Professional Documents
Culture Documents
KEKURANGAN KALORI
PROTEIN
DI SUSUN OLEH :
Puji dan syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Kami mengucapkan terimakasih
pada dosen pembimbing mata kuliah keperawatan anak yang sudah memberikan
tugas asuhan keperawatan KKP ini sebagai upaya untuk menjadikan kami manusia
yang berilmu dan berpengetahuan serta dapat menambah nilai tugas kami.
Selesainya tugas makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak
dan sumber referensi. Maka dari itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa didalam tugas makalah ini masih jauh dari kata
sempurna serta masih banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki. Untuk itu
kami mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan makalah
ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 4
A. Definisi KKP ...................................................................................................... 4
B. Etiologi KKP ...................................................................................................... 4
C. Tanda dan Gejala ................................................................................................ 6
D. Patofisiologi ........................................................................................................ 7
E. Pemeriksaan Penunjang ...................................................................................... 9
F. Penatalaksanaan .......................................................................................................... 9
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ..................................................... 12
BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 21
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 21
B. Saran ................................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
cukup tinggi, mencapai 21,6% di tahun 2022. Pencapaian ini melebihi ambang
batas yang ditetapkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20%.
Hal ini menandakan gizi buruk di Indonesia masih tergolong kronis.Akan tetapi,
telah terjadi penurunan 2,8 poin prevalensi di tahun 2022 dari 2021 sebesar 24,4%.
Jika dibandingkan 2019, prevalensi balita gizi buruk Indonesia yang hanya terjadi
Berdasarkan Badan Pusat Statistik Sumatera Selatan mencatat jumlah balita yang
mengalami gizi buruk pada tahun 2019 berjumlah 398 jiwa, menurun 222 jiwa
pada tahun 2020 dan kembali meningkat pada tahun 2021 sebanyak 686
berperan penting dalam memenuhi kebutuhan zat- zat seperti karbohidrat, protein,
lemak, mineral, vit, serta zat- zat lain dalam asupan tubuh. Tetapi, di era yang
telah modern ini justru banyak orang yang tidak bisa memenuhi zat- zat tersebut.
Protein asal mulanya dari kata protos atau proteos yang artinya awal
ataupun utama. Protein berperan menjadi zat utama dalam pembentukan serta
1
tumbuh kembang tubuh. Protein berasal dari hewan serta tanaman. Bila asupan
protein didalam tubuh kita kurang maka tubuh akan mengalami keadaan
seseorang. Status gizi yang baik artinya tubuh mendapatkan zat- zat gizi yang
perkembangan fisik, otak, tenaga dalam bekerja, serta kesehatan secara umum
pada tingkat yang optimal. Gizi buruk terjadi jika tubuh kekurangan satu ataupun
kanak. Seperti kurang gizi yang biasa disebut Kekurangan Kalori Protein atau
terjadi pada anak yang kurang mendapat masukan makanan yang cukup bergizi
ini biasanya sering timbul di masyarakat dengan status ekonomi yang kurang
Penyakit ini sangat banyak melanda anak bayi, paling utama di negara-
negara tumbuh. Indikasi kurang gizi ringan relative tidak jelas, cuma
2
Kira- kira berat tubuhnya cuma dekat 60% hingga 80% dari berat tubuh
sempurna.
B. TUJUAN
1. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui informasi mengenai penyakit KKP dan bagaimana asuhan
keperawatan pada pasien dengan penyakit KKP
2. Tujuan Umum
a. Mengetahui definisi KKP
b. Mengetahui etiologi KKP
c. Mengetahui tanda dan gejala KKP
d. Mengetahui Patofisiologi KKP
e. Mengetahui Pemeriksaan Penunjang KKP
f. Mengetahui Penatalaksanaan KKP
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari –
hari sehingga tidak memenuhi angka kebutuhan gizi (AKG)(Linda and Betz, 2013)
terjadi pada anak yang kurang mendapat masukan makanan yang cukup bergizi
rentan terhadap berbagai penyakit misalnya penyakit infeksi. Permasalahan KKP ini
kebutuhan makanan hewani relatif mahal sehingga tidak mudah terjangkau (Suardi
et al., 2023)
Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang kurang
mendapat masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan protein
2. Etiologi
Malnutrisi primer disebabkan oleh asupan makanan individu yang sehat akan
protein, kalori atau keduanya, tidak dipenuhi secara adekuat ataupun sekunder,
sehingga terdapat gangguan penyerapan nutrisi dan keadaan stres akibat kekurangan
nutrien. Penyebab langsung penyakit KKP ialah adanya defisiensi kalori protein
4
tehadap berbagai tekanan, sehingga terjadi spektrum gejala-gejala dengan berbagai
KKP sangat banyak sehingga penyakit ini disebut sebagai penyakit dengan
multifactoral.
Berikut adalah multifactoral menuju ke arah terjadinya KKP (Linda and Betz, 2013) :
d. Hygiene rendah
e. Pekerjaan rendah
j. Konsumsi kurang
k. Absorpsi terganggu
l. Utilisasi terganggu
5
3. Tanda dan Gejala
Menurut (Linda and Betz, 2013) tanda dan gejala pasien dengan KKP di bagi
menjadi :
a. KKP Ringan
7. Aktifitas berkurang
9. Rambut kemerahan
b. KKP Berat
1. Gangguan pertumbuhan
2. Mudah sakit
3. Kurang cerdas
6
3. Patofisiologi
hepar dan ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam
7
Ekonomi rendah, pendidikan, Kegagalan menyusu ASI, terapi puasa krn
kurang, hygiene rendah penyakit, tidak memulai makanan tambahan
KEP
Energi menurun
Penurunan
jml protein
tubuh Marasmus
Terjadi
perubahan Cadangan protein otot terpakai secara
biokimia dalam terus menerus untuk memperoleh asam
tubuh amino
Produksi
Gangguan absorbs Salah satu jenis asam amino
albumin oleh
dan transportasi rendah konsentasinya
hepar rendah
sat- zat gizi (hipo
albuminemia)
Gangguan pembentukan Asam amino tidak berguna
Tekanan osmotic
Plasma menurun lipoprotein (lemak) dari bagi sel
Pengambilan energi
selain dari protein hati
Tubuh mengalami kehilangan
Cairan dari energi secara terus menerus
Penurunan
Penyusutan otot intravaskuler ke detoksifikasi hati
intersisial Otot-otot melemah dan
menciut
Penurunan BB odema Resiko infeksi
elektrolit serum)
b.Pemeriksaan urine
d.EKG
e. Photo thorax
5. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan KKP
dan antibiotik
Periksa kadar gula darah, beri makanan yang lebih sering penting untuk
9
a. 50 ml bolus glukosa 10 % atau larutan sukrosa 10% (1 sendok teh
gula dalam 5 sendok makan air) berikan secara oral ataupun sonde
bila perlu)
pernah menggunakan botol air panas) atau orangtua peluk anak dan
syok/rentan. Dalam pemberian terapi infus lakukan dengan hati – hati, tetesan
pelan – pelan agar terhindari beban sirkulasi dan jantung. Gunakan larutan
pengantinya).
10
Pada semua penderita KKP berat terjadi kelebihan natrium didalam tubuh,
(Mg) sering terjadi dan paling sedikit perlu 2 minggu untuk pemulihan.
5. Diare melanjut
Diare biasanya kambuh atau berkurang dengan sendirinya, untuk itu lakukan pemilihan
dan pemberian makanan secara tepat. Bila ada intoleransi laktosa, obati hanya bila diare
11
BAB III
1. Pengkajian
a. Identitas Klien (nama, nomor regular, jenis kelamin, usia,
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Penyakit
penyakit anak)
12
4. Riwayat Psiko Sosial Spiritual
penurunan aktivitas serta nampak lemas, pucat, dan terjadi penurunan berat
badan yang signifikan. Orang tua berharap anaknya dapat sembuh dan
kembali.
1. Antenatal :
kehamilan
kehamilan
melahirkan
- Gangguan kesehatan
13
2. Natal
3. Post Natal
Bayi yang beresiko mengalami KKP antara lain yang lahir premature,
dan BBLR.
4. Pertumbuhan
5. Perkembangan
Bila masalah nutrisi ini tidak segera diatasi maka akan berpengaruh
e. Riwayat Imunisasi
14
f. Pola kebiasaan pemeliharaan kesehatan
sakit/tidak
keseehatan
g. Pengkajian fisik
2. Pemeriksaan Fisik
c. Hidung : Normal
e. Telinga : normal
15
g. Dada : tulang rusuk nampak jelas
h. Perut : buncit
i. Genitalia : Ulserasi
pigmentasi
3. Analisa Data
16
- Nafsu makan
menurun
- Pola tidur terganggu
- Respon sosial lambat
4. Diagnosis Keperawatan
nutrien
5. Rencana Keperawatan
17
asupan makanan yang Berikan makanan
bernutrisi TKTP
• Memilih makanan Berikan
dan minuman yang suplemen
berprotein dan makanan, jika
berkalori tinggi perlu
• Pengetahuan tentang
Ajarkan diet yang
standar asupan nutrisi
diprogramkan
yang tepat meningkat
• Pengetahuan Kolaborasi dengan
• tentang pemilihan ahli gizi untuk
18
kulit normal petrolium atau minyak
pada kulit kering
Perfusi • Hindari produk
jaringan berbahan dasar alkohol
normal pada kulit kering
Kulit membaik
• Anjurkan
Tekstur kulit
menggunakan
normal
pelembab
Membran (lotion,serum)
mukosa normal • Anjurkan
CRT <2 detik meningkatkan asupan
nutrisi
• Asupan meningkatkan
asupan buah dan sayur
19
meningkat ditujukan pada
Kemampuan bayi atau anak
mengenali perubahan
Motivasi anak
status kesehatan
berinteraksideng an
Pemantauan anak lain
perubahan status nutri
Perthankan
meningkat
lingkungan yang
Penggunaan fasilitas
mendukung
kesehatan meningkat
perkembangan
optimal
Fasilitasi anak
untukmelatih
keterampilan
20
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang
kurang mendapat masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan
tidaknya yaitu KKP ringan atau sedang disebut juga sebagai gizi kurang
protein adalah tidak adekuatnya intake protein dan kalori yang dibutuhkan oleh
tubuh.
gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat
21
perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum pada tingkat
setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan
kepada orangtua khususnya ibu-ibu agar lebih memperhatikan status gizi anak.
penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran pembaca.untuk itu penulis
mengucapkan trimakasih.
22
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik (2022) ‘Jumlah Bayi Lahir, Berat Bayi Lahir Rendah, dan
https://sumsel.bps.go.id/indicator/30/371/1/jumlah-bayi-lahir-berat-bayi-lahir-rendah-
dan-bergizi-buruk.html.
Linda, S. and Betz, L. (2013) Buku saku pedritik. 8th edn. Jakarta: EGC.
Mutia, Annur, C. (2023) ‘Masalah Gizi yang Dialami Balita Indonesia Menurut SSGI
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/02/03/selain-stunting-ini-deretan-
masalah-gizi-yang-kerap-dialami-balita-di-indonesia.