You are on page 1of 12

ANALISIS FAKTOR PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI

KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN


KARANGANYAR TAHUN 2013 DAN 2019

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Geografi Fakultas Geografi

oleh:

ERWAN APRILIYANTO
E100160072

PROGRAM STUDI
GEOGRAFI FAKULTAS
GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA 2021
i
ii
iii
ANALISIS FAKTOR PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN
TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013 DAN 2019

Abstrak

Kecamatan Tawangmangu mengalami kerusakan lahan yang semakin parah. Banyak


hutan telah beralih fungsi sebagai lahan pertanian dan juga obyek wisata. Perubahan pola
pemanfaatan lahan ini akan memunculkan suatu fenomena dimana satu pemanfaatan
lahan dikorbankan untuk pemanfaatan lainnya. Penelitian ini memiliki dua tujuan. yakni:
untuk mengetahui gambaran pola penyebaran perubahan penggunaan lahan dan gambaran
faktor (jumlah penduduk. kepadatan penduduk. pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan
pembangunan sarana transportasi) perubahan penggunaan lahan di Kecamatan
Tawangmangu Kabupaten Karanganyar tahun 2013 dan 2019. Data yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang bersumber dari Badan lnformasi
Geospasial dan Badan Pusat Statistik (BPS). Metode penelitian ini menggunakan
penelitian kuantatif dengan metode survei. Metode analisis data menggunakan analisis
Spasial Overlay untuk perubahan penggunaan lahan, analisis deskriptif untuk mengetahui
gambaran faktor perubahan penggunaan lahan. dan analisis paired sample t test untuk
menganalisis data perubahan penggunaan lahan melalui faktor konversi lahan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pola perubahan penggunaan lahan yang terdapat di
Kecamatan Tawangmangu adalah pola mengelompok (Cluster). Pola ini dipengaruhi oleh
perubahan faktor jumlah penduduk. kepadatan penduduk. laju pertumbuhan penduduk
dan sarana perekonomian. Faktor perubahan penggunaan lahan di Kecamatan
Tawangmangu Kabupaten Karanganyar tahun 2013 dan 2019 sccara signifikan
dipengaruhi oleh faktor jumlah penduduk. sedangkan faktor kepadatan penduduk.
pertumbuhan penduduk dan sarana perekonomian tidak mempengaruhi perubahan
penggunaan lahan.

Kata Kunci: lahan. wilayah. faktor, konversi

Abstract

Tawangmangu Subdistrict is experiencing increasingly severe land damage. Many


forests have changed their function as agricultural land as well as tourism objects.
Changes in land use patterns will give rise to a phenomenon where one land use is
sacrificed for another. This study has two objectives, namely: to describe the distribution
pattern ofuland use change and a description of the factors (population, population
density, population growth and development of transportation facilities) land use change
in Tawangmangu District, Karanganyar Regency in 2013 and 2019. in this study is
secondary data sourced from the Geospatial Information Agency and the Central
Statistics Agency (BPS). This research method uses quantitative research with a survey
method. Methods of data analysis using Spatial Overlay analysis for land use change,
descriptive analysis to describe the factors of land use change, and analysis of paired
sample t test to analyze land use change data through land conversion factors. The
results ofuthis study indicate that the pattern of land use change in Tawangmangu District
is a cluster pattern. This pattern is influenced by changes in factors of population size,
population density, population growth rate and economic facilities. The land use change
factor in Tawangmangu District, Karanganyar Regency in 2013 and 2019 was
significantly influenced by the population factor, while the population density factor,
population growth and economic facilities did not affect land use changes.

1
Keywords: land, area, factor, conversion.

1. PENDAHULUAN
Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa
Tengah yang memiliki banyak lahan produktif. Kondisi tersebut menyebabkan sebagian
besar penduduk di Kabupaten Karanganyar bermata pencaharian menjadi seorang
petani. Namun seiring dengan tingginya berkembangnya pertumbuhan penduduk,
menyebabkan timbulnya persaingan dalam pemanfaatan sumber daya lahan. Terlebih
Timotius Suryadi sebagai pelaksana tugas Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPMTSP) Kabupaten Karanganyar dalam JogloSemar News.com
pada Rabu, 19 Februari 2020 menuturkan bahwa Perubahan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Karanganyar Tahun 2013-2032 yang menggantikan Perda
RTRW No. 1 Tahun 2013, dengan perubahan Perda RTRW tersebut terdapat tiga
Kecamatan, yakni Colomadu, Jaten dan Kebakramat dijadikan kawasan pengembangan
sektor industri karena dinilai sangat strategis dan menguntungkan dari sisi
pengembangan bisnis (Puspo, 2020).
Selain tiga kecamatan (Colomadu, Jaten dan Kebakramat) di Kabupaten
Karanganyar yang mengalami perubahan penggunaan lahan cukup besar, Kecamatan
Tawangmangu menjadi perhatian khusus Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam
humas.jatengprov 12 Februari 2020 mengemukakan

kecamatan Tawangmangu mengalami kerusakan lahan yang semakin parah. Banyak


hutan telah beralih fungsi sebagai lahan pertanian dan juga obyek wisata (Humas Jateng,
2020). Berdasarkan data Kecamatan Tawangmangu dalam Angka Tahun 2013 dan
2019 terjadi beberapa perubahan guna lahan yang ditujukan untuk pengembangan sektor
pariwisata Kecamatan Tawangmangu seperti pembangunan Terminal Tawangmangu,
renovasi pasar wisata, munculnya beberapa akomodasi seperti losmen/hotel dan
fasilitas penunjang pariwisata di Kawasan Wisata Tawangmangu dari tahun ke tahun
mengalami penambahan. Semakin bertambahnya fasilitas penunjang yang ada di lokasi
wisata bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan dalam melakukan
kunjungan wisata di Kawasan Wisata Tawangmangu.

2. METODE
Penelitian menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode survei. Data yang

2
digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang bersumber dari Badan
Informasi Geospasial dan Badan Pusat Statistik (BPS). Metode penelitian ini
menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode survei. Metode analisis data
menggunakan analisis Spasial Overlay untuk perubahan penggunaan lahan, analisis
deskriptif untuk mengetahui gambaran faktor perubahan penggunaan lahan, dan analisis
paired sample t test untuk menganalisis data perubahan penggunaan lahan melalui faktor
konversi lahan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Analisis Pola Persebaran Perubahan Penggunaan Lahan Di Kecamatan
Tawangmangu
Pola persebaran perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Tawangmangu dapat
diketahui dengan melakukan Overlay peta penggunaan lahan tahun 2013 dan 2019
yang mana dapat diketahui lokasi mana saja yang terjadi berdasarkan faktor perubahan
penggunaan lahan, yakni faktor jumlah penduduk, kepadatan penduduk, laju
pertumbuhan penduduk dan sarana perekonomian yang merupakan isu dalam
perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Tawangmangu. Pola perubahan penggunaan
lahan yang terdapat di Kecamatan Tawangmangu adalah pola mengelompok (Cluster).
Pola persebaran ini sangat terlihat di beberapa Desa/Kelurahan di Kecamatan
Tawangmangu, seperti di Desa/Kelurahan Tawangmangu, Nglebak dan Plumbon. Pola
ini dipengaruhi oleh perubahan faktor jumlah penduduk, kepadatan penduduk, laju
pertumbuhan penduduk dan sarana perekonomian di Kecamatan Tawangmangu yang
membuat meningkatnya akan kebutuhan lahan sehingga banyak terjadi perubahan
penggunaan lahan di Kecamatan Tawangmangu.

3
Gambar 1. Peta Perubahan Jumlah Penduduk di Kecamatan Tawangmangu Tahun 2013
dan 2019
Sumber: Penulis 2020
3.2 Analisis Faktor Perubahan Penggunaan Lahan Di Kecamatan Tawangmangu
Kecamatan Tawangmangu memiliki luas wilayah sebesar 7.002,94 Ha. Desa yang
memiliki wilayah terluas adalah Desa Gondosuli yaitu 1.925,475 Ha dan yang terkecil
adalah Desa Karanglo yaitu 185,8740 Ha. Penggunaan lahan yang terdapat di
Kecamatan Tawangmangu meliputi sawah, tanah kering, hutan, perkebunan dan
lainnya. Berdasarkan penggunaan lahan di Kecamatan Tawangmangu, penggunaan
lahan yang memiliki luasan terbesar dan banyak dimanfaatkan adalah lahan hutan.
Hasil monitoring faktor perubahan penggunaan lahan dengan tahun yang
berbeda, yakni tahun 2013 dan 2019 menunjukkan beberapa perubahan selama kurun
waktu 6 tahun baik berskala kecil hingga besar. Jumlah penduduk merupakan faktor
konversi lahan yang terjadi pada setiap tahunnya dengan kecenderungan mengalami
pertambahan, tahun 2013 di Kecamatan Tawangmangu jumlah penduduk sebesar 43.687
jiwa mengalami pertambahan sampai dengan tahun 2019 sebesar 1.911 jiwa.
Pertambahan jumlah penduduk terbanyak berada pada Desa/Kelurahan Tawangmangu,
yaitu 380 jiwa. Hasil perbandingan data jumlah penduduk terhadap perubahan
penggunaan lahan di Kecamatan Tawangmangu antara tahun 2013 dan 2019 secara
signifikan ada perbedaan yang ditunjukkan dengan nilai pvalue=0,000 < 0,05, maka
4
jumlah penduduk mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di Kecamatan
Tawangmangu Kabupaten Karanganyar.
Kepadatan penduduk di Kecamatan Tawangmangu setiap tahunnya cenderung
mengalami pertambahan, pada tahun 2013 sebesar 10.682 jiwa/km2 bertambah menjadi
11.143 jiwa/km2 di tahun 2019. Namun hasil perbandingan data kepadatan penduduk
terhadap perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Tawangmangu antara tahun
2013 dan 2019 tidak signifikan adanya perbedaan yang ditunjukkan dengan nilai
pvalue=0,198 > 0,05, maka kepadatan penduduk tidak mempengaruhi perubahan
penggunaan lahan di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar.

Gambar 2. Peta Perubahan Kepadatan Penduduk di Kecamatan


Tawangmangu Tahun 2013 dan 2019
Sumber: Penulis 2020
Tabel 1. Kepadatan penduduk terhadap penggunaan lahan di kecamatan Tawangmangu
Faktor perubahan Rerata
penggunaan lahan 2013 2019 thitung Pvalue
Kepadatan penduduk 968 1.115 -1.389 0.198
Sumber: Penulis, 2020
Faktor pertumbuhan penduduk, rata-rata setiap tahunnya mengalami
pertambahan meskipun terdapat Desa/Kelurahan seperti Bandardawung mengalami
pengurangan pertumbuhan penduduk sebesar 8,73% dan Kalisoro dengan pertumbuhan
penduduk tidak menunjukkan pertambahan maupun pengurangan di tahun 2013 dan
5
2019. Berdasarkan hasil perbandingan data pertumbuhan penduduk terhadap perubahan
penggunaan lahan di Kecamatan Tawangmangu antara tahun 2013 dan 2019 tidak
signifikan adanya perbedaan yang ditunjukkan dengan nilai pvalue=0,114 > 0,05, maka
pertumbuhan penduduk tidak mempengaruhiperubahan penggunaan lahan di Kecamatan
Tawangmangu Kabupaten Karanganyar.

7
6
5
4 2013
2019
Pers

3
2
1
0

Teng
Kalis
Sepanj

Gondo
Blumb

Ngle

Plum
Tawangm

Kara
Bandarda

Desa/Kelurahan

Gambar 3. Grafik Perbandingan Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan


Tawangmangu Tahun 2013 dan 2019
Sumber: Penulis 2020
Tabel 2. Pertumbuhan Penduduk Terhadap Perubahan Penggunaan Lahan
Faktor perubahan Rerata
penggunaan lahan 2013 2019 thitung Pvalue
Kepadatan penduduk 3.27 4.33 -1.753 0.114
Sumber: Penulis, 2020
Sarana perekonomian di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar pada
tahun 2013 dan 2019 menurut data cenderung fluktuatif, namun jika dirata-ratakan
memiliki pengurangan dan sarana perekonomian yang ada di Kecamatan Tawangmangu
tahun 2013 dan 2019 didominasi oleh pertokoan. Hasil perbandingan data sarana
perekonomian terhadap perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Tawangmangu
antara tahun 2013 dan 2019 tidak signifikan adanya perbedaan yang ditunjukkan dengan
nilai pvalue=0,561 > 0,05, maka sarana perekonomian tidak mempengaruhi perubahan
penggunaan lahan di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar.

4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1) Pola perubahan penggunaan lahan yang terdapat di Kecamatan Tawangmangu
adalah pola mengelompok (Cluster). Pola persebaran ini sangat terlihat di beberapa
Desa/Kelurahan di Kecamatan Tawangmangu, seperti di Desa/Kelurahan
6
Tawangmangu, Nglebak dan Plumbon. Pola ini dipengaruhi oleh perubahan faktor
jumlah penduduk, kepadatan penduduk, laju pertumbuhan penduduk dan sarana
perekonomian di Kecamatan Tawangmangu yang membuat meningkatnya akan
kebutuhan lahan sehingga banyak terjadi perubahan penggunaan lahan di Kecamatan
Tawangmangu.
2) Faktor perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten
Karanganyar tahun 2013 dan 2019 secara signifikan dipengaruhi oleh faktor jumlah
penduduk, sedangkan faktor kepadatan penduduk, pertumbuhan penduduk dan
sarana perekonomian tidak mempengaruhi perubahan penggunaan lahan.

4.2 Saran
1) Mengantisipasi perkembangan fisik yang cukup signifikan di masa mendatang
terutama permukiman yang diakibatkan dari adanya pertambahan jumlah penduduk
tiap tahunnya, pemerintah Kabupaten Karanganyar perlu melakukan pengembangan
tata ruang yang lebih efektif dan efisien.
2) Desa/Kelurahan Tawangmangu, merupakan wilayah yang tercatat paling tinggi
jumlah penduduknya yang sangat bergantung pada kebutuhan atas lahan untuk
permukiman, dengan demikian permukiman yang dapat dipertimbangkan untuk
mengutamakan permukiman vertikal.

DAFTAR PUSTAKA

Arsayad, Sitanala. 2012. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.
Badan Pusat Statistik (BPS) Karanganyar 2018. Kabupaten Karanganyar Dalam Angka 2018.
Kabupaten Karanganyar.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar. 2019. Jenis Tanah Menurut Kecamatan di
Kabupaten Karanganyar Tahun 2018. Kabupaten Karanganyar.
Elly, Muhammad Jafar. 2009. Sistem Informasi Geografi Menggunakan Aplikasi ArcView 3.2 dan
Er Mapper 6.4. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Fajriany Nur Isra. 2017. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian
di Kabupaten Pangkep. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.
Haumahu, J.P. 2014. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan di Jazirah Leitimur Pulau Ambon.
Jurnal Agrologia. Vol. 3, No. 2. Hal. 103-111.
Humas Jateng. 2020. Gunung Lawu Gundul, Ganjar Perintahkan Wabup Karanganyar Tanam
Pohon. [online]. Di https://humas.jatengprov.go.id/detail_berita_gubernur?id=3985 [14
Juli 2020].

7
Maulana, Ikbal. 2018. Analisis Faktor Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Bekasi pada
Tahun 2015 dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh. Skripsi.
UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Moniaga, Vicky. 2016. Dampak Ekonomi dan Sosial Alih Fungsi Lahan Pertanian Holtikultura
Menjadi Kawasan Wisata Bukit Rurukan di Kecamatan Tomohon Timur. Jurnal Agri-
Sosial Ekonomi. Vol. 12 (3): Hal. 113-124.
Najib, Andi Arsyin, Indarti Komala Dewi dan Edy Mulyadi. 2018. Jurnal Online Mahasiswa
(JOM). Vol. 1, No. 1. Hal. 1-10.
Nugroho Iwan dan Rokhmin Dahuri. 2012. Pembangunan Wilayah: Perspektif Ekonomi, Sosial
dan Lingkungan. Jakarta: LP3ES.
Nuraeni, Rani, Santun Risma Pandapotan Sitorus dan Dyah Retno Panuju. 2017. Analisis
Perubahan Penggunaan Lahan dan Arahan Penggunaan Lahan Wilayah di Kabupaten
Bandung. Jurnal Buletin Tanah dan Lahan. Vol. 1, No. 1. Hal. 79-85.
Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Karanganyar Tahun 2013-2032. Kabupaten Karanganyar.
Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 19 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kabupaten K arang
81 yar Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Kar an Tahun 2013-2032. Kabupaten Karanganyar.
Pinangkaan, Karfel, Sonny Tilaar dan Papia J. C. Franklin. 2019. Analisis Perubahan Penggunaan
Lahan di Amurang. Jurnal Spasial. Vol. 6, No. 2. Hal. 493-500.
Priambudi Bagus Nuari dan Bitta Pigawati. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan
Pemanfaatan Lahan dan Sosial Ekonomi di Sekitar Apartemen Mutiara Garden. Jurnal
Teknik PWK. Vol. 3, No. 4. Hal. 576-584.
Puspo Wardoyo. 2020. Perda RTRW Karanganyar Disahkan, Ini 3 Kecamatan Wilayah Zona
Industri yang Paling Diburu Investor. [online]. Di
https://joglosemarnews.com/daerah/karanganyar/ [14 Juli 2020].
Putra Artha Agung Alank Sigit Permadi dan Putu Rudy Satiawan. 2018. Perumusan Faktor-
Faktor Perubahan Penggunaan Lahan Akibat Pembangunan Jalan Tol Waru-Juanda di
Kelurahan Tambakoso Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Teknik ITS. Vol. 7, No. 2. Hal. C173-
C179.
Riswandha Y dan H. Wahyono. 2017. Pengaruh Kegiatan Wisata Terhadap Perubahan
Penggunaan Lahan di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Jurnal Teknik
PWK (Perencanaan Wilayah Dan Kota). Vol. 6, No. 2. Hal. 131–141.
Sasongko, Wisnu, Ilham Akbar Safari dan Kartika Eka Sari. 2017. Konversi Lahan Pertanian
Produktif Akibat Pertumbuhan Lahan Terbangun di Kecamatan Kota Sumenep. Jurnal
Plano Madani. Vol. 6, No. 1. Hal. 15-26.
Sodikin. 2015. Sistem Informasi Geografis & Penginderaan Jauh. Jakarta: t.p.
Sudrajat. 2015. Mengenal Lahan Salah dan Memahami Multifungsinya Bagi Manusia dan
Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods).
Cetakan ke-8. CV. Alfabeta: Bandung.

You might also like