You are on page 1of 20

LISTRIK MAGNET

“Arus Listrik”

Oleh
Angelika Birene Muya (20505005)
Johan Olden Baarneveld Antameng (20505002)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Dan tidak lupa
saya mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dalam penyelesaian makalah ini mulai dari dosen pengampu yang telah memberikan
saran, hingga sumber-sumber yang telah memberikan saya referensi untuk
menyelesaikan makalah ini.

Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan agar supaya makalah ini bisa diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.

Masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan


pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Tondano, 21 Mei 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................4
B. Rumusan masalah...........................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................4
BAB 2 : PEMBAHASAN.............................................................................................5
A. PENGENALAN ARUS LISTRIK & KERAPATAN ARUS LISTRIK........5
B. PERSAMAAN KONTINUITAS ARUS LISTRIK........................................6
C. KONDUKSI ARUS LISTRIK........................................................................8
D. HUBUNGAN ENERGI................................................................................10
E. TINJAUAN MIKROSKOPIK ARUS LISTRIK..........................................11
F. KESETIMBANGAN ARUS LISTRIK........................................................12
G. PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI – HARI..........................12
BAB III : PENUTUP...................................................................................................13
A. Kesimpulan...................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14
BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ion adalah atom yang jumlah muatan elektronnya tidak sama dengan jumlah
muatan protonnya. Ion (+) terjadi karena atom kekurangan electron, berusaha
menarik electron dari atom lain. Ion (-) merupakan atom yang kelebihan electron,
berusaha melepaskan electron ke atom lain yang membutuhkan electron. Jadi :
a. Muatan sejenis akan selalu tolakf menolak, muatan tak sejenis tarik menarik
b. Elektron bergerak dari yang kelebihan electron (ion negatif menuju) yang
kekurangan electron (ion positif)
c. Muatan negatif bergerak menuju muatan positif

Dengan adanya sifat-sifat dari muatan listrik tersebut maka elektron bebas akan
mudah terlepas dan bergerak menuju atom yang kekurangan elektron sehingga
terjadi pergerakan elektron bebas. Pergerakan elektron bebas terbagi menjadi 2
berdasarkan perpindahannya yakni secara estapet dan terjadi secara beraturan.
Gerakan electron bebas yang beraturan ini disebut aliran elektron. Dan tenaga
yang menggerakan elektron ini adalah Gaya Gerak Listrik sehingga dapat
dikatakan sebagai aliran muatan listrik.

Aliran muatan listrik disebut arus listrik. dan, dalam bab ini kita akan
membahasnya dengan cara yang efektif guna untuk menggambarkan arus ini
secara umum. Dalam makalah ini juga akan membahas beberapa aspek dari kelas
arus tertentu, yang ada pada konduktor.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud arus listrik dan kerapatan arus listrik ?
2. Apa itu konduksi arus listrik ?
3. Energi apa yang memiliki hubungan dengan listrik ?
4. Bagaimana penerapan arus listrik dalam kehidupan sehari-hari ?

C. Tujuan
1. Memahami apa yang dimaksud arus dan kerapatan arus
2. Memahami konduksi arus listrik
3. Mengetahui Energi apa yang memiliki hubungan dengan listrik
4. Mengetahui penerapan arus listrik dalam kehidupan sehari-hari
BAB 2 : PEMBAHASAN

A. PENGENALAN ARUS LISTRIK & KERAPATAN ARUS LISTRIK


Misalkan kita menempatkan seseorang di suatu titik p mengamati muatan yang
melewati titik itu. muatan-muatan ini mungkin berjalan di sepanjang kawat logam
atau mungkin hanya seberkas partikel bermuatan yang bergerak melalui ruang
tersebut. Dapat disimpulkan bahwa itu dalam interval waktu ∆ t . Pada pengamat
menemukan bahwa muatan ∆ q telah melewati p. Sehingga dapat didefinisikan
bahwa Arus rata-rata ( I ) selama interval ini adalah rata-rata dari aliran muatan.

∆q
¿ I>¿
∆t

Dengan I menyatakan arus rata-rata dan ∆ q menyatakan jumlah muatan total


yang mengalir dalam selang waktu ∆t.

Jika aliran muatan tidak seragam dalam waktu, kita dapat mendefinisikan arus
sesaat. Untuk arus sesaat, secara matematis dinyatakan dalam bentuk diferensial :

dq
i=
dt

Aliran muatan yang terdapat dalam kawat yang sangat tipis atau dalam
seberkas luas penampang kecil disebut arus filamen.

Gambar 1. Arus Filamen

Disaat kita ingin mendeskripsikan situasi di mana aliran muatan didistribusikan


ke seluruh volume atau pada permukaan. Kita dapat melakukannya dengan
mengenal kerapatan arus.

Rapat arus, yaitu besarnya arus yang melalui satu satuan luas penampang.
Secara matematis rapat arus dinyatakan dengan persamaan :

I
J=
A
Dengan J menyatakan rapat arus dan A adalah luas penampang yang dilalui
arus I yang ditetapkan tegak lurus terhadap aliran, atau muatan per satuan waktu
per satuan luas.

Semua muatan yang melewati ∆ a terdapat dalam volume ∆ r dari silinder yang
panjangnya ∆ l , sehingga ρ adalah rapat muatan volume. ditemukan bahwa
J= ρ ( )
∆l
∆t
=ρ(v ) di mana (v) adalah kecepatan rata-rata muatan. Sehingga arah J

didefinisikan sebagai arah aliran, yaitu v. yang dapat dituang dalam persamaan :

j=ρ . v

Gambar 2. Arus Listrik Dalam Zat Padat

Arus listrik adalah besaran skalar dengan satuannya menurut SI adalah ampere
(A), di mana 1A = 1C/s.

Rapat arus adalah besaran vektor dengan arah vektor tegak lurus pada luas
penampang yang dilalui arus. Arah rapat arus ini kemudian sering digambarkan
dalam rangkaian listrik sebagai arah arus, meskipun sebenarnya arus listrik adalah
besaran skalar. Satuan dari rapat arus menurut SI adalah A /m2.

Berdasarkan perjanjian internasional, arah arus listrik digambarkan seperti arah


medan listrik, yaitu dari kutub positif ke kutub negatif. Arah arus ini sesuai dengan
arah gerak muatan positif atau berlawanan dengan arah gerak muatan negatif di
dalam medan listrik. Jadi di dalam logam sebenarnya arah arus listrik berlawanan
dengan arah arus elektron. Bahan-bahan yang mudah menghantarkan arus listrik
disebut bahan konduktor, sedangkan bahan-bahan yang sukar menghantarkan arus
listrik disebut bahan isolator.

B. PERSAMAAN KONTINUITAS ARUS LISTRIK


Prinsip kekekalan muatan menyatakan bahwa muatan-muatan listrik tidak
dapat diciptakan oleh manusia dan tidak pula dapat dihancurkan, meskipun
muatan-muatan positif dan negatif dalam jumlah yang setara secara bersamaan
muncul akibat proses pemisahan atomik, atau hilang akibat prose sebaliknya

Persamaan kontinuitas ini menjabarkan prinsip kekekalan ini untuk sembarang


daerah yang dilingkupi oleh sebuah permukaan tertutup. arus yang menembus
keluar dari permukaan ini adalah :

Dan aliran keluar muatan-muatan positif ini harus diimbangi oleh penurunan
konsentrasi muatan positif/negatif di dalam permukaan tertutup. Apabila muatan
total di dalam permukaan tertutup adalah Q, maka laju penurunan jumlah muatan
ini −dQ /dt , dan prinsip kekekalan muatan menggariskan bahwa :

Persamaan diatas adalah bentuk integral dari persamaan kontinuitas, dan


bentuk diferensial atau bentuk titiknya dapat diturunkan dengan menggunakan
teorema divergensi, yaitu dengan mengubah integral permukaan di dalam
persamaan ini menjadi integral volume :

Berikutnya kita menuliskan Q, muatan total yang terkurang di dalam


permukaan, sebagai integral volume dari kerapatan muatan di dalam permukaan.

Jika kita mengasumsikan bahwa permukaan tertutup ini adalah permukaan


konstan, maka turunan dalam persamaan di atas berubah menjadi turunan parsial
dan dapat dimasukan ke dalam tanda integral
Karena persamaan ini berlaku untuk setiap bentuk volume, seberapa pun
kecilnya, maka persamaan ini berlaku pula untuk volume parsial.

Dan dari persamaan ini kita dapat menurunkan bentuk titik dari persamaan
kontinuitas :

C. KONDUKSI ARUS LISTRIK


Konduksi listrik merupakan transfer partikel bermuatan listrik melalui sebuah
perantara yang baik atau biasa disebut juga dengan konduktor. Misalkan saja
seperti kabel yang dialiri oleh listrik. Atau dapat dikatakan juga, Konduktor
adalah material yang memiliki electron-elektron yang dapat bergerak bebas dalam
jumlah yang besar.

Arus konduksi terjadi ketika suatu medan elektrik memberikan gaya pada
elektron-elektron yang dapat bergerak bebas tersebut sehingga mengakibatkan
terjadinya aliran muatan yang teratur di sepanjang material konduktor.
Konduktivitas( σ )suatu material merupakan ukuran dari ketersediaan dan mobilitas
elektron konduksi di dalam material. Satuan untuk konduktivitas, ( σ )adalah
Sieman (S).

Hubungan antara medan elektrik dan arus konduksi diberikan melalui


persamaan sebagai berikut :

j=σ . E

Pesamaan ini seringkali disebut juga sebagai bentuk titik hukum Ohm.
Gamber 3. Aliran arus elektrik pada material konduktor

Gambar 4. J yang mengalir menembus permukaan S

Jika kerapatan arus J memotong sebuah bidang permukaan S (misalkan


penampang melintang dari sebuah kawat), arus I dapat diperoleh dengan
mengintegrasikan perkalian titik antara J dan vector diferensial permukaan dS.

dI = j .dS I =∫ j . dS

Gambar 5. Arus yang mengalir pada sebuah kawat penghantar

Jika sebuah konduktor dengan luas area penampang melintang seragam A dan
panjang l, memiliki beda tegangan V di antara kedua ujungnya, maka :
Gambar 6. Konduktor dengan area penampang melintang

D. HUBUNGAN ENERGI
Pemeliharaan arus tunak dalam konduktor hanya mungkin jika energi disuplai
ke sistem secara konstan. Tetapi dalam situasi yang stabil, di mana segala
sesuatunya tetap konstan dalam waktu, maka tidak ada akumulasi energi listrik
juga. Akibatnya, apa yang disuplai sebagai energi listrik harus diubah menjadi
bentuk energi lain.

Listrik juga dimanfaatkan untuk menyalakan lampu (pijar), kompor listrik, alat
pembakar roti, penanak nasi, dan sebagainya. Prinsipnya peralatan tersebut
dihubungkan dengan sumber energi listrik dalam bentuk tegangan. Tegangan
listrik menimbulkan arus listrik mengalir di dalam penghantar yang terdapat
bagian yang memiliki hambatan cukup besar. Pada saat ini kita akan membahas
hubungan energi listrik dan energi panas (kalor).

Ketika arus listrik melewati hambatan, terjadi perubahan energi listrik menjadi
energi panas, sehingga suhunya naik.

Usaha yang dilakukan oleh medan listrik pada muatan ∆ q adalah


∆ W =−∆ q/ ∆Φ di mana ∆ Φ adalah perubahan potensial. Oleh karena itu laju di
mana pekerjaan listrik sedang dilakukan pada sistem adalah

∆t
= (
∆ W −∆ q
∆t )
∆ Φ=−I . ∆ Φ . Karena kita memiliki arus tetap.

Dalam keadaan tunak, ini juga harus menjadi laju konversi energi menjadi
panas. Jika kita membiarkan W menjadi laju produksi panas per satuan volume,
maka kita temukan dengan menggunakan dimensi yang di mana volumenya
adalah Al ,yakni :

w=
Al A (
(∆ W /∆ t ) I −∆ Φ
=
l )
= jf . E
Dan karena j f dan E sejajar maka dapat ditulis :
2
jf
w= jf . E = σ . E 2 =
σ

Kuantitas w juga disebut sebagai "disipasi" daya per satuan volume. Karena
satuan daya kita adalah 1 watt 1 joule/detik, w akan diukur dalam watt/(meter)¹.

E. TINJAUAN MIKROSKOPIK ARUS LISTRIK


Arus listrik dapat di tinjau secara mikroskopis. Dimana, arus listrik sebagai
gerakan pembawa muatan (charge carriers) dengan kecepatan hanyut (drift
velocity) tertentu. Dan Pembawa muatannya adalah Elektron (seperti dalam
konduktor) dan Elektron & “Hole” (dalam semikonduktor).

Anggap sebatang konduktor dengan luas penampang A diberi tegangan


sehingga elektron-elektron bergerak (timbul arus listrik). Jika n menyatakan
banyaknya elektron yang mengalir per satuan volume, maka jumlah elektron yang
mengalir pada konduktor di daerah yang diarsir sama dengan nAΔx .

Gambar 7. Batang Konduktor yang dialiri elektron


Total arus yang melalui permukaan ditulis sebagai

I =∬ j. dA

Di mana J adalah kerapatan arus (current density) (A/m2). Jika muatan


elektron sama dengan q, maka jumlah total muatan total muatan yang terdapat
dalam daerah yang diarsir adalah

∆ Q=nA ( ∆ x ) q

Jika kecepatan elektron dalam sumbu x sama dengan v d dan elektron


menempuh jarak Δx dalam waktu Δt, maka didapatkan persamaan :

∆ Q=nA ( Vd . ∆ t ) q

Jika persamaan ini dibagi dengan Δt, kita peroleh kuat arus listrik :

∆Q
Irata-rata = =nqV dA
∆t

Dimana vd merupakan pembawa muatan bergerak yang dikenal sebagai


kecepatan alir.

F. KESETIMBANGAN ARUS LISTRIK


Jika kita meletakkan beberapa muatan bebas pada atau di dalam sebuah
konduktor, sistem umumnya tidak akan berada dalam kesetimbangan dan harus
menyesuaikan diri melalui arus sampai berada pada keadaan kesetimbangan
elektrostatik. Di mana semua muatan yang ada di permukaan dan konduktor
adalah volume ekuipotensial. Kita dapat menggunakan beberapa hasil untuk
memberi kita gambaran tentang sifat proses ini ; akan melibatkan situasi yang
tidak stabil karena arus yang terlibat pada akhirnya akan menjadi nol.

Karena kerapatan muatan bebas dapat berubah terhadap waktu, untuk


mendapatkan persamaan yang melibatkan p, maka :

¿ ( ∂∂tρf )=∇ . Jf =∇ .( σ E )=∇ .( σDε )= σε ∇ . D= σε ρf


ε
Dimana τ = dan ρf ( 0 ) adalah nilai awal. Hasil ini mengatakan bahwa
σ
kerapatan muatan bebas. dalam materi hanya bisa berkurang. Dan dapat
ditingkatkan anya dengan memberi/menambah elektron pada materi. Namun, saat
penghentian pemberian elektron maka kerapatan muatan yang dihasilkan akan
meluruh secara eksponensial.

G. PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI – HARI

1. Pengaruh Arus Listrik Dan Waktu Proses Terhadap Ketebalan Dan


Massa Lapisan Yang Terbentuk Pada Proses Elektroplating Pelat Baja
Oleh : Daud Topayung

Kuat arus listrik dan Waktu proses berpengaruh terhadap Ketebalan dan
Massa lapisan yang terbentuk pada proses elektroplating. Semakin besar arus
listrik dan waktu proses yang digunakan, maka semakin besar pula ketebalan
dan massa lapisan yang dapat terbentuk. Nilai ketebalan dan massa lapisan
yang diperoleh secara teoritis lebih besar dibandingkan dengan nilai yang
diperoleh dari hasil pengukuran.

2. Pengaruh Arus Listrik Dan Temperatur Terhadap Kekuatan Tarik Dan


Impact Alumunium 5083 Pengelasan Gmaw (Gas Metal Arc Welding)
Oleh : Rizky Perdana Putra
Dari uji kekuatan tarik ini diambil keadaan yang optimal atau paling baik
yang memberikan kekuatan tarik terbesar yaitu pada arus 130 Amp sebesar
193,28 N/mm2 dan harga regangan 0,86%. Sedangkan untuk pengujian impact
diambil keadaan yang optimal dan paling baik memberikan kuat impact
tertinggi yang hasilkan pada suhu 20oC dengan kuat arus 130 Amp sebesar
0,17 J/mm.
3. Pengaruh Kuat Arus Listrik Dan Sudut Kampuh V Terhadap Kekuatan
Tarik Dan Tekuk Aluminium 5083 Pengelasan Gtaw
Oleh : Ahmad Naufal
Hasil pengujian kekuatan tarik aluminium 5083 hasil pengelasan GTAW
dengan variasi sudut kampuh 60º dan 80º dengan menggunakan kuat arus 130
amp, 150 amp, 170 amp, dan 200 amp menghasilkan kekuatan tarik yang
berbeda. Kekuatan tarik tertinggi dihasilkan pada arus 130 Amp sudut
kampuh 80º sebesar 150,4 N/mm2. Sedangkan, kekuatan tarik terendah
sebesar 63,36 N/mm2 pada arus 200 Amp dengan sudut kampuh 60º. Untuk
regangan rata-rata pada arus 130 Amp dengan sudut kampuh 80º adalah
regangan yang terbesar senilai 0.7%. Dan regangan rata-rata terkecil
dihasilkan pada arus 200 Amp dan sudut kampuh 60º sebesar 0,567%.

4. Analisis Trafik Data Pada Sistem Pemantau Arus Listrik Panel Hubung
Bagi
Oleh : Mohammad Rizki Romadhon
Perangkat keras yang digunakan yaitu 2 buah sensor arus untuk
membaca arus listrik. Parameter QoS yaitu Delay dapat dipengaruhi oleh jarak
antara sensor dengan server. Kualitas jaringan internet yang dipakai serta
infrastruktur jaringan saat dilakukan pengujian. Karena pengujian dilakukan
menggunakan 2 buah sensor yang terletak pada gedung yang berbeda. Maka
pengiriman data dipengaruhi oleh infrastruktur dan jarak dari jaringan
tersebut.
5. Internet of Things Pada Monitoring Energi Listrik Menggunakan Sensor
Multi-Parameter Listrik
Oleh : Gheri Febri Ananda

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan


Internet of Thingspada monitoring energi listrik menggunakan modul PZEM-
004T berjalan sesuai dengan yang dirancang. Sistem sudah mampu untuk
mengirimkan data pada Cloudsecara realtime dan sudah dapat dimonitoring
melalui devicemonitor berupa PC maupun smartphone. Sedangkan untuk
kinerja sensor modul PZEM-004T memilikinilai akurasi pengukuran arus saat
berbeban dengan rata-rata 94.96% dan 100% saat pengukuran tidak
berbeban. Sedangkan untuk pembacaan tegangan memiliki akurasi rata-rata
99.51%.

6. Transisi Fase dari Muatan Berlawanan Partikel Koloid Didorong oleh


Bolak-balik Medan Arus Listrik
Oleh : Bin Li
Kami menerapkan medan listrik AC efektif dalam bentuk
E ( t )=E 0 sin 2 πωt .Di mana E0 adalah kuat medan listrik maksimum. Medan
listrik dipilih untuk menjadi seragam dan diarahkan sepanjang tertentu sumbu
kotak simulasi. Medan mempengaruhi dinamika dengan gaya berikutnya pada
partikel koloid.

7. Inferensi arus listrik di fotosfer matahari


Oleh : A. Pastor Yabar
Kami kemudian menerapkan hukum Ampere untuk menentukan arus
listrik, j, dari medan magnet yang disimpulkan, B(x; y; z); dan bandingkan
hasilnya dengan arus listrik yang ada dalam simulasi MHD asli.
Hasil. Kami menunjukkan bahwa metode yang digunakan di sini mampu
mencapai keandalan yang wajar (hampir 50% kasus berada dalam faktor dari
dua, dan ini meningkat menjadi 60% –70% untuk piksel dengan B 300 G)
dalam inferensi arus listrik untuk ketinggian atmosfer rendah (kedalaman
optik pada 500 nm ) terlepas dari apakah sejumlah kecil atau besar garis
spektral dibalik. Di atas ini lapisan fotosfer, akurasi metode ini sangat
menurun karena medan magnet menjadi lebih lemah dan sebagai pendekatan
MHS menjadi kurang akurat. Kami juga menemukan bahwa arus listrik yang
disimpulkan memiliki nilai dasar yang terkait dengan plasma bermagnet
rendah, di mana ketidakpastian dalam inferensi medan magnet mencegah
penentuan turunan spasial yang cukup akurat.

8. Teknik Untuk Mengontrol Arus Listrik Spesimen Selama Keadaan Flash


Dengan Medan Listrik Arus Bolak-Balik
Oleh : Yudai Yamashita

Teknik sederhana untuk mengontrol arus listrik spesimen selama flash


sintering dikembangkan menggunakan AC medan listrik dalam 3 mol%
Y2O3-doping ZrO2. Flash sintering ditandai dengan terjadinya flash event,
yaitu, lonjakan arus listrik spesimen, yang membuat sulit untuk mengontrol
arus listrik spesimen pada/ setelah peristiwa kilat untuk medan listrik AC.
Namun, medan listrik AC sangat menarik dari sudut pandang penekanan
pengurangan parah yang timbul dari aliran ion searah selama peristiwa kilat,
yang merupakan fenomena fatal dengan medan listrik DC. Dalam penelitian
ini, kami mengembangkan teknik sederhana untuk mengontrol listrik AC
medan pada/setelah kejadian kilat dengan membatasi medan listrik AC di
bawah nilai tertentu. Akibatnya, status lampu kilat setelah acara flash berhasil
dipertahankan.

9. Analisis Model Baterai Arus Listrik untuk Simulasi Kendaraan Listrik


Oleh : Gaizka Saldaña
Kendaraan listrik (EV) adalah teknologi yang menjanjikan untuk
mengurangi emisi, tetapi perkembangannya sangat tergantung pada teknologi
yang digunakan dalam baterai. Saat ini, baterai berbasis lithium-ion (Li-Ion)
tampaknya paling cocok untuk traksi, terutama nikel-mangan-kobalt (NMC)
dan nikel-kobalt-aluminium (NCA). Model yang tepat dari baterai ini sangat
penting untuk simulasi beberapa proses di dalam EV, seperti estimasi state of
charge (SoC), kapasitas dan analisis power fade, kalkulus seumur hidup, atau
untuk mengembangkan strategi kontrol dan optimasi. Ada model yang
berbeda dalam literatur saat ini, di antaranya sirkuit ekivalen listrik menonjol,
menjadi model yang paling tepat saat melakukan simulasi waktu nyata.
Namun, impedansi model untuk diagnosis baterai dianggap sangat menarik.
Dalam konteks ini, makalah ini membandingkan dan membedakan model
rangkaian ekivalen listrik yang berbeda, model impedansi, dan model runtime
untuk aplikasi EV berbasis baterai, mengatasi karakteristik, kelebihan,
kekurangan, dan biasanya aplikasi di bidang elektromobilitas. Dalam hal ini,
makalah ini berfungsi sebagai referensi untuk komunitas ilmiah yang berfokus
pada pengembangan strategi kontrol dan optimalisasi di lapangan kendaraan
listrik, karena memudahkan pemilihan model yang paling sesuai dengan
kebutuhan yang dibutuhkan.

10. Pengaruh Medan Listrik Arus Searah Pada Bentuk Api Dan
Pembakaran Karakteristik Etanol Dalam Skala Kecil.
Oleh : Yunhua Gan

Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk menyelidiki efek medan listrik arus
searah pada perilaku difusi skala kecil nyala etanol. Laju aliran etanol cair,
suhu nyala, dan bentuk nyala diukur. Itu hasil menunjukkan bahwa rentang
kerja stabil dari ruang bakar skala kecil menjadi lebih sempit di bawah arus
searah Medan listrik. Alasan utamanya adalah bahwa kecepatan penguapan
etanol cair yang dibatasi oleh efek kehilangan panas yang besar tidak dapat
mengikuti peningkatan kecepatan pembakaran oleh efek angin ionik.
Pergerakan partikel bermuatan itu dalam nyala meningkatkan proses
pembakaran, menghasilkan suhu nyala yang lebih tinggi di bawah arus searah
positif atau negatif Medan listrik.
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
Arus listrik adalah aliran muatan dan Rapat arus adalah besaran vektor dengan
arah vektor tegak lurus pada luas penampang yang dilalui arus. Saat partikel
bermuatan listrik melalui sebuah perantara atau terjadi transfer partikel listrik
melalui sebuah perantara maka terjadi proses yang dinamakan konduksi listrik.

Pemeliharaan arus tunak dalam konduktor hanya mungkin jika energi disuplai
ke sistem secara konstan. Tetapi dalam situasi yang stabil, di mana segala
sesuatunya tetap konstan dalam waktu, maka tidak ada akumulasi energi listrik
juga. Akibatnya, apa yang disuplai sebagai energi listrik harus diubah menjadi
bentuk energi lain, yakni energi panas.
DAFTAR PUSTAKA

Analysis of the Current Electric Battery Models forElectric Vehicle Simulation.


(2019). Energies .

Ananda, G. F. (2021). 1. Internet of Thingspada Monitoring Energi Listrik


Menggunakan Sensor Multi-Parameter Listrik . Journal of Mechanical,
Electrical and Industrial Engineering, 8.

Dewa Ngakan Ketut Putra Negara, S. M. (2016). Bahan Ajar Teknik Tenaga LIstrik .
Universitas Udayana.

Drs. Mulyatno, M. (n.d.). Listrik Magnet - Modul 1.

Gan, Y. (2016). Effects of direct-current electric fields on flame shape and


combustion characteristics of ethanol in small scale. Advances in Mechanical
Engineering.

Li, B. (2021). Phase Transitions of Oppositely Charged Colloidal Particles Driven by


Alternating Current Electric Field. This: ACS Nano , 2731.

Maret, U. S. (2021). Kelistrikan . https://spada.uns.ac.id/mod/forum/discuss.php?


d=105587.

Naufal, A. (Januari 2016). PENGARUH KUAT ARUS LISTRIK DAN SUDUT


KAMPUH V TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN TEKUK
ALUMINIUM 5083 PENGELASAN GTAW. Jurnal Teknik Perkapalan –
Vol.4, No. 1 , 263.

Pandanga Mikroskopis Arus. (n.d.). https://www.fisika-ok3.com/2016/09/pandangan-


mikroskopis-arus.html.

Putra, R. P. ( Januari 2016 ). PENGARUH ARUS LISTRIK DAN TEMPERATUR


TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN IMPACT ALUMUNIUM 5083
PENGELASAN GMAW (GAS METAL ARC WELDING). Jurnal Teknik
Perkapalan - Vol. 4, No.1, 160 - 161.

Putra, T. A. (2013). Arus, Kuat Arus, Kontinuitas Arus, Konduktor, dan


Semikonduktor. http://blog.ub.ac.id/titoap/2013/12/24/arus-kuat-arus-
kontinuitas-arus-konduktor-dan-semikonduktor/.

Romadhon, M. R. (December 2020). Data Traffic Analysis on an Electric Current


Monitoring System. Journal of Internet and Software Engineering(JISE), Vol.
1, No. 1, , 22.

Topayung, D. (April 2011). PENGARUH ARUS LISTRIK DAN WAKTU PROSES


TERHADAP KETEBALAN DAN MASSA LAPISAN YANG
TERBENTUK PADA PROSES ELEKTROPLATING PELAT BAJA. Jurnal
Ilmiah Sains Vol. 11 No. 1, 101.

Wangsness, R. K. (1986). Elecromagnetic Fields 2nd Edition. United states of


America: John Wiley & Sons.

Yabar, A. P. (2021). Inference of electric currents in the solar photosphere.


Astronomy & Astrophysics.

YAMASHITA, Y. (2019). Technique to control specimen electric current during a


flash state with alternating current electric fields. Journal of the Ceramic
Society of Japan.

You might also like