Professional Documents
Culture Documents
Makalah Pengauditan Materi1 Kelompok 2
Makalah Pengauditan Materi1 Kelompok 2
OLEH :
KELOMPOK 2
PRODI AKUNTANSI
KUPANG
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan
RahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul “STANDAR
PENGAUDITAN, OPINI, DAN LAPORAN AUDIT”
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi nilai tugas untuk mata kuliah
pengauditan berbasis resiko. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, walaupun kami sudah berusaha melakukan
yang terbaik dalam menulis laporan ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
LAMPIRAN ...................................................................................................... 17
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan makalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui standar dalam pengauditan
2. Untuk mengetahui opini dalam pengauditan
3. Untuk mengetahui pelaporan dalam pengauditan
2
BAB 2
PEMBAHASAN
a. Standar umum
Berfungsi untuk mengatur syarat-syarat diri auditor, diantaranya :
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam
sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan saksama.
3
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
c. Standar pelaporan
Standar mengkomunikasikan hasil audit melalui laporan audit kepada
pemakai informasi keuangan, diantaranya:
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip
akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak
dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor
dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika
ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
4
penyajian laporan keuangan perusahaan kepada masyarakat, yaitu dengan cara
melaksanakan audit atas kewajaran laporan keuangan ditinjau dari kesesuaian
dengan prinsip akuntansi berterima umum. Selain itu, auditor juga memberikan
sumbangan kepada masyarakat dalam menjadikan laporan keuangan berbagai
perusahaan dapat diperbandingkan, sehingga masyarakat dapat
mempertimbangkan dengan baik keputusan yang akan diambil dalam
menginvestasikan dananya. Ada lima jenis opini yang bisa diberikan oleh auditor
setelah selesai melakukan pengauditan atas laporan keuangan perusahaan klien.
Kelima jenis opini tersebut adalah :
5
Sedangkan kondisi-kondisi yang menyebabkan penyimpangan dari
unqualified opinion antara lain (Arrens dan Loebbecke, 1996);
6
e. Auditor menemukan adanya sesuatu perubahan material dalam
penggunaan prinsip dan metode akuntansi
7
akuntansi berterima umum. Auditor harus menjelaskan alasan yang
mendukung pendapat tidak wajar dan dampak utama dari hal yang
menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar.
Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika lingkup auditnya tidak
dibatasi, sehingga auditor dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup
untuk mendukung pendapatnya. Jika pendapat ini diberikan, berarti informasi
yang disajikan klien dalam laporan keuangan tidak dapat dipercaya, sehingga
tidak dapat dipakai untuk pengambilan keputusan oleh pemakai informasi
keuangan.
5. Disclaimer of Opinion (Tidak memberikan pendapat)
Salah satu faktor yang menyebabkan auditor tidak memberikan
pendapat adalah adanya pembatasan terhadap lingkup audit, baik oleh klien
maupun karena kondisi tertentu, sehingga auditor tidak memperoleh bukti
yang cukup tentang kewajaran laporan auditnya dan adanya hubungan
istimewa antara auditor dengan kliennya.
Pernyataan auditor tidak memberikan pendapat ini dapat diberikan
apabila auditor yakin bahwa terdapat penyimpangan yang material dari
prinsip akuntansi berterima umum. Auditor harus menyatakan alasan
mengapa auditnya tidak berdasarkan standar yang ditetapkan oleh otoritas
yang berwenang. Apabila auditor menyatakan tidak memberikan pendapat
atau pendapat tidak wajar atas laporan keuangan secara keseluruhan, maka
auditor boleh memberikan pendapat tidak penuh, yaitu pendapat atas unsur
tertentu dalam laporan keuangan. Jika pernyataan tidak memberikan pendapat
disebabkan oleh lingkup audit yang dilaksanakan oleh auditor tidak memadai
auditor memberikan pendapat, maka ada tiga hal yang dapat dilakukan
auditor, yaitu:
a. Pada paragraf pengantar, auditor mengubah frasa menjadi “kami telah
mengaudit neraca perusahaan..................” menjadi “kami telah
membuat perikatan untuk mengaudoit neraca perusahaan..................”.
Hal ini dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa auditor tidak
melaksanakan audit yang disyaratkan dalam standar pekerjaan lapangan.
b. Pada paragraf lingkup audit tidak dicantumkan dalam laporan audit,
karena pembatasan terhadap lingkup audit mengakibatkan auditor tidak
8
dapat menyatakan bahwa audit yang dilaksanakan sesuai dengan standar
auditing yang ditetapkan.
c. Dalam suatu pragraf dijelaskan tentang alasan yang menyebabkan
auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan klien.
a. Kerugian operasi atau kekurangan modal kerja yang berulang dan signifikan.
b. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya ketika jatuh
tempo.
c. Terjadi bencana yang tak dijamin oleh asuransi misalnya gempa bumi, banjir,
atau masalah ketenagakerjaan yang tidak biasa.
d. Pengadilan, perundang-undangan, atau hal-hal serupa lainnya yang sudah
terjadi dan dapat membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi.
9
Penyimpangan dari Laporan Audit Wajar Tanpa Pengecualian
Bagi auditor dan pembaca laporan audit sangat penting untuk memahami situasi
dimana laporan audit wajar tanpa pengecualian dianggap tidak tepat. Dalam
laporan audit yang menyimpang dari laporan wajar tanpa pengecualian,
penyimpangan tersebut antara lain :
10
2. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
Laporan pendapat tidak wajar diterbitkan apabila auditor merasa
yakin bahwa kondisi yang dilaporkan tersebut bersifat sangat material.
Oleh karena itu, pendapat tidak wajar (adverse opinion) digunakan
hanya jika auditor yakin bahwa laporan keuangan secara keseluruhan
mengandung salah saji yang material atau menyesatkan sehingga tidak
menyajikan secara wajar posisi keuangan atau hasil operasi dan arus kas
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
3. Menolak memberikan pendapat (disclaimer of opinion).
Laporan menolak memberikan pendapat harus diterbitkan jika
auditor merasa yakin bahwa kondisi yang dilaporkan tersebut bersifat
sangat material. Menolak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)
diterbitkan jika auditor tidak dapat meyakinkan dirinya sendiri bahwa
laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar.
Laporan untuk menolak memberikan pendapat akan timbul jika ada
pembatasan ruang lingkup audit atau ada hubungan yang tidak
independen antara auditor dengan kliennya. Auditor juga memiliki
alternatif untuk menolak memberikan pendapat pada masalah
kelangsungan hidup perusahaan (going concern).
Menolak untuk memberi pendapat berbeda dengan pemberian
pendapat tidak wajar, karena menolak untuk memberi pendapat hanya
dapat terjadi jika auditor kurang memiliki pengetahuan atas penyajian
laporan keuangan, sedangkan pemberian pendapat tidak wajar, auditor
harus memiliki pengetahuan bahwa laporan keuangan tidak disajikan
secara wajar. Tetapi keduanya hanya digunakan jika kondisinya sangat
material.
11
neraca sudah sesuai dengan standar akuntansi dan apakah bebas dari material
yang salah penyajiannya.
Ada empat jenis laporan audit yaitu unqualified opinion (pendapat wajar
tanpa pengecualian), qualified opinion (pendapat wajar dengan
pengecualian), adverse opinion (pendapat tidak wajar), dan disclaimer of
opinion (tidak memberikan pendapat). Unqualified atau “clean” opinion adalah
jenis laporan terbaik.
1. Unqualified Opinion
12
utama berisi tanggung jawab auditor, tujuan audit dan temuan auditor. Auditor
menandatangani dan memberikan tanggal di dokumen, termasuk alamat.
2. Qualified Opinion
3. Adverse Opinion
4. Disclaimer of Opinion
• Judul (title): laporan auditor independen. Judul laporan audit harus sederhana
dan mencantumkan kata “independen”. Ini menunjukkan bahwa audit
dilakukan oleh pihak ketiga eksternal, independen dan tidak memihak pada
perusahaan tersebut.
13
• Penerima (addressee): laporan tersebut dengan jelas menyatakan untuk siapa
ditujukan misalnya kepada pemegang saham perusahaan atau nama direksi
perusahaan.
14
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Standar pengauditan, opini, dan laporan audit merupakan suatu hal yang penting
jika disandingkan dengan konteks audit keuangan. Standar pengauditan adalah
pedoman yang sangat penting bagi para auditor untuk melakukan audit dengan
konsistensi, integritas, dan profesionalisme. Standar-standar ini membantu memastikan
bahwa proses audit dilakukan dengan cara yang tepat, meminimalkan risiko, dan
memenuhi harapan pemangku kepentingan.
Opini auditor adalah hasil akhir dari proses audit. Opini ini mencerminkan
apakah laporan keuangan suatu entitas dapat diandalkan atau tidak. Sebuah opini bersih
menunjukkan bahwa laporan keuangan telah diaudit dengan baik, sementara opini yang
tidak bersih dapat menimbulkan kekhawatiran bagi pemangku kepentingan.
Laporan audit adalah dokumen yang berisi opini auditor, temuan audit, dan
rekomendasi jika diperlukan. Laporan ini juga mencakup tanggapan manajemen
terhadap temuan auditor. Laporan audit membantu pemangku kepentingan untuk
memahami hasil audit dan mengambil tindakan yang sesuai.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
Judul Kasus :
(sumber : https://kabar24.bisnis.com/read/20230822/16/1687213/kpk-periksa-pejabat-
bpkp-dalami-dugaan-kongkalikong-audit-pt-amarta-karya)
Pada hari yang sama, KPK juga memeriksa seorang pihak wiraswasta bernama
Liauw George Hermanto, untuk tersangka mantan Direktur Utama Amarta Karya Catur
Prabowo. Penyidik mendalami keterangan Liauw terkait dengan dugaan pembelian
emas oleh Catur yang dananya bersumber dari uang subkon fiktif di BUMN tersebut.
Sementara itu, pada pekan lalu, penyidik turut menghadirkan lima orang saksi yang
berasal dari lingkungan Amarta Karya dan penyedia jasa asuransi PT Prudential Sharia
Life Assurance dan PT Prudential Life Assurance.
Pemeriksaan lima orang saksi itu guna mendalami dugaan penempatan uang
subkon fiktif di Amarta Karya pada jasa asuransi. Tiga orang dari Amarta Karya itu
yakni Komisaris Utama PT Amarta Karya 2017-2018 Waluyo Edi Suwarno, serta dua
orang karyawan di BUMN tersebut yakni Yusarman dan Yusuf Ashari. Kemudian, dua
orang lain dari perusahaan penyedia jasa asuransi yakni Head of Risk and Compliance
17
PT Prudential Sharia Life Assurance Yenie Rahardja serta Head of AML and ABC PT
Prudential Life Assurance Dana Agriawan. "Para saksi hadir dan didalami
pengetahuannya antara lain terkait dengan dugaan penempatan aliran uang dari
pengadaan fiktif PT Amka oleh Tersangka CP [Catur Prabowo] dkk di bidang jasa
asuransi dengan mengatasnamakan karyawan PT Amka," demikian terang Ali Fikri,
pada keterangan terpisah sebelumnya, Senin (21/8/2023). Adapun lembaga antirasuah
menduga ada sekitar 60 proyek pada Amarta Karya yang diborongkan secara fiktif oleh
tersangka Mantan Direktur Utama Amarta Karya Catur Prabowo dan Mantan Direktur
Keuangan Trisna Sutisna. Beberapa di antaranya yaitu pekerjaan konstruksi
pembangunan rumah susun Pulo Jahe, Jakarta Timur; pengadaan jasa konstruksi
pembangunan gedung olahraga Univesitas Negeri Jakarta (UNJ); serta pembangunan
laboratorium Bio Safety Level 3 Universitas Padjajajran (Unpad). Uang yang diterima
kedua tersangka diduga antara lain digunakan untuk membayar tagihan kartu kredit,
pembelian emas, perjalanan pribadi ke luar negeri, pembayaran member golf dan juga
pemberian ke beberapa pihak terkait lainnya. KPK menduga adanya kerugian keuangan
negara yang turut disebabkan oleh kasus rasuah itu yakni Rp46 miliar.
Analisis Kasus :
Kasus yang terjadi di atas, yang melibatkan dugaan aliran uang korupsi dalam
proyek subkontraktor fiktif di PT Amarta Karya (Persero), memiliki kaitan yang
signifikan dengan pentingnya standar pengauditan, opini auditor, dan laporan audit
dalam konteks pengawasan keuangan dan pencegahan korupsi.
Kasus ini juga menyinggung pembahasan terkait opini auditor. Opini auditor
sangat penting dalam menentukan kredibilitas laporan keuangan sebuah entitas. Dalam
18
kasus ini, penting bagi auditor yang mungkin terlibat dalam audit PT Amarta Karya
(Persero) untuk memberikan opini yang akurat dan jujur mengenai keadaan finansial
perusahaan. Jika ada indikasi manipulasi keuangan, opini harus mencerminkan temuan
tersebut.
Pokok bahasan lain yang juga turut berhubungan dengan kasus ini yaitu terkait
dengan laporan audit. Laporan audit harus menjadi alat transparansi yang kuat. Laporan
ini harus mengungkapkan temuan auditor, termasuk temuan yang mencurigakan atau
penyalahgunaan dana. Dalam kasus ini, laporan audit yang kuat mungkin telah
membantu mengungkap dugaan aliran uang korupsi lebih awal, sehingga tindakan
pencegahan dapat diambil lebih cepat.
Selain itu, kasus ini menunjukkan dampak yang mungkin terjadi akibat tindakan
korupsi, termasuk kerugian keuangan negara sebesar Rp46 miliar. Oleh karena itu,
pencegahan, pengawasan, dan laporan yang baik sangat penting dalam mengatasi
korupsi dalam pengelolaan keuangan negara dan perusahaan BUMN.
Kasus ini harus menjadi pelajaran bagi semua pihak terkait dengan pentingnya
menjalankan standar pengauditan yang ketat, memberikan opini yang jujur dan akurat,
serta menyusun laporan audit yang transparan untuk mencegah dan mengungkap
tindakan korupsi dalam pengelolaan keuangan.
19