You are on page 1of 13

MAKALAH

KEPEMIMPINAN DALAM DAKWAH

Dosen Pengampu :

Wira Hadi Kusuma, M.S.I


Farida Anugrah Syafitri. S.sos,I, M.Pd.I
Di Susun Oleh :

Faizul Ummah (2223310044)


Tiara Apriani (2223310031)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM JURUSAN


DAKWAH FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO (UINFAS)
BENGKULU
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Kepemimpinan Dalam
Dakwah ”

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah


membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah
memberi motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak


terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

Bengkulu,

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................


KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFATR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan ..................................................................................................2
C. Batasan Masalah...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Kepemimpinan Dakwah ........................................................3
B. Sifat-sifat Kepemimpinan Dakwah.......................................................4
C. Kemampuan Pemimpin Dakwah .........................................................6
D. Ciri Ciri Kepemimpinan Dakwah yang Baik ......................................7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................................... 10
B. Kritik dan Saran ................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan dalam dakwah adalah sifat dan ciri tingkah laku
pemimpin yang mengandung kemampuan untuk mempengaruhi dan
mengarahkan daya kemampuan seseorang atau kelompok guna mencapai
tujuan dakwah yang telah ditetapkan. Dengan kata lain pemimpin dakwah
adalah orang yang menggerakkan orang lain yang ada di sekitarnya untuk
mengikutinya dalam proses mencapai tujuan dakwah. Seorang pemimpin
dakwah harus harus berusaha mengembangkan motif-motif dalam diri sasaran
dakwah serta mengarahkan motif-motif tersebut kearah tujuan dakwah.
Seorang pemimpin dakwah harus memiliki sifat-sifat dan cirri-ciri dinamis
yang dapat mempengaruhi dan menggerakkan orang kea rah satu tujuan
sehingga terciptalah suatu dinamika di kalangan pengikutnya yang terarah dan
bertujuan. Selain cirri-ciri pemimpin secara umum islam menggariskan cirri
pemimpin yang paling esensial yaitu keimanan dan ketaatan kepada Allah.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan pemasalahan yang akan
dibahas yaitu:
1. Apa definisi Kepemimpinan Dakwah?
2. Bagaimana sifat-sifat Kepemimpinan Dakwah?
3. Bagaimana Kemampuan Kepemimpinan Dakwah?
4. Bagaimana Ciri Ciri Kepemimpinan Dakwah yang Baik ?

C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui Definisi Kepemimpinan Dakwah
2. Mengetahui Sifat-sifat Kepemimpinan Dakwah
3. Mengetahui Kemampuan Kepemimpinan Dakwah
4. Mengetahui Ciri Ciri Kepemimpinan Dakwah yang Baik

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kepemimpinan Dakwah


Kepemimpinan dalam pengertian umum adalah suatu proses ketika
seseorang memimpin, membimbing, dan atau mengontrol pikiran, perasaan,
atau tingkah laku orang lain. Sedangkan pengertian secara khusus dapat dilihat
dari beberapa pendapat berikut:1
1. Menurut Prof. Dr. Mr. Prajudi Atmosudirjo kepemimpinan adalah
kepribadian seseorang yang menyebabkan sekelompok orang lain
mencontoh atau mengikutinya.
2. Menurut Haiman, kepemimpinan adalah suatu proses dimana seseorang
memimpin, membimbing, mempengaruhi pikiran, perasaan, atau tingkah
laku orang lain.
3. Menurut Edwin A. Locke, kepemimpinan adalah proses menbujuk orang
lain untuk mengambil langkah menuju suatu sasaran bersama.
4. Menurut John Pfifner, kepemimpinan adalah seni untuk mengkoordinasi
dan memberikan dorongan terhadap individu atau kelompok untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
Dari pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan behwa seseorang dapat
disebut pemimpin apabila seseorang itu dapat mempengaruhi pikiran,
perasaan, dan prilaku orang lain, baik individu maupun kelompok untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Adapun pengertian kepemimpinan manajemen dakwah dan kepemimpinan
dakwah ini berbeda. Kepemimpinan manajemen dakwah adalah suatu
kepemimpinan yang fungsi dan peranannya sebagai manajer suatu organisasi
atau lembaga dakwah yang bertanggung jawab atas jalannya semua fungsi
manajemen, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan.

1
Antonio, Muhammad Syafii. tt. Muhammad SAW The Super Leader Super
Manager. Jakarta: Prenada Media. Hal 99

2
Sedangkan kepemimpinan dakwah adalah suatu sifat atau sikap
kepemimpinan yang dimiliki oleh seseorang yang menyampaikan dakwah
(Da’i) yang mendukung fungsinya untuk menghadapi publik dalam berbagai
kondisi dan situasi. Da’I dengan sifat dan sikapnya dalam kehidupan sehari-
hari dipandang sebagai pemimpin masyarakat. Oleh karena itu, boleh
dikatakan bahwa kepemimpinan dakwah merupakan syarat yang harus
dimiliki oleh seorang da’i. 2

B. Sifat-sifat Kepemimpinan Dakwah


Sebagai pemimpin dakwah harus mempunyai sifat-sifat mulia dalam
melaksanakan dakwahnya, sebagaimana Fungsi kenabian dan kerasulan yang
diemban Muhammad saw menuntutnya untuk memiliki sifat-sifat yang mulia
agar apa yang disampaikannya dapat diterima dan diikuti oleh umat manusia.
Ada banyak sifat-sifat mulia yang seharusnya dimiliki seorang ‘pemimpin
dakwah’. Antara lain:
1. Disiplin Wahyu
Seorang Rasul pada dasarnya adalah pembawa pesan Ilahiyah
untuk disampaikan kepada umatnya. Oleh karena itu tugasnya hanya
menyampaikan firman-firman Tuhan. Ia tidak mempunyai otoritas untuk
membuat-buat aturan keagamaan tanpa bimbingan wahyu, tidak juga
menambah atau mengurangi apa yang telah disampaikan kepadanya oleh
Allah SWT. Ia juga tidak boleh menyembunyikan firman-firman Tuhan
meskipun itu merupakan suatu teguran kepadanya, atau sesuatu yang
mungkin saja menyulitkan posisinya sebagai manusia biasa di tengah
umatnya. Muhammad saw menjalankan fungsi ini dengan baik. Beliau
tidak berbicara kecuali sesuai dengan wahyu. Beliau tidak membuat-buat
ayat-ayat suci dengan mengikuti hawa nafsunya, tidak menambah atau
mengurangi apa yang telah disampaikan kepadanya. Hal seperti ini
sebaiknya bisa diikuti oleh para pemimpin dakwah saat ini. 3
2
Antonio, Muhammad Syafii. tt. Muhammad SAW The Super Leader Super
Manager. Jakarta: Prenada Media. Hal 99
3
Ardi,Didi Munadi. 2012. Psikologi Dakwah. Bandung: Mimbar Pustaka. Hal 103

3
2. Memberikan Teladan
Sebagai seorang pemimpin keagamaan, seorang pemimpin dakwah
harus memberikan teladan yang baik kepada umatnya, khususnya dalam
melaksanakan ritual-ritual keagamaan dan melaksanakan code of
conductkehidupan sosial masyarakat.
3. Komunikasi yang Efektif
Dakwah adalah proses mengkomunikasikan pesan-pesan Ilahiyah
kepada orang lain. Agar pesan itu dapat disampaikan dan dipahami dengan
baik, maka diperlukan adanya penguasaan terhadap teknik berkomunikasi
yang efektif. Mehammad saw merupakan seorang komunikator yang
efektif. Hal ini ditandai oleh dapat diserapnya ucapan, perbuatan, dan
persetujuan beliau oleh para sahabat yang kemudian ditransmisikan secara
turun temurun. Inilah yang kemudian dikenal dengan hadits atau sunnah.
Keahlian dan kelihaian beliau dapat berkomunikasi telah menarik banyak
manusia di zamannya untuk mengikuti ajarannya. Begitu juga dengan
orang-orang yang tidak pernah bertemu dengannya yang beriman
meskipun tidak mendengar langsung ajaran Islam dari mulut beliau
sendiri.
4. Dekat dengan Umatnya
Rasulullah saw adalah seorang penyeru yang sangat dekat dengan
umatnya. Beliau sering mengunjungi sahabat-sahabatnya, bermain dengan
anak-anak emreka. Beliau turun langsung melihat realitas kehidupan
pengikutnya dan orang-orang yang belum beriman dengannya. Beliau
tidak sekedar ceramah dari satu masjid ke masjid lain tetapi menyentuh
langsung hati umatnya di tempat mereka berada.

5. Pengkaderan dan Pendelegasian Wewenang


Rasulullah saw bersabda, “Allah SWT tidak mengangkat ilmu
dengan mencabut ilmu itu dari manusia. Melainkan Allah SWT mencabut

4
ilmu melalui wafatnya para ulama.” (HR Bukhari Muslim). Secara tidak
langsung hadits ini mengisyaratkan kesadaran beliau tentang perlunya
menciptakan kader-kader yang beliau isi dengan ilmu pengetahuan
keagamaan yang akan meneruskan dakwah beliau.
Pengkaderan ini beliau lakukan terhadap beberapa orang sahabat
yang beliau didik dalam ilmu keagamaan. Beliau juga mendelegasikan
wewenang kepada beberapa orang sahabat yang telah diberinya ilmu yang
mencukupi untuk menyampaikan dan mengajarkan ajaran Islam kepada
mereka yang belum atau baru saja memeluk Islam. Misalnya, beliau
mengutus Mush’ab bin Umair ke Madinah untuk menyiarkan Islam disana.
Pembinaan dan pendelegasian wewenang ini cukup efektif karena pada
gilirannya mereka juga akan membentuk kader mereka sendiri-sendiri
sehingga ajaran Islam semakin luas syiarnya. 4

C. Kemampuan Pemimpin Dakwah


Sebagai pemimpin dakwah harus memiliki beberapa kemampuan atau
ketrampilan-ketrampilan agar tugasnya dapat diemban dengan baik. Secara
umum kemampuan atau ketrampilan-ketrampilan itu tercermin dalam 3 (tiga)
hal, yaitu:
1. Technical Skill
Ini adalah segala hal yang berkaitan dengan informasi dan
kemampuan khusus tentang pekerjaannya. Seperti pengetahuannya dengan
sifat tugasnya, tuntutan-tuntutannya, tanggung jawabnya, dan juga
kewajiban-kewajibannya. Dalam hal ini dia harus berusaha untuk belajar
dan menguasai informasi-informasi skill yang harus dikuasai dalam
pekerjaannya.
2. Human skill
Segala hal yang berkaitan dengan prilakunya sebagai individu dan
hubungannya dengan orang lain dan juga cara berinteraksi dengan mereka.

4
Ardi,Didi Munadi. 2012. Psikologi Dakwah. Bandung: Mimbar Pustaka. Hal 103

5
Termasuk disini adalah perilakunya dalam hubungan dengan
kepemimpinan dan interaksinya dengan kelompok yang berbeda
3. Conceptual Skill
Kemampuan untuk melihat secara utuh dan luas terhadap berbagai
maalah, dan kemudian mengaitkannya dengan berbagai prilaku yang
berbeda dalam organisasi serta menyelaraskan antara berbagai keputusan
yang dikeluarkan oleh berbagai organisasi yang secara keseluruhan
bekerja untuk meaih tujuan yang telah ditentukan. 5

D. Ciri Ciri Kepemimpinan Dakwah yang Baik


Setiap pemimpin dakwah dalam proses aktivitas dakwah, harus
senantiasa membangun dirinya agar memiliki karakter pemimpin yang baik.
Beberapa karakter pemimpin yang baik di antaranya adalah:
1. Tidak bergaya instruksional.
Pemimpin yang sesungguhnya bukan sekedar mengumpulkan
massa, lalu memaksa melakukan ini dan itu dengan gaya instruksi. Hal
seperti ini hanya bisa dilakukan di kantor, yang dilakukan oleh atasan
kepada para karyawannya yang digaji. Kepemimpinan dalam dakwah dan
kepemimpinan di tengah masyarakat bersifat sosial.
Jadi, kepemimpinan bergaya instruksional dan diktator, yang
hanyamengandalkan controling dan monitoring tidak akan berhasil.
Kepemimpinan seperti itu hanya akan menghasilkan suasana penuh
ketakutan. Rasa ketakutan akan mematikan potensi seseorang, karena
selalu hidup dalam suasana penuh tekanan dan keterpaksaan, bukan
kepatuhan.
2. Pendekatan ide kepemimpinan berpikir.
Pemimpin yang baik harus melakukan pendekatan yang benar
terhadap sekelilingnya. Dia harus berbaur dan menyatu dengan orang-
orang yang dipimpinnya, bukannya mengambil jarak dan menjadi

5
Ardi,Didi Munadi. 2012. Psikologi Dakwah. Bandung: Mimbar Pustaka. Hal 103

6
mercusuar bagi sekelilingnya. Kepemimpinan dakwah harus menggunakan
pendekatan ide, karena kepemimpinan dakwah adalah kepemimpinan
berpikir. Aktivis dakwah harus dapat menggerakkan orang-orang di
sekitarnya. Jadi, pemimpin yang baik harus bisa menjadi inspirator dan
motivator, bukan diktator. Orang-orang yang dipimpinnya pun bergerak
karena kepemimpinan berpikir, bukan karena taklif (instruksi).
3. Selalu berprasangka baik.
Aktivis dakwah tidak boleh diliputi prasangka buruk (su’uzhan),
tetapi selalu diwarnai prasangka baik (hushnuzhan). Jadi, pemimpin
jangan hanya melihat kesalahan atau kelemahan dari orang-orang di
sekelilingnya, tetapi harus bisa menunjukkan kebaikan mereka sehingga
mereka selalu berpikir optimis dan selanjutnya akan menimbulkan rasa
percaya diri untuk bisa meraih kesuksesan.
4. Permudahlah, jangan mempersulit.
Buatlah segala sesuatu menjadi mudah, dan jangan dipersulit.
Rasulullah saw. ketika menyeru kepada manusia tidak pernah memaksa,
tetapi selalu mengingatkan pada janji-janji Allah. Pada saat Perang
Khandaq, ketika Beliau meminta-minta berulang-ulang kepada para
Sahabat agar ada yang memata-matai musuh untuk mencari informasi, dan
tidak ada yang merespon, Beliau tidak mencela para Sahabat, tetapi
mengingatkan dan terus mengingatkan bahwa Allah akan memberikan
kebaikan kepada kita kalau kita melakukan perintah-Nya. Akhirnya Beliau
mengutus Huzaifah untuk tugas spionase tersebut.
5. Memahami realitas manusia sebagai manusia.
Semua manusia punya kelemahan. Pemimpin harus selalu
menasihati, jangan pernah bosan. Abdurrahman bin Rawahah sebagai
komandan perang tidak pernah mengatakan kepada pasukannya,
“Kalian kan para Sahabat, koktakut berperang.” Namun, beliau
mengingatkan, “Kita berjuang dengan kekuatan iman kepada Allah dan
bukan dengan kekuatan jumlah atau fisik.” Jadi, pemimpin yang baik
harus memiliki pengertian terhadap orang yang dipimpinnya, lalu

7
memotivasi dengan mengingatkan tentang ketaatan kepada Allah. Dengan
demikian, pemimpin tersebut akan mendapat banyak kepercayaan dari
orang-orang di sekelilingnya.
6. Memberikan kenyamanan kepada yang dipimpin.
Pemimpin yang baik, ketika berada dimanapun dia disukai,
dicintai, bahkan ditunggu-tunggu sebagai tempat curhat, mencari solusi;
bukan sebaliknya, menimbulkan ketakutan. Ia memiliki kemampuan
empati kepada orang lain dan mau mendengarkan masukan-masukan dari
yang dipimpinnya. Ia pun berusaha mencari tahu kesalahannya sebagai
pemimpin dari orang lain. Ketika ada kesalahan, justru mengingatkan
bahwa kita masih memiliki banyak kebaikan-kebaikan lain sehingga setiap
kesalahan pasti ada jalan keluarnya, dan memberikan keyakinan bahwa
kita pasti bisa.
7. Kondisikan selalu hubungan sebuah tim.
Tujuan dakwah yang agung, yaitu melanjutkan kembali kehidupan
Islam, memerlukan sebuah kerjasama tim yang solid. Oleh karena itu,
setiap pemimpin perlu mengkondisikan hubungan tim dalam dakwahnya. 6
Diperlukan upaya pemetaan terhadap potensi dan kondisi yang ada
pada setiap individu dan di sekitarnya, kemudian merencanakan bersama
apa yang bisa dilakukan dengan potensi dan kondisi yang ada. Selayaknya
sebuah tim, kekurangan dari yang satu akan ditutupi oleh kelebihan dari
yang lain.7

BAB III
PENUTUP

6
Muhyidin, Asep, Agus Ahmad Safe’i. 2002. Metode Pengembangan Dakwah. Bandung:
Pustaka Setia. Hal 36
7
Muhyidin, Asep, Agus Ahmad Safe’i. 2002. Metode Pengembangan Dakwah. Bandung:
Pustaka Setia. Hal 36

8
A. Kesimpulan
Demikianlah sedikit uraian tentang kepemimpinan dakwah. Tentunya
tulisan ini masih sangat jauh untuk mengungkap secara detail dan sempurna
tentang kepemimpinan dakwah. Untuk itu penulis yakin makalah ini masih
membutuhkan banyak koreksi dan masukan. Sebagai penutup penulis
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak


terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan
datang.

Daftar Pustaka

9
Antonio, Muhammad Syafii. tt. Muhammad SAW The Super Leader Super
Manager. Jakarta: Prenada Media.

Ardi,Didi Munadi. 2012. Psikologi Dakwah. Bandung: Mimbar Pustaka.

Muhyidin, Asep, Agus Ahmad Safe’i. 2002. Metode Pengembangan Dakwah.


Bandung: Pustaka Setia.

10

You might also like