You are on page 1of 27

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

KEKURANGAN KALORI

PROTEIN

DI SUSUN OLEH :

NURHENI SYAH PUTRI 2233063 P

PUPUT ENDAH R 2233090 P

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS
PALEMBANG 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Kami mengucapkan terimakasih
pada dosen pembimbing mata kuliah keperawatan anak yang sudah memberikan
tugas asuhan keperawatan KKP ini sebagai upaya untuk menjadikan kami manusia
yang berilmu dan berpengetahuan serta dapat menambah nilai tugas kami.

Selesainya tugas makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak
dan sumber referensi. Maka dari itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian tugas makalah ini.

Kami menyadari bahwa didalam tugas makalah ini masih jauh dari kata
sempurna serta masih banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki. Untuk itu
kami mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan makalah
ini.

Palembang, Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 4
A. Definisi KKP ...................................................................................................... 4
B. Etiologi KKP ...................................................................................................... 4
C. Tanda dan Gejala ................................................................................................ 6
D. Patofisiologi ........................................................................................................ 7
E. Pemeriksaan Penunjang ...................................................................................... 9
F. Penatalaksanaan .......................................................................................................... 9
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ..................................................... 12
BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 21
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 21
B. Saran ................................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di Indonesia kasus gizi buruk merupakan salah satu permasalahan

kesehatan dimasyarakat yang utama. Di Indonesia prevalensi Gizi buruk masih

cukup tinggi, mencapai 21,6% di tahun 2022. Pencapaian ini melebihi ambang

batas yang ditetapkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20%.

Hal ini menandakan gizi buruk di Indonesia masih tergolong kronis.Akan tetapi,

telah terjadi penurunan 2,8 poin prevalensi di tahun 2022 dari 2021 sebesar 24,4%.

Jika dibandingkan 2019, prevalensi balita gizi buruk Indonesia yang hanya terjadi

penurunan sekitar 6,1 poin atau mencapai 27,7%.(Mutia, Annur, 2023).

Berdasarkan Badan Pusat Statistik Sumatera Selatan mencatat jumlah balita yang

mengalami gizi buruk pada tahun 2019 berjumlah 398 jiwa, menurun 222 jiwa

pada tahun 2020 dan kembali meningkat pada tahun 2021 sebanyak 686

jiwa(Badan Pusat Statistik, 2022)

Manusia membutuhkan makan agar dapat bertahan hidup. Dan makan

berperan penting dalam memenuhi kebutuhan zat- zat seperti karbohidrat, protein,

lemak, mineral, vit, serta zat- zat lain dalam asupan tubuh. Tetapi, di era yang

telah modern ini justru banyak orang yang tidak bisa memenuhi zat- zat tersebut.

Protein asal mulanya dari kata protos atau proteos yang artinya awal

ataupun utama. Protein berperan menjadi zat utama dalam pembentukan serta

1
tumbuh kembang tubuh. Protein berasal dari hewan serta tanaman. Bila asupan

protein didalam tubuh kita kurang maka tubuh akan mengalami keadaan

malnutrisi energi dari protein.

Makanan apa yang dikonsumsi sangat mempengaruhi status gizi

seseorang. Status gizi yang baik artinya tubuh mendapatkan zat- zat gizi yang

cukup yang digunakan secara efektif. Sehingga dalam Perrtumbuhan dan

perkembangan fisik, otak, tenaga dalam bekerja, serta kesehatan secara umum

pada tingkat yang optimal. Gizi buruk terjadi jika tubuh kekurangan satu ataupun

lebih zat- zat gizi esensial.

Berbagai macam permasalahan malnutrisi banyak ditemui pada kanak-

kanak. Seperti kurang gizi yang biasa disebut Kekurangan Kalori Protein atau

(KKP). Merupakan permasalahan gizi yang disebabkan karena defisiensi gizi

terjadi pada anak yang kurang mendapat masukan makanan yang cukup bergizi

kekurangan asupan kalori protein lalu menghambat pertumbuhan dan menjadi

rentan terhadap berbagai penyakit misalnya penyakit infeksi. Permasalahan KKP

ini biasanya sering timbul di masyarakat dengan status ekonomi yang kurang

kebutuhan makanan hewani relatif mahal sehingga tidak mudah terjangkau.(Suardi

et al., 2023, P.49)

Penyakit ini sangat banyak melanda anak bayi, paling utama di negara-

negara tumbuh. Indikasi kurang gizi ringan relative tidak jelas, cuma

terlihatbahwa berat badananak tersebut lebih rendah disbanding anak seusianya.

2
Kira- kira berat tubuhnya cuma dekat 60% hingga 80% dari berat tubuh

sempurna.

B. TUJUAN
1. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui informasi mengenai penyakit KKP dan bagaimana asuhan
keperawatan pada pasien dengan penyakit KKP
2. Tujuan Umum
a. Mengetahui definisi KKP
b. Mengetahui etiologi KKP
c. Mengetahui tanda dan gejala KKP
d. Mengetahui Patofisiologi KKP
e. Mengetahui Pemeriksaan Penunjang KKP
f. Mengetahui Penatalaksanaan KKP

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi

Kekurangan kalori protein adalah keadaan dimana kekurangan gizi yang

disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari –

hari sehingga tidak memenuhi angka kebutuhan gizi (AKG)(Linda and Betz, 2013)

KKP Merupakan permasalahan gizi yang disebabkan karena defisiensi gizi

terjadi pada anak yang kurang mendapat masukan makanan yang cukup bergizi

kekurangan asupan kalori protein lalu menghambat pertumbuhan dan menjadi

rentan terhadap berbagai penyakit misalnya penyakit infeksi. Permasalahan KKP ini

biasanya sering timbul di masyarakat dengan status ekonomi yang kurang

kebutuhan makanan hewani relatif mahal sehingga tidak mudah terjangkau (Suardi

et al., 2023)

Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang kurang

mendapat masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan protein

kurang dalam waktu yang cukup lama

2. Etiologi

Malnutrisi primer disebabkan oleh asupan makanan individu yang sehat akan

protein, kalori atau keduanya, tidak dipenuhi secara adekuat ataupun sekunder,

sehingga terdapat gangguan penyerapan nutrisi dan keadaan stres akibat kekurangan

nutrien. Penyebab langsung penyakit KKP ialah adanya defisiensi kalori protein

4
tehadap berbagai tekanan, sehingga terjadi spektrum gejala-gejala dengan berbagai

nuansa dan melahirkan klasifikasi klinik seperti kwashiorkor, marasmus, serta

marasmus kwashiorkor. Dan yang menyebabkan secara tidak langsung penyakit

KKP sangat banyak sehingga penyakit ini disebut sebagai penyakit dengan

multifactoral.

Berikut adalah multifactoral menuju ke arah terjadinya KKP (Linda and Betz, 2013) :

a. Ekonomi negara rendah

b. Pendidikan umum kurang

c. Produksi bahan pangan rendah

d. Hygiene rendah

e. Pekerjaan rendah

f. Pasca panen kurang baik

g. Sistem perdagangan dan distribusi tidak lancar

h. Persediaan pangan kurang

i. Penyakit infeksi dan investasi cacing

j. Konsumsi kurang

k. Absorpsi terganggu

l. Utilisasi terganggu

m. Pengetahuan gizi kurang

n. Anak terlalu banyak

5
3. Tanda dan Gejala

Menurut (Linda and Betz, 2013) tanda dan gejala pasien dengan KKP di bagi

menjadi :

a. KKP Ringan

1. Pertumbuhan linear terganggu

2. Peningkatan berat badan berkurang, terhenti, bahkan turun

3. Ukuran lingkar lengan atas menurun

4. Maturasi tulang terlambat

5. Ratio berat terhadap tinggi normal atau cenderung menurun

6. Anemia ringan atau pucat

7. Aktifitas berkurang

8. Kelainan kulit (kering, kusam)

9. Rambut kemerahan

b. KKP Berat

1. Gangguan pertumbuhan

2. Mudah sakit

3. Kurang cerdas

4. Jika berkelanjutan menimbulkan kematian

6
3. Patofisiologi

Kurang kalori protein karena kebutuhan tubuh akan kalori,

protein, atau keduanya tidak tercukupi.Dalam kondisi kekurangan

makanan, tubuh akan berupaya mempertahankan hidup dengan

memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk

mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak ialah untuk

mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) akan digunakan

oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, namun kemampuan

tubuh dalam menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga sekitar

25 jam setelah itu sudah terjadi kekurangan yangmengakibatnkan

katabolisme protein terjadi. setelah beberapa jam kemudian akan

menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di

hepar dan ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam

lemak, gliserol dan keton bodies. Otot mampu mempergunakan asam

lemak dan keton bodies untuk sumber energi. (Arisman, 2012)

7
Ekonomi rendah, pendidikan, Kegagalan menyusu ASI, terapi puasa krn
kurang, hygiene rendah penyakit, tidak memulai makanan tambahan

KEP
Energi menurun
Penurunan
jml protein
tubuh Marasmus
Terjadi
perubahan Cadangan protein otot terpakai secara
biokimia dalam terus menerus untuk memperoleh asam
tubuh amino

Perbandingan asam amino yang


kwashiorkor
berbeda dengan protein jaringan

Produksi
Gangguan absorbs Salah satu jenis asam amino
albumin oleh
dan transportasi rendah konsentasinya
hepar rendah
sat- zat gizi (hipo
albuminemia)
Gangguan pembentukan Asam amino tidak berguna
Tekanan osmotic
Plasma menurun lipoprotein (lemak) dari bagi sel
Pengambilan energi
selain dari protein hati
Tubuh mengalami kehilangan
Cairan dari energi secara terus menerus
Penurunan
Penyusutan otot intravaskuler ke detoksifikasi hati
intersisial Otot-otot melemah dan
menciut
Penurunan BB odema Resiko infeksi

Nutrisi kurang Resiko gangguan


dari perkembangan
kebutuhan
gangguan gangguan
keseimbangan integritas kulit
cairan
8
4. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan darah lengkap (Hb, Ht, albumin, globulin, protein total,

elektrolit serum)

b.Pemeriksaan urine

c. Uji faat hati

d.EKG

e. Photo thorax

f. Antropometri anak (TB/U, BB/U, LK/U)

5. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan KKP

1. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin

2. Pemberian terapi cairan dan elektrolit

3. Penannganan diare bila ada : cairan, antidiare,

dan antibiotik

b. Penatalaksanan kurang kalori dan protein berat dirawat

inap dengan pengobatan rutin :

1. Atasi dan cegah hipoglikemi

Periksa kadar gula darah, beri makanan yang lebih sering penting untuk

kondisi hipoglikemi. Apabila kadar gula darah di bawah 50 mg/dl,

kolaborasi dalam pemberian terapi :

9
a. 50 ml bolus glukosa 10 % atau larutan sukrosa 10% (1 sendok teh

gula dalam 5 sendok makan air) berikan secara oral ataupun sonde

nasogastrik, lanjutkan setiap 30 menit selama 2 jam (setiap kali

berikan ¼ bagian dari jatah untuk 2 jam)

b. Berikan terapi antibiotik

c. Pemberian makanan setiap 2 jam

2. Atasi dan cegah hipotermi

Bila suhu rektal < 35.5 derajat celcius :

a. Segera berikan makanan cair / formula khusus (mulai dengan rehidrasi

bila perlu)

Hangatkan anak menggunakan pakaian ataupun seelimut yang sampai

menutup kepala serta letakkan di dekat lampu atau pemanas (jangan

pernah menggunakan botol air panas) atau orangtua peluk anak dan

selimuti. Lakukan hingga suhu mencapai > 36,5 derajat celcius

3. Atasi dan cegah dehidrasi

Berikan terapi dengan jalur intravena untuk rehidrasi kecuali keadaan

syok/rentan. Dalam pemberian terapi infus lakukan dengan hati – hati, tetesan

pelan – pelan agar terhindari beban sirkulasi dan jantung. Gunakan larutan

garam khusus yaitu resomal (rehydration Solution for malnutrition atau

pengantinya).

4. Observasi gangguan keseimbangan elektrolit

10
Pada semua penderita KKP berat terjadi kelebihan natrium didalam tubuh,

meskipun kadar Na plasma rendah. Defisiensi kalium (K) dan magnesium

(Mg) sering terjadi dan paling sedikit perlu 2 minggu untuk pemulihan.

Ketidakseimbangan ini mengakibatkan terjadinya edema namun jangan

berikan terapi melalui pemberian diuretik. Akan tetapi berikan:

a. Tambahkan K2-4 mEq/kgBB/hari (150-300mKCL/kgBB/hari)

b. Tambahkan Mg 0,3-0,6 mEq/kgBB/hari (7,5-15mgKCL/kgBB/hari)

c. Siapkan makanan tanpa beri garam

5. Diare melanjut

Diare biasanya kambuh atau berkurang dengan sendirinya, untuk itu lakukan pemilihan

dan pemberian makanan secara tepat. Bila ada intoleransi laktosa, obati hanya bila diare

berlanjutnya diare. Bila mungkin lakukan pemeriksaan tinja mikroskopik, berikan

metronidazol 7,5 mg/kgBB setiap 8 jam selama 7 hari.

11
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Identitas Klien (nama, nomor regular, jenis kelamin, usia,

pendidikan, tanggal MRS, tanggal pengkajian, penanggung jawab,

nama orang tua, usia, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan

anak, agama dan alamat).

b. Keluhan Utama

1. Saat MRS : lemas dan menangis

2. Saat Pengkajian : anak lemas, pucat, dehidrasi, aktivitas menurun

c. Riwayat Penyakit

1. Riwayat Penyakit Sekarang

anak lemas, pucat, dehidrasi, aktivitas menurun

2. Riwayat Penyakit Dahulu

Penyakit yang pernah dialami, Kecelakaan ( termasuk kecelakaan

lahir/persalinan), Operasi ( jenis dan waktu )

3. Riwayat Penyakit Keluarga

Penyakit yang pernah diderita keluarga, Lingkungan rumah dan komunitas,

Perilaku yang mempengaruhi kesehatan, Persepsi keluarga terhadap

penyakit anak)

12
4. Riwayat Psiko Sosial Spiritual

orang tua merasa cemas dengan keadaan anaknya yang mengalami

penurunan aktivitas serta nampak lemas, pucat, dan terjadi penurunan berat

badan yang signifikan. Orang tua berharap anaknya dapat sembuh dan

kembali.

d. Riwayat Tumbuh Kembang

1. Antenatal :

- Hiperemesis gravidarum : Ibu beresiko mengalami kekurangan

nutrisi dan penurunan berat badan

akibat mual muntah yang berlebihan

sehingga bayi lahir BBLR dan

kekurangan kalori protein (nutrisi)

- Perdarahan pervagina : Tidak ada perdarahan vagina selama

kehamilan

- Anemia : Pada awal kehamilan trimester 1

- Penyakit infeksi : Tidak ada penyakit infeksi selama

kehamilan

- Preeklampsia dan eklampsia :Tidak ada preeklampsia dan

eklampsia saat kehamilan maupun

melahirkan

- Gangguan kesehatan

13
2. Natal

Bisa lahir normal atau SC

3. Post Natal

Bayi yang beresiko mengalami KKP antara lain yang lahir premature,

dan BBLR.

4. Pertumbuhan

Mengalami keterlambatan pertumbuhan, TB dan BB tidak sesuai umur

5. Perkembangan

Bila masalah nutrisi ini tidak segera diatasi maka akan berpengaruh

terhadap perkembangan kognitif(pengetahuan), afektif(sikap, perilaku)

dan psikomotor(tingkah laku) pada anak.

e. Riwayat Imunisasi

Umur/ Kelompok Jenis imunisasi


sasaran
<24 jam Hepatitis B
1 bulan BCG, Polio tetes 1
2 bulan DPT-HB-Hib1, Polio tetes 2
3 bulan DPT-HB-Hib 2, Polio tetes 3
4 bulan DPT-HB-Hib 3, Polio tetes 4, polio suntik (IPV)
9 bulan Campak-Rubella
18 bulan DPT-HB-Hib
Campak-Rubella
Kelas 1 SD Campak-Rubella, DT
Kelas 2 SD Td
Kelas 5 SD Td

14
f. Pola kebiasaan pemeliharaan kesehatan

1. Nutrisi dan metabolisme : frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan

2. Eliminasi alvi (BAB) : frekuensi jarang, jumlah, konsistensi sedikit

3. Eliminasi urine (BAK) perlu dikaji apakah sering kencing, sedikit/banyak,

sakit/tidak

4. Tidur dan istirahat : anak sering mengalami kurang tidur

karena mengalami sakit/nyeri otot dan persendian sehingga

kuantitas dan kualitas tidur maupun istirahatnya kurang

5. Kebersihan : upaya keluarga untuk menjaga kebesihan, perilaku dan

tanggapan bila ada keluarga yangsakit sertta upaya untuk menjaga

keseehatan

g. Pengkajian fisik

1. Keadaan Umum : Sadar (Composmentis)

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : Ubun-ubun cekung

b. Mata : Cekung atau mata cowong

c. Hidung : Normal

d. Mulut : mukosa bibir kering, pucat

e. Telinga : normal

f. Leher : tampak kurus

15
g. Dada : tulang rusuk nampak jelas

h. Perut : buncit

i. Genitalia : Ulserasi

j. Ekstrimitas : kulit kering, CRT >2 detik, lesi kulit hipo/hiper

pigmentasi

3. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 DS : - Ketidakmampuan Defisit nutrisi
- Cepat kenyang mengabsorbsi nutrien
- Kram/nyeri - Peningkatan kebutuhan (D.0019)
abdomen metabolisme
- Nafsu makan
menurun
DO :
- BB menurun
- Bising usus
hiperaktif
- Membran mukosa
pucat
2 Ds : - - Perubahan status nutrisi Gangguan Integritas
DO: - Kekurangan/kelebihan Kulit (D.0129)
volume cairan
- Kerusakan jaringan /
lapisan kulit
- Nyeri
- hematome
3 Ds : - - Efek ketidakmampuan Gangguan tumbuh
fisik kembang (D.0106)
DO : - Difesiensi stimulus

- Pasien tampak lesu

16
- Nafsu makan
menurun
- Pola tidur terganggu
- Respon sosial lambat

4. Diagnosis Keperawatan

a. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi

nutrien

b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan

perubahan status nutrisi (kekurang protein)

c. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan defisiensi stimulus

5. Rencana Keperawatan

No diagnosa SLKI SIKI


Defisit nutrisi berhubungan Setelah dilakukan Manajemen nutrisi :
dengan ketidakmampuan tindakan selama 1x24  Identifikasi status
mengabsorbsi nutiren jam, diharapkan nutrisi
defisit nutrisi  Identifikasi
terpenuhi dengan kebutuhan kalori
kriteria hasil : dan jenis nutrient
 Monitor asupan
• Memonitor IMT dan
makanan
BB
• Mempertahankan  Monitor
BB/TB

17
asupan makanan yang  Berikan makanan
bernutrisi TKTP
• Memilih makanan Berikan
dan minuman yang suplemen
berprotein dan makanan, jika
berkalori tinggi perlu
• Pengetahuan tentang
 Ajarkan diet yang
standar asupan nutrisi
diprogramkan
yang tepat meningkat
• Pengetahuan  Kolaborasi dengan
• tentang pemilihan ahli gizi untuk

makanan dan menentukan jumlah


minuman kalori dan jenis
• meningkat nutrien yang
diberikan, jika perlu
• Memperoleh bantuan
keuangan untuk
membeli makanan

2 Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan Perawatan


berhubungan dengan tindakan selama 1x24 integritas kulit :
perubahan status nutrisi
jam, diharapkan
(kekurangan protein) • Identifikasi penyebab
dehidrasi teratasi dan
gangguan integritas
kulit kembali normal
kulit (mis. Perubahan
dengan kriteria hasil :
status nutrisi terapeutik
 Elastisitas • Gunakan
produkberbahan

18
kulit normal petrolium atau minyak
pada kulit kering
 Perfusi • Hindari produk
jaringan berbahan dasar alkohol
normal pada kulit kering
 Kulit membaik
• Anjurkan
 Tekstur kulit
menggunakan
normal
pelembab
 Membran (lotion,serum)
mukosa normal • Anjurkan
CRT <2 detik meningkatkan asupan
nutrisi
• Asupan meningkatkan
asupan buah dan sayur

• Kolaborasi dengan ahli


gizi untuk menentukan
jumlah kalori
• dan jenis nutrien yang

diberikan, jika perlu

3 Gangguan tumbuh kembang Setelah dilakukan Perawatan


berhubungan dengan tindakan selama 3x24 perkembangan:
defisiensi stimulus
jam, diharapkan
 Identifikasi
tumbuh kembang
pencapaian tugas
normal dengan kriteria
perkembangan anak
hasil :
 Identifikasi
 Keterampilan dan isyarat perilaku
perilaku sesuai usia fisiologis yang

19
meningkat ditujukan pada
 Kemampuan bayi atau anak
mengenali perubahan
 Motivasi anak
status kesehatan
berinteraksideng an
 Pemantauan anak lain
perubahan status nutri
 Perthankan
meningkat
lingkungan yang
 Penggunaan fasilitas
mendukung
kesehatan meningkat
perkembangan
optimal
 Fasilitasi anak
untukmelatih
keterampilan

20
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang

kurang mendapat masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan

protein kurang dalam waktu yang cukup lama

Kekurangan kalori protein diklasifikasi menjadi dua berdasarkan berat

tidaknya yaitu KKP ringan atau sedang disebut juga sebagai gizi kurang

(undernutrition) ditandai oleh adanya hambatan pertumbuhan dan KKP yang

meliputi kwasiorkor, marasmus dan kwashiorkor marasmus. Malnutrisi kalori

protein adalah tidak adekuatnya intake protein dan kalori yang dibutuhkan oleh

tubuh.

Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status

gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat

gizi yang digunakan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik,

21
perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum pada tingkat

setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan

satu atau lebih zat-zat gizi esensial

2. Kritik dan Saran

Setelah makalah ini disusun, penulis mengharapkan makalah ini bisa

bermanfaat sebagai salah satu literatur yang menambah wawasandan juga

sebagai wadah informasi bagi tenaga kesehatan untuk memberikan edukasi

kepada orangtua khususnya ibu-ibu agar lebih memperhatikan status gizi anak.

Namun jika didalam makalah ini masih memiliki banyak kesalahan,

penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran pembaca.untuk itu penulis

mengucapkan trimakasih.

22
DAFTAR PUSTAKA

Arisman (2012) Gizi Dalam Daur kehidupan. Jakarta: EGC.

Badan Pusat Statistik (2022) ‘Jumlah Bayi Lahir, Berat Bayi Lahir Rendah, dan

Bergizi Buruk (Jiwa), 2019-2021 (Online)’. Available at:

https://sumsel.bps.go.id/indicator/30/371/1/jumlah-bayi-lahir-berat-bayi-lahir-rendah-

dan-bergizi-buruk.html.

Linda, S. and Betz, L. (2013) Buku saku pedritik. 8th edn. Jakarta: EGC.

Mutia, Annur, C. (2023) ‘Masalah Gizi yang Dialami Balita Indonesia Menurut SSGI

Tahun 2019-2022 (Online)’, Databoks. Available at:

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/02/03/selain-stunting-ini-deretan-

masalah-gizi-yang-kerap-dialami-balita-di-indonesia.

Suardi, A. et al. (2023) Mengenal Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Edited by

R.M.S. Oktavianis. Indonesia: Global Eksekutif Teknologi.


24

You might also like