Professional Documents
Culture Documents
Penguji :
dr. Asikah , Sp.KJ
dr. Harsono Wiradinata., MBA, Sp.KJ
Pendamping ujian :
dr. Vivi Lutfia Agustina
Disusun oleh :
I Ketut Argya Reswara / 22710221
DM FK UWKS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Z A
Usia : 36 tahun
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SD
II. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
b. Autoanamnesis
Pasien laki laki, berusia 36 tahun, roman wajah sesuai usia, rambut
kemeja batik lengan pendek berwarna dasar hitam dan bawahan celana
dengan kondisi kedua tangan dipegang oleh keluarga dan satpam. Kesan
perawatan diri cukup, dan kurang kooperatif. Pasien banyak berbicara saat
sampai di IGD dan saat akan dilakukan pemeriksaan maupun wawancara.
Pasien menjawab salam, dan sapa dari pemeriksa, dan pasien bisa
pasien mengatakan dibawa oleh keluarga (kakak kandung, kakak ipar), dan
perangkat desa. Saat ditanya pasien sudah berapa kali kesini, pasien menjawab
sudah 2x kali, pertama kali kesini pasien datang pada tahun 2019 dan pasien
mengancam ingin mebakar rumah, saat ditanya lebih dalam lagi mengapa
sampai ingin membakar rumahnya pasien mengatakan adalah hal yang wajar
jika emosi.
Saat ditanya kronologi saat ini mengapa pasien dibawa kesini, pasien
MRS pada tahun 2019. Dan saat ditanya apakah sebelumnya pasien sempat
keluargannya yang berhubungan dengan ayah dan harta warisan, dan hingga
saat ini pasien masih menyimpan rasa dendam. Pasien mengatakan “saya benci
dengan ayah saya karena saya sering dipukul waktu kecil,dan harusnya dia
mati aja”, biasanya pasien mendapatkan tindak kekerasan jika ia tidak mencari
rumput untuk kebutuhan hewan ternaknya, dan saat kecil pasien merasa
dikekang dan hampir jarang bermain dengan anak seusianya saat itu. Ibu
saudara tiri. Ayahnya menikah 2 kali, istri yang pertama memiliki 2 orang anak,
dan istri kedua memiliki 1 orang anak, yaitu pasien sendiri. Pasien juga saat ini
berkonflik dengan kakaknya terkait dengan harta warisan, pasien merasa tidak
terima dengan keputusan yang diambil karena merasa merugikan dirinya. Pada
kakak ipar ke perangkat desa, sampai dibawa kesini, dan pasien nurut karena
Saat ditanya apakah obat yang diberikan pertama kali pada tahun 2019
sampai habis karena pasien mendapat cerita oleh pak Nanda Soce (kepala desa)
yang mengatakan “obatnya gausah diminum lagi jika sudah baik, karena obat
ini merupakan salah satu obat terlarang”. Pasien lupa dengan nama obat yang
mengatakan pada saat itu kakak pasien berbohong kepadanya, kakak pasien
kakak pasien, namun saat di Puskemas pasien tiba-tiba diperiksa dan pasien
sempat menolak, lalu karena dibujuk kakaknya dengan alasan agar cepat
pulang pasien mau diperiksa, namun pasien mengaku obat yang didapat dari
Pasien bercerita ia memiliki 3 anak dari istri yang berbeda, istri pertama
memiliki 2 anak dan istri kedua memiliki 1 anak. Dan saat ini pasien sudah
ditinggal oleh kedua istrinya, pasien mengatakan ditinggal oleh istrinya karena
melakukan kekerasan pada istrinya saat itu, pasien sesekali hanya sekedar
menegur istrinya saat ia merasa hal-hal yang dilakukan istrinya tidak pantas.
lain, pasien merasa istrinya selalu membicarakan dirinya dengan orang lain
tanpa saya dengar langsung saya sudah tahu, kalau istri saya sudah bertemu
Indonesia pasien menjawab “bung karno dan bung hatta”. Pasien mengatakan
kakak kandungnya. Pasien saat ini mengetahui pasien sedang berada di RSJ
Pasien juga mengetahui waktu saat ini yaitu malam hari, dan pasien dapat
periksa TTV dan pengambilan darah pasien sempat menolak karena merasa ia
tidak sakit dan datang ke RSJ hanya ingin mengambil pakainnya saja. Setelah
beberapa saat pasien dibujuk akhirnya bisa di lakukan pemeriksaan TTV dan
mengambil darah pasien mengatakan “mas sekalian ambil saja darah saya
seliter” saat ditanya mengapa pasien mau diambil darahnya seliter, pasein
mengatakan “ya daripada saya harus terus diambil darah seperti kemarin (pada
saat di puskesmas dan riwayat MRS 2019) mending sekalian ambil saja banyak
untuk cadangan, kalian ini tidak punya perasaan, kalian tidak tahu kalau ini
sakit” ujar pasien dengan nada yang cukup tinggi. Selang beberapa menit
ruangan, dan ditangkap oleh perawat dan satpam yang bertugas, saat berhasil
ditangkap pasien terlihat memberontak dan mengatakan “ikat saja saya diluar
menerus. Pasien mengatakan “bunuh saja saya, ketimbang saya harus diikat
seperti ini”. Pasien bercerita tentang tugas di dunia nyata dan akhirat, saat
sekarang tugas melepaskan ikatan saya agar tidak terlihat seperti sapi”, tiba-
yang lalu. Pasien mengaku suara bisikannya dari mantan istrinya, suara anak
kecil, dan dari laki-laki yang ia tidak kenali .Bisikan tersebut mengatakan
bercerai dengan istrinya dan mantan istrinya menjadi TKW di Taiwan. Pasien
mengatakan bisikan dari pasien sudah lama hilang. Pasien sebelumnya merasa
terganggu dengan bisikan tersebut. Pasien mengatakan “kalo lagi ada suara
orang itu saya teriak dan nutup telinga, terus bisikan itu bisa hilang, dan
muncul lagi” ujarnya. Pasien menyangkal melihat hal-hal yang aneh seperti
bayangan, cahaya atau yang lainnya. Saat pasien terpancing amarah karena
kemauannya ingin “bunuh saja” / “pukul saja” orang yang ia anggap tidak
terkadang lambat.
saudara tirinya yang juga tinggal serumah dengannya selama 4 bulan. Pasien
saat itu meninggalkan anaknya dan diasuh oleh kakak tirinya di rumah Blitar.
perasannya biasa saja, dan pasien masih merasa tidak nyaman dan mengatakan
“kenapa saya lama disinii, sekarang perasaan saya tidak senang tidak sedih,
kalau pakain saya tidak ada disini saya mau pulang saja” “perasaan saya sedih
senyum dengan siapa pasien mengatakan “suka-suka saya, orang senyum kok
dilarang” .
karena pasien mengatakan lengannya sakit. Pada kondisi yang sama juga
1,5 bulan yang lalu. Pasien pertama kali marah-marah saat sedang di
yang ada didekatnya, dan tidak sampai memukul orang lain. Saat
mengamuk pasien diikat oleh saudara tirinya dengan rantai hanya kurang
lebih selama 1 malam saja. Dan saat kondisi pasien sudah tenang kurang
lebih 20 hari yang lalu sebelum pasien dibawa ke IGD, pasien balik ke
Blitar sendiri dengan menggunakan travel dan kapal. Selama kurang lebih
keluarga dirumahnya banyak bicara. Kakak tiri, dan kakak ipar pasien
nasihat kepada pasien. Saat itu pasien langsung marah dan mengancam
memukul, tidak membawa senjata tajam, dan tidak ada merusak barang.
terlihat sedih. Saat ditanya biasanya aktivitas apa yang pasien lakukan
sehari-hari, pasien orangnya tidak mau jika rumah kotor, pasien terus
menyapu berulang kali, dan menyiram taman bahkan saat malam hari.
mengatakan tidak lama hanya beberapa jam saja, tidak sampai berminggu-
minggu atau berbulan-bulan, dan setelah itu pasien masih tetap seperti
adalah saat mengingat anaknya yang tidak mendapat kasih sayang ibu.
- Pasien sulit tidur siang dan malam, saat tidak bisa tidur pasien bersih-
mondar mandir saja di dalam rumahnya jika pasien merasa tidak ada
3. Gejala prodormal
Pasien lebih mudah tersinggung kurang lebih 1,5 bulan yang lalu saat
Pasien mengamuk karena merasa tidak cocok dengan sikap dan perlakuan
ayahnya.
a. Awalnya pada tahun 2019 pasien sempat dibawa ke RSJ oleh keluarga
dipicu oleh percerainya dengan istri keduanya dan pasien ditinggal oleh
oleh keluarga dengan keluhan yang sama namun dengan faktor pencetus
yang berbeda yakni masalah dengan ayah dan tanah warisan. Pasien
saat ini.
c. Kejang (-), Tekanan darah tinggi (-), Diabetes (-), Jantung (-), Trauma
6. Riwayat pengobatan
- Pasien terakhir minum obat saat tahun 2019, minggu awal setelah
pulang dari RSJ pasien masih rutin mengkonsumsi obat, dan saat
yang ia konsumsi adalah obat terlarang yang tidak baik untuk dirinya.
- Pasien lahir dengan persalinan normal dan cukup bulan dibantu oleh
bidan desa
tempat (serabutan).
Dari kecil pasien sulit bergaul, tidak terbuka jika ada masalah, dan sering
bolos saat di duduk bangku SMP.
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama seperti
pasien.
- Hipertensi (-), Diabetes Melitus (-), Jantung (-), Trauma kepala (-),
Kejang (-) disangkal
III. PEMERIKSAAN
a. Vital Sign :
- Nadi : 89 x/menit
- RR : 20 x/menit
- Suhu : 36,4 0C
- SpO2 : 99 %
Thoraks :
- Cor :
- Pulmo :
Abdomen :
b. Status Neurologis
a. GCS : E4 V5 M6
b. Meningeal Sign
- Brudzinski I : (-)
- Brudzinski II : (-)
c. Reflek Fisiologis
- BPR : +2/+2
- KPR : +2/+2
- TPR : +2/+2
- APR : +2/+2
d. Reflek Patologis
- Babinski :-
- Chaddok :-
- Hoffman :-
- Tromner :-
Kesan umum : Pasien laki laki, berusia 36 tahun, roman wajah sesuai usia,
atasan kemeja batik lengan pendek berwarna dasar hitam dan bawahan celana
panjang kain berwarna abu-abu, pasien datang ke IGD berjalan sendiri dengan
kondisi kedua tangan dipegang oleh keluarga dan satpam. Kesan perawatan
Proses berpikir :
Tilikan : insight 1
V. RESUME
Pasien laki laki, berusia 36 tahun, roman wajah sesuai usia, rambut hitam
batik lengan pendek berwarna dasar hitam dan bawahan celana panjang kain
berwarna abu-abu, pasien datang ke IGD berjalan sendiri dengan kondisi kedua
tangan dipegang oleh keluarga dan satpam. Kesan perawatan diri cukup, dan
kurang kooperatif. Pasien banyak bicara. Pasien mengaku datang ke RSJ diantar
televisi, apel”. Saat ditanya presiden pertama Indonesia pasien menjawab “bung
karno dan bung hatta”. Pasien mengatakan tinggal di rumah dengan anaknya.
Pasien saat ini mengetahui pasien sedang berada di RSJ Pasien juga mengetahui
waktu saat ini yaitu malam hari, dan pasien dapat menyebutkan nama-nama orang
mengatakan bahwa ia hanya ingin mengambil bajunya yang tertinggal saat ia MRS
pada tahun 2019. Dan saat ditanya apakah sebelumnya pasien sempat marah-marah,
pasien mengaku tidak marah-marah. Namun saat ditanya sedang ada masalah apa,
berhubungan dengan ayah dan harta warisan, dan hingga saat ini pasien masih
menyimpan rasa dendam dengan ayahnya. Saat kecil pasien mengatakan sering
Pasien mengatakan sebelumnya sempat MRS pertama kali pada tahun 2019,
dan obat yang diberikan tidak dimunim sampai habis karena pasien mendapat
cerita oleh pak Nanda Soce (kepala desa) yang mengatakan obatnya tidak baik
untuk dirinya. Pasien bercerita ia memiliki 3 anak dari istri yang berbeda, istri
pertama memiliki 2 anak dan istri kedua memiliki 1 anak. Dan saat ini pasien sudah
ditinggal oleh kedua istrinya. Pasien juga mengatakan pernah mendengar suara-
suara bisikan, suara-suara bisikan di dengar di telinga pasien awal munculnya sejak
ia ditinggal istrinya sekitar 4 tahun yang lalu. Pasien mengaku suara bisikannya
dari mantan istrinya, suara anak kecil, dan dari laki-laki yang ia tidak kenali.
terganggu dengan bisikan tersebut. Saat pasien terpancing amarah karena suasana
dirumahnya terlalu bising menurutnya atau bahkan saat pasien beraktivitas seperti
biasa, pasien mengatakan sering memikirkan ide untuk mencelakai orang lain
Dari hetero anamnesis pasien ke RSJ lawang sudah 2x pertama kali pasien
saat tahun 2019. Awalnya pada tahun 2019 pasien sempat dibawa ke RSJ oleh keluarga
karena pasien mulai sering marah-marah, merusak barang didekatnya, tertawa sendiri,
berbicara sendiri, mengurung diri, membakar baju, bahkan mengancam ingin membakar
rumahnya. Gejala pasien muncul karena dipicu oleh percerainya dengan istri keduanya.
Pada saat 19 September tahun 2023 pasien sempat dibawa ke puskesmas oleh keluarga
dengan keluhan yang sama namun dengan faktor pencetus yang berbeda yakni masalah
dengan ayah dan tanah warisan. Setelah mendapat obat dari Puskesmas pasien tidak
meminumnya karena merasa bahwa dirinya tidak sakit. Pada akhirnya keluhan pasien
semakin memburuk menurut keluarga pasien dan dibawa ke RSJ Lawang oleh
Saat ini kakak pasien mengatakan pasien pasien marah-marah kurang lebih
1,5 bulan yang lalu. Pasien marah awalnya ketika disusul oleh ayahnya ke
dan masih sering marah-marah saat diajak untuk berkomunikasi dengan kaka
tirinya. Pasien mengancam akan membunuh keluarganya, namun saat itu pasien
tidak sampai memukul, tidak membawa senjata tajam, dan tidak ada merusak
diimbangi dengan aktivitas yang tiada henti, pasien terkadang terlihat sedih. Tidak
ada keinginan bunuh diri atau menyakiti diri sendiri. Sering mengatakan pada
kakaknya kalau ia bingung, dan ingin nyebur kali saja. Pasien sering menyebut-
Pasien laki laki, berusia 36 tahun, roman wajah sesuai usia, rambut hitam pendek,
berpenampilan kurang rapi, tidak berbau, menggunakan atasan kemeja batik lengan
pendek berwarna dasar hitam dan bawahan celana panjang kain berwarna abu-
abu,pasien kurang kooperatif. Kontak mata ada namun terkadang teralihkan,
kesadaran kulitatif berubah, orientasi waktu tempat dan orang baik, daya ingat
berpikir bentuk non realistis, arus asosiasi longgar, logore, isi pikiran preokupasi,
waham curiga. Afek dan mood inappropiate / irritable. Kemauan ADL baik, namun
Axis IV : Masalah dengan “primary support group” (hubungan dengan ayah yang
tidak baik)
Axis V :
- GAF SCALE saat ini: 20-11 (bahaya menciderai diri/orang lain, disabilitas
- GAF SCALE terbaik 1 tahun terakhir : 70-61 (Beberapa gejala ringan &
VIII. TERAPI
Planning terapi
1. Rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Lawang (MRS)
2. Planning diagnosis
3. Farmakoterapi
4. Non-farmakoterapi
Psikoedukasi :
- Memotivasi pasien untuk patuh untuk kontrol dan minum obat rutin.
membaik.
Follow up
- Memantau efek terapi dan efek samping dari obat yang muncul pada
pasien.
IX. PROGNOSIS
X. KESIMPULAN
yaitu gejala mayor berupa, “tought of echo” isi pikiran yang berulang atau
bergema yang berisi tentang ide untuk mencelakai orang disekitarnya, terdapat
halusinasi auditorik dan beberapa gejala negatif yang muncul lebih dari 1 bulan.
Adanya peningkatan aktivitas fisik seperti gaduh gelisah. Pasien juga memiliki
faktor pencetus seperti kasus perceraian dengan mantan istrinya dan hubungan
dengan ayah yang tidak harmonis. Farmakoterapi untuk mengatasi skizofrenia yaiu
pengobatan dengan obat antipsikotik. Apabila terdapat gaduh gelisah pada pasien,
dapat diberikan injeksi obat antipsikosis short acting. Selain itu juga dapat
diberikan psikoterapi yang memiliki pengaruh yang baik pada pasien. Psikoterapi
suportif dilakukan untuk memberikan dukungan kepada pasien. Prognosis pasien ini