You are on page 1of 196

PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr.

SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

A.PEKERJAAN PERSIAPAN.
U

LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk pekerjaan persiapan adalah sesuai dengan dokumen
pelaksanaan dan minimal terdiri dari:
1) Sarana tapak
2) Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan sebelum pelaksanaan.
3) Pekerjaan pengukuran lokasi bangunan.
4) Pekerjaan penentuan peil P + 0.00,
5) Pekerjaan pembuatan tugu patok dasar.
6) Pekerjaan papan patok ukur (boouwplank).
7) Pekerjaan galian tanah
8) Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah
9) Pekerjaan tanda batas (pagar) area proyek
10) Pekerjaan kantor kontraktor dan Los kerja / gudang.
11) Pekerjaan kantor Direksi/MK.

URAIAN PEKERJAAN.

1.2. Sarana tapak


Yang termasuk pekerjaan ini meliputi penyediaan air dan daya listrik
untuk bekerja, penyediaan alat pemadarn kebakaran dan drainase
tapak.

1.2.1. Pekerjaan penyediaan air & daya listrik untuk bekerja.


1) Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor.
2) Air harus bersih, bebas dari bau,lumpur minyak dan bahan kimia
laimya yang merusak.
3) Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari
Direksi/MK.
4) Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor.

1.2.2. Pekerjaan penyediaan alat pemadam kebakaran.


1) Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pernadarn kebakaran
(Fire Extinguisher) YAMATO lengkap dengan isinya, sekurang
kurangnya 2 Tabung @ 4 - 6 kg.
2) Apabila pelaksanaan pembangunan telah berakhir, maka alat
pemadam kebakaran tersebut menjadi hak milik Pemberi Tugas.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 1


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

1.2.3. Drainase tapak.


Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk
pembuangan air yang ada. Pembuatan saluran sementara tersebut
harus sesuai petunjuk / persetujuan Direksi/MK.

1.3. Pekerjaan Pembongkaran dan Pembersihan Sebelum Pelaksanaan.

1.3.1. Pekerjaan pembongkaran dan pernbersihan sebelurn pelaksanaan


mencakup pembongkaran / pembersihan / pemindahan keluar dari
Area pembangunan konstruksi terhadap sernua hal yang dinyatakan
oleh Direksi/MK tidak akan digunakan lagi maupun yang dapat
mengganggu kelancaran pelaksanaan.

1.3.2. Hasil bongkaran harus dikumpulkan dan menjadi hak rnilik Pernberi Tugas.
Serah terima akan diatur oleh Direksi/MK.

1.4. Pengukuran Lokasi Pembangunan.

1.4.1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran


kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan
keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pepohonan letak
batas batas tanah dengan menggunakan Alat Optik yang sudah ditera
kebenarannya oleh pihak yang berwajib.

1.4.2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Direksi/MK
untuk dimintai keputusannya.

1.4.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut sudut hanya dilakukan dengan
alat-alat Waterpass / Theodolite setara T2.

1.4.4. Kontraktor harus menyediakan Waterpass / Theodolite setara T2 beserta


petugasnya yang melayani untuk kepentingan pemeriksaan Direksi/MK.

1.4.5. Pengukuran sudut siku siku dengan prisma atau benang secara azas
segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian bagian kecil
yang telah disetujui oleh Direksi/MK.

1.4.6. Instalasi instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi harus diberi tanda
yang jelas dan dilindungi dari kerusakan yang mungkin terjadi akibat
pekerjaan proyek ini, untuk itu harus dicantumkan dalam gambar
pengukuran seperti disebutkan dalam Pengukuran Lokasi Pembangunan.
Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat pekerjaan
yang sudah dilaksanakan.

1.5. Pekerjaan penentuan patok dasar atau peil P + 0. 00.

1.5.1. Papan patok ukur / bouwplank dibuat dari kayu borneo dengan ukuran
tebal 3 cm dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi atasnya.
Papan patok ukur dipasang pada patok Kayu Borneo 5/7 yang jarak satu

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 2


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

sama lain adalah 1,5 m tertancap ditanah dengan kuat sehingga tidak
dapat digerak-gerakkan atau dirubah.

1.5.2. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama dengan lainnya dan / atau
rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Direksi/MK.

1.5.3. Setelah selesai pemasangan papan patok ukur, Kontraktor harus


melaporkan kepada Direksi/MK untuk mendapat persetujuan.

1.6. Pembuatan Tugu Patok Dasar (Bench Mark)

1.6.1. Letak tugu patok dasar [Bench Mark) ditentukan oleh Direksi/MK.

1.6.2. Tugu patok dasar [Bench Mark) dibuat dari beton bertulang
berpenampang 15 x 15 cm, tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 1
meter dengan bagian yang muncul di atas permukaan tanah
secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya.

1.6.3. Tugu patok dasar [Bench Mark) dibuat permanen, tidak dapat diubah,
diberi tanda yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi
tertulis dari Direksi/MK untuk membongkarnya.

1.7. Pekerjaan Papan Patok Ukur (Bouwplank)

1.7.1. Papan patok ukur (Bouwplank) dipasang pada patok kayu yang kuat,
tertanam pada beton cor setempat sehingga tidak dapat digerakkan
atau diubah ubah.

1.7.2. Papan Patok Ukur Kayu dibuat dari kayu kelas II dengan ukuran tebal 3
cm, lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.

1.7.3. Tinggi sisi atas papan bouwplank harus sama antara satu dengan yang
lainnya, kecuali dikehendaki lain oleh Direksi/MK.

1.7.4. Papan patok ukur dipasang sejauh 100 cm dari as dinding terluar,
sehingga tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

1.7.5. Setelah selesai pemasangan papan patok ukur, Kontraktor harus


melapor kepada Direksi/MK untuk dimintakan persetujuan, serta harus
menjaga dan memelihara keutuhan serta ketetapan letak papan patok
ukur sampai tidak diperlukan lagi dan dibongkar atas persetujuan
Direksi/MK.

1.7.6. Alat alat lain yang harus senantiasa tersedia di Lokasi proyek untuk setiap
saat dapat digunakan oleh Direksi/MK adalah :
1) Alat Ukur Theodolite setara T1 dan T2, 1 (satu) buah.
2) Alat Ukur Schuifmaat, 1 (satu) buah.
3) Mesin tik portable 18 “ / Komputer Portable + CPU + Printer, 1 (satu)
set.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 3


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

4) Kamera biasa lengkap dengan blitznya,1 (satu) set.


5) Kamera Polaroid lengkap dengan film dan blitznya,1 (satu) set.
6) Sepatu proyek, 4(empat) pasang dan Helm proyek, 4(empat)
buah.
7) 4(empat) set Handy Talky, 4(empat) set.
8) Jas hujan, 4(empat) buah.
9) Waterpass.

1.8. Pekerjaan Galian Tanah

1.8.1. Pekerjaan galian terdiri dari : basement, diafragma, pondasi batu Kali &
batu bata, pondasi footplate, poer, sloof, saluran, bak kontrol dan galian
lain seperti yang ditunjukkan oleh Direksi/MK.

1.8.2. Urutan galian harus mengikuti petunjuk Direksi/MK.

1.8.3. Jika pada galian terdapat kotoran dan bagian tanah yang tidak padat
atau longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian
lubang yang terjadi harus ditutup urugan pasir dan dipadatkan.

1.8.4. Apabila Kontraktor melakukan penggalian melebihi kedalaman yang


ditentukan, maka Kontraktor harus menutup kelebihan tersebut dengan
urugan pasir yang dipadatkan dan disiram air setiap ketebalan 5 cm,
lapis demi lapis sampai jenuh, serta mencapai ketinggian yang
diinginkan.

1.8.5. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar dan harus dibersihkan
dari segala macam kotoran.

1.8.6. Penampang lereng galian kiri dan kanan dimiringkan 100 kearah luar dari
as galian.

1.8.7. Kelebihan tanah bekas galian harus dibuang dari Lokasi konstruksi. Area
antara papan patok ukur dengan galian harus bebas dari timbunan
tanah.

1.8.8. Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian terutama lantai galian


harus kering untuk pekerjaan pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk
pekerjaan pondasi, pengurugan dan pemdatan.

1.9. Pekerjaan Pengurugan dan Pemadatan Tanah

1.9.1. Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah ini adalah untuk semua
lokasi bekas galian dan area lainnya sampai permukaan yang
ditentukan dengan kepadatan mencapai CBR 4 atau sesuai gambar
pelaksanaan.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 4


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

1.9.2. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus


sudah bersih dari benda benda organis, sisa bongkaran dan bahan lain
yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan.

1.9.3. Urugan harus bebas dari bahan yang dapat membusuk, sisa bongkaran
dan / atau yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan.

1.9.4. Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis dengan


ketebalan tiap-tiap lapisan maximum 30 cm. Setelah tanah urugan
dihamparkan harus langsung dipadatkan sampai mencapai peil yang
diinginkan.

1.9.5. Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca yang baik.


Apabila turun hujan, pemadatan harus dihentikan. Selama pelaksanaan
pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2 % kadar
air optimum.

1.10. Pekerjaan tanda batas (pagar) area proyek


Rangka Kayu Borneo 5/7 dan 6/10, Penutup seng BJLS 32 dicat, Warna.
ditentukan kemudian.

1.11. Pekerjaan Kantor Kontraktor dan los kerja / gudang

1.11.1. Ukuran luas kantor Kontraktor dan los kerja, tempat penyimpanan bahan
bakar, terserah kepada Kontraktor dengan tidak mengabaikan
keamanan, kebersihan dan bahaya kebakaran, serta memperhatikan
tempat tersedia sehingga tidak mengganggu kelancaran.

1.11.2. Kontraktor harus menyediakan 4 buah tabung Pemadam Kebakaran


[Fire Etinguisher] 20 kgs/cm2, 1 ditempat Kontraktor, 1 diletakkan di Kantor
Direksi/MK, 2 diletakkan di daerah yang strategis di Los Kerja.

1.11.3. Khusus untuk menyimpan bahan bahan dasar seperti pasir atau kerikil
harus dibuatkan kotak penyimpanan yang diberi pagar dengan dinding
dari papan sehingga masing masing bahan tidak tercampur dengan
yang lainnya.

1.11.4. Kontraktor tidak diperkenankan untuk :


1) Menyimpan alat-alat, bahan-bangunan diluar pagar proyek
walaupun untuk sementara waktu.
2) Menyimpan bahan bahan yang ditolak Direksi/MK karena tidak
memenuhi syarat.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 5


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

1.12. Pekerjaan kantor Direksi/MK

1.12.1. Luas Kantor Direksi/MK adalah

1.12.2. Konstruksi dan Finishing.


1) Tiang dengan Kayu Kamper 6 / 10 dan 6 / 14.
2) Dinding dengan Kayu lapis [6 mm] double side, rangka Kayu
Kamper 6 / 10.
3) Lantai beton rabat 1 PC : 3 Psr : 5 Krl, tulangan susut BRC M6 dipola.
4) Plafond menggunakan Asbes Semen Datar, ukuran 100 x 100 x
0,4cm dengan rangka kayu Kamper 5 / 7.
5) Daun Pintu dengan Kayu Lapis 4 mm (double side). Kunci & Engsel
produk lokal.
6) Daun jendela kaca t = 5 mm.
7) Finishing dengan cat AVIAN atau setaraf.
8) Kayu yang tampak dicat pinotex.
9) Kayu tidak tampak dicat menu kayu.
10) Penutup atap Asbes gelombang t = 8 mm [Harflex atau setaraf].
11) WC Jongkok [2 buah], Wastafel, Sink untuk Pantry, Kran-kran /
Faucet produk lokal.

1.12.3. Mekanikal, Elektrikal dan Sanitasi.


1) Lampu Penerangan menggunakan : Sesuai dengan gambar kerja.
2) Kecuali daerah basah dengan lampu pijar, saklar, panel daya
(Lokal).
3) Air Conditioning untuk Ruang Rapat, Ruang Pimpro & Ruang Kerja.
4) Air Kotor ditampung dengan Biofil Kapasitas sesuai dengan gambar,
dengan rembesan dialirkan ke drainase kota dengan pipa pralon.
5) Air bersih diambil dari sumur dangkal yang ditampung dengan
reservoir (fiberglass) volume 1 m3 dengan pipa pralon.

1.12.4. Perlengkapan yang disediakan pada Kantor Direksi/MK


1) 1(satu) buah meja rapat ukuran 2,4 x 6,00 m dengan 10 buah kursi
lipat.
2) 4(empat) buah meja tulis, biro ukuran 0,80 x 1,20 m dengan 4 buah
kursi lipat.
3) 1(satu) unit White board ukuran 1,2 x 2,4 m.
4) 1(satu) unit Kotak PPPK lengkap dengan isinya.
5) 1(satu) buah alat pemadam kebakaran dengan chemical isi 5 Kg.
6) 1(satu) buah sambungan telepon.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 6


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

PEKERJAAN JALAN

1.13. LINGKUP PEKERJAAN


- Termasuk Dalam Pekerjaan Ini adalah penyediaan tenaga kerja,
Bahan bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.

- Melaksanakan pekerjaan ini hingga Diperoleh hasil yang baik dan


memuaskan

1.14. JENIS BAHAN DAN PENGGUANAANNYA


- Paving block
Digunakan untuk trotoar / jalur pedestrian atau seperti pada gambar
rencana.

- Water inlet
Digunakan untuk menyalurkan air hujan dari permukaan jalan
kesaluran.\

1.15. PERSYARATAN BAHAN

1. Paving Block

- Terbuat dari beron cetak yang memenuhi persyaratan mutu SNI


no.0819 – 83
- Kuat Tekan : 400 kg/cm2
- Ketahanan aus : 0.090 m/Menit
- Penyerapan Air :3%
- Tebal : 8 cm
- Standar Kualitas : Produksi Conbloc indonesia, Cisangkan,
Atau
Setara
- Tipe : True Pave / Abu- Abu.

2. Kanstin

- Terbuat Dari Beton cetak yang memnuhi persyaratan munu SNI


- Kuat tekan : 400kg/cm2
- Ukuran Perunit : 15 x 40 x 30 / Menyesuaikan
- Standar Kualitas : Produksi conbloc indonsia, cisangkan
atau setara

3. Sand bedding ( Pasir Bawah pasangan paving block

- Pasir Untuk laying course harus merupakan pasir yang tajam dan
bersih
- Kadar tanah tidak lbih dari 3 % ( Berat ) dan tidak lebih dari 10 % yang
tertahan pada sieve 5mm, atau yang dikenal dengan “pasir extra
beton”

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 7


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

- Pasir yang digunakan pada waktu pemasangan paving block harus


benar benar kering.
- Tebal lapisan sand bedding dibawah paving block minimal 10 cm.

4. Water Inlet
- Water inlet terbuar dari pipa PVC, Kelas AW memehuni standar SNI
dengan diameter 4” peroduksi wavin, Pralon atau setara

1.16. SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN

1. Pembentukan badan jalan

- Badan jalan adalah bagian yang akan mendukung sub-base atau


kontrusi perkerasan
- Semua material sampai kedalaman 30 cm dibawah badan jalan dan
harus dipadatkan.
- Badan jalan harus dibentuk sehingga mempunyai profil dengan
kemiringan sama seperti yang dibutuhkan untuk kemiringan drainase
- Badan jalan harus sudah padat sebelum pekerjaan sub-base

2. Lapisan Badan jalan

- Terdiri dari lapisan sirtu ( 45 cm untuk jalan, 15 cm untuk pedestrian)


Dan lapisan
macadam 10 cm, serta split 5 cm. Lapisan sirtu harus memounyai nilai
CBR-25, Sedangkan lapisan macadam mempunyai nilai CBR-80

- Lapisan sirtu tidak boleh banyak mengandung tanah

- Lapisan sirtu dan macadam dipadatkan dengan mesin gilas hingga


benar benar padat, untuk mendapatkan kepadatan yang maksimal.
pada waktu pemadatan sirtu, disiram air.

3. Lapisan paving block

- Diatas Lapisan sub-base dipasang lapisan pasir extra beton. Profil dari
permukaan pasir yang belum dipadatkan harus sama dengan profil
permukaan yang dikehendaki (kemiringan 21/2% )
- Paving block dipasang diatas permukaan pasir yang belum
dipadatkan, tetapi telah diratakan
- Pasangan Paving block kemudian dipadatkan dengan
menggunakan vibrator plat compactor sebanyak 3 kali jalan sebelum
pasir yang mengisi celah ditebarkan.
- Pada jarak 1 m dari tempat tempat yang belum diberi tahanan atau
kanstin, tidak dipadatkan terlebih dahulu
- Pasir dengan ukuran partikel maksimum 1mm kemudian disaupkan
diatas permukaan paving block dan kemudian terakhir dipadatkan
lagi sampai celah celah antara paving block menjadi padat.
- Untuk memadatkan permukaan jalan paving block yang rata, perlu
dibantu dengan menjalakan mesin giling yang 4-6 ton

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 8


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

- Bagian bagian paving block harus segera dipadatkan, dan yang


belum dipadatkan tidak boleh dilalui oleh orang maupun kendaraan.

4. Water inlet
- Dipasang pada Lokasi sesuai dengan gambar rencana dengan
kemiringan pipa minimal 2 %
- Satu ujung pipa dimasukan kedalam kanstin hingga terlihat pada
permukaan jalan dan ujung yang satu lagi ditanam pada dinding
saluran
- Setelah pipa dipasang maka diurug dengan tanah hingga pipa tidak
terlihat

PEKERJAAN PERTANAMAN / LANDSCAPING

1.17. Lingkup pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi semua pekerja, bahan bahan dan lainlain.


Pekerjaan yang diperlukan untuk pekerkerjaan ini antara lain. Adalah
sebagai berikut
- Perataan, peninggian dan penurunan tanah untuk keperluan
lascaping.
- Pembuangan kelebihan tanah dan sampah sampah
- Penebangan pohon pohon.
- Penyediaan tanaman
- Penanaman rumput dan pohon
- Perawatan tanaman.

Pekerjaan ini berhubungan dengan pekerjaan saluran pembuangan


lapanagan.

1.18. Syarat Syarat

- Kontraktor hatrus mengunjungi lapangan dan memperlihatkan


pekerjaan saluran pekerjaan untuk syarat syarat perkerjaan tanah
- Semua bahan-bahan dan pekerjaan harus diawas sampai
mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.

1.19. Persyaratan Bahan

1. Contoh dari semua bahan bahan dan tanaman harus diberikan kepada
konsultan pengawas guna mendapatkan persetujuan sebelum
pekerjaan ini dimulai
2. Pupuk

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 9


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

- Pupuk Buatan : Harus dipakai pupuk yang khusu untuk jenis tanaman
sepeti yang tercantum dalam gambar
- Pupuk Kandang : Harus pakai yang sudah berumur 6 bulaan bebas
dari hama / bakteri bakteri yang merusak tanaman.
- Tanaman : untuk jenis dan ketinggan minimum tanaman dan pohon
yang akan dipakai sesuai dengan petunjuk gambar
- Lokasi : Tempat dan umlah tanaman seperti yang tercantum dalam
gambar.
- Syarat : Pohon harus sehat, akarnya tidak rusak tanaman dijamin
hidup dengan kondisi yang baik sampai serah terima ke 2
- Rumput : Jenis tempat dan banyaknya seperti yang tercantukdalam
gambar. Dengan keadaan sehat, akar tidak rusak dan bebas dari
hama juga memiliki daundaun yang cukup guna menutupi lapisan
tanah.

1.20. Tata Kerja

1. Tanah.

- Sebelum diberi pupuk dan ditanami, tanah harus diolah hingga


lapisan atas setebal 15 cm menjadi gembur.
- Rumput dan tanaman hias setiap daerah seluas 100 m2 diberi pupuk
sebanyak 2.25 m3 pupuk kandang dan 5 kg pupuk buatan
- Pohon harus dibuat lubang 60 cm dengan kedalaman 75 cm pada
saat menanam taburkan campuran pupuk kandang, tanah asli dan
20 gram pupuk buatan disekitar akar sampai rata dengan tanah

2. Cara menaman.

- Penanaman baru boleh dimulai setelah pekerjaan perataan,


peninggian dan penurunan tanah selesai dan disetujui konsultan
pengawas.
- Pohon yang sudah ditanam ditimbun tanah setinggi 30 cm

1.21. Perawatan.

- Perawatan dimulai sesaat sudah penanaman harus terus menerus


dilakukan sampai berakhirnya masa pemeliharaan dari bangunan
- Rawat lah rumput dan tanaman dengan menyiram air, menyemprot
anti hama dan lain lain yang diperlukan
- Rawatlah rumput sedemikian rupa hingga tumbuh dengan baik,
bagian yang tidak tumbuh harus diolah dan ditanami lagi.
- Tanaman yang mati harus segera diganti

1.22. Pelaksanaan

- Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai kontaktor harus


menyerahkan contoh bahan yang besangkutan untuk mendapatkan
persetujuan

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 10


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

- Pemasangan bahanbahan yang ada harus mengikuti gambar atau


petunjuk konsultan pengawas

PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PERSIAPAN


Didalam hal melaksanakan pekerjaannya, Kontraktor harus
mengamankan / melindungi hal-hal sebagai berikut :
1) Bangunan dan benda-benda existing lainnya yang dipertahankan
agar tidak rusak atau cacat.
2) Barang atau bahan atau komponen yang dipertahankan, agar
tidak rusak atau cacat.
3) Hasil pekerjaan sebelumnya (yang sudah selesai dikerjakan).
4) Pekerjaan yang sedang berjalan.

B. PEKERJAAN ARSITEKTUR

PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA RINGAN

a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
2) Pekerjaan pasangan bata ringan celkone ini meliputi seluruh
detail yang disebutkan / ditunjukan dalam gambar.
b. Pekerjaan yang berhubungan (Adukan dan Pasangan)
c. Bata ringan yang digunakan bata celkone ex. Lokal dengan
kualitas terbaik yang disetujui perencana/konsultan, Management
Kontruksi, siku dan sama ukuranya 10x20x40.

1.1.1. Pelaksanaan
a. Pasangan bata ringan dengan menggunakan aduk MU-200, PM-
300.
b. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar – siar harus dikeok
rata dan debersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 11


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

c. Pasangan dinding bata ringan sebelum diplester dengan MU-301,


PM-200 harus di basahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar
dikerok serta dibersihkan.
d. Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk
langsung diaci atau di pasang keramik dinding, tunggu 48 jam
setelah kelembaban air keluar dalam dinding/berkeringat kering,
dapat dilakukan pekerjaan acian dengan MU-200,PM-300 atau
pemasangan keramik dinding.
e. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 8-10 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom
praktis.
f. Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari
12 m2 ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis)
dengan ukuran 15 x 15 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 10
mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm.
g. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama
sekali tidak diperkenankan.
h. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan
setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek
besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam
dengan baik pada
i. bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam
pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
j. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua
melebihi dari 2%. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh
digunakan.
k. Pasangan batu bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan
dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah
30 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-
benar tegak lurus.

1.2. Pekerjaan Plesteran & Acian Dinding Bata Ringan


1.2.1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan acian dinding ini adalah penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 12


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan


acian, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan acian dinding dikerjakan pada permukaan dinding
bagian dalam dan luar serta seluruh detail yang disebutkan I
ditunjukkan dalam shop drawing.

1.2.2. Pekerjaan yang Berhubungan


Pekerjaan plesteran/ Acian dan pekerjaan pengecatan.

1.2.3. Persyaratan Bahan


a. Bahan yang digunakan adalah Mortar/semen instan yang khusus
dipergunakan untuk acian, ex Mortar Utama Drymix, Prime Mortar.
b. Alat kerja yang digunakan antara lain; roskam, sendok semen,
elektrikal mixer, dan jidar aluminium.

1.2.4. Persiapan
a. Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan diaci.
b. Bersihkan permukaan bidang yang akan diaci dari kotoran,
minyak, karat maupun lumut yang dapat mengurangi rekatan
adukan dan apabila dalam keadaan kering sebaiknya dibasahi
dahulu secara merata sebelum pengacian

1.2.5. Metode Pelaksanaan


a. Campurkan bahan mortar dengan air, sesuai dengan
perbandingan yang ditentukan spesifikasi.

b. Aduk campuran di atas hingga rata dan diperoleh kelecakan


(consistency) yang sesuai untuk pelaksanaan pengacian (akan
lebih baik dan mudah jika menggunakan drill dengan blade yang
telah didesain khusus sebagai mixer).
c. Pengacian dilakukan secara manual sebagaimana umumnya
dengan menghampar adukan dengan hand towel hingga merata
pada bidang yang akan diaci dan bilamana perlu diratakan
dengan jidar aluminium panjang.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 13


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

d. Bila tebal acian pada hamparan lapis pertama masih tipis dapat
dilakukan penambahan pada hamparan berikutnya dan untuk
tebal acian yang dianjurkan dalam pengacian adalah 1- 3mm
tergantung kerataan dasar permukaannya.
Catatan : Untuk finishing akhir acian cukup menarik hand towel searah
(horizontal atau vertikal) dan tidak diperkenankan menekan, memutar
atau bahkan menggosok dengan sobekan kertas semen.

1.22.2. Pekerjaan Pasangan Kolom Praktis


1) Dimensi, ukuran dan penulangan beton kolom praktis sesuai
dengan yang standar pelaksanaan pekerjaan dinding bata,
ditentukan sebagai berikut :
 Ukuran kolom praktis 15 cm x 15 cm dengan tulangan memanjang
4 D10 dan sengkang D 8 – 20).

PEKERJAAN PLESTERAN

1.23. Lingkup pekerjaan


1) Pekerjaan plesteran meliputi :

1.23.1. Berapen.

1.23.2. Plesteran.

1.23.3. Plesteran kedap air.

1.23.4. Plesteran halus / aci halus dan/atau seperti tercantum didalam gambar
perencanaan.

1.23.5. Pekerjaan plesteran ini dilaksanakan untuk semua permukaan pasangan


batu bata baru serta permukaan beton yang terlihat (dinyatakan
tampak) ataupun yang diperlukan untuk difinish.

1.24. Persyaratan Bahan.


2) Persyaratan bahan semen, pasir dan air sesuai dengan persyaratan
bahan beton pada Persyaratan Teknis Pekerjaan Struktur Beton.

1.25. Persyaratan Pelaksanaan

1.25.1. Komposisi campuran adukan plesteran yang dimaksud adalah komposisi


campuran dalam volume, cara pembuatan adukannya menggunakan
Mixer yang diadukan selama minimal 3 menit.

1.25.2. Berapen adalah plesteran kasar dengan campuran adukan kedap air
yaitu 1PC : 3 Ps. Dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 14


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

batu bata yang tertanam dalam tanah hingga ke permukaan tanah


dan/atau lantai.

1.25.3. Plesteran dengan carapuran 1 PC : 5 Ps.

1.25.4. Adukan plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding


pasangan batu bata bagian dalam bangunan terkecuali yang
dinyatakan kedap air seperti tercantum dalam gambar perencanaan.

1.25.5. Plesteran kedap air adalah campuran 1 PC : 3 Ps.Adukan plesteran ini


untuk menutup semua permukaan dinding pasangan batu bata pada
bagian luar / sisi luar bangunan, semua bagian permukaan dinding
pasangan batu bata untuk daerah basah hingga setinggi 210 cm dari
peil lantai dan keseluruhan permukaan dinding pasangan batu bata
seperti tercantum dalam gambar perencanaan.

1.25.6. Plesteran halus / acian adalah campuran PC dengan air yang dibuat
sedemikian rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen.
Plesteran halus ini adalah Pekerjaan finishing yang dilaksanakan setelah
lapisan plesteran sebagai lapisan dasar berumur minimal 7 (tujuh) hari
(sudah kering benar).

1.25.7. Semua jenis adukan plesteran tersebut di atas harus disiapkan


sedemikian rupa sehingga selalu segar, belum mengering pada waktu
pelaksanaan pemasangan.

1.25.8. Permukaan semua adukan plesteran harus diratakan terkecuali untuk


berapen. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus harus
rata, tidak bergelombang, penuh & padat, tidak berongga, serta
berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yang
membuat cacat.

1.25.9. Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran pada permukaan pasangan


batu bata dan beton, permukaan beton harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekisting kemudian diketrek / scratched.

1.25.10. Semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau formtie harus


tertutup adukan plesteran.

1.25.11. Pekerjaan plesteran halus adalah untuk semua permukaan pasangan


batu bata dan beton yang akan difinish dengan cat.

1.25.12. Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin
keramik dan lainnya, maka permukaan plesteran tersebut harus diberi
alur-alur garis horizontal untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap
bahan/material finishing tersebut. Pekerjaan ini tidak berlaku apabila
bahan finishing tersebut adalah cat.

1.25.13. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding /


kolom / lantai yang dinyatakan dalam gambar perencanaan dan/atau
sesuai peil-peil yang ditentukan dalam gambar perencanaan.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 15


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

1.25.14. Tebal plesteran minimal 1 cm, maksimal 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 3
cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan ke
permukaan pasangan batu bata atau beton yang bersangkutan untuk
memperkuat daya lekat plesteran.

1.25.15. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau


pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm , untuk setiap jarak
2 m.

1.25.16. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung


dengan wajar, tidak secara tiba-tiba. Untuk hal ini dapat dilakukan
dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindunginya dari terik matahari langsung dengan bahan penutup
yang dapat mencegah penguapan air secara cepat.

1.25.17. Pembasahan tersebut adalah selama 7 hari setelah pengacian selesai,


Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya dua
kali sehari sampai jenuh.

1.25.18. Jika terjadi keretakan, Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki


sampai hasilnya dinyatakan diterima oleh Direksi Lapangan/MK.

1.25.19. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan


sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.

1.25.20. Khusus untuk dinding pasangan batu bata pada Peturasan, sebelum
pelaksanaan pekerjaan adukan plesteran ini, terlebih dahulu harus diberi
lapisan kedap air setinggi 40 cm dari peil finish lantai bersangkutan.

PEKERJAAN LAPISAN DINDING KERAMIK

1.26. Lingkup Pekerjaan

1.26.1. Pekerjaan lapisan dinding keramik meliputi penyediaan tenaga kerja,


bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang
sempurna.

1.26.2. Pekerjaan Lapisan Dinding ini meliputi seluruh pekerjaan sesuai detail
yang disebutkan dalam gambar perencanaan atau sesuai petunjuk
Direksi Lapangan/MK.

1.27. Persyaratan Bahan.

1.27.1. Spesifikasi bahan / mutu keramik


1) Jenis : Keramik Tile
2) Merk : Setara Milan, Masterina, KIA Keramik
3) Finishing Permukaan : Berglazuur
4) Ketebalan : Minimum 6 mm

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 16


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

5) Bahan Pengisi Luar : MU tile grout


6) Bahan Perekat : Adukan 1 PC : 3 Pasir atau
7) Warna / texture : Ditentukan kemudian
8) Ukuran : 30 x 60 cm atau seperti yang tertera dalam gambar
perencanaan.

1.27.2. Pelaksanaan seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-


peraturan ASTM, Peraturan Keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan
PVBI 1982.

1.27.3. Sebelum pelaksanaan pemasangan lapisan keramic, contoh-contoh


bahan yang akan dipakai terlebih dahulu harus diserahkan kepada
Direksi Lapangan/MK untuk mendapatkan persetujuan.

1.27.4. Kontraktor harus menyerahkan 2(dua) copy ketentuan dan persyaratan


teknis-operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Direksi Lapangan/MK.

1.27.5. Material lain yang tidak terdapat dalam daftar tersebut diatas tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian dalam bagian pekerjaan
ini, material tersebut harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus
disetujui Direksi Lapangan/MK.

1.28. Persyaratan Pelaksanaan

1.28.1. Pada permukaan dinding bata / beton yang akan dilapis, keramik dapat
langsung ditempelkan dengan menggunakan perekat spesi 1 PC : 3 Ps
yang dicampur dengan larutan super-cement dengan jumlah campuran
sebanyak 10 % dari berat semen yang dipakai dan harus diaduk sampai
rata, tebal adukan perekat tidak boleh lebih dari 1,5 cm. Atau
ditempelkan dengan menggunakan bahan perekat khusus, akan tetapi
harus diperhatikan mengenai ketebalan dinding harus sesuai dengan
yang tertera pada gambar perencanaan.

1.28.2. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan teliti, warna
dan motif tiap keramik harus sama serta tidak boleh retak, gompal atau
cacat lainnya.

1.28.3. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus, sesuai


petunjuk pabrik.

1.28.4. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam


dalam air sampai jenuh.

1.28.5. Pola keramik harus memperhatikan ukuran / letak dan semua fixtures
atau peralatan yang akan terpasang didinding seperti Sanitary Fixtures,
Exhaust Fan, panel, stop kontak, lemari gantung dan lain-lain sesua yang
tertera didalam gambar perencanaan.

1.28.6. Ketinggian peil tepi atas lapisan keramik disesuaikan dengan kondisi site.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 17


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

1.28.7. Titik awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran
harus ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi
Lapangan/MK sebelum pekerjaan pemasangan dilaksanakan.

1.28.8. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis garis siar harus
benar-benar lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda
ketinggian peil lantainya harus merupakan satu garis lurus.

1.28.9. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4–5
mm, setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus.
Siar-siar keramik diisi dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk
setengah lingkaran dengan warna pengisi siar akan ditentukan
kemudian.

1.28.10. Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan


supergrout.

1.28.11. Pembersihan permukaan ubin keramik dari sisa-sisa adukan semen hanya
boleh dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih untuk keramik.

PEKERJAAN LANTAI SECARA UMUM

1.29. Lingkup Pekerjaan


3) Pekerjaan lantai adalah semua pekerjaan lantai lengkap hingga
permukaan finishing atau seperti tercantum dalam gambar
perencanaan.

1.30. Persyaratan Umum Bahan

1.30.1. Bahan/Material Finishing.


1) Ceramic Tile dan Granito Tile.
2) Floor Hardener.
3) Water Proofing

1.30.2. Persyaratan bahan semen, pasir dan air sesuai dengan persyaratan
bahan beton yang diuraikan dalam Persyaratan Teknis Pekerjaan Struktur
Beton.

1.31. Persyaratan Umum Pelaksanaan

1.31.1. Tanah urug (bila ada) sebagai dasar harus mencapai kepadatan yang
disyaratkan dan rata waterpass.

1.31.2. Selanjutnya dihamparkan lapisan pasir. Lapisan pasir ini harus padat dan
tidak berongga serta rata water pass. Ketebalan lapisan pasir mimimum
5 cm.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 18


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

1.31.3. Kemudian lapisan baton tumbuk dengan campuran 1 PC : 3 Ps : 5 KRL


(lihat gambar perencanaan).

1.31.4. Lapisan terakhir adalah untuk plesteran dan bahan finishing sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar perencanaan. Adukan
plesteran 1 PC : 5 PS terkecuali untuk daerah basah, adukan plesteran
untuk kedap air yaitu 1 PC : 3 Ps.

1.31.5. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan/atau


jaringan pipa sudah harus terpasang pada tempatnya.

PEKERJAAN UBIN KERAMIK DAN HOMOGENOUS TILE

1.32. Lingkup Pekerjaan


4) Pekerjaan ubin keramik meliputi pemasangan ubin keramik /
ceramic tile untuk pekedaan finishing lantai, Dinding dan/atau
seperti tercantum dalam gambar perencanaan.

1.33. Persyaratan Bahan

1.33.1. HOMOMGENOUS TILE untuk seluruh lantai sesuai gambar perencanaan.


1) Permukaan : kulit jeruk/unglazed
2) Ketebalan : 6mm
3) Merk : Setara Indograss
4) Wama : ditentukan.
5) Ukuran : 60 x 60 cm, 30x30 cm, (atau sesuai perencanaan)

1.33.2. Ubin Keramik untuk seluruh lantai sesuai gambar perencanaan.


1) Permukaan : polished untuk plint, pola lantai dan Border interior,
unpolished untuk teras & stair nozing (atau sesuai gambar).
2) Merk : Setara Roman
3) Ketebalan : 6 mm.
4) Warna : ditentukan kemudian.
5) Ukuran : 30x60 cm, 30x30 cm (atau sesuai gambar perencanaan).

1.34. Persyaratan Pelaksanaan

1.34.1. Sebelum dipasang, permukaan ubin keramik harus dilapisi dengan


minyak kacang.

1.34.2. Seluruh pemasangan ubin keramik harus dengan cara kering. Tidak
dibenarkan menyiram air semen ke permukaannya. Seluruh rongga
pada permukaan ubin bagian belakang harus terisi dengan adukanan
sewaktu ubin keramik dipasang.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 19


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

1.34.3. Pola pemasangan ubin keramik harus sesuai dengan gambar


perencanaan / shop drawing atau sesuai dengan petunjuk Direksi
Lapangan/MK.

1.34.4. Bila diperlukan pemotongan ubin keramik, maka harus dipergunakan


alat pemotong khusus sesuai dengan petunjuk pabrik.

1.34.5. Toleransi kecekungan adalah 2,5 mm untuk setiap 2 m2.

1.34.6. Garis-garis tepi ubin keramik yang terbentuk maupun siar-siar harus lurus.
Lebar siar harus sama yaitu maksimum 3 mm dengan kedalaman 2 mm.

1.34.7. Persyaratan pelaksanaan adukan pengisi dan adukan perekat harus


sesuai dengan spesifikasi pabrik agar didapatkan hasil yang baik.

1.34.8. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik harus dihindarkan


dari injakan atau pemberian beban.

PEKERJAAN FLOOR HARDENER

1.35. Lingkup Pekerjaan


5) Pekerjaan floor hardener meliputi pekerjaan pada Lantai Ruang
Mekanikal, Ruang Pompa, Bengkel Kerja, serta bagian-bagian lain
yang dinyatakan dalam Gambar Kerja.

1.36. Persyaratan Bahan


6) Bahan floor hardener bersifat non metallic, anti slip, anti gores,
tahan terhadap minyak, lemak, bahan kimia dan berfungsi sebagai
lapisan permukaan akhir / finishing lantai. Dipakai kelas medium
duty.

1.37. Persyaratan Pelaksanaan

1.37.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan floor hardener, permukaan lantai harus


bersih dan bebas debu, minyak, air dan noda maupun kotoran lainnya.
Peil atau elevasi permukaan tersebut harus sesuai gambar perencanaan
dan sudah disetujui oleh Direksi Lapangan/MK.

1.37.2. Apabila dari bahan material yang dipakai ada yang mengandung
bahan dasar yang beracun atau membahayakan keselamatan
manusia, maka Kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung
misalnya Masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus dipakai
pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 20


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

1.37.3. Persiapan Permukaan


1) Permukaan harus rata, halus dan bersih serta bebas debu, lemak,
minyak partikel bahan/material lain yang terlepas, pecahan atau
bubuk semen dan kotoran maupun noda lainnya.
2) Pembersihan dilakukan dengan air dan vacum cleaner.
3) Bagian bagian yang retak dan berlubang harus diperbaiki /
ditambal.
4) Lantai harus padat, keras dan setengah kering

1.37.4. Persiapan Bahan Floor Hardener.


1) Jika bahan/material floor hardener dan primernya terdiri dari dua
komponen atau lebih, maka perbandingan antara komponen
komponen tersebut dalam sebuah campuran harus mengikuti
spesifikasi pabrik. Pengadukan harus mengikuti spesifikasi pabrik,
dilakukan dengan alat pengaduk mekanis sampai campuran
tersebut homogen, bebas dari gumpalan gumpalan dan berbentuk
bubur yang halus.

2) Pelaksanaan lapisan Floor Hardener segera setelah campuran siap


dan memenuhi persyaratan tersebut diatas dan dilaksanakan
dengan pemakaian alat sikat/ kuas, roller, scrapt / alat yang
disyaratkan oleh pabrik pembuat.

1.37.5. Perawatan / Curing dan Perbaikan


1) Selang waktu dari selesainya pelaksanaan pelapisan hingga
pemakaian lantai, minimal 7 [tujuh] hari atau sesuai spesifkasi pabrik.
2) Selama waktu perawatan tersebut tidak diperkenankan adanya
pembebanan dan lalu lintas
3) Pelaksanaan pelapisan floor hardener harus dengan cermat dan
seksama sehingga peil finish permukaan sesuai Gambar kerja.
7) dari kontraktor

PEKERJAAN WATERPROOFING

1.38. Lingkup Pekerjaan


8) Pekerjaan waterproofing meliputi pelaksanaan pekerjaan
waterproofing pada plat lantai toilet, daerah basah, bak bunga,
talang plat atap serta bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam
gambar perencanaan.

1.39. Persyaratan Bahan

1.39.1. Bahan harus sesuai dengan standar yang ditentukan seperti NI-3,
ASTM-828, ATNE, TAPP-1-083 dan 407.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 21


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

1.39.2. Jenis bahan yang digunakan bituthene liquid untuk plat lantai toilet dan
daerah basah, talang plat atap, plat atap, dan bak bunga.

1.39.3. Memiliki karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang merata serta
konstan. Kedap air dan uap termasuk pada bagian yang overlap.

1.39.4. Perlindungan terhadap Waterproofing menggunakan screed dengan


komposisi campuran 1 PC : 3 Ps.

1.40. Persyaratan Pelaksanaan

1.40.1. Persiapan Permukaan.


1) Permukaan pelat beton yang akan diberi lapisan waterproofing
harus benar-benar bersih, bebas dari minyak, debu serta
tonjolan-tonjolan tajam yang permanen dari tumpahan atau
cipratan adukan dan dalam kondisi kering (dalam arti kata baik
kering leveling screed maupun kering permukaan).
2) Semua pertemuan 90' atau sudut yang lebih tajam harus dibuat
tumpul, yaitu menutup sepanjang sudut tersebut dengan adukan
kedap air 1 PC : 3 Ps atau seperti tercantum dalam gambar
perencanaan.

3) Leveling screed menggunakan campuran kedap air 1 PC : 3 Ps


dengan kemiringan sebesar +1 %, arah kemiringan dibentuk
menggunakan benang waterpass menuju ke lubang-lubang talang
dan floordrain.
4) Khusus lapisan screed pada bagian atap dan talang beton harus
menggunakan tulangan susut finemesh yang terpasang di tengah
ketebalan screed dan pemasangannya harus diratakan terlebih
dahulu sehingga tidak melengkung.
5) Screed dipasang mengikuti pola-pola yang sudah tertentu dan
diratakan permukaannya (dihaluskan) dengan menggunakan
roskam, digosok sedemikian rupa dengan roskam tadi sehingga
gelembung-gelembung udara yang terperangkap di dalam
adukanan screed dapat keluar.
6) Dalam kondisi setengah kering, screed tadi langsung ditaburi semen
sambil digosok lagi dengan roskam besi sehingga merata, setelah
lapisan Screed kering tidak boleh diaci.
7) Setelah kering udara ( +24 jam ), screed baru ini harus dilindungi dari
kemungkinan pecah-pecah rambut dengan jalan menutupi
permukaan atasnya dengan goni-goni rami yang sudah dibasahi air
terlebih dahulu dan dijaga kondisi basahnya.
8) Waktu yang diperlukan untuk keringnya screed ini minimal 7 (tujuh)
hari dalam kondisi cuaca cerah. Untuk cuaca buruk (hujan) tidak
termasuk dalam perhitungan waktu pengeringan screed.

1.40.2. Lapisan Waterproofing.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 22


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

1) Lapisan waterproofing harus dipasang mulai dari titik terendah ke


arah titik tertinggi.
2) Overlap antara lapisan, minimum 65 min dan/atau sesuai spesifikasi
pabrik.
3) Pemasangan waterproofing langsung dari gulungan dengan cara
yang teliti dan merata, ditekan dengan roller secara menerus
sehingga tidak terdapat gelembung udara. Roller mempunyai berat
kira-kira 35 kg dan lebar 70 cm. Disepanjang bagian atas dilatasi,
waterproofing dipasang dua lapisi.
4) Pelaksanaan pekerjaan waterproofing pada daerah talang (roof
drain), harus masuk ke dalam lubang Talang ± 10 cm.
5) Selama pelaksanaan waterproofing, harus dilindungi dari sengatan
matahari dengan menggunakan tenda-tenda.
6) Waterproofing yang sudah terpasang tidak boleh terinjak-injak, apa
lagi oleh sepatu atau alas kaki yang tajam. Kontraktor harus
melindungi dan melokalisir daerah yang sudah terpasang
waterproofing.
7) Pada daerah listplank beton, waterproofing harus dipasang
mengikuti bentuk listplank.
8) Kontraktor harus menghentikan pekerjaan apabila terjadi hujan dan
melanjutkan kembali setelah lokasi pemasangan benar-benar
kering.

1.40.3. Perbaikan lapisan waterproofing.


1) Bagian dari lapisan waterproofing dibadian atas kebocoran disobek
secukupnya.
2) Lekatkan potongan lapisan waterproofing baru sejauh minimal 150
mm ke segala arah dihitung dari sisi luar celah / sobekan.
3) Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pengujian, dan permukaan harus
kering betul.

1.40.4. Lapisan Pelindung.


1) Setelah Waterproofing terpasang, maka di atas permukaannya
diberi perlindungan screed (perbandingan 1 PC : 3 Ps), setebal 3 cm
dengan menggunakan tulangan susut finemesh yang terletak di
tengah-tengah adukanan screed.
2) Untuk mengatur jarak / tebal screed, harus digunakan beton
decking setebal 1,5 cm setiap jarak 0,5 m.
3) Permukaan screed ini dihaluskan dengan roskam pada saat kondisi
screed setengah kering dengan jalan menaburkan semen dan
menggosoknya sehingga licin.
4) Setelah semua pemasangan lapisan waterproofing dan sebelum
pelaksanaan lapisan pelindung, Kontraktor harus melaksanakan

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 23


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

pengujian kebocoran terutama untuk permukaan horizontal pelat


atap.
5) Cara pengujian adalah dengan menuangkan air ke area yang
tertutup lapisan waterproofing hingga ketinggian air minimum 50
mm dan dibiarkan selama 3 x 24 Jam.
6) Beri tanda bagian-bagian yang tidak sempurna atau bocor.
7) Untuk pelat atap yang miring harus dibagi menjadi beberapa
segmen agar genangan air tidak terlalu tinggi di titik pelat terendah.
8) Kontraktor wajib mengadakan pengamanan dan perlindungan
terhadap pemasangan yang telah dilakukan, terhadap
kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan lainnya.
9) Apabila terdapat kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian
Kontraktor baik pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan
maupun pada saat pekerjaan telah selesai, maka Kontraktor harus
memperbaiki/mengganti bagian yang rusak tersebut sampai
dinyatakan dapat diterima oleh Direksi. Biaya yang timbul untuk
pekerjaan perbaikan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

PEKERJAAN KAYU

1.41. Lingkup Pekerjaan


Yang termasuk pekerjaan kayu meliputi :

1.41.1. Pekerjaan kayu teakwood dipergunakan untuk : cove, panel pintu,


dinding, plafond dan/atau sesuai dalam gambar perencanaan.

1.41.2. Pekerjaan kayu kamper Samarinda open atau Nyatoh open


dipergunakan untuk : rangka daun pintu & jendela, panel kaca,
sunscreen lambrisering, ornamen atap, ukiran dan kisi-kisi dan/atau
sesuai dalam Gambar.

1.42. Persyaratan bahan

1.42.1. Semua kayu yang dipakai harus tua, benar benar kering, warna sama,
lurus, tanpa cacat mata kayu, putih kayu dan retak. Ukuran kayu adalah
ukuran jadi seperti yang tercantum dalam gambar perencanaan.

1.42.2. Pekerjaan kayu kasar (pekerjaan kayu non ekspose).

1.42.3. Jenis kayu : kamper Medan, referensi bahan sesuai SH 0458/81, mutu
kelas A, kelas keawetan II dan kekuatan II. Kayu Kamper yang dipakai
berwarna coklat kemerah-merahan merata dan sesuai standar yang
dipergunakan.

1.42.4. Pekerjaan kayu halus ( Pekerjaan kayu yang ditampakkan / ekspose).


1) Kamper Samarinda.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 24


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

Referensi bahan sesuai S II No. 0458/81, mutu kelas A, kelas kekuatan


II dan keawetan II.
2) Lembaran kayu plywood / Teakplywood / Formika /Multiplex.
Ukuran lebar dan ketebalan sesuai gambar perencanaan, mutu
terbaik dari kelasnya. Persyaratan Plywood yang dipakai memenuhi
standard yang dipergunakan.
3) Kayu Jati.
Referensi bahan sesuai dengan S II No. 0458/81, mutu kelas A, kelas
keawetan II kelas kekuatan II.
4) Kayu Merbau.
Referensi bahan sesuai dengan S II No. 0458/81, mutu kelas A, Kelas
awet I, kelas kuat I – II

1.43. Persyaratan Teknis

1.43.1. Kelembaban.
1) Untuk ketebalan kayu < 3 cm, disyaratkan kelembaban kayu tidak
lebih dari 14 % terpasang.
2) Untuk ketebalan kayu > 7 cm, diijinkan kelembaban kayu 25 %
maksimum.
3) Untuk ketebalan kayu dari 3 sampai 7 cm diijinkan kelembaban kayu
18 % maksimum.

1.43.2. Semua kayu terkecuali lembaran Plywood yang dipergunakan harus


sudah melalui proses pengeringan / dry clean, diberi bahan anti rayap
sebelum pelaksanaan finishing.

1.43.3. Penimbunan / penyimpanan kayu di tempat pekerjaan sebelum


pelaksanaan pekerjaan ini dimulai, harus diletakkan / disimpan di dalam
ruangan yang kering dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena
cuaca langsung dan harus dilindungi dari kerusakan. Timbunan kayu
harus diberi alas sehingga tidak. langsung menyentuh lantai / tanah.

1.43.4. Bahan dempul yang dipakai tipe B dengan referensi SII 0282/80.

1.43.5. Bahan meni kayu adalah wood filler, sesuai spesifikasi pabrik.

1.43.6. Bahan perekat adalah lem putih untuk kayu.

1.43.7. Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabolt, kawat dan
lain-lain harus digalvanisasi sesuai NI-5 Bab VI Pasal 14, 15 dan 17.

1.44. Persyaratan Pelaksanaan

1.44.1. Selama pelaksanaan pekerjaan kayu, Kontraktor harus selalu


berkoordinasi dengan Pelaksana paket pekerjaan Struktur, Mekanikal,
dan Elektrikal. Kontraktor harus menyediakan manhole untuk
pemeliharaan / perawatan instalasi disiplin lain tersebut yang
tersembunyi dibalik permukaan kayu yang luas.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 25


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

1.44.2. Bentuk, ukuran, profil, pola, naat dan peil yang tercantum dalam
gambar perencanaan adalah hasil jadi. Bila ada penyimpangan tanpa
persetujuan Direksi Lapangan/MK, maka Kontraktor harus membongkar
dan memperbaiki kembali tanpa mengurangi mutu yang dipersyaratkan.

1.44.3. Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat,


penggantung, anker, dynabolt, sekrup, paku dan lem perekat harus rapi
serta sempurna, tidak diperkenankan mengotori bidang-bidang tampak.

1.44.4. Khusus pada permukaan bidang tampak / exposed tidak diperkenankan


pemasangan paku tetapi harus disekrup atau cara lain yang disetujui
Direksi Lapangan/MK. Ukuran bahan / material sambungan adalah
sebagai berikut - Baut 1/2" untuk menembus Balok Kayu 6/15, Baut 3/8
untuk Balok Kayu 5/7 - 6/12.

1.44.5. Dynabolt dengan ukuran yang sesuai untuk balok 5/7 - 6/12 pada
hubungan balok kayu dengan dinding pasangan batu bata atau
concrete block dan permukaan beton. Paku dan sekrup sesuai dengan
keperluan, klem dari plat baja strip tebal 3 mm, lebar 4 mm.

1.44.6. Bilamana pada sistem perkuatan yang tertera. dalam gambar dianggap
kurang kuat oleh Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan tanggungan
Kontraktor untuk menambahkannya setelah disetujui Direksi
Lapangan/MK. Dalam hal ini Kontraktor tidak dapat mengklaim sebagai
pekerjaan tambah.

1.44.7. Semua pekerjaan pendempulan harus rapih, rata dan halus. Setelah
dempul kering harus digosok ampelas halus.

1.44.8. Semua logam yang melekat pada kayu, sebelum pemasangan harus
sudah diberi lapisan pelindung/lapisan cat seperti yang disyaratkan

1.44.9. Semua permukaan kayu yang tidak diperlihatkan harus diberi meni kayu
atau cat dasar. Pekerjaan ini dilaksanakan sesudah penyerutan sesuai
persyaratan.

1.44.10. Pekerjaan Kayu Halus.


1) Semua pekerjaan kayu halus khususnya permukaan kayu yang akan
diperlihatkan dan permukaan kayu yang akan dilapis dengan
bahan finishing harus diserut halus dan rata.
2) Proses pengerjaan semua kayu untuk pekerjaan kayu halus harus
menggunakan mesin tanpa kecuali (setelah penyerutan mesin baru
kemudian diperkenankan dengan penyerutan tangan) dan tidak
diperkenankan mengerjakan di tempat pemasangan. Persyaratan
ini berlaku pula untuk : Sambungan tenon, ekor burung, dowel dan
sambungan sambungan lain yang harus dikerjakan dengan
ketelitian yang tepat terutama untuk bagian yang diperlihatkan /
exposed.
3) Bila komponen sudah lebih dari 10 buah, maka pemotongan
menurut pola dan pengerjaan asembling harus menggunakan Jig.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 26


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

4) Semua kayu yang telah terpasang harus dilindungi dari segala


kerusakan baik berupa benturan, pecah, retak, noda dan cacat
cacat lain. Apabila hal tersebut di atas ditemui, maka Kontraktor
harus membongkar dan mengganti tanpa mengurangi mutu. Biaya
untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat
diklaim sebagai pekerjaan tambahan.

1.44.11. Finishing Permukaan Kayu.


1) Lihat bab pekerjaan lantai & dinding kayu.
2) Semua pekerjaan kayu halus/yang tampak, harus difinish pinotex
atau cat atau melamic dan/atau sesuai petunjuk Direksi
Lapangan/MK.

PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM

1.45. Lingkup Pekerjaan


9) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan kosen pintu exterior dan Interior
serta seluruh detail yang disebutkan dalam ganbar pelaksanaan
serta shop drawing dari Kontraktor yang disetujui oleh Direksi
Lapangan/MK.

1.46. Persyaratan Bahan

1.46.1. Spesifikasi Bahan.


1) Bahan dari bahan aluminium framing system, aluminium extrusi sesuai
SII extrusi 0695-82 dan alloy A 6063 S T-5, tidak terbuat dari scrft
(bahan bekas).
2) Lebar Aluminium : 4” x 1 3/4"
3) tebal 1.35 mm.
4) Merk : Setara YKK atau Alexindo
5) Nilai deformasi yang diizinkan maksimal 2 mm.
6) Warna profil Anodizing [18 micron] untuk kusen bagian luar.

1.46.2. Seluruh bagian aluminium berwarna harus datang di Lokasi Proyek


dilengkapi dengan bahan pelindung dan baru diperkenankan dibuka
sesudah mendapat persetujuan Direksi Lapangan/MK.

1.46.3. Ketahanan terhadap tekanan air dan angin untuk setiap tipe minimum
100 kg/m2.

1.46.4. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr.

1.46.5. Untuk keseregaman warna disyaratkan sebelum proses pabrikasi, warna


seluruh profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu
pabrikasi unit-unit profil jendela, pintu dan lain-lain, harus diseleksi lagi
warnanya sehingga dalam setiap unit didapatkan warna yang sama.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 27


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

Pemotongan profil Aluminium harus menggunakan mesin potong, mesin


punch, drill, sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang sempurna
dan apabila telah dirangkai untuk jendela bukaan dan pitu mempunyai
toleransi ukuran sebagai berikut :
1) Untuk tinggi dan lebar, 1 mm
2) Untuk diagonal, 2 mm

1.46.6. Accessories
1) Sekrup dari galvanized steel mutu Hotdeep kepala tertanam.
2) Weather strip dari vinyl.
3) Pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium
harus ditutup dengan caulking dan sealent.
4) Ankur-ankur untuk rangka / kosen aluminium terbuat dari steel plate
tebal minimal 2mm, dengan lapisan Zinc tidak kurang dari 13 mikron
sehingga tidak dapat bergeser.
5) Klos kayu dipasang pada lokasi engsel-engsel pintu / jendela.

1.46.7. Bahan finishing


Treatment untuk permukaan kosen jendela / bouvenlicht dan pintu yang
bersentuhan dengan bahan alkali seperti beton, adukan atau plesteran
dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang jernih atau
anti corrosive treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic
varnish atau bahan insulation lainnya.

1.47. Persyaratan Pelaksanaan

1.47.1. Semua frame kosen jendela dan pintu dikerjakan scara pabrikasi dengan
teliti sesuai ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan.

1.47.2. Pemotongan besi hendaknya dijauhkan dari material aluminium untuk


menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya.
Disarankan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan
hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.

1.47.3. Pengelasan dibenarkan menggunakan Non activated gas [Argon] dari


arah dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.

1.47.4. Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan teliti
menggunakan sekrup, rivet dan ankur yang cocok. Pengelasan harus
rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar
perencanaan.

1.47.5. Ankur-ankur untuk rangka/kosen aluminium terbuat dari Galvanized Steel


Plate setebal minimal 2 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.

1.47.6. Penyekrupan harus dipasang hingga tidak terlihat dari luar dengan
sekrup anti karat /stainless steel sedemikian rupa sehingga Hair Line dari

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 28


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan


terhadap air sebesar 100 kg/cm2. Celah antara kaca dan sistem kosen
aluminium dtutup dengan sealent.

1.47.7. Disyaratkan bahwa kosen aluminium dilengkapi dengan kemungkinan


kemungkinan sebagai berikut :
1) Dapat menjadi kosen untuk kaca mati.
2) Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar dan dapat
dipasang door closer.
3) Untuk sistem partisi, harus mampu “movable”, dipasang tanpa harus
dimatikan secara penuh yang dapat merusak baik lantai maupun
plafond / langit-langit.
4) Mempunyai accessories ang mampu mendukung kemungkinan-
kemungkinan tersebut diatas diatas.

1.47.8. Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kosen
aluminium akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya, maka
permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium
untuk menghindari kontak korosi.

1.47.9. Toleransi pemasangan kosen aluminium disatu sisi dinding adalah 10 – 25


mm yang kemudian diisi dengan beton ringan / grouting.

1.47.10. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama


pada ruang yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika
perlu dapat digunakan synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door
dan double door.

1.47.11. Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding diberi
sealent supaya kedap air dan suara.

1.47.12. Tepi bawah ambang Kosen exterior dilengkapi flashing untuk penahan
air hujan.

PEKERJAAN ROOF DRAIN

1.48. Lingkup Pekerjaan


10) Pekerjaan roof drain meliputi pekerjaan saringan talang untuk
seluruh detail yang dinyatakan dalam gambar perencanaan.

1.49. Persyaratan Bahan

1.49.1. Terbuat dari logam cor yang bermutu baik dengan bahan dasar
aluminium.

1.49.2. Berbentuk bulat, bukan lempengan/plat, ukuran minimal diameter 10 cm


atau sesuai gambar perencanaan.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 29


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

1.49.3. Harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam. PUBI 1982 Pasal
103 dan memenuhi ketentuan SH 0167-77.

1.50. Persyaratan Pelaksanaan

1.50.1. Kecuali peralatan/bahan yang tampak pada gambar, Kontraktor tidak


diperkenankan memasang bahan lain tanpa, persetujuan Direksi
Lapangan/MK

1.50.2. Saringan talang dipasang pada lokasi-lokasi yang telah ditentukan


dalam gambar perencanaan. Untuk pemasangan talang dari bahan
pelat BjLs, dengan cara dibaut/dipaku/dipatri/dilas pada dasar talang
yang telah terpasang dengan baik & sempurna, dan tidak terjadi
kebocoran.

1.50.3. Pemasangan roof drain pada pelat beton, harus dicor langsung
bersamaan dengan pengecoran pelat beton, dengan sparing pipa GIP
atau bahan lain yang disetujui Direksi Lapangan/MK.

1.50.4. Pemasangan harus tepat, tidak menimbulkan adanya genangan air


pada sekeliling pasangan, jarak antara sisi roof drain terhadap pelat BjLs
atau pelat beton, harus dilapisi dengan waterproofing hingga dijamin
tidak terjadi rembesan/bocor.

1.50.5. Untuk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mengadakan koordinasi


dalam pemasangan roof drain dengan pelaksana pemasangan
waterproofing.

1.50.6. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekejaan disuatu tempat apabila


ada perbedaan di tempat tersebut sebelum perbedaan di tempat
tersebut diselesaikan.

PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM BOARD DAN GYPSUM TILE

1.51. Lingkup Pekerjaan.


11) Pekerjaan plafond gypsum board dan gypsum tile meliputi
pekerjaan pemasangan panel plafond gypsum board dan gypsum
tile termasuk rangka plafond dan rangka penggantung plafond
serta semua perlengkapannya seperti yang ditunjukkan dalam
gambar perencanaan.

1.52. Persyaratan Bahan.

1.52.1. Spesifikasi bahan gypsum untuk pekerjaan plafond sesuai dalam gambar
perencanaan :
1) Jenis : Gypsumboard double sided.
2) Merk : setara Jaya Board
3) Tebal : 9 mm.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 30


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

4) Ukuran : 1200 x 2200 mm.


5) Fire rating : 2 jam.
6) Berat : 7,2 kg/M2.

1.52.2. Semua bahan rangka plafond dari aluminium, baja profil dan baja plat
termasuk alat penggantung (klem, kabel & tulangan beton), alat
pengikat (anker, fisher, dynabolt), harus memenuhi persyaratan seperti
yang diuraikan pada bab Pekerjaan Metal.

1.52.3. Bahan yang akan dipakai harus siku untuk semua sudutnya (kecuali
ditentukan lain oleh Direksi Lapangan/MK), permukaan bahan harus
rata, tidak bergelombang, tidak ada tonjolan atau lekukan dan bebas
dari cacat, noda, retak, pecah sudut.

1.52.4. Paku yang dipakai harus mempunyai panjang minimum 14 mm untuk


paku multilex dan untuk rangka dan penggantung plafond disesuaikan
dengan kebutuhan, dari jenis anti karat dan harus dapat menahan
beban plafond.

1.53. Persyaratan Pelaksanaan

1.53.1. Pada pekerjaan plafond ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain
yang dalam pelaksanaannya berkaitan sangat erat.

1.53.2. Sebelum pelaksanaan pekerjaan plafond, pekerjaan lain yang terletak di


atas plafond tersebut harus sudah terpasang dengan sempurna antara
lain elektrikal, sound system, fire alarm / fire detector, dan perlengkapan
instalasi lain yang diperlukan.

1.53.3. Apabila pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum dalam


gambar rencana plafond, maka harus diteliti terlebih dahulu pada
gambar instalasi atau gambar lain.

1.53.4. Untuk detail pemasangan, Kontraktor harus berkonsultasi dengan Direksi


Lapangan/MK.

1.53.5. Rangka penggantung plafond harus sesuai dengan pola gambar


perencanaan dan wajib diperhatikan terhadap peil-peil rencana.
Rangka yang datar harus rata air.

1.53.6. Apabila posisi rangka penggantung plafond dengan tempat


penggantungnya lebih besar dari 2 meter sehingga memerlukan
konstruksi tambahan, Kontraktor wajib menambahkan konstruksi
perkuatan pada rangka penggantung plafond tadi sehingga kaku dan
dapat berfungsi dengan sempurna meskipun tidak tercantum dalam
gambar.

1.53.7. Rangka Plafond


1) Rangka panel plafond Gypsumboard yang memakai suspension
system terdiri dari Hollow 40.60.2 untuk rangka pokok dan 20.20.2
untuk batang lainnya.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 31


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

2) Sebelum pemasangan panel penutup plafond, Rangka plafond


harus sudah terpasang rapi dan kuat, sesuai dengan pola yang
tercantum dalam gambar perencanaan. Bahan rangka plafond
telah dilapisi anti rayap untuk kayu dan anti karat untuk baja/logam
lain.

1.53.8. Penutup Plafond / Panel Plafond


1) Dimensi dan pola pada setiap panel plafond yang akan dipasang
harus sesuai dengan modul rangka plafond seperti tercantum dalam
gambar perencanaan.
2) Pemotongan panel harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati
dengan memakai alat pemotong khusus, sehinga panel-panel
mempunyai sudut sesuai dengan gambar perencanaan, tidak retak
sudut atau pecah. Jika ditemui cacat pada panel yang terpasang,
Kontraktor harus membongkar dan menggantinya dengan yang
baru atas biaya Kontraktor.
3) Bidang permukan harus rata, lurus dan waterpass, peil harus sesuai
dengan gambar perencanaan. Sambungan antar unit harus tegak
lurus. Toleransi kecembungan 1 mm untuk jarak 2 m.
4) Bila dikehendaki adanya naat, maka jarak antara panel terpasang
adalah 0,2 cm. Naat harus lurus, sama besar, tegak lurus pada setiap
pertemuan panel plafond.

1.53.9. Finishing plafond gypsumboard adalah cat.

PEKERJAAN PLAFOND KALSIBOARD

1.54. Lingkup Pekerjaan.


12) Yang termasuk lingkup pekerjaan plafond KalsiBoard adalah
sebagai berikut:

1.54.1. Menyediakan tenaga pelaksana yang akhli dalam bidang pekerjaan ini.

1.54.2. Menyediakan tenada kerja yang cukup jumlahnya dan sudah


berpengalaman dalam pekerjaan pemasangan plafond KalsiBoard.

1.54.3. Mengadakan bahan dan perlengkapan KalsiBoard serta pealatan untuk


pekerjaan pemasangan.

1.54.4. Melaksanakan pekerjaan pemasangan plafond KalsiBoard untuk lingkup


pekerjaan sesuaii yang ditunjukkan dalam gambar perencanaan.

1.55. Persyaratan Bahan.

1.55.1. Jenis : KalsiBoard Plafon Concealed, tebal : 6 mm, ukuran : 2400mm x


1200 mm, berat : 8 kg/M2.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 32


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

1.55.2. Tahan air, tidak dapat terbakar, tahan rayap dan tidak mengandung
asbestos.

1.55.3. Perlengkapan-perlengkapan plafond KalsiBoard:


1) Rangka plafond.
1) Bahan untuk rangka plafond KalsiBoard menggunakan metal yaitu
sistem rangka flafon khusus Kalsiboard.
2) Sekrup KalsiBoard.
2) Untuk pemasangan plafond Kalsiboard pada rangka metal
menggunakan sekrup KalsiBoard dengan jenis self-embeded-head
dan self tapping dan sudah diberi anti karat jenis electro-plating.
3) Self Adhesive Join Tape KalsiBoard.
3) Join Tape KalsiBoard terbuat dari serat fiberglass yang berfungsi
untuk menutup nat pada sambungan antara lembaran plafond
KalsiBoard.
4) Kompon KalsiBoard.
4) Fungsi dari Kompon KalsiBoard adalah sebagai berikut:
Untuk kompon pada sistem sambungan tertutup (flush joint sistem)
yang digunakan setelah Join Tape KalsiBoard dipasang.
Untuk penutup kepala skrup.
Untuk perekat profil Gypsum pada KalsiBoard.
Profil Gypsum, apabila diperlukan (sesuai gambar perencanaan).

1.56. Persyaratan Pelaksanaan

1.56.1. Secara keseluruhan, pelaksanaan pekerjaan plafond KalsiBoard harus


mengikuti tata cara dan persyaratan-persyaratan yang sudah
ditentukan oleh pabrik pembuatnya.

1.56.2. Persiapan dan pemasangan.


2) Persiapan pelaksanaan dan urutan-urutan pemasangan plafond
KalsiBoard adalah sebagai berikut :
1) Buat garis (marking-line) sesuai elevasi ketinggian plafon
sebagaimana yang ditentukan dalam gambar perencanaan, pada
sekeliling dinding yang akan dipasang plafon.
2) Kalau belum tersedia, pasang penggantung plafond yang berupa
C-joint, rodhanger, nut danL-bracket dengan interval jarak 1200 mm.
3) Pasang furring-channel sebagai main runner pada setiap interval
jarak 1200 mm, yang digantung pada penggantung plafond.
4) Atur ketinggian main-runner sesuai level yang dikehendaki dengan
berpedoman pada garis marking yang ada pada sekeliling dinding,
sehinnga membentuk bidang datar yang sempurna dan bidang
datar tersebut harus rata air.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 33


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

5) Pasang furing-channel sebagai cross-runner dengan posisi dibawah


main-runner dengan menggunakan Joiner pada setiap interval jarak
601 mm.
6) Pasang lembaran KalsiBoard (tebal 6 mm, panjang 2400 mm dan
lebar 1200 mm) dengan posisi arah melintang cross-runner dengan
formasi seperti pemasangan bata sedemikian rupa sehingga posisi
letak-letak KalsiBoard menjadi zig-zag. Pertemuan antara panel-
panel Kalsiboard harus diberi celah 4mm baik pada sisi panjang
maupun pada sisi pendek.
7) Ikat/tempelkan KalsiBoard pada furing-channel (cross-runner)
dengan memakai sekrup KalsiBoard pada setiap jarak maximum 200
mm sepanjang cross-runner dengan ketentuan jarak lubang sekrup
ketepi panel KalsiBoard minimal 12 mm dan jarak lubang sekrup ke
titik sudut panel KalsiBoard minimal 50 mm.
8) Pemasangan sekrup harus dimulai dari bagian tengah panel lalu
kemudian berurut ketepi panel. Selama pelaksanaan pemasangan
skrup, panel KalsiBoard harus ditahan dari bawah dan tidak boleh
bergeser dari posisi yang sudah ditentukan.

1.56.3. Pekerjaan penutup celah sambungan / nat dan kepala sekrup.


1) Seluruh celah sambungan / nat selebar 4 mm dan kepala sekrup
harus ditutup dengan bahan sesuai spesifikasi pabrik pembuat
dengan urut-urutan pekerjaan sebagai berikut:
2) Sebelum pekerjaan menutup sambungan / nat dilaksanakan, celah
sambungan atau nat yang akan ditutup terlebih dahulu harus
dibersihkan dari debu dengan disemprot oleh angin atau dengan
memakai koas yang bersih.
3) Tempelkan Self Adhesive Joint-Tape KalsiBoard pada celah
sambungan / nat dengan kuat dan harus rata.
4) Aplikasikan Kompon KalsiBoard (kompon tahap 1) sebagai kompon
pengisi nat dan penutup Joint Tape dengan kapi-1. Pastikan Kompon
menembus Joint Tape dan mengisi nat dibelakangnya serta
menutup joint Tape setipis mungkin. Tutup juga kepala sekrup
dengan kompon sampai tertutup rata.
5) Aplikasikan Kompon KalsiBoard (kompon tahap 2) sebagai penutup
Kompon tahap 1 dengan menggunakan kapi-2 sepanjang celah
sambungan selebar kurang lebih 350mm, dan pada setiap kepala
sekrup. Pekerjaan kompon tahap 2 tersebut harus rapih dan setipis
mungkin serta baru boleh dikerjakan apabila kompon tahap 1 sudah
kering betul.
6) Seluruh permukaan yang ber-kompon harus diamplas dengan
memakai amplas ukuran sedang dan harus menggunakan alat
bantu. Pekerjaan amplas dilaksanakan apabila Kompon tahap 2
sudah kering betul.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 34


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

1.56.4. Sambungan muai (Expansion Joint).


3) Apabila plafon KalsiBoard dipasang pada suatu ruangan yang
sangat luas dengan ukuran maksimum ruangan 9,6 m x 7,2 m atau
luas ruangan maksimum 62,12 m2, atau pemasangan panel
KalsiBoard sampai dengan 4 lembar panjang atau 6 lembar lebar,
maka pada bidang plafond tersebut diperlukan sambungan muai
(expansion joint) sebanyak 1 (satu) jalur sambungan muai pada
arah memanjang dan1 (satu) jalur sambungan muai pada arah
melintang. Bentuk dan detail sambungan muai (expansion joint)
harus mengikuti ketentuan dan petunjuk pabrik pembuat.

1.56.5. Memotong KalsiBoard


4) Memotong KalsiBoard harus menggunakan alat khusus yaitu
penggurat bermata tungstem carbide dengan cara menggurat
KalsiBoard lalu dipatahkan atau menggunakan gergaji mesin
putaran rendah. Bekas potongan harus dihaluskan dengan amplas.

1.56.6. Melubangi KalsiBoard


1) Guratkan jangka penggurat pada KalsiBoard sesuai bentuk dan
ukuran lubang yang dikehendaki.
2) Untuk membuat lubang bulat, buat guratan silang ditengah
lingkaran sebanyak mungkin kemudian pukul titik tengah lingkaran
dengan martil.
3) Untuk membuat lubang persegi, lubangi bagian tengah lubang
dengan cara memukul pakai martil kemudian gergaji diagonal dari
lubang kearah empat sudut lalu patahkan keempat segmen bakal
lubang.
4) Ratakan dan haluskan tepi lubang atau bekas potongan dengan
amplas sampai betul-betul halus

1.56.7. Pada pekerjaan plafond tersebut perlu diperhatikan terhadap adanya


pekerjaan lain yang dalam pelaksanaannya berkaitan sangat erat.

1.56.8. Sebelum pelaksanaan pemasangan plafond, pekerjaan lain yang


terletak di atas plafond tersebut harus sudah terpasang dengan
sempurna antara lain elektrikal, sound system, fire alarm / fire detector,
dan perlengkapan instalasi lain yang diperlukan.

1.56.9. Apabila pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum dalam


gambar rencana plafond, maka harus diteliti terlebih dahulu pada
gambar instalasi atau gambar lain.

1.56.10. Untuk detail pemasangan plafond, Kontraktor harus berkonsultasi


dengan Direksi Lapangan/MK.

1.56.11. Apabila posisi rangka penggantung plafond dengan tempat


penggantungnya lebih besar dari 2 meter sehingga memerlukan
konstruksi tambahan, Kontraktor wajib menambahkan konstruksi
perkuatan pada rangka penggantung plafond tadi sehingga kaku dan

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 35


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

dapat berfungsi dengan sempurna meskipun tidak tercantum dalam


gambar.

1.56.12. Rangka panel memakai suspension system yang terdiri dari baja hot
dipped roll formed galvanized yang ditutup dengan cat ulang.

1.56.13. Finishing plafond.


1) Plafond difinish dengan cat.
2) Cat yang dipakai harus cocok untuk diaplikasikan dengan Fiber
Cement Kalsium Silikat.
3) Pelaksanaan pekerjaan finishing terutama finishing akhir, harus
mengikuti tata cara dan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan oleh
pabrik pembuat.

PEKERJAAN SEALANT

1.57. Lingkup Pekerjaan


13) Pekerjaan sealant terdiri dari semua pekerjaan penutup celah yang
terjadi pada sambungan / sudut yang bersifat struktural maupun
tidak, antara material sejenis maupun yang berbeda untuk
menghindari terjadinya celah / rembesan / kebocoran air maupun
udara, diantaranya adalah pemasangan Fixture di daerah basah
dan/atau seperti tercantum dalam gambar perencanaan.

1.58. Persyaratan Bahan

1.58.1. Bahan sealant sesuai dengan kegunaan dan fungsi dari bahan /
material, tahan cuaca, kedap air, tahan terhadap garam dan alkali,
bersifat elastis untuk menghadapi perubahan temperatur, tahan
benturan, berdaya lekat tinggi.

1.58.2. Bahan sealant terdiri darl Silicone Paltox Thiokol & Paltox Silicone.

1.59. Persyaratan pelaksanaan

1.59.1. Sebelum pelaksanaan, permukaan dari semua bahan / material yang


termasuk dalam pekejaan ini harus bersih dan bebas dari debu, minyak,
air dan noda maupun kotoran lainnya, peil atau elevasi permukaan
tersebut harus disetujui Direksi Lapangan/MK.

1.59.2. Apabila dari bahan/material yang dipakai ada yang mengandung


bahan dasar yang beracun atau membahayakan keselamatan
manusia, maka Kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung
misalnya masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus dipakai
pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

1.59.3. Persiapan permukaan

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 36


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

1) Sepanjang permukaan yang akan diberi sealant harus kering betul,


bersih dan bebas dari debu, minyak, lemak, pecahan atau bubuk
adukan, partikel bahan / material yang terlepas maupun noda dan
kotoraa lainnya.
2) Sebelum pemasangan sealant seluruh permukaan harus sudah
difinish.

1.59.4. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan cara


pemasangan dan jenis sealant yang dibedakan berdasarkan macam /
jenis material.

PEKERJAAN PENGECATAN

1.60. Lingkup Pekerjaan


14) Pekerjaan pengecatan meliputi:

1.60.1. Pekerjaan pengecatan Metal yang terdiri dari : baja, baja galvanis dan
metal lain non baja seperti yang tercantum dalam gambar
perencanaan dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Semua bagian/permukaan yang tampak/exposed dicat sampai
dengan cat finish.
2) Semua bagian/permukaan yang tidak ditampakkan/un-exposed,
menempel pada material lain, tertutup oleh material lain, dicat
hanya sampai dengan cat anti karat atau cat dasar/primer.
3) Pekerjaan ini tidak berlaku untuk Baja Stainless Steel.

1.60.2. Pekerjaan pengecatan dinding (permukaan pasangan batu bata),


permukaan beton yang tampak (exposed) dan plafond seperti
tercantum dalam gambar perencanaan.

1.60.3. Pekerjaan pengecatan kayu.


1) Semua kayu yang terpasang baik yang termasuk pekerjaan kayu
halus maupun kasar seperti tercantum dalam gambar kerja.
2) Semua, bagian / permukaan yang tampak / exposed dicat sampai
dengan cat finish dengan ketentuan cat finish warna untuk
permukaan yang tidak ditonjolkan serat kayunya.
3) Semua bagian / permukaan yang tidak ditampakkan / un-exposed
dicat hanya sampai dengan cat dasar.
4) Pengecatan kosen, daun pintu dan jendela.

1.60.4. Pekerjaan pengecatan pipa PVC, untuk semua pipa talang dari bahan /
material PVC yang dalam gambar perencanaan dinyatakan
ditampakkan / exposed.

1.60.5. Dan/atau seperti tercantum dalam gambar perencanaan.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 37


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

1.61. Persyaratan Umum

1.61.1. Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan standar dan/atau sesuai
dengan spesifikasi pabrik.

1.61.2. Pabrik dan Kontraktor harus memberi jaminan minimal selama lima tahun
terhitung dari waktu penyerahan atas semua pekerjaan ini, terhadap
kemungkinan cacat, warna yang berubah dan kerusakan cat lainnya.

1.62. Persyaratan Bahan

1.62.1. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan garam.

1.62.2. Bahan didatangkan langsung dari pabrik, tiba di Lokasi Proyek harus
masih tersegel baik dalam kemasannnya dan tidak cacat.

1.62.3. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat, mengenai kemurnian cat


yang akan dipergunakan. Pembuktian berupa segel kaleng, tes BD, tes
laboratorium dan hasil akhir pengecatan. Biaya untuk pembuktian ini
dibebankan pada kontraktor. Hasil tes kemurnian harus mendapat
rekomendasi tertulis dari Produsen dan diserahkan ke Direksi
Lapangan/MK untuk persetujuan pelaksanaan.

1.63. Persyaratan Umum Pelaksanaan.

1.63.1. Sebelum pelaksanaan, Kontraktor wajib melakukan percobaan yang


akan dilaksanakan. Biaya percobaan ini ditanggung Kontraktor. Hasil
percobaan tersebut harus diserahkan kepada Direksi Lapangan/MK
untuk mendapatkan persetujuan bagi pelaksanaan pekerjaan.

1.63.2. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada
bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun
semprotan. Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finished) minimum sama
dengan syarat yang telah ditentukan Pabrik.

1.63.3. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar
beracun atau membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor
harus menyediakan peralatan pelindung misalnya masker, sarung
tangan, dan sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan
pekerjaan.

1.63.4. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam cuaca lembab


/ hujan atau angin berdebu, bertiup. Terutama untuk pelaksanaan
didalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun atau
membahayakan manusia, maka ruangan tersebut harus mempunyai
ventilasi yang cukup atau pergantian udara berlangsung lancar.

1.63.5. Dalam keadaan tertentu, misalnya untuk ruangan tertutup, Kontraktor


harus memakai kipas angin (fan) untuk memperlancar pergantian /
aliran udara.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 38


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

1.63.6. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan /
vacuum cleaner, semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas
/ mutu terbaik.

1.63.7. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.
Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Direksi.

1.63.8. Pemakaian ampelas, pencucian dengan air, maupun pembersihan


dengan kain kering, terlebih dahulu harus mendapat persetujuan tertulis
dari Direksi Lapangan/MK terkecuali disyaratkan lain dalam sepesifikasi
ini.

1.63.9. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk


komponen bahan / material metal, harus dilakukan sebelum komponen.
tersebut terpasang.

1.63.10. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Direksi Lapangan/MK harus diulang
dan diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada
cat dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas
sebagaimana ditunjukkan oleh Direksi Lapangan/MK. Biaya untuk hal ini
ditanggung Kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

1.63.11. Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus diawasi oleh tenaga


ahli / Supervisi dari pabrik pembuat.

1.64. Pelaksanaan Pekerjaan pengecatan dinding, plafond, kolom dan balok.

1.64.1. Sebelum pelaksanaan, seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu,


lemak, kotoran atau noda lain, bekas-bekas cat yang terkelupas bagi
permukaan yang pernah dicat dan dalam kondisi kering.

1.64.2. Pekerjaan pengecatan harus dilakukan dengan roller. Pemakaian kuas


hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin menggunakan roller.

1.64.3. pelaksanaan pengecatan pada permukaan interior dan exterior baru


adalah sebagai berikut :
1) pengecatan permukaan interior dan exterior
Cat jenis Jotun Weathersheald. Pelaksanaan pekerjaan dengan
roller.
Ketebalan setiap lapis 25-40 micron atau daya sebar 11-17
m2/liter/lapis.
Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam. Warna
ditentukan kemudian.

1.65. Pekerjaan pengecatan metal

1.65.1. Semua metal seperti yang tercantum dalam gambar perencanaan


harus dicat dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Semua bagian/permukaan yang tampak/exposed dicat sampai
dengan cat finish.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 39


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

2) Semua bagian/permukaan yang tidak ditampakkan / un-exposed,


menempel pada material lain, tertutup oleh material lain, dicat
hanya sampai dengan cat anti karat atau cat dasar / primer.
3) Pekerjaan ini tidak berlaku untuk Baja Stainless Steel.

1.65.2. Pekerjaan persiapan sebelum pengecatan.


1) Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak / mill scale), karat,
minyak, !emak serta kotoran lainnya secara teliti dan menyeluruh
sehingga permukaan yang dimaksud menampilkan tampak metal
yang halus dan mengkilap.
2) Pekerjaan ini dilaksanakan dengan sikat kawat mekanik /
mechanical wire brush.
3) Akhirnya permukaan dibersihkan dengan vacuum cleaner atau sikat
yang bersih.
4) Pekerjaan cat primer / dasar dilaksanakan sebelum komponen
bahan / material metal terpasang.

1.65.3. Pelaksanaan pekerjaan pengecatan.


1) Lapisan pertama.
Cat primer jenis QD Metal Primer Red Lead.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
Ketebalan 50 micron atau daya sebar 8 -10 M2 / liter.
Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
2) Lapisan kedua.
Cat dasar jenis Undercoat.
Pelaksanaan pekedaan dengan kuas.
Ketebalan 3 5 mikron atau daya sebar 10 -13 m2 / liter.
Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
3) Lapisan ketiga dan keempat.
Cat akhir / finish jenis Synthetic Super Gloss.
Pe'laksanaan pekedaan dengan kuas.
Ketebalan 30 mikron atau daya sebar 15 -17 m2 / liter.
Tenggang waktu antara pelapisan minimum 16 jam.

1.65.4. Wama ditentukan kemudian.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 40


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

PEKERJAAN KACA DAN CERMIN

1.66. Lingkup Pekerjaan


15) Pekerjaan kaca dan cermin meliputi Pekerjaan Kaca Jendela dan
Pintu, Pekejaan Cermin, dan/atau seperti yang tercantum dalam
Gambar perencanaan.

1.67. Persyaratan Bahan

1.67.1. Kaca yang dipakai dari standar SII 0189/78, semua cermin harus sesuai
NI-3, tebal kaca dan cermin adalah 8 dan 10 mm atau sesuai dengan
gambar perencanaan setara dengan ASAHIMAS GLASS.

1.67.2. Jenis kaca untuk sekeliling jendela eksterior menggunakan ketebalan 6


mm, dari jenis Panasap, prosentase warna ditentukan kemudian.

1.67.3. Jenis kaca untuk jendela dan pintu interior menggunakan ketebalan 6
mm, dari jenis clear glass.

1.67.4. Cermin jenis Clear Glass Float Type dengan salah satu permukaan dilapisi
perak (Chemical Deposital Silver).

1.67.5. Semua kaca, dan cermin harus bebas dari noda dan cacat, bebas
sulfida maupun bercak bercak lain.

1.68. Persyaratan Teknis (Syarat Mutu)

1.68.1. Ketebalan kaca dan cermin lembaran tidak boleh melebihi toleransi
tebal, untuk kaca 8 mm dan 10 mm adalah 0,3 mm.

1.68.2. Ukuran lebar dan panjang kaca dan cermin lembaran tidak boleh
melebihi toleransi, untuk kaca 8 mm adalah 1,5 mm sedangkan kaca 10
mm adalah 2 mm.

1.68.3. Kaca dan cermin lembaran yang berbentuk segi empat harus
mempunyal sudut siku serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi
kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm / m, kecuali
disyaratkan lain oleh Direksi Lapangan/MK.

1.68.4. Kaca dan cermin lembaran yang dipakai harus bebas dari cacat dan
noda apapun.

1.68.5. Lapisan perak / chemical deposited silver pada cermin yang dipakai
harus terlihat merata. Apabila terjadi bercak bercak hitam, maka cermin
harus diganti atas biaya Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai
pekerjaan tambahan.

1.69. Persyaratan Pelaksanaan

1.69.1. Pemotongan harus rapi dan lurus, menggunakan alat pemotong kaca /
cermin yang khusus.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 41


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

1.69.2. Sisi-sisi kaca / cermin yang tampak maupun tidak tampak akibat
pemotongan harus digurinda dan dihaluskan sampai berbentuk
tembereng.

1.69.3. Pekerjaan pemasangan cermin.


1) Pemasangan cermin di atas rangka kayu dengan memakai sekrup.
Jarak pemasangan sekrup maksimal 60 cm. Kepala sekrup yang
timbul dipermukaan kaca ditutup dengan penutup yang
diverchroom. Saat pemasangan sekrup tidak boleh ada keretakan
pada cermin.
2) Pemasangan list kayu / Iist lain harus sesuai gambar perencanaan,
benar benar lurus, telah memenuhi persyaratan pekerjaan kayu
halus dan telah difinish sesuai Persyaratan Pengecatan Kayu Halus.

1.69.4. Kualitas pekejaan.


1) Tidak boleh tedadi retak tepi pada semua kaca dan cermin akibat
pemasangan list maupun sekrup. Pekejaan tersebut harus sesuai
Gambar perencanaan.
2) Semua kaca dan cermin pada saat terpasang tidak boleh
bergelombang.

1.69.5. Pabrik dan Kontraktor harus memberi jaminan terhadap kemungkinan


cacat, warna yang berubah dan kerusakan cat lainnya minimal selama
lima (5) tahun terhitung dari waktu penyerahan atas semua pekerjaan
ini.

PEKERJAAN SANITARY FIXTURES

1.70. Lingkup Pekerjaan


16) Pekerjaan sanitary fixture meliputi penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan ini secara lengkap sesuai yang
tercantum dalam gambar perencanaan.

1.71. Persyaratan Bahan

1.71.1. Bahan dari kualitas utama dengan tipe-tipe sesuai tercantum dalam
gambar skedul finish interior. Yang dimaksud penyebutan tipe disini
adalah lengkap dengan accessories seperti standard Pabrik.

1.71.2. Faucet, lengkap accessories setaraf TOTO.

1.71.3. WC Duduk/Jongkok + Flush Valve, Setara TOTO warna ditentukan


kemudian.
Option : Tissues Holder dan Tempat Sabun, warna ditentukan kemudian.

1.71.4. Wastafel, warna ditentukan kemudian

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 42


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

Option : Tissues Holder dan Tempat Sabun Cair, warna ditentukan


kemudian.

1.71.5. Faucet (Kran-kran) dan fixture Ruang Wudhu dan Wastafel Setatra TOTO.

1.71.6. Floor Drain setara TOTO

1.71.7. Clean Out.

1.71.8. Zink Single Bowl, bahan Stainless Steel.

1.71.9. Urinal Muslim + Flush Out. Setara TOTO

1.72. Persyaratan Pelaksanaan

1.72.1. Pemasangan harus dilakukan dengan hati hati, rapi dan tidak ada
percikan kotoran, seperti adukan, semen, pada alat-alat tersebut diatas.

1.72.2. Apabila fixtures tersebut dilengkapi dengan peralatan pelindung


terhadap tekanan balik / pelepas vacum atmosfir, maka pekerjaan
tersebut harus dilakukan.

1.72.3. Apabila fixtures tersebut dilengkapi dengan plastik pelindung oleh pabrik,
maka plastik pelindung tersebut baru boleh dibuka pada saat
penyerahan pekerjaan dilakukan.

1.72.4. Kontraktor harus melengkapi fixture tersebut dengan leher angsa hanya
jika fixtures tersebut belum memiliki leher angsa built-in.

1.72.5. Seal-seal untuk mengatasi kebocoran, klos-klos penguat dudukan


termasuk untuk kesempurnaan dan berfungsinya peralatan ini.

PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU, JENDELA DAN BO-VENLICHT

1.73. Lingkup Pekerjaan


17) Pekerjaan perlengkapan pintu, jendela & bovenlicht meliputi
pengadaan, pemasangan semua bahan perlengkapan pintu dan
jendela seperti lockcase, backplate, handle, stopper dan hardware
lainnya yang dipergunakan di dalam pekerjaan yang terdiri dari:
1) Pekerjaan perlengkapan Pintu Kayu.
2) Pekerjaan perlengkapan Pintu Aluminium.
3) Pekerjaan perlengkapan Pintu Baja.
4) Pekerjaan perlengkapan lainnya seperti tersebut pada Gambar
perencanaan.

1.74. Persyaratan Bahan

1.74.1. Semua Hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku spesifikasi ini. Apabila tejadi perubahan atau

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 43


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

penggantian hardware akibat dari pemilihan merk, Kontraktor wajib


melaporkan hal tersebut kepada Direksi Lapangan/MK untuk
mendapatkan persetujuan.

1.74.2. Pemilihan hardware pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan
pintu.

1.74.3. E n g s e l.
1) Mekanisme : Single Swing
Pemakaian : Pintu kayu
Spesifikasi : Tipe kupu kupu dengan ring nylon, memenuhi standar SII
0407-80.
Ukuran : 4” tebal 3 mm
Merk : Setara Dekkson tipe ES-S/S-4x3x3-2BB
Warna : Ditentukan kemudian
Jumlah : Tiga set per daun Pintu
2) Mekanisme : Casement Stay
Pemakaian : Jendela sesuai gambar perencanaan
Spesifikasi : Tipe Friction Stay
Merk : Setara Dekkson tipe FS-DKS-12
Warna : Ditentukan kemudian
Jumlah : 2 (dua) set lengkap perdaun
3) Mekanisme : Floor Hinges
Pemakaian : Pintu sesuai gambar perencanaan.
Spesifikasi : Tipe 60310-90-0, memenuhi standard SII-047-80.
Merk : Setara Dekkson tipe FH-DKS-84-BD
Warna : ditentukan kemudian
Jumlah : Sesuai dengan kebutuhan

1.74.4. Lockcase.
1) Pemakaian : Pintu Kayu sesuai Gambar Kerja
2) Merk : Setara Dekkson tipe MTS-L-84030-RL-DC-SN-d65mm atau sesuai
gambar perencanaan.
3) Spesifikasi : Lockcase yang mempunyai latch bolt [ lidah siang] dan
rolling dead blot [lidah malam]

1.74.5. Cylinder.
1) Pemakaian : Pintu Kayu sesuai Gambar Kerja
2) Merk : Setara Dekkson tipe CYL-DKS-D60mm-BK-SN
3) Spesifikasi : Sistem anak kunci dari 2 arah yang kedua-duanya
memakai anak kunci.

1.74.6. Handle & Backplate.


1) Mekanisme : Single Swing
2) Pemakaian : Pintu Kayu sesuai Gambar Kerja

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 44


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

3) Spesifikasi : Lever handle. Khusus untuk Pintu Toilet , lever handle


dilengkapi dengan sistem penguncian satu arah atau dari sebelah
dalam.
4) Bahan : Aluminium anodized

1.74.7. Door Closer


1) Pemakaian : Pintu kayu toilet, pantry, sesuai dengab gambar
perencanaan.
2) Spesifikasi : Tipe Hydraulic Overhead Door Closer. Kecepatan dan
kekutan penutupan (closing speed and closing force) harus dapat
diatur.
3) Merk : Setara Dekkson tipe DCL-HOLT-BA/NA
4) Pengatur kecepatan jenis Hold Open Arm. Pintu dapat menutup
secara regular dan berhenti pada posisi terbuka dengan sudut
bukaan tertentu seperti yang dikehendaki

1.74.8. Door Stopper.


1) Pemakaian : Pintu kayu Gambar Kerja.
2) Spesifikasi : Bahan galvanized steel dengan penahan karet pada
salah satu ujungnya, panjang total 9 cm.
3) Merk: Setara Dekkson tipe DOOR-STP-DKS-001/002-SSS
4) Pemasangan : Bersifat universal, berarti dipasang pada lantai atau
dinding. Kait dipasang pada pintu. Landasan dipasang pada lantai
dan dinding.

1.74.9. Haak Angin.


1) Pemakaian : Jendela sesuai Gambar Kerja.
2) Spesifikasi : Setara Dekkson tipe FS-DKS-12
3) Jumlah : 1 (Satu) set pada tiap daun Jendela.

1.75. Persyaratan Teknis


18) Seluruh perangkat perlengkapan pintu, jendela harus bekerja
dengan baik sebelum dan sesudah pemasangan. Untuk itu, harus
dilakukan pengujian secara, kasar dan halus.

1.76. Persyaratan Pelaksanaan

1.76.1. Pemasangan semua perangkat perlengkapan pintu dan jendela


khususnya Handle, Backplate dan Door Closer harus rapi serta sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Direksi Lapangan/MK
dan harus sesuai dengan gambar perencanaan. Apabila hal tersebut
tidak tercapai, maka Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan
biaya.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 45


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

1.76.2. Pemasangan Engsel.


1) Engsel atas, + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
2) Engsel bawah, + 28 cm (as) dari permukaan bawah pintu, khusus
pintu toilet / peturasan adalah + 32 cm (as) dari permukaan bawah
pintu.

1.76.3. Pemasangan Door Stopper.


1) Untuk pintu toilet/peturasan, dipasang pada daun pintu dengan
minimum ketinggian 1,55 cm dan 6 cm dari tepi daun pintu.
2) Untuk pintu lain, dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun
pintu dan kunci tidak membentur dinding pada saat pintu terbuka.

PEKERJAAN LUAR BANGUNAN

1.77. Lingkup Pekerjaan


Yang termasuk pada pekerjaan luar bangunan meliputi penyediaan
tenaga kerja yang cukup jumlah serta keahliannya, mengadakan
bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini secara sempurna yang antara lain terdiri
dari :

1.78. Pekerjaan Pembersihan Bekas Pembongkaran Dan Pengamanan Setelah


Pembangunan.

1.78.1. Pembersihan Lokasi pembangunan konstruksi dan pembersihan semua


pekerjaan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan seperti tercantum di
gambar perencanaan yang diuraikan dalam Buku Persyaratan
Pelaksanaan Pekerjaan ini dari semua barang atau bahan bangunan
lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai.

1.78.2. Semua bekas bongkaran dan sebagainya harus dikeluarkan dari Lokasi
pembangunan konstruksi

1.78.3. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga


keamanan bahan / material, barang maupun bangunan yang
dilaksanakannya sampai tahap serah terima.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 46


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

C. PEKERJAAN STRUKTUR
PERSIAPAN PELAKSANAAN
Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya
seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara
seksama seluruh Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis seperti
yang akan diuraikan dalam Buku ini.
Di dalam hal terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan atau
kesimpangsiuran informasi di dalam pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan
mengadakan pertemuan dengan Konsultan Pengawas dan Direksi Pelaksana
untuk mendapat kejelasan pelaksanaan.

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi bagian-bagian pekerjaan


yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Teknis ini.
Pekerjaan Persiapan meliputi : pembuatan papan nama proyek, pekerjaan
pembersihan proyek, dokumentasi, As Built Drawing, pelaporan serta pengadaan
listrik dan air kerja.

PASAL 2
MEMULAI KERJA

Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal Penunjukan dan Perintah


Kerja Pelaksanaan Pekerjaan (SPK), Pihak Kontraktor harus sudah memulai
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan.
Dan apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor yang ditetapkan belum
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan
diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh Panitia Lelang.

PASAL 3
MOBILISASI

Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 47


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

3.1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi


yang diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi
dimana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
3.2. Pembuatan kantor Kontraktor, gudang dan lain-lain di lokasi proyek untuk
keperluan pekerjaan.
3.3. Dengan selalu disertai izin Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat membuat
berbagai perubahan, pengurangan dan/ atau penambahan terhadap alat-
alat konstruksi dan instalasinya.
3.4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja,
Kontraktor harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui.

PASAL 4
PAPAN NAMA PROYEK

Bila diharuskan oleh Pemerintah Daerah setempat maka Kontraktor harus


memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas
biaya Kontraktor.

PASAL 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

5.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor„wajib‟ menunjuk seorang Kuasa Kontraktor


atau biasa disebut „Pelaksana‟ yang cakap dan ahli untuk memimpin
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari
Kontraktor, berpendidikan minimal sarjana muda teknik sipil atau sederajat
dengan pengalaman minimum 6 (enam) tahun.
5.2. Dengan adanya „Pelaksana‟ tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung
jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
5.3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pemimpin/ Ketua Proyek
dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan „Pelaksana‟ untuk mendapat
perasetujuan.
5.4. Bila di kemudian hari menurut pendapat Pemimpin/ Ketua Proyek dan
Konsultan Pengawas bahwa „Pelaksana‟ dianggap kurang mampu atau tidak
cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada
Kontraktor secara tertulis untuk mengganti „Pelaksana‟.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 48


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

5.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, Kontraktor
harus sudah menunjuk „Pelaksana‟ yang baru atau Kontraktor sendiri
(penanggung jawab/ Direktur Perusahaan) yang akan memimpin
pelaksanaan pekerjaan.

PASAL 6
RENCANA KERJA

6.1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor „wajib‟


membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa
Bar-Chart dan S-Curve Bahan dan Tenaga.
6.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari
kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima Kontraktor.
Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan
oleh Pemberi Tugas/ Pemimpin/ Ketua Proyek.
6.3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat)
kepada Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek dan
Perencana.
6.4. Kontraktor harus selalu dalam pelaksanaan pembangunan pekerjaan sesuai
dengan Rencana Kerja tersebut di atas.
6.5. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan kontraktor berdasarkan
Rencana Kerja tersebut.

PASAL 7
LOS PENGAWAS, LOS KERJA, GUDANG BAHAN,
PAGAR PROYEK DAN LAIN-LAIN

7.1. Direksi Keet (Los Pengawas)


Kontraktor harus menyempurnakan Direksi Keet (Los Pengawas) untuk
keperluan Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dengan bahan semi
permanen seluas ± 20 m² - ± 24 m² untuk tiap lokasi dengan menggunakan
bahan-bahan sebagai berikut: lantai diplester, dinding tripleks/ papan/ asbes,
rangka bangunan dari bahan kayu kelas III, atap dari bahan genteng, pintu
dari bahan papan kayu kelas III, dilengkapi dengan kursi, meja, serta alat-alat
kantor yang diperlukan. Dalam hal ini Kontraktor dapat memanfaatkan

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 49


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

sementara ruangan pada area bangunan yang belum akan dibongkar yang
akan ditentukan oleh Pengawas.
7.2. Kantor Kontraktor, Los Kerja Dan Gudang Bahan
Kontraktor atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor di lapangan, los
kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang dapat dikunci untuk
menyimpan barang-barang, yang mana tempatnya akan ditentukan oleh
Pengawas Lapangan/Personalia Proyek.
7.3. Kontraktor berkewajiban menjaga kebersihan los Pengawas serta inventarisnya
7.4. Pagar Proyek
Untuk keamanan lapangan kerja, bila dianggap perlu Direksi/ Pemilik dapat
memerintahkan kepada Kontraktor, untuk memagari sekelilingnya sehingga
aman. Biaya untuk keperluan ini akan dimasukan didalam penawaran kontrak.
Tinggi Pagar Proyek minimum 1,80 m dari permukaan tanah dengan bahan
dari seng gelombang BJLS 32 dicat, kolom setempat dari rangka kayu Borneo
ukuran 5/7, memenuhi persyaratan kekuatan, atau sesuai dengan peraturan
Pemerintah Daerah setempat.
7.5. Kantor Kontraktor, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat
dan dibiayai oleh Kontraktor, setelah selesai pelaksanaan pembangunan/
pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar/ dibersihkan oleh pihak Kontraktor,
dan bahan-bahan bekasnya menjadi milik Kontraktor.
7.6. Direksi Keet dan pagar Pengaman (butir 1 & 4 di atas) yang dibuat oleh
Kontraktor, setelah selesai pelaksanaan pembangunan/pekerjaan tersebut
akan ditentukan pemanfaatannya oleh Proyek, namun apabila dianggap
perlu Direksi dapat memerintahkan kepada Kontraktor untuk segera
membongkarnya dan membersihkannya, dan bahan-bahan bekasnya
diserahkan kepada Proyek.

PASAL 8
KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN PEKERJA

8.1. Kontraktor berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan

cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja.


8.2. Kontraktor berkewajiban menyediakan kotak PPPK ditempat pekerjaan.

8.3. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa


pemeliharaan, kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan dan

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 50


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

keamanan pekerjaan, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang


diserahkan Pemberi Tugas, dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka
kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya.
8.4. Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor sesegera mungkin memberitahukan

kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk


keselamatan korban kecelakaan itu.
8.5. Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran :

Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung


alat pemadam kebarakaran (Fire Extinguisher) lengkap dengan isinya, dengan
jumlah sekurang-kurangnya 4 (empat) buah tabung. Masing-masing tabung
berkapasitas 15 Kg.
8.6. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan

Menteri Tenaga Kerja No. 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27


Januari 1984 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977
bagi Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas pada Kontraktor Induk maupun Sub
Kontraktor yang melaksanakan Proyek-proyek Departemen Pekerjaan Umum,
pihak Kontraktor yang sedang melaksanakan pembangunan/pekerjaan agar
ikut serta dalam program ASTEK dan memberitahukan secara tertulis kepada
Pemimpin Proyek.

PASAL 9
TENAGA DAN SARANA KERJA

Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan


berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta
mengadakan pengamanan, Pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-
bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai
dengan diserahterimakannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.
9.1. Tenaga Kerja /Tenaga Ahli
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan
jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan
9.2. Peralatan Bekerja

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 51


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

Menyediakan alat-alat bantu, seperti mesin las, alat-alat bor, alat-alat


pengangkat dan pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-
benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
9.3. Bahan-bahan Bangunan
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk
setiap jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.
9.4. Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk Bekerja
9.4.1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat
sumur pompa di tapak proyek atau disuply dari luar.
9.4.2. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan
kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.
9.4.3. Kontraktor harus membuat bak penampung air untuk bekerja yang
senantiasa terisi penuh dengan kapasitas 3,5 M3.
9.4.4. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan.
Penggunaan Diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya
diperkenankan untuk penggunaan sementara atas petunjuk
Pengawas.

PASAL 10
PERSYARATAN DAN STANDARISASI

10.1. Persyaratan Pelaksanaan


Untuk menghindari klaim dari „User‟ Proyek dikemudian hari maka Kontraktor
harus betul-betul „memperhatikan‟ pelaksanaan pekerjaan struktur dengan
memperhitungkan „ukuran jadi (finished)‟ sesuai persyaratan ukuruan pada
gambar kerja dan penjelasan RKS. Kontraktor wajib melaksanakan semua
pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan
persyaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan sesuai
dengan Rencana kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan atau petunjuk yang
diberikan oleh Konsultan Pengawas.
Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib
memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 52


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

menyangkut pekerjaan Struktur, Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal,


Plumbing/Sanitasi dan mendapat izin tertulis dari Konsultan Pengawas.
Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan calon Kontraktor harus
menyediakan :
 Wakil sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli
dibidangnya selama pelaksanaan pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan guna memenuhi kewajiban menurut kontrak.
 Buku harian untuk :
 Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek.
 Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail
dari pekerjaan.
 Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :
 1 (satu) kamera/handycam.
 1 (satu) alat ukur schuifmaat.
 1 (satu) alat ukur panjang 50 m, 5 m.
 1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.
 1 (satu) laptop/PC.
10.2. Standar yang Dipergunakan
Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi
Indonesia, Standard Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada
hubungannya dengan pekerjaan antara lain :
PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia
NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia
NI-10 : Bata Merah sebagai Bahan Bangunan
PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia
PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik
PPBI-1984 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia
SII : Standard Industri Indonesia
SK SNI T-15-1991-03
(PBI – 1991) : Peraturan Beton Bertulang Indonesia
AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.
Serta :
 Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1981

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 53


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

 Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan tentang keselamatan


tenaga kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia
 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang
penanggulangan bahaya kebakaran. Jika tidak terdapat di dalam
Peraturan/Standard/Normalisasi tersebut di atas, maka berlaku
Peraturan/Standard/Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal
produsen bahan/material/komponen yang bersangkutan.

Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :


 Dokumen Lelang yang sudah disyahkan oleh Pemberi Tugas (Gambar
Kerja, RKS, BQ, A.A. Aanwijzing dan Surat Perjanjian Kontrak).
 Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor dan sudah disetujui/disahkan
oleh pemberi tugas dan Pengawas.

PASAL 11
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

11.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai
segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan
pembangunan/pekerjaan, baik teknis maupun Adminstratif.
11.2. Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Kontraktor harus memberikan
data-data yang diperlukan menurut data dan menurut keadaan
sebenarnya.
11.3. Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan dan Laporan
bulanan secara rutin.
11.4. Laporan-laporan tersebut di atas, harus diserahkan kepada Pemimpin
Proyek untuk bahan monitoring.

PASAL 12
PENJELASAN RKS & GAMBAR

12.1. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS),
maka yang mengikat/berlaku adalah RKS.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 54


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

12.2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignment, loksasi, seksi (bagian)
dan detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan
kerja. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud
gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari
kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari ketidaksesuaian antara
gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan
dalam gambar dan sepsifikasi atau gambar kerja yang mungkin diperlukan
oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya, akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
12.3. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan
penafsiran yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan
spesifikasinya.
12.4. Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan
garis, lapisan bagian dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali
bila ada ketentuan lain dari Konsultan Pengawas.
12.5. Ukuran
12.5.1. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar
Kerja dan Gambar Pelengkap meliputi :
 As – as
 Luar – luar
 Dalam – dalam
 Luar – dalam
12.5.2. Ukuran-ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam
mm (milimeter).
12.5.3. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya
adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai (“finished”).
12.5.4. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan
secara tertulis kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan
memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan
dijadikan pegangan.
12.5.5. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka
pengukuran skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah
disetujui Konsultan Pengawas.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 55


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak


terduga akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disyahkan
secara tertulis.
Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran
yang tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa
sepengetahuan Direksi, dan segala akibat yang terjadi adalah
tanggung jawab Kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu.
12.6. Perbedaan gambar
12.6.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu
disiplin kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar
yang mengikat/berlaku.
12.6.2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan
Sipil/Struktur, maka Kontraktor wajib melaporkannya kepada
Konsultan Pengawas yang akan memutuskannya setelah
berkonsultasi dengan Perencana.
12.6.3. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sanitasi,
Elektrikal/ Listrik dan Mekanikal, maka yang dipakai sebagai
pegangan adalah ukuran fungsional dalam gambar kerja Arsitektur.
12.6.4. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian di dalam
pelaksanaan satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi
bagian pekerjaan lainnya, maka di dalam hal terdapat ketidak-
jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-perbedaan dan ataupun
ketidak-sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja,
Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengelola
Proyek secara tertulis, mengadakan pertemuan dengan Konsultan
Direksi dan Konsultan Perencana, untuk mendapat keputusan
gambar mana yang akan dijadikan pegangan.
12.6.5. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh
Kontraktor untuk memperpanjang / meng-“klaim” biaya maupun
waktu pelaksanaan.
12.7. Istilah
Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin adalah
sebagai berikut.
12.7.1. STR : Struktur,

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 56


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan Perhitungan


Konstruksi, Bahan Konstruksi Utama dan Spesifikasinya, Dimensionering
kolom, Balok dan tebal Lantai.
12.7.2. ARS : Arsitektur,
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan
perancangan bangunan secara menyeluruh dari semua disiplin-
disiplin kerja yang ada baik teknis maupun estetika.
12.7.3. ELK : Elektrikal,
Segala hal yang ada hubungannya dengan Sistem Penyediaan
Daya Listrik dan Penerangan.
12.7.4. MEK : Mekanikal,
Segala hal yang ada hubungannya dengan Sistem Air Bersih – Air
Kotor – Drainase, Sistem Pemadam Kebakaran, Sistem Instalasi Diesel –
Generator Set, dan Sistem Pengkondisian Udara.
12.8. Shop drawing
Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang
harus dibuat oleh Kontraktor berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang
telah disesuaikan dengan keadaan lapangan.
Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam Gambar Kerja/ Dokumen Kontrak maupun yang
diminta oleh Konsultan Pengawas.
Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan Pengawas dan dan
digambarkan semua data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari
semua bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan atau
spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum
tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja/ Dokumen Kontrak
maupun di dalam Buku ini.
Kontraktor wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/
Direksi.
Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor dan diajukan kepada
Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya harus sesuai dengan
format standar dari proyek dan harus digambar pada kertas kalkir yang
dapat direproduksi.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 57


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

12.9. Perubahan, penambahan, pengurangan pekerjaan dan pembuatan “as-


built drawing”.
12.9.1. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan
pengurangan pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.
12.9.2. Setelah Pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Kontraktor
berkewajiban membuat gambar-gambar yang telah
dikerjakan/dibangun oleh kontraktor (As-Built Drawing). Biaya untuk
penggambaran “As-Built Drawing”, sepenuhnya menjadi
tanggungan kontraktor.

PASAL 13
TANGGUNG – JAWAB KONTRAKTOR

13.1. Kontraktor harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai


dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
13.2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat,
mengawasi, menegur, atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung
jawab penuh tersebut di atas.
13.3. Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul
akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor berkewajiban memperbaiki
kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor sendiri.
13.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanan
pekerjaan, maka Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran
perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui Konsultan Pnegawas.
Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung-jawab atas
kerusakan yang timbul.
13.5. Kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang
dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
13.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan menjadi tangung-jawab Kontraktor.
13.7. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/material, barang milik Proyek, Konsultan Pengawas dan milik Pihak
Ketiga yang ada di lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya
sampai tahap serah terima.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 58


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik


yang telah dipasang maupun belum; adalah tanggung jawab Kontraktor
dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
13.8. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung-jawab atas akibatnya,
baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.
13.9. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut
bahan bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak
dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan.
Segala pembiayaannya menjadi tanggungan Kontraktor.

PASAL 14
KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN

14.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) ini maupun dalam berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-
bahan yang akan dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus
memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. dan Persyaratan
Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI th. 1982), Standar Industri Indonesia
(SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-
bahan lainnya yang berlaku di Indonesia. Seluruh barang material yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan
dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik
untuk tujuan yang dimaksudkan.
14.2. Merk pembuatan bahan/ material & komponen jadi
14.2.1. Kecuali bila ditentukan lain dalam kontrak ini, semua merk
pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan
kualitas/setara dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat.
Setiap keterangan mengenai peralatan, material, barang atau
proses, dalam bentuk nama dagang, buatan atau nomor katalog
harus dianggap sebagai penentu standard atau kualitas dan tidak
boleh ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan; dan
Kontraktor harus dengan sendirinya menggunakan peralatan,
material, barang atau proses, yang atas penilaian Konsultan
Pengawas dan Perencana, sesuai dengan keterangan itu. Seluruh

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 59


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

material patent itu harus dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik


yang membuatnya.
14.2.2. Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus
sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar dan RKS, memenuhi
standard spesifikasi bahan tersebut, mengikuti peraturan persyaratan
bahan bangunan yang berlaku.
14.2.3. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk
menunjuk tenaga akhli yang ditunjuk oleh pabrik dan atau Supplier
yang bersangkutan tersebut sebagai pelaksana.
Dalam hal ini, Kontraktor tidak berhak mengajukan claim sebagai
pekerjaan tambah.
14.2.4. Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya
diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam
pekerjaan ini.
14.2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang
dipersyaratkan harus disertai test dari Laboratorium lokal/dalam
negeri baik kualitas, ketahanan serta kekuatannya dan harus disetujui
oleh Konsultan Pengawas secara tertulis dan diketahui oleh Konsultan
Perencana.
Apabila diperlukan biaya untuk test Laboratorium, maka biaya
tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor tanpa dapat mengajukan
sebagai biaya tambah.
14.3. Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh
semua bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada
Konsultan Pengawas/Direksi dan Perencana untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis sebelum semua bahan-bahan tersebut
didatangkan/dipakai.
Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas
dan Perencana adalah sebanyak empat (4) buah dari satu bahan yang
ditentukan untuk menetapkan “standar of appearance” dan disimpan di
ruang Direksi. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua
(2) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 60


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

14.4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan
diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari tujuh (7) hari
kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.
14.5. Penyimpanan material
Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik
yang bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
14.5.1. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan
kesesuaiannya untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas
permukaan yang bersih, keras dan bila diminta harus ditutupi.
Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan
pemeriksaan. Benda-benda milik pribadi tidak boleh dipergunakan
untuk penyimpanan tanpa izin tertulis dari Pemiliknya.
14.5.2. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan
diratakan (levelling) menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
14.5.3. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan
miring kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan
drainasi/pematusan dari kandungan air/cairan yang berlebihan.
Material harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan
pemisahan bahan (segregation), agar timbunan tidak berbentuk
kerucut, dan menjaga gradasi serta mengatur kadar air.
Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan diangkat/dibongkar
lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari satu meter.
Tinggi tempat penyimpanan tidak lebih dari lima meter.

PASAL 15
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

15.1. Bahan-bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan


contoh-contoh yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur
dalam PASAL 14 di atas.
15.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang
dinyatakan afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas harus segera dikeluarkan
dari lapangan bangunan selambat-lambatnya dalam tempo 3 X 24 jam
dan tidak boleh dipergunakan.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 61


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

15.3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh


Pengawas/Direksi/Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh
Pelaksana, maka Konsultan Pengawas/Perencana berhak memerintahkan
pembongkaran kembali kepada kontraktor yang mana segala kerugian
yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan
Kontraktor sepenuhnya disamping pihak kontraktor tetap dikenakan denda
sebesar 1 o/oo (satu permil) dari harga borongan.
15.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas
dari bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor harus dan memeriksakannya
ke Laboratorium balai Penelitian Bahan-Bahan Pemerintah untuk diuji dan
hasil pengujian tersebut disampaikan kepada Pengawas/Direksi/Perencana
secara tertulis.
Segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor.
15.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut di atas tentang baik atau
tidaknya kualitas dari bahan-bahan tersebut. Pelaksana tidak
diperkenankan melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan
bahan-bahan tersebut di atas.
15.6. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memberikan
penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material
dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.

PASAL 16
SUPPLIER & SUB KONTRAKTOR

16.1. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor Bawahan (Sub-
Kontraktor) didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka
Kontraktor „wajib‟ memberitahukan terlebih dahulu kepada Konsultan
Pengawas dan Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
16.2. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di Lapangan untuk
pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut
perlu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 62


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

PASAL 17
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA

17.1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan


lapisan tanah permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-
tumbuhan dan puing-puing di dalam daerah kerja, kecuali benda-benda
yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang harus
dipindahkan sesuai dengan ketentuan PASAL-PASAL yang lain dari spesifikasi
ini.
Pekerjaan ini mencakup juga perlindungan/ penjagaan tumbuhan dan
benda-benda yang ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari
kerusakan atau cacat.
17.2. Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak,
kayu busuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan
rintangan-rintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan berada
di sana, harus dibersihkan dan/atau dibongkar, dan di buang bila perlu.
Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus di buang dari daerah
sampai kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm di bawah elevasi lubang
galian sesuai Gambar Kerja.
Lubang-lubang akibat pembongkaran harus diurug dengan material yang
memadai dan dipadatkan sampai 90% dari kepadatan kering maksimum
sesuai AASHTO T 99.

PASAL 18
DRAINASE/ SALURAN

18.1. Pembuatan drainase/ saluran tapak sementara


Dengan mempertimbangkan keadaan topografi/ kontur tanah yang ada di
tapak, Kontraktor wajib membuat saluran air sementara yang berfungsi
untuk pembuangan air yang ada untuk menjaga agar lahan konstruksi
tetap kering.
Arah aliran ditujukan ke daerah permukaan yang terendah yang ada di
tapak atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah
pembangunan.
Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.
18.2. Pemeliharaan drainase yang sudah ada

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 63


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

Kontraktor harus memelihara drainase yang memasuki, melintasi atau


mempengaruhi tempat kerja.
Kewajiban ini mencakup, bila diminta oleh Konsultan Pengawas
pembersihan saluran-saluran, parit dan pipa-pipa menuju hulu dan hilir
sampai sejauh 100 meter di luar batas daerah konstruksi dan daerah milik
jalan (right-of way).
Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.
18.3. Lokasi dan perlindungan utilitas.
18.3.1. Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus melakukan
survey untuk mengetahui detail lokasi segala utilitas yang akan kena
pengaruh oleh pekerjaan. Hasil survey harus dicatat dalam format
rencana sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas, dan patok
permukaan (surface pegs) pada tempat kerja yang menunjukkan
lokasi seluruh utilitas yang berada di bawah tanah, harus sudah
ditancapkan.
Patok-patok itu harus tetap terpancang selama berlakunya kontrak.
18.3.2. Bila Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan sementara atau
permanen pada daerah sekitar utilitas itu, Kontraktor harus
mempergunakan metoda konstruksi yang memadai, menyediakan
peralatan perlindungan yang semestinya, tanpa ada pembayaran
tambahan, dalam rangka mencegah kerusakan pada utilitas itu.
Segala kerusakan pada utilitas yang disebabkan langsung atau tidak
langsung oleh pekerjaan Kontraktor dianggap sebagai tanggung
jawab dari Kontraktor.

PASAL 19
PENGUKURAN KONDISI TAPAK DAN PENENTUAN PEIL + 0.00

19.1. Pekerjaan pengukuran kondisi tapak


19.1.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan
pengukuran kondisi “existing” tapak terhadap posisi rencana
bangunan. Hasil pengukuran harus diserahkan kepada Direksi/
Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 64


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

19.1.2. Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan


yang sebenarnya di lapangan, harus segera dilaporkan ke Konsultan
Pengawas dan Perencana untuk diminta keputusannya.
19.1.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan
alat-alat waterpass/ theodolit.
19.1.4. Pengkuruan sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas
segitiga Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil
yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Perencana.
19.1.5. Personil dan peralatan survey harus meliputi dan tidak hanya terbatas
pada :
a. Personil
 1 orang surveyor ahli
 1 orang pekerja surveyor
b. Peralatan Pengukuran (Survey) :
 1 wild ROS Theodolite (360 derajat);
 1 wild TO Theodolite (360 derajat);
 2 wild NAK levels;
 2 pita meteran baja dengan panjang 50 m;
 2 steel measuring rod (4 m);
 5 target poles dengan tripod;
 patok-patok survey, dan macam-macam alat yang diperlukan
dalam survey.
Semua peralatan pengukuran harus disediakan lengkap (bila
diminta) termasuk tripod, dll.
Atas tanggungan biaya sendiri, Kontraktor harus mengadakan survey
dan pengukuran tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan, seperti patok kemiringan (slopes stakes), temporang
grade stakes, lay out dari jembatan dan gorong-gorong, offset line,
dan lain-lain.
Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan Pengawas ataupun oleh
Kontraktor harus dijaga baik-baik, bila terganggu atau rusak harus
segera diperbaiki oleh Kontraktor atas tanggungan biaya sendiri.
Setiap jenis pekerjaan, dari bagian apapun, tidak boleh dikerjakan
sebelum persiapannya (setting out) disetujui oleh Pengawas.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 65


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

19.1.6. Kontraktor harus mengajukan tiga salinan (copy) penampang


melintang (cross section) kepada Konsultan Pengawas yang akan
mengesahkan salah satu salinan atau merevisinya, kemudian
mengembalikan kepada Kontraktor.
Bila Konsultan Pengawas perlu mengadakan perubahan/revisi,
Kontraktor harus mengajukan lagi salinan cross section untuk
persetujuan di atas.
Cross section dari Kontraktor harus digambar di atas kertas kalkir untuk
memungkinkan reporduksi. bila cross section itu akhirnya disetujui,
maka kontraktor harus menyerahkan gambar kalkir asli dan tiga
lembar hasil reproduksinya kepada Pemimpin Proyek.
19.2. Pekerjaan penentuan peil + 0.00
Pekerjaan penentuan peil + 0.00 (finishing Arsitektur) adalah permukaan
lantai finshing ruangan lantai dasar (Hall) bangunan seperti tertera dalam
gambar kerja yaitu + 0.00 cm pada lantai dasar Bangunan Tata Laksana.
Selanjutnya peil + 0.00 ini ditandai dengan patok ukur yang ditentukan di
lapangan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

PASAL 20
PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN (‘BOUWPLANK’)

20.1. Patok ukur


20.1.1. Kontraktor harus membuat patok-patok untuk membentuk garis-garis
sesuai dengan gambar, dan harus memperoleh persetujuan Konsultan
Pengawas sebelum memulai pekerjaan. Bila dianggap perlu Konsultan
Pengawas dapat merevisi garis-garis / kemiringan dan meminta
Kontraktor untuk membetulkan patok-patok.
Kontraktor harus mengajukan pemberitahuan mengenai rencana
pematokan atau penentuan permukaan (level) dari bagian
pekerjaan tertentu, tidak kurang dari 48 (empat puluh delapan) jam,
agar susunan patok itu dapat diperiksa.
20.1.2. Patok ukur dibuat dari bahan beton bertulang secukupnya,
berpenampang 15x15 cm, tertancap kuat ke dalam tanah sedalam
100 cm dengan bagian yang muncul di atas muka tanah cukup untuk
memberikan indikasi peil + 0.00 sesuai Gambar Kerja, dan di atasnya

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 66


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

ditambahkan pipa besi untuk mencantuPengawas an patokan


ketinggian di atas peil + 0.00.
20.1.3. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal 2 (dua)
buah, dan lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan
Konsultan Pengawas; sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
atau terganggu selama pelaksanaan pembangunan berlangsung.
20.1.4. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda
yang jelas, dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan
pembangunan selesai dan ada instruksi dari Konsultan Pengawas
untuk dibongkar.
20.2. Papan bangunan
20.2.1. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo dengan
ukuran tebal 3 cm dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi
sebelah atasnya.
20.2.2. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 yang jarak satu
sama lain adalah 1.50 m; tertancap di tanah sehingga tidak dapat
digerak-gerakkan atau diubah.
20.2.3. Papan bangunan dipasang sejarak 2.00 m dari as pondasi terluar
atau sesuai dengan keadaan setempat.
20.2.4. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan lainnya dan
atau rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan
Pengawas.
20.2.5. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus
melaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
20.2.6. Kontraktor harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan
letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.

PASAL 21
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN

21.1. Izin memasuki tempat kerja


Direksi dan Konsultan Pengawas atau setiap petugas yang diberi kuasa
olehnya, setiap waktu dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 67


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

bengkel dan tempat-tempat dimana pekerjaan sedang dikerjakan/


dipersiapkan atau dimana bahan/ barang dibuat.
21.2. Pemeriksaan pekerjaan
21.2.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan
Kontraktor, tetapi karena bahan/ material ataupun komponen jadi,
maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh Konsultan
Pengawas/Direksi harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar
atas biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas/ Direksi.
21.2.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat
sebelum mendapatkan persetujuan Pengawas dan Kontraktor harus
memberikan kesempatan sepenuhnya kepada Pengawas ahli untuk
memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak
terlihat.
21.2.3. Kontraktor harus melaporkan kepada Pengawas kapan setiap
pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa.
21.2.4. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam
(dihitung dari jam diterimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak
terhitung hari libur/ hari Raya) tidak dipenuhi/ ditanggapi oleh
Konsultan Pengawas/Direksi, maka Kontraktor dapat meneruskan
pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
21.2.5.
21.2.6. Bila Kontraktor melalaikan perintah, Konsultan Pengawas/Direksi
berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau
seluruhnya untuk diperbaiki.
21.2.7. Biaya pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali menjadi
tanggungan Kontraktor, tidak dapat di “klaim” sebagai biaya
pekerjaan tambah maupun alasan untuk perpanjangan waktu
pelaksanaan.
21.3. Kemajuan pekerjaan
21.3.1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang
harus disediakan oleh kontraktor demikian pula metode/cara

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 68


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa,


sehingga diterima oleh Pengawas.
21.3.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan
pada suatu waktu menurut penilaian Konsultan Pengawas telah
terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada waktu yang telah
ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang maka Pengawas
harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang
perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan
dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
21.4. Perintah untuk pelaksanaan (foreman)
Bila Kontraktor atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja di
mana Konsultan Pengawas bermaksud untuk memberikan petunjuk atau
perintah, maka petunjuk atau perintah itu harus dituruti dan dilaksanakan
oleh semua petugas Pelaksana atau petugas yang ditunjuk oleh Kontraktor
untuk menangani pekerjaan itu.
21.5. Toleransi
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam kontrak ini harus dikerjakan
sesuai dengan toleransi yang diberikan dalam Spesifikasi, dan toleransi
lainnya yang ditetapkan pada bagian lainnya.

BAB II. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SIPIL

PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1. Sebelum rekanan Kontraktor mengadakan persiapan dilokasi, sebelumnya


harus memenuhi prosedur tentang tata cara perizinan/ perkenan untuk
memulai dengan persiapan-persiapan pembangunan kepada Pemerintah
Daerah setempat yang bersangkutan, terutama tentang dimana harus
membangun bangunan sementara (bouwkeet), bahan-bahan bangunan,
jalan masuk dan sebagainya.
1.2. Pada saat mengadakan persiapan dan pengukuran Direksi lapangan sudah
harus mulai aktif untuk mengadakan Pengawasan sesuai dengan tugasnya.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 69


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

1.3. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap-tiap bagian


pekerjaan dilaksanakan, diharuskan mendapat izin tertulis dari Direksi lapangan
untuk dapat meneruskan bagian dari pekerjaan tersebut secara berkala.
1.4. Bila terjadi ketidak sesuaian antara batas-batas/ letak tanah yang tersedia
dengan apa yang terlukis dalam gambar maka Kontraktor harus segera
memberitahukan secara tertulis kepada Penanggung Jawab Kegiatan dan
Pengawas untuk mendapatkan keputusan.
1.5. Pembongkaran dilaksanakan disesuaikan dengan ketentuan gambar yang
ada/ petunjuk dari Pengawas/ direksi lapangan.

PASAL 2
PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN PASIR

2.1. Pekerjaan Penggalian


2.1.1. Pekerjaan Penggalian pondasi dan sloof ( Tie Beam ) dapat
dilaksanakan secara konvensional dan semua peralatan yang
dibutuhkan harus disediakan oleh Pelaksanaan Konstruksi, baik yang
menyangkut peralatan untuk pekerjaan persiapan maupun peralatan
untuk pekerjaan penggaliannya sendiri dan alat bantu yang
diperlukan.
2.1.2. Sebelum pekerjaan penggalian dapat dilaksanakan Pelaksanaan
Konstruksi wajib untuk mengajukan permohonan tertulis kepada
Pengawas yang menyebutkan permohonan tertulis tanggal akan
dimulainya pekerjaan penggalian, uraian teknis tentang cara-cara
penggalian yang akan dilaksanakan.
2.1.3. Dalam melaksanakan pekerjaan penggalian ini, Pelaksanaan
Konstruksi wajib melaksanakan pekerjaan pencegahan atau
kelongsoran tanah, pekerjaan penanggulangan air tanah yang
menggenang, pekerjaan perbaikan hila terjadi kelongsoran dan lain
sejenisnya.
2.1.4. Semua galian harus dilaksanakan sampai diperoleh panjang galian,
kedalaman, kemiringan dan lengkungan yang sesuai dengan yang
tertera di dalam gambar.
2.1.5. Bilamana kedalaman penggalian terlampaui kedalaman
yang dibutuhkan sebagaimana yang tertera didalam gambar,

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 70


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

Pelaksanaan Konstruksi harus menimbun kembali dengan pasir urug,


2.1.6. Bilamana kondisi dari tanah pada kedalaman yang ditentukan di
dalam gambar ternyata meragukan, Pelaksanaan Konstruksi harus
secepatnya melaporkan hasil tersebut kepada Pengawas secara
tertulis, agar dapat diambil langkah-langkah yang dianggap perlu,
semua biaya yang diakibatkan oleh keadaan tersebut akan
dibayarkan oleh Pemilik bangunan melalui penerbitan "Perintah
Perubahan Pekerjaan" (pekerjaan tambah).
2.1.7. Permukaan tanah yang sudah selesai digali dan telah mencapai
kedalaman rencana harus dipadatkan kembali untuk
mendapatkan permukaan yang padat, rata. Pemadatan tanah
digunakan alat pemadat tanah yang sebelumnya disetujui Pengawas
2.1.8. Pelaksanaan Konstruksi harus melaporkan hasil pekerjaan galian
tanah yang telah selesai dan menurut pendapatnya sudah dapat
digunakan untuk pemasangan pondasi kepada Direksi Pengawas
untuk dimintakan Persetujuan.
2.1.9. Semua kelebihan tanah galian harus dikeluarkan dari lapangan
ke lokasi yang disetujui oleh pemberi tugas, Pelaksanaan Konstruksi
bertanggung jawab untuk mendapatkan tempat pembuangan dan
membayar ongkos \-ongkos yang diperlukan.
2.1.10. Air yang tergenang di lapanan, atau dalam saluran dan galian
selama Pelaksanaan pekerjaan dari mata air, hujan atau keboeoran
pipa-pipa harus dipompa keluar.

Hambatan yang Dijumpai Waktu Penggalian :


 Semua akar-akar pohon, batang-batang pohon terpendam, beton-beton
tak terpakai atau pondasi-pondasi bata, septiektank bekas, pipa
drainase yang tak terpakai, batu-batu besar yang dijumpai pada
waktu penggalian harus dikeluarkan. Tanah yang berlubang akibat
hambatan yang dijumpai harus diperbaiki kembali dengan pasir beton :
semen dengan perbandingan 1 pc : 10 pasir.
 Instalasi umum yang tertanam dan masih berfungsi seperti pipa
drainase, pipa air minum, pipa gas, kabellistrik yang dijumpai pada waktu
penggalian diusahakan tidak terganggu atau menjadi rusak. Bilamana

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 71


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

hal itu dijumpai maka Konsultan Pengawas dan pihak-pihak yang


berwenang harus segera diberitahu dan mendapatkan instruksi
selanjutnya untuk mengeluarkan instalasi tersebut sebelum penggalian
yang berdekatan diteruskan. Bilamana terjadi kerusakan-kerusakan pada
instalasi tersebut di atas, maka Direksi Pengawas dan pihak-pihak yang
berwenang harus segera diberitahu.

2.2. Pekerjaan Pengurugan


2.2.1 Yang dimaksud disini ialah pekerjaan timbunan yaitu dimana
permukaan tanah yang direncanakan lebih tinggi dari permukaan
tanah asli, sebagaimana tertera dalam gambar rencana.
2.2.2 Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua
semak, akar, pohon, sampah, puing bangunan dan lain-lain sebelum
pengurugan dimulai.
2.2.3 Tanah yang digunakan untuk mengurug harus bersih dari bahan-
bahan organik, sisa-sisa tanaman, sampah dan lain-lain.
2.2.4 Tanah yang digunakan untuk timbunan dan subgrade harus
memenuhi standard spesifikasi AASHTO-M 57-64 dan harus diperiksa
terlebih dahulu di laboratorium tanah yang disetuji oleh Pengawas
2.2.5 Timbunan atau urugan dilakukan lapis demi lapis dengan
ketebalan maksimum 25 cm untuk masing-masing lapisan dipadatkan
sampai permukaan tanah yang direncanakan
2.2.6 Pelaksanaan penimbunan dapat menggunakan mesin gilas dan
pada daerah yang oleh Konsultan Pengawas dianggap
berbahaya atau dengan jarak lebih kurang 45 cm dari saluran
atau batas-batas atau pekerjaan-pekerjaan yang mungkin
menjadi rusak digunakan stamper.
2.2.7 Urugan tanah pada pekerjaan landscape harus menggunakan
urugan jenis tanah taman yang disetujui Pengawas.

PASAL 3
LANTAI KERJA

3.1. Sebelum lantai kerja dibuat lapisan tanah dibawahnya harus dipadatkan dan
diratakan dengan alat pemadat serta diurug lapisan pasir.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 72


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

3.2. Lantai kerja sebelum mendapat persetujuan dari Pengawas tidak boleh
ditutup oleh pekerjaan lainnya dan Pengawas berhak membongkar
pekerjaan diatasnya bilamana lantai kerja tersebut belum disetujui olehnya.
3.3. Tebal dan peil lantai kerja harus sesuai dengan gambar, jika tidak
dinyatakan secara khusus dalam gam bar.

PASAL 4
PEKERJAAN PONDASI BATU BELAH

1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dalam gambar atau disebutkan
dalam spesifikasi ini dengan hasil yang baik dan sempurna.

1.2 Pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu belah/batu kali dan
bagian- bagian lain yang dianggap perlu.

2.Persyaratan Bahan
2.1 Batu belah/batu kali dari jenis yang keras tidak keropos, adalah batu
besar yang dibelah-belah menjadi ukuran normal dan harus memenuhi P.U.B.I.
(NI-3-1970).

2.2 Semen portland harus memenuhi NI - 18.

2.3 Pasir harus memenuhi NI - 3 pasal 14 ayat 2.

2.4 Air harus memenuhi PBVI - 1982 pasal 9.

3. Syarat-Syarat pelaksanaan

3.1 Pondasi tersebut harus dipasang dengan campuran 1 pc : 5 pasir.

3.2 Pasangan batu belah tersebut harus di kerjakan dengan cara yang
terbaik yang dikenal disini , batu kali harus keras dengan permukaan kasar
tanpa cacat atau retak .

3.3 Setelah pasangan batu belah/batu kali tersebut mencapai 24 jam


baru diperbolehkan melakukan pekerjaan lanjutan.
3.4 Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran
dan bentuk -bentuk yang di tunjukan dalam gambar. Tiap-tiap batu harus
dipasang penuh dengan adukan sehingga semua hubungan batu melekat
satu dengan yang lainnya dengan sempurna, semua batu harus di pasang
diatas lapisan adukan dan di cetak di tempatnya sehingga tegak.adukan harus
mengisi penuh rongga-rongga antara batu untuk mendapatkan masa yang
kuat dan integral.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 73


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

PASAL 5
PEKERJAAN BETON STRUKTUR

1. Persyaratan Mutu.
1.1. Beton
Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus
mempunyai mutu karateristik minimal sebagai berikut :
a. Mutu beton
- Footplat
- Sloof
- Beton Praktis
- Plat beton

a. Adukan Beton
Adukan beton yang dipergunakan untuk seluruh pekerjaan struktur
menggunakan beton readymix sesuai dengan mutu beton yang
disyaratkan dan sebelumnya sudah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.

1.2. Baja Tulangan


Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan
ini adalah sebagai berikut :
 Mutu baja tulangan Ø 6 s/d Ø 12 mm adalah BJTP U-24

1.3. Cetakan (Bekisting)


Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini menggunakan Multipleks 9
mm. Bekisting dari multiplex tersebut harus diperkuat dengan rangka
kayu, untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang sempurna,
atau dari bahan lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Bekisting
untuk beton praktis (kolom praktis, balok latei, meja dapur) bisa
menggunakan papan dengan kayu kualitas III.

1.4. Bonding Agent


Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus
disambungkan/dicor secara terputus, untuk mendapatkan sistem struktur
yang kokoh sesuai dengan desain dan perhitungannya.
Bonding Agent yang digunakan adalah produk lokal berkwalitas baik
atau yang setaraf dicampur dengan air dan semen.
Cara pemakaiannya harus sesuai petunjuk pabrik.
1.5. Admixture
Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk
mempercepat pengerasan beton. Bahan admixture yang dipakai
adalah produk lokal berkwalitas baik atau yang setaraf, dengan
takaran 0,8% dari berat semen.
Takaran yang lain dapat digunakan untuk mendapatkan kekuatan
maksimal dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

2. Persyaratan Bahan Beton


2.1. Bahan Semen
a. Persyaratan Umum.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 74


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

1) Semua semen harus Cement Portland yang disesuaikan dengan


persyaratan dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau
ASTM C-150 Type 1 atau standard Inggris BS 12.
2) Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah
yang memenuhi persyaratan NI-8.
Pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat dan dipakai
untuk seluruh pekerjaan.
3) Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari
pengaruh cuaca sepanjang waktu dan peletakannya harus
terangkat setinggi minimal 40 cm dari lantai untuk menghindari
kelembaban.

b. Pemeriksaan
Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam
gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus
bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan
Pengawas untuk pengambilan contoh-contoh tersebut. Semen yang
tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas,
harus tidak dipergunakan atau diafkir.
Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah
dipergunakan untuk beton, maka Konsultan Pengawas dapat
memerintahkan untuk membongkar beton tersebut dan diganti
dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya kontraktor.

c. Tempat Penyimpanan
Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai
untuk semen, dan setiap saat harus terlindung dengan cermat
terhadap kelembaban udara.

2.2. Bahan Pasir


a. Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah Pasir
alam yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang
didapat dengan persetujuan Pengawas/Direksi.
b. Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil
dan lunak dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan substansi
yang merusak, jumlah prosentase dari segala macam substansi yang
merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat pasir.
c. Pasir harus mempunyai „modulus kehalusan butir‟ antara 2 sampai 32
atau jika diselidiki dengan saringan standard harus sesuai dengan
standard Indonesia untuk beton atau dengan ketentuan sebagai
berikut :
d. Ukuran butiran pasir

Persentase satuan timbangan


Saringan No.
tertinggal disaringan

4 0 – 15
8 6 – 15
16 10 – 25

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 75


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

30 10 – 30
50 15 – 35
100 12 – 20
PAN 3–7

2.3. Bahan Agregat Kasar (Kerikil)


a. Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Direksi.
Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-
batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan
batu.
b. Gradasi
1) Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir
berada antara 5 mm, sampai 25 mm dan harus memenuhi
syarat-syarat berikut :
 % dan 98% berat
 Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang
berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum 10%
berat harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-
ketentuan yang terdapat di NI-2 PBI-1971
2) Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika
diperiksa oleh Konsultan Pengawas ternyata tidak sesuai
dengan ketentuan gradasi, maka Kontraktor harus menyaring
kembali atau mengolah kembali bahannya atas bebannya
sendiri, untuk menghasilkan agregat yang dapat disetujui
Konsultan Pengawas.

2.4. Bahan Air


Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortar dan spesi
injeksi harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah,
garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh
Konsultan Pengawas untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan
ketentuan-ketentuan yang ada dalam PBI-1971 untuk bahan campuran
beton.

2.5. Bahan Baja Tulangan


a. Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai
dengan standard Indonesia untuk beton NI-2, PBI-1971 atau ASTM
Designation A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Konsultan Pengawas berhak meminta kepada Kontraktor, surat
keterangan tentang pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan
beton yang disediakan, untuk persetujuan Konsultan Pengawas
sesuai dengan persyaratan mutu untuk setiap bagian konstruksi
seperti tercantum di dalam gambar rencana.
b. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-
serpih, karat, minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat
merusak atau mengurangi daya lekat antara baja tulangan dengan
beton.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 76


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

c. Ukuran diameter baja tulangan, harus sesuai dengan gambar


rencana, dan tidak diperkenankan adanya toleransi bentuk ukuran.
Diameter besi ulir adalah diameter dalam.

3. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton


3.1. Kelas dan Mutu Beton
a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan standar Beton
Indonesia NI-2 PBI-1971. Bilamana tidak ditentukan lain kuat tekan dari
beton adalah selalu kekuatan tekan hancur dari contoh kubus yang
bersisi 15 cm diuji pada umur 28 hari.
b. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa
hasil pengujian benda-benda uji harus memberikan „bk‟ (kekuatan
tekan beton karakteristik) yang lebih besar dari yang ditentukan di
dalam tabel 4.2.1 PBI. 1971.

3.2. Komposisi Campuran Beton.


a. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil, dan air
seperti yang ditentukan sebelumnya. Bahan beton dicampur dalam
perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada
kekentalan yang baik/tepat.
b. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang
ditentukan dalam spesifikasi ini, harus dipakai “campuran yang
direncanakan” (designed mix).
c. Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian-
bagian dari pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang
ditetapkan dalam persyaratan bahan beton, ukuran mana
ditetapkan sepraktis mungkin sehingga tercapai pengecoran yang
tepat dan memuaskan.
d. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai
untuk berbagai mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama
berjalannya pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap
agregat dan beton yang dihasilkan.
e. Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian
konstruksi beton, harus disesuaikan dengan jenis konstruksi yang
bersangkutan, cara pengangkutan adukan beton dan cara
pemadatannya. Kekentalan adukan beton antara lain ditentukan
oleh faktor air semen.
f. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang
direncanakan, maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut :
 Faktor air semen untuk pondasi sloof, poer, maksimum 0,60.
 Faktor air semen untuk kolom balok, plat lantai, tangga,
dinding beton dan listplank/parapet maksimum 0,60.
 Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap, dan tempat-
tempat basah lainnya maksimum 0,55
g. Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton, dan dapat
dihasilkan suatu mutu sesuai dengan yang direncanakan, maka
untuk konstruksi beton dengan faktor air semen maksimum 0,55 harus
memakai Plasticizer sebagai bahan additive. Pemakaian merk dari
bahan additive tersebut harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Direksi.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 77


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

h. Pengujian beton akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas atas


biaya Kontraktor. Perbandingan campuran beton harus diubah jika
perlu untuk tujuan penghematan yang dikehendaki, workability,
kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan dan kontraktor tidak
berhak atas claim yang disebabkan perubahan yang demikian.

3.3. Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-Benda Uji Beton


Semua pengujian harus sesuai dengan NI-2 PBI-1971. Konsultan
Pengawas berhak untuk menuntut nilai slump yang lebih kecil bila hal
tersebut dapat dilaksanakan dan akan menghasilkan beton berkualitas
lebih tinggi atau alasan penghematan.
Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Konsultan Pengawas
melalui pengujian biasa dengan kubus 15x15x15 cm dibuat dan diuji
sesuai dengan NI-2 PBI-1971.
Pengujian slump akan diadakan oleh Konsultan Pengawas sesuai NI-2
PBI-1971.
Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk
mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang representatif.

3.4. Baja Tulangan


a. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar
rencana. Untuk menempatkan tulangan tetap tepat ditempatnya
maka tulangan harus diikat kuat dengan kawat beton (bindraat)
dengan bantalan blok-blok beton cetak (beton decking) atau kursi-
kursi besi/cakar ayam perenggang.
b. Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak
ditentukan dalam gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran
terbesar dari agregat kasar dan harus memberikan kesempatan
masuknya alat penggetar beton.

3.5. Selimut Beton.


Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung
dinding atau dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk
setiap bagian-bagian konstruksi.
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut
beton untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebagai
berikut :
a. Kepala tiang (poer), untuk sisi bawah 10 cm untuk sisi lainnya 5
cm.
b. Balok sloof = 3 cm
c. Kolom = 5 cm
d. Balok = 3 cm
e. Pelat Beton = 12 cm

3.6. Sambungan Baja Tulangan


Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain
dari yang ditunjukan pada gambar-gambar, bentuk dari sambungan
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Overlap pada sambungan-
sambungan tulangan harus minimal 40 kali diameter batang, kecuali jika
ditetapkan secara pasti di dalam gambar rencana dan harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 78


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

3.7. Mengaduk
Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam
mesin pengaduk beton yaitu „batch mixer‟.
Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu pengadukan
jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk
mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna
yang merata/seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke
adukan, kecuali bila diminta adanya perubahan dalam komposisi atau
konsisitensi.
Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.

3.8. Suhu
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh dari 320 C dan tidak kurang dari
P P

4,50 C.
P P

Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 270 C dan 320 C, beton
P P P P

harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.

3.9. Rencana Cetakan


Cetakan harus sesuai dengan bentuk, dan ukuran yang ditentukan
dalam gambar rencana.
Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi
persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab
Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya
perbaikan kerusakan-kerusakan, yang mungkin dapat timbul waktu
pemakaian.
Sewaktu-waktu Konsultan Pengawas dapat mengafkir sesuatu bagian
dari bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan
Kontraktor harus dengan segera mengambil bentuk yang diafkir dan
menggantinya atas bebannya sendiri.

3.10. Konstruksi Cetakan


a. Semua cetakan harus betul-betul teliti kuat dan aman pada
kedudukannya sehingga dapat dicegah pengembangan atau lain
gerakan selama dan sesudah pengecoran beton.
b. Semua cetakan beton harus kokoh.
Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka
cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan dari beton yang telah
selesai harus tersedia.
Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-cetakan harus
diminyaki dengan minyak yang biasa diperdagangkan untuk maksud
itu yang mencegah secara efektif lekatnya beton pada cetakan dan
akan memudahkan melepas cetakan beton.
Minyak tersebut dipakai hanya setelah disetujui Konsultan Pengawas.
Penggunaan minyak cetakan harus hati-hati untuk mencegah kontak
dengan besi beton dan mengakibatkan kurangnya daya lekat.
c. Penyangga cetakan (steiger) harus bertumpu pada pondasi yang
baik dan kuat sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan
cetakan selama pelaksanaan.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 79


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

3.11. Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran
dan letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan,
pemasangan sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan
lain-lainnya selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai
permukaan-permukaan yang berhubungan dengan pengecoran
harus sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana
akan dicor beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor
denganbeton baru.
Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pembersihan harus berupa
pembuangan semua kotoran, pembuangan beton-beton yang
mengelupas atau rusak, atau bahan-bahan asing yang menutupinya.
Semua genangan air harus dibuang dari permukaan beton lama
tersebut sebelum beton baru dicor.
c. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian
pengecoran yang akan masih berlanjut, terhadap sistem
struktur/penulangan yang ada.
d. Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan Pengawas atau wakilnya
yang ditunjuk serta staf Kontraktor yang setaraf ada di tempat kerja,
dan persiapan betul-betul telah memadai.
e. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 1.50 meter,
semua penuangan beton harus selalu lapis-perlapis horizontal dan
tebalnya tidak lebih dari 50 cm.
Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal
tersebut apabila pengecoran dengan tebal 50 cm tidak dapat
memenuhi spesifikasi ini.
f. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin,
shingga bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat
semua permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan.
Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar
(vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton
pada bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah. Lamanya
penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton
dengan airnya. Semua beton harus dipadatkan dengan alat
penggetar type immerson beroperasi dengan kecepatan paling
sedikit 3.000 putaran per menit ketika dibenamkan dalam beton.
3.12. Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan
a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus
mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini harus
dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada
beton. Beton yang masih muda/lunak tidak diijinkan untuk dibebani.
Segera sesudah cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton harus
diperiksa dengan teliti dan permukaan yang tidak beraturan harus
segera diperbaiki sampai disetujui Konsultan Pengawas.
b. Umumnya, diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan-
cetakan dibuka untuk dinding-dinding yang tidak bermuatan dan
cetakan-cetakan samping lainnya, tujuh hari untuk dinding-dinding
pemikul dan saluran-saluran, 21 hari untuk balok-balok, plat lantai, plat
atap, tangga dan kolom.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 80


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

Walaupun demikian sebagai pedoman dalam keadaan cuaca


normal adalah sebagai berikut :
Struktur : Pengerasan Normal
Pelat lantai atau atap : 28 hari

3.13. Perawatan (Curing)


a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan di
bawah ini atau disemprot dengan Curing Agent ANTISOLS merek SIKA.
Konsultan Pengawas berhak menentukan cara perawatan
bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar
matahari yang langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran.
Perlindungan semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan
beton dengan deklit atau karung bekas yang dibasahi dan harus
dilaksanakan segera setelah pengecoran dilaksanakan.
c. Perawatan beton setelah tiga hari, yaitu dengan melakukan
penggenangan dengan air pada permukaan beton paling sedikit
selama 14 hari terus menerus. Perawatan semacam ini bisa dilakukan
dengan penyiraman secara mekanis atau dengan pipa yang
berlubang-lubang atau dengan cara lain yang disetujui Konsultan
Pengawas sehingga selama masa tersebut permukaan beton selalu
dalam keadaan basah. Air yang digunakan dalam perawatan
(curing) harus memenuhi persyaratan spesifikasi air untuk campuran
beton.

3.14. Perlindungan (Protection)


Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-
kerusakan sebelum penerimaan terakhir oleh Konsultan Pengawas.

3.15. Perbaikan Permukaan Beton


a. Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak
sesuai dengan yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut
gambar atau diluar garis permukaan, atau ternyata ada permukaan
yang rusak, hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi ini
dan harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas bebannya sendiri.
Kecuali bila Konsultan Pengawas memberikan izinnya untuk
menambal tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan harus
dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.

b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah


yang terdiri dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan,
lobang-lobang karena keropos, ketidak rataan dan bengkak harus
dibuang dengan pemahatan atau dengan batu gerinda.

c. Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas hal-hal tidak sempurna


pada bagian bangunan yang akan terlihat jika dengan penambalan
saja akan menghasilkan sebidang dinding, yang tidak memuaskan
kelihatannya, kontraktor diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding
(dengan spesi plesteran 1pc : 3psr) dengan ketebalan yang tidak
melebihi 1 cm demikian juga pada dinding yang berbatasan, (yang
bersambungan) sesuai dengan instruksi dari Konsultan Pengawas.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 81


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar batas toleransi


kelurusan (pencekungan atau pencembungan) bidang tidak boleh
melebihi dari L/1000 untuk semua komponen.

PASAL 6
PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG
1.1. Lingkup Kerja dan Penjelasan
a. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan seting out (penentuan titik posisi tiang
dilapangan sesuai dengan gambar rencana), mobilisasi dan demobilisasi
alat, pengadaan dan pemancangan tiang pancang beton bertulang
termasuk percobaan beban pada tiang, penggalian setempat dan
pemotongan kepala tiang.
b. Panjang tiang yang dicantumkan pada gambar adalah sebagai
petunjuk untuk kontraktor, tetapi kontraktor harus memutuskan panjang
tiang yang sebenarnya yang diperlukan untuk mencapai persyaratan
pemancangan. Laporan penyelidikan tanah dan percobaan
pemancangan tiang pendahuluan akan diberikan pada Kontraktor
pekerjaan pondasi.
c. Kontraktor bertanggung jawab atas fasilitas-fasilitas yang berkepentingan
untuk pekerjaan ini seperti jalan-jalan diproyek, tempat penumpukan
tiang, galian pada setiap titik, perlindungan terhadap fasilitas-fasilitas
yang telah ada seperti pipa air, kabel telpon, kabel listrik, pipa gas,
saluran-saluran umum dan fasilitas-fasilitas lainnya baik yang berada
dilokasi proyek maupun dilokasi yang bersebelahan dengan proyek.
d. Pekerjaan yang termasuk :
e. Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang ini harus terdiri dari hal-hal berikut:
1 . Penyediaan tiang pondasi dari beton precast
2. Pengadaan perlengkapan termasuk tenaga kerja
3. Pemancangan tiang pondasi.
4. Percobaan pembebanan tiang
5. Penyerahan semua data seperti ditentukan dalam spesifikasi dan
seperti yang diminta oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
6. Pemotongan kelebihan panjang dari tiang.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 82


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

1.2. Gambar Kerja


a. Gambar kerja harus diserahkan sesuai dengan petunjuk dalam penjelasan
Umum.
b. Gambar-gambar ini harus meliputi :
- Ukuran tiang pancang yang sesuai dan besi beton yang sudah
diperhitungkan beban dan pengaruh-pengaruh lain dalam
pembuatan, penyimpanan, pengiriman/pemancangan.

- Perincian peralatan pancang dan perlengkapan.

1.3. Bahan-Bahan
Bahan-bahan untuk bekisting, besi beton dan beton supaya disesuaikan
menurut persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan.
1.4. Tiang Pancang Beton Bertulang
1.4.1. Ukuran Tiang Bor Pile
a. Tiang pancang yang digunakan disini adalah tiang pancang
beton bertulang Mini Pile persegi dengan lebar 25 cm, dengan
kedalaman tiang pancang 12 m seperti yang tertera pada
gambar rencana, dan dapat lebih atau kurang menyesuaikan
hingga kedalaman tanah keras.
b. Bila diizinkan oleh Direksi/ Perencana, Kontraktor dapat
mengajukan usulan alternatif jenis tiang yang lain dari yang
disebutkan diatas, dengan melampirkan gambar-gambar dan
perhitungan perhitungan yang dapat dipertanggung jawabkan.
c. Tiang Pancang Persegi Ukuran 25 x 25 cm.

1.5. Jaminan Mutu


A. Standar-standar
Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan
standar-standar berikut :
1. Beton Bertulang SNI 03-2847-2002
2. SNI yang terkait
3. ASTM A-416 : Standard Specification for Uncoated Seven
Wire Stress Relieved Steel Strand for Prestress Concrete.
4. ASTM A-82 : Standard Specification for Cold Drawn Steel Wire
for Concrete Reinforcement.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 83


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

5. ASTM D-1143.81: Standard Test Method for Piles Under


(Reapproved 1987) Static Axial Compressive Load.
6. ASTM D-3966.90: Standard Test Method for Piles Under Lateral
Loads.
7. ASTM D-3689.90 : Standard Test Method for Individual Piles
Under Static Axial Tensile Load.
8. Piawai Brunei Darussalam 12 : 1994, Building Guidelines and
Requirements
B. Jaminan Pabrik :
Produksi harus secara teratur dan terus menerus serta pengiriman
bahan-bahan harus dari jenis yang sesuai seperti disyaratkan.

C. Jaminan Pekerja :
1. Pekerjaan pemancangan tiang ini harus dikerjakan oleh
kontraktor dengan tenaga kerja yang berpengalaman dalam
pemancangan tiang dari jenis yang diusulkan, sedemikian sehingga
mampu untuk mencapai kapasitas tiang seperti yang disyaratkan
pada berbagai macam kondisi tanah yang akan dijumpai.
2. Kontraktor harus menyerahkan pernyataan tertulis kepada
Direksi/Konsultan Pengawas untuk menunjukkan bahwa pekerja yang
akan terlibat dalam pekerjaan ini berpengalaman untuk pekerjaan
demikian.
D. Persyaratan Lapangan :
1. Kontraktor bertanggung jawab untuk memancang tiang dengan
ukuran dan jumlah seperti disyaratkan pada posisi seperti
dinyatakan pada gambar denah lokasi tiang, seperti yang telah
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus didukung oleh team supervisi yang dapat
dipertanggung jawabkan yang dilengkapi dengan peralatan
yang presisi dan sedikitnya dua orang memeriksa kelurusan
pemancangan.
2. Tiang-tiang pondasi harus dipancang sampai mencapai lapisan
tanah keras atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 84


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

3. Urutan pemancangan tiang dalam satu kelompok harus sesuai


dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
4. Tiang-tiang yang rusak atau ditolak, menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan harus disingkirkan dari proyek.
5. Dalam hal diperlukan penyambung (follower), maka sepenuhnya
menjadi tanggung jawab kontraktor.

1.6. Perubahan dan Penambahan


A. Panjang tiang yang sebenarnya boleh dimodifikasi
oleh Kontraktor setelah mendapat persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas setelah percobaan
pembebanan tiang dan bilamana kondisi Lapangan
mensyaratkan perubahan demikian.
B. Setiap perintah perubahan harus mendapat persetujuan
tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.

1.7. Penyerahan
Sedikitnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan dimulai,
Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut kepada
Konsultan Perencana.
A. Data Pabrik : Data produk dari pabrik tentang tiang
harus diserahkan oleh Kontraktor untuk disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
B. Sertification : Semua tiang pondasi yang dikirim ke proyek
harus dilengkapi dengan sertifikat dari pabrik.
C. Gambar kerja : Kontraktor harus membuat dan
menyerahkan gambar kerja,
metoda konstruksi, jadwal kerja dan daftar perlengkapan
kepada Direksi/Konsultan Perencana untuk mendapat
persetujuan.

1.8. Kondisi Kerja :


A. Kontraktor harus mengambil tindakan pencegahan yang
diperlukan untuk mencegah kerusakan dari tiang

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 85


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

pancang pada waktu pengangkutan, penyimpanan dan


pemancangan.
B. Tiang pancang harus dirawat dan disimpan sedemikian
rupa sehingga tidak terjadi tegangan-tegangan yang
melebihi rencana.
C. Tiang pancang harus ditumpuk pada tumpukan yang
sesuai sehingga tidak terjadi kerusakan pada beton atau
pengotoran dari permukaan. Tumpukan harus ditempatkan
pada posisi sesuai dengan petunjuk (gambar) atau telah
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas atau dalam posisi
dimana kemungkinan terjadi tekanan dan deformasi sekecil
mungkin.

1.9. BAHAN-BAHAN/PRODUKSI
1.9.1. Hasil pabrik yang dapat diterima.
Kontraktor harus menyerahkan brosur-brosur dari
beberapa pabrik yang menghasilkan jenis tiang yang sama
dengan yang disyaratkan, untuk dipilih dan disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
1.9.2. Bahan-bahan tiang.
Bahan-bahan tiang yang akan dipakai pada pekerjaan ini
harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan berikut :
A. Dimensi/Kekuatan: Jenis tiang yang dipakai adalah Tiang
Beton Precast Prestress Mutu K-500 dengan ukuran 40 x 40
cm persegi dan panjang seperti ditunjukkan pada
gambar-gambar struktur.
B. Penulangan dan prestressing strands :
I. Prestressing strands harus "uncoated, bright seven wire,
stress relieved 270 ksi "sesuai ASTM A-4I6". 6 mm U-24.
2. Spiral harus dibentuk dari "cold drawn bright steel wire"
sesuai ASTM A- 82
C. Peralatan Pemancangan
I. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus
mengajukan data lengkap dari peralatan yang akan
dipergunakan, jadwal pemancangan dan prosedur

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 86


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

kerjanya termasuk mesin pancang dan peralatan yang


akan digunakan di lapangan.
2. Cara pemancangan yang dipakai harus tidak
menyebabkan kerusakan pada bentuknya. Sistem
Injection harus dipilih yang sesuai untuk type tiang
pancang dan sifat dari kekuatan tiang pancang
tersebut.
3. Kondisi lapangan harus diperiksa untuk meyakinkan
apakah memungkinkan untuk penempatan peralatan
pemancangan, pelaksanaan pemancangan dan
percobaan beban.

1.9.3. Bahan-bahan lain yang harus disediakan


Penggunaan bahan-bahan khusus :
Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
Direksi/Konsultan Pengawas dalam penggunaan bahan
khusus seperti bahan tambahan, perlengkapan las,
pencegah karat dan semua bahan lain yang tidak
disyaratkan disini. Percobaan-percobaan ataupun biaya
tambah lainnya sehubungan dengan pemakaian dari
bahan-bahan tersebut diatas adalah sepenuhnya tanggung
jawab Kontraktor.

1.10. PELAKSANAAN
1.10.1. Persiapan
A. Metoda pemancangan, perlengkapan, jadwal dan
tahapan/urutan harus mendapat persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas. Persetujuan demikian tidak
membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya untuk
pemancangan tiang yang lancar dan bermutu tinggi.
Semua kerusakan, keterlambatan dan tambahan biaya
yang disebabkan karena pemilihan metode harus
ditanggung oleh Kontraktor.
B. Konsultan Pengawas dapat meminta perubahan urutan

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 87


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

pemancangan dari waktu ke waktu apabila dianggap


perlu. Untuk perubahan demikian tidak ada biaya tambah.
C. Pemancangan tiang harus dilakukan dalam suatu operasi
yang menerus dan tidak terganggu.
D. Kontraktor harus memancang tiap tiang pancang tepat
pada ordinat yang telah ditentukan pada dokumen
pelaksanaan. Setiap koordinat tiang harus mendapat
persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas sebelum mulai
pemancangan. Tiang pancang ditempatkan pada posisi
yang tepat sesuai dengan urutan kerja yang telah
direncanakan.
E. Kontraktor harus berusaha agar semua perlengkapan siap
pakai untuk menjamin pemancangan tiang tepat pada
lokasinya selama pemancangan.
F. Kontraktor harus mencegah pergeseran/pergerakan
dari tiang yang sudah terpancang selama tiang-tiang
selanjutnya dipancang ataupun karena fasilitas- fasilitas
lainnya.
G. Kontraktor tidak diijinkan mendongkrak, atau mencoba
untuk memindahkan atau membentuk tiang-tiang yang
terpancang diluar posisi sebenamya baik pada waktu
maupun setelah pemancangan.

1.10.2. Pemancangan Tiang


A. Pemancangan Sistem Injeksi dengan dongkrak hydraulic dan
penghentian pemancangan tiang.
1. Untuk metode pemancangan tiang pancang menggunakan
sistem hydraulic injection yang diberi beban counterweight
sehingga tidak menimbulkan getaran. Alat injeksi yang
digunakan tipe hydraulic static pile dengan kapasitas 100 ton,
yang sebelumnya disetujui pihak Direksi/Konsultan Pengawas.
2. Tiang-tiang harus dipancang dengan sistem injeksi sampai
mencapai kedalaman yang ditunjukkan oleh manometer
gauge sampai kedalaman tanah keras. Selama proses
pemancangan dibaca dan dilaporkan pula hasil manometer

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 88


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

gauge berupa nilai bearing capacity dari setiap pancang.


3. Tiang-tiang harus dipancang secara akurat, pada lokasi
yang tepat pada garis yang benar baik secara lateral
maupun longitudinal seperti ditunjukkan pada gambar.
Tingkat produktivitas pemancangan direncanakan sesuai
dengan jadwal kerja yang telah disetujui bersama dengan
konsultan pengawas.
4. Toleransi yang diijinkan untuk ketidaktepatan lokasi dan
ketidaklurusan adalah 75 mm dan 1/80. Tiang-tiang harus
diarahkan selama pemancangan menggunakan mobile
crane untuk dapat menjaga posisi yang benar. Apabila ada
tiang yang berubah bentuk atau bengkok, maka tidak
boleh dipaksa untuk meluruskannya kembali kecuali dengan
persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.
5. Laporan Pemancangan
Kontraktor harus membuat dan menyerahkan laporan
kepada Direksi/Konsultan Pengawas tentang hasil-hasil
pemancangan untuk melengkapi laporan standar. Laporan
ini dikirim kepada Direksi/Konsultan Pengawas tidak melebihi
siang hari waktu pemancangan dengan disertai data-data
sebagai berikut :
- Nomor referensi halaman
- Lokasi
- Nomor pile
- Ukuran pile
- Panjang tiang
- Elevasi muka tanah
- Tanggal dan waktu pemancangan
- Kedalaman tiang
- Elevasi ujung tanah tiang
- Detail tentang final test / beban maksimum pemancangan
- Metoda pengangkatan dan pemancangan tiang
- Jenis dan type peralatan yang dipakai
- Waktu yang diperlukan untuk pemancangan

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 89


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

- Nilai daya dukung


Pada akhir pekerjaan pemancangan, Kontraktor harus
membuat dan menyerahkan gambar denah pondasi
dan toleransi yang terdapat dilapangan sebanyak
yang diperlukan oleh Pemberi Tugas.
B. Posisi-posisi tiang.
Posisi-posisi tiang dan ketidak lurusan harus didata
oleh Kont raktor dan diserahkan kepada Direksi/Konsultan
Pengawas pada waktu berlangsungnya pekerjaan dan
persetujuan akh ir diberikan oleh Konsultan Perencana
dalam waktu tiga hari sesudah tiang yang terakhir selesai
dipancang. Sampai persetujuan tersebut diberikan, tak
ada perlengkapan yang boleh dipindahkan; kecuali atas
resiko Kontraktor sendiri.
C. Tiang-tiang yang rusak atau salah tempat.
Apabila suatu tiang rusak pada waktu pemancangan,
percobaan atau oleh sebab lain, Kontraktor disyaratkan u
ntuk mengadakan penambahan tiang pada posisi yang
ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas sedemikian
sehingga akhirnya dihasilkan daya dukung yang sama.
D. Pendataan pemancangan tiang.
Kontraktor harus mengambil data dari setiap tiang yang
dipancang dan dilengkapi paraf Direksi/Konsultan
Pengawas pada masing-masing data, setiap hari. Data
pemancangan setiap tiang harus diserahkan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas dan tembusan (copy)nya harus
disimpan oleh Kontraktor.
Data-data laporan harus meliputi hal-hal berikut:
1. Nama Proyek
23T

2. Nomor Tiang
23T

3. Tanggal Pemancangan
23T

4. Cuaca
23T

5. Dalamnya Pemancangan dari level tanah


23T

6. Level Tanah
23T

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 90


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

7. Panjang Tiang
23T

8. Jenis alat pemancangan (hydrolic Injection)


9. Sambungan yang dipakai, jumlah dan jenisnya (kalau ada
sambungan).
10. Waktu/saat mulai dan waktu selesainya pemancangan
11. Besar nilai beban ultimit serta daya dukung pancang dari bacaan
alat manometer gauge
12. Semua informasi lain seperti disyaratkan oleh Direksi/Konsultan
Pengawas.

Record diatas harus menunjukkan satu seri pengukuran set


selama seluruh proses pemancangan. Apabila
pemancangan suatu tiang dimulai, maka harus dilakukan
sampai selesai dan mencapai set yang disyaratkan (kecuali
waktu penyambungan).

E. Kepala Tiang
1. Setelah pemancangan selesai dilaksanakan Kontraktor
wajib untuk memotong kelebihan panjang tiang
pancang sedemikian rupa sehingga panjang stek
tulangan setelah pemotongan kepala tiang minimum 40
diameter tulangan tiang pancang terbesar, sebagai
pengikat ke-pur (pile cap).
Setelah pemancangan selesai, kontraktor harus segera
melanjutkan dengan memeriksa level dan mencatat
posisi-posisi tiang secara detail dan akurat serta
membandingkan dengan posisi yang dicantumkan pada
gambar denah tiang. Kontraktor harus menyediakan
surveyor dilapangan untuk pekerjaan tersebut.
2. Stek tulangan tiang setelah pemotongan kepala tiang
(panjang minimum 40 diameter) harus dalam keadaan
bersih, lurus dan baik.
3. Kepala tiang setelah dipotong harus dibersihkan dengan sikat kawat.
4. Batas pemotongan kepala tiang harus tepat sesuai dengan

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 91


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

petunjuk/gambar.

F. Sambungan tiang dan pengelasan :


1. Kontraktor atau Pabrik pembuat tiang harus
menyerahkan sistim sambungan tiang untuk disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas sebelum pemasangan di
Lapangan.
2. Detail dari sambungan harus terdiri dari :
a.Sistim sambungan
yang akan dipakai
b.Detail pengelasan dan mutu dari
bahan pengelasan
c.Prosedur pengelasan
d.Kualifikasi/kecakapa
n tukang las.
G. Laporan dan pemeriksaan pekerjaan pondasi tiang.
Pada waktu selesainya pekerjaan pondasi tiang, sebuah
laporan yang tepat harus segera disiapkan dan diserahkan
rangkap 6 (enam) kepada Direksi/Konsultan Pengawas.
Hal-hal berikut harus termasuk juga di dalam Laporan :
I. Ringkasan pekerjaan (sketsa, metoda, tanggal
waktu mengerjakan, dll).
2. Laporan tentang beban ultimit injeksi dan daya dukung
pancang
3. Laporan harian pekerjaan dan laporan
pemeriksaan :
a. Waktu yang disyaratkan
untuk pemancangan
b. Kedalaman
pemancangan
c. Nilai beban ultimit
injeksi
d. Daya dukung akhir yang
diijinkan

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 92


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

4. Laporan percobaan beban jika dilakukan


5. Denah (layout) tiang dan toleransinya.
1.10.3. Percobaan Pembebanan Tiang Pancang
A. Umum
1. Antara pemancangan tiang yang akan ditest dan
percobaan pembebanan pada tiang tersebut harus ada jangka
waktu paling sedikit 2 (dua) minggu untuk mengembalikan
kondisi tanah akibat pemancangan tiang kepada
keadaan semula. Pemancangan tiang yang berdekatan
dengan tiang percobaan harus ditunda selama adanya
percobaan pembebanan tiang.
2. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang
berpengalaman, bahan dan semua perlengkapan yang
diperlukan untuk pelaksanaan, pencatatan dan pengukuran
dari percobaan beban termasuk penyediaan, penyusunan
kentledge yang digunakan dan pembongkaran kembali
setelah percobaan pembebanan selesai.
3. Selama pelaksanaan percobaan beban, Kontraktor harus
menempatkan tenaga kerja yang berpengalaman untuk
pelaksanaan pengamatan dan pencatatan hasil percobaan.
4. Suatu percobaan pembebanan tiang harus dimaksudkan
sebagai percobaan pada tiang tunggal.
5. Percobaan beban harus dilakukan pada 20 buah tiang
terpakai untuk percobaan beban vertikal dan 2 buah tiang
terpakai untuk percobaan beban tarik yang dipilih oleh
Konsultan Pengawas.
6. Tiang yang dipakai untuk percobaan beban haruslah dari
bahan dan ukuran yang sama dengan tiang-tiang terpakai dan
harus dipancang dengan peralatan yang samajenisnya serta
dengan prosedur dan metoda yang sama.
7. Semua percobaan pada tiang-tiang terpakai harus diikuti
dengan PIT (Pile Integrity Test) atau test sejenis yang disetujui
oleh Direksi/Konsultan Pengawas seperti disyaratkan pada 3.4.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 93


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

B. Standard Percobaan Pembebanan Pada Tiang Terpakai


Behan axial tekan penuh pada tiang terpakai haruslah 2 (dua) kali
beban rencana (design load) dari sebuah tiang sesuai dengan
ASTM D 1143-81 (standard test) atau seperti yang disyaratkan
oleh Konsultan Perencana pada gambar dalam hal diperlukan.

C. Perlengkapan Pembebanan
1. Behan percobaan didapat dari reaksi kentledge melalui jack
hidraulis yang besarnya melebihi dari beban percobaan dan
ditempatkan pada platform sebagaimana harusnya.
2. Behan kentledge terdiri dari blok-blok beton dengan ukuran sama.
3. Plat baja dengan ketebalan yang cukup untuk menerima
beban ditempatkan secara sentris diatas pile cap untuk dapat
menyalurkan beban percobaan secara sempuma kepada tiang.
4. Ukuran dari plat baja tidak boleh lebih kecil dari ukuran pile cap
dan juga tidak boleh lebih kecil dari ukuran jack yang digunakan.
5. Jack hidraulic harus ditempatkan sentris pada tiang/pile cap.
6. Jack dan alat lainnya harus dikalibrasikan sebelum percobaan
dilakukan.

D. Alat Pengukuran Penurunan


1. Metoda pengukuran penurunan dari tiang harus dilakukan
dengan sistem dimana 4 dial gauge ditempatkan dengan jarak
yang sama pada keliling tiang dan sistim pendukung dengan
memakai mistar.
2. Pembacaan harus dilakukan dengan sistem seperti disyaratkan di F
dari Bab dan pasal ini.
3. Dial gauges harus mempunyai kemampuan gerak sampai 50 mm
dan keakuratan sampai 0.25 mm.
4. Skala ukur untuk pembacaan pada m istar harus dipilih yang
sanggup untuk pembacaan sampai keakuratan mencapai 0.5
mm. Selain mistar levelling boleh juga dipakai sebuah mistar yang
dipasang pada tiang atau pur (pile caps).
5. Laporan kalibrasi harus disertakan pada semua alat-alat
percobaan pembebanan yang membutuhkan kalibrasi sebelum

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 94


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

percobaan beban dilakukan.


6. Semua reference beam dan kawat-kawat (wires) harus ditunjang
secara terpisah dengan penunjang yang cukup kaku dan
ditanamkan ditanah pada jarak bersih tidak kurang dari 2.5 m dari
tiang percobaan.
7. Dua buah dial gauge tambahan harus dipasang pada reference
beam secara tegak lurus untuk memantau kemungkinan
terjadinya pergerakan lateral dari ujung tiang.
E. Prosedur Pembebanan
Percobaan pembebanan vertikal harus sesuai dengan syarat berikut :
Percobaan pembebanan 4 (empat) cycle untuk tiang dengan
beban tekan axial sesuai dengan ASTM D-1143-81.

F. Prosedur pembacaan
Percobaan Pembebanan Vertikal Pembacaan dilakukan sebagai
berikut:
- Sebelum dan sesudah
penambahan beban
- Sebelum dan sesudah
penurunan beban
- Setiap 1 0 menit
- Setiap 1 jam selama 4 jam pertama
- Setiap 2 jam sesudahnya sampai 8 jam.
- Selanjutnya setiap 4 jam.
G. Laporan Percobaan Pembebanan
Laporan hasil percobaan dikirim kepada Direksi/Konsultan Pengawas
untuk persetujuan, terdiri dari:
1. Nama proyek dan lokasi
2. Laporan penyelidikan tanah dan catatan pelaksanaan
pemancangan tiang percobaan
3. Sertifikat dari kalibrasi peralatan
4. Catatan pembebanan yang meliputi:
a. tanggal percobaan
b. waktu pembacaan

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 95


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

c. beban percobaan
d. pembacaan dial gauge, dll.
5. Grafik load-settlement, Grafik load-time dan Grafik time-settlement
6. Kesimpulan dari hasil percobaan.

H. Kriteria kegagalan dari standar percobaan pembebanan pada tiang:

1. Untuk percobaan pembebanan vertikal pada tiang. Kegagalan dari


percobaan tiang dianggap telah terjadi apabila penurunan (settlement)
yang terjadi waktu dibebani adalah lebih dari 25 mm, atau bila beban
dihilangkan, penurunan permanent melampaui 6 mm

2. Untuk percobaan pembebanan lateral pada tiang. Pergerakan lateral


maximum melampaui 1 0 mm pada percobaan lateral.
3. Percobaan pembebanan tidak boleh diteruskan jika terjadi ketidak
stabilan kentledge, kerusakan dari pile cap ataupun kerusakan lainnya
yang dapat memberikan hasil yang tidak sebenarnya

I. Kegagalan pada tiang terpakai.


Jika terjadi kerusakan atau/dan kegagalan pada tiang dalam
percobaan pembebanan maka Kontraktor harus mengganti tiang
tersebut dengan tiang yang lain sesuai dengan petunjuk dari
Perencana atas biaya Kontraktor.
Biaya dari percobaan pembebanan tambahan, penggantian atau
penambahan tiang dan persiapan perhitungan-perhitungan serta
gambar-gambar fondasi yang disebabkannya akan dibebankan
kepada Kontraktor.

1.10.4. PDA test


A. Lingkup percobaan :
Percobaan-percobaan
tiang :
1 . Semua percobaan-percobaan pada tiang-tiang terpakai harus
dilakukan dengan
PDA test.
2. Untuk tiang - tiang yang disambung, setiap bagian tiang harus
ditest sebelum penyambungan dan segera setelah satu bagian tiang
dipancang juga setelah percobaan lateral dan tarik.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 96


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

3. Apabila ada bagian (segmen) dari tiang yang didapati retak


pada tahapan manapun dari percobaan diatas, bagian yang retak atau
rusak harus diganti dengan yang utuh (masih baik) dan ditest ulang sesuai
dengan A.2. di atas.

B. Perlengkapan test.
I. Percobaan harus dilakukan dengan memakai perlengkapan untuk
memperoleh data secara digital.
2. Pengkondisian signal dan pengadaan power harus mempunyai
kemampuan yang sangat tinggi terhadap rasio kebisingan agar tidak

mengganggu signal.
3. Data harus disimpan sedemikian sehingga proses lanjutan atau
tambahan dengan analisa gelombang dapat dilakukan.
4. Data harus dapat dibaca ditempat/dilapangan setidaknya dapat
diperoleh evaluasi mutu dari data pendahuluan.
C. Persiapan percobaan :
I . Percobaan test pada tiang manapun dapat dilakukan sedikitnya 7
(tujuh) hari setelah tiang dipancang.
2. Untuk penempatan dari perlengkapan untuk percobaan/testing pada
kepala tiang, kepala tiang harus bersih, bebas dari air, beton yang
terkelupas dan siap untuk keperluan percobaan.

D. Pelaksanaan percobaan dan interprestasi :


1 . PDA harus dilaksanakan oleh perusahaan spesialis yang
mengerjakan test demikian.
2. Percobaan sesungguhnya dilapangan harus dilakukan oleh
perusahaan spesialis yang ditunjuk Kontraktor atas persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas (bukan teknisi) yang sudah
berpengalaman untuk melakukan testing dengan sedikitnya 1 (satu)
tahun pengalaman dalam percobaan dinamic dari tiang-tiang.
3. Interprestasi dari data-data harus dilakukan oleh Konsultan
Pengawas yang berpengalaman dengan sedikitnya 2 (dua) tahun
pengalaman dalam percobaan dynamic dari tiang.
4. Apabila penampilan ujung atau tiang meragukan, ujung tiang
harus dipotong lebih jauh dan ditest ulang.
5. Detail-detail lengkap dari kondisi tanah, dimensi tiang dan metoda

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 97


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

konstruksi harus diberikan kepada perusahaan spesialis bila


disyaratkan untuk menginterprestasikan hasil percobaan.

E. Laporan:
1. Untuk setiap tiang yang ditest, laporan harus termasukjuga:
a. data dari waktu terhadap simpangan kecepatan rata-rata
(average amplified velocity vs time record).
b. Kesimpulan dari keutuhan masing-masing tiang yang ditest.
2. Laporan ahir harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas
dalam
waktu 10 hari setelah percobaan selesai.

F. Kriteria hasil test yang dapat diterima dan ditolak:


I. Dapat diterima atau ditolaknya tiang-tiang yang ditest harus
didasarkan dari kesimpulan laporan yang dikeluarkan oleh
perusahaan yang melaksanakan PDA.
2. Apabila mayoritas dari tiang-tiang memberikan basil yang meragukan,
Direksi/Konsultan Pengawas boleh, atas kebijaksanaannya,
memerintahkan penggalian suatu tiang secara penuh untuk
mencocokkan kriteria yang ditolak atau dapat diterima.

G. Tindakan usaha perbaikan


1. Tiang-tiang yang ditolak harus dipindahkan.
2.Tiang-tiang yang meragukan dapat ditindaklanjuti dengan
percobaan pembebanan static (Static Load Testing).

1.10.5. Pembersihan:

Kontraktor harus memindahkan dan membongkar semua puing,


tanah, kelebihan beton, keluar dari lokasi atau proyek seperti ditunjukkan oleh
Konsultan Perencana tanpa biaya tambahan

PASAL 7
PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA
7.1. Umum
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan konstruksi baja seperti
tercantum dalam gambar termasuk penyed iaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan baja dan alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 98


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

melaksanakan pekerjaan dengan baik.

Perhitungan volume (berat) dari konstruksi baja harus dihitungkan


berdasarkan volume (berat) netto sesuai gambar struktur.

Berat sisa atau "Waste" akibat pemotongan atau pembentukan element-


element konstruksi baja tidak boleh dimasukkan dalam perhitungan
volume, melainkan (kalau ada) dimasukkan dalam harga satuan.

7.2. Persyaratan Bahan

a. Mutu baja yang digunakan:


 Baja H-Beam, IWF, Casttelated, Channel dan Pipa dengan mutu BJ-37
Dengan dimensi yang digunakan:
HB 400.400.13.21 mm
HB 350.350.12.19 mm
HB 300.300.10.15 mm
HB 250.250.9.14 mm
IWF 350.175.6.9 mm
IWF 250.125.5.8 mm
IWF 200.100.4,5.7 mm
 Bondek t=0.75mm
 Shear Connector ø16mm BJTD-40
 Baut Mutu Tinggi A-325 ø16mm dan ø19mm
 Pelat penyambung BJ-37 t=8mm
 Pelat penahan torsi BJ-37 t=8mm setiap 1 m pada balok dan kolom
 Plat Beton HCS 150.07.16

b. Pemborong harus menyerahkan sertifikat test dari pabrik pembuat


baja tersebut sebelum pengambilan contoh guna dilakukan test atas
biaya pemborong. Pada prinsipnya diambil 3 buah contoh untuk
masing-masing ukuran profit guna diadakan test pemesanan baja
haya boleh dilakukan setelah mendapatkan bahwa
hasil test memenuhi persyaratan.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 99


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

Walaupun hasil test sudah memenuhi persyaratan, namun apabila


Direksi/Konsultan Pengawas mempunyai keraguan terhadap hasil test
tersebut dan atau keraguan terhadap mutu profit-profit yang dipakai
di lapangan, maka Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk
meminta diadakan test tambahan/ulang dengan ketentuan jumlah
test maximum 3 (tiga) buah untuk masing-masing ukuran profil.

c. Semua material baja harus bebas/bersih dari karat, lobang-lobang


dan kerusakan lainnya semua material baja juga harus lurus, tidak
terpuntir tidak ada tekukan- tekukan serta memenuhi syarat toleransi
seperti pada butir 5 di bawah ini.

d. Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau
balok kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan
tanah, sehingga tidak merusak material. Dalam penumpukkan material
harus dijaga agar tidak rusak, bengkok.

e. Direksi/Konsultan Pengawasakan menolak material-material baja yang


tidak memenuhi syarat- syarat tersebut di atas dan tidak diperkenankan
untuk difabrikasi.

7.3. Penggantian Profil I Penampang


a. Pada prinsipnya dalam tahap desain, profil-profil/penampang yang
digunakan adalah profil-profil/penampang yang ada dipasaran.
b. Apabila ternyata salah satu atau beberapa profil yang tergambar
dalam gambar struktur tidak ada dipasaran, maka pemborong dapat
mengganti profil tersebut dengan profil lain dengan mengajukan
secara tertulis kepada Direksi/Konsultan Pengawaslengkap dengan
perhitungan yang menunjukkan bahwa profil pengganti tersebut sama
atau lebih kuat dari profil yang digantikan.
c. Selain segi kekuatan tersebut, maka harus diperhatikan juga masalah-
masalah apakah profil pengganti tersebut "mengganggu" desain
arsitektur, ME sehubungan dengan tinggi/lebar profil pengganti. Dengan
adanya perubahan profil, maka tidak ada perubahan dalam biaya
maupun Time Schedule.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 100
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

7.4. Toleransi
a. pada prinsipnya toleransi material yang belum difabrikasi maupun
yang sudah difabrikasi dan terpasang harus memenuhi AISC
(American Institute of Steel Contruction) bab "Standard Mill Practice"
hal 1 - 121
b. Pemborong harus membaca persyaratan toleransi tersebut
sebagai bagian dari spesifikasi teknis konstruksi baja ini.
Direksi/Konsultan Pengawas dengan tegas akan menolak setiap
profil-profil dan pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan
toleransi tersebut.

7.5. Testing Material


a. Direksi/Konsultan Pengawas harus memerintahkan pemborong untuk
menyediakan contoh material baja dan baut untuk diadakan testing
material. Instansi tempat testing material harus dapat persetujuan tertulis
dari Direksi/Konsultan Pengawas.

b. Apabila dianggap perlu oleh Direksi/Konsultan Pengawas, maka akan


dilakukan testing pada hasil pengelasan. Type dan jumlah test untuk
pengelasan disesuaikan dengan kebutuhan sesuai dengan AWS.

c. Apabila ternyata terdapat material yang tidak memenuhi persyaratan


seperti yang dikehendaki dalam butir 3 tentang "material baja" di atas,
maka Direksi/Konsultan Pengawas berhak untuk menolak.
Biaya yang mungkin timbul akibat hal tersebut di atas menjadi
tanggung jawab pemborong.

7.6. Perubahan Sistem Sambungan


a. Apabila pemborong berpendapat untuk lebih memudahkan
Pelaksanaan atau eraction atau alasan lainnya, maka pemborong
dimungkinkan untuk mengajukan sistem sambungan lain yang tidak
sama dengan gambar rencana

b. Usulan sistem sambungan tersebut harus diajukan lengkap dengan


gambar dan perhitungan sistem sambungan pengganti untuk diperiksa
dan disetujui oleh Perencana struktur/Perencana (4 copy)

c. Tidak ada perubahan biaya apapun akibat perubahan sistem

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 101
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

sambungan yang diusulkan pemborong dan pemborong tetap


mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
time schedule semula.

7.7. Syarat- Syarat Pelaksanaan


a. Gambar Kerja (Shop Drawing)

1. Sebelum fabrikasi dimulai pemborong harus mendapat gambar-


gambar kerja yang diperlukan dan mengirim 4 (empat) copy
gambar kerja untuk diperiksa dan disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas. Bilamana disetujui 2 (dua) set gambar akan
dikembalikan kepada pemborong untuk dapat dimulai pekerjaan
fabriksainya. Satu set gambar disimpan oleh Konsultan
Perencana dan Perencana Struktur mendapat satu set gambar
sebagai informasi.

2. Pemeriksaan dan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas atas


gambar kerja tersebut ukuran-ukuran/dimensi-dimensi profil, ketebalan
pelat-pelat, ukuran/jumlah baut/las, element-element konstruksi baja
yang berhubungan dengan erection menjadi tanggung jawab
pemborong. Dengan kata lain walaupun semua gambar kerja telah
disetujui Direksi/Konsultan Pengawas, tidaklah berarti mengurangi atau
membebaskan pemborong dari tanggung jawab ketidak tepatan
serta kemungkinan dalam erection element-element konstruksi baja.

3. Pada gambar kerja harus sudah terlihat bagian-bagian


tambahan yang diperlukan untuk keperluan montase serta
cara-cara montase yang direncanakan.

b. Fabrikasi

1. Selama proses fabrikasi Direksi/Konsultan Pengawas harus


menempatkan beberapa stafnya yang berpengalaman dalam
fabrikasi baja secara full time untuk mengawasi Pelaksanaan fabrikasi

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 102
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

di workshop pemborong.

2. Untuk baja Castellated Honey Comb haruslah baja yang telah di


produksi/dipotong di pabrik bukan hasil potongan/las sendiri.

3. Pemborong harus memberikan fabrication manual procedure


termasuk prosedur quality control kepada Direksi/Konsultan Pengawas
untuk disetujui

4. Pabrikasi dari element-element konstruksi baja harus


dilaksanakan oleh tukang-tukang yang berpengalaman dan
diawasi oleh mandor-mandor yang ahli dalam konstruksi baja.
5. Semua element-element harus difabrikasi sesuai dengan
ukuran-ukuran distorsi-distorsi atau kerusakan-kerusakan lainnya
dengan memperlihatkan persyaratan untuk hadling sambungan-
sambungan di lapangan, las-las dilapangan dan sebagainya.
6. Pemotongan-pemotongan element-element harus dilaksanakan
dengan rapi dan pemotongan besi harus dilakukan dengan alat
pemotong (brender) atau gergaji besi, pemotongan dengan mesin
las sama sekali tidak diperbolehkan.

c. Tanda-Tanda Pada Konstruksi Baja

1. Pemborong harus memberikan Marking Procedure yang akan


dipakai kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk disetujui.

2. Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus


dibedakan dan diberi kode dengan jelas sesuai bagian masing-
masi ng agar dapat dipasang dengan mudah, kode-kode
tersebut ditulis dengan cat agar tidak mudah terhapus.

3. Pelat-pelat sambungan dan lain-lain bagian element yang


diperlukan untuk sam bungan-sambungan di lapangan, harus
dibaut/diikat sementara dulu pada masing-masing elemen dengan
tetap diberi tanda-tanda. dengan mudah, kode-kode tersebut
ditulis dengan cat agar tidak mudah terhapus.

d. Pengelasan

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 103
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

1. Umum
• Secara prinsip semua yang berhubungan dengan pekerjaan
pengelasan antara lain cara pelaksanaan, teknik
pengelasan, kualifikasi tukang las/operator, las/tack welder,
inspection/testing, toleransi, perbaikan las dan lain-lain harus
memenuhi AWS D1.1-90 serta ketentuan-ketentuan dibawah Ini.
• AWS D1.1-90 tersebut harus selalu ada baik di workshop
pemborong maupun dilapangan.

2. Kawat Las

• Kawat las atau electrode yang digunakan adalah kobesteel RB


26 atau E70XX low hydrogen electrode dengan minimum yield
stregth sebesar 4150 kg/cm2 sedangkan tensile stength minimum
4950 kg/cm2 •
• Sebelum pemasangan kawat las, pemborong diharuskan untuk
memberikan contoh kawat las berikut brosur teknisnya untuk
disetujui secara tertulis oleh Direksi/Konsultan Pengawas
• Kawat las yang sudah dibuka dari bungkusnya harus
dilindungi atau disimpan sedemikian sehingga karakteristiknya atau
sifatnya tidak berubah.
• Setelah bungkus dibuka, kawat las tidak diperbolehkan dibiarkan
diudara terbuka melebihi max 4 jam.
• Kawat las yang dibiarkan diudara terbuka melebihi 4 jam
tidak boleh dipergunakan untuk pengelasan.
• Kawat las yang berada di udara terbuka yang belum melampaui
batasan 4 jam tersebut dapat dipanaskan kembali didalam
"holding oven" pada temperatur 120°C selama minimum 4 jam
sebelum dapat digunakan kembali. Pemanasan kembali tersebut
hanya diperbolehkan dilakukan 1 kali saja.
• Kawat las yang basah/terkena air sama sekali tidak boleh
digunakan walaupun lewat pemanasan oen ulang.
• Ukuran maximum diameter kawat las adalah sebagai berikut:

"r 8 mm untuk semua pengelasan yang dilakukan pada

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 104
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

posisi horizontal kecuali untuk "root passes" (Pengelasan


pada root).
)> 6 mm untuk pengelasan las sudut horizontal
"r 6 mm untuk root passes las sudut yang dilakukan
pada posisi horizontal, groove yang dilakukan pada
posisi horizontal dengan backing plate dengan root
opening 6 mm atau lebih.
)> 4 mm untuk pengelasan vertikal dan overhead.

3. Mesin Las

• Mesin las yang digunakan harus masih berfungsi dengan baik


antara lain menghasilkan arus yang kontinyu dan stabil.

• Tenaga listrik mesin las harus berasal dari genset yang dilengkapi
dengan panel pembagi dan travo las sehingga besarnya
arus/ampere dapat dikontrol dan diatur sesuai dengan
kebutuhan. Besarnya KVA genset disesuaikan dengan jumlah
unit travo las yang hendak digunakan.

4. Kualifikasi Tukang Las

Pekerjaan pengelasan harus dilaksanakan oleh welder-welder yang


mempunyai sertifikat minimum 3 G yang masih berlaku dan
mempunyai pengalaman mengerjakan proyek sejenis.

Pemborong harus memberikan daftar welder-welder berikut copy


sertifikatnya kepada Direksi/Konsultan Pengawassebelum memulai
pekerjaan pengelasan.

Direksi/Konsultan Pengawas akan menyeleksi welder-welder


bersertifikat tersebut dengan mengadakan test pengelasan las tumpul
dengan disaksikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Hanya welder-
welder yang disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas saja yang
boleh mengerjakan pekerjaan pengelasan.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 105
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

5. Pelaksanaan Pengelasan

• Pengelasan tidak boleh dilakukan pada keadaan dimana


permukaan/bagian yang hendak dilas basah atau terexpose
terhadap hujan atau angin kencang atau keadaan dimana
tukang-tukang las/welder bekerja pada kondisi cuaca buruk.

• Ukuran kawat las, panjang lengkung, votage dan ampere


mesin las harus disesuaikan dengan type groove, posisi
pengelasan dan keadaan lain yang berhubungan dengan
pekerjaan pengelasan.

Besar arus harus sesuai dengan range yang diperbolehkan


oleh pem buat electrode kawat las yang bersangkutan.

• Bidang-bidang permukaan yang akan dilas harus rata, uniform,


bebas dari sirip-sirip/fins, bebas dari tekan dan ketidak
sempurnaan lainnya yang akan mempengaruhi kualitas las.
• Bidang-bidang permukaan yang akan dilas juga harus bebas dari
mill scale tebal atau mill scale yang lepas, slag, karat,
kelembaban, lemak dan material-material lainnya yang akan
mengganggu proses pengelasan dan atau menghasilkan asap
pengelasan yang mengganggu kesehatan.
• Dalam melakukan thermal cutting, peralatan harus diatur
sedemikian sehingga dapat dihindarkan pemotongan yang
melewati/melampaui garis pemotongan yang sehar usnya.
• Bagian-bagian yang akan dilas dengan las sudut harus diletakan
sedekat mungkin, sedangkan untuk bagian-bagian yang akan
dilas dengan las tumpul/butt joint harus diatur sesuai dengan "root
opening" yang disyaratkan dalam A WS D1.1-90.

• Tacl weld/las titik harus dilaksanakan sedemikian sehingga


mempunyai kualitas yang sama dengan las akhir yang
sebenarnya.
• Dalam asembling dan penyambungan bagian-bagian yang dilas
maka harus dilakukan prosedure dan urutan sedemikian

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 106
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

sehingga dapat dihindarkan semaksimal mungkin terjadinya


distrosi dan penyusutan/shrinkage dari bagian-bagian yang dilas.
• Toleransi dimensi dari bagian-bagian yang sudah dilas
harus memenuhi AWS Dl. 1-90
• Profil penampang las/weld profil dapat sedikit cekung/cembung
asalkan memenuhi syarat AWS. Dl. 1-90.
• Pengelasan-pengelasan yang tidak memenuhi syarat-syarat
toleransi yang disebutkan dalam AWS D1. 1-90 harus diperbaiki
dengan cara machining, grinding, chipping atau grouging seperti
diatur dalam AWS D1.1-90
• Bagian-bagian yang mengalami distorsi harus diluruskan
dengan cara mekanis atau cara pemanasan lokal.
• Temperatur pemanasan lokal tersebut tidak boleh melebihi
temperatur 650 c
o P

• Pendempulan/chaulking terhadap pengelasan sama


sekali tidak dipernbolehkan.
• Percikan-percikan las yang merusak permukaan pelat atau
bagian-bagian lainnya harus dicegah. Cacat atau noda
akibat percikan las harus digerindal dihaluskan kembali.
• Sebelum melakukan pengelasan layer berikutnya,
kerak/''slag" harus dibersihkan dilepaskan dan lapisan las
tersebut serta bagian pelat sekitarnya harus disikat sampai
bersih.
• Kerak juga harus dibersihkan dari semua permukaan las yang
sudah selesai. Las dan bagian sekitarnya harus dibersihkan
dengan cara disikat atau cara lain yang disetujui oleh
Perencana.
• Untuk pengelasan yang menggunakan "backing plate", maka
backing plate tersebut harus dibuat menembus sepanjang las.
Ketebalan backing plate mengikuti AWS Dl. 1-90.
• Untuk memudahkan Pelaksanaan serta mendapatkan mutu
pengelasan yang baik, maka pada dasarnya semua
pengerjaan las harus dilakukan di workshop. Pada keadaan-

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 107
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

keadaan khusus, pengelasan dilapangan hanya diperbolehkan


setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan
Pengawas.
• Type, tebal, panjang dan lokasi pengelasan harus
mengikuti gambar rencana. Ketebalan maximum dari setiap
layer root passes dari groove dan las sudut adalah sebagai
berikut :
 3 mm untuk setiap layer yang dilakukan pada
posisi datar
 5 mm untuk setiap layer yang dilakukan dalam
posisi vertikal, overhead atau horizontal.
• Untuk maximum dari single pass las sudut dan root passes
dari multi pas las sudut adalah sebagai berikut :
 10 mm untuk pengelasan posisi datar
 8 mm untuk posisi horizontal atau overhead
 13 mm untuk posisi vertikal

6. Kualifikasi Welding Inspector dari Pemborong & Direksi/Konsultan


Pengawas
• Pemborong dan juga Konsultan Perencana harus
menempatkan tenaga-tenaga welding inspection yang
berkualitas dan berpengalaman untuk mengawasi pekerjaan
pengelasan untuk pekerjaan sejenis.
• Welding inspection tersebut harus memenuhi persyaratan AWS
Dl. 1-90 atau orang yang mempunyai kualitas baik karena
training khusus atau pengalaman dalam fabrikasi, inspeksi dan
testing pekerjaan pengelasan konstruksi baja.
7. Test
• Semua pengelasan, tanpa kecuali harus mengalami "visual
inspection" yang dilakukan oleh welding-welding inspection dari
Direksi/Konsultan Pengawas. Visual inspection tersebut harus
dilakukan pada seluruh proses pengelasan, tidak hanya pada
tahap akhir pengelasan saja. Visual inspection minimum harus
antara lain :

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 108
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

 Persiapan permukaan yang akan di las


(dibersihkan, root face, root opening, groove angle,
groove radius dan lain-lain.).
 Assembling bagian-bagian yang akan dilas.
 Pemeriksaan weld profile atau penampang las
termasuk pemeriksaan apakah terjadi porosity,
indurcut, kelengkungan/kecembungan yang
berlebihan, overlap, crack, slag inclusion dan lain-lain.
• Terhadap pengelasan yang diragukan kualitasnya, maka
Direksi/Konsultan Pengawasakan meminta pemborong untuk
melakukan radiografi test (X-ray test). X-ray test akan dilakukan
pada sejumlah A buah spot test sepanjang 200 mm pada las-
las tumpul, dimana A adalah 20 % dari jumlah balok-balok
induk Prosedure test "acceptability" dari las, perbaikan dan
lain-lain mengikuti AWS D1.1-90.
• X-ray test harus dilakukan oleh instansi/laboratorium yang
disetujui secara tertulis oleh Direksi/Konsultan Pengawas
• Semua biaya-biaya yang berhubungan dengan test tersebut di
atas menjadi tanggung jawab pemborong.

7.8. Percobaan Erection di Pabrik


Untuk memudahkan erection konstruksi baja dilapangan, maka
disyaratkan agar dilakukan percobaan erection di pabrik
(workshop assembly), sehingga dapat diketahui dengan jelas
mengenai ketepatan/keakuratan elemen-elemen konstruksi baja
yang terpasang berikut sambungan-sambungannya.

Apabila akan diadakan "workshop assembly" tersebut, maka


Konsultan Perencana harus diberitahu untuk turut serta menyaksikan.

7.9. Erection Schedule/Methode


a. Pemborong selambat-lambatnya 2 (dua) Minggu sebelum
Pelaksanaan Erection dimulai, harus mengajukan secara
tertulis dan jelas Erection Schedule/Method untuk diperiksa

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 109
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

dan disetujui oleh Konsultan Perencana Erection


Schedule/Methode:

• Rencana Pengiriman dari workshop/pabrik


• Penyimpangan elemen baja yang hendak dierection

• Alat-alat yang digunakan


• Urutan erection
• Langkah pengamanan terhadap pekerja
• Sistem "Temporary Bracing" untuk pengamanan konstruksi
selama erection

• Time Schedule erection elemen-elemen konstruksi baja


• Dll. Yang dianggap perlu
b. Pemborong harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan
ada pengiriman dari pabrik ke lapangan guna pengecekan
Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas akan menolak setiap
pengiriman baja dari workshop apabila pengiriman tersebut
belum dicheck dan mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan
Pengawas
c. Penempatan elemen konstruksi baja dilapangan harus ditempat
yang kering/cukup terlindung sehingga tidak merusak elemen-
elemen tersebut. Direksi/Konsultan Pengawas berhak menolak
elemen-elemen konstruksi baja yang rusak karena salah penem
patan atau rusak.

d. Erection elemen-elemen konstruksi baja hanya boleh


dilaksanakan setelah pemborong mengajukan erection
schedule/method untuk disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
e. Sebelum erection dimulai, pemborong harus memeriksa kembali
kedudukan angkur-angkur baja dan memberitahukan kepada
Konsultan Perencana metode dan urutan Pelaksanaan erection.
Perhatian khusus dalam pemasangan angkur-angkur untuk
rangka baja dimana jarak-jarak/kedudukan angkur-angkur harus
tetap dan akurat untuk mencegah ketidak cocokan dalam
erection, untuk ini harus dijaga agar selama pengecoran angkur-
angkur tersebut tidak bergeser, misalnya dengan mengelas pada

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 110
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

tulang kolom/balok atap.

f. Pemborong harus tanggung jawab atas keselamatan


pekerja-pekerjanya dilapangan. Untuk ini pemborong harus
menyediakan ikat pinggang pengaman, safety helmet, sarung
tangan dan pemadam kebakaran.

g. Kegagalan dalam erection menjadi tanggung jawab pemborong


sepenuhnya, oleh sebab itu pemborong diminta untuk memberi
perhatian khusus pada masalah erection ini.

h. Semua pelat-pelat atau elemen-elemen yang rusak setelah


difabrikasi, tidak akan diperbolehkan dipakai untuk erection.

i. Untuk pekerjaan erection dilapangan, pemborong harus


menyediakan tenaga ahli dalam bidang konstruksi baja yang
senantiasa mengawasi dan tanggung jawab atas pekerjaan
erection. Tenaga ahli untuk mengawasi pekerjaan erection
tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan
Pengawas.

j. Apabila disetujui oleh Konsultan Pengawas maka pengelasan-


pengelasan dilakukan dilapangan harus diawasi betul-betul
oleh mandor dari pemborong agar pengelasan dilaksanakan
sesuai dengan gambar rencana baik ukuran panjang maupun
ketebalnnya.

7.10. Pengecatan
a. Persiapan Pengecatan
Semua permukaan konstruksi baja sebelum di cat harus bebas
dari:
• Lapisan mill, yaitu lapisan tipis mengkilap yang berasal dari rolling
mill
• Karat
• Minyak/oli
• Dan lain-lain kotoran yang akan mengganggu melekatnya cat

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 111
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

pada permukaan baja.


Pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan
"Mechanical Wire Brush" (sikat baja yang digerakkan secara
mekanis) dan tidak boleh menggunakan sikat baja manual
kecuali hanya untuk permukaan-permukaan yang betul-betul
tidak dapat dijangkau oleh "Mechanical Wire Brush" tersebut.

Konsultan Perencana akan memerintahkan untuk mengupas


dengan cara mekanis/manual (bukan dengan api) lapisan cat
yang sudah dikerjakan pada konstruksi baja yang tidak
memenuhi persyaratan persiapan pengecatan tersebut di atas,
atas beban pemborong dan tanggungjawab pemborong.

b. Pengecatan Primer/Dasar
Setelah diadakan persiapan pengecatan seperti tersebut di
atas, maka setelah dipabrikasi, elemen konstruksi baja dapat
di cat dasar dilakukan sebagai berikut :
Type Cat Merk Ketebalan
: Zincromate
: Dulux Undercoat A.534-101 ex ICI
:70 micron

Cat dasar II baru boleh dilakukan setelah cat dasar I betul-


betul kering dan diampelas, minimal 1 lapis atau sampai
memperoleh hasil pengecatan yang rata sama tebalnya.
Apabila cat dasar II dilakukan sebelum cat dasar I mengering
dengan baik sehingga timbul bentolan-bentolan pada
permukaan cat, maka Direksi/Konsultan Pengawas agar
memerintahkan agar cat dasar II tersebut diampelas dan dilakukan
lagi pengecatan cat dasar II.

c. Cat Finish
Cat Finish dilakukan 2 (dua) kali dengan ketentuan sebagai berikut:
Cat Finish I

Jenis Cat : Marine 084-2543

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 112
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

Produk : Danapaints
Ketebalan : 60 micron

7.11. Pelaksanaan Konstruksi Khusus


Struktur pada ruang radioaktif CS-137 adalah struktur baru yang akan
menyelimuti struktur ruang CS-137 eksisting, dimana struktur dan dinding
eksisting tidak akan dihancurkan. Pelaksanaan konstruksi ruang khusus
pada ruang CS-137 mesti dilakukan pertama kali untuk mencegah
kebocoran bahan radioaktif pada ruang tersebut. Kolom dan balok
baja yang dipasang di sekitar ruang tersebut (sesuai gambar kerja)
harus dilakukan secara lebih teliti dari mulai proses pengangkutan
material, erection, penyambungan hingga finishing. Bangunan eksisting
CS-137 yang tidak akan dihancurkan harus dihindari dari segala
macam bentuk gangguan impact dan getaran yang akan beriko
pada keselamatan zat radioaktif pada ruang tersebut.
Sebelum dilakukan konstruksi pada ruang ini, konstraktor wajib
mengkonsultasikan metode konstruksi struktur pembungkus CS-137
pada konsultan pengawas hingga didapat persetujuan metoda
konstruksi yang ditandatangani oleh pengawas dan owner. Selama
proses konstruksi pun akan ada pihak owner yang akan memonitor
tingkat getaran dan kebocoran radioaktif pada ruang tersebut.
Apabila terjadi getaran yang berada diluar batas aman, maka
kontraktor harus segera menghentikan proses konstruksi pada ruangan
tersebut.

D. PEKERJAAN MEKANIKAL/ELEKTRIKAL

A. SYARAT-SYARAT UMUM

1. Persyaratan Umum
Persyaratan ini rnerupakan bagian dari persyaratan umurn. Apabila ada

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 113
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

klausal dari persyaratan ini yang dituliskan kernbali dalarn


persyaratan umum ini, berarti rnenuntut perhatian khusus pada
klausal-klausal tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-klausal
tersebut atau bukan berarti rnenghilangkan klausal- klausallainnya dari
syarat-syarat umurn
Gambar-garnbar dan spesifikasi perencanaan ini rnerupakan satu
kesatuan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu
bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar
instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalarn
salah satu garnbar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja,
Kontraktor harus tetap rnelaksanakannya sesuai dengan standard teknis
yang berlaku.

2. Peraturan dan Acuan


Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus rnernenuhi
atau rnengacu kepada Peraturan Nasional,
Internasional,Standar Nasional dan Peraturan Lokal seternpat.
Pelaksana pekerjaan dianggap sudah rnengenal dengan
baik standar dan acuan nasional rnaupun internasional
dalarn spesifikasi ini. Adapun standar atau acuan yang
dipakai tetapi tidak terbatas antara lain yaitu :
a. Listrik Arus Kuat(LAK)
• SNI 04-0227-1994 tentang Tegangan Standar
• SNI 04-0255-2000 tentang Persyaratan Urnurn Instalasi Listrik
• SNI 03-7015-2004 tentang Sistern Proteksi Petir pada Bangunan
• SNI 03-6197-2000 tentang Konversi Energi Sistern Pencahayaan
• SNI 03-6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistern
Pencahayaan.

b. Listrik Arus Lemah (LAL)


• SNI 03-3985-2004 tentang Deteksi dan Alarm Kebakaran
• UU dan Peraturan Pemerinyah tentang Telekomunikasi Indonesia
• Wolsey, Planning for TV Distribution System
• CATV System Reference

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 114
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

• Cable Master Antenna System


• AVE, VOE

c. Plambing
• SNI 03-5481-2000 tentang Sistem Plambing
d. Pemadam Kebakaran
• SNI 03-1745-2000 tentang Pipa Tegak dan Slang
• SNI 03-3989-2000 tentang Sprinkler Otomatik

e. Tata Udara Gedung


• SNI 03-6390-2000 tentang Konversi Energi Sistem Tata Udara
• SNI 03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem
Ventilasi danPengkondisian Udara pada Bangunan Gedung
• SNI 03-6571-2001 tentang Pengendalian Asap pada Bangunan
Gedung
• ASHRAE 62-2001Standard of Ventilation for Acceptable IAQ

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 115
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

3. Gambar-Gambar

a. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk


menunjukkan semua perlengkapan accessories secara terperinci.
Semua bagian di atas walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh
Kontraktor, sehingga sistem dapat bekerja dengan baik dan
benar.
b. Gambar-gambar instalasi Elektrikal menunjukkan secara umum
tata letak dari peralatan instalasi. Sedangkan pemasangan harus
dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari proyek. Gambar-
gambar arsitektur dan struktur/sipil serta interion harus dipakai
sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail"finishing" dari
proyek.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan
gambar-gambar kerja dan detail (blue print,shop drawing)
sebanyak 4 (empat) set yang harus diajukan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing
yang diajukan Kontraktor untuk disetujui Direksi dianggap
bahwa Kontraktor telah mempelajari situasi dan telah
berkoordinasi dengan pekerjaan instalasi lainnya.
d. Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari
penyesuaian- penyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam 2 (dua) set
lengkap dan 3 (tiga) set lengkap gambar blue print (cetak biru)
sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built drawings). As
built drawings harus diserahkan kepada Kons ul tan Pengaw as
segera setelah selesai pekerjaan.

4. Koordinasi

a. Kontraktor pekerjaan instalasi Elektrikal dalam melaksanakan


pekerjaan ini, harus bekerja sama dengan Kontraktor bidang atau
disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan
lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
b. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar
pekerjaan yang satu tidak menghalangi/ menghambat pekerjaan
lainnya.
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 116
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

3. Daftar Bahan dan Contoh


a. Dalam waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah Kontraktor
menerima pemberitahuan meneruskan SPK KONSULTAN
PENGAWAS (Surat Perintah Mulai Kerja), kecuali apabila ditunjuk
lain oleh Pemberi Tugas, Kontraktor diharuskan menyerahkan
daftar dari material-material yang akan digunakan. Daftar ini
harus dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnya tercantum
data-data teknis, tipe/ jenis yang diusulkan, nama-nama dan
alamat manufacture, katalog dan keterangan-keterangan lain
yang dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas Persetujuan oleh
Konsultan Pengawas akan diberikan atas dasar diatas.
b. Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan
dipasang kepada Konsultan Pengawas, untuk persetujuannya.
Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan
pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan
Kontraktor.
c. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud
di dalam spesifikasi teknis ini dan harus dalam keadaan baru.
Pekerjaan haruslah dilakukan oleh orang- orang yang ahli.

d. Kontraktor diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala


ukuran jkapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang.
Apabila terdapat keragu-raguan, Kontraktor harus segera
menghubungi Konsultan Pengawas untuk berkonsultasi.
e. Pengarnbilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang
tidak sesuai dengan spesifikasi teknis harus dikonsultasikan dengan
Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas dan Perencana, apabila tetjadi
kekeliruan maka hal tersebut menjadi beban tanggung jawab
Kontraktor. Untuk itu pemilihan equipment dan material
tersebut harus mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas.

4. Testing Dan Commisioning

a. Kontraktor pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua


testing memeriksa/ mengetahui apakah seluruh instalasi dan
peralatan yang dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan
telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang berlaku.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 117
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

b. Semua sumber daya, bahan dan perlengkapan (listrik dan lain-lain)


yang diperlukan dalam kegiatan testing dan commisioning tersebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor. Hal ini terrnasuk pula
peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dan commisioning
dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus
disediakan oleh Kontraktor.

5. Peralatan Yang Disebut Dengan Merk dan Penggantinya


Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang
disebut dan dipersyaratkan dalam persyaratan ini, maka Kontraktor
wajib menyediakan sesuai dengan peralatan/ merk tersebut di atas.
Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan
ketentuan-ketentuan dari Pemberi Tugas.

6. Perlindungan Pemberi Tugas


Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor,
Pemberi Tugas dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun
tuntutan yuridis lainnya.

7. Pengetesan
Kontraktor harus melakukan semua pengetesan seperti yang
dipersyaratkan disini dan mendemonstrasikan cara kerja dari
segenap sistem, yang disaksikan oleh Pemberi Tugas, Konsultan
Pengawas dan Perencana. Semua tenaga kerja, bahan dan
perlengkapan yang diperlukan untuk percobaan tersebut, merupakan
tanggung jawab Kontraktor.

8. Pengujian dan Penerimaan


Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini
sudah dikirim dan dipasang dan telah memenuhi ketentuan-
ketentuan pengetesan dengan baik, Kontraktor harus melaksanakan
pengujian secara keseluruhan dari peralatan-peralatan yang terpasang
bersama-sama Konsultan Pengawas. Dan jika sudah dites dan
ternyata memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit
lengkap dengan peralatannya dapat diserahkan kepada Pemberi
Tugas.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 118
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

9. Masa Garansi dan Serah Terima Pekerjaan


a. Peralatan-peralatan utama dan peralaltan penunjang seluruh
instalasi Elektronik harus digaransikan selama 1(satu) tahun
terhitung dari penyerahan kedua.
b. Selama masa garansi, Kontraktor diwajibkan untuk mengatasi
segala kerusakan- kerusakan dari pada peralatan utama dan
peralatan penunjang yang dipasangnya tanpa ada biaya
tambahan.
c. Selama masa garansi tersebut, Kontraktor pekerjaan instalasi ini
masih harus menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan yang
dapat dihubungi setiap saat.
d. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah
dilengkapi dengan bukti-bukti hasil pemeriksaan atas instalasi,
dengan pemyataan baik yang ditandatangani bersama oleh
instalatur yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan Konsultan
Pengawas serta dilampirkan sertifikat pengujian yang sudah
disahkan oleh Badan Instansi yang berwenang.
e. Jika pada masa pelaksanaan atau pemeliharaan tersebut,
Kontraktor tidak melaksanakan atau tidak memenuhi teguran-
teguran atas perbaikan, penggantian, kekurangan selama masa
garansi, maka Pemberi Tugas berhak menyerahkan pekerjaan
perbaikan/kekurangan tersebut pada pihak lain atas biaya
dari Kontraktor yang melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut.
f. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Kontraktor
harus mengadakan semacam pendidikan dan latihan selama
periode tersebut kepada 5 (lima) orang calon operator untuk
setiap item pekerjaan yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas. Training
tentang mengoperasikan dan perawatan tersebut harus lengkap
dengan 5 (lima) set operating maintenance and repair manual
books, sehingga parapetugas/ operator dapat mengoperasikan
dan melaksanakan pemeliharaan.

10. Laporan
a. Laporan Harian :
Kontraktor wajib membuat "Laporan Harian" dan "Laporan
Mingguan" yang memberikan gambaran dari kegiatan-kegiatan
yang dilakukan di lapangan secara jelas. Laporan tersebut dibuat

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 119
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

dalam rangka 3 (tiga) rangkap meliputi :

1. Kegiatan Fisik
2. Catatan dan perintah Pemberi Tugas dan KONSULTAN
PENGAWAS yang disampaikan baik secara lisan maupun
tertulis.
3. Hal-hal yang menyangkut masalah:
- Material (diterima/ ditolak)
- Jumlah tenaga kerja
- Keadaan cuaca
- Pekerjaan tambah/kurang.
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana
laporan tersebut berisi ikhtisar dan catatan prestasi atas
pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu depan.
Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Proyek dan
diserahkan pada Konsultan Pengawas untuk diketahui/ disetujui.

b. Laporan Pengetesan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas dalam rangkap 5 (lima) mengenai hal-hal
sebagai berikut:
1. Hasil pengetesan kabel-kabel instalasi Elektronik (mergertes
dan pemberian tegangan dan grouping).
2. Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
3. Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
Semua pengetesan dan a tau pengukuran tersebut harus
disaksikan oleh konsultan pengwas.

11. Penanggung Jawab Pelaksana

a. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Kontraktor


harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan
yang ahli dan berpengalaman dan harus selalu berada di
lapangan/ site, yang bertindak selaku wakil dari Kontraktor dan
mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis
dan bertanggung jawab penuh dalam menerima segala
instruksi-instruksi dari Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 120
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

b. Penanggung jawab tersebut harus berada ditempat pekerjaan


selama jam kerja dan pada saat diperlukan dalam
pelaksanaan, atau pada saat yang dikehendaki oleh
Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.

c. Petunjuk, dan perintah Pemberi Tugas dan Konsultan


Pengawas dalam pelaksanaan akan disampaikan

langsung kepada pihak Kontraktor melalui penanggung jawab


Kontraktor.

12. Perubahan, Penambahan dan Pengurangan Pekerjaan


a. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar-
gambar rencana yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan
harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Konsultan
Pengawas dan Perencana.
b. Dalam merubah gambar rencana tersebut, Kontraktor harus
me-nyerah-kan gambar perubahan yang dimaksud kepada
Perencana dan Konsultan Pengawas dalam rangkap 4 (empat)
untuk disetujui.
c. Penggantian dan perubahan material, dan lain sebagainya,
harus diajukan oleh Kontraktor kepada Pemberi Tugas secara
tertulis. Perubahan-perubahan material dan gambar rencana
yang mengakibatkan pekerjaan tambah kurang harus
disetujui secara tertulis oleh Pemberi Tugas.

13.Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran


a. Pembobokan tembok,lantai, dinding dan sebagainya yang
dilakukan dalam rangka pemasangan instalasi ini maupun
pengembaliannya seperti keadaan semula adalah termasuk
pekerjaan Kontraktor instalasi ini.

b. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat ijin


ter-tulis dari konsultan pengawas .

c. Pengelasan, pemgeboran dan sebagainya pada konstruksi


bangu-nan hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh
ijin/ persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Pada saat
pengelasan Kontraktor harus menyediakan Pemadam Api
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 121
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

Ringan (Portable Extinguisher) di tempat pengelasan, dengan


kapasitas yang memadai.
14.Pemeriksaan Rutin
a. Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan
peme-liharaan dan pemeriksaan rutin.

b. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan rutin tersebut, harus di-


laksana-kan tidak kurang dari dua minggu sekali.

15. Penjagaan.
a. Kontraktor wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus
menerus selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan,
mesin dan alat-alat kerja yang disimpan di tempat kerja (gudang
lapangan).

b. Segala kehilangan dan kerusakan yang diakibatkan oleh ke-


lalaian penjagaan atas barang-barang tersebut diatas, menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

16. Kecelakaan dan Kotak PPPK


a. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan ini, maka Kontraktor diwajibkan segera
mengambil segala tindakan guna kepentingan sikorban atau
para korban, serta melaporkan kejadian tersebut kepada
instansi dan departemen yang bersangkutan/berwenang
(dalam hal ini kebijakan Kementerian Tenaga Kerja) dan
mempertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
b. Kotak PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, harus selalu
ada di tempat pekerjaan, guna keperluan pertolongan
pertama pada kecelakaan.

17. Pegawai Penyelenggara dari Kontraktor


a. Pimpinan harian pada pelaksanaan pekerjaan oleh Kontraktor
harus diserahkan kepada Site Manager dengan kualifikasi ahli,
berpengalaman dan mempunyai wewenang penuh untuk
mengambil keputusan.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 122
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

b. Site Manager harus berada ditempat pekerjaan selama jam-jam


kerja dan setiap saat yang diperlukan pemberi tugas.
c. Site Manager mewakili Kontraktor ditempat pekerjaan dapat
ber-tanggung jawab penuh kepada Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas.
d. Petunjuk dan perintah Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas
didalam pelaksanaan, disampaikan langsung kepada
Kontraktor atau melalui Site Manager, sebagai penanggung
jawab di lapangan.
e. Kontraktor diwajibkan untuk menjalankan disiplin yang ketat
terhadap semua
pekerja (buruh) dan pegawainya, kepada mereka yang
melanggar terhadap peraturan umum mengganggu ataupun
merusak ketertiban, berlaku tidak wajar, melakukan perbuatan
yang merugikan terhadap pelaksanaan pekerjaan, harus
segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas perintah Konsultan

Pengawas.Bila Kontraktor lalai, maka akan dikenakan


tindakan sesuai dengan yang dimaksud dalam pasal denda.

18. Pengawasan
a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan
adalah dilakukan oleh Konsultan Pengawas.

b. Pada setiap saat Konsultan Pengawas atau petugas-petugas harus


dapat mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian
pekerjaan, bahan dan peralatan. Kontraktor harus menyediakan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
c. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan, tetapi luput
dari pengamatan Konsultan Pengawas adalah menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
d. Di tempat pekerjaan, Konsultan Pengawas menempatkan petugas-
petugas pengawas yang bertugas setiap saat untuk mengawasi
pekerjaan.

19. Lisensi
a. Kontraktor harus mempunyai lisensi instalasi Telepon dari Telkom
setempat, dan lisensi lainnya untuk pekerjaan yang disyaratkan oleh

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 123
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

instalasi yang tekait.

b. Kontraktor harus berpengalaman dalam pemasangan instalasi


ini, dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-proyek yang
sudah pernah dikerjakan.
20. Perizinan
a. Seluruh ijin-ijin yang diperlukan dalam pekerjaan ini harus
diurus oleh Kontraktor.
b. Seluruh berkas ijin-ijin asli yang diperoleh harus diserahkan
kepada Pemberi Tugas.

21. Pemakaian Ukuran


a. Kontraktor Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab dalam
menepati semua ukuran yang tercatum dalam spesifikasi teknis.
b. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran
keseluruhan maupun bagian-bagiannya dan memberitahukan
kepada Konsultan Pengawas tentang setiap perbedaan yang
ditemukan dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar maupun
dalam pelaksanaan. Kontraktor wajib menyesuaikan gambar-
gambar dan spesifikasi teknis yang pelaksanaanya setelah ada
persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas.

c. Pengambilan ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, di dalam


hal apapun menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Pengambilan ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, di dalam
hal apapun menjadi tanggung jawab Kontraktor. Oleh karena
itu sebelumnya kepada Kontraktor diwajibkan mengadakan
pemeriksanaan menyeluruh terhadap semua gambar-gambar,
spesifikasi teknis, dan keadaan lapangan yang ada di bawah
koordinasi Konsultan Pengawas.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 124
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

B. PERSYARATAN TEKNIK KHUSUS SISTEM ELEKTRIKAL

1. P E R S Y A R A T A N U MUM
Pekerjaan sistem elektrikal meliputi pengadaan semua bahan, peralatan
dan tenaga kerja, pemasangan , pengujian perbaikan selama masa
pemeliharaan dan training bagi calon operator, sehingga seluruh sistem
elektrikal dapat beroperasi dengan baik.
2. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan sistem elektrikal .
a. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai type dan
ukuran kabel tegangan rendah sesuai dengan gambar rencana.
b. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel-panel
tegangan rendah. Pekerjaan instalasi penerangan dan stop kontak,
meliputi :
• Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur lampu dan
jenis lampu sesuai gambar rencana.
• Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak biasa.
• Pengadaan dan pemasangan berbagai jens saklar, grid switch dan
saklar.
• Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi
pelindung kabel serta berbagai accessories lainnya seperti : box
untuk saklar dan stop kontak, junction box, fleksibel conduit,
bends/elbows, socket dan lain-lain.
• Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel instalasi
penerangan dan stop kontak.
c. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem pentanahan
lengkap dengan box kontrol, elektroda pentanahan dan accessories
lainnya.
d. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem penangkal
petir lengkap dengan accessories lainnya.
e. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang
sistem ini agar dapat beroperasi dengan baik (seperti pekerjaan
bak kontrol, kabel rack, kabelladder, kabel tranking, support
equipment dan accessories lainnya.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 125
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

3. PANEL TEGANGAN RENDAH


o Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan,
penyambungan, pengujian dan perbaikan selama masa
pemeliharaan, ijin-ijin, tenaga teknisi dan tenaga ahli.

Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di


dalam gambar dan spesifikasi teknis ini maupun tambahan-
tambahan lainnya.
o Type dan Macam Panel
Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua
komponen yang harus ada seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada 220/380 V, 3
phase, 4 kawat, 50 Hz dan Solidly Grounded dan harus dibuat
mengikuti standard IEC, VDE/DIN, BS, NEMA dan sebagainya.

Konstruksi Panel
U

Switchgear tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan


aman oleh petugas, misalnya seperti pengoperasian sakelar daya
(ACB/MCCB), pemutus tenaga (CB), pemasangan kembali indikator-
indikator, pengecekan tegangan, pengecekan gangguan dan
sebagainya.
a. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang
digunakan untuk pemasangan peralatan-peralatan atau
penyambungan-penyambungan. Setiap lemari hanya dapat
dibuka bila semua peralatan bertegangan dalam lemari
tersebut telah off/mati.
b. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem
pengamanan/ interlock harus dibuat sedemikian rupa,
sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat
kesalahan - kesalahan operasi yang dibuat oleh petugas.
c. Panel/kubikel dibuat dari pelat baja tebal tidak kurang dari
2,00 mm dan diberi penguat besi siku atau besi kanal dengan
ukuran standard, sehingga dapat dipertukarkan dan diperluas
dengan mudah dan masing-masing terpisah satu sama lain
dengan alat pemisah.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 126
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

d. Tiap kubikel terdiri dari bagian sebagai berikut :


- Ruangan busbar disebelah atas dilengkapi dengan
penutup yang dapat dilepaskan dengan baut setelah
switchgear dimatikan.
- Ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah
muka, yang dihubungkan dengan sebuah handel
pembuka peralatan sedemikian rupa, sehingga hanya
dapat dibuka bila bagian dalam ruangan tersebut telah
off/ mati. Letak engsel maupun handel dan kunci
dari pintu harus disesuaikan ketinggiannya.
f. Finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut:
- Semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium
- Semua bagian dari baja harus bersih dan sandlasted
setelah pengelasan, kemudian secepatnya harus dilindungi

terhadap karat dengan cara galvanisasi atau • 11Chromium

Plating11 atau dengan 11Zinc Chromate Primer 11


Pengecatan finish dilakukan dengan empat lapis cat oven
warna abu-abu atau warna lain yang disetujui Direksi.
g. Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan Mini Circuit
Breaker (MCB) dengan kapasitas minirnal 2 - 10 A. Circuit Breaker
lainnya harus dari type Moulded Case Circuits Breaker (MCCB),
sesuai dengan yang diberikan pada gambar rencana dengan
breaking capacity seperti ditunjukkan dalam gambar rencana.
Circuit Breaker harus dari type automatic trip dengan
kombinasi thermal dan instantaneous magnetic unit. Main CB dari
setiap panel harus dilengkapi dengan shunt trip terminals dan
kabel control harus tahan api.
h. Panel/Cubicle harus dilengkapi dengan Relay pengaman
terhadap kesalahan hubungan ketanah (Earth/Ground Fault
Relay), dan kelengkapan Relay pengaman lainnya (Over Current
Relay, Over Voltage Relay dan lain-lain)seperti terdapat pada
gambar. Main busbars dalam panel harus dipasang horizontal
dibagian bawah/ atas dan mempunyai kemampuan hantar arus
kontinu minimal sebesar 1,5 (satu setengah) kali dari rating ampere

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 127
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

frame main pemutus dayanya. Busbars dari bahan tembaga murni


dengan minimum konduktivitas 99,99%. Busbars harus dicat sesuai
code warna dalam PUlL 2000;
Phasa : Merah, kuning, Hitam
Netral : Biru
Ground : Kuning - Hijau.

i. Magnetic Contactor harus dapat bekerja tanpa getaran


maupun dengan kumparan contactor harus sesuai untuk
tegangan 220 Volt, 50 HZ dan tahan bekerja kontinu pada 10%
tegangan lebih dan harus pula dapat menutup dengan
sempurna pada
85% tegangan nominal. Magnetic Contactor harus dari
Telemekanik dan yang setaraf.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 128
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

• Trafo Arus
:600 Volt
Insulation rating
: 1,5 V
Class
:60 X In
therm
:SA
Rated secondry surrent
:10VA
Rated burden cap

• Rotary Switch (On-Off cam switch)


Rated tegangan

Rated arus max :5OO VOLT

Pemasangan pada "base plate" :63Amp

Jumlah pole :4 pole

• Ampere meter
:1,5
Class
:1,2 x In continue
Over load cap
:6x6 mm
Ukuran Skala Type Ketelitia

•Voltmeter
Class :0-2500 Amp

Over load cap :Moving iron, untuk


pengukuran AC
Ukuran Skala Type
:±1,5%untuk engukuran AC
Ketelitian
:1,5

:1,2 x In continue

: 6x6mm

:0- 500 VOLT

: Moving iron, untuk


pengukuran AC

:± 1,5% untuk pengukuran

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 129
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

• KWHMeter
Rated voltage :3x300Volt
Rated current output transformer : 30 (120) Amp
Acuracy class :2
Base plate of moulded plastic : 6 (six) cipher rollers
The Subcontractor register single pengukuran
• Lampu indicator tarif
Tublar lamp, pijar 5 watt, diameter 54
mm
Warna : merah, kuning, biru
• Push button

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 130
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

Panel mounting, duoble on - 1, off - 0 semua push - button


dilengkapi dengan lampu indicator untuk menyatakan sistem
dalam on atau off.
• Relay-relay
Untuk panel LVMDP, circuit breaker untuk feeder PLN, dilengkapi
dengan relay proteksi OL (over load), SC (short circuit) dan UV
(Under Voltage). Sedangkan untuk generator, dilengkapi
dengan relay OL, SC, UV, EF (earth fault) dan RP (reverse power).
• Selector Switch
j. Pemberian Tanda Pengenal
Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal berikut :
- Fungsi peralatan dalam panel
- Posisi terbuka atau tertutup
- Arah putaran dari handel pengontrol dari switch
- Dan lain-lain.
Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak
dapat hilang.
k. Sistem Pembumian
Semua bagian metal yang dalam keadaan normal tidak
bertegangan harus
dihubungkan dengan baik secara elektris kepada Rel Pentanahan.

Hubungan antara bagian yang tetap dan yang bergerak


dilakukan dengan pita tembaga Fleksibel yang harus
dilindungi dari gangguan mekanis.
1. Dokumen-dokumen lain yang harus diserahkan oleh pabrik adalah
sebagai berikut :
- Gambar-gambar kubikel, susunan peralatan switchgear,
layout peralatan (equipment), detail-detail pemasa- ngan
dan detail-detail pekerjaan sipil yang berhubu- ngan
dengan pemasangan.
l. Garansi
Suatu sertifikat pengujian harus diserahkan oleh pabrik. Bila
peralatan mengalamai kegagalan pengujian-pengujian yang
disyaratkan diatas, maka pabrik bertanggung jawab terhadap

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 131
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

peralatan yang diserahkan, sampai peralatan tersebut memenuhi


syarat-syarat setelah mengalami pengujian ulang, dan sertifikat
pengujian telah diterima dan disetujui oleh direksi.
m. Pengujian
Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan
sertifikat pengujian yang diakui oleh SNI :
- Test kekuatan tegangan impuls
- Test kenaikan temperatur
- Test kekuatan hubung singkat
- Test untuk alat-alat pengaman
- Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang
dimaksud
- Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel
- Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
- Pemeriksaan kontinuitas rangkaian. o. Pendidikan dan Latihan
Kepada 5 (lima) orang yang ditunjuk oleh pemberi tugas
tentang operasi dan perawatan lengkap dengan 5 Copy
Operating/Mainterance dan Repair manual, segala sesuatunya
atas biaya Kontraktor.

4. KABEL DAYA TEGANGAN RENDAH

a. Umum
Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-
macam ukuran dan type yang sesuai dengan gambar rencana (NYY,
NYFGbY, FRC, NYM, NYA, 06/1KV) kabel daya tegangan rendah ini harus
sesuai dengan standard SII atau S.P.L.N.
b. Instalasi dan Pemasangan Kabel
a. Bahan
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus
memenuhi peraturan PUlL 2000 SNI 04-0255-2000. Semua kabel/
kawat harus baru dan harus jelas ditandai dengan ukurannya, jenis
kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.
Semua kawat dengan panampang 6 mm2 keatas haruslah
terbuat secara disiplin
(stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 132
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

penampang lebih kecil 2,5

mm2 kecuali untuk pemakaian remote control.


Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type :
- Untuk instalasi penerangan adalah NYM dengan conduit uPCV
High Impact.
- Untuk kabel distribusi menggunakan kabel NYY, FRC dan
NYFGbY.

Semua kabel NYY yang ditanam didalam perkerasan (tembok, jalan,


beton, dll) harus berada di dalam conduit Galvanis yang disesuaikan
dengan ukurannya.
c. 11Splice11 I Pencabangan

Tidak diperkenankan adanya 11Splice11 ataupun sambungan-


sambungan baik dalam feeder, dalam tanah (tertanam)
maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak
penghubung yang bisa dicapai (accessible).
Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara
mekanis dan harus teguh secara electric, dengan cara-cara
11Solderless Connector11• Jenis kabel tekanan, jenis compression

atau soldered. Dalam membuat “Splice” konector harus


dihubungkan pada konductor-konduktor dengan baik, sehingga
semua konductor tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang yang
kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran. Semua sambungan
kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tiang lampu
harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga
yang diisolasi dengan porselen atau Bakelite ataupun PVC, yang
diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.
d. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti
karet, PVC, asbes, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan
lain-lain harus dari type yang disetujui, untuk penggunaan, lokasi
voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai cara
yang disetujui menurut Peraturan dan Code/Standard berlaku
atau Manufacturer.
1. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 133
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

penyambung yang khusus untuk itu (misalnya junction box


dan lain-lain).
2. Kontraktor harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara
penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada Konsultan

Pengawas.
3. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna
phasa atau nomor
kabel masing-masing, dan harus diadakan pengetesan
tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan
dilakukan. Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh
Konsultan Pengawas.
4. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan
penyambungan - penyambungan tembaga yang dilapisi
dengan timah putih dan kuat. Penyambungan-
penyambungan harus dari ukuran yang sesuai.
5. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi
dengan pipa
PVC/protolen yang khusus
untuk listrik.
6. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu
untuk menjaga nilai isolasi tertentu.
7. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang
terbuka, maka harus
dilindungi dengan pipa galvadnezed ingan tebal
minimal 2,5 mm

e. Saluran Penghantar dalam Bangunan


• Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan
ceiling gantung, saluran penghantar (conduit) dipasang
menempel pada plat beton.
• Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan
ceiling gantung saluran penghantar (conduit) dipasang diatas
kabel trunking dan diletakkan di atas ceiling dengan tidak
membebani ceiling.
• Untuk instalasi saluran penghantar diluar bangunan,
dipergunakan saluaran beton, kecuali untuk penerangan
taman, dipergunakan pipa galvanized dengan diameter sesuai

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 134
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

standarisasi. Saluran beton dilengkapi dengan hand-hole untuk


belokan-belokan.
• Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa
conduit minimum 5/8" diameternya. Setiap pencabangan
ataupun pengambilan keluar harus menggunakanjunction box
yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus
menggunakan terminal strip di dalam junction box.
Junction box yang terlihat dipakai junction box dengan
tutup blank plate galvanized.
• Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box
harus dilengkapi dengan "Socket/lock nut", sehingga pipa tidak
mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka
setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai
sampai dengan 2 m, harus dimasukkan dalam pipa PVC dan
pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 em.
f. Pemasangan Kabel dalam Tanah
• Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 80 em.
• Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi
dengan batas merah, dan diberi pasir, ditanam minimal sedalam
80 em.
• Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 em dan di
beripelindung pipa
Galvanized.
• Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan
pipa galvanized atau pipa beton yang dilapisi dengan pipa
PVC type AW, kabel harus berjarak tidak kurang dari 30 em dari
pipa gas, air dan lain-lain.
• Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah
harus bersih dari bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel,
seperti : batu, abu, kotoran bahan kimia dan lain sebagainya.
Alas galian (lubang) dilapisi dengan pasir kali setebal
10 em. kemudian kabel diletakkan, diatasnya diberi bata dan
akhimya ditutup dengan tanah urug.
• Penanaman kabel harus diberikan marking yang jelas
pada jalur-jalur penanaman kabelnya. Agar memudahkan

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 135
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

didalam pengoperasian, pengurutan kabel dan menghindari


kecelakaan akibat tergali/ tercangkul.

g. Pengujian & Testing o Factory Test


• Pengetesan Individuil
Pengetesan ini dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri
dari pengetesan sebagai berikut:
- Pengetesan ukuran tahanan hantaran
- Pengetesan dielektrik
- Pengukuran loss factor
• Pengetesan Khusus
Pengetesan ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang
akan dipakai. Pengetesan tersebut terdiri dari test sebagai berikut
:
- Test tegangan impuls
- Mekanikal test
- Pengukuran loss factor pada bermacam-macam temperature
- Pengetesan dielektrik
- Pengetesan perambatan (Creep Test)

h. Site Test
Pengetesan setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam,
penyambungan- penyambungan dan pemasangan kotak
akhir, maka dilakukan pengetesan dielektrik/ insulation test.
Marking kabel untuk

i. Garansi
Sertifikat pengetesan dari pabrik pembuat kabel harus disertakan
pada penyerahan kabel. Bila kabel yang bersangkutan mengalami
kegagalan dalam pengetesan, maka pabrik pembuat kabel dan
Kontraktor bertanggung jawab atas kabel tersebut, sampai kabel
tersebut dapat berhasil dalam pengetesan ulang dan diterima baik
oleh Konsultan Pengawas.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 136
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

5. PENERANGAN DAN STOP KONTAK


a. Lampu dan Armaturenya
Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan yang
dimaksudkan, seperti yang dilukiskan dalam gambar-gambar
elektrikal.
- Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pentanahan
(grounding).
Semua lampu Fluorescent dan lampu gas discharge lainnya harus

dikompensasi dengan 11power factor correction capasitor 11 yang


cukup kuat terhadap kenaikan temperatur dan beban mekanis
dari diffuser itu sendiri.
- Reflector terutama untuk ruangan office harus memakai bahan
tertentu, sehingga diperoleh derajat pemantulan yang sangat
tinggi.
Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block
harus cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas
yang ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan kerja dan umur
teknis komponen lampu itu sendiri.
- Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel
dalam box harus diberikan saluran atau klem-klemn tersendiri,
sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor.
Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 2,0 mm, dicat
dasar tahan karat, kemudian di finish dengan cat akhir dengan
oven warna putih.
- Box terbuat dari glass-fibre reinforced polyster dengan brass insert
harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia serta cover
dari clear polycarbonate harus tahan terhadap bahan kimia,
maupun gas kimia.

- Ballast harus dari jenis "Low Loss Ballast" dan harus pula
dipergunakan single lamp ballast (satu ballast untuk satu lampu
fluorescent).
- Tabung Fluorescent harus dari type TLD, type Daylite w/54.
- Armatur Down Light terdiri dari dudukan dan diffuser, dimana
dudukan harus dari bahan aluminium silicon aloy atau dari

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 137
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

moulded plastic.
Diffuser harus dari bahan gelas susu atau satin etached opal
plastic. Armatur down ligh tersebut harus tahan terhadap bahan
kimia maupun gas kimia.
Konstruksi armatur Down Light harus kuat untuk dipasang
disesuaikan dengan gambar rencana.
Lubang-lubang ventilasi harus ada dan ditutup dengan kasa nylon
untuk mencegah masuknya serangga.
Diffuser terpasang pada dudukan ulir, tidak boleh dengan memakai
paku sekrup.
- Skedul Lampu Penerangan, harus mengacu ke gambar rencana
dan desain Arsitek. b. Stop Kontak biasa
- Stop kontak dinding yang dipakai adalah stop kontak satu phasa,
Rating 250 Volt,13
Ampere, untuk pemasangan di dinding.
- Stop kontak 1 (satu) phasa dilengkapi dengan saklar dan
pilot lamp untuk pemasangan rata dengan dinding dengan
rating 250 volt,13 Ampere.
- Bahan dari Polyvinyl cloride (PVC)
- Stop kontak yang dipakai adalah stop kontak satu phasa untuk
pemasangan rata dinding dengan ketinggian 30 cm di atas
lantai dan harus mempunyai terminal phasa, netral dan
pentanahan. Harus di pasang mengikuti item e.
c. Stop Kontak ( UPS )
- Stop kontak ( U P S K a v 5 0 0 V A d a n 1 0 0 0 V A .)
- UPS di pasanag di lantai sesuai dengan rencana gambar kerja, dan
kebutuhan VA.
d. Saklar Dinding
- Saklar harus dari tipe untuk pasangan rata dinding, tipe rocker,
dengan rating 250
Volt, 10 ampere dari tipe single gang, double gangs atau
multiple gangs (grid switches), saklar hotel single gang atau
double gangs dipasang dengan ketinggian
1,20 m atau ditentukan lain.
- Saklar harus dipasang pada box mengikuti item f dan khusus
ruang pemeliharaan harus digunakan type Industrial, Class IP-65.
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 138
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

e. Isolating Switches
- Isolating switches harus dipasang pada dinding dan dilengkapi
dengan indicating lamp.
Rating isolating switch harus lebih tinggi dari rating MCB I MCCB
pada feeder dipanelnya. Rating tegangan adalah untuk 1fasa 250
Volt dan untuk 3 fasa 415 Volt.
- Switches harus dipasang pada box mengikuti item
f. Box untuk Saklar dan Stop Kontak
- Box harus dari bahan moulded plastic dengan kedalaman tidak
kurang dari 35 mm.
Kotak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan saklar
atau stop kontak dinding terpasang pada box harus
menggunakan baut, pemasangan dengan cara yang
mengembang tidak diperbolehkan.
g. Kabel Instalasi
- Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi stop
kontak harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau
lebih (NYM, NYA).

Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm2 kode


wama insulasi
kabel harus mengikuti ketentuan PUlL 2000, SNI 04.0255-2000
sebagai berikut :

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 139
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

FasaR FasaS FasaT Netral


Grounding : kuning-Hijau.
h. Pipa Instalasi Pelindung Kabel
- Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah pipa
PVC kelas AW atau GIP. Pipa, elbow, socket, junction box, clamp
dan accessories lainnya harus sesuai yang satu dengan lainnya,
yaitu tidak kurang dari diameter 19-25 mm.
- Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara
kotak sambung Qunction box) yang menempel pada plat beton dan
armature lampu.

- Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan stop kontak


dengan pipa PVC, khusus untuk power high impact conduit-
heavy gauge, minimum diameter 19-25 mm.
- Seluruh instalasi PVC conduit dilengkapi dengan coupling
spacer bar saddle, adaptor female and male thread, male and
female bushe, locknut dan perlengkapan lainnya.
i. Testing/Pengujian
Testing dilakukan dengan disaksikan oleh pengawas lapangan
yang disahkan oleh lembaga yang berwenang pengujian meliputi :
1. Test ketahanan isolasi
2. Test kekuatan tegangan impuls
3. Test kenaikan temperatur
4. Continuity test.

6 . RAK KABEL DAN CABLE TRUNKING


Rak kabel/kabel ladder yang dipakai untuk distribusi kabel listrik
digunakan jenis cable ladder yang terbuat dari Plat Hot Rolled Steel
Sheet SPHC dengan ketebalan minimum 2,0 mm dan standar panjang
3,0 meter dengan finishing Hot Dip Galvanis dengan ketebalan coating
minimum 80 micron.
Cable Trunking dengan ukuran lebar dan tinggi sesuai pada gambar
dan standar panjang
3,0 meter digunakan untuk Kabel Penerangan, Kabel Stop Kontak dan
Kabel Daya atau lainnya, terbuat dari Steel Sheet SPCC dengan tebal
minimum 1,2 mm dan difinish secara Hot Dipped Galvanized, dan diberi

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 140
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

penutup. Seluruh Cable Ladder dan Cable Trunking harus dilengkapi


dengan peralatan accessories dan penggantung.
7. PEMBUMIAN SISTEM
a. Ruang Panellainnya

Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan metal


(panel-panel, housing peralatan, cable rack, pintu-pintu besi, tangki-
tangki dan lain-lain) harus dihubungkan pada elektroda
pembumian baik secara terpadu.
Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter r
dan harus ditanam
minimal sedalam 6 m, sehingga dapat dicapai tahanan
pembumian maksimal 2 Ohm. Untuk peralatan-peralatan yang
terletak di lantai atas, dapat dibuat hubungan pembumian
terpadu, yaitu dengan mengikuti standard-standard yang berlaku
dalam PUlL 2000 SNI 04-0255-2000.

Ketentuan-ketentuan yang harus diikut antara lain


sebagai berikut:
Penampang Konduktor daya Penampang Konduktor pembumian
yangDigunakan (mm2) (mm2)

< = 10mm2 6mm2

16mm 2 10mm2
35mm2 16mm2
70mrn.2 50mm2
120mm2 70mm2
150mm2 95mm2

8. PERSYARATAN BAHAN I MATERIAL


a. Umum
Semua material yang disupply dan dipasang oleh Kontraktor harus
baru dan material tersebut harus cocok untuk dipasang di daerah
tropis. Material-material haruslah dari produk dengan kualitas baik
dan dari produksi yang terbaru. Untuk material-material yang
disebut dibawah ini, maka Kontraktor harus menjamin bahwa
barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 141
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

surat order pengiriman dari dealer/ agen/ pabrik.


- Peralatan panel : switch, circuit breaker, meter meter dan
kontaktor serta relay protection.
- Peralatan lampu : Armature, bola lampu, ballast,
dan kapasitor.

- Peralatan instalasi: Stop kontak, saklar, junction


box, dan lain-lain.

b. Daftar Material
Untuk semua material yang ditawarkan, maka Kontraktor wajib mengisi
daftar material yang menyebutkan: merk, type, kelas lengkap dengan
brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar
material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa
barang-barang produksi.
c. Penyebutan Merk/Produk Pabrik
Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan
beberapa merk tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari
material atau komponen tertentu terutama untuk material-material
Listrik utama, maka Kontraktor wajib melakukan didalam
penawarannya material yang dalam tara£ mutu/pabrik yang
disebutkan itu.
Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang
disebutkan pada tabel material tidak dapat diadakan oleh
Kontraktor, yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang kuat dan
dapat diterima Pemilik, Direksi Lapangan dan Perencana, maka dapat
dipikirkan penggantian merk/ type dengan suatu sanksi tertentu
kepada Kontraktor.
d. Daftar Merk/Produk Material (setara)
1. Panel TM = NFB : Schneider, Unindo, LS dan Setaranya.
2. Trafo : Unindo, Trafindo, Schneidjer ,dan setaranya
3. Panel TR :SPLN PT Pura Mayungan, Binamitra,dan setaranya
4. Kabel TR : Kabelindo,Supreme, Kabel Metal, Tranka Cable,
dan setaranya
5. Panel Tegangan Rendah
- ACB, MCCB, MCB : ABB, Siemens, LS, Schneider

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 142
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

- Diazed Fuse : ABB, Siemens, LS, Schneider.


- Peralatan Meter:
• Volmeter : AEG, Siemens, Schneider, LS
• Ampermeter : AEG, Siemens, Schneider, LS
• Cos Q : AEG,Siemens, Schneider, LS
• Frekuensi Meter : AEG, Siemens, Schneider, LS

• Relay pengaman : Telemecanique, Omron, Siemens, AEG.


- Peralatan Accessories :Ex Eropa.
- Surge Arrester : OBO Betterman, Meiden, Poly phase dan setaranya.

6. Komponen Lampu :
a. Tube : Phillips, Osram
b. Capacitor : Phillips atau setaranya.
c. Ballast Type Low Loss :Phillips, ATCO (Low Loss) Swabe.
d. Fitting : BJB, Vossloh (Jerman).
e. Starter : Phillips, Osram.
7. Stop Kontak/Switch : Clipsal, ABB, Berker, BROCO, Lugano
8. UPS : ABB, Berker, BROCO, Lugano dan
9. Conduit Instalasi : EGA, Clipsal.
10. Armature Lampu TL : Artolite, Philips, SAKA, dan setaranya
11. Armature Lampu Down Light: Artolite, Philips, SAKA, dan setaranya.
12. Rak Kabel: Nobi, Three stars.
13. Transformator Daya : Unindo, Trafindo .
14. Grounding System : Poly Phase, Term oweld, Ex-Local,
Cald Well dengan conductivity Cu > 99,9%.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 143
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

C. PERSYARATAN TEKNIS SISTEM PENANGKAL PETIR

1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan , pengujian dan perbaikan selama masa
pemeliharaan dari system penangkal petir yang lengkap sesuai spesifikasi
ini, serta pengurusan izin dari instansi yang berwenang di Indonesia.
2. Ref erensi
Pekerjaan yang dilakukan mengikuti standard dan peraturan yang
berlaku dari
Depnaker atau standard I peraturan yang dikeluarkan dari pabrik.
3. Material
Material yang digunakan dalam system penangkal petir dalam keadaan
baik dan sesuai dengan yang dimaksudkan serta disetujui oleh direksi.
Daftar material , katalog dan shop drawing harus diserahkan kepada
Direksi sebelum dilakukan pemasangan.Material yang tidak sesuai dengan
spesifikasi ini akan ditolak. Sistem Penangkal Petir yang dipakai adalah :
Sistem penangkal Petir Elektrostatis atau Sistem Non Radioaktif.

Komponen - komponen yang dipakai adalah sbb :


a. Head Elektroda ( Splitzen )
Head Elektroda khusus untuk system non Radioaktif atau Elektrostatis
yang dapat menciptakan medan ionisasi pada sekeliling areal ionizer
dissipation system.
b. Penghantar
Terdiri dari dua macam, yaitu penghantar horizontal yang
menghubungkan secara listrik antara kepala penangkal dan
penghantar vertical ( Down Conductor ) yang menghubungkan secara
listrik antara kepala penangkal dan ekeltroda pentanahan. Penangkal
ini harus menjamin dapat mentransfer dengan aman energi kilat dari air
terminal ke tanah. Kabel yang digunakan antara lain ; NYY , Coaxial.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 144
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

c. Sistem pentanahan
Terminal pentanahan terletak didalam bak kontrol yang
dilengkapi dengan elektroda pembumian dimana untuk pengujian
tahanan tanah secara berkala. Elektroda Pentanahan:
Elektroda Pentanahan terbuat dari Copper Road digalvanisir
dengan diameter tidak kurang dari 1inch dan panjang minimal 6
meter dan harus dimasukkan ke dalam tanah secara vertical dan
pengukuran tahanan pentanahan maksimum 2 Ohm.
4. Pemasangan I Pelaksanaan
Cara- cara pemasangan penangkal petir system ini harus
sesuai dengan petunjuk - petunjuk dan spesifikasi pabrik.
a. Batang Penangkal dipasang pada atap bangunan dengan
memakai baut angker atau klem. Pemasangan harus cukup
kuat untuk menahan gaya - gaya mekanis pada saat
timbulnya sambaran petir.
b. Pemegang konduktor I klem harus terbuat dari bahan
yang sama dengan konduktor untuk mencegah terjadinya
elektrolisa jika terkena air.
c. Sambungan - sambungan :
Sambungan yang diperlukan haruslah menjamin kontak yang
baik dan tidak mudah terlepas. Sambungan sedapat mungkin
mengurangi kerugian-kerugian tipis akaibat adanya sambungan.
d. Pelindung Mekanis
Down Conductor harus dilindungi terhadap kerusakan mekanis
dengan pipa PVC type High Impact.
5. Pengujian I Pengetesan
Untuk mengetahui baik atau tidaknya system penangkal petir
yang dipasangkan maka harus diadakan pengetesan terhadap
instalasinya maupun terhadap system pentanahannya.
Pengetesan yang harus dilakukan :
a. Grounding Resistant Test
6. Contoh
Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan - bahan yang
akan dipergunakan I dipasang sesuai dengan spesifikasi
yang disetujui oleh Perencana I Konsultan Pengawas.
7. Surat Izin
Kontraktor harus sudah berpengalaman di dalam pemasangan
penangkal petir ini ,dan mempunyai izin dari Jabatan Elektrik SNI.
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 145
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

8. Daftar material
Kontraktor harus menyerahkan brosur I merk ,type penangkal
petir yang akan dipakai.
9. Merk Splitzen (Air Splitzen): Gentz, Kurn, EF
Kabel : TRA N KA, Supreme, Kabel Metal,KABELINDO
Conduit : EGA I Clipsal.
D . SISTEM TELEPON & DATA

1. PEKERJAAN SISTEM TELEPON & DATA

1.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan semua peralatan serta
bekerjanya semua sistem komunikasi di seluruh bangunan pada tempat-tempat
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau Spesifikasi Teknis ini.
Tercakup dalam lingkup pekerjaan sistem telekomunikasi ini meliputi tetapi tidak
terbatas pada:
IP-PBX
a. Modem Internet FO
b. Switch/hub
c. Patch Panel
d. Kabel telepon dan kotak kontak telepon
e. Kabel data dan kotak kontak data
f. Pengujian seluruh sistem komunikasi

1.2. STANDAR/RUJUKAN
a. Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE).
b. Standar PT. Telkom Divisi Telkom Akses
c. Standar Nasional Indonesia (SNI).
d. Spesifikasi Teknis:
- Galian, Urukan Kembali dan Pemadatan.
- Cat.
- Distribusi Tegangan Rendah.

2. PROSEDUR UMUM
2.1. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan

- Contoh bahan berikut brosur/data teknis semua bahan sistem


telekomunikasi dan perlengkapannya harus diserahkan kepada
Manajer Proyek/MK untuk disetujui, sebelum pengadaan bahan.

- Kontraktor wajib menyerahkan daftar bahan yang akan digunakan,


seperti disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini, kepada Manajer Proyek
untuk diperiksa dan disetujui.
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 146
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

- Daftar bahan meliputi tipe, model, nama pabrik pembuat, jumlah,


ukuran dan data lain yang diperlukan.

2.2. Gambar Detail Pelaksanaan

- Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan


sistem elektrikal kepada Manajer Proyek untuk disetujui.
- Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan bahan
sehingga diperoleh cukup waktu untuk memeriksa dan tidak ada
tambahan waktu bagi Kontraktor bila mengabaikan hal ini.
- Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang
diperlukan.
- Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar
Kerja yang lain atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis,
Kontraktor harus menyampaikannya kepada Manajer Proyek untuk
dicarikan jalan keluarnya.
- Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukkan tata letak bahan dan
peralatan, jalur kabel dan sambungan-sambungan.
- Gambar Kerja ini harus diikuti dengan seseksama mungkin.
- Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan ruang
gerak yang digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur, Struktur dan
Gambar Kerja lainnya yang berkaitan, harus diperiksa.
- Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan
Kontraktor lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk
memastikan bahwa semua peralatan dapat dipasang pada tempat yang
telah ditentukan.

2.3 Pengiriman dan Penyimpanan

- Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan


baik, baru, bebas dari segala cacat, dan dilengkapi dengan label, data
teknis dan data lain yang diperlukan.
- Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada
tempat yang aman dan terlindung dari kerusakan.

3. Peralatan Sistem Telekomunikasi

3.1. Pesawat Telepon


Pesawat telepon harus dari tipe desk top multifungsi, analog dan digital,
dengan tombol tekan dan sesuai dengan tipe IP-PBX yang ada, seperti buatan
LG, Panasonic, NEC atau yang setara.
Setiap unit harus dilengkapi dengan kabel sepanjang 10 meter.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 147
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

3.2. Kotak Kontak


Kotak kontak telepon harus dari tipe rata permukaan (flush mounted) dengan
pelat muka tipe RJ-45 lengkap dengan simbol telepon, dari Merten Schneider,
Clipsal Schneider, MK, ABB atau National.

3.3. Kabel Telepon


Kabel yang keluar dari kotak telepon sampai ke pesawat harus dari jenis kabel
berisolasi PVC dengan pita pelindung statis, seperti tipe R-V (Pe) V, yang
memenuhi ketentuan SNI 04-2077-1990 atau yang terbaru, produksi Kabelindo,
Supreme, Kabelmetal, Tranka atau setara, dengan ukuran kabel sesuai
ketentuan Gambar Kerja.
Kabel tanah harus dari tipe isolasi PE dan berlapis aluminium berisi jeli seperti T-
EJ (Pem) E, harus memenuhi ketentuan STEL-K-007 dan SNI 042069-1990, produksi
Kabelindo, Supreme, Kabelmetal, Tranka atau yang setara, dengan ukuran
kabel sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

3.4. Kotak Distribusi Utama (Main Distribution Frame – MDF)

- Distribusi dilakukan oleh Switch dengankapasitas sesuai gambar


- Switch dan kelengkapannya, termasuk patch-panel diletakkan dalam
lemari server berkunci
- Dilengkapi dengan ventilasi pada bagian atas dan bawah untuk sirkulasi
udara dan mencegah kelembaban.

4. Sistem Komputer

a. Kabel Data
- Kabel data pada sistem jaringan komputer harus dari tipe UTP cable 4 pairs
category 6 buatan Belden, Clipsal Datacomms atau yang setara.
- Kabel serat optik (optical fibre) harus dari tipe multimode (MM) berinti 4,
yang memiliki diameter luar 6.5mm dengan low smoke zero halogen (LSZH)
outer sheath, buatan Belden.
b. Switch/Hub
- Switch/hub harus dari jenis 24 ports 10/100 dengan 2 x 10/100/1000Base-T
ports, Enhanced image memenuhi standar IEEE 802.3i 10Base-T, IEEE 802.3u
100Base-T, dan masing-masing harus dilengkapi dengan outlet tipe RJ-45,
dari Cisco, Juniper atau produk lain yang kualitasnya setara dan disetujui.
- Switch/hub harus dilengkapi dengan konverter serat optik untuk
menghubungkan kabel serat optik ke kabel UTP.
c. Wireless Access Point
Wireless access point harus memiliki karakteristik minimal sebagai berikut:
- Memenuhi standar IEEE,
- Device management: Web-Based – Internet Explorer v6 atau sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja
- Wireless distribution system:
 AP Client PtP Bridge
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 148
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

 PtMP Bridge Repeater


 Media access control: CSMA/CA dengan ACK
 Wireless frequency range 2.4GHz - 2.4835GHz
 Temperatur:
- Operating : 0°C sampai 40°C
- Storing : -20°C sampai 65°C

 Power Input: ext. suplai daya DC 5V, 2.0A,

d. Kotak Kontak

Kotak kontak data harus dari tipe rata permukaan (flush mounted) dengan
pelat muka tipe RJ45 lengkap dengan simbol data, dari Merten Schneider,
Clipsal Schneider, MK, ABB atau Legrand.
e. Konduit
Pipa konduit untuk kabel telepon harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis
tentang Elektrikal. Diameter pipa konduit harus sesuai dengan ketentuan dalam
Gambar Kerja atau disesuaikan dengan jumlah kabel yang akan ditempatkan
di dalamnya

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Umum

Kontraktor harus memeriksa kebutuhan ruang dengan Kontraktor lain untuk


memastikan semua peralatan dan perlengkapannya dapat dipasang pada
tempat yang telah ditentukan.
Kontraktor harus segera memperbaiki setiap pekerjaan yang dinilai tidak sesuai
oleh Manajer Poyek.
Kontraktor secara teratur harus membuang kotoran dan bahn tak terpakai
agar dapat bekerja dengan aman.
Kontraktor harus menyediakan semua alat kerja, peralatan pemasangan,
peralatan pengujian dan melaksanakan pengujian serta mencatatnya.

5.2. Pemasangan Alat

- Unit kotak distribusi utama (Switch) unit harus dipasang pada ruang panel
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Setiap kotak terminal harus memiliki cadangan sekurang-kurangnya 20% .
- Kabel yang akan ditanam di dalam bagian bangunan (di lantai atau di
dinding) harus ditempatkan di dalam konduit tahan karat seperti disebutkan
dalam Spesifikasi Teknis tentang Elektrikal.
Untuk ruangan tanpa langit-langit, kabel harus ditempatkan di dalam
konduit atau rak kabel dan diklem ke beton pelat pada setiap jarak 100cm

- Untuk ruang dengan langit-langit, kabel harus ditempatkan di dalam konduit


atau rak kabel dan diklem dengan penggantung ke beton pelat pada
setiap jarak 100cm.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 149
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

- Seluruh kabel harus diberi tanda dengan tanda kabel.


- Kotak kontak telepon dan data harus ditempatkan pada lokasi yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk dari Manajer Proyek.
- Kabel dengan 5 (lima) warna yang berbeda (misalnya kuning/putih,
putih/hitam, putih/hijau, putih/merah, putih/biru) harus digunakan untuk
kode warna pekerjaan marshalling.
- Kabel data beserta kelengkapannya harus digunakan dan dipasang pada
tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dengan tetap
memperhatikan batasan jarak yang disyaratkan. Total panjang satu segmen
dibatasi sampai 90meter.
- Kontraktor harus menyiapkan diagram pemasangan kotak terminal.
- Semua kabel komunikasi harus ditempatkan di dalam konduit.
- Tinggi maksimal pemasangan kotak terminal sambung ± 160cm dan tinggi
minimal ± 40cm.

5.3 Pemasangan Kabel Tanah

- Kabel tanah harus ditanam pada kedalaman minimal 80cm dan diberi
penutup lapisan pasir halus (bebas batuan) tebal minimal 10cm, dan di
atasnya ditutup dengan batu bata.
- Kabel-kabel yang ditanam melintang jalan harus ditempatkan dalam
konduit.
- Inti kabel harus disambung dengan cara las.
- Semua penyambungan kabel tanah harus dilakukan dengan alat
penyambung yang disetujui seperti 3M, Raychem atau yang setara, dengan
tipe dan ukuran yang sesuai dengan jenis kabel yang akan disambung.
- Kontraktor harus membuat diagram jalur kabel.
- Setiap jalur kabel harus diberi tanda kabel yang jelas, sedang untuk setiap
sambungan harus diberi tanda khusus.
- Pekerjaan galian dan urukan untuk penanaman kabel harus dilaksanakan
sesuai Spesifikasi Teknis tentang Civil Works.
- Sebelum dan setelah peletakan kabel, Kontraktor harus mengukur data
kualitas kabel yakni isolasi antar kawat, kawat pembumian, tahanan/loop,
atenuasi pada 800 Hz, hubungan menerus dan tahanan pelindung kabel.

5.4. Lapisan Pelindung

Semua bahan yang dipasang harus sudah memiliki lapisan pelindung.

Konduit kabel telepon harus diberi cat dalam warna sesuai Skema
Warna yang akan diberikan kemudian.

Bahan cat dan cara pengerjaannya harus sesuai ketentuan Spesifikasi


Teknis tentang pengecatan.

5.5. Pengujian Dan Uji Penampilan

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 150
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang


dianggap perlu oleh Manajer Proyek untuk memeriksa bahwa seluruh
instalasi dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi semua
persyaratan.

Kontraktor harus menyediakan peralatan dan tenaga kerja untuk


pengujian dan perawatan peralatan pengujian dan perlengkapannya
agar tetap dalam kondisi baik selama waktu pengujian.

Hasil pengujian harus dicatat oleh Kontraktor dan diserahkan secara


resmi kepada Manajer Proyek sebelum serah terima pekerjaan.

Waktu pelaksanaan pengujian dan uji penampilan akan ditentukan oleh


Manajer Proyek

A. SYARAT – SYARAT TEKNIS INSTALASI TATA SUARA

1. Sistem
Sistem tata suara (sound system) dengan fungsi umum (pagging address) terdiri dari
public address dan back ground music serta car call system.
Peralatan sistem tata suara berupa master didalam ruang kontrol, dimana terletak
Pre-Amplifier Mixer, Power Amplifier, Alarm (chime module) atau Emergency Panel,
Tape Dect, Tunner Radio, dan Program selector serta volume Control.
Untuk menjamin bahwa program-program yang diperdengarkan (diumuKonsultan
Pengawasan) sesuai dengan yang dikehendaki, maka diperlukan master monitoring
berupa Pagging Microphone yang terletak di ruang operator, sedangkan dalam
keadaan darurat (emergency) semua program dapat di putuskan dan selanjutnya
dapat disiarkan pengumuman atau signal dari fire alarm melalui emergency
microphone (Auxilary Monitoring) dengan satu prioritas channel di
ruang kantor pengelola.
Untuk keperluan pemanggilan kepada pengemudi mobil dapat disiarkan melalui Car
Call microphone yang terletak di areal teras depan atau pada ruang reception.
Setiap interupsi didahului dengan suatu nada tertentu (Chime Signal) yang
dibangkitkan dengan chime generator yang terpasang pada monitor dist (Sistem tata
suara), selanjutnya program input sampai lound speaker sesuai dengan zoningnya.

2. Bahan Dan Material


a. Pre-Amplifier Mixer

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 151
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

 Unit peralatan ini harus memiliki data antara lain ;


 Power : 3000 Watt.
 Sumber Tegangan : 220 V AC, 50 Hz, 24 V DC.
 Tanggapan Frekwensi : 30 - 18.000 Hz.
 Input : 3 Mic, Tape dack, Tunner radio, Aux. Mic.
 Output : 50/ 70/ 100 V/ 8 Ohm.
 Noise Level : 80 dB, Mic. : 65 dB,
 Music : 70 dB dibawah rated power.
Produksi : Setara Bosch, TOA, EGi.
b. Power Amplifier
 Unit peralatan ini harus memiliki data antara lain ;
 Power : 60 dan 120 Watt.
 Sumber Tegangan : 220 V AC, 50 Hz, 24 V DC.
 Tanggapan Frekwensi : 30 - 20.000 Hz.
 Input : 1,23 V/ 15 Kohm bal/sys.
 Output : 70, 100 V/ 4, 8, 16 Ohm.

Produksi : Setara Bosch, TOA, EGi.
c. Alarm/ Chime Module (Emergency Panel)
Unit peralatan ini harus memiliki data antara lain ;
 Output Chime : 1 Volt.
 Output Alarm : 1 Volt.
 Sumber Tegangan : 24 V DC.
 Chime : 4 macam dapat diprogram.
 Alarm : Jenis dapat diprogram, sesuai standard DIN 33404.
Priority control, remote control.
Produksi : Setara Bosch, TOA, EGi.
d. Pagging Microphone (Operator Mic.)
 Unit peralatan ini harus memiliki data antara lain ;
 Output : bal/ sym + 6 dB.
 Power : 24 V DC.
 Type : Unidirectional electret microphone dengan 5 tombol, Led untuk 5 zone, all
call, dan tombol alarm.
Produksi : Setara Bosch, TOA, EGi.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 152
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

e. Program Selector Dan Volume Control


 Unit peralatan ini harus memiliki data antara lain ;
 Type : Double, program selector, volume control dengan kemampuan priority
overide relay.
 Mounting : Flush type.
 Power : 24 V DC.
Produksi : Setara Bosch, TOA, EGi.
f. Ceiling Speaker
Unit peralatan ini harus memiliki data antara lain ;
 Output : 6 W.
 SPL (1m) : 92 dB/ 1 W.
 Max. SPL : 99,5 dB NL.
 Tanggapan Frekwensi : 60 - 16.000 Hz.
 Impendansi : 8 Ohm.
 Radiation Angle : 180 deg.

Produksi : Setara Bosch, TOA, EGi.
Bahan harus tahan terhadap kelembaban udara sekitarnya dan harus disertai kurva
frekwensi.
Produksi : Setara Bosch, TOA, EGi
g. Power Supply Unit
Peralatan utama tata suara harus di supply dari satu power supply unit dengan input
voltage 230 V AC, output voltage 12 - 24 V DC dan di back up dengan battery
charger (Nicad type) untuk maksimum 30 - 60 menit. Produksi : Yang direkomendasi
oleh produk peralatan utama tata suara.
h. Pengkabelan Tata Suara
Kabel tata suara adalah jenis NYMHY 3 core 500 Volt untuk 1 phasa yang telah
memenuhi persyaratan SII 0209-78, VDE 0250, LKONSULTAN PENGAWAS, PLN dan atau
jenis Unshielded Twisted Pair (UTP CAT5 4 pairs) yang telah memenuhi standard ISO
11801 yang dapat menerima frekwensi hingga 200 MHz, temperatur kerja : - 20 C s/d
+ 70 C, dan impedance : 100 Ohm.
Produksi : Setara BICC Brand-Rex, Avaya.
Pipa & flexibel pelindung kabel adalah jenis PVC High Impact yang telah memenuhi
standard LKONSULTAN PENGAWAS.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 153
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

Produksi : Setara EGA, Waller, Marshall Tuplex.


i. Terminal Box
Terminal box tata suara adalah jenis Inbow water proof (PVC High Impact) dengan
pintu transparan memiliki IP 54 yang telah memenuhi standard IEC, LKONSULTAN
PENGAWAI.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 154
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

F. PEKERJAAN CCTV

1. PENJELASAN UMUM
Persyaratan umum, persyaratan teknis, gambar-gambar yang disertakan,
juga instruksi, informasi resmi yang disampaikan kepada peserta Pemilihan
Langsung paket pekerjaan ini adalah merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-syarat, Bill of Quantity,
dan Gambar secara keseluruhan.

2. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan secara umum adalah :
Pengadaan dan instalasi kabel untuk peralatan :
- CCTV dan DVR
- Sistem Pentanahan (Grounding)
- UPS
Pekerjaan Pemeliharaan untuk peralatan tersebut di atas selama 1 (tiga)
Tahun dan menyediakan tenaga teknisi sejumlah 2 (dua) orang.
Melaksanakan :
- Training for Trainers untuk 3 (lima) bagi Pemilik Kerja yang ditunjuk
- Testing and Commissioning.

3. KEWAJIBAN PELAKSANA PEKERJAAN


Wajib menjaga seluruh kerahasiaan di lingkungan kawasan
rencana eksisting.
- Menjalankan K3.
- Menjaga keamanan lingkungan pekerjaan.
- Menjaga tata karma dan sopan santun selama melaksanakan
Pekerjaan.

4. RINCIAN PEKERJAAN CCTV


Sistem CCTV berguna untuk pengawasan area-area yang telah
ditentukan dan merekam semua kejadian dan memutar hasil rekaman
tersebut untuk melihat suatu kejadian yang telah terjadi. Sistem ini
secara garis besar terdiri atas Camera, DVR & Monitor.
Kamera (camera)
Tipe kamera yang digunakan terdiri dari :
- Indoor Fixed Dome IP-Camera
Spesifikasi teknis kamera sesuai dengan Lampiran Spesifikasi Teknis
Peralatan.
CCTV Main Control Unit
Peralatan ini terdiri dari :
- Digital Video Recorder (DVR)
Bagian dari peralatan CCTV yang dapat mengatur kerja kamera
dan merekam obyek yang di tangkap oleh kamera serta berfungsi
untuk memudahkan pengguna dan mengurangi
kesalahan/kelalaian operator. DVR yang dipergunakan adalah
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 155
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

DVR yang dapat merekam minimal 25 fps per channel sehingga


Kontarktordapat menawarkan DVR 16 Channel 400 fps atau DVR 8
Channel 200 fps.
Spesifikasi teknis DVR sesuai dengan Lampiran Spesifikasi Teknis
Peralatan.
- Monitor
Monitor yang digunakan adalah min. tipe 32" LED Monitor untuk
DVR. Monitor harus mempunyai bentuk; yang ringkas dengan frame
yang tipis. Mempunyai resolusi tinggl 1280 x 1024 pixels (full HD)
dengan pixel pitch yang rapat. Monitor nantinya akan
ditempatkan pada console yang terdiri dari monitor console dan
meja operator.

Pekerjaan Instalasi
Guna menunjang pelaksanaan pekerjaan, menjadi kewajiban
Kontarktoruntuk menyediakan seluruh peralatan baik itu peralatan
umum maupun peralatan khusus/pengujian dan lain-lain.
Disebutkan di bawah ini namun tidak terikat kepada apa yang
disebut di bawah ini merupakan peralatan yang harus disediakan
oleh Pelaksana Pekerjaan.
Peralatan umum antara lain :
- Tangga, steger, tali
- Peralatan kerja seperti palu, obeng, martil, tang dan lain-lain
- Mesin bor (bor tangan atau di meja), mesin potong, alat gerinda,
las listrik/las karbit.
- Peralatan galian
- Dan lain-lain.
Peralatan khusus termasuk peralatan pengukuran antara lain :
- Digital multitester
- Insulation meter
- dB gain meter
- Earthing resistant meter
- Tool kit
- Dan lain-lain.
Peralatan yang dipergunakan :
- Kabel Sinyal Video dalam Gedung tipe UTP Cat. 6 khusus CCTV.
- Kabel Daya Tegangan Rendah 600V – 1.000 V frekuensi 50 Hz
- Kabel Kontrol Twisted Shielded (STP)
- Konduit.
Konduit untuk kabel-kabel dalam gedung harus dari pipa uPVC tipe
high impact yang memenuhi standar BS 6099, dengan diameter
sesuai petunjuk Gambar Kerja. Kabel yang ditanam dalam tanah,
di bawah atau melintang jalan dan perkerasan harus ditempatkan
dalam konduit yang terbuat dari pipa baja lapis galvanis kelas
medium standar SNI 07-0039-1987 atau yang terbaru, merk produk
Matsushita dan Nippon Steel dengan diameter sesuai Gambar
Kerja. Konduit fleksibel harus terbuat dari pipa lentur uPVC yang
memenuhi standar BS 4607, digunakan pada tempat-tempat
tertentu sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja. Konduit fleksibel ini

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 156
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

harus tahan cuaca, panas, tidak mudah pecah, serta kedap air
dan debu.
Spesifikasi Pekerjaan Instalasi sesuai dengan Lampiran Spesifikasi Teknis
Peralatan.

5. APLIKASI PEKERJAAN

5.1. Penjelasan Umum


Kontarktormemasang peralatan Electronic Security System yang sesuai
dengan Spesifikasi Teknis dan Gambar Perancangan.
5.2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah Sistem CCTV,
yang terdiri dari :
1. Kamera CCTV
- Indoor Speed Dome IP-Camera
Indoor Speed Dome Camera akan ditempatkan pada ceiling.
Kamera yang digunakan adalah Low Light Color Camera,
dilengkapi dengan lensa zoom dan dibantu dengan digital zoom,
juga dilengkapi dengan high speed motor Pan yang dapat
berputar secara continuous 360, Kecepatan motor bisa diatur
secara variable, feature yang diperlukan seperti automatic white
balance, automatic shutter speed, auto iris dan automatic gain
control. Ruangan yang menggunakan Indoor Speed Dome
Camera adalah sebagai mana tercantum dalam lampiran.
- Indoor Fixed Dome Camera
Indoor Fixed Dome Camera yang digunakan adalah tipe vandal
resistant dengan lensa fix dan auto-iris serta beresolusi tinggi,
dilengkapi dengan feature-feature seperti Automatic white
balance, Backlight Compensation dan Automatic Gain Control.
Indoor Fixed Dome Camera difungsikan untuk memantau orang
yang bukan karyawan/karyawan yang sedang beraktivitas, atau
karyawan yang sedang bekerja. Ruangan yang menggunakan
Indoor Fixed Dome Camera yaitu sebagaimana tercantum dalam
lampiran.

2. Digital Video Recorder (DVR)


Kemampuan-kemampuan DVR sebagai berikut :

- DVR harus mampu dioperasikan dan dikonfigurasi baik itu pada


DVR itu sendiri maupun dari workstation lokasi lain pada jaringan
LAN atau WAN. Tampilan secara live maupun playback dapat
dilakukan pada DVR itu sendiri atau dari tempat lain.
- Pada tiap channel camera harus dapat dikonfigurasi sesuai
dengan keinginan pengguna seperti menentukan area :
a. Motion Detection.
b. Area Preset.
c. Auto Pan/Tour.
d. Frame Rates.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 157
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

e. Alarm Schedulling maupun merekam secara terjadwal.


- DVR harus mampu menampilkan kamera-kamera lain pada DVR
yang lain (Server to Server connection).
- Pengaturan frame rates dan kualitas image untuk alarm recording
maupun motion diatur secara dinamis begitu juga dengan free-
motion dan free-alarm.
- Setiap perubahan sistem monitor aktifitasnya haruslah tercatat
(activity lock).
- Penggunaannya haruslah semudah mungkin dan menggunakan
Graphic User Interface (GUI).
- Lokal dan remote software haruslah bisa di Upgrade, multi level
password dan penggunanya bisa di konfigurasi, Image
Watermarking diharuskan otomatis. Pengguna harus mengatur
(menset) PTZ Preset, Patterns dan Preset Tour.
- DVR harus bisa menampilkan maximum 16 camera baik dari DVR
nya (local) maupun secara remote pada satu layar tampilan.
- DVR haruslah mempunyai kemampuan untuk mencetak gambar
dari Video (print Still Image) dan mengirim video dalam multiple
format Native, AVI, ASF, BMP, TIFF dan MPEG.
- DVR harus bisa di integrasikan ke system lain secara software (open
source Application Program Interface) dan berkemampuan
mengatur semua channel Camera untuk di convert.
- DVR harus mampu merekam dengan resolusi 704x480 (PAL) dan
merekam 100 Image Per Second (IPS) dengan 4CIF, 200 IPS
dengan 2CIF dan 400 IPS dengan CIF.
- DVR harus mempunyai 16 input dan output looping,dengan
kapasitas penyimpanan internal minimal 3 TB dan dengan
tampilan multiple baik secara live maupun playback saat
perekaman Continuous, motion detection, alarm dan dengan
penjadwalan.
- DVR haruslah mempunyai kemampuan bekerja (terkoneksi)
bersama-sama dengan beberapa DVR dan berkemampuan
terkoneksi dengan beberapa Client secara simultan dan harus
mempunyai network bandwidth throttling, serta mampu
membesarkan video pada saat playback.
- Pemograman PTZ camera bisa terlihat dalam layar, software harus
sudah termasuk remote PC, WEB dan handheld Client. Teknologi
kompresi haruslah kualitas Native atau MPEG4 kapasitas file yang
kecil.
a. Perhitungan dibagi menjadi 2 bagian waktu dengan format file
yang tidak dapat diedit, yaitu :
- Jam kerja : mulai pukul 7.00 s/d 17.00 :
DVR merekam dengan kecepatan total 200 frame/second
untuk 16 Kamera dengan perkiraan 100% aktivitas motion.
- Diluar Jam kerja : mulai pukul 17.00 s/d 7.00 :
DVR merekam dengan kecepatan total 100 frame/second
untuk 16 Kamera dengan perkiraan 25% aktivitas motion.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 158
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

b. Lama penyimpanan selama 1 bulan termasuk internal dan


external storage. Untuk kapsitas internal storage sesuai yang
dijelaskan pada RKS. Untuk external kapasitas external storage
harus disesuaikan dengan yang disebut diatas.

3. Rack, Monitor Console dan Power


- Untuk penempatan peralatan utama CCTV akan ditempatkan
pada 19" Rack dengan tinggi harus 42U dan jumlah banyaknya
rack disesuaikan dengan kebutuhan space peralatan.
- Rack dilengkapi dengan pintu depan kaca, roof fan tiny dengan 4
AC Fan, MCB untuk setiap masing-masing kamera dan setiap
masing-masing peralatan yang ada pada rack. Untuk Power
disiapkan UPS untuk semua kamera dan peralatan utama termasuk
monitor dengan jumlah dan kapasitas disesuaikan dengan
kebutuhan, dengan back-up selama 30 menit.
- Console digunakan untuk menempatkan LED Monitor dari DVR, dan
meja operator untuk printer keyboard dan mouse. Console dibuat
sedemikian rupa agar memudahkan operator dalam memonitor
maupun mengontrol. Console terbuat dari kayu dilapis melamik.
Console harus dibuat rapi dan kokoh.
5.3. Pekerjaan Instalasi

Pekerjaan Instalasi adalah pekerjaan pemasangan kabel-kabel Data, Video


dan Komunikasi untuk Peralatan CCTV baik di dalam gedung Asrama. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan ini adalah :
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontarktor harus membuat dahulu
Gambar Detail Pelaksanaan serta diajukan kepada Enjinir untuk
mendapatkan persetujuan.
- Dalam membuat Gambar Detail Pelaksanaan dan dalam
pelaksanaan pekerjaan, Kontarktorharus bekerja sama dengan
Kontarktorlain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama agar
seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
waktu yang ditetapkan.
- Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan
bahan sehingga diperoleh cukup waktu untuk memeriksa dan tidak
ada tambahan waktu dan biaya bagi Kontarktorbila mengabaikan
hal ini.
- Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail
yang diperlukan.
- Gambar Kerja hanya menunjukkan secara garis besar letak dari
peralatan, instalasi, jalur kabel, titik penomoran pada sambungan-
sambungan.
- Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan lainnya,
atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontarktorharus
menyampaikannya kepada Enjinir untuk pemecahannya.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 159
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

1. Pemasangan Kabel CCTV


- Dalam Bangunan
Kabel yang dipergunakan adalah tipe kabel khusus untuk
keperluan CCTV bukan MATV. Kabel dari tiap kamera langsung
menuju Ruang Kontrol (DVR). Kabel untuk instalasi kamera adalah :
a. Fixed Camera
- Video dari kamera ke DVR menggunakan UTP Cat.6.
- Power dari kamera ke DVR menggunakan fasilitas POE dari
switch/hub.
b. Speed Dome Camera
- Video dari kamera ke DVR menggunakan UTP Cat.6.
- Power dari kamera ke DVR menggunakan menggunakan
fasilitas POE dari switch/hub.
- Kontrol dari kamera ke DVR menggunakan STP 18 AWG.
2. Pengujian dan Commissioning/Testing
- Kontarktorharus melakukan semua pengujian dan pengukuran
yang dianggap perlu oleh Direktur/MK untuk memastikan bahwa
seluruh instalasi dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi
semua persyaratan.
- Peralatan, fasilitas pengujian, pengawasan pengujian dan
pemeliharaan peralatan agar tetap dalam kondisi baik, harus
diadakan oleh Pelaksana Pekerjaan.
- Catatan pengujian harus dibuat oleh Kontarktordan diserahkan
secara resmi kepada Direktur/MK sebelum serah terima pekerjaan.
- Pengujian dan uji pengoperasian akan ditentukan oleh Enjinir.
- Semua arus harus diuji dan dioperasikan untuk menunjukkan hal-hal
berikut :
a. Kesinambungan arus dan operasi yang dikehendaki.
b. Bebas dari pembumian.
c. Bebas dari arus hubung singkat.
- Seluruh peralatan harus lulus uji fungsional.
- Dalam masa pemeliharaan pekerjaan sistem elektrikal ini,
Kontarktor wajib mengatasi segala kerusakan dan kekurangan.
- Kontarktorbertanggung-jawab mengganti setiap
peralatan/perlengkapan yang rusak sampai pada saat
pemeriksaan terakhir dan penyerahan kepada Pemberi Tugas.
- Kontarktor harus menyerahkan kepada Direktur/MK semua buku asli
petunjuk/manual pemeliharaan dan cara pengoperasiannya
dalam bahasa Inggris dan Indonesia, yang selanjutnya akan
diteruskan kepada Pemberi Tugas.

G. PEKERJAAN PLUMBING

1. P E R S Y A R A T A N UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan
plambing, sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar rencana

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 160
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

yang terdiri dari:


a. Pengadaan dan pemasangan pompa distribusi dalam.
b. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih dan air
kotor, dan air bekas sesuai gambar rencana dan spesifikasi,
termasuk penyambungan pipa saluran air dari meter air ke ground
water reservoir.
c. Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi
seluruh peralatan plumbing.
d. Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plambing
yang terpasang
termasuk sanitary.
e. Mengadakan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan
oleh pemberi tugas.
f. Pembuatan shop drawing bagi instalasi yang akan dipasang dan
pembuatan as
built drawing bagi instalasi yang telah terpasang.

1.2. Kualifikasi Pekerja


a. Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan-pekerjaan ini
harus dilakukan oleh pekerja-pekerja dan supervisor yang benar-
benar ahli dan berpengalaman. Tukang las harus mempunyai
Sertifikat.
b. KONSULTAN PENGAWAS dapat menolak atau menunda
pelaksanaan suatu pekerjaan, bila dinilai
bahwa pelaksana tersebut tidak terampil/ tidak berpengalaman.

1.3. Pengajuan-pengajuan
Pada saat pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan:
a. Material list dari seluruh item peralatan yang akan dipasang.
b. Shop drawing yang menunjukkan secara detail
pekerjaan-pekerjaan/
pemasangan peralatan dan pemipaan, penyambungan
dengan pekerjaan- pekerjaan lain atau pekerjaan-pekerjaan
yang sulit dilaksanakan ataupun perubahan-perubahan atau
modifikasi yang diusulkan terhadap gambar rencana.
c. Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik jika ada dari
peralatan- peralatan yang akan dipasang.
d. Contoh-contoh material (brosur-brosur untuk peralatan-
peralatan yang besar) dari material/ peralatan yang akan dipasang.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 161
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

1.4. Pemeriksaan / Review


KONSULTAN PENGAWAS akan memeriksa (mereview) pengajuan-
pengajuan dari kontraktor dan memberi komentar atas hal
tersebut. Kontraktor harus merevisi pengajuannya sampai
memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas.

1.5. Standard dan kode


Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, maka pada
pekerjaan ini berlaku peraturan-peraturan sebagai berikut :
a. Peraturan Jawatan Bomba (Dinas Pemadam Kebakaran)
Indonesia.
b. Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran
pada Bangunan
Gedung (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/ M/
2008). c. National Fire Protection Association (NFPA) 13 dan 14.
d. Pedoman Plambing Indonesia.

1.6. Gambar Instalasi Terpasang dan Petunjuk Operasi


a. Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan telah dilakukan
serah terima pertama, kontraktor wajib menyerahkan gambar-
gambar instalasi terpasang sebanyak 3 set cetak biru dan 1set
transparan.
b. Kontraktor juga berkewajiban untuk menyerahkan 3 set petunjuk
operasi dan pemeliharaan sistem yang dipasang.

1.7. Bagian yang berhubungan


Bagian yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah :
Pemipaan
Katub/Valves

lsolasi dan pengecatan


Pompa

2. SISTEM AIR

2.1. Air Bersih


Air Bersih yang ditampung dalarn ground water reservoir yang
disekat menjadi 2 (dua) bagian. Adapun penyekatan ini
bertujuan untuk menjaga agar distribusi air bersih tidak terhenti,
bila salah satu dari 2 (dua) bagian ground water reservoir ini
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 162
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

sedang dibersihkan. Air bersih di dalam ground water reservoir


dialirkan ke tangki atas menggunakan pompa, untuk selanjutnya
didistribusikan ke setiap fixture plumbing.

2.2. Air Bekas/Air Kotor

Pada dasarnya air buangan yang berasal dari toilet seperti dari
floor drain dan lavatory dipisah dengan air kotor yang berasal
dari WC dan urinoir. Untuk itu digunakan 2 (dua) pipa datar dan
2 (dua) pipa tegak untuk air buangan dan air kotor. Air kotor
disalurkan ke septic tank sedang air buangan disalurkan ke saluran
air hujan
3. GARANSI

1) Kontraktor Plambing bertanggung jawab atas pencegahan


bahan/peralatan untuk instalasi ini dari pencurian atau kerusakan.
Bahan/ peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh
Kontraktor tanpa biaya tambahan.
2) Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam
bidangnya (skilled
labour) agar dapat memberikan hasil kerja terbaik dan rapi.
Sebelum suatu pipa
tertutup (oleh dinding, langit-langit dan lain-lain) harus diuji dan
disetujui oleh
Konsultan Pengawas atau wakil yang ditunjuk.
3) Kontraktor pekerjaan ini harus memberikan garansi tertulis kepada
Konsultan Pengawas, bahwa seluruh instalasi penyediaan dan
distribusi air bersih, instalasi pemadam kebakaran, instalasi
pembuangan air kotor bekerja dengan memuaskan, dan
kontraktor menanggung semua biaya atas kerusakan-kerusakan
penggantian yang perlu selama jangka waktu pemeliharaan.
U

4) Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh barang yang akan


dipasang dan atau brosur-brosur sebelum pemasangan instalasi
plambing, fixture-fixture dan peralatan lain, untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.

4. PELATIHAN
Kontraktor harus menyiapkan dan menyelenggarakan latihan bagi calon
operator yang akan mengoperasikan dan memelihara sistem air
bersih, air kotor dan air hujan. Latihan dapat dimulai sejak

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 163
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

pelaksanaan pemasangan instalasinya, atas petunjuk dan persetujuan


Konsultan Pengawas.
5. BUKU PETUNJUK
Kontraktor wajib membuat dan menyerahkan buku petunjuk (manual)
yang meliputi cara pengoperasian maupun cara pemeliharaan
kepada Konsultan Pengawas. Buku petunjuk (manual) tersebut dibuat
sebanyak 4 (empat) buku.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 164
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

H. INSTALASI TATA UDARA


1. Persyaratan Umum
a. Pasal-pasal dibawah ini menjelaskan secara umum ketentuan-ketentuan
yang perlu diikuti untuk semua bagian-bagian yang dalam pelaksanaannya
berhubungan dengan instalasi tata udara.

b. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling


melengkapi dan sama mengikatnya.

c. Persyaratan Teknis Pekerjaan Pengkondisian Udara dan Ventilasi ini


menguraikan syarat-syarat dan ketentuan lainnya yang harus dilaksanakan
oleh Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan ini.

2. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk didalam lingkup pekerjaan ini:
a. Pekerjaan instalasi ini meliputi seluruh pekerjaan, pengadaan dan
pemasangan Instalasi Tata Udara (Air Conditioning) dan Ventilasi
Mekanis (Mechanical Ventilation) secara lengkap termasuk semua
perlengkapan dan sarana penunjangnya, sehingga diperoleh suatu
instalasi yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama dan siap
untuk dipergunakan.
b. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Unit AC jenis Direct
Expantion Multi-VRF (Variable Refrigerant Flow) air cooled type,
memakai BLDC inverter Scroll Compressor, terdiri dari satu sistem
outdoor unit dengan sejumlah indoor unit , dimana setiap indoor unit
mempunyai kemampuan untuk mendinginkan ruangan secara
independen sesuai dengan temperature yang diharapkan.
c. Outdoor dan indoor harus mempunyai fleksibilitas design dan
kemampuan koneksi total jumlah indoor sampai ke 64 unit indoor
dengan kapasitas Outdoor mencapai 80HP dalam satu system.
d. Bisa tersambung kepada 1 refrigeration sirkuit dan dikontrol secara
independen menggunakan Electronic Expantion Valve (EEV) pada
setiap Indoor unit.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 165
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

Condensing unit harus dilengkapi dengan inverter, dan system bisa


beroperasi pada minimum koneksi beban pendinginan 2.2 Kw dan
mempunyai kemampuan untuk merubah putaran motor compressor
sesuai dengan beban pendinginan.
e. Outdoor unit harus bisa terkoneksi dengan berbagai model indoor
sebagai berikut :
 Ceiling & Floor Type
 Ceiling Suspended Type
 Wall Mounted Type
 Floor Standing Type ( With Case )
 Floor Standing Type ( Without Case )
 Console Type
 Fresh Air Intake Type

f. System yang ditawarkan harus bisa melakukan Automatic Test


Operation System, Untuk melakukan pengecekan system secara
otomatis yang meliputi pengecekan : control wirings, shut off valves,
sensors dan refrigerant volume. Dan system juga mempunyai
kemampuan untuk Auto Charging dan Refrigerant Leakage Test
secara otomatis, sehingga sistem berjalan dengan baik dan berfungsi
sesuai kondisi yang dikehendaki dalam perancangan system,
dengan rincian pekerjaan sebagai berikut:
 Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Unit AC jenis Multi Split
VRF Sistem model Duct Type, Cassete Type dan Wall Type, beserta
seluruh peralatan bantunya.
 Pekerjaan Pemipaan Refrigerant dari Indoor Unit ke Condensing
Unit / Outdoor Unit.
 Pekerjaan pemipaan Kondensat dari Indoor Unit sampai ke
saluran drainase yang disediakan oleh Plumbing.
 Pekerjaan Exhaust Fan beserta peralatan bantunya secara
lengkap.
 Instalasi Daya,
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi yang digunakan untuk
menghubungkan panel daya dengan outlet daya dan peralatan

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 166
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

listrik, seperti Exhaust Fan, motor-motor listrik pada peralatan


Sistem VAC sesuai dengan gambar Perencanaan dan Buku
Spesifikasi Teknis.
 Pekerjaan balancing, testing dan commisioning terhadap seluruh
sistem sehingga dapat bekerja dengan baik sesuai dengan
fungsinya, termasuk penyediaan peralatan uji/ukur dan segala
keperluan lainnya secara lengkap.
 Pembuatan buku manual operasi dan jadwal perawatan rutin
maupun berkala sampai dengan overhaul, operation log-sheet,
spare-part number list untuk setiap peralatan / unit mesin yang
dipasang dan segala keperluan operasi lainnya untuk seluruh
peralatan dalam sistem ini.
 Pekerjaan training khusus pada AC Academy dari pihak pabrikan
( Principal ) serta pelatihan on site project utuk pengoperasian
system dan cara/proses pemeliharaan beserta trouble shooting
dan perbaikan.
 Pekerjaan pemeliharaan dan penggantian kerusakan yang terjadi
selama masa pemeliharaan.
g. Sistem Ventilasi Mekanis secara lengkap termasuk alat Bantu yang
menunjang pekerjaan tersebut sesuai dengan gambar
perencanaan.
h. Pemasangan instalasi lain yang belum tercantum didalam spesifikasi
ini tetapi ada di gambar perencanaan yang bersifat menunjang
sehingga sistem berfungsi dengan baik sesuai dengan yang
direncanakan.
i. Pengaturan dan pengujian sehingga sistem instalasi tata udara
dapat berfungsi dengan baik dan sempurna sesuai dengan yang
direncanakan.

3. Kondisi Perencanaan
1. Kondisi Udara Luar
a. Temperatur : 35° C ( 95° F )
b. Relative Humidity : 80 %
2. Kondisi dalam ruangan ( semua ruangan yang dikondisikan )

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 167
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

a. Temperatur : 22° C ± 2° C
b. Relative Humidity : 60 % ± 5 % RH
c. Koridor : 25° C ± 1° C
d. Noise Kriteria: Maks. 50 Db

4. Kondisi Dan Operasi Sistem


1. Peralatan-peralatan yang digunakan pada sistem AC Multi Split Sistem
dengan jenis Duct type, Wall Type maupun Cassete Type, terdiri dari:
a. Indoor unit
Indoor unit haruslah dari jenis dan kapasitas yang sesuai dengan
yang ada didalam BQ sesuai dengan design condition.
Terdiri dari komponen dasar : Fan, Evaporator koil dan Electronic
Expansion Valve
Harus bisa mengontrol aliran refrigerant kedalam unit indoor sesuai
dengan beban pendinginan yang dibutuhkan oleh ruangan.
Tegangan operasi Indoor unit adalah 220 – 240 volt AC , 1 phase
dan 50 Hz.
Motor Fan haruslah menggunakan type BLDC, Fan haruslah direct
drive blower.
Indoor type ducted haruslah mempunyai static pressure external
yang sesuai dengan spesifikasi di gambar dan di BQ.
Filter udara untuk type Ducted haruslah disupply dari pabrik.
Filter udara untuk model ductless harus disupply dari pabrik.
Koil evaporator haruslah type DX yang terbuat dari icopper tubes
yang dipasangkan ke alumunium fin secara mekanis.
Fasilitas Auto swing untuk tipe wall, cassette dan under ceiling
haruslah standard dari pabrik.
Pipa PVC 25 mm ( 1” ) yang terinsulasi dengan minimal ketebalan
9mm haruslah dipasangkan sebagai pipa drain dari setiap indoor
unit menuju ke saluran pembuangan air drain.
b. Outdoor unit
System ini harus bisa terkoneksi dengan pipa refrigerant yang
mempunyai kemampuan panjang instalasi 225 m, dengan total
panjang pipa 1000m dan kemampuan jarak Vertikal antara

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 168
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

Outdoor dengan indoor pada posisi Outdoor diatas ataupun di


bawah dengan panjang 110m tanpa oil trap.
Baik indoor maupun outdoor harus dirakit dan ditest di pabrik.
Outdoor unit harus terisi R410A dari pabrik.
Casing outdoor haruslah wheatherproof terbuat dari baja anti
karat dilapisi dengan Baked Enamel.
Ketentuan condensing unit :
 Outdoor unit harus memiliki 2 atau 3 compressor SCROLL
dengan minimal 1 unit BLDC Inverter Compressor, mempunyai
system Automatic Back Up Function yang memungkinkan Unit
tetap bisa beroperasi jika 1 compressor rusak.
 Outdoor dengan ukuran 8 HP memiliki 1 kompressor Inverter
SCROLL
 Indoor yang terkoneksi ke outdoor mempunyai kapasitas dari
0.5 HP ( 1.6 KW ) sampai 10 HP ( 28.0 KW )
 Noise level outdoor tidak boleh melebihi 65 DB(A) pada saat
operasi normal, terukur 1 meter secara horizontal dan 1.5 meter
diatas pondasi, Outdoor harusnya model modular dan bisa
dipasang secara berderet di setiap sisinya.
c. Compressor
Karakteristik kompressor
 Compressor haruslah type BLDC Inverter Scroll dengan effisiensi
tinggi dan dilengkapi dengan inverter control yang berfungsi
untuk merubah kecepatan putaran yang menyesuaikan
dengan cooling load yang dibutuhkan. Magnet Neodymium
harus dipakai di rotor compressor untuk menambah torsi
Compressor. Kemampuan untuk efisiensi kerja dan efisiensi
konsumsi listrik Inverter kompressor dengan range frequency limit
minimum kecepatan putaran motor kompressor 20 Hz dan
maksimum kecepatan putaran 110 Hz.
 Memiliki sertifikat pengujian terhadap tingkat Total Harmonic
Distortion ( THD ) dengan ketentuan:
 THD Limit tidak boleh melebihi 32%
 Dilengkapi dengan Noise Filter system

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 169
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

Pada konfigurasi system dengan outdoor lebih dari 1 unit,


secara otomatis compressor inverter dengan jam operasi
terendah yang akan start lebih dulu pada setiap kali operasi,
System ini haruslah dipasang dipabrik.
d. Heat Exchanger
Heat exchanger harus terbuat dari tube tembaga yang terpasang
secara mekanis
e. Wide Louver Fin alumunium untuk meningkatkan performance
kondensing unit yang dilapisi lapisan anti korosi yang dan sudah
dilakukan pengujian untuk ketahanan terhadap korosi.
f. Refrigerant Circuit
Terdiri atas Liquid dan Gas shut off valve dan Sub Cooling Circuit
adalah Untuk memastikan liquid refrigerant tidak menguap saat
menuju indoor unit dan berfungsi meningkatkan performance
pendinginan dan komponen lain untuk keperluan safety secara
keseluruhan baik Outdoor maupun Indoor unit.
g. Fan Motor
Motor Outdoor unit harus memiliki multispeed operation dengan
inverter DC, dengan kemampuan maximum static pressure = Max (
8 mmAq ).
Condensing unit harus mempunyai kemampuan untuk beroperasi
dengan noise lebih rendah pada saat malam hari baik secara
otomatis maupun dengan manual setting
h. Safety Devices
Outdoor unit haruslah mempunyai peralatan safety sebagai berikut
: high pressure switch, control circuit fuses, thermal protectors for
compressor dan fan motors, over current protection for the inverter
and anti-recycling timers.
Oil recovery cycle akan secara otomatis beroperasi setelah 1 jam
sejak startup dan seterusnya setiap 6 jam operasi.
Setelah pekerjaan pemipaan dilakukan, sebelum disambungkan
ke outdoor unit, Sebelum pembungkusan pipa dengan insulasi dan
sebelum VRF system dinyalakan, Pekerjaan pemipaan harus di test

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 170
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

tekanan dengan memakai dry nitrogen dan dicek ulang untuk


mendeteksi kebocoran yang mungkin terjadi.
Jumlah tambahan refrigerant (HFC R410A) harus dihitung
berdasarkan standard dari pabrik dan ditimbang dengan
mempertimbangkan panjang pipa actual yang terpasang dengan
merefer ke installation manual dari pabrik.
Pengisian refrigerant ini harus dilakukan dengan peralatan yang
sesuai dan dibawah pengawasan dari perwakilan pabrik.
Jumlah tambahan dari refrigerant ini harus disupply oleh kontraktor
pemasang dan diawasi oleh perwakilan dari pabrik Pressure test
harus dilakukan oleh kontraktor pemasang dan diawasi oleh
perwakilan pabrik Proses vacuum system pemipaan harusdilakukan
oleh kontraktor pemasang dan diawasi oleh perwakilan pabrik.

2. Operasi sistem AC, dalam pengoperasiannya, pengatur temperatur


ruangan dilakukan dengan thermostat yang dapat diatur secara
individual maupun menggunakan system pengendali operasi AC
secara terpusat dari pusat kontrol.
a. Klasifikasi system control
Sebuah Screen Touch operated atau PC system centralized
controller dengan merk yang sama dengan unit AC haruslah
mempunyai fungsi sebagai berikut :
 System control dapat meng cover operasional mulai dari 16
unit indoor sampai 256 unit indoor dan kombinasi dapat di
koneksi sampai total 8.192 total indoor unit.
 Dapat dikoneksikan dengan BMS (Building Management
System).
 Monitoring & Trouble shooting operasional dari system AC.
 Start/Stop serta locking operasional untuk semua indoor unit.
 Peak kontrol power operation.
 Kontrol setting: temperature, operation mode, fan speed dan
locking dari seluruhi indoor unit.
 1 tahun schedule dari operational system.
Bisa menggunakan fire alarm signal untuk mematikan seluruh AC

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 171
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

5. Instalasi
1. Semua peralatan dan alat–alat bantu harus dipasang sesuai dengan
cara-cara pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat
dipertanggung jawabkan serta sesuai dengan petunjuk dan instruksi
pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan pabrik dari peralatan
ataupun alat bantu tersebut.
2. Semua pondasi untuk peralatan dan motor, berukuran sedemikian
rupa sehingga tidak ada bagian–bagian perlatan maupun motor
yang berada diluar pondasi (berat peralatan diartikan berat pada
saat dalam operasi).
3. Untuk semua peralatan seperti fan dan sejenisnya yang
menggantung dan duduk pada suatu platform, maka harus
diperkuat dengan suatu frame besi kanal (siku) yang dilas atau
dibautkan, atau dikeling ke frame sehingga cukup kuat, kaku dan
tidak bergetar dalam saat beroperasi.
4. Semua peralatan dalam prinsip pemasangannya harus mudah untuk
bisa diamati, termasuk juga assesories pipa dan duct seperti valve,
clean out, damper, filter, venting dll.

6. Pengadaan dan Pemasangan


1. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian semua
peralatan tata udara (Air Conditioning) seperti : Mesin AC, Fan,
Thermostat, control dan lain sebagainya.
2. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh
instalasi ducting.
3. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh
instalasi pemipaan air pengembunan (drainage) sampai kesaluran air
terdekat.
4. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya
listrik bagi instalasi ini seperti kabel dan panel AC.
5. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya
listrik bagi instalasi ini seperti tercantum dalam dokumen.
6. Mendidik petugas dan pemilik gedung, yang ditunjuk mengenai
cara-cara menjalankan dan memelihara instalasi ini.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 172
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

7. Spesifikasi Teknis
1. Pemipaan
a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pada butir ini adalah pengadaan dan
pemasangan instalasi pemipaan lengkap dengan fiting-fiting dan
alat bantu, accessories dengan isolasi atau tanpa isolasi sesuai
seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana yang melengkapi
dokumen ini.
b. Umum
Seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana jalur-jalur
pipa yang tercantum adalah gambar yang menunjukkan rute dan
ukuran pipa. Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan
setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur instalasi lainnya,
berikut detail atau potongan-potongan yang diperlukan dan
mendapat persetujuan dari direksi / konsultan sebelum
dilaksanakan.
c. Konstruksi Pemasangan Pipa
 Kontraktor harus memasang pipa refrigerant pada masing-
masing unit sesuai dengan gambar perencanaan dan
spesifikasi teknis.
 Pipa refrigerant harus dilengkapi dengan isolasi. Permukaan
pipa harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pemasangan
isolasi. Pemasangan isolasi harus rapih sedemikian rupa
sehingga tidak terlihat isolasi pipa yang bergelombang,
sehingga dihasilkan bentuk permukaan isolasi dengan
ketebalan yang seragam.
 Pada bagian luar isolasi harus dilapisi dengan aluminium foil
dan adhesive tape. Pemasangan pipa refrigerant harus
dilengkapi dengan gantungan pipa dan klem-u.
 Untuk pipa refrigerant yang dipasang di atas permukaan atap
harus dilengkapi dengan perforated pipe tray lengkap dengan
tutup pelindung.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 173
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

 Semua pipa yang menembus lantai, dinding, atap dan lain-lain


diberi selubung dan lapisan karet dan galvanized steel gauge
2”. Rongga antar pipa dan selubungnya harus ditutup rapat.
 Pipa sebelum dipasang harus dibersihkan dahulu bagian
dalam dari kotoran-kotoran yang melekat.
 Setiap potongan pipa dengan las / gergaji harus dibersihkan
dulu dari sisa-sisa las (gumpalan las) sebelum disambung,
diratakan (reamed) sesudah di gergaji, sehingga mencapai
ukuran asli.
 Pemotongan pipa harus memakai cutter.
 Setiap sambungan sehabis dilas, harus dibersihkan dari kerak-
kerak dan setelah langsung dimenie/zinc chromat.
 Setiap ujung pipa yang belum akan disambungharus ditutup
dengan plat (metal) yang dilas.
 Pipa-pipa yang menembus dinding/plat beton harus memakai
sleeve dan sekitarnya diisi dengan bahan caulking
umpamanya compriband atau building sealant.
 Pipa-pipa sebelum diisolasi harus dicat dengan cat anti karat
(cat meni 2 lapis) atau zinc chromate.
 Gantungan pipa sesuai dengan gambar detail, jarak antara
gantungan pipa/penyangga pipa tidak boleh lebih dari :
- Diameter 12 s/d 20 mm : jarak 1,5 m
- Diameter 25 s/d 40 mm : jarak 2 m
- Diameter 50 s/d 75 mm : jarak 2,5 m
- Diameter 100 keatas : jarak 3 m
 Penggantungan pipa pada plat beton memakai Philip Red
Head (dyna-bolt) untuk pipa diatas 80 mm dan ramset untuk
pipa 12,5 s/d 65 mm.
 Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau
collar yang dipasang erat pada pipa dan menumpu pada
floor memakai rubber pad.
 Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding
/bagian dari bangunan pada arah horizontal maupun vertical,

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 174
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

semua pipa di area chiller disangga / digantung dengan


vibration isolator.
 Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 900 dan 450. Pada
dasarnya untuk sudut belokan 900 dan 450 terutama untuk
pipa pembuangan digunakan long radius dan dalam hal
kondisi setempat tidak memungkinkan maka penggunaan
short radius harus mendapat persetujuan tertulis dari pihak
owner dan konsultan perencana.
 Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dulu dalam
keadaan sempurna.
 Sebelum dipasang support pipa harus dicat dengan ICI
zinchromate primer.
 Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada support.
 Pipa dan fiting harus bebas dari tegangan dalam yang
diakibatkan dari bahan yang dipaksakan.
 Kontraktor harus memasang pipa buangan kondensat pada
masing-masing unit sesuai dengan gambar perencanaan dan
spesifikasi teknis.
 Pipa buangan kondensat harus dipasang pada setiap
peralatan serta dilengkapi dengan u-trap dan isolasi.
 Pipa sebelum dipasang harus dibersihkan dahulu bagian
dalam dari kotoran yang melekat.
 Pipa harus dipasang dengan kemiringan 1%-2% dan dilengkapi
dengan gantungan dan atau klem pipa.
 Apabila ada pipa tersebut yang menembus dinding, langit-
langit, lantai dan lain-lainnya, pipa ini harus dilindungi dengan
pipa yang lebih besar ukurannya.
d. Pemipaan Refrigerant & Drainase
 Persyaratan Pemipaan Refrigerant
1. Pipa refrigerant haruslah de-oxidized phosphorous
seamless copper pipe with High pressure ressistance Type
ASTM B280 REV A Standard Specification for Seamless
Copper Tube for Air Conditioning and Refrigeration Field
Service sesuai dengan standard JIS H300 - C1220T,

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 175
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

dengan ketebalan diameter pipa sesuai dengan


standard rekomendasi dari pabrik.
2. Baik bagian suction maupun gas haruslah diinsulasi
dengan insulasi yang sesuai dengan rekomendasi
ketebalan insulasi dari pabrik menyesuaikan dengan
tingkat kelembaban udara pada lokasi unit terpasang
sehingga tidak menimbulkan terjadi kondensasi.
3. Seluruh koneksi shut off valve di dalam outdoor unit
haruslah di brazed untuk mencegahkebocoran
refrigerant. Peralatan kerja untuk instalasi refrigerasi
system haruslah dipakai.
4. Dry Nitrogen harus dialirkan kedalam system pemipaan
selama dilakukan brazing sehingga tidak terbentuk
karbon didalam pipa yang nantinya dapat menimbulkan
kotoran yang dapat menyebabkab buntu system dan
dapat merusak compressor.

5. Insulasi pipa refrigerant yang dipakai adalah type EPDM (


Ethylene Propylene Dyene Monomer ) Closed Cell
Elastromeric Class “ 1 “ , ASZTM E84 dengan fire rated
Class “O” dengan ketebalan minimal 19 - 25 mm untuk
Suction lines dan 10mm untuk Liquid lines( Menyesuaikan
dengan ukuran diameter pipa refrigerant )

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 176
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

6. Apabila terdapat ketidak sesuaian antara Gambar


Perencanaan dengan peraturan/Rekomendasi dari
Manufacturer, maka Kontraktor harus melaporkan
kepada Direksi untuk mendapatkan penyelesaian.
 Persyaratan Pemasangan Pipa Refrigerant
1. Sambungan,
 Harus dengan Branzed Joints with Sweat Fitting.
 Harus menggunakan Forged / Extruded Copper
Fitting sesuai dengan standard ASA-B.16.181963.
 Harus dengan proses Hard Solder.
 Filter Material dengan 'Silver Base Alloy' Melting for
1000 0F.
 Sambungan ke peralatan di sesuaikan dengan outlet
dari peralatan tersebut.
 Proses soldering/brazing harus dilakukan dengan
mengalirkan gas Dry Nitrogen pada bagian dalam
pipa, untuk menghindari penumpukan jelaga dan
kerak pada bagian permukaan dalam pipa
sambungan / fitting / elbow.

2. Finishing isolasi pipa refrigerant baru boleh dilakukan


setelah melaluit test tekan dengan menggunakan Dry
Nitrogen.
3. Untuk proses test kebocoran harus melalui beberapa
tahap/ step di bawah :
 Step 1 Test Tekan pada pipa instalasi terpasang, pada
tekanan 500 Psi (minimal 1x24 jam)
 Step 2 Test Tekan pada pipa instalasi terpasang yang
terkoneksi dengan indoor unit, pada tekanan 250 Psi
(minimal 1x 24 jam).

4. Pipa harus benar-benar lurus dan diikat dengan klem


kedudukan pipa dengan jarak maksimal antar dudukan
suport adalah 1.5 m

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 177
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

 Persyaratan Pemasangan Isolasi Pipa Refrigerant


1. Isolasi haruslah dari jenis EPDM dan mempunyai ketebalan
isolasi sesuai persyaratan standard dari pihak pabrikan

2. Isolasi harus dipasang dengan cara memasukkan pipa ke


lubang yang telah tersedia tanpa merobek isolasi
tersebut.
3. Apabila terjadi robekan pada isolasi, maka harus
dirapatkan kembali dengan menggunakan lem karet
seperti Castrol, Aica Aibon atau sejenisnya.
4. Bila robekan lebih panjang dari 40 cm, maka isolasi
tersebut harus diganti.
5. Setelah isolasi terpasang, untuk pemipaan yang terkena
sinar matahari langsung, harus dibungkus dengan

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 178
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

Aluminium Foil dan di beri jacketing duct untuk


mencegah isolasi rusak karena terpapar air hujan dan
panas matahari.
6. Sisi-sisi Aluminium foil tersebut harus direkat dengan Foil
Tape sehingga benar-benar rapat.
7. Pada bagian-bagian yang akan diklem atau ditumpu
harus dilindungi dengan pelat BjLS 100 yang dilekuk sesuai
dengan bentuk isolasi.

 Persyaratan Pemasangan Pipa Drainase


1. Pipa drainase menggunakan standards PVC 10Kg/cm2
2. Harus dipasang dengan kemiringan minimum 1%
3. Pipa harus diisolasi dengan lapisan isolasi / thermal
insulation dengan ketebalan minimum adalah 9mm
4. Ukuran pipa minimum 1inch dari indoor unit dan instalasi
dengan pipa main kondensat dengan diameter yang
lebih besar sampai ke pembuangan akhir.
5. Pipa harus benar-benar lurus dan diikat dengan klem
kedudukan pipa dengan jarak maksimal antar dudukan
atrau support adalah 1.2 m

8. Testing & Commissioning


1. Pelaksanaan testing, adjusting dan balancing untuk seluruh system
tata udara dan ventilasi mekanis sehingga didapatkan besaran-
besaran pengukuran yang sesuai seperti terlihat dalam gambar-
gambar rencana sehingga system betul-betul dapat berfungsi
dengan baik dan sesuai dengan rencana.
2. Pelaksanaan TAB (Testing Adjusting dan Balancing) secara mendasar
maksimal harus mengikuti standard/atau petunjuk yang berlaku
secara umum seperti standard ASHRAE dan SMACNA dengan
menggunakan peralatan-peralatan ukur yang memenuhi untuk
pelaksanaan TAB tersebut.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 179
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

3. Pemborong harus menentukan jadwal dan cara pengujian yang akan


dilakukan 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan pengujian,
Pemborong menyerahkan jadwal dan cara pengujian tersebut
kepada Pengawas untuk disetujui. Seluruh biaya pengujian
ditanggung oleh Pemborong.
4. Pemborong harus menyerahkan laporan pengujian / sertifikat test
untuk peralatan sistem kepada Pengawas.
5. Pekerjaan akan dinyatakan selesai bila seluruh pengujian berhasil baik
dan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas dan Pemilik.
6. Lingkup pengujian sistem tata udara adalah testing, adjusting dan
balancing untuk seluruh sistem, dan ventilasi mekanis sehingga
didapat besaran pengukuran yang sesuai seperti dalam gambar
perencanaan sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik dan
sesuai dengan rencana.
7. Kontraktor yang melakukan pekerjaan instalasi tata udara harus
melakukan semua testing dan pengukuran-pengukuran yang
dianggap perlu untuk memriksa / mengetahui apakah seluruh instalasi
telah dapat berfungsi / bekerja dengan baik dan memenuhi
persyaratan.
8. Minimal peralatan ukur seperti dibawah ini harus dimiliki oleh
Kontraktor yang bersangkutan antara lain :
9. Adapun pengujian sistem baru dilaksanakan setelah sistem bekerja
dengan baik selama 1 x 24 jam, serta minimal peralatan ukur seperti
dibawah ini harus dimiliki oleh Kontraktor yang bersangkutan antara
lain :yaitu antara lain :
a. Pengukuran laju aliran udara
 Pilot tube dengan inclined menometer atau Anemometer dan
sejenisnya.
 Hood untuk mengukur udara diffuser.
b. Pengukuran temperatur udara / air
 Sling psychrometic
 Thermometer
c. Pengukuran putaran (rpm)
 Tachometer atau sejenisnya.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 180
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

d. Pengukuran Listrik
 Voltmeter
 Amperemeter/ampertang
e. Pengujian dan pengukuran tekanan barometer / preasure gauge
f. Pengujian dan pengukuran laju aliran ( portable field flow meter )
g. Pengujian Sistem Perpipaan
 Dilakukan dengan metode hidrosatik test
 Tekanan pengujian 8 kg/cm2.
 Bila selama 12 jam tidak terjadi penurunan maka pengujian
dinyatakan selesai.
 Bila terjadi penurunan, maka kontraktor harus memperbaiki
kerusakan tersebut dan pengujian harus dilakukan ulang.
h. Balancing Saluran Udara / Ducting
 Pengatur spliter dan volume damper untuk mendapatkan
jumlah aliran sesuai dengan yang dipersyaratkan.
 Mengukur jumlah aliran udara pada setiap lubang keluar
udara.
 Balancing udara dinyatakan selesai bila jumlah udara telah
disesuaikan dengan yang dipersyaratkan.
i. Balancing Aliran Air
 Mengatur balancing valve sehingga jumlah air yang mengalir
ke setiap mesin Air Conditioning sesuai dengan kebutuhan
mesin tersebut.
 Pekerjaan dinyatakan selesai bila jumlah air yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan mesin-mesin AC/AHU/FCU.
10. Persyaratan pengujian start-up unit mesin AC ( Chiller Unit ) hanya
boleh dilakukan oleh ahli yang ditunjuk oleh dealer unit Mesin AC
tersebut.
11. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk
testing tersebut merupakan tanggung jawab kontraktor. Termasuk
peralatan khusus yang dibutuhkan untuk melakukan testing dari
seluruh sistem ini, seperti dianjurkan oleh pabrik, harus disediakan
kontraktor.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 181
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

12. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam


rangkap 3 ( tiga ) mengenai hal – hal sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan perpipaan
b. Hasil pengetesan saluran udara.
c. Hasil pengetesan balancing aliran udara.
d. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi
e. Hasil pengukuran – pengukuran dan lain - lain
f. Semua pengetesan dan atau pengukuran ter sebut harus
disaksikan oleh Konsultan.

I. PEKERJAAN POMPA

1. PERSYARATAN UMUM
a. Ruang Lingkup
Spesifikasi pompa disini adalah merupakan persyaratan minimal
bagi pompa-pompa yang digunakan dalam pekerjaan mekanikal
proyek ini.
b. Standard and Code
Standard yang berlaku bagi pekerjaan ini
adalah : ASfM : American Society of
Testing Material. NFPA : National Fire
Protection Association.
c. Bagian yang berhubungan
Referensi yang harus diperhatikan adalah pekerjaan-pekerjaan yang
terkait yaitu :
=> A Plambing
=> F Pemadam Kebakaran

2. PERSYARATAN PERALATAN
1. Pompa air bersih.
a. Pompa yang dimaksud untuk sistem penyediaan air bersih harus
dari jenis centrifugal (end suction) dimana motor-motor
penggerak harus dikopel langsung dengan poros pompa
dengan menggunakan kopling flexibel yang dipasang secara
baik sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.
b. Pompa-pompa dan masing-masing motornya harus diletakkan
pada satu alas
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 182
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

(single bed plate) dan dipasang sesuai dengan


rekomendasi dari pabrik.
c. Setiap pompa (group pompa) harus dilengkapi dengan :
=> Katup satu arah/non return valve/ check valve
=> Gate valve
=> Strainer
=> Sambungan-sambungan flexibel
=> Peredam getaran
=> Sambungan untuk priming
=> Pengukur tekanan (pressure gauge) untuk sisi hisap/suction dan
discharger
=> Perlengkapan standar lainnya.
d. Semua pompa harus difinish/ dicat secara khusus dan
dilaksanakan/ dilakukan oleh pabrik pembuatnya
e. Semua motor listrik, (untuk penggerak pompa-pompa), baik
pemasangan maupun penyambungan harus memenuhi
ketentuan-ketentuan dari PUlL 2000
SNI 04-0255-2000. Motor-motor tersebut harus terbuat dari bahan
yang tahan terhadap cuaca tropis serta kondisi setempat.
f. Pompa harus mempunyai : Poros dari stainless stell Impeller dari
kuningan (brass) Body dari cast iron
Mechanical seal.

g. Motor pompa mempunyai putaran yang sarna dengan


pompanya, dengan daya nominal tidak kurang dari % daya
poros nominal. Motor adalah dari jenis Square! Cage, TEFC
dan khusus untuk penggunaan diluar, dan dipasang
lengkap dengan elastic coupling. Motor harus bekerja pada
tegangan 380 volt, 3 phase dan Star Delta Starter.
h. Motor dan pompa harus dilengkapi dengan peredam getar type
pegas.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 183
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

J. PEMASANGAN LIFT

1. Pendahuluan
1.1. Uraian dan syarat- syarat ini menjelaskan mengenai pengadaan
bahan dan pemasangan/pelaksanaan pekerjaan secara lengkap dan
sempurna untuk pekerjaan pemasangan 4 buah Elevator penumpang
dengan daya angkut 9 orang untuk Gedung Convention Hall
Samarinda.
1.2. Untuk menjamin kualitas maka diisyaratkan hal-hal sebagai berikut :
a. Jenis elevator yang dipergunakan adalah produk perusahaan
Korea, Jepang, Eropa atau setara.
b. Semua sistem peralatan elevator harus memenuhi syarat sesuai
dengan cara pengujian yang ditetapkan oleh pemerintah setempat
(Depnaker). Semua peralatan harus asli berasal dari pabrik di Negara
pembuatnya.
1.3. Kontraktor merupakan agen tunggal resmi yang ditetapkan oleh
pabrik principal dan harus berpengalaman minimal 5 (lima) tahun
dalam menangani pekerjaan serupa.
1.4. Kontraktor telah berpengalaman memasang elevator (lift) minimum 5
(lima) unit, dengan minimum umur pemasangan 1 (satu) tahun.
1.5. Persyaratan khusus/teknis, yang harus disediakan oleh kontraktor
a. Surat jaminan supply, yang meliputi ketersediaan sparepart elevator
10 (sepuluh) tahun ke depan sejak pemasangan.
b. Surat keagenan dan lisensi.
c. Surat tanda pendaftaran sebagai Agen Tunggal Barang Produksi
Luar Negeri yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan
Republik Indonesia.
d. Surat keputusan penunjukkan perusahaan Teknik Instalatir lift yang
masih berlaku.
e. Sertifikasi ISO dari produk atau managemen pabrik pembuat asal
produk.
f. Sertifikat ahli pengawas pekerjaan yang sesuai aturan K3
(keselamatan dan kesejahteraan kerja)
2. Lingkup Pekerjaan

2.1. Pengadaan dan pemasangan semua material, peralatan utama serta


pedengkapan bantu yang diperlukan dalam pemasangan instalasi ini
sesuai dengan jumlah lift yang tergambar ataupun terurai dalam
spesifikasi teknis sehingga didapatkan suatu instalasi yang baik dan
sempuma dalam pemasangannya.
2.2. Penyediaan dan pemasangan serta penambahan semua profil baja
untuk tumpuan / pengikat guide rail pada sisi lift, dan profil baja yang
diperlukan untuk dudukan traction machine di ruang mesin Lift ( semua profil
baja harus dicat anti karat ), dan baja siku penampang sill.
2.3. Pengisian door frames, sill, dan sekitar box dari hall indikator, hall call button
dengan adukan semen (grouting).
2.4. Pengadaan dan pemasangan AC Split Wall yang sesuai dengan
kebutuhan masing-masing Ruang Mesin Lift sehingga didapatkan
temperatur ruang maksimum 38° C. Khusus untuk Ruang Panel Control,

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 183
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

jika dipedukan temperatur dibawah 32° C, maka harus disediakan air


conditioning unit yang besamya sesuai dengan kebutuhan. (merk AC Split
: Daikin, Panasonic, General, Mitsubishi ).
2.5. Pengadaan dan pemasangan panel tenaga dari masing-masing / group
lift termasuk kabel feeder lee panel Tenaga.
2.6. Mengadakan Testing Dan Comissioning Lengkap Dengan Pengadaan
Peralatan Serta
Perlengkapan Lainnya Yang Dipedukan Untuk Kebutuhan Tersebut.
2.7. Training Meliputi Operation, Maintenance Sampai Dengan Trouble Shooting
Untuk Tenaga-Tenaga Yang Ditunjuk Oleh Pemilik.
2.8. Pengadaan Dokumen Yang Diperlukan Sebanyak 4 (empat) set yang terdiri
dari
 Operation manual
 Maintenance manual
 Daftar suku cadang yang perlu disediakan

Gambar As Built Drawing ( Soft Copy / CD & Hard Copy)

Semua Electronic dan Electric Wiring dll.
2.9. Semua pengurusan ijin-ijin dari pihak yang berwenang
sehubungan dengan pemasang instalasi ini dan yang menyangkut
biaya pengurusannya sudah harus termasuk dalam penawaran
pekerjaan ini.

3. Data Sangkar (Car) Elevator

3.1. Rangka Sangkar Sangkar


a. Terbuat dari profil baja yang diproses anti karat.
b. Pada rangka ini terdapat paling sedikit empat buah sliding type
guide shoes, dimana dua buah terletak pada bagian atas
Sangkar dan yang lain pada bagian bawah Sangkar tepat di Guide
Rail.
c. Guide Shoes yang dipakai adalah tipe Roller.
d. Setiap guide shoes harus dilengkapi dengan sistem pelumas sendiri
(self lubrication) untuk mencegah cepatnya keausan.
e. Pada rangka bagian bawah yang merupakan tempat
tumpuan lantai Sangkar, harus terdapat bantalan karet.
f.
Konstruksi rangka mampu menambah beban interior seberat ± 250
kg.
3.2. Lantai Sangkar.
a. Terbuat dari plat baja yang diproses anti karat dan dilapisi dengan
heavy duty tile, wama ditentukan kemudian.
b. Bagian bawahnya dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
c. Ukuran dan kekuatan dari lantai ini harus sesuai dengan
kapasitas angkut elevator
3.3. Dinding Sangkar Elevator
a. Dinding dalam konstruksinya harus sedemikian rupa
sehingga mudah dipasang atau dilepas sehingga

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 184
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

memudahkan dalam perakitan di lapangan.


b. Pada bagian luamya harus dilapisi dengan suatu bahan
peredam suara.
3.4. Langit-langit Sangkar Elevator
a. Ketinggian langit-langit Sangkar ini tidak kurang dari 2300 mm
dimana terdapat pintu darurat yang hanya bisa dibuka dari
atas Sangkar dan dilengkapi safety switch sehingga lift tidak
beroperasi selama pintu tersebut terbuka.
b. Terdapat lampu untuk penerangan normal dan untuk penerangan
darurat dengan sumber daya dari batere tipe NI-CAD dry cell lengkap
dengan automatic chargemya
c. Jenis lampu adalah type flourescent lighting circular milky white acrylic
cover (khusus untuk lift penumpang), atau 2 (dua) bush flourescent (TL) 2
x 20 Watt dengan milky white acrylic cover atau standar.
d. Terdapat Exhaust Grille dengan Exhaust Fan yang diletakkan diatas
Sangkar.
e. Pada bagian atas harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
3.5. Pintu Sangkar Elevator
a. Terdiri atas dua panel Automatic Centre Opening dengan dimensi seperti
tergambar.
b. Penggerak pintu Sangkar adalah motor listrik yang dilengkapi dengan alat
pengatur kecepatan.
c. Pada bagian dalamnya harus dilapisi dengan suatu bahan
peredam suara.
3.6. Indikator Sangkar Elevator
Terletak di atas pintu Sangkar yang dilengkapi dengan penunjuk arah
perjalanan Sangkar, indikator posisi sangkar elevator dengan tipe digital
disertai bunyi bel.
3.7. Car Operating Panel
a. Terbuat dari stainless steel plate finish (atau sesuai interior).
b. Push button yang dipakai merupakan soft touch button yang menyala
bila tersentuh.
c. Terdiri atas peralatan sebagai berikut :
 Pushbutton untuk setiap lantai.
 Pushbutton untuk membuka pintu Sangkar.
 Pushbutton untuk menutup pintu Sangkar.
 Pushbutton untuk emergency stop.
 On-Off switch untuk lampu penerangan.
 On-Off switch untuk exhaust fan.
 Key-switch untuk independent operation.
 Lampu tanda kelebihan penumpang yang dilengkapi dengan buzzer
dan buka pintu.
 Push-button untuk intercom.
 Plat Hama dari pabrik pembuat lift.
SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 185
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

 Tulisan kapasitas lift penumpang

3.8. Pintu Lift dan Pintu Shaft


a. Lift harus dilengkapi dengan sistem pintu yang bekerja secara
otomatis.
b. Pintu harus mempunyai mekanisme kerja membuka dan menutup secara
otomatis dengan bantuan motor listrik dan beke6a tanpa suara, tanpa
getaran atau kejutan.
c. Pintu sangkar (car) dan pintu shaft harus membuka dan menutup
secara serempak, sesaat setelah kereta lift datang di suatu lantai dan
sesat sebelum kereta lift bergerak meninggalkan lantai.
d. Pada saat lift bergerak, pintu kereta tidak boleh dapat dibuka dari
dalam kabin, meskipun tombol pembuka pintu ditekan.
Pada saat lift bergerak, motor listrik penggerak pintu harus memberikan
torsi yang cukup kuat pada daun pintu, untuk mencegah pintu dibuka
secara paksa dari dalam kabin
e. Pada saat tidak ada sumber daya listrik, pintu-pintu harus dapat dibuka
secara paksa dengan tangan dari dalam kabin dan dari luar shaft.
f. Setiap pintu shaft harus dilengkapi dengan suatu sistem interlock jenis
electro mechanical, yang mencegah pintu dibuka secara paksa,
kecuali dengan kunci khusus yang disediakan untuk melepas sistem
interlock tersebut.
g. Sistem interlock electro mechanical pada pintu shaft tersebut harus
dapat dibuka dari kabin, pada saat lift berhenti pada suatu lantai.
h. Sistem interlock harus dibuat sedemikian sehingga dapat dilepas dari
dalam kabin, pada saat tidak ada sumber daya listrik.
i. Semua peralatan interlock dan kunci dari pintu kereta dan pintu shaft
harus dapat diperiksa, ditest dan diganti bagian-bagiannya, apabila rusak.
j. Semua pintu lift harus dilengkapi dengan kontak-kontak listrik yang
mencegah lift bergerak kecuali apabila pintu-pintu telah tertutup rapat.
Kontak-kontak ini harus diletakkan sedemikian sehingga tidak dapat
dicapai oleh orang-orang yang tidak berkepentingan.
k. Pintu lift harus dilengkapi dengan "safety edge" yang terpasang dari
ujung atas sampai ujung bawah panel pintu dan infra red safety satu
titik pada ketinggian ± 40 cm dari lantai.
Apabila peralatan ini menyentuh orang atau bends pada saat pintu
sedang menutup, maka pintu kereta dan pintu shaft secara otomatis harus
kembali pada posisi membuka penuh. Pintu bare akan menutup
kembali secara otomatis, setelah melampaui waktu yang ditentukan.

4. Data Peralatan Di Shaft Elevator (Lift)


4.1. Magnetic Landing Device
Untuk memberhentikan kereta elevator pada setiap lantai yang dituju
dengan toleransi maksimum sebesar 5 mm dari level lantai yang
bersangkutan.
4.2. Landing Door
 Mempunyai type dan dimensi yang sama dengan pintu

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 186
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

keretanya.
 Dilengkapi dengan narrow jamb.
 Terbuat dari stainless steel .
 Harus dilengkapi dengan kunci pembuka secara manual dan
interlock secara elektris dan mekanis serta dilengkapi dengan alat
penutup otomatis dengan weight closer.
4.3. Door Sills dan Toe Guards
Terletak dibawah pintu, terbuat dari Extruded aluminium natural color, yang
didudukkan pada beton yang telah disediakan dan harus
dikoordinasikan dengan Kontraktor Struktur (Sipil)
4.4. Hall Button
a. Hanya ada satu buah di setiap lantai.
 Untuk lantai yang paling bawah hanya terdapat satu pushbutton
untuk operasi ke arah atas.
 Untuk lantai yang paling atas hanya terdapat satu pushbutton
untuk operasi ke arah bawah
 Untuk lantai yang lainnya terdapat dua buah pushbutton untuk
operasi ke arah atas dan bawah.
b. Push button merupakan soft touch button yang menyala bila disentuh.
4.5. Car Position Indicator
Terdapat di atas pintu pada semua setiap lantai dengan Upe Digital Indicator
saja, kecuali pada lantai Lobby dilengkapi dengan transom panel, gong dan
hall lantem.
4.6. Buffer
a. Buffer yang dipakai harus dari jenis oil buffer dimana pada bagian
atasnya diberikan karet setebal 5 mm.
b. Untuk setup elevator minimum dipergunakan empat buah buffer
dimana dua buah untuk car buffer dan yang lain untuk counter
weight buffer.
c. Buffer ini ditempatkan diatas suatu dudukan beton yang disediakan
sendid oleh pemborong pekerjaan lift (tidak boleh diangkur langsung
ke lantai beton struktur yang ada).
4.7. Guide Rail
a. Untuk Sangkar Elevator
 Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja T dengan lebar
flange, ketinggian dan berat nominal, sesuai standard kapasitas.
 Rail harus; dipasang pada bracket pada setiap jarak 2 meter
maksimum dengan memakai besi siku ukuran 80 x 80 x 8 mm.
 Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan
mur baut 3/4".
 Sambungan rail terbuat dari plat baja setebal 1 cm dan
panjangnya 14,5" yang dipasang dengan mur baut 3/4' sebanyak 4
(empat) buah disebap sisinya.
b. Untuk Counter Weight.
 Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja T dengan lebar

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 187
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

flange, ketinggian dan berat nominal sesuai standar kapasitas.


 Rail harus dipasang pada bracket pada setiap jarak 2 (dua)
meter maksimum dengan memakai besi siku ukuran 80 x 80 x 8 mm.
 Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan
mur baut 5/8".
 Sambungan rail terbuat dari plat baja setebal ½ “ dan
panjangnya 12" yang dipasang dengan mur baut 5/8" sebanyak 4
(empat) buah di setiap sisinya.
c. Rail harus dilapis dengan suatu bahan anti karat dan pemegang rail
harus dicat anti karat.
d. Selain ketentuan tersebut di atas, konstruksi dari harus memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan dari pabrik.
4.8. Counter Weight
a. Rangka counter weight terbuat dari profil baja.
b. Isi counter weight adalah seberat Kereta Elevator ditambah dengan
50% dari kapasitas beban (balancing 50%), yang terbuat dari besi cor.
c. Rangka counter weight harus dicat anti karat dan isinya dilapis dengan
suatu bahan anti karat

4.9. Compensating
a. Terdiri dari rope yang terbuat dari kawat baja dengan inti kawat baja
yang dilengkapi dengan rope tensioning.
b. Rope tensioning berupa pulley yang diberikan beban, diletakkan di pit
dan dilengkapi dengan safety switch.
4.10. Rem
a. Rem harus menggunakan sistem arus listrik.
b. Semua rem harus dirancangkan untuk dapat bekerja pada kapasitas
normal dan sanggup memegang dan memberhentikan lift pada
kondisi yang paling berat / sukar.
c. Sirkuit sistem kontrol rem harus soling mengunci (interlock) secara
elektds dengan sirkuit kontrol motor traksi dan harus dire ncanakan
dan diatur sehingga rem hanya bekerja untuk memegang kabin
lift pada saat lift t e l a h b e r h e n f i d i s u a t u l a n ta i d a n r e m
t i d a k d i g un a k a n un t u k memberhentikan lift.
d. Sepatu rem harus bekerja tanpa menimbulkan suara yang keras.
e. Kontraktor Lift harus menyediakan satu alat yang gunanya khusus
untuk melepas rem secara manual setelah kereta lift berhenti secara
darurat.
4.11. Sepatu Penuntun (Guide Shoes)
a. Sepatu penuntun harus berbentuk roda atau bentuk lain
yang sesuai dengan standard pabrik dan terikat secara
kuat pada bagian atas dan bawah dari kereta lift dan
counterweight.
b. Setiap sepatu penuntun harus bergerak pada permukaan
rel penuntun dengan halus.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 188
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

5. Data Mesin Penggerak


5.1. Mesin penggerak kereta elevator terdiri dari motor arus bolak batik 3
phase 380 V dengan toleransi 10% Volt 50 Hz.
5.2. Mesin penggerak ini dilengkapi dengan suatu base frame yang duduk
diatas penyangga beton dan ditempatkan di ruang mesin elevator di atas
shaft.
5.3 Antara base frame dan penyangga, harus ditempatkan bantalan
karet-sebagai peredam getaran, dimana pada waktu mesin bekerja
defieksi dari karet tersebut fidak boleh lebih besar dari 3 mm.

6. Sistem Kontrol
6.1. Setiap elevator harus mempunyai sebuah panel kontrol untuk
mengoperasikan kereta Elevator, yang sekaligus sebagai kontrol induk
yang akan mengendalikan elevator di dalam sistem kontrolnya. Jenis alat
kontrol yang harus dipakai adalah AC -VVVF(Variable Voltage
Variable Frequency atau AC- VF (Altemaring Current Variable
Frequency).

7. ROPE
7.1. Rope yang dipakai adalah kawat baja dengan inti kawat baja.
7.2. Diameter minimum dari rope yang dipakai disesuaikan dengan
kapasitas lift secara standart.
7.3. Sistem pema san gan rop e adalah 2 : 1 dimana ujung dari
p a d a r o p e dipasangkan pada rope end (Detch and Hitch) yang
terletak pada suatu profit baja dengan dilapisi karet setebal 25 mm
dan dilengkapi safety switch dan per.
7.4. Sertifikat kawat penggantung harus diserahkan kepada pemilik
sebelum pelaksanaan.

8. Peralatan Pengaman

8.1. Pengamanan terhadap kelebihan penumpang, dimana secara


otomatis akan membunyikan buzzer yang diletakan di car board.
8.2. Pengaman terhadap kelebihan peqalanan, apabila pengaman ini
bekerja maka panel kontrol akan mematikan mesin penggerak dan
baru dapat dijalankan kembali bila secara manual posisi kereta
dikembalikan ke kedudukan normal.
Pembatasan yang ada yaitu :
 Level 6 cm di bawah level lantai terbawah, dan
 Level 10 crn di atas level lantai teratas.
8.3. Pengaman terhadap ketegangan rope. Apabila pengaman ini bekerja,
maka panel kontrol akan mematikan mesin penggerak.
8.4. Pengaman terhadap kelebihan kecepatan, apabila terjadi kelebihan
kecepatan maka :
 Centrifugal switch yang ada di speed governor akan menyebabkan
panel kontrol mematikan mesin penggerak.
 Safety gear sebanyak empat buah yang tedetak di bagian bawah
dari pengimbang berat dan kereta akan mengadakan pengereman
di rail dan microswitch yang ada disana akan menyebabkan panel
kontrol mematikan mesin penggerak.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 189
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

8.5. Pengaman pada pintu kereta elevator, berupa :Door safety edges
sebanyak 2 (dua) buah, akan bekerja bila tersentuh.
8.6. Pengaman Lift Pada Saat Sumber Daya Listdk PLN Terputus
a. Pada saat sumber daya listrik utama dari PLN terputus,
kereta lift secara tiba-tiba akan berhenti.
Pada saat demikian, lampu darurat didalam kereta harus
menyala secara otomatis, sistem intercom dan bel alarm harus
tetap berfungsi, dengan mendapat sumber daya dari batere.
a. Secepatnya setelah menerima daya listrik dari Diesel
Generating Set Emergency, semua lift harus dapat bekerja
kembali secara normal. Pemindahan rangkaian dari jaringan
listrik PLN ke Diesel Emergency Set dilakukan secara otomatis
di panel utama dan pekerjaan ini termasuk tugas utama
Kontraktor Listrik.
b. Automatic Resque Device (ARD)
c. Bila sumber listrik utama dari PLN telah terhubung kembali maka
rangkaian akan dipindahkan kekeadaan semula pada panel
utama listrik. Pada saat pemindahan tersebut, lift akan berhenti
sesaat dan secepatnya setelah mendapatkan aliran
listrik,maka lift akan bekerja secara normal kembali.

8.7. Pengaman Bila Terjadi Kebakaran


Di lantai dasar harus disediakan dan dipasang sakelar khusus untuk
petugas pemadam kebakaran dengan tulisan dengan bahasa
Indonesia "SAKELAR KEBAKARAN".
Untuk pengoperasian saklar tersebut tidak boleh menggunakan kunci dan
harus diletakkan dalam kotak besi yang mempunyai panel depan terbuat
dari stainless steel hairline finish dan tutup kaca yang mudah dipecahkan.
Saklar ini harus diberi tulisan yang jelas untuk kedudukan "ON" atau "OFF".
Dengan mendudukan saklar pada posisi "ON", maka Lift akan bekerja
sebagai berikut :
 Semua panggilan lift dan permintalan lantai akan dibatalkan, dan tidak
ada panggilan atau permintaan bare terdaftar.
 Sistem kerja lift akan berubah dari kontrol secara kolektif menjadi tidak
kolektif.
 Tanpa melihat arah geraknya, lift secara otomatis akan bergerak turun
ke lantai dasar, tanpa berhenti di lantai-lantai lain.
 Setelah membuka pintu dilantai dasar dan melepas penumpang-
penumpangnya, lift akan berhenti bekerja.
 Untuk selanjutnya pengoperasian lift tersebut hanya dapat dilakukan dari
dalam kereta dan lift tidak akan melayani panggilan dari luar kereta /
lantai.

9. Data Elevator Penumpang


9.1. Data Lift Penumpang (LP – 01)
 Jumlah : 1 unit

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 190
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

 Fungsi : Penumpang
 Tipe : Passanger Elevator
 Kapasitas : (lihat gambar)
 Kecepatan : 90 m/min
 Penggerak/control : AC – WWF Parmanent Magnetic
Gearless
 Operation : Simplex
 Jumlah Stop/Opening : (lihat gambar)
 Lantai yang dilayani : (lihat gambar)
 Tipe Pintu : Centre Opening Automatic Door (CO)
 Sumber Tenaga (V/Hz) : AC 1 phase, 220/380 V/50 Hz
 Sumber Penerangan (V/Hz) : AC 1 phase, 220 V/50 Hz
 Application Codes : Japanes Industrial Standard (JIS)
 Material Wiring : Japanes Industrial Standard (JIS)
 Kode Lift : LP – 01
9.2. Dimensi yang terkait
 Ukuran Sangkar Lift (mm) : 1400 x 1100 mm
 Ukuran Bukaan Lift (mm) : 800 mm
 Ukuran Hoistway (mm) : 2100 x 1850 mm
 Kedalaman Lift Pit (mm) : 1500 mm
 Tinggi overhead (mm) : 4400 mm
 Ukuran R. mesin Lift (mm) : 7350 x 4500 mm
 Tinggi R. mesin Lift (mm) : 3160 mm

10. Testing (Pengujian)

10.1. Semua pengujian harus disaksikan oleh Pemberi Tugas dan Pengawas.
10.2. Semua peralatan dan tenaga ahli harus disediakan oleh kontraktor untuk
pengujian.
10.3. Pergetesan elevator dilakukan selama 24 jam terus menerus (continous
test) dengan beban sebesar 110 % dari kapasitas
10.4. Semua sistem dan peralatan harus diuji keberhasilan kerjanya.
10.5. Biaya peralatan dan tenaga kerja selama testing termasuk tanggungan
kontraktor, sedangkan biaya pemakaian listrik selama testing akan
ditanggung oleh Pemberi Tugas.
10.6. Masa jaminan seluruh peralatan adalah selama 1 (satu) tahun.

K. PEMASANGAN BIOFIL

1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi pengadaan bahan, peralatan pemasangan, pennyambungan,


pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan, izin-izin, tenaga teknisi dan
tenaga ahli. Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera didalam
gambar dan spesifikasi teknis ini maupun tambahan tambahan lainnya. Sehingga
Biofil siap dioperasikan secara baik. Kapasitas tangki biofil menyesuaikan dengan
gambar kerja/sesuai kebutuhan.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 191
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

2. Persyaratan bahan

- Bahan alam atau secara pabrikasi dari bahan yang tahan korosi
- Tangki biofilter terbuat dari bahan yang kedap air dan tahan korosi,
seperti fiberglass, pasangan bata, beton juga bahan kedap lainya.
- Tangki biofil terdiri dari minimal 3 kompratemen, yang dilengkapi
dengan manhole.
- Filter dan Aksesories yang ada didalam tangki harus sesuai dengan
standar SNI

3. Persyaratan pemasangan

- Pada Saat pemasangan tangki Ipal hasil pabrikasi dilakukan, tangki


harus dalam keadaan kosong
- Bersihkan area dari benda benda yang dapat merusak tangki
- Gunakan tambang plastik dalam penempatan tangki dan
usahakan keadaan tangki tetap simbang pada waktu penurunan
ketempat penempatan.
- Periksa arah sambungan pipa dan pada waktu mendudukan tangki
harus dilakukan secara hatihati
- Jika sudah, Periksa kembali pipa agar benar benar tersambung
dengan baik.

L. PEMASANGAN IPAL

1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi pengadaan bahan, peralatan pemasangan, pennyambungan,


pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan, izin-izin, tenaga teknisi dan
tenaga ahli. Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera didalam
gambar dan spesifikasi teknis ini maupun tambahan tambahan lainnya. Sehingga
Biofil siap dioperasikan secara baik. Kapasitas tangki IPAL menyesuaikan dengan
gambar kerja/sesuai kebutuhan.

2. Persyaratan bahan

- Bahan alam atau secara pabrikasi dari bahan yang tahan korosi
- Tangki biofilter terbuat dari bahan yang kedap air dan tahan korosi,
seperti fiberglass, pasangan bata, beton juga bahan kedap lainya.
- Kompatemen terakhir digunakan untuk menampung air yang akan
dialirkan ke pipa outlet
- Dinding tangki tidak boleh tegak lurus
- Filter dan Aksesories yang ada didalam tangki harus sesuai dengan
standar SNI

3. Persyaratan pemasangan

- Pada Saat pemasangan tangki Ipal hasil pabrikasi dilakukan, tangki


harus dalam keadaan kosong
- Bersihkan area dari benda benda yang dapat merusak tangki

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 192
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

- Gunakan tambang plastik dalam penempatan tangki dan


usahakan keadaan tangki tetap simbang pada waktu penurunan
ketempat penempatan.
- Periksa arah sambungan pipa dan pada waktu mendudukan tangki
harus dilakukan secara hatihati
- Jika sudah, Periksa kembali pipa agar benar benar tersambung
dengan baik.

M. PEKERJAAN DIESEL GENERATOR SET

1. LINGKUP PEKERJAAN UMUM

Meliputi pengadaan bahan, peralatan pemasangan,


pennyambungan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan,
izin-izin, tenaga teknisi dan tenaga ahli. Dalam lingkup ini termasuk seluruh
pekerjaan yang tertera didalam gambar dan spesifikasi teknis ini maupun
tambahan tambahan lainya, sehingga diesel generator set siap
dioperasikan secara baik sebagai sumber listrik utama. Genset yang
ditawarkan harus dalam keadaan baru, dan dibuat serta dirakit di original
country. Diesel dengan alternator ( generator ) harus dilakukan
maufacture original country, bukan pada negara dimana transit
pengiriman ataupun di indonesia. Pekerjaan tersebut terdiri dari
pengadaan, pemasangan dan testing.

2. LINGKUP PEKERJAAN DIESEL GENERATOR SET

a. Pengadaan, Pemasngan dan pengujian lengkap dengan perijinan


diesel generator set

b. Tangki bahan bakar untuk mensuplay beban penuh lengkap dengan


pemipaan, pompa bahan bakar, kontrol pompa, tangki mingguan
yang merupakan bejana berhubungan dengan tangki harian lengkap
dengan valve dan kontrol untuk keperluan pengisian dan
pengecekan volume solar.

c. Filling tank point( tempat pengisan bahan bakar lengkap dengan


pompa )

d. Pengadaan dan pemasangan grille, fan ( kipas ) unutk keperluan


ventilasi ruangan, sehingga temperature ruang genset tidak lebih dari
30 derajat Celcius pada saat diesel genset tidak dioprasikan.

e. Sound attenuator ruangan dari bhan dasar jenis rock wall. Yang dirakit
dengan baik dan rapih sehingga didapatkan sound pressure level
tidak lebih dari 0dB pada jarak 1 meter dari ruang genset

f. floor standing control panel lengkap dengan air circuit breaks, digital
mereting automatic main failure, control, protection, auto dan

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 193
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

manual synchronizing control, auto load transfering dan load sharing,


announciator panel, DC power supply untuk control dan peralatan
batu lainnya.

g. Panel Kontrol untuk engine lengkap dengan peralatan auto starting


dan pengabelannya dan matering.

h. pengadaan bahan bakar solar untuk keperluan pengujian-pengujian


sebelum serah terima pekerjaan, dan bahan bakar solar terisi penuh
pada seluruh tangki bahan bakar pada saat serah terima pekerjaan

i. Sistem pertahanan bagi titik netral dan peralatan yang terbuat dari
metal

j. Pondasi pondasi ringan, penggantung, suppoirt, tangga/railling, bak


kontrol, kabel trench, kabel rak, sparing dan lainlain

k. mengurus izin izin kepada badan yang berwengan untuk


pengoprasian generator set

l. Peralatan lengkap yang direkomendasikan (spare parts and tools)


untuk jangka waktu dua tahun oprasi

m. Testing, Ballancing dan commissioning, lengka dengan bahan bakar


dalam tangki terisi penuh pada saat pekerjaan diesel genset diserah
terimakan pertmana.

N. PEKERJAAN LAIN - LAIN

1). Segala peraturan yang tercantum dalam bestek ini dan gambar-
gambar serta risalah Aanwijzing merupakan lampiran dari kontrak
yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan satu kesatuan, untuk hal
ini Kontraktor dianggap mengerti.
2) Tentang laporan Bill Of Quantity yang diberikan ini hanya ancar-ancar
saja. Kontraktor harus tetap menghitung sendiri apabila dalam
perhitungan perencanaan Bill Of Quantity dirasa kurang, maka
Kontraktor pada saat pengambilan Berita Acara Rapat Penjelasan
dapat mengajukan perubahan volume yang diberikan. Pemborong
harus tetap menghitung sendiri apabila dalam Perhitungan
Perencanaan Bill Of Quantity diperkirakan kurang, maka pemborong
boleh merubah volume yang diberikan menambah atau mengurangi
yang mengikat adalah gambar dan bestek.
3) Peraturan ini sebagai pedoman dari pelaksanaan pembangunan dan
sebagai landasan kontrak. Dengan sendirinya hasilnya akan
tergantung pada pelaksanaannya.
4) Hal - hal lain yang menyangkut pelaksanaan lapangan tetapi belum
disebutkan dalam peraturan ini, akan ditentukan lebih lanjut oleh
Direksi/Pengawas lapangan.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 194
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. SOEKARDJO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOKARDJO TASIKMALAYA

5) Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak


digambarkan atau disebutkan dalam Spesifikasi ini, haru disediakan
oleh Kontrator, sehingga Instalasi dapat bekerja dengan baik dan
dapat dipertanggung jawabkan tanpa tambahan biaya.
6) Kontraktor harus memintakan Ijin-ijin yang mungkin diperlukan untuk
menjalankan Instalasi yang dinyatakan dalam Spesifikasi ini atas
tanggungan sendiri kepada Instansi berwenang yang terkait dengan
pekerjaan ini (PLN, DEPNAKER dll).
7) Harus diperhatikan betul oleh Kontraktor segala pekerjaan angkutan
bahan-bahan, puing-puing bekas pekerjaan dan pembersihan setelah
bangunan selesai.
8) Bagian-bagian yang termasuk dalam pekerjaan ini, yang secara teknis
tidak dapat dipisahkan / diabaikan / dihilangkan, tetapi belum
disebutkan dalam bestek/gambar, tetap harus dilaksanakan Kontraktor
tanpa biaya tambahan hingga sistem yang dilaksanakan tersebut
berfungsi dengan baik.
9) Bila ada hal-hal yang tidak tercantum dalam gambar kerja dan RKS
sehingga meragukan Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan, maka
Kontraktor harus menanyakan kepada Konsultan Pengawas segera
untuk mendapatkan penjelasan dan keputusan.
10) Kontraktor tidak dapat melepaskan diri dari tanggung jawab
pelaksanaan apabila ada hal-hal yang oleh Kontraktor dianggap
meragukan atau tidak jelas, baik dalam gambar maupun dalam RKS.
11) Apabila terdapat perbedaan spesifikasi bahan / material, maka yang
dipakai adalah spesifikasi bahan / material yang tertinggi / terbaik
menurut perencana. Oleh sebab itu Kontraktor diharuskan
menginformasikan perbedaan ini kepada Perencana untuk dimintakan
persetujuan sebelum kontrak kerja ditandatangani. Tidak ada
tambahan biaya akibat perbedaan ini, apabila diketahui setelah
kontrak ditandatangani.
12) Dalam pelaksanaan seluruh sistem harus berjalan dengan baik.
Kelalaian Kontraktor yang mengakibatkan sistem tidak berjalan dengan
baik sepenuhnya menjadi tanggungjawab Kontraktor.

SYARAT TEKNIS DAN IDENTITAS | PT. MARABUNTHA CIPTA LAKSANA Page 195

You might also like