Professional Documents
Culture Documents
Syair Pada Masa Dinasti Umayyah
Syair Pada Masa Dinasti Umayyah
DOSEN PENGAMPU
Disusun oleh:
Kelompok 3
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kasih
sayangnya kepada kita semua dan juga memberikan kesehatan dan kemudahan kepada kami
dalam menulis makalah ini
Tidak lupa pula shalawat beserta salam kami curahkan kepada baginda Nabi Besar
Muhammad Saw, yang telah menyampaikan dan mengajarkan ilmu kepada kita sehingga kita
dapat mengenal siapa pencipta kita semua.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menyampaikan materi tentang “syair pada
masa sinasti umayyah”.Kami mohon maaf jika ada kesalahan dalam makalah ini baik dari segi
isi maupun sistematika, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah dan kesilapan ada pada kita
sendiri.
Dan kami tahu bahwa makalah ini belum sempurna harapan kami mohon saran dan
kritiknya dari dosen maupun teman teman, agar kami bisa membuat makalah ini dengan lebih
baik lagi. Dan kami mohon maaf atas kekurangan dan kesalahan dari makalah.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................3
A. Latar Belakang.........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah....................................................................................................3
C. Tujuan......................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4
A. Kesimpulan..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Syair menurut bahasa berasal dari kata sya’ara/sya’ura yang diartikan mengetahui dan
merasakannya. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dimaknai
sebagai puisi lama yang mengandung bait atas empat barus berakhiran bunyi sama. Ahmad
Hasan Az Zayyat mengenalkan bahwa syair adalah suatu kalimat yang berirama dan
bersajak, yang diungkapkan tentang sebuah karangan yang indah dan juga melukiskan
tentang kejadian yang ada.
Sastra pada masa Dinasti Banî umayyah orientasinya sebagai tindakan reaktif atas
problematika yang muncul di zamannya. Munculnya kelompok-kelompok politik, aliran-
aliran keagamaan, fanatisme kesukuan di masa ini telah menjadi sebab atas kelahiran tema-
tema baru di dalam sastra, di antaranya adalah tema al-siyâsiy (politik), naqâidh (polemik),
dan syi`r al-ghazal (cinta). Dari tema-tema yang muncul tersebut, dapat dilihat bahwa pada
masa ini karya sastra tidak hanya dibuat untuk tujuan personal, melainkan dipergunakan
untuk kepentingan kelompok (sekte) dan kekuasaan dan bahkan karya sastra menjadi
barang komoditas (takassub bi al-syi`r) yang diperjual-belikan, sehingga fungsi yang ada
pun tidak hanya sekedar untuk memberikan kesenangan dan nilai guna, melainkan ada
fungsi-fungsi lain yang hadir mengikuti pola perkembangan sastra pada masa itu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Keadaan sastra pada masa Dinasti Umayyah?
2. Bagaimana bentuk bentuk syair pada masa Dinasti Umayyah?
3. Bagaimana fungsi syair pada masa Dinasti Umayyah?
C. Tujuan
1. Menjelaskan Keadaan sastra pada masa Dinasti Umayyah
2. Menjelaskan bentuk bentuk syair pada masa Dinasti Umayyah
3. Menjelaskan fungsi syair pada masa Dinasti Umayyah
BAB I
Puisi bernuansa politik pertama dibuat oleh Miskin al-Darimi yangdiminta untuk
mengubah dan membacakan di depan publik. Puisi ini saat itu sebagai pengiring
pengangkatan Yazid sebagai khalifah. (Hitti,2006:315) Setelah muncul partai-partai
politik atau golongan-golongan, lahirlah parapenyair yang menyokong partai-partai
dan golongan-golongan tersebut,sehingga terciptalah puisi-puisi bernuansa politik
seperti, Kasidal al-Kumaityang mendukung para ahli bait, Al-Qithry bin al-Fajah
yang mendukungKhawarij dan al-Akhtal yang mendukung Bani Umayyah. Puisi –
puisi yang diciptakan juga akan menjadi alat propaganda politik.Salah satu syair al-
Akhtal yang memuji kemuliaan khalifah dan BanîUmayyah sebagai berikut:
واعفاظ
#
لرخوص
شاوالاح
يل
#
وظعلاحذاور
Apabila di ufuk benar-benar gelap gulitaBagi mereka ada jalan keluar dan tempat
berlindungKesulitan para musuh dapat ditundukkan Jika mereka mampuMereka adalah
manusia yang paling mulia kebijaksanaannya.
Bait di atas diartikan sebagai propaganda oleh golongan lainnya, sehinggapada akhirnya
golongan Khawarij meluncurkan propaganda pembalasanjuga. Seperti syair `Isâ bin fâtik al-
Khatiy yang menghujat Banî Umayyah.
Kalian berdusta dan padahal bukan itu yang kalian yakini
3. Puisi cinta (
Syiir al-Ghazal
)Puisi jenis ini berkembang menjadi seni sastra yang berdiri sendiri danmengkhususkan
qashidah-qashidah. Terdapat dua jeni pusisi model ini, yaitupuisi kebebasan cinta yang tersebar
di daerah perkotaan dan menceritakantentang sifat-sifat tubuh serta petualangan cinta.
Selanjutnya ada puisi cintatentang kesucian (
qashidah ‘udzriyyah
) yang tersebar di daerah pedalaman,puisi ini berbicara tentang kepedihan yang mendalam
karena cinta danperpisahan.Mengenai penyair yang kondang pada masa Bani Umayyah yang
karyanya abadi
yaitu, Abu Farās Ḥamām ibn Ghālib ibn Sha’sha’ah ibn Najiyah ibn ‘Aqqal
ibn
Muhammad ibn Sufyān ibn Majasyi’ ibn Darem alTaimimī al
-
Daramī yang lebih
dikenal dengan nama al-Farazdaq. Dia dikenal dengan nama al-Farazdaq karenabertubuh besar
dan bermuka lebar. Al-Farazdaq salah satu dari tiga penyairBani Umayyah saat itu, yai
tu Jarīr dan al
-Ahthal. Ia lahir dari keluarga aristokrat.Salah satu syair dari beberapa syair dari al-farazdaq
yang menunjukkan bahwadia adalah pengikut sejati
Syi’ah
,
“Dia anak keturunan Fatimah kalau
Anda tidak mengenalnya # Kakeknyamerupakan penutu
p para Nabi”
Kesimpulan
Sastra pada masa Dinasti Banî berbagai perubahan dan modifikasi dari masa
sebelumnya. Perkembangaan sastra di masa ini dilatarbelakangi oleh banyak faktor,
di antaranya adalah semakin luasnya wilayah Islam, berkembangnya opini publik,
dan semakin banyak kelompok-kelompok politik dan aliran keagamaan.
Faktor-faktor ini turut pula mempengaruhi tema-tema sastra yang berkembang di
masa ini. Al-siyâsiy (politik), naqâidh (polemik), dan syi`r al-ghazal (cinta)
merupakan di antara tema yang eksis. Sastra pada masa ini selain menampakkan
wujud yang beragam dan variatif, juga merupakan cerminan dari carut-marutnya
dinasti Banî Umayyah, pergolakan antar aliran-aliran keagamaan dan politik, serta
fanatisme kesukuan yang kembali muncul sehingga menimbulkan perseteruan antar
suku. Sastra pada masa ini memperlihatkan fungsinya yang beragam, mulai dari
penguasa yang mempergunakan sastra sebagai alat propaganda, aliran-aliran politik
dan sekte agama yang menggunakan sastra sebagai pembela keyakinan mereka,
media untuk saling membanggakan suku sendiri dan menghina yang lain sampai
kepada sastra yang dipergunakan sebagai mata pencaharian (komoditi).
Walau demikian, fungsi dasar sastra sebagai alat komunikasi, pelestari kebudayaan,
dan kritik sosial tetap utuh. Sementara isu-isu utama yang berkembang pada masa
ini ikut mengembangkan fungsi sastra mengikuti isu-isu tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Muzakki, Akhmad, Perkembangan Sastra di Era Banî Umayyah, dalam Jurnal LINGUA,
(ISSN: 1693-4725, Vol.1 No.1; 6-2006)
Hafidz Azhar, Sastra Sebagai Komoditas, (http://forumliterasi.com/admin/polemik/sastra-
sebagai-komoditas)
Dadang Ismatullah, MEMBACA FUNGSI SASTRA DINASTI BANÎ UMAYYAH, Alfaz (Vol.2 No.2
[Juli-Desember] 2014 ISSN: 2339-2882)