You are on page 1of 10
PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER DINAS KESEHATAN UPT.PUSKESMAS PALERAN Jl, Semboro No. 03 Paleran Umbulsarl Telp, (0336) 441763 Kode Pos, 68166 KEPUTUSAN KEPALA UPT. PUSKESMAS PALERAN NOMOR:; 440/001/311.26/2020 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN KEPALA UPT, PUSKESMAS PALERAN Menimbang Mengingat NOMOR: 440/A7/046/414.26/2017 LAYANAN KLINIS DI UPT, PUSKESMAS PALERAN KEPALA UPT. PUSKESMAS PALERAN KABUPATEN JEMBER, bahwa kebutuhan pasien perlu diperhatikan,diupayakan dan dipenuhi sesuai misi dan sumberdaya yang tersedia di Puskesmas; bahwa pelayanan klinis Puskesmas perlu memperhatikan mutu dan keselamatan pasien; bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai kebutuhan pasien, maka perlu disusun kebijakan pelayanan klinis di Puskesmas Paleran. Undang Undang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah penyakit Menular Undang-Undang Nomor § Tahun 1997 tentang Psikotropika; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran; Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor ‘512/MENKES/PER/2007 tentang ijin praktek dan pelaksanaan praktek kedokteran; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 269/MENKES/PERIIII/2008 tentang Rekam Medis; PERTAMA KEDUA 8. Peraturan Menteri_ Kesehatan Republik Indonesia No.200/MENKES/PER/IN/2008 Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran; 9 Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional; 10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan; 11, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien; 42. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2018 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien; 43. _Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2019 tentang Pemberian Mandat dan Delegasi Dalam 14. Manajemen Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementrian Kesehatan; 45. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2019 tentang Puskemas; 46. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun 2016 tentang Standart Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas; 17. Peraturan Provinsi Nomor 2 tahun 2016 tentang Upaya Kesehatan. 48, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN KEPALA UPT. PUSKESMAS PALERAN TENTANG LAYANAN KLINIS DI UPT. PUSKESMAS PALERAN. Kebijakan Layanan klinis di Puskesmas Paleran sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Dengan berlakunya surat keputusan Kepala UPT. Puskesmas Paleran ini, maka surat keputusan Kepala UPT. Puskesmas Paleran Nomor: 440/A7/046/414.26/2017 tentang Layanan Klinis di UPT. Puskesmas Paleran dinyatakan sudah tidak berlaku lagi. Ditetapkan di : Jember Pada tanggal : 04 November 2020 A Lampiran Keputusan Kepala UPT. Puskesmas Paleran Kabupaten Jember Nomor — : 440/001/311.26/2020 Tanggal : 04 November 2020 Perlhal —: Layanan Klinis di UPT. Puskesmas Paleran SKRINING PASIEN 1. Skrining pasien dilakukan kepada semua pasien yang datang ke puskesmas balk rawat jalan, rawat inap maupun kegawatdaruratan 2. Skrining pasien dipandu dengan prosedur yang jelas 3. Skrining pasien dilakukan oleh petugas yang kompeten meliputi riwayat perjalanan, riwayat Kontak dengan penderita covid, gejala saluran nafas, pemeriksaan suhu dan pemeriksaan indera pembau 4, Pasien diarahkan masuk ke ruang tunggu sesuai hasil skrining PENDAFTARAN PASIEN 1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas 2. Pendaftaran pasien curiga covid dilakukan oleh petugas skrining dan rekam medis diantar ke ruang pemeriksaan khusus 3. Pendaftaran di loket pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Pendidikan minimial SMA b. Mempunyai sertifikat pelatihan rekam medis. cc. Mengikuti pelatihan Simpus d. Pelayanan prima (service excellent) 4. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien dan protokol kesehatan (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan ) 5. Pasien lansia, disability dan ibu hamil harus diprioritaskan dalam pendaftaran 6. Identitas pasien baru harus dicatat dalam rekam medis secara lengkap meliputi nama, tanggal lahir/ umur, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, nama KK, nomor rekam medis, nomor NIK/ BPJS, nomor telepon yang bisa dihubungi, yang sesuai dengan kartu identitas yang dimiliki pasien 7. Identitas pasien lama dipastikan dengan kartu berkunjung atau kartu identitas lain seperti KTP/ BPJS 8. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi:tarf, jenis pelayanan, ketersediaan tempat tidur, dan informasi tentang kerjasama dengan fasilitas Kesehatan yang lain harus dapat disediakan di tempat pendaftaran 9.Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan yang dimulai dari pendaftaran 10. Hak-hak pasien meliputl: a. Memperoleh informasi mengenai tata terlib dan peraturan yang berlaku di Puskesmas. b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien. ‘c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi. 4. Memperoleh pelayanan kesehatan bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional. . Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi; {, Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan. g.Memih dokter dan Kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Puskesmas. fh. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain (second opinion) yang memiliki Surat jin Praktik (SIP) baik di dalam maupun diluar Puskesmas. i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data- data medisnya. |. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya. k. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan. |. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis m.Menjatankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya. n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Puskesmas. ©. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Puskesmas terhadap dirinya. p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya. q. Menggugat dan atau menuntut Puskesmas apabila Puskesmas itu diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana. . Mengeluhkan pelayanan Puskesmas yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kewajiban pasien meliputi: ‘a. Memberi informasi yg lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya. b. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter dan dokter gigi ¢. Mematuhi ketentuan yang berlaku di saryankes, 4d. Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diterima. C. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN Pengkajian Awal 4. Kajian awal dilakukan oleh tenaga yang berkompeten melakukan pengkajian 2. Kajian awal meliputi identifikasi keluhan, keadaan umum, tingkat kesadaran ( GCS ), pemeriksaan TB, pemeriksaan BB, pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan Nadi, Pemeriksaan respirasi rate, Tekanan kadar 02 dalam darah ( Po2) 3. Informasi kajian awal dicatat dalam rekam medis Pengkajian lanjutan 4. Pengkajian lanjutan meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, pengkajian gizi dst dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional yang kompeten Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP Informasi kajian lanjutan wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan 5. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan dengan mengikut sertakan peran pasien dan atau keluarga pasien 6. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis, sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien 7. Pendelegasian wewenang balk dalam kajian mapun keputusan layanan harus dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang rikan kepada tenaga kesehatan profesional yang 8. Pendelegasian wewenang ‘memenuhi persyaratan 9. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan dan tempat yang memadai 410. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan dan keselamatan pasien dan petugas 11. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur kiinis yang dibakukan 12, Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka dibentuk tim layanan terpadu 1. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan meperhatikan efisiensi sumber daya 14, Resiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi. 418. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus diinformasikan kepada pasien 46. Rencana layanan harus memuat unsur pendidikanipenyuluhan pasien dan dicatat dalam rekam medis 47. Proses kajian harus memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang tidak perlu D. PELAKSANAAN LAYANAN 4. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis 2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis, keperawatan, kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan Dilakukan reidentifikast_ minimal dengan 2 krteria pada saat akan melakukan pelayanan 5, Pelaksanaan layanan memperhatikan keamanan dan keselamatan pasien dan petugas dan tetap menerapkan protocol Kesehatan 6. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis 7. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis Tindakan medis/pengobatan yang berisiko waijib diinformasikan pada pasien sebelum mendapatkan persetujuan 9, Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib didokumentasikan 10. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjuti 11. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur pelayanan pasien gawat darurat 12. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus berisiko tinggi 13. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan universal) 14, Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik. 15, Kinerja pelayanan Klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang jelas 16. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan. 17. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindak fanjuti 18, Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu 19, Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obatitindakan, sampai dengan pasien pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya 20. Pasien bethak untuk menolak pengobatan 21. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain 22, Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh prosedur yang baku 23. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan, dan tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut 24, Pemberian Obat jenis sedasi dipandu dengan prosedur yang standar 25, Jeni — jenis sedasi yang dapat dilakukan di Puskesmas antara lain: 1), Anestesi Lokal a. Anestesi lokal dilakukan dalam tindakan bedah minor yang dapat dilakukan di Puskesmas Paleran. b. Preparat yang digunakan adalah Lidocaine 2 %. 2), Sedasi Per Rectal: a. Sedasi per rectal digunakan untuk pasien anak dengan kejang demam sederhana maupun kompleks. b. Preparat yang digunakan adalah Diazepam (Stesolid) c. Dosis pemberian 0,5-0,75 mg/kgBB atau jika BB < 10 kg = 5 mg dan bila BB > 10 kg = 10 mg 3). Sedasi Per Oral: a. Sedasi per oral untuk pasien anak diberikan dengan riwayat kejang demam, preparat yang digunakan adalah Dosis 2 mg dengan dosis : ‘Anak-anak > 6 bulan: 1-2,5 mg 3-4 kali sehari, b. Sedasi per oral untuk pasien dewasa dengan riwayat kejang, preparat yang digunakan adalah Phenobarbital dengan dosis : Dewasa: 2-10 mg 2-4 kali sehari atau 15-30 mg bentuk lepas lambat sekali sehari. 4). Sedasi Per Injeksi : a. IM/AV : Anak > 5 tahun : 1 mg tiap 2-5 menit, maksimal 10 mg dapat diulang 2-4 jam b.IM/IV —: Anak 4 bulan-5 tahun : 0,2 ~ 0,5 mg tiap 2-5 menit sampai maksimal 5 mg dapat diulang 2-4 jam c. IV : Dewasa 5-10 mg, dapat diulang tiap 10-15 menit maksimal 30 mg. sediaan 5 mg/ml dalam ampul 2 ml 26. Tenaga kesehatan yang mempunyai kewenangan melakukan sedasi antara tain sebagai berikut: 1). Dokter Umumi/Dokter Gigi sesuai kompetensinya dengan persyaratan sebagai berikut: a. Memilki Surat Tanda Registrasi. b. Memiliki Surat Ijin Praktik Dokter/Dokter gigi di UPT Puskesmas Paleran. 2), Apabila Dokter Umum/Dokter Gigi tidak dapat menjalankan tugasnya di bidang pengobatan karena sesuatu hal (misal: menghadiri rapat), maka tugas pengobatan dan pemberian resep didelegasikan kepada petugas pelayanan kesehatan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang anastesi dan sedasi, yaitu perawat/perawat gigibidan yang bertugas pada hari itu. 27. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur baku 28. Sebelum metakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan informed consent 29. Status pasien waiib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan E. LABORATORIUM 4, Pelayanan Laboratorium dipandu oleh standart prosedur / SOP 2. Pelayanan Laboratorium memperhatikan keamanan dan keselamatan pasien dan petugas dengan memperhatikan protocol kesehatan Dilaksanakan oleh petugas yang memiliki standart kompetensi Pasien lansia dan disability harus diprioritaskan dalam pelayanan Dilakukan reidentifikasi pelanggan minimal dengan 2 krteria 2aare . Dilakukan proses pengambilan sampling dengan dipandu Standart Operasional Prosedur / SOP 7. Pemeriksaan sampel laborat adalah tindakan beresiko tinggi sehingga harus dilakukan sesuai standart prosedur pemeriksaan dan standart PPI 8. Hasil pelaksanaan layanan harus dicatat dalam rekam medis 9. Terdapat pencatatan tentang identifkasi hambatan dan penilaian tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan laboratorium F. FARMASI 1.Pelayanan Farmasi ipandu oleh standart prosedur / SOP 2.Pelayanan Farmasi memperhatikan keamanan dan keselamatan pasien dan petugas dengan memperhatikan protocol Kesehatan 3.Pelayanan Farmasi dilaksanakan oleh petugas yang memiliki standart kompetensi 4,Pasien lansia dan disability harus diprioritaskan dalam pelayanan 5.Dilakukan reidentifikasi petanggan minimal dengan 2 krteria 6.Dilakukan proses pelayanan farmasi sesuai standart prosedur 7. Terdapat pencatatan tentang identifikasi hambatan dan penilaian tingkat kepuasan pasien terhadap layanan kefarmasian 8, RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN 4. Rencana rujukan dan pemulangan pasien rawat inap dipandu oleh prosedur yang baku 2. Rencana rujukan dan pemulangan pasien rawat inap memperhatikan keamanan dan keselamatan pasien dan petugas dengan memperhatikan protocol kesehatan 10. "1 Dokter yang menangani berlanggung jawab untuk melaksanakan proses Pemulangan / rujukan Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang ‘menangani Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan alternatif pelayanan Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis Resume klinis meliputi: nama pasien, kondisi klinis, proseduritindakan yang telah dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut Pasien berhak untuk mendapat pilihan tempat rujukan dan transportasi yang akan digunakan Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang kompeten Kriteria merujuk pasien meiiputi: a. Pengobatan atau tindakan tertentu yang diperlukan tidak bisa dilakukan di puskesmas. b. Membutuhkan fasilitas atau peralatan yang tidak di miliki puskesmas atau peralatan yang dibutuhkan sedang rusak. ‘Tenaga professional (ahi) yang tidak dimiliki puskesmas Ruang rawat inap puskesmas penuh e. Atas permintaan pelanggan atau keluarga untuk pindah rawat di rumah sakit, yang dityju. Pada saat pemulangan, pasien/keluarga pasien harus diberi informasi tentang tindak lanjut layanan Ditetapkan di —: Jember Padatanggal —_: 04 November 2020 NIP. 19740325 200212 2 005

You might also like