You are on page 1of 115

PERWUJUDAN NILAI-NILAI TRANSPARANSI,

AKUNTABILITAS DAN KONSEP VALUE FOR MONEY


DALAM PENGELOLAAN AKUNTANSI KEUANGAN
SEKTOR PUBLIK PADA BAPPEDA KAB. GOWA

SKRIPSI

Oleh :
WAHDANIYAH
NIM 105731104217

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
HALAMAN JUDUL

PERWUJUDAN NILAI-NILAI TRANSPARANSI,


AKUNTABILITAS DAN KONSEP VALUE FOR MONEY
DALAM PENGELOLAAN AKUNTANSI KEUANGAN
SEKTOR PUBLIK PADA BAPPEDA KAB. GOWA

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Oleh:

WAHDANIYAH
NIM: 105731104217

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana


Akuntansi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021M/1443H

ii
HALAMAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Kegagalan terjadi karena terlalu banyak berencana tapi sedikit


berpikir”

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas Ridho-Nya serta karunianya


sehingga skripsi ini telah terselesaikan dengan baik.
Alhamdulillah Rabbil’alamin

iii
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Perwujudan Nilai-Nilai Transparansi, Akuntabilitas


dan Konsep Value For Money dalam Pengelolaan
Akuntansi Keuangan Sektor Publik pada BAPPEDA
Kab. Gowa

Nama Mahasiswa : Wahdaniyah


No. Stambuk/ NIM : 105731104217
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas M
Menyatakan bahwa skripsi ini telah diteliti, di periksa dan diujikan didepan panitia
penguji skripsi strata satu (S1) pada tanggal 29 November 2021di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 24 Rabiul Akhir 1443


30 November 2021
uhammadiyah Makassar
Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Muryani Arsal, E,MM.Ak,CA Faidhul Adziem, SE.,M.Si


NIDN 0031126404 NIDN 0921018002

Mengetahui

Dekan Ketua Program Studi

DR. H. Andi Jam’an, SE,M.Si Mira, SE.,M.Ak


NBM. 651 507 NBM: 1286 844

iv
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi atas Nama WAHDANIYAH, NIM : 105731104217, diterima dan
disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: 001 /1442H/2020 M, Pada tanggal
23 Rabiul Akhir 1443 H/ 29 November 2021 M, sebagai salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
24 Rabiul Akhir 1443
Makassar,
30 November 2021
PANITIA UJIAN

1. Pengawas Umum : Prof. Dr. Ambo Asse, SE.,MM (…………..)


(Rektor Unismuh Makassar)

2. Ketua : Dr. H. Andi Jam’an, SE,M.Si (...………..)


(Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)

3. Sekretaris : Agusdiwana Suarni, SE.,M.ACC (...………..)


(WD I Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)

4. Penguji : 1. Dr.Muryani Arsal, SE,MM.Ak,CA (………….)


2. Amran,S.E., M.Ak.Ak.CA (………….)
3. Samsul Rizal, SE.,MM. (………….)
4. Mukminati Ridwan,SE.,M.Si (………….)

Disahkan Oleh,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar

DR. H. Andi Jam’an., SE,M.Si


NBM: 651 507

v
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

SURAT PERNYATAAN KEABSAHAN


Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Wahdaniyah
Stambuk : 105731104217
Program Studi : Akuntansi
Judul Skripsi : Perwujudan Nilai-Nilai Transparansi, Akuntabilitas dan
Konsep Value For Money dalam Pengelolaan Akuntansi
Keuangan Sektor Publik

Dengan ini menyatakan bahwa :


Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya
sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 24 Rabiul Akhir 1443 H


30 November 2021M
Yang Membuat Pernyataan

Wahdaniyah
NIM.105731104217
Diketahui Oleh:

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Program Studi Akuntansi,

DR. H. Andi Jam’an., SE,M.Si Mira,SE,M.Ak.


NBM: 651 507 NBM. 1286 844

vi
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

nikmat dan hidayah yang tiada henti di berikan kepada Hamba-Nya. Shalawat

dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta

para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada

ternilai manakalah penulisan Skripsi yang berjudul “Perwujudan Nilai-Nilai

Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money dalam Pengelolaan

Akuntansi Keuangan Sektor Publik pada Bappeda Kabupaten Gowa ”

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan program sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Univesitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih

kepada orang tua penulis bapak Sirajuddin dan Ibu San’ah yang senatiasa

memberikan harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak

pamrih dan saudara-saudaraku tercinta senan tiasa mendukung dan memberikan

semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala

pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan

penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada

penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan didunia dan diakhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula

penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan

dengan hormat kepada:

1. Bapak Prof Dr. H. Ambo Asse. M.Ag, Rektor universitas

muhammadiyah makassar

vii
2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, SE,M.Si Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE, M.Si. Ak.CA., Selaku ketua Program

Studi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Ibu Dr. Muryani Arsal SE.MM.Ak.CA., selaku Pembimbing I yang

senang tiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan

penulis, sehingga Skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak Faidhul Adziem SE.M.Si., selaku Pembimbing II yang telah

berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi sehinggang

ujian skripsi.

6. Bapak/ibu asissten dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan

waktunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

akuntansi Angkatan 2017 selalu belajar bersama yang tidak sedikit

bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu

persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan

dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan

skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya

viii
para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan

kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sedrhana ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabillahi Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Makassar, 24 Oktober 2021

WAHDANIYAH

ix
ABSTRAK

WAHDANIYAH, Tahun 2021. Perwujudan Nilai-Nilai Transparansi, Akuntabilitas


dan Konsep Value For Money dalam Pengelolaan Akuntansi Keuangan Sektor
Publik pada Bappeda Kab. Gowa. Skripsi Program Studi Akuntansi, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh ibu
Muryani Arsal selaku pembimbing 1 dan bapak Faidhul Adziem selaku
pembimbing 2.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perwujudan nilai-nilai
transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan akuntansi keuangan sektor
publik pada Bappeda Kab. Gowa. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perwujudan konsep value for money terhadap kinerja pada Bappeda
Kab. Gowa. Objek penelitian skripsi ini adalah “Perwujudan Nilai-Nilai
Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money Dalam Pengelolaan
Akuntansi Keuangan Sektor Publik Pada BAPPEDA Kab. Gowa”. Jenis penelitian
yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan metode
interview, wawancara dan memperoleh data dokumen dari tempat penelitian.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perwujudan nilai-nilai
transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan akuntansi keuangan sektor
publik sudah diterapkan dengan adanya keterbukaan informasi dan bentuk
pertanggungjawaban kepada publik dan pemerintah sesuai dengan aturan
perundang-undangan yang berlaku, dalam proses pengelolaan akuntansi
keuangan Bappeda Kab. Gowa menggunakan sistem akuntansi berbasis aktrual,
konsep value for money cukup ekonomis, kurang efisien dan cukup efektif di
Bappeda Kab. Gowa sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.

Kata Kunci: Transparansi, Akuntabilitas, Value For Money

x
ABSTRACT

WAHDANIYAH, 2021. Implementation of the Values of Transparency,


Accountability and the Concept of Value For Money in the Management of Public
Sector Financial Accounting at Bappeda Kab. Gowa. Thesis of Accounting Study
Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah
Makassar. Supervised by Mrs. Muryani Arsal as supervisor 1 and Mr. Faidhul
Adziem as supervisor 2.
The purpose of this study was to determine the implementation of the
values of transparency and accountability in the management of public sector
financial accounting at Bappeda Kab. Gowa. In addition, this study aims to
determine the embodiment of the concept of value for money on the performance
of Bappeda Kab. Gowa. The object of this thesis research is "The Embodiment of
the Values of Transparency, Accountability and the Concept of Value For Money
in the Management of Public Sector Financial Accounting at BAPPEDA Kab.
Gowa". This type of research is carried out using a qualitative approach. The
data collection technique used is by using the interview method, interviewing and
obtaining document data from the research site.
The results of this study indicate that the embodiment of the values of
transparency and accountability in the management of public sector financial
accounting has been implemented with the existence of information disclosure
and forms of accountability to the public and government in accordance with
applicable laws and regulations, in the process of financial accounting
management of Bappeda Kab. Gowa uses an accrual-based accounting system,
the concept of value for money is quite economical, less efficient and quite
effective in Bappeda Kab. Gowa in accordance with the rules set by the
government.

Keywords: Transparency, Accountability, Value For Money

xi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ii

HALAMAN PERSEMBAHAN iii

HALAMAN PERSETUJUAN iv

HALAMAN PENGESAHAN v

SURAT PERNYATAAN vi

KATA PENGANTAR vii

ABSTRAK x

ABSTRACT xi

DAFTAR ISI xii

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR GAMBAR xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan Penelitian 4

D. Manfaat Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

A. Tinjauan Teori 6

1. Transparansi 6
2. Akuntabilitas 7
3. Value For Money 9
4. Akuntansi Sektor Publik 12
5. Akuntansi Keuangan Sektor Publik 14
B. Tinjauan Empiris 16

xii
C. Kerangka Pikir 19

BAB III METODE PENELITIAN 20

A. Jenis Penelitian 20

B. Fokus Penelitian 20

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 20

D. Sumber Data 21

E. Metode Pengumpulan Data 21

F. Value For Money 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 25

B. Hasil Penelitian 43

C. Pembahasan 57

BAB V PENUTUP 66

A. Kesimpulan 66

B. Saran 67

DAFTAR PUSTAKA 68

LAMPIRAN 70

xiii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................... 20

Tabel 4.1 Ikhtisar Pencapaian Target Kinerja Keuangan Tahun 2020 .. 53

Tabel 4.2 Pengukuran Nilai Ekonomis ................................................... 64

Tabel 4.3 Pengukuran Kinerja Efisiensi.................................................. 66

Tabel 4.4 Pengukuran Nilai Efektivitas ................................................... 67

xiv
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pikir .................................................................. 23

Gambar 2.2 Struktur Organisasi............................................................ 31

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktik akuntansi baik di lembaga publik pemerintah maupun non-

pemerintah kini mendapat perhatian lebih dari sebelumnya. Akuntabilitas

dan transparansi merupakan prinsip-prinsip dimana semua kegiatan serta

hasil pengelolaan keuangan dapat dijelaskan terhadap masyarakat umum

selaku otoritas tertinggi. Kinerja anggaran yang baik bagi suatu organisasi

dapat dicapai jika pengelolaan anggaran organisasi yang terlibat dilakukan

secara transparan dan mudah dipahami. Salah satu upaya pemerintah

adalah dengan menerapkan akuntabilitas dan transparansi, yang

merupakan prinsip paling dasar dari pemerintahan yang baik. Akuntabilitas

melibatkan pembentukan mekanisme untuk meyakinkan politisi dan pejabat

pemerintah tentang tindakan mereka dalam mengelola sumber daya

masyarakat. Akuntabilitas juga berhubungan erat dengan

pertanggungjawaban terhadap efektivitas kegiatan dalam pencapaian

sasaran atau target kebijakan atau program. Akuntabilitas kinerja

merupakan salah satu kunci bagi terwujudnya Good Governance dalam

mengelola organisasi publik. Pemerintah telah mengatur Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang merupakan

penerapan manajemen kinerja pada sektor publik yang sejalan dan

konsisten dengan penerapan reformasi birokrasi, yang berorientasi pada

pencapaian dan upaya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

1
2

Sektor publik sering dinilai sebagai tempat inefisiensi, pemborosan,

sumber kebocoran dana dan institusi yang selalu merugi terutama dalam

menggunakan belanja, khususnya belanja langsung. Penerapan prinsip

Value for Money diyakini dapat memperbaiki kinerja sektor publik. Value for

Money adalah inti pengukuran kinerja pada organisasi pemerintah. Kinerja

pemerintah tidak dapat dinilai dari sisi output yang dihasilkan saja, akan

tetapi harus mempertimbangkan input, output, dan outcome secara

bersamasama. Value for Money dapat tercapai apabila organisasi telah

menggunakan biaya input paling kecil untuk mencapai output yang

optimum dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Mardismo, 2002).

Pengelolaan anggaran sering dikaitkan dengan Value for Money

karena masih banyaknya anggaran yang belum dilakukan secara ekonomi

(biaya yang tinggi, hasil yang minim atau anggaran digunakan tidak

berdasarkan pada kebutuhan atau skala prioritas, serta anggaran yang

boros). Tuntutan baru agar pemerintah meningkatkan pelayanan melalui

perwujudan Value for Money dalam menjalankan atau melaksanakan

kegiatannya. Pemerintah harus bisa memperbaiki sejumlah hal yang

menjadi penyebab bahwa pelaksanaan pengelolaan anggaran yang tidak

berdasar pada Value for Money. Value for Money harus dioperasionalkan

dalam pengelolaan keuangan daerah karena dalam konteks otonomi

daerah, Value for Money merupakan jembatan untuk mengantar

Pemerintah Daerah mencapai good governance yaitu Pemerintah daerah

yang transparan, akuntabel, ekonomis, efektif, dan efisien.

Menurut Pasal 41, Badan Pembangunan Daerah (Bappeda)

bertanggung jawab atas perumusan dan pelaksanaan kebijakan


3

perencanaan dan pembangunan daerah. BAPPEDA dipimpin oleh kepala

badan dan bertanggungjawab kepada walikota melalui sekretaris daerah.

BAPPEDA Kab. Gowa menyusun laporan keuangan sesuai standar

akuntansi pemerintah. Hal ini membantu menerapkan transparansi dan

akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan pemerintah daerah dan

menciptakan kredibilitas sehingga kegiatan yang ada dengan sumber

daya yang terbukti secara hukum.

Penelitian yang dilakukan oleh (Jumarti Achmad, Haeruddin Saleh,

2020) dengan judul Akuntabilitas, Transparansi Dan Partisipasi

Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Anggaran Pada Pemerintah

Daerah Luwu Timur menemukan bahwa akuntabilitas berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja anggaran pada Kantor Pemerintah Daerah

Kabupaten Luwu Timur. Transparansi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja anggaran pada Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten

Luwu Timur. Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja anggaran pada Kantor Pemerintah Daerah

Kabupaten Luwu Timur. Dari hasil pengujian regresi maka diketahui bahwa

variabel yang dominan berpengaruh terhadap kinerja anggaran pada

Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Timur adalah partisipasi

penyusunan anggaran. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh

Victorinus Laoli (2019) dengan judul Pengaruh Akuntabilitas dan

Transparansi Terhadap Kinerja Anggaran Berkonsep Value For Money

pada Pemerintah Kabupaten Nias menunjukkan bahwa secara parsial

akuntabilitas berpengaruh terhadap kinerja anggaran berkonsep value for

money sedangkan variabel transparansi secara parsial tidak berpengaruh.


4

Dan secara simultan variabel akuntabilitas dan transparansi sama-sama

berpengaruh terhadap kinerja anggaran berkonsep value for money. Dan

penelitian yang dilakukan oleh Nababan (2018) dengan judul Pengaruh

Akuntabilitas dan Transparansi, terhadap Pengelolaan Keuangan

Berkonsep Value for Money pada Pemerintah di Kabupaten Dairi

menunjukkan bahwa akuntabilitas, transparansi, memberikan pengaruh

yang positif terhadap pengelolaan keuangan berkonsep Value for Money.

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perwujudan Nilai-Nilai

Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value For Money Dalam

Pengelolaan Akuntansi Keuangan Sektor Publik Pada BAPPEDA Kab.

Gowa”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana perwujudan nilai–nilai transparansi dan akuntabilitas dalam

pengelolaan akuntansi keuangan sektor publik pada Bappeda kab.

Gowa?

2. Bagaimana perwujudan konsep Value For Money dalam pengelolaan

akuntansi keuangan sektor publik untuk meningkatkan kinerja pada

Bappeda Kab. Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, adapun tujuan penelitian ini

yaitu:
5

1. Untuk mengetahui perwujudan nilai – nilai transparansi dalam

pengelolaan akuntansi keuangan sektor publik pada Bappeda Kab.

Gowa

2. Untuk mengetahui konsep Value For Money dalam pengelolaan

akuntansi keuangan sektor publik dalam meningkatkan kinerja pada

Bappeda Kab. Gowa.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Dapat menjadi referensi dan perbandingan bagi peneliti-peneliti

selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serta dapat memberiakn

manfaat akademis dalam bentuk sumbang saran dalam perkembangan

ilmu pemerintahan pada umumnya.

2. Bagi Pemerintah

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan

untuk Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dalam

mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Transparansi

a. Pengertian Transparansi

Salah satu elemen terpenting dari pengelolaan keuangan yang baik

adalah transparansi. Transparansi didasarkan pada elemen informasi

yang bebas. Semua proses, institusi, dan informasi pemerintah harus

dapat diakses oleh pemangku kepentingan, dan informasi yang

tersedia harus cukup untuk memahami dan memantaunya. Menurut

Mahmudi (2016), transparansi adalah suatu organisasi yang

membutuhkan dan menyediakan informasi aktual kepada pemangku

kepentingan terkait dengan kegiatan pengelolaan sumber daya

publik.

b. Prinsip Transparansi

Menurut Lauranti (2018) prinsip transparansi pemerintah paling

tidak dapat diukur melalui sejumlah indikator sebagai berikut:

1) Adanya sistem keterbukaan dan standardisasi yang jelas dan

mudah dipahami dari semua proses penyelenggaraan

pemerintahan.

2) Adanya mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan

publik tentang proses dalam penyelenggara pemerintahan.

6
7

3) Adanya mekanisme pelaporan maupun penyebaran informasi

penyimpangan tindakan aparat publik di dalam kegiatan

penyelenggaraan pemerintahan.

c. Indikator Transparansi

Menurut Ultafiah (2017) adalah sebagai berikut:

1) Penyediaan dan akses informasi yang jelas tentang perencanaan,

prosedur pelaksanaan dan pertanggungjawaban;

2) Adanya musyawarah yang melibatkan masyarakat;

3) Keterbukaan proses pengelolaan;

4) Keterbukaan informasi tentang dokumen pengelolaan Dana Desa

d. Aspek Kritis Transparansi

Transparansi setidaknya memiliki tiga aspek kritis yaitu:

1) Berkaitan dengan ketersediaan informasi (availability of

information).

2) Kejelasan peran dan tanggung jawab di antara lembaga yang

merupakan bagian dari proses-proses yang diperlukan

transparansinya.

3) Sistem dan kapasitas dibalik produksi itu serta jaminan informasi

yang tersistemik itu.

2. Akuntabilitas

a. Pengertian Akuntabilitas

Sujarweni (2015) menyatakan bahwa akuntabilitas atau

pertanggungjawaban adalah suatu bentuk keharusan seseorang

(pimpinan/pejabat/pelaksana) untuk menjamin bahwa tugas dan

kewajiban sudah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.


8

Widiyanti (2017) mengatakan bahwa akuntabilitas merupakan

perwujudan kewajiban seseorang untuk atau unit organisasi untuk

mempertanggungjawabkan pengelolaan dari awal hingga akhir dalam

rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui media

pertanggungjawaban secara periodik. Akuntabilitas merupakan

sebuah bentuk pertanggungjawaban setiap kegiatan oleh pemerintah

desa kepada seluruh masyarakat.

b. Dimensi Akuntabilitas

Akuntabilitas publik yang harus dilakukan oleh organisasi sektor

publik terdiri atas beberapa aspek. Dimensi akuntabilitas menurut

Mahmudi (2016) adalah sebagai berikut:

1) Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran (accountability for probity and

legality).

Akuntabilitas hukum dan kejujuran adalah akuntabilitas lembaga-

lembaga publik untuk berperilaku jujur dalam bekerja dan mentaati

ketentuan hukum yang berlaku.

2) Akuntabilitas Manajerial (managerial accountability).

Akuntabilitas manajerial adalah pertanggungjawaban lembaga

publik untuk melakukan pengelolaan organisasi secara efektif dan

efisien. Akuntabilitas dapat juga diartikan sebagai akuntabilitas

kinerja (performance accountability).

3) Akuntabilitas Program (program accountability).

Akuntabilitas program berkaitan dengan pertimbangan apakah

tujuan yang ditetapkan dapat dicapai atau tidak, dan apakah


9

organisasi telah mempertimbangkan alternatif program yang

memberikan hasil yang optimal dengan biaya yang minimal.

4) Akuntabilitas Kebijakan (policy accountability).

Akuntabilitas kebijakan terkait dengan pertanggungjawaban

lembaga publik atas kebijakan-kebijakan yang diambil.

c. Jenis Akuntabilitas

Menurut Mahmudi (2015) akuntabilitas terdiri dari dua macam

yaitu:

1) Akuntabilitas Vertikal (Vertical Accountability)

Akuntabilitas vertikal adalah akuntabilitas kepada otoritas yang

lebih tinggi, misalnya akuntabilitas kepala dinas kepada bupati

atau walikota, menteri kepada presiden, kepala unit kepada kepala

cabang, kepala cabang kepada CEO dan sebagainya.

2) Akuntabilitas Horisontal (Horizontal Accountability)

Akuntabilitas horisontal adalah akuntabilitas kepada publik secara

luas atau terhadap semua lembaga lainnya yang tidak memiliki

hubungan atasan-bawahan.

3. Value For Money

a. Pengertian Value For Money

Value for money menurut Arisaudi (2016) merupakan tolak

ukur dari pengukuran kinerja pada organisasi pemerintah yang

berdasarkan pada ukuran ekonomis, efisiensi, dan efektivitas.

Sedangkan menurut Mardiasmo (2018) menyatakan Value for money

merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang


10

mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomi, efisiensi,

efektivitas.

1) Ekonomi: pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas

tertentu pada harga yang terendah. Ekonomi merupakan

perbandingan input dengan input value yang dinyatakan dalam

satuan moneter. Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi

sektor publik dapat meminimalisir input resources yang digunakan

yaitu dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak

produktif.

2) Efisiensi: pencapaian output yang maksimum dengan input

tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk mencapai

output tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan output/input

yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah

ditetapkan.

3) Efektivitas: tingkat pencapaian hasil program dengan target yang

ditetapkan. Secara sederhana efektivas merupakan perbandingan

outcome dengan output.

b. Indikator Value For Money

Menurut Mardiasmo, (2018) Peran indikator kinerja adalah

untuk menyediakan informasi sebagai pertimbangan untuk

pembuatan keputusan. Hal ini tidak berarti bahwa suatu indikator

akan memberikan ukuran pencapaian program yang definitive.

Indikator value for money dibagi menjadi dua bagian yaitu Indikator

Alokasi Biaya (ekonomi dan efisiensi) dan Indikator kualitas

pelayanan (efektivitas).
11

1) Indikator Alokasi Biaya (ekonomis dan efisiensi)

Ekonomis adalah praktik pembelian barang dan jasa input dengan

tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik yang dimungkinkan

(spending less). Efisiensi adalah suatu produk atau hasil kerja

tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana

yang serendah-rendahnya (spending well).

2) Indikator Kualitas Pelayanan (efektivitas)

Efektivitas yaitu suatu proses kegiatan mencapai tujuan dan

sasaran akhir kebijakan (spending wisely).

c. Manfaat Value For Money

Menurut Jamaluddin (2019) manfaat konsep value for money

pada organisasi sektor publik, sebagai berikut :

1) Meningkatkan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan

yang diberikan tepat sasaran.

2) Meningkatkan mutu pelayanan publik.

3) Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi

dan terjadinya penghematan dalam penggunaan input.

4) Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik.

5) Meningkatkan kesadaran akan uang publik (public costs

awareness) sebagai akar pelaksanaan akuntanbilitas publik.

Dari berbagai manfaat di atas, dapat disimpulkan bahwa

penerapan value for money dalam pengukuran kinerja organisasi

sektor publik sangat membantu suatu instansi pemerintah agar dapat

memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan tepat dan sesuai


12

dengan sasaran sehingga terciptanya mutu pelayanan yang baik

dengan penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien.

4. Akuntansi Sektor Publik

a. Pengertian akuntansi sektor publik

Menurut Halim dan Muhammad (2018) bahwa akuntansi sektor

publik adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran,

pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu

organisasi atau entitas publik seperti pemerintah, LSM, dan lain-lain

yang dijadikan sebagai informasi dalam mengambil keputusan

ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukan. Sedangkan menurut

Haryanto (2017) menyatakan bahwa, akuntansi sektor publik adalah

untuk memberikan pelayanan publik dalam rangka memenuhi

kebutuhan publik.

Dari definisi-definisi di atas Akuntansi Sektor Publik dapat

dinyatakan sebagai suatu kegiatan jasa yang aktivitasnya

berhubungan dengan usaha, terutama yang bersifat keuangan guna

pengambilan keputusan untuk menyediakan kebutuhan dan hak

publik melalui pelayanan publik yang diselenggarakan oleh entitas

perusahaan. Sektor publik muncul dalam berbagai bentuk

masyarakat, sebagian besar adalah merupakan organisasi

pemerintah (government), baik pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah. Adapun sektor publik yang menjalankan aktivitasnya dalam

berbagai bentuk yayasan, lembaga-lembaga keagamaan, LSM, partai

politik, rumah sakit, dan lembaga-lembaga pendidikan.


13

b. Karakteristik Akuntansi Sektor Publik

Akuntansi merupakan sutau aktivitas yang memiliki tujuan

untuk mencapai hasil tertentu dan hasil tersebut harus memiliki

manfaat. Dalam beberapa hal, akuntansi sektor publik berbeda

dengan akuntansi pada sektor swasta. Perbedaan sifat dan

karakteristik akuntansi tersebut disebabkan karena adanya

perbedaan lingkungan yang mempengaruhi.

c. Indikator Akuntansi Sektor Publik

Menurut Bastian (2014) siklus akuntansi keuangan sektor

publik antara lain:

1) Transaksi, persetujuan jual beli antara satu pihak dengan pihak

lain. Transaksi yang dimaksud dalam hal ini adalah transaksi

antara organisasi sektor publik dan pihak lain. Transaksi-transaksi

inilah yang nantinya dilaporkan dalam laporan keuangan.

2) Analisis bukti transaksi, setiap transaksi selalu disertai dengan

bukti pendukung yang berisi informasi tentang kegiatan transaksi

tersebut. Dari bukti inilah yang kemudian akan dianalisis dan

digunakan sebagai dasar pencatatan.

3) Pencatatan data transaksi, dari analisis bukti transaksi tersebut

akan dilakukan pencatatan atas bukti transaksi yang telah terjadi.

Pencatatan transaksi dilakukan oleh bendahara dalam jurnal.

4) Pengikhtisaran, dalam buku besar terdapat daftar nama kelompok

akun yang ada pada suatu organisasi. Berdasarkan nama akun

yang ada, catatan atas transaksi tersebut dikelompokan sesuai


14

dengan namanya masing-masing. Hal inilah yang disebut dengan

posting.

5) Pelaporan, selama satu periode akuntansi, transaksi yang dicatat

dan dikelompokan kedalam buku besar kemudian. Berdasarkan

catatan tersebut, dibuatlah laporan keuangan yang akan

disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan

keuangan sektor publik yang telah disusun tersebut kemudian

dianalisis untuk menilai kebenaran dan reliabilitasnya.

5. Akuntansi Keuangan Sektor Publik

Akuntansi hadir untuk menjamin pertanggungjawaban dan

akuntabilitas suatu entitas atas pengelolaannya terhadap pihak-pihak

yang berkepentingan. Oleh karena itu, kehadiran akuntansi di organisasi

sektor publik juga membantu untuk mengelola transaksi keuangan dan

membantu organisasi sektor publik mencapai tujuannya. Akuntansi

melibatkan proses mengidentifikasi, mengenali, menilai, mencatat, dan

melaporkan transaksi atau peristiwa yang memberikan informasi yang

berguna untuk pengambilan keputusan keuangan.

Secara umum, teknik-teknik akuntansi meliputi tiga hal yaitu

pengakuan, pengukuran dan pengungkapan. Pengakuan meliputi

proses pengidentifikasian dengan memastikan bahwa suatu transaksi

atau kejadian apakah merupakan kejadian ekonomi. Pengakuan juga

meliputi pengidentifikasian apakah suatu transaksi kejadian ekonomi

sudah bisa diakui atau belum berdasarkan kriteria tertentu yang

berlandaskan pada asumsi basis akuntansi yang digunakan.

Selanjutnya, pengukuran yaitu apakah kejadian ekonomi tersebut dapat


15

diukur dengan ukuran moneter atau nilai uang dan jika tidak maka

transaksi tersebut tidak akan dicatat. Pengungkapan meliputi pencatatan

jurnal hingga penyusunan laporan keuangan. Dari sektor publik,

dihasilkan beberapa teknik akuntansi keuangan yang dapat diterapkan,

antara lain akuntansi anggaran, komitmen, dana, kas, dan akrual.

Kelima teknik tersebut saling menguntungkan dan tidak saling

memotong prinsip kerja. Dalam akuntansi anggaran, tujuannya adalah

untuk menekan peran anggaran pada siklus perencanaan,

pengendalian, dan pertanggungjawaban.

Dengan demikian diharapkan terjadi kemudahan dalam

menyusun laporan. Akuntansi komitmen dapat digunakan secara

bersamaan pada akuntansi kas dan akuntansi akrual. Akuntansi

komitmen sangat penting bagi pemegang saham karena berhubungan

dengan prinsip saat transaksi berlangsung. Akuntansi dana digunakan

ketika penyedia dana atau pemilik saham memiliki keterbatasan dana

sehingga berupaya untuk sumber daya yang tersedia sebagai

pendukung kegiatan terpenting. Akuntansi kas memiliki kelebihan

berupa transparansi aktivitas administrasi yang disusun oleh bendahara

atau akuntan. Kekurangan dari akuntansi kas adalah saldo yang

tersedia terbilang overstated yang mengakibatkan pemborosan pada

perusahaan atau organisasi. Akuntansi akrual lebih banyak sering

digunakan dibanding akuntansi kas karena hasil yang lebih akurat

sehingga pengambilan keputusan lebih efisien.

Laporan keuangan sektor publik merupakan instrumen untuk

menciptakan akuntabilitas publik. Untuk menghasilkan laporan


16

keuangan sektor publik yang relevan dan handal, maka diperlukan

adanya standar akuntansi keuangan dan sistem akuntansi untuk sektor

publik. Pengembangan standar akuntansi keuangan sektor publik

merupakan suatu krusial, karena kualitas standar akuntansi secara

langsung akan mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Dengan

demikian perlu dikembangkan sistem yang handal yang mampu

memfasilitasi dihasilkannya laporan keuangan yang dapat dipercaya.

B. Tinjauan Empiris

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan

oleh peneliti sekarang yaitu beberapa penelitian melakukan pendekatan

kuantitatif sedangkan dalam penelitian ini peneliti melakukan pendekatan

kualitatif dengan menggabungkan antara transparansi, akuntabilitas dan

konsep value for money dalam pengelolaan keuangan sektor publik.

Sehingga motivasi peneliti untuk melakukan penelitian ini yaitu agar

terwujudnya transparansi masyarakat dan akuntabilitas organisasi publik

yang dapat di pertanggungjawabkan kepada pemerintah dan masyarakat

serta adanya pengelolaan keuangan yang baik dengan menggunakan

konsep value for money. Berikut ini merupakan ringkasan terkait penelitian

terdahulu yang digunakan sebagai referensi dalam melakukan penelitian.

Lihat tabel 2.1.


17

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian


1. Hasman Penerapan Hasil penelitiannya
Umuri Prinsip menunjukkan bahwa partisipasi
(2019) Akuntabilitas Dan masyarakat yang masih rendah
Transparansi dengan indikasi kemauan
Dalam Pelayanan masyarakat dan organsi masih
Publik Pada tinggi untuk berpartisipasi,
Kantor Camat kompetensi aparatur dinas
Marisa. kabupaten masih kurang tugas
yang diberikan akibat kurangnya
pelatihan tentang tugas pokok
dan fungsinya masing-masing
aparat.
2 Jumarti Akuntabilitas, Hasil penelitian menemukan
Achmad Transparansi dan bahwa akuntabilitas
dkk (2020) Partisipasi berpengaruh positif dan
Penyusunan signifikan terhadap kinerja
Anggaran anggaran pada Kantor
terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten
Anggaran pada Luwu Timur. Transparansi
Pemerintah berpengaruh positif dan
Daerah Luwu signifikan terhadap kinerja
Timur anggaran pada Kantor
Pemerintah Daerah Kabupaten
Luwu Timur. Partisipasi
penyusunan anggaran
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja
anggaran pada Kantor
Pemerintah Daerah Kabupaten
Luwu Timur.

3. Bambang Pengaruh Dalam penelitiannya


Jatmiko Pengawasan memperoleh hasil pengujian
(2020) Internal, bahwa Pengawasan Internal
Akuntabilitas danberpengaruh positif signifikan
Transparansi terhadap Kinerja Pemerintah
Terhadap Kinerja Daerah. Akuntabilitas
Pemerintah berpengaruh positif signifikan
Daerah terhadap Kinerja Pemerintah
Kabupaten Daerah sedangkan
Sleman. Transparansi berpengaruh
positif signifikan terhadap
Kinerja Pemerintah Daerah.
4. Ait Pengaruh Berdasarkan hasil penelitian
Novatiani Transparansi dan menunjukan bahwa transparansi
18

dkk (2019) Akuntabilitas dan akuntabilitas di SKPD


Terhadap Kinerja Kabupaten Bandung Barat
Instansi sudah baik, hasil pengujian
Pemerintah. hipotesis menunjukkan bahwa
transparansi dan akuntabilitas
berpengaruh terhadap kinerja
instansi pemerintah baik secara
parsial maupun secara simultan.

5. Victorinus Pengaruh Hasil penelitian menunjukkan


Laoli, SE., Akuntabilitas Dan
bahwa secara parsial
M.Si., Ak Transparansi akuntabilitas berpengaruh
(2019) Terhadap Kinerjaterhadap kinerja anggaran
Anggaran berkonsep value for money
Berkonsep Value sedangkan variabel transparansi
For Money Pada secara parsial tidak
Pemerintah berpengaruh. Dan secara
Kabupaten Nias. simultan variabel akuntabilitas
dan transparansi bersama-sama
berpengaruh terhadap kinerja
anggaran berkonsep value for
money
6. Niken Ayu Pengaruh Berdasarkan hasil pengujian
Saskia dkk Kejelasan secara parsial kejelasan
(2020) Sasaran sasaran anggaran, perwujudan
Anggaran, nilai transparansi, pengendalian
Perwujudan Nilai akuntansi, akuntabilitas dan
TransparansI, value for money berpengaruh
Pengendalian positif dan signifikan terhadap
Akuntansi, pengelolaan akuntansi
Akuntabilitas, keuangan sektor publik.
Value For Money
Terhadap
Pengelolaan
Akuntansi
Keuangan Sektor
Publik.
7. Nababan Pengaruh Hasil penelitian dengan
(2018) Akuntabilitas dan menggunakan analisis regresi
Transparansi linear berganda menunjukkan
terhadap bahwa akuntabilitas,
Pengelolaan transparansi, memberikan
Keuangan pengaruh yang positif terhadap
Berkonsep Value pengelolaan keuangan
For Money pada berkonsep Value for Money.
Pemerintah di
Kabupaten Dairi
19

C. Kerangka Pikir

Dalam mengelola dana masyarakat, perlu dilakukan evaluasi

terhadap kinerja Bappeda Kabupaten. Gowa dengan menerapkan konsep

value for money untuk memastikan bahwa uang rakyat dikelola secara

ekonomis, efisien dan untuk kepentingan umum. Penerapan konsep value

for money pada organisasi sektor publik perlu dilakukan seiring dengan

meningkatnya ketentuan akuntabilitas publik dan pelaksanaan good

governance. Penerapan konsep ini diharapkan dapat memperkuat

akuntabilitas sektor publik dan meningkatkan kinerja sektor publik melalui

peningkatan efisiensi pelayanan publik, peningkatan kualitas pelayanan

publik, pengurangan biaya pelayanan publik akibat inefisiensi dan

peningkatan kesadaran akan penggunaan uang rakyat, maka kerangka

pikir dapat dilihat pada gambar 2.1

BAPPEDA

Analisis Good
Governance

Akuntabilitas Transparansi Konsep Value


For Money

Hasil Analisis

Gambar 2.1 Kerangka pikir


20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-

kualitatif. Menurut Sugiyono (2018) metode penelitian kualitatif adalah

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat, yang digunakan untuk

meneliti pada kondisi ilmiah (eksperimen) dimana peneliti sebagai

instrumen, teknik pengumpulan data dan di analisis yang bersifat kualitatif

lebih menekan pada makna. Metodelogi penelitian kualitatif bertujuan untuk

menganalisis dan mendeskripsikan fenomena atau obyek penelitian melalui

aktivitas sosial, sikap dan persepsi orang secara individu atau kelompok.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi studi kualitatif

sekaligus membatasi penelitian guna memilih mana data yang relevan dan

mana yang tidak relevan (Moleong, 2010). Pembatasan dalam penelitian

kualitatif ini lebih didasarkan pada tingkat kepentingan/urgensi dari

masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Penelitian ini akan difokuskan

pada “Perwujudan Nilai-Nilai Transparansi, Akuntabilitas dan Konsep Value

For Money Dalam Pengelolaan Akuntansi Keuangan Sektor Publik Pada

BAPPEDA Kab. Gowa”

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian
21

Penelitian ini akan dilakukan pada Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah (BAPPEDA) yang beralokasi di Jl.Tamanurung Raya No. 45,

Sungguminasa, Kec. Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan,

dengan Kode pos 92114, Telepon (0411) 889055.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan lamanya,

sampai ditemukan jawaban yang menjawab pertanyaan penelitian atau

data yang sudah jenuh dari penelitian.

D. Sumber Data

Menurut Uma (2016) data penelitian pada dasarnya dapat

dikelompokkan menjadi :

1. Data Primer

Data primer yaitu data penelitian yang diperoleh secara langsung dari

sumbernya ( tidak melalui perantara )

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak

langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh orang

lain).

E. Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2017) dilihat dari segi cara atau teknik

pengumpulan data dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Interview (wawancara)

Interview merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survey

yang menggunakan pertanyaan secara lisan pada subjek penelitian.

2. Observasi
22

Observasi adalah teknik alami yang efektif untuk mengumpulkan data

terkait tindakan dan perilaku. Observasi melibatkan kegiatan dilapangan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang.

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan melakukan survei, observasi, hingga

kajian kepustakaan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Adapun alat-

alat penelitian yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian, yaitu

sebagai berikut:

1. Buku catatan

2. Handphone

3. Alat tulis

4. Daftar pertanyaan wawancara.

5. Buku, jurnal, dan referensi lainnya.

G. Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini

yaitu menganalisa data – data yang telah diperoleh, dihimpun, dan diolah

dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Teknik analisis

deskriptif kualitatif adalah teknik analisis dengan membandingkan keadaan

dan data – data dari perusahaan yang ada, baik itu berupa data primer

yaitu yang berasal dari wawancara dan pengamatan langsung kelapangan

atau perusahaan. Data sekunder adalah data – data yang berupa sejarah
23

perusahaan, struktur organisasi, laporan keuangan dan data pendukung

lainnya yang relevan.

F. Value For Money

a. Rasio Ekonomis

Ekonomi berkaitan dengan pemerolehan input dengan

kualitas tertentu dengan harga terendah. Pengukuran ekonomi

melalui rasio ant ara masukan aktual dengan yang direncanakan.

Pengelolaan keuangan daerah akan dikatakan ekonomis bila

rasionya di atas 100%, atau jumlah realisasi penerimaan melebihi

jumlah anggaran yang ditetapkan. Kriteria tingkat ekonomi yaitu:

1) Rasio > 100% : Sangat ekonomis

2) Rasio 90,01% - 100% : Ekonomis

3) Rasio 80,01% - 90,00% : Cukup ekonomis

4) Rasio 60,01% - 80,00% : Kurang ekonomis

5) Rasio < 60,00% : Tidak Ekonomis

b. Rasio Efisiensi

Efisiensi adalah pencapaian output yang maksimum dengan

input tertentu. Efisiensi dapat menggambarkan perbandingan

antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh

pendapatan dengan realisasi pendapatan yang diterima. Kriteria

tingkat efisiensi yaitu:

1) Rasio 100 % ke atas : Tidak efisien

2) Rasio 90 – 100 % : Kurang efisien

3) Rasio 80- 90% : Cukup Efisien

4) Rasio 60 – 80 % : Efisien
24

5) Rasio kurang 60 % Sangat efisien

c. Rasio Efektivitas

Efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian

tujuan atau target kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan

hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus

dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses

kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending

wisely). Efektif adalah tingkat pencapaian hasil program dengan

target yang ditetapkan. Kriteria tingkat efektivitas yaitu:

1) Rasio > 100% : Sangat efektif

2) Rasio 90,01% - 100% : Efektif

3) Rasio 80,01% - 90,00% : Cukup efektif

4) Rasio 60,01% - 80,00% : Kurang efektif

5) Rasio < 60% : Tidak efektif


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah BAPPEDA Kabupaten gowa

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) didirikan

pada tahun 1981, sebagaimana diatur dalam perda No:7 tahun 1981

BAPPEDA adalah lembaga tekhnis daerah di bidang penelitian dan

perencanaan pembangunan daerah yang di pimpin oleh seorang kepala

badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

gubernur/bupati/walikota melalui sekretaris daerah dalam

penyelenggaraan pemerintah daerah.

Tugas Pokok, fungsi dan rincian tugas jabatan struktural pada

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Gowa diatur

dalam Peraturan Bupati Gowa nomor 42 tahun 2008. Adapun tugas

pokok Bappeda Kabupaten Gowa berdasarkan peraturan daerah

tersebut di atas adalah membantu Bupati dalam membina,

mengkoordinasikan dan menyelenggarakan perencanaan pelaksanaan

kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah, meliputi

fisik dan prasarana, ekonomi, social budaya, penelitian dan statistic

serta kesekretariatan Badan sesuai dengan kewenangannya

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Visi dan Misi BAPPEDA

a. Visi

25
26

Menjadikan Bappeda Kabupaten Gowa sebagai perencanaan yang

profesional dan mempunyai integritas, dedikasi serta komitmen

yang tinggi untuk mewujudkan visi Kabupaten Gowa melalui

perencanaan pembangunan yang partisipatif.

b. Misi

1) Menyusun perencanaan pembangunan jangka pendek, menengah

dan panjangsecara pastisipatif.

2) Meninggkatkan koordinasi dan sinkronosasi antara SKPD dan

antar daerah guna meningkatkan kualitas pembangunan di

Kabupaten Gowa.

3) Menetapkan sistem pengelolaan data-data pembangunan yang

efisien dan efektif untuk menghasilkan data yang akurat dan

akuntabel.

4) Memberikan arah pada seluruh elemen pembangunan dalam

menterjemahkan/kegiatan yang akan dilaksanakan.

5) Melaksanakan pengkajian dan pengembangan bagi peningkatan

kualitas disegala bidang pembangunan.


27

3. Struktur Organisasi

KEPALA BADAN

TAUFIQ MURSAD, ST

SEKRETARIS

Drs.H.ALIMUDDIN HAKIM,
MM

Jabatan Fungsional Perencana Sub. Bag. Umum Sub.Bag. Pelap.Perenc.&


dan Kepegawaian Keuangan

Hj. Hasnah Mardiana,S.Sos.

Kabid. Perekonomian, SDA, Kabid. Pemerintahan dan Kabid. Perencanaan,


Infrastruktur dan Kewilayahan Sumber Daya Manusia Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah
Nur Inzana Gaus, ST Nursanty Saman Sadek, SP,
M.Si Taufiq, S.Si, M.Si

Sub. Bid. Ekonomi Sub. Bid. Sosial Sub. Bid.


Perencanaan Makro
Andi Magfira Yusran, Ukrima Ridjal, ST Made Dianing
S.STP, MAP Puspitarini, ST

Sub. Bid. SDA dan


Sub. Bid. Pemerintahan Sub. Bid. Data &
Lingkungan Hidup
Evaluasi
Dienul Akmal B, SE,
Soraya Nurjannah Natsir, Rizaldi Muchsin, S.S
M.Adm Pemb.
S.STP

Sub. Bid. Infrastruktur


Sub. Bid. Hukum, Sub. Bid. Pembiayaan
dan Kewilayahan
Organisasi & SDM Pembangunan
H. Muh. Natsir, ST, MM.
Giskar Yudistira, S.STP Jusri, SE
28

4. Tugas dan fungsi

Masing- masing individu atau kelompok dalam suatu organisasi

memiliki fungsi dan tugas yang harus diemban dan dijalakan. Dengan

penuh tanggung jawab. Tugas dari setiap jabatan pada kantor

BAPPEDA Kabupaten Gowa anatara lain:

a. Kepala Bappeda

Tugas:

Badan perencanaan pembangunan daerah mempunyai tugas

memimpin dan melaksanakan koordinasi dan penyelenggaraan

perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di

bidang perencanaan pembangunan daerah, meliputi bidang

Perekonomian, Sumber Daya Alam, Infrastruktur dan Kewilayahan,

Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Pengendalian dan

Evaluasi Pembangunan Daerah, serta Kesekretariatan Badan sesuai

dengan kewenangannnya berdasarkan Peraturan Perundang-

undangan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

Fungsi:

1) Perumusan kebijakan teknis perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalianpembangunan daerah di bidang Perekonomian,

Sumber Daya Alam, Infrastruktur dan Kewilayahan, Pemerintahan

dan Pembangunan Manusia, serta Pengendalian dan Evaluasi

Pembangunan Daerah.

2) Pelaksanaan bimbingan dan konsultasi serta penyelenggaraan

koordinasipenyusunan perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalian pembangunan daerah di bidang bidang


29

Perekonomian, Sumber Daya Alam, Infrastruktur dan

Kewilayahan, Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, serta

Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah.

3) Penyelengaraan monitoring dan evaluasi atas perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah di bidang

Perekonomian, Sumber Daya Alam, Infrastruktur dan

Kewilayahan, Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, serta

Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah

4) Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang dan kesekretariatan

Badan

b. Sekertaris

Tugas:

Memimpin dan melaksanakan tugas merencanakan anggaran,

perlengkapan, kebutuhan pegawai, mengelola anggaran, memantau,

mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan program dan

kegiatan berdasarkan pedoman/peraturan/petunjuk yang berlaku

agartercipta kelancaran tugas.

Fungsi:

1) Menyusun kebijakan teknis administratif perencanaan dan

pelaporan, membina, mengkoordinasikan, mengendalikan dan

mengawasi pelaksanaan program dan kegiatan (jabatan subag

perencanaan dan pelaporan)

2) Menyusun kebijakan teknis administratif pengelolaan keuangan,

membina, mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi

pelaksanaan pengelolaan keuangan (jabatan subag keuangan)


30

3) Menyusun kebijakan teknis administratif pengelolaan umum dan

kepegawaian, membina, mengkoordinasikan, mengendalikan dan

mengawasi pelaksanaan pengelolaan umum dan kepegawaian

(jabatan subag umum dan kepegawaian)

c. Sub Bagian Perencanaan Dan Keuangan

Tugas:

Memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan, menghimpun,

mengelola dan melaksanakan administrasi perencanaan dan

pelaporan, penatausahaan keuangan yang meliputi penyusunan

anggaran, verifikasi, perbendaharaan, pembukuandan pelaporan

keuangan berdasarkan pedoman/peraturan/petunjuk yang berlaku

agar tercipta kelancaran pelaksanaan tugas.

Fungsi:

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang

perencanaan dan pelaporan dan keuangan

2) Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas di bidang

perencanaan dan pelaporan dan keuangan

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan dan

pelaporan dan keuangan

d. Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian

Tugas:

Memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan, menghimpun,

mengelola dan melaksanakan administrasi, urusan ketatausahaan

meliputi pengelolaan urusan rumah tangga, surat menyurat,

kearsipan, protokol, perjalanan dinas, tatalaksana, perlengkapan,


31

kepegawaian dan tugas umum lainnya berdasarkan

pedoman/peraturan/petunjuk yang berlaku agar/supaya/untuk

kelancaran pelaksanaan tugas.

Fungsi:

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang umum

dan kepegawaian

2) Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas di bidang umum

dan kepegawaian

3) Pembinaan dan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang

umum dan kepegawaian

e. Kepala Bidang Perekonomian, Sumberdaya Alam, Infrastruktur Dan

Kewilayahan

Tugas:

Memimpin dan melaksanakan koordinasi dengan instansi

terkait, melaksanakan penyusunan RPJPD, RPJMD dan RKPD, serta

melaksanakan evaluasi dan monitoring penyelenggaraan

pembangunan daerah di bidang perekonomian, sumberdaya alam,

infrastruktur dan kewilayahan berdasarkan pedoman/ peraturan/

petunjuk yang berlaku agar tercipta kelancaran pelaksanaan tugas.

Fungsi:

1) Perumusan kebijakan teknis perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalian pembangunan daerah di bidang perekonomian,

sumberdaya alam, lingkungan hidup, serta infrastruktur dan

kewilayahan
32

2) Pelaksanaan bimbingan dan konsultasi atas perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah di bidang

perekonomian, sumberdaya alam, lingkungan hidup, serta

infrastruktur dan kewilayahan

3) Penyelenggaraan koordinasi serta monitoring dan evaluasi

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan

daerah di bidang perekonomian, sumberdaya alam, lingkungan

hidup, serta infrastruktur dan kewilayahan.

f. Sub Bidang Ekonomi

Tugas:

Memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan-bahan dalam

rangka penyusunan RPJPD, RPJMD, RKPD dan anggaran

pendapatan dan belanja daerah serta melaksanakan evaluasi dan

menyu sun laporan di bidang perekonomian

berdasarkanpedoman/peraturan/petunjuk yang berlaku agar tercipta

kelancaran pelaksanaan tugas

Fungsi:

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah di bidang

Ekonomi meliputi Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah,

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu,

Dinas Perdagangan dan perindustrian, Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan, Badan Pengelolaan Keuangan Daerah serta Badan

Pendapatan Daerah
33

2) Pelaksanaan bimbingan dan konsultasi atas perencanaan,

pelaksanaandan pengendalian pembangunan daerah di bidang

Ekonomi meliputi Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah,

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu,

Dinas Perdagangan dan perindustrian, Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan, Badan Pengelolaan Keuangan Daerah serta Badan

Pendapatan Daerah;

3) Penyelenggaraan koordinasi, monitoring serta evaluasi

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan

daerah di bidang Ekonomi meliputi Dinas Koperasi dan Usaha

Kecil Menengah, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu, Dinas Perdagangan dan perindustrian, Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan, Badan Pengelolaan Keuangan

Daerah serta Badan Pendapatan Daerah

g. Sub Bidang Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup

Tugas:

Memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan-bahan dalam

rangka penyusunan RPJPD, RPJMD, RKPD dan anggaran

pendapatan dan belanja daerah serta melaksanakan evaluasi dan

menyusun laporan di bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup

berdasarkanpedoman/peraturan/petunjuk yang berlaku agar tercipta

kelancaran pelaksanaan tugas.

Fungsi:

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah di bidang


34

sumber daya alam dan lingkungan hidup meliputi Dinas

Ketahanan Pangan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Tanaman

Pangan dan Hortikultura, Dinas Peternakan dan Perkebunan,

serta Dinas Perikanan

2) Pelaksanaan bimbingan dan konsultasi atas perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah di bidang

sumber daya alam dan lingkungan hidup meliputi Dinas

Ketahanan Pangan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Tanaman

Pangan dan Hortikultura, Dinas Peternakan dan Perkebunan,

serta Dinas Perikanan

3) Penyelenggaraan koordinasi, monitoring serta evaluasi

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan

daerah di bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup meliputi

Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas

Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Peternakan dan

Perkebunan, serta Dinas Perikanan.

h. Sub Bidang Infrastruktur Dan Kewilayahan

Tugas:

Memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan-bahan dalam

rangka penyusunan RPJPD, RPJMD, RKPD dan anggaran

pendapatan dan belanja daerah serta melaksanakan evaluasi dan

menyusun laporan di bidang infrastruktur dan kewilayahan

berdasarkanpedoman/peraturan/petunjuk yang berlaku agar tercipta

kelancaran pelaksanaan tugas.


35

Fungsi:

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah di bidang

Infrastruktur dan Kewilayahan meliputi Dinas Pekerjaan Umum

dan Penataan Ruang, Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman

dan Pertanahan, serta Dinas Perhubungan

2) Pelaksanaan bimbingan dan konsultasi atas perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah di bidang

Infrastruktur dan Kewilayahan meliputi Dinas Pekerjaan Umum

dan P enataan Ruang, Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman

dan Pertanahan, serta Dinas Perhubungan

3) Penyelenggaraan koordinasi, monitoring serta evaluasi

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan

daerah di bidang Infrastruktur dan Kewilayahan meliputi Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas Perumahan,

Kawasan Permukiman dan Pertanahan, serta Dinas Perhubungan.

i. Kepala Bidang Pemerintahan Dan Pembangunan Manusia

Tugas:

Memimpin dan melaksanakan koordinasi dengan instansi

terkait, melaksanakan penyusunan RPJPD, RPJMD dan RKPD, serta

melaksanakan evaluasi dan monitoring penyelenggaraan

pembangunan daerah di bidang pemerintahan dan pembangunan

manusia berdasarkan pedoman/peraturan/petunjuk yang berlaku

agar tercipta kelancaran pelaksanaan tugas


36

Fungsi:

1) Perumusan kebijakan teknis perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalian pembangunan daerah di bidang pemerintahan dan

pembangunan manusia

2) Pelaksanaan bimbingan dan konsultasi atas perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah di bidang

pemerintahan dan pembangunan manusia

3) Penyelenggaraan koordinasi serta monitoring dan evaluasi

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan

daerah di bidang pemerintahan dan pembangunan manusia

j. Sub Bidang Sosial

Tugas:

Memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan-bahan dalam

rangka penyusunan RPJPD, RPJMD, RKPD dan anggaran

pendapatan dan belanja daerah serta melaksanakan evaluasi dan

menyusun laporan di bidang sosial berdasarkan

pedoman/peraturan/petunjuk yang berlaku agar tercipta kelancaran

pelaksanaan tugas.

Fungsi:

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah di Bidang

Sosial meliputi Dinas Sosial, Dinas Pemadam Kebakaran dan

Penyelamatan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas

Kependudukan & Pencatatan Sipil, Dinas Pengendalian Penduduk


37

dan Keluarga Berencana, serta Badan Penanggulangan Bencana

Daerah

2) Pelaksanaan bimbingan dan konsultasi atas perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah di Bidang

Sosial meliputi Dinas Sosial, Dinas Pemadam Kebakaran dan

Penyelamatan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas

Kependudukan & Pencatatan Sipil, Dinas Pengendalian Penduduk

dan Keluarga Berencana, serta Badan Penanggulangan Bencana

Daerah

3) Penyelenggaraan koordinasi, monitoring serta evaluasi

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan

daerah di Bidang Sosial meliputi Dinas Sosial, Dinas Pemadam

Kebakaran dan Penyelamatan, Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi, Dinas Kependudukan & Pencatatan Sipil, Dinas

Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, serta Badan

Penanggulangan Bencana Daerah

k. Sub Bidang Pemerintahan

Tugas:

Memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan-bahan dalam

rangka penyusunan RPJPD, RPJMD, RKPD dan anggaran

pendapatan dan belanja daerah serta melaksanakan evaluasi dan

menyusun laporan di bidang pemerintahan berdasarkan

pedoman/peraturan/petunjuk yang berlaku agar tercipta kelancaran

pelaksanaan tugas.
38

Fungsi:

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah di bidang

pemerintahan meliputi Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD,

Inspektorat, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas

Komunikasi dan Informatika, Statistik dan Persandian, Badan

Kesatuan Bangsa dan Politik, Satuan Polisi Pamong Praja, Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Penelitian dan

Pengembangan serta 18 Kecamatan

2) Pelaksanaan bimbingan dan konsultasi atas perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah di bidang

pemerintahan meliputi Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD,

Inspektorat, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas

Komunikasi dan Informatika, Statistik dan Persandian, Badan

Kesatuan Bangsa dan Politik, Satuan Polisi Pamong Praja, Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Penelitian dan

Pengembangan serta 18 Kecamatan

3) Penyelenggaraan koordinasi, monitoring serta evaluasi

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan

daerah di bidang pemerintahan meliputi Sekretariat Daerah,

Sekretariat DPRD, Inspektorat, Dinas Pemberdayaan Masyarakat

dan Desa, Dinas Komunikasi dan Informatika, Statistik dan

Persandian, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Satuan Polisi

Pamong Praja, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,

Badan Penelitian dan Pengembanganserta 18 Kecamatan


39

l. Sub Bidang Hukum, Organisasi Dan Sumber Daya Manusia

Tugas:

Memimpin dan melaksanakan penyiapan bahan-bahan dalam

rangka penyusunan RPJPD, RPJMD, RKPD dan anggaran

pendapatan dan belanja daerah serta melaksanakan evaluasi dan

menyusun laporan di bidang hukum, organisasi, dan sumber daya

manusia berdasarkanpedoman/peraturan/petunjuk yang berlaku

agar/supaya/untuk kelancaran pelaksanaan tugas

Fungsi:

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah di bidang

hukum, organisasi dan sumber daya manusia meliputi Dinas

Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Pemuda dan Olahraga,

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan, serta Badan Kepegawaian dan

Pengembangan Sumberdaya Manusia

2) Pelaksanaan bimbingan dan konsultasi atas perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah di bidang

hukum, organisasi dan sumber daya manusia meliputi Dinas

Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Pemuda dan Olahraga,

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan, serta Badan Kepegawaian dan

Pengembangan Sumberdaya Manusia

3) Penyelenggaraan koordinasi, monitoring serta evaluasi

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan


40

daerah di bidang hukum, organisasi dan sumber daya manusia

meliputi Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Pemuda dan

Olahraga, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, serta Badan

Kepegawaian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia

m. Kepala Bidang Perencanaan, Pengendalian & Evaluasi

Pembangunan Daerah

Tugas:

Memimpin dan melaksanakan koordinasi dengan instansi

terkait dan melaksanakan penyusunan RPJPD, RPJMD dn RKPD,

serta mengevaluasi penyelenggaraan Perencanaan, di Bidang

Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi PembangunanDaerah

berdasarkan pedoman/ peraturan/ petunjuk yang berlaku untuk

kelancaran pelaksanaan tugas.

Fungsi:

1) Perumusan kebijakan teknis perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalian pembangunan daerah di Bidang Perencanaan,

Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah

2) Pelaksanaan bimbingan dan konsultasi atas perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah di bidang

Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan

Daerah

3) Penyelenggaraan koordinasi serta monitoring dan evaluasi

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan


41

daerah di Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi

Pembangunan Daerah

n. Sub Bidang Perencanaan Makro

Tugas:

Memimpin, melaksanakan dan mengklarifikasikan data

perencanaan makro serta mengkaji dan menyusun data perencanaan

makro berdasarkan pedoman/peraturan/ petunjuk yang berlaku agar/

supaya/ untuk tercapainya sasaran sesuai yang diharapkan

Fungsi:

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah di Bidang

Perencanaan Makro

2) Pelaksanaan bimbingan dan konsultasi atas perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah di Bidang

Perencanaan Makro

3) Penyelenggaraan koordinasi, monitoring serta evaluasi

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan

daerah di Bidang Perencanaan Makro

o. Sub Bidang Pembiayaan Pembangunan

Tugas:

Memimpin dan melaksanakan perumusan kebijakan dan

peaksananaan penyusunan rencana pembangunan di bidang

pembiayaan pembangunan berdasarkan pedoman/ peraturan/

petunjuk yang berlaku agar/supaya/untuk kelancaran pelaksanaan

tugas
42

Fungsi:

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah di bidang

pembiayaan pembangunan

2) Pelaksanaan bimbingan dan konsultasi atas perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah di bidang

pembiayaan pembangunan

3) Penyelenggaraan koordinasi, monitoring serta evaluasi

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan

daerah di bidang pembiayaan pembangunan

p. Sub Bidang Data Dan Evaluasi

Tugas:

Memimpin dan melaksanakan bahan-bahan dalam rangka

penyusunan RPJPD, RPJMD, RKPD dan anggaran pendapatan dan

belanja daerah serta melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan

di bidang data dan evaluasi berdasarkanpedoman/peraturan/petunjuk

yang berlaku agar/supaya/untuk kelancaran pelaksanaan tugas

Fungsi:

1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah di bidang

data dan evaluasi

2) Pelaksanaan bimbingan dan konsultasi atas perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah di bidang

bidang data dan evaluasi


43

3) Penyelenggaraan koordinasi, monitoring serta evaluasi

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan

daerah di bidang bidang data dan evaluasi

B. Hasil Penelitian

1. Analisis perwujudan nilai – nilai transparansi dan akuntabilitas

Syarat untuk dapat meningkatkan transparansi dan

akuntabilitas pengelolaan keuangan negara (pusat dan daerah)

adalah dengan melakukan reformasi dalam penyajian laporan

keuangan. Adanya keterkaitan antara transparansi dan akuntabilitas

pada kualitas laporan keuangan pemerintah daerah yaitu laporan

keuangan pemerintah daerah yang dihasilkan melalui proses

akuntansi merupakan bentuk transparansi dan akuntabilitas

pengelolaan keuangan publik. Dengan adanya transparansi dalam

pengelolaan keuangan, maka dapat menghilangkan rasa kecurigaan

masyarakat akan adanya tindak korupsi atau penggunaan dana yang

tidak sesuai yang dilakukan oleh orang-orang tertentu dan akan

mengurangi adanya kecurangan disuatu instansi. Hal tersebut

sebagaimana yang diungkapkan Ibu Mardiana sebagai Sub. Bagian

Pelaporan, Perencanaan & Keuangan bahwa:

“ Iya, karena setiap bulan itu ada namanya laporan keuangan


bulanan, Jadi SPJ (Surat Pertanggung Jawaban) dilakukan secara
transparan. Sehingga dengan adanya transparansi atau
keterbukaan informasi dapat mengurangi adanya tindak
kecurangan atau korupsi dalam penyusunan laporan keuangan.”

Dari pernyataan informan Ibu Mardiana maka dapat

disimpulkan dengan adanya transparansi dapat menghilangkan rasa

kecurigaan masyarakat akan adanya tindak korupsi atau penggunaan


44

dana yang tidak sesuai yang dilakukan oleh orang-orang tertentu dan

akan mengurangi adanya tindak kecurangan di suatu instansi.

Dengan adanya pengawasan dan pertanggungjawaban, maka pihak-

pihak yang diberi amanah akan lebih merasa takut melakukan

tindakan kecurangan. Setidaknya tindakan kecurangan pada instansi

yang memiliki akuntabilitas yang baik dapat lebih diminimalisir jika

dibandingkan dengan instansi yang bahkan tidak memiliki

akuntabilitas yang memadai. Karena jika memang terjadi suatu

indikasi tindak korupsi dalam instansi pemerintah, tentu hal ini akan

sulit untuk diketahui karena tidak adanya informasi yang tepat dan

relevan. Sehingga dapat dikatakan transparansi dan akuntabilitas

tidak terpisah dan berperan dalam pencapaian kualitas pengelolaan

keuangan pemerintah.

Keterbukaan informasi keuangan merupakan kewajiban

pemerintah kepada masyarakatnya dengan pertimbangan bahwa

masyarakat memiliki hak untuk mendapat informasi keuangan

mengenai pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada

pemerintah. Penyelenggaraan pemerintahan yang terbuka atau

transparan memiliki kriteria yaitu: adanya pertanggungjawaban yang

terbuka, adanya aksebilitas terhadap laporan realisasi anggaran,

adanya publikasi laporan realisasi anggaran dan ketersediaan

informasi Rencana Kerja Pemerintah (RKK). Hal tersebut

sebagaimana yang diungkapkan Ibu Mardiana sebagai Sub. Bagian

Pelaporan, Perencanaan & Keuangan bahwa:

“Saya rasa transparansi atau keterbukaan sudah kami terapkan di


masyarakat, upaya kami disini yaitu menyediakan papan
45

pengumuman terkait dengan penganggaran dan program–


program kerja yang akan kami lakukan.”

Dari pernyataan informan Ibu Mardiana maka dapat simpulkan

bahwa pemerintah telah menyediakan informasi mengenai

penganggaran dan penyelengaraan program – program kerja yang

akan dilaksanakan melalui papan pengumuman. Pemasangan papan

pengumuman merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan nilai

transparansi pemerintah daerah dalam mengelola keuangan serta

memberikan gambaran keuangan pemerintah daerah. Selain itu,

BAPPEDA Kab. Gowa mempunyai website yang dapat di akses

kapanpun dan dimanapun berguna untuk mewujudkan prinsip

transparansi dalam mengelolaan keuangan pemerintah daerah. Hal

tersebut sebagaimana yang diungkapkan Ibu Mardiana sebagai Sub.

Bagian Pelaporan, Perencanaan & Keuangan bahwa:

“Kami disini juga menyediakan website untuk mempermudah


masyarakat mencari informasi mengenai keuangan, hal ini
bertujuan untuk meningkatkan prinsip transparansi mengelola
keuangan daerah”

Dari pernyataan informan Ibu Mardiana maka dapat simpulkan

bahwa pemerintah juga menyediakan informasi keuangan yang

mudah di akses oleh masyarakat atau publik melalui website untuk

meningkatkan prinsip transparansi dalam mengelola keuangan.

Sekarang pemerintah telah menggunakan Sistem Informasi

Manajemen Daerah (SIMDA) yang mempermudah dalam mengakses

laporan dan dokumen secara cepat, tepat dan akurat, agar

masyarakat bisa mengaksesnya secara bebas dimana dan

kapanpun. Sistem tersebut juga sudah terintegrasi langsung dengan


46

pusat, jadi pengawasan terhadap penggunaan dan perolehan dana

semakin ketat, hal ini bertujuan untuk meminimalisir penggunaan

dana yang semestinya.

Pengelolaan keuangan keuangan harus berdasarkan asas-

asas akuntabel, transparan dan partisipasif serta tertib dan disiplin

anggaran. Selain itu, pengelolaan keuangan daerah harus mengikuti

prosedur pengelolaan keuangan yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pelaksanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan

pertanggungjawaban. Informan Ibu Mardiana mengungkapkan

bahwa:

“Menurut saya, akuntabilitas pemerintah daerah dalam mengelola


APBD sudah bisa dikatakan akuntabel karena dapat dilihat dari
laporan pertanggungjawaban yaitu mulai perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan sampai pelaporan sudah terlihat
secara keseluruhan dalam hal pembangunan dan pembiayaan
masyarakat, dapat juga dilihat dari banyaknya perencanaan yang
sudah terlaksana.”

Dari pertanyataan informan Ibu Mardiana maka penulis

menganalisa bahwa memang dari beberapa perencanaan sudah

terlaksana. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa

BAPPEDA Kab. Gowa sudah akuntabel dalam mengelola APBD.

Faktor yang paling penting dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan di daerah adalah cara pengelolaan

keuangan daerah secara berdaya guna dan berhasil guna. Untuk

mengurangi konflik maka diperlukan adanya monitoring oleh prinsipal

atas apa yang dilakukan oleh agen. Hal ini sejalan dengan yang di

ungkapkan oleh Ibu Mardiana sebagai Sub. Bagian Pelaporan,

Perencanaan & Keuangan bahwa :


47

“Kalau menurut saya, salah satu bentuk pengawasan yang


dilakukan oleh masyarakat yaitu dengan ikut berpartisipasi dalam
proses penganggaran, kemudian apa-apa yang menjadi keluhan
atau masukan dari masyarakat akan kami jadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan supaya nanti sesuai
dengan kebutuhan mereka.”

Pernyataan informan dapat disimpulkan bahwa masyarakat

sebagai prinsipal memiliki hak untuk melakukan pengawasan

terhadap agen atau pemerintah dalam pengelolaan keuangan demi

kesehjateraan principal.

Dalam mendukung terwujudnya good governance masyarakat

sebagai salah satu alat untuk mendorong berjalannya prinsip-prinsip

good governance. Sehingga masyarakat mempunyai kesempatan

untuk mengetahui, memberikan masukan, mengevaluasi serta

menilai, sehingga akan menjadikan aparatur pemerintah lebih bekerja

hati-hati sesuai dengan ketentuan yang ada. Hal ini informan Ibu

Mardiana sebagai Sub. Bagian Pelaporan, Perencanaan & Keuangan

mengungkapkan:

“Iya, dengan demikian aparatur pemerintahan akan memberikan


kinerja yang terbaik dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengacu
kepada rencana kerja Pemerintah.”

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa

penerapan akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan

keuangan akan meningkatkan kinerja pemerintahan secara

keseluruhan. Dengan adanya transparansi dan akuntabilitas maka

dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan. Dan dengan adanya

kualitas laporan keuangan yang transparan dan akuntabilitas


48

diharapkan dapat tersedia informasi yang lebih baik untuk menilai

keputusan alokasi sumber daya yang dibuat oleh pemerintah.

Dari hasil wawancara pada tanggal 19 Agustus 2021 pukul

10.00 WIB dan observasi di BAPPEDA Kab. Gowa pada bulan

Agustus Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual

diterapkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna informasi laporan

keuangan. Laporan keuangan yang digunakan dengan berpedoman

pada standar lebih mengutamakan transparansi dan akuntabilitas.

Transparansi dan akuntabilitas merupakan substansi yang berperan

penting dalam kepuasan publik atas pengelolaan keuangan di kantor

ini. Pengelolaan keuangan yang mengutamakan transparansi dan

akuntabilitas membutuhkan kinerja yang baik. Oleh karena itu, untuk

memenuhi kepuasan publik, aparatur instansi ini harus

memperhatikan kinerja terutama dalam pengelolaan keuangan.

Pencapaian target kinerja keuangan BAPPEDA Kab. Gowa tahun

2020 dapat dilihat pada tabel 4.1.


49

Tabel 4.1
Ikhtisar Pencapaian Target Kinerja Keuangan tahun 2020

Uraian Belanja Tdk Langsung Belanja Langsung

Gaji Pegawai Rp.1.905.724.875,45 -


Gaji Pokok PNS Rp. 1.487.793.650,45
-
Tunjangan Keluarga Rp. 123.848.793.650,45
Tunjangan Jabatan Rp. 174.567.750,00 -
Tunjangan Umum Rp. 37.023.000,00
-
Tunjangan Beras Rp. 81.059.706,00
Tunjangan PPh Rp. 1.410.189,00 -
Pembulatan Gaji Rp. 21.783,00
-
Tambahan Penghasilan Rp.500.821.925,93
PNS -
Tambahan Penghasilan Rp. 100.060.000,00
Berdasarkan Pertimbangan -
Obyektif Lainnya

Tambahan Perbaikan Rp. 400.761.925,93


Penghasilan PNS
-
Belanja Pegawai Rp. 214.590.000,00
-
Belanja Barang/Jasa Rp. 1.358.247.909,00
-
Belanja Modal 0

JUMLAH Rp. 2.406.546.789 Rp. 1.572.837.908,60

Sumber: Data Sekunder yang diolah

Pada tabel 4.1 menunjukkan jumlah anggaran sebesar Rp.

3.979.384.706,98. Jumlah anggaran ini berasal dari belanja tidak

langsung sebesar Rp.2.406.546.789 dan belanja langsung sebesar

Rp. 1.572.837.908,60. Dari jumlah anggaran yang tersedia sebesar

Rp. 3.979.384.706,98 yang dapat terealisasi yaitu sebesar Rp.

3.716.264.410,00 atau 93,39% dengan rincian sebagai berikut:


50

1). Belanja tidak langsung terealisasi sebesar Rp. 2.268.020.277,00.-

atau 92,24% yang meliputi gaji pegawai sebesar Rp.

1.851.846.421,00.- (97,17%) dan tambahan penghasilan PNS Rp.

416.173.356,00.-(83,10%). Adapun rinciannya sebagai berikut:

a) gaji pegawai sebesar Rp. sebesar Rp. 1.851.846.421,00.-

(97,17%). Dengan rincian gaji pokok PNS Rp. 1.445.361.100,

,tunjangan keluarga RP. 122.391.744, tunjangan jabatan Rp.

168.285.000, tunjangan umum Rp. 35.010.000, tunjangan

beras Rp. 67.495.440, tunjangan PPh Rp. 3.280.535 dan

pembulatan gaji Rp. 22.602. Terdapat sisa anggaran gaji

pegawai yang tidak teralisasi sebesar Rp. 32.432.550,45 atau

2,18% dari yang dianggarkan.

b) Tambahan Penghasilan PNS Rp. 416.173.856,00.-(83,10%).

Dengan rincian tambahan penghasilan berdasarkan

pertimbangan obyektif lainnya Rp. 76.170.000 dan tambahan

perbaikan penghasilan PNS Rp. 340.003.856. Terdapat sisa

anggaran yang tidak terealisasi sebesar Rp. 84.648.069,93.-

(83,10%) yang merupakan sisa uang makanan dan minuman

PNS karena pembayarannya telah sesuai dengan besarnya

tingkat kehadiran PNS.

2) Belanja langsung teralisai sebesar Rp. 1448.243.133,00.- atau

93,08% yaitu:

a) Belanja Pegawai Rp. 201.336.000,00 atau 93,84%

b) Belanja Barang/Jasa Rp. 1.246.878.133,00,- atau 91,80%

c) Belanja Modal Rp. 00,- atau 00,00%


51

Pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan

penerapan basis akrual beserta rekonsiliasinya, meliputi :

1) Beban bayar dimuka

Penerapan kebijakan akuntansi berbasis akrual (full acrual)

mengakui adanya beban dibayar dimuka sebesar Rp 700.731,00

yaitu beban Surat Tanda Kendaraan Bermotor yang pembayaran

dilakukan terlebih dahulu untuk satu periode (12 bulan) yang melebihi

periode akuntansi (menyeberang tahun). Laporan Realisasi Anggaran

(LRA) menyajikan belanja Surat Tanda Nomor Kendaraan dengan

jumlah anggaran Rp. 2.757.597,00,- terealisasi sebesar Rp.

2.667.620,-(96,74%). Realisai terebut merupakan realisasi anggaran

selama 12 (dua belas) bulan atau satu periode pelaporan, namun

dengan diterapkannya kebijakan akuntansi berbasis akrual , belanja

STNK yang terealisasi tersebut dihitung kembali berapa

sesungguhnya yang menjadi beban STNK di tahun 2020 dengan

memperhatikan periode waktu pembayaran STNK tersebut untuk

memisahkan besarnya beban pajak STNK yang dibayar dimuka

untuk kemudian dibuatkan jurnal penyesuaian di akhir tahun dan di

laporkan pada Laporan Operasional (LO) sebagai beban Surat Tanda

Nomor Kendaraan dan di Neraca sebagai beban dibayar dimuka.

Rekonsiliasi atas beban dibayar dimuka atas pembayaran pajak

STNK.

2) Persediaan
52

Besarnya nilai persediaan akhir tahun 2020 atas barang habis pakai

yang tersisa sebesar Rp. 0,- sementara persediaan akhir di tahun

2019 sebesar Rp.87.000.

3) Peralatan dan Mesin

Berdasarkan Neraca Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Gowa tahun 2019 saldo per 31 Desember 2020

dan pertanggal 31 Desember tahun 2019 (lampiran) atas peralatan

dan mesin mengalami perubahan dari tahun sebelumnya dengan

adanya akumulasi penyusutan, sehingga mengubah nilai buku.

Adapun rinciannya sebagai berikut:

Saldo Awal Rp. 1.404.898.062,00

Penambahan

Kapitalisasi Alat Angkutan Rp. 15.977.255,00

Mutasi Mobiler Rp. 24.985.000,00

Saldo Akhir Rp. 1.445.860.287,00

4) Gedung dan Bangunan

Gedung dan bangunan kantor BAPPEDA Kab. Gowa memiliki

luas bangunan 20,5 m x 15 m, bertempat di jalan Tamanurung no.4

Sungguminasa, merupakan bangunan permanen 2 lantai.

Berdasarkan Nerca per 31 Desember 2020 nilai atas gedung dan

bangunan adalah sebesar Rp. 1.851.183.651,- sedangkan di tahun

2019 senilai Rp. 1.851.183.651,- tidak terdapat penambahan ataupun

pengurangan.
53

5) Jalan, Irigasi , dan Jaringan

Berdasarkan Neraca per 31 Desember 2020 dan 2019 nilai

atas jalan, irigasi, dan jaringan sebesar Rp. 5.500.000,- berupa

instalasi telepon tidak mengalami perubahan.

6) Akumulasi Penyusutan

Akumulasi penyusutan aset tetap merupakan kontrak akun aset

tetap yang disajikan berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian

nilai sehubungan penurunan kapasitas dan manfaat aset tetap,

kecuali tanah.

7) Aset Tidak Berwujud

Aset tidak berwujud merupakan aset lainnya yang dapat

diidentifikasi dan dimiliki tetapi tidak mempunyai wujud fisik yang

digunakan untuk menunjang operasional kantor yaitu software dan

Goodwill dan Aplikasi SIPPD Kab. Gowa. Berdasarkan Neraca tahun

2019 sebesar Rp. 316.672.750,00 Per 31 Desember 2020 mengalami

penghapusan maka aset tidak berwujud sebesar Rp. 0,-.

8) Aset Lain-lain

Aset lain-lain merupakan aset yang kondisinya rusak berat dan

siap untuk dihapuskan. Berdasarkan Neraca per 31 Desember 2020

atas aset lainnya sebesar Rp. 1.476.009.250,- sedangkan di tahun

2021 sebesar Rp. 1.476.009.250,-. Hal ini tidak adanya mutasi aset

tetap yang rusak berat.

9) Akumulasi Amortisasi

Akumulasi amortisasi merupakan akumulasi atas penyesuaian

nilai sehubungan penurunan kapasitas dan manfaat aset tidak


54

berwujud. Berdasarkan Neraca per 31 Desember 2020 sebesar Rp.

0,- dan di tahun 2019 sebesar Rp. 1.183.339.781,25,- mengalami

penurunan karena adanya penghapusan aset tidak berwujud.

10) Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya

Akumulasi penyusutan aset lainnya merupakan kontrak akun

aset lain-lain yang disajikan berdarkan pengakumulasian atas

penyesuaian nilai sehubungan penurunan kapasitas dan manfaat

aset lain, yaitu aset tetap yang sudah rusak berat. Berdasarkan

Neraca per 31 Desember 2020 dan tahun 2019 atas akumulasi

penyusutan lainnya mengalami perubahan sebesar Rp.

1.465.603.131,25,-.

11) Utang Beban

Utang beban penggunaan listrik yang sampai pada periode per

31 Desember 2020 telah dibayarkan tetapi anggaran yang telah

disediakanTidak mencukupi sehingga diakui utang beban listrik.

Berdasarkan Neraca per 31 Desember 2020 atas utang beban

sebesar Rp. 884.347,00- yang mengakui besarnya beban yang

terutang di tahun 2020 yaitu terdiri dari Utang Beban Listrik.

Dari hasil wawancara pada tanggal 19 Agustus 2021 pukul

10.00 WIB dan observasi di BAPPEDA Kab. Gowa pada bulan

Agustus, Catatan Laporan Keuangan menyajikan atas rincian-rincian

pemasukan dan pengeluaran pada pos–pos, dilaporan keuangan

secara Transparan. Laporan disajikan kepada pihak internal dan

eksternal yang mudah dipahami isinya sehingga nantinya kinerja

yang hasil dapat dipercaya oleh masyarakat dan pemerintah.


55

Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang andal

dan relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang

dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode

pelaporan. Khususnya berkaitan dengan pengelolaan keuangan

Negara, laporan keuangan pemerintah terutama dignakan untuk

membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan

pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi

keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas

pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap

peraturan perundang-undangan

2. Analisis Perwujudan konsep value for money

Ketentuan Masyarakat dalam pelaksanaan value for money

adalah ekonomis (hemat) dalam pengadaan dan alokasi sumber

daya, efisien dalam arti bahwa pengelolaan/pengorbanannya

diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan, serta efektiv (berhasil

guna) dalam arti pencapaian tujuan dan sasaran. Seperti yang

diungkapkan oleh ibu Mardiana sebagai Sub. Bagian Pelaporan,

Perencanaan & Keuangan bahwa:

“kami disini penerapan konsep value for money dalam


peningkatan kinerja dengan melihat bagaimana proses
pengganggaran sampai memperoleh hasil yang telah di targetkan
serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Maka untuk
mencapai kinerja yang baik diperlukan adanya tujuan yang jelas”

Pernyataan di atas dapat simpulkan bahwa dalam memperoleh

kinerja yang baik maka diperlukan adanya tujuan yang jelas yang

mampu menekan biaya dan mendapatkan hasil yang berkualitas

dalam proses penganggaran secara ekonomi, efesien, efektifitas.


56

Hasil yang diperoleh dari kegiatan sesuai dengan kebutuhan

masyarakat secara nyata langsung dirasakan manfaatnya dari

program kerjanya.

Value for Money dapat tercapai apabila pemerintah

menggunakan sumber daya yang dibutuhkan dengan biaya paling

kecil untuk mencapai hasil yang optimum untuk tujuan bernegara.

Implementasi Value for Money anggaran negara/daerah dalam

rangka menjawab tuntutan publik dan bisa digunakan untuk

membantah anggapan bahwa anggaran publik sangat dekat dengan

inefisiensi, pemborosan, dan kebocoran sebagaimana pelaksanaan

anggaran tradisional. Adapun manfaat konsep value for money yang

telah di kemukakan informan Ibu Mardiana sebagai sub. Bagian

Pelaporan, Perencanaan & Keuangan mengungkapkan bahwa:

“ Iya, konsep ini memberikan manfaat yang cukup baik dalam


pengelolaan keuangan, dengan konsep ini setidaknya dapat
mengurangi adanya pemborosan dan kebocoran dana. Semenjak
adanya SIMDA pencairan berikutnya lebih efektif karena tidak bisa
cair apabila tidak masuk SPJ (Surat Pertanggungjwaban).

Dapat disimpulkan pernyataan informan Ibu Mardiana bahwa

Value for Money merupakan inti pengukuran kinerja pada organisasi

sektor publik karena kinerja pemerintah tidak bisa dinilai dari sisi

output yang dihasilkan saja, tetapi secara terintegrasi harus

mempertimbangkan input, output, dan outcome secara bersama-

sama. Dengan adanya konsep ini cukup mengukur kemampuan

kinerja dalam program – program kerja yang telah dilaksanakan serta

meningkatkan akuntabilitas aparatur.


57

C. Pembahasan

1. Analisis perwujudan nilai – nilai transparansi dan akuntabilitas

Dengan adanya transparansi dan akuntabilitas laporan

keuangan diharapkan dapat menghilangkan rasa kecurigaan

masyarakat akan adanya tindak korupsi atau penggunaan dana yang

tidak sesuai yang dilakukan oleh orang-orang tertentu dan akan

mengurangi adanya tindak kecurangan di suatu instansi. Adanya

pengawasan dan pertanggungjawaban, maka pihak-pihak yang diberi

amanah akan lebih merasa takut melakukan tindakan kecurangan.

Setidaknya tindakan kecurangan pada instansi yang memiliki

akuntabilitas yang baik dapat lebih diminimalisir jika dibandingkan

dengan instansi yang bahkan tidak memiliki akuntabilitas yang

memadai. Karena jika memang terjadi suatu indikasi tindak korupsi

dalam instansi pemerintah, tentu hal ini akan sulit untuk diketahui

karena tidak adanya informasi yang tepat dan relevan. Sehingga

dapat dikatakan transparansi dan akuntabilitas tidak terpisah dan

berperan dalam pencapaian kualitas pengelolaan keuangan

pemerintah.

Bappeda Kab. Gowa harus dapat meningkatkan transparansi

dan akuntabilitas pengelolaan keuangan. Salah satu prasyarat untuk

mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan reformasi dalam

penyajian laporan keuangan, yakni Bappeda Kab. Gowa harus

mampu menyediakan semua informasi keuangan secara relevan,

jujur, dan terbuka kepada publik, karena kegiatan yang dilakukan

Bappeda Kab. Gowa adalah amanat dari rakyat. Transparansi dan


58

akuntabilitas laporan keuangan sangat penting perannya bagi

berbagai pihak. Masyarakat perlu tahu akan peran dan hak mereka

atas pertanggungjawaban aktivitas-aktivitas Bappeda Kab. Gowa dan

masyarakat juga perlu memahami bahwa dalam laporan keuangan

Bappeda Kab. Gowa, bagaimana untuk apa saja uang publik

digunakan. Bappeda Kab. Gowa juga memerlukan laporan keuangan

untuk beberapa aktivitas, diantaranya dan paling penting adalah

dalam pengambilan keputusan. Informasi yang ada dilaporan

keuangan Bappeda Kab. Gowa dapat membandingkan informasi

tertentu dengan tahun-tahun sebelumnya.

Transparansi dan Akuntabilitas laporan keuangan akan

memberikan informasi pengungkapan atas aktivitas dan kinerja

keuangan Bappeda Kab. Gowa kepada semua pihak yang

berkepentingan sehingga hak-hak publik, yaitu hak untuk tahu, hak

untuk diberi informasi dan hak untuk didengar aspirasinya dapat

dipenuhi. Oleh karena itu, transparansi atas aktivitas pengelolaan

keuangan daerah dirasakan menjadi kewajiban Bappeda Kab. Gowa

kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi agar masyarakat

dan pihak terkait lainnya dapat mengetahui secara jelas bagaimana

pengelolaan keuangan daerah pada Bappeda Kab. Gowa. Dalam

beberapa diskusi dan pernyataan pegawai Bappeda Kab. Gowa

menyatakan bahwa laporan keuangan Bappeda Kab. Gowa sudah

transparan dan akuntabel.

Bappeda Kab. Gowa memberikan kemudahan masyarakat

dalam memperoleh informasi laporan keuangan dengan


59

menyediakan website resmi yang dapat diakses oleh publik melalui

internet untuk memudahkan menginformasikan pengelolaan

keuangan, pembangunan, dan rencana kegiatan pembangunan

Bappeda Kab. Gowa pada masyarakat. Dengan adanya website

tersebut dapat diketahui bahwa Bappeda Kab. Gowa telah mencoba

menerapkan transparansi dan akuntabilitas dalam menginformasikan

pengelolaan keuangan, daerah melalui website. Akan tetapi informasi

yang ditampilkan bersifat umum dan normatif sedangkan informasi

yang bersifat rinci tidak ditampilkan. Salah satu unsur wajib dalam

rangka mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

keuangan adalah lembaga pemeriksaan yang independen/bebas dan

mandiri.

Dari hasil penelitian yang lakukan dapat dilihat bahwa Sistem

akuntansi keuangan yang berlaku di BAPPEDA Pemerintah

Kabupaten Gowa telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor

71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang

Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada

Pemerintah Daerah hal ini di BAPPEDA Kab. Gowa telah

menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual pada tahun 2016

sampai sekarang sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang telah ditentukan oleh pemerintah.


60

2. Analisis Perwujudan Konsep Value For Money

a. Pengukuran Rasio Ekonomis

Tabel 4.2
Pengukuran Rasio Ekonomis

No. Program Kerja Alokasi Realisasi Ekonomis


Anggaran Anggaran
1 Program Pelayanan 97,54%
Umum Administrasi 716.464.355,60 698.845.818,00
Perkantoran

2 Program Sarana dan 99,92%


Prasarana Aparatur 136.596.776,00 136.480.731,00

3 Program 100%
Peningkatan Disiplin 36.442.000,00 36.442.000,00
Aparatur
4 Program 79,48%
Perencanaan 173.727.500,00 138.075.200,00
Pembangunan Kota-
Kota Menengah dan
Besar
5 Program 92,07%
Perencanaan 311.326.993,00 286.643.000,00
Pembangunan
Daerah
6 Program 62,39%
Perencanaan 123.724.000,00 77.191.200,00
Pembangunan
Ekonomi
7 Program 100%
Perencanaan Sosial 74.556.284,00 74.556.184,00
Budaya

Sumber: Data Sekunder yang diolah


61

Dari tabel pengukuran kinerja dengan konsep value for money

dapat disimpulkan bahwa dari segi ekonomis dapat di kategorikan

cukup berhasil karena tingkat rasio ekonomi program kerja ke 3 dan

program ke 7 dengan persentase 100% dan 3 program kerja rata–

rata 90% ke atas dengan kategori ekonomi sementara 2 program

kerja yaitu yang pertama program perencanaan pembangunan kota-

kota menengah dan besar dengan persentase 79,489% dengan

kategori kurang ekonomis karena alokasi anggaran sebesar Rp.

173.727.500 sedangkan yang terealisasi sebesar Rp.

138.075.200,00. Kedua Program perencanaan pembangunan

ekonomi dengan presentase 62,39% dengan kategori kurang

ekonomis karena alokasi anggaran sebesar Rp. 123.724.000,00

sedangkan yang terealisasi sebesar Rp. 77.191.200

b. Pengukuran Rasio Efisiensi

Efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan

antara output yang dihasilkan dengan input yang digunakan (cost

of output). Proses kegiatan dikatakan efisiensi apabila suatu hasil

kerja tertentu dapat dicapai dengan sumber daya dan penggunaan

dana sekecil-kecilnya menghasilkan output sesuai yang

diharapkan dalam program tersebut atau penggunaan dana sesuai

dengan program akan menghasilkan output sebesar-besarnya.


62

Tabel 4.3
Pengukuran Rasio Efisiensi

No. Program Kerja Alokasi Anggaran Realisasi Anggaran

1 Program Pelayanan Umum 716.464.355,60 698.845.818,00


Administrasi Perkantoran

2 Program Sarana dan 136.596.776,00 136.480.731,00


Prasarana Aparatur

3 Program Peningkatan 36.442.000,00 36.442.000,00


Disiplin Aparatur

4 Program Perencanaan 173.727.500,00 138.075.200,00


Pembangunan Kota-Kota
Menengah dan Besar

5 Program Perencanaan 311.326.993,00 286.643.000,00


Pembangunan Daerah

6 Program Perencanaan 123.724.000,00 77.191.200,00


Pembangunan Ekonomi

7 Program Perencanaan 74.556.284,00 74.556.184,00


Sosial Budaya

Jumlah 1.572.837.908,60 1.448.234.133,00

Sumber: Data Sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dihitung nilai efisiensi dari program

ini sebagai berikut:

Nilai input = Realisasi/ rencana x 100%

1.448.234.133,00 / 1.572.837.908,60x 100%

= 92,07%
63

Berdasarkan data perhitungan diatas, dapat dinyatakan bahwa

nilai presentase output dari program kerja mencapai 92,07%. Dengan

demikian pengukuran kinerja dari efisiensi program kerja dapat

dikatakan kurang efisien.

c. Pengukuran Rasio Efektivitas

Tabel 4.4
Pengukuran Rasio Efektivitas

No. Program Kerja Alokasi Realisasi Efektivitas


Anggaran Anggaran
1 Program Pelayanan 100%
Umum Administrasi 716.464.355,60 698.845.818,00
Perkantoran

2 Program Sarana dan 100%


Prasarana Aparatur 136.596.776,00 136.480.731,00

3 Program 100%
Peningkatan Disiplin 36.442.000,00 36.442.000,00
Aparatur
4 Program 100%
Perencanaan 173.727.500,00 138.075.200,00
Pembangunan Kota-
Kota Menengah dan
Besar
5 Program 100%
Perencanaan 311.326.993,00 286.643.000,00
Pembangunan
Daerah
6 Program 90%
Perencanaan 123.724.000,00 77.191.200,00
Pembangunan
Ekonomi
7 Program 100%
Perencanaan Sosial 74.556.284,00 74.556.184,00
Budaya

Sumber: Data Sekunder yang diolah


64

Pengukuran kinerja dari efektifitas program kerja dikatakan

cukup efektif karena dari 7 program kerja, 6 program kerja kategori

efektif sesuai target, dan 1 program kerja yang cukup efektif

dikarenanakan masih ada 1 kegiatan dari program kerja tidak

terlaksana dengan tuntas. Dikatakan efektif apabila semua program

kerja serta kegiatan – kegiatan dari program kerja tersebut terlaksana

sesuai hasil atau target yang diinginkan.

Salah program kerja yang cukup efektif yaitu program

perencanaan pembangunan ekonomi. Program ini bertujuan untuk

meningkatkan daya dukung serta perencanaan pembangunan di

bidang ekonomi, dengan alokasi anggaran Rp. 123.724.000,00,-

terealisasi sebesar Rp. 77.191,20,- (62,39%). Anggaran tersebut

terdiri dari 2 kegiatan antara lain:

1) Pengkajian dan Evaluasi Pengendalian Inflasi Daerah dan

Peningkatan Kapasitas Kelembagaan TPID dengan jumlah

Anggaran Sebesar Rp. 67.940.000,- realisasi sebesar Rp.

21.408.400,- atau sebesar 31,51%. Kegiatan ini tidak terlaksana

dengan tuntas karena adanya refocusing kegiatan makan minum

rapat sehingga ada beberapa kegiatan tidak dilaksanakan.

2) Perencanaan dan Pembinaan Pembangunan Bidang Ekonomi

dengan jumlah anggaran Rp. 55.784.000,- realisasi anggaran

sebesar Rp. 55.782.800,-(100%). Kegiatan ini berupa kegiatan

Penyusunan Tabel Input Output Daerah dan Profil Ekonomi,

Optimalisasi Perencanaan Pemanfaatan bagi hasil beacukai bagi


65

hasil tembakau Penyusunan Surfus dan Defisit, Komoditas pangan

dan Analisis Pengembangan Ekonomi Kab. Gowa.

Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Bambang Jatmiko (2020), Ait Novatiani (2019), Laoli (2019), Niken

Ayu Saskia (2020) dan Nababan (2020) dimana hasil penelitian

menunjukkan bahwa transparansi dan akuntabilitas berpengaruh

positif. Meskipun metode penelitian yang digunakan berbeda, namun

hasil yang diperoleh sama yaitu Bappeda Kab. Gowa sudah

menerapkan transparansi dan akuntabilitas dengan baik. Selanjutnya

hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Hasman Umuri (2019) dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa

transparansi dan akuntabilitas tidak berjalan dengan baik, hal ini

disebabkan kompetensi SDM yang belum memadai, sehingga belum

dapat menerapkan transparansi dan akuntabilitas secara optimal.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perwujudan

nilai – nilai transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) sudah diterapkan

dengan baik. Pengukuran kinerja dari segi ekonomis di kategorikan cukup

berhasil karena tingkat rasio ekonomi program kerja ke 3 dan program ke

7 dengan persentase 100% dan 3 program kerja rata–rata 90% ke atas

dengan kategori ekonomi sementara 2 program kerja yaitu yang pertama

program perencanaan pembangunan kota-kota menengah dan besar

dengan persentase 79,489% dengan kategori kurang ekonomis karena

alokasi anggaran sebesar Rp. 173.727.500 sedangkan yang terealisasi

sebesar Rp. 138.075.200,00. Kedua Program perencanaan pembangunan

ekonomi dengan presentase 62,39% dengan kategori kurang ekonomis

karena alokasi anggaran sebesar Rp. 123.724.000,00 sedangkan yang

terealisasi sebesar Rp. 77.191.200,00.

Pengukuran kinerja dari sudut efisiensi, dapat dinyatakan bahwa nilai

presentase output dari program kerja mencapai 92,07%. Pengukuran

kinerja dari efektifitas program kerja dikatakan cukup efektif karena dari 7

program kerja, 6 program kerja kategori efektif sesuai target, dan 1

program kerja yang cukup efektif dikarenakan masih ada 1 kegiatan dari

program kerja tidak terlaksana dengan tuntas. Dikatakan efektif apabila

66
67

semua program kerja serta kegiatan – kegiatan dari program kerja tersebut

terlaksana sesuai hasil atau target yang diinginkan.

B. Saran

1. Badan perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) Kab. Gowa

diharapkan dapat memaksimalkan Transparansi agar dapat

meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan daerah. Transparansi

yang baik bertujuan untuk memberi informasi bersifat komprehensif,

informatif, andal dan relevan.

2. Badan perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) Kab. Gowa

diharapkan dapat memaksimalkan prinsip Akuntabilitas agar dapat

meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas yang

baik bertujuan untuk memberi pertanggungjawaban pengelolaan

keuangan sektor publik kepada masyarakat.

3. Badan perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) Kab. Gowa

diharapkan pada setiap pelaksanaan program, kegiatan ataupun

pengelolaan keuangan dapat memperhatikan segala aspek ekonomis,

efisiensi, dan efektivitas agar sumber daya yang di kelola dapat di

manfaatkan sebaik-baiknya sebagai bentuk pertanggungjawaban

pengelolaan aset milik daerah.


DAFTAR PUSTAKA

Arisaudi, Z. (2016). Analisis Pengukuran Kinerja Pelaksanaan Anggaran Belanja


Dengan Value For Money Pada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Dan
Pengelolaan Sumber Daya Air Kota Palembang. Skripsi. Universitas
Muhamadiyah, Palembang, Indonesia.

Bastian, Indra. (2014). Audit Sektor Publik. Edisi ketiga. Jakarta : Salemba
Empat.

Biduri, Sarwenda (2018) Buku Ajar: Akuntansi Sektor Publik. UMSIDA Press,
Sidoarjo. ISBN 978-602-5914-20-1

Haryanto dan Sahmuddin & Arifuddin. (2017). Akuntasi Sektor Publik.


Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Jamaluddin, Majid. (2019). Akuntansi Sektor Publik. Sulawesi Selatan : Pustaka


Almaida.

Jatmiko, B. (2020). Pengaruh Pengawasan Internal, Akuntabilitas Dan


Transparansi Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman
(Survei Pada Seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Sleman).
Jurnal Akuntansi Trisakti, 7(2), 231.

Jumarti Achmad, Haeruddin Saleh, C. (2020). Akuntabilitas, Transparansi dan


Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Anggaran Pada
Pemerintah Daerah Luwu Timur. 2(2), 105–111.

Halim, Abdul dan Muhammad Syam Kusufi. (2018). Teori, Konsep, dan Aplikasi
Akuntansi Sektor Publik: dari Anggaran Hingga Laporan Keuangan dari
Pemerintah Hingga Tempat Ibadah. Jakarta: Salemba Empat.

Laoli, V. (2019). Pengaruh Akuntabilitas dan Transparansi terhadap Kinerja


Anggaran Berkonsep Value of Money pada Pemerintah Kabupaten Nias.
Owner, 3(1), 91.

Mahmudi. (2015). Manajemen Kinerja Sektor Publik Edisi Kedua.Yogyakarta:


UPP STIM YKPN.
Mahmudi. (2016). Analisis Laporan keuangan Pemerintah Daerah. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN.
Mardiasmo. (2002). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi
Mardiasmo. (2004). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.
Mardiasmo. (2004). Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah.
Yogyakarta:Andi.
Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi
Mardiasmo,(Ed). (2018). Akuntansi Sektor Publik. Edisi Terbaru. AndiOffset:

68
69

Yogyakarta
Moleong, Lexy J. (2010), Metodologi penelitian kualitatif, Remaja Rosdakarya,
Bandung
Nababan, R. A., Sihombing, M., & Thamrin, H. (2018). Pengaruh Akuntabilitas
dan Transparansi, terhadap Pengelolaan Keuangan Berkonsep Value For
Money pada Pemerintah di Kabupaten Dairi. Anthropos: Jurnal Antropologi
Sosial Dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology), 4(1), 108.

Niken Ayu Saskia, Moh. Amin, junaedi. (2020). Pengaruh Kejelasan Sasaran
Anggaran, Perwujudan Nilai Transparansi, Pengendalian Akuntansi,
Akuntabilitas, Value For Money Terhadap Pengelolaan Akuntansi
Keuangan Sektor Publik. E-Jra, 09(11), 53–69.

Novatiani, A., Rusmawan Kusumah, R. W., & Vabiani, D. P. (2019). Pengaruh


Transparansi dan Akuntabilitas Terhadap Kinerja Instansi Pemerintah.
Jurnal Ilmu Manajemen Dan Bisnis, 10(1), 51–62.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta, CV.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV
Alfabeta.
Sujarweni V Wiratna. (2015). Akuntansi Desa. Yogyakarta. Pustaka Baru Press.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. (2016). Research MethodFor Business: A
Skill-Building Approach 17th Edition. Chichester: Wiley
Tanjung Abdul Hafiz. (2008). Akuntansi Pemerintahan Daerah & Konsep Aplikasi
(Sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan). Bandung : Alfabeta
Ultafiah, W. (2017). Pengaruh Akuntabilitas dan Trasparansi Terhadap
Pengelolaan Dana Desa Untuk Mewujudkan Good Governance Pasa Desa
Di Kecamatan Merapai Barat, Kabupaten Lahat. Palembang. Jurnal
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiayah Palembang, Vol.
1 No. 1, hal 25- 9.
Umuri, H. (2019). Penerapan Prinsip Akuntabilitas Dan Transparansi Dalam
Pelayanan Publik Pada Kantor Camat Marisa. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Widiyanti, Arista. (2017). Akuntabilitas dan transparansi pengelolaan alokasi
dana desa: Studi Pada Desa Sumberejo Dan Desa Kandung Di Kecamatan
Winongan Kabupaten Pasuruan. Undergraduate thesis, Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim.
LAMPIRAN

1. Pedoman wawancara

No Pertanyaan Coding
1 Apakah sudah menerapkan prinsip transparansi Mardiana
dalam pengelolaan akuntansi keuangan sektor
publik?
2 Apakah sudah mnerapkan prinsip transparansi Mardiana
kepada masyakat?
3 Apakah sudah menerapkan prinsip akuntabilitas Mardiana
pengelolaan keuangan?
4 Bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan Mardiana
masyarakat dalam pengelolaan anggaran?
5 Apakah dengan keterlibatan masyarakat dalam Mardiana
proses penyusunan anggaran memberikan
memberikan dampak bagi aparatur?
6 Apakah sudah menerapkan konsep value for Mardiana
money?
7 Apakah penerapan konsep value for money Mardiana
memberikan manfaat dalam pengelolaan
keuangan?
8 Apakah ada hubungan antara transparansi, Mardiana
akuntabilitas dan konsep value for money dalam
pengelolaan keuangan?
9 Apakah partisipasi masyarakat sangat diperlukan Mardiana
dalam proses penganggaran?

2. Dokumentasi Penelitian

70
71

3. Surat Keterangan Meneliti


72

4. Data hasil Observasi

Rincian Beban Operasi Tahun 2020 dan 2019


URAIAN SALDO Kenaikan/ (%)
2020 2019 (Penurunan)
Beban 2.313.586.277,00 2.623.725.199,00 (310.138.922,00) (11,82)
Pegawai-
LO

Beban 1.387.327.586,00 2.851.640.475,00 (1.464.312.889,00) (51,34)


Barang dan
Jasa

Beban 166.503.034,85 238.934.427,82 (72.431.392,97) (30,31)


Penyusutan
dan
Amortisasi
JUMLAH 3.867.416.897,85 5.714.300.101,82 (1.846.883.203,97) (32,32)
Sumber: Data CALK 2020

Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Tahun 2020 dan 2019

URAIAN ANGGARAN REALISASI 2020 (%) REALISASI 2019


2020
BELANJA 3.979.384.706,98 3.716.264.410,00 93,39 5.622.587.257,00
Belanja Operasi 3.979.384.706,98 3.716.264.410,00 93,39 5.503.036.275,00
Belanja Pegawai 2.452.166.798,38 2.313.586.277,00 94,35 2.623.725.199,00
Belanja Brg&Jasa 1.572.217.908,68 1.402.678.133,00 91,85 2.879.311.076,00
Belanja Modal 0,00 0,00 0,00 119.551.000,00
Peralatan dan Mesin 0,00 0,00 0,00 119.551.000,00
SURPLUS/(DEFISIT) (3.979.384.706,98) (3.716.264.410,00) 93,39 (5.622.587.257,00)
(3.979.384.706,98) (3.716.264.410,00) 93,39 (5.622.587.257,00)
SILPA
Sumber : Data CALK 2020
73

Neraca
Pemerintah Kabupaten Gowa
Per 31 Desember 2020 dan 2019

Uraian 2020 2019

ASET . .

ASET LANCAR . .

Kas di Bendahara Penerimaan 0,00 0,00

Kas di Bendahara Pengeluaran 0,00 20.430.052,00

Kas di BLUD 0,00 0,00

Kas di Bendahara BOS 0,00 0,00

Kas di Bendahara JKN 0,00 0,00

Kas di Bendahara FKTP 0,00 0,00

Setara Kas 0,00 0,00

Investasi Jangka Pendek 0,00 0,00

Piutang Pendapatan 0,00 0,00

Piutang Lainnya 0,00 0,00

Penyisihan Piutang 0,00 0,00

Beban Dibayar Dimuka 700.713,00 717.085,00

Persediaan 0,00 87.000,00

JUMLAH ASET LANCAR 700.713,00 21.234.137,00

INVESTASI JANGKA PANJANG

Investasi Jangka Panjang Non


Permanen

Investasi Jangka Panjang 0,00 0,00


kepada Entitas Lainnya

Investasi dalam Obligasi 0,00 0,00


.
Investasi dalam Proyek 0,00 0,00
74

Pembangunan

Dana Bergulir 0,00 0,00

Deposito Jangka Panjang 0,00 0,00

Investasi Non Permanen 0,00 0,00


Lainnya

JUMLAH Investasi Jangka


Panjang Non Permanen 0,00 0,00

Investasi Jangka Panjang


Permanen

Penyertaan Modal
Pemerintah Daerah 0,00 0,00

Investasi Permanen Lainnya 0,00 0,00

JUMLAH Investasi Jangka


Panjang Permanen 0,00 0,00

JUMLAH INVESTASI JANGKA 0,00 0,00


PANJANG

ASET TETAP

Tanah 0,00 0,00


Peralatan dan Mesin
1.445.860.287,00 1.404.898.062,00
Gedung dan Bangunan
1.851.183.651,00 1.851.183.651,00
Jalan, Irigasi, dan Jalanan
5.500.000,00 5.500.000,00
Aset Tetap Lainnya
0,00 0,00
Konstruksi Dalam Pengerjaan
0,00 0,00
Akumulasi Penyusutan
(2.189.920.245,30) (1.998.432.210,46)
JUMLAH ASET TETAP 1.112.623.692,00 1.263.149.502,54

DANA CADANGAN

Dana Cadangan
75

JUMLAH DANA CADANGAN 0,00 0,00


0,00 0,00
ASET LAINNYA

Tagihan Jangka Panjang

Kemitraan dengan Pihak Ketiga 0,00 0,00

Aset Tidak Berwujud 0,00 0,00

Aset Lain-lain 0,00 316.672.750,00

Akumulasi Amortisasi 1.476.009.250,00 1.476.009.250,00

Akumulasi Penyusutan Aset 0,00 (183.339.781,35)


Lainnya
(1.465.603.131,35) (1.465.603.131,25)
JUMLAH ASET LAINNYA
10.406.118,75 143.739.087,50
JUMLAH ASET
1.123.730.524,45 1.428.122.727,04
KEWAJIBAN

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Utang Perhitungan Pihak Ketiga


(PFK)
0,00 0,00
Utang Bunga

Bagian Lancar Utang Jangka 0,00 0,00


Panjang
0,00 0,00
Pendapatan Diterima Dimuka

Utang Beban 0,00 0,00

Utang Jangka Pendek Lainnya 884.347,00 361.041,00

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA 0,00 0,00


PENDEK
884.347,00 361.041,00
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Utang Dalam Negeri

Utang Jangka Panjang Lainnya 0,00 0,00

0,00 0,00
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA
76

PANJANG
0,00 0,00
JUMLAH KEWAJIBAN
884.347,00 361.041,00

EKUITAS

EKUITAS

JUMLAH KEWAJIBAN DAN 1.122.846.177,45 1.427.761.686,04


EKUITAS DANA
1.123.730.524,45 1.428.122.727,04
77

Laporan Operasional
Untuk Tahun yng Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 2020 dan 2019

URAIAN SALDO 2020 SALDO 2019 KENAIKAN / (PENURUNAN) (%)


KEGIATAN OPERASIONAL

PENDAPATAN-LO 0,00 0,00 0,00 0,00

PENDAPATAN ASLI DAERAH-LO 0,00 0,00 0,00 0,00


Pendapatan Pajak Daerah-LO 0,00 0,00 0,00 0,00
Pendapatan Restribusi Daerah-LO 0,00 0,00 0,00 0,00
Pendapatan Hasil Pengelolaan 0,00 0,00 0,00
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan- 0,00
LO

Lain-lain PAD Yang Sah- LO 0,00 0,00 0,00 0,00


PENDAPATAN TRANSFER- LO 0,00 0,00 0,00 0,00
Pendapatan Transfer Pemerintah 0,00 0,00
Pusat- LO 0,00 0,00

Pendapatan Transfer Pemerintah 0,00 0,00 0,00


Pusat- Lainnya- LO 0,00

Bantuan Keuangan- LO 0,00 0,00


0,00 0,00
78

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH 0,00 0,00 0,00 0,00


YANG SAH- LO
0,00
Pendptan Hilbah- LO 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00
Dana Darurat 0,00 0,00

Pendapatan Lainnya- LO 0,00 0,00 0,00 0,00


Dana Desa 0,00 0,00 0,00 0,00

5.714.300.101,82 (1.846.883.203,97) (32,32)


BEBAN 3.867.416.897,85

Beban Pegawai- LO 2.313.586.277,00 2.623.725.199,00 (310.138.922,00) (11,82)

Beban Barang dan Jasa – LO 1.387. 327.586,00 2.851.640.457,00 (1.464.312.889,00) (51,35)

Beban Bunga 0,00 0,00 0,00 0,00

Beban Subsidi 0,00 0,00 0,00 0,00

Beban Hibah 0,00 0,00 0,00 0,00

Beban Bantuan Sosial 0,00 0,00 0,00 0,00

Beban Penyusutan dan Amortisasi 166.503.034,85 238.934.427,82 (72.431.392,97) (30,31)

Beban Penyisihan Piutang 0,00 0,00 0,00 0,00

Beban Lain-lain 0,00 0,00 0,00 0,00


79

Beban Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah 0,00 0,00 0,00


0,00
Beban Transfer Bagi Hasil Pendapatan 0,00 0,00 0,00
0,00
Lainnya
0,00 0,00
Beban Transfer Bantuan Keuangan ke 0,00 0,00
Pemerintah Daerah Lainnya
0,00 0,00 0,00
Beban Transfer Bantuan Keuangan ke 0,00
Desa
0,00 0,00 0,00
Beban Transfer Bantuan Keuangan 0,00
Lainnya
0,00 0,00 0,00
Beban Bantuan Dana Otonomi Khusus 0,00

SURPLUS/DEFISIT Dari OPERASI (5.714.300.101,82)


(3.867.416.897,85) 1.846.883.203,97 (32,32)
KEGIATAN NON OPERASIONAL

0,00 0,00 0,00 0,00


Surplus Penjualan Aset Non Lancar- LO

0,00 0,00 0,00


Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka 0,00
Panjang- LO

0,00 0,00 0,00


Surplus dari Kegiatan Non Operasioan
0,00
Lainnnya- LO
0,00 0,00
Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka 0,00 0,00
Panjang- LO
80

0,00 0,00 0,00


Defisit dari Kegiatan Non Operasional 0,00
Lainnya- LO
0,00
SURPLUS/DEFISIT DARI 0,00 0,00 0,00
KEGIATAN NON OPERASIONAL

SURPLUS/DEFISIT SEBELUM
POS LUAR BIASA (3.867.416.897,85) 1.846.883.203,97 (32,32)
(5.714.300.101,82)
POS LUAR BIASA

0,00 0,00 0,00 0,00


Pendapatan Luar Biasa - LO
0,00 0,00
0,00 0,00
Beban Luar Biasa

0,00 0,00
SURPLUS/DEFISIT DARI POS 0,00 0,00
LUAR BIASA
(3.867.416.897,85) (5.714.300.101,82) 1.846.883.203,97 (32,32)
SURPLUS/DEFISIT-LO
81

Laporan Perubahan Ekuitas


UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2020 DAN 2019
URAIAN 2020 2019
EKUITAS AWAL 1.427.761.686,04 1.236.729.584,17

SURPLUS / DEFISIT- LO (3.867.416.897,85) (5.714.300.101,82)

DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN/ KESALAHAN MENDASAR

Koreksi Nilai Persediaan 0,00 0,00

Selisih Revaluasi Aset Tetap 0,00 0,00

Koreksi Ekuitas Lainnya 0,00 0,00

Koreksi Ekuitas atas Kas 0,00 0,00

Koreksi Ekuitas atas Piutang 0,00 0,00

Koreksi Ekuitas atas Piutang Lainnya 0,00 0,00

Koreksi Ekuitas atas Penyisihan Piutang 0,00 0,00

Koreksi Ekuitas atas Beban dibayar dimuka 0,00 0,00

Koreksi Ekuitas atas Persediaan 0,00 0,00

Koreksi Ekuitas atas Aset Tetap Tanah 0,00 0,00

Koreksi Ekuitas atas Aset Tetap- Peralatan dan Mesin 24.985.000,00 (2.400.00,00)
82

Koreksi Ekuitas atas Aset Tetap- Gedung dan Bangunan 0,00 0,00

Koreksi Ekuitas atas Aset Tetap- Jalan, Irigasi dan Jaringan 0,00 0,00

Koreksi Ekuitas atas Aset Tetap- Lainnnya (316.672.750,00) 0,00

Koreksi Ekuitas atas Akumulasi Penyusutan Aset Tetap (24.984.999,99) 268.576.876,96

Koreksi Ekuitas atas Dana Cadangan 0,00 0,00

Koreksi Ekuitas atas Aset Lain-lain 0,00 0,00

Koreksi Ekuitas atas Akumulasi Amortisasi 183.339.781,25 0,00

Koreksi Ekuitas atas Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya 0,00 0,00

Koreksi Ekuitas atas Bagian Lancar Utang Dalam Negeri Sektor Perbankan 0,00 0,00

Koreski Ekuitas atas Pendapatan Diteriam Dimuka Lainnya 0,00 0,00

Koreksi Ekuitas atas Utang Jangka Pendek Lainnya 0,00 0,00

Koreksi Ekuitas atas Utang Pembiayaan 0,00 0,00

Koreksi Ekuitas atas Retribusi 0,00 0,00

Koreksi Ekuitas atas Hasil Kekayaan Daerah 0,00 0,00

Koreksi Ekuitas atas Beban 0,00 0,00

Koreksi Ekuitas atas Pembiayaan 0,00 0,00


83

Koreksi Ekuitas atas investasi jangka panjang permanen 0,00 0,00

Koreksi Ekuitas atas Aset Tetap – KDP 0,00 0,00

Koreksi Ekuitas atas Utang Beban 0,00 0,00

Koreksi Ekuitas atas Pendapatan 0,00 0,00

Koreksi Ekuitas atas Penyertaan Modal 0,00 0,00

KEWAJIBAN UNTUK DIKONSOLIDASIKAN 3.695.834.358,00 5.639.155.327,00

EKUITAS AKHIR 1.122.846.177,45 1.427.761.686,04

Sumber: Data CALK 2020


84

Tabel 4.7
JURNAL PENYESUAIAN
Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2020
No Tgl. No. Bukti Rekening Uraian Ref. Debet Kredit

1 02/01/2020 01/KE- 4.03.01.01.00.00.3.1.1.01.01 Ekuitas √ 2.400.000


Bappeda/2020 4.03.01.01.00.00.3.1.1.02.11 Koreksi ekuitas atas aset tetap- 2.400.000
Peralatan dan mesin √
(Membalik jurnal ekuitas pada LPE
2019)

2 02/KE- 4.03.01.01.00.00.3.1.1.02.15 Koreksi ekuitas atas akumulasi √ 268.567.876,69


Bappeda/2020 Penyusutan Aset Tetap
4.03.01.01.00.00.3.1.1.01.01 Ekuitas √ 268.567.876,69
(Membalik koreksi ekuitas pada LPE
2019)

3 03/JP- 4.03.01.01.00.00.9.1.2.01.05 Beban persediaan peralatan


Bappeda/2020 √ 87.000
kebersihan dan bahan pembersih
4.03.01.01.00.00.1.1.7.01.05 Perediaan eralatan kebersihan 87.000
dan bahan pembersih √
(Persediaan akhir tahun 2019 yang
merupakan persediaan awal tahun
2020)

4 04/JP- 4.03.01.01.00.00.9.1.2.05.05 Beban pajak kendaraan bermotor √ 717.085


Bappeda/2020 4.03.01.01.00.00.1.1.6.03.01 Beban jasa dibayar dimuka √ 717.085
(Mengakui beban STNK dibayar
dimuka karena pembayaran tahun
2019)
85

5 05/JP- 4.03.01.01.00.00.2.1.5.02.01 Utang beban barang dan jasa √ 361.041


Bappeda/2020 4.03.01.01.00.00.9.1.2.03.03 Beban jasa listrik √ 361.041
(Mengakui utang beban listrik periode
2019)
6 06/JP- 4.03.01.01.00.00.1.1.5.02.01 Meubelair √ 17.485.000
05/10/2020 Bappeda/2020
4.03.01.01.00.00.9.1.2.03.03 Koreksi ekuitas atas aset tetap- √ 17.485.000
peralatan dan mesin
(Mutasi aset masuk (mobilier) dari
sekretariat daerah)

07/JP- 4.03.01.01.00.00.1.3.2.17.03 Kursi kerja pejabat √ 7.500.000


7 Bappeda/2020 4.03.01.01.00.00.3.1.1.02.11 Koreksi ekuitas atas aset tetap- √ 7.500.000
peralatan dan mesin
(Mutasi aset masuk (kursi kerja
pejabat) dari sekretariat daerah

08/JP- 4.03.01.01.00.00.6.1.2.03.03 Beban jasa listrik √ 884.347


8 31/10/2020 Bappeda/2020 4.03.01.01.00.00.2.1.5.02.01 Utang beban barang dan jasa √ 884.347
(Mengakui utang beban listrik periode
Desember 2020)

09/JP- 4.03.01.01.00.00.1.1.2.03.03 Beban jasa dibayar dimuka √ 700.713


9 4.03.01.01.00.00.2.1.5.02.01 Beban jasa kendaraan bermotor √ 700.713
Bappeda/2020
(Mengakui beban STNK dibayar
dimuka karena pembayaran STNK
tahun 2020)

10 10/JP- 4.03.01.01.00.00.1.3.2.04.05 Kendaraan bermotor beroda dua √ 885.000


Bappeda/2020 4.03.01.01.00.00.9.1.2.05.02 Beban penggantian suku cabang √ 885.000
86

11 11/JP- 4.03.01.01.00.00.1.3.2.04.02 Kendaraan bermotor penumpang √ 15.092.225


Bappeda/2020 4.03.01.01.00.00.9.1.2.05.01 Beban jasa service √ 11.177.225
4.03.01.01.00.00.9.1.2.05.02 Beban penggantian suku cabang √ 3.915.000
(Mengakui kapitalisasi pemeliharaan
kendaraan bermotor roda empat)

12 12/JP- 4.03.01.01.00.00.3.1.1.02.15 Koreksi ekuitas atas akumulasi √ 24.985.000


Bappeda/2020 penyusutan aset tetap
4.03.01.01.00.00.1.3.7.01.15 Akumulasi penyusutan alat √ 24.985.000
rumah tangga
(Mengoreksi penyusutan bertambah
karena adanya pengalihan/mutasi)

4.03.01.01.00.00.9.1.7.01.04 Beban penyusutan alat angkutan √ 46.071.204


13 13/JP- darat bermotor
Bappeda-2020 Akumulasi penyusutan alat √ 46.071.024
4.03.01.01.00.00.1.3.7.01.04
angkutan darat bermotor
(Mengakui penyusutan aset tetap alat
kantor)

14 14/JP- 4.03.01.01.00.00.9.1.7.01.14 Beban penyusutan alat kantor √ 5.622.682,50


Bappeda-2020 4.03.01.01.00.00.1.3.7.01.14 Akumulasi penyusutan alat √ 5.622.682,50
kantor
(Mengakui penyusutan aset tetap alat
kantor)

15 15/JP- 4.03.01.01.00.00.9.1.7.01.15 Beban penyusutan alat rumah tangga √ 24.720.293,75


Bappeda-2020 4.03.01.01.00.00.1.3.7.01.14 Akumulasi penyusutan alat √ 34.720.293,75
rumah tangga
(Mengakui penyusutan aset tetap alat
87

rumah tangga)

16 16/JP- 4.03.01.01.00.00.9.1.7.01.16 Beban penyusutan komputer √ 24.835.250


Bappeda/2020 4.03.01.01.00.00.1.3.7.01.16 Akumulasi penyusutan komputer √ 24.835.250
(Mengakui penyusutan aset tetap
komputer)

17 17/JP- 4.03.01.01.00.00.9.1.7.01.17 Beban penyusutan meja dan kursi √ 6.850.000


Bappeda/2020 kerja/rapat pejabat
Akumulasi penyusutan meja dan √ 6.850.000
4.03.01.01.00.00.1.3.7.01.17
kursi kerja/rapat pejabat
(Mengakui penyusutan meja dan kursi
kerja/rapat pejabat)

18 18/JP- 4.03.01.01.00.00.9.1.7.01.18 Beban penyusutan alat studio √ 5.196.500


Bappeda/2020 4.03.01.01.00.00.1.3.7.01.18 Akumulasi penyusutan alat studio √ 5.196.500
(Mengakui penyusutan asset tetap
alat studio)

19 19/JP- 4.03.01.01.00.00.9.1.7.01.19 Beban penyusutan alat komunikasi √ 437.500


Bappeda/2020 4.03.01.01.00.00.3.1.7.01.19 Akumulasi penyusutan alat √ 437.500
komunikasi
(Mengakui penyusutan asset tetap
alat komunikasi)

20 20/JP- 4.03.01.01.00.00.9.1.7.02.01 Beban penyusutan bangunan gedung √ 52.494.603,69


Bappeda/2020 tempat kerja
Akumulasi penyusutan bangunan √ 52.494.603,69
4.03.01.01.00.00.3.1.7.02.01
gedung tempat kerja
(Mengakui penyusutan bangunan
gedung tempat kerja)
88

21 21/JP- 4.03.01.01.00.00.9.1.7.03.22 Beban penyusutan jaringan telepon √ 275.000


Bappeda/2020 4.03.01.01.00.00.3.1.7.03.22 Akumulasi penyusutan jaringan √ 275.000
telepon
(Mengakui penyusutan aset tetap
jaringan telepon)

22 22/JP- 4.03.01.01.00.00.3.1.1.02.14 Koreksi ekuitas atas aset tetap- √ 316.672.750


Bappeda/2020 lainnya
4.03.01.01.00.00.1.5.3.05.01 Software √ 196.700.000
4.03.01.01.00.00.1.5.3.01.01 Goodwill √ 119.972.750
(Mutasi aset ke aset tetap lainnnya)

23 23/JP- 4.03.01.01.00.00.1.3.7.02.01
Akumulasi penyusutan bangunan √ 0,01
Bappeda/2020 gedung tempat kerja
4.03.01.01.00.00.3.1.1.02.15 Koreksi ekuitas atas akumulasi √ 0,01
penyusutan aset tetap
(Mengakui lebih dan kurang catat atas
akumulasi penyusutan tahun
sebelumnya)

24 24/JP- Akumulasi penyusutan alat angkutan √ 252.644.230,65


4.03.01.01.00.00.1.3.7.01.04
Bappeda/2020 darat bermotor
4.03.01.01.00.00.1.3.7.01.14 Akumulasi penyusutan alat kantor √ 53.926.250
4.03.01.01.00.00.1.3.7.01.15 Akumulasi alat rumah tangga √ 107.363.675,08
4.03.01.01.00.00.1.3.7.01.16 Akumulasi penyusutan komputer √ 259.642.503,17
4.03.01.01.00.00.1.3.7.01.18 Akumulasi penyusutan alat studio √ 9.996.250,50
4.03.01.01.00.00.1.3.7.02.01 Akumulasi penyusutan baangunan √ 1.341.202.862,60
gedung tempat kerja
4.03.01.01.00.00.1.3.7.01.01 Akumulasi penyusutan alat-alat √ 2.024.775.772
besar darat
(Reklasifikasi akumulasi penyusutan)
89

25 25/JP- 4.03.01.01.00.00.1.5.5.01.01 Akumulasi amortisasi √ 183.339.781,25


Bappeda/2020 4.03.01.01.00.00.3.1.1.02.18 Koreksi ekuitas atas akumulasi √ 183.339.781,25
amortisasi
(Mengakui penyusutan aset ke aset
lainnya karena penghapusan)
JUMLAH 3.030.965.625,80 3.030.965.625,80

Sumber: Data CALK 2020


BIODATA PENULIS

Wahdaniyah panggilan Wahdan lahir di Naru pada

tanggal 10 Maret 1999 dari pasangan suami istri

Bapak Sirajuddin dan Ibu San’ah. Peneliti adalah

anak pertama dari 3 bersaudara. Peneliti sekarang

bertempat tinggal di Desa Taeng Kecamatan

Palangga Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Pendidikan yang ditempuh oleh peneliti yaitu SD Negeri 1 Sape lulus tahun 2011,

SMP Negeri 1 Sape lulus tahun 2014, SMA Negeri 1 Sape lulus tahun 2017, dan

mulai tahun 2017 mengikuti program S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program

Studi Akuntansi Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar sampai dengan

sekarang. Sampai dengan penulisan skripsi ini peneliti masih terdaftar sebagai

mahasiswa Program S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Makassar

You might also like