Professional Documents
Culture Documents
Memandikan Jenazah
Memandikan Jenazah
Memandikan jenazaj adalah hal yang harus dilakukan atas jenazah seorang
muslim, sebelum ia di shalatkan,Mandi ini dilakukan dengan cara membersihkan
segala najis yang ada di badannya dahulu, utama bagian kemaluan, kemudian
meratakan air keseluruh tubuhnya, ini harus diusahakan dengan hati hati upaya
mayat tersebut tidak membawa kotoran ke hadapan Allah.
Dalam memandikan mayat wajib adanya niat mendekatkan diri kepada Allah SWT,
karna ia termasuk bagian dari ibadah.Demikian pula muthlak, suci dan halalnya
air.Menghilangkan najis dari badan mayat terlebih dahulu dan tidak adanya
penghalang yang dapat mencegah sampai air ke kulit mayat, semua itu harus di
penuhi dalam memandikan mayat.
Beragama islam.
Baligh.
Berakal dan sehat mental.
Berniat memandikan jenazah.
Mengetahui hokum memandikan jenazah.
Amanah dan mampu menutup aib jenazah.
Beragama islam.
Ada sebagian tubuhnya, meski sedikit yang bias dimandika.
Jenazah tidak dalam keadaan mati syahid.
Bukan bayi yang meninggal karna keguguran.
Jenazah yang tidak boleh dimandikan adalah jenazah yang mati syahid di
medan pertempuran karna setiap luka atau setetes darah akan semerbak dengan
bau wangi pada hari kiamat.
Masker dan kaos tangan untuk memandikan jenazah agar terhindar dari
kuman.
Sabun atau bahan lainnya untuk membersihkan tubuh si jenazah
Air secukupnya untuk proses memandikan, boleh memakai air yang dialiri
selang.
Meja atau dipan untuk tempat meletakkan jenazah ketika dimakamkan.
Handuk untuk mengeringkan tubuh dan rambut si jenazah
Kapas, kapur barus, daun bidara, atau wewangian yang lain serta bedak
Dipersiapkan kafan tergantung jenis kelamin
Tempat jenazah harus tertutup.
Menutup aurat jenazah dengan handuk besar atau kain.
Bersihkan kotoran dengan cara mengangkat pundak dan kepala sambil
menekan perut dan dada
Memiringkan ke kanan dank e kiri sambil ditekan dengan mempergunakan
sarung tangan atau kain perca dan disiram berkali-kali agar kotoran yang
ada pada mayat hilang
Basuhla jenazah sebagaimana cara berwudhu
Siram mulai yang kanan anggota wudhu dengan bilangan gasal
menggunakan air dan daun bidara.
Bersihkan dengan air.
Selama memandikan aurat jenazah harus senantiasa tidak terlihat.
Kemudian , rambut jenazah di keramas dan di bilas hingga bersih , jika
jenazahnya wanita setelah rambutnya dikeringkan kemudian dipintal
menjadi tiga.
Siramkan pada siraman terakhir dengan kapur barus dan miringkan ke
kanan dan kekiri agar air keluar dari lobang yang lain.
Setelah selesai, badannya dikeringkan dengan handuk, kemudian ditutup
dengan kain yang kering agar auratnya tetap tertutup.
Bersihkan segala jenis yang ada dibadannya utamanya bagian kemaluan,
kemudian meratakan air keseluruh tubuh atau sebaiknya tiga kali yaitu
dengan air yang bersih, air sabun dan air yang bercampur dengan kapur
barus.Apabila sudah selesai kesemuanya yang terakhir adalah di whudukan.
Setiap mayat muslim wajib dimandikan dengan tiga kali ; pertama dengan
air yang dicampur sedikit kapur dan bidara ; kedua dengan air yang
dicampur dengan sedikit kapur kecuali yang mati dalam keadaan ihram,
maka tidak boleh dicampur dengan kapur ; ketiga dengan air murnbi tanpa
dicampur apapun.Daun bidara dan kapur dicampur dengan air jangan
terlalu banyak, karna dikhawatirkan air tersebut menjadi air mudhaf,
sehingga tidak dapat menyucikan.Antara tiga kali mandi tersebut,
diwajibkan pula tertib antara anggota yang tiga, yakni dimulai dengan leher,
lalu anggota tubuh yang kanan, dan ketiga anggota tubuh yang kiri.
D.Hukum Memandikan Jenazah
Memandikan dan mengkafani jenazah merupakan salah satu fardu kifayah yang wajib
diketahui oleh semua umat muslim. Apabila kewajiban ini telah dilakukan oleh sebagian
orang, maka akan gugurlah dosa bagi orang lain yang berada pada suatu tempat atau
daerah. Hal tersebut dijelaskan dalam buku yang berjudul Hukum Merawat Jenazah
oleh KH. Muhammad Hanif Muslih, Lc.
Seseorang yang sudah meninggal wajib untuk dimandikan, sebab hal tersebut
mengacu kepada sebuah hadis, dimana Rasulullah SAW memerintahkan kepada
Ummu Athiyyah Al-Anshariyah dan yang lain agar memandikan putri beliau yang wafat.
Maka dari itu, tujuan dari memandikan jenazah ialah sebelum jenazah menghadap ke
Sang Pencipta, maka ia (mayat) diwajibkan dalam keadaan bersih dan suci,
sebagaimana orang yang masih hidup ketika hendak mengerjakan ibadah seperti
sholat, membaca Al-Qur’an, thawaf, dan lainnya. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu
diperhatikan ketika memandikan jenazah.