You are on page 1of 27

JEB 17

Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016
ANALISIS PENGARUH JUMLAH INDUSTRI BESAR DAN UPAH MINIMUM TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA SURABAYA

Foengsitanjoyo Trisantoso Julianto1, Suparno2


Alumni Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya1
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 2
juliantofong@gmail.com1,suparno@untag-sby.ac.id2

ABSTRAK
Summary The study entitled "Analysis of Effect of Number of Large and Minimum Wages
Against Economic Growth in Surabaya" aims to determine the effect of the number of large industrial
and minimum wages to economic growth in the city of Surabaya and also to determine which variable
most dominant influence in economic growth in the city Surabaya. The types and sources of data used
quantitative approach with secondary data time series observations in the period 2009-2013. The
research variables consist of the dependent variable is economic growth (Y). The independent variable
is the number of large industries (X1), the minimum wage (X2). Tools data analysis using multiple
linear regression, t-test, f and the coefficient of determination. Based on the results of multiple linear
regression analysis obtained the following results: Y = 8.898 + 0,511X1 0,310X2 + e +. From the
results obtained by multiple linear regression analysis of multiple determination coefficient (R2) of
0.513, or 51.3%, and also the value of Fhitung 24.375> Ftable 19,000 with significance 0.039 <0.05.
While tcount (X1) of 6.074> ttabel 4.3027 with a significance of 0.026 <0.05, thitung (X2) of 4.519>
4.3027 ttabel with significance 0.046 <0.05. The conclusion of this study showed that the number of
large industrial and minimum wages affect the economic growth in the city of Surabaya. While most
dominant variable in economic growth in the city of Surabaya is a variable number of big industry
because it has a partial determination coefficient (r2) of 0.5358.

Keywords: Number of Large, Minimum Wage, Economic Growth

Pendahuluan yang penting. Perindustrian memungkinkan


Pesatnya pertumbuhan industri di pasar perekonomian kita berkembang pesat dan
global maupun pasar domestik berdampak pada semakin baik, sehingga membawa perubahan
meningkatnya persaingan diantara industri– dalam struktur perekonomian nasional.
industri tersebut. Berbagai risiko, baik risiko Di Indonesia, kegiatan pembangunan
yang rendah maupun risiko yang tinggi juga ditunjang oleh tumbuhnya berbagai jenis
harus dihadapi oleh perusahaan, kondisi inilah industri dengan berbagai jenis kegiatan
yang memicu pertumbuhan ekonomi di Sekarang ini, banyak negara-negara di dunia
Indonesia. terus berupaya untuk menumbuhkan ekono-
Industri (perindustrian) di Indonesia minya. Langkah yang diambil yaitu dalam
merupakan salah satu komponen perekonomian masalah industri. Industri memang menjadi

229
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016
faktor fenomenal untuk menunjang gaji atau upah. Berikut adalah data upah
perdagangan. Mereka saling bersaing untuk minimum di kota Surabaya, adalah :
mendapatkan tempat di pasar global. Karena di Tabel
dalam pasar global itu sendiri terjadi per- Data Pertumbuhan Upah Minimum Kota
Surabaya
dagangan bebas dari dan tentang suatu negara. Tahun 2009 2010 2011 2012 2013

Salah satu hal yang mendukung ialah sektor Upah Minimum 15.58% 16.93% 18.30% 20.63% 28.56%

industrialisasi. Sumber : Badan Pusat Statistik kota Surabaya

Dengan sedikit penjelasan diatas bahwa Dari data UMK tahun 2009-2013 diatas

kota Surabaya merupakan salah satu pintu terlihat bahwa pertumbuhan Upah Minimum

gerbang perdagangan utama di wilayah Jawa di kota Surabaya mengalami peningkatan

Timur, maka pastilah banyak industri-industri dalam setiap tahun.

yang mulai bermunculan di kota Surabaya, Dengan semakin bertambahnya lapa-

terutama industri-industri besar yang siap untuk ngan pekerjaan, maka tenaga kerja yang

berproduksi untuk memenuhi kebutuhan terserap di kota Surabaya pun semakin

permintaan pasar dari daerah Jawa Timur. meningkat berikut adalah data pertumbuhan

Berikut adalah data jumlah industri besar di ekonomi di kota Surabaya, yaitu :

kota Surabaya yaitu : Tabel


Data Pertumbuhan Ekonomi Kota Surabaya
Tabel Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Data Pertumbuhan Jumlah Industri Besar Pertumbuhan Ekonomi 5.53% 7.09% 7.56% 7.62% 7.34%
Kota Surabaya
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 Sumber : Badan Pusat Statistik kota Surabaya
17.53% 18.94% 20.09% 20.79% 22.65% Perkembangan jumlah industri besar,
Jumlah
Industri upah minimum kota, dan pertumbuhan
198 214 227 235 256
Besar
ekonomi yang mengalami peningkatan dan
Sumber : Dinas Perdagangan dan Perindustrian penurunan seperti data yang ada di Tabel
kota Surabaya Ini menandakan bahwa
perkembangan pertumbuhan jumlah industri
Tinjauan pustaka
besar di kota Surabaya mengalami peningkatan.
Hasil Penelitian Terdahulu
Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
Hasil temuan dari penelitian-penelitian
yang semakin banyak dan biaya hidup yang
terdahulu memberikan sumbangsih penge-
semakin meningkat, maka setiap orang
tahuan yang luas mengenai faktor-faktor yang
membutuhkan pekerjaan untuk mendapatkan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

230
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016
Penelitian terdahulu tersebut dapat dilihat di
tabel dibawah ini;
Tabel Penelitian Terdahulu Pengertian Industri
Peneliti Judul Penelitian Variabel Variabel Hasil Industri adalah sekumpulan usaha-usaha
Independent Dependent Penelitian
Variabel yang sejenis dalam menghasilkan produksi
pengangguran
barang maupun jasa.Adapun pengertian industri
berpengaruh
negatif dan menurut para ahli yaitu sebagai berikut :
signifikan
Menurut George T. Renner (2004),
PENGARUH terhadap
PENGANGGURAN pertumbuhan Industri adalah semua kegiatan manusia dalam
DAN INFLASI ekonomi di
bidang ekonomi yang produktif / menghasilkan
TERHADAP Kabupaten
PERTUMBUHAN Trenggalek barang dan uang.
Rovia EKONOMI PERTUMBUHAN Variabel
PENGANGGURAN
DI
Menurut I Made Sandi (2002),
Nugrahani KABUPANATEN DAN INFLASI EKONOMI inflasi
Pramesthi TRENGGALEK berpengaruh industri adalah usaha untuk memproduksi
positif dan
barang jadi dengan bahan baku atau bahan
signifikan
terhadap mentah melalui proses produksi penggarapan
pertumbuhan
dalam jumlah besar sehingga barang tersebut
ekonomi di
Kabupaten dapat diperoleh dengan harga serendah
Trenggalek
mungkin tetapi dengan mutu setinggi-tingginya.
Ada beberapa pengertian industri
Manalu, PENGARUH INVESTASIPERTUMBUHAN Hasil
Tiurma INVESTASI DAN DAN TENAGA EKONOMI pengujian yang di ambil dari berbagai sumber dan teori
TENAGA KERJA KERJA secara
–teori terdahulu yang masih di pakai saat ini
TERHADAP bersama-
PERTUMBUHAN sama yang telah menjadi kesepakatan
EKONOMI DI menunjukkan
umum untuk dijadikan sebagai acuan
INDONESIA bahwa
investasi pengambilan kesimpulan tentang pengertian
PMDN,
industri.
tenaga kerja,
pengeluaran Pengertin industri menurut ilmu ekonomi:
pemerintah
a. Ekonomi Makro
berpengaruh
positif Industri adalah suatu proses yang
terhadap
dilakukan oleh perusahaan dalam menciptakan
pertumbuhan
ekonomi produk yang memiliki nilai tambah.

231
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016
b. Ekonomi Mikro Penggolongan Sektor Industri
Industri adalah sekumpulan perusahaan Sektor industri dapat digolongkan
yang melakukan kegiatan yang sejenis atau menjadi beberapa jenis, tapi yang utama sektor
menghasilkan barang–barang yang homogen. industri dibagi menjadi tiga yaitu industri besar,
Menurut UU RI tahun 1984 pasal 1 industri sedang, dan industri kecil seperti
tentang prindustrian mengatakan bahwa berikut:
industri adalah: 1. Industri besar
“Kegiatan ekonomi yang mengolah Industri besar sendiri dapat diartikan, yaitu
bahan mentah, bahan baku, barang setengah industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari
jadi, atau barang jadi, atau barang jadi 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki
menjadi barang yang bernilai ekonomi yang modal besar yang dihimpun secara kolektif
lebih tinggi untuk penggunaanya, termasuk dalam bentuk pemeliharaan saham, tenaga
kegiatan rancang bangun dan perekayasaan kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan
industri.” (UU RI No. 5 tahun 1984). pemimpin perusahaan dipilih melalui uji ke-
Sedangkan menurut Badan Pusat mampuan dan kelayakan (fit and profer test).
Statistik, pengertian industri adalah Suatu 2. Industri sedang
proses perubahan bahan dasar menjadi barang Industri sedang yaitu industri yang meng-
jadi / dari barang yang kurang nilainya menjadi gunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99
lebih tinggi nilainya dengan maksud sebagian orang. Ciri idustri sedang memiliki modal yang
atau seluruh hasilnya untuk dijual atau cukup/sedang sampai besar, sedangkan tenaga
memperoleh pendapatan atau keuntungan. kerja yang memiliki keterampilan tertentu
Sehingga dapat ditarik kesimpulan dan pimpinan perusahaan memiliki kemampuan
bahwa pengertian industri adalah kumpulan manajerial tertentu.
dari berbagai aktivitas yang sejenis dan 3. Industri kecil
memproduksi barang atau jasa dengan meng- Industri yang jumlah karyawan/tenaga kerja
gunakan tenaga kerja serta peralatan lainnya berjumlah antara 5–19 orang. Modal relatif
untuk merubah barang agar dapat mempunyai kecil karena modal disediakan oleh seorang
nilai ekoomi lebih tinggi dalam penggunaaanya. pemilik atau sekelompok kecil pemilik
modal, tenaga kerjanya berasal dari
lingkungan sekitar atau masih ada hubungan
saudara.

232
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016
Peranan Sektor Industri Dalam pemerintahan ORBA adalah industri
Pembangunan Ekonomi substitusi impor (ISI). ISI ini mengharapkan
Proses industrialisasi dan pemba- bisa menghasilhan barang-barang baru didalam
ngunan industri ini sebenarnya merupakan negeri yang semula di impor setelah
satu jalur kegiatan untuk meningkatkan substitusi impor ini berhasil, baru kemudian
kesejahtraan rakyat dalam arti tingkat hidup sebagian hasil produknya diekspor. Jadi
yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih substitusi impor ini memegang peranan penting
bermutu. Dengan kata lain pembangunan dalam mengenalkan barang-barang baru yang
industri itu merupakan suatu fungsi dari tujuan dulunya diimpor dan kemudian dihasilkan
pokok kesejahtraan rakyat bukan merupakan sendiri.
kegiatan yang mandiri untuk hanya sekedar Alasan untuk mengadakan ISI ini sebe-
mencapai fisik saja. narnya berbeda-beda antara suatu negara
Industrialisasi tidak terlepas dari dengan negara lain, namun demikian. Berikut
usaha untuk meningkatkan mutu sumber ini dijelaskan beberapa alasan penting:
daya manusia dan kemampuan memanfaatkan 1. ISI ini dilakukan untuk mengurangi atau
secara optimal sumberdaya alam dan menghemat penggunaan devisa.
sumberdaya lainnya. Hal ini berarti pula 2. Dengan adanya isi ini biasanya pemerintah
sebagai suatu usaha untuk meningkatkan melakukan proteksi terhadap dengan cara
produktivitas tenaga manusia disertai untuk pembatasan barang impor terseut tentu
meluaskan ruang lingkup kegiatan manusia. saja akan mengurangin jumlah barang-
Dengan demikaian dapat diusahakan secara barang impor,
“vertikal” semakin besarnya 3. ISI ini bisa dimaksudkan untuk segera dapat
nilai tambah pada kegiatan ekonomi dan memenuhi kebutuhan sendiri akan berbagai
sekaligus secara “horizontal” semakin luasnya barang industri dan juga karena semangat
lapangan kerja produktif bagi penduduk yang kemerdekaan yang timbul di NSB.
semakin bertambah. 4. Alasan lain bagi ISI adalh untuk
mengembangkan kegiatan ekonomi dalam
Strategi Pengembangan Industri negeri.
A. Industri Substitusi Impor (ISI) Dalam pelaksanaan kebijaksanaan ISI ini ada
Salah satu strategi industrialisasi yang berbagai masalah yang dihadapi oleh
dilaksanakan di indonesia, sejak zaman NSB yang melaksanakannya.

233
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016
1) kualitas barang yang rendah ini akan sulit 3. Pengembangan industri kecil
untuk diekspor. Dengan demikian. ISI ini 4. Pengembangan industri pengolahan hasil
bukanya menghemat penggunaan devisa tetapi pertanian (agroindustri)
juga menurun penggunaan ekspor. 5. Peningkatan penguasaan dan penyebaran
2) Biaya produksi, pada tahap awal in tekhnologi
dustrialisasi biasanya dibutuhkan biaya yang 6. Pengembangan langkah penunjang
sangat besar yang dgunakan untuk mendidik Pada dasarnya tumbuh dan kembangnya
tenaga kerja, membeli mesin-mesin,dan setiap negara sejalan dengan kebutuhan akan
membeli bahan-bahan baku yang dibutuhkan pergerakan sektor industri. Maka
sangat banyak. industrialisasi dianggap sebagai jalan keluar
untuk memacu laju pembangunan
B. Industri Promosi Ekspor (IPE) ekonomi di negara-negara berkembang. Setiap
Menurut Anne Krueger (1978). Wakil peningkatan daya beli pada setiap sektor
presiden bank dunia, ada 4 faktor yang dapat merupakan rangsangan bagi pembangunan
menerangkan mengapa strategi indus- sektor industri pula.
trialisasi promosi ekspor dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat Upah Minimum Kerja
ketimbang strategi substitusi impor, ke empat Upah Minimum adalah suatu standar
faktor tersebut adalah: minimum yang digunakan oleh para pengusaha
1. Kaitan sektor pertanian dengan sektor atau pelaku industri untuk memberikan upah
industri kepada pekerja di dalam lingkungan usaha
2. Skala ekonomis atau kerjanya. Karena pemenuhan kebutuhan
3. Persaingan yang layak di setiap propinsi berbeda-beda,
4. Kekurangan Devisa maka disebut Upah Minimum Propinsi.
Upah minimum adalah suatu peneri-
Pola Pengembangan Industri maan bulanan (terendah) sebagai imbalan dari
Langkah-langkah pokok dalam pola pengusaha kepada karyawan untuk suatu
pengembangan industri adalah: pekerjaan atas jasa yang telah atau akan
1. Pengembangan industri yang berorientasi dilakukan dan dinyatakan atau dinilai dalam
pasar uang yang ditetapkan atas dasar suatu
2. Pendalaman dan penguatan sektor industri

234
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016
persetujuan atau peraturan perundang- keempat teori upah-efisiensi ini secara rinci
undangan serta dibayarkan atas dasar suatu berbeda, namun teori-teori tersebut
perjanjian kerja antara pengusaha dengan menyuarakan topik yang sama: karena peru-
karyawan termasuk tunjangan, baik karyawan sahaan beroperasi lebih efisien jika mem-
itu sendiri maupun untuk keluarganya. bayar pekerjanya dengan upah yang tinggi,
Sebagaimana yang telah diatur dalam PP No. maka perusahaan dapat menganggap bahwa
8/1981 upah minimum ditetapkan secara memertahankan upah di atas tingkat yang
minimum regional, sektor regional maupun sub menyeimbangkan penawaran dan permintaan
sektoral, meskipun saat ini baru upah minimum adalah menguntungkan.
regional yang dimiliki oleh setiap daerah.
Dalam hal ini upah minimum adalah terdiri dari Pertumbuhan Ekonomi
upah pokok dan tunjangan tetap. Menurut Prof. Simon Kuznets (dalam
Teori upah efisiensi (efficiency-wage) Jhingan, 2000: 57), pertumbuhan ekonomi
menyatakan upah yang tinggi membuat pekerja adalah kenaikan jangka panjang kemampuan
lebih produktif. Jadi, meskipun pengurangan suatu negara untuk menyediakan semakin
upah akan menurunkan tagihan upah banyak jenis barang-barang ekonomi bagi para
perusahaan, itu juga akan menurunkan produk- penduduknya. Definisi ini memiliki 3
tivitas pekerja dan laba perusahaan. komponen utama, yaitu pertama, pertumbuhan
Teori upah-efisiensi yang keempat ekonomi suatu bangsa terlihat dari mening-
menyatakan bahwa upah yang tinggi katnya secara terus-menerus persediaan barang;
meningkatkan upaya pekerja. Teori ini kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam
mengaskan bahwa perusahaan tidak dapat pertumbuhan ekonomi yang menentukan
memantau dengan sempurna upaya para derajat pertumbuhan kemampuan dalam penye-
pekerja, dan para pekerja harus memutuskan diaan aneka macam barang kepada penduduk;
sendiri sejauh mana mereka akan bekerja keras. ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan
Semakin tinggi upah, semakin besar kerugian efisien memerlukan adanya penyesuaian di
bagi pekerja bila mereka sampai dipecat. bidang kelembagaan dan ideologi sehingga
Dengan membayar upah yang lebih tinggi, inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan
perusahaan memotivasi lebih banyak pekerja umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat.
agar tidak bermalas- malasan dengan demikian Sukirno (2000), pertumbuhan ekonomi
meningkatkan produktifitas mereka. Meskipun berarti perkembangan kegiatan dalam

235
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016
perekonomian yang menyebabkan barang dan internasional sangat besar pengaruhnya
jasa yang diproduksi dalam masyarakat terhadap proses pertumbuhan. Hubungannya
bertambah dan kemakmuran masyarakat adalah pertama, bahwa suatu negara dapat
meningkat. Dengan demikian untuk meminjam atau meminjamkan dana sebagai
menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi bagian dari proses pertumbuhannya. Kedua,
yang dicapai perlu dihitung pendapatan pertumbuhan mempunyai keterkaitan dengan
nasional riil menurut harga tetap yaitu pada pola perdagangan dari suatu negara dan
harga-harga yang berlaku ditahun dasar yang jangkauannya sampai dimana ia dapat meng-
dipilih. Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur impor perubahan teknologi yang terjadi di
prestasi dari perkembangan suatu per- bagian lain.
ekonomian. Karena itu konsep yang sesuai
dengan pertumbuhan ekonomi adalah GDP Metode penelitian
dengan harga konstan. GDP adalah nilai Jenis Penelitian
barang-barang dan jasa-jasa yang diproduk- Jenis penelitian yang digunakan untuk
sikan di dalam negara tersebut dalam satu tahun menganalisa pengaruh antara variabel jumlah
tertentu (Sukirno, 1994). industri besar, upah minimum kabupaten/kota
Menurut Boediono (1999:8), per- terhadap pertumbuhan ekonomi adalah
tumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan penelitian eksplanasi. Penelitian eksplanasi ini
output dalam jangka panjang. Pengertian ini merupakan cabang dari applied research yang
mencakup tiga aspek, yaitu proses, output menggunakan pendekatan kuantitatif.
perkapita, dan jangka panjang. Boediono Penelitian jenis ini dimaksudkan untuk
(1999:1-2) juga menyebutkan secara lebih menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap
lanjut bahwa Pertumbuhan ekonomi juga populasinya dan menjelaskan hubungan atau
berkaitan dengan kenaikan ”output perkapita”. pengaruh antara satu variabel dengan variabel
Dalam pengertian ini, teori tersebut harus yang lain, yang diukur menggunakan statistik
mencakup teori mengenai pertumbuhan GDP inferensial (Bungin, 2009). Penelitian ini
dan teori mengenai pertumbuhan penduduk. bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan
2.2.10 Pertumbuhan Ekonomi Dalam sebab akibat antara faktor tertentu yang
Perekonomian Terbuka mungkin menjadi penyebab gejala yang
Dalam kenyataannya, pertumbuhan diselidiki. Menurut Sugiyono (2011) “desain
ekonomi yang terjadi dalam konteks kausal adalah penelitian yang bertujuan

236
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016
menganalisis hubungan sebab – akibat antara dokumentasi atau data laporan yang telah
variabel independen (variabel yang tersedia (Azwar, 2001).
mempengaruhi) dan variabel dependen
(variabel yang dipengaruhi). Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan
Definisi Variabel dan Definisi Operasional salah satu aspek yang berperan dalam
Dalam penelitian ini, definisi kelancaran dan keberhasilan suatu penelitian.
operasional variabel yang akan digunakan Pengumpulan data dilakukan untuk mem-
adalah sebagai berikut : peroleh informasi yang dibutuhkan dalam
1. Variabel independen pertama X1 yaitu rangka mencapai tujuan penelitian.
jumlah industri besar Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
2. Variabel independen kedua X2 yaitu upah yaitu dengan mencari data ke
minimum kota Badan Pusat Statistik dan Dinas Perindustrian
3. Variabel dependen (Y) yaitu pertumbuhan dan Perdagangan kota Surabaya.
ekonomi
Kerangka Konseptual / Model Analisis
Jenis Data Berdasarkan landasan teori diatas, maka
Untuk jenis data yang digunakan kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat
adalah data kuantitatif, yaitu data yang ditunjukkan dengan gambar berikut :
diukur dalam suatu skala numerik (angka), dan Gambar Kerangka Konseptual
biasanya menggunakan sampel yang
lebih banyak, serta menggunakan pertanyaan Jumlah
Industri
atau observasi terstruktur (Kuncoro, 2003). Besar
(X1)

Sumber Data
Pertumbuhan
Sumber data yang digunakan dalam Ekonomi (Y)

penelitian ini yaitu data sekunder. Data Upah


Minimu
sekunder adalah data yang diperoleh lewat m
(X2)
pihak lain, tidak langsung diperoleh dari
peneliti dari subjek penelitiannya. Data
sekunder biasanya berwujud data
237
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016
Proses Pengolahan Data a. Korelasi positif
Analisis Regresi Linear Berganda Korelasi positif terjadi apabila perubahan pada
Menurut Mallhotra (2012, p.560), variabel yang satu diikuti dengan perubahan
analisa regresi adalah prosedur yang fleksibel variabel yang lain dengan arah yang sama
untuk menganalisa hubungan antara variabel (berbanding lurus). Artinya jika variabel yang
dependen dan satu variabel atau lebih satu meningkat, maka akan diikuti dengan
variabel independen. Analisa regresi linear peningkatan variabel yang lain, demikian
berganda digunakan jika terdapat dua atau sebaliknya.
lebih variabel bebas. Dari analisa regresi linear b. Korelasi negatif
berganda akan diketahui seberapa besar Korelasi negatif terjadi apabila perubahan
pengaruh antara variabel bebas terhadap pada variabel yang satu diikuti dengan
variabel terikat. perubahan variabel yang lain dengan arah yang
Persamaan analisa regresi linear berlawanan (berbanding terbalik). Artinya jika
berganda untuk penelitian ini adalah sebagai variabel yang satu meningkat, maka akan
berikut : diikuti dengan penurunan variabel yang lain,
Y = a + b1X1 + b2X2 +€ demikian sebaliknya.
Keterangan : c. Korelasi nihil
Y : variabel pertumbuhan ekonomi Korelasi nihil terjadi apabila perubahan pada
a : konstanta variabel yang satu diikuti dengan perubahan

b : koefisien regresi variabel yang lain dengan arah yang tidak

X1 : variabel jumlah industri teratur (acak). Artinya jika variabel yang satu

X2 : variabel upah minimum kota meningkat, kadang diikuti dengan peningkatan

3.10.2 Analisa Koefisien Korelasi (R) variabel yang lain tetapi kadang diikuti

Menurut Malhotra (2004, p.497), penurunan variabel yang lain.

analisa koefisien korelasi digunakan untuk Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi


Interval Koefisien Tingkat Hubungan
mengetahui tingkat kekuatan hubungan antara
0,00 – 0,199 Sangat rendah
variabel bebas dengan variabel terikat.
0,20 – 0,399 Rendah
Suliyanto (2005, p.52), menyatakan bahwa ada
0,40 – 0,599 Sedang
3 jenis hubungan dalam analisa koefisien
0,60 – 0,799 Kuat
korelasi, yaitu : 0,80 – 1,000 Sangat Kuat

238
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016

Analisa Koefisien Determinasi (R2) 2. Menentukan nilai kritis (Ftabel)

Koefisien determinasi berganda adalah Dipilih level of significant (α) = 5% (0,05)

teknik analisa yang digunakan untuk Derajat bebas pembilang (dF1) = k

mengetahui pengaruh dari variabel bebas Derajat bebas pembagi (dF2) = n - k - 1


terhadap variabel terikat. Menurut Malhotra 3. Nilai statistik (Fhitung)
(2004, p.515), 4. Kriteria perhitungan

Nilai R2 bervariasi dari 0 sampai 1, H0 ditolak dan Ha diterima apabila Fhitung >
Ftabel
yang artinya jika R2 = 1, maka variabel bebas
H0 diterima dan Ha ditolak apabila Fhitung <
memberikan pengaruh terhadap variabel
Ftabel
terikat. Namun jika R2 = 0, maka variabel
bebas tidak memberikan pengaruh terhadap Uji “t”
variabel terikat. Jika nilai R2 semakin tinggi Uji T merupakan metode pengujian
atau mendekati angka 1, maka model yang dalam statistik yang digunakan untuk
digunakan semakin baik. menguji besarnya pengaruh semua variabel
bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
Uji F (Uji Simultan) Uji T dalam penelitian ini berguna untuk
Uji F digunakan untuk mengetahui menguji apakah variabel jumlah industri,upah
apakah adanya pengaruh yang signifikan antara minimum kabupaten/kota secara parsial
variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di
penelitian ini, Uji F dilakukan untuk menge- kota Surabaya.
tahui hubungan antara jumlah industri, upah Langkah–langkah melakukan Uji T adalah
minimum kabupaten/kota terhadap per- sebagai berikut :
tumbuhan ekonomi di kota Surabaya. 1. Merumuskan hipotesa statistik
Untuk melakukan Uji F, langkah- H0 : bi = 0, berarti variabel bebas (Xi) tidak
langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berpengaruh signifikan terhadap variabel
berikut : terikat (Y).
1. Merumuskan hipotesa statistik Ha : bi ≠ 0, berarti variabel bebas (Xi)
H0 : b1, b2= 0, berarti variabel–variabel berpengaruh signifikan terhadap variabel
bebas (X1, X2) secara berganda berpengaruh terikat (Y).
signifikan terhadap variabel terikat (Y).

239
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016
2. Menentukan nilai kritis (ttabel) dalam nilai Produk Domestik Regional Bruto
Dipilih level of significant (α / 2) = 5% / 2 (PDRB).
(0,025) Derajat bebas pembagi (dF) = n – k – 1 Di sektor pariwisata, surabaya memiliki
3. Nilai statistik t (hitung) objek wisata alam Kebun Binatang
4. Kriteria perhitungan Wonokromo dan Pantai Kenjeran. Kota ini
H0 ditolak dan Ha diterima apabila t hitung > t juga mempunyai banyak wisata sejarah dari
tabel kenangan Soerabaja Tempo Doeloe , gedung-
H0 diterima dan Ha ditolak apabila t hitung < t gedung tua peninggalan zaman belanda dan
tabel jepang salah satunya adalah Hotel Oranje atau
Yamato. Disamping dianugerahi wisata sejarah,
Keadaan umum kota surabaya surabaya juga kaya akan wisata belanja.
Surabaya secara geografis berada Sebagai kota perdagangan, surabaya memiliki
pada 07˚09`00“ – 07˚21`00“ Lintang Selatan cukup banyak pusat perbelanjaan dan mal.
dan 112˚36`- 112˚54` Bujur Timur. Luas Kesenian tradisional di Kota Surabaya turnbuh
wilayah Surabaya meliputi daratan dengan luas dan berusaha untuk tetap dilestarikan. Bentuk
333,063 km² dan lautan seluas 190,39 km². kesenian tradisional kota ini banyak ragamnya.
Sebagai kota metropolitan, Surabaya Ada seni tari, seni musik dan seni panggung.
menjadi pusat kegiatan perekonomian di daerah Ludruk, Gending Jula Juli Suroboyo, tari
Jawa Timur dan sekitarnya. Sebagian besar Remo, Kentrung, Okol, Seni Ujung, Besutan,
penduduknya bergerak dalam bidang jasa, upacara Loro Pangkon, tari Lenggang Suroboyo
industri, dan perdagangan sehingga jarang dan tari Hadrah.
ditemukan lahan persawahan. Banyak Surabaya merupakan salah satu pintu
perusahaan besar yang berkantor pusat di gerbang perdagangan utama di wilayah Jawa
Surabaya, seperti PT Sampoerna Tbk, Maspion, Timur. Dengan segala potensi, fasilitas, dan
Wing's Group, Unilever, dan PT PAL. keunggulan geografisnya Surabaya memiliki
Kawasan industri di Surabaya diantaranya potensi ekonomi yang sangat besar. Sektor
Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) primer, sekunder, dan tersier di kota ini sangat
dan Margomulyo. Sektor industri pengolahan mendukung untuk semakin memperkokoh
dan perdagangan yang mencakup juga hotel sebutan Surabaya sebagai kota perdagangan
dan restoran, merupakan kontributor utama dan ekonomi. Bersama-sama sektor swasta saat
kegiatan ekonomi surabaya yang tergabung ini, kota Surabaya telah mempersiapkan

240
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016
sebagai kota dagang international. Surabaya adalah pusat perdagangan dan
Pembangunan gedung dan fasilitas per- pendidikan yang mengalami perkembangan
ekonomian modern merupakan kesiapan pesat. Industri-industri utamanya antara lain
Surabaya sebagai bagian dari kegiatan ekonomi pembuatan kapal, alat- alat berat, pengolahan
dunia secara transparan dan kompetitif. Sebagai makanan dan agrikultur, elektronik, perabotan
kota besar, Surabaya telah memposisikan diri rumah tangga serta kerajinan tangan. Sektor
sebagai pusat konsentrasi industri. Surabaya perdagangan mampu menyumbang 29,50%
berpotensi, baik secara langsung, sebagai pusat pada tahun 1991 dan terus meningkat menjadi
pengembangan Jawa Timur di masa mendatang. 33,86% pada tahun 2001 dari PDRB Surabaya.
Kehadiran berbagai industri yang meliputi Dengan mengemban fungsi sebagai kota
industri logam dasar, kimia dasar, tekstil, perdagangan, Surabaya merupakan jembatan
industri makanan dan minuman, serta argo penghubung timbal balik antara produsen
based industri lainnya, yaitu industri yang dengan konsumen. Pembangunan bidang
mengolah hasil-hasil pertanian dalam arti luas, industri diupayakan juga mencakup pada
seperti halnya dari sub sektor perikanan, pengembangan industri rumah tangga, industri
peternakan, sayur-mayur, buah-buahan dan kecil dan industri menengah. Saat ini, di
lainnya. Sedangkan jenis industri yang Surabaya diperkirakan terdapat 11.142 pabrik
mencakup nilai investasi mega proyek lebih yang menyerap 309.223 tenaga kerja.
tertuju pada bisnis/kegiatan pelayanan Pemerintah Surabaya berusaha memperbaiki
umum/masyarakat yang meliputi jalan tol, kesejahteraan tenaga kerja dengan menye-
jembatan Suramadu dan lain sebagainya. suaikan UMR dengan Kebutuhan Fisik
Seiring dengan perkembangan kota, Minimum (KFM). Kenaikan UMR
Surabaya memang berusaha mengindari alangkah lebih baik bisa mengurangi unjuk rasa
tumbuhnya industri besar yang memiliki dan pemogokan yang bisa menghambat proses
potensi polusi. Arah Surabaya difokuskan industrialisasi. Surabaya sebagai permukiman
sebagai kota jasa dan perdagangan, dan bukan pantai adalah pintu keluar dan masuk bagi
kota industri. Wilayah industri untuk hinterland yang subur dan kaya hasil bumi,
selanjutnya digantikan sebagai tempat telah menjadikannya sebuah kota dagang.
pergudangan yang tidak beresiko terhadap Indikasi kota Surabaya sebagai kota dagang
polusi. Sekalipun demikian, sejumlah wilayah semakin nyata ketika pada tahun 1870
masih terdapat industri. pemerintahan Belanda mengeluarkan peraturan

241
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016
tentang gula dan agraria yang memberikan Genteng, Pasar Tunjungan, Pasar Blauran.
kemudahan bagi pihak swasta untuk dapat Memasuki tahun 2000, pemerintah mulai
menyewa tanah bagi keperluan pengem- merancang dan menetapkan Central Business
bangan usaha. Implikasinya adalah lahirnya District (CBD).
kantor-kantor dagang serta bank-bank secara Pada perkembangan selanjutnya, daerah-
formal mendukung pengembangan kegiatan daerah perdagangan tersebut kini menjadi
usaha, seperti Handels Masts (1824), De pusat-pusat perbelanjaan modern, yang dapat
Javasche Bank (1828), Firma Fraser Eeaton & digolongkan menurut fungsinya yaitu:
Co (1835), Ned.Insche Escompto Mij (1857), 1. Pusat perbelanjaan kebutuhan bahan pokok
Lindeteves Stokvis. Umumnya berlokasi di dan pakaian/distribusi: Pasar Pabean
kawasan permukiman orang Eropa di seputar Pasar Keputran
Jembatan Merah dan meluas ke arah selatan Kembang Jepun
sampai ke arah Alon-alon Contong (1905). 2. Pusat perbelanjaan barang umum dengan
Perdagangan menengah dan kecil biasanya tujuan wisata: Pasar Turi
dipegang oleh kelompok masyarakat keturunan Pasar Blauran
China dan penduduk lokal tradisional. Daerah Pasar Atom
tempat perdagangan oleh masyarakat keturunan Plasa Jembatan Merah
China menempati daerah pecinan, di sekitar Jl. Plasa Tunjungan
Kembang Jepun. Sedangkan daerah tempat Mal Galaxi
perdagangan masyarakat lokal mengelompok Siola
menjadi satu dengan hunian dengan daerah Giant Supermarket
hunian dan kemudian menghilang pada tahun 3. Pusat perbelanjaan alat elektronik: Tanjung
1900-an. Sementara itu pembangunan fasilitas Anom
perdagangan ritel dalam bentuk pertokoan dan Mangga Dua
perpasaran secara formal terlihat ditingkatkan Mal THR
pada saat pemerintahan Gemeente Soerabaia World Trade Centre (WTC) Tunjungan
berjalan hingga tahun 1940 dan Surabaya mulai Centre
diperluas ke arah selatan. Fasilitas perdagangan Sektor perdagangan telah menyerap sedikitnya
yang tampak terbangun pada masa Gemeente 1.394.141 tenaga kerja, yang bekerja pada
Soerabaia antara lain, Tunjungan (shopping 109.132 unit pedagang non-formal dan 58.686
street), Pasar Pabean, Pasar Pegirian, Pasar unit pedagang formal.

242
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016
Kembang Jepun dulunya adalah kawasan dinamis. Pada zaman pendudukan Jepang lah
bisnis utama dan pusat kota Surabaya. nama Kembang Jepun menjadi terkenal, ketika
Walaupun bukan menjadi yang utama, kawasan banyak serdadu Jepang (Jepun) memiliki
ini tetap menjadi salah satu sentra bisnis hingga teman-teman wanita (kembang) di sekitar
saat ini. Kawasan ini terkenal sebagai pusat daerah ini. Pada era di mana banyak pedagang
perdagangan grosir, yang kemudian dikenal Tionghoa menjadi bagian dari napas dinamika
sebagai CBD (central business district) I Kota Kembang Jepun, sebuah Gerbang kawasan
Surabaya. Kembang Jepun mempunyai sejarah yang bernuansa arsitektur Tionghoa pernah
panjang, sepanjang perjalanan Kota Surabaya. dibangun di sini. Banyak fasilitas hiburan
Perjalanannya penuh dengan rona-rona, didirikan, bahkan ada yang masih bertahan
sesuai warna yang dilukiskan zamannya. hingga kini, seperti Restoran Kiet Wan Kie.
Sejak zaman Sriwijaya, kawasan di sekitar Surabaya merupakan kota yang
Kembang Jepun menjadi tempat bermacam kondusif dalam iklim usaha dan perdagangan
bangsa tinggal. Banyak pedagang asing yang serta didukung oleh sarana prasarana yang
menambatkan kapalkapalnya di lokasi di memadai. Ini ditunjukan dari sektor utama
mana kemudian menjadi Kota Surabaya. Di penopang perekonomian Surabaya seperti
situ pulalah, perjalanan sejarah menorehkan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
garis membujur dari timur ke barat kota, Jalan mengkontribusi sebesar 38,96% dan merupakan
Kembang Jepun. Tegak lurus dengan Kalimas, sektor yang menyumbang Produk Domestik
jalan ini juga menjadi ikon Kota Surabaya yang Regional Bruto (PDRB) paling besar
silih berganti tampil membawa perannya. dibandingkan dengan sektor yang lain. Kota
Pada zaman Belanda, pemerintahan saat itu Surabaya dengan penduduk lebih kurang
membagi kawasan menjadi Pecinan di selatan sebanyak 2,9 juta jiwa merupakan pasar dan
Kalimas, kampung Arab dan Melayu di Utara potensi ekonomi yang potensial. Sektor lain
kawasan itu, dengan Jalan Kembang Jepun penopang ekonomi Surabaya terdiri sektor
sebagai pembatasnya. Bangsa Belanda sendiri Industri Pengolahan dengan kontribusi sebesar
tinggal di Barat Kalimas yang kemudian 27,21%, sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
mendirikan komunitas "Eropa Kecil". Jalan sebesar 3,29%, sektor Kontruksi sebesar
Kembang Jepun dulunya dinamakan 6,68%, sektor Pengangkutan dan
Handelstraat (handel berarti perdagangan, straat Komunikasi sebesar 10,40%, Sektor
artinya jalan), yang kemudian tumbuh sangat Pertambangan dan Penggalian (0,01%),

243
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016
sedangkan Sektor Pertanian hanya (0,07%). Sebagai pusat pemerintahan dan pusat
Perkembangan yang terjadi dalam sektor-sektor perekonomian, Surabaya memiliki laju
penggerak perekonomian kota tidak terlepas pertumbuhan ekonomi yang cukup cepat.
dari adanya dukungan masyarakat yang Pada tahun 2009 laju pertumbuhan ekonomi
kondusif serta dukungan penuh dari Surabaya mencapai 5,04%, lebih besar dari laju
Pemerintah Kota Surabaya. Pertumbuhan pertumbuhan Jawa Timur yang hanya 5,01%.
ekonomi Surabaya tahun 2010 sebesar 7,09% Dalam kurun waktu tahun 2005-2009, tingkat
masih lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi di Surabaya cenderung mengalami
pertumbuhan ekonomi Jawa Timur (6,67%) dan penurunan. Pada tahun 2005 tingkat inflasi
Nasional (6,1%). Hal ini menunjukkan bahwa Surabaya mencapai 14,21%. Tahun 2006 turun
kinerja ekonomi di Kota Surabaya membaik di menjadi 6,71 dan 6,27% tahun 2007. Tahun
tengah isu gejolak ekonomi global. Selain itu, 2008, inflasi kota Surabaya kembali naik
dampak positif sebagai kota perdagangan menjadi 8,73% dan tahun 2009 turun sangat
terbesar kedua setelah DKI Jakarta, daya beli rendah menjadi 3,39%. Naiknya inflasi tahun
masyarakat di sini cukup tertolong dengan 2008 disinyalir karena meningkatnya harga
adanya persaingan antar usaha, sehingga minyak dunia sehingga menyebabkan tekanan
masyarakatnya dapat mengkonsumsi barang inflasi meningkat. Sedangkan turunnya inflasi
atau jasa yang lebih murah dibandingkan pada tahun 2009 karena pertumbuhan ekonomi
dengan daerah lainnya. global yang melambat dan cenderung membaik
Dengan jumlah Produk Domestik pada tahun 2009. Bila kita melihat dari nilai
Regional Bruto (PDRB) yang mencapai Rp. PDRB, laju pertumbuhan ekonomi serta tingkat
181,65 Triliun di tahun 2009, Surabaya inflasi kota Surabaya yang cukup stabil sampai
merupakan pendukung utama dalam dengan tahun 2009, dapat kita simpulkan
pembentukan PDRB Jawa Timur dengan bahwa Surabaya memiliki perekonomian yang
kontribusi sebesar 26,55%. Sektor yang cukup sehat. Tidak salah bila Surabaya menjadi
menjadi penyumbang PDRB terbesar berasal kota tujuan investasi bagi para investor baik
dari sektor perdagangan, hotel dan restoran yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
dengan kontribusi sebesar 39,14%. Perkembangan perekonomian dunia
Penyumbang terbesar kedua terhadap PDRB sejak terjadinya krisis subprime mortgage di
Kota Surabaya berasal dari sektor industri pasar keuangan Amerika Serikat tahun 2008
pengolahan yang mencapai 28,70%. masih cenderung berfluktuasi hingga saat ini.

244
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016
Meskipun sempat terjadi pemulihan global di kontribusi ekonominya, sektor perdagangan
tahun 2010, akan tetapi beban utang negara- hotel dan restoran (PHR) masih menjadi
negara di kawasan Eropa menyebabkan kontributor utama pembentuk PDRB Kota
perekonomian dunia kembali menghadapi Surabaya. Sektor lainnya yang juga memberi
tantangan serius di tahun 2011. Selain itu, peranan besar pada PDRB adalah sektor
bencana tsunami dan reactor nuklir yang industri pengolahan serta sector pengangkutan
terjadi di Jepang pada triwulan awal 2011 dan komunikasi. Kontribusi dari ketiga sektor
telah mengganggu produksi dan perdagangan ekonomi tersebut sepanjang tahun 2012
sehingga mengalami kontraksi ekonomi. mencapai 76,21%. Sektor lainnya yang
Pada kenyataannya, perekonomian nasional memiliki peningkatan kontribusi adalah sektor
masih cukup kuat untuk menghadapi dampak listrik, gas dan air bersih.
krisis global yang masih berlangsung Peningkatan nilai PDRB ADHK Kota
hingga saat ini. Hal itu terbukti dengan Surabaya sejalan dengan peningkatan nilai
tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia di PDRB yang dihitung berdasarkan harga berlaku
tahun 2011 yang mengalami peningkatan (ADHB). Jika angka PDRB ADHB tahun
hingga mampu tumbuh 6,5 persen. Bayang- 2011 sebesar Rp235.034.299,43 juta maka
bayang dampak krisis utang yang terjadi di nilai kumulatif PDRB hingga akhir tahun
Amerika Serikat dan Eropa tidak berdampak 2012 sebesar Rp264.335.620,09 juta atau
terlalu signifikan pada perekonomian nasional meningkat 12,47% dibandingkan tahun 2011.
dikarenakan permintaan domestik masih Posisi Surabaya sebagai kota per-
cukup kuat untuk menahan perlambatan dagangan dan jasa semakin terlihat dari
yang terjadi di sisi eksternal. Sejalan dengan besarnya kontribusi sektor Perdagangan,
perekonomian nasional, kinerja ekonomi Hotel dan Restoran (PHR) dalam PDRB
Kota Surabaya juga sangat baik yang Kota Surabaya. Hal ini terlihat pada tahun 2012
dilihat dari peningkatan pertumbuhan dimana peranan sektor PHR dalam PDRB
ekonomi dan nilai PDRB. PDRB Kota ADHB Kota Surabaya mencapai 44,46%.
Surabaya yang dihitung berdasarkan harga Selain itu sektor pengangkutan dan komunikasi
konstan di tahun 2011 sebesar serta sektor keuangan, persewaan dan jasa
Rp94.471.049,66 juta. Kemudian pada tahun perusahaan peranannya semakin meningkat
2012 nilai PDRB ADHK meningkat setiap tahun. Kontribusi dari masing-masing
mencapai Rp101.671.633,57 juta. Ditinjau dari sektor tersebut di tahun 2012 ini mencapai

245
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016
10,17% dan 6,07%. Jumlah peranan dari dikonsumsi diimpor dari daerah lain di luar
ketiga sektor tersebut hingga saat ini mencapai Surabaya. Selain itu beberapa kebijakan-
60,70%. Hal ini juga menandakan aktivitas kebijakan pemerintah pusat juga mendorong
bidang jasa yang makin menguat di Kota inflasi. Di tahun 2011 angka inflasi Kota
Surabaya. Di sisi lain, industri pengolahan Surabaya sebesar 4,72% dan menurun
perlahan-lahan mulai menurun kontribusinya, menjadi 4,39% di tahun 2012. Meskipun terjadi
namun tetap menjadi sektor tertinggi kedua inflasi yang bersumber dari faktor musiman,
dalam pembentukan PDRB Kota Surabaya seperti biaya sekolah terkait dengan dimulainya
dengan nilai kontribusi sebesar 21,71%. tahun ajaran baru, serta meningkatnya harga
Perkembangan laju inflasi Indonesia kebutuhan pokok masyarakat sehubungan
selama beberapa tahun terakhir sangat dengan adanya hari besar keagamaan (Puasa,
dipengaruhi oleh volatilitas harga komoditas Idul Fitri, Natal, dan Tahun Baru), namun
energi dan bahan pangan di pasar internasional. angkanya dapat dikendalikan selaras dengan
Volatilitas harga komoditas tersebut di minimnya kebijakan pemerintah di bidang
pasar internasional muncul karena adanya harga serta terjaganya pasokan bahan pangan
gangguan produksi di negara-negara dan energi.
produsen sebagai dampak anomali iklim, Ditinjau dari PDRB perkapitanya, pada
bencana alam, dan konflik geopolitik. Adanya tahun 2011 nilainya sebesar Rp31,24
gangguan produksi tersebut mendorong juta/jiwa/tahun. Kemudian di tahun 2012
peningkatan tekanan output gap di pasar jumlahnya menjadi Rp32,53 juta/jiwa/tahun
internasional yang pada akhirnya berdampak dikarenakan adanya penambahan penduduk dari
pada timbulnya gejolak harga komoditas 3,02 juta jiwa (2011) menjadi 3,13 juta jiwa.
sejenis di pasar dalam negeri. Hal yang sama Peningkatan nilai PDRB perkapita ini secara
juga terjadi pada inflasi di Kota Surabaya yang umum menandakan adanya
lebih banyak disebabkan oleh faktor eksternal, tingkat pendapatan masyarakat yang lebih
dikarenakan posisinya sebagai kota baik, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi
perdagangan yang lebih sering digunakan kota Surabaya yang masih cukup tinggi
sebagai jalur distribusi perdagangan dari dan Jumlah investasi PMDN kota Surabaya
keluar Surabaya. Di sisi lain, sektor pertanian di dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Surabaya juga mulai menurun kinerjanya Pada tahun 2009 dengan proyek berjumlah 10
sehingga sebagian besar komoditas yang proyek Surabaya mendapatkan investasi

246
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016
sebesar Rp. 213.548.500.000 nilai yang masih meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
sedikit untuk suatu kota besar seperti Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi
Surabaya. Nilai investasi terbesar terdapat otomatis akan menarik
pada sektor industri karet, barang dari karet para investor untuk menanamkan modalnya di
dan plastik dengan hampir sebesar 41,11%. Surabaya dan Pada tahun 2012 ini investasi
Lokasi yang paling diminati pada tahun ini PMDN yang diperoleh Surabaya sebesar
berada didaerah Tandes. Rp.4.396.363.620.332, jumlah yang cukup
Pada tahun 2010 Investasi PMDN naik besar bila dibandingkan dengan tahun-tahun
sebesar Rp. 87.959.697.722 dari tahun sebelumnya dengan proyek sebanyak 9 proyek.
sebelumnya sebesar Rp.213.548.500.000 Sektor yang paling dominan dalam
menjadi Rp. 301.508.197.722 dengan proyek memberikan nilai terbesar adalah sektor
sebesar 5 proyek. Nilai investasi terbesar telekomunikasi yang jumlahnya hampir lebih
terdapat pada sektor industri kendaraan dari setengah dari jumlah seluruhnya yaitu
bermotor, trailer dan semi trailer sebesar sebesar 82,16%.
43,79% dengan lokasi yang paling diminati
adalah daerah tandes karang pilang dan Hasil penelitian dan Pembahasan
rungkut. Sedangkan pada tahun 2011 dengan Kota Surabaya memang memiliki
jumlah proyek yang paling banyak dari periode potensial untuk dijadikan kawasan industri
tahun 2009-2012 yaitu sebanyak 12 proyek, besar. Dengan lokasi geografis yang strategis,
jumlah investasinya juga mengalami dan sumber daya manusia yang memadai
peningkatan yang cukup banyak yaitu sebesar adalah menjadi beberapa alasan. Jumlah
Rp. 725.625.178.209 dengan nilai investasi industri besar di Kota Surabaya setiap tahunnya
terbanyak terdapat pada sektor industri karet, pun terus meningkat hal ini di tunjukkan oleh
barang dari karet dan plastik dan lokasi data tahun tahun 2009 jumlah industri besar
yang paling diminati berada didaerah karang mencapai 17.52% , tahun 2010 mencapai
pilang. 18.94% ,kemudian tahun 2012 adalah 20.79%
Pada tahun 2012 Surabaya mengalami serta tahun 2013 mencapai 22.65%. Jumlah
pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat. industri besar yang terus meningkat setiap
Dengan kemampuan otonominya yang semakin tahunnya menunjukkan bahwa tidak sedikit
lebih baik dibuktikan dengan berbagai jumlah tenaga kerja yang terserap di dalamnya.
perbaikan dalam bidang keuangan yang Oleh karena itu jumlah industri besar di Kota

247
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016
Surabaya ini di jadikan obyek penelitian nilai Upah Minimum maka kedua komponen
sebagai variabel X1. ini dapat memicu bertambahnya jumlah tenaga
Kota Surabaya sebagai ibu Kota di kerja yang kemudian juga akan memicu
Propinsi Jawa Timur menjadi salah satu jalur naiknya tingkat konsumsi masyarakat sebagai
bagi para penduduk yang melakukan urbanisasi mana yang di kemukakan oleh Sudarsono
sebagaian besar penduduk Kota Surabaya (1988:35) yang menyatakan bahwa permintaan
adalah pendatang baik mereka yang datang dari akan tenaga kerja di pengaruhi oleh tingkat
Kota lain ataupun dari pelosok wilayah sekitar upah dan faktor lain adalah permintaan akan
Surabaya sendiri. barang-barang hasil produksi. Hal ini
Melakukan urbanisasi bagi sebagaian menunjukkan bahwa semakin tingginya tingkat
masyarakat desa dengan harapan memperbaiki upah pada tenaga kerja maka akan memicu
perekonomiaan keluarga merupakan salah satu tingkat konsumsi masyarakat di mana hal ini
alasan mereka, karena upah atau gaji di ibu akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi.
kota cukup besar di bandingkan dengan daerah Pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya terus
asal mereka, namun memang tidak dapat di mengalami peningkatan terlihat pada data tahun
pungkiri bahwa upah atau gaji di ibu kota 2009 pertumbuhan ekonomi mencapai 5.53% ,
memang besar jika di bandingkan dengan pada tahun berikutnya yaitu tahun 2010 naik
daerah tingkat Kabupaten hal ini di tunjukkan menjadi 7.09% , dan tahun 2011 mencapai
oleh data tahun 2009 Kota Surabaya 7.56% , serta tahun 2012 naik menjadi 7.62%
mempunyai Upah Minimum sebesar 15.58% , dan pada tahun 2013 adaah 7.34%. Oleh
dan pada tahun 2010 Upah Minimum naik karena itu pertumbuhan ekonomi di jadikan
sebesar 16.93% serta pada tahun 2011 Upah obyek penelitian sebagai variabel Y.
Minimum naik menajadi 18.30% , kemudian
Upah Minimum naik pada tahun 2012 menjadi
20.63% serta pada tahun 2013 Upah Analisis Model
Minimum naik hingga mencapai Pengolahan data dalam proses penelitian
28.56%. Oleh karena itu kenaikan jumlah ini menggunakan analisis regresi linier
Upah Minimum juga dijadikan obyek berganda, berdasarkan data dan dengan
penelitian sebagai variabel X2. menggunakan perhitungan program SPSS 16.0,

Bertambahnya jumlah industri besar hasil perhitungan ditunjukkan dalam tabel di

yang kemudian di ikuti oleh semakin tingginya bawah ini.

248
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016
Berikut uraian data variabel jumlah minimum (X2) mempunyai pengaruh yang
industri besar dan variabel upah minimum positif terhadap pertumbuhan ekonomi di kota
terhadap variabel pertumbuhan ekonomi dan Surabaya.
data hasil perhitungan yang dianalisa terhadap Variabel Jumlah Industri (X1)
variabel yang di uji selama lima tahun yaitu mempunyai pengaruh positif terhadap
dari tahun 2009 hingga tahun 2013. pertumbuhan ekonomi di kota Surabaya sebesar
Tabel 0,511. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
Data Jumlah Industri Besar (X1), Upah
Minimum (X2) dan Pertumbuhan perubahan variabel jumlah industri besar satu-
Ekonomi (Y) Di kota Surabaya Tahun satuan akan mengakibatkan perubahan variabel
2009-2013
Tahun Pertumbuhan Jumlah Pertumbuhan Pertumbuhan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,511 dengan
Industri Upah Ekonomi
arah yang sama atau searah bila variabel bebas
Besar Minimum
2009 198 948.500 5.53% lainnya konstan.
2010 214 1.031.500 7.09%
Untuk variabel upah minimum (X2)
2011 227 1.115.000 7.56%
2012 235 1.257.000 7.62% mempunyai pengaruh yang positif terhadap
2013 256 1.740.000 7.34%
pertumbuhan ekonomi di kota Surabaya yaitu
Sumber: Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Kota Surabaya dan Badan sebesar 0,310. Hal ini menunjukkan bahwa
Pusat Statistik kota Surabaya setiap perubahan variabel upah minimum satu-
Tabel
Data Koefisien Regresi Linier Berganda satuan akan mengakibatkan perubahan terhadap
Variabel Koefisien Regresi (β)
pertumbuhan ekonomi sebesar 0,310 dengan
Konstanta 8,898
Jumlah Industri Besar (X1) 0,511 arah yang sama atau searah bila variabel bebas
Upah Minimum (X2) 0,310 lainnya konstan.
R Square : 0,513
a. Analisis R square :
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa :
Dari tabel diatas dapat digunakan untuk
Koefisien Determinasi Berganda R square
menyusun model persamaan regresi linier
sebesar 0,513. Hal ini berarti bahwa besarnya
berganda sebagai berikut :
pengaruh variabel bebas jumlah industri
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + e
besar (X1), upah minimum (X2) secara
Y = 8,898 + 0,511X1 + 0,310X2 + e
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
Dari persamaan regresi linier berganda
terikat pertumbuhan ekonomi adalah sebesar
diatas, dapat diketahui bahwa kedua variabel
0,513 atau 51,3%. Sedangkan sisanya sebesar
bebas yaitu jumlah industri besar (X1), upah

249
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016
48,7% dipengaruhi oleh variabel lain diluar 4. Kurva daerah penerimaan atau penolakan
model penelitian ini. Ho
b. Melakukan uji F (Uji pengaruh
simultan) Gambar
Tabel Kurva Uji F Pembuktian Hipotesis
Hasil Uji F
Keterangan Nilai Sig.

F hitung 24,375 0,039

Dari tabel diatas, dapat digunakan


Daerah
untuk pengujian hipotesis dengan langka- Penolakan

langkah sebagai berikut : Daerah


Penerimaan
1. Merumuskan Hipotesis secara statistic H0

Ho : b1,b2 = 0 Dugaan tidak ada pengaruh


signifikan secara
Bersama-sama variabel bebas terhadap
19,000 24,375
variabel terikat.
Ha : b1,b2 ≠ 0 Dugaan ada pengaruh Penjelasan
signifikan secara Dari gambar diatas, maka dapat
Bersama-sama variabel bebas terhadap diketahui bahwa F hitung terletak pada
variabel terikat. daerah penolakan Ho atau F hitung (24,375) >
2. F tabel F tabel (19,000) sehingga Ho ditolak dan Ha
Nilai F tabel ditentukan sebagai berikut : diterima Hal ini didukung pula dengan tingkat
Degree of Freedom numerator = df1 = 2 kesalahan prediksi / meramal sebesar 0,039
Degree of Freedom denominator = df2 = 2 yang nilainya lebih kecil dari 0,05 atau 5%.
Tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05 Dari pengujian diatas maka diketahui
Maka diperoleh nilai F tabel sebesar 19,000 bahwa hipotesis pertama yang telah diajukan
3. Kriteria Pengujian, peneliti terbukti kebenarannya. Sehingga
Jika = F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan hipotesis yang menyatakan bahwa jumlah
Ha diterima Jika = F hitung < F tabel, maka Ho industri besar (X1), upah minimum (X2)
diterima dan Ha ditolak Atau Ho diterima jika secara
signifikansi F > 0,05 dan Ho ditolak Atau Ha
diterima jika signifikansi F < 0,05

250
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel Gambar
terikat pertumbuhan ekonomi di kota Kurva Uji “t”
Surabaya, didukung atau terbukti Variabel Jumlah Industri Besar (X1)
kebenarannya.
Pengujian Hipotesis Kedua (Uji t) Daerah Daerah
Tabel Hasil Uji “t” Penolakan Penolaka
Variabel t hitung Sig. H0 n H0
Jumlah industri besar 6,074 0,026
(X1)
Daerah
Upah minimum (X2) 4,519 0,046
Penerimaan H0

Dari tabel diatas dapat digunakan


untuk pengujian hipotesa kedua dengan -4,3027 0 4,30 6,074
Dari gambar diatas 27
dapat diketahui
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Merumuskan hipotesis secara statistik Ho: bahwa t hitung untuk variabel Jumlah Industri
Dugaan tidak ada pengaruh signifikan secara Besar (X1) terletak pada daerah penolakan Ho
parsial variabel bebas terhadap bariabel terikat atau t hitung (6,074) > t tabel (4,3027),
Ha: Dugaan ada pengaruh signifikan secara sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini
parsial variabel bebas terhadap variabel terikat didukung pula dengan tingkat kesalahan
2. t tabel meramal (sign) sebesar 0,026 < 0,05
besarnya nilai t tabel ditentukan sebagai ataupun 5 persen. Jadi dapat
berikut: dikatakan bahwa variabel jumlah industri
df = n - k – 1 = 5 - 2 - 1 = 2% besar (X1) mempunyai pengaruh yang
α = = 2,5 % atau 0,025 signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Maka diperoleh nilai t tabel sebesar 4,3027 kota Surabaya (Y).
3. kriteria pengujian
Jika = t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan
Ha diterima Jika = t hitung < t tabel, maka Ho
diterima dan Ha ditolak Atau Ho diterima jika
signifikansi t > 0,05 dan Ho ditolak Atau Ha
diterima jika signifikansi t < 0,05
4. kurva daerah penerimaan dan penolakan
Ho

251
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016
Gambar Dari tabel diatas dapat diketahui
Kurva Uji “t” Variabel Upah Minimum bahwa nilai koefisien determinasi parsial (r2)
(X2) variabel Jumlah Industri Besar (X1) sebesar
0,5358 lebih besar dari nilai koefisien
Daerah Daerah determinasi parsial (r2) variabel upah minimum
Penolaka Penolaka
n H0 n H0 (X2) yaitu sebesar 0,4264. Dengan demikian
Daerah dapat dikatakan bahwa variabel Jumlah Industri
Penerimaan H0
Besar (X1) merupakan variabel yang
mempunyai pengaruh paling besar atau
dominan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
-4,3027 0 4,3027 4,519 kota Surabaya (Y).

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa t Pembahasan Hasil Penelitian


hitung untuk Variabel Upah Minimum (X2) Berdasarkan hasil uji F diketahui nilai F
terletak pada daerah penolakan Ho atau t hitung hitung 24,375 > F tabel (19,000) dengan
(4,519) > t tabel (4,3027), sehingga Ho ditolak memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,039
dan Ha diterima. Hal ini didukung pula dengan lebih kecil dari 0,05 atau 5%. Maka dengan
tingkat kesalahan meramal (sign) sebesar 0,046 demikian model regresi dapat dipakai untuk
lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar 0,05 memprediksikan Pertumbuhan Ekonomi di
atau 5%. Jadi dapat dikatakan bahwa variabel kota Surabaya. Atau dengan kata lain dapat
Upah Minimum (X2) mempunyai pengaruh dikatakan bahwa Jumlah Industri Besar (X1)
yang signifikan terhadap Pertumbuhan dan Upah Minimum (X2) secara bersama-sama
Ekonomi di kota Surabaya (Y). berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan
Tabel Ekonomi di kota Surabaya (Y).
Nilai Parsial
Variabel Parsial Determinasi Parsial Sedangkan melalui uji “t” dapat
diketahui variabel independen mana saja yang
Jumlah Industri Besar 0,732 0,5358
(X1) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
Upah Minimum (X2) 0,653 0,4264
Pertumbuhan Ekonomi di kota Surabaya,
untuk variabel Jumlah Industri Besar (X1), t
hitung (6,074) > t tabel (4,3027) dengan

252
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016
memiliki tingkat kesalahan meramal (sign) Simpulan
sebesar 0,026 < 0,05 atau 1. Dari uji F diketahui bahwa hipotesis yang
5 persen. Jadi dapat dikatakan bahwa variabel diajukan oleh peneliti didukung atau terbukti
Jumlah Industri Besar (X1) mempunyai kebenarannya, dengan kata lain dapat dikatakan
pengaruh yang signifikan terhadap bahwa Jumlah Industri Besar (X1) dan
Pertumbuhan Ekonomi di kota Surabaya. Upah Minimum (X2) secara bersama-sama
Untuk variabel Upah Minimum (X2) t berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan
hitung (4,519) > t tabel (4,3027) dengan Ekonomi di kota Surabaya.
memiliki tingkat kesalahan meramal (sign) Hal ini terbukti dengan nilai F hitung (24,375)
sebesar 0,046 < 0,05 atau 5 persen. Jadi > F tabel (19,000) dengan memiliki tingkat
dapat dikatakan bahwa variabel Upah signifikan sebesar 0,039 lebih kecil dari 0,05
Minimum (X2) mempunyai pengaruh yang atau 5%.
signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di 2. Dari uji “t” dapat diketahui
kota Surabaya. variabel independen mana saja yang
Dari perhitungan diatas dapat berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
diketahui bahwa nilai koefisien determinasi variabel terikat yaitu Pertumbuhan Ekonomi di

parsial (r2) variabel Jumlah Industri Besar (X1) kota Surabaya, untuk variabel Jumlah Industri
Besar, t hitung (6,074) > t tabel (4,3027)
sebesar 0,5358 lebih besar dari nilai koefisien
dengan memiliki tingkat kesalahan meramal
determinasi parsial (r2) variabel Upah
(sign) sebesar 0,026 < 0,05 atau 5 persen. Jadi
Minimum (X2) yaitu sebesar 0,4264. Dengan
dapat dikatakan bahwa variabel Jumlah Industri
demikian dapat dikatakan bahwa variabel
Besar (X1) mempunyai pengaruh yang
Jumlah Industri Besar (X1) merupakan variabel
signifikan secara parsial terhadap Pertumbuhan
yang mempunyai pengaruh paling besar atau
Ekonomi di kota Surabaya (Y).
dominan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Untuk variabel Upah Minimum (X2), t
kota Surabaya (Y).
hitung (4,519) > t tabel (4,3027) dengan
Dari hasil penelitian dapat diketahui
memiliki tingkat kesalahan meramal (sign)
bahwa variabel Jumlah Industri Besar maupun
sebesar 0,046 < 0,05 atau 5 persen. Jadi dapat
Upah Minimum mempunyai pengaruh yang
dikatakan bahwa variabel Upah Minimum
signifikan secar parsial terhadap Pertumbuhan
(X2) mempunyai pengaruh
Ekonomi di kota Surabaya.

253
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016
yang signifikan secara parsial terhadap investor ataupun orang yang ingin
Pertumbuhan Ekonomi di kota Surabaya membuka perusahaan industri besar di kota
(Y). Surabaya sehingga apabila bertambahnya
3. Variabel Jumlah Industri Besar (X1) jumlah industri besar di kota Surabaya
merupakan variabel yang mempunyai maka akan membawa dampak positif pada
pengaruh paling besar atau dominan Pertumbuhan Ekonomi di kota Surabaya.
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di kota Dari uji secara bersama-sama diketahui
Surabaya (Y). karena nilai koefisien bahwa kedua variabel bebas Upah

determinasi parsial (r2) variabel Jumlah Minimum (X2) memiliki pengaruh

Industri Besar (X1) sebesar 0,5358 lebih signifikan secara bersama-sama terhadap

besar dari nilai koefisien determinasi Pertumbuhan Ekonomi di kota


Surabaya (Y), ditengah kesulitan dan
parsial (r2) variabel Upah Minimum (X2)
ketidakstabilan ekonomi masyarakat yang
yaitu sebesar 0,4264. Dengan demikian
ada di kota Surabaya baik yang asli
dapat dikatakan bahwa variabel Jumlah
penduduk maupun yang datang dari luar
Industri Besar (X1) merupakan variabel
kota ataupun luar pulau berbondong-
yang mempunyai pengaruh paling besar
bondong untuk mencari pekerjaan untuk
atau dominan terhadap Pertumbuhan
memenuhi kebutuhan ekonomi mereka, oleh
Ekonomi di kota Surabaya (Y).
karena itu pemerintah harus terus
menyesuaikan tingkat upah minimum
Saran
sehingga para pekerja mampu untuk
1. Dari uji secara bersama-sama diketahui
memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.
bahwa kedua variabel bebas Jumlah
Dari perhitungan yang telah dilakukan maka
Industri Besar (X1) memiliki pengaruh
terlihat juga bahwa salah satu faktor
signifikan secara bersama-sama terhadap
Pertumbuhan Ekonomi berdasar pada
Pertumbuhan Ekonomi di kota Surabaya
kenaikan Upah Minimum sehingga ditengah
(Y), dari sini dapat disimpulkan bahwa
ketidakstabilan ekonomi pemerintah harus
apabila pemerintah ingin adanya
terus menyesuaikan Upah Minimum
pertumbuhan ekonomi yang terjadi di
sehingga akan membawa dampak positif
kota Surabaya, maka pemerintah harus lebih
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di kota
berusaha dalam mencari dan memudahkan
Surabaya.

254
JEB 17
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Volume 1, Nomor 2, September 2016
Daftar Pustaka Kabupaten/Kota. Program Studi
Pendidikan Ekonomi Fakultas
Arsyad, Lincoln, (1999), Pengantar Ekonomi Universitas Negeri
Perencanaan dan Pembangunan Yogyakarta.
Ekonomi, Yogyakarta: BPFE.
Penerbitan STIE YPKN.
Arsyad, Lincolyn. 1997. Ekonomi Yogyakarta.
Pembangunan, Edisi Ketiga, Penerbit : Badan
Badri, Juarsa. 2008. Analisis Potensi Dan Rosdiana, Novia. 2013. Kontribusi Pendapatan
Pertumbuhan Ekonomi Daerah Asli Daerah Terhadap Belanja dan
Kabupaten Solok. Dosen STIE El Investasi Daerah Pemerintah Kota
Hakim Surabaya. Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STIESIA)
Bps.go.id/ Surabaya

Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif. Sugiyono 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,
Jakarta : Kencana. Kualitatif dan R&D, Bandung,
Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Alfabeta
Surabaya Suliyanto. 2005. Metode Riset Bisnis. Bandung
: Alfabeta
Dumairy. (1997). Perekonomian Indonesia, Sumitro, Djojohadikusumo. 1987. Dasar Teori
Cetakan ketiga, Jakarat: Penerbit Ekonomi Pertumbuhan dan
Erlangga. Pembangunan. Bagian Penerbitan :
LP3ES. Jakarta.
Istifaiyah, Lailatul. 2015. Analisis Pengaruh
Todaro, M. P. 2004. Pembangunan Ekonomi di
Pertumbuhan Ekonomi, Upah
Dunia Ketiga. Edisi Kedelapan.
Minimum Dan Pengangguran
Erlangga. Jakarta.
Terbuka Terhadap Tingkat
Kemiskinan (Studi Kasus Zasriati, Masrida. 2014. Analisis Pengaruh
Gerbangkertasusila Tahun 2009- Belanja Modal Terhadap Indeks
2013). Jurusan Ilmu Ekonomi Pembangunan Manusia Dan
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Pertumbuhan Ekonomi di
Universitas Brawijaya Malang. Pemerintah Provinsi Jambi. Dosen
sekolah tinggi ilmu ekonomi Sakti
Jhingan, 2000. Ekonomi Pembangunan dan Alam Kerinci.
Perencanaan, Jakarta : Rajawali
Press.
Masli, Lili. 2008. Analisis Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Pertumbuhan
Ekonomi dan Ketimpangan
Regional Antar Kabupaten/Kota di
Propinsi Jawa Barat
Octavianingrum, Denty. 2015. Analisis
Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja,
Dan Tingkat Pendidikan Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Di Daerah
Istimewa Yogyakarta: Studi 5

255

You might also like