatat dan memelihara benda-benda peninggalan sejarah yang tersisa sebagai
wujud pelestarian terhadap sejarahnya sebagai warisan budaya lokal dan nasional.

You might also like