You are on page 1of 16

KLASIFIKASI DATA

Kategori & Sub kategori


Data Subjektif & Objektif
Kategori Sub kategori
Respirasi
DS :
Sirkulasi DO : - Kulit bayi kuning
-Sclera kuning
-Pasien tampak lemah
Nutrisi dan DS:
Fisiologis Cairan DO: - Pemberian susu formula 20 ml/3 jam
- Terpasang OGT
Eliminasi
Aktivitas Dan
Istirahat
Neurosensori
Reproduksi dan
Seksualitas
Nyeri dan
Kenyamanan
Integritas ego
Psikologis
Pertumbuhan dan DS:
Perkembangan DO: - Berat badan: 1.790 gr, TB: 39 cm, LK:
30 cm
DS :
Kebersihan diri DO : Dibantu bidan/perawat
Penyuluhan dan
Perilaku
pembelajaran
Relasional Interaksi Sosial
Lingkungan Keamanan dan DS:
Proteksi DO :
-Pasien tampak lemah
-Berat badan lahir rendah
-Suhu tubuh 36,4 c

- Hasil bilirubin 17,2 mg/dl


-Leukosit 13.180 mm3
ANALISA DATA

Data Analisa Data Masalah Keperawatan

DS : Peningkatan destruksi Ikterik Neonatus


DO: - Kulit bayi kuning eritrosit(gangguan konjugasi
- Sclera kuning bilirubin/gangguan transport
- Hasil bilirubin 17,2 bilirubin/peningkatan siklus
mg/dl entero hepatik)
menyebabkan pemecahan
bilirubin yang tidak terikat
dengan albumin meningkat
sehingga suplai bilirubin
melebihi kemampuan hepar
dan hepar yang tidak
mampu melakukan
konjungsi sehingga masuk
kembali ke siklus
enterophatik yang
menyebabkan peningkatan
bilirubin unconjuned dalam
darah pengeluaran
mekonuium terlambat
obstruksi usus dan tinja
berwarna pucat, sehingga
dapat menyebabkan ikterik
neonatus

DS: Hiperbilirubin Resiko termogulasi tidak


DO : menyebabkan bayi terlihat efektif
-Pasien tampak lemah berwarna kuning salah satu
-Berat badan lahir rendah penatalaksanaan bayi
-Suhu tubuh 36,9 c dengan hiperbilirubin adalah
dengan dilakukan fototerapi
sebagai modalitas terapi,
modalitas terapi ini
menggunakan sinar
fluorescent yang tinggi
untuk mengobati ikterik
pada bayi jika bayi
ditempatkan disuhu yang
panas dengan waktu yang
lama maka bayi bisa
mengalami hipertermi

DS : Peningkatan paparan Risiko Infeksi


DO : - Berat badan 1.790 gr organisme pathogen di
- Terpasang OGT lingkungan akan berisiko
- Susu formula 20 ml/3 mengalami peningkatan atau
jam terserang organisme yang
3
- Leukosit 13.180 mm membuat leukosit dalam
tubuh menjadi meningkat
dari batas normal.

DIAGNOSA PRIORITAS

1. Ikterik Neonatus berhubungan dengan bilirubuin tak terkonjungsi dalam


sirkulasi darah d.d kadar bilirubuin yang tinggi dalam darah

2. Resiko termogulasi tidak efektif berhubungan dengan efek fototerapi d.d


stimulasi pusat termogulasi hipotalamus

3. Risiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan oranisme


patogen
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Dx Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Rasional

1. Ikterik Neonatus Setelah dilakukan intervensi Fisioterapi Neontaus Fisioterapi Neonatus


dberhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam, Observasi Observasi
bilirubuin tak terkonjungsi maka tingkat resiko cidera 1. Monitor ikterik pada sklera dan kulit 1. Untuk mengetahui warna sklera dan
dalam sirkulasi darah d.d teratasi dengan. bayi warna kulit bayi
kadar bilirubuin yang tinggi Kriteria haisil: 2. Identifikasi kebutuhan cairan sesuai 2. Kebutuhan cairan dihitung
dengan usia gestasi dan berat badan berdasarkan kebutuhan bayi
dalam darah 1. Elastisitas kulit
3. Monitor suhu dan tanda vital setiap 4 3. Untuk mengetagui kemajuan atau
meningkat
jam keberhasilan suatu tindakan
2. Tekstur kulit membaik
4. Monitor efek samping fisioterapi 4. Efek samping fotooterapi dapat
3. Pigmentasi abnomal
Terapeutik menyebabkan dehidrasi
menurun
5. Siapkan lampu fototerapi dan Teraupetik
inkubator atau kotak bayi 5. Unutk menyediakan tempat dilakukan
6. Lepaskan pakaian bayi kecuali popok fototerapi
berikan penutup mata ( eye protector/ 6. Agar cahaya dan proses terapi
Bilibend pada bayi) terpapar langsung pada kulit bayi dan
7. Ukur jarak antara lampu dan melindungi organ sensitif
permukaan kulit bayi (30 cm 7. Untuk menghindari terjadinya cidera
/tertngung spesifikasi lampu foto pada bayi
terapi) 8. untuk proses fisioterapi
8. biarkan tubuh bayi terpapar sinar foto 9. Agar pasien merasa nyaman
terapi secara berkelanjjutan Edukasi
9. Ganti segera alas dan popok bayi jika
bab/bak 10. Untuk menjaga kestabilan kebutuhan
10. gunakan linen berwarna putih cairan bayi
agar memantulkan cahaya sebanyak 11. untuk menghindari terjadinya dehidrasi
mungkin pada bayi
Edukasi Kolaborasi
11.Anjurkan ibu menyusui sekitar 20-30 10. Untuk mengetahui kadar bilirubin
menit dalam tubuh
12.Anjurkan ibu menyusui sesering
mungkin
Kolaborasi
13.Kolaborasi pemeriksaan darah vena
bilirubin direk dan indirek
2 Resiko termogulasi tidak Setelah dilakukan tindakan Regulasi temperatur Observasi
efektif berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam Observasi 1. Untuk mengetahui suhu tubuh
efek fototerapi d.d stimulasi maka, resiko termoglasi tidak 1. Monitor suhu tubuh bayi bayi
pusat termogulasi efektif menurun 2. Monitor suhu tubuh bayi setiap 2 2. Untuk mengetahui suhu tubuh
hipotalamus Kriteria hasil : jam bayi secara intens
1. Tidak terjadi hipertermi 3. Monitor frekuensi pernafasan dan 3. Untuk me ngetahui ttv bayi
2. Suhu tubuh dalam batas nadi 4. Untuk mengetahui tingkat
normal 4. monitor warna dan suhu kulit keberhasilan fisioterapi
3. Turgor kulit baik 5. Monitor tanda dan gejala 5. Untuk mengetahui tanda dan
hipertermi/hipotermi gejalahipertermi
Terapeutik Terapeutik
1. Pasang alat pemantau suhu tubuh 6. untuk memudahkan memantau
kontinu suhu tubuh bayi
2. tingfkatkan asupan cairan dan 7. untuk menjaga kestabila asupan
nutrisi yang adekuat nutrisi bayi
3. Atur suhu inkubator sesuai 8. Memberikan minum bayi agar
kebutuhan tidak terjadi dehidrasi
4. Sesuaikan suhu lingkungan sesuai Edukasi.
dengan kebutuhan bayi 9. untuk memmudahkan cara untuk
Edukasi mencegah hipertermi/ hipotermi
1. Jelaskan cara mencegah Kolaborasi
hipertermi/ hipotermi 10. Mencegah terjadinya dehidrasi
2. Demontrasikan tehnik/metode
kangguru
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena jika perlu
3. Risiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi Pencegahan Infeksi
dengan peningkatan keperawatan selama 2x24 jam Observasi Observasi
paparan oranisme patogen maka, tingkat resiko infeksi 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local 1. Untuk mengetahui penyebab
menurun dan sistemik terjadinya infeksi
Kriteria hasil : 2. Batasi jumlah pengunjung 2. Mengurangi penyebaran
1. Kebersihan tangan 3. Berikan perawatn kulit pada area mikroorganisme
meningkat abdomen 3. Mencegah kulit kemerahan dan
2. kebersihan badan 4. Cuci tangan sebelum dan sesudah iritasi
meningkat kontak dengan pasien dan lingkungan 4. Mencuci tangan sebelum dan
3. kadar sel darah putih pasien sesudah tindakan menjadi
membaik 5. Pertahankan teknik aseptic pada pengangan dalam ketahanan
pasien berisiko tinggi terhadap penyakit
5. Mempertahankan teknik aseptic
dalam melakukan tindakan dapat
Terapeutik mencegah terjadinya risiko yang
6. Jelaskan tanda dan gejala infeksi berat
7. Ajarkan cara mencuci tangan dengan Terapeutik
benar 6. Agar pasien dan keluarga mengrti
8. Ajarkan etika batuk dan memahami tentang proses
9. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka penyakit dan infeksi yang bisa
atau operasi terjadi
Edukasi 7. Cara mencuci tangan yang tepat
10.Anjurkan meningkatkan asupan menjadi kunci efektivitas dalam
nutrisi mengurangi tingkat penyebaran
11.Anjurkan meningkatkan asupan cairan virus
Kolaborasi 8. Etika batuk yang bener dapat
12.Kolaborasi pemberian imuninasi, jika memutuskan penyebaran virus
perlu 9. Luka yang terjadi
Edukasi
10. Peningkatan asupan nutrisi dapat
menimbulkan kekabalan terhadap
tubuh dalam melawan pathogen
11. Asupan cairan yang cukup dalam
tubuh menjadi pertahanan dalam
melawan pathogen
Kolaborasi
12. Imunisasi dapat membuat sistem
kekebalan tubuh meningkat dan
dapat melawan mikroorgamisme
IMPLEMENTASI

Hari/Tgl No. Dx Implementasi & Respon Evaluasi


Keperawatan

Jam 08.10 S:-


1. Monitor ikterik pada sklera dan kulit bayi O:
Respon: Sclera mata pasien agak kuning dan kulit - Kulit bayi masih kuning
pasien kuning sampai pada batas - Hasil bilirubin 17,2
pergelangan kaki mg/dl
Jam 09.00 - Sklera masih agak
Selasa, 04 1. Identifikasi kebutuhan cairan sesuai dengan usia kuning
Oktober, gestasi dan berat badan : Input cairan pada pasien - Pasien tidak rewel
2022 1.
adalah oral (susu formulah 20 ml/3 jam sehari, - Suhu 36,6 oC, RR 48
Output cairan BAB kurang lebih 100 ml/hari, BAK x/m, HR 136 x/m
kurang lebih 240 ml/hari - Input cairan pada pasien
Jam 09.02 adalah oral (susu
1. Memonitor suhu dan tanda vitl setiap 4 jam sekali formulah 20 ml/3 jam
Respon: Suhu 36,9 oC, RR 48 x/m, HR 136 x/m sehari. Output cairan
Jam 09.20 BAB kurang lebih 100
2. Melepaskan pakaian bayi kecuali popok ml/hari, BAK kurang
Respon: Selama dilakukan fototerapi pasien jarang lebih 240 ml/hari.
rewel, pasien rewel hanya ketika popoknya - Bilirubin direct 1.6
basah mg/dl, bilirubin indirect
Jam 09.23 15.6 mg/dl
3. Memberikan penutup mata - Tidak ada tanda resiko
Respon: Pasien kooperatif cidera
Jam 09.24 A : Masalah belum teratasi
4. Mengganti segera alas dan popok bayi ketika BAK P: Lanjutkan intervensi
Respon: Pasien rewel karena popoknya basah. 1. Monitor ikterik pada
Jam 09.24 sclera dan kulit bayi
biarkan tubuh bayi terpapar sinar foto terapi secara 2. Monitor suhu dan tanda
berkelanjjutan vital setiap 4 jam sekali
Respon : Pasien terkadang rewel di dalam ikubator 3. Monitor balance cairan
Jam 11.15 4. Melepaskan pakaian
5. Mengkolaborasi pemeriksaan darah vena bilirubin bayi kecuali popok
direk dan indirek 5. Brikan penutup mata
Respon: Bilirubin direct 1.6 mg/dl, bilirubin indirect
15.6 mg/dl

Selasa, 04 2 jam 11.16 S:


oktober 1. Memonitor suhu tubuh bayi - kulit bayi masih agak
2022 Respon : Suhu 36,9 oC, kuning
2. Monitor frekuensi pernafasan dan nadi - Suhu tubuh 36,6 C
Respon : Suhu 36,6 oC, RR 48 x/m, HR 136 x/m - Pasien tidak rewel
3. monitor warna dan suhu kulit A :Masalah teratasi
Respon : Warna kulit agak kuning suhu tubuh teras P : Pertahankan Intervensi
-Monitor suhu tubuh bayi
hangat
setiap 2 jam
4. Monitor tanda dan gejala hipertermi/hipotermi -Monitor frekuensi pernafasan
Respon : Suhu tubuh 36,6 oC dan nadi
Jam 11.20 - Monitor tanda dan gejala
Respon : bayi tampak nyaman hipertermi/hipotermi
Jam 11.30 - Pasang alat pemantau suhu
1. Pasang alat pemantau suhu tubuh kontinu tubuh kontinu
Respon : Pasien koperatif
Jam11. 35
2. tingfkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
Respon : Susu formulah 20 ml/3 jam
Jam 11.36 S:
1. Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik O:
Respon: Infeksi bisa terjadi dari kadar bilirubin yang - Kulit bayi masih
berlebih dalam darah kuning ketika ditekan
Jam 12.00 hingga pada batas
2. Membatasi jumlah pengunjung pergelangan kaki
Selasa, 04 3 Respon: Hanya orang tua pasien saja yang dating - Berat badan menurun
Oktober, berkunjung dari 1.900 gr menjadi
2022 Jam 13.30 1.790 gr
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan - Leukosit 13.180 mm3
pasien - Sklera masih agak
Respon: Perawat melakukan 6 langka mencuci kuning
tangan menggunakan sabun dan air - Perawat melakukan 6
mengalir selama 60 detik langka mencuci tangan
menggunakan sabun
dan air mengalir
selama 60 detik
- Pasien kooperatif
- Pasien tidak rewel
- Suhu 36,9 oC, RR 48
x/m, HR 136 x/m
- Pasien terpasang OGT
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan Inte
rvensi
1. Batasi jumlah
pengunjung
2. Cuci tangan sebelum
dan sesudah kontak
dengan pasien
Pertahankan teknik aseptic
pada pasien berisiko tinggi
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/Tgl No. Dx Implementasi & Respon Evaluasi Paraf


Keperawatan

Jam 20.30 S:-


1. Monitor ikterik pada sklera dan kulit bayi O:
Respon: Sklera dan kukit sudah mulai - Berat badan pasien naik
memutih kembali
menjadi 1.900 gr
Jam 21.00
1. Memonitor suhu dan tanda vital setiap 4 jam - Sklera sudah mulai memutih
sekali kembali
Respon: Suhu 36,5 oC, RR 44 x/menit, HR - Pasien tidak rewel
140 x/menit - Suhu 36,5 oC, RR 44
Rabu, 05 1. Jam 22.00 x/menit, HR 140 x/menit
2. Memonitor balance cairan A : Ikterik neonatus teratasi
Oktober,
Respon: Input cairan pada pasien adalah oral
2022 P : Intervensi dihentikan (Discharge
(susu formula 20 ml/3 jam sehari
ditambah ASI ≥45 ml Planning)
Pasien pulang

Rabu 05 2 jam 22.16 S:


oktober 1. Memonitor suhu tubuh bayi O:
2022 Respon : Suhu 36,9 oC, - Berat badan pasien naik
Jam 22. 17
menjadi 1.900 gr
1. Monitor frekuensi pernafasan dan nadi
- Sklera sudah mulai memutih
Respon : RR 48 x/m, HR 136 x/m
kembali
Jam 22. 20 - Pasien tidak rewel
2. monitor warna dan suhu kulit - Suhu 36,5 oC, RR 44
Respon : Warna kulit agak kemerahan x/menit, HR 140 x/menit
(Pink) A : resiko hipertermi teratasi
Jam 22.25 P : Intervensi dihentikan (Discharge
3. Monitor tanda dan gejala Planning)
hipertermi/hipotermi Pasien pulang
Respon : Suhu tubuh 36,5 oC
Jam 23. 30
1. tingfkatkan asupan cairan dan nutrisi yang
adekuat
Respon : Susu formulah 20 ml/3 jamr
Jam 20.30 S:
1. Membatasi jumlah pengunjung O:
Rabu, 05 3 Respon: Hanya orangtua pasien yang dating - Berat badan pasien naik
Oktober, berkunjung menjadi 1.900 gr
2022 Jam 20.31 - Sklera sudah mulai memutih
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak kembali
dengan pasien - Perawat melakukan 6 langka
Respon: Perawat melakukan 6 langka mencuci tangan
mencuci tangan menggunakan menggunakan sabun dan air
sabun dan air mengalir selama 60 mengalir selama 60 detik
detik - Perawat selalu mencuci
Jam 00.00 tangan sebelum dan sesudah
3. Mempertahankan teknik aseptic pada pasien bersentuhan dengan pasien
berisiko tinggi dan memakai APD
Respon: Perawat selalu mencuci tangan - Pasien tidak rewel
sebelum dan sesudah bersentuhan - Suhu 36,8 oC, RR 44
dengan pasien dan memakai APD x/menit, HR 140 x/menit
A: Masalah Risiko infeksi teratasi
P: Intervensi dihentikan (Discharge
Planning)
Pasien pulang

You might also like