You are on page 1of 22

MAKALAH

STANDAR PENGAUDITAN, OPINI, DAN LAPORAN


AUDIT

OLEH :

KELOMPOK 2

1. AGNES Y. N. UDAK (2210020003)


2. ANITHA W. SANAK (2210020009)
3. KRISTY KANA (2210020011)
4. JAHRA SUPIATI SABRINA ALI (2210020025)
5. VIONNY A. F. TUNLIU (2210020035)
6. YOHANES V. DARMAN (2210020037)
7. JESSIANLY E. K. SAPAY (2210020041)

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan
RahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul “STANDAR
PENGAUDITAN, OPINI, DAN LAPORAN AUDIT”

Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi nilai tugas untuk mata kuliah
pengauditan berbasis resiko. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, walaupun kami sudah berusaha melakukan
yang terbaik dalam menulis laporan ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga dengan adanya laporan ini akan menambahkan informasi dan


wawasan untuk pembaca mengenai “STANDAR PENGAUDITAN, OPINI, DAN
LAPORAN AUDIT”

Kupang, 15 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN ................................................................................. 3

2.1 Standar Pengauditan .................................................................................. 3

2.2 Opini Pengauditan ..................................................................................... 4

2.3 Laporan Audit .......................................................................................... 11

BAB III : PENUTUP ........................................................................................ 15

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 16

LAMPIRAN ...................................................................................................... 17

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Standar Pengauditan, Opini, dan Laporan Audit merupakan komponen


penting dalam proses pengawasan dan verifikasi terhadap laporan keuangan suatu
entitas. Audit merupakan proses independen yang bertujuan untuk memberikan
keyakinan yang wajar bahwa laporan keuangan entitas telah disusun sesuai
dengan kerangka akuntansi yang berlaku. Proses ini dilakukan oleh pihak
eksternal yang disebut auditor.
Peran auditor sangat vital dalam menjaga integritas dan transparansi
informasi keuangan suatu entitas, sehingga kepercayaan publik terhadap laporan
keuangan dapat terjaga. Standar pengauditan merupakan pedoman yang
digunakan oleh auditor dalam melakukan audit, sementara opini dan laporan audit
adalah hasil akhir dari proses audit yang memberikan kesimpulan tentang
kewajaran laporan keuangan.
Dalam konteks perkembangan ekonomi dan bisnis global, penting untuk
memahami evolusi standar pengauditan dan praktek audit terbaru. Hal ini karena
perubahan dalam lingkungan ekonomi dan hukum dapat mempengaruhi tuntutan
dan harapan terhadap kualitas audit.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan mengulas Mengulas dan
memberikan gambaran komprehensif tentang pentingnya Standar Pengauditan,
Opini, dan Laporan Audit dalam praktik keuangan dan akuntansi kontemporer.
Dengan demikian, makalah ini akan memberikan kontribusi positif dalam
memperluas pemahaman tentang audit dan pengawasan laporan keuangan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana standar dalam pengauditan?
2. Bagaimana opini dalam pengauditan?
3. Bagaimana pelaporan dalam pengauditan?

1
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan makalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui standar dalam pengauditan
2. Untuk mengetahui opini dalam pengauditan
3. Untuk mengetahui pelaporan dalam pengauditan

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Standar Pengauditan

Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan


oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum,
standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan beserta interpretasinya.
Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis.
Standar auditing terdiri atas sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk Standar
Perikatan Audit (SPA). Dengan demikian SPA merupakan penjabaran lebih lanjut
masing-masing standar yang tercantum di dalam standar auditing.

SPA merupakan penjabaran lebih lanjut dari masing-masing standar yang


tercantum di dalam standar auditing. SPA berisi ketentuan-ketentuan dan
pedoman utama yang harus diikuti oleh Akuntan Publik dalam melaksanakan
penugasan audit. Kepatuhan terhadap SPA yang diterbitkan oleh IAPI ini bersifat
wajib bagi seluruh anggota IAPI. Termasuk di dalam SPA adalah Interpretasi
Standar Perikatan Audit (ISPA), yang merupakan interpretasi resmi yang
dikeluarkan oleh IAPI terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh IAPI
dalam SPA. Dengan demikian, ISPA memberikan jawaban atas pernyataan atau
keraguan dalam penafsiran ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam SPA sehingga
merupakan perlausan lebih lanjut berbagai ketentuan dalam SPA.

a. Standar umum
Berfungsi untuk mengatur syarat-syarat diri auditor, diantaranya :
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam
sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan saksama.

b. Standar pekerjaan lapangan


Berfungsi untuk mengatur mutu pelaksanaan auditing, diantaranya:

3
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

c. Standar pelaporan
Standar mengkomunikasikan hasil audit melalui laporan audit kepada
pemakai informasi keuangan, diantaranya:
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip
akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak
dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor
dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika
ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

2.2 Opini Pengauditan

Opini atau pernyataan pendapat merupakan kesimpulan auditor


berdasarkan hasil audit dan diberikan atas pertimbangan professional akuntan
yang telah diatur dalam SPAP. Auditor mempunyai fungsi meningkatkan mutu

4
penyajian laporan keuangan perusahaan kepada masyarakat, yaitu dengan cara
melaksanakan audit atas kewajaran laporan keuangan ditinjau dari kesesuaian
dengan prinsip akuntansi berterima umum. Selain itu, auditor juga memberikan
sumbangan kepada masyarakat dalam menjadikan laporan keuangan berbagai
perusahaan dapat diperbandingkan, sehingga masyarakat dapat
mempertimbangkan dengan baik keputusan yang akan diambil dalam
menginvestasikan dananya. Ada lima jenis opini yang bisa diberikan oleh auditor
setelah selesai melakukan pengauditan atas laporan keuangan perusahaan klien.
Kelima jenis opini tersebut adalah :

1. Unqualified Opinion (Pendapat wajar tanpa pengecualian)


Opini ini diberikan oleh auditor setelah menyelesaikan proses audit
sesuai dengan standar auditing, dan tidak ditemukan adanya pembatasan
dalam lingkup audit, tidak ada pengecualian yang signifikan tentang
kewajaran dalam penyusunan laporan keuangan dan konsistensi penerapan
prinsip akuntansi berterima umum.
Laporan audit yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian adalah
laporan yang paling dibutuhkan oleh semua pihak, antara lain klien, pemakai
informasi keuangan maupun oleh auditor . Pendapat wajar mempunyai arti
bebas dari keraguan dan ketidak jujuran serta lengkapnya informasi.
Pendapat ini juga tidak terbatas pada jumlah rupiah dan pengungkapan yang
tercantum dalam laporan keuangan, tetapi juga berdasarkan ketepatan
penggolongan informasi.
Kewajaran penyajian laporan keuangan tentang posisi keuangan dan
hasil usaha suatu organisasi, dan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum, jika memenuhi kondisi sebagai berikut:
a. Laporan keuangan sudah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum
b. Adanya penjelasan jika terjadi perubahan penerapan prinsip akuntansi
berterima umum
c. Adanya penjelasan yang cukup mengenai informasi dalam catatan-
catatan yang mendukung dalam laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum.

5
Sedangkan kondisi-kondisi yang menyebabkan penyimpangan dari
unqualified opinion antara lain (Arrens dan Loebbecke, 1996);

a. Dibatasinya lingkup audit


b. Laporan keuangan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum
c. Auditor tidak independen
d. Tidak ada konsistensi
e. Ketidak pastian yang material
f. Keraguan atas Going Concern
g. Setuju dengan penyimpangan dari prinsip akuntansi berterima umum
h. Penekanan atas sesuatu yang spesifik tentang laporan keuangan yang
diaudit
i. Laporan yang melibatkan auditor lain
2. Unqualified Opinion With Explanatory Language (Pendapat wajar tanpa
pengecualian dengan bahasa penjelas)
Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau
diselesaikan oleh auditor sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, tetapi terdapat
keadaan atau kondisi tertentu yang memerlukan penjelasan. Tetapi laporan
keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan. Apabila terdapat hal-hal yang memerlukan penjelasan, auditor
dapat menerbitkan laporan audit baku ditambah dengan bahasa penjelasan.
Paragraf penjelasan dicantumkan setelah paragraph pendapat.
Kondisi atau keadaan yang memerlukan bahasa penjelasan tambahan
antara lain sebagai berikut :
a. Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen
lain.
b. Adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh
profesi atau pihak yang berwenang.
c. Laporan keuangan dipengaruhi oleh ketidak pastian yang material
d. Auditor meragukan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya

6
e. Auditor menemukan adanya sesuatu perubahan material dalam
penggunaan prinsip dan metode akuntansi

Dalam keadaan tertentu, auditor mungkin mempunyai keinginan


untuk menekankan hal-hal tertentu tentang laporan keuangan, meskipun
auditor bermaksud untuk menyatakan pendapat wajar tanpa pebgecualian.
Informasi penjelasan tersebutharus dicantumkan dalam paragraph terpisah di
laporan audit. Beberapa contoh informasi penjelasan yang mungkin
dinyatakan auditor dalam laporan auditnya sebagai penekanan suatu hal,
yaitu :

a. Adanya transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa


b. Peristiwa penting terjadi setelah tanggal neraca
c. Deskripsi masalah-masalah akuntansi yang berdampak terhadap daya
banding laporan keuangan tahun lalu
d. Ketidakpastian material yang diungkapkan dalam catatan kaki
3. Qualified Opinion (Pendapat wajar dengan pengecualian)
Dengan pendapat ini, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan
disajikan secara wajar, dalam semua hal material, posisi keuangan, hasil
usaha dan arus kas entitas sesuai dengan prinsip akntansi berterima umum,
kecuali untuk dampak hal-hal yang dikecualikan.
Pendapat ini diberikan apabila :
a. Tidak ada bukti yang kompeten yang cukui, atau adanya pembatasan
lingkup audit yang material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan
secara keseluruhan. Yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa
auditor tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualiaan
b. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip
akuntansi berterima umum dan berdampak material tetapi mempengaruhi
laporan keuangan secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat
berupa pengungkapan yang tidak memadai maupun perubahan dalam
prinsip akuntansi.

4. Adverse Opinion (Pendapat tidak wajar)


Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan
secara wajar posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas, sesuai dengan prinsip

7
akuntansi berterima umum. Auditor harus menjelaskan alasan yang
mendukung pendapat tidak wajar dan dampak utama dari hal yang
menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar.
Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika lingkup auditnya tidak
dibatasi, sehingga auditor dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup
untuk mendukung pendapatnya. Jika pendapat ini diberikan, berarti informasi
yang disajikan klien dalam laporan keuangan tidak dapat dipercaya, sehingga
tidak dapat dipakai untuk pengambilan keputusan oleh pemakai informasi
keuangan.
5. Disclaimer of Opinion (Tidak memberikan pendapat)
Salah satu faktor yang menyebabkan auditor tidak memberikan
pendapat adalah adanya pembatasan terhadap lingkup audit, baik oleh klien
maupun karena kondisi tertentu, sehingga auditor tidak memperoleh bukti
yang cukup tentang kewajaran laporan auditnya dan adanya hubungan
istimewa antara auditor dengan kliennya.
Pernyataan auditor tidak memberikan pendapat ini dapat diberikan
apabila auditor yakin bahwa terdapat penyimpangan yang material dari
prinsip akuntansi berterima umum. Auditor harus menyatakan alasan
mengapa auditnya tidak berdasarkan standar yang ditetapkan oleh otoritas
yang berwenang. Apabila auditor menyatakan tidak memberikan pendapat
atau pendapat tidak wajar atas laporan keuangan secara keseluruhan, maka
auditor boleh memberikan pendapat tidak penuh, yaitu pendapat atas unsur
tertentu dalam laporan keuangan. Jika pernyataan tidak memberikan pendapat
disebabkan oleh lingkup audit yang dilaksanakan oleh auditor tidak memadai
auditor memberikan pendapat, maka ada tiga hal yang dapat dilakukan
auditor, yaitu:
a. Pada paragraf pengantar, auditor mengubah frasa menjadi “kami telah
mengaudit neraca perusahaan..................” menjadi “kami telah
membuat perikatan untuk mengaudoit neraca perusahaan..................”.
Hal ini dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa auditor tidak
melaksanakan audit yang disyaratkan dalam standar pekerjaan lapangan.
b. Pada paragraf lingkup audit tidak dicantumkan dalam laporan audit,
karena pembatasan terhadap lingkup audit mengakibatkan auditor tidak

8
dapat menyatakan bahwa audit yang dilaksanakan sesuai dengan standar
auditing yang ditetapkan.
c. Dalam suatu pragraf dijelaskan tentang alasan yang menyebabkan
auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan klien.

Pendapat atau opini audit tanpa pengecualian kadang-kadang disebut


sebagai pendapat yang bersih (clean opinion) karena tidak ada keadaan yang
memerlukan pengecualian (kualifikasi) atau modifikasi atas pendapat auditor, dan
pendapat ini, merupakan pendapat audit yang paling umum, meskipun kadang-
kadang ada situasi yang di luar kendali klien atau auditor yang menghalangi
diterbitkannya clean opinion. Pada umumnya perusahaan akan melakukan
beberapa perubahan pada catatan akuntansinya untuk menghindari pengecualian
atau modifikasi oleh auditor.

Tujuan audit bukan untuk mengevaluasi kesehatan keuangan perusahaan,


tetapi auditor mempunyi tanggung jawab untuk mengevaluasi apakah perusahaan
mempunyai kemungkinan untuk tetap bertahan (going concern). Beberapa faktor
yang dapat menimbulkan ketidakpastian mengenai kemampuan perusahaan untuk
tetap bertahan antara lain :

a. Kerugian operasi atau kekurangan modal kerja yang berulang dan signifikan.
b. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya ketika jatuh
tempo.
c. Terjadi bencana yang tak dijamin oleh asuransi misalnya gempa bumi, banjir,
atau masalah ketenagakerjaan yang tidak biasa.
d. Pengadilan, perundang-undangan, atau hal-hal serupa lainnya yang sudah
terjadi dan dapat membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi.

Jika auditor menyimpulkan bahwa terdapat keraguan yang besar tentang


kemampuan perusahaan untuk terus going concern, maka auditor bisa
memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan,
tanpa memperhatikan pengungkapan dalam laporan keuangan. Penyimpangan
dari prinsip akuntansi yang berlaku umum mungkin tidak memerlukan pendapat
wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar, tetapi untuk menjustifikasi
pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor harus yakin dan harus menyatakan
serta menjelaskan dalam satu atau beberapa paragraf terpisah pada laporan audit.

9
Penyimpangan dari Laporan Audit Wajar Tanpa Pengecualian

Bagi auditor dan pembaca laporan audit sangat penting untuk memahami situasi
dimana laporan audit wajar tanpa pengecualian dianggap tidak tepat. Dalam
laporan audit yang menyimpang dari laporan wajar tanpa pengecualian,
penyimpangan tersebut antara lain :

a. Ruang Lingkup Audit Dibatasi (Pembatasan Ruang Lingkup). Jika auditor


tidak dapat mengumpulkan bukti audit yang mencukupi untuk menyimpulkan
apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum, berarti terjadi pembatasan atas ruang lingkup audit.
Penyebab utama pembatasan ruang lingkup audit karena adanya pembatasan
ruang lingkup audit oleh klien dan pembatasan karena situasi diluar kendali
klien atau auditor.
b. Laporan Keuangan Tidak Sesuai dengan Prinsip-prinsip Akuntansi yang
Berlaku Umum. Misalnya, jika klien menggunakan biaya pengganti
(replacement cost) untuk aktiva tetapnya atau menilai persediannya pada
harga jual ketimbang biaya historis, maka diperlukan penyimpangan dari
laporan wajar tanpa pengecualian.
c. Auditor Tidak Independent. Ada tiga jenis laporan audit yang bisa diterbitkan
sesuai dengan ketiga kondisi penyimpangan tersebut, yaitu :
1. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
Laporan pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
dapat diberikan oleh auditor, karena adanya pembatasan ruang lingkup
audit atau kelainan untuk mematuhi prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Laporan pendapat wajar dengan pengecualian dapat diterbitkan
hanya apabila auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara
keseluruhan telah disajikan secara wajar. Pendapat wajar dengan
pengecualian ini dianggap sebagai penyimpangan yang paling ringan
dari laporan wajar tanpa pengecualian. Laporan wajar dengan
pengecualian dapat berbentuk kualifikasi atau pengecualian atas ruang
lingkup dan pendapat audit maupun pengecualian atas pendapat audit
saja.

10
2. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
Laporan pendapat tidak wajar diterbitkan apabila auditor merasa
yakin bahwa kondisi yang dilaporkan tersebut bersifat sangat material.
Oleh karena itu, pendapat tidak wajar (adverse opinion) digunakan
hanya jika auditor yakin bahwa laporan keuangan secara keseluruhan
mengandung salah saji yang material atau menyesatkan sehingga tidak
menyajikan secara wajar posisi keuangan atau hasil operasi dan arus kas
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
3. Menolak memberikan pendapat (disclaimer of opinion).
Laporan menolak memberikan pendapat harus diterbitkan jika
auditor merasa yakin bahwa kondisi yang dilaporkan tersebut bersifat
sangat material. Menolak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)
diterbitkan jika auditor tidak dapat meyakinkan dirinya sendiri bahwa
laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar.
Laporan untuk menolak memberikan pendapat akan timbul jika ada
pembatasan ruang lingkup audit atau ada hubungan yang tidak
independen antara auditor dengan kliennya. Auditor juga memiliki
alternatif untuk menolak memberikan pendapat pada masalah
kelangsungan hidup perusahaan (going concern).
Menolak untuk memberi pendapat berbeda dengan pemberian
pendapat tidak wajar, karena menolak untuk memberi pendapat hanya
dapat terjadi jika auditor kurang memiliki pengetahuan atas penyajian
laporan keuangan, sedangkan pemberian pendapat tidak wajar, auditor
harus memiliki pengetahuan bahwa laporan keuangan tidak disajikan
secara wajar. Tetapi keduanya hanya digunakan jika kondisinya sangat
material.

2.3 Laporan Audit

Audit akun perusahaan umumnya dilakukan oleh auditor eksternal yang


independen. Laporan audit adalah dokumen atau surat dari auditor perusahaan
yang merupakan hasil akhir dari sebuah proses audit. Dokumen ini berisi
pendapat auditor mengenai apakah laporan keuangan perusahaan seperti laporan

11
neraca sudah sesuai dengan standar akuntansi dan apakah bebas dari material
yang salah penyajiannya.

Laporan ini juga mencakup aset dan kewajiban perusahaan, serta


menyajikan penilaian auditor terhadap posisi keuangan dan dan masa depan
perusahaan. Laporan ini diwajibkan oleh hukum kalau perusahaan
diperdagangkan secara publik atau dalam industri yang diatur oleh Securities and
Exchange Commission (SEC). Perusahaan yang mencari pendanaan, serta yang
ingin meningkatkan pengendalian internal, menganggap laporan ini penting.

Laporan audit sangat penting bagi sebuah perusahaan. Investor


mengandalkan laporan audit untuk menilai kesehatan keuangan sebuah
perusahaan dan menentukan banyak keputusan dari laporan tersebut. Pihak
regulator juga membaca laporan audit karena memberi tahu mereka seberapa
akurat informasi keuangan yang dilaporkan.

Ketika laporan audit merugikan, hal tersebut dapat mempengaruhi status


dan reputasi perusahaan. Oleh sebab itu, penting bagi perusahaan memiliki
praktik akuntansi yang baik agar auditnya berjalan dengan baik.

Ada empat jenis laporan audit yaitu unqualified opinion (pendapat wajar
tanpa pengecualian), qualified opinion (pendapat wajar dengan
pengecualian), adverse opinion (pendapat tidak wajar), dan disclaimer of
opinion (tidak memberikan pendapat). Unqualified atau “clean” opinion adalah
jenis laporan terbaik.

1. Unqualified Opinion

Unqualified opinion atau pendapat wajar tanpa pengecualian disebut


juga opini bersih yang merupakan laporan yang dikeluarkan auditor dan
menyatakan bahwa tiap catatan keuangan yang disediakan oleh usaha kecil
bebas dari kesalahan penyajian. Selain itu, unqualified opinion menunjukkan
bahwa catatan keuangan telah dimaintenance sesuai dengan standar akuntansi.

Biasanya laporan ini terdiri dari judul yang menyertakan kata


“independen” yang berarti laporan disiapkan oleh pihak ketiga yang tidak
memihak. Judul laporan disertai dengan body yang berisi tiga paragraf, bagian

12
utama berisi tanggung jawab auditor, tujuan audit dan temuan auditor. Auditor
menandatangani dan memberikan tanggal di dokumen, termasuk alamat.

2. Qualified Opinion

Dalam kondisi catatan keuangan perusahaan tidak dibuat sesuai dengan


standar akuntansi tetapi tidak ada kesalahan penyajian yang teridentifikasi,
auditor akan mengeluarkan pendapat wajar dengan pengecualian (qualified
opinion). Penulisan qualified opinion sangat mirip dengan unqualified
opinion. Qualified opinion mencakup paragraf tambahan yang berisi alasan
mengapa laporan audit tidak wajar tanpa pengecualian.

3. Adverse Opinion

Jenis laporan keuangan terburuk yang dapat dikeluarkan untuk


perusahaan adalah adverse opinion. Hal tersebut menunjukkan bahwa catatan
keuangan perusahaan tidak sesuai dengan standar akuntansi. Selain itu, catatan
keuangan yang disediakan oleh perusahaan sangat disalahpahami.

Meskipun mungkin terjadi karena kesalahan, sering kali berupa


indikasi penipuan. Ketika jenis laporan ini diterbitkan, perusahaan harus
mengoreksi laporan keuangannya dan mengauditnya kembali, karena investor,
kreditur, dan pihak peminta lainnya tidak akan menerimanya.

4. Disclaimer of Opinion

Pada beberapa kesempatan, auditor tidak dapat menyelesaikan laporan


audit yang akurat. Hal ini dapat terjadi karena berbagai alasan seperti tidak
adanya catatan keuangan yang sesuai. Ketika ini terjadi, auditor mengeluarkan
pernyataan tidak memberikan pendapat, yang menyatakan bahwa pendapat
tentang status keuangan perusahaan tidak dapat ditentukan.

Format Laporan Audit

• Judul (title): laporan auditor independen. Judul laporan audit harus sederhana
dan mencantumkan kata “independen”. Ini menunjukkan bahwa audit
dilakukan oleh pihak ketiga eksternal, independen dan tidak memihak pada
perusahaan tersebut.

13
• Penerima (addressee): laporan tersebut dengan jelas menyatakan untuk siapa
ditujukan misalnya kepada pemegang saham perusahaan atau nama direksi
perusahaan.

• Pengantar (introduction): bagian ini berisi pernyataan berupa nama


perusahaan yang diaudit, tanggal periode keuangan yang diaudit, dan biasanya
juga berisi tahun fiskal.

• Tanggung jawab direktur dan auditor (responsibilities of directors and


auditors): bagian ini menyatakan tanggung jawab direktur perusahaan yang
diaudit dan tanggung jawab auditor. Ini menyatakan bahwa manajemen dan
direktur perusahaan menerima tugas menyediakan auditor dengan semua
dokumentasi keuangan yang diperlukan. Dokumentasi yang diberikan harus
benar dan akurat, serta sepengetahuan direktur. Auditor berperan mengaudit
laporan keuangan yang diberikan perusahaan. Auditor juga membentuk
opininya sendiri berdasarkan informasi yang diberikan.

• Pendapat (opinion): berisi pendapat auditor

• Dasar pendapat (basis of opinion): bagian ini menyatakan bahwa audit


dilakukan sesuai dengan standar dan menjelaskan proses dan sumber daya
audit. Bagian ini juga umumnya akan lebih panjang daripada yang lainnya.

• Tanggung jawab pelaporan lain (other responsibility reporting): tanggung


jawab pelaporan lain dapat berupa persyaratan hukum atau peraturan yang
berlaku saat ini.

• Tanda tangan auditor beserta tanggal dan tempat.

14
BAB 3

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Standar pengauditan, opini, dan laporan audit merupakan suatu hal yang penting
jika disandingkan dengan konteks audit keuangan. Standar pengauditan adalah
pedoman yang sangat penting bagi para auditor untuk melakukan audit dengan
konsistensi, integritas, dan profesionalisme. Standar-standar ini membantu memastikan
bahwa proses audit dilakukan dengan cara yang tepat, meminimalkan risiko, dan
memenuhi harapan pemangku kepentingan.

Opini auditor adalah hasil akhir dari proses audit. Opini ini mencerminkan
apakah laporan keuangan suatu entitas dapat diandalkan atau tidak. Sebuah opini bersih
menunjukkan bahwa laporan keuangan telah diaudit dengan baik, sementara opini yang
tidak bersih dapat menimbulkan kekhawatiran bagi pemangku kepentingan.

Laporan audit adalah dokumen yang berisi opini auditor, temuan audit, dan
rekomendasi jika diperlukan. Laporan ini juga mencakup tanggapan manajemen
terhadap temuan auditor. Laporan audit membantu pemangku kepentingan untuk
memahami hasil audit dan mengambil tindakan yang sesuai.

Makalah ini menyoroti pentingnya standar pengauditan yang ketat, peran


penting opini auditor dalam menentukan kredibilitas laporan keuangan, serta peran
laporan audit dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan
keuangan. Auditor harus selalu menjaga independensinya dan bekerja dengan cermat
untuk memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan kondisi yang sebenarnya
dari entitas yang diaudit. Semua ini sangat penting dalam menjaga kepercayaan publik
dan integritas pasar keuangan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal, Semarang. JENIS-JENIS PENDAPAT AUDITOR (OPINI AUDITOR).


2012;4(2):2252-7826. https://media.neliti.com/media/publications/132672-ID-
jenis-jenis-pendapat-auditor-opini-audit.pdf
SAINS U. Standar Auditing. Stekom.ac.id. Published 2023. Accessed September 15,
2023. https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Standar_Auditing

16
LAMPIRAN

Judul Kasus :

KPK Periksa Pejabat BPKP, Dalami Dugaan Kongkalikong Audit PT Amarta


Karya

(sumber : https://kabar24.bisnis.com/read/20230822/16/1687213/kpk-periksa-pejabat-
bpkp-dalami-dugaan-kongkalikong-audit-pt-amarta-karya)

Penulis : Dani Saputra

Selasa, 22 Agustus 2023 | 18.54

Bisnis.com, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendalami


dugaan aliran uang korupsi proyek subkontraktor (subkon) fiktif di PT Amarta Karya
(Persero) yang digunakan untuk pengondisian hasil audit. Dugaan itu didalami dari
seorang pejabat di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Pejabat
BPKP yang dimaksud yakni Direktur Bidang Pengawasan Akuntabilitas Keuangan,
Pembangunan dan Tata Kelola Pemerintah Desa pada BPKP Wasis Prabowo, yang
diperiksa penyidik KPK kemarin, Senin (21/8/2023). "Saksi hadir dan didalami
pengetahuannya antara lain terkait dengan dugaan aliran uang untuk pengondisian hasil
audit di PT AMKA [Amarta Karya] Persero," terang Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri
kepada wartawan, Selasa (22/8/2023).

Pada hari yang sama, KPK juga memeriksa seorang pihak wiraswasta bernama
Liauw George Hermanto, untuk tersangka mantan Direktur Utama Amarta Karya Catur
Prabowo. Penyidik mendalami keterangan Liauw terkait dengan dugaan pembelian
emas oleh Catur yang dananya bersumber dari uang subkon fiktif di BUMN tersebut.
Sementara itu, pada pekan lalu, penyidik turut menghadirkan lima orang saksi yang
berasal dari lingkungan Amarta Karya dan penyedia jasa asuransi PT Prudential Sharia
Life Assurance dan PT Prudential Life Assurance.

Pemeriksaan lima orang saksi itu guna mendalami dugaan penempatan uang
subkon fiktif di Amarta Karya pada jasa asuransi. Tiga orang dari Amarta Karya itu
yakni Komisaris Utama PT Amarta Karya 2017-2018 Waluyo Edi Suwarno, serta dua
orang karyawan di BUMN tersebut yakni Yusarman dan Yusuf Ashari. Kemudian, dua
orang lain dari perusahaan penyedia jasa asuransi yakni Head of Risk and Compliance

17
PT Prudential Sharia Life Assurance Yenie Rahardja serta Head of AML and ABC PT
Prudential Life Assurance Dana Agriawan. "Para saksi hadir dan didalami
pengetahuannya antara lain terkait dengan dugaan penempatan aliran uang dari
pengadaan fiktif PT Amka oleh Tersangka CP [Catur Prabowo] dkk di bidang jasa
asuransi dengan mengatasnamakan karyawan PT Amka," demikian terang Ali Fikri,
pada keterangan terpisah sebelumnya, Senin (21/8/2023). Adapun lembaga antirasuah
menduga ada sekitar 60 proyek pada Amarta Karya yang diborongkan secara fiktif oleh
tersangka Mantan Direktur Utama Amarta Karya Catur Prabowo dan Mantan Direktur
Keuangan Trisna Sutisna. Beberapa di antaranya yaitu pekerjaan konstruksi
pembangunan rumah susun Pulo Jahe, Jakarta Timur; pengadaan jasa konstruksi
pembangunan gedung olahraga Univesitas Negeri Jakarta (UNJ); serta pembangunan
laboratorium Bio Safety Level 3 Universitas Padjajajran (Unpad). Uang yang diterima
kedua tersangka diduga antara lain digunakan untuk membayar tagihan kartu kredit,
pembelian emas, perjalanan pribadi ke luar negeri, pembayaran member golf dan juga
pemberian ke beberapa pihak terkait lainnya. KPK menduga adanya kerugian keuangan
negara yang turut disebabkan oleh kasus rasuah itu yakni Rp46 miliar.

Analisis Kasus :

Kasus yang terjadi di atas, yang melibatkan dugaan aliran uang korupsi dalam
proyek subkontraktor fiktif di PT Amarta Karya (Persero), memiliki kaitan yang
signifikan dengan pentingnya standar pengauditan, opini auditor, dan laporan audit
dalam konteks pengawasan keuangan dan pencegahan korupsi.

Telah dijelaskan dalam pembahasan kelompok bahwa standar pengauditan


adalah pedoman yang mengatur bagaimana auditor harus menjalankan tugas mereka.
Jika dilihat dalam kasus ini, diberitakan bahwa dugaan aliran uang korupsi melibatkan
manipulasi keuangan PT Amarta Karya (Persero) melalui proyek subkontraktor fiktif.
Standar pengauditan yang ketat harus memastikan bahwa auditor memiliki mekanisme
untuk mendeteksi tindakan seperti ini. Pengawasan yang baik harus mencakup
pemeriksaan yang mendalam terhadap transaksi dan dokumen yang mencurigakan.

Kasus ini juga menyinggung pembahasan terkait opini auditor. Opini auditor
sangat penting dalam menentukan kredibilitas laporan keuangan sebuah entitas. Dalam

18
kasus ini, penting bagi auditor yang mungkin terlibat dalam audit PT Amarta Karya
(Persero) untuk memberikan opini yang akurat dan jujur mengenai keadaan finansial
perusahaan. Jika ada indikasi manipulasi keuangan, opini harus mencerminkan temuan
tersebut.

Pokok bahasan lain yang juga turut berhubungan dengan kasus ini yaitu terkait
dengan laporan audit. Laporan audit harus menjadi alat transparansi yang kuat. Laporan
ini harus mengungkapkan temuan auditor, termasuk temuan yang mencurigakan atau
penyalahgunaan dana. Dalam kasus ini, laporan audit yang kuat mungkin telah
membantu mengungkap dugaan aliran uang korupsi lebih awal, sehingga tindakan
pencegahan dapat diambil lebih cepat.

Kasus ini juga mencerminkan pentingnya peran Badan Pengawasan Keuangan


dan Pembangunan (BPKP) dalam pengawasan keuangan pemerintah. Dalam kasus ini,
seorang pejabat BPKP diduga terlibat dalam aliran uang korupsi, yang menyoroti
pentingnya integritas dan independensi lembaga-lembaga pengawas dalam sistem
pengendalian.

Selain itu, kasus ini menunjukkan dampak yang mungkin terjadi akibat tindakan
korupsi, termasuk kerugian keuangan negara sebesar Rp46 miliar. Oleh karena itu,
pencegahan, pengawasan, dan laporan yang baik sangat penting dalam mengatasi
korupsi dalam pengelolaan keuangan negara dan perusahaan BUMN.

Kasus ini harus menjadi pelajaran bagi semua pihak terkait dengan pentingnya
menjalankan standar pengauditan yang ketat, memberikan opini yang jujur dan akurat,
serta menyusun laporan audit yang transparan untuk mencegah dan mengungkap
tindakan korupsi dalam pengelolaan keuangan.

19

You might also like