Professional Documents
Culture Documents
Spesifikasi Teknis Dan Identitas
Spesifikasi Teknis Dan Identitas
SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
A.PEKERJAAN PERSIAPAN.
U
LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk pekerjaan persiapan adalah sesuai dengan dokumen
pelaksanaan dan minimal terdiri dari:
1) Sarana tapak
2) Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan sebelum pelaksanaan.
3) Pekerjaan pengukuran lokasi bangunan.
4) Pekerjaan penentuan peil P + 0.00,
5) Pekerjaan pembuatan tugu patok dasar.
6) Pekerjaan papan patok ukur (boouwplank).
7) Pekerjaan galian tanah
8) Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah
9) Pekerjaan tanda batas (pagar) area proyek
10) Pekerjaan kantor kontraktor dan Los kerja / gudang.
11) Pekerjaan kantor Direksi/MK.
URAIAN PEKERJAAN.
1.3.2. Hasil bongkaran harus dikumpulkan dan menjadi hak rnilik Pernberi Tugas.
Serah terima akan diatur oleh Direksi/MK.
1.4.2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Direksi/MK
untuk dimintai keputusannya.
1.4.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut sudut hanya dilakukan dengan
alat-alat Waterpass / Theodolite setara T2.
1.4.5. Pengukuran sudut siku siku dengan prisma atau benang secara azas
segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian bagian kecil
yang telah disetujui oleh Direksi/MK.
1.4.6. Instalasi instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi harus diberi tanda
yang jelas dan dilindungi dari kerusakan yang mungkin terjadi akibat
pekerjaan proyek ini, untuk itu harus dicantumkan dalam gambar
pengukuran seperti disebutkan dalam Pengukuran Lokasi Pembangunan.
Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat pekerjaan
yang sudah dilaksanakan.
1.5.1. Papan patok ukur / bouwplank dibuat dari kayu borneo dengan ukuran
tebal 3 cm dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi atasnya.
Papan patok ukur dipasang pada patok Kayu Borneo 5/7 yang jarak satu
sama lain adalah 1,5 m tertancap ditanah dengan kuat sehingga tidak
dapat digerak-gerakkan atau dirubah.
1.5.2. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama dengan lainnya dan / atau
rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Direksi/MK.
1.6.1. Letak tugu patok dasar [Bench Mark) ditentukan oleh Direksi/MK.
1.6.2. Tugu patok dasar [Bench Mark) dibuat dari beton bertulang
berpenampang 15 x 15 cm, tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 1
meter dengan bagian yang muncul di atas permukaan tanah
secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya.
1.6.3. Tugu patok dasar [Bench Mark) dibuat permanen, tidak dapat diubah,
diberi tanda yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi
tertulis dari Direksi/MK untuk membongkarnya.
1.7.1. Papan patok ukur (Bouwplank) dipasang pada patok kayu yang kuat,
tertanam pada beton cor setempat sehingga tidak dapat digerakkan
atau diubah ubah.
1.7.2. Papan Patok Ukur Kayu dibuat dari kayu kelas II dengan ukuran tebal 3
cm, lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
1.7.3. Tinggi sisi atas papan bouwplank harus sama antara satu dengan yang
lainnya, kecuali dikehendaki lain oleh Direksi/MK.
1.7.4. Papan patok ukur dipasang sejauh 100 cm dari as dinding terluar,
sehingga tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
1.7.6. Alat alat lain yang harus senantiasa tersedia di Lokasi proyek untuk setiap
saat dapat digunakan oleh Direksi/MK adalah :
1) Alat Ukur Theodolite setara T1 dan T2, 1 (satu) buah.
2) Alat Ukur Schuifmaat, 1 (satu) buah.
3) Mesin tik portable 18 “ / Komputer Portable + CPU + Printer, 1 (satu)
set.
1.8.1. Pekerjaan galian terdiri dari : basement, diafragma, pondasi batu Kali &
batu bata, pondasi footplate, poer, sloof, saluran, bak kontrol dan galian
lain seperti yang ditunjukkan oleh Direksi/MK.
1.8.3. Jika pada galian terdapat kotoran dan bagian tanah yang tidak padat
atau longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian
lubang yang terjadi harus ditutup urugan pasir dan dipadatkan.
1.8.5. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar dan harus dibersihkan
dari segala macam kotoran.
1.8.6. Penampang lereng galian kiri dan kanan dimiringkan 100 kearah luar dari
as galian.
1.8.7. Kelebihan tanah bekas galian harus dibuang dari Lokasi konstruksi. Area
antara papan patok ukur dengan galian harus bebas dari timbunan
tanah.
1.9.1. Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah ini adalah untuk semua
lokasi bekas galian dan area lainnya sampai permukaan yang
ditentukan dengan kepadatan mencapai CBR 4 atau sesuai gambar
pelaksanaan.
1.9.3. Urugan harus bebas dari bahan yang dapat membusuk, sisa bongkaran
dan / atau yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan.
1.11.1. Ukuran luas kantor Kontraktor dan los kerja, tempat penyimpanan bahan
bakar, terserah kepada Kontraktor dengan tidak mengabaikan
keamanan, kebersihan dan bahaya kebakaran, serta memperhatikan
tempat tersedia sehingga tidak mengganggu kelancaran.
1.11.3. Khusus untuk menyimpan bahan bahan dasar seperti pasir atau kerikil
harus dibuatkan kotak penyimpanan yang diberi pagar dengan dinding
dari papan sehingga masing masing bahan tidak tercampur dengan
yang lainnya.
PEKERJAAN JALAN
- Water inlet
Digunakan untuk menyalurkan air hujan dari permukaan jalan
kesaluran.\
1. Paving Block
2. Kanstin
- Pasir Untuk laying course harus merupakan pasir yang tajam dan
bersih
- Kadar tanah tidak lbih dari 3 % ( Berat ) dan tidak lebih dari 10 % yang
tertahan pada sieve 5mm, atau yang dikenal dengan “pasir extra
beton”
4. Water Inlet
- Water inlet terbuar dari pipa PVC, Kelas AW memehuni standar SNI
dengan diameter 4” peroduksi wavin, Pralon atau setara
- Diatas Lapisan sub-base dipasang lapisan pasir extra beton. Profil dari
permukaan pasir yang belum dipadatkan harus sama dengan profil
permukaan yang dikehendaki (kemiringan 21/2% )
- Paving block dipasang diatas permukaan pasir yang belum
dipadatkan, tetapi telah diratakan
- Pasangan Paving block kemudian dipadatkan dengan
menggunakan vibrator plat compactor sebanyak 3 kali jalan sebelum
pasir yang mengisi celah ditebarkan.
- Pada jarak 1 m dari tempat tempat yang belum diberi tahanan atau
kanstin, tidak dipadatkan terlebih dahulu
- Pasir dengan ukuran partikel maksimum 1mm kemudian disaupkan
diatas permukaan paving block dan kemudian terakhir dipadatkan
lagi sampai celah celah antara paving block menjadi padat.
- Untuk memadatkan permukaan jalan paving block yang rata, perlu
dibantu dengan menjalakan mesin giling yang 4-6 ton
4. Water inlet
- Dipasang pada Lokasi sesuai dengan gambar rencana dengan
kemiringan pipa minimal 2 %
- Satu ujung pipa dimasukan kedalam kanstin hingga terlihat pada
permukaan jalan dan ujung yang satu lagi ditanam pada dinding
saluran
- Setelah pipa dipasang maka diurug dengan tanah hingga pipa tidak
terlihat
1. Contoh dari semua bahan bahan dan tanaman harus diberikan kepada
konsultan pengawas guna mendapatkan persetujuan sebelum
pekerjaan ini dimulai
2. Pupuk
- Pupuk Buatan : Harus dipakai pupuk yang khusu untuk jenis tanaman
sepeti yang tercantum dalam gambar
- Pupuk Kandang : Harus pakai yang sudah berumur 6 bulaan bebas
dari hama / bakteri bakteri yang merusak tanaman.
- Tanaman : untuk jenis dan ketinggan minimum tanaman dan pohon
yang akan dipakai sesuai dengan petunjuk gambar
- Lokasi : Tempat dan umlah tanaman seperti yang tercantum dalam
gambar.
- Syarat : Pohon harus sehat, akarnya tidak rusak tanaman dijamin
hidup dengan kondisi yang baik sampai serah terima ke 2
- Rumput : Jenis tempat dan banyaknya seperti yang tercantukdalam
gambar. Dengan keadaan sehat, akar tidak rusak dan bebas dari
hama juga memiliki daundaun yang cukup guna menutupi lapisan
tanah.
1. Tanah.
2. Cara menaman.
1.21. Perawatan.
1.22. Pelaksanaan
B. PEKERJAAN ARSITEKTUR
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
2) Pekerjaan pasangan bata ringan celkone ini meliputi seluruh
detail yang disebutkan / ditunjukan dalam gambar.
b. Pekerjaan yang berhubungan (Adukan dan Pasangan)
c. Bata ringan yang digunakan bata celkone ex. Lokal dengan
kualitas terbaik yang disetujui perencana/konsultan, Management
Kontruksi, siku dan sama ukuranya 10x20x40.
1.1.1. Pelaksanaan
a. Pasangan bata ringan dengan menggunakan aduk MU-200, PM-
300.
b. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar – siar harus dikeok
rata dan debersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
1.2.4. Persiapan
a. Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan diaci.
b. Bersihkan permukaan bidang yang akan diaci dari kotoran,
minyak, karat maupun lumut yang dapat mengurangi rekatan
adukan dan apabila dalam keadaan kering sebaiknya dibasahi
dahulu secara merata sebelum pengacian
d. Bila tebal acian pada hamparan lapis pertama masih tipis dapat
dilakukan penambahan pada hamparan berikutnya dan untuk
tebal acian yang dianjurkan dalam pengacian adalah 1- 3mm
tergantung kerataan dasar permukaannya.
Catatan : Untuk finishing akhir acian cukup menarik hand towel searah
(horizontal atau vertikal) dan tidak diperkenankan menekan, memutar
atau bahkan menggosok dengan sobekan kertas semen.
PEKERJAAN PLESTERAN
1.23.1. Berapen.
1.23.2. Plesteran.
1.23.4. Plesteran halus / aci halus dan/atau seperti tercantum didalam gambar
perencanaan.
1.25.2. Berapen adalah plesteran kasar dengan campuran adukan kedap air
yaitu 1PC : 3 Ps. Dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan
1.25.6. Plesteran halus / acian adalah campuran PC dengan air yang dibuat
sedemikian rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen.
Plesteran halus ini adalah Pekerjaan finishing yang dilaksanakan setelah
lapisan plesteran sebagai lapisan dasar berumur minimal 7 (tujuh) hari
(sudah kering benar).
1.25.12. Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin
keramik dan lainnya, maka permukaan plesteran tersebut harus diberi
alur-alur garis horizontal untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap
bahan/material finishing tersebut. Pekerjaan ini tidak berlaku apabila
bahan finishing tersebut adalah cat.
1.25.14. Tebal plesteran minimal 1 cm, maksimal 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 3
cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan ke
permukaan pasangan batu bata atau beton yang bersangkutan untuk
memperkuat daya lekat plesteran.
1.25.20. Khusus untuk dinding pasangan batu bata pada Peturasan, sebelum
pelaksanaan pekerjaan adukan plesteran ini, terlebih dahulu harus diberi
lapisan kedap air setinggi 40 cm dari peil finish lantai bersangkutan.
1.26.2. Pekerjaan Lapisan Dinding ini meliputi seluruh pekerjaan sesuai detail
yang disebutkan dalam gambar perencanaan atau sesuai petunjuk
Direksi Lapangan/MK.
1.27.5. Material lain yang tidak terdapat dalam daftar tersebut diatas tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian dalam bagian pekerjaan
ini, material tersebut harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus
disetujui Direksi Lapangan/MK.
1.28.1. Pada permukaan dinding bata / beton yang akan dilapis, keramik dapat
langsung ditempelkan dengan menggunakan perekat spesi 1 PC : 3 Ps
yang dicampur dengan larutan super-cement dengan jumlah campuran
sebanyak 10 % dari berat semen yang dipakai dan harus diaduk sampai
rata, tebal adukan perekat tidak boleh lebih dari 1,5 cm. Atau
ditempelkan dengan menggunakan bahan perekat khusus, akan tetapi
harus diperhatikan mengenai ketebalan dinding harus sesuai dengan
yang tertera pada gambar perencanaan.
1.28.2. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan teliti, warna
dan motif tiap keramik harus sama serta tidak boleh retak, gompal atau
cacat lainnya.
1.28.5. Pola keramik harus memperhatikan ukuran / letak dan semua fixtures
atau peralatan yang akan terpasang didinding seperti Sanitary Fixtures,
Exhaust Fan, panel, stop kontak, lemari gantung dan lain-lain sesua yang
tertera didalam gambar perencanaan.
1.28.6. Ketinggian peil tepi atas lapisan keramik disesuaikan dengan kondisi site.
1.28.7. Titik awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran
harus ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi
Lapangan/MK sebelum pekerjaan pemasangan dilaksanakan.
1.28.8. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis garis siar harus
benar-benar lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda
ketinggian peil lantainya harus merupakan satu garis lurus.
1.28.9. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4–5
mm, setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus.
Siar-siar keramik diisi dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk
setengah lingkaran dengan warna pengisi siar akan ditentukan
kemudian.
1.28.11. Pembersihan permukaan ubin keramik dari sisa-sisa adukan semen hanya
boleh dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih untuk keramik.
1.30.2. Persyaratan bahan semen, pasir dan air sesuai dengan persyaratan
bahan beton yang diuraikan dalam Persyaratan Teknis Pekerjaan Struktur
Beton.
1.31.1. Tanah urug (bila ada) sebagai dasar harus mencapai kepadatan yang
disyaratkan dan rata waterpass.
1.31.2. Selanjutnya dihamparkan lapisan pasir. Lapisan pasir ini harus padat dan
tidak berongga serta rata water pass. Ketebalan lapisan pasir mimimum
5 cm.
1.31.4. Lapisan terakhir adalah untuk plesteran dan bahan finishing sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar perencanaan. Adukan
plesteran 1 PC : 5 PS terkecuali untuk daerah basah, adukan plesteran
untuk kedap air yaitu 1 PC : 3 Ps.
1.34.2. Seluruh pemasangan ubin keramik harus dengan cara kering. Tidak
dibenarkan menyiram air semen ke permukaannya. Seluruh rongga
pada permukaan ubin bagian belakang harus terisi dengan adukanan
sewaktu ubin keramik dipasang.
1.34.6. Garis-garis tepi ubin keramik yang terbentuk maupun siar-siar harus lurus.
Lebar siar harus sama yaitu maksimum 3 mm dengan kedalaman 2 mm.
1.37.2. Apabila dari bahan material yang dipakai ada yang mengandung
bahan dasar yang beracun atau membahayakan keselamatan
manusia, maka Kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung
misalnya Masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus dipakai
pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
PEKERJAAN WATERPROOFING
1.39.1. Bahan harus sesuai dengan standar yang ditentukan seperti NI-3,
ASTM-828, ATNE, TAPP-1-083 dan 407.
1.39.2. Jenis bahan yang digunakan bituthene liquid untuk plat lantai toilet dan
daerah basah, talang plat atap, plat atap, dan bak bunga.
1.39.3. Memiliki karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang merata serta
konstan. Kedap air dan uap termasuk pada bagian yang overlap.
PEKERJAAN KAYU
1.42.1. Semua kayu yang dipakai harus tua, benar benar kering, warna sama,
lurus, tanpa cacat mata kayu, putih kayu dan retak. Ukuran kayu adalah
ukuran jadi seperti yang tercantum dalam gambar perencanaan.
1.42.3. Jenis kayu : kamper Medan, referensi bahan sesuai SH 0458/81, mutu
kelas A, kelas keawetan II dan kekuatan II. Kayu Kamper yang dipakai
berwarna coklat kemerah-merahan merata dan sesuai standar yang
dipergunakan.
1.43.1. Kelembaban.
1) Untuk ketebalan kayu < 3 cm, disyaratkan kelembaban kayu tidak
lebih dari 14 % terpasang.
2) Untuk ketebalan kayu > 7 cm, diijinkan kelembaban kayu 25 %
maksimum.
3) Untuk ketebalan kayu dari 3 sampai 7 cm diijinkan kelembaban kayu
18 % maksimum.
1.43.4. Bahan dempul yang dipakai tipe B dengan referensi SII 0282/80.
1.43.5. Bahan meni kayu adalah wood filler, sesuai spesifikasi pabrik.
1.43.7. Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabolt, kawat dan
lain-lain harus digalvanisasi sesuai NI-5 Bab VI Pasal 14, 15 dan 17.
1.44.2. Bentuk, ukuran, profil, pola, naat dan peil yang tercantum dalam
gambar perencanaan adalah hasil jadi. Bila ada penyimpangan tanpa
persetujuan Direksi Lapangan/MK, maka Kontraktor harus membongkar
dan memperbaiki kembali tanpa mengurangi mutu yang dipersyaratkan.
1.44.5. Dynabolt dengan ukuran yang sesuai untuk balok 5/7 - 6/12 pada
hubungan balok kayu dengan dinding pasangan batu bata atau
concrete block dan permukaan beton. Paku dan sekrup sesuai dengan
keperluan, klem dari plat baja strip tebal 3 mm, lebar 4 mm.
1.44.6. Bilamana pada sistem perkuatan yang tertera. dalam gambar dianggap
kurang kuat oleh Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan tanggungan
Kontraktor untuk menambahkannya setelah disetujui Direksi
Lapangan/MK. Dalam hal ini Kontraktor tidak dapat mengklaim sebagai
pekerjaan tambah.
1.44.7. Semua pekerjaan pendempulan harus rapih, rata dan halus. Setelah
dempul kering harus digosok ampelas halus.
1.44.8. Semua logam yang melekat pada kayu, sebelum pemasangan harus
sudah diberi lapisan pelindung/lapisan cat seperti yang disyaratkan
1.44.9. Semua permukaan kayu yang tidak diperlihatkan harus diberi meni kayu
atau cat dasar. Pekerjaan ini dilaksanakan sesudah penyerutan sesuai
persyaratan.
1.46.3. Ketahanan terhadap tekanan air dan angin untuk setiap tipe minimum
100 kg/m2.
1.46.6. Accessories
1) Sekrup dari galvanized steel mutu Hotdeep kepala tertanam.
2) Weather strip dari vinyl.
3) Pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium
harus ditutup dengan caulking dan sealent.
4) Ankur-ankur untuk rangka / kosen aluminium terbuat dari steel plate
tebal minimal 2mm, dengan lapisan Zinc tidak kurang dari 13 mikron
sehingga tidak dapat bergeser.
5) Klos kayu dipasang pada lokasi engsel-engsel pintu / jendela.
1.47.1. Semua frame kosen jendela dan pintu dikerjakan scara pabrikasi dengan
teliti sesuai ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan.
1.47.4. Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan teliti
menggunakan sekrup, rivet dan ankur yang cocok. Pengelasan harus
rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar
perencanaan.
1.47.6. Penyekrupan harus dipasang hingga tidak terlihat dari luar dengan
sekrup anti karat /stainless steel sedemikian rupa sehingga Hair Line dari
1.47.8. Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kosen
aluminium akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya, maka
permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium
untuk menghindari kontak korosi.
1.47.11. Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding diberi
sealent supaya kedap air dan suara.
1.47.12. Tepi bawah ambang Kosen exterior dilengkapi flashing untuk penahan
air hujan.
1.49.1. Terbuat dari logam cor yang bermutu baik dengan bahan dasar
aluminium.
1.49.3. Harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam. PUBI 1982 Pasal
103 dan memenuhi ketentuan SH 0167-77.
1.50.3. Pemasangan roof drain pada pelat beton, harus dicor langsung
bersamaan dengan pengecoran pelat beton, dengan sparing pipa GIP
atau bahan lain yang disetujui Direksi Lapangan/MK.
1.52.1. Spesifikasi bahan gypsum untuk pekerjaan plafond sesuai dalam gambar
perencanaan :
1) Jenis : Gypsumboard double sided.
2) Merk : setara Jaya Board
3) Tebal : 9 mm.
1.52.2. Semua bahan rangka plafond dari aluminium, baja profil dan baja plat
termasuk alat penggantung (klem, kabel & tulangan beton), alat
pengikat (anker, fisher, dynabolt), harus memenuhi persyaratan seperti
yang diuraikan pada bab Pekerjaan Metal.
1.52.3. Bahan yang akan dipakai harus siku untuk semua sudutnya (kecuali
ditentukan lain oleh Direksi Lapangan/MK), permukaan bahan harus
rata, tidak bergelombang, tidak ada tonjolan atau lekukan dan bebas
dari cacat, noda, retak, pecah sudut.
1.53.1. Pada pekerjaan plafond ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain
yang dalam pelaksanaannya berkaitan sangat erat.
1.54.1. Menyediakan tenaga pelaksana yang akhli dalam bidang pekerjaan ini.
1.55.2. Tahan air, tidak dapat terbakar, tahan rayap dan tidak mengandung
asbestos.
1.56.12. Rangka panel memakai suspension system yang terdiri dari baja hot
dipped roll formed galvanized yang ditutup dengan cat ulang.
PEKERJAAN SEALANT
1.58.1. Bahan sealant sesuai dengan kegunaan dan fungsi dari bahan /
material, tahan cuaca, kedap air, tahan terhadap garam dan alkali,
bersifat elastis untuk menghadapi perubahan temperatur, tahan
benturan, berdaya lekat tinggi.
1.58.2. Bahan sealant terdiri darl Silicone Paltox Thiokol & Paltox Silicone.
PEKERJAAN PENGECATAN
1.60.1. Pekerjaan pengecatan Metal yang terdiri dari : baja, baja galvanis dan
metal lain non baja seperti yang tercantum dalam gambar
perencanaan dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Semua bagian/permukaan yang tampak/exposed dicat sampai
dengan cat finish.
2) Semua bagian/permukaan yang tidak ditampakkan/un-exposed,
menempel pada material lain, tertutup oleh material lain, dicat
hanya sampai dengan cat anti karat atau cat dasar/primer.
3) Pekerjaan ini tidak berlaku untuk Baja Stainless Steel.
1.60.4. Pekerjaan pengecatan pipa PVC, untuk semua pipa talang dari bahan /
material PVC yang dalam gambar perencanaan dinyatakan
ditampakkan / exposed.
1.61.1. Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan standar dan/atau sesuai
dengan spesifikasi pabrik.
1.61.2. Pabrik dan Kontraktor harus memberi jaminan minimal selama lima tahun
terhitung dari waktu penyerahan atas semua pekerjaan ini, terhadap
kemungkinan cacat, warna yang berubah dan kerusakan cat lainnya.
1.62.1. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan garam.
1.62.2. Bahan didatangkan langsung dari pabrik, tiba di Lokasi Proyek harus
masih tersegel baik dalam kemasannnya dan tidak cacat.
1.63.2. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada
bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun
semprotan. Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finished) minimum sama
dengan syarat yang telah ditentukan Pabrik.
1.63.3. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar
beracun atau membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor
harus menyediakan peralatan pelindung misalnya masker, sarung
tangan, dan sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan
pekerjaan.
1.63.6. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan /
vacuum cleaner, semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas
/ mutu terbaik.
1.63.7. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.
Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Direksi.
1.63.10. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Direksi Lapangan/MK harus diulang
dan diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada
cat dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas
sebagaimana ditunjukkan oleh Direksi Lapangan/MK. Biaya untuk hal ini
ditanggung Kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
1.67.1. Kaca yang dipakai dari standar SII 0189/78, semua cermin harus sesuai
NI-3, tebal kaca dan cermin adalah 8 dan 10 mm atau sesuai dengan
gambar perencanaan setara dengan ASAHIMAS GLASS.
1.67.3. Jenis kaca untuk jendela dan pintu interior menggunakan ketebalan 6
mm, dari jenis clear glass.
1.67.4. Cermin jenis Clear Glass Float Type dengan salah satu permukaan dilapisi
perak (Chemical Deposital Silver).
1.67.5. Semua kaca, dan cermin harus bebas dari noda dan cacat, bebas
sulfida maupun bercak bercak lain.
1.68.1. Ketebalan kaca dan cermin lembaran tidak boleh melebihi toleransi
tebal, untuk kaca 8 mm dan 10 mm adalah 0,3 mm.
1.68.2. Ukuran lebar dan panjang kaca dan cermin lembaran tidak boleh
melebihi toleransi, untuk kaca 8 mm adalah 1,5 mm sedangkan kaca 10
mm adalah 2 mm.
1.68.3. Kaca dan cermin lembaran yang berbentuk segi empat harus
mempunyal sudut siku serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi
kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm / m, kecuali
disyaratkan lain oleh Direksi Lapangan/MK.
1.68.4. Kaca dan cermin lembaran yang dipakai harus bebas dari cacat dan
noda apapun.
1.68.5. Lapisan perak / chemical deposited silver pada cermin yang dipakai
harus terlihat merata. Apabila terjadi bercak bercak hitam, maka cermin
harus diganti atas biaya Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai
pekerjaan tambahan.
1.69.1. Pemotongan harus rapi dan lurus, menggunakan alat pemotong kaca /
cermin yang khusus.
1.69.2. Sisi-sisi kaca / cermin yang tampak maupun tidak tampak akibat
pemotongan harus digurinda dan dihaluskan sampai berbentuk
tembereng.
1.71.1. Bahan dari kualitas utama dengan tipe-tipe sesuai tercantum dalam
gambar skedul finish interior. Yang dimaksud penyebutan tipe disini
adalah lengkap dengan accessories seperti standard Pabrik.
1.71.5. Faucet (Kran-kran) dan fixture Ruang Wudhu dan Wastafel Setatra TOTO.
1.72.1. Pemasangan harus dilakukan dengan hati hati, rapi dan tidak ada
percikan kotoran, seperti adukan, semen, pada alat-alat tersebut diatas.
1.72.3. Apabila fixtures tersebut dilengkapi dengan plastik pelindung oleh pabrik,
maka plastik pelindung tersebut baru boleh dibuka pada saat
penyerahan pekerjaan dilakukan.
1.72.4. Kontraktor harus melengkapi fixture tersebut dengan leher angsa hanya
jika fixtures tersebut belum memiliki leher angsa built-in.
1.74.1. Semua Hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku spesifikasi ini. Apabila tejadi perubahan atau
1.74.2. Pemilihan hardware pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan
pintu.
1.74.3. E n g s e l.
1) Mekanisme : Single Swing
Pemakaian : Pintu kayu
Spesifikasi : Tipe kupu kupu dengan ring nylon, memenuhi standar SII
0407-80.
Ukuran : 4” tebal 3 mm
Merk : Setara Dekkson tipe ES-S/S-4x3x3-2BB
Warna : Ditentukan kemudian
Jumlah : Tiga set per daun Pintu
2) Mekanisme : Casement Stay
Pemakaian : Jendela sesuai gambar perencanaan
Spesifikasi : Tipe Friction Stay
Merk : Setara Dekkson tipe FS-DKS-12
Warna : Ditentukan kemudian
Jumlah : 2 (dua) set lengkap perdaun
3) Mekanisme : Floor Hinges
Pemakaian : Pintu sesuai gambar perencanaan.
Spesifikasi : Tipe 60310-90-0, memenuhi standard SII-047-80.
Merk : Setara Dekkson tipe FH-DKS-84-BD
Warna : ditentukan kemudian
Jumlah : Sesuai dengan kebutuhan
1.74.4. Lockcase.
1) Pemakaian : Pintu Kayu sesuai Gambar Kerja
2) Merk : Setara Dekkson tipe MTS-L-84030-RL-DC-SN-d65mm atau sesuai
gambar perencanaan.
3) Spesifikasi : Lockcase yang mempunyai latch bolt [ lidah siang] dan
rolling dead blot [lidah malam]
1.74.5. Cylinder.
1) Pemakaian : Pintu Kayu sesuai Gambar Kerja
2) Merk : Setara Dekkson tipe CYL-DKS-D60mm-BK-SN
3) Spesifikasi : Sistem anak kunci dari 2 arah yang kedua-duanya
memakai anak kunci.
1.78.2. Semua bekas bongkaran dan sebagainya harus dikeluarkan dari Lokasi
pembangunan konstruksi
C. PEKERJAAN STRUKTUR
PERSIAPAN PELAKSANAAN
Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya
seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara
seksama seluruh Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis seperti
yang akan diuraikan dalam Buku ini.
Di dalam hal terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan atau
kesimpangsiuran informasi di dalam pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan
mengadakan pertemuan dengan Konsultan Pengawas dan Direksi Pelaksana
untuk mendapat kejelasan pelaksanaan.
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
PASAL 2
MEMULAI KERJA
PASAL 3
MOBILISASI
PASAL 4
PAPAN NAMA PROYEK
PASAL 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
5.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, Kontraktor
harus sudah menunjuk „Pelaksana‟ yang baru atau Kontraktor sendiri
(penanggung jawab/ Direktur Perusahaan) yang akan memimpin
pelaksanaan pekerjaan.
PASAL 6
RENCANA KERJA
PASAL 7
LOS PENGAWAS, LOS KERJA, GUDANG BAHAN,
PAGAR PROYEK DAN LAIN-LAIN
sementara ruangan pada area bangunan yang belum akan dibongkar yang
akan ditentukan oleh Pengawas.
7.2. Kantor Kontraktor, Los Kerja Dan Gudang Bahan
Kontraktor atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor di lapangan, los
kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang dapat dikunci untuk
menyimpan barang-barang, yang mana tempatnya akan ditentukan oleh
Pengawas Lapangan/Personalia Proyek.
7.3. Kontraktor berkewajiban menjaga kebersihan los Pengawas serta inventarisnya
7.4. Pagar Proyek
Untuk keamanan lapangan kerja, bila dianggap perlu Direksi/ Pemilik dapat
memerintahkan kepada Kontraktor, untuk memagari sekelilingnya sehingga
aman. Biaya untuk keperluan ini akan dimasukan didalam penawaran kontrak.
Tinggi Pagar Proyek minimum 1,80 m dari permukaan tanah dengan bahan
dari seng gelombang BJLS 32 dicat, kolom setempat dari rangka kayu Borneo
ukuran 5/7, memenuhi persyaratan kekuatan, atau sesuai dengan peraturan
Pemerintah Daerah setempat.
7.5. Kantor Kontraktor, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat
dan dibiayai oleh Kontraktor, setelah selesai pelaksanaan pembangunan/
pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar/ dibersihkan oleh pihak Kontraktor,
dan bahan-bahan bekasnya menjadi milik Kontraktor.
7.6. Direksi Keet dan pagar Pengaman (butir 1 & 4 di atas) yang dibuat oleh
Kontraktor, setelah selesai pelaksanaan pembangunan/pekerjaan tersebut
akan ditentukan pemanfaatannya oleh Proyek, namun apabila dianggap
perlu Direksi dapat memerintahkan kepada Kontraktor untuk segera
membongkarnya dan membersihkannya, dan bahan-bahan bekasnya
diserahkan kepada Proyek.
PASAL 8
KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN PEKERJA
8.1. Kontraktor berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan
PASAL 9
TENAGA DAN SARANA KERJA
PASAL 10
PERSYARATAN DAN STANDARISASI
PASAL 11
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
11.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai
segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan
pembangunan/pekerjaan, baik teknis maupun Adminstratif.
11.2. Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Kontraktor harus memberikan
data-data yang diperlukan menurut data dan menurut keadaan
sebenarnya.
11.3. Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan dan Laporan
bulanan secara rutin.
11.4. Laporan-laporan tersebut di atas, harus diserahkan kepada Pemimpin
Proyek untuk bahan monitoring.
PASAL 12
PENJELASAN RKS & GAMBAR
12.1. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS),
maka yang mengikat/berlaku adalah RKS.
12.2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignment, loksasi, seksi (bagian)
dan detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan
kerja. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud
gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari
kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari ketidaksesuaian antara
gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan
dalam gambar dan sepsifikasi atau gambar kerja yang mungkin diperlukan
oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya, akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
12.3. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan
penafsiran yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan
spesifikasinya.
12.4. Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan
garis, lapisan bagian dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali
bila ada ketentuan lain dari Konsultan Pengawas.
12.5. Ukuran
12.5.1. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar
Kerja dan Gambar Pelengkap meliputi :
As – as
Luar – luar
Dalam – dalam
Luar – dalam
12.5.2. Ukuran-ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam
mm (milimeter).
12.5.3. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya
adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai (“finished”).
12.5.4. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan
secara tertulis kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan
memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan
dijadikan pegangan.
12.5.5. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka
pengukuran skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah
disetujui Konsultan Pengawas.
PASAL 13
TANGGUNG – JAWAB KONTRAKTOR
PASAL 14
KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN
14.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) ini maupun dalam berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-
bahan yang akan dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus
memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. dan Persyaratan
Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI th. 1982), Standar Industri Indonesia
(SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-
bahan lainnya yang berlaku di Indonesia. Seluruh barang material yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan
dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik
untuk tujuan yang dimaksudkan.
14.2. Merk pembuatan bahan/ material & komponen jadi
14.2.1. Kecuali bila ditentukan lain dalam kontrak ini, semua merk
pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan
kualitas/setara dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat.
Setiap keterangan mengenai peralatan, material, barang atau
proses, dalam bentuk nama dagang, buatan atau nomor katalog
harus dianggap sebagai penentu standard atau kualitas dan tidak
boleh ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan; dan
Kontraktor harus dengan sendirinya menggunakan peralatan,
material, barang atau proses, yang atas penilaian Konsultan
Pengawas dan Perencana, sesuai dengan keterangan itu. Seluruh
14.4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan
diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari tujuh (7) hari
kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.
14.5. Penyimpanan material
Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik
yang bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
14.5.1. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan
kesesuaiannya untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas
permukaan yang bersih, keras dan bila diminta harus ditutupi.
Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan
pemeriksaan. Benda-benda milik pribadi tidak boleh dipergunakan
untuk penyimpanan tanpa izin tertulis dari Pemiliknya.
14.5.2. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan
diratakan (levelling) menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
14.5.3. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan
miring kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan
drainasi/pematusan dari kandungan air/cairan yang berlebihan.
Material harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan
pemisahan bahan (segregation), agar timbunan tidak berbentuk
kerucut, dan menjaga gradasi serta mengatur kadar air.
Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan diangkat/dibongkar
lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari satu meter.
Tinggi tempat penyimpanan tidak lebih dari lima meter.
PASAL 15
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
PASAL 16
SUPPLIER & SUB KONTRAKTOR
16.1. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor Bawahan (Sub-
Kontraktor) didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka
Kontraktor „wajib‟ memberitahukan terlebih dahulu kepada Konsultan
Pengawas dan Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
16.2. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di Lapangan untuk
pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut
perlu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.
PASAL 17
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
PASAL 18
DRAINASE/ SALURAN
PASAL 19
PENGUKURAN KONDISI TAPAK DAN PENENTUAN PEIL + 0.00
PASAL 20
PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN (‘BOUWPLANK’)
PASAL 21
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
PASAL 2
PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN PASIR
PASAL 3
LANTAI KERJA
3.1. Sebelum lantai kerja dibuat lapisan tanah dibawahnya harus dipadatkan dan
diratakan dengan alat pemadat serta diurug lapisan pasir.
3.2. Lantai kerja sebelum mendapat persetujuan dari Pengawas tidak boleh
ditutup oleh pekerjaan lainnya dan Pengawas berhak membongkar
pekerjaan diatasnya bilamana lantai kerja tersebut belum disetujui olehnya.
3.3. Tebal dan peil lantai kerja harus sesuai dengan gambar, jika tidak
dinyatakan secara khusus dalam gam bar.
PASAL 4
PEKERJAAN PONDASI BATU BELAH
1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dalam gambar atau disebutkan
dalam spesifikasi ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
1.2 Pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu belah/batu kali dan
bagian- bagian lain yang dianggap perlu.
2.Persyaratan Bahan
2.1 Batu belah/batu kali dari jenis yang keras tidak keropos, adalah batu
besar yang dibelah-belah menjadi ukuran normal dan harus memenuhi P.U.B.I.
(NI-3-1970).
3. Syarat-Syarat pelaksanaan
3.2 Pasangan batu belah tersebut harus di kerjakan dengan cara yang
terbaik yang dikenal disini , batu kali harus keras dengan permukaan kasar
tanpa cacat atau retak .
PASAL 5
PEKERJAAN BETON STRUKTUR
1. Persyaratan Mutu.
1.1. Beton
Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus
mempunyai mutu karateristik minimal sebagai berikut :
a. Mutu beton
- Footplat
- Sloof
- Beton Praktis
- Plat beton
a. Adukan Beton
Adukan beton yang dipergunakan untuk seluruh pekerjaan struktur
menggunakan beton readymix sesuai dengan mutu beton yang
disyaratkan dan sebelumnya sudah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
b. Pemeriksaan
Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam
gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus
bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan
Pengawas untuk pengambilan contoh-contoh tersebut. Semen yang
tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas,
harus tidak dipergunakan atau diafkir.
Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah
dipergunakan untuk beton, maka Konsultan Pengawas dapat
memerintahkan untuk membongkar beton tersebut dan diganti
dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya kontraktor.
c. Tempat Penyimpanan
Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai
untuk semen, dan setiap saat harus terlindung dengan cermat
terhadap kelembaban udara.
4 0 – 15
8 6 – 15
16 10 – 25
30 10 – 30
50 15 – 35
100 12 – 20
PAN 3–7
3.7. Mengaduk
Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam
mesin pengaduk beton yaitu „batch mixer‟.
Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu pengadukan
jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk
mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna
yang merata/seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke
adukan, kecuali bila diminta adanya perubahan dalam komposisi atau
konsisitensi.
Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.
3.8. Suhu
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh dari 320 C dan tidak kurang dari
P P
4,50 C.
P P
Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 270 C dan 320 C, beton
P P P P
3.11. Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran
dan letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan,
pemasangan sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan
lain-lainnya selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai
permukaan-permukaan yang berhubungan dengan pengecoran
harus sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana
akan dicor beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor
denganbeton baru.
Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pembersihan harus berupa
pembuangan semua kotoran, pembuangan beton-beton yang
mengelupas atau rusak, atau bahan-bahan asing yang menutupinya.
Semua genangan air harus dibuang dari permukaan beton lama
tersebut sebelum beton baru dicor.
c. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian
pengecoran yang akan masih berlanjut, terhadap sistem
struktur/penulangan yang ada.
d. Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan Pengawas atau wakilnya
yang ditunjuk serta staf Kontraktor yang setaraf ada di tempat kerja,
dan persiapan betul-betul telah memadai.
e. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 1.50 meter,
semua penuangan beton harus selalu lapis-perlapis horizontal dan
tebalnya tidak lebih dari 50 cm.
Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal
tersebut apabila pengecoran dengan tebal 50 cm tidak dapat
memenuhi spesifikasi ini.
f. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin,
shingga bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat
semua permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan.
Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar
(vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton
pada bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah. Lamanya
penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton
dengan airnya. Semua beton harus dipadatkan dengan alat
penggetar type immerson beroperasi dengan kecepatan paling
sedikit 3.000 putaran per menit ketika dibenamkan dalam beton.
3.12. Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan
a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus
mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini harus
dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada
beton. Beton yang masih muda/lunak tidak diijinkan untuk dibebani.
Segera sesudah cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton harus
diperiksa dengan teliti dan permukaan yang tidak beraturan harus
segera diperbaiki sampai disetujui Konsultan Pengawas.
b. Umumnya, diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan-
cetakan dibuka untuk dinding-dinding yang tidak bermuatan dan
cetakan-cetakan samping lainnya, tujuh hari untuk dinding-dinding
pemikul dan saluran-saluran, 21 hari untuk balok-balok, plat lantai, plat
atap, tangga dan kolom.
PASAL 6
PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG
1.1. Lingkup Kerja dan Penjelasan
a. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan seting out (penentuan titik posisi tiang
dilapangan sesuai dengan gambar rencana), mobilisasi dan demobilisasi
alat, pengadaan dan pemancangan tiang pancang beton bertulang
termasuk percobaan beban pada tiang, penggalian setempat dan
pemotongan kepala tiang.
b. Panjang tiang yang dicantumkan pada gambar adalah sebagai
petunjuk untuk kontraktor, tetapi kontraktor harus memutuskan panjang
tiang yang sebenarnya yang diperlukan untuk mencapai persyaratan
pemancangan. Laporan penyelidikan tanah dan percobaan
pemancangan tiang pendahuluan akan diberikan pada Kontraktor
pekerjaan pondasi.
c. Kontraktor bertanggung jawab atas fasilitas-fasilitas yang berkepentingan
untuk pekerjaan ini seperti jalan-jalan diproyek, tempat penumpukan
tiang, galian pada setiap titik, perlindungan terhadap fasilitas-fasilitas
yang telah ada seperti pipa air, kabel telpon, kabel listrik, pipa gas,
saluran-saluran umum dan fasilitas-fasilitas lainnya baik yang berada
dilokasi proyek maupun dilokasi yang bersebelahan dengan proyek.
d. Pekerjaan yang termasuk :
e. Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang ini harus terdiri dari hal-hal berikut:
1 . Penyediaan tiang pondasi dari beton precast
2. Pengadaan perlengkapan termasuk tenaga kerja
3. Pemancangan tiang pondasi.
4. Percobaan pembebanan tiang
5. Penyerahan semua data seperti ditentukan dalam spesifikasi dan
seperti yang diminta oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
6. Pemotongan kelebihan panjang dari tiang.
1.3. Bahan-Bahan
Bahan-bahan untuk bekisting, besi beton dan beton supaya disesuaikan
menurut persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan.
1.4. Tiang Pancang Beton Bertulang
1.4.1. Ukuran Tiang Bor Pile
a. Tiang pancang yang digunakan disini adalah tiang pancang
beton bertulang Mini Pile persegi dengan lebar 25 cm, dengan
kedalaman tiang pancang 12 m seperti yang tertera pada
gambar rencana, dan dapat lebih atau kurang menyesuaikan
hingga kedalaman tanah keras.
b. Bila diizinkan oleh Direksi/ Perencana, Kontraktor dapat
mengajukan usulan alternatif jenis tiang yang lain dari yang
disebutkan diatas, dengan melampirkan gambar-gambar dan
perhitungan perhitungan yang dapat dipertanggung jawabkan.
c. Tiang Pancang Persegi Ukuran 25 x 25 cm.
C. Jaminan Pekerja :
1. Pekerjaan pemancangan tiang ini harus dikerjakan oleh
kontraktor dengan tenaga kerja yang berpengalaman dalam
pemancangan tiang dari jenis yang diusulkan, sedemikian sehingga
mampu untuk mencapai kapasitas tiang seperti yang disyaratkan
pada berbagai macam kondisi tanah yang akan dijumpai.
2. Kontraktor harus menyerahkan pernyataan tertulis kepada
Direksi/Konsultan Pengawas untuk menunjukkan bahwa pekerja yang
akan terlibat dalam pekerjaan ini berpengalaman untuk pekerjaan
demikian.
D. Persyaratan Lapangan :
1. Kontraktor bertanggung jawab untuk memancang tiang dengan
ukuran dan jumlah seperti disyaratkan pada posisi seperti
dinyatakan pada gambar denah lokasi tiang, seperti yang telah
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus didukung oleh team supervisi yang dapat
dipertanggung jawabkan yang dilengkapi dengan peralatan
yang presisi dan sedikitnya dua orang memeriksa kelurusan
pemancangan.
2. Tiang-tiang pondasi harus dipancang sampai mencapai lapisan
tanah keras atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas.
1.7. Penyerahan
Sedikitnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan dimulai,
Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut kepada
Konsultan Perencana.
A. Data Pabrik : Data produk dari pabrik tentang tiang
harus diserahkan oleh Kontraktor untuk disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
B. Sertification : Semua tiang pondasi yang dikirim ke proyek
harus dilengkapi dengan sertifikat dari pabrik.
C. Gambar kerja : Kontraktor harus membuat dan
menyerahkan gambar kerja,
metoda konstruksi, jadwal kerja dan daftar perlengkapan
kepada Direksi/Konsultan Perencana untuk mendapat
persetujuan.
1.9. BAHAN-BAHAN/PRODUKSI
1.9.1. Hasil pabrik yang dapat diterima.
Kontraktor harus menyerahkan brosur-brosur dari
beberapa pabrik yang menghasilkan jenis tiang yang sama
dengan yang disyaratkan, untuk dipilih dan disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
1.9.2. Bahan-bahan tiang.
Bahan-bahan tiang yang akan dipakai pada pekerjaan ini
harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan berikut :
A. Dimensi/Kekuatan: Jenis tiang yang dipakai adalah Tiang
Beton Precast Prestress Mutu K-500 dengan ukuran 40 x 40
cm persegi dan panjang seperti ditunjukkan pada
gambar-gambar struktur.
B. Penulangan dan prestressing strands :
I. Prestressing strands harus "uncoated, bright seven wire,
stress relieved 270 ksi "sesuai ASTM A-4I6". 6 mm U-24.
2. Spiral harus dibentuk dari "cold drawn bright steel wire"
sesuai ASTM A- 82
C. Peralatan Pemancangan
I. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus
mengajukan data lengkap dari peralatan yang akan
dipergunakan, jadwal pemancangan dan prosedur
1.10. PELAKSANAAN
1.10.1. Persiapan
A. Metoda pemancangan, perlengkapan, jadwal dan
tahapan/urutan harus mendapat persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas. Persetujuan demikian tidak
membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya untuk
pemancangan tiang yang lancar dan bermutu tinggi.
Semua kerusakan, keterlambatan dan tambahan biaya
yang disebabkan karena pemilihan metode harus
ditanggung oleh Kontraktor.
B. Konsultan Pengawas dapat meminta perubahan urutan
2. Nomor Tiang
23T
3. Tanggal Pemancangan
23T
4. Cuaca
23T
6. Level Tanah
23T
7. Panjang Tiang
23T
E. Kepala Tiang
1. Setelah pemancangan selesai dilaksanakan Kontraktor
wajib untuk memotong kelebihan panjang tiang
pancang sedemikian rupa sehingga panjang stek
tulangan setelah pemotongan kepala tiang minimum 40
diameter tulangan tiang pancang terbesar, sebagai
pengikat ke-pur (pile cap).
Setelah pemancangan selesai, kontraktor harus segera
melanjutkan dengan memeriksa level dan mencatat
posisi-posisi tiang secara detail dan akurat serta
membandingkan dengan posisi yang dicantumkan pada
gambar denah tiang. Kontraktor harus menyediakan
surveyor dilapangan untuk pekerjaan tersebut.
2. Stek tulangan tiang setelah pemotongan kepala tiang
(panjang minimum 40 diameter) harus dalam keadaan
bersih, lurus dan baik.
3. Kepala tiang setelah dipotong harus dibersihkan dengan sikat kawat.
4. Batas pemotongan kepala tiang harus tepat sesuai dengan
petunjuk/gambar.
C. Perlengkapan Pembebanan
1. Behan percobaan didapat dari reaksi kentledge melalui jack
hidraulis yang besarnya melebihi dari beban percobaan dan
ditempatkan pada platform sebagaimana harusnya.
2. Behan kentledge terdiri dari blok-blok beton dengan ukuran sama.
3. Plat baja dengan ketebalan yang cukup untuk menerima
beban ditempatkan secara sentris diatas pile cap untuk dapat
menyalurkan beban percobaan secara sempuma kepada tiang.
4. Ukuran dari plat baja tidak boleh lebih kecil dari ukuran pile cap
dan juga tidak boleh lebih kecil dari ukuran jack yang digunakan.
5. Jack hidraulic harus ditempatkan sentris pada tiang/pile cap.
6. Jack dan alat lainnya harus dikalibrasikan sebelum percobaan
dilakukan.
F. Prosedur pembacaan
Percobaan Pembebanan Vertikal Pembacaan dilakukan sebagai
berikut:
- Sebelum dan sesudah
penambahan beban
- Sebelum dan sesudah
penurunan beban
- Setiap 1 0 menit
- Setiap 1 jam selama 4 jam pertama
- Setiap 2 jam sesudahnya sampai 8 jam.
- Selanjutnya setiap 4 jam.
G. Laporan Percobaan Pembebanan
Laporan hasil percobaan dikirim kepada Direksi/Konsultan Pengawas
untuk persetujuan, terdiri dari:
1. Nama proyek dan lokasi
2. Laporan penyelidikan tanah dan catatan pelaksanaan
pemancangan tiang percobaan
3. Sertifikat dari kalibrasi peralatan
4. Catatan pembebanan yang meliputi:
a. tanggal percobaan
b. waktu pembacaan
c. beban percobaan
d. pembacaan dial gauge, dll.
5. Grafik load-settlement, Grafik load-time dan Grafik time-settlement
6. Kesimpulan dari hasil percobaan.
B. Perlengkapan test.
I. Percobaan harus dilakukan dengan memakai perlengkapan untuk
memperoleh data secara digital.
2. Pengkondisian signal dan pengadaan power harus mempunyai
kemampuan yang sangat tinggi terhadap rasio kebisingan agar tidak
mengganggu signal.
3. Data harus disimpan sedemikian sehingga proses lanjutan atau
tambahan dengan analisa gelombang dapat dilakukan.
4. Data harus dapat dibaca ditempat/dilapangan setidaknya dapat
diperoleh evaluasi mutu dari data pendahuluan.
C. Persiapan percobaan :
I . Percobaan test pada tiang manapun dapat dilakukan sedikitnya 7
(tujuh) hari setelah tiang dipancang.
2. Untuk penempatan dari perlengkapan untuk percobaan/testing pada
kepala tiang, kepala tiang harus bersih, bebas dari air, beton yang
terkelupas dan siap untuk keperluan percobaan.
E. Laporan:
1. Untuk setiap tiang yang ditest, laporan harus termasukjuga:
a. data dari waktu terhadap simpangan kecepatan rata-rata
(average amplified velocity vs time record).
b. Kesimpulan dari keutuhan masing-masing tiang yang ditest.
2. Laporan ahir harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas
dalam
waktu 10 hari setelah percobaan selesai.
1.10.5. Pembersihan:
PASAL 7
PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA
7.1. Umum
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan konstruksi baja seperti
tercantum dalam gambar termasuk penyed iaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan baja dan alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk
d. Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau
balok kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan
tanah, sehingga tidak merusak material. Dalam penumpukkan material
harus dijaga agar tidak rusak, bengkok.
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 100
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
7.4. Toleransi
a. pada prinsipnya toleransi material yang belum difabrikasi maupun
yang sudah difabrikasi dan terpasang harus memenuhi AISC
(American Institute of Steel Contruction) bab "Standard Mill Practice"
hal 1 - 121
b. Pemborong harus membaca persyaratan toleransi tersebut
sebagai bagian dari spesifikasi teknis konstruksi baja ini.
Direksi/Konsultan Pengawas dengan tegas akan menolak setiap
profil-profil dan pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan
toleransi tersebut.
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 101
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
b. Fabrikasi
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 102
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
di workshop pemborong.
d. Pengelasan
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 103
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
1. Umum
• Secara prinsip semua yang berhubungan dengan pekerjaan
pengelasan antara lain cara pelaksanaan, teknik
pengelasan, kualifikasi tukang las/operator, las/tack welder,
inspection/testing, toleransi, perbaikan las dan lain-lain harus
memenuhi AWS D1.1-90 serta ketentuan-ketentuan dibawah Ini.
• AWS D1.1-90 tersebut harus selalu ada baik di workshop
pemborong maupun dilapangan.
2. Kawat Las
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 104
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
3. Mesin Las
• Tenaga listrik mesin las harus berasal dari genset yang dilengkapi
dengan panel pembagi dan travo las sehingga besarnya
arus/ampere dapat dikontrol dan diatur sesuai dengan
kebutuhan. Besarnya KVA genset disesuaikan dengan jumlah
unit travo las yang hendak digunakan.
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 105
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
5. Pelaksanaan Pengelasan
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 106
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 107
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 108
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 109
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 110
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
7.10. Pengecatan
a. Persiapan Pengecatan
Semua permukaan konstruksi baja sebelum di cat harus bebas
dari:
• Lapisan mill, yaitu lapisan tipis mengkilap yang berasal dari rolling
mill
• Karat
• Minyak/oli
• Dan lain-lain kotoran yang akan mengganggu melekatnya cat
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 111
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
b. Pengecatan Primer/Dasar
Setelah diadakan persiapan pengecatan seperti tersebut di
atas, maka setelah dipabrikasi, elemen konstruksi baja dapat
di cat dasar dilakukan sebagai berikut :
Type Cat Merk Ketebalan
: Zincromate
: Dulux Undercoat A.534-101 ex ICI
:70 micron
c. Cat Finish
Cat Finish dilakukan 2 (dua) kali dengan ketentuan sebagai berikut:
Cat Finish I
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 112
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
Produk : Danapaints
Ketebalan : 60 micron
D. PEKERJAAN MEKANIKAL/ELEKTRIKAL
A. SYARAT-SYARAT UMUM
1. Persyaratan Umum
Persyaratan ini rnerupakan bagian dari persyaratan umurn. Apabila ada
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 113
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 114
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
c. Plambing
• SNI 03-5481-2000 tentang Sistem Plambing
d. Pemadam Kebakaran
• SNI 03-1745-2000 tentang Pipa Tegak dan Slang
• SNI 03-3989-2000 tentang Sprinkler Otomatik
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 115
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
3. Gambar-Gambar
4. Koordinasi
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 117
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
7. Pengetesan
Kontraktor harus melakukan semua pengetesan seperti yang
dipersyaratkan disini dan mendemonstrasikan cara kerja dari
segenap sistem, yang disaksikan oleh Pemberi Tugas, Konsultan
Pengawas dan Perencana. Semua tenaga kerja, bahan dan
perlengkapan yang diperlukan untuk percobaan tersebut, merupakan
tanggung jawab Kontraktor.
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 118
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
10. Laporan
a. Laporan Harian :
Kontraktor wajib membuat "Laporan Harian" dan "Laporan
Mingguan" yang memberikan gambaran dari kegiatan-kegiatan
yang dilakukan di lapangan secara jelas. Laporan tersebut dibuat
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 119
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
1. Kegiatan Fisik
2. Catatan dan perintah Pemberi Tugas dan KONSULTAN
PENGAWAS yang disampaikan baik secara lisan maupun
tertulis.
3. Hal-hal yang menyangkut masalah:
- Material (diterima/ ditolak)
- Jumlah tenaga kerja
- Keadaan cuaca
- Pekerjaan tambah/kurang.
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana
laporan tersebut berisi ikhtisar dan catatan prestasi atas
pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu depan.
Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Proyek dan
diserahkan pada Konsultan Pengawas untuk diketahui/ disetujui.
b. Laporan Pengetesan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas dalam rangkap 5 (lima) mengenai hal-hal
sebagai berikut:
1. Hasil pengetesan kabel-kabel instalasi Elektronik (mergertes
dan pemberian tegangan dan grouping).
2. Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
3. Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
Semua pengetesan dan a tau pengukuran tersebut harus
disaksikan oleh konsultan pengwas.
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 120
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
15. Penjagaan.
a. Kontraktor wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus
menerus selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan,
mesin dan alat-alat kerja yang disimpan di tempat kerja (gudang
lapangan).
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 122
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
18. Pengawasan
a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan
adalah dilakukan oleh Konsultan Pengawas.
19. Lisensi
a. Kontraktor harus mempunyai lisensi instalasi Telepon dari Telkom
setempat, dan lisensi lainnya untuk pekerjaan yang disyaratkan oleh
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 123
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 124
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
1. P E R S Y A R A T A N U MUM
Pekerjaan sistem elektrikal meliputi pengadaan semua bahan, peralatan
dan tenaga kerja, pemasangan , pengujian perbaikan selama masa
pemeliharaan dan training bagi calon operator, sehingga seluruh sistem
elektrikal dapat beroperasi dengan baik.
2. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan sistem elektrikal .
a. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai type dan
ukuran kabel tegangan rendah sesuai dengan gambar rencana.
b. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel-panel
tegangan rendah. Pekerjaan instalasi penerangan dan stop kontak,
meliputi :
• Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur lampu dan
jenis lampu sesuai gambar rencana.
• Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak biasa.
• Pengadaan dan pemasangan berbagai jens saklar, grid switch dan
saklar.
• Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi
pelindung kabel serta berbagai accessories lainnya seperti : box
untuk saklar dan stop kontak, junction box, fleksibel conduit,
bends/elbows, socket dan lain-lain.
• Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel instalasi
penerangan dan stop kontak.
c. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem pentanahan
lengkap dengan box kontrol, elektroda pentanahan dan accessories
lainnya.
d. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem penangkal
petir lengkap dengan accessories lainnya.
e. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang
sistem ini agar dapat beroperasi dengan baik (seperti pekerjaan
bak kontrol, kabel rack, kabelladder, kabel tranking, support
equipment dan accessories lainnya.
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 125
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
Konstruksi Panel
U
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 126
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 127
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 128
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
• Trafo Arus
:600 Volt
Insulation rating
: 1,5 V
Class
:60 X In
therm
:SA
Rated secondry surrent
:10VA
Rated burden cap
• Ampere meter
:1,5
Class
:1,2 x In continue
Over load cap
:6x6 mm
Ukuran Skala Type Ketelitia
•Voltmeter
Class :0-2500 Amp
:1,2 x In continue
: 6x6mm
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 129
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
• KWHMeter
Rated voltage :3x300Volt
Rated current output transformer : 30 (120) Amp
Acuracy class :2
Base plate of moulded plastic : 6 (six) cipher rollers
The Subcontractor register single pengukuran
• Lampu indicator tarif
Tublar lamp, pijar 5 watt, diameter 54
mm
Warna : merah, kuning, biru
• Push button
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 130
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 131
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
a. Umum
Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-
macam ukuran dan type yang sesuai dengan gambar rencana (NYY,
NYFGbY, FRC, NYM, NYA, 06/1KV) kabel daya tegangan rendah ini harus
sesuai dengan standard SII atau S.P.L.N.
b. Instalasi dan Pemasangan Kabel
a. Bahan
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus
memenuhi peraturan PUlL 2000 SNI 04-0255-2000. Semua kabel/
kawat harus baru dan harus jelas ditandai dengan ukurannya, jenis
kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.
Semua kawat dengan panampang 6 mm2 keatas haruslah
terbuat secara disiplin
(stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 132
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
Pengawas.
3. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna
phasa atau nomor
kabel masing-masing, dan harus diadakan pengetesan
tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan
dilakukan. Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh
Konsultan Pengawas.
4. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan
penyambungan - penyambungan tembaga yang dilapisi
dengan timah putih dan kuat. Penyambungan-
penyambungan harus dari ukuran yang sesuai.
5. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi
dengan pipa
PVC/protolen yang khusus
untuk listrik.
6. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu
untuk menjaga nilai isolasi tertentu.
7. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang
terbuka, maka harus
dilindungi dengan pipa galvadnezed ingan tebal
minimal 2,5 mm
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 134
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 135
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
h. Site Test
Pengetesan setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam,
penyambungan- penyambungan dan pemasangan kotak
akhir, maka dilakukan pengetesan dielektrik/ insulation test.
Marking kabel untuk
i. Garansi
Sertifikat pengetesan dari pabrik pembuat kabel harus disertakan
pada penyerahan kabel. Bila kabel yang bersangkutan mengalami
kegagalan dalam pengetesan, maka pabrik pembuat kabel dan
Kontraktor bertanggung jawab atas kabel tersebut, sampai kabel
tersebut dapat berhasil dalam pengetesan ulang dan diterima baik
oleh Konsultan Pengawas.
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 136
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
- Ballast harus dari jenis "Low Loss Ballast" dan harus pula
dipergunakan single lamp ballast (satu ballast untuk satu lampu
fluorescent).
- Tabung Fluorescent harus dari type TLD, type Daylite w/54.
- Armatur Down Light terdiri dari dudukan dan diffuser, dimana
dudukan harus dari bahan aluminium silicon aloy atau dari
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 137
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
moulded plastic.
Diffuser harus dari bahan gelas susu atau satin etached opal
plastic. Armatur down ligh tersebut harus tahan terhadap bahan
kimia maupun gas kimia.
Konstruksi armatur Down Light harus kuat untuk dipasang
disesuaikan dengan gambar rencana.
Lubang-lubang ventilasi harus ada dan ditutup dengan kasa nylon
untuk mencegah masuknya serangga.
Diffuser terpasang pada dudukan ulir, tidak boleh dengan memakai
paku sekrup.
- Skedul Lampu Penerangan, harus mengacu ke gambar rencana
dan desain Arsitek. b. Stop Kontak biasa
- Stop kontak dinding yang dipakai adalah stop kontak satu phasa,
Rating 250 Volt,13
Ampere, untuk pemasangan di dinding.
- Stop kontak 1 (satu) phasa dilengkapi dengan saklar dan
pilot lamp untuk pemasangan rata dengan dinding dengan
rating 250 volt,13 Ampere.
- Bahan dari Polyvinyl cloride (PVC)
- Stop kontak yang dipakai adalah stop kontak satu phasa untuk
pemasangan rata dinding dengan ketinggian 30 cm di atas
lantai dan harus mempunyai terminal phasa, netral dan
pentanahan. Harus di pasang mengikuti item e.
c. Stop Kontak ( UPS )
- Stop kontak ( U P S K a v 5 0 0 V A d a n 1 0 0 0 V A .)
- UPS di pasanag di lantai sesuai dengan rencana gambar kerja, dan
kebutuhan VA.
d. Saklar Dinding
- Saklar harus dari tipe untuk pasangan rata dinding, tipe rocker,
dengan rating 250
Volt, 10 ampere dari tipe single gang, double gangs atau
multiple gangs (grid switches), saklar hotel single gang atau
double gangs dipasang dengan ketinggian
1,20 m atau ditentukan lain.
- Saklar harus dipasang pada box mengikuti item f dan khusus
ruang pemeliharaan harus digunakan type Industrial, Class IP-65.
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 138
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
e. Isolating Switches
- Isolating switches harus dipasang pada dinding dan dilengkapi
dengan indicating lamp.
Rating isolating switch harus lebih tinggi dari rating MCB I MCCB
pada feeder dipanelnya. Rating tegangan adalah untuk 1fasa 250
Volt dan untuk 3 fasa 415 Volt.
- Switches harus dipasang pada box mengikuti item
f. Box untuk Saklar dan Stop Kontak
- Box harus dari bahan moulded plastic dengan kedalaman tidak
kurang dari 35 mm.
Kotak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan saklar
atau stop kontak dinding terpasang pada box harus
menggunakan baut, pemasangan dengan cara yang
mengembang tidak diperbolehkan.
g. Kabel Instalasi
- Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi stop
kontak harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau
lebih (NYM, NYA).
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 139
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 140
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
16mm 2 10mm2
35mm2 16mm2
70mrn.2 50mm2
120mm2 70mm2
150mm2 95mm2
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 141
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
b. Daftar Material
Untuk semua material yang ditawarkan, maka Kontraktor wajib mengisi
daftar material yang menyebutkan: merk, type, kelas lengkap dengan
brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar
material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa
barang-barang produksi.
c. Penyebutan Merk/Produk Pabrik
Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan
beberapa merk tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari
material atau komponen tertentu terutama untuk material-material
Listrik utama, maka Kontraktor wajib melakukan didalam
penawarannya material yang dalam tara£ mutu/pabrik yang
disebutkan itu.
Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang
disebutkan pada tabel material tidak dapat diadakan oleh
Kontraktor, yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang kuat dan
dapat diterima Pemilik, Direksi Lapangan dan Perencana, maka dapat
dipikirkan penggantian merk/ type dengan suatu sanksi tertentu
kepada Kontraktor.
d. Daftar Merk/Produk Material (setara)
1. Panel TM = NFB : Schneider, Unindo, LS dan Setaranya.
2. Trafo : Unindo, Trafindo, Schneidjer ,dan setaranya
3. Panel TR :SPLN PT Pura Mayungan, Binamitra,dan setaranya
4. Kabel TR : Kabelindo,Supreme, Kabel Metal, Tranka Cable,
dan setaranya
5. Panel Tegangan Rendah
- ACB, MCCB, MCB : ABB, Siemens, LS, Schneider
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 142
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
6. Komponen Lampu :
a. Tube : Phillips, Osram
b. Capacitor : Phillips atau setaranya.
c. Ballast Type Low Loss :Phillips, ATCO (Low Loss) Swabe.
d. Fitting : BJB, Vossloh (Jerman).
e. Starter : Phillips, Osram.
7. Stop Kontak/Switch : Clipsal, ABB, Berker, BROCO, Lugano
8. UPS : ABB, Berker, BROCO, Lugano dan
9. Conduit Instalasi : EGA, Clipsal.
10. Armature Lampu TL : Artolite, Philips, SAKA, dan setaranya
11. Armature Lampu Down Light: Artolite, Philips, SAKA, dan setaranya.
12. Rak Kabel: Nobi, Three stars.
13. Transformator Daya : Unindo, Trafindo .
14. Grounding System : Poly Phase, Term oweld, Ex-Local,
Cald Well dengan conductivity Cu > 99,9%.
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 143
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan , pengujian dan perbaikan selama masa
pemeliharaan dari system penangkal petir yang lengkap sesuai spesifikasi
ini, serta pengurusan izin dari instansi yang berwenang di Indonesia.
2. Ref erensi
Pekerjaan yang dilakukan mengikuti standard dan peraturan yang
berlaku dari
Depnaker atau standard I peraturan yang dikeluarkan dari pabrik.
3. Material
Material yang digunakan dalam system penangkal petir dalam keadaan
baik dan sesuai dengan yang dimaksudkan serta disetujui oleh direksi.
Daftar material , katalog dan shop drawing harus diserahkan kepada
Direksi sebelum dilakukan pemasangan.Material yang tidak sesuai dengan
spesifikasi ini akan ditolak. Sistem Penangkal Petir yang dipakai adalah :
Sistem penangkal Petir Elektrostatis atau Sistem Non Radioaktif.
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 144
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
c. Sistem pentanahan
Terminal pentanahan terletak didalam bak kontrol yang
dilengkapi dengan elektroda pembumian dimana untuk pengujian
tahanan tanah secara berkala. Elektroda Pentanahan:
Elektroda Pentanahan terbuat dari Copper Road digalvanisir
dengan diameter tidak kurang dari 1inch dan panjang minimal 6
meter dan harus dimasukkan ke dalam tanah secara vertical dan
pengukuran tahanan pentanahan maksimum 2 Ohm.
4. Pemasangan I Pelaksanaan
Cara- cara pemasangan penangkal petir system ini harus
sesuai dengan petunjuk - petunjuk dan spesifikasi pabrik.
a. Batang Penangkal dipasang pada atap bangunan dengan
memakai baut angker atau klem. Pemasangan harus cukup
kuat untuk menahan gaya - gaya mekanis pada saat
timbulnya sambaran petir.
b. Pemegang konduktor I klem harus terbuat dari bahan
yang sama dengan konduktor untuk mencegah terjadinya
elektrolisa jika terkena air.
c. Sambungan - sambungan :
Sambungan yang diperlukan haruslah menjamin kontak yang
baik dan tidak mudah terlepas. Sambungan sedapat mungkin
mengurangi kerugian-kerugian tipis akaibat adanya sambungan.
d. Pelindung Mekanis
Down Conductor harus dilindungi terhadap kerusakan mekanis
dengan pipa PVC type High Impact.
5. Pengujian I Pengetesan
Untuk mengetahui baik atau tidaknya system penangkal petir
yang dipasangkan maka harus diadakan pengetesan terhadap
instalasinya maupun terhadap system pentanahannya.
Pengetesan yang harus dilakukan :
a. Grounding Resistant Test
6. Contoh
Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan - bahan yang
akan dipergunakan I dipasang sesuai dengan spesifikasi
yang disetujui oleh Perencana I Konsultan Pengawas.
7. Surat Izin
Kontraktor harus sudah berpengalaman di dalam pemasangan
penangkal petir ini ,dan mempunyai izin dari Jabatan Elektrik SNI.
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 145
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
8. Daftar material
Kontraktor harus menyerahkan brosur I merk ,type penangkal
petir yang akan dipakai.
9. Merk Splitzen (Air Splitzen): Gentz, Kurn, EF
Kabel : TRA N KA, Supreme, Kabel Metal,KABELINDO
Conduit : EGA I Clipsal.
D . SISTEM TELEPON & DATA
1.2. STANDAR/RUJUKAN
a. Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE).
b. Standar PT. Telkom Divisi Telkom Akses
c. Standar Nasional Indonesia (SNI).
d. Spesifikasi Teknis:
- Galian, Urukan Kembali dan Pemadatan.
- Cat.
- Distribusi Tegangan Rendah.
2. PROSEDUR UMUM
2.1. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 147
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
4. Sistem Komputer
a. Kabel Data
- Kabel data pada sistem jaringan komputer harus dari tipe UTP cable 4 pairs
category 6 buatan Belden, Clipsal Datacomms atau yang setara.
- Kabel serat optik (optical fibre) harus dari tipe multimode (MM) berinti 4,
yang memiliki diameter luar 6.5mm dengan low smoke zero halogen (LSZH)
outer sheath, buatan Belden.
b. Switch/Hub
- Switch/hub harus dari jenis 24 ports 10/100 dengan 2 x 10/100/1000Base-T
ports, Enhanced image memenuhi standar IEEE 802.3i 10Base-T, IEEE 802.3u
100Base-T, dan masing-masing harus dilengkapi dengan outlet tipe RJ-45,
dari Cisco, Juniper atau produk lain yang kualitasnya setara dan disetujui.
- Switch/hub harus dilengkapi dengan konverter serat optik untuk
menghubungkan kabel serat optik ke kabel UTP.
c. Wireless Access Point
Wireless access point harus memiliki karakteristik minimal sebagai berikut:
- Memenuhi standar IEEE,
- Device management: Web-Based – Internet Explorer v6 atau sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja
- Wireless distribution system:
AP Client PtP Bridge
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 148
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
d. Kotak Kontak
Kotak kontak data harus dari tipe rata permukaan (flush mounted) dengan
pelat muka tipe RJ45 lengkap dengan simbol data, dari Merten Schneider,
Clipsal Schneider, MK, ABB atau Legrand.
e. Konduit
Pipa konduit untuk kabel telepon harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis
tentang Elektrikal. Diameter pipa konduit harus sesuai dengan ketentuan dalam
Gambar Kerja atau disesuaikan dengan jumlah kabel yang akan ditempatkan
di dalamnya
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Umum
- Unit kotak distribusi utama (Switch) unit harus dipasang pada ruang panel
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Setiap kotak terminal harus memiliki cadangan sekurang-kurangnya 20% .
- Kabel yang akan ditanam di dalam bagian bangunan (di lantai atau di
dinding) harus ditempatkan di dalam konduit tahan karat seperti disebutkan
dalam Spesifikasi Teknis tentang Elektrikal.
Untuk ruangan tanpa langit-langit, kabel harus ditempatkan di dalam
konduit atau rak kabel dan diklem ke beton pelat pada setiap jarak 100cm
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 149
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
- Kabel tanah harus ditanam pada kedalaman minimal 80cm dan diberi
penutup lapisan pasir halus (bebas batuan) tebal minimal 10cm, dan di
atasnya ditutup dengan batu bata.
- Kabel-kabel yang ditanam melintang jalan harus ditempatkan dalam
konduit.
- Inti kabel harus disambung dengan cara las.
- Semua penyambungan kabel tanah harus dilakukan dengan alat
penyambung yang disetujui seperti 3M, Raychem atau yang setara, dengan
tipe dan ukuran yang sesuai dengan jenis kabel yang akan disambung.
- Kontraktor harus membuat diagram jalur kabel.
- Setiap jalur kabel harus diberi tanda kabel yang jelas, sedang untuk setiap
sambungan harus diberi tanda khusus.
- Pekerjaan galian dan urukan untuk penanaman kabel harus dilaksanakan
sesuai Spesifikasi Teknis tentang Civil Works.
- Sebelum dan setelah peletakan kabel, Kontraktor harus mengukur data
kualitas kabel yakni isolasi antar kawat, kawat pembumian, tahanan/loop,
atenuasi pada 800 Hz, hubungan menerus dan tahanan pelindung kabel.
Konduit kabel telepon harus diberi cat dalam warna sesuai Skema
Warna yang akan diberikan kemudian.
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 150
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
1. Sistem
Sistem tata suara (sound system) dengan fungsi umum (pagging address) terdiri dari
public address dan back ground music serta car call system.
Peralatan sistem tata suara berupa master didalam ruang kontrol, dimana terletak
Pre-Amplifier Mixer, Power Amplifier, Alarm (chime module) atau Emergency Panel,
Tape Dect, Tunner Radio, dan Program selector serta volume Control.
Untuk menjamin bahwa program-program yang diperdengarkan (diumuKonsultan
Pengawasan) sesuai dengan yang dikehendaki, maka diperlukan master monitoring
berupa Pagging Microphone yang terletak di ruang operator, sedangkan dalam
keadaan darurat (emergency) semua program dapat di putuskan dan selanjutnya
dapat disiarkan pengumuman atau signal dari fire alarm melalui emergency
microphone (Auxilary Monitoring) dengan satu prioritas channel di
ruang kantor pengelola.
Untuk keperluan pemanggilan kepada pengemudi mobil dapat disiarkan melalui Car
Call microphone yang terletak di areal teras depan atau pada ruang reception.
Setiap interupsi didahului dengan suatu nada tertentu (Chime Signal) yang
dibangkitkan dengan chime generator yang terpasang pada monitor dist (Sistem tata
suara), selanjutnya program input sampai lound speaker sesuai dengan zoningnya.
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 151
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 152
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 153
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 154
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
F. PEKERJAAN CCTV
1. PENJELASAN UMUM
Persyaratan umum, persyaratan teknis, gambar-gambar yang disertakan,
juga instruksi, informasi resmi yang disampaikan kepada peserta Pemilihan
Langsung paket pekerjaan ini adalah merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-syarat, Bill of Quantity,
dan Gambar secara keseluruhan.
2. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan secara umum adalah :
Pengadaan dan instalasi kabel untuk peralatan :
- CCTV dan DVR
- Sistem Pentanahan (Grounding)
- UPS
Pekerjaan Pemeliharaan untuk peralatan tersebut di atas selama 1 (tiga)
Tahun dan menyediakan tenaga teknisi sejumlah 2 (dua) orang.
Melaksanakan :
- Training for Trainers untuk 3 (lima) bagi Pemilik Kerja yang ditunjuk
- Testing and Commissioning.
Pekerjaan Instalasi
Guna menunjang pelaksanaan pekerjaan, menjadi kewajiban
Kontarktoruntuk menyediakan seluruh peralatan baik itu peralatan
umum maupun peralatan khusus/pengujian dan lain-lain.
Disebutkan di bawah ini namun tidak terikat kepada apa yang
disebut di bawah ini merupakan peralatan yang harus disediakan
oleh Pelaksana Pekerjaan.
Peralatan umum antara lain :
- Tangga, steger, tali
- Peralatan kerja seperti palu, obeng, martil, tang dan lain-lain
- Mesin bor (bor tangan atau di meja), mesin potong, alat gerinda,
las listrik/las karbit.
- Peralatan galian
- Dan lain-lain.
Peralatan khusus termasuk peralatan pengukuran antara lain :
- Digital multitester
- Insulation meter
- dB gain meter
- Earthing resistant meter
- Tool kit
- Dan lain-lain.
Peralatan yang dipergunakan :
- Kabel Sinyal Video dalam Gedung tipe UTP Cat. 6 khusus CCTV.
- Kabel Daya Tegangan Rendah 600V – 1.000 V frekuensi 50 Hz
- Kabel Kontrol Twisted Shielded (STP)
- Konduit.
Konduit untuk kabel-kabel dalam gedung harus dari pipa uPVC tipe
high impact yang memenuhi standar BS 6099, dengan diameter
sesuai petunjuk Gambar Kerja. Kabel yang ditanam dalam tanah,
di bawah atau melintang jalan dan perkerasan harus ditempatkan
dalam konduit yang terbuat dari pipa baja lapis galvanis kelas
medium standar SNI 07-0039-1987 atau yang terbaru, merk produk
Matsushita dan Nippon Steel dengan diameter sesuai Gambar
Kerja. Konduit fleksibel harus terbuat dari pipa lentur uPVC yang
memenuhi standar BS 4607, digunakan pada tempat-tempat
tertentu sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja. Konduit fleksibel ini
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 156
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
harus tahan cuaca, panas, tidak mudah pecah, serta kedap air
dan debu.
Spesifikasi Pekerjaan Instalasi sesuai dengan Lampiran Spesifikasi Teknis
Peralatan.
5. APLIKASI PEKERJAAN
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 157
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 158
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 159
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
G. PEKERJAAN PLUMBING
1. P E R S Y A R A T A N UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan
plambing, sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar rencana
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 160
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
1.3. Pengajuan-pengajuan
Pada saat pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan:
a. Material list dari seluruh item peralatan yang akan dipasang.
b. Shop drawing yang menunjukkan secara detail
pekerjaan-pekerjaan/
pemasangan peralatan dan pemipaan, penyambungan
dengan pekerjaan- pekerjaan lain atau pekerjaan-pekerjaan
yang sulit dilaksanakan ataupun perubahan-perubahan atau
modifikasi yang diusulkan terhadap gambar rencana.
c. Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik jika ada dari
peralatan- peralatan yang akan dipasang.
d. Contoh-contoh material (brosur-brosur untuk peralatan-
peralatan yang besar) dari material/ peralatan yang akan dipasang.
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 161
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
2. SISTEM AIR
Pada dasarnya air buangan yang berasal dari toilet seperti dari
floor drain dan lavatory dipisah dengan air kotor yang berasal
dari WC dan urinoir. Untuk itu digunakan 2 (dua) pipa datar dan
2 (dua) pipa tegak untuk air buangan dan air kotor. Air kotor
disalurkan ke septic tank sedang air buangan disalurkan ke saluran
air hujan
3. GARANSI
4. PELATIHAN
Kontraktor harus menyiapkan dan menyelenggarakan latihan bagi calon
operator yang akan mengoperasikan dan memelihara sistem air
bersih, air kotor dan air hujan. Latihan dapat dimulai sejak
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 163
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 164
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
2. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk didalam lingkup pekerjaan ini:
a. Pekerjaan instalasi ini meliputi seluruh pekerjaan, pengadaan dan
pemasangan Instalasi Tata Udara (Air Conditioning) dan Ventilasi
Mekanis (Mechanical Ventilation) secara lengkap termasuk semua
perlengkapan dan sarana penunjangnya, sehingga diperoleh suatu
instalasi yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama dan siap
untuk dipergunakan.
b. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Unit AC jenis Direct
Expantion Multi-VRF (Variable Refrigerant Flow) air cooled type,
memakai BLDC inverter Scroll Compressor, terdiri dari satu sistem
outdoor unit dengan sejumlah indoor unit , dimana setiap indoor unit
mempunyai kemampuan untuk mendinginkan ruangan secara
independen sesuai dengan temperature yang diharapkan.
c. Outdoor dan indoor harus mempunyai fleksibilitas design dan
kemampuan koneksi total jumlah indoor sampai ke 64 unit indoor
dengan kapasitas Outdoor mencapai 80HP dalam satu system.
d. Bisa tersambung kepada 1 refrigeration sirkuit dan dikontrol secara
independen menggunakan Electronic Expantion Valve (EEV) pada
setiap Indoor unit.
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 165
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 166
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
3. Kondisi Perencanaan
1. Kondisi Udara Luar
a. Temperatur : 35° C ( 95° F )
b. Relative Humidity : 80 %
2. Kondisi dalam ruangan ( semua ruangan yang dikondisikan )
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 167
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
a. Temperatur : 22° C ± 2° C
b. Relative Humidity : 60 % ± 5 % RH
c. Koridor : 25° C ± 1° C
d. Noise Kriteria: Maks. 50 Db
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 168
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 169
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 170
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 171
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
5. Instalasi
1. Semua peralatan dan alat–alat bantu harus dipasang sesuai dengan
cara-cara pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat
dipertanggung jawabkan serta sesuai dengan petunjuk dan instruksi
pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan pabrik dari peralatan
ataupun alat bantu tersebut.
2. Semua pondasi untuk peralatan dan motor, berukuran sedemikian
rupa sehingga tidak ada bagian–bagian perlatan maupun motor
yang berada diluar pondasi (berat peralatan diartikan berat pada
saat dalam operasi).
3. Untuk semua peralatan seperti fan dan sejenisnya yang
menggantung dan duduk pada suatu platform, maka harus
diperkuat dengan suatu frame besi kanal (siku) yang dilas atau
dibautkan, atau dikeling ke frame sehingga cukup kuat, kaku dan
tidak bergetar dalam saat beroperasi.
4. Semua peralatan dalam prinsip pemasangannya harus mudah untuk
bisa diamati, termasuk juga assesories pipa dan duct seperti valve,
clean out, damper, filter, venting dll.
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 172
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
7. Spesifikasi Teknis
1. Pemipaan
a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pada butir ini adalah pengadaan dan
pemasangan instalasi pemipaan lengkap dengan fiting-fiting dan
alat bantu, accessories dengan isolasi atau tanpa isolasi sesuai
seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana yang melengkapi
dokumen ini.
b. Umum
Seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana jalur-jalur
pipa yang tercantum adalah gambar yang menunjukkan rute dan
ukuran pipa. Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan
setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur instalasi lainnya,
berikut detail atau potongan-potongan yang diperlukan dan
mendapat persetujuan dari direksi / konsultan sebelum
dilaksanakan.
c. Konstruksi Pemasangan Pipa
Kontraktor harus memasang pipa refrigerant pada masing-
masing unit sesuai dengan gambar perencanaan dan
spesifikasi teknis.
Pipa refrigerant harus dilengkapi dengan isolasi. Permukaan
pipa harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pemasangan
isolasi. Pemasangan isolasi harus rapih sedemikian rupa
sehingga tidak terlihat isolasi pipa yang bergelombang,
sehingga dihasilkan bentuk permukaan isolasi dengan
ketebalan yang seragam.
Pada bagian luar isolasi harus dilapisi dengan aluminium foil
dan adhesive tape. Pemasangan pipa refrigerant harus
dilengkapi dengan gantungan pipa dan klem-u.
Untuk pipa refrigerant yang dipasang di atas permukaan atap
harus dilengkapi dengan perforated pipe tray lengkap dengan
tutup pelindung.
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 173
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 174
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 175
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 176
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 177
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 178
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 179
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 180
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
d. Pengukuran Listrik
Voltmeter
Amperemeter/ampertang
e. Pengujian dan pengukuran tekanan barometer / preasure gauge
f. Pengujian dan pengukuran laju aliran ( portable field flow meter )
g. Pengujian Sistem Perpipaan
Dilakukan dengan metode hidrosatik test
Tekanan pengujian 8 kg/cm2.
Bila selama 12 jam tidak terjadi penurunan maka pengujian
dinyatakan selesai.
Bila terjadi penurunan, maka kontraktor harus memperbaiki
kerusakan tersebut dan pengujian harus dilakukan ulang.
h. Balancing Saluran Udara / Ducting
Pengatur spliter dan volume damper untuk mendapatkan
jumlah aliran sesuai dengan yang dipersyaratkan.
Mengukur jumlah aliran udara pada setiap lubang keluar
udara.
Balancing udara dinyatakan selesai bila jumlah udara telah
disesuaikan dengan yang dipersyaratkan.
i. Balancing Aliran Air
Mengatur balancing valve sehingga jumlah air yang mengalir
ke setiap mesin Air Conditioning sesuai dengan kebutuhan
mesin tersebut.
Pekerjaan dinyatakan selesai bila jumlah air yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan mesin-mesin AC/AHU/FCU.
10. Persyaratan pengujian start-up unit mesin AC ( Chiller Unit ) hanya
boleh dilakukan oleh ahli yang ditunjuk oleh dealer unit Mesin AC
tersebut.
11. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk
testing tersebut merupakan tanggung jawab kontraktor. Termasuk
peralatan khusus yang dibutuhkan untuk melakukan testing dari
seluruh sistem ini, seperti dianjurkan oleh pabrik, harus disediakan
kontraktor.
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 181
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
I. PEKERJAAN POMPA
1. PERSYARATAN UMUM
a. Ruang Lingkup
Spesifikasi pompa disini adalah merupakan persyaratan minimal
bagi pompa-pompa yang digunakan dalam pekerjaan mekanikal
proyek ini.
b. Standard and Code
Standard yang berlaku bagi pekerjaan ini
adalah : ASfM : American Society of
Testing Material. NFPA : National Fire
Protection Association.
c. Bagian yang berhubungan
Referensi yang harus diperhatikan adalah pekerjaan-pekerjaan yang
terkait yaitu :
=> A Plambing
=> F Pemadam Kebakaran
2. PERSYARATAN PERALATAN
1. Pompa air bersih.
a. Pompa yang dimaksud untuk sistem penyediaan air bersih harus
dari jenis centrifugal (end suction) dimana motor-motor
penggerak harus dikopel langsung dengan poros pompa
dengan menggunakan kopling flexibel yang dipasang secara
baik sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.
b. Pompa-pompa dan masing-masing motornya harus diletakkan
pada satu alas
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 182
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 183
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
J. PEMASANGAN LIFT
1. Pendahuluan
1.1. Uraian dan syarat- syarat ini menjelaskan mengenai pengadaan
bahan dan pemasangan/pelaksanaan pekerjaan secara lengkap dan
sempurna untuk pekerjaan pemasangan 4 buah Elevator penumpang
dengan daya angkut 9 orang untuk Gedung Convention Hall
Samarinda.
1.2. Untuk menjamin kualitas maka diisyaratkan hal-hal sebagai berikut :
a. Jenis elevator yang dipergunakan adalah produk perusahaan
Korea, Jepang, Eropa atau setara.
b. Semua sistem peralatan elevator harus memenuhi syarat sesuai
dengan cara pengujian yang ditetapkan oleh pemerintah setempat
(Depnaker). Semua peralatan harus asli berasal dari pabrik di Negara
pembuatnya.
1.3. Kontraktor merupakan agen tunggal resmi yang ditetapkan oleh
pabrik principal dan harus berpengalaman minimal 5 (lima) tahun
dalam menangani pekerjaan serupa.
1.4. Kontraktor telah berpengalaman memasang elevator (lift) minimum 5
(lima) unit, dengan minimum umur pemasangan 1 (satu) tahun.
1.5. Persyaratan khusus/teknis, yang harus disediakan oleh kontraktor
a. Surat jaminan supply, yang meliputi ketersediaan sparepart elevator
10 (sepuluh) tahun ke depan sejak pemasangan.
b. Surat keagenan dan lisensi.
c. Surat tanda pendaftaran sebagai Agen Tunggal Barang Produksi
Luar Negeri yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan
Republik Indonesia.
d. Surat keputusan penunjukkan perusahaan Teknik Instalatir lift yang
masih berlaku.
e. Sertifikasi ISO dari produk atau managemen pabrik pembuat asal
produk.
f. Sertifikat ahli pengawas pekerjaan yang sesuai aturan K3
(keselamatan dan kesejahteraan kerja)
2. Lingkup Pekerjaan
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 183
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 184
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 186
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
keretanya.
Dilengkapi dengan narrow jamb.
Terbuat dari stainless steel .
Harus dilengkapi dengan kunci pembuka secara manual dan
interlock secara elektris dan mekanis serta dilengkapi dengan alat
penutup otomatis dengan weight closer.
4.3. Door Sills dan Toe Guards
Terletak dibawah pintu, terbuat dari Extruded aluminium natural color, yang
didudukkan pada beton yang telah disediakan dan harus
dikoordinasikan dengan Kontraktor Struktur (Sipil)
4.4. Hall Button
a. Hanya ada satu buah di setiap lantai.
Untuk lantai yang paling bawah hanya terdapat satu pushbutton
untuk operasi ke arah atas.
Untuk lantai yang paling atas hanya terdapat satu pushbutton
untuk operasi ke arah bawah
Untuk lantai yang lainnya terdapat dua buah pushbutton untuk
operasi ke arah atas dan bawah.
b. Push button merupakan soft touch button yang menyala bila disentuh.
4.5. Car Position Indicator
Terdapat di atas pintu pada semua setiap lantai dengan Upe Digital Indicator
saja, kecuali pada lantai Lobby dilengkapi dengan transom panel, gong dan
hall lantem.
4.6. Buffer
a. Buffer yang dipakai harus dari jenis oil buffer dimana pada bagian
atasnya diberikan karet setebal 5 mm.
b. Untuk setup elevator minimum dipergunakan empat buah buffer
dimana dua buah untuk car buffer dan yang lain untuk counter
weight buffer.
c. Buffer ini ditempatkan diatas suatu dudukan beton yang disediakan
sendid oleh pemborong pekerjaan lift (tidak boleh diangkur langsung
ke lantai beton struktur yang ada).
4.7. Guide Rail
a. Untuk Sangkar Elevator
Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja T dengan lebar
flange, ketinggian dan berat nominal, sesuai standard kapasitas.
Rail harus; dipasang pada bracket pada setiap jarak 2 meter
maksimum dengan memakai besi siku ukuran 80 x 80 x 8 mm.
Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan
mur baut 3/4".
Sambungan rail terbuat dari plat baja setebal 1 cm dan
panjangnya 14,5" yang dipasang dengan mur baut 3/4' sebanyak 4
(empat) buah disebap sisinya.
b. Untuk Counter Weight.
Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja T dengan lebar
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 187
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
4.9. Compensating
a. Terdiri dari rope yang terbuat dari kawat baja dengan inti kawat baja
yang dilengkapi dengan rope tensioning.
b. Rope tensioning berupa pulley yang diberikan beban, diletakkan di pit
dan dilengkapi dengan safety switch.
4.10. Rem
a. Rem harus menggunakan sistem arus listrik.
b. Semua rem harus dirancangkan untuk dapat bekerja pada kapasitas
normal dan sanggup memegang dan memberhentikan lift pada
kondisi yang paling berat / sukar.
c. Sirkuit sistem kontrol rem harus soling mengunci (interlock) secara
elektds dengan sirkuit kontrol motor traksi dan harus dire ncanakan
dan diatur sehingga rem hanya bekerja untuk memegang kabin
lift pada saat lift t e l a h b e r h e n f i d i s u a t u l a n ta i d a n r e m
t i d a k d i g un a k a n un t u k memberhentikan lift.
d. Sepatu rem harus bekerja tanpa menimbulkan suara yang keras.
e. Kontraktor Lift harus menyediakan satu alat yang gunanya khusus
untuk melepas rem secara manual setelah kereta lift berhenti secara
darurat.
4.11. Sepatu Penuntun (Guide Shoes)
a. Sepatu penuntun harus berbentuk roda atau bentuk lain
yang sesuai dengan standard pabrik dan terikat secara
kuat pada bagian atas dan bawah dari kereta lift dan
counterweight.
b. Setiap sepatu penuntun harus bergerak pada permukaan
rel penuntun dengan halus.
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 188
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
6. Sistem Kontrol
6.1. Setiap elevator harus mempunyai sebuah panel kontrol untuk
mengoperasikan kereta Elevator, yang sekaligus sebagai kontrol induk
yang akan mengendalikan elevator di dalam sistem kontrolnya. Jenis alat
kontrol yang harus dipakai adalah AC -VVVF(Variable Voltage
Variable Frequency atau AC- VF (Altemaring Current Variable
Frequency).
7. ROPE
7.1. Rope yang dipakai adalah kawat baja dengan inti kawat baja.
7.2. Diameter minimum dari rope yang dipakai disesuaikan dengan
kapasitas lift secara standart.
7.3. Sistem pema san gan rop e adalah 2 : 1 dimana ujung dari
p a d a r o p e dipasangkan pada rope end (Detch and Hitch) yang
terletak pada suatu profit baja dengan dilapisi karet setebal 25 mm
dan dilengkapi safety switch dan per.
7.4. Sertifikat kawat penggantung harus diserahkan kepada pemilik
sebelum pelaksanaan.
8. Peralatan Pengaman
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 189
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
8.5. Pengaman pada pintu kereta elevator, berupa :Door safety edges
sebanyak 2 (dua) buah, akan bekerja bila tersentuh.
8.6. Pengaman Lift Pada Saat Sumber Daya Listdk PLN Terputus
a. Pada saat sumber daya listrik utama dari PLN terputus,
kereta lift secara tiba-tiba akan berhenti.
Pada saat demikian, lampu darurat didalam kereta harus
menyala secara otomatis, sistem intercom dan bel alarm harus
tetap berfungsi, dengan mendapat sumber daya dari batere.
a. Secepatnya setelah menerima daya listrik dari Diesel
Generating Set Emergency, semua lift harus dapat bekerja
kembali secara normal. Pemindahan rangkaian dari jaringan
listrik PLN ke Diesel Emergency Set dilakukan secara otomatis
di panel utama dan pekerjaan ini termasuk tugas utama
Kontraktor Listrik.
b. Automatic Resque Device (ARD)
c. Bila sumber listrik utama dari PLN telah terhubung kembali maka
rangkaian akan dipindahkan kekeadaan semula pada panel
utama listrik. Pada saat pemindahan tersebut, lift akan berhenti
sesaat dan secepatnya setelah mendapatkan aliran
listrik,maka lift akan bekerja secara normal kembali.
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 190
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
Fungsi : Penumpang
Tipe : Passanger Elevator
Kapasitas : (lihat gambar)
Kecepatan : 90 m/min
Penggerak/control : AC – WWF Parmanent Magnetic
Gearless
Operation : Simplex
Jumlah Stop/Opening : (lihat gambar)
Lantai yang dilayani : (lihat gambar)
Tipe Pintu : Centre Opening Automatic Door (CO)
Sumber Tenaga (V/Hz) : AC 1 phase, 220/380 V/50 Hz
Sumber Penerangan (V/Hz) : AC 1 phase, 220 V/50 Hz
Application Codes : Japanes Industrial Standard (JIS)
Material Wiring : Japanes Industrial Standard (JIS)
Kode Lift : LP – 01
9.2. Dimensi yang terkait
Ukuran Sangkar Lift (mm) : 1400 x 1100 mm
Ukuran Bukaan Lift (mm) : 800 mm
Ukuran Hoistway (mm) : 2100 x 1850 mm
Kedalaman Lift Pit (mm) : 1500 mm
Tinggi overhead (mm) : 4400 mm
Ukuran R. mesin Lift (mm) : 7350 x 4500 mm
Tinggi R. mesin Lift (mm) : 3160 mm
10.1. Semua pengujian harus disaksikan oleh Pemberi Tugas dan Pengawas.
10.2. Semua peralatan dan tenaga ahli harus disediakan oleh kontraktor untuk
pengujian.
10.3. Pergetesan elevator dilakukan selama 24 jam terus menerus (continous
test) dengan beban sebesar 110 % dari kapasitas
10.4. Semua sistem dan peralatan harus diuji keberhasilan kerjanya.
10.5. Biaya peralatan dan tenaga kerja selama testing termasuk tanggungan
kontraktor, sedangkan biaya pemakaian listrik selama testing akan
ditanggung oleh Pemberi Tugas.
10.6. Masa jaminan seluruh peralatan adalah selama 1 (satu) tahun.
K. PEMASANGAN BIOFIL
1. Lingkup Pekerjaan
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 191
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
2. Persyaratan bahan
- Bahan alam atau secara pabrikasi dari bahan yang tahan korosi
- Tangki biofilter terbuat dari bahan yang kedap air dan tahan korosi,
seperti fiberglass, pasangan bata, beton juga bahan kedap lainya.
- Tangki biofil terdiri dari minimal 3 kompratemen, yang dilengkapi
dengan manhole.
- Filter dan Aksesories yang ada didalam tangki harus sesuai dengan
standar SNI
3. Persyaratan pemasangan
L. PEMASANGAN IPAL
1. Lingkup Pekerjaan
2. Persyaratan bahan
- Bahan alam atau secara pabrikasi dari bahan yang tahan korosi
- Tangki biofilter terbuat dari bahan yang kedap air dan tahan korosi,
seperti fiberglass, pasangan bata, beton juga bahan kedap lainya.
- Kompatemen terakhir digunakan untuk menampung air yang akan
dialirkan ke pipa outlet
- Dinding tangki tidak boleh tegak lurus
- Filter dan Aksesories yang ada didalam tangki harus sesuai dengan
standar SNI
3. Persyaratan pemasangan
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 192
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
e. Sound attenuator ruangan dari bhan dasar jenis rock wall. Yang dirakit
dengan baik dan rapih sehingga didapatkan sound pressure level
tidak lebih dari 0dB pada jarak 1 meter dari ruang genset
f. floor standing control panel lengkap dengan air circuit breaks, digital
mereting automatic main failure, control, protection, auto dan
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 193
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
i. Sistem pertahanan bagi titik netral dan peralatan yang terbuat dari
metal
1). Segala peraturan yang tercantum dalam bestek ini dan gambar-
gambar serta risalah Aanwijzing merupakan lampiran dari kontrak
yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan satu kesatuan, untuk hal
ini Kontraktor dianggap mengerti.
2) Tentang laporan Bill Of Quantity yang diberikan ini hanya ancar-ancar
saja. Kontraktor harus tetap menghitung sendiri apabila dalam
perhitungan perencanaan Bill Of Quantity dirasa kurang, maka
Kontraktor pada saat pengambilan Berita Acara Rapat Penjelasan
dapat mengajukan perubahan volume yang diberikan. Pemborong
harus tetap menghitung sendiri apabila dalam Perhitungan
Perencanaan Bill Of Quantity diperkirakan kurang, maka pemborong
boleh merubah volume yang diberikan menambah atau mengurangi
yang mengikat adalah gambar dan bestek.
3) Peraturan ini sebagai pedoman dari pelaksanaan pembangunan dan
sebagai landasan kontrak. Dengan sendirinya hasilnya akan
tergantung pada pelaksanaannya.
4) Hal - hal lain yang menyangkut pelaksanaan lapangan tetapi belum
disebutkan dalam peraturan ini, akan ditentukan lebih lanjut oleh
Direksi/Pengawas lapangan.
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 194
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 195