You are on page 1of 11

MODUL RESUSITASI NEONATUS

MODUL V.6
BLOK V.6

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS
TAHUN AJARAN 2020/2021
LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

RESUSITASI NEONATUS

A. TINGKATAN PENCAPAIAN KOMPETENSI BERDASARKAN SKDI 2016


N KETRAMPILAN TINGKAT KETRAMPILAN
O
1. Resusitasi Neonatus 4A
2. Kompresi Dada 4A

B. PENGANTAR TEORI
1. Nama Blok Terkait
 Blok 2.3. Basic Sciences of Continuity & Life Cycle
 Blok 4.3. Development & Reproductive Systems Disorder

2. Contoh Aplikasi Keterampilan Klinis dalam Praktik Klinis Dokter Layanan Primer
Sebagai Dokter layanan primer keterampilan klinis resusitasi neonatus sampai
dengan kompresi dada dilakukan saat mendapatkan rujukan bayi baru lahir dengan
asfiksia.

3. Landasan Teori dan Rasional Teknis Pelaksanaan Keterampilan Klinis


Bayi baru lahir memerlukan adaptasi untuk dapat bertahan hidup diluar rahim,
terutama pada menit-menit pertama kehidupannya. Bila didalam rahim kebutuhan nutrisi
dan terutama oksigen dipenuhi seluruhnya oleh ibu melalui sirkulasi uteroplasenter, saat
lahir dan tali pusat dipotong, bayi baru lahir harus segera melakukan adaptasi terhadap
keadaan ini yaitu harus mendapatkan atau memproduksi oksigennya sendiri. Sebagian
besar (kurang lebih 80%) bayi baru lahir dapat bernafas spontan, sisanya mengalami
kegagalan bernafas karena berbagai sebab. Keadaan inilah yang disebut asfiksia
neonatorum. Pertolongan untuk bayi ini disebut resusitasi.
Tujuan dari resusitasi ialah memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian oksigen dan
curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen ke otak, janatung dan alat vital
lainnya. Asfiksia sendiri didefinisikan sebagai gagal nafas secara spontan dan teratur pada
saat lahir atau beberapa saat sesudah lahir. Kata asfiksia juga dapat memberi gambaran
atau arti kejadian di dalam tubuh bayi berupa hipoksia progresif, penimbunan CO2
(hiperkarbia) dan asidosis. Penyebab asfiksia neonatorum dapat digolongkan ke dalam 3
faktor : faktor ibu, faktor janin, dan faktor plasenta.
Apapun penyebab yang melatarbelakangi asfiksia, segera setelah penjepitan tali
pusat menghentikan penyaluran oksigen dari plasenta, bayi akan mengalami depresi dan
tidak mampu untuk memulai pernafasan spontan yang memadai dan akan mengalami
hipoksia yang berat dan secara progresif akan menjadi asfiksia. Bila bayi mengalami
keadaan ini untuk pertama kalinya (apneu primer/gasping primer), berarti ia mengalami
kekurangan oksigen, maka akan terjadi pernafasan cepat dalam periode yang singkat. Bila
segera diberikan pertolongan dengan pemberian oksigen, biasanya dapat segera
merangsang pernafasan spontan. Bila tidak diberi pertolongan yang adekuat, maka bayi
akan mengalami gasping sekunder/apneu sekunder dengan tanda dan gejala yang lebih
berat. Pertolongan dengan resusitasi aktif dengan pemberian oksigen dan nafas buatan
harus segera dimulai. Dalam penangan asfiksia neonatorum, setiap apneu yang dilihat
pertama kali harus dianggap sebagai apneu sekunder.
Perubahan biokimiawi yang terjadi dalam tubuh bayi asfiksia, dengan penilaian
analisa gas darah akan didapatkan hasil pada saat kejadian akan terjadi metabolisme
aerob, hipoksia (paO2 < 50 mmHg), hiperkarbia (paCO2 > 55 mmHg) dan asidosis (PH < 7,2).

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 2


LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

Bila tidak segera dilakukan resusitasi akan berlanjut menjadi metabolisme anaerob dengan
hasil akhir terbentuk dan tertimbunnya asam laktat dalam darah dan jaringan tubuh bayi
yang akan berakibat kerusakan sel dan jaringan yang berujung pada kegagalan fungsi organ
dan kematian.
Diagnosis asfiksia dapat ditegakkan melalui :
a. Dengan mengamati 3 variabel yaitu : usaha nafas, denyut jantung dan warna kulit.
Bila bayi tidak bernafas atau nafas megap-megap, denyut jantung turun, dan kulit
sianosis atau pucat, maka secara klinis dapat ditegakkan diagnosis asfiksia
neonatorum
b. Dengan pemeriksaan analisa gas darah
c. Dengan skor apgar dan skor situgna

APGAR SCORE
Skor
Gejala/Tanda
0 1 2

Denyut 0 < 100x/mnt > 100x/mnt


Jantung

Usaha Nafas Tidak ada Megap-megap Menangis

Tonus Otot Lemas Fleksi sebagian Fleksi penuh, aktif

Peka Rangsang Tidak ada respons Menyeringai Menangis

Warna Kulit Pucat Biru Merah Jambu

Cara menghitung :
Setelah bayi lahir pada pengamatan berturut-turut menit I, V, dan X diamati dan dihitung
jumlah skor APGAR. Normal skor 10, dikatakan asfiksia jika diperoleh skor menit V adalah
3-6. Skor Situgna lebih sederhana karena hanya menggunakan 2 variabel yaitu usaha nafas
dan denyut jantung.
Persiapan sebelum melakukan resusitasi neonatus : persiapan keluarga /pasien,
persiapan tim penolong, dan persiapan alat. Persiapan keluarga (antenatal) riwayat
kehamilan ibu, riwayat penyulit misal hipertensi, DM, hipotiroid, infeksi dan riwayat obat
serta USG. Penting diketahui oleh penolong usia kehamilan, jumlah janin tunggal atau
kembar, high risk, ketuban, kelainan kongenital, dan denyut jantung janin. Persiapan tim
terdiri dari 3 orang atau minimal 2 orang. Salah seorang sebagai leader yang dapat
melakukan intubasi bertanggung jawab Airway (jalan napas) dan Breathing
(pernapasan). Sementara orang kedua bertanggung jawab Circulation orang ketiga Drug
Equipment Evaluation (Skor APGAR).

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 3


LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

ALGORITMA RESUSITASI NEONATUS 2015

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 4


LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

NO PENUNTUN BELAJAR

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 5


LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

A. PERSIAPAN
1. Mengantisipasi resiko bayi baru lahir yang membutuhkan resusitasi :
- Faktor ante partum Ibu ( hipertensi, DM, Hipertiroid)
- Faktor Bayi ( usia gestasi, jumlah janin, kelainan bawaan)
2. Terangkan prosedur standart sesuai aturan Rumah Sakit atau pelayanan kesehatan setempat:
- cuci tangan
- Pelindung petugas yang sesuai (contoh: masker, sarung tangan)
3. Petugas: paling sedikit ada dua petugas yang bertanggung jawab terhadap bayi dan mampu melakukan
intubasi, resusitasi yang benar dan lengkap.
4. Jaga kehangatan
- Alat pemancar panas diaktifkan sebelum bayi lahir
- Linen atau kain 3 kain yang bersih, kering dan hangat
5. Posisi bayi :
- Bahu diberi kain pengganjal
6. Membuka jalan napas (jika perlu)
Alat penghisap lendir
- Penghisap lendir balon-kaca
- Penghisap mekanis (mungkin dengan simulasi)
- Kateter penghisap, ukuran 5F, 6F, 8F, 10F, 12F
- Pipa lambung, ukuran 8F dan semprit 20 ml
7. Alat pengatur aliran atau flowmeter (mungkin simulasi)
Cara memberikan oksigen aliran bebas :
- Sungkup oksigen bayi
- Pipa oksigen
- Balon
8. Balon dan sungkup
- Sumber oksigen dengan alat pengatur aliran (5-10 L/min) dan pipa oksigen
- Sungkup wajah: ukuran untuk bayi cukup bulan dan kurang bulan (dengan bantalan)
- Balon yang tidak mengembang sendiri (flow-inflating bag) dengan manometer pengukur tekanan
(mungkin dengan simulasi)
- Balon yang mengembang sendiri. Balon (240 ml) dengan katup pelepas tekanan, reservoir
oksigen.
9. Peralatan intubasi
- Laringoskop dengan lidah lurus no. 0 (bayi kurang bulan) dan no. 1 (bayi cukup bulan)
- Lampu cadangan dengan baterai untuk laringoskop
- Pipa endotrakeal (ET) no. 2,5; 3,0; 3,4; 4,0
- Stilet (bila tersedia)
- Plester atau alat fiksasi pipa ET
- Sungkup laring (bila tersedia)
- Alat pendeteksi CO2 (bila tersedia)

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 6


LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

Daftar Pustaka

1) American Academy of Pediatrics and American Heart Association. Textbook of Neonatal


Resusciation. 7th ed. 2015
2) WHO Final draft, 2002. Management of Newborn Problems. Guide for Doctors, midwifes and
nurses
3) International Guidelines for Neonatal Resusciation : An Except from The Guidelines 2000 for
Cardiopulmonary Resusciation and Emergency Cardiovascular Care : International Consensus on
Science Pediatric. 2000; 106 (3)
4) Miswell TE., Gannon CM; Jacob J., Goldsmith L., Szyld E., Weiss KK., Scutzman, Filipov P., Kurlat
I., Caballero CL., Abassi S., Sprague D, Oltorf C and Padula M. Delivery room Management of the
Apparantly Vigorous Meconium – Stained Neonate : Result of the Multicenter, International
Collaborative Trial. Pediatrics 2000; 105: 1-7
5) Van de Bor M. Management of preterm babies in Nutricia Scientific Workshop. Vol 1. 2001
6) Chair I, Handayani S. Buku Panduan Resusitasi Neonatus, Perinasia, Edisi Bahasa Indonesia.
2002

C. CONTOH SOAL/INSTRUKSI
Anda sedang bertugas jaga di IGD, saat itu Anda dikabari oleh bidan jaga VK IGD bahwa ada
seorang ibu G1P0A0, 25 tahun, usia gestasi 38 minggu, bayi tunggal dengan perkiraan berat janin
3000g hendak melahirkan. Dikatakan bahwa pembukaan jalan lahir telah lengkap.
Lakukan tata cara resusitasi neonatus pada kasus tersebut !
Catatan: Saat lahir bayi tidak menangis, air ketuban jernih dengan jumlah cukup, tonus otot
lemah.

D. DURASI PELAKSANAAN
Durasi pelaksanaan skill lab pemeriksaan fisik anak fisiologis adalah 100 menit untuk 10
mahasiswa/kelompok.

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 7


LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

E. DAFTAR TILIK (CHECKLIST)


JUDUL MODUL Resusitasi Neonatus
KODE MODUL V.6

BOBOT SKOR BOBOT X SKOR BOBOT X SKOR


NO. LANGKAH
(0-2) 0/1/2 MAKSIMAL DIDAPAT
Melakukan konseling antenatal,
mempersiapkan alat – alat yang
1 diperlukan dan pembagian tim 1
Melakukan cuci tangan sesuai standar
2 WHO 2
Menilai dan menjawab 2 pertanyaan :
- Apakah bayi bernapas dan menangis?
3 - Apakah tonus ototnya baik? 2
Melakukan RESUSITASI :
1. Menjaga kehangatan
2. Memposisikan bayi dan membuka
jalan nafas
3. Mengeringkan, merangsang dan
reposisi
4 4. Memberikan Oksigen (jika perlu) 2
Melakukan Evaluasi Resusitasi
1. Usaha napas
2. Frekuensi denyut jantung
5 2
VENTILASI
1. Memilih ukuran sungkup yang sesuai
2. Memposisikan bayi
3. Posisi penolong berada di samping
atau kepala bayi
4. Memegang dan memposisikan balon
& sungkup dengan benar
6 5. Melakukan ventilasi dengan benar 2
Melakukan Evaluasi Ventilasi
1. Usaha napas
2. Frekuensi denyut jantung
7 2
KOMPRESI DADA
1. Lokasi kompresi dada
2. Teknik kompresi dada
3. Dalamnya tekanan kompresi dada
8 4. Kecepatan kompresi dada 2
Melakukan Evaluasi Kompresi Dada
1. Usaha napas
2. Frekuensi denyut jantung
9 2
Menetukan kapan menghentikan
resusitasi lalu merujuk ke fasilitas yang
lebih lengkap
Berhasil : Usaha nafas Spontan, Denyut
jantung > 100,warna kulit kemerahn
Gagal : tidak ada usaha nafas,Denyut
jantung tidak ada,warna kulit sianosis
10 (sudah diberi bantuan selama 15 menit ) 2

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 8


LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

Keterangan terkait skor


0 tidak melakukan sama sekali
melakukan tidak secara lege artis, atau
1 hanya menyampaikan, tidak melakukan, atau
langkah terlewati dan mahasiswa menyadari/menyampaikan, “Seharusnya tadi dilakukan saat...”
(Ini hanya berlaku untuk langkah yang bisa dilewati tanpa menimbulkan dampak berbahaya bagi
pasien)
2 mampu melakukan dengan lege artis

F. PENJELASAN TEKNIS LATIHAN BERDASARKAN DAFTAR TILIK


1. Teknis Pelaksanaan Tiap Nomor dalam Daftar Tilik
2. Kesalahan Umum hitungan saat melakukan pemompaan

G. SARANA PRASARANA PENDUKUNG


1. Setting Ruang

2. Manekin
o Bayi yang dada bisa terlihat naik turun 1
o Fotokopi algoritma alur resusitasi neonatus 2015
3. Alat Medis
a. Laringoskop dengan baterai dan lampu cadangan
b. Daun laringoskop yang lurus : no. 1 (untuk bayi cukup bulan), no. 0 (untuk bayi kurang
bulan)
c. Pipa ET no : 2.5, 3.0, 3.5, 4.0
d. Stilet
e. Kateter penghisap no. 10 atau lebih besar
f. Kain 3 buah
g. Sungkup oksigen
h. Ambubag(balon tidak mengembang sendiri)
i. Penghisap lendir balon-kaca
j. Penghisap mekanis
k. Pipa lambung, ukuran 8F dan semprit 20 ml
l. Penghisap mekonium
m. Stetoskop
n. Handscoen steril
o. Plester

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 9


LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

p. Gunting
q. Pipa Oksigen
r. Balon resusitasi dengan sungkup
s. Obat-obatan resusitasi

4. Bahan Habis Pakai


o Hanscrub
o hanscoon
o tissue

5. Sarana Pendukung Lain


o tempat sampah
o tissue

H. SUMBER BELAJAR TERTULIS


o American Academy of Pediatrics and American Heart Association. Textbook of Neonatal
Resusciation. 7th ed. 2015
o Update Resusitasi Neonatus 2017 UKK Neonatologi IDAI

I. SUMBER BELAJAR AUDIOVISUAL

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 10


LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS

DAFTAR PENYUSUN

Penulis modul
dr. Ariadne Tiara Hapsari, M.Si.Med., SpA
dr. Falah Faniyah
Editor modul dalam workshop : dr. Ika Murti Harini M.Sc

Beserta semua pihak yang berperan selama proses penyusunan modul ini.

FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN | 11

You might also like